BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteologi, Miologi, dan Arthrologi Leher Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thorax dan caput. Leher termasuk ke dalam columna vertebrales. Batas di sebelah cranial adalah basis mandibula dan suatu garis yang ditarik dari angulus mandibula menuju ke processus mastoideus, linea nuchae suprema sampai ke protuberantia occipitalis eksterna. Batas kaudal dari ventral ke dorsal dibentuk oleh incisura jugularis sterni, clavicula, acromion dan suatu garis lurus yang menghubungkan kedua acromia. 11 Rangkaian tulang belakang atau columna vertebrales merupakan sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang pada setiap dua ruas tulang terdapat bantalan tulang rawan. Seluruh columna vertebrales terdapat 33 ruas tulang, yaitu tujuh vertebrae cervicales atau ruas tulang belakang bagian leher, dua belas vertebrae thoracales atau ruas tulang punggung, lima vertebrae lumbales atau ruas tulang pinggang, lima vertebrae sacrales atau ruas tulang kelangkang, dan empat vertebrae coccygeae atau tulang ekor. Pada vertebrae cervicales, vertebrae thoracales, dan vertebrae lumbales ruas-ruasnya tetap tinggal jelas terpisah selama hidup dan disebut ruas yang dapat bergerak. Ruas-ruas pada dua daerah bawah, vertebrae sacrales dan vertebrae coccygeae pada masa dewasa bersatu dan membentuk dua tulang yang disebut ruas-ruas tak bergerak.12 Dilihat dari bidang sagital, columna vertebrales memperlihatkan empat kurva normal. Pada vertebrae cervicales, kurva tersebut berbentuk lordosis atau konkaf ke arah posterior kemudian diikuti oleh vertebrae Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 5 thoracales yang berbentuk konkaf ke arah anterior atau kifosis. Kurva vertebrae lumbales sama seperti vertebrae cervicales, yaitu konkaf kearah posterior atau lordosis. Sedangkan, vertebrae sacrales seperti vertebrae thoracales, yaitu kifosis. Baik vertebrae thoracales dan vertebrae sacrales disebut sebagai kurva utama karena nampak pada saat lahir, sedangkan vertebrae cervicales dan vertebrae lumbales tidak nampak pada saat lahir dan disebut kurva sekunder.12,13 Berikut adalah gambar columna vertebrales: Gambar 1. Columna Vertebrales dilihat dari sagital membentuk empat kurva.14 Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 6 1. Osteologi Leher Tulang leher terdiri dari vertebrae cervicales, os hyoideum, manubrium sterni, dan clavicula. Tulang-tulang tersebut merupakan bagian skeleton aksial, kecuali clavicula yang merupakan bagian skeleton apendikular superior.10 a. Vertebrae Cervicales Regio cervicalis pada columna vertebralis dibentuk oleh tujuh vertebrae cervicales yang menutupi medulla spinalis dan meninges. Secara anatomi, vertebrae cervicales dibagi menjadi dua daerah, yaitu daerah servikal atas (C1 dan C2) dan daerah servikal bawah (C3 sampai C7). Tiga diantara vertebrae cervicales tersebut memiliki struktur anatomi yang unik dan diberi nama khusus, yaitu C1 disebut Atlas, C2 disebut Axis dan C7 disebut Vertebra Prominens.14 Berikut gambar dari vertebrae cervicales: Gambar 2. Vertebrae Cervicales.15 Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 7 1) Vertebrae Cervicales 1 atau Atlas Atlas berbeda dengan vertebrae cervicales lainnya karena tidak mempunyai corpus spinosus, tapi mempunyai tuberculum posterior yang kecil yang berguna agar pergerakan kepala lebih bebas. Atlas berbentuk cincin dibagi dua, yaitu lengkung depan disebut arcus anterior dan lengkung belakang disebut arcus posterior.145 2) Vertebrae Cervicales 2 atau Axis Axis atau vertebrae cervicales kedua ditandai oleh adanya epistropheus. Ciri lain yang terdapat pada axis adalah adanya dens atau processus odontoid.16 3) Vertebrae Cervicales 3-6 atau Vertebra Servikalis Tipikal Disebut Vertebra Servicalis Tipikal karena mempunyai bentuk anatomi yang sama. Keempat vertebrae tersebut memiliki corpus vertebrae kecil dan