Modul Dasar-Dasar Fotografi dan Kamera TV [TM2]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Dasar-dasar
Fotografi &
Kamera TV
Teknik Dasar Penggunaan
Kamera
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Broadcasting
Perkuliahan
Kode MK
02
Dosen Pengampu
Eppstian Syah As’ari, M.Si
Abstract
Kompetensi
Berisi Tentang Teknik Dasar Penggunaan Kamera Audio-Visual
(Video) Untuk Produksi Media Public Relation
Mahasiswa Teknik Dasar
Penggunaan Kamera AudioVisual
Basic Camera Operation
Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media penyimpanan
gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic,
Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai
beragam varian dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional.
Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk
card (kartu memori). Seperti Panasonic p2 dan xperss card sony sxs xd
Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan
gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk
mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman
profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.
The Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure:
• Aperture
• Shutter Speed
• (ND Filter)
• (Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari exposure.
Exposure/iris
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk
mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over
exposure) harus diperhatikan:
‘14
2
Dasar-dasar Fotografi & Kamera TV
Dosen: Eppstian Syah As’ari, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Aperture (diafragma/iris)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun
sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang
masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai
cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de
dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit,
sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan fstop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop =
bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring
iris di lensa kamera.
2. Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek
shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk
selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
3. ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa
mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras,
seperti tengah hari yang terik.
4. Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang
cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih
under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya
gambar menjadi agak coral (pecah).
Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya
kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan
cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan
penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK)
untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna
biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang
filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.
Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya
yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini
tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
White Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari.
Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di
‘14
3
Dasar-dasar Fotografi & Kamera TV
Dosen: Eppstian Syah As’ari, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu
antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna
tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi
dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah
dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya
yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance:
• Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
• Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
• Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
• Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
• Kamera siap untuk merekam.
Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.
Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual
yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan
mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide
angle).
Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa
Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada
waktu mengoperasikan kamera
Focus
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila
proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan
tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di
belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti
gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow
focus apabila kamera atau objek bergerak.
‘14
4
Dasar-dasar Fotografi & Kamera TV
Dosen: Eppstian Syah As’ari, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada
keseluruhan adegan (shot).
3 hal yang menentukan depth of field :
1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus
semakin tipis.
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin
tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0
3. Jarak kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak
kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa
audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan
tidak sampai kepada penonton.Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Framing/kompisisi Teori komposisi
Menurut kamus bahasa, komposisi (composition) berarti sebuah proses penggabungan
beberapa elemen menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam videografi komposisi merupakan
sebuah proses yang sangat vital karena dari komposisi itulah sebuah gambar bisa becerita, dari
komposisi pula sebuah gambar terlihat indah dan enak dipandang untuk dinikmati. Berbeda
dengan seni lukis yang memulai komposisi dari bidang kosong, kemudian menambahkan
elemen-elemen yang dirasa perlu agar pesan lukisannya bisa sampai ketika dilihat orang lain.
Komposisi dalam videografi dimulai dari bidang yang penuh, kemudian satu-persatu elemen
yang tidak perlu disingkirkan untuk mencapai tujuan yang sama.
Komposisi sangat berkaitan dengan estetika, untuk itu tidak ada peraturan yang mengikatnya,
kalaupun ada hanyalah sebatas panduan yang boleh diikuti dan boleh juga tidak dikuti. Untuk
itu ada istilah following the rule dan breaking the rule. Tetapi bagaimanapun panduan-panduan
dalam menentukan komposisi ini sudah melalui proses studi yang cukup panjang sehingga
sangat sesuai dengan indera penglihatan manusia dalam menikmati karya visual ini.
Buatlah simple (Simplicity)
Pada forum-forum kritik gambar, sering kita dengar komentar-: “simple tapi menarik…”, atau
“backgroundnya terlalu ramai sehingga POI kurang menonjol…” dan lain-lain. Tujuan komposisi
ini adalah memberikan penonjolan pada object utama gambar (point of interest – POI) agar
langsung terlihat secara utuh tanpa gangguan elemen-elemen lain yang tidak diperlukan.
