REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU PURGATORY - DOWNFALL : THE BATTLE OF UHUD (Analisis semiotika Roland Barthes) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Imu Komunikasi Oleh : Revandhika Maulana NIM 6662121606 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLIITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2017 esungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) Q.S Al-Insyirah ayat 6-7 Skripsi ini, penulis persembahkan untuk mereka yang selalu memarahi untuk kebaikan. Yang senyumnya selalu membawa kesejukan. Yang tawanya selalu membawa kebahagiaan. Ini adalah sebuah kebahagiaan kecil yang tidak mampu membalas kebahagiaan kalian selama ini. Pak Saepul Nufus dan Ibu Herliyati. ABSTRAK Revandhika Maulana. NIM 6662121606/2016. Skripsi. Representasi Jihad Dalam Lirik Lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud (Analisis Semiotika Roland Barthes). Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2016. Dr. Rd. Nia Kania, M.Si.Andin Nesia M.IKom Penelitian ini didasari pada stigma negatif akan esensi makna jihad dalam perilaku kehidupan sosial. Saat ini pemaknaan jihad masih dipandang oleh sebagian orang sebagai bentuk kekerasan yang harus melibatkan peperangan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jihad direpresentasikan dalam lirik lagu. Lagu merupakan media komunikasi massa. Lagu Downfall : The Battle Of Uhud membahas tentang kisah perang Uhud yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland Brthes yang menegaskan bahwa dalam tanda terdapat tiga unsur yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Unit analisisnya yaitu dipilih beberapa bagian lagu pilihan yang dianggap merepresentasikan makna jihad. Selanjutnya bagian tersebut dianalisis dengan menggunakan peta tanda milik Roland Barthes yaitu penanda, petanda, tanda denotasi, penanda konotasi, petanda konotasi dan tanda konotasi. Serta tahap selanjutnya adalah mencari makna mitos. Penelitian ini menyimpulkan bahwa representasi jihad dalam lirik lagu Downfall: The Battle Of Uhud disimbolkan melalui setiap bagian lirik lagu. Jihad lebih luas dai sebatas peperangan, namun bagaimana seseorang mampu bersungguh-sungguh dalam beribadah, mampu menahan diri dari godaan setan dan mampu istiqomah taat kepada perkataan dan perilaku Nabi Muhammad SAW. Kata kunci : Representasi. Jihad, Lirik lagu, Semiotika. Purgatory. ABSTRACT Revandhika Maulana. NIM 6662121606/2016. Thesis. Jihad Representation In Lyrics Purgatory - Downfall: The Battle Of Uhud (Roland Barthes Semiotics Analysis). Course of study science Communication. The Faculty of Social Science and Political Science. University Sultan Ageng Tirtayasa. 2016. Dr. Rd. Nia Kania, M.Si. Andin Nesia, M.I.Kom This research is based on a negative stigma to be the essence of the meaning of jihad in the social life. Currently the meaning of jihad is still seen by some form of violence that involve warfare. The method used is qualitative. Research aims to determine jihad represented in the lyrics. Downfall: The Battle Of Uhud about the story of the battle of Uhud, leading by the Prophet Muhammad. This research uses a semiotic analysis of Roland Barthes which confirms that there are three elements in the sign of denotation, connotation and myth. The unit of analysis is selected parts of songs that are considered to represent the meaning of jihad. The scene is analyzed based on Roland Barthes map of signs namely markers, markers, signs denotation, connotation markers, markers and signs connotation and connotation. And the next is to find the meaning of the myth. This study concluded that the representation of jihad in the lyrics Downfall: The Battle Of Uhud symbolized through every part of the song lyrics. Jihad is far then war, but one is able to earnest to prayed, refrain from the temptation of Satan and capable istiqomah to obey the words and behavior of the Prophet Muhammad. Keywords: Representation. Jihad, lyrics, Semiotic. P KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “REPRESNTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU DOWNFALL: THE BATTLE OF UHUD - PURGATORY (Analisis Semiotika Roland Barthes)” dengan baik. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT, Dzat yang maha agung dengan segala kuasanya 2. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd. sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai pemangku kebijakan di lingkungan kampus. 3. Dr. H. Agus Sjafari, M.Si. pemangku kepentingan sebagai Dekan FISIP Untirta sebagai keilmuan khususnya pasa jurusan Ilmu Komunikasi. 4. