representasi jihad dalam lirik lagu purgatory

advertisement
REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU
PURGATORY - DOWNFALL : THE BATTLE
OF UHUD
(Analisis semiotika Roland Barthes)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada
Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Imu Komunikasi
Oleh :
Revandhika Maulana
NIM 6662121606
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLIITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2017
esungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain)
Q.S Al-Insyirah ayat 6-7
Skripsi ini, penulis persembahkan untuk mereka yang selalu memarahi untuk kebaikan.
Yang senyumnya selalu membawa kesejukan. Yang tawanya selalu membawa
kebahagiaan. Ini adalah sebuah kebahagiaan kecil yang tidak mampu membalas
kebahagiaan kalian selama ini. Pak Saepul Nufus dan Ibu Herliyati.
ABSTRAK
Revandhika Maulana. NIM 6662121606/2016. Skripsi. Representasi Jihad
Dalam Lirik Lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud (Analisis
Semiotika Roland Barthes). Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. 2016. Dr. Rd. Nia Kania, M.Si.Andin Nesia M.IKom
Penelitian ini didasari pada stigma negatif akan esensi makna jihad dalam perilaku
kehidupan sosial. Saat ini pemaknaan jihad masih dipandang oleh sebagian orang
sebagai bentuk kekerasan yang harus melibatkan peperangan. Metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jihad
direpresentasikan dalam lirik lagu. Lagu merupakan media komunikasi massa.
Lagu Downfall : The Battle Of Uhud membahas tentang kisah perang Uhud yang
dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini menggunakan analisis
semiotika Roland Brthes yang menegaskan bahwa dalam tanda terdapat tiga unsur
yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Unit analisisnya yaitu dipilih beberapa bagian
lagu pilihan yang dianggap merepresentasikan makna jihad. Selanjutnya bagian
tersebut dianalisis dengan menggunakan peta tanda milik Roland Barthes yaitu
penanda, petanda, tanda denotasi, penanda konotasi, petanda konotasi dan tanda
konotasi. Serta tahap selanjutnya adalah mencari makna mitos. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa representasi jihad dalam lirik lagu Downfall: The Battle Of
Uhud disimbolkan melalui setiap bagian lirik lagu. Jihad lebih luas dai sebatas
peperangan, namun bagaimana seseorang mampu bersungguh-sungguh dalam
beribadah, mampu menahan diri dari godaan setan dan mampu istiqomah taat
kepada perkataan dan perilaku Nabi Muhammad SAW.
Kata kunci : Representasi. Jihad, Lirik lagu, Semiotika. Purgatory.
ABSTRACT
Revandhika Maulana. NIM 6662121606/2016. Thesis. Jihad Representation In
Lyrics Purgatory - Downfall: The Battle Of Uhud (Roland Barthes Semiotics
Analysis). Course of study science Communication. The Faculty of Social
Science and Political Science. University Sultan Ageng Tirtayasa. 2016. Dr. Rd.
Nia Kania, M.Si. Andin Nesia, M.I.Kom
This research is based on a negative stigma to be the essence of the meaning of
jihad in the social life. Currently the meaning of jihad is still seen by some form of
violence that involve warfare. The method used is qualitative. Research aims to
determine jihad represented in the lyrics. Downfall: The Battle Of Uhud about the
story of the battle of Uhud, leading by the Prophet Muhammad. This research
uses a semiotic analysis of Roland Barthes which confirms that there are three
elements in the sign of denotation, connotation and myth. The unit of analysis is
selected parts of songs that are considered to represent the meaning of jihad. The
scene is analyzed based on Roland Barthes map of signs namely markers,
markers, signs denotation, connotation markers, markers and signs connotation
and connotation. And the next is to find the meaning of the myth. This study
concluded that the representation of jihad in the lyrics Downfall: The Battle Of
Uhud symbolized through every part of the song lyrics. Jihad is far then war, but
one is able to earnest to prayed, refrain from the temptation of Satan and capable
istiqomah to obey the words and behavior of the Prophet Muhammad.
Keywords: Representation. Jihad, lyrics, Semiotic. P
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “REPRESNTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU DOWNFALL: THE
BATTLE OF UHUD - PURGATORY (Analisis Semiotika Roland Barthes)”
dengan baik.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik
secara moril maupun spiritual maka dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Dzat yang maha agung dengan segala kuasanya
2. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd. sebagai Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa sebagai pemangku kebijakan di lingkungan kampus.
3. Dr. H. Agus Sjafari, M.Si.
pemangku
kepentingan
sebagai Dekan FISIP Untirta sebagai
keilmuan
khususnya
pasa
jurusan
Ilmu
Komunikasi.
4. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Program
Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Pak Darwis Sagita. M.IKom selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
6. Ibu Mia Dwiana, S.Sos, M.I.Kom sebagai dosen oembimbing akademik
terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini, terima kasih bu!
i
7. Ibu Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing
I yang selalu membantu penulis agar terus bisa melanjutkan skripsi ini
tepat waktu. I got it, Mrs.
8. Ibu Andin Nesia, S.IK, M.Ikom selaku Dosen Pembimbing II sekaligus
mata kuliah Sempro yang telah banyak memberikan masukan dan
berdiskusi terkait skripsi ini.
9. Orang tua penulis, Bapak Saepul Nufus dan Ibu Herliyati yang selalu
memberikan dorongan, semangat, doa dan motivasinya kepada penulis
selama ini. Serta adik penulis Rifki dan Ragil yang sudah menghilangkan
flashdisk penulis yang berisi file skripsi.
10. Band Purgatory atas informasi yang peneliti gunakan untuk membuat
penelitian ini. Terutama Kak Al dan Kak Bounty, sukses untuk
kedepannya semoga bisa berdiskusi dilain waktu.
11. Kak Umi, selaku manager dari Purgatory terima kasih atas keramahannya
selama ini, tidak mempersulit dan senantiasa memberi dorongan semangat,
makasih kak!
12. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2012, khusunya
teman-teman kelas B
konsentrasi Public Relations atas kebersamaan
selama penyelesaian skripsi ini.
13. Keluarga Cemiri, Irma, Jo, Bayu, Hari, Abdul, Erlin, Deni, Arya, Rijon,
Ijong, Emil yang sudah berjuang bersama-sama. Kita bergerak, hanya
perlahan. #pertemanansehat #jangankasihkendor
14. Crew 98.1 Harmony FM Serang, Bang Tiky, Mas Bian, @pikiranfajar,
Hagy kalian Roarbyasah!!
ii
15. Bagi FoSMaI FISIP yang telah menambah keimanan penulis sehingga
tetap dapat istiqomah dalam iman keislaman terutama penguatan tentang
jihad. Khususnya untuk Bang Hendrik atas bimbingan spritualnya.
#GilaLuNdrik
16. Untuk HESquad yang menjadi penyemangan, Icang, Helmi, Gori, Ambon,
Ime, Om Uyung atas diskusinya.
17. Tak lupa dan utama, seorang perempuan yang sedang dalam masa
pertumbuhan, yang selalu mendesak dan mengintrogasi penulis soal
skripsi walaupun dirinya belum memulai skripsi -___18. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan
menyempurnakan penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis, pembaca
dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Serang, Januari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA MUTIARA DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9
1.3 Identifikasi Masalah .......................................................................... 9
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................. 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11
2.1 Komunikasi Massa ............................................................................ 11
2.2 Lagu .................................................................................................. 13
2.2.1 Lagu Sebagai Penyampai Pesan ............................................... 14
2.3 Lirik .................................................................................................. 15
2.4 Jihad ................................................................................................. 16
iv
2.5 Representasi ..................................................................................... 22
2.6 Semiotika ......................................................................................... 23
2.7 Semiotika Roland Barthes ................................................................ 24
2.8 Kerangka Berpikir ............................................................................ 34
2.9 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 36
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 41
3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 41
3.2 Paradigma Penelitian ........................................................................ 42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42
3.4 Instrumen Penelitian ......................................................................... 46
3.5 Analisis Data .................................................................................... 46
3.6 Jadwal Penelitian .............................................................................. 48
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 49
4.1 Objek dan Subjek Penelitian ............................................................. 49
4.1.1 Biografi Purgatory ................................................................... 49
4.1.2 Gambaran Album Beauty Lies Beneath ................................... 51
4.4 Analisis Representasi Jihad dalam Lirik lagu
Puragtory – Downfall : The Battle Of Uhud ...................................... 53
4.3 Pembahasan ...................................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 83
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 83
5.2 Saran ................................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 38
Tabel 3.1 Tabel 4 Bagian Lirik Lagu ............................................................ 45
Tabel 4.1 Baris 1 ........................................................................................... 53
Tabel 4.2 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 1 ................................... 53
Tabel 4.3 Penggolongan Makna Tanda.......................................................... 53
Tabel 4.4 Baris 2 ........................................................................................... 59
Table 4.5 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 2 ................................... 59
Tabel 4.6 Penggolongan Makna Tanda.......................................................... 59
Tabel 4.7 Baris 17 ......................................................................................... 65
Tabel 4.8 Penerapan Makna Tanda................................................................ 65
Tabel 4.9 Penggolongan Makna Tanda pada Baris 17 ................................... 65
Tabel 4.10 Baris 20 ....................................................................................... 72
Tabel 4.11 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 20 ............................... 72
Tabel 4.12 Penggolongan Makna Tanda ........................................................ 72
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ........................................................ 27
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................... 36
Gambar 3.1 Signifikansi Dua Tahap Roland Barthes ..................................... 47
Gambar 4.1 Logo Band Purgatory ................................................................. 49
Gambar 4.2 Cover AlbumBeauty Lies Beneath ............................................. 50
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Absensi Bimbingan Skripsi
2. Absensi Menghadiri Sidang Skripsi
3. Lirik Lagu Downfall: The Battle Of Uhud
4. Transkrip Wawancara
5. Daftar Riwayat Hidup
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan musik metal di Indonesia dimulai pada tahun 1988, ketika
sekumpulan anak muda Jakarta berkumpul dan membuat komunitas metal di
daerah Bulungan, Jakarta. Konser Sepultura (1992) dan Metallica (1993) di
Jakarta memberi kontribusi besar bagi komunitas musik metal Indonesia. Hal ini
ditandai dengan banyaknya band metal yang mulai merilis album mereka seperti
Rotor dengan “Self Tittled” pada tahun 1992 dan Suckerhead dengan “The Sucker
Head” pada tahun 1995 dibawah lebel Blackboard1.
Purgatory adalah band beraliran Islamic Death Metal yang berdiri pada 1992
silam. Mereka kerap menggunakan topeng dalam setiap aksi panggungnya.
Selama karirnya band tersebut telah membuat 3 album rekaman Ambang
Kepunahan (1999), 7:172 (2003) dan Beauty Lies Beneath (2006).
Purgatory membuat isi syair lagu dengan nuansa Islam dan tidak sedikit
orang-orang yang menyukai musik sehingga mereka menyebut band mereka
dengan aliran metal religi. Hal ini dikarenakan lirik lagu mereka yang berisi
pesan-pesan Islami2. Tidak hanya bermusik, pada kehidupan sehari-hari Purgatory
juga mengadakan pengajian rutin di kediaman Bounty (bass) di Kembangan
1
Bambang Sugiharto, Rieza Dienaputra, Ujung Berung Rebels : Panceg Dina Galur, (Bandung :
Minorsbook, 2013), hlm.13
2
Ferry Prasetyo, Band Metal Bukan Band Sesat. http//:hiburan.kompasiana.com/musik/2012/09/05/bandmetal-bukan-band-sesat-490444.html, diakses pada tanggal 15 Januari 2016
1
2
Larangan, Jaksel, atau di kediaman Aminuddin Al Muqoddas (drum) yang akrab
dipanggil Al di Jombang, Ciputat, Tangerang 3.
Album terbaru mereka yang berjudul Beauty Lies Beneath dirilis pada tahun
2006 silam berisikan 11 lagu. Tema pokok album ini tentang penyakit hati
manusia dan akibatnya. Salah satu lagu yang terdapat dalam album tersebut
adalah Downfall : The Battle Of Uhud . Lirik lagu tersebut menceritakan tentang
kisah kekalahan yang diterima oleh pasukan kaum Nabi Muhammad SAW karena
keserakahan mereka terhadap harta dunia dalam perang Uhud. Salah satu
penggalan lirik lagunya adalah sebagai berikut :
We fight, when you violate your oaths after your covenant
Our faith, in the name of GOD we will never retreat
(Kami perangi kalian di saat kalian melanggar perjanjian yang sudah ada
Keyakinan kami, demi ALLAH kami tak akan mundur)
Penggalan lirik diatas menggambarkan tekad kaum muslimin dalam
melakukan peperangan yang merupakan bagian dari jihad kepada Allah SWT. Hal
tersebut sesuai dalam kutipan Al-Qur‟an Surat At- Taubah ayat 73.
“ Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang
munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka
adalah Jahannam.dan itu adalah tempat kembali yang seburukburuknya”4
Urgensi dari jihad menjadi penting bagi Islam sebagai pemangku utama ajaran
tersebut. Terjadi kesalahpahaman dalam memahami istilah jihad. Jihad biasanya
hanya dipahami dalam arti perjuangan fisik atau perlawanan bersenjata. Ini
3
Chaerul Akhmad, Mereka Mengajar Ngaji,
http//:www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/12/11/06/md225f-mereka-mnegajar-ngaji-1, diakses pada 21 Februari 2016
4
Departemen Agama, Al-Qura‟n dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990)
3
mungkin terjadi karena kata itu sering terucapkan pada saat-saat perjuangan fisik
atau perang, tetapi harus diketahui pula bahwa masih ada jihad yang lebih besar
daripada pertempuran fisik, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. ketika beliau
baru saja kembali dari medan pertempuran “kita kembali dari jihad terkecil
menuju jihad terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu”. 5
Masyarakat saat ini memandang jihad sebagai aktifitas yang sarat akan
kekerasan. Di Indonesia, istilah jihad mencuat setelah terjadinya tragedi Bom Bali
I. Tragedi tersebut memakan banyak korban jiwa yang rata-rata adalah warga
Negara asing yang sedang menikmati liburan di Bali. Imam Samudra yang
merupakan pelaku dari kasus tersebut mengungkapkan bahwa alasan mereka
adalah untuk jihad dan memerangi kaum kafir. Atas kejadian tersebut dunia
Internasional tidak hanya menyoroti stabilitas keamanan Indonesia khususnya
Pulau Bali tapi juga bagaimana Islam yang damai tapi menjelma menjadi ajaran
yang membenarkan kekerasan dalam berbuat baik.
Dalam Islam jihad tidak selalu dengan berperang. Berperang adalah salah satu
bagian dari jihad namun jihad tidak harus dengan berperang. Hal ini terkandung
dalam Al-Qura‟n surat At-Taubah ayat 41 yang artinya adalah sebagai berikut :
“Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun rasa berat,
dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu dijalan Allah. Yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”6
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa jihadpun bisa dilakukan dengan harta
dan jiwa. Hal ini merujuk pada infaq dan sedekah yang bisa kita lakukan dijalan
Allah. Hal ini belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga pandangan
5
6
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), hlm. 121.
Departemen Agama, Al-Qura‟n dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990)
4
masyarakat tentang jihad terbatas pada aktifitas fisik yang menggunakan
kekerasan seperti perang atau bom bunuh diri. Jihad juga dapat diartikan sebagai
perjuangan untuk menyebarkan nilai Islam kepada masyarakat. Salah satu caranya
adalah dengan berdakwah dengan menggunakan musik.
Musik termasuk salah satu media komunikasi audio.Salah satu tujuan dari
musik adalah untuk media berkomunikasi7. Tidak banyak orang yang
menyanyikan sebuah lagu hanya untuk menyenangkan diri sendiri, kebanyakan
orang menyanyikan sebuah lagu karena ingin didengar oleh orang lain. Melalui
musik musisi ingin menjelaskan, menghibur, mengungkapkan pengalaman kepada
orang lain. Musik adalah sarana bagi musisi untuk mengungkapkan pesan yang
dikehendaki, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk
mengungkap apa yang diinginkan.
Menurut
paradigma
Lasswell,
komunikasi
memiliki 5
unsur
yaitu
komunikator, pesan, media, komunikan dan efek8. Pesan adalah seperangkat
lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Lambang yang dimaksud
disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang secara
langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena
hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang
lain9.
7
Syafiq Muhammad, Enksiklopedia Musik Klasik, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2003), hlm.203
Naniek Afrilia framanik, Komunikasi Persuasif, (Serang : Kocipta publishing, 2012), hlm. 18
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikas Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998),
hlm.18
8
5
Istilah media merupakan bentuk jamak dari medium, artinya perantara. Dalam
komunikasi, penggunaan medium merupakan alat perantara yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Berdasarkan orang
yang dijangkau, media dapat diklasifikasikan kedalam media personal dan media
massa10.
Musik termasuk salah satu media komunikasi audio. Salah satu tujuan dari
musik adalah untuk media berkomunikasi11. Tidak banyak orang yang
menyanyikan sebuah lagu hanya untuk menyenangkan diri sendiri, kebanyakan
orang menyanyikan sebuah lagu karena ingin didengar oleh orang lain. Melalui
musik musisi ingin menjelaskan, menghibur, mengungkapkan pengalaman kepada
orang lain. Musik adalah sarana bagi musisi untuk mengungkapkan pesan yang
dikehendaki, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk
mengungkap apa yang diinginkan.
Musik sebagaimana dapat disimpulkan dari pendapat Soerjono Soekanto 12
bahwa “Musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan dan gejala
khas akibat interaksi sosial dimana lirik lagu menjadi penunjang dalam musik
tersebut dalam menjembatani isu-isu sosial yang terjadi”.
Dalam sebuah lagu, terdapat lirik yang menjadi pelengkapnya. Lirik
merupakan isi dari sebuah lagu. Selain nada dan suara, lirik memberikan kekhasan
pada sebuah lagu sehingga lagu tersebut dapat memiliki makna. Menurut Sylado13
lagu bisa juga merupakan aransemen musik yang bisa ditambah lirik (teks) yang
10
Ahmad Sihabudin, Rahmi Winangsih, Komunikasi Antar Manusia, (Serang : Pustaka Getok Tular, 2012),
hlm. 55
11
Syafiq Muhammad, Enksiklopedia Musik Klasik, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2003), hlm.203
12
Fury Ayunindya, Lagu Sebagai Media Penyampai Pesan, http//:edukasi.komasiana.com/2013/03/11/lagusebagai-media-penyampai-pesan-541624.html, diakses 12 Januari 2016
13
Remi Syaldo, Menuju Apresiasi Musik. (Bandung: Angkasa, 1983), hlm. 32
6
lirik tersebut mengungkapkan perasaan dan pikiran penciptanya dengan cara-cara
tertentu yang berlaku umum. Jadi, antara lagu dengan lirik berkaitan dengan
bidang bahasa.
Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur syair
atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada kondisi ini,
lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa. Pesan dapat memiliki
berbagai macam bentuk, baik lisan maupun tulisan. Lirik lagu memiliki bentuk
pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat digunakan untuk
menciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu kepada pendengarnya
sehingga dapat pula menciptakan makna-makna yang beragam.
Lagu merupakan bagian dari media massa. Pesan yang disampaikan pada lagu
berbentuk lirik lagu . Media massa meneruskan pengetahuan serta nilai-nilai dari
generasi terdahulu 14. Fungsi media massa adalah menyiarkan informasi (to
inform), mendidik (educate), dan menghibur (entertaint)15.
Jika merujuk pada fungsi media tersebut, maka karya lagu dengan lirik lagu
sebagai pesannya diharapkan memberikan pengetahuan yang bisa menambah
khasanah keilmuan bagi pendengar sehingga memberikan inspirasi yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya, entah itu menjadi lebih ceria,
termotivasi menjadi lebih baik dalam banyak hal dan lainnya. Terlepas dari
idiologi, faham, pengetahuan yang coba dituangkan dalam sebuah lagu, dan ketika
lagu tersebut tidak mampu menciptakan perubahan mindset ataupun sikap yang
14
Alex sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis
Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 31.
