deteksi virus hepatitis b - ANSN

advertisement
Risalah Pel1emuan Ilmiah Penelilian
dan Pengembangan
Ap/i:kasi Isolop dan Radiasi,
2{XJ f
DETEKSI VIRUS HEPATITIS B (VHB) DALAM SERUM DARAH
DENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASECHAIN REACTION)
Lina, M.R., Dadang, S.,dan Suhadi,F.
PuslitbangTeknologiIsotopdan Radiasi,BATAN, Jakarta
ABSTRAK
DETEKSI VIRUS HEPATmS B (VHB) DALAM SERUM DARAH DENGAN TEKNIKPCR
(POLYMERASE CHAIN REACTION). Penelitian Wltuk mendeteksiadanya VHB dalam darnh dengan
teknik PCRmenggWlakan
2 macampasanganprimer oligonukleotida,telahdilakukan.Sepuluhserwn dipakai,
terdiri dari 5 serumHBsAg positif, } serumHBsAg positiflemah, 3 serumHBsAg negatif,dan I senunDNA
VHB negatif basil PCR dari laboratoriumlain. Perlakuanawal sampel yaitu Wltuk mempurifikasi dan
mengekstraksiDNA virus, dilakukandenganmetodeBOOM. Dua macampaSaIlgan
primer, yaituPC} & PC2
dan PI & P2 dipakai untuk PCR. PenggWlaan
primer PCl & PC2dilakukandengan2 perlaktian,yaitu I.a &
I.b. Ampliflkasi DNA dari 5 serumHBsAg positif denganperlakuanI.a., menWljukkanDNA VHB positif
hanya pada 3 senun,sedangkandenganperlakuanI.b dan denganpenggWIaanprimer PI & P2 (pasangan
primer ke dua), menWljukkaIlbasil positif untuk ke lima serumtersebut.Dari pemeriksaan3 serumHBsAg
negatif, hanya I senun memperlihatkanDNA VHB positif, yaitudari basilprosesPCR menggunakanprimer
PI & P2. Tes PCR denganperlakuanI.b dan denganpenggWIaan
primer PI & P2 menunjukkanbasil positif
untuk senun dengan DNA VHB negatif basil PCR dari laboratoriumlain. Tes PCR dalam penelitian ini
menunjukkanbasil negatif untuk I serumdenganHBsAg positif lemah. Dalam penelitian ini ternyataproses
PCR menggWlakanprimer PI & P2 lebih sensitifdibandingdenganprimerPCI & PC2.
ABSTRACT
DETECTION OF HEPATITIS B VIRUS (HBV) IN BLOOD SERUM BY MEANS OF PCR
(pOLYMERASE CHAIN REACnON) TECHNIQUE. Researchfot detectimgthe presenceofHBV DNA
in serum with PCR techniqueby using two pairs of oligonucleotideprimers,has beellcarried out. Ten serum
consistedof 5 HBsAg positive sennn,I HBsAg weakpositive sennn, 3HBsAg negativeserum,and I sampel
with negative HBV DNA as a previous PCR productfrom aIlotherlaboratory,were used to purify and to
extractthe DNA of virus, the samplepretreatmentwasdone with Boom method.The two pairs of primers
used for the PCR process,werePCI & PC2 and PI & P2. The amplificationprocessby meansof PC1 & PC2
primer was carried out with two treatments,l.a. & l.b treatmentsof 5 HBsAg positive serum samples,3 were
positive for HBV DNA by PCR test with l.a. treatment The PCR test by meansof either the sameprimer
but different treatment(l.b treatment)or differentpair of pruner (pI & P2 pimer), revealedthe presenceof
HBV DNA in all ofHBsAg sennnmentionedaboveofHBsAg negativeserum, I serumwaspositive for HBV
DNA and it was an aInplification productofPCR test by using PI & P2 primer. The amplificationproducts
ofPCR processwith either l.b treatmentor PI & P2 primer, showedthe positive resultsfor I HBV positive
serumas a previousPCR productfrom anotherlaboratory.All of the PCR test in this researchprovided the
negative HBV DNA result in the HBsAg weak positive sennn.The DNA amplificationprocessby means of
PI & P2 primer was more sensitivecomparedwith PC I & PC2primer.
PENDAHULUAN
Hepatitis ataudikenalsebagaipenyakitliver atau
hati disebabkan peradangan pada jariIlgan hati.
