BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Tujuan utama dari penelitian ini

advertisement
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris
mengenai perbedaan sebelum adanya sistem penjamin simpanan, pengenalan dan
saat implementasi sistem penjamin simpanan terhadap tingkat deposit dan risk taking
pada bank BUMN,BUSN dan Bank Asing.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat mengambil
kesimpulan:
1.
Hasil dari penelitian hipotesis pertama yaitu terjadi perbedaan yang signifikan
antara sebelum adanya Sistem Penjaminan simpanan, pengenalan dan saat
implementasi Sistem Penjaminan Simpanan terhadap jumlah simpanan
masyarakat pada Bank Umum. Pada hasil penelitian ini pun juga membuktikan
bahwa terjadi peningkatan terhadap total deposit pada bank BUMN, BUSN dan
Bank Asing yang ditunjukkan oleh mean sesudah implementasi lebih besar
daripada sebelum adanya implementasi sistem penjamin simpanan. Lembaga
Penjamin Simpanan mampu meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat
terhadap perbankan dengan meningkatnya jumlah simpanan masyarakat pada
bank BUMN, BUSN maupun pada Bank Asing di Indonesia. Artinya, hasil pada
penelitian ini sesuai dengan hipotesis pertama.
2.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum
adanya sistem jaminan simpanan dan setelah implementasi penjamin simpanan
terhadap peningkatan risk taking dalam bentuk penurunan komposisi modal atau
penurunan rasio pada bank BUMN, BUSN dan Bank Asing. Hasil dari penelitian
yang telah dilakukan menunjukkan ada perbedaan terhadap Equity to Total
Asset pada BUMN dan BUSN dengan terjadi peningkatkan rasio modal dilihat
dari mean. Tetapi pada Bank Asing hasil penelitiannya membuktikan tidak ada
perbedaan yg signifikan terhadap Equity to Asset dan mean pada bank asing
menunjukkan penurunan rasio modalnya. Artinya, dengan adanya Lembaga
penjamin Simpanan ini sangat efektif terhadap peningkatan rasio modal pada
BUMN dan BUSN. Hal ini berati tidak sesuai dengan hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa terjadi peningkatan risk taking yang ditandai dengan
penurunan rasio modal setelah dilaksanakannya implementasi sistem penjamin
simpanan terhadap bank umum di Indonesia. Dan tidak terbukti pula bahwa
setelah implementasi sistem penjamin simpanan oleh Lembaga Penjamin
Simpanan ini menimbulkan Moral Hazard pada perbankan di Indonesia dalam
hal penurunan komposisi modal bank. Namun pada Bank Asing, terjadi
penurunan modal karena mereka percaya bahwa bank asing lebih efisien serta
memiliki jaminan implisit dari negara asal ataupun dari induk mereka.
3.
Hepotesis ketiga menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum
adanya sistem jaminan simpanan dan setelah implementasi penjamin simpanan
terhadap peningkatan risk taking dalam bentuk peningkatan proporsi kredit
terhadap aset bank. Hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa
terjadi perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan Credit to total Asset
bank pada BUMN, dan BUSN, tetapi pada bank Asing tidak terjadi perbedaan
yang signifikan terhadap Credit to Total Asset. Hasil ini sesuai pada hipotesis
ketiga bahwa tejadi peningkatan pada Credit to total asset pada bank BUMN,
BUSN dan bank Asing. dibuktikan melalui nilai mean setelah implementasi
sistem penjamin simpanan lebih besar daripada sebelum adanya sistem
penjamin simpanan
5.2. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa keterbatasan
sehingga membuat hasil penilitian kurang sempurna. Beberapa keterbatasan tersebut
diantaranya :
1.
Sumber data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini berasal
dari data sekunder, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan perhitungan
terhadap data yang digunakan dalam penelitian.
2.
Penelitian ini hanya menggunakan variabel total deposit, komposisi modal dan
proporsi kredit, penelitian selanjutnya diharapkan mampu memasukkan variabelvariabel lain untuk memperkuat kemungkinan suatu bank melakukan moral
harard bank.
3.
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling
atau dengan kriteria tertentu, sehingga terpilih 88 bank dari 121 Bank Umum
yang ada di Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menyertakan semua Bank Umum di Indonesia sebagai sampel, sehingga hasil
analisis yang dilakukan akan benar-benar menggambarkan situasi perbankan
yang baik dan terkini sehingga dapat membantu kepada berbagai kalangan yang
ingin menggali informasi.