15
Onong Uchyana, Dinamika Komunikasi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 54.
7
selaras dengan pesan yang disampaikannya terhadap penikmat lagu, maka lagu
tersebut bisa dikatakan gagal.
Lirik lagu dalam musik diibaratkan seperti bahasa, dapat menjadi sarana atau
media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam
masyarakat. Lirik lagu dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian
terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransir
dan diperdengarkan kepada khalayak juga mempunyai tanggung jawab yang besar
atas tersebar luasnya sebuah keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu16.
Lirik lagu memiliki kesamaan puisi, oleh karena itu dapat dianalisis dengan
menggunakan metode yang sama yaitu semiotika. Semiotika, atau dalam istilah
Barthes, Semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak
hanya
membawa
informasi,
dalam
hal
mana
objek
tersebut
hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstotusi sistem terstruktur dari tanda 17.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah lagu dapat
merepresentasikan realitas sosial dengan menggunakan lirik sebagai pesannya.
Lebih dari itu, lagu juga mampu menjadi media propaganda bagi sebagian orang
untuk mengajak, mengarahkan, dan mengintimidasi hal tertentu kepada khalayak
ramai. Pesan propaganda tersebut dapat dilihat dari lirik lagunya yang
merepresentasikan sesuatu.
16
Agasatya Rama Listya, Musik Rock : Suatu Refleksi Teologis. (Salatiga : Fakultas Teologis Universitas
Kristen Satya Wacana Press, 1999), hlm. 5
17
Alex sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 15
8
Representasi adalah proses merekam ide, pengetahuan atau pesan dalam
beberapa cara fisik 18. Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai
penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan,
menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera,
dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu19. Dengan kata lain,
setiap orang dapat merepresentasikan sesuatu berdasarkan pengetahuannya.
Dengan demikian, bukanlah hal yang mudah untuk menciptakan keterwakilan
secara tepat akan arti representasi yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan tingkat
pengetahuan seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini membuat hasil representasi
seseorang akan berbeda dengan seseorang lainnya.
Ketika mempertimbangkan sebuah lagu, akan menjadi jelas bahwa tanda
linguistik, suara dan jenis tanda lain mengenai bagaimana cerita itu
direpresentasikan tidaklah sesederhana mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga
menciptakan tingkat konotasi yang dilampirkan pada tanda. Barthes menyebut
fenomena ini “membawa tanda dan konotasinya untuk membagi pesan tertentu
sebagai penciptaan mitos20”.
Dalam membuat lirik lagu terkait dengan bahasa, dan bahasa terkait dengan
sastra. Karena kata-kata (lirik lagu) yang dibuat oleh pencipta lagu tidak semua
dapat dimengerti oleh khalayak, karena itulah memerlukan suatu penelitian
tentang isi lirik lagu tersebut. Pengertian dari sastra ialah “struktur tanda-tanda
yang bermakna, tanpa memperhatikan sistem tanda-tanda, dan maknanya, serta
18
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Skripsi Komunikasi,
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 122.
19
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna. Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi.
Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm. 208.
20
Jonathan Bignell, Media Semiotics: An Introduction, Manchester University Press, (Manchester
and New York, 1997), hlm. 16.
9
konvensi tanda, struktur karya sastra (atau karya sastra) tidak dapat dimengerti
secara optimal”21
Karena lirik lagu merupakan rekaman dari berbagai peristiwa dan diwujudkan
dalam sistem tanda bahasa 22, hal tersebut dinilai mampu menyembunyikan makna
sebenarnya dalam tata bahasa yang mampu merepresentasikan makna tersebut.
secara tidak langsung pembaca lirik lagu atau khalayak yang mendengarkan lagu
tersebut akan terbawa pada pesan atau propaganda yang dilakukan oleh penulis
lirik lagu.
Dengan karakteristik yang dimiliki oleh lagu tersebut, penulis memiliki
ketertarikan untuk menganalisis lebih jauh terkait keterwakilan Jihad yang
terkandung dalam lirik lagu milik Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud
dengan judul penelitian yaitu “REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU
PURGATORY – DOWNFALL : THE BATTLE OF UHUD (Analisis Semiotika
Roland Barthes)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalahnya adalah “Bagaimana representasi jihad dalam lirik lagu
Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud
dengan menggunakan Analisis
Semiotika Model Roland Barthes?”.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana makna denotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud ?
21
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Pustaka Setia, 2003), hlm. 143
Zaimar. Okke K.S. Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra. (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 24
22
10
2. Bagaimana makna konotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud ?
3. Bagaimana makna mitos jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Bagaimana makna denotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud
2
Bagaimana makna konotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud
3
Bagaimana makna mitos jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The
Battle Of Uhud
3.1 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
keilmuan analisis semiotika dalam teks bagi mahasiswa. Serta
menambah wawasan keilmuan tentang praktik jihad dalam kehidupan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini akan mengubah stigma masyarakat terhadap
komunitas musik underground yang kerap dipandang anarkis dan jauh
dari norma ketuhanan. Penelitian ini memberikan gambaran terhadap
sisi lain komuitas musik undergorund yang tidak selalu memiliki sisi
negatif namun mampu memberikan pesan yang bermakna dalam lirik
lagunya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI
2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau
dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan
maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau
perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam
model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the
channel) dan penerima (the receiver)23.
Komunikasi massa diadopsi dari istilah Bahasa Inggris, mass communication
sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi massa).
Artinya, komunikasi menggunakan media massa atau komunikasi yang mass
mediated24. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi
dengan melibatkan khalayak yang luas yang biasanya menggunakan tekhnologi
media massa25.
Menurut Nurudin, komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa
serta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba
diraihnya, dan efek terhadap mereka26. Sedangkan menurut Defleur dan Dennis
komunikator-komunikatornya menggunakan media untuk menyebarkan pesanpesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang
23
Pawito, dan C Sardjono. Teori-Teori Komunikasi, Buku Pegangan Kuliah Fisipol Komunikasi Massa S1
Semester IV, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1994).
24
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo 2000)hlm.69
25
Pawito, Penelitian Kualitatif Komunikasi, (Yogyakarta : LKIS 2007) hlm.16
26
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa,(Jakarta : Rajagrafindo Perkasa 2007)hlm.2
11
12
diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda
dengan melalui berbagai cara 27.
Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikai
massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta
tentang media yang dipergunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua
item, yakni pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada
massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa
khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi,
Tetapi ini berati bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk
didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio dan/visual. Komunikasi massa barang kali akan
lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio
siaran, surat kabar, majalah dan film28.
Dari beberapa pengertian tersebut, penulis memahami bahwa komunikasi
massa adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator melaui media
massa kepada khalayak yang besar dan berbeda akan menimbulkan efek yang
diharapkan oleh komunikator.
Dibalik semua fungsi media (massa) yang tampaknya sudah komunikatif
tersebut, sesungguhnya terdapat fungsi internal yang disadari maupun tidak telah
“serba menentukan” pemikiran, persepsi, opini dan bahkan perilaku orang. Hal ini
menjadi mungkin tatkala media dipandang sebagai penyampai imaji. Imaji ini
27
Riswandi. Ilmu Komunikasi. (Jakarta : Graha Ilmu. 2009). hlm 103
Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media), hlm. 6.
28
13
tidaklah terbatas pada sesuatu yang konkret-visual (kasat mata), melainkan juga
sesuatu yang “tampak” dan hadir pada batin29.
2.2 Lagu
Jamalus berpendapat bahwa musik adalah karya seni berbentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran atau perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan. Sedangkan musik menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah nada atau suara yang disusun dengan sedemekian rupa sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat
yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) 30.
Menurut Djohan31, musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan
universal yang didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan,
dan ide-ide dari otak yang mengandung sebuah sinyal pesan yang signifikan.
Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu biasanya memiliki
keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan
untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus
memiliki kekuatan ekonomis.
Secara harfiah, lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temproral (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk
menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan
(mengandung irama), dan ragam nada atau suarayang berirama disebut lagu 32.
29
Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media), hlm. 18.
30
Departemen Pendidikan Nasional. KamusBesar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka. 2002), hlm.226
31
Djohan, Psikologi Kegelapan, (Yogyakarta : Buku Baik, 2003),hlm.7-8
32
W.J.S. Poerwadarminta. KamusUmum Bahasa Indonesia, Cet. 4. (Jakarta: P.N. BalaiPustaka, 1966),
hlm.550
14
Ada beberapa tingkatan musik, tingkan seni musik kita sendiri, ada tiga
dimensi yaitu :
a. Musik klasik, yaitu musik yang diubah dan dimainkan oleh kalangan
prfesional terlatih, yang awalnya ada dilingkungan kaum bangsawan dan
religious.
b. Musik tradisional, yaitu musik yang bersama dimiliki oleh seluruh populasi.
c. Musik popular, yaitu musik yang dibawakan oleh kaum professional dan
disebar melalui media elektronik (radio, televisi, album rekaman, film) dan
dikonsumsi oleh masyarakat.
Penulis memahami bahwa lagu merupakan kesatuan nada atau bunyi yang
dihasilkan oleh satu atau beberapa alat musik yang dilengkapi dengan lirik
bertujuan
untuk
menghibur
atau
mengkomunikasikan
pesan
kepada
pendengarnya.
Lagu menjadi cerminan keadaan social di masayarakat. Hal ini terlihat dari
fenimena apa yang yang sedang ramai di masayarakat pasti tidak lama setelah itu
muncul lagu yang bertemakan seperti itu. Lagu juga bisa menjadi kritik sosial.
Sebagai contoh adalah lagu yang diciptakan oleh Iwan Fals yang sebagain besar
liriknya adalah kritik sosial kepada pemerintah dan cerminan keadaan masyarakat.
2.2.1 Lagu Sebagai Proses Penyampaian Pesan
Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau non
verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber
(komunikator). Musik dalam hal ini lirik lagu terjadi pertukaran ide,
gagasan antara pencipta lagu dengan audiens sebagai penikmat musik.
15
Pencipta lagu menyampaikan isi pikiran dibenaknya berupa lirik agar
audiens mampu menerima pesan didalamnya. Disinilah terjadi proses
komunikasi melalui lambang berupa teks lirik lagu antara pencipta dan
audiens. Melalui lirik lagu manusia diajak untuk menginterpretasikan
melalui otak yang menyimpan pengalaman dan pengetahuan, serta
mengolahnya sebagai landasan dasar dalam mencerna keindahan lirik lagu.
Dengan kata lain lirik lagu mampu menimbulkan banyak persepsi yang
sangat dipengaruhi oleh tingkat kepahaman seseorang yang berasal dari
pengalaman hidup yang dimiliki serta aspek lingkungan disebut lagu33.
2.3 Lirik
Musisi dalam menciptakan sebuah lirik biasanya berdasarkan hasil
pengamatan. Lirik lagu biasanya merupakan ungkapan penyair terhadap sesuatu
yang dirasakannya. Lirik adalah sebuah tema atau alur dalam sebuah lagu.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, lirik adalah karya seni (puisi)
yang berisikan curhatan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian 34.
Lirik memiliki peranan besar dalam mengkomunikasikan pemikiran para
musisi. Melalui lirik mereka, musisi menyuarakan idenya secara konotatif dan
denotatif. Di beberapa negara yang menganut kebebasan berekspresi, ide musisi
kerap dianggap tabu dan kontroversial. Beberapa musisi berpendapat bahwa
mereka menyampaikan kenyataan yang benar-benar terjadi di tengah masyarakat.
Terlepas dari argumen tersebut sebagian masyarakat tetap tidak percaya dan
menganggap hal ini adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan dan untuk mendapatkan
33
Agasatya Rama Listya, Musik Rock : Suatu Refleksi Teologis. (Salatiga : Fakultas Teologis, Universitas
Kristen Satya Wacana, 1999), hlm. 25
34
Departemen Pendidikan Nasional. KamusBesar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka. 2002),hlm.678
16
popularitas. Perbedaan interpretasi bisa saja terjadi. Hal ini disebabkan setiap
orang memiliki perbedaan latar belakang pengetahuan.
Tema dalam setiap lirik lagu juga berbeda. Pada umumnya lagu kritik sosial
mengambil tema tentang korupsi, kemiskinan, ketidakadilan, tekanan ekonomi,
kerusakan lingkungan atau globalisasi. Walaupun kritik sering menjadi sebuah
persoalan, namun musisi dengan kemampuan kreatifnya mampu menjadikan kritik
sebagai alat kontrol dalam masyarakat. Karena bagi mereka, kehidupan
merupakan suatu lahan untuk menemukan ide atau gagasan dalam menciptakan
sebuah karya.
Lirik lagu biasanya menggunakan bahasa sastrawi untuk memperindah lirik
atau syair yang dibuat. Penggunaan bahasa dalam lirik lagu bergantung pada
sejauh mana pembuat lirik berkreasi. Lirik lagu menggunakan bahasa untuk
menyampaikan maksud atau tujuan dari si penyanyi kepada si pendengar. Lirik
adalah teks atau kata-kata dalam lagu35.Dalam setiap lirik pasti memiliki makna
yang terkandung di dalamnya. Dalam beberapa lirik penggunaan bahasa dapat
menyembunyikan makna dari lirik tersebut.
2.4 Jihad
Semenjak serangan 11/9 di Amerika, citra ummat islam yang damai seakan
hilang. Jihad bukan semata-mata perjuangan fisik. Jihad juga berarti perjuangan
pikiran dan perjuangan mengalahkan nafsu. Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan definisi
seperti itu berasal dari padanan kata jihad dalam bahasa Arab. Jihad, terangnya
berasal dari kata jahada yang berarti bersungguh-sungguh. Kemudian berubah
35
Soeharto, M. J,Kamus Musik, (Jakarta : Grasindo,1992) hlm.18
17
menjadi beberapa kata di antaranya jihad, ijtihad, dan mujahadah. Yang pertama
berarti perjuangan fisik, kedua berarti perjuangan pemikiran, dan ketiga adalah
perjuangan memerangi hawa nafsu. Jihad yang dipahami adalah sinergi dari
seluruhnya36.
Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang
yang berjihad amatlah tinggi di akhirat kelak. Begitu pula di dunia mereka mulia
di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW adalah orang yang paling tinggi derajatnya
dalam jihad. Beliau telah berjihad dengan segala bentuk dan macamnya. Beliau
berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, lisan dan
pedang37.
Secara Umum, Islam mengenal empat Manhaz yang memiliki pandangannya
masing-masing akan makna jihad yaitu 38 :
a. Hanafi
Dalam Fathul Qodir, juz 5/187, Ibnu Hummam mengatakan bahwa yang
dimaksud Al Jihad adalah mengajak orang kafir kedalam pelukan Dienul Haq
dan memeranginya jika menolak. Al Jihad berarti mengatakan dalam kitabnya
Al Badaa‟i, juz 9/4299 bahwa Al Jihad berarti mengerahkan baik dengan diri,
harta, maupun lisan.
b. Maliki
Makna jihad diperuntukkan kepada orang-orang muslim yang memerangi
orang-orang kafir yang tidak terikat dalam perjanjian (damai) demi
menegakkan ajaran Allah SWT. Jihad juga berarti datangnya orang Islam
36
Artikel, Mari Meluruskan Makna Jihad http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/
10/07/17/125038-mari-meluruskan-makna-jihad edisi Sabtu, 17 Juli 2010, diakses 18 Februari 2016, pkl
23.01.
37
Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, (PT. Mirzan Pustaka: Jakarta, 2010), hlm. 78
38
Shaheed Abdullah Azzam. Jihad Adab dan Hukumnya, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), hlm.11-12
18
kepada orang kafir untuk mengajak mereka memeluk Dienullah, atau
masuknya orang Islam ke daerah kafir untuk tujuan serupa.
c.
Syafi‟ie
Al Baajuti mengatakan Al Jihad adalah berperang di jalan Allah. Selain itu,
Ibnu Hajar dalam Fathul Baari, juz 2/6 juga mengatakan bahwa ditinjau dari
hukum syara‟, jihad mengerahkan segenap kemampuan untuk memerangi
orang kafir.
d.
Hambali
Jihad artinya memerangi orang-orang kafir. Jihad juga berarti perang dan
mengarahkan segenap kemampuan untuk menegakkan kalimat Allah.
Bentuk jihad dalam islam
Secara Umum, seperti yang tertulis dalam literatur, Islam mengenalbeberapa
bentuk jihad yaitu 39:
a.
Jihad alan-nafsi, yaitu berjuang melawan hawa nafsu.
b.
Jihad bil-lisan, yaitu berjihad dengan lidah.
c.
Jihad bil-qalam, yaitu berjihad dengan pena.
d.
Jihad bit-tarbiyah, yaitu berjihad dengan pendidikan, dengan cara
menyebarkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat.
e.
Jihad fi sabilillah, yaitu berjuang dijalan Allah.
Berikut ini adalah tingkatan jihad menurut Ibn Al-Qayyim40
a.
Jihad terhadap hawa nafsu, terdapat empat tingkatan jihad melawanhawa
nafsu:
39
Tim Penyusun Pusaka Azet Jakarta, Leksikon Islam, (Jakarta: PT Penerbit Pustazet Pustaka,1998), hlm. 286
40
Arief B. Iskandar, “Mendefinisikan Kembali Makna Jihad,” al-Wa`ie no. 65 Tahun VI, edisi 1-31 Januari
2006, hlm 31.
19
1. Melakukan jihad terhadap diri untuk mempelajari kebaikan, petunjuk, dan
agama yang benar.
2. Berjihad terhadap diri untuk mengamalkan ilmu yang sudah didapat.
3. Berjihad terhadap diri untuk mendakwahkan dan mengajarkan ilmu
kepada orang-orangyang belum mengetahuinya.
4. Berjihad dengan kesabaran ketika mengalami kesulitan dan siksaan dari
makhluk dalam berdakwah di jalan Allah dan menanggung semuanya
dengan hanya mengharapkan ridha Allah.
b.
Jihad melawan setan, terdapat dua tingkatan jihad dalam melawan setan:
1. Berjihad melawan setan dengan membuang segala kebimbangan dan
keraguan dalam keimanan seorang hamba yang diberikan olehnya.
2. Berjihad melawan setan dengan menangkis keimanan berbuat kerusakan
dan memenuhi syahwat yang diberikan olehnya.
c.
Jihad memerangi kaum kafir dan kaum munafik, terdapat empat tingkatan
dalam jihad melawan kaum kafir dan kaum munafik:
1.
Jihad dengan hati
Yang dimaksudkan dengan jihad dengan hati ialah karena tidak berdaya
untuk memerangi kesesatan, kebatilan dan kemungkaran itu dengan tangan
dan lidahnya disebabkan karena merasa yakin akan menerima mudarat
kerananya.
2.
Jihad dengan lisan
Jihad dengan lisan yaitu, melawan musuh Islam dengan lisan atau tulisan
untuk menundukkan mereka. Karena diantara musuh-musuh Islam itu ada
20
yang mau tunduk dengan hujjah dan ancaman non senjata, sehingga
mereka cukup ditakut-takuti tanpa kekerasan fisik.
3. Jihad dengan harta
Jihad dengan harta adalah sebagai senjata lahir kepada semua jenis jihad.
4. Jihad dengan jiwa (nafs)
Jihad dengan jiwa adalah berperang dijalan Allah demi membela
kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan
pemikiran dan hawa nafsu manusia semata.
d.
Jihad melawan kezaliman dan kefasikan, terdapat tiga tingkatan jihad
melawan kezaliman dan kefasikan :
1. Jihad terhadap pelaku kezaliman
2. Jihad terhadap pelaku bid‟ah
3. Jihad terhadap pelaku kemungkaran
Dilakukan
dengan
kekuatan
jika
memiliki
kemampuan
untuk
melakukannya. Jika tidak, beralihlah dengan menggunakan lisan (dakwah). Jika
masih tidak mampu, berjihadlah dengan hati.