Timbulnya peradanganini akibat infeksi virus, salah
satunyaadalahvirus hepatitis B (VHB). Ukuran VHB
sekitar 42 lUll yang dikenal sebagai partikel Dane.
Strnktur VHB terdiri dari suatu selubung (envelope)
dari antigen pennukaan (HBsAg), nukleokapsiddari
antigen core (HBcAg) dan antigenprecore (HBeAg)
sertagenom (DNA) virus yang berukuran3,2 kb [1, 2,
3]. Antigen tersebutdan antibodiyang terbentukdapat
dipakaisebagaipetandates serologik.
Jumlall penderitahepatitisB semakinmeningkat
baik di dunia maupundi Indonesia.Hal ini antaralain
disebabkan sebagian individu yang terinfeksi VHB
tidak menunjukkan gejala klinis / asimtomatik atau
manifestasi yang timbul berupa gejala yang ringan /
subklinis. SebagianpenderitahepatitisB tersebutakan
menjadi kronis yang berlanjut menjadi sirosis dan
kanker hati (hepatocellular carcinoma) sehingga
berakibatkelnatian akibatkegagaIanfungsi hati. Oleh
karenanya,penyakit ini merupakanmasalahkesehatan
yang seriusdan perlu penangananyang baik. Menurut
DALIMARTHA [4Jdan KANE et al. yang dikutip oleh
WIDJAJA [5J, menyatakanbahwa lebih dari 2 rnilyar
pendudukdi dunia telah terinfeksi VHB daD300 -350
jura adalah pengidapHBsAg. Prevalensi donor darah
HBsAg di Indonesiabervariasiantara 2,4 -9,1% dan
didaerahtertentu sepertiNusa Tenggaraprevalensinya
lebihdari 10%[6J.
Diagnosis laboratorium untuk mengetahui
adanyainfeksi VHB daDprognosispenyakithepatitisB
tersebut, dapat dilakukan dengan petanda. serologik
yang ada di dalamdarah,sepertiHBsAg, anti HBs, anti
HBc, HBeAg, anti HBe, menggunakanteknik ELISA
131
RisalahPeltemuanIlmiahPene/itian
dan Pengembangan
AplikasiIsotopdanRadiasi,2tXJ1
[4, 5, 7]. Teknik lain yang dapat mendeteksiadanya
infeksi VHB adalah hibridisasi asam nukleat dengan
pelacak DNA. Polymerase chain reaction (PCR)
merupakan metode yang lebih sensitif daD spesifik
dibanding denganke dua metodetersebut.DNA VHB
yang dapat dideteksi dengan PCR adalah I -10 ag
(setaradengan 1 -10 genomvirus sedangkandengan
metode hibridisasi dengan pelacak DNA, konsentrasi
DNA virus yang terdeteksiadaiah0,1 -1 pg (setarn
dengan 104 -106 kopi genom virus) [2]. ProsesPCR
yang dilanjutkan dengan analisis hibridisasi
menggunakanpelacak DNA yang berlabelradioisotop,
kemampuan deteksinya meningkat menjadi 105 kali
lebih tinggi dibandingkanprosesPCR dengan deteksi
menggunakanelektroforesisgel agarosadaDpewarnaan
etidium bromida [8].
Beberapa penyakit yang sering kali muncul
setelah transplantasi jaringan biologi antara lain
keracunan obat daD infeksi karena virus.
Oleh
karenanya,jaringan biologi baik berasal dari donor
hidup maupunjenasah,harns bebasdari virus seperti
VHB, VHC (Virus Hepatitis C), mv (Human
Immunodeficiency Virus). PEREIRA et al.. [9]
menyatakanprevalensianti VHC dalam donorjenasall
yang ditelitinya adalah 1,8% (13 dari 716 donor) daD
dari 11 donor tersebut,5 donor positif untuk petanda
serologikanti Hepatitis B core (antiHBc).
Dalam perkembanganBank JaringanBiologi di
Indonesia khususnya Bank Jaringan Biologi Riset
Batao, sangat diperlukan penelitian yang berkaitan
dengan penyediaanjaringan biologi yang berkualitas
tinggi [10]. Suatupenelitian untuk mendeteksiadanya
ageDpenyebabpenyakit khususnyavirus sepertiVHB,
VHC, mv pacta donor jaringan biologi melalui
pemeriksaandarahnyadenganmetodecepatdaDakurat
yang mempunyai spesifitas dan sensitivitas tinggi
sepertiPCR, sangatdiperlukan.