lebih panjang dari samping ke samping daripada secara anteroposterior. Lalu, terdapat foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga. Facies articularis superior mengarah ke superoposterior dan facies inferior mengarah ke inferoposterior. Processus spinosusnya pendek dan bercabang atau terbelah dua.10,14 4) Vertebrae Prominens Vertebrae cervicales ketujuh ini diberi nama demikian karena processus spinosusnya panjang dan tidak terbelah dua. Processus transversusnya besar, tetapi foramen transversariumnya kecil.10 b. Os hyoideum Tulang berbentuk U ini terdiri dari corpus di medial, sepasang cornu minus di lateral, dan sepasang cornu majus di posterior. Ligamentum stylohyoideus melintas di antara processus styloideus Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 8 dan cornu minus.15 Os hyoideum tidak berartikulasi dengan tulang lain. Secara fungsional, tulang ini berfungsi sebagai pelekat untuk m. cervicalis anterior dan penyangga yang menjaga jalan napas agar tetap terbuka. Corpus ossis hyoideus bagian medianya menghadap anterior dan setiap ujung corpusnya disatukan dengan cornu majus yang berproyeksi secara posterosuperior dan lateral dari corpus. Setiap cornu minus adalah proyeksi tulang kecil dari pars superior corpus ossis hyoidei dekat penyatuannya dengan cornu majus.10 2. Miologi Leher Selanjutnya, secara deskriptif, leher dibagi menjadi tiga bagian, yaitu struktur superfisial, trigonum anterior, dan trigonum posterior. a. Struktur Superfisial Leher dikelilingi di bagian inferior oleh claviculae dan tepi superior dari sternum. Lalu, di bagian superior oleh tepi posterior dari mandibula dan basis cranii.14 Terdapat otot-otot superfisial leher, yaitu m. platysma, m. sternocleidomastoideus dan m. trapezius. Berikut adalah gambar otot-otot yang terdapat pada superfisial leher: Gambar 3. Otot-Otot Superfisial Leher.15 Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 9 1) Musculus platysma M. platysma adalah selembar otot tipis yang lebar dalam jaringan subkutan leher. Otot ini dipersarafi oleh ramus colli n. facialis (N VII).10 M. platysma menutupi aspek anterolateral leher. Seratnya berasal dari fascia profunda yang melapisi pars superior m. deltoideus dan m. pectoralis mayor dan membentang secara superomedial pada clavicula ke margo inferior mandibula. Origo : Fascia profunda di atas m. pectoralis mayor dan m. deltoideus. Insersio : Corpus mandibulae dan sudut mulut.10,11 2) Musculus sternocleidomastoideus M. sternocleidomastoideus merupakan suatu otot seperti sabuk yang menonjol dan berjalan dari sepertiga medial clavicula dan tepi superior sternum ke anterior dan posterior di sepanjang bagian lateral leher. Otot ini melekat pada processus mastoideus di telinga posterior dan sepertiga lateral linea nuchae superior os occipitale. Origo : Caput medial : anterior incisura jugularis sterni, anterior articulation sternocalvicularis, Caput lateral : clavicula pars sternalis. Insersio : Permukaan lateral processus, mastoideus dan linea nuchae suprema. M. sternocleidomastoideus ini dipersarafi oleh n. accessorius (N XI) dan cabang-cabang plexus cerivcalis.17 3) Musculus Trapezius M. trapezius merupakan otot segitiga pipih yang besar dan menutupi aspek posterolateral leher dan thorax. Otot ini melekatkan cingulum pectoral ke cranium dan columna vertebralis yang membantu menahannya.10 Origo: protuberentia Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 10 occipitalis externa, linea nuchae superior, septum nuchae, processus spinosus vertebrae prominens, processus spinosi semua vertebrae thoracales. Insersio: pars descendens dari bagain cranial septum nuchae pada extrimitas acromialis claviculae. Pars ascendens dari vertebrae thorachales inferior pada tepi bawah spina scapulae. M. trapezius ini dipersarafi oleh n. accessorius (N XI) dan cabang-cabang plexus cerivcalis.15 b. Trigonum Anterior Bagian segitiga anterior