Ulama fikih membagi jihad menjadi tiga bentuk, yaitu berjihad memerangi
musuh secara nyata, berjihad melawan setan, dan berjihad terhadap diri sendiri.
Lebih lanjut, Ibnu Qayyim juga menguraikan bahwa jika dilihat dari
pelaksanaannya, jihad dapat dibagi menjadi tiga, yaitu41 :
a. Jihad Mutlaq
Jihad dalam rangka perang melawan musuh di medan pertempuran. Jihad ini
mempunyai persyaratan tertentu, diantaranya perang tersebut harus bersifat
41
Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 315-
317
21
defensif, untuk menghilangkan fitnah, menciptakan perdamaian, dan
mewujudkan kebaikan dan keadilan. Perang juga tidak dibenarkan bila
digunakan untuk memaksakan ajaran Islam kepada orang yang bukan Islam,
untuk tujuan perbudakan, penjajahan dan perampasan harta kekayaan. Juga
tidak dibenarkan membunuh orang-orang yang tidak terlibat dalam
peperangan tersebut, seperti wanita, anak kecil, dan orang-orang tua.
Orang yang berjihad dalam pengertian perang ini adalah mereka yang Islam,
akil baligh, laki-laki, tidak cacat, merdeka, dan mempunyai biaya yang cukup
untuk pergi perang dan untuk keluarga yang ditinggalkan.
b. Jihad Hujjah
Jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan pemeluk agama lain dengan
menggunakan argumentasi yang kuat. Ibnu Taimiyah menyebut jihad ini
sebagai jihad bi al-‘ilm wa al-Bayan ataujihad bi al-lisan (jihad dengan lisan),
yaitu jihad yang memerlukan kemampuan ilmiah yang bersumberkan dari AlQur‟an dan sunnah serta ijtihad.
c. Jihad „Amm
Jihad mencakup segala aspek kehidupan, baik yang bersifat moral maupun
yang bersifat material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di
tengah-tengah masyarakat. Jihad ini juga bersifat berkesinambungan, tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu, dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata,
setan atau hawa nafsu. Pengertian musuh yang nyata di sini, disamping
perang, juga berarti semua tantangan yang dihadapi umat Islam seperti
kemiskinan,
kebodohan,
dan
keterbelakangan.
Jihad
terhadap
setan
mengandung pengertian berkuasa untuk menghilangkan hal-hal yang negatif
22
yang membahayakan umat manusia. Sedangkan jihad terhadap hawa nafsu
adalah sikap pengendalian diri agar cara tindak, jiwa, dan komunikasi dengan
orang lain tidak menyimpang dari ketentuan Islam.
Dari beberapa pengertian jihad diatas, jihad dengan lagu termasuk kedalam
jihad dnegan lisan. Hal ini dikarenakan lagu termasuk bahasa lisan. Jihad dengan
lisan bisa juga diartikan dengan berceramah, memberikan khutbah dan
memberikan nasihat.
2.5 Representasi
Representasi adalah proses merekam ide, pengetahuan atau pesan dalam
beberapa cara fisik 42. Representasi secara definisi lain adalah segala aktivitas yang
membentuk ilmu pengetahuan yang dimungkinkan kapasitas otak untuk dilakukan
oleh semua manusia43.Representasi dapat didefinisikan lebis jelasnya sebagai
penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan,
menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera,
dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu44.
Ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental yaitu konsep
tentang sesuatu yang ada di kepala masing-masing (peta konseptual), representasi
mental masih merupakan suatu yang abstrak. Konsep abstrak yang ada dalam
kepala
42
harus diterjemahkan dalam
bahasa
yang
lazim,
supaya
dapat
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Skripsi
Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm.122.
43
Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori
Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.24.
44
John Hartley, Communication,Cultural and Media Studies: Konsep Kunci, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2010), hlm.265
23
menghubungkan konsep dan ide-ide tentang sesuatu dengan tanda dari simbol
tertentu45.
Kedua, representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan
tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan,
memotret atau memproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan. Dengan,
atau dirasakan dalam benda fisik tertentu. Dengan kata lain, proses menaruh X
dan Y secara berbarengan itu sendiri. Menentukan makna X = Y bukanlah
pekerjaan yang mudah. Maksud dari pembuat bentuk, konteks sejarah dan sosial
saat representasi dibuat, tujuan pembuatannya dan sebagainya, merupakan faktor
kompleks yang masuk dalam sebuah lukisan. Sebenarnya, salah satu dari berbagai
tujuan utama semiotika adalah untuk mempelajari faktor-faktor tersebut46.
2.6 Semiotika
Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani Semeion yang
berarti tanda. Tandaitu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar
konvensi sosial yang terbangunsebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang
lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagaisesuatu hal yang menunjuk adanya hal
lain. Contohnya asap menandaai adanya api, sirine mobilyang keras meraungraung menandai adanya kebakaran di sudut kota47.
Secara definitif, istilah semiotika berasal dari kata seme (Yunani) yang berarti
penafsiran tanda. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata semeion yang
berarti tanda. Karena itu, semiotika atau semiologi (istilah yang digunakan
Saussure) diartikan sebagai ilmu yang mengkaji tanda-tanda dalam kehidupan
45
Roland Barthes.Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa.( Jakarta: Jalasutra, 1972), hlm.112
Roland Barthes.Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa.( Jakarta: Jalasutra, 1972), hlm.112
47
Indiwan Seto Wahyuv Wibowo. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan
Skripsi Komunikasi. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm.5
46
24
manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda,
yakni sesuatu yang harus kita beri makna 48.
Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas dari objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh
kebudayaan sebagai tanda. Pada dasarnya, analisis semiotika merupakan sebuah
ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang dipertanyakan lebih
lanjut ketika kita membaca teks atau narasi atau wacana tertentu. Analisisnya
bersifat paradigmatic49.
Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia.
Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni
sesuatu yang harus kita beri makna 50. Jika diterapkan pada tanda-tanda bahasa,
maka huruf, kata, kalimat, tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda
itu hanya mengemban arti (significant) dalam kaitannya dengan pembacanya.
Pembaca itulah yang menghubungkan tamda dengan yang ditandakan (siginfie)
sesuai dengan sistem bahasa yang bersangkutan51.
2.7 Semiotika Roland Barthes
Semiotika atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).
Memaknai (to signifay) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek
48
Beny H. Hoed, Strukturalisme Pragmataik dan Semiotik Kajian Budaya, (Jakarta: Wedatama
Widya Sastra, 200), hlm.3
49
Indiwan Seto Wahyuv Wibowo. 2011. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi. (Jakarta: Mitra Wacana Media), hlm.5
50
Beny H. Hoed, Strukturalisme Pragmataik dan Semiotik Kajian Budaya, (Jakarta: Wedatama
Widya Sastra, 200), hlm.3
51
Alex Sobur, Semiotika Komunikas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) .hlm.17
25
tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda52.
Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi53. Dengan tanda,
seseorang mencoba mencari keteraturan di tengah-tengah dunia yang centangperenang ini, setidaknya agar manusia sedikit punya pegangan. “apa yang
dikerjakan oleh semiotika adalah mengajarkan kita bagaimana menguraikan
aturan-aturan tersebut dan “membawanya pada sebuah kesadaran‟,“ ujar Pines 54.
Barthes mengembangkan semiotikanya Saussure tidak hanya dalam konteks
linguistik, melainkan untuk bidang kajian dan kritik budaya dalam arti yang
sangat luas. Meskipun di awal riwayatnya, semiotika itu lebih dekat dengan ilmu
linguistik modern, yakni ilmu yang mempelajari bahasa baik tulis maupun lisan,
namun yang lebih menarik menurut Barthes adalah, bahwa semiotika bukan
pertama-tama sebagai linguistik, tetapi semiotika yang dapat juga digunakan
sebagai pendekatan untuk mempelajari “other than language.Dalam hal ini,
makna tugas semiotika lebih dekat dengan cita–cita Saussure, yakni: “the linguist
must take the study of lingustic structure as his primary concern, and relate all
other manifestations of language to it”. Dalam koteks inilah, Barthes akhirnya
menyeyogiakan, bahwa dalam mempelajari semiotika hendaklah jangan berhenti
hanya pada bahasa semata, melainkan semiotika harus “general science of sign‟55
Dalam kaitannya secara khusus dengan kajian atas teks budaya massa, bahkan
Barthes diantaranya lewat bukunya introduction to the Structural Analysis of
52
Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori
Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.32.
53
Littlejohn, S. & Foss, K. Theries of Human Communication, (Terj. Hamdan, Yusuf), (Jakarta:
Salemba Humanika, 1996), hlm. 64.
54
Alex Sobur, Semiotika Komunikas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) .hlm.16
55
Periksa St. Sunardi, Semiotika Negativa (Yogyakarta: Kanal, 2002), hlm, 44.
26
Narratives (1985) lebih menegaskan lagi, yakni bahwa semiotika merupakan
salah satu pendekatan yang amat efektif untuk mengkaji tentang budaya massa,
karena di dalamnya menjanjikan pemecahan problema tentang kajian hubungan
antara bahasa, budaya, dan ideologi, yang dijalankan lewat analisis proses kritik
dan pemaknaan56. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, jika dipandang dari sudut
semiotika ini, budaya adalah masalah politis dan ideologis, sedangkan muatan
ideologi itu menurut Barthes dalam buku System de la Mode (1967), tidak hanya
ditemukan dalam traktat-traktat filosofis, buku sejarah, maupun anggaran dasar
politik semata, melainkan juga lewat konsumsi masyarakat setiap hari57.
Terkait dengan persoalan teori kritik ideologi atau mitos ini, Barthes secara
spesifik mengungkapkan, bahwa mitos itu merupakan “sistem semiotika tingkat
dua” (a second-order semiological system), yang dalam konteks kajian budaya
massa, lebih memusatkan kajian atas objek sebagai “the significant”daripada
sebagai “the technical” (the functional). Pembedaan ini amat penting untuk
melihat gejala budaya dalam masyarakat modern, yang ternyata “the
significant”atas objek fungsional, ternyata menjadi lebih penting daripada fungsi
atau “the technical”-nya58.
Ketika mempertimbangkan sebuah lagu, akan menjadi jelas bahwa tanda
linguistik, suara dan jenis tanda lain mengenai bagaimana cerita itu
direpresentasikan tidaklah sesederhana mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga
menciptakan tingkat konotasi yang dilampirkan pada tanda. Barthes menyebut
56
John Hartley, Communication,Cultural and Media Studies: Konsep Kunci, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2010), hlm.210
57
Periksa St. Sunardi, Semiotika Negativa (Yogyakarta: Kanal, 2002), hlm, 29.
58
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.34
27
fenomena ini “membawa tanda dan konotasinya untuk membagi pesan tertentu
sebagai penciptaan mitos59”.
Pengertian mitos disini tidak menunjuk pada mitologi dalam pengertian
sehari-hari seperti halnya cerita-cerita tradisional, melainkan sebuah cara
pemaknaan; dalam bahasa Barthes: “tipe wicara”60. Pada dasarnya semua hal
dapat menjadi mitos; satu mitos timbul untuk sementara waktu dan tenggelam
untuk waktu yang lain karena digantikan oleh pelbagai mitos lain. Mitos menjadi
pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai
penanda pada tingkatan yang lain.
Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja (Cobley &
Jansz, 1999)61
Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes
Dari peta Barthes di atas, terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas
penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif
59
Jonathan Bignell, Media Semiotics: An Introduction, Manchester University Press, (Manchester
and New York, 1997), hlm. 16.
60
Roland Barthes, dalam Nurhadi & Sihabul Millah 2004, hlm. 152 dan dalam John Storey. 1994.
hlm. 107.
61
Roland Barthes, dalam Nurhadi & Sihabul Millah 2004, hlm. 152 dan dalam John Storey. 1994.
hlm. 69.
28
adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain hal tersebut merupakan unsur
material: hanya jika anda mengenal tanda “singa” barulah konotasi seperti harga
diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin. Jadi, dalam konsep Barthes,
tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung
kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya.
Pengertian mitos di sini tidaklah menunjuk pada mitologi dalam
pengertian sehari-hari, seperti halnya cerita-cerita tradisional, melainkan sebuah
cara pemaknaan; dalam bahasa Barthes disebut tipe wicara. Pada dasarnya semua
hal dapat menjadi mitos; satu mitos timbul untuk sementara waktu dan tenggelam
untuk waktu yang lain karena digantikan oleh pelbagai mitos lain. Mitos menjadi
pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai
penanda pada tingkatan yang lain.
Mitos oleh karenanya bukanlah tanda yang tak berdosa, netral; melainkan
menjadi penanda untuk memainkan pesan-pesan tertentu yang boleh jadi berbeda
sama sekali dengan makna asalnya. Kendati demikian, kandungan makna
mitologis tidaklah dinilai sebagai sesuatu yang salah (“mitos” diperlawankan
dengan “kebenaran”); cukuplah dikatakan bahwa praktik penandaan seringkali
memproduksi mitos. Produksi mitos dalam teks membantu pembaca untuk
menggambarkan situasi sosial budaya, mungkin juga politik yang ada
disekelilingnya. Bagaimanapun mitos juga mempunyai dimensi tambahan yang
disebut naturalisasi. Melaluinya sistem makna menjadi masuk akal dan diterima
apa adanya pada suatu masa, dan mungkin tidak untuk masa yang lain 62.
62
Andrew Tolson, Mediations: Text and Discourse ini Media Studies, Arnold, (London, 1996),
hlm. 7.
29
Pemikiran Barthes tentang mitos masih melanjutkan apa yang diandaikan
Saussure tentang hubungan bahasa dan makna atau antara penanda dan petanda.
Bagi Barthes, mitos bermain pada wilayah pertandaan tingkat kedua atau pada
tingkat konotasi bahasa. Jika Saussure mengatakan bahwa makna adalah apa yang
didenotasikan oleh tanda, Barthes menambah pengertian ini menjadi makna pada
tingkat konotasi. Konotasi bagi Barthes justru mendenotasikan sesuatu hal yang ia
nyatakan sebagai mitos, dan mitos ini mempunyai konotasi terhadap ideologi
tertentu.
Tanda konotatif tidak hanya memiliki makna tambahan, namun juga
mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya.
Tambahan ini merupakan sumbangan Barthes yang amat berharga atas
penyempurnaannya terhadap semiologi Saussure, yang hanya berhenti pada
penandaan pada lapis pertama atau pada tataran denotatif semata. Dengan
membuka wilayah pemaknaan konotatif ini, “pembaca” teks dapat memahami
penggunaan gaya bahasa kiasan dan metafora yang itu tidak mungkin dapat
dilakukan pada level denotatif63. Lebih dari itu, di samping gagasannya dapat
dimanfaatkan untuk menganalisis film, semiotika konotasi ala Barthesian ini
memungkinkan penggunaannya untuk wilayah-wilayah lain seperti pembacaan
terhadap karya sastra dan fenomena budaya kontemporer atau budaya pop.
Bahkan dalam pandangan Ritzer, Barthes adalah pengembang utama ide-ide
Saussure pada semua aspek kehidupan sosial (George Ritzer,2003). Bagi Barthes,
semiologi bertujuan untuk memahami sistem tanda, apapun substansi dan
63
Manneke Budiman dalam T. Christomy dan Untung Yuwono, 2004, hlm. 255.
30
limitnya, sehingga seluruh fenomena sosial yang ada dapat ditafsirkan sebagai
“tanda” alias layak dianggap sebagai sebuah lingkaran linguistik 64.
Beroperasinya ideologi melalui semiotika mitos ini dapat ditengarai
melalui asosiasi yang melekat dalam bahasa konotatif. Barthes mengatakan
penggunaan konotasi dalam teks ini sebagai: penciptaan mitos. Ada banyak mitos
yang diciptakan media, misalnya mitos tentang kecantikan, kejantanan,
pembagian peran domestik versus peran publik dan banyak lagi. Mitos ini
bermain dalam tingkat bahasa yang oleh Barthes disebutnya “adi bahasa” 65.
Barthes menyatakan bahwa mitos merupakan sistem komunikasi juga,
karena mitos ini merupakan sebuah pesan juga. Ia menyatakan mitos sebagai
modus pertandaan, sebuah bentuk, sebuah “tipe wicara” yang dibawa melalui
wacana. Mitos tidaklah dapat digambarkan melalui obyek pesannya, melainkan
melalui cara pesan tersebut disampaikan. Apapun dapat menjadi mitos, tergantung
dari caranya ditekstualisasikan. Dalam narasi berita contohnya, pembaca dapat
memaknai mitos ini melalui konotasi yang dimainkan oleh narasi. Pembaca yang
jeli dapat menemukan adanya asosiasi-asosiasi terhadap “apa” dan “siapa” yang
sedang dibicarakan sehingga terjadi pelipatgandaan makna. Penanda bahasa
konotatif membantu untuk menyodorkan makna baru yang melampaui makna
asalnya atau dari makna denotasinya.
Teori Barthes tentang mitos/ideologi memungkinkan seorang pembaca
atau analis untuk mengkaji ideologi secara sinkronik maupun diakronik. Secara
sinkronik, makna terantuk pada suatu titik sejarah dan seolah berhenti di situ, oleh
karenanya penggalian pola-pola tersembunyi yang menyertai teks menjadi lebih
64
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.69-70.
65
Dominic Strinati, Meta-language, 1995, hlm. 113.
31
mungkin dilakukan. Pola tersembunyi ini boleh jadi berupa pola oposisi, atau
semacam skema pikir pelaku bahasa dalam representasi. Sementara secara
diakronik analisis Barthes memungkinkan untuk melihat kapan, di mana dan
dalam lingkungan apa sebuah sistem mitos digunakan. Mitos yang dipilih dapat
diadopsi dari masa lampau yang sudah jauh dari dunia pembaca, namun juga
dapat dilihat dari mitos kemrin sore yang akan menjadi. Media seringkali
berperilaku seperti itu,
mereka merepresentasikan, kalau bukan malah
menciptakan mitos-mitos baru yang kini hadir di tengah masyarakat. Untuk yang
terakhir ini, penulis berkecenderungan untuk mengatakan bahwa media
melakukan proses “mitologisasi”, dunia dalam sehari-hari digambarkan dengan
cara yang penuh makna dan dibuat sebuah pemahaman yang generik bahwa
memang begitulah seharusnya dunia. Film, Iklan, berita, fesyen, pertunjukan
selebritas adalah dunia kecil yang akrab dijumpai dan menjadi ikon dari dunia
besar: mitos dan ideologi di baliknya.
Barthes menegaskan bahwa cara kerja pokok mitos adalah untuk
menaturalisasikan sejarah. Ini menunjukkan kenyataan bahwa mitos sebenarnya
merupakan produk kelas sosial yang mencapai dominasi melaui sejarah tertentu:
maknanya, peredaran mitos mesti dengan membawa sejarahnya, namun
operasinya sebagai mitos membuatnya mencoba menyangkal hal tersebut, dan
menunjukkan maknanya sebagai alami, dan bukan bersifat historis atau sosial.
Mitos memistifikasi atau mengaburkan asal-usulnya sehingga memiliki dimensi
sosial atau politik. Para ahli mitologi mengungkapkan sejarah tersembunyi
32
sehingga cara kerja sosial politik mitos adalah dengan melakukan “demistifikasi”
mitos66.
Setidaknya ada tiga unsur utama dalam analisis semiotika yang
dikembangkan Barthes, yaitu:

Makna Denotasi:
Makna denotasi adalah makna awal utama dari sebuah tanda, teks, dan
sebagainya.Makna ini tidak bisa dipastikan dengan tepat, karena makna
denotasi
merupakan
generalisasi.
