PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ANTISTRES EKSTRAK ETANOL DAUN KROKOT (Portulaca oleraceae Linn.) PADA MENCIT JANTAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Olivia Valencia NIM : 038114088 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penelitianuntuk Skripsi EFEK ANTISTRE,SEKSTRAK ETANOL DAUN KROKOT (PortulscaoleraceaeLinn.) PADA MENCIT JAIITAFI Diajukan oleh: Olivia Valencia MM: 0 3 8 1 1 4 0 8 8 Skripsiini telahdisetujuioleh Pembimbing Utama ? n:her...3p..s ....! 1....?.g.tlq tanggal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengesahan Skripsi Berjudul EFEK AIITISTRDS EKSTRAK ETAI\OL DAUN KROKOT (PortulacaoleraceaLinn.) PADA MENCIT JANTAI{ Oleh: Olivia Valencia NIM: 038114088 Dipertahankandi hadapanPanitiaPengujiSkripsi FakultasFarmasi UniversitasSanataDharma 30 Januari2008 Padatanggal: Mengetahui FakultasFarmasi UniversitasSanataDharma . Si.,Apt. Pembimbing Utama : Drs. Mulyono, Apt. PanitiaPenguji: 1. Drs. Mulyono,Apt. 2. YosefWijoyo, M.Si.,Apt. 3. YohanesDwiatmaka,M.Si. a/4/4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku! Mazmur 42:12 kupersembahkan untuk papa, mama, dan adikku tercinta iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERII-YATAAII KEASLTAI\I KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian kuya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan ataudaftarpustakqsebagaimanalayaknyakaryailmiah. Y ogyakart4-Desember2007 Penulis Olivia Valencia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERI{YATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH I.INTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangandi bawah ini, sayamahasiswaUniversitasSanataDharma : Nama ,.Q1.v..:..Y.glgtl:..L Nomor Mahasiswa : .9.T.P.'.r.9.?.9.9 Demi pengembanganilmu pengetahuan,saya memberikan kepada Perpustakaan beriudul : UniversitasSanataDharma karva ihniah savavanq Oreh Ootigfreg EEslruk-l+"lrot Dq"n '1a6ek'of r r .;_.i .. 1 Po .-L rtq c q o i e e q c e . q Li rr,l .) W da i Y eoc,t j c,oFon beserta perangkatyang diperlukan (bila ada). Dengan demikian sayamemberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, ffiongalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanyadalam bentuk pangkalan data, mendistribusikansecaraterbatas,dan mempublikasikannyadi Intemet atau media lain untuk kepentinganakademistanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikanroyalti kepadasayaselamatetap mencantumkannama sayasebagaipenulis. Demikian pernyataanini yang sayabuat dengansebenarnya. Dibuat di Yogyakarta ZooS : .J.P..l-.ghlY.g.ti Padatanggal Yang menyatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji syukur dan terimakasih kepada TUHAN atas segala anugerah, hikmat, dan kasih setia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul, ”EFEK ANTISTRES EKSTRAK ETANOL DAUN KROKOT (Portulaca oleraceae Linn.) PADA MENCIT JANTAN” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Drs. Mulyono, Apt., sebagai dosen pembimbing utama, yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis. 2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk menguji penulis. 3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk menguji penulis. 4. Papa, mama, serta adikku yang telah mendukung serta memberi motivasi dan dana dalam penelitian ini. 5. Teman-teman seperjuangan (Eveline, Indu, Nia, Siska, Eka, Ncis) atas kerjasama dan bantuannya dalam penelitian ini. 6. Laboran Laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Laboratorium Biofarmasetika, dan Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia (Mas Pardjiman, Mas Heru, Mas Wagiran) atas bantuannya dalam penelitian ini. 7. Eko Setiawan atas persahabatan dan dukungannya selama ini. 8. Teman-teman komsel (Ratih, Yohana, Aning, Nike, Tika) yang telah memberi kekuatan dan dukungan doa selama ini. 9. Teman-teman di PMK Apostolos yang terus memberi semangat dan kekuatan dalam penyusunan skripsi ini. 10. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat demi kesempurnaan skripsi ini. Yogyakarta, Desember 2007 Penulis vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INTISARI Pada era ini sering dijumpai peningkatan tekanan mental (stres) pada masyarakat. Stres pada umumnya tidak memerlukan pengobatan, namun gejala stres yang berat dapat sangat mengganggu. Krokot (Portulaca oleraceae Linn.) mengandung asam kafeat, asam nikotinat, dan triptofan, dimana senyawa memiliki khasiat sebagai sedatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya efek antistres pada ekstrak etanol daun krokot. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode yang digunakan adalah metode depresan atau potensiasi narkose. Lima puluh empat mencit jantan (galur Swiss dengan berat badan 2030 g dan umur 2-3 bulan), dibagi menjadi 9 kelompok secara acak yang masing-masing terdiri atas 6 ekor. Kelompok I diberi aquadest sebagai kontrol negatif dengan dosis 16,667 mg/kgBB mencit secara oral. Kelompok II, III, IV, dan V diberi diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 0,260; 0,445; 0,760; dan 1,300 mg/kgBB mencit secara oral. Kelompok VI, VII, VIII, dan IX diberi ekstrak etanol daun krokot dengan dosis 1000,00; 1518,29; 2305,21; dan 3500,00 mg/kgBB mencit secara oral. Empat puluh lima menit kemudian mencit disuntik dengan natrium tiopental, dosis 45,5 mg/kgBB secara i.p. Dicatat waktu induksi tidur dan lama tidur mencit masing-masing untuk tiap kelompok perlakuan. Perpanjangan waktu tidur mencit dari rata-rata kontrol negatif pada masingmasing kelompok diolah dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusinya, dilanjutkan dengan Anova satu arah dan uji Scheffe taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukan bahwa ekstrak etanol daun krokot memiliki efek antistres. Efek ekstrak etanol daun krokot sebanding dengan efek diazepam dosis 0,260; 0,445; dan 0,760 mg/kgBB. Kata kunci : daun krokot, efek antistres, mencit jantan viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT At this time stress is often seen. Generally, stress do not warrant treatment, but the symptom of severe stress could be so debilitated. Krokot (Portulaca oleraceae Linn.) consist of caffeic acid, nicotinic acid, and tryptophan. This substances have sedative effect. This research have purpose to prove the existence of antistres effect in krokot leave. This is a pure experimental research with the one-way complete randomized design. The antistres effect of krokot leave ethanol extract was tested using narcose potentiation method. Fifty four male mices (Swiss strain with body weight 20-30 g and ages 2-3 month) were randomly divided in 9 groups with 6 mices for each group. First group was given aquadest dose 16,667 mg/kgBW per oral as negative control. Second until fifth group was given diazepam dose as positive control 0,260; 0,445; 0,760; and 1,300 mg/kgBW per oral. Sixth until ninth group was given krokot leave extract ethanol dose 1000; 1518,29; 2305,21; dan 3500 mg/kgBW per oral. Forty five minutes later mices was injected with sodium thiopenthal dose 45,5 mg/kgBW i.p. Sleep induction time and sleep duration of mices was noted for each group. Pro-longed of sleep time from negative control average for each group was analized with Kolmogorov-Smirnov test, then it is continued with one-way Anova and Scheffe test with confidence interval 95%. The result showed that krokot leave extract ethanol have antistress effect. The effect of krokot leave extract ethanol is equivalent with diazepam effect dose 0,260; 0,445; and 0,760 mg/kgBW. Key words: krokot leave, antistress effect, male mice ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................v PRAKATA.............................................................................................................vi INTISARI.............................................................................................................viii ABSTRACT.............................................................................................................ix DAFTAR ISI .........................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi BAB I PENGANTAR..............................................................................................1 A. Latar Belakang ..............................................................….................................1 1. Permasalahan.................................................................................................2 2. Keaslian Penelitian.........................................................................................2 3. Manfaat Penelitian.........................................................................................3 B. Tujuan Penelitian ................................................................................................3 1. Tujuan Umum................................................................................................3 2. Tujuan Khusus................................................................................................3 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA......................................................................4 x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A. Tanaman Krokot ................................................................................................4 1. Keterangan Botani.........................................................................................4 2. Nama Daerah.................................................................................................4 3. Morfologi Tanaman.......................................................................................4 4. Kandungan Kimia..........................................................................................5 a. Asam kafeat...............................................................................................5 b. Asam nikotinat...........................................................................................6 