4 Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK 2.1 Pengenalan Saham Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEJ yaitu JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification) : • Pertanian • Pertambangan • Industri dasar dan kimia • Aneka industri • Industri barang konsumsi • Properti dan real estate • Infrastruktur, utilitas dan transportasi • Keuangan • Perdagangan, jasa dan investasi Setiap sektor diatas terdiri atas sejumlah sub-sektor. Contoh sektor Industri dasar dan kimia terdiri atas subkategori semen, keramik, kaca, porselen, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu dan pengolahannya, pulp dan kertas. Masing-masing sektor dan sub-sektor tersebut mempunyai kekhususan tertentu. Dalam setiap sub-sektor terdiri atas satu atau lebih perusahaan sejenis, 5 Contoh : Sub-sektor semen terdiri atas : • INTP ( Indocement Tunggal Prakasa Tbk) • SMCB ( Holcim Indonesia Tbk ) • SMGR ( Semen Gresik Persero Tbk ) Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung risiko dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi jelek, mereka tidak menerima dividen. Dan sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh dividen yang lebih besar bahkan saham bonus. Pemegang saham biasa ini mempunyai hak suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan ikut menentukan kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen. Selain saham biasa kita juga mengenal saham preferen. Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. Pemegang saham preferen akan memperoleh hak untuk memperoleh dividen yang tetap (fixed rate) setiap tahunnya. Jika perusahaan pada suatu tahun tidak mampu membagikan dividen, hak dividen pemegang saham preferen akan diakumulasikan. Bila perusahaan jatuh bangkrut dan dilikuidasi, pemegang saham preferen akan mendapatkan pembayaran dari sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. 6 Sebagai imbal balik dari hal diatas, biasanya pemegang saham preferen memiliki hak suara yang terbatas atau dikurangi. Contohnya, tidak memiliki hak suara dalam RUPS atau menentukan kebijakan perusahaan. Perusahaan mempunyai berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya berupa laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berupa penyertaan dalam bentuk saham atau hutang dari kreditur atau dengan penerbitan obligasi. Di Indonesia istilah ini dikenal dengan perusahaan terbuka (Tbk). Suatu perusahaan untuk dapat go-public perlu memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan diantaranya : • Pernyataan pendaftaran emisi yang telah dinyatakan efektif oleh Bapepam. • Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir. • Minimal jumlah saham yang dicatatkan 1 juta saham. • Jumlah pemegang saham minimal 200 permodal (1 pemodal memiliki sekurang - kurangnnya 500 saham). • Telah berdiri dan beroperasi sekurang - kurangnya tiga tahun. • Secara akuntansi telah mencatat laba / rugi operasional. • Secara ekonomis telah memperoleh pendapatan / biaya yang berhubungan dengan operasi pokok. • Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik. 7 Saham perusahaan terbuka ini di perdagangkan dibursa saham ( pasar sekunder ) atau disebut bursa efek. Penjualan saham kemasyarakat pada awalnya melalui proses penawaran saham (pasar perdana) atau sering di sebut IPO (Initial Public Offering). “High risk high return” istilah ini sering kita dengar dalam dunia investasi saham. Memang bila dibandingkan dengan deposito risiko saham jauh lebih tinggi, namun saham juga memiliki potensi keuntungan yang lebih besar. Sebelum melihat potensi keuntungannya ada baiknya kita lihat terlebih dahulu faktor risiko dalam investasi saham. Dalam dunia investasi dikenal dua jenis risiko, yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko tidak systematic (unsystematic risk). Risiko sistematik mengacu pada risiko pasar yaitu ketidak pastian hasil perolehan investasi yang dipengaruhi faktor inflasi, pertumbuhan ekonomi, perubahan tingkat suku bunga, dan kondisi sosial politik. Risiko sistematik ini mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan. Contoh, risiko sistematik terjadi pada saat kondisi perekonomian terkena resesi atau faktor keamanan terganggu, pada keadaan ini bisa saja sejumlah saham yang secara fundamental kondisinya baik, namun harganya turun drastis. Sedangkan risiko tidak sistematik mengacu pada risiko yang unik pada setiap perusahaan. Contohnya, mogok kerja yang terjadi disuatu perusahaan selama jangka waktu tertentu akan mengurangi atau menghentikan proses produksi perusahaan tersebut. Hal ini akan menyebabkan berkurangnnya pendapatan dan laba perusahaan 8 tersebut. Risiko tidak sistematik ini dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi investasi disejumlah perusahaan yang tidak berasal dari sektor yang sejenis. Risiko-risiko diatas dapat menimbulkan kerugian investasi yang biasa disebut capital loss. Capital loss ini terjadi bila harga beli suatu saham lebih tinggi dari harga jual saham tersebut. Contoh, investor A membeli saham TLKM seharga Rp 5.000 / lembar sebanyak 10 lot (5000 lembar), dan dia menjual saham tersebut pada harga Rp 4.500 / lembar. Investor A menderita kerugian Capital loss, sebesar 5000 x (5000 - 4500) = Rp 2.500.000. Namun, jika pada harga 4.500 / lembar tersebut investor A belum menjual sahamnya, sebetulnya dia mencatat unrealized loss sebesar Rp 2.500.000. Unrealized loss merupakan potensi kerugian yang belum direalisasikan karena sahamnya belum dijual. Sebaliknya keuntungan saham dapat diperoleh dari capital gain dan dividen. Capital gain terjadi jika harga jual lebih tinggi dibandingkan harga belinya. Selain capital gain, pendapatan investasi saham juga diperoleh dari dividen, Dividen adalah pembagian bagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan perusahan ditentukan oleh para pemegang saham pada saat berlangsungnya RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Perusahaan belum tentu membagikan dividen, walaupun perusahaan tersebut mencatat keuntungan atau laba. Hal ini disebabkan diantaranya karena perusahaan ingin melakukan ekspansi usaha atau mengurangi beban hutang perusahaan.Tetapi, bisa saja suatu perusahaan yang mengalami kerugian dapat membagikan dividen. Dana untuk dividen ini dapat berasal dari laba yang ditahan perusahaan tersebut. 9 Dalam perhitungan dividen ini, kita kenal istilah dividend yield dan dividend payout ratio. Dividend yield merupakan rasio dari dividen yang diberikan kepemegang saham dan harga saham. Nilai Dividen per Saham x 100 % Harga Saham Dividend payout ratio merupakan perbandingan dari dividen yang diberikan kepemegang saham dan laba bersih per saham. Nilai Dividen per Saham x 100% Laba bersih per Saham Contoh : Astra Argo Lestari (AALI) pada pertengahan tahun 2000 membagikan dividen untuk tahun buku 1999 sebesar Rp 500. Jika harga saham AALI Rp 10.000 dan laba bersih per saham Rp 1.000 maka : • Dividend yield = 5 % • Dividend payout ratio = 50 %