Dalam
semiotika
Barthes,
ia
menyebutnya sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda. Dalam
hal ini, denotasi diasosiasikan dengan ketertutupan makna 67. Menurut
Lyons, denotasi adalah hubungan yang digunakan dalam tingkat pertama
pada kata yang secara bebas memegang peranan penting di dalam ujaran 68.
Denotasi dimaknai secara nyata. Nyata diartikan sebagai makna harfiah,
makna yang sesungguhnya atau terkadang dirancukan dengan referensi
atau acuan.

Makna Konotasi:
Makna yang memiliki “sejarah budaya di belakangnya” yaitu bahwa ia
hanya bisa dipahami dalam kaitannya dengan signifikansi tertentu.
Konotasi adalah mode operatif dalam pembentukan dan penyandian teks
kreatif seperti pusis, novel, komposisi musik, dan karya-karya seni.Istilah
konotasi digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua.
Kata “konotasi” sendiri berasal dari bahasa Latin, “connotare” yang
66
John Friske, Cultural and Communication Studies,(Yogyakarta: Jalasutra), 2007.hlm177.
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 70.
68
John Friske, Cultural and Communication Studies, (Yogyakarta: Jalasutra), 2007.hlm.124.
67
33
memiliki arti “menjadi tanda” serta mengarah pada makna-makna kultural
yang terpisah dengan kata atau bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Makna
konotasi adalah gabungan antara makna denotasi dengan segala gambar,
ingatan dan perasaan yang muncul ketika indera kita bersinggungan
dengan petanda. Sehingga akan terjadi interaksi saat petanda bertemu
dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari
kebudayaannya. Contohnya ketika kita menyebutkan kata “kursi”, makna
denotasi “kursi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat untuk
duduk. Namun secara konotatif kata “kursi” akan dimaknai sebagai
sesuatu yang membuat bahagia, karena berhubungan dengan jabatan atau
tahta. Konotasi mengacu pada makna yang menempel pada suatu kata
karena sejarah pemakainya, oleh karena itu dapat dimaknai secara berbeda
oleh setiap individu.

Mitos:
Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang
disebut dengan mitos, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan
memberikan pembenaran bagi nilai - nilai dominan yang berlaku dalam
suatu periode tertentu, jadi mitos memiliki tugasnya untuk memberikan
sebuah justifikasi ilmiah kepada kehendak sejarah, dan membuat
kemungkinan tampak abadi. Dalam Alex Sobur (2009:71) Budiman
mengatakan pada kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi
ideologi yang disebutnya sebagai mitos dan memiliki fungsi untuk
memberikan pembenaran bagi nilai nilai dominan yang berlaku pada
34
periode tertentu69. Selain itu, dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi
penanda, petanda dan tanda. Mitos biasanya dianggap sama dengan
dongeng, dan dianggap sebagai cerita yang aneh serta sulit dipahami
maknanya katau diterima kebenarannya karena kisahnya irasional (tidak
masuk akal). Namun, berangkat dari ketidakmasuk akalan tersebut lah
akhirnya muncul banyak penelitian tentang mitos yang melibatkan banyak
ilmuwan Barat. Mereka menaruh minat untuk meneliti teks-teks kuno dan
berbagai mitos yang telah mereka kumpulkan dari berbagai tempat dan
berbagai suku bangsa di dunia. Manusia banyak bertanya-tanya tentang
segala hal yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari. Menurut mitologi
Yunani, pertanyaan-pertanyaan manusia tentang kejadian di alam semesta
sudah dijawab, namun dikemas dalam bentuk mitos. Oleh sebab itu dalam
bahasa Yunani dikenal mitos yang berlawanan dengan logika (muthos dan
logos). Dalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa
penanda. Imperialisme Inggris misalnya, ditandai oleh berbagai ragam
penanda, seperti penggunaan baju pada wanita di zaman Victoria, bendera
Union Jack yang lengan-lengannya menyebar ke delapan penjuru, bahasa
Inggris yang kini telah mendunia, dan lain-lain.
2.8 Kerangka Berpikir
Komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau
dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan
maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau
69
Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi Peneliti Dan Skripsi
Komunikasi. (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hlm.65.
35
perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam
model komunikasi yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima. Hal mendasar dari
semiotika adalah memaknai, memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya
membawa informasi, dalam artian bahwa objek-objek itu hendak berkomunikasi,
tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Makna yang dikonstruksi
(sumber dan pesan) tentu akan dimaknai kembali oleh orang lain (penerima) dan
proses pemaknaan (saluran) kembali tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan yang
dimiliki penerima. Dengan berbekal pada pengetahuan, bahasa dan budaya, maka
penulis akan dapat memaknai dan merepresentasikan makna jihad melalui tanda
tekstual dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud dengan
analisis semiotika model Roland Barthes, model tanda utamanya yang akan
penulis temukan adalah denotasi, konotasi dan mitos pada teks lirik lagu tersebut.
Namun sebelum itu penulis harus menemukan 6 peta tanda Roland Barthes yang
terdiri dari penanda, petanda, tanda denotasi, penanda konotasi, petanda konotasi
dan tanda konotaso. Hasil tanda tersebut akan memperlihatkan bagaimana jihad
direpresentasikan dalam Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud.
36
Jihad dalam masyarakat
Jihad dalam Islam
Lirik Lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud
Representasi
Semiotika Roland Barthes
Signified, Signifier
Tanda
Denotasi
Tanda
Konotasi
Mitos
Representasi Jihad dalam Lirik Lagu
Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
2.9 Penelitian Terdahulu
Untuk menghindari kesamaan terhadap penelitian yang telah ada sebelumnya,
maka peneliti mengadakan peninjauan terhadap penelitian yang telah ada
sebelumnya, sebagai berikut:
37
Skripsi yang berjudul “Representasi Jihad dalam Lirik Lagu Michael Heart –
We Will No Go Down” yang disusun oleh Jesslyn Catherine tahun 2014, Jurusan
Komunikasi, Fakultas Komunikasi, Universitas Multimedia Nusantara Tangerang.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi deskriptif kualitatif.
Subjek penelitiannya adalah lirik lagu Michael Heart – We Will No Go Down.
Objek penelitiannya adalah scene yang menandakan jihad memerangi kaum kafir
dan kaum munafik yang ada dalam lirik lagu Michael Heart – We Will Not Go
Down.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotik dengan
mengambil teori dari Charles Shander Pierce.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tanda-tanda jihad
memerangi kaum kafir dan kaum munafik dalam scene dan tanda verbal yang ada
dalam lagu ini. Ada empat tingkatan jihad melawan kaum kafir dan kaum
munafik, yaitu : jihad dengan hati, jihad dengan lisan, jihad dengan harta, jihad
dengan jiwa (nafs).
Peneliti juga menggunakan skripsi yang berjudul “Representasi NilaiNilai Moral dalam Lirik Lagu Rap (Studi Semiotik Terhadap Lagu “Ngelmu
Pring” Yang Dipopulerkan oleh Group Musik Rotra)” yang disusun oleh
Pramudya Adhy tahun 2011, Jurusan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik, Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta. Penelitian ini termasuk
jenis penelitian studi deskriptif kualitatif.
Subjek penelitiannya adalah lirik lagu Rotra – Ngelmu Pring. Objek
penelitiannya adalah baityang menandakan pesan moral masyarakat dalam lirik
lagu Rotra – Ngelmu Pring. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis semiotik dengan mengambil teori dari Ferdinand de Sausurre. Hasil
38
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tanda-tanda nilai moralitas dalam bait
dan tanda verbal yang ada dalam lagu ini. Lirik lagu tersebut berisi pesan bahwa
setiap manusia harus menjunjung nilai moral dan menjadikan nilai-nilai moral dan
kepatuhan kepada tuhan sebagai landasan hidup demi mencapai kehidupan yang
baik.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No
Item
Penelitian A
Penelitian B
Peneliti
1
Nama
Jesslyn Catherine
Pramudya Adhi
Revandhika
Wardhana
Maulana
RERESENTASI
REPRESENTASI
REPRESENTASI
JIHAD DALAM
NILAI- NILAI
JIHAD DALAM
LIRIK LAGU
MORAL DALAM
LIRIK LAGU
MICHAEL
LIRIK LAGU
PURGATORY –
HEART – WE
RAP (Studi
DOWNFALL :
WILL NO GO
Semiotik Terhadap
THE BATTLE OF
DOWN (GAZA
Lagu “Ngelmu
UHUD
TONIGHT)
Pring” Yang
2
Judul
Dipopulerkan Oleh
Group Musik
Rotra)
3
Tahun
2014
2011
2016
4
Tujuan
Untuk
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
Penelitian
mengetahui
makna dari teks
makna denotasi,
makna yang
yang terkandung
konotasi dan mitos
39
dibangun didalam
dalam lagu
pada lirik lagu
lirik lagu Michael
Ngelmu Pring
Purgatory –
Heart – We Will
milik Rotra
Downfall : The
Not Go Down
5
Teori
Semiotika
Charles
Semiotika
Paradigma
Kritis
7
Hasil
Terdapat
Penelitian
tanda
Semiotika Roland
Shander Ferdinand
Pierce
6
Battle Of Uhud
de Barthes
Sausurre
Kritis
tanda- Terdapat
Kritis
tanda- -
yang tanda
menunjukan
adanya
yang
mengandung pesan
makna moralitas
jihad
pada
yang lirik lagu tersebut.
terkandung dalam
lirik lagu tersebut.
8
Persamaan
Sama-sama
Sama-sama
mengkaji tentang mengkaji
makna
Sama-sama
tentang mengkaji
yang makna
tentang
yang makna
yang
terkandung dalam terkandung dalam terkandung dalam
lirik lagu.
9
Perbedaan
lirik lagu.
lirik lagu.
Menggunakan
Fokus penelitian
Menggunakan
analisis semiotika
pada pesan nilai
analisis semiotika
milik
Charles
Sander Pierce
moralitas
milik
Barthes
Roland
40
10
Kritik
Teori
yang Objek
dgunakan
tidak dikenal
memfokuskan
tidak banyak
orang
pada pembahasan
tentang teks
11
Sumber
Library.umn.ac.id
Perpus.upnyk.ac.id
Penelitian penulis
2016
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu
penelitian yang menggunakan latar alamiah. Tujuannya menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada 70.
Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya prilaku, presepsi, motivasi, tindakan secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
yang khusus alamiah dengan memanfaatkan berbgai metode alamiah 71.
Penelitian ini memfokuskan pada semiotika, yaitu sebagai sebuah ilmu yang
mengkaji tanda-tanda yang ada di dalam suatu obyek di dalam suatu kelompok
masyarakat. Dari sini nantinya peneliti haruslah mengkaitkan simbol dan definisi
subyek yang terdapat dalam lirik lagu yang akan diteliti yaitu lirik lagu Purgatory
– Downfall : The Battle Of Uhud. Penelitian ini bersifat deskriptif. Penulis
berusaha menjelaskan makna denotasi, konotasi dan mitos yang mengacu pada
teori milik Roland Barthes dalam meneliti teks lirik lagu Downfall : The Battle Of
Uhud milik Purgatory.
70
Lexy Moleong. Metode penelitian kualitatif.(Bandung. Remaja rosdakarya. 2006), hlm.5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alpabeta,
2007), hlm.7
71
41
42
3.2 Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang ada dalam
diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya
terhadap dunia.
Pada penelitian ini, paradigma yang digunakan peneliti adalah paradigma
kritis. Paradigma kritis adalah suatu pandangan yang melihat media bukan suatu
kesatuan yang netral, tetapi media dipandang sebagai alat kelompok dominan
untuk memanipulasi dan mengkukuhkan kekuasaan dengan memarjinalkan
kelompok tidak dominan72.
Pada dasarnya analisis isi kulaitatif (kritis) memandang bahwa segala macam
produksi pesan adalah teks, seperti berita, iklan, sinetron, lagu dan simbol-simbol
lainnya yang tidak bisa lepas dari kepentingan-kepentingan sang pembuat pesan.
Penelitian dengan paradigma kritis meihat realitas dan hubungan sosial
berlangsung dalam situasi yang timpang. Paradigma kritis umumnya kualitatif dan
menggunakan penafsiran sebagai basis utama memaknai temuan karena
penafsiran kita didapatkan dunia dalam, dan menyikap makna yang ada
dibaliknya73.
Sifat dasar dari pandangan kritis adalah selalu curiga dan mempertanyakan
kondisi masyarakat dewasa ini. Paradigma kritis berargumentasi, melihat
komunikasi, dan proses yang terjadi dalam fenomena yang ada haruslah dengan
pandangan holistik. Penelitian dengan pandangan kritis melihat realitas dan
hubungan sosial berlangsung dalam situasi yang timpang. Paradigma kritis
72
Rachmat Krisyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Predana group. 2004),
hlm. 250
73
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alpabeta,
2007), hlm.231
43
umumnya kualitatif dan menggunakan penafsiran sebagi basis utama memaknai
temuan, karena penafsiran tersebut didapatkan di dunia alam, dan menyingkap
makna yang ada dibaliknya74.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui observasi dan pengamatan secara menyeluruh pada
objek penelitian yaitu dengan mendengarkan lagu Downfall : The Battle Of Uhud
miliki Purgatory. Teks lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud milik Purgatory
akan dianalisis untuk mengetahui bagian yang terdapat unsur tanda yang
menggambarkan makna jihad. Setelah itu pemaknaannya akan melalui proses
interpretasi sesuai dengan tanda-tanda yang ditunjukan sesuai dengan analisis
semiotika.
Penulis mengumpulkan data pelengkap dengan melakukan wawancara
dengan penulis lirik lagu Downfall: The Battle Of Uhud. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan lirik lagu ini dan apa motif
dibalik pembuatan lirik lagu ini.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan unit
analisis, yaitu setiap unit yang akan dianalisis, digambarkan atau dijelaskan
dengan pernyataan-pernyataan deskriptif. Yang menjadi unit analisis dalam
penelitian ini adalah tanda-tanda yang merepresentasikan jihad dalam lirik lagu
Downfall : The Battle Of Uhud milik Purgatory. Dari total keseluruhan lirik,
terdapat 4 bagian lirik pilihan yang terdapat tanda-tanda jihad didalamnya yang
tercermin dalam kata atau tata bahasa dalam lirik lagu, kemudian nantinya akan
dianalisis sesuai teori yang dipakai, berikut penggalan lengkapnya:
74
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS, 2001, Hal:26
44
Lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud milik Purgatory.
We fight, when you violate your oaths after your covenant
Our faith, in the name of GOD we will never retreat
Calamity, unstoppable cycle of violence
Catastrophe, you started the time of ignorance
You feel that you have become the master of your own fate
You believe that all your wealth‟d be certain immortality
Wrong path, trapped inside power, pride, prestige, money and arrogance
Judgment day, that times will be the most grievous and most bitter
We will face the judgment day"
but voices sneak in through this line
greed infects some of our souls
the only thing left in your mind is bleeding swords for silver and gold…
in your mind...
in the end all of us will face the judgment day
Can't you stay to realize?
for the pain of faith that our fear defies
All the pleasure of life is blinding your eyes
I‟m not here for the price, and betray what we fight for..
Greed, your spoils of war, your failure
Words, you heard him then obey him
Greed of spoils of war your failure Words
you heard him then obey him Greed, your spoils of war
Can't you stay to realize?
45
for the pain of faith that our fear defies
All the pleasure of life is blinding your eyes
I won‟t deal for the price, and betray what we fight for..
We still believe that we'll have more
your greed will be our downfall
This misery won‟t stay for long
but greed will be our downfall
Greed will be our downfall
Dari keseluruhan lirik lagu tersebut, penulis mengambil 4 bagian lirik lagu
yang dianalisis. Pemilihan bagian lirik lagu ini berdasarkan tanda yang dilihat
oleh penulis serta didukung oleh hasil wawancara dengan Bounty yang
merupakan penulis lirik lagu ini. Bagian dari lirik lagu ini nantinya akan dianalisis
oleh penulis dengan menggunakan teori yang digunakan. Berikut bagian lirik lagu
yang akan di analisis oleh penulis :
Tabel 3.1 Tabel 4 bagian lirik lagu
No
1
Lirik Lagu
Keterangan
We fight, when you violate your oaths after Baris ke-1 pada bait ke-1
your covenant
2
Our faith, in the name of GOD we will never Baris ke-2 pada bait ke-1
retreat
3
All the pleasure of life is blinding your eyes
Baris ke-17 pada bait ke5
4
Words, You heard him then obey him
Baris ke-20 pada bait ke
6
46
3.4 Isntrumen Penelitian
Peneliti merupakan alat (instrumen) pengumpul data utama, karena peneliti
adalah manusia dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden
atau objek lainnya, serta mampu memahami kaitan gambaran-gambaran dalam
sebuah lirik lagu. Oleh karena itu, peneliti berperan sebagai subjek yang
memaknai
seluruh
makna
yang
tergambar
karena
segala
sesuatunya
belummempunyai kepastian dan masih perlu dikembangkan lebih lanjut.
Sehinggahanya peneliti itu sendiri sebagai alat yang dapat mencapainya.
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Selanjutnya dalam
penelitian ini langkah-langkah analisis data menggunakan pendapat Ian Dey yaitu
melalui
tiga
proses
yang
berkaitan
yaitu:
mendeskripsikan
fenomena,
mengklasifikasikannya, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu
satu dengan lainnya berkaitan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semiotika milik Roland Barthes yang berkaitan pada tatanan signifikasi dua tahap
47
Gambar 3.1 Signifikansi Dua Tahap Roland Barthes
Penelitian ini menggunakan analisis data dengan teknik analisis semiotik
teori Roland Barthes, yang menggunakan penekanan pada pemaknaan dari suatu
sistem tanda (kode) melalui sistem pemaknaan tingkat pertama atau yang biasa
disebut dengan denotasi, selanjutnya ke sistem pemaknaan tingkat kedua yang
disebut konotasi dan yang terakhir berupa pengungkapan mitos mengenai tanda
serta simbol jihad. Tahapan-tahapan dalam proses analisisnya adalah sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified
(konten) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal sebagai
signifikansi tahap pertama, disebut sebagai denotasi, yang terdapat dalam
lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud dan digambarkan
melalui tanda - tanda yang terbentuk dalam kalimat.
2. Mengidentifikasi hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified
(konten) di dalam sebuah tanda terhadap perasaan atau emosi dari
pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya sebagai signifikansi tahap
kedua, yang disebut sebagai konotasi.
48
3. Mengidentifikasi bagaimana kebudayaan (konotasi) menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas (denotasi) disebut sebagai
mitos.
4. Menjelaskan
pemaknaan
berkenaan
dengan
kalimat
yang
merepresentasikanjihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle
Of Uhud .
5. Menarik kesimpulan.
3.6 Jadwal Penelitian
Kegiatan
Pra Riset
(Observasi
Awal dan
Penyusunan
Bab 1 -3)
Sidang
Outline
Analisis
Lirik
Pengelolaan
Data
Penyusunan
Bab 4
Penyusunan
Bab 5
Sidang
Skripsi
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Bulan
Jul Agu
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan
penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran penelitian 75.
Objek dalam penelitian adalah lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud milik
band Purgatory.
Moleong dalam mengemukakan bahwa subjek penelitian adalah merupakan
orang dalam pada latar penelitian. Moleong mendeskripsikan subjek penelitian
sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan dan kondisi latar penelitian 76.
Subjek dalam penelitian ini adalah band Purgatory yang merupakan pemilik lagu
Downfall : The Battle Of Uhud .
4.1.1 Biografi Purgatory
Gambar 4.1 Logo Band Purgatory
75
76
Rachmat Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta : Kencana,2010).hlm.53
Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008),hlm.188
49
50
Purgatory berdiri pada tahun 1992. Arti nama Purgatory adalah
“penyucian dosa”. Hal ini sejalan dengan lirik yang mereka buat dalam
setiap lagunya yang mengandung makna Islami. Band ini dibentuk oleh
Luthfi Armia Effendi dan Aminudin Al Muqaddas. Sejak awal berdirinya
Purgatory telah terjadi perubahan, yaitu perubahan jumlah personil selain
itu semakin meruncingnya pembentukan karakter pada Band ini semakin
mengarahlan personilnya untuk masuk dalam satu konsep yang sama yaitu
norma. Selain bermusik, mereka juga sering mengadakan acara pengajian
rutin bagi masyarakat sekitar dan bagi fans dari Purgatory yaitu Mogers.