BAHAN DAN METODE
Persiapan DNA dari Sampel. Sepuluh serum
darah dari laboratorium klinik digunakan dalam
penelitian ini, terdiri daTi 5 buah serum dengan HBsAg
positif, 1 buah serum dengan HBsAg positif lemah, dan
3 buah serum dengan HBsAg negatif. Puriflkasi dan
ekstrnksi DNA virus dilakukan dengan,metode BOOM
[11]. Secara singkat metode tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut, lamtan biller lisis yang mengandung
Tris-HC1, GuSCN (guanidinium thiocyanate), EDT A,
daD Triton X-IOO, ditambahkan ke dalam 100 1-1.1
serum.
DNA virus kemudian dipurifikasi dan diekstraksi
dengan menambal1kan supensi diatom dalam HCI, biller
pencuci terdiri daTi larutan Tris-HCI + GuSCN, etanol
70%, dan aseton. Pemisahan DNA dilakukan dengan
menambahkan biller elusi TE (Tris-EDT A), pemanasan
pada suhu 56°C dan sentrifugasi pada kecepatan tinggi
(12.000 rpm). Larutan DNA yang didapat selanjutnya
dipakai untuk diampliflkasi dengan metode PCR.
Proses Amplifikasi
DNA. VHB. Amplifikasi
DNA dilakukan dengan metode PCR menggunakan alat
DNA thermocycler. Pada penelitian ini, 2 macam
132
pasanganprimeroligonukleotidayaitu pasanganprimer
I : PCI (5'-CATAAGAGGACTC1TGGACT-3') &
PC2 (5'-AAAGAA1TCAGAAGGCAAAAACGA-3'),
didesain oleh OKAMOTO et al. yang dikemukakan
oleh WIDJAJA et al. [5], dan pasanganprimer II: PI
(5'- CAAGGTATG1TGCCCGT1TG-3') & P2 (5'AAAGCCCTGCGAACCACfGA-3') [2], dipakai
untuk prosesamplifikasi. Penggunaanpasanganprimer
I (pCI & PC2) dilakukan dengan 2 perlakuan
(perlakuan I.a dan I.b.), yaitu 2 macam komposisi
campuranPCR dan 2 macam program untuk proses
amplifikasi.. Komposisipertama(I. a.) terdiri dari biller
reaksi10 rnM Tris-RCI & 50 rnM KCI, larutan2,0 rnM
MgClz, 200 ~ deoksinukleotida trifosfat (dNTP),
konsentrasiprimer masing-masing15 pmol, dan I Unit
Taq polymerase.Perbedaankomposisi larutan PCR
pertamadan ke dua (I.b.) adalah penambahan0,01%
larutan gelatin, perubahankonsentrasi,yaitu 2,5 rnM
MgClz , dan Taqpolymerase1,5 Unit sedangkanuntuk
pasanganprimerII (pI & P2), konsentrasigelatin yang
digwIakan 0,020/0,konsentrasiprimer I ~, dan Taq
polymerase2 Unit. DNA VHB dari sampelyang akan
diamplifikasi ditambahkanke dalam larutan tersebut.
Campuran kemudian ditambah dengan mineral oil
Proses amplifikasi dilakukan dengan 3 tahap untuk
setiap siklus, yaitu talmp denaturasi, annealing, dan
extension.Tahap denaturasiuntuk primer I (pCI &
PC2) campuranlarutanPCR pertama(I.a). dan ke dua,
(I.b.) masing-masingadalah sebagai berikut : subu
94°C, selarnaI menit, daD 95°C, I menit, sedangkan
untuk pasanganprimer II (pI & P2) subu yang
digwIakan 95°C selama 2 menit. Tahap annealing
dilaksanakandalam subu 56°C, selamaI menit untuk
primer I dengancampuranlarutan PCR pertama I.a.),
subu 55°C, I menit untuk campuran larutan ke dua
(I.b.), dan subusarnaselarna2 menit untuk primer II.
