ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20kV (Studi Kasus : Tranformator Distribusi PT.PLN (PERSERO) AREA JARINGAN SURABAYA BARAT) Fitri - 2205100025 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111 Email : [email protected] Abstrak – Sifat beban yang non-linier dapat membentuk suatu harmonisa sebagai gelombang berfrekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamental yang kemudian dapat mengganggu sistem tenaga listrik. Transformator distribusi sebagai salah satu komponen utama dalam penyaluran energi listrik kepada konsumen dapat dipengaruhi oleh permasalahan harmonisa sehubungan dengan beragamnya beban terpasang pada transformator. Harmonisa dalam transformator distribusi dapat diukur menggunakan alat power quality analyzer (PQA) dalam bentuk Total Harmonic Distortion (THD). Pengaruh harmonisa dalam transformator dapat kemudian diteliti dengan menggunakan metode Transformator Harmonic Derating Factor (THDF) untuk mengetahui besar penurunan kapasitas transformator akibat pengaruh harmonisa. Rekomendasi pembebanan transformator kemudian dapat diketahui dengan memperhitungkan besar derating yang terjadi pada transformator. Simulasi dengan software ETAP akan dilakukan untuk memperbandingkan hasil pengukuran dengan alat PQA dengan hasil simulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa THD yang terjadi dapat menyebabkan penurunan kapasitas transformator maksimal sebesar 22.55% dan 19.96% sebagai hasil pengukuran alat PQA dan simulasi. Rekomendasi pembebanan maksimal sebesar 202.23KVA dan 209.99KVA sebagai hasil pengukuran alat PQA dan simulasi diberikan agar kinerja transformator distribusi dapat ditingkatkan. Kata kunci : THD, THDF, PQA, derating, software ETAP. layanan tenaga listrik kepada masyarakat. Kualitas daya (power quality) berkaitan sangat erat dengan kualitas sistem tenaga, dengan demikian permasalahan yang muncul dalam kualitas daya listrik akan dapat sangat mempengaruhi suatu sistem tenaga. Salah satu permasalahan dalam kualitas daya yang dapat sangat mempengaruhi keadaan suatu sistem tenaga adalah harmonisa. Harmonisa dalam sistem tenaga listrik umumnya disebabkan oleh keadaan beban non-linier dimana dalam hal ini adalah beban pada sektor industri yang banyak menggunakan peralatan dengan komponen converter atau thyristor. Harmonisa yang diakibatkan oleh keadaan tersebut dapat menyebabkan distorsi pada tegangan dan arus dimana distorsi tersebut dapat memiliki frekuensi yang merupakan kelipatan dari frekuensi dasar sistem. Hal tersebut kemudian dapat menyebabkan gelombang tegangan dan arus yang dihasilkan menjadi tidak sinusoidal murni sehingga pada ahirnya dapat memberikan gangguan pada peralatan sistem tenaga. Transformator distribusi merupakan peralatan yang sangat vital dalam penyaluran daya menuju pusat beban. Karena letaknya yang sangat dekat dengan pusat beban, transformator ditribusi dapat sangat dipengaruhi oleh permasalahan harmonisa yang muncul akibat kondisi beban non-linier tersebut. Penggunaan komponen converter dan thyristor pada beban-beban non-linier akan dapat semakin meningkatkan arus harmonisa. Peningkatan harmonisa (THD) dapat mengakibatkan peningkatan panas pada transformator yang kemudian dapat mengakibatkan peningkatan pada rugi-rugi serta penurunan efisiensi dari transformator tersebut. Melalui pengukuran pada transformator distribusi akan dapat diketahui besarnya total harmonisa arus atau THD (total harmonic distortion), dan kemudian melalui data hasil pengukuran tersebut juga akan dapat dilakukan suatu analisa pengaruh harmonisa terhadap kinerja transformator distribusi. I. PENDAHULUAN II. TEORI PENUNJANG Kualitas sistem tenaga merupakan aspek penting dalam layanan tenaga listrik kepada masyarakat. Terdapat