9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi Kata

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Ekonomi
Kata Ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani “Oikos atau Oiku” dan “Nomos”
yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain ekonomi adalah semua yang
menyangkut dengan peraturan dalam rumah tangga. (Putong, 2013:271)
Menurut P.A Samuelson ilmu ekonomi adalah suatu studi bagaimana orangorang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan
menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam
berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi, sekarang dan di masa datang,
kepada berbagai orang dan golongan masyarakat.
Ilmu ekonomi pada dasarnya adalah ilmu sosial, Karena manusia dan perilaku
akan kebutuhannya yang menjadi objek penelitiannya. Ilmu ekonomi terbagi dalam
dua bagian besar yaitu Ilmu Ekonomi Mikro dan Ilmu Ekonomi Makro.
Manfaat dari mempelajari ilmu ekonomi menurut Mankiw dan pakar ekonomi
lainnya (Putong, 2013:7) adalah:
1. Ilmu ekonomi dapat membantu memahami wujud perilaku ekonomi dalam
dunia nyata secara lebih baik.
2. Dengan mempelajari ilmu ekonomi akan membuat yang mempelajarinya
lebih mahir atau lihai dalam perekonomian.
3. Dengan menguasai ilmu ekonomi maka akan memberikan pemahaman atas
potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi.
4. Bila kita dapat memahami dan mahir dalam perekonomian lalu paham dengan
potensi serta keterbatasannya maka kita akan sangat paham bagaimana
menjadi pelaku ekonomi yang baik dimana setiap pilihan menentukan tujuan.
2.1.1 Pengertian Mikro Ekonomi
Kata mikro berasal dari bahasa Latin (micros) yang berarti kecil. Jadi
Ekonomi mikro adalah variabel ekonomi dalam lingkup yang lebih kecil.
Ekonomi mikro sering di sebut sebagai teori harga. Dalam teori ini dibahas
9
10
seperti teori produksi, teori biaya, teori pasar dan faktor produksi (Putong,
2013:8)
2.1.2 Pengertian Makro Ekonomi
Menurut Putong (2013:273) ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari
ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya
perekonomian secara keseluruhan. Ekonomi makro lebih terfokus pada perilaku
ekonomi secara keseluruhan, seperti total output suatu produk dan jasa, tingkat
inflasi dan pengangguran, dan tingkat nilai tukar.
Menurut Mankiw (2006:2) makro ekonomi adalah sebuah studi tentang
perekonomian secara menyeluruh, berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
terkait pertumbuhan pendapatan, kemiskinan, inflasi, kestabilan harga, resesi,
depresi, pengangguran dan lainnya.
Makro ekonomi melihat pasar secara luas bagaimana suatu barang dijual.
Ekonomi makro fokus kepada perilaku dan politik yang mempengaruhi
konsumsi dan investasi, tentang nilai tukar rupiah, kebijakan fiskal dan moneter,
tingkat suku bunga, dan hutang negara.
Hubungan yang dipelajari dalam ilmu ekonomi makro adalah hubungan
kausal antara variabel-variabel aggregatif (keseluruhan). Diantara variabelvariabel yang dimaksud antara lain adalah tingkat pendapatan nasional,
konsumsi rumah tangga, investasi nasional (pemerintah maupun swasta), tingkat
tabungan, belanja pemerintah, tingkat harga-harga umum, neraca pembayaran
(ekspor dan impor) dan lainnya (Putong, 2013:8).
2.2 Pendidikan
2.2.1 Pengertian Pendidikan
Pengertian yang terdapat dalam, Dictionary of Education, mengatakan
bahwa “Pendidikan ialah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan
sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia
hidup. Proses sosial dimana orang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan
individu yang optimum.” (Achidayat, 2014:37)
11
Berdasarkan pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan adalah proses memajukan kehidupan individu lewat pengembangan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya dan pembentukan budi pekerti melalui
lembaga-lembaga pendidikan yang ada. Hal ini diperlukan agar bisa membawa
dampak positif bagi dirinya sendiri, lingkungan dimana dia bersosialisasi, dan
bagi bangsa juga negara dimana ia berada.
Ki Hajar Dewantara merumuskan pengertian pendidikan sebagai daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intelek dan tubuh anak) dalam taman siswa tidak boleh dipisah-pisahkan
bagian-bagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan
dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya.
Pendidikan merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifatsifat hakikat manusia yang dimiliki, dan pendidikan juga digunakan untuk
bersosialisasi sesama manusia.
Dalam Atmanti (2005:42) beberapa faktor yang menyebabkan perlunya
mengembangkan tingkat pendidikan adalah :
-
Pendidikan yang lebih tinggi membuat pengetahuan masyarakat
bertambah dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka.