Tahapextensiondilakukandalam subu 72°C selama I
menit wltuk pemakaianprimer I larutan PCR pertama,
(I.a.) subu yang sarna,selarna2 menit untuk larutan
PCR ke dua (I.b.) , daD suhu 70°C selama 2 menit
untuk primer II. JW11lah
siklus yang diperlukan baik
untuk penggunaan
ke dua macamprimer tersebutsarna.
yaitu 35 siklus. Sebagaikontrol positif digunakanDNA
dari serumdarnh pasien dengan DNA VHB positif
basil pemeriksaan dari suatu laboratorium klinik.,
sedangkanlarutanPCRyangditambahdenganbufer 'iE
I x dipakaisebagaikontrol negatif.
Deteksi DNA Basil Amplifikasi. Fragmen
DNA basil ampliflkasi sebanyak8 J.lIsetelahditambah
dengan loading buffer dianalisis dengan teknik
elektroforesisgel agarosadengan konsentrasiagarosa
sebesar 1,5% (b/v). Proses elektroforesis dilakukan
dalam biller TBE (Tris-Borat-EDTA) dengan voltase
konstant (100 V). Visualisasi DNA yang telah
dielektroforesis, dilakukan dengan mewamai gel
denganlarutan etidiW11
bromida dan memaparkangel
di bawah UV transilluminator.Penentuanukuran berat
molekul fragmen DNA basil ampliflkasi dilakukan
denganmenggunakanpenandaberat molekul (marker)
0XI74 RaeIII.
Risalah Pertemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi lsalop dan Radiasi, 200 1
BASIL DAN PEMBAHASAN
Basil proses PCR menggW1akanpasangan
primer I dengan perlakuan I.a. dari 5 buah sampel
serum darnh denganHBsAg positif, I serum dengan
HBsAg positif lemah, I serum dengan DNA VH8
negatif basil PCR laboratorium lain, dan 3 serum
denganHBsAg negatif, dapat dilibat pada GambarI
dan 2. Dari 5 buah serumdarahdenganHBsAg positif
(sampelno. I, 2, 3, 4, 5) temyatahanya3 buab sampel
serum (sampel no. 1, 3, daD 5), yang menunjukkan
DNA VHB positif menggunakanteknikPCR tersebutdi
atas, yaitu terlihat adanyapita DNA pada gel agarosa
(Gambar I, lajur 3, 5, Gambar2, lajur 5). Semuaserum
dengan HBsAg negatif (sampel no. 7, 8., 9) basil
PCRnyajuga negatif (Gambar I, lajur 7 dan Gambr2,
lajur 3, 6). Demikian juga basil PCR untuk I sampel
dengan DNA VHB negatif berdasarkantes PCR dari
laboratoriumlain, juga menunjukkanbasilnegatif,yaitu
tidak adanya pita fragmen DBA pada gel agarosa
(Gambar 2, lajur 7). Besamya produk PCR adalah
sekitar 283bp.
Gambar3 dan 4 menunjukkanbasil prosesPCR
menggunakan pasangan primer yang sarna dengan
perlakuanI.b. sepertitelah dijelaskansebelumnya.Dari
basil tersebut terlihat bahwa 5 buah serum positif
HBsAg, semuanyamenunjukkanbasilPCRpositif yaitu
adanyafragmen DNA VH8 .( Gambar3, lajur 3, 5, 6,
dan Gambar 4, lajur 4, 5), sedangkanI buah serum
denganDNA VHB negatifbasil PCR laboratoriumlain,
dengan tes PCR tersebut, menunjukkanbasil positif
(Gambar 4, lajur 7). Sensitivitastes PCR dengan
pelakuanI.b temyata lebib tinggi .apabiladibandingkan
perlakuan I.a., meskipun sekwens primemya sarna,
namun komposisi larutan sangat berpengaruh di
samping juga program untuk proses amplifikasi.
Optimasi amplifikasi sangat berpengaruh terbadap
sensitivitasdan spesifisitasreaksi ampliflkasi. Faktor
yang sangatberperanpada optimasi PCR antara lain
adalahkonsentrasikation divalen (Mg++) dalamlarutan
MgCI2, konsentrasi enzim , konsentrasinukleotida,
konsentrasi primer, larutan tambahan untuk proses
PCR, suhu untuk annealing dU. seperti misalnya
konsentrasi ion rnagnesiun apabila terlalu rendah
menurunkan efisiensi reaksi sedangkanterlalu tinggi
menurunkan spesifisitas. Demikian juga konsentrasi
enzim (Taq polymerase) terlalu rendah menurunkan
efisiensi amplifikasi dan konsentrasi terlalu tinggi
menghasilkanfragmen DNA non spesifIk [12J. Tes
PCR dari laboratorium lain pada I sampel serum
(sampelno. 10) menunjukkan lJasil negatif, namun
dengantes PCR dalampenelitianini (I.b.) menunjukkan
basil positif (Gambar 4, lajur 7). Salah satu
kemungkinan yang menyebabkanadalah pasangan
primer oligonukleotida yang digunakan dalam
penellitian ini yaitu primer PC I & PC2 (I.b.) lebib
sensitif dibandingkandenganprimer dari laboratorium
yang sebelwnnyatelah menganalisissampeltersebut.