4.
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling
atau dengan kriteria tertentu. Sehingga terpilih sampel pada tahun 2001-2012.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyertakan sampel dengan
rentan penelitian yang lebih panjang dan pada tahun yang baru sehingga dapat
lebih membantu berbagai kalangan yang ingin menggali informasi.
5.3. Saran
Berikut adalah saran-saran yang diberikan peneliti terkait dengan penelitian ini,
antara lain:
1. Bagi Bank Umum
Setelah berlakunya limited penjamin oleh LPS, bank BUMN dan BUSN diharapkan
tetap meningkatkan komposisi modalnya untuk menghindari terjadinya moral hazard
pada bank dan pada proporsi kredit sebaiknya jangan sampai takut untuk terus
mengalirkan dananya kepada masyarakat agar sesuai dengan peran perbankan
sebagai lembaga intermediasi keuangan tetapi masih dalam batasan-batasan yang
diterapkan legulator. Dan untuk Bank Asing diharapkan untuk mampu meningkatkan
koposisi modalnya dan menciptakan iklim kompetitif pada bank BUMN dan BUSN.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya menganalisis risk taking bank dalam bentuk penurunan
komposisi modal (equity to total asset) dan peningkatan proporsi kredit (credit to
total asset) bank Umum sehingga pada penelitian selanjutnya dapatmenggunakan
faktor lain untuk mempertajam penelitian untuk mengetahui pengaruh setelah
implementasi sistem penjaminan simpanan di Indonesia.
3. Bagi LPS
Penetapan
penjaminan
simpanan
cukup
menekan
perilaku
bank
dalam
pengambilan risiko, bank sebaiknya tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
menjalankan perannya untuk menyalurkan dana kepada masyarakat agar
mencegah terjadinya moral hazard. Untuk mencapai keseimbangan itu, LPS harus
mampu merealisasikan diferensial premi, dimana premi dibedakan berdasarkan
tingkat risiko pada masa yang akan datang. Tapi sebelumnya, LPS harus mampu
memastikan akurasi profil risiko setiap bank dan transparasi risk rating bank.
4. Bagi masyarakat
Apabila LPS telah meningkatkan sosialisasinya kepada masyarakat mengenai
fungsi dan operasional LPS, sebaiknya masyarakat lebih memahami mengenai
penjaminan dananya. Apabila masyarakat sudah paham akan fungsi dari LPS itu,
maka masyarakat diharapkan dapat membantu memonitoring perilaku pengambilan
risiko pada bank.
5.4. Implikasi
Implikasi yang diharapkan pada penelitian yang dilakukan adalah:
1. Implikasi teoritis
Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan ini dapat menambah pemahaman
bagi industri perbankan maupun kepada masyarakat mengenai dampak yang
diberikan oleh adanya Lembaga Penjamin Simpanan berupa peningkatan total
deposit dan peningkatan risk taking yang memicu terjadinya Moral Hazard bank.
2. Implikasi praktis dan manajerial
Bagi manajemen perbankan di Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan acuan untuk membuat regulasi selanjutnya mengenai sistem
penjamin yang diterapkan di Indonesia. Bagi Bank Umum Milik Negara, Bank
Umum Milik Swasta dan Bank Umum Milik Asing, tujuan didirikannya sistem
penjaminan oleh LPS sudah berhasil meningkatkan kembali kepercayaan
masyarakat dampak dari terjadinya krisis pada tahun 1998.
Bagi masyarakat luas, hasil penelitian ini mampu menambah wawasa mengenai
pengaruhnya Sistem penjamin simpanan terhadap peningkatan total deposit pada
bank yang berarti sistem ini mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat, untuk
ini masyarakat harus terus berani menyimpan simpanannya pada bank umum yang
ada di Indonesia.
Bagi bank sentral, sistem penjaminan simpanan sendiri sebenarnya masih memiliki
kelemahan. Untuk itu bank sentral harus melakukan pengawasan yang dilengkapi
dengan disiplin internal dari perbankan dan disiplin eksternal (pasar). Tanpa disiplin
tersebut, pengawasan tidak akan mampu berpacu dengan kecepatan liberalisasi,
globalisasi, dan kemajuan teknologi pada instrumen keuangan agar tidak terjadi
moral hazard pada bank itu sendiri.
Download