c. Triptofan.....................................................................................................6 5. Khasiat Penggunaan.......................................................................................7 B. Penyarian ............................................................................................................7 1. Ekstrak............................................................................................................7 2. Pemilihan Pelarut...........................................................................................8 3. Perkolasi.........................................................................................................8 C. Stres.....................................................................................................................9 1. Definisi Stres..................................................................................................9 2. Mekanisme Fisiologis Stres.........................................................................10 D. Obat Depresan Susunan Saraf Pusat.................................................................12 1. Diazepam....................................................................................................14 a. Kimia.......................................................................................................14 b. Mekanisme kerja.....................................................................................14 c. Farmakologi klinik..................................................................................15 d. Farmakokinetika ....................................................................................15 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Metabolisme............................................................................................15 f. Indikasi.....................................................................................................16 g. Dosis........................................................................................................17 2. Natrium Tiopental........................................................................................17 a. Kimia.......................................................................................................17 b. Mekanisme kerja.....................................................................................17 c. Farmakologi klinik.................................................................................18 d. Farmakokinetika.....................................................................................18 e. Metabolisme............................................................................................18 f. Indikasi.....................................................................................................18 g. Dosis........................................................................................................19 E. Landasan Teori..................................................................................................19 F. Hipotesis............................................................................................................19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................................20 B. Variabel Penelitian............................................................................................20 1. Variabel utama.............................................................................................20 2.. Variabel pengacau terkendali......................................................................20 C. Bahan yang Digunakan......................................................................................21 1. Bahan tumbuhan...........................................................................................21 2. Subyek uji.....................................................................................................21 3. Bahan-bahan kimia.......................................................................................21 D. Alat yang Digunakan.........................................................................................21 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Tata Cara Penelitian..........................................................................................22 1. Determinasi tumbuhan.................................................................................22 2. Pemanenan...................................................................................................22 3. Pengeringan..................................................................................................22 4. Pembuatan serbuk........................................................................................23 5. Pembuatan ekstrak etanol daun krokot........................................................23 6. Penentuan dosis natrium tiopental...............................................................24 7. Penentuan dosis diazepam...........................................................................24 8. Penentuan dosis ekstrak etanol....................................................................25 9. Perlakuan subjek uji.....................................................................................26 10. Penentuan daya antistres............................................................................27 F. Tata Cara Analisis Hasil....................................................................................27 BAB IV. PEMBAHASAN....................................................................................29 A. Hasil Determinasi Tanaman......................................................................29 B. Pembuatan Serbuk Daun Krokot...............................................................29 C. Penyarian Serbuk Daun Krokot.................................................................30 D. Hasil Uji Antistres.....................................................................................32 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................40 A. Kesimpulan................................................................................................40 B. Saran...........................................................................................................40 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................41 LAMPIRAN .........................................................................….............................43 BIOGRAFI PENGARANG...................................................................................53 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Hal Tabel I. Hasil rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit akibat pemberian ekstrak etanol daun krokot........................................................................33 Tabel II. Hasil analisis ANOVA satu arah perpanjangan waktu tidur mencit.............................................................................................37 Tabel III. Hasil uji Shceffe perpanjangan waktu tidur mencit...............................38 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Struktur kimia asam kafeat....................................................................5 Gambar 2. Struktur kimia asam nikotinat................................................................6 Gambar 3. Struktur kimia triptofan.........................................................................7 Gambar 4. Stres dan sistem endokrin.....................................................................11 Gambar 5. Struktur kimia diazepam.....................................................................14 Gambar 6. Struktur kimia natrium tiopental.........................................................17 Gambar 7. Grafik perpanjangan waktu tidur mencit.............................................34 Gambar 8. Grafik standar eror perpanjangan waktu tidur mencit........................35 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1. Data perpanjangan waktu tidur mencit..............................................43 Lampiran 2. Uji Kolmogorov-Smirnov...................................................................45 Lampiran 3. Uji homogenitas.................................................................................45 Lampiran 4. Uji ANOVA.......................................................................................45 Lampiran 5. Uji Scheffe..........................................................................................46 Lampiran 6. Foto tumbuhan krokot........................................................................48 Lampiran 7. Foto perkolator...................................................................................49 Lampiran 8. Foto ekstrak etanol daun krokot........................................................50 Lampiran 9. Foto mencit tidur akibat pemberian natrium tiopental......................51 Lampiran 10. Surat Pengesahan Determinasi........................................................52 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pada era ini, kehidupan dalam masyarakat begitu kompleks dan berkembang pesat. Kebutuhan pokok manusia telah bergeser ke arah yang lebih tinggi atau lebih baik. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kebutuhan hidup pada manusia. Makin hari orang-orang makin disibukkan demi mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Tak dapat disangkal pula masalah-masalah kemiskinan, kriminalitas, serta kekerasan sering muncul pada masyarakat kita. Hal-hal demikian besar pengaruhnya dalam menimbulkan tekanan-tekanan mental (stres) yang cukup tinggi pada masyarakat. Stres merupakan suatu bentuk dari kecemasan atau ansietas (KodaKimble, Young, Kradjan, & Guglielmu, 2005). Menurut Mycek, Harvey, dan Champe (1997) ansietas yaitu suatu ketegangan yang tidak menyenangkan, rasa takut, rasa gelisah yang mungkin timbul dari penyebab yang tidak diketahui. Mereka juga menyatakan bahwa episode ansietas ringan merupakan pengalaman hidup biasa dan tidak memerlukan pengobatan. Namun pada gejala ansietas yang cukup berat (takikardia, berkeringat, gemetar, palpilasi) dan kronis serta mengganggu aktivitas sehari-hari, perlu diobati dengan obat anti-ansietas dan/atau bentuk lain terapi psikologik/tingkah laku. Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas ialah sedatif, atau obat-obat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif (Wiria dan Handoko, 1995). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Pengobatan menggunakan tanaman obat pada saat ini banyak diminati oleh masyarakat. Selain karena harganya yang terjangkau, efek sampingnya juga diakui masyarakat lebih sedikit dibandingkan dengan obat-obat kimia. Masyarakat Turki telah menemukan khasiat sedatif dari tumbuhan krokot (Portulaca oleracea Linn.) sebagai alternatif pengobatan (Anonim, 2004). Tumbuhan ini merupakan terna semusim, sering bercabang mulai dari kaki tumbuhan. Di Jawa tumbuh sebagai tanaman penganggu mulai dari dataran rendah sampai 1800 m di atas permukaan laut (Heyne, 1950). Kebenaran secara ilmiah mengenai khasiat antistres daun krokot ini masih perlu diuji. Oleh karena itu, peneliti ingin meninjau khasiat daun krokot dengan melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol daun krokot terhadap efek antistres pada mencit jantan. 1. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini hanya dibatasi untuk menjawab pertanyaan tentang adanya efek antistres ekstrak etanol daun krokot. Dari latar belakang yang disebutkan di atas, masalah yang timbul adalah: a. Apakah ekstrak etanol daun krokot mempunyai efek antistres ? b. Seberapa besar efek antistres ekstrak etanol daun krokot ? 2. Keaslian penelitian Penelitian mengenai daun krokot yang pernah dilakukan antara lain tes in vivo dan in vitro daya anti-inflamasi, analgesik, and aktifitas anti-jamur daun krokot (Anonim, 2004). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Penelitian tentang efek antistres ekstrak etanol daun krokot pada mencit jantan sepanjang pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. 3. Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah: a. Manfaat teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, khususnya untuk pengobatan stres atau ansietas. b. Manfaat praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai daun krokot sebagai obat tradisional dalam memberikan efek antistres. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini untuk mendapatkan informasi ilmiah tentang manfaat daun krokot dalam memberikan efek antistres. 2. Tujuan khusus a. Membuktikan adanya efek antistres dalam ekstrak etanol daun krokot b. Mengetahui besarnya efek antistres dalam ekstrak etanol daun krokot PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tumbuhan Krokot 1. Keterangan Botani Menurut Backer (1973) tanaman yang dipakai berjenis krokot dan memiliki nama ilmiah yaitu Portulaca oleracea Linn. termasuk ke dalam famili Portulacaceae. Di Jawa tumbuh sebagai tanaman penganggu mulai dari dataran rendah sampai 1800 m di atas permukaan laut (Heyne, 1950). 2. Nama daerah Nama daerah dari Portulaca oleracea Linn. di Indonesia di antaranya : Sunda : Gèlang Jawa : Krokot Madura : Rè-sèrèyan Ternate :Jalu-jalu kiki (Heyne, 1950) 3. Morfologi tumbuhan Tumbuhan ini merupakan terna semusim, sering bercabang mulai dari kaki tumbuhan (Heyne, 1950). Berupa daun tunggal, tersebar atau berhadapan, umumnya rontok, dalam keadaan segar berdaging warna hijau. Helaian daun bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, ujung dan pangkal membundar atau tumpul, panjang helaian sampai 10 mm, lebar sampai 4 mm. Batang bercabang pendek, bentuk serupa benang-benang bergaris tengah ± 1,5 mm, warna coklat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 kelabu. Buah, berupa buah kotak, panjang ± 4mm, warna coklat muda pucat, bagian-bagian kulit buah terdapat pada ujung cabang atau lepas. Biji banyak, warna kehitaman, bentuk bundar, garis tengah ± 1mm (Anonim, 1995c). 4. Kandungan kimia Krokot memiliki kandungan kimia yaitu saponin, steroid/triterpenoid, karoten, vitamin C, B, B2, B1, Ca, Mg, asam organik, glikosida, glikoretin (Anonim,1995c). Krokot juga mengandung asam lemak Omega-3 (Anonim, 2002) serta asam oksalat bebas, alkaloid, kumarin, flavanoid, glikosida jantung, dan glikosida antrakinon (Anonim, 2004). Menurut Duke (2007), krokot juga mengandung asam kafeat, asam nikotinat, dan triptofan yang berkhasiat sebagai sedatif. Senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai sedatif ini memiliki informasi kimia sebagai berikut: a. Asam kafeat. Rumus molekul : C9H8O4 Nama kimia : asam 3-(3,4-dihidroksifenil)-2 propenoat BM : 180,16 Kelarutan : larut dalam air panas dan alkohol dingin, hanya sedikit larut dalam air dingin (Anonim, 2001) Efek farmakologis : sedatif (Duke, 2007), antioksidan (Anonim, 2007a) HO COOH HO Gambar 1. Stuktur kimia asam kafeat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 b.Asam Nikotinat. Rumus molekul : C6H5NO2 Nama kimia : asam 3-piridinkarboksilat BM : 123,11 pKa : 4,85 Kelarutan : larut dalam air mendidih dan alkohol mendidih (Anonim, 2001) Efek farmakologis : antihiperlipoproteinemia, vitamin (Anonim, 2001) dan sedatif (Duke, 2007) N COOH Gambar 2. Stuktur kimia asam nikotinat c. Triptofan. Rumus molekul : C11H12N2O2 Nama kimia : asam (S)-α-amino-1H-indol-3-propanoat BM : 204,22 pKa : 2,38; 9,39 Kelarutan : dalam air yaitu 1 dalam 100 bagian, larut etanol dan alkali hidroksida, tidak larut dalam kloroform dan dietil eter (Gokel, 2004) Efek farmakologis : - untuk pengobatan depresi, schizophrenia, dan gangguan neuropsikiatria lain (Anonim, 2001) dan sedatif (Duke,2007) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 O H2N CH C OH CH2 HN Gambar 3. Stuktur kimia triptofan 5. Khasiat penggunaan Khasiat tanaman ini yaitu sebagai obat gatal serta dapat untuk memperbaiki pencernaan (Anonim, 1995c). Masyarakat di Turki menggunakannya sebagai diuretik, penambah gairah, emolien, obat kudis serta sedatif (Anonim, 2004). B. Penyarian 1. Ekstrak Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 panas (Anonim, 1995b). Fungsinya untuk menyediakan sejumlah kecil dan dalam kesesuaian bagi bentuk fisik yang mantap, aktivitas obat dan sifat dari bahan baku tumbuh-tumbuhan yang ditunjukkan oleh ekstrak (Ansel, 1985). 2. Pemilihan pelarut Terdapat beberapa syarat pemilihan cairan penyari yang baik, yaitu murah dan mudah didapat, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap atau terbakar, selektif, tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat, serta diperbolehkan oleh peraturan (Anonim, 1986). Sebagai dapat cairan penyari digunakan air, eter, atau campuran etanol dan air (Anonim, 1979). Campuran hidroalkohol mungkin merupakan pelarut yang serba guna dan paling luas pemakaiannya. Hidroalkohol kerjanya merupakan gabungan keduanya, yaitu pelarut air dan alkohol dan karena keduanya mudah bercampur, memungkinkan campuran pelarut yang paling sesuai untuk mengekstraksi bahan aktif. Alkohol digunakan tanpa campuran sebagai pelarut hanya apabila dibutuhkan, karena harganya lebih mahal daripada campuran air alkohol (Ansel, 1985). 3. Perkolasi Istilah perkolasi berasal dari bahasa Latin per yang artinya ”melalui” dan colare yang artinya ”merembes”, secara umum dapat dinyatakan sebagai proses dimana obat yang sudah halus, zat yang larutnya diekstraksi dalam pelarut yang cocok dengan cara melewatkan perlahan-lahan melalui obat dalam suatu perkolator, (Ansel,1985). dengan ekstrak yang telah dikumpulkan disebut perkolat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 Prosedur perkolasi yaitu sebagai berikut. Basahi 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari, masukan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat. Peras massa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat yang sejuk, terlindung cahaya. Enap tuangkan atau saring. Perkolat disuling atau diuapkan hingga tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50° hingga konsistensi yang dikehendaki (Anonim, 1979). C. Stres 1. Definisi stres Secara umum, stres didefinisikan menjadi tiga : a. Sebagai stimulus. Stimulus ini berupa beberapa kejadian tertentu yang menimbulkan perasaan tertekan atau sedih. b. Sebagai respon. Stres juga didefinisikan sebagai reaksi seseorang dalam situasi yang penuh dengan tekanan. Hans Selye (cit.,Bishop, 2004) menjelaskan jika suatu organisme merasa terancam, maka ia akan menunjukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 suatu pola respon fisiologis, termasuk pelepasan beberapa hormon dan perubahan denyut jantung, tekanan darah, pernafasan, dan aktivitas gastrointestinal. c. Sebagai timbal-balik. Stres didefinisikan suatu timbal-balik antara seseorang dengan lingkungannya yang mencakup penilaiannya terhadap situasi dan kemampuannya mengatasi masalah, disertai dengan respon psikologis dan fisiologis terhadap masalah itu. (Bishop, 1994) Stres juga dapat diartikan sebagai penjumlahan reaksi biologis terhadap rangsangan yang merugikan, fisik, mental, atau emosional, internal atau eksternal, yang cenderung mengganggu homeostatis organisme (Anonim, 1995a). Suatu penelitian yang dilakukan oleh Selye memperkenalkan General Adaptation Syndrom (GAS) yaitu merupakan suatu respon umum tubuh terhadap suatu ancaman yang terdiri dari tahap alarm, resistance, dan exhaution. Tahap alarm terjadi dimana suatu organisme merespon untuk melawan ancaman. Pada saat ini saraf simpatik teraktivasi dan aktivitas adrenal meningkat. Pada tahap resistance, organisme masih melanjutkan perlawanannya terhadap ancaman dan organ tubuh menjadi lebih beradaptasi dengan ancaman tersebut. Pada tahap terakhir, organ tubuh kehilangan fungsi