Peneliti terdahulu menyatakansenstivitas primer PC1
& PC2cukup tinggi yaitu 0,1 Pg/ml DNA VH8 dalam
serum[5J.
Analisis produk PCR menggunakanpasangan
primer II (P I & P2) diperlibatkanpada Gambar5 dan
6. Gambartersebutmenunjukkan5 buah sampelserum
denganHBsAg positif, juga menunjukkanbasil positif
dengantes PCR tersebut(Gambar 5, lajur 3, 4, 5 dan
Gambar6, lajur 3, 4).dan basil positif juga diperoleh
dari 1 sampel negatif berdasarkantes PCR dari
laboratoriumlain (sampelno. 10) (Gambar6, lajur 7)
Besarnyafragmen DNA basil amplifikasi adalah 259
bp. Data lain menyatakandari 3 buah serumHBsAg
negatif, 1 serum nenunjukkan basil positif , yaitu
sampelno. 8 dengan fragmen DNA yang dihasilkan
lebih kecil dari 259 bp. (Gambar 6, lajur 5).
Berdasarkan sekwens dari genom VHB, ukuran
fragmen DNA tersebutyang lebih kecil, kemungkinan
disebabkanadanyabeberapabasapada genom tersebut
(TCAGT) pada lokasi berbeda yang berkomplemen
dengan beberapa basa (AGTCA) dari primer
oligonukleotida P2 [I3J. Sensitivitas teknik PCR
menggunakanprimer PI & P2 lebih tinggi dibanding
denganmenggunakanprimer PCI & PC2. Primer ini
didesaindari genHBs sedangkanPCI & PC2 didesain
daTi daerah precore/coreVHB. Sebagaimanatelah
dijelaskan 1 sampaidengan10 ag DNA VHB ( setara
dengan 1 sampai dengan 10 genom virus) dapat
dideteksidenganteknik tersebut(2). Menumt penelitian
MULYONO [I4J, serum HBsAg negatif dapat
mengandungDNA VHB. Kemungkinan yang terjadi
adalahadanya VHB spesiftk berkaitan dengan daernh
geografi. Dilaporkan adaIlya individu non-responsif
terlmdap vaksinasi dengan munculnya VHB yang
mengalamimutasi pada antigenpermukaan (HBsAg)
dan kemungkinan mutan HBsAg tidak terdeteksi
denganreagenyangada.
SemuatesPCR yangdilakukan dalampenelitian
ini pada sampel dengan HBsAg positif lemah,
menunjukkan basil negatif.
Hal ini mungkin
disebabkan VHB sudah tidak mengadakanreplikasi
atau perlu dilakukan suatu teknik yang lebih sensitif
seperti ne."tedPCR ataupun teknik PCR dilanjutkan
denganteknik hibridisasiyang dideteksideteksidengan
pelacakDNA berlabelradioaktif. Menumt BONINO et
a/., MATSUYAMA et a/., dan NEGRO et a/.yang
dikutip oleh YOKOSUKA et a/.[I5J, terdapatnyaDNA
VHB dalam serum,menunjukkanadanyareplikasi virus
daD bersifatsangatinfectious.
KESIMPULAN
Deteksi adanya VHB dalam serum darnh
dengan teknik
PCR menggunakan primer
oligonukleotida PI & P2 lebih sensitif dibanding
dengan pasangan primer PCI & PC2. Sedangkan
penggunaanprimer PCI & PC2 dengan 2 perlakuan
(I.a. & I.b.) menunjukkantes PCR I.b. lebih sensitif
dari padaI.a.
Sensitivitas teknik PCR dalam penelitian ini
dapat ditingkatkandengan menggunakanteknik yang
lebih senstif yaitu nested PCR atau teknik PCR
dilanjutkan hibridisasi dan
deteksi dengan
menggunakan
pelacakDNA berlabelradioaktif.