berbagai permasalahan yang dapat menurunkan kualitas sistem tenaga dalam penyediaan 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik yang berasal dari pembangkit listrik yang berskala besar sudah menjadi kebutuhan Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1 pokok untuk beberapa daerah disekitarnya. Sehingga sistem tegangan memiliki peranan yang penting dalam kelistrikan Indonesia. Hampir di setiap sektor kehidupan, tenaga listrik memegang peranan kunci. Di rumah, perkantoran, dan di dunia industri, energi listrik sangat dibutuhkan. Saat ini sudah jarang ditemukan rumah yang tidak ada aliran listriknya. Kehidupan sehari-hari akan sangat terganggu bila sehari saja ketersediaan listrik terganggu. Rumah-rumah akan terlihat gelap sehingga akan mengganggu proses belajar anak-anak. Aktifitas perkantoran dan sekolah pun akan sangat terganggu. Demikian pula dunia industri akan mengalami banyak kerugian karena tidak bisa berproduksi dengan baik. 2.2 Gardu Induk Gardu induk adalah sistem instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan dan peralatan listrik untuk menjadi penghubung antara jaringan subtransmisi dengan jaringan distribusi primer. Gardu induk juga dikenal sebagai pusat pengaturan, pusat pemulihan dari gangguan, pusat pencatatan besaran listrik, dan pusat penurunan dan kenaikan tegangan. Dalam suatu gardu distribusi terdapat peralatanperalatan pendukung yaitu : 1. Transformator 2. Pemisah 3. Pemutus Tenaga (PMT) 4. Pengaman 2.3 Transformator Transformator memberikan cara yang sederhana untuk mengubah tegangan bolak-balik dari satu harga ke harga yang lainnya. Jika transformator menerima energi pada tegangan rendah dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih tinggi, ia disebut transformator penaik (step-up). Jika transformator diberi energi pada tegangan tertentu dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih rendah, ia disebut transformator penurun (step-down). Setiap transformator dapat dioperasikan baik sebagai transformator penaik atau penurun, tetapi transformator yang dirancang untuk suatu tegangan, harus digunakan untuk tegangan tersebut. Jenis-jenis transformator diantaranya sebagai berikut : 1. Transformator Tenaga 2. Transformator Distribusi 3. Transformator Pengukuran III. HARMONISA SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Harmonisa Sistem Tenaga Listrik Dalam sistem tenaga listrik yang ideal, bentuk gelombang tegangan yang disalurkan ke peralatan konsumen dan bentuk gelombang arus yang dihasilkan adalah gelombang sinus murni, namun pada beberapa keadaan, bentuk gelombang dari arus dan tegangan tidak sinus murni. 3.2 Pengertian Harmonisa Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sistem distribusi tenaga listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini disebabkan adanya pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya. 3.3. Indeks Harmonisa Untuk mengetahui seberapa besar nominal gangguan (distorsi) yang disebabkan oleh harmonisa, maka perlu adanya penetapan besaran distorsi yang disebabkan oleh harmonisa. Indeks harmonisa umumnya dinyatakan dalam satuan prosentase sebagai indeks: 1. Total Harmonic Distortion (THD) 2. Total Demand Distortion (TDD) 3. Total Harmonic Ratio (THR) 3.4. Sumber-sumber Harmonisa Distorsi gelombang akibat harmonisa yang telah disampaikan pada sub-sub bab di atas dapat disebabkan oleh banyak peralatan. Pada sistem tenaga listrik, harmonisa dapat disebabkan oleh peralatan-peralatan. Benerapa peralatan yang dapat menimbulkan harmonisa diantaranya adalah: 1. Konverter 2. Tanur busur listrik 3. Transformator 4. Mesin-mesin berputar 3.5. Pengaruh Yang Ditimbulkan Oleh Harmonisa Pengaruh negatif harmonisa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu efek seketika (instantaneous effects) dan efek jangka panjang (long-term effects) karena overheating. Beberapa termasuk pada efek seketika, contohnya adalah mengganggu pengoperasian kontroler pada sistem elektonik. Harmonisa juga dapat menyebabkan salah pembacaan (misreading) pada pengukuran besaran listrik. Gelombang terdistorsi pada saluran menimbulkan interferensi pada saluran komunikasi dan rangkaian kontrol atau monitoring, sedangkan efek jangka panjang yang sering terjadi adalah overheating, misalnya pada kapasitor. Selain itu, overheating pada mesin-mesin listrik maupun transformator terjadi karena adanya rugi-rugi energi tambahan akibat harmonisa. Pada kabel dan peralatan, rugi-rugi energi tambahan ini disebabkan oleh bertambahnya nilai rms arus untuk daya aktif yang sama dan bertambahnya resistansi inti yang sebanding dengan bertambahnya frekuensi (karena skin effect). 3.6 Reduksi Arus Harmonisa Beban Pada sub-sub bab di atas telah dibahas tentang fenomena harmonisa mulai dari pengertian, sumber dan Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 2 dampak yang ditimbulkan oleh harmonisa. Karena begitu besarnya pengaruh yang disebabkan oleh harmonisa, maka perlu adanya usaha untuk mengurangi bahkan mengatasi harmonisa. 3.7 Program Simulasi Dalam Tugas Akhir ini digunakan program ETAP untuk melakukan pemodelan sistem kelistrikan PT.PLN (PERSERO) APJ Surabaya Selatan dengan data-data yang dibutuhkan dan disamakan dengan kondisi eksiting. Setelah itu dilakukan Harmonic Analysis. Dengan penggunaan simulasi dari komputer didapat pemodelan dan analisa harmonisa dengan tepat. Dengan analisa harmonisa yang terdapat pada ETAP ini, memberikan tingkat akurasi yang tinggi dengan memasukkan data secara terperinci. 3.8 Teori Kualitas Sistem Tenaga Parameter-parameter yang digunakan dalam menentukan kulaitas sitem tenaga diantaranya adalah: 1. Frekuensi (Hz) Jumlah siklus arus bolak-balik (alternating current) perdetik, dimana Indonesia menggunakan frekuensi kerja listrik standar, sebesar 50 Hz. Frekuensi listrik sangat ditentukan oleh kecepatan perputaran dari turbin sebagai penggerak generator listrik. Penyimpangan dalam parameter frekuensi mencakupi: a. Penyimpangan terus-menerus (Continous Deviation) b. Penyimpangan sementara (Transient Deviation) 2. Tegangan (V) Tegangan yang baik adalah tegangan yang tetap stabil pada nilai yang telah ditentukan. Gangguan pada tegangan mencakupi : a, Fluktuasi tegangan b. Tegangan kedip c. Harmonisa tegangan d. Ketidakseimbangan tegangan 3. Interupsi atau pemadaman listrik Interupsi atau pemadaman listrik kemudian dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya : a. Pemadaman yang direncanakan b. Pemadaman yang tidak direncanakan 3.9 Power Quality Analyzer Untuk dapat melakukan pengukuran beberapa parameter tegangan secara bersamaan dapat digunakan suatu alat yang dikenal dengan Power Quality Analyzer. Alat tersebut dapat mengidentifikasi anomali suatu koneksi tenaga listrik serta menganalisis kualitas tenaga listrik tersebut. PQA melakukan fungsi monitoring dan recording berbagai parameter kualitas tegangan dalam mengidentifikasi kualitas koneksi tenaga listrik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Power Quality Analyzer (PQA) HIOKI 3196d. sehingga nantinya didapatkan kVA baru transformator berdasarkan derating transformator masing- masing sesuai dengan beban yang disuplai oleh transformator tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh harmonik pada sistem distribusi adalah dengan mengurangi kapasitas suplai daya transformator (derating fransformator). IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Distribusi Area Jaringan Surabaya Barat PLN Area Jaringan (AJ) Surabaya Barat dipisah pengelolaanya