normalnya dan organisme jadi lebih rentan terhadap penyakit. (Bishop, 2004) 2. Mekanisme fisiologis stres Stres memiliki banyak dampak pada sistem tubuh, terutama pada sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem imun. Mekanisme fisiologis umum stres yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 a. Sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem saraf simpatik ini diaktivasi saat seseorang merasa terancam dan bersiap untuk melakukan perlawanan/tindakan. Aktivasi ini akan meningkatkan irama jantung, dilatasi pupil, sekresi epineprin dan norepineprin, serta menghambat pencernaan. b. Sistem endokrin. Stimulasi terhadap sistem saraf simpatik memacu adrenal medula untuk melepaskan katekolamin, epineprin, dan norepineprin dalam jumlah yang banyak ke dalam pembuluh darah. Kehadiran hormon-hormon ini ke dalam pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan aktivitas kardiovaskular, pernafasan, kekuatan otot, dan aktivitas mental. Aktivitas sinergis Sympathoadreno-medullary (SAM) sytem system Sistem Hypothalamic-pituitaryadrenocortical (HPAC) Stres Sistem Saraf Simpatik Hipotalamus Kelenjar Pituitari Adrenal Medula menyekresikan epineprin dan nor-epineprin • Meningkatkan aktivitas kardiovaskular • Meningkatkan respirasi • Meningkatkan perspirasi • Memasukkan darah ke otot • Menstimulasi aktivitas mental • Meningkatkan metabolisme Adrenal koteks menyekresikan kortikostreroid • Meningkatkan pelepasan energi • Menekan respon inflamasi • Menekan respon imun Gambar 4. Stres dan sistem endokrin (Bishop, 2004) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 antara sistem saraf simpatik dan adrenal medula ini disebut sympathoadrenomedullary (SAM) system. Respon sistem endokrin terhadap stres dapat pula melalui hypothalamus-pituitary-adrenocortical (HPAC) system. Sistem ini diaktivasi oleh stimulus dari susunan saraf pusat (SSP) ke hipotalamus, sehingga corticoprin-releasing factor (CRF) disekresikan. CRF ini menstimulasi kelenjar pituitari memproduksi adrenocorticotrophic hormone (ACH) yang kemudian akan mengaktivasi korteks kelenjar adrenal untuk memproduksi kortikostreroid. Hormon ini menyebabkan peningkatan pelepasan energi, penekanan respon inflamasi, dan penekanan respon imun. c. Sistem imun. Stres memiliki efek umum dalam memekan fungsi imun. Pada kasus stres yang parah terjadi pengecilan ukuran kelenjar timus, tempat diproduksinya sel T. Stres juga dapat menghambat sekresi antibodi. (Bishop, 1994) Dari keterangan diatas maka dapat diketahui juga bahwa stres dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti tukak lambung, gangguan kardiovaskular, hingga neoplasia seperti yang disebutkan oleh Corsini (1987). Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas atau stres ialah sedatif, atau obat-obat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif (Wiria dan Handoko, 1995). D. Obat Depresan Susunan Saraf Pusat Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang relatif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat (kecuali benzodiazepin) yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma, dan mati, bergantung kepada dosis. Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktifitas, menurunkan respons, terhadap perangsangan emosi dan menenangkan (Mycek et al., 1997). Hipnotik adalah obat-obat yang digunakan untuk menimbulkan efek mengantuk dan tidur, sedangkan sedatif digunakan untuk menenangkan kecemasan dan kegelisahan pasien, dapat menidurkan tanpa secara langsung menyebabkannya. Tidak ada batas yang jelas antara kedua-duanya, dosis hipnotik yang kecil sering digunakan sebagai sedatif. Namun sebaliknya dosis sedatif yang besar selain dapat menimbulkan rasa kantuk dan tidur, dapat juga menimbulkan efek yang tidak diinginkan seperti waktu tidur yang terlalu panjang (Bowman & Rand, 1980). Pada manusia tujuan menggunakan hipnotik adalah untuk tidur normal dimana pasien dapat bangun tanpa mengakibatkan hang over. Pada hewan percobaan istilah hipnotik digunakan untuk suatu tingkat tekanan sentral obat yang menginduksi ketidaksadaran berkaitan dengan hilangnya kekuatan otot dan reflek balik badan. Banyak dari tes farmakologi didasari pada potensiasi induksi waktu tidur oleh barbiturat atau agen sedatif lainnya (Vogel, 1999). Obat depresan dapat memperpendek waktu induksi tidur dan memperpanjang waktu lama tidur dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diberi vehikulum. Potensiasi narkose disebut juga kemampuan obat untuk memperpendek waktu induksi dan memperpanjang lama waktu tidur (Anonim, 1991). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Adapun obat depresan susunan saraf pusat yang dipakai dalam penelitian ini yaitu: 1. Diazepam a. Kimia. Rumus molekul: C16H13ClN2O Nama kimia :7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on BM : 284,7 pKa : 3,7; 3,2 Kelarutan : dalam air sangat sedikit dan dalam alkohol yaitu 1 dalam 25 (Dollery, 1999) CH3 O N Cl N Gambar 5. Struktur kimia diazepam b. Mekanisme kerja. Mycek et al. (1997) menjelaskan bahwa diazepam merupakan derivat dari benzodiazepin, yang kerjanya secara bersama-sama dengan GABA meningkatkan afinitas terhadap sisi ikatannya tanpa perubahan jumlah total sisi tersebut. Pengikatan GABA (asam gama aminobutirat) ke reseptornya pada membran sel akan membuka saluran klorida, meningkatkan efek konduksi klorida. Aliran ion klorida yang masuk menyebabkan hiperpolarisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 lemah menurunkan potensi postsinaptik dari ambang letup dan meniadakan pembentukan kerja-potensial. Benzodiazepin terikat pada sisi spesifik dan berafinitas tinggi dari membran sel, yang terpisah tetapi dekat reseptor GABA. Reseptor benzodiazepin terdapat hanya pada SSP dan lokasinya sejajar dengan neuron GABA. Pengikatan benzodiazepin (diazepam) memacu afinitas reseptor GABA untuk neotransmiter yang bersangkutan, sehingga saluran klorida yang berdekatan lebih sering terbuka. Keadaan tersebut akan memacu hiperpolarisasi dan menghambat letupan neuron. c. Farmakologi klinik. Diazepam dalam standar dosis klinik dapat menyebabkan berkurangnya kecepatan respirasi dan kerja ventrikel kiri. Diazepam untuk ansietas dan hipnotik hanya memberikan efek tidur REM. Diazepam menyebabkan meningkatnya aktivitas β pada EEG (Dollery,1999). d. Farmakokinetika Absorbsi oral Metabolisme prasistemik Waktu paruh dalam plasma Kisaran rata-rata Volume distribusi Ikatan dengan protein plasma 100% Tidak signifikan 20-100 jam 30 jam 1,1 l/kg 97% (Dollery,1999) e. Metabolisme. Diazepam dimetabolisme di hati kemudian sebagian besar diekskresi lewat urin. Terdapat 3 jalur biotranformasi, yaitu N-demetilasi, hidroksilasi, dan konjugasi asam glukuronat; menghasilkan 3 metabolit aktif. Ndesmetildiazepam merupakan metabolit diazepam yang memiliki profil farmakodinamik yang sama dengan, namun dengan waktu paruh dalam plasma PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 yang lebih lama. Metabolit ini akan diubah dengan hidroksilasi menjadi oxazepam Metabolit ketiga adalah temazepam, hasil hidroksilasi diazepam. Temazepam dan oxazepam juga aktif namun waktu paruhnya lebih singkat dari diazepam. Temazepam dan oxazepam kemudian dikonjugasi oleh asam glukuronat dan dieliminasi lewat urin. (Dollery, 1999) f. Indikasi. Indikasi dari obat diazepam adalah sebagai berikut : (1). Manajemen untuk ansietas. Diazepam digunakan sangat luas untuk penanganan simtomatik dengan waktu pendek pada ansietas ringan, eksitasi, agitasi, ketakutan, tingkah laku yang berlebihan, dan tekanan seperti psikoneurosis, reaksi ansietas, kondisi stres, dan ansietas dengan ekspresi somatik. (2). Penarikan kembali penggunaan alkohol akut. Diazepam mungkin berguna dalam simtomatik pada agitasi akut, dan tremor. (3). Untuk kejang otot skeletal. Diazepam dapat digunakan sebagai tambahan bantuan untuk kejang otot skeletal karena reflek kejang patologi lokal seperti inflamasi pada otot dan sendi atau trauma; spastisiti dikarenakan kekacauan saraf neuron paling atas, kelumpuhan otak dan paraplegia. (4). Basal sedasi. Diazepam diberikan secara parenteral ketika respon cepat dan mungkin berguna dalam ansietas akut atau tekanan yang berhubungan dengan kondisi stres dan kekacauan emosi non psikotik. (5). Penanganan untuk keadaan epilepsi dan keadaan kejang. (6). Keadaan eksitasi. Keadaan ini meliputi kadaan ansietas akut, ketegangan otot, mengigau. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 (7). Pramedikasi untuk prosedur operasi. (Dollery, 1999) g. Dosis. Dosis diazepam untuk ansietas menurut Dollery (1999) adalah 2-10 mg. 2. Natrium Tiopental a. Kimia. Rumus molekul : C11H17N2SNaO2 Nama kimia : garam (R,S)-5Etildihidro-5-(1-metilbutil)-2-tiokso4,6(1H,5H)-pirimidindion mononatrium BM : 264,3 pKa : 7,6 Kelarutan : dalam air yaitu 1dalam 1,5 dan dalam alkohol yaitu 1 dalam 10 hingga 1 dalam 30 (Dollery, 1999) O NH H3CH2C SNa H3CH2CH2CHC N CH3 O Gambar 6. Struktur kimia natrium tiopental b. Mekanisme kerja. Tiopental termasuk golongan barbiturat, yang kerjanya secara tepat masih belum diketahui (Dollery, 1999). Barbiturat barangkali mengganggu transpor natrium dan kalium melewati membran sel. Ini mengakibatkan inhibisi aktivitas sistem retikular mesenfalik. Transmisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 polisinaptik SSP dihambat. Barbiturat juga meningkatkan fungsi GABA memasukan klorida ke dalam neuron, meskipun obatnya tidak terikat pada reseptor benzodiazepin (Mycek et al., 1997) c. Farmakologi klinik. Pada dosis yang cocok, tiopental akan menginduksi anestesi dan penekanan pusat terjadi dalam waktu, 1 menit setelah pemberian. Hilangnya ketidaksadaran terjadi secara perlahan, walau kadangkadang disertai dengan sedikit gerakan otot yang spontan. Konsentrasi plasma yang dibutuhkan untuk anestesi pasien yang sehat adalah 40 μg/l (Dollery,1999). d. Farmakokinetika. Tiopental terikat dengan protein plasma dengan derajat ikatan 50-80%. Karena sifatnya yang sangat larut lipid, molekul bebas tiopental dapat mudah melintasi barier otak. Waktu paruh distribusi yaitu 8,5 menit dalam fase yang cepat dan 63 menit dalam fase yang lambat. Klirensnya sebesar 3,4 ml/kg per menit. Waktu paruh eliminasi yaitu kira-kira 9 jam (Dollery,1999). e. Metabolisme. Metabolisme utama tiopental terdapat di hati. Metabolisme berjalan lambat dengan oksidasi pada rantai 1-metil-butil menjadi metabolit yang tidak aktif (Dollery,1999). f. Indikasi. Indikasi dari obat natrium tiopental adalah sebagai berikut : (1). Sebagai antikonvulsan. (2). Induksi anestetika umum. (3). Untuk pemeliharaan anestetika umum pada pemberian berkala atau infusi dengan kombinasi dengan analgesik dan relaksan otot jika diperlukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 (4). Dapat juga sebagai pencegah dan terapi dari iskemia otak. (Dollery,1999) g. Dosis. Dosis normal diberikan 4-5 mg/kgBB. Pada anak-anak dosis diberikan 6-8 mg/kgBB, sedangkan pada manula dosis diberikan hanya 2-2,5 mg/kgBB (Dollery, 1999). E. Landasan teori Krokot (Portulaca oleracea Linn.) memiliki kandungan asam kafeat, asam nikotinat, tripofan (Duke, 2007). Kandungan asam kafeat, asam nikotinat, dan triptofan ini menurut Duke (2007) memiliki khasiat sebagai sedatif. Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas ialah sedatif, atau obatobat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif (Wiria dan Handoko, 1995). Sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang menekan aktifitas, menurunkan respons, terhadap perangsangan emosi dan menenangkan (Mycek et al., 1997). Obat depresan dapat memperpendek waktu induksi tidur dan memperpanjang waktu lama tidur dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya diberi vehikulum. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode potensiasi narkose yaitu kemampuan obat untuk memperpendek waktu induksi dan memperpanjang lama waktu tidur (Anonim, 1991). F. Hipotesis Berdasarkan landasan teori diatas maka daun krokot (Portulaca oleracea Linn.) memiliki efek antistres. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dimana dilakukan perlakuan atau manipulasi terhadap sejumlah variabel penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap searah. B. Variabel Penelitian 1. Variabel utama a. Variabel bebas : dosis ekstrak etanol daun krokot (Portulaca oleraceae Linn.), yaitu sejumlah miligram ekstrak etanol daun krokot tiap satuan kgBB subyek uji. b. Variabel tergantung : perpanjangan waktu tidur subjek uji, yaitu respon dari subyek uji akibat pemberian ekstrak etanol daun krokot (Portulaca oleraceae Linn.). 2. Variabel pengacau terkendali a. Galur subyek uji yang digunakan adalah galur Swiss. b. Subyek uji berjenis kelamin jantan. c. Berat badan subyek uji 20-30 gram. d. Umur subyek uji 2-3 bulan. a. Keadaan patologi subyek uji berada dalam keadaan sehat. b. Waktu panen daun krokot. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 C. Bahan yang Digunakan 1. Bahan tanaman Bahan yang digunakan adalah daun krokot (Portulaca oleraceae Linn.) yang dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutupi kain hitam. Daun krokot tersebut didapat dari daerah Kaliurang, Yogyakarta. 2. Subyek uji Subyek uji yang digunakan adalah mencit putih jantan dengan galur Swiss dengan berat badan 20-30 gram dan umur 2-3 bulan yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma. 3. Bahan-bahan kimia a. Bahan untuk penyarian adalah etanol teknis 70% (Brataco). b. Diazepam (Indofarma). c. Sodium Pentothal (Abbott Laboratories). d. Karboksil metil selulosa (CMC) (Brataco) untuk melarutkan ekstrak etanol daun krokot (Portulaca oleraceae Linn.). e. Aquades, diperoleh dari Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma. D. Alat yang Digunakan 1. Neraca analitik (Mettler PM 4600, Delta Range®) 2. Perkolator 3. Kertas saring PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 4. Seperangkat alat gelas seperti beaker glass, labu ukur, gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur, cawan petri, pengaduk, erlenmeyer, corong. 5. Vacuum rotary evaporator (Merk IKA Labor Tehnik) 6. Oven (Memmert) 7. Jarum dan alat suntik 1ml 8. Jarum suntik peroral (p.o) 9. Steroform berdiameter +/- 15 cm sebagai alas tidur subjek uji 10. Stopwatch E. Tata Cara Penelitian 1. Determinasi tanaman Determinasi tanaman krokot (Portulaca oleraceae Linn.) dilakukan menurut Backer (1973). Determinasi ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa tanaman tersebut adalah benar-benar krokot (Portulaca oleraceae Linn.). 2. Pemanenan Daun krokot (Portulaca oleraceae Linn.) dipanen di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada waktu siang hari. 3. Pengeringan Daun krokot (Portulaca oleraceae Linn.) yang dipeoleh kemudian dibersihkan di bawah air yang mengalir agar bersih dari debu dan kotoran yang menempel pada daun. Setelah bersih, daun dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam. Pengeringan dihentikan apabila daun sudah benar- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 benar kering. Hal ini dapat dipastikan dengan mematahkan daun dengan tangan. Bila daun mudah dipatahkan berarti daun sudah benar-benar kering. 4. Pembuatan serbuk Setelah daun krokot (Portulaca oleraceae Linn.) benar-benar kering kemudian diserbuk dengan menggunakan blender sampai halus dan diayak dengan ayakan tepung. 5. Pembuatan ekstrak etanol daun krokot Ekstrak dibuat dengan menyari daun krokot dengan pelarut etanol 70% secara perkolasi. Cara pembuatan ekstrak etanol daun krokot adalah sebagai berikut. Sebanyak 160 gram serbuk daun dimasukkan ke dalam perkolator yang sudah diberi kertas saring dan kapas pada bagian bawah dan dinding perkolator. Kemudian tambahkan etanol 70% sampai seluruh bagian serbuk terbasahi dengan pelarut etanol tersebut. Biarkan serbuk terendam pelarut etanol selama 24 jam agar zat aktif dapat larut lebih dulu. Setelah itu buka keran perkolator sehingga perkolat dapat menetes keluar dengan kecepatan 1 ml (20-30 tetes) per menit. Tambahkan berulang-ulang pelarut etanol sehingga selalu terdapat selapis pelarut etanol di atas simplisia. Ekstraksi terus dilakukan sampai senyawa-senyawa yang terlarut dalam etanol sudah terekstraksi semua. Hal ini ditandakan oleh tetesan terakhir perkolat tidak berwarna lagi. Hasil ekstraksi yang diperoleh kembali disaring lebih dulu sebelum diuapkan dengan tekanan rendah dengan suhu tidak lebih dari 50°C menggunakan vakum rotaevaporator untuk mendapatkan ekstrak yang kental. Kemudian ekstrak kental dikeringkan dalam oven dengan suhu tidak lebih dari 40°C. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 6. Penetapan dosis natrium tiopental Dosis terapi natrium tiopental adalah 4-5 mg/kgBB (Dollery,1999). Setelah dilakukan orientasi dosis natrium tiopental untuk mendapatkan waktu induksi tidur yang singkat, ditetapkan dosis 5 mg/kgBB sebagai dosis yang akan dipakai pada penelitian ini. Kemudian dilakukan konversi dosis antara manusia dengan berat badan 70 kg ke mencit 20 g yang menurut Laurence & Bacharach (cit.,Anonim, 2007c) yaitu 0,0026, sehingga didapatkan dosis natrium tiopental yaitu 5 mg x 70 kg x 0,0026 = 0,91 mg/20 g mencit, yaitu 45,5 mg/kgBB mencit. 7. Penetapan dosis diazepam Dosis terapi diazepam adalah 2-10 mg (Dollery, 1999). Dosis diazepam sebagai kontrol positif dibagi menjadi 4, yaitu dengan rumus: I = n −1 = 4−1 dosisterti nggi dosisteren dah 10 =3 5 2 I = 1,7099 Setelah itu dilakukan konversi dosis antara manusia dengan berat badan 70 kg ke mencit 20 g, sehingga pembagian dosis kontrol positif, yaitu: Dosis I : 2,00 mg x 0,0026 x 1000/20 = 0, 260 mg/kgBB mencit Dosis II : 2,00 mg x 1,7099 x 0,0026 x 1000/20 = 0,445 mg/kgBB mencit Dosis III : 3,42 mg x 1,7099 x 0,0026 x 1000/20 = 0,760 mg/kgBB mencit Dosis IV : 5,85 mg x 1,7099 x 0,0026 x 1000/20 = 1,300 mg/kgBB mencit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 8. Penetapan dosis ekstrak etanol daun krokot Karena ekstrak etanol daun krokot tidak larut dalam air, maka ekstrak dilarutkan dalam CMC 1% agar didapatkan suspensi ekstrak etanol daun krokot dalam CMC 1%. Penetapan dosis ekstrak etanol daun krokot dilakukan dengan orientasi terlebih dahulu. Dicari dosis terendah ekstrak etanol daun krokot yang mampu memberikan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan waktu tidur mencit pada kontrol negatif. Kemudian dosis dinaikan sedikit demi sedikit untuk mencari dosis tertingginya, yaitu dosis yang masih memberikan efek tanpa menyebabkan kematian dari 1 atau lebih subjek uji. Ekstrak etanol daun krokot diberikan dalam 4 dosis. Dosis terendah dan tertinggi yang didapatkan adalah 1000 mg/kgBB dan 3500 mg/kgBB mencit. Sama seperti cara pembagian dosis pada diazepam, pembagian dosis perlakuan ekstrak etanol daun krokot yaitu: I = n −1 = dosisterti nggi dosisteren dah 4 −1 3500 1000 = 3 3 ,5 I = 1,51829 Dosis I : 1000,00 mg/kgBB Dosis II : 1000,00 mg/kgBB x 1,51829 = 1518,29 mg/kgBB Dosis III : 1518,29 mg/kgBB x 1,51829 = 2305,21 mg/kgBB Dosis IV : 2305,21 mg/kgBB x 1,51829 = 3500,00 mg/kgBB PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 9. Perlakuan subyek uji Subyek uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan galur Swiss, umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Subyek uji yang digunakan sebanyak 54 ekor dibagi dalam 9 kelompok. Sebelum digunakan mencit dipuasakan selama satu hari dengan diberi air minum. Sebelum diberi obat, semua mencit ditimbang. Pada waktu pemberian obat atau pada waktu t = 0 , sediaan uji diberikan per oral kepada mencit kelompok uji. Pembagian kelompok perlakuan hewan uji, yaitu : Kelompok I : diberi aquadest sebagai kontrol negatif dengan dosis 16,667 mg/kg BB mencit secara oral Kelompok II : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 0,260 mg/kg BB mencit secara oral Kelompok III : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 0,445 mg/kg BB mencit secara oral