Karena itu, pastikan benar bahwa elemen-elemen yang masuk kedalam frame kamera adalah
‘14
5
Dasar-dasar Fotografi & Kamera TV
Dosen: Eppstian Syah As’ari, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
elemen-elemen yang benar-bener diperlukan. Cobalah zoom lebih dekat atau cari sudut
pandang lain untuk menentukan point of interest
Perhatikan gambar di bawah ini.
GAMBAR 2
Pada gambar 1, object utama tidak terlalu menonol karena penglihatan akan terbagi ke
beberapa aspek lainnya yang sama menonjol atau kurang menonjol tapi punya implikasi
untuk mengalihkan perhatian. Struktur kayau dermaga yang kompleks bisa menyaingi
object utama karena porsi dan intensitas cahayanya seimbang dengannya. Orang-orang
yang terlihat di background juga punya andil yang cukup besar untuk mengalihkan
perhatian karena orang akan merasa penasaran dengan aktivitas yang sedang
dilakukannya.
Perhatikan gambar 2. Seluruh tumpuan penglihatan hanya tertuju kepada object utama
‘14
6
Dasar-dasar Fotografi & Kamera TV
Dosen: Eppstian Syah As’ari, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
karena tidak ada bagian lain yang akan menarik perhatian yang melihatnya. Semua
elemen yang berpotensi mengganggu sudah dihilangkan. Contoh ini menunjukan bahwa
zooming atau memfokuskan ke frame hanya ke object utama akan menghasilkan gambar
yang simple tapi tepat sasaran.
GAMBAR 3
GAMBAR 4
Pada gambar 3, object utama duduk di dermaga dengan background kapal-kapal yang
sedang bersandar. Background dibutuhkan untuk memberikan cerita dan suasana di
dermaga. Masalahnya adalah background terlalu ramai sehingga perhatian akan
terpecahkan dan object utamanya sendiri menjadi agak kurang menonjol. Gambar 4,
memperbaiki kondisi tersebut tanpa menghilangkan suasana dermaganya, porsi kapal
hanya diberi sedikit sehingga object utama menjadi lebih menonjol. Contoh ini
memperlihatkan bahwa hanya dengan menggeser sudut pengambilan gambar, simplicity
bisa didapatkan.
‘14
7
Dasar-dasar Fotografi & Kamera TV
Dosen: Eppstian Syah As’ari, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hindari penumpukan object (merger)
Penumpukan object akan sangat mengganggu object utama (POI) karena bisa merusak
keindahannya dan mengurangi rasa nikmat dalam melihatnya. Perhatikan contoh berikut :
Perhatikan gambar 5, posisi kamera tepat sejajar dengan kepala object utama bahkan terkesan
menyatu dengan bagian rambut karena tidak ada pemisah. Kondisi ini adalah salah satu yang
bisa dikategorikan sebagai penumpukan. Model yang harusnya terlihat cantik akan terganggu
oleh keberadaan elemen kamera yang tidak pada tempatnya. Gambar 6, diambil dari sudut yang
lain dan memperbaiki kondisi yang ada. Bisa dilihat gambar 6 terlihat lebih menarik
dibandingkan dengan gambar 5.
Referensi
Abdullah, Aceng. 2000. Press Relations. Kiat Berhubungan dengan Media Massa. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Austin, Claire. 1996. Public Relations yang Sukses dalam Sepekan. Megapoin, Jakarta.
Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Edisi Kelima. Direvisi Oleh Daniel Yadin. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Mappatoto, Andi B. 1993. Siaran Pers. Suatu Kiat Penulisan. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2004. Dasar-dasar Public Relations. Cetakan
Ketiga. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Beberapa sumber lainnya yang relevan
‘14
8
Dasar-dasar Fotografi & Kamera TV
Dosen: Eppstian Syah As’ari, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download