Sampai saat ini mereka sudah meproduksi 3 album rekaman yaitu Ambang
Kepunahan, 7:172 dan Beauty Lies Beneath.
Personil Band Purgatory
1. Nama
: Ahmad Zarkasyi “Apit” (Vokalis)
Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 03 Januari 1975
2.
Pendidikan
: S1 Ekonomi
Nama
: Sandy Togu Siregar “Sandman” (Vokalis)
Tempat, tgl Lahir : Medan, 27 Mei 1974
Pendidikan
3. Nama
: S1 Tekhnik Mesin Industri
: Bantar Angin Umbara “Bounty” (Bassist)
Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 12 November 1975
Pendidikan
4. Nama
: SMA
: Lutfi Armina Effendi “Luthfhee” (Gitaris)
Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 09 Desember 1976
Pendidikan
: S1 Komputer Tekhnik Informatika
51
5. Nama
: Aminudin Al Muqoddas “Al” (Drummer)
Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 29 Juli 1979
Pendidikan
6. Nama
: SMA
: Khrisna Anggara Umbara “Djakal”
(Sampler)
Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 21 Oktober 1983
Pendidikan
: SMA
4.1.2 Gambaran Album “Beauty Lies Beneath”
Gambar 4.2 Cover Album Beauty Lies Beneath
Album ini merupakan album rekaman musik ke-tiga Purgatory. Album
ini diproduksi pada tahun 2006 yang dirilis secara Indieatau tanpa label.
Album ini menceritakan akhlak manusia. Manusia diciptakan di muka
bumi hanya untuk menyebah kepada Allah dan dengan akhlak yang baik
tujuan mereka bukan hanya dunia tapi akhirat. Album ini juga
menceritakan tentang penyakit hati yang ada pada diri manusia. Album ini
terdiri dari 11 lagu diantaranya :
52
a. Anger Ball
b. Fraud
c. Jonah
d. Downfall – The Battle Of Uhud
e. Flatlined
f. Lord of War
g. Arepentance
h. Hellacious Infidel
i.
55:13
j.
And All Date Is to Date
k. Error
4.1.3 Gambaran Umum Lagu “Downfall – The Battle of Uhud
Lagu Downfall : The Battle Of Uhud
merupakan lagu yang
terdapat pada album ketiga Purgatory. Album ini dirilis pada 2006. Lirik
lagu ini menceritakan tentang kisah peperangan yang dilakukan oleh
pasukan kaum muslim yang saat itu dipimpin oleh nabi Muhammad SAW
melawan kaum jahiliyah. Dalam perang tersebut kaum muslim mengalami
kekalahan. Hal ini disebabkan oleh pasukan pemanah yang berada diatas
bukit tergiur dengan harta rampasan perang yang ada saat itu. Atas
keserakahan tersebut pasukan kaum muslim harus kehilangan para
syuhada dan gigi nabi Muhammad SAW tanggal karena diserang oleh
kaum jahiliyah.
53
Analisis Representasi Jihad dalam Lirik Lagu Downfall : The Battle Of
Uhud
Tabel 4.1Baris 1
Potongan Lirik Lagu
We fight, when you violate your oaths after your covenant
Tabel 4.2 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 1
Signifier (Penanda)
Signified (Petanda)
Sebuah
Kami
peperangan
perangi
yang terjadi karena
kalian di saat kalian
didasari
satu
pihak
melanggar perjanjian
yang telah melanggar
yang sudah ada
perjanjian
Tanda Denotatif/Penanda Konotatif
Petanda Konotatif
Seseorang yang
Perang dilakukan untuk menegakan kebenaran
melakukan perang demi
kebenaran adalah jihad
Tanda Konotatif
Jihad jika tidak berperang maka tidak disebut jihad
54
Tabel 4.3 Penggolongan Makna Tanda
Makna Denotasi
Makna Konotasi
Makna Mitos
Perang dilakukan karena
Berperang adalah cara
Untuk menegakan
pihak lain melanggar
untuk menegakan
kebenaran maka
ketentuan yang sudah
kebenaran
harus diadakan
ada
perang
Kalimat tersebut terdapat pada baris pertama pada bait kesatu. Baris ini
menjadi pembuka lirik lagu ini. Pada baris tersebut penulis lagu menerangkan
bahwa terjadi peperangan yang didasari oleh pelanggaran perjanjian oleh salah
satu pihak. Dalam hal ini adalah peperangan yang terjadi antara kaum muslimin
dengan kaum musyrikin.
Penekanan intonasi pada kata perang menekankan pada makna perang yang
sarat akan kekerasan. Intonasi yang terdapat dalam penyebutan kata fight
memberikan kesan bahwa perang merupakan sebuah kegiatan yang sarat akan
kekerasan. Selain itu, tingginya intonasi yang digunakan oleh vokalis membuat
kesan semangat yang dimiliki oleh kaum muslimin dalam melakukan peperangan.
Pada saat itu kamu muslimin khususnya laki-laki yang mengikuti perang dianggap
sebagai mujahid atau orang yang membela agama Allah. Para mujahid ini
meyakini bahwa dengan mengikuti perang mereka bisa melakukan jihad dijalan
Allah SWT.
Dengan demikian makna denotasi dalam lirik lagu tersebut adalah peperangan
yang merupakan perjuangan yang dilakukan untuk membela kaum yang lemah.
55
Dalam hal ini adalah pasukan kaum muslim yang melakukan peperangan dengan
kaum musyrikin.
Ibnu Qayyim juga menguraikan bahwa jika dilihat dari pelaksanaannya 77,
jihad dapat dibagi menjadi tiga, diantaranya :
1) Jihad Mutlaq yaitu Jihad dalam rangka perang melawan musuh di medan
pertempuran.
2) Jihad Hujjah yaitu Jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan pemeluk
agama lain dengan menggunakan argumentasi yang kuat.
3) Jihad „Amm yaitu Jihad mencakup segala aspek kehidupan.
Jihad „Amm dapat memberikan gambaran yang jelas bahwa jihad tidak selalu
harus berarti mengangkat senjata menghadapi musuh. Tetapi yaitu Jihad
mencakup segala aspek kehidupan baik yang bersifat moral maupun yang bersifat
material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di tengah masyarakat.
Jihad ini juga bersifat berkesinambungan, tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu, dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata, setan atau hawa nafsu.
Pengertian musuh yang nyata di sini, disamping perang, juga berarti semua
tantangan yang dihadapi umat Islam seperti kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan. Jihad terhadap setan mengandung pengertian berkuasa untuk
menghilangkan hal-hal yang negatif yang membahayakan umat manusia.
Sedangkan jihad terhadap hawa nafsu adalah sikap pengendalian diri agar cara
tindak, jiwa, dan komunikasi dengan orang lain tidak menyimpang dari ketentuan
Islam.
77
Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm.
315-317
56
Menurut Ibn Al-Qayyim, Jihad memerangi kaum kafir dan kaum munafik,
terdapat empat tingkatan dalam jihad melawan kaum kafir dan kaum munafik: 1).
Jihad dengan hati, 2). Jihad dengan lisan, 3). Jihad dengan harta dan 4). Jihad
dengan jiwa (nafs). Dan dalam hal ini termasuk ke dalam tingkatan ke empat yaitu
Jihad dengan jiwa. Jihad dengan jiwa adalah berperang dijalan Allah demi
membela kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan
pemikiran dan hawa nafsu manusia semata 78.
Penulis
mengambil kesimpulan dari pemikiran Ibnu Qayyim
yang
menguraikan bahwa jika dilihat dari pelaksanaannya, jihad dalam perang ini
disebut dengan Jihad Mutlaq, yaitu jihad dalam rangka perang melawan musuh di
medan pertempuran. Jihad Mutlaq mempunyai persyaratan tertentu, diantaranya
perang tersebut harus bersifat defensif, untuk menghilangkan fitnah, menciptakan
perdamaian, dan mewujudkan kebaikan dan keadilan. Perang juga tidak
dibenarkan bila digunakan untuk memaksakan ajaran Islam kepada orang yang
bukan Islam, untuk tujuan perbudakan, penjajahan dan perampasan harta
kekayaan. Juga tidak dibenarkan membunuh orang-orang yang tidak terlibat
dalam peperangan tersebut, seperti wanita, anak kecil, dan orang-orang tua. Orang
yang berjihad dalam pengertian perang ini adalah mereka yang Islam, akil baligh,
laki-laki, tidak cacat, merdeka, dan mempunyai biaya yang cukup untuk pergi
perang dan untuk keluarga yang ditinggalkan. 79
Dalam bait ini, untuk menegakan kebenaran dikonstruksi dengan melakukan
perlawanan senjata. Sehingga timbul citra bahwa status sosial apapun yang
78
Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm.8283
79
Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994),
hlm.315-317.
57
dimiliki jika ingin menegakan kebenaran maka harus melakukan perlawanan
senjata dan itulah makna konotasi yang terdapat dalam lirik lagu ini.
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Bounty terkait dengan
bait ini yang menyebutkan bahwa masyarakat saat ini cenderung latah akan
perang. Karena fenomena yang ada jika terjadi gesekan antar masayarakat maka
jalan pintas yang diambil adalah langsung dengan aktifitas fisik. Padahal jika
melihat pada zaman dulu, sebelum perang sebelumnya sudah ada kesepakatan
atau musyawarah terhadap sesuatu yang dipermasalahkan, sama seperti lirik lagu
ini80.
Masyarakat
menggangap kepahlawanan atau jihad dieratkan dengan
melakukan perlawanan senjata. Dengan demikian kepahlawanan dan jihad oleh
masyarakat dipandang begitu sempit. Mereka hanya membentuk kepahlawanan
atau jihad dalam bentuk perlawanan senjata. Meski memang menceritakan
kepahlawanan tempo dulu, penulis lirik lagu memberikan pesan lanjutan bahwa
jihad dalam bentuk perang ini hanyalah salah satu bagian dari bentuk jihad,
sehingga pendengar mendapatkan wawasan lebih akan makna jihad dan
pendengarpun bisa terlibat dalam praktik jihad dalam bentuk lain, karena bentuk
jihad dengan peperangan merupakan jihad yang sulit dipraktikan oleh pendengar
di era sekarang. Pada kenyataannya tindakan kepahlawanan atau jihad tidak selalu
harus berarti mengangkat senjata.
Ibnu al Qayyun menguraikan bahwa jihad jika dilihat dari pelaksanaannya
jihad dapat dibagi menjadi tiga, salah satunya adalah Jihad „Amm81. Jihad „Amm
80
Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan,
Tangerang – Banten.
81
Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm.
315-317.
58
yaitu jihad yang menyangkut segala aspek kehidupan. Dari pengertian ini terlihat
bahwa jihad bukan hanya dilakukan dengan mengangkat senjata, tapi jihad bisa
dilakukan dalam segala aspek kehidupan seperti mencegah kemungkaran,
memerangi kebodohan dan bentuk kegiatan yang bersifat material dan moral.
Makna mitosnya adalah terdapat mitos bahwa untuk dapat menegakkan
kebenaran harus dilakukan dengan cara perang. Hal ini bertentangan dengan
makna jihad itu sendiri yang berate bersunguh-sungguh. Jihad dilakukan untuk
menegakan kebenaran, namun tidak selalu dilakukan dengan sebuah peperangan
meskipun peperangan merupakan bagian dari jihad.
59
Tabel 4.4 Baris 2
Potongan Lirik Lagu
Our faith, in the name of GOD we will never retreat
Tabel 4.5 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 2
Signifier (Penanda)
Signified (Petanda)
Memliki
Keyakinan
tekad
kami, demi kuat
yang
karena
ALLAH kami tak akan berkeyakinan
mundur
pada
tuhan membuat mereka
tak akan mundur
Tanda Denotatif/Penanda Konotatif
Keyakinan kepada tuhan menguatkan tekad
Petanda Konotatif
Mereka
berperang
atas nama tuhan
Tanda Konotatif
Perang atas nama Tuhan adalah jihad
Tabel 4.6 Penggolongan Makna Tanda
Makna Denotasi
Makna Konotasi
Makna Mitos
Keyakinan kepada
Perang atas nama Tuhan
Sesuatu yang
tuhan membuat tekad
adalah jihad
dilakukan atasnama
kuat untuk terus
tuhan akan
berperang
mendapatkan pahala
Kalimat tersebut terdapat pada baris kedua pada bait pertama lirik lagu
tersebut. Dalam lagu baris ini terletak pada detik ke 55 sampai menit ke 1 lewat 2
detik. Pada baris ini lirik menceritakan tentang perjuangan yang dilakukan oleh
60
kaum muslimin dilakukan atas dasar niat karena Allah SWT. Dengan keyakinan
tersebut mereka yakin tidak akan mundur dalam perjuangan tersebut.
Tuhan (Ilah) adalah sesuatu yang dianggap penting oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya tunduk-patuh, dikuasai (didominir)
oleh-Nya. Sebagai dasar dalam ajaran Islam, konsep ketuhanan menjadi penting
dalam setiap aktifitas manusia. Selalu melibatkan Tuhan dalam setiap kegiatan
manusia membuat nilai religius dalam diri akan terus bertambah.
Manusia hakikatnya adalah diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah.
Hal ini merupakan bentuk pengabdian kepada pencipta. Menurut Bounty82, Tuhan
sebagai dasar manusia bertindak harus selalu dikaitkan dalam kehidupan manusia.
Hal ini bisa dilihat bagaimana niat mereka dalam melakukan sesuatu. Segala
sesuatunya akan dinilai dari niatnya. Dalam lagu ini direpresentasikan dengan
adanya lirik pada bagian ini yang menyebutkan sebuah keyakinan akan kekuatan
Tuhan yang membuat mereka kuat dalam menghadapi cobaan. Namun perlu
diperhatikan bahwa dalam beribadah sudah ada ketentuan cara dan aturannya
yang tertera dalam Al-Qura'n dan Hadits. Kegitan peribadahan yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang terdapat dalam dua sumber hukum tersebut dapat
dinyatakan Bid'ah.
Sebagai suatu aktifitas penyebaran ajaran Islam, dakwah sangat menghajatkan
dasar-dasar yang paling kuat dari fondasi ajaran Islam sebagai bekal
komunikatornya. Sebagai suatu keyakinan yang melahirkan tindakan, konsep
Tauhid meliputi pengakuan bahwa (Muhammad, 1965 : 58-59) :
82
Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang
Larangan, Tangerang – Banten.
61
1. Semua makhluk dan apa saja yang ada di jagad raya ini, hanya Allah-lah yang
menciptakan
2. Beribadah, berdoa, sujud, memohon, merendah hanya kepada Allah, serta tidak
menerima hokum agama dan ketetapan perkara yang ghaid melainkan dari Allah
3. Allah mempunyai sifat-sifat sebagaimana yang Ia sifatkan dalam Al-Qura‟n dan
Al-Hadist.
Makna denotasi dalam lirik lagu ini menuunjukan bahwa Tuhan sebagai
segala sumber kehidupan menjadi dasar bagi manusia dalam bertindak dunia.
Tuhan sebagai Dzat yang maha Esa menjadi penentu takdir bagi manusia selama
didunia. Hal ini membuat keyakinan kepada pasukan kaum muslim bahwa hasil
yang didapatkan nanti setelah berperang adalah takdir yang telah ditentukan oleh
Allah.
Aqidah dalam Islam selanjutnya harus berpengaruh dalam setiap aktifitas yang
dilakukan manusia, sehingga berbagai aktifitas tersebut bernilai ibadah. Dalam
hubungan ini iman menurut pengertian yang sebenarnya ialah kepercayaan yang
meresap dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu,
serta memberi pengaruh pada pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan
sehari-hari. Dengan demikian aqidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati,
melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dasar dalam bertingkah
laku serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal shaleh.
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan ke-Esaan Allah
sebuah sumpah akan kesetiaan dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah Yang
Maha Esa. Dengan meyakini akan ke-Esaan Allah, Maka seorang muslim tidak
akan lagi meyakini adanya Tuhan selain Allah sehingga seluruh hidupnya akan
62
senantiasa dipersembahkan hanya untuk mengabdi kepada Allah. Dengan tauhid
yang kuat maka seorang muslim akan mampu melaksanakan seluruh perintah
Allah dengan keyakinan yang kuat pula.
Kedudukan Tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, Karena dari
pemahaman tentang tauhid adalah itulah keimanan seorang muslim mulai tumbuh.
Konsep tauhid dalam Islam merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak dapat
diganggu gugat dan sangat berpengaruh terhadap keislaman seseorang. Apabila
pemahaman tentang tauhid seorang tidak kuat, maka akan goyah pula pilar-pilar
keIslamannya secara menyeluruh.
Orang yang mau berjihad adalah orang yang memiliki iman yang sebenarnya.
Jihad yang mereka lakukan adalah bukti bahwa mereka betul-betul beriman
dengan sebenarnya. Dengan iman yang sebenarnya ini, apapun ancaman yang
mereka hadapi tidak membuat semangat Jihad mereka pudar, bahkan mendorong
mereka agar tetap tegar berjuang menegakkan ajaran agama. Dalam Q.S. AlAhzab ayat 39 ditegaskan :
”(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain
kepada Allah, dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan”.
Ayat ini menunjukan, bahwa iman (keyakinan sejati) yang dimiliki oleh
seorang mujahid berperan sebagai pendorong yang sangat besar dalam
mengarahkan dirinya untuk melakukan perbuatan baik. Dengan landasan iman
seseorang termotivasi untuk membebaskan dirinya dari rasa takut dan
63
mencurahkan segenap kemampuanya untuk meraih kemenangan 83. Sebab proses
transformasi itu membutuhkan semangat Jihad, dan Jihad itu sendiri akan sia-sia
jika tidak ada niatan karena Allah.
Dari pembahasan tersebut mengambil kesimpulan bahwa makna konotasi
dalam lirik lagu ini adalah jihad yang benar adalah jihad atas nama Tuhan. Hal ini
perkembangan dari makna denotasi yang menyebutkan bahwa keyakinan kepada
Tuhan membuat tekad untuk terus berperang. Namun perlu dicermati bahwa
perang adalah salah satu dari bentuk jihad bukan bentuk jihad satu-satunya.
Ahmad Warson Munawwir dalam kamus Arab Indonesia Al-Munawwir
mengartikan lafal Jihad sebagai kegiatan mencurahakan segala kemampuan. Jika
dirangkai dengan lafal Fii Sabilillah, berarti berjuang, berjihad, berperang di jalan
Allah. Jadi kata Jihad artinya perjuangan84.
Terdapatnya kata Tuhan menunjukan bahwa penulis lirik lagu ingin
mengkomunikasikan bahwa akar jihad selama ini adalah ada pada diri manusia itu
sendiri, yaitu keimanan. Perjuangan yang sesungguhnya dilihat berdasarkan
niatnya. Keimanan kepada Tuhan menjadi dasar dari niat perjuangan yang
dilakukan oleh para mujahid. Perjuangan yang berdasarkan keyakinan agama
Allah akan memunculkan jihad Fii Sabilillah yang merupakan peringkat jihad
tertinggi dalam Islam.
Semua yang berdasarkan pada nilai ketuhanan akan dinilai ibadah. Namun ada
hal yang perlu diingat bahwa segala bentuk ibadah sudah ada ketentuannya.
Meskipun kita menjalankannya dengan niat beribadah namun jika tidak ada
tuntunannya maka itu akan disebut dengan bid‟ah.Jika perkara yang diada-adakan
83
Rohimin, Jihad makna dan hikmah, (Jakarta: Erlangga, 2010).hlm.62
Muhammad Chirzin,Jihad dalam Al-Qur‟an telaah Normatif, Histories, Prospektif, (Yogyakarta
: Mitra Pustaka,1997),hlm.12.
84
64
berupa Qurbah Mahdho yakni ibadah yang ketentuan teknis pelaksanaan telah
ditetapkan syara‟ baik waktu, kadar, cara maupun teknis yang lain, seperti sholat,
zakat, puasa ramadhan, haji maupun ibadah yang lain. Maka mengadakan cara
baru dalam perkara-perkara tersebut dengan melanggar ketetapan syara‟ ini yang
disebut bid‟ah dholalah atau bid‟ah sesat atau tercela85.
Makna mitos yang didapat adalah bentuk kepercayaan yang dimiliki oleh
masyarakat bahwa segala sesuatu yang dilakukan atas nama Tuhan akan
mendapatkan kebaikan. Hal ini memang benar karena segala sesuatu berdasarkan
niatnya, namun perlu dipahami bahwa dalam beribadah kita harus mematuhi
aturan yang telah ditetapkan bukan hanya pada sekedar niat saja. Namun harus
sesuai dengan tuntunan yang telah diberikan yaitu Al-Qura‟n dan Hadist.
85
http://www.Islam-institute.com/bidah-hasanah-bidah-yang-tidak-menyalahi-al-quranalhadits.html diakses kamis, 25-09-14 pk. 11.17 WIB.
65
Tabel 4.7 Baris 17
Potongan Lirik Lagu
All the pleasure of life is blinding your eyes
Tabel 4.8 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 17
Signifier (Penanda)
Semua
(hal)
duniawi
telah membutakanmu
Signified (Petanda)
Harta duniawi membuat
kita
lupa
akan
segalanya
Tanda Denotatif/Penanda Konotatif
Petanda Konotatif
Sebagai
manusia
Harta dunia mampu melengahkan seseorang
seorang
kita
harus
berhati-hati pada harta
dunia karena mampu
membuat kita lupa
Tanda Konotatif
Kecintaan terhadap harta dunia termasuk kedalam perbuatan setan
Tabel 4.9 Penggolongan Makna
Makna Denotasi
Makna Konotasi
Makna Mitos
Harta dunia mampu
Harta menjauhkan
Kesenangan kepada
memabukan manusia
manusia dari agama
hal yang bersifat
material merupakan
bentuk keserakahan
66
Penggalan lirik tersebut masuk kedalam bagian dengan pengucapan yang
menggunakan clean vocal atau bagian reff. Penggalan lirik ini terdapat pada baris
ke-17 pada bait ke-5. Bagian reff dalam lagu berada pada menit ke-2 sampai
menit ke-2 lewat 25 detik. Pada bagian reff ini penulis lirik menceritakan tentang
manusia seharusnya agar tetap sadar bahwa selama ini keyakinan mereka kepada
Tuhan yang membuat mereka menang dalam pertempuran. Namun adanya
perasaan cinta dunia yang ditandai dengan harta dunia membuat niat mereka
runtuh digantikan dengan kesenangan dunia. Ditegaskan bahwa tujuan perjuangan
selama ini bukan untuk mengejar harta dunia tapi untuk mendapat Ridha Allah
SWT.
Pada bagian ini penulis lirik menekankan pesan bahwa harta dapat membuat
manusia lupa akan dunia. Cinta dunia merupakan salah satu penyakit yang
menjangkiti hati manusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bounty yang
merupakan penulis lirik lagu ini. Beliau menerangkan bahwa cinta dunia
merupakan bagian dari hawa nafsu yang terdapat dalam diri manusia. Nafsu untuk
terus memperkaya diri membuat mereka lupa akan tugasnya sebagai khalifah
dibumi ini86.
Bagian ini juga merupakan kesimpulan dari bagian lirik lain yang terdapat
pada baris ke 5, 6 dan 7 yang menjelaskan tentang apa saja hal yang menjadi harta
di dunia seperti jabatan atau kekuasaan, harta materi, status dan kesombongan
adalah godaan syetan kepada manusia. Titik baliknya adalah ketika manusia
sampai pada padang Mahsyar yaitu saat manusia dihisab amal perbuatannya.
86
Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang
Larangan, Tangerang – Banten.
67
Semua itu diingatkan kembali pada bagian ini ditegaskan bahwa harta dunia
mampu memabukan manusia87.
Baris ini menjelaskan tentang bagaimana sifat harta dunia yang mampu
membutakan manusia dalam hidup di dunia. Kecintaan manusia pada harta dunia
membuat manusia lupa akan kehidupan akhirat yang kekal. Baris dalam lirik lagu
ini secara denotasi maknanya adalah penulis lirik lagu memberikan peringatan
kepada pendengar akan bahaya harta dunia yang mampu memabukan. Kecintaan
manusia pada harta dunia akan membuat manusia lalai dalam beribadah.
Jihad terhadap hawa nafsu adalah sikap pengendalian diri agar cara tindak,
jiwa, dan komunikasi dengan orang lain tidak menyimpang dari ketentuan Islam.
Jihad biasanya hanya dipahami dalam arti perjuangan fisik atau perlawanan
bersenjata. Ini mungkin terjadi karena kata itu sering terucapkan pada saat-saat
perjuangan fisik atau perang, tetapi harus diketahui pula bahwa masih ada jihad
yang lebih besar daripada pertempuran fisik, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
ketika beliau baru saja kembali dari medan pertempuran “kita kembali dari jihad
terkecil menuju jihad terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu”. 88
Penyebab kekalahan yang diterima oleh pasukan kaum muslimin adalah
adanya pasukan yang melihat pasukan lawan telah mundur dan banyaknya harta
rampasan perang dimedan pertempuran. Di antara hikmah kekalahan kaum
muslimin dalam perang Uhud adalah Allah bertujuan untuk membedakan antara
orang-orang mu‟min dan orang yang di hatinya tersimpan kemunafikan. Melalui
ujian inilah dapat diketahui keimanan dan kesabaran orang-orang mu‟min. Antara
orang-orang yang bersungguh-sungguh mentaati perintah Rasulullah SAW. dan
87
Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan,
Tangerang – Banten.
88
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), hlm. 121.
68
orang-orang yang menginginkan untuk menguasai harta rampasan perang
(ganimah).89
Dalam bagian lirik lagu ini harta dunia dikonotasikan sebagai sesuatu yang
menjauhkan diri dari agama. Harta menjadi salah satu penyakit hati dari manusia.
Banyak manusia yang terjerumus akan keserakahan harta dunia sampai akhirnya
mereka lupa akan hakikatnya sebagai mahkluk yang harus menyembah pada
Tuhannya. Padahal dalam praktiknya hartapun bisa digunakan untuk berjihad
yaitu dengan cara sedekah untuk membantu sesama muslim yang mengalami
kesusahan. Hal tersebut menjadi makna konotasi dalam bagian lirik lagu ini.
Dalam diri para pejuang Uhud tersimpan dua maksud (niat) yang berbeda;
yakni mengharapkan balasan dunia, sedangkan sebagian lainnya mengharapkan
ganjaran akhirat. Karena motivasi yang lari dari peperangan Uhud itu adalah
keinginan meraih materi, dan motivasi yang bertahan melanjutkan perjuangan
mengharapkan ganjaran Ilahi, maka ditegaskan-Nya bahwa, Barangsiapa
menghendaki dengan usahanya pahala dunia saja tanpa menghendaki pahala
akhirat niscaya Kami berikan kepadanya sebagian pahala dunia itu apa yang Kami
kehendaki, bagi siapa yang Kami kehendaki, dan barangsiapa menghendaki
pahala akhirat, maka Kami berikan pula kepadanya sebagian pahala akhirat
sebagai anugerah dari Kami atas upaya menggunakan nikmat yang telah Kami
berikan kepadanya sesuai dengan apa yang Kami gariskan 90.
Allah SWT
sebagai pemilik alam memiliki hak prerogatif untuk
mengehendaki sesuatu atas makhluknya. Setidaknya terdapat tiga hal yang sudah
ditentukan kepada manusia sejak ia terlahir didunia yaitu jodoh, kematian dan
89
90
Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), Juz 4, hlm. 82.
Rasyid Ridla, Tafsir al-Manar, hlm.236
69
rizki. Harta atau kekayaan adalah bagian dari nikmat Allah yang diberikan kepada
hambanya. Jumlah atau perolehan rizki seseorang berbeda dengan setiap orang
yang lainnya. Seseorang yang memiliki rizki berlimpah kerap dipandang sebagai
seorang yang serakah. Namun perlu diluruskan bahwa harta yang dimiliki oleh
seseorang adalah ketentuan Allah. Keimanan seseorang bukan diukur dari banyak
atau sedikitnya harta yang dimiliki oleh seseorang melainkan bagaimana dia taat
kepada perintah yang telah diberikan. Hal ini menjadi mitos dalam bagian lirik
lagu ini.
Jihad itu kalau diibaratkan pohon yang tegak, maka harus ada dasar tenaga
yang menjamin tegak dan kokohnya. Seperti kita jelaskan di atas dalam
melaksanakan Jihad itu harus ada tiga unsur tenaga, dengan intinya tenaga ruh,
roh itulah yang menghubungkan manusia dengan khaliknya. Tenaga roh ini
mampu “menggerakkan” manusia, dan hanya tenaga roh ini pula yang mampu
“menerima” petunjuk Ilahi91. Penguatan pada usnsur ruhani menjadi penting
karena dasar dari diri manusia adalah ruh yang nantinya akan menjadi pengambil
keputusan yang dilakukan oleh jasadiah. Dalam melakukan jihad seorang muslim
harus mampu meyakinkan pada dirinya bahwa ruhnya sudah sepenuhnya pasrah
kepada Allah agar jihadnya dapat di Ridhai oleh Allah.
Jihad bisa berupa perjuangan batin (untuk melawan kejahatan dalam diri
seseorang). Belum sampai pada cakupan Jihad secara menyeluruh, yang tidak
hanya dilakukan secara fisik seperti perang, ataupun Jihad ruhani dengan melawan
hawa nafsu yang sifatnya sangat privasi92.
91
Sutan Mansur, Jihad, (Jakarta: Panji Masyarakat,1982),hlm.23.
Husain Mazhahiri, Menelusuri Makna Jihad; Dari Sudut Pandang Akhlak Sampai Kajian
Sufistik, (Jakarta: Lentera, 2000).hlm.21.
92
70
Menurut Abdul Baqi Ramdhun, pembagian target sasaran Jihad dibagi
menjadi lima93:
1) Jihad melawan hawa nafsu, yakni seseorang mendidik jiwanya untuk taat
beragama kepada Allah, meninggalkan syahwat dan fitnah syubhat, serta
melkasanakan kewajiban meskipun berat dan tidak disukai jiwa.
2) Jihad melawan syetan, yakni meninggalkan fitnah syahwat dan subhat yang
dihembuskan setan kepada seorang hamba.
3) Jihad melawan orang kafir, yakni dengan memerangi mereka dan mengorbankan
segala yang dibutuhkan dalam peperangan, baik berupa harta, pengalaman, dan
lain sebagainya.
4) Jihad melawan orang-orang munafik, yakni hal ini dilakukan dengan lisan,
menegakkan hujjah atas mereka, melarang dan mencegah mereka dari kekafiran
yang tersembunyi, membongkar permainan dan maker-makar meraka, serta
mewaspadai segala tanduk-tanduk, rencana mereka, dan upaya-upaya mereka
yang lain.
5) Jihad melawan orang-orang fasik, yakni dilakukan dengan tangan, jika tidak
mampu, maka dengan lisan. Dan jika tidak mampu maka dengan hati.
Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa
seseorang yang belum mampu menjaga hawa nafsunya belum bisa disebut sebagai
mujahid atau orang yang berjihad. Pentingnya jihad menahan hawa nafsu ini
dimaksudkan agar manusia tidak mudah tergoda dengan nafsu yang datangnya
dari setan. Sehingga dalam berjihad manusia bisa tetap istiqomah dalam jalan
jihadnya dan hanya berniat mendapat keridhaan Allah.
93
Abdul Baqi Ramadhun, Jihad jalan kami, hlm.22-23.
71
Ditegaskan bahwa surga itu tidak dapat dicapai tanpa jihad dan kesabaran atau
dengan kata lain, tidak selayaknya kita mengharapkan surga tanpa diuji terlebih
dahulu. Adapun yang dimaksud dengan jihad, menurut Muhammad Abduh, dibagi
menjadi dua; yaitu berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan harta, dan berjuang
mengalahkan hawa nafsu dalam diri manusia 94. Dikaitkannya kesabaran dalam
berjihad ini dikarenakan kesabaran adalah syarat keberhasilan jihad. Di sisi lain,
jihad dapat terjadi tanpa kesabaran, tetapi jika ia tidak disertai dengan kesabaran,
maka jihad itu akan gagal atau tidak memperoleh hasil yang maksimal
sebagaimana yang terjadi pada Perang Uhud.
94
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hlm.255
72
Tabel 4.10 Baris 20
Potongan Lirik Lagu
Words, You heard him then obey him
Tabel 4.11 Penerapan Tanda Barthes pada Baris 20
Signifier (Penanda)
Seharusnya
kalian
mendengarkan dan taat
pada
kata-kata
Rasulullah
Signified (Petanda)
Sebagai manusia harus
mendengarkan dan taat
kepada Rasulullah
Tanda Denotatif/Penanda Konotatif
Manusia harus mengikuti perkataan yang
diucapkan Rasulullah
Petanda Konotatif
Ketaatan sebagai
bentuk kesungguhan
beribadah
Tanda Konotatif
Manusia harus taat terhadap pemimpin mereka
Tabel 4.2 Penggolongan Makna
Makna Denotasi
Makna Konotasi
Makna Mitos
Manusia harus patuh
Segala bentuk perkataan
Pemimpin harus
terhadap yang
Rasulullah harus kita
diikuti dan ditaati
diperintahkan Rasulullah
taati
Kalimat ini terdapat pada baris 20 pada bait 8 dalam lirik lagu tersebut. Kata
him merujuk pada sosok Nabi Muhammad SAW. Baris ini menceritakan tentang
bagaimana seharusnya manusia mematuhi perkataan nabi Muhammad SAW.
Khususnya para pasukan kaum muslimin yang saat itu ikut dalam pertempuran
73
uhud agar taat kepada perkataan nabi yang meminta agar pasukan pemanah agar
tidak turun dari gunung sampai waktu yang ditentukan. Pada baris sebelumnya
yang terletak pada bait yang sama lirik menceritakan tentang bagaimana
keserakahan akan menyebabkan kekalahan. Hal ini merujuk pada pasukan
pemanah yang tergoda dengan banyaknya harta rampasan perang. Karena hal itu
akhirnya pasukan kaum muslim mendapatkan kekalahan karena pasukan lawan
melihat pasukan pemanah telah turun dan membuat pasukan muslim lemah.
Menurut Bounty, bisa terlihat seperti apa penampakan ummat saat ini tidak
jauh berbeda dengan zaman dahulu. Banyak yang mengaku pengikutnya namun
tidak mengindahkan perintahnya. Terdapatnya fenomena masyarakat yang
mengerjakan amal Bida‟h juga merupakan bentuk kualitas ummat saat ini
menurut. Bagaimana bisa mereka beribadah dengan tidak merujuk pada AlQura‟n dan Hadits95.
Ketaatan seorang hamba adalah bentuk kesungguhan kepada pemimpinnya.
Umat Islam saat ini sudah banyak yang meninggalkan anjuran atau hadits Nabi
dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita merujuk pada agama Islam, Hadits adalah
pedoman hidup manusia selama di dunia selain Al-Qura‟n. Ketika manusia tidak
lagi berpegang pada Hadits atau dalam artian tidak mengikuti perkataan Nabi
maka ada potensi khianat disana. Hal ini di contohkan dalam peristiwa perang
Uhud dimana ada sebagian pasukan yang tidak patuh pada perintah beliau. Hal ini
menunjukan bahwa dalam berjihad harus dimulai dari hal kecil terlebih dahulu
yaitu bagaimana kita mampu taat kepada sesuatu.
95
Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang
Larangan, Tangerang – Banten.
74
Seperti kata pepatah, kebaikan yang terorganisir akan kalah oleh kejahatan
yang terorganisir. Dalam perencanaan kebaikan mutlak diperlukan adanya rencana
yang matang sebelum terjun beraksi sebagai bentuk realisasi. Karena Allah Maha
Adil, maka kebaikan ataupun keburukan akan diberikan jalan keberhasilan
asalkan dibarengi dengan ikhtiar yang keras dan kontinu, hanya saja yang
membedakan antara kebaikan dan keburukan yang diijinkan oleh Allah adalah
iringan ridhoNya yang menyertai. Jelas kebaikan yang diijinkan dipastikan
diiringi oleh ridhoNya dan mendapatkan balasan pahala karena sejalan dengan apa
yang diajarkan dalam Al-Qura‟n dan hadits, sementara keburukan adalah
sebaliknya, Allah menghendaki keburukan terjadi namun tiada ridhoNya yang
menyertai.
Di antara hikmah kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud adalah Allah
bertujuan untuk membedakan antara orang-orang mu‟min dan orang yang di
hatinya tersimpan kemunafikan. Melalui ujian inilah dapat diketahui keimanan
dan kesabaran orang-orang mu‟min. Antara orang-orang yang bersungguhsungguh mentaati perintah Rasulullah Saw. dan orang-orang yang menginginkan
untuk menguasai harta rampasan perang (ganimah).96
Terdapatnya kata taat dalam lirik lagu tersebut menunjukan bahwa kapatuhan
kepada pemimpin menjadi penting karena dalam keadaan perang pemimpin yang
paham
akan
keadaan
yang
ada
dimedan
perang.
Pemimpin
yang
bertanggungjawab pasukannya wajib kita dengar dan ikuti perintahnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama,
Nasaruddin Umar, mengatakan definisi seperti itu berasal dari padanan kata jihad
96
Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), Juz 4, hlm. 82.
75
dalam bahasa Arab. Jihad, terangnya berasal dari kata jahada yang berarti
bersungguh-sungguh. Kemudian berubah menjadi beberapa kata di antaranya
jihad, ijtihad, dan mujahadah. Yang pertama berarti perjuangan fisik, kedua
berarti perjuangan pemikiran, dan ketiga adalah perjuangan memerangi hawa
nafsu. Jihad yang dipahami adalah sinergi dari seluruhnya 97.
Makna denotasi yang didapat adalah setiap manusia harus patuh dan
mengikuti segala perintah yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW. Hal ini
merupakan sebagai bentuk ketaatan manusia terhadap Beliau. Jihad artinya
bersungguh-sungguh, maka ketika kita sudah taat dan patuh terhadap sesuatu
maka kita sudah bersungguh-sungguh terhadap sesuatu tersebut dan bisa
dikatakan sebagai bentuk jihad.
Menurut Abdul Baqi Ramdhun98, ada empat target sasaran jihad salah satunya
adalah jihad melawan syetan, yakni meninggalkan fitnah syahwat dan subhat yang
dihembuskan setan kepada seorang hamba. Ketidaktaatan pasukan pemanah
kepada perintah nabi Muhammad merupakan bentuk kegagalan mereka dalam
berjihad karena tidak bisa melawan godaan syetan sebagai bentuk jihad pada diri
sendiri.
Sementara itu dalam Al-Qura‟n sendiri telah dituliskan bahwa diwajibkan atas
mengikuti dan taat kepada para pemimpin. Hal ini tertuang dalam Surat An-Nissa
ayat 59 :
“Wahai orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Uli Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu.
Kemudian
jika
kamu
berbeda
pendapat
97
tentang
sesuatu,
maka
Artikel, Mari Meluruskan Makna Jihad http://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/Islamnusantara/
10/07/17/125038-mari-meluruskan-makna-jihad edisi Sabtu, 17 Juli 2010, diakses 18 Februari 2016, pkl
23.01.
