PAI UNPAD PEMAHAMAN TENTANG ISLAM Islam merupakan agama yang diturunkan Allah SWT. kepada Rasulullah Muhammad SAW. Untuk: (1) mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya (hablum minnallah), (2) dirinya sendiri (hablum ma’a nafsihi), dan (3) sesama manusia (hablum minannas). Pengaturan hubungan manusia dengan Tuhannya (khaliq) mencakup pengaturan yang berkaitan dengan masalah aqidah (keyakinan/ keimanan) dan tata cara ibadah (ritual), seperti shalat, zakat, shaum, dan haji; Al-Quran mengungkapkan sekitar 10% saja. Pengaturan hubungan manusia dengan dirinya sendiri mencakup aturan yang berkaitan dengan perilaku atau akhlaq manusia, makanan-minuman yang halal dikonsumsi, dan tata berpakaian. Pengaturan hubungan manusia dengan sesama manusia mencakup adanya aturan-aturan mu‘amalah dan uqubat (pidana, sanksi, dan pelanggaran). Pada aspek syariat ini, Islam menjelaskan tentang masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hukum, dan perang; tanpa mengesampingkan yang lainnya. Kategori ayat yang menjelaskan tentang 2 persoalan ini sekitar 90%. Berdasarkan hal itu, maka para ulama membagi Islam dalam 2 hal, yaitu Aqidah dan Syariah. Aqidah merupakan landasan keimanan dan syariah merupakan landasan amal, karena berkaitan dengan implementasi penerapan aqidah (keimanan) itu dalam wujud amal perbuatan. Ketika seorang muslim mengimani Allah SWT. sebagai Tuhannya dan Dzat yang harus disembah, maka berkonsekuensi kewajiban muslim untuk melakukan ibadah shalat, shaum bulan Ramadhan, zakat, berhaji, berdoa, berdzikir sebagai realisasi keimanan tersebut. Tahap berikutnya keimanan dan ibadah tersebut harus berdampak pada amal perbuatannya, sehingga ia menjadi orang yang jujur, memegang amanah dan janji, tidak berdusta, tidak membuka aib-aib orang lain dan menggunjingkannya, dll. Para ulama berdasarkan pada karakteristik ajaran Islam yang komprehensif tersebut memposisikan Islam sebagai agama samawi (langit) yang berbeda dengan agama lainnya, yaitu agama ardhi (bumi), seperti Hindu, Budha, Sinto, Kong Fu Tse, atau yang lainnya. Termasuk dalam hal ini Islam berbeda dengan konsepsi-konsepsi ideologi yang dibuat manusia, seperti halnya kapitalisme-sekularisme, sosialisme-komunisme. Adapun pengertian agama Islam adalah wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril. Batasan yang menunjukkan bahwa Islam mengatur hubungan manusia dengan Allah, dirinya, dan sesama manusia menunjukkan bahwa Islam meliputi seluruh persoalan kehidupan manusia tanpa membedakan perkara duniawi atau ukhrawi, profan atau nonprofan. Dengan demikian, Islam berbicara dalam cakupan dunia sampai akhirat, adanya pahala dan dosa bagi manusia, surga dan neraka sebagai balasan amal perbuatan manusia, termasuk pengaturan aspek aqidah (keyakinan), ekonomi, sosial, politik, budaya, peradaban, pendidikan, negara dan pemerintahan, hukum, dan lain sebagainya. Islam, Way of Life Islam sebagai way of life (manhaj lil hayah) bagi seorang muslim dan masyarakatnya. Islam merupakan risalah Allah SWT. untuk mengatur hubungan manusia dengan Khaliqnya, dengan diri manusia itu sendiri, dan dengan sesama manusia. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa di dalam Islam tidak terdapat pemisahan status manusia di hadapan Allah SWT., baik sebagai pemimpin atau rakyat, ulama atau umaro. Islam tidak mentolelir tindakan diskriminasi manusia atas warna 1 PAI UNPAD kulit, bahasa, bangsa, garis keturunan, pangkat-jabatan, status sosial atau hal-hal yang bersifat artifisial lainnya. Jadi, status manusia adalah sama dan tentu aturan yang diterapkan atas semua manusia harus sama, sebab aspek potensi manusia tidak berbeda. Dalam menjalani kehidupannya, manusia memerlukan ada aturan dan konsepsi yang mengatur aspek naluri manusia dan kebutuhan jasmaninya. Dari aspek ini difahami, kedudukan AlKhaliq sebagai Pencipta manusia, Dia sangat memahami apa kelebihan dan kekurangan, dan yang dibutuhkan manusia. Jadi, aturan kehidupan manusia haruslah bersumber dari Dzat yang sama dan bukan berasal dari manusia. Sebab manusia pada hakekatnya sangat lemah dalam membuat aturan kehidupan. Bukti terhadap persoalan ini adalah ketika manusia membuat suatu aturan kehidupan, maka sangat mungkin terjadi perbedaan yang diametral, perselisihan, dan pertentangan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Suatu hal yang selalu berpotensi melahirkan pertentangan, perbedaan, dan perselisihan yang membawa dampak buruk yang sangat besar terhadap kelestarian dan kelangsungan hidup manusia, bahkan dapat berakibat pada kesengsaraan kehidupan manusia. Termasuk dalam hal ini manusia