dibatasi oleh tepi anterior m. sternocleidomastoideus, margo inferior mandibula dan garis media di sebelah anterior. Di bagian posterior, dinding anterior columna vertebralis yang datar menempati bidang koronal, berada di antara bagian somatik dan bagian viseral leher.17 Terdapat beberapa otot pada trigonum anterior ini, di antaranya adalah m. sternocleidomastoideus, m. omohyoideus, mm. infrahyoideus dan mm. suprahyoideus. Berikut adalah gambar otot-otot yang terdapat di trigonum anterior: Gambar4. Otot-otot Trigonum Anterior Leher.16 Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 11 1) Musculus omohyoideus Otot ini memisahkan segitiga bagian anterior sisanya, menjadi segitiga karotis di sebelah posterior dan segitiga muscular di sebelah anterior. Otot ini mempunyai dua venter, yaitu venter superior dan venter inferior berbentuk pipih, panjang, dan terletak sebelah lateral m. sternohyoideus ke kaudal lateral menyilang di sebelah dalam m. sternomastoideus. Otot ini dipersarafi oleh ramus inferior ansa cervicales (C2C3).18,19 a) Venter superior adalah otot kecil seperti sabuk yang melekat di atas tepi bawah Os hyoideus dan berjalan ke inferior dan posterior, menghilang sternocleidomastoideus di balik tepi dan di sekitar anterior m. pertengahan panjangnya. b) Venter inferior mm. omohyoideus berhubungan dengan venter superior di dalam selubung m. sternocleidomastoideus pada pertautan seperempat bagian inferior dan tiga perempat bagian superior. 2) Musculum infrahyoideus Kelompok otot kecil seperti sabuk ini terletak di anterior leher dan sebagian sternocleidomastoideus bertumpang tindih oleh yang divergen. Semua otot m. ini dipersarafi oleh n. cervicalis I, II, dan III melalui plexus cervicalis dan lingkaran n. ansa hypoglossus.15 a) M. sternohyoideus Otot ini merupakan otot selempang terpanjang dan terdangkal yang berbentuk pipih, kuadrangular, terletak di sebelah ventral laring, trachea dan glandula thyroidea, sebelah lateral linea mediana leher.15 Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 12 b) M. thyrohyoideus Otot ini berbentuk pipih, kuadrangular, dan tipis terletak antara os hyoideum dan cartilago thyreoidea di sebelah dorsal m. sternohyoideus.18 c) M. sternohyoideus Otot ini bersinambungan dengan jalur m. tirohyoideus, di antara linea oblique pada lamina cartilago thyroidea dan sternum.17 d) M. omohyoideus Otot ini melintas antara os hyoideus dan ligamentum transversum superius insisura scapula.17 e) Mm. suprahyoideus Otot-otot ini mengelilingi dasar mulut. (1) M. digastricus Otot ini mempunyai dua venter, yaitu: (a) Venter anterior berjalan ke superior dan anterior dari permukaan superior os hyoideus ke tepi inferior mandibula di bawah dagu. Bagian ini dipersarafi oleh cabang mylohyoid n. alveolaris inferior. (b) Venter posterior bergabung dengan venter anterior dan tepi superior os hyoideus melalui tendon intermediate. Bagian ini dipersarafi oleh cabang digastrik n. facialis.17 (2) M. stylohyoideus Otot ini melintas dari processus styiloideus menuju cornu minus os hyoideus; tendo insersi otot ini terpecah untuk saluran m. digastricus. Otot ini berbentuk silindris kecil dan tipis, terletak di dorsal mandibula di ventral Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 13 venter posterior m. digastricus. Otot ini dipersarafi oleh n. facialis (N VII).17,18 (3) M. milohyoideus Otot ini berbentuk segitiga, gepeng, dan lebar yang terletak di sebelah medial dorsal corpus mandibulae merupakan dasar dan cavitas oris.18 c. Trigonum Posterior Batas-batas segitiga posterior leher adalah m. trapezius di sebelah posterior, m. sternocleidomastoideus di sebelah anterior dan clavicula di sebelah inferior. Otot-otot pada trigonum posterior ini dibagi lagi menjadi beberapa kelompok, di antaranya kelompok lateral yang terdiri dari m. scalenus anterior, m. scalenus medius, m. scalenus posterior, m. levator scapula; kelompok anterior