1 BAB 1 PENDAHULUAN Obat yang masuk ke dalam tubuh secara

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
Obat yang masuk ke dalam tubuh secara tidak langsung dapat
menyebabkan terjadinya interaksi suatu zat dengan tubuh baik secara
kimiawi maupun fisik, yang dapat berakibat timbulnya efek yang
diharapkan atau efek terapi, atau malah berakibat timbulnya efek yang tidak
diharapkan (efek samping atau reaksi hipersensitivitas atau efek toksik).
Suatu zat bisa menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh tergantung dosis
dan takaran pemakaian dari zat tersebut. Efek toksik yang timbul dapat
berupa gangguan fungsi biologis, biokimiawi atau perubahan sel, jaringan,
organ, atau tubuh suatu organisme.
Di zaman yang modern ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang dengan pesat. Dalam beberapa tahun ini, bermunculan banyak
penelitian dan pengembangan dalam segala bidang termasuk bidang farmasi.
Berbagai penelitian dan penemuan obat senyawa sintesis baru dilakukan.
Salah satunya adalah penelitian dan pengembangan terhadap asam salisilat.
Asam salisilat
digunakan dalam terapi analgetika-antipiretika dan
antirematik, tetapi penggunaannya tidak bisa secara oral karena terlalu
toksik. Modifikasi struktur asam salisilat menjadi senyawa turunannya
bertujuan agar penggunaannya dapat dilakukan peroral dan tidak
menimbulkan efek toksik. Salah satu contoh senyawa turunannya adalah
asam asetilsalisilat atau yang lebih dikenal dengan asetosal, merupakan
ester salisilat yang dibuat dari asam organik dengan substitusi pada gugus
hidrosil. Senyawa turunan asam salisilat juga memiliki efek analgesikantipiretik dan antirematik, sehingga umumnya digunakan untuk mengurang
rasa sakit pada nyeri kepala, sakit otot, dan sakit yang berhubungan dengan
1
2
rematik. Namun turunan asam salisilat masih menimbulkan efek samping
iritasi lambung. Iritasi lambung yang akut kemungkinan berhubngan dengan
gugus
karboksilat
kemungkinan
yang
bersifat
disebabkan
asam,
adanya
sedangkan
penghambatan
iritasi
kronik
pembentukan
prostaglandin E1 dan E2, sehingga terjadi peningkatan sekresi asam lambung
dan vasokontriksi mukosa lambung, yang menyebabkan nekrosis iskemik
dan kerusakan mukosa lambung.
Asam-(3-klorometil)benzoil salisilat dan asam-(4-klorometil)benzoil
salisilat merupakan senyawa hasil modifikasi struktur asam salisilat yang
direaksikan dengan senyawa asam benzoil klorida melalui reaksi asilasi
Schotten-Baumann. Dalam penelitian sebelumnya dilakukan sintesis
terhadap kedua senyawa ini dan dilakukan pengujian aktivitas analgesiknya
terhadap mencit (Mus musculus). Hasil penelitian menunjukkan kedua
senyawa ini memiliki aktivitas analgesik yang lebih baik daripada asetosal.
Senyawa asetosal memiliki Effective Dose 50 (ED50) sebesar 20,83
mg/kgBB, sedangkan senyawa asam-(3-klorometil)benzoil salisilat serta
asam-(4-klorometil)benzoil salisilat masing-masing memiliki ED50 sebesar
14,05 mg/kgBB dan 11,31 mg/kgBB (Pratiwi, 2009; Raniya, 2009). Namun
kajian data Lethal Dose 50 (LD50) dari kedua senyawa ini belum dilaporkan.
Dalam penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut dari kedua senyawa
tersebut untuk mendeteksi efek toksik akut dan menentukan LD50 guna
mengetahui keamanan senyawa yang akan digunakan manusia dengan
menentukan besarnya dosis yang menyebabkan kematian 50% pada hewan
uji setelah pemberian dosis tunggal.
Pengujian toksisitas akut ini dilakukan dengan menggunakan mencit
jantan dan betina sebagai hewan percobaan yang diberikan takaran dosis
tunggal oral sediaan uji. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengaruh
3
terhadap perilaku, bobot badan, cara kematian, serta kerusakan organ yang
ditimbulkan.
Dari paparan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pemberian dosis besar dari senyawa asam-(3klorometil)benzoilsalisilat dan asam-(4-klorometil)benzoilsalisilat
terhadap gejala-gejala toksisitas akut pada perilaku, bobot badan, dan
kerusakan organ mencit?
2. Berapa harga LD50 dari senyawa asam-(3-klorometil)benzoilsalisilat
dan asam-(4-klorometil)benzoilsalisilat?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui pengaruh pemberian dosis besar dari senyawa asam-(3klorometil)benzoilsalisilat dan asam-(4-klorometil)benzoilsalisilat
terhadap gejala-gejala toksisitas akut pada perilaku, bobot badan, dan
kerusakan organ mencit.
2.
Mengetahui
harga
LD50
dari
senyawa
asam-(3-
klorometil)benzoilsalisilat dan asam-(4-klorometil)benzoilsalisilat.
Hipotesis
dari
penelitian
ini
adalah
senyawa
asam-(3-
klorometil)benzoilsalisilat dan asam-(4-klorometil)benzoilsalisilat memiliki
toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan asetosal.
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah adanya
pengembangan ilmu kefarmasian dengan penemuan senyawa baru yang
memiliki efek farmakologi dan aman digunakan oleh masyarakat.
Download