133
Risa/3hPertemll3n//mi3hPenelili3ndanPengembang3n
Ap/ik3Si
/SOlopd3nRadiasi,
2001
UCAPANTERIMA KASm
Penulis mengucapkanterima kasihkepada Sdr.
Almaida, Sdr. Suheni, dan Sdr. Rika Heryani atas
bantuanyang diberikan sehinggapenelitian ini dapat
terlaksanadenganbaik dan lancar.
8. YAP,S.F.,WONG,P.W.,GOH,K.L.,and WONG,
N.W. A studyof the frequencyof infection of
peripheralblood mononuclearcells of chronic
hepatitisB virus carriers using the polymerase
chain reaction and hybridization analysis. In
Radionuclides in Molecular Technology for
Diagnosis of CommunicableDiseases,IAEATECDOC- 748, IAEA, Austria (1994).
DAFTAR PUSTAKA
10 HOLLINGER, F.B. Hepatitis B virus. In Fields
Virology vol. 2, Fields, BoN., Knipe, D.M.,
Howley, P.M., Chanock, R.M., Melnick, J.L.,
and Sb-aus,S.E. (eds.), 3 nd edition, LippincottRavenPublisher,Philadelpllia-Newyork) (199).
2. YOKOSUKA, 0., TAGAWA, M., and OMATA,
M. PCR detection of hepatitis B virus. In
Diagnostic Molecular Microbiology. Principles
and Applications, Persing, D.H., Smith, T.F.,
Tenover,F.C., and White, T.J. (eds.), American
Society for Microbiology, WashingtonD.C.
(1993).
3. CIllSARI, F. V., and FERRARI, C. Viral hepatitis.
In Vim] Pathogenesis,Nathanson,N. et al.
(eds.), Lippincott-RavenPublisher,Philadelphia
-New York (1997).
4. DALIMARTHA, S. Ramuan tradisional untuk
pengobatan hepatitis. Penerbit PT. Penebar
Swadaya, edisike dua, Jakarta (1998).
9. PEREIRA, B.J.G., EDGAR, L., MILFORD,
KIRMAN,
R.L.,
and
LEVEY,
AS.
Transmissionof hepatitis C virus by organ
transplantation.N. Eng. J. Med. m 7(1991).
10.NAZL Y HILMY. Perkembanganbank jaringan di
Indonesia.Buletin Batan (1999)
11.BOOM, R, SOL, C.J.A., SALIMANS, M.MM,
JANSEN, C.L., WERrnEIM van DILLEN,
P.M.E., and van der NOORDAA, J. Rapid and
simple methods for purification of nucleic
acids. J. Clin. Microbiol. ~ 3 (1990) 495503.
12.PERSING,D.H. Target selectionand Optimization
of Amplification Reactions. In Diagnostic
Molecular Microbiology. Principles and
Applications, Persing, D.H., Smith, T.F.,
Tenover,F.C., and White, T.J. (edS.), Ame~can
Society for Microbiology, WashingtonD.C.
(1993).
13. Komunikasi pribadi
5. WIDJAJA, S. Epidemiology of hepatitis B and
hepatitis C virus infection in an urban area in
Jakarta, Indonesia: A hospital and population
basedstudy. Thesis for the degreeof Doctor in
de MedischeWetenschappen,
Leuven(1996).
6. BUDIHUSODO, U., SULAIMAN, H.A., AKBAR,
H.N. et of. Seroepidemiologiyof HEV and
HCV
infection in Jakarta, Indonesia.
Gastroenterology~196 -201 (1991):.
7. ESCOBAR, M.R.
Chronic viral hepatitis. In
Clinical Virology Manual, Specter, S., and
Lancz, G.J.(eds.), Elsevier SciencePublishing
CompanyInc., New York (1986).
134
14.MULYONO, D.H. Indonesian spesific hepatiti B
virus: In searchfor the ideal prototype for the
design of vaccine and laboratory detection.
InternationalMeeting on Liver Diseases.Gran
Melia, Jakarta,Indonesia September14 -16
(2001).
15.YOKOSUKA, 0., OMATA, M., HOSUDA, K.,
TAD A, M., EHATA, T., and OHTO, M.
Detectionand direct sequencingof hepatitis B
virus genomeby DNA amplification method.
GastroenterologylQQ (1991) 175-181.
