102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Peneliti menyimpulkan bahwa ESP memiliki sejumlah masalah dan tantangan yang memengaruhi proses komunikasi internal antar kantor pusat dengan kantor cabang dan antarkantor cabang. Masalah geografis yaitu lokasi dan jarak kantor cabang yang berjauhan menyebabkan munculnya kesenjangan penyebaran data dan informasi. Selain itu, kelancaran komunikasi internal juga terhambat karena media komunikasimedia komunikasi yang tersedia yaitu telepon, faksimili dan email tidak dapat diandalkan. Ketiganya bisa dipakai untuk hal-hal yang sifatnya urgent, tapi belum bisa diandalkan untuk komunikasi yang sifatnya koordinatif misalnya untuk memberikan masukan dan pelaopran mengenai kegiatan lapangan kepada di sebuah kantor cabang kepada kantor pusat atau kantor cabang lainnya. Selain itu, muncul juga sebuah masalah lain yaitu ketersediaan infrastruktur yang kualitasnya tidak sama dan seimbang di tiap kantor, misalnya kualitas internet yang masih rendah di kantor-kantor cabang di Indonesia Timur seperti Jayapura, Manado dan Ambon. Masalah-masalah ini sempat berlangsung beberapa lama dan memengaruhi kualitas komunikasi internal ESP. Contohnya, sejumlah kegiatan di lapangan yang memiliki hasil yang bagus dan meningkatkan hajat hidup warga di daerah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 103 tersebut, tidak memiliki ekspos yang bagus. Selain itu, ketidakhadiran media komunikasi alternatif membuat semua staf ESP terpaksa memanfaatkan media komunikasi yang ada dengan segala keterbatasannya. Akibatnya muncul berbagai kesalahpahaman dan konflik di antara mereka. 2. Peneliti menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan iklim komunikasi internal ESP, pihak manajemen mendirikan divisi Program Communications (PC) yang bertujuan mengembangkan materi-materi komunikasi internal alternative selain telepon, faksimilin dan email. Sampai saat ini divisi PC sudah mengembangkan media internal cetak (newsletter ESP News, factsheet, case study, quarterly report dan annual report), intranet dan media tatap muka (regional meeting dan pelatihan). Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan para responden, media-media komunikasi internal ini secara perlahan dan bertahap mulai mampu menggantikan sejumlah fungsi dari tiga media komunikasi yang sudah ada sebelumnya. Melalui media-media cetak internal, komunikasi internal yang bersifat pelaporan menjadi lebih terkoordinir dan dapat dibagi sesuai kebutuhan. Untuk pengalaman kegiatan di lapangan yang ingin dibagikan kepada staf lain, bisa dipakai media newsletter. Sedangkan yang bersifat laporan kegiatan yang lebih terperinci bisa menggunakan annual report atau quarterly report. Intranet berfungsi sebagai media komunikasi diskusi dan menjadi tempat untuk mendapatkan softcopy berbagai laporan dan newsletter yang dibutuhkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 104 semua staf ESP. Dengan Regional meeting dan pelatihan, para staf dapat saling bertemu, berdiskusi dan bertukar pengalaman seputar hal-hal pekerjaan mereka dan kegiatan di lapangan. Peneliti berkesimpulan, divisi PC sudah berada di “jalur” yang benar dalam mengembangkan mediap-media komunikasi ini, karena media-media komunikasi internal ini terbukti mampu memperbaiki iklim komunikasi internal ESP. 3. Peneliti menyimpulkan bahwa konten yang terdapat dalam media komunikasi internal ESP yang dikembangkan oleh divisi PC dikemas sesuai dengan kebutuhan pembacanya. Hal ini memudahkan para staf ESP mencari data dan informasi yang sesuai dengan jenis pekerjaan mereka. Gaya bahasa yang dipakai dalam ESP News tidak kaku dan menekankan pada pengalaman dan detail pekerjaan lapangan dalam konsep tulisan feature yang ringan dan bertutur. Sehingga topik-topik yang bersifat teknis tidak membosankan dan membuat pembacanya tertarik. Meski kualitasnya sudah sesuai dengan standar jurnalisme, peneliti beranggapan isi dari media komunikasi internal ESP masih bisa dikembangkan agar menjadi lebih baik. Untuk media komunikasi internal cetak, para staf lapangan dapat diberikan lebih banyak kesempatan untuk menuliskan pengalaman kerja dan hasil-hasil pencapaian mereka. Selian itu, mereka juga bisa dijaka untuk mulai berani menulis dalam bahasa Inggris, sehingga memudahkan pekerjaan editor di Jakarta karena tidak perlu lagi menerjemahkan tulisan mereka ke dalam bahasa Inggris. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 105 4. Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, peneliti menarik kesimpulan bahwa media komunikasi internal yang dikembangkan oleh divisi PC memberikan manfaat kepada mereka, meningkatkan kinerja, sekaligus memperbaiki hubungan antarpersonal serta kegiatan komunikasi antara kantor cabang dengan kantor pusat dan antara kantor cabang satu dengan kantor cabang lainnya. Media-media komunikasi cetak membuat para penulisnya menjadi lebih percaya diri dalam melaporkan kegiatan-kegiatan lapangan mereka dalam format yang lebih baik dan formal. Bagi pembacanya, media komunikasi internal ini memberikan wawasan baru berupa hal-hal yang bisa dilakukan di lapangan, kendala yang muncul dalam berinteraksi dengan mitra kerja di daerah atau hal-hal teknis yang bisa dikembangkan untuk memperbaiki kualitas pekerjaan mereka. Peneliti melihat terdapat sejumlah hasil dari media dan kegiatan komunikasi internal yang diselenggarakan oleh divisi PC. Beberapa di antaranya adalah membaiknya kegiatan komunikasi internal antarapara karyawan, manajemen pelaporan kegiatan lapangan yang lebih rapid an terkoordinir dalama bentuk laporan bulanan atau kuartal, dan yang tak kalah penting adalah meningkatnya kemampuan profesional para staf berkat kegiatan pelatihan yang di selenggarakan di kantor-kantor daerah. 5. Peneliti menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara dengan para responden dari berbagai kantor ESP di daerah, peneliti menarik http://digilib.mercubuana.ac.id/ 106 kesimpulan bahwa media komunikasi internal ESP masih membutuhkan beberapa perbaikan dalam sejumlah hal. Perbaikan pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya yang digunakan dalam pembuatan dan pengembangan media komunikasi internal ESP oleh divisi PC. Sumberdaya seperti editor dan desain grafis harus ditingkatkan lagi jumlah dan kualitasnya. 6. Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan wawancara dengan para responden, ESP dengan divisi PC-nya sudah menjadi contoh di kalangan LSM-LSM internasional terutama yang bergerak di bidang lingkungan hidup sebagai sebuah organisasi yang menganggap kegiatan dan pengembangan media komunikasi internal sebagai salah satu faktor utama yang turut membantu peningkatan kualitas kerja para staf. Dengan pengembangan media komunikasi internal, ESP meletakkan komunikasi sejajar denfan unsure-unsur teknis lain sebagai salah satu pilar penyangga kegiatan organisasi sehari-hari. Peneliti juga menyimpulkan media komunikasi internal ESP yang dikembangkan oleh divisi PC membutuhkan lebih banyak lagi variasi dari sisi isi dan kegiatannya. Untuk media cetak, divisi PC dapat membuat media-media cetak lain seperti pamflet atau brosur yang berhubungan dengan kegiatan di lapangan. Proses pembuatan media cetak seperti ini dapat diserahkan kepada para staf daerah, karena merekalah yang paling tahu media cetak jenis apa yang dibutuhkan di kantor mereka. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 107 Untuk media intranet, peneliti anggap perbaikan infrastruktur beruupa peningkatan kapasitas server internet sangat penting dilakukan. Hal ini tidak hanya menjadikan pemanfaatan intranet menjadi semakin maksimal, tapi juga menjadikan fungsi email sebagai salah satu sarana komunikasi internal menjadi lebih meningkat. Secara keseluruhan, peneliti menyimpulkan bahwa media komunikasi internal yang dikembangkan divisi PC mampu membantu peningkatan iklim komunikasi internal ESP. 5.2. Saran 5.2.1. Saran akademis 1. Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan referensi untuk mengkaji kegiatan komunikasi internal dalam sebuah organisasi, terutama yang bersifar nirlaba dan bergerak di bidang lingkungan hidup. Pendekatan penelitian berupa studi kasus dan wawancara yang mendalam melalui responden, dapat menghasilkan sebuah penelitian yang tidak hanya mampu menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan komunikasi internal sebuah organisasi, tapi juga memberikan gambaran bagaimana sebuah divisi dalam sebuah organisasi mengembangkan media komunikasi internal sesuai mandat yang diberikan oleh manajemen. 2. Pembahasan yang komprehensif mengenai isi dari media komunikasi internal sebuah organisasi dari penelitian ini dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 108 dijadikan bahan referensi untuk penelitian sejenis, atau penelitian lain yang berhubungan dengan jenis-jenis media komunikasi yang lazim dipakai di dunia PR. 5.2.2. Saran praktis 1. Penelitian ini menunjukkan bahwa media komunikasi internal perlu dikembangkan oleh setiap organisasi, karena media komunikasi internal membantu meningkatkan iklim komunikasi internal sebuah organisasi sekaligus meningkatkan citra organisasi di mata khalayak internalnya terutama karyawan. 2. Melalui penellitian ini, dapat dilihat bagaimana sebuah divisi komunikasi menjalankan fungsi-fungsinya dalam membantu mencapai tujuan organisasi. Salah satu fungsi yang dijalankannya itu adalah fungsi PR yaitu menjadi jembatan komunikasi antara organisasi dengan khalayak internalnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/