98
Abdul Baqi Ramadhun, Jihad Jalan Kami, 22-23.
76
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur‟an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya99.”
Makna konotasi yang didapat adalah segala perkataan Rasulullah harus kita
ikuti. Hal ini berdasarkan kepada beliau adalah utusan Allah yang membawa
wahyu kebenaran sebagai penyempurna keimanan manusia. Sebagai manusia
yang beriman, tentu kita harus percaya bahwa apa yang disampaikan oleh beliau
adalah sebuah kebenaran. Hal ini telah tersirat dalam rukun iman ke-4 yaitu iman
terhadap Nabi dan Rasul. Dengan kita mengikuti perkataanya tercermin
bagaimana kadar ibadah kita.
Bentuk ketaatan manusia kepada pemimpinnya cerminan kesungguhan mereka
dalam mengabdi. Ketaatan membutuhkan kesabaran dalam pengaplikasiannya.
Kesabaran dalam menjalankan segala perintahnya dan mampu melawan segala hal
yang mampu mengubah ketaatan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan jihad,
menurut Muhammad Abduh100, dibagi menjadi dua; yaitu berjuang di jalan Allah
dengan jiwa dan harta, dan berjuang mengalahkan hawa nafsu dalam diri manusia.
Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al Qura‟n keberadaan hadits
disamping telah mewarnai masyarakat dalam berbagai bidang kehidupannya yang
telah menjadi bahasan yang menarik sehingga kedudukan hadist menjadi sangat
penting.Segala hal yang berkenaan dengan Nabi SAW yang meliputi ucapan,
perbuatan, ketetapan, sifat, bahkan ciri fisiknya dinamakan hadits. Hal ini sesuai
dengan surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya yaitu :
99
Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990)
100
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hlm. 255
77
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orangorang yang mengharap (rahmad) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah101”
Namun perlu diperhatikan bahwa saat ini banyak masyarakat yang
mengatasnamakan Hadits dalam melakukan kegiatan yang meraka anggap sebagai
ibadah. Beberapa kegiatan tersebut terkadang tidak tertuag dalam Hadits dan AlQura‟n. Menanggapi hal tersebut, Bounty102 berpendapat bahwa sudah
sueharusnya kita mengikuti tuntunan Nabi namun harus dilihat apakah itu benar
ada atau hanya kegiata Bid‟ah saja. Karena ketika kita melakukan kegiatan yang
kita angga ibadah namun tidak ada dalil yang jelas hal tersebut tidak akan
mendapatkan pahala.
Makna mitos yang didapat adalah pemimpin harus diikuti dan taati. Seperti
yang sudah dijelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah salah satu utusan Allah
dalam menyebarkan syiar kebaikan. Beliau menjadi pemimpin bagi seluruh
ummat Islam dunia. Beliaulah cerminan bagi pemimpin yang ada dunia. Jadi
sudah barang tentu pesan dan perintah yang beliau sampaikan adalah pesan yang
berasal dari Allah. Mengikuti perintah beliau merupakan sebuah Sunnah. Namun
perlu diperhatikan figur pemimpin seperti apa yang harus kita taati dan kita ikuti
perintahnya.
Rasulullah SAW bersabda103 :
“Wajib untuk seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa/
ummaraa‟) pada apa-apa yang ia sukai atau ia benci, Kecuali apabila
101
102
Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990)
Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan,
Tangerang – Banten.
103
https://abuzuhry.wordpress.com/2011/03/17/tuntunan-rasulullah-terhadap-ummatnya-dalam-menyikapipenguasa/ dilihat pada 22 Desember 2016 pukul 20:23
78
penguasa tersebut menyuruh untuk kemaksiatan. Apabila ia menyuruh
untuk melakukan kemaksiatan maka tidak boleh mendengar dan tidak boleh
taat”
Merujuk pada hal tersebut kita manusia diserukan untuk taat dan mematuhi
kepada pemimpin kita. Namun dengan ketentuan pemipin kita tidak menyerukan
kepada kemaksiatan dan keburukan. Karena ketika kita mengikuti kemaksiatan
yang diperintahkan oleh pemimpin kita maka kita termasuk orang yang berdosa
meskipun dengan dalih kita mengabdi pada pemimpin kita.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Makna denotasi jihad yang coba ditonjolkan di dalamnya mengartikan
bahwa representasi jihad dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud
merujuk pada bentuk jihad yang banyak ragamnya. Jihad digambarkan
bukan hanya berperang saja, namun bagaimana penerapan makna jihad
dalam diri manusia yaitu bagaimana nilai ketauhidan manusia dalam
beragama, jihad melawan syetan dan jihad bagian dari kesungguhan dalam
mengikuti perkataan Nabi. Makna denotasi diambil dari tanda denotatif
yang belum dimaknai secara sempurna. Makna denotasi yang muncul
dalam lirik lagu sebagian besar sudah dapat mewakili atas representasi
jihad yang menjadi fokus penelitian penulis dan sebagian lainnya muncul
setelah menjadi makna konotasi.
2. Makna konotasi yang muncul dalam lirik lagu memberikan gambaran
tentang bagaimana alam bawah sadar mampu membentuk opini dalam diri
79
manusia. Hal ini digambarkan dengan kata dan kalimat yang mengarah
pada kondisi sosial budaya dan emosional personal. Dalam hal ini adalah
bagaimana kepercayaan yang ada dalam diri seseorang mampu membuat
pola pikir seseorang. Dalam lirik lagu ini jihad direpresentasikan dengan
bagaimana kepercayaan sesorang akan kebenaran. Secara keseluruhan
bentuk jihad masa kini mampu direpresentasikan dalam lirik lagu ini. Hal
ini dilihat dari bagaimana seorang hamba mampu bersungguh-sungguh
dalam
melakukan
sesuatu
dan
beribadah
dalam
beragam
cara
pengaplikasian untuk menegakan nilai kebenaran. Hal ini sebagai bentuk
bagian dari jihad melawan hawa nafsu. Dalam lagu ini juga digambarkan
bahwa jihad juga bisa dilakukan dengan kegiatan fisik seperti berperang.
Dengan demikian jihad dalam lagu ini mampu dimaknai sebagai sebuah
kegiatan yang berorientasi pada fisik namun tidak melupakan aspek bathin
sebagai pondasi dalam berjihad. Makna konotasi ini terkenal dengan sifat
samar, dalam artian jika melakukan pemaknaan sekilas maka makna ini
tidak akan dapat dirasakan oleh pendengar, sehingga diperlukan kajian
yang sedikit mendalam untuk menentukan makna konotasi
yang
diharapkan.
3. Mitos dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud adalah untuk
menegakan kebenaran harus dengan jalan perang, sesuatu yang dilakukan
atas nama tuhan akan mendapatkan pahala, memiliki harta dunia adalah
simbol keserakahan dan taat kepada Rasulullah akan mendapatkan pahala.
Secara keseluruhan makan mitos yang ada dalam lirk lagu ini tidak bisa
berdiri sendiri tanpa ada penjelasan lebih lanjut yang didasari oleh sesuatu
80
landasan yang ilmiah. Namun terlepas dari itu masayarakat menganggap
bahwa mitos adalah nilai leluhur yang perlu dipercaya tanpa perlu dapat
penjelasan secara ilmiah. Tanpa disadari lirik lagu ini telah membantu
bagaimana kebudayaan dahulu tetap langgeng hingga sekarang, meski
kadang dengan praktiknya diaplikasikan dalam bentuk lain namun
memiliki esensi sama dengan esensi yang menggambarkan realitas atau
gejala alam dimasa lampau. Kondisi sosial dan emosional yang muncul
menjadikan suatu dominasi kelas sosial menjadi lebih terlihat, nilai-nilai
dominan yang dahulu berlaku hingga sekarang menjadikan bukti bahwa
dominasi di era sekarang merupakan efek yang terwarisi atas nilai-nilai
dominan yang dahulu sudah muncul.
Dari analisis yang dilakukan penulis terhadap lirik lagu Downfall : The Battle
Of Uhud, jihad dalam lirik lagu tersebut dikontsruksikan dengan ketegorisasi jihad
dari bentuknya. Yang pertama adalah bentuk Jihad alan-nafs atau jihad melawan
hawa nafsu. Jihad bentuk ini ditunjukan dengan adanya bagian lirik yang
menyebutkan bahwa harta dunia akan membutakan manusia. Pada bagian lirik ini
jihad dimaknai sebagai perlawanan manusia terhadap nafsu mereka. Harta
merupakan cerminan duniawi dan nafsu keserakahan.
Selain itu terdapat bagian lirik lain yang termasuk kedalam kategori jihad
melawan hawa nafsu. Terdapatnya bagian lirik yang menjelaskan tentang Allah
sebagai pusat kekuatan merupakan bentuk jihad melawan hawa nafsu karena
nafsu yang merupakan sifat dari setan akan menggangu niat seseorang dalam
melakukan sebuah kegiatan. Semua hal akan dilihat berdasarkan niatnya. Maka
dari itu sebelum berbuat sesuatu kita dianjurkan untuk meluruskan niat terlebih
81
dahulu. Meluruskan niat sangat penting karena akan berpengaruh pada timbangan
amalan yang kita dapat dan kadar keimanan kita kepada Allah SWT.
Terdapatnya bagian lirik yang menjelaskan tentang manusia yang harus taat
dan mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari bentuk
jihad melawan hawa nafsu tingkatan melawan setan. Pada tingkat ini manusia
melawan segala kebimbangan dan keimanan seorang hamba pada pemimpinnya.
Dalam lirik lagu ini ketidaktaatan pasukan kepada perkataan dan perintah Nabi
yang menjadi sebab kekalahan pasukan kaum muslimin ketika berperang di bukit
Uhud.
Sementara itu pada lirik lagu tersebut dijelaskan tentang perang. Dalam jihad,
perang termasuk kedalam kategori jihad mutlaq. Jihad mutlaq adalah jihad dalam
rangka perang melawan musuh di medan pertempuran. Jihad kategori ini
meurujuk pada ketika zaman dahulu yang melakukan peperangan untuk
menegakkan agama Islam. Perang saat ini sudah jarang terjadi terutama untuk
diniatkan sebagai jihad. Konflik yang terjadi di Palestina adalah contoh jihad
mutlaq masa kini.
Dari beragam jenis jihad yang terdapat dalam lirik lagu tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa penulis lirik lagu membangun makna tentang jihad yang
terkecil, yaitu menahan hawa nafsu. Hal ini terlihat dari empat bagian lirik lagu
tiga diantaranya adalah jenis jihad melawan hawa nafsu. Sedangkan adanya jihad
dengan perang atau mutlaq menunjukan tentang jenis jihad yang populer dikenal
di masyarakat.
Lirik lagu ini menjelaskan bahwa sebelum kita melakukan jihad yang besar,
kita harus melihat hal kecil yang mampu mendukung niat jihad kita. Hal ini
82
digambarkan dengan bagaimana meluruskan niat karena Allah SWT, mampu
menahan godaan syetan dengan tidak berorientasi kepada harta dan mampu taat
kepada pemimpin mereka yaitu Nabi Muhammad SAW. Hal ini juga sebagai
gambaran perilaku jihad masa kini yang bisa diaplikasikan kedalam kehidupan
saat ini. Karena jika kita merujuk para bentuk jihad yang populer yaitu perang,
saat ini sudah tidak bisa digaungkan kembali karena hal itu tentu bertentangan
dengan Hak Asasi Manusia karena perang akan lebih banyak kerugiannya
dibandingkan manfaatnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Makna denotasi jihad yang direpresentasikan dalam lirik lagu Downfall :
The Battle Of Uhud merujuk pada bentuk jihad yang banyak ragamnya.
Dalam hal ini jihad digambarkan dengan berperang, menguatkan niat
kepada Allah SWT, mampu menahan diri dari bisikan setan dan taat
kepada perkataan dan perintah Nabi Muhammad SAW yang merupakan
utusan Allah SWT. Makna jihad secara mendalam belum bisa dilihat
karena terbawa judul lagu yang bertemakan perang jadi jihad hanya
sebatas perang saja.
2. Makna konotasi dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud
merupakan makna lain dibalik makna denotasi. Dalam lirik lagu secara
keseluruhan menggambarkan bahwa jihad adalah berperang. Berperang
merupakan bagian dari jihad namun pada titik pertama adalah bagaimana
seorang manusia mampu berperang melawan hawa nafsu lalu kemudian
mereka bisa berjihad untuk hal yang lebih besar. Hal ini dikarenakan nafsu
adalah hal yang
negatif jadi ketika seseorang bisa mengendalikan
nafsunya maka seseorang tersebut bisa fokus dan ikhlas dalam melakukan
sesuatu.
83
84
3. Mitos dalam lirik lagu Purgatory - Downfall : The Battle Of Uhud
digambarkan dalam bentuk kecintaan terhadap materi adalah sifat serakah,
untuk menegakan keadilan harus dengan peperangan, segala hal yang
berdasarkan ketuhanan akan mendapatkan pahala dan mengikuti perkaatan
dan perintah Nabi akan mendapatkan pahala. Jihad dalam lirik lagu masih
terpaku pada nilai yang kebudayaan yang ada pada masyarakat. Nilai
tersebut tercampur dengan kebiasaan dan pola pikir masa lalu yang tentu
berbeda dengan pengaplikasian masa kini.
Dari pembahasan diatas, penulis melihat bahwa pada lirik lagu Downfall : The
Battle Of Uhud jihad direpresentasikan sebagai bentuk ketaatan pribadi hambaNya. Hal ini merujuk pada dari empat bagian lirik lagu yang dianalisis, tiga
diantaranya mengarah pada jihad melawan hawa nafsu. Bentuk jihad ini adalah
bentuk jihad yang berorientasi kepada pribadi seorang hamba yang mampu teguh
dalam melawan godaan syetan. Jihad bentuk ini merupakan bentuk jihad terkecil
yang bisa dilakukan oleh seorang hamba hingga menjadi jihad terbesar dalam
hidup.
Sementara itu satu dari empat bagian yang dianalisis menunjukan bentuk jihad
dengan perang atau jihad mutlaq. Jihad bentuk ini merupakan bentuk jihad
populer di masyarakat karena sejauh ini masyarakat menganggap, bahwa jika akan
melakukan jihad, maka harus berperang. Hal ini membawa pandangan masyarakat
kepada aktifitas jihad yang sarat kekerasan. Perlu diluruskan bahwa perang
merupakan salah satu bentuk jihad, namun jihad tidak selalu berperang melainkan
dengan aktifitas ibadah yang sungguh-sungguh kepada Allah SWT.
85
5.2 Saran
Dari penelitian ini, sarannya adalah sebagai berikut:
1. Akademis
Semoga penelitian ini bisa dijadikan penelitian selanjutnya yang
membahas lebih lanjut tentang perkembangan lagu yang akan diciptakan
oleh seniman musik Indonesia. Serta bisa dikombinasikan dengan teori
pendukung agar hasil penelitian lebih mendalam.
2. Praktis
Jihad dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud lebih besar kearah
peperangan jika tidak dianalisis lebih lanjut. Hal ini dikarenakan judul lagu
ini yang menggambarkan tentang perang dan perang diindentikan dengan
jihad.
Lagu
ini bisa dijadikan pembelajaran untuk memaknai lagi
bagaimana praktik jihad yang dibutuhkan di era sekarang.
Bagi penulis lirik lagu, hendaknya menggunakan bahasa yang mudah
dipahami dalam hal ini adalah penggunaan bahasa Indonesia. Hal ini
bertujuan agar pendengar lebih mudah memhami arti dan pesan dari lirik
lagu ini. Hal ini juga meminimalisir pemaknaan yang salah terhadap pesan
pada lirik lagu ini. Karena sifat lagu yang bisa mengubah pola pikir
masyarakat, pemaknaan yang salah dikhawatirkan akan memberikan efek
negatif kepada pendengar.
Bagi band Purgatory akan lebih baik jika membuat versi acoustic atau
versi selain menggunakan musik metal. Hal ini untuk menunjang isi pesan
yang baik agar bisa diterima oleh seluruh kalangan masyarakat bukan
hanya penikmat musi underground saja.
86
Bagi pendengar lagu agar lebih cermat dalam memahami makna lirik lagu
yang didengar sehingga dapat memahami pesan positif dari lirik lagu
tersebut. Pesan moral yang terkandung dalam lirik lagu adalah
pembelajaran untuk dipraktikkan dalam kehidupan keseharian. Pendengar
harus benarbenar memahami dengan baik pesan yang disampaikan.
Bagi peneliti agar bisa melanjutkan penelitian ini agar lebih bisa
disempurnakan lagi. Peneliti bisa mengkombinasikan antara ranah
komunikasinya yang terdapat pada lirik dengan ranah seni musik yang
terdapat pada intonasi dan nada lagu. Karena nada atau intonasi
merupakan bentuk proses pengkomunikasian makna dari komunikator
kepada komunikan. Hal ini maksudkan agar hasil penelitian tentang karya
seni musik khususnya lagu menadapat hasil yang sempurna.
87
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro. & Komala, Lukiati. Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Azzam, Shaheed Abdullah.1993. Jihad Adab dan Hukumnya, Jakarta: Gema
Insani Press
Barthes, Roland.1972. Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa. Jakarta: Jalasutra
Berger, Arthur Asa.2010. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer
Yogyakarta: Tiara Wacana
Budiman,Kris.1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta : LKiS
Basrowi, Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rineka Cipta
Chaer, Abdul.2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Chirzin, Muhammad.1997. Jihad dalam Al-Qur‟an telaah Normatif, Histories,
Prospektif,Yogyakarta : Mitra Pustaka
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda dan Makna. Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra
Departemen Agama.1990. Al-Qura‟n dan Terjemahannya. Jakarta: Bumirestu
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka
Djohan. 2003. Psikologi Kegelapan. Yogyakarta : Buku Baik
Effendy, Onong Uchjana.1998. Ilmu Komunikas Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LKiS
Framanik, Naniek Afrilia. 2012. Komunikasi Persuasif. Serang : Kocipta
publishing
Hartley,John. 2010. Communication,Cultural and Media Studies: Konsep Kunci,
Yogyakarta: Jalasutra
88
Hoed, Beny H. 2003. Strukturalisme Pragmataik dan Semiotik Kajian Budaya,
Jakarta: Wedatama Widya Sastra
Iskandar,Arief B. 2006. “Mendefinisikan Kembali Makna Jihad,” al-Wa`ie no. 65
Tahun VI, edisi 1-31 Januari
Krisyanto, Rachmat. 2004.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Predana group
Lexy J, Moleong. 2006. Metode penelitian kualitatif.Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Listya,Agasatya Rama.1999.Musik Rock : Suatu Refleksi Teologis. Salatiga :
Fakultas Teologis Universitas Kristen Satya Wacana Press
Littlejohn, Stephen W. 2009.