-
Pendidikan memungkinkan masyarakat mempelajari pengetahuan teknis
yang diperlukan untuk menjalani kegiatan modern. Pengetahuan yang
lebih baik yang diperoleh dari pendidikan menjadi perangsang untuk
menciptakan pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya.
2.2.2 Tujuan Pendidikan
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, ada 4 jenjang tujuan yang terdapat di dalam pendidikan, yaitu:
1. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah manusia Pancasila.
Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
12
mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung
jawab.
2. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya. Tujuan pendidikan tingkat SMP
tentu berbeda dengan tingkat SMA, tujuan pendidikan tingkat SMA
berbeda dengan SMK. Jika semua lembaga dapat mencapai tujuannya
maka kemungkinan besar tujuan nasional akan tercapai, yaitu terwujudnya
manusia Pancasila yang memiliki bekal khusus sesuai dengan misi
lembaga pendidikan dimana seseorang di didik.
3. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran
tertentu. Misalnya tujuan bidang studi bahasa, IPS atau IPA. Lembaga
pendidikan
untuk
mencapai
tujuan
institusionalnya
menggunakan
kurikulum dan tujuan kurikulum disebut kurikuler.
4. Tujuan instruksional. Materi kurikulum yang berupa bidang-bidang studi
terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Tujuan pokok
bahasan disebut tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok
bahasan/sub pokok bahasan. Tujuan pokok bahasan disebut tujuan
instruksional umum (TIU) dan tujuan sub pokok bahasan disebut tujuan
instruksional khusus (TIK).
2.2.3 Unsur-Unsur Pendidikan
Menurut Tirtarahardja (2008:27) semua jenis pendidikan mengandung
unsur-unsur sebagai berikut :
-
Peserta didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena ia pribadi yang
otonom,
yang
ingin
diakui
keberadaannya,
yang
ingin
mengembangkan diri secara terus-menerus guna memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupannya.
-
Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Para
pendidik pada umumnya adalah guru, orang tua, dan pelatih,
disesuaikan dengan lingkungan pendidikan.
13
-
Interaktif edukatif
Adanya komunikasi dua arah antara peserta didik daan pendidik
yang berarah kepada tujuan pendidikan.
-
Materi pendidikan
Berperan sebagai sarana pencapaian tujuan pendidikan. Materi
pendidikan terbagi 2 yang mencakup materi inti dan lokal. Materi
inti mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa
sedangkan materi lokal mempunyai misi mengembangkan
kekayaan budaya lokal.
-
Alat dan metode pendidikan
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan
pendidikan.Alat pendidikan dibedakan atas yang preventif yang
bermaksud mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki
dan kuratif yang bermaksud memperbaiki.Perlu diketahui juga
bahwa dalam memilih dan menerapkan metode penelitian, perlu
memperhatikan kesesuaian dengan tujuan pendidikan, peserta
didik, pendidik, situasi dan kondisi lingkungan belajar.
-
Lingkungan pendidikan
Dibagi menjadi tiga dan biasa disebut tri pusat pendidikan, yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah mempunyai tugas yang
sangat penting yaitu menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas agar supaya dapat menunjang pembangunan nasional yang
ada, untuk itu sekolah harus berfungsi :
i) Harus mampu menumbuh-kembangkan anak sebagai makhluk
individu melalui pembekalan semua bidang studi.
ii) Melalu teknik pengkajian bidang studi perlu mengembangkan
sikap sosial, gotong-royong, toleransi dan demokrasi
dalam rangka menumbuh-kembangkan anak sebagai
makhluk sosial.
iii) Harus berfungsi sebagai pembinaan watak anak melalui
bidang studi yang relevan.
iv) Sekolah harus dapat menumbuh-kembangkan anak sebagai
makhluk sosial yang religious.
14
v) Dalam konteks pembangunan nasional, pendidikan formal
harus menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas.
vi) Sekolah berfungsi konservatif, inovatif, dan selektif dalam
memelihara
kebudayaan
yang
ada,
melakukan
pembaharuan, dan melayani perbedaan individu anak
dalam proses pendidikan.
2.3 Pengangguran
2.3.1 Pengertian Tingkat Pengangguran Terbuka
Menurut Sadono Sukirno (2004:28) pengangguran adalah seseorang yang
sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari
pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh
pekerjaan yang diinginkan. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara
aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran. Pengangguran
dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah
tenaga kerja yang diminta.