menjadi 2 yaitu retail dan wire. Wire atau jaringan difokuskan kegiatannya pada pengelolaan asset jaringan distribusi atau kegiatan teknis, sedangkan pengelolaan proses bisnis diluar teknis dilaksanakan di retail / area pelayanan. Sebagai area yang melingkupi 3 kabupaten/kota (Surabaya, Gresik dan Sidoarjo), AJ SBB termasuk dalam wilayah metropolis yang terdiri dari daerah industri, perumahan dan pedesaan. Wilayah kerja AJ SBB meliputi 3 kabupaten atau kota, yaitu : 1. Kota Surabaya (4 kecamatan) 2. Kabupaten Sidoarjo (2 kecamatan) dan 3. Kabupaten Gresik (2 kecamatan). Sistem kelistrikan di wilayah AJ SBB dilayani oleh 8 GI (GARDU INDUK) meliputi: 1. GI Waru 2. GI Babatan 3. GI Driyorejo 4. GI Karang Pilang 5. GI Sumput 6. GI Kasih Jatim 7. GI Darmo Grand 8. GI Altaprima Data pengusahaan AJ SBB tercatat 51 penyulang, 556 KMS JTM, JTR 770 KMS, Gardu Distribusi 1326 Buah dan 150.970 pelanggan. Berikt adalah single-line diagram dari sistem distribusi PLN APJ SBB. 4.2. Teknik Pengukuran Power Quality Analyzer Area jaringan Surabaya Barat memiliki jumlah gangguan transformator yang cukup tinggi di wilayah jawa timur, sebagian dari gangguan transformator tersebut belum diketahui secara jelas penyebabnya. Maka diperlukan adanya pengukuran dan analisa mendalam mengenai transformator distribusi agar nantinya dapat diketahui penyebab gangguan tersebut serta kemungkinan solusi yang akan dilakukan sehingga kapasitas transformator dapat digunakan secara maksimal tanpa perlu khawatir akan kemungkinan terjadinya gangguan transformator. Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 3 Dalam pengukuran ini alat yang digunakan untuk mengetahui kualitas daya listrik adalah Power Quality Analyzer HIOKI 3196 : 1. CPU 2. Kabel Flesibel CT 4 set. 3. Kabel tegangan 1 set 4. Power Supply 1 set menggunakan alat power quality analyzer (PQA) serta pengukuran dengan mensimulasikan jaringan distribusi listrik pada simulator ETAP. Tabel 4.1 Hasil Pengukuran THD Tegangan Berdasarkan Hasil Pengukuran dan Simulasi VTHD Simulasi (%) Standar IEEE-519 (%) 200 1.08 1.28 5 160 0.77 1.29 5 Rated KVA RB454 RB412 Gambar 4.1 Pengukuran Menggunakan Power Quality Analyzer 4.3. Permodelan Simulasi ETAP Untuk memodelkan simulasi harmonisa pada ETAP yang dibutuhkan sebagai berikut : 1. Library harmonisa arus dan tegangan 2. One-line diagram per penyulang 3. Parameter transformator dan beban VTHD (%) Nama transformator RB147 200 1.90 1.81 5 RA098 160 1.71 1.80 5 RA099 160 1.71 1.80 5 RB847 100 1.38 1.28 5 RB605 200 1.19 1.28 5 RB692 160 1.42 1.28 5 RB741 50 1.76 1.28 5 RB121 150 0.84 1.28 5 RB196 250 0.96 1.28 5 Hasil pengukuran dalam tabel 4.1 dalam bentuk grafik akan ditunjukan melalui gambar berikut: 2 1.8 1.6 START 1.4 1.Single line diagram PLN, 2.Raw data PQA untuk HIOKI, 3.Data kapasitas trafo dan beban, 4.Data hasil pengukuran alat PQA. 1.2 THD tegangan-pengukuran THD tegangan-simulasi 1 1. Library harmonisa arus/tegangan 0.8 0.6 2. One-line diagram per penyulang 0.4 0.2 3. Edit parameter trafo dan beban (Library harmonisa diinput pada beban) 0 RB454 RUN harmonic analysis pada ETAP Finish? Yes Hasil perbandingan pengukuran dan simulasi dalam grafik RB147 RA098 RA099 RB847 RB605 RB692 RB741 RB121 RB196 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan THD Tegangan Berdasarkan Hasil Pengukuran dan Simulasi ETAP No Masukan hasil simulasi (THD & Amp.) dalam excel RB412 Pengukuran THD arus dengan menggunakan alat ukur PQA dan melalui simulasi ETAP menunjukan hasil sebagai berikut: Tabel 4.2. Hasil Pengukuran THD Arus Berdasarkan Hasil Pengukuran dan Simulasi END Gambar 4.2 Flowchart Langkah Permodelan Simulasi 4.4. Analisa Hasil Pengukuran Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harmonisa (THD) kepada