Kelompok IV : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 0,760 mg/kg BB mencit secara oral Kelompok V : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis 1,300 mg/kg BB mencit secara oral Kelompok VI : diberi ekstrak etanol daun krokot dengan dosis perlakuan 1000,000 mg/kg BB mencit secara oral Kelompok VII : diberi ekstrak etanol daun krokot dengan dosis perlakuan 1518,290 mg/kg BB mencit secara oral PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Kelompok VIII: diberi ekstrak etanol daun krokot dengan dosis perlakuan 2305,210 mg/kg BB mencit secara oral Kelompok IX : diberi ekstrak etanol daun krokot dengan dosis perlakuan 3500,000 mg/kg BB mencit secara oral Pada t = 45 menit setelah pemberian diatas, semua mencit diberikan obat natrium tiopental dengan dosis 45,5mg/kgBB secara i.p. 10. Penentuan daya antistres Selesai penyuntikan, diamati saat masing-masing mencit mulai tidur, yaitu hilangnya reflek pemulihan posisi tubuh yang dicatat sebagai waktu tidur untuk tiap mencit (waktu induksi yaitu waktu yang berlangsung sejak penyuntikan hipnotik hingga saat mencit mulai tidur). Pada saat ini mencit dites. Telentangkan mencit dalam bejana pengamatan tepat ditengahnya yang telah diberi alas steroform. Dicatat kemudian waktu dalam detik saat muncul kembali reflek pemulihan posisi tubuh bergerak meninggalkan pusat bejana. Lama tidur mencit adalah sejak saat terjadi induksi tidur sampai saat munculnya kembali reflek pemulihan posisi tubuh normal F. Tata Cara Analisis Hasil Dihitung masing-masing waktu perpanjangan tidur mencit tiap kelompok dibandingkan kelompok kontrol negatif dalam detik. Potensiasi narkose atau kemampuan obat untuk memperpanjang waktu lama tidur dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi data kemudian dilanjutkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 dengan Anova satu arah dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%. Perbedaan masing-masing kelompok perlakuan dinyatakan bermakna bila p < 0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Determinasi Tanaman Sebelum diteliti, tanaman krokot dideterminasi lebih dahulu untuk memastikan kebenaran spesies tumbuhan yang akan digunakan supaya tidak terjadi kesalahan penggunaan tanaman. Menurut Backer (1973) tanaman yang digunakan adalah spesies Portulaca oleracea Linn. Determinasi ini dilakukan dengan dengan cara mencocokan gambar dalam buku dengan herbarium tanaman aslinya B. Pembuatan Serbuk Daun Krokot Daun krokot diperoleh di dataran tinggi dari daerah Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Setelah dipanen daun dibersihkan dari segala kotoran yang menempel dengan cara dicuci di bawah air mengalir. Dengan berada di bawah air mengalir diharapkan kotoran langsung terbuang bersama aliran air yang mengalir dan tidak menempel kembali pada daun. Untuk mengurangi kadar air agar diperoleh simplisia yang tidak mudah rusak serta untuk menghindari pertumbuhan mikroorganisme, daun krokot kemudian dikeringkan dan dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutupi kain hitam. Kain disini dimaksudkan untuk menghindari terik sinar ultraviolet matahari langsung yang dapat merusak zat aktif yang akan diujikan, sedangkan warna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 hitam bersifat menyerap panas. Akhir dari proses pengeringan kondisi daun yang telah benar-benar kering. Ditandai dengan mudahnya daun dipatahkan dengan tangan. Daun krokot kemudian diblender sehingga menghasilkan serbuk berwarna hijau lumut dengan bau yang khas. Penyerbukan ini bertujuan untuk memperluas area kontak simplisia dengan cairan penyari, sehingga ekstraksi berjalan lebih efektif dan zat aktif yang tersari lebih banyak. C. Penyarian Serbuk Daun Krokot Metode penyarian yang digunakan adalah perkolasi. Perkolasi dipilih karena hasil yang diperoleh dengan metode ini lebih sempurna daripada menggunakan metode maserasi, karena dalam maserasi dapat terjadi penjenuhan pelarut sehingga ektraksi tidak berjalan sepenuhnya. Dalam proses perkolasi mengalirnya pelarut melalui kolom dari atas ke bawah ditarik oleh gaya berat seberat cairan dalam kolom perkolator. Pengisian serbuk dalam perkolator harus merata agar aliran cairan penyari juga merata sehingga ekstraksi akan berjalan efektif. Ketiga senyawa aktif yaitu asam kafeat, asam nikotinat, dan triptofan memiliki sifat kelarutan yang berbeda satu sama lain. Asam kafeat dan triptofan memiliki sifat larut dalam etanol. Triptofan sendiri telah banyak dikenal sebagai penenang. Maka dipilih etanol 70% sebagai cairan penyari yang digunakan. Etanol juga bersifat bakteriostatik yang dapat menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme. Selain itu etanol juga netral, panas yang digunakan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 pemekatan lebih sedikit., serta dapat menghambat aktivitas enzim sehingga tidak terjadi reaksi hidrolisis. Serbuk daun krokot kemudian direndam sampai pelarut etanol membasahi semua bagian serbuk. Perendaman ini dilakukan selama 24 jam (Anonim, 1979). Hal ini bertujuan memberikan kesempatan bagi zat aktif dari daun krokot dapat berdifusi ke luar serbuk dan larut pada pelarut etanol. Setelah perendaman, keran dibuka dan diatur agar kecepatan aliran perkolat 1 ml (20-30 tetes) per menit dan perkolat ditampung. Kecepatan aliran perkolasi harus diperhatikan, tidak boleh terlalu cepat dan tidak boleh terlalu lambat. Jika terlalu cepat, pertemuan antara serbuk dan pelarut juga terlalu cepat untuk memungkinkan ekstraksi terjadi. Namun jika terlalu lambat, waktu ekstraksi akan menjadi tidak efisien. Perkolat yang dihasilkan merupakan cairan berwarna coklat. Ekstraksi terus dilakukan sampai senyawa-senyawa yang terlarut dalam etanol sudah terekstraksi semua. Hal ini ditandakan oleh tetesan terakhir hasil ekstrak tidak berwarna lagi. Diharapkan asam kafeat dan triptofan dapat terekstraksi semua. Tidak menutup kemungkinan asam nikotinat dapat terekstraksi pula namun hanya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini dikarenakan sifatnya yang sukar larut dalam etanol dingin. Hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan cara diuapkan menggunakan vakum rotaevaporator. Pemekatan ini dilakukan dengan suhu dan tekanan yang rendah. Tujuannya adalah untuk menarik pelarut etanol dari perkolat. Hasil pemekatan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 40°C sampai didapatkan ekstrak yang kering berwarna coklat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 D. Hasil Uji Daya Antistres Untuk menguji apakah daun krokot memiliki daya antistres, digunakan metode potensiasi narkose yang telah dimodifikasi, yaitu pemberian pentobarbital yang diganti dengan natrium tiopental. Hal ini dilakukan untuk efisiensi waktu penelitian karena tiopental memiliki onset dan durasi yang lebih singkat daripada pentobarbital. Tiopental sendiri merupakan tio-analog dari pentobarbital yang efeknya hampir sama pentobarbital (Bowman & Rand, 1980). Tiopental termasuk dalam golongan barbiturat dimana efek depresi susunan saraf pusat (SSP) tergantung oleh besar kecilnya dosis. Prinsip metode ini adalah obat depresan mempotensiasi kerja obat natrium tiopental yang dimanifestasikan dengan perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap waktu tidur mencit kelompok kontrol negatif. Pada penelitian ini ekstrak etanol daun krokot yang diduga memiliki efek antistres diuji apakah dapat bekerja menekan SSP untuk mempotensiasi kerja dari natrium tiopental. Dosis ekstrak etanol daun krokot yang diberikan yaitu 1000 mg/kgBB; 1518,29 mg/kgBB; 2305,21 mg/kgBB; dan 3500 mg/kgBB. Sebagai baku pembanding (kontrol positif) digunakan diazepam dengan dosis sedatif yaitu 0,260 mg/kgBB; 0,445 mg/kgBB; 0,760 mg/kgBB; dan 1,300 mg/kgBB. Mencit diamati dan dicatat waktu induksi tidur serta lama waktu tidurnya dalam bejana pengamatan yang diberi alas steroform. Maksud dari pemberian alas streroform ini adalah untuk penyeragaman kondisi tidur semua mencit. Lama tidur mencit kelompok perlakuan dan kontrol positif kemudian dibandingkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 (dikurangi) dengan rata-rata lama tidur mencit kontrol negatif sehingga didapatkan data perpanjangan waktu tidur mencit. Tabel I. Hasil rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit akibat pemberian ekstrak etanol daun krokot Kelompok Dosis mg/kgBB N Rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit (detik) 0 1002,16 2721,00 3549,00 7597,00 2368,00 2294,50 1545,33 2655,50 X ± SE I 16,667 6 0±0 II 0,260 6 1002,16 ± 431,87 III 0,445 6 2721,00 ± 926,86 IV 0,760 6 3549,00 ± 733,25 V 1,300 6 7597,00 ± 601,30 VI 1000,000 6 2368,00 ± 894,31 VII 1518,290 6 2294,50 ± 704,40 VIII 2305,210 6 1545,33 ± 495,67 IX 3500,000 6 2655,50 ± 432,82 Keterangan : Kelompok I : kontrol negatif (aquadest) Kelompok II-V : kontrol positif (diazepam) Kelompok VI-IX : ekstrak etanol daun krokot N : jumlah subjek uji X : rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit SE : standar eror Seperti yang terlihat dalam tabel I, baik kelompok kontrol positif (kelompok II-V) maupun kelompok ekstrak etanol daun krokot (kelompok VI-IX) memiliki perpanjangan waktu tidur dibandingkan kelompok kontrol negatif (kelompok I). Hal ini menunjukkan bahwa baik diazepam maupun ekstrak etanol daun krokot memiliki efek antistres karena mampu mempotensiasi kerja natrium tiopental dengan menekan SSP. Pada kontrol positif perpanjangan waktu yang didapatkan semakin besar seiring semakin besarnya dosis diazepam yang diberikan (gambar 7), karena diazepam termasuk obat yang efeknya tergantung besarnya dosis. Sedangkan untuk kelompok ekstrak etanol daun krokot, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 perpanjangan waktu tidur yang didapatkan tidak semakin dengan besar dengan meningkatnya dosis (gambar 7). Pada dosis 1000 mg/kgBB hanya berbeda 73 detik lebih lama dibandingkan dengan dosis 1518,29 mg/kgBB. Pada dosis 2305,21 mg/kgBB perpanjangan waktu tidur diperoleh lebih rendah daripada perpanjangan waktu tidur dosis 1000 dan 1518,29 mg/kgBB. Pada dosis 3500 mg/kgBB perpanjangan waktu tidur yang diperoleh terlihat paling besar di antara dosis ekstrak etanol lainnya. 