terdiri dari m. longus colli, m. rectus capitis anterior dan m. rectus capitis lateral; kelompok posterior terdiri dari m. splenius, m. semispinalis dan kelompok suboksipital.17 Berikut adalah gambar otot-otot yang terdapat pada trigonum posterior leher: Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 14 Gambar 5. Otot-otot pada trigonum posterior leher.16 1) Kelompok Lateral Kelompok lateral ini meliputi mm. scalenus (anterior, medius dan posterior) dan m. levator scapulae. Otot ini dipersarafi oleh cabang lateral ramus ventralis primer saraf spinalis. a) M. scalenus anterior Otot ini berbentuk pipih, kuadrangular, terletak di regio colli posterior bagian inferior sebagian tertutup oleh m. stemomastoiudeus. N. phrenicus melintas di sebelah anterior terhadap otot ini untuk memasuki thorax, sedangkan akar plexus servicalis serta plexus brachialis keluar pada tepi posterolateral otot ini.17,18 (1) M. scalenus medius Otot ini berbentuk pipih, inangular, terletak di sebelah dorsal m. scalenus anterior terpisah oleh suatu celah yang disebut fissura scaleni.18 (2) M. scalenus posterior Sesungguhnya, otot ini adalah bagian dari m. scalenus medius yang berinsersi sepanjang permukaan luar iga kedua.17 (3) M. levator scapulae Otot ini berbentuk pipih, kudrangular, terletak disebelah lateral m. scalenus anterior.18 2) Kelompok Anterior Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 15 Kelompok anterior meliputi m. longus colli, m. rectus capitis anterior, dan m. rectus capitis lateral. Otot fleksor ini dipersarafi oleh cabang anterior ramus ventralis primer.17 a) M. longus servisis (colli), yang terutama mengadakan fleksi columna vertebralis, berasal dari tiga bagian sebagai berikut: (1) Bagian oblique superior melintas dari tuberculum anterius processus transversus vertebrae cervicales ketiga sampai keenam menuju axis. (2) Bagian tegak melintas dari corpus vertebrae thoracales bagian atas untuk berinsersi pada corpus vertebrae cervicales superior. (3) Bagian oblique inferior melintas dari corpus vertebrae thoracales superior menuju tuberculum anterius processus transversus vertebrae cervicales keempat dan kelima.18 b) M. longus capitis Berasal dari tuberculum anterius processus transversus vertebrae cervicales ketiga sampai keenam. Otot ini berbentuk pipih dan triangular.17,19 c) M. rectus capitis anterior Otot ini pendek, datar, dan terletak tepat di anteroposterior capitis longus . Berasal dari sisi lateral atlas dan berinsersi pada bagian basilar os occipitalis. d) M. rectus capitis lateral Berasal dari processus transversus atlas. Otot ini memantapkan sendi atlanto-occipitalis.19 3) Kelompok Posterior Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 16 Tersusun dari kelompok otot splenius, m. semispinalis, dan kelompok sub occipitalis. Otot ekstensor ini dipersarafi oleh ramus dorsalis primer saraf spinalis. a) Kelompok spinotransversus Otot splenius tersusun dari bagian eksternal lapis otot intrinsik punggung.17 (1) Otot splenius capitis Berasal dari tulang belakang vertebrae thoracales bagian atas dan bagian bawah ligamentum nuchae. (2) M. splenius servisis Berasal dari tulang belakang vertebrae thoracales ketiga sampai keenam. b) Kelompok sacrospinal Otot ini melintas di antara processus transversus.17 (1) M. longissimus capitis Berasal dari empat bagian bawah processus transversus vertebrae cervicales dan berinsersi pada processus mastoideus. (2) M. longissimus servisis Melintas di antara processus transversus leher dan thorax. c) Kelompok transversospinal Otot-otot ini melintas di antara processus transversus vertebrae thoracales dan cervicales. (1) M. semispinalis servisis Berinsersi pada tulang atlas. (2) M. semispinalis capitis Berinsersi pada linea nuchae superior dan linea nuchae inferior os occipitalis. Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 17 d) Kelompok Sub occipitalis Menyusun lapis terdalam otot intrinsik dan dipersarafi oleh cabang dari n. spinalis C1. (1) M. rectus capitis posterior major Berasal dari axis dan selanjutnya menyimpang dari pasangannya, meninggalkan ruang segitiga kecil. (2) M. rectus capitis posterior minor Berasal dari tuberculum posterius atlas. (3) M. oblique capitis inferior Berasal dari axis. (4) M. oblique capitis superior Berasal dari processus transversus atlas. (5) Masing-masing sisi segitiga sub occipitalis Dibatasi oleh m. rectus capitis posterior major dan dua otot oblique.17 3. Arthrologi Leher Terdapat tiga sendi atau articulatio pada vertebra cervicales, yaitu atlanto-occipital joint (C0-C1), atlanto-axial joint (C1-C2), dan vertebrae joints (C2-C7). Adapun gerakan yang dihasilkan pada regio ini, yaitu fleksi-ektensi, rotasi, dan lateral fleksi cervical.13 a. Atlanto – occipital Joint (C0-C1) Atlanto-occipital joint berperan dalam gerakan fleksi-ekstensi dan lateral fleksi cervical. Pada gerakan fleksi, condylus yang konveks akan bergeser kearah posterior terhadap facet articularis yang konkaf sebesar 10°. Sedangkan, pada gerakan ekstensi, condylus yang konveks akan bergeser kearah anterior terhadap facet articularis yang konkaf sebesar 17°. Kemudian, pada gerakan lateral fleksi cervical akan terjadi rotasi dengan jumlah yang kecil pada Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 18 condylus occipitalis yang konveks terhadap facet articularis yang konkaf sebesar 5°.20 b. Atlanto – axial Joint (C1-C2) Gerakan utama pada atlanto-axial joint adalah gerakan rotasi cervical ditambah dengan gerakan fleksi dan ekstensi. Pada gerakan fleksi akan terjadi gerakan pivot, yaitu gerakan ke anterior dan sedikit rotasi pada atlas terhadap axis sebesar 15°, sedangkan pada gerakan ekstensi, gerakan pivot ke posterior dan sedikit rotasi pada atlas terhadap axis sebesar 45°.20 Gerakan rotasi pada sendi ini, yaitu atlas akan berputar di sekitar processus odontoid bagian processus articularis inferior atlas yang sedikit konkaf akan bergeser dengan arah melingkar terhadap processus articularis superior axis.22 c. Vertebra Joints (C2-C7) Pada vertebra joint terjadi gerakan fleksi-ekstensi, rotasi, dan lateral fleksi cervical. Pada gerakan fleksi permukaan processus articularis inferior vertebra superior yang berbentuk konkaf akan bergeser ke arah superior dan anterior terhadap processus articularis superior vertebra inferior sebesar 40°, sedangkan pada gerakan ekstensi permukaan procesus articularis inferior vertebra superior yang berbentuk konkaf akan bergeser ke arah inferior dan posterior terhadap procesus articularis superior vertebra inferior sebesar 70°. Pada gerakan rotasi akan terjadi pergeseran pada procesus articularis inferior vertebra superior ke arah posterior dan inferior pada ipsilateral arah rotasi dan akan terjadi pergeseran ke arah anterosuperior pada sisi contralateral terhadap procesus articularis superior vertebra inferior sebesar 45°.21,22 Gerakan lateral fleksi cervical, procesus articularis inferior vertebra superior pada sisi ipsilateral bergeser ke arah inferior dan sedikit ke posterior dan pada sisi contralateral akan bergeser ke arah Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 19 superior dan sedikit ke anterior sebesar 35°. Inklinasi pada bentuk facet joint akan menghasilkan gerakan coupling yang searah dimana selama gerakan rotasi akan disertai dengan lateral fleksi yang juga searah.21 Berikut adalah gerakan yang dihasilkan oleh ketiga sendi pada vertebrae servicales: Gambar 6. Gerakan yang dihasilkan oleh atlanto-occipital joint (C0-C1), atlanto-axial joint (C1-C2) dan vertebrae joints (C2-C7).22 B. Musculoskeletal Disorders (MSD) Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, kartilago, dan sendi yang menghubungkan antara tulang yang satu dengan yang lainnya. Tulang memungkinkan tubuh untuk mempertahankan bentuk, sikap dan posisi serta melindungi organ-organ penting. Otot adalah jaringan tubuh yang memiliki kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau disebut energi gerak. Tulang dan sendi membentuk sebuah sistem yang dapat digerakkan oleh otot dan merupakan dasar dari perpindahan tubuh.20,25 Menurut WHO, musculoskeletal disorder (MSD) adalah gangguan muskuloskeletal pada otot, tendo, sendi, columna vertebrales, saraf perifer, dan sistem vaskular yang dapat terjadi tiba-tiba dan akut maupun secara Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 20 perlahan dan kronis.2 Sedangkan menurut Pratama pada penelitiannya, MSD terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang.26 Selain itu, Andayasari juga mendefinisikan MSD adalah suatu kumpulan gangguan atau cedera yang mengenai sistem muskuloskeletal. Rasa sakit ini biasanya dikaitkan dengan pekerjaan seseorang yang disertai rasa tidak nyaman pada tangan, lengan, bahu, leher dan tulang punggung akibat posisi dan postur tubuh yang statis pada saat bekerja.2 1. Penyebab MSD Ada beberapa penyebab terjadinya gangguan sistem muskuloskeletal pada dokter gigi, antara lain postur tubuh yang statis ketika bekerja, menegakkan kepala dengan posisi diputar, leher dilenturkan dan bahu atau lengan atas abduksi.24 Selain itu, bisa juga disebabkan oleh mempertahankan posisi yang tidak tepat dalam waktu yang lama.26 Posisi kepala yang fleksi atau menunduk sering dilakukan oleh dokter gigi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan visibilitas yang lebih baik selama perawatan. Pada posisi tersebut, tulang vertebra tidak dapat mendukung tulang belakang dengan baik dan otot-otot leher serta tulang belakang bagian atas secara konstan mendukung beban dari kepala.25 Berikut adalah contoh gambar posisi duduk seorang dokter gigi dengan kepala dan leher fleksi: Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 21 Gambar 7. Posisi duduk dokter gigi yang tidak ergonomik, yaitu melakukan perawatan pada pasien.26 saat Mempertahankan posisi yang statis dapat memicu terjadinya kelelahan otot kronis, rasa tidak nyaman atau sakit. Lebih buruknya lagi, posisi statis yang terus menerus dilakukan akan menyebabkan otot dan sendi mengalami penyesuaian pada perubahan dalam struktur normal jaringan lunak, seperti pemendekan atau efek patologis lainnya.25 Semua postur tubuh yang tidak tepat jika dilakukan terus menerus dapat menyebabkan chronic low back pain, tension neck syndrome, trapezius myalgia, carpal tunnel syndrome, dan rotator cuff impingement pada bahu.26 2. Faktor-Faktor Risiko pada MSD Faktor risiko yang dapat memperburuk MSD di antaranya, stress psikologis yang berkepanjangan. Telah diketahui stress dapat menambah ketegangan otot dan menyebabkan nyeri, terutama pada m. trapezius yang berada di leher.27 Selain stress, faktor risiko lainnya adalah karakteristik individual, seperti jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan waktu istirahat yang kurang dapat meningkatkan risiko berkembangnya MSD. Faktor risiko ini akan semakin tinggi dengan Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 22 lamanya durasi kerja dengan posisi duduk yang buruk dan posisi leher yang salah. 26 C. Nyeri Otot Leher Aksial Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.3 Menurut Finkelstein, nyeri leher adalah nyeri pada ujung saraf yang terletak di berbagai ligamentum dan otot leher serta sendi unco-vertebral dan lapisan luar discus.27 Selain itu, American College of Rheumatology pada tahun 2012 juga mengemukakan bahwa nyeri leher adalah rasa sakit di leher yang bisa dilokalisasi pada vertebrae cervicales atau dapat menyebar ke lengan bawah (radikulopati).28 Penyebab paling sering pada nyeri leher adalah akibat biomekanik, seperti Whisplash Associated Disorder (WAD), Axial Neck Pain, dan radiculopathy servicalis, sedangkan penyebab lainnya adalah myelophaty servicalis, seperti penekanan corda spinalis, infeksi, neoplasma, rematik, torticollis, cervical dystonia, dan major trauma. 