transformator distribusi maka dilakukan dengan pendekatan pengukuran THD dengan Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Nama transformator RB454 RB412 RB147 RA098 RA099 Rated KVA 200 160 200 160 160 ITHD ITHD (%) 5.47 7.89 6.55 11.31 13.31 Simulasi (%) 7.50 8.42 5.81 11.80 14.02 Standar IEEE519 (%) 15 15 15 15 15 4 Nama transformator RB847 RB605 RB692 RB741 RB121 RB196 Rated KVA 100 200 160 50 150 250 ITHD (%) 17.84 12.06 13.81 17.98 14.57 15.33 ITHD Simulasi (%) 15.46 11.77 12.98 19.94 13.81 13.81 4. Komplek perumahan menengah ke bawah di pinggiran kota 5. Komplek perumahan menengah ke atas di dalam kota Tabel 4.3. Tabel Karakteristik Beban klasifikasi Berdasarkan Area Layanan Gardu Standar IEE-519 (%) 15 15 15 15 15 15 Nama transformator Berdasarkan hasil pada tabel 4.2 diatas maka diketahui bahwa nilai THD arus pada transformator distribusi terukur sebagian masih berada dalam batas yang ditetapkan oleh standar IEEE 519-1992 yaitu sebesar 15%, namun juga terdapat beberapa yang besarnya melebihi standar. Nilai THD arus maksimal berdasarkan hasil pengukuran dengan alat PQA ditunjukan pada gardu transformator RB741 sebesar 17.98%, nilai maksimum berdasarkan hasil simulasi juga berada pada gardu transformator yang sama dengan nilai sebesar 19.94%. Komplek Perumahan dan Pertokoan di dalam kota RB454 RB412 RB147 Komplek Perumahan Menengah ke Atas di dalam Kota RA098 RA099 Pemukiman penduduk di dalam kota RB847 RB605 Komplek Perumahan Menengah ke Bawah di Pinggiran Kota RB692 RB741 Pemukiman Penduduk di Pinggiran kota RB121 RB196 Hasil pengukuran dalam tabel 4.2 dalam bentuk grafik akan ditunjukan melalui gambar berikut: 25 20 15 THD-arus-pengukuran THD-arus-simulasi 10 5 0 RB454 RB412 RB147 RA098 RA099 RB847 RB605 RB692 RB741 RB121 RB196 Gambar 4.4 Grafik Perbandingan THD Arus Berdasarkan Hasil Pengukuran dan Simulasi ETAP Rated Derating Derating Pembebanan KVA (%) Simulasi (%) (%) Pembe banan Simul asi (%) 200 160 200 6.99 11.48 8.24 5.06 8.75 6.64 93.01 88.52 91.76 94.94 91.25 93.36 160 160 13.90 16.72 11.25 14.00 86.10 83.28 88.75 86.00 100 200 19.80 12.58 16.99 10.00 80.20 87.42 83.01 90.00 160 50 15.90 22.55 12.99 19.96 84.10 77.45 87.01 80.04 150 250 13.56 19.11 10.35 16.00 86.44 80.89 89.65 84.00 V. KESIMPULAN DAN SARAN Nilai THD arus ini jelas tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh IEEE 519-1992, sehingga kemudian perlu dilakukan optimasi terhadap transformator distribusi tersebut. Berdasarkan analisa hasil simulasi yang dilakukan maka akan didapat beberapa kesimpulan diantaranya adalah : 4.5. Karakteristik Beban Transformator Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan dan melalui hasil simulasi yang ditunjukan maka pengaruh harmonisa terhadap performa transformator distribusi dapat digolongkan menjadi beberapa bagian berdasarkan karakteristik bebannya, yaitu : 1. Pemukiman penduduk di pinggiran kota, 2. Pemukiman penduduk di dalam kota, 3. Komplek perumahan dan pertokoan (ruko) di dalam kota Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1. 2. Berdasarkan pengukuran dengan alat ukur PQA ataupun melalui hasil simulasi ETAP dapat diketahui bahwa THD arus lebih tinggi dibandingkan dengan besar THD tegangan dalam sistem distribusi tenaga listrik PT.PLN area jaringan Surabaya Barat Berdasarkan keseluruhan data yang didapat, maka diketahui bahwa nilai THD tegangan maksimum terjadi pada gardu RB147 dengan berdasarkan hasil pengukuran alat PQA adalah sebesar 1.90%, 5 3. 4. 5. 