Tingkat Pengangguran Terbuka adalah persentase jumlah pengangguran
terhadap jumlah angkatan kerja (BPS, 2015). Sedangkan menganggur dibagi
menjadi dalam dua kelompok yaitu:
-setengah menganggur kentara (visible unemployment)
-setengah menganggur tidak kentara (invisible unemployment)
Menurut (Sukirno, 2008: 328-331) Pengangguran biasanya dibedakan atas 3
jenis berdasarkan keadaan yang menyebabkannya, antara lain:
- Pengangguran Friksional, adalah pengangguran normal yang terjadi jika
ada 3% maka dianggap sudah mencapai kesempatan kerja penuh.
- Pengangguran Siklikal, adalah pengangguran yang terjadi karena
merosotnya harga komoditas dari naik turunnya siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah dari pada penawaran tenaga kerja.
- Pengangguran Struktural, adalah pengangguran karena kemerosotan
beberapa faktor produksi sehingga kegiatan produksi menurun dan pekerja
diberhentikan.
15
- Pengangguran Teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena tenaga
manusia digantikan oleh mesin industri.
Pengangguran adalah suatu hal yang menjadi penting jika tidak ditangani
dengan baik oleh suatu Negara, Karena jika pengangguran meningkat ini dapat
berdampak negatif terhadap suatu Negara, contohnya seperti kriminalitas dan
kemiskinan. Pemasukan dan pertumbuhan ekonomi Negara juga ikut terganggu
oleh pengangguran, maka dari itu suatu negara harus bisa mengelola
penduduknya agar mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka
demi tujuan mensejahterakan penduduknya dan negaranya.
Mankiw (2006:155), dalam bukunya menyatakan bahwa orang dewasa yang
berumur 16 tahun keatas digolongkan dalam 3 tingkatan :
-
Bekerja, kategori ini mencakup seseorang yang bekerja sebagai pegawai
yang menerima upah, bekerja pada usaha milik sendiri, atau bekerja sebagai
pegawai yang tidak menerima upah pada usaha keluarga. Kategori ini juga
mencakup mereka yang memiliki pekerjaan namun tidak sedang bekerja
karena untuk sementara waktu absen. Missal karena liburan, sakit, atau
cuaca yang buruk.
-
Tidak bekerja, kategori ini mencakup mereka yang tidak bekerja, memiliki
keinginan untuk bekerja, memiliki keinginan bekerja, dan telah mencoba
mencari pekerjaan selama 4 minggu terakhir. Kategori ini juga mencakup
mereka yang sedang menunggu panggilan kerja kembali dari tempat dimana
mereka diberhentikan dari pekerjaannya.
-
Tidak masuk dalam angkatan kerja, kategori ini mencakup mereka yang
tidak termasuk dalam dua kategori awal seperti pelajar, ibu rumah tangga,
atau pensiunan.
Untuk melihat angkatan kerja yaitu antara orang yang memiliki pekerjaan
dan pengangguran menggunakan rumus :
Dimana : L = angkatan kerja (labor force)
N = orang yang memiliki pekerjaan (employment)
U = pengangguran (unemployment)
16
Untuk melihat tingkat pengangguran menggunakan rumus :
Dimana : u = tingkat pengangguran (unemployment rate)
U = pengangguran (unemployment)
L = angkatan kerja (labor force)
2.3.2 Efek Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat membuat efek negatif yang mengakibatkan
kemerosotan yang merata dalam suatu negara. Pengangguran terjadi karena
tindak PHK yang di lakukan perusahaan atau individu yang tidak memenuhi
persyaratan untuk bekerja. Menurut Sadono Sukirno (2004:139) efek buruk dari
pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya
mengurangi tingkat kemakmuran dan kesejahteraan yang telah dicapai
seseorang. Pada tahun 1958 Professor A.W.Phillips mengemukakan bahwa upah
dan pengangguran saling berkaitan, jika pengangguran meningkat maka tingkat
inflasi upah akan menjadi rendah, begitu juga sebaliknya.
2.4 Kemiskinan
2.4.1 Pengertian Kemiskinan
Menurut Suryawati (2005:1) kemiskinan adalah bukan hanya hidup dalam
kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain,
seperti tingkat kesehatan dan pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam
hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal.