29 Nyeri leher aksial (Axial Neck Pain) dikenal juga sebagai uncomplicated neck pain dan ketegangan ligamen leher yang merupakan interaksi yang kompleks antara ligamen serta faktor yang berhubungan dengan postur tubuh, kebiasaan tidur, posisi duduk di depan komputer, stress, kelelahan kronis, adaptasi postural dari sumber nyeri lain (bahu, sendi temporomandibular,dan kranioservikal), atau perubahan degeneratif dari discus servicales atau facet joint.30 1. Klasifikasi Nyeri Menurut Smeltzer, nyeri dapat dibedakan menurut durasinya, yaitu: Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 23 a. Nyeri Akut Nyeri akut biasanya muncul tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan.29,30 Gejala-gejala nyeri leher akut di antaranya sakit pada daerah leher dan kaku, nyeri otot-otot leher, sakit kepala, dan migrain. Nyeri tersebut bisa menjalar ke bahu, lengan dan tangan dengan keluhan terasa baal. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya torticollis, yaitu nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan simultan dapat menyebabkan bentuk leher yang abnormal serta kepala menghadap ke sisi yang sebaliknya.6 b. Nyeri Kronik Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik.30 Gejala nyeri leher kronik yaitu nyeri yang disertai sakit kepala, nyeri pada salah satu belakang mata, terganggunya pendengaran, penglihatan dan pengecapan atau nyeri leher dan keseimbangan yang disertai dengan otot lengan atau kaki yang lemah.6 D. Ergonomik pada Bidang Kedokteran Gigi Ergonomik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “ergo” yang berarti kerja dan “nomos” yang berarti hukum. Definisi ergonomik menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) adalah hubungan Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 24 manusia dengan lingkungan kerja yang tidak mengakibatkan suatu gangguan. Pada dasarnya kondisi ergonomik sangat menguntungkan karena dapat mencegah terjadinya MSD dan dapat mengurangi kesalahan yang dapat mengakibatkan cedera pada para pekerja. Menurut OSHA, gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang dapat terjadi apabila ada ketidakcocokan antara kebutuhan fisik kerja dengan kemampuan fisik tubuh manusia.2 Oleh karena itu, tujuan dari ergonomik di antaranya, meningkatkan kemampuan fisik dan mental khususnya untuk keamanan dan keselamatan serta mengurangi beban fisik dan mental yang berlebihan untuk kenyamanan operasional; pengintegrasian secara rasional aspek-aspek fungsional, teknis, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan pada suatu sistem; mengorganisasikan suatu aktivitas kerja kearah produktivitas untuk meningkatkan kepuasan kerja operator.31 Pada bidang kedokteran gigi, prinsip ergonomik ini sangat penting dalam melakukan perawatan. Seorang dokter gigi dalam melakukan praktik memerlukan peralatan kerja yang berhubungan dengan sikap kerja duduk dan berdiri ketika menangani pasien. Prinsip ergonomik tersebut tidak hanya sekedar posisi operator dan desain alat, namun integrasi antara peralatan yang digunakan di dalam praktik dokter gigi.2,31 1. Posisi Ergonomik Mempertahankan postur tubuh yang baik saat melaksanakan prosedur perawatan dapat mengurangi pengeluaran energi dan meningkatkan fungsi organ.5 Sikap kerja seorang dokter gigi yang ideal adalah kerja otot statis sedikit dan sikap kerja yang dinamis lebih baik daripada sikap statis tegang. Selain itu, diperlukan juga peralatan kerja yang sesuai dengan persyaratan ergonomik agar nyaman dipakai dan efisien.31 b. Posisi Dokter Gigi terhadap Pasien Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 25 Pada sikap kerja berdiri, diupayakan agar posisi tubuh tegak, pusat beban tubuh dalam membawa beban tidak membuat tubuh fleksi, posisi tangan membawa benda tidak lebih dari 90° pada beban yang berat. Sedangkan, pada sikap kerja duduk, diupayakan agara kepala leher dan