RisalahPet1emuan
IlmiahPeneliliandan Pengembangan
ApflKasiIsolopdanRadiaSl;
2tXJ1
12345678
12345678
Gambar I IIasil PCR VIIB dari serum dengan
JlfiM PCI &.PC2(Ia) mellggtinakan teknik elektrorpresis gel agarosa
Lajur I : Marker 0XI74
Ilae III
Lajur 2 : Kontrol+
Lajur 3: Sampcl I (IIDsAg +)
Lajur4:SampcI2(IIRsAg+)
Lajur 5 : Sampel 3 (IIBsAg +)
L~iur 6: Sampel 6 (.lIBsAg + lemah)
Lajur 7: Sampel 7 (HBsAg-)
Lajur 8 : Kontrol -
2345678
Gambar 3 Ilasil PCR VIIB dari serumdengan
primer PCI & PC2 (I.b.) menggunakan teknikelektrofPresisgel agarosa
Lajur I: Marker 0XI74 Hac III
Lajur 2 : Kontrol +
Lajur 3 : Sampcl 2 (HBsAg +)
Lajur 4: Sampcl 7 (HBsAg-)
Lajur 5 : Sampcl I (11BsAg+)
Lajur 6: Sampel 3 (HBsAg +)
Lajur 7 : Sampcl 6 (11BsAg+ Icmah)
Lajur 8 : Konirol -
Gambar 2.
Hasil PCR VHB dari serum dengan
primer PC I & PC2 (Ia) menggunakan teknik elektrofo~is gel agaro.a.
l.ajur
Lajur
Lajur
(,ajur
Lajur
Lajur
Lajur
Lajur
I : Marker0XI74
Ilaelll
2 : Kontrol +
J : Sampcl 8 (1IBsAg-)
4: Sampcl 4 (11"sAg +)
5 : Sampel 5 (HBsAg +)
6 : Sampcl 9 (11BsAg -)
7: SilmpcllO (DNA VHB-)
8 : Konlrol -
2345678
Gambar 4. Ilasil PCR vIm dari serumdengan
primerPC I & PC2 (I.b.) menggunakan leknik eleklroforesisgelagarosa.
Lajur I : Marker 0XI74 Hae111
Lajur 2 : Konlrol +
Lajur 3: Sampcl 8 (HBs/\g-)
Lajur 4 : Sampel 4 (HBsAg +)
Lajur 5 : Sampcl 5 (HBsAg +)
Lajur 6 : Sampel 'I (11BsAg-)
Lajur 7 : SampcllO (DNA VHB-)
Lajur 8 : Konlrol .
135
Risalah Peltemuan Ilmiah Pene/ilian dan Pengembangan /-fJlikasi lsalop dan Radiasi.2001
]2345678
12345678
Gambar 5 Ilasil PCR VIIB dari serum dengan
Gambar 6. Ilasil PCR VIIO dari serum dengan
primer PI & P2 menggunakan
teknik elektro$resis gel agarosa
Lajilr
Lajur
Lajur
Lajur
Lajur
Lajur
Lajur
Lajur
primer PI & P2 menggunakan
tcknik clcktrofor.:..is gcl agarosa.
I : Marker eXI14 Hae II!
2 : Kontrol I3 : Sampel I (HBsAg +)
4 : Sampel 2 (11BsAg +)
5: Sampel 3 (HBsAg +)
6 : Sampcl 6( IIBsAg +Iemah)
7 : Sampel 6 (HBsAg-)
8 : Kontrol -
Lajur
I,ajur
Lajur
Lajur
Lajur
Lajur
Lajur
Lajur
I : Marker 0XI74 Hae 111
2: Konlrol +
J : Sampel 4 (HBsAg +)
4: Sampcl 5 (11OsAg +)
5: Sampel 8 (IIBsAg-)
6 : Sampcl 9 (HOsAg-)
7: SampellO (DNA VHB-)
8 : Konlrol -
DISKUSI
KRISNA LUMBANRAJA
MARIALINA
Anda menggunakan alat barn (PCR) apakah
anda sudah dapat mengkomersilkan? dan berapakah
biaya operasionaluntuk satusampel?
PCR (DNA Thennocycler) sudah ada sejak 7
tabun yang lalu, alat ini sudah dapat dikomersilkan
asalkandana pendukungnyacukup, biaya operasional
untuk persatusampelpemeriksaanvirus hepatitis B :i:
Rp. 400.000,-
136
Download