6. sedangkan berdasarkan hasil simulasi ditunjukan THD tegangan sebesar 1.81%. Besar nilai THD arus maksimum terjadi pada gardu RB741 dengan berdasarkan hasil pengukuran dengan alat PQA sebesar 17.98% dan dalam simulasi ditunjukan THD arus sebesar 19.94%. Besar nilai THD arus yang semakin tinggi juga memberikan nilai penurunan kapasitas (derating) yang semakin tinggi juga yaitu sebesar 22.55% (PQA) dan 19.96% (simulasi). Untuk mengefisiensikan kemampuan kerja dari transformator distribusi, maka perlu direkomendasikan suatu nilai maksimal dari kapasitas transformator distribusi yang baru setelah dipengaruhi harmonisa, KVA baru yang terbesar adalah 202.23 KVA (PQA) dan 209.99 (simulasi) sebagai kapasitas transformator distribusi RB196. Berdasarkan pengukuran dan simulasi yang dilakukan dapat pula diketahui bahwa nilai penurunan kapasitas trafo (derating) yang berkaitan erat dengan THD arus adalah sangat berkaitan dengan karakteristik pelanggannya masing-masing. Saran yang dapat diberikan berdasarkan pengujian yang dilakukan adalah : 1. Cara mengurangi pengaruh tegangan harmonik yang terjadi pada sistem adalah dengan memasang harmonic filter yang sesuai pada peralatan-peralatan yang dapat menyebabkan timbulnya harmonik seperti arus magnetisasi transformer, static VAR compensator dan peralatan-peralatan elektronika daya (seperti inverter, rectifier, converter, dsb.) 2. Sebagai usaha untuk mengurangi kerusakan trafo, maka pembebanan disarankan tidak melebihi nilai kVA baru setelah perhitungan dan pengukuran menggunakan Power Quality Analyzer (PQA) 3. Untuk instalasi konsumen yang memerlukan kualitas listrik yang lebih baik dan handal, untuk mengurangi pengaruh harmonik maka pada transformator distribusi atau panel kontrol utama perlu dipasang peralatan proteksi (MCCB) dan filter harmonik (harmonic filter), reaktor blok (bloking reactor) atau bank kapasitor (capacitor) 4. Disarankan agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang karakteristik beban yang menjadi faktor utama dari munculnya harmonisa pada sistim distribusi tenaga listrik DAFTAR PUSTAKA Jayasinghe, N.R., Lucas, J.R., Perera, K.B.I.M., “Power system harmonic effects on distribution transformers and new design considerations for K factor transformers”, IEE Sri lanka Annual sessions, September 2003 2. Tribuana, N. dan Wanhar, “Pengaruh harmonic pada transformator distribusi”, April 1999, www.elektroindonesia.com 3. Ontoseno P, Diktat Mata Kuliah Peningkatan Kualitas Daya Listrik, Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya, 2008. 4. C. Sankaran, Power Quality, USA : CRC Press LLC, 2002. 5. ANSI/IEEE Std. 519-1992, IEEE recommended practices and requirements for harmonic control in electrical power systems. 6. ANSI/IEEE C57.110-1986, Recommended practice for establishing transformer capability when supplying non sinusoidal load currents. 7. Dugan, Roger C, Electrical power systems quality, Second edition, McGraw-Hill, 2002. 8. J.D. Glover, M.Sarma, Power System Analysis and Design, PWS Publishers, Boston, 1987. 9. T.M. Gruzs, Uncertainties in Compliance with Harmonic Current Distortion Limits in Electric Power Systems, IEEE Transactions on Industry Applications, Vol.27, No.4, July/Agustus 1991. 10. Hyat, W.H., and J.E. Kemmerly, Rangkaian Listrik, Penerbit Erlangga, 1998, Jakarta. 11. Miller, T.J.E., Reactive Power Control in Electric System, John Wiley & Sons, 1982, New York. 12. Rashid, M.H., Elektronika Daya, PT. Prenhallindo, 1999, Jakarta. 1. BIODATA PENULIS Fitri lahir di Bukittinggi pada tanggal 23 September 1987, merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Muhammad Taufiq dan Nazlinda. Menempuh pendidikan di SD Pawyatan Dhaha Kediri, kemudian SLTPN 19 Surabaya dan SMU Muhammadiyah 2 Surabaya. Lulus SMU tahun 2005 dan melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Penulis mengambil bidang studi teknik sistem tenaga dan aktif sebagai asisten praktikum di laboratorium tegangan tinggi. Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 6