punggung dalam satu garis lurus atau tegak. Hal ini harus diterapkan dokter gigi ketika melakukan perawatan pada pasien.31 Posisikan pasien pada ketinggian yang ideal. Suatu kesalahan yang sering dilakukan oleh dokter gigi adalah memposisikan pasien terlalu tinggi sehingga dapat menyebabkan elevasi pada bahu dan abduksi pada lengan. Dokter gigi harus memposisikan pasien semisupine position untuk perawatan pada rahang bawah dan supine position pada rahang atas.32,33 Postur kepala yang optimal adalah antara telinga dengan bahu ada jarak yang cukup jika dilihat dari samping. Posisi ini memang hampir tidak mungkin dilakukan tanpa menggunakan dental-loupe, maka dari itu penting untuk menjaga postur tersebut dengan memposisikan kepala agar tidak fleksi lebih dari 20° dengan jarak antara area kerja atau pasien ke mata adalah 35-40 cm. Jika kepala terlalu membungkuk atau hiperfleksi yang disebabkan oleh penglihatan yang kurang adekuat, maka hal ini dapat menyebabkan nyeri leher.5,32 Oleh sebab itu, hindari postur tubuh dengan bentuk “C”.33 Gunakan sandaran tangan untuk mencegah penggunaan ekstremitas atas dalam keadaan terangkat yang berlebihan. Lengan dapat diangkat 10-25° dari sumbu horizontal. Usahakan agar siku dan lengan atas dekat dengan tubuh sehingga tidak menyebabkan ketegangan pada bahu. Selain itu, pastikan juga bahwa postur tangan Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 26 tidak menyimpang karena hal ini dapat menyebabkan masalah pada pergelangan tangan.31 Postur tubuh yang seimbang bukanlah postur tubuh statis, melainkan dokter gigi dapat berpindah dengan bebas tanpa batas sehingga tidak menghasilkan posisi yang dapat menyebabkan MSD. Selain itu, untuk menghindari postur tubuh yang statis, gunakan waktu istirahat sebentar atau jeda antara pasien yang satu dengan yang kain untuk merubah posisi dan melakukan relaksasi pada ekstrimitas atas.31,32 Berikut adalah gambar posisi dokter gigi yang tepat: Gambar 8. Posisi dokter gigi terhadap pasien yang ergonomik, yaitu kepala, leher, dan punggung tegak.33 c. Posisi Alat Kerja Peralatan yang ergonomik dapat membantu dokter gigi bekerja dengan posisi yang baik, di antaranya adalah kursi dokter gigi, dental unit, hand piece, dan dental light.2 Kursi dokter gigi atau operating stool yang benar adalah dapat membantu tubuh dalam posisi yang benar dengan spinalis yang tegak dan dekat dengan Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 27 kursi gigi. Lalu, bentuk sandarannya mendukung punggung agar otot punggung bagian bawah tetap tegak. Selain kursi dokter gigi, meja dari dental unit juga harus dapat disesuaikan dengan posisi dokter gigi. Kursi dental dengan sandaran kepala dan belakang yang lebar akan menyulitkan dokter gigi bekerja lebih dekat dengan pasien sehingga menyebabkan gerakan fleksi.2 Lampu dari dental unit juga perlu diperhatikan, yaitu dengan memposisikan di atas kepala dokter gigi sebelum dan saat bekerja sehingga cahaya yang dihasilkan terpancar lurus searah pandangan langsung dokter gigi.5 Selain kursi dan meja dental, alat yang harus diperhatikan adalah handpiece dengan jarak minimal 26 mm dari ujung handpiece yang masuk dalam mulut pasien sampai tangkai tersebut. Peralatan tersebut diharapkan ringan dan tidak terlalu besar diameternya. Instrument ini harus diposisikan dengan area penglihatan dari dokter gigi dengan jarak 20-25 cm.2,5 E. Verbal Rating Scale (VRS) Verbal rating scale adalah suatu skala yang dibuat oleh Williamson pada tahun 2004 dan biasa digunakan untuk mengukur tingkat rasa nyeri. VRS umumnya mengkategorikan nyeri menjadi empat, sebagai berikut : (1) tidak ada nyeri (skor=0), (2) nyeri ringan (skor=1), (3) nyeri sedang (skor=2), dan (4) nyeri berat (skor=3). Data- data yang diperoleh melalui VRS akan diuji dengan uji non – parametrik.34 Prevalensi Nyeri Leher Aksial Pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti Fidela Clarissa 28