Kemiskinan menurut Kuncoro (2006:119) adalah ketidakmampuan untuk
memenuhi standar hidup minimum. Permasalahan standar hidup yang rendah
berkaitan pula dengan jumlah pendapatan yang sedikit (kemiskinan), perumahan
yang kurang layak, kesehatan dan pelayanan kesehatan yang buruk, tingkat
pendidikan masyarakat yang rendah sehingga berakibat pada rendahnya sumber
daya manusia dan banyaknya pengangguran. Tingkat standar hidup dalam suatu
17
negara bisa diukur dari beberapa indikator antara lain Gross National Product
(GNP) per kapita, pertumbuhan relatif nasional dan pendaptan per kapita,
distribusi pendapatan nasional, tingkat kemiskinan, dan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Menurut Todaro (2006:232), besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau
tanpa mengacu kepada garis kemiskinan (poverty line). Konsep yang mengacu
kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut, sedangkan konsep yang
pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan
relatif. Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan di bawah, di mana
kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi. Ini
adalah suatu ukuran tetap (tidak berubah) di dalam bentuk suatu kebutuhan
kalori minimum di tambah komponen-komponen non makanan yang juga sangat
diperlukan untuk bertahan (survive). Sedangkan kemiskinan relatif adalah suatu
ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat
didefinisikan di dalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang
dimaksud.
Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya
kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan
masyarakat dan standar pendidikan.
Menurut Suryawati (2005:4) Tingkat kemiskinan didasarkan jumlah rupiah
pengeluaran rumah tangga yang disetarakan dengan jumlah kilogram konsumsi
beras per orang per tahun dan dibagi wilayah pedesaan dan perkotaan.
Untuk daerah pedesaan:
-
Miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 320 kg nilai
tukar beras per orang per tahun.
-
Miskin sekali, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 240 kg
nilai tukar beras per orang per tahun.
-
Paling miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 180 kg
nilai tukar beras per orang per tahun.
Untuk daerah perkotaan:
-
Miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 480 kg nilai
tukar beras per orang per tahun.
-
Miskin sekali: bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 380 kg
nilai tukar beras per orang per tahun.
18
-
Paling miskin, bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 270 kg
nilai tukar beras per orang per tahun.
Bank Dunia mengukur garis kemiskinan berdasarkan pada pendapatan
seseorang. Seseorang yang memiliki pendapatan kurang dari US$ 1 per hari
masuk dalam kategori miskin (Suryawati, 2005 : 5)
2.4.2 Penyebab Kemiskinan
Kuncoro (2006:119) mengidentifikasi penyebab kemiskinan dipandang dari
sisi ekonomi:
1. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang
timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah
terbatas dan kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya
manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti
produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya
pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau
karena keturunan.
3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Ketiga
penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan
kemiskinan (vicious circle of poverty). Adanya keterbelakangan,
ketidaksempurnaan
pasar,
dan
kurangnya
modal
menyebabkan
rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan
rendahnya pendapatan yang diterima. Rendahnya pendapatan akan
berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya
investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya.
2.4.3 Jenis Kemiskinan
Menurut Suryawati (2005:1) kemiskinan dibagi dalam empat bentuk, yaitu:
-Kemiskinan Absolut adalah individu yang memiliki pendapatan di bawah
garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan,
sandang, papan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan.
19
-Kemiskinan Relatif adalah kondisi miskin karena pengaruh kebijakan
pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat.
-Kemiskinan Kultural adalah kondisi persoalan sikap seseorang atau
masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya.
-Kemiskinan Struktural adalah kondisi situasi miskin yang disebabkan oleh
rendahnya sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial.
Menurut Suryawati (2005:2) berkaitan dengan kelangkaan sumber daya
alam dan prasarana umum, serta keadaan tanah yang tandus serta kemiskinan
buatan, lebih banyak diakibatkan oleh sistem modernisasi atau pembangunan
yang membuat masyarakat tidak mendapat menguasai sumber daya, sarana, dan
fasilitas ekonomi yang ada secara merata.
2.5 Indeks Pembangunan Manusia
2.5.1 Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran pembangunan
manusia berdasarkan kualitas hidup (BPS, 2015). IPM juga sebagai tolak ukur
bahwa suatu Negara dikatakan sebagai Negara maju atau Negara berkembang.
IPM juga digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan manusia. IPM
diukur melalui 3 dimensi dasar, yaitu :
-Umur panjang
-Pengetahuan
-Kehidupan yang layak
Nilai indeks ini berkisar antara 0-100. Pengertian IPM yang dikeluarkan
oleh UNDP yang menyatakan bahwa IPM atau Human Development Index
(HDI) merupakan cara untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan
manusia.
IPM ini mulai digunakan oleh United Nations Development Programme
(UNDP) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan
manusia suatu negara. Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari
pembangunan, namun mampu mengukur dimensi pokok pambangunan manusia
yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar penduduk.