Teori Komunikasi Theories of
Human
Communication edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika
Mansur, Sutan.1982. Jihad, Jakarta: Panji Masyarakat
Mazhahiri, Husain. 2000.Menelusuri Makna Jihad; Dari Sudut Pandang Akhlak
Sampai Kajian SufistikJakarta: Lentera
Muhammad,Syafiq. 2003.Enksiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta : Adicita
Karya Nusa
Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajagrafindo Perkasa
Pawito. & Sardjono, C. 1994. Teori-Teori Komunikasi, Buku Pegangan Kuliah
Fisipol Komunikasi Massa S1 Semester IV. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret
Pawito. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi. Yogyakarta : LKiS
Pilliang,Yasraf Amir. 2008. “Membaca Tanda, Memahami Komunikasi”, Kata
Pengantar dalam buku Semiotika Komunikasi Visual Karya Sumbo
Tinarbuko. Yogyakarta: Jalasutra
Poerwadarminta, W.J.S. 1996. KamusUmum Bahasa Indonesia, Cet. 4. Jakarta:
P.N.BalaiPustaka
Qardhawi,Yusuf.2010. Fiqih Jihad. Jakarta: PT. Mirzan Pustaka
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu
89
Rohimin, 2010. Jihad makna dan hikmah, Jakarta: Erlangga
Ridla, Rasyid.Tafsir al-Manar,
Ramadhun, Abdul Baqi. Jihad jalan kami
Shihab, M. Quraish. 2000.Wawasan Al-Qur‟an. Bandung: Mizan Media Utama
Sihabudin, Ahmad.&Winangsih, Rahmi. 2012.Komunikasi Antar Manusia,
Serang : Pustaka Getok Tular
Sobur, Alex.2012. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
___________________2014.Dinamika
Komunikasi.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya
___________2003.Psikologi Umum. Jakarta: PT Pustaka Setia
___________2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Soeharto, M. J. 1992.Kamus Musik. Jakarta: Grasindo
Soeparno.2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana
Subyakto, Sri Uteri.& Nababan. 1992.Psikolinguistik : Suatu Pengantar. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Sugiharto,Bambang &Dienaputra,Rieza. 2013.Ujung Berung Rebels : Panceg
Dina Galur. Bandung : Minorsbook
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D,Bandung: Alpabeta
Syaldo,Remi.1983. Menuju Apresiasi Musik.Bandung: Angkasa
Tim Penyusun Pusaka Azet Jakarta. 1998.Leksikon Islam. Jakarta: PT Penerbit
Pustazet Pustaka
Tolson, Andrew.Mediations: Text and Discourse in Media Studies, Arnold,
(London, 1996),
Wibowo,Indiwan Seto Wahyu.2011. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media
Wiryanto.2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo
90
Zaimar. Okke K.S. 2008.
Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra.
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Sumber lain
Departemen Agama, 1990.Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta: Bumirestu
91
Website
Bid‟ah
hasanah
http://www.Islam-institute.com/bidah-hasanah-bidah-yang-tidak-
menyalahi-al-quran-alhadits.html
Chaerul
Akhmad,
Mereka
Mengajar
Ngaji,
http//:www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/12/11/06/md225f-mereka-mnegajar-ngaji-1,
Ferry
Prasetyo,
Band
Metal
Bukan
Band
Sesat.
http//:hiburan.kompasiana.com/musik/2012/09/05/band-metal-bukanband-sesat-490444.html,
Fury
Ayunindya,
Lagu
Sebagai
Media
Penyampai
Pesan,
http//:edukasi.kompasiana.com/2013/03/11/lagu-sebagai-mediapenyampai-pesan-541624.html
Mari Meluruskan Makna Jihad http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/islamnusantara/ 10/07/17/125038-mari-meluruskan-makna-jihad
edisi Sabtu, 17 Juli 2010
92
LAMPIRAN
93
ABSENSI BIMBINGAN
94
ABSENSI MENGHADIRI SIDANG
95
LIRIK LAGU
"We fight, when you violate your oaths after your covenant
Our faith, in the name of GOD we will never retreat
Calamity, unstoppable cycle of violence
Catastrophe, you started the time of ignorance
You feel that you have become the master of your own fate
You believe that all your wealth‟d be certain immortality
Wrong path, trapped inside power, pride, prestige, money and arrogance
Judgment day, that times will be the most grievous and most bitter
We will face the judgment day"
but voices sneak in through this line
greed infects some of our souls
the only thing left in your mind is bleeding swords for silver and gold…
in your mind...
in the end all of us will face the judgment day
Can't you stay to realize?
for the pain of faith that our fear defies
All the pleasure of life is blinding your eyes
I‟m not here for the price, and betray what we fight for..
Greed, your spoils of war, your failure
Words, you heard him then obey him
Greed of spoils of war your failure Words
96
you heard him then obey him Greed, your spoils of war
Can't you stay to realize?
for the pain of faith that our fear defies
All the pleasure of life is blinding your eyes
I won‟t deal for the price, and betray what we fight for..
We still believe that we'll have more
your greed will be our downfall
This misery won‟t stay for long
but greed will be our downfall
Greed will be our downfall
97
DOKUMENTASI
Foto bersama AL “Drumer Purgatory”
98
TRANSKIP WAWANCARA
Q
: Siang kak, maaf ganggu waktunya
A
: Iya santai, kemaren katanya udah ketemu sama Al? jadi gimana?
Q
: Iya kak, sempet ngobrol sama Al, ya seputar Purgatory aja sih. Tapi kata
dia kalo mau tau soal lirik ke Bounty aja, saya juga kordinasi sama Kak
Umi ya alhamdulillah sih sampe sini.
A
: Iya Umi juga sempet bilang ada mahasiswa yang mau wawancara soal
lagu, ya gw bilang paling nanti. Sorry juga nih udah nunggu, sibuk banget
gw kejar target tayang. Jadi gimana?
Q
: Iya kak, iya jadi mau wawancara soal lirik lagu Downfall, jadi skripsi
saya ngbahas tentang makna jihad yang ada di lirik lagu ini. Karena ini
ngbahas lirik, saya pengen ngobrol aja sama yang buat liriknya. Soalnya
kan kalo lirik itu kaya sastra yah kak, suka ada perumpaan buat ngasih
pesan di lagu itu, nah saya pengen wawancara soal gimana lirik lagu itu
dibuat, referensinya ya seputar itu sih.
A
: Oh gitu, sebenernya hampir semua lirik di Purgatory gw yang bikin. Ya
gw juga diskusi sama yang lain gimana bagusnya, jadi ga semua murni
dari gw. Nah kalo Downfall ini emang kebetulan gw yang bikin.
Q
: Nah, jadi pas banget nih ketemu sama orang yang tepat hehe. Kalo
temanya kak, kenapa sih milih tema perang uhud ? padahal banyak perang
lain yang bisa dibilang bukan perang yang biasa aja gitu.
99
A
: Kalo dirunut, album Beauty Lies Beneath itu kan temanya tentang
penyakit hati. Artinya sendiri kan indah di dalam. Jadi album ini itu selain
ngasih tau beberapa pentakit hati manusia, di album ini juga ngasih kisah
yang meskipun berat tapi ada yang indah gitu didalemnya, ya contohnya
Downfall ini. Di Downfall ini, gw pengen ngasih tau bahwa setiap
manusia itu pasti punya penyakit hati walaupun dia adalah pasukan Nabi
Muhammad SAW. Lo tau kan gimana kisah dari perang uhud ini, pasukan
muslimin kalah gara-gara ada salah satu pasukannya yang gak taat sama
perintah nabinya. Nah beautynya itu, ada orang yang pas perang ini dia
habis-habisan nyerang kaum muslimin di kemudian hari dia malah masuk
islam. Nah ini yang gw sebut indah didalam, meskipun kalah tapi ada
orang jadi muslim dan dia adalah orang yang dulunya benci banget sama
islam.
Q
: Referensi nya dari mana sih kak buat nyiptain lagu ini?
A
: Semua lirik yang gw buat pasti dari Al-Qura‟n, Hadist, kisah Rasul ya
banyak lah referensi lainnya. Karena menurut gw hal ini jadi referensi
terbaik manusia dalam menjalani hidup. Lo bayangin aja kalo lo beli hp
tapi gak ada manual booknya, atau lo gak baca manual booknya, bakal
bener gak menurut lo? Nah gitu kira-kira.
Q
: Yang menarik sih kenapa hampir semua lagu pake bahasa Inggris kak?
Padahal ini kan band Indonesia, kenapa ga maksimalin bahasa aja gitu.
A
: Hahaha, sebenernya anak-anak juga sempet sih diskusi soal ini. Tapi van
masalahnya gw itu susah banget nemuin kata-kata yang cocok gitu. Susah
100
banget buat ngrangkum ini kalo di bahasa indonesia-in. Ini juga jadi
tantangan buat gw ya kedepan bikin liik pake bahasa Indonesia aja.
Q
: Bahasa Inggris memiliki arti yang beragam yang berasal dari satu kata.
Contohnya kata “like” yang bisa berarti suka atau menjadi. Bagaimana
menyikapi itu ?
A
: Nah uniknya kita tuh, selalu ngasih translatenya. Jadi misal Downfall nih,
nah gw juga bikin translate-annya, bukan versi Indonesianya yah. Nah gw
juga takut sih nanti malah mereka salah arti sama lirik yang gw buat.
Q
: Ada kata-kata yang susah dicerna, misalnya kata catasthrope, gimana ?
A
: Sebenernya itu bukan kata sulit sih menurut gw, soalnya kata itu ya sama
aja kaya destroy gitu. Tapi ya semua lirik yang gw buat pake kata0kata
yang gampang buat dingertiin sama orang.
Q
: Terkait pemilihan kata dalam lirik lagu, apakah ada pemilihan kata
khsusus ?
A
: Kata khusus kayanya engga deh, soalnya semua jalan aja. Tapi yang jelas
itu tadi, gw bikin lagu pake kata-kata yang gampang dicerna biar ikin
mereka gak bingung juga ya ditambah translate versi resmi yang gw bikin
ya.
Q
: Adakah kata atau bait yang menjadi pesan khusus dalam lirik lagu ini ?
A
: Setiap lagu pasti ada part dimana ada pesan utamanya disitu. Yang pasti
dibagian reff sama beberapa bagian lah. Ya lo juga kalo denger lagu pasti
ngrasa kalo pesannya itu ya ada di reff.
Q
: Selain di reff dimana lagi, kak?
101
A
: Ada part dimana gw ngasih pesan tentang gimana seharusnya ummat itu.
Ada part tapi gw lupa yang ummat tuh harusnya taat sama pemimpinnya.
Ya kalo dilagu ini harus taat sama Nabi Muhammad SAW. Di awal gw
bilang kalo diperang ini ada orang yang mati-matian nglawan islam tapi
ada juga orang yang ikut dalam pasukan muslim tapi malah gak taat sama
nabinya.
Q
: Tadi diawal sempet bilang, referensinay dari Al-Qura‟n. Ada gak bagian
yang menunjukan nilai religius dalam lirik ini ?
A
: Kalo dilirik sih sebenernya kalo menurut gw ya ada nilai religiusnya,
kaya adanya bisikan setan yang masuk kedalam barisan pasukan, terus ada
juga yang nyuruh kita taat sama Nabi, kalo diawal juga ada gimana niat
kita hanya pada Allah dalam berperang gitu sih paling. Tapi kalo dari
aransmen ada. Di bagian piano iu ada suara adzan kecil banget. Itu kita
masukin soalnya pas bagian piano itu gw ngbayangin keadaan pasukan
Nabi tuh udah payah banget, kalah, banyak yang mati gitu kan, nah dari
keadaan itu kita tuh harus kembali ke Allah sebagai penolong kita yang
kita gambarin sama suara adzan. Intinya gitu sih, kalo kita udah ngrasa
payah ya Allah tempat kita pulang.
Q
: Kenapa menggunakan musik keras ? Ada anggapan musik keras akan
sulit di cerna
A
: Sebenernya kita itu maen musik ya buat seneng-seneng aja, bisa dibilang
gak serius lah gak dijadiin profesi. Kalo ada yang nanya kaya gitu ya gw
102
bisa bilang ya ini musik gw. Kalo lo juga suka sama musik gw ya pasti lo
bakal bisa nyerna gitu apa yang gw maksud dilagu yang gw buat.
Q
: Tapi ada gak sih kekhawatiran kalian soal kalo pake musik keras ya
pesannya ga nyampe?
A
: Kalo menurut gw pesan dilagu itu ada diliriknya, ya suara juga
berpengaruh sih ya beberapa persen. Tapi kalo suara itu istilah pembawa
suarana jadi percuma aja kalo pesannya bagus tapi kalo pembawa
suasannya ga enak ya sama aja gak bakal nyampe pesannya. Terlepas
banyak orang yang bilang kalo kita band metal tapi sok religius, ya itu
pendapat mereka yang penting kita enjoy, pesan yang kita bawa dilirik
lagu jelas.
Q
: Dalam lagu ini apakah ada penekanan vokal dalam bait tertentu untuk
menonjolkan pesan ?
A
: Penekanan kayanya gak ada deh, ya jalan seenaknya kita aja gitu. Tapi
ada di awal dibagian kata fight itu didi tekanin buat liatin semangat kita
berjuang dijalan Allah. Ada juga di reff ya itu pasti lah karena ya inti
pesannya kan ada disitu ya bahwa kita harus sadar gitu kita perang bukan
buat harta tapi imbalan yang lebih yaitu keridhaan Allah.
Q
: Adanya bagian yang menggunakan clean vokal, apakah dimaksudkan
untuk menonjolkan pesan ?
A
: Iya karena clean vokal ini kan reff, ya kayanya udah gw bilang tadi aja.
Q
: Agar tidak terjadi pembiasan makna, bagaimana pemaknaan yang
dilakukan dalam setiap baitnya ?
103
A
: Kalo pemkanaan itu kan tergantung gimana orangnya ya van, jadi pasti
beda orang beda juga pemahamannya sama lagu ini. Yang jelas gw dilirik
ini pengen nggambarin keadaan perang uhud waktu itu. Ya bisa ngambil
pelajaran dari perang itu. Kalo perbait sih kayanya gak ya tapi ada part
yang emang kita buat buat jadi pesannya. Ditambah kita juga bikin
translate resmi versi kita biar apa yang kita pahami sama sama yang
mereka pahami.
Q
: Pesan apa yang ingin disampaikan dari lirik lagu ini ?
A
: Gak satu pesan aja sih yang mau gw buka disini, ada beberapa pesan
yang bisa kita ambil dari perang uhud ini. Ada niatan jihad harus karena
allah karena ya bukan karena Allah ya jihad lo bakal sia-sia, terus ada juga
bahwa setan akan menggoda manusia walapun dia adalah pasukan nabi
Muhammad ya intinya kita harus siap digoda setan, ada juga menjaga
hawa nafsu yang pasti gw tonjolin disini karena ya faktor kekelahan dari
perang ini kan dia digoda setan gak bisa nahan hawa nafsu terus gak taat
deh sama nabinya, terus keserakahan akan membuat kekalahan ya apapun
itu kalo kita serakah pasti kalah lah karena serakah itu setan.
Q
: nah berarti secara keseluruhan, isi pesan dari lirik lagu ini sekitar topik
tadi kak?
A
: kalo dari gw pelajaran yang bisa diambil dari perang uhud ya itu. Sekali
lagi ini menurut gw. Tapi beda orang beda tafsir juga. Tapi kalo lo kaitin
sama jihad ya bisa. Sekarang banyak orang yang jihad tapi niatnya gak ke
Allah. Ya gitu deh haha.
104
Q
: kalo dari sini, saya penasaran soal keempat topik ini. Pesan apa sih yang
pengen di sampein seorang Bounty di lirik lagu ini soal niat karena
Allah, terus perang, disini juga ada soal bisikan setan soal harta sama soal
patuh terhadap nabi?
A
: oke, sebenernya kalo kita runut, soal niat ini kan penting. Semua
berdasarkan niatnya. Jadi kalo niatnya buruk meskipun kegiatannya baik
ya hasilnya buruk atau ya minimal gak ada hasil timbangannya (amalan).
Sekarang ini kan banyak orang yang katanya beramal tapi ya kita gak tau
isi hatinya gimana. Terus soal perang, gw ngeliat kalo banyak orang yang
awalnya jihad tuh semangat. Tapi ternyata pas ketemu sama halangan ya
mereka down gitu, bisa diliat di lagu ini lah. Makannya harus utuh gitu
ngbaca liriknya haha. Naha si bisikan setan ini yang akhirnya jadi godaan
ketika lo udah semnagat nih mau perang, terus kan waah demi Allah gw
bakal jihad, eh pas ketemu sama harta langsung deh dia kolaps haha. Ini
banyak loh fenomena ini. Contohnya kerjaan aja, awalnya dia mau bener
di kantor, gak mau korupsi, eh pas ngliat peluang dia malah korupsi haha,
banyak loh.
Q
: hahaha, jadi bisa dibilang ini cerminan masyarakat juga ya kak?
A
: haha bisa sih kaya gitu, karena ya namanya hidup pasti banyak cobaan
lah. Masalah kita kuat atau gak soal cobaa itu ya tergantung niatnya.
Q
: Nah soal perang kak, gimana nih? Ada kaitannya sama perang di
palestina kah ?
105
A
: gak usah jauh-jauh van, sekarang lo bisa liat berapa sering berita soal
tawuran? Sekarang masyarakat latah sama perang. Beda dikit tawuran,
salah dikit diserang. Padahal, dulu Nabi gak asal perang aja tuh. Diawal
kan jelas mereka perang karena melanggar perjanjian. Lah kalo gak
nglanggar ngapai juga perang. Coba deh bayangin, sekarang nilai islam
udah gak dipake sama ummat islam sendiri. Padahal di Islam disuruh
musyawarah dulu.
Q
: iya juga sih, tapi kak gimana kalo ternyata mereka nyontohin zaman nabi
yang sering perang?
A
: Orang Indonesia itu rata-rata sumbu pendek. Jadi asal nabi pernah
nyontohin langsung dikutin. Padahal kana da aturannya. Taat sih boleh
tapi harus liat dulu konteksnya gimana.
Q
: Oke kak, kalo soal harta? Ya sebenernya Islam udah ngajarin soal gimana
kita jangan serakah, tapi apa sih yang pengen disampein sama kakak?
A
: gini, soal harta ini kana da di bagian reff ya, bisa dibilang ini ini
klimaksnya nih. Semua manusia harus waspada sama yang namanya harta.
Nah harta yang gimana sih, ini ada di bagian lirik sebelumnya soal
kekuasaan, materi, kesombongan, nah di bagian lirik ini nih. Jadi semua
saling berkaitan, Cuma ya gw rangkum aja.
Q
: soal harta juga kak, kan harta udah ditentuin sama Allah, gimana soal
manusia yang hartanya banyak tapi masih dibilang serakah?
A
: Orang iri itu van. Hahaha. Bener kata lo, Cuma masyarakat sekarang
mandangnya orang yang punta harta banyak serakah. Padahal takdir kita
106
tuh rezeki, jodoh sama maut. Mau kita gimana juga kalo takdirnya begitu
ya susah.
Q
: terus kalo soal ketaatan gimana kak?
A
: kalo soal taat, gw pengen nyindir orang yang ngaku islam tapi gak taat
sama Nabinya. Misalnya banyak orang islam yang gak ikutin sunnah Nabi.
Padahal dia ngaku islam. Sama kaya pasukan kaum muslim yang ada di
perang Uhud. Terus fenomena yang ada sekarang kan banyak orang yang
nglakuin kegiatan yang bida‟h. gak ada dalilnya tapi dilakuin.
Q
: Oh oke deh kalo gitu kak, kayanya udah cukup sih kak. Paling nanti kalo
ada yang kurang saya hubungin lagi aja kali ya.
A
: Oh gitu, yaudah. Sorry ni ya gw juga mau ada perlu sama yang lain jadi
gak bisa. Nanti kalo data lo kurang boleh kita ketemu lagi atau kalo
kejauhan email juga boleh.
Q
: oke deh sip kak, makasih kak buat waktunya
A
: Oke sukses ya van,
107
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Revandhika Maulana
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
Konsentrasi
: Public Relations
Universitas
: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Alamat Rumah
: Bumi Agung Permai 2 D.16 No.15 RT/RW 008/014
Kaligandu, Kota Serang – Banten
Alamat Email
: [email protected]
Akun Instagram
: @revandm_ @rastichips
PENGALAMAN ORGANISASI

UKMF FoSMaI
- Kepala Dept. Media &
Komunikasi

LPA Kab. Serang
- Wakil Ketua Bidang Kerjasama
Organisasi dan Perusahaan
PENDIDIKAN :
2012 – 2017
: Konsentrasi Hubungan Masyarakat, Jurusan Ilmu
Komunikasi Untirta – Serang
2009 – 2012
: SMA Negeri 3 Kota Serang
2006 – 2009
: SMP Negeri 7 Kota Serang
2000 – 2006
: SD Negeri 13 Kota Serang
Download