8000 7000 6000 5000 Perpanjangan waktu tidur 4000 (detik) 3000 2000 1000 0 II III IV V VI VII VIII IX Kelompok Gambar 7. Grafik perpanjangan waktu tidur mencit Keterangan gambar : Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII Kelompok IX : kontrol positif (diazepam) dosis 0,260 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 0,445 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 0,760 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 1,300 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 1000 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 1518,29 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 2305,21 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 3500 mg/kgBB PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Standar eror digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi berdasarkan data sampel. Tidak semua mencit memiliki respon yang sama. Walaupun telah diusahakan penyeragaman dengan variabel pengacau terkendali, namun faktor-faktor lain seperti faktor kelahiran ketiga atau lebih dan faktor kekompleksitasan senyawa dalam tubuh mencit dapat berpengaruh karena tidak dapat dikendalikan. Waktu perpanjangan tidur (detik) 10000 9000 8000 7000 6000 MAX 5000 MIN 4000 MEAN 3000 2000 1000 0 II III IV V VI VII VIII IX Kelompok Gambar 8. Grafik standar error perpanjangan waktu tidur mencit Keterangan gambar : MAX MIN MEAN Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII Kelompok IX : nilai tertinggi perpanjangan waktu tidur populasi mencit : nilai terendah perpanjangan waktu tidur populasi mencit : nilai rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit : kontrol positif (diazepam) dosis 0,260 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 0,445 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 0,760 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 1,300 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 1000 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 1518,29 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 2305,21 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 3500 mg/kgBB PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Dengan taraf kepercayaan 95%, rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit pada seluruh populasi dapat diperkirakan seperti pada gambar di bawah ini. Distribusi perpanjangan waktu tidur populasi mencit diperkirakan antara nilai tertinggi (MAX) sampai nilai terendah (MIN) di setiap tingkat dosis. Data kemudian dianalisis lebih lanjut, untuk mengetahui apakah perbedaan perpanjangan waktu tidur yang ditunjukkan bermakna. Untuk mengetahui apakah data memenuhi persyaratan distribusi normal data diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas ini sebagai syarat dari analisis statistik parametrik. Nilai probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed)) yang diperoleh adalah 0,195. Persyaratan data disebut normal jika nilai probabilitas lebih tinggi dari 0,05. Oleh karena nilai probabilitas yang diperoleh, yaitu 0,195 lebih besar dari 0,05 maka diketahui bahwa data terdistribusi normal. Sebelum masuk kepada uji ANOVA satu arah, data diuji kehomogenitasannya lebih dulu. Pada tes homogenitas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,125. Data dianggap memiliki varian yang sama (homogen) jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki varian yang sama (homogen). Karena data homogen dan terdistribusi normal, maka analisis dapat dilanjutkan kepada uji ANOVA satu arah. Uji ANOVA satu arah dilakukan untuk menguji adakah perbedaan yang bermakna (signifikan) di antara rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit antar kelompok. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka terdapat perbedaan yang bermakna di antara rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit antar kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Tabel II. Hasil analisis ANOVA satu arah perpanjangan waktu tidur mencit Perpanjangan waktu tidur Antar kelompok Jumlah kuadrat 171755604.638 Derajat bebas 7 Rata-rata kuadrat 24536514.948 Dalam kelompok 110215754.823 40 2755393.871 Total 281971359.461 47 F 8.905 Probabilitas .000 Hasil nilai probabilitas yang diperoleh adalah 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rata-rata perpanjangan waktu tidur mencit pada kelompok kontrol positif diazepam maupun pada kelompok ekstrak etanol daun krokot. Namun belum diketahui dosis mana yang memberikan perbedaan yang bermakna (signifikan). Untuk itu analisis dilanjutkan dengan uji Shceffe (tabel III) dengan taraf kepercayaan 95%. Pada kelompok kontrol positif diazepam dosis 1,3 mg/kgBB merupakan satu-satunya kelompok yang menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol positif lainnya maupun terhadap kelompok ekstrak etanol daun krokot. Sedangkan kelompok kontrol positif diazepam dosis 0,260 mg/kgBB; 0,445 mg/kgBB; dan 0,760 mg/kgBB saling menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini berarti untuk diazepam dosis rendah meningkatnya dosis belum begitu berpengaruh efeknya dibandingkan pada dosis tinggi. Begitu pula di antara kelompok dosis ekstrak etanol daun krokot saling menunjukan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini berarti dari dosis terkecil hingga dosis tertinggi sama-sama dapat memberikan efek antistres, namun efek yang diberikan adalah sama. Dapat disimpulkan ekstrak etanol daun krokot PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 termasuk golongan obat yang efeknya tidak dipengaruhi oleh besarnya dosis atau golongan all or non respon. Kelompok ekstrak etanol daun krokot dengan diazepam dosis 0,260 mg/kgBB; 0,445 mg/kgBB; dan 0,760 mg/kgBB menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini berarti efek ekstrak etanol daun krokot sebanding dengan efek diazepam dosis 0,260-0,760 mg/kgBB. Tabel III. Hasil uji Shceffe perpanjangan waktu tidur mencit Kelompok II III IV V VI VII VIII IX II - TB TB B TB TB TB TB III TB - TB B TB TB TB TB IV TB TB - B TB TB TB TB V B B B - B B B B VI TB TB TB B - TB TB TB VII TB TB TB B TB - TB TB VIII TB TB TB B TB TB - TB IX TB TB TB B TB TB TB - Keterangan gambar : B TB Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII Kelompok IX : berbeda bermakna (P>0,05) : berbeda tidak bermakna (P<0,05) : kontrol positif (diazepam) dosis 0,260 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 0,445 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 0,760 mg/kgBB : kontrol positif (diazepam) dosis 1,300 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 1000 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 1518,29 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 2305,21 mg/kgBB : ekstrak etanol daun krokot dosis 3500 mg/kgBB Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun krokot dapat mempotensiasi kerja natrium tiopental dengan menekan SSP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 sebagaimana obat sedatif lainnya. Berarti hipotesis telah terbukti, ekstrak etanol daun krokot memiliki efek antistres. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun krokot memiliki daya antistres. Efek ekstrak etanol daun krokot sebanding dengan efek diazepam dosis 0,260 mg/kgBB; 0,445 mg/kgBB; dan 0,760 mg/kgBB. B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang daya antistres daun krokot dengan metode penyarian lainnya, seperti infusa. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang daya antistres pada herba krokot atau bagian lain dari tanaman krokot. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang besarnya daya antistres pada isolasi lebih lanjut senyawa yang diperkirakan memiliki daya antistres. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, 9, 33, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 1-7, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 63-65, Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam, Jakarta. Anonim, 1995a, Dorland’s Pocket Medical Dictionary, diterjemahkan oleh Kumala, P.,Komala, S., Santoso, A.H, Sulaiman, J.R., Rienita, Y., edisi 25, 1025, EGC, Jakarta. Anonim, 1995b, Farmakope Indonesia, edisi IV, 7, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995c, Materia Medika Indonesia, jilid VI, 210-215, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2001, The Merck Index, 13th ed., 1866, 6552, 9868, Merck & Co., Inc., New Jersey. Anonim, 2002, Wildflowers of Southeastern United States, http://www.2bnthewild.com/plants/H186.htm, Diakses pada tanggal 27 April 2006. Anonim, 2004, Portulaca oleracea, www.ansci.cornell.edu/plants/medicinal/portula.html. Diakses pada tanggal 27 April 2006. Anonim, 2007a, Caffeic Acid, http://en.wikipedia.org/wiki/caffeic_acid. Diakses pada tanggal 10 November 2007. Anonim, 2007b, Panduan Skripsi Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Anonim, 2007c, Petunjuk Praktikum Toksikologi, 4, Laboratorium Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ansel, H.C., 1985, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., edisi IV, 616-618, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Backer, C.A., 1973, Atlas of 220 Weeds of Sugar-Cane Fields in Java, Vol. 7, 254, Ysel Press, Deventer. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Bishop, G. D., 1994, Health Psychology : Integrating Mind and Body, 125-127 & 142-147, Allyn and Bacon, Boston. Bowman, W. C. and Rand, M. J., 1980, Textbook of Pharmacology, 2nd ed., 8.18.4, Blackwell Scientific Publications, Oxford. Corsini, R.J., 1987, Concise Encyclopedia of Psychology, John Wiley & Sons, Inc., 1086, New York. Dollery, S.C., 1999, Therapeutic Drugs, Vol. I, D80-D82,DT92-T93, Churchill Livingstone, Edinburgh. Duke, 2007, Dr. Duke's Ethnobotanical and Phytochemical Databases, http://sun.ars-grin.gov:8080/npgspub/xsql/duke, Diakses pada tanggal 10 November 2007. Gokel, George W., 2004, Dean’s Handbook of Organic Chemistry, 2nd ed., 1.391, McGraw-Hill, New York. Heyne, K., 1950, De Nuttige Planten van Indonesie, diterjemahkan oleh Badan Litbang Departemen Kehutanan, edisi II, 745-746, Yayasan Sarana Warna Jaya, Jakarta. Koda-Kimble, M.A., Young, L.Y., Kradjan, W.A., and Guglielmu, B.J., 2005, Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, 8th ed., 76-2, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia. Mycek, M. J., Harvey, R. A., and Champe, P. C., 1997, Lippincott’s illustrated Review: Pharmacology, diterjemahkan oleh Agoes, A., edisi 2, 89-92, Widya Medika, Jakarta. Vogel, H. G., 2002, Drug Discovery and Evaluation: Pharmacology Assays, 495, Springer-Verlag, Berlin. Wiria, M.S.S. dan Handoko, S.K.T., 1995, Hipnotik Sedatif, dalam Ganiswarna, S.G., Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 124, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Lampiran 1. Data Perpanjangan Waktu Tidur Mencit I. Kontrol Negatif: Aquadest Mencit 1 2 3 4 5 6 II. Mencit 1 2 3 4 5 6 Onset (detik) Durasi (detik) 162 190 227 143 141 204 Rata2 durasi 251 372 402 215 649 266 359.1667 Kontrol Positif: Diazepam K.P 1 Onset Durasi (dtk) (dtk) 191 131 242 169 249 213 665 1207 2718 521 2643 414 K.P 2 Onset Durasi (dtk) (dtk) 125 140 182 88 108 165 2273 3008 409 6319 1307 5165 K.P 3 Onset Durasi (dtk) (dtk) 120 124 117 164 148 132 K.P 4 Onset Durasi (dtk) (dtk) 1345 4779 5383 2937 6080 2925 157 169 132 121 128 104 9548 5463 6994 8483 8606 8643 Ket: K.P 1 = dosis 0,260 mg/kgBB K.P 2 = dosis 0,444 mg/kgBB K.P 3 = dosis 0,760 mg/kgBB K.P 4 = dosis 1,300 mg/kgBB Perpanjangan waktu tidur = durasi kontrol positif – rata2 durasi kontrol negatif Mencit K.P 1 1 2 3 4 5 6 Perpanjangan waktu tidur (detik) K.P 2 K.P 3 305.8333333 847.8333333 2358.833333 161.8333333 2283.833333 54.83333333 1913.833333 2648.833333 49.83333333 5959.833333 947.8333333 4805.833333 985.8333333 4419.833333 5023.833333 2577.833333 5720.833333 2565.833333 K.P 4 9188.833333 5103.833333 6634.833333 8123.833333 8246.833333 8283.833333 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 III. Mencit 1 2 3 4 5 6 Perlakuan : Ekstrak Etanol Daun Krokot D.E 1 Onset Durasi (dtk) (dtk) 91 111 91 101 97 78 1539 1465 1605 5530 706 5518 D.E 2 Onset Durasi (dtk) (dtk) 119 116 99 142 103 100 4203 1162 965 2195 5282 2115 D.E 3 Onset Durasi (dtk) (dtk) 161 89 111 105 2040 76 D.E 4 Onset Durasi (dtk) (dtk) 1694 4150 835 1905 841 2002 160 158 121 81 158 106 Ket: D.E 1 = dosis 1021,00 mg/kgBB D.E 2 = dosis 1518,29 mg/kgBB D.E 3 = dosis 2305,21 mg/kgBB D.E 4 = dosis 3496 mg/kgBB Perpanjangan waktu tidur = durasi perlakuan – rata2 durasi kontrol negatif Mencit D.E 1 1 2 3 4 5 6 Perpanjangan waktu tidur (detik) D.E 2 D.E 3 1179.833333 1105.833333 1245.833333 5170.833333 346.8333333 5158.833333 3843.833333 802.8333333 605.8333333 1835.833333 4922.833333 1755.833333 1334.833333 3790.833333 475.8333333 1545.833333 481.8333333 1642.833333 D.E 4 4356.833333 3161.833333 3047.833333 1693.833333 1991.833333 1680.833333 4716 3521 3407 2053 2351 2040 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Lampiran 2. Uji Kolmogarov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test perpanjangan t tidur 48 N Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences 2966.56250 Std. Deviation 2449.365352 Absolute .156 Positive .156 Negative -.117 Kolmogorov-Smirnov Z 1.079 Asymp. Sig. (2-tailed) .195 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Lampiran 3. Uji homogenitas Test of Homogeneity of Variances perpanjangan t tidur Levene Statistic 1.748 df1 df2 7 Sig. .125 40 Lampiran 4. Uji ANOVA ANOVA perpanjangan t tidur Between Groups Within Groups Total Sum of Squares 171755604 .638 110215754 .823 281971359 .461 df Mean Square F 7 24536514.948 8.905 40 2755393.871 47 Sig. .000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Lampiran 5. Uji Scheffe Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: perpanjangan t tidur Scheffe (I) dosis kontrol K.P 1 K.P 2 K.P 3 K.P 4 D.E 1 D.E 2 (J) dosis kontrol Mean Difference (IJ) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval K.P 2 K.P 3 -1718.833333 -2546.833333 958.365600 958.365600 .858 .440 Upper Bound -5521.40417 -6349.40417 Lower Bound 2083.73750 1255.73750 K.P 4 -6594.833333(*) 958.365600 .000 -10397.40417 -2792.26250 D.E 1 -1365.833333 958.365600 .954 -5168.40417 2436.73750 D.E 2 -1292.333333 958.365600 .966 -5094.90417 2510.23750 D.E 3 -543.166667 958.365600 1.000 -4345.73750 3259.40417 D.E 4 -1653.333333 958.365600 .881 -5455.90417 2149.23750 K.P 1 1718.833333 958.365600 .858 -2083.73750 5521.40417 K.P 3 K.P 4 D.E 1 -828.000000 -4876.000000(*) 353.000000 958.365600 958.365600 958.365600 .998 .004 1.000 -4630.57084 -8678.57084 -3449.57084 2974.57084 -1073.42916 4155.57084 D.E 2 426.500000 958.365600 1.000 -3376.07084 4229.07084 D.E 3 1175.666667 958.365600 .980 -2626.90417 4978.23750 D.E 4 65.500000 958.365600 1.000 -3737.07084 3868.07084 K.P 1 2546.833333 958.365600 .440 -1255.73750 6349.40417 K.P 2 828.000000 958.365600 .998 -2974.57084 4630.57084 K.P 4 -4048.000000(*) 958.365600 .029 -7850.57084 -245.42916 D.E 1 D.E 2 D.E 3 1181.000000 1254.500000 2003.666667 958.365600 958.365600 958.365600 .979 .971 .733 -2621.57084 -2548.07084 -1798.90417 4983.57084 5057.07084 5806.23750 D.E 4 893.500000 958.365600 .996 -2909.07084 4696.07084 K.P 1 6594.833333(*) 958.365600 .000 2792.26250 10397.40417 K.P 2 4876.000000(*) 958.365600 .004 1073.42916 8678.57084 K.P 3 4048.000000(*) 958.365600 .029 245.42916 7850.57084 D.E 1 5229.000000(*) 958.365600 .001 1426.42916 9031.57084 D.E 2 5302.500000(*) 958.365600 .001 1499.92916 9105.07084 D.E 3 D.E 4 K.P 1 6051.666667(*) 4941.500000(*) 1365.833333 958.365600 958.365600 958.365600 .000 .003 .954 2249.09583 1138.92916 -2436.73750 9854.23750 8744.07084 5168.40417 K.P 2 3449.57084 -353.000000 958.365600 1.000 -4155.57084 K.P 3 -1181.000000 958.365600 .979 -4983.57084 2621.57084 K.P 4 -5229.000000(*) 958.365600 .001 -9031.57084 -1426.42916 D.E 2 1.000 -3729.07084 3876.07084 73.500000 958.365600 D.E 3 822.666667 958.365600 .998 -2979.90417 4625.23750 D.E 4 -287.500000 958.365600 1.000 -4090.07084 3515.07084 K.P 1 1292.333333 -426.500000 958.365600 958.365600 .966 1.000 -2510.23750 -4229.07084 5094.90417 3376.07084 K.P 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 K.P 3 -1254.500000 958.365600 K.P 4 -5302.500000(*) D.E 1 -73.500000 D.E 3 749.166667 D.E 4 -361.000000 K.P 1 .971 -5057.07084 2548.07084 958.365600 .001 -9105.07084 -1499.92916 958.365600 1.000 -3876.07084 3729.07084 958.365600 .999 -3053.40417 4551.73750 958.365600 1.000 -4163.57084 3441.57084 543.166667 958.365600 1.000 -3259.40417 4345.73750 K.P 2 -1175.666667 958.365600 .980 -4978.23750 2626.90417 K.P 3 -2003.666667 -6051.666667(*) -822.666667 958.365600 958.365600 958.365600 .733 .000 .998 -5806.23750 -9854.23750 -4625.23750 1798.90417 -2249.09583 2979.90417 D.E 2 -749.166667 958.365600 .999 -4551.73750 3053.40417 D.E 4 -1110.166667 958.365600 .986 -4912.73750 2692.40417 K.P 1 1653.333333 958.365600 .881 -2149.23750 5455.90417 K.P 2 -65.500000 958.365600 1.000 -3868.07084 3737.07084 K.P 3 -893.500000 958.365600 .996 -4696.07084 2909.07084 K.P 4 -4941.500000(*) 958.365600 .003 -8744.07084 -1138.92916 287.500000 958.365600 D.E 2 361.000000 958.365600 D.E 3 1110.166667 958.365600 * The mean difference is significant at the .05 level. 1.000 1.000 .986 -3515.07084 -3441.57084 -2692.40417 4090.07084 4163.57084 4912.73750 D.E 3 K.P 4 D.E 1 D.E 4 D.E 1 Homogeneous Subsets perpanjangan t tidur Scheffe N dosis kontrol K.P 1 D.E 3 D.E 2 D.E 1 D.E 4 K.P 2 K.P 3 K.P 4 Sig. Subset for alpha = .05 1 6 6 6 6 6 6 6 2 1002.1666 7 1545.3333 3 2294.5000 0 2368.0000 0 2655.5000 0 2721.0000 0 3549.0000 0 6 .440 1 7597.0000 0 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Lampiran6. Foto ttrmbuhankrokot PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Lampiran7. Fotoperkolator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Lampiran 8. Foto ekstrak etanol daun krokot PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI \ l' Lampiran9. Fotomencittidur akibatpemberian natriumthiopental PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI FAKULTASFARMASI SANATADHARMA UNIVERSITAS 55281 Depok,Sleman,Yogyakarta (KAMPUSlll) PainganMaguwoharjo, - Telegram: SADHARYOGYA Telp.(0274)8833037,883968,Fax.(0274)886529 E-Mail: [email protected] SURAT PENGESAHANDETERMINASI No:4rr lLKTOlfar-USD/or I oB LaboratoriumKebunTanamanObat FakultasFarmasiUniversitasSanataDharma,menyatakanbahwatelah melakukandeterminasiterhadapsatucontohtanaman,dengannama: Portul aca oleracea Linn. (Krokot) Determinasitelah dilakukansecarabenarsesuaidengan: FieldsinJava,245,Ysel Press,Deventer. Backer,C.A'1973, Atlas of 220 Weedsof Sugar-Cane Hinggakatagori:jenis (spesies) Tanamantersebutdipakaidalampenelitian: Efek AntistresEkstrakEtanolDaun Krokot (PortulacaoleraceaLinn.) PadaMencit Jantan Oleh : Dari : Olivia Valencia FakultasFarmasiUniversitasSanataDharma HerbariumdisimpanLaboratoriumBiologi Umum, FakultasFarmasiUniversitasSanataDharma dengan nomorkatalog: determinasiini dibuatuntuk dapatdipergunakansebagaimanamestinya Demikiansuratpengesahan 10 Desember2007 M. Si.) (Ign. Y. Kristi Budiasmoro. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BIOGRAFI PENULIS Penulis bernama Olivia Valencia lahir pada tanggal 13 November 1984 di Yogyakarta, merupakan anak pertama pasangan Hartono dan Lydia Ismail. Menempuh pendidikan di bangku Sekolah Dasar Strada Bakti Wiyata II, tamat pada tahun 1997. Menyelesaikan pendidikan SLTP di SLTP Marsudirini Bekasi, tamat pada tahun 2000. Melanjutkan pendidikan di SMU Marsudirini Bekasi, tamat pada tahun 2003. Menempuh pendidikan Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun 2003.