sangat lemah memahami hakekat dirinya sendiri. Oleh sebab itu, peraturan penataan kehidupan manusia haruslah bersumber dari Pencipta manusia, yaitu Allah SWT. Konsekuensinya setiap manusia berkewajiban untuk menyelaraskan setiap amal pebuatannya dengan aturan dan hukum Allah SWT. Suatu hal yang perlu difahami adalah seorang manusia yang mengikuti peraturan hidup ini hanya sebatas pada manfaat peraturan itu saja dan bukan berdasarkan pada aspek adanya kesadaran bahwa peraturan hidup tersebut berasal dari Allah SWT., maka tentu amal perbuatan itu menjadi tidak memiliki ruh imani. Jadi, seluruh amal perbuatan itu wajib dilandasi adanya kesadaran manusia terhadap hubungan dia dengan Allah SWT. Pemahaman terhadap perintah dan larangan Allah SWT. itu harus dilandasi kesadaran manusia dengan keberadaan ia sebagai hamba Allah, sebagai makhluk dari Al-Khaliq. Dari sisi inilah muncul bahwa setiap amal perbuatan manusia memiliki ruh imani (idrak shillah billahi). Jadi, ruh pada aspek ini bukan berarti nyawa/sirrul hayah (rahasia kehidupan), tetapi adanya aspek kesadaran manusia terhadap hubungannya dengan Allah SWT. dalam setiap amal perbuatannya. Seorang muslim melakukan amal perbuatan menyesuaikan dengan segenap perintah dan larangan Allah SWT. berdasarkan kesadaran akan hubungan dirinya dengan Allah SWT. dan tujuan ia melakukan perbuatan tersebut adalah menggapai ridla Allah SWT.; bukan sekedar mendapatkan manfaat dari aturan dan hukumNya. Berdasarkan itu, Islam membangun peradaban dan kebudayaan manusia yang khas. Begitu pula, Islam merupakan serangkaian pemahaman tentang kehidupan dengan membentuk cara pandang hidup yang tertentu. Karena memang telah terbukti kebenarannya dan faktanya dalam peradaban umat Islam yang tinggi pada masa sebelumnya. Di dsamping itu, Islam memiliki ketentuan hukum dan nilai yang menyeluruh yang mampu memberikan jawaban (problem solving) bagi seluruh persoalan kehidupan manusia dengan beragam bentuk masalahnya. Hal ini dimungkinkan karena di dalam Islam terdapat metode yang dapat digali melalui proses istinbathul ahkaam (penggalian hukum untuk menentukan suatu hukum bagi suatu perkara yang baru). 2 PAI UNPAD Kesempurnaan Islam Secara i‘tiqadi, seorang muslim meyakini bahwa Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Al-Qur’an Al-Karim telah menjelaskan hal-hal berikut, di antaranya: 1. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang aqidah/keimanan. 2. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang ibadah. 3. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang akhlak. 4. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang makanan dan minuman. 5. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang batasan aurat (pakaian dan cara berpakaian). 6. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang aktivitas ekonomi dan perdagangan. 7. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan aktivitas sosial kemasyarakatan. 8. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan aktivitas politik dan pemerintahan, serta negara. 9. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang strategi militer dan pertahanan. 10. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang pendidikan. 11. Al-Qur’an Al-Karim menjelaskan tentang hukum dan sanksi hukum. Karakteristik Islam Islam sebagai agama yang memiliki karakteristik khas, berbeda dengan konsepsi hidup manapun. Karakteristik Islam, antara lain: 1. Risalah Insaniyyah (kemanusiaan), yaitu risalah itu berlaku untuk seluruh umat manusia di setiap masa dan tempat. Di samping itu Islam menyeru manusia dalam kapasitasnya sebagai manusia, tanpa memandang ras, warna kulit, dan bahasa. Perhatikan QS. Al A‘raaf: 158. 2. Risalah Islam merupakan risalah yang komprehensif. Berkaitan dengan hal ini Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik individu, keluarga maupun masyarakat, dan negara. Begitu pula, Islam mengatur sistem ekonomi, budaya, sosial, politik, pemerintahan, pendidikan, dll. Islam hadir dengan membawa sejumlah aturan yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, dan orang lain. 3. Risalah Islam menghapus seluruh syariat sebelumnya. Maaidah: 48 4. Risalah Islam merupakan risalah penutup risalah para nabi. Perhatikan QS. Al Ahzab: 40 dan QS. Al Fath: 13. Seluruh umat manusia diperintahkan mengikuti risalah beliau sampai hari Qiamat. Perhatikan QS.Ali Imran:102, Ali Imran: 85. 5. Mengikuti Islam merupakan satu-satunya syarat keselamatan dari kesengsaraan hidup di dunia dan bagi kaum muslimin merupakan syarat memperoleh kejayaan dan kemenangan. Perhatikan Thaha:124-126 Perhatikan QS. Al 3