20
2.5.2 Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia
Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia dalam indeks pembangunan
manusia terdapat empat komponen yang digunakan untuk mengukur besar
indeks pembangunan manusia suatu negara (BPS,2015), yaitu :
- Angka Harapan Hidup
- Angka Melek Huruf
- Rata-Rata Lama Sekolah
- Pengeluaran per Kapita
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan
Manusia adalah sebagai berikut :
IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3)
Dimana :
X1 = Indeks harapan hidup
X2 = Indeks pendidikan : 2/3(indeks melek huruf) + 1/3(indeks rata-rata lama
sekolah)
X3 = Indeks standar hidup layak
2.5.3 Manfaat Indeks Pembangunan Manusia
Manfaat Indeks Pembangunan Manusia IPM dapat dimanfaatkan untuk
beberapa hal sebagai berikut :
-Untuk pertimbangan dalam mengambil kebijakan di suatu negara.
-Untuk melihat perbedaan di antara negara-negara atau provinsi.
2.6 Teori Ekonometrika
Menurut Gujarati (2010:1) Ekonometrika adalah hasil dari sebuah cara
pandang mengenai peran ilmu ekonomi, berisi aplikasi matematika statistik pada
data ekonomi untuk meminjamkan dukungan empiris pada model-model yang
dibangun oleh matematika ekonomi dan untuk mendapatkan hasil empiris.
Ekonometrika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan gabungan dari ilmu
ekonomi, matematika, dan statistik untuk menganalisis teori ekonomi secara
21
kuantitatif berdasarkan data empiris. Pada umumnya ekonometrika dibagi ke
dalam 2 golongan:
-
Ekonometrika
teori
(theoretical
econometrics)
adalah
metode
ekonometrika yang berkatian dengan pengembangan metode yang tepat
untuk mengukur hubungan-hubungan ekonomi yang diterapkan oleh
model ekonometrika, dan metode ini lebih memfokuskan pada statistika
matematis.
-
Ekonometrika
terapan
(applied
econometrics)
adalah
metode
ekonometrika yang menerapkan alat ekonometrika teoritis untuk
mempelajari beberapa bidang khusus dalam ilmu ekonomi. Seperti fungsi
produksi, fungsi konsumsi, fungsi investasi, fungsi permintaan dan
penawaran.
Secara tradisional metodologi ekonometrika terdiri atas:
1. Menentukan teori atau hipotesis.
2. Spesifikasi model matematika dari teori.
3. Spesifikasi model statistik atau ekonometrika.
4. Mengumpulkan data.
5. Estimasi parameter dari model ekonometrika.
6. Pengujian hipotesis.
2.7 Kerangka Pemikiran
H4
X1
H1
X2
H2
X3
Y
H3
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Penulis (2015)
Dimana :
X1 : Tingkat Pendidikan (Variabel Dependen)
X2 : Tingkat Pengangguran (Variabel Dependen)
X3 : Tingkat Kemiskinan (Variabel Dependen)
22
Y : Indeks Pembangunan Manusia (Variabel Independen)
2.7.1 Pengertian Variabel
Menurut Sugiyono (2012:59) variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat
atau nilai obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel
penelitian terdiri dari 2 yaitu :
1. Variabel independen (Independent variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi perubahan pada
variabel dependen (Sugiyono, 2008:59).
2. Variabel dependen (Dependent variable)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi perubahan pada
variabel independen (Sugiyono, 2008:59).
2.8 Hipotesis
Hipotesis 1
Ho : Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan (X1)
terhadap indeks pembangunan manusia (Y) di Indonesia periode 2007-2012.
Ha : Adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan (X1) terhadap
indeks pembangunan manusia (Y) di Indonesia periode 2007-2013.
Hipotesis 2
Ho : Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat pengangguran (X2)
terhadap indeks pembangunan manusia (Y) di Indonesia periode 2007-2012.
Ha : Adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat pengangguran (X2)
terhadap indeks pembangunan manusia (Y) di Indonesia periode 2007-2012.
Hipotesis 3
Ho : Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat kemiskinan (X3)
terhadap indeks pembangunan manusia (Y) di Indonesia periode 2007-2012.
Ha : Adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat kemiskinan (X3) terhadap
indeks pembangunan manusia (Y) di Indonesia periode 2007-2012.
23
Hipotesis 4
Ho : Tidak adanya pengaruh yang signifikan secara simultan antara tingkat
pendidikan (X1), tingkat pengangguran (X2) dan tingkat kemiskinan (X3)
terhadap indeks pembangunan manusia (Y) di Indonesia periode 2007-2012.
Ha : Adanya pengaruh yang signifikan secara simultan antara tingkat pendidikan
(X1), tingkat pengangguran (X2) dan tingkat kemiskinan (X3) terhadap indeks
pembangunan manusia (Y) di Indonesia periode 2007-2012.
24
Download