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Pak Darwis Sagita. M.IKom selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 6. Ibu Mia Dwiana, S.Sos, M.I.Kom sebagai dosen oembimbing akademik terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini, terima kasih bu! i 7. Ibu Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing I yang selalu membantu penulis agar terus bisa melanjutkan skripsi ini tepat waktu. I got it, Mrs. 8. Ibu Andin Nesia, S.IK, M.Ikom selaku Dosen Pembimbing II sekaligus mata kuliah Sempro yang telah banyak memberikan masukan dan berdiskusi terkait skripsi ini. 9. Orang tua penulis, Bapak Saepul Nufus dan Ibu Herliyati yang selalu memberikan dorongan, semangat, doa dan motivasinya kepada penulis selama ini. Serta adik penulis Rifki dan Ragil yang sudah menghilangkan flashdisk penulis yang berisi file skripsi. 10. Band Purgatory atas informasi yang peneliti gunakan untuk membuat penelitian ini. Terutama Kak Al dan Kak Bounty, sukses untuk kedepannya semoga bisa berdiskusi dilain waktu. 11. Kak Umi, selaku manager dari Purgatory terima kasih atas keramahannya selama ini, tidak mempersulit dan senantiasa memberi dorongan semangat, makasih kak! 12. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2012, khusunya teman-teman kelas B konsentrasi Public Relations atas kebersamaan selama penyelesaian skripsi ini. 13. Keluarga Cemiri, Irma, Jo, Bayu, Hari, Abdul, Erlin, Deni, Arya, Rijon, Ijong, Emil yang sudah berjuang bersama-sama. Kita bergerak, hanya perlahan. #pertemanansehat #jangankasihkendor 14. Crew 98.1 Harmony FM Serang, Bang Tiky, Mas Bian, @pikiranfajar, Hagy kalian Roarbyasah!! ii 15. Bagi FoSMaI FISIP yang telah menambah keimanan penulis sehingga tetap dapat istiqomah dalam iman keislaman terutama penguatan tentang jihad. Khususnya untuk Bang Hendrik atas bimbingan spritualnya. #GilaLuNdrik 16. Untuk HESquad yang menjadi penyemangan, Icang, Helmi, Gori, Ambon, Ime, Om Uyung atas diskusinya. 17. Tak lupa dan utama, seorang perempuan yang sedang dalam masa pertumbuhan, yang selalu mendesak dan mengintrogasi penulis soal skripsi walaupun dirinya belum memulai skripsi -___18. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan menyempurnakan penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis, pembaca dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Serang, Januari 2017 Penulis iii DAFTAR ISI PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA MUTIARA DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................... iv DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9 1.3 Identifikasi Masalah .......................................................................... 9 1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9 1.5 Manfaat Penelitian............................................................................. 9 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11 2.1 Komunikasi Massa ............................................................................ 11 2.2 Lagu .................................................................................................. 13 2.2.1 Lagu Sebagai Penyampai Pesan ............................................... 14 2.3 Lirik .................................................................................................. 15 2.4 Jihad ................................................................................................. 16 iv 2.5 Representasi ..................................................................................... 22 2.6 Semiotika ......................................................................................... 23 2.7 Semiotika Roland Barthes ................................................................ 24 2.8 Kerangka Berpikir ............................................................................ 34 2.9 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 36 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 41 3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 41 3.2 Paradigma Penelitian ........................................................................ 42 3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42 3.4 Instrumen Penelitian ......................................................................... 46 3.5 Analisis Data .................................................................................... 46 3.6 Jadwal Penelitian .............................................................................. 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 49 4.1 Objek dan Subjek Penelitian ............................................................. 49 4.1.1 Biografi Purgatory ................................................................... 49 4.1.2 Gambaran Album Beauty Lies Beneath ................................... 51 4.4 Analisis Representasi Jihad dalam Lirik lagu Puragtory – Downfall : The Battle Of Uhud ...................................... 53 4.3 Pembahasan ...................................................................................... 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 83 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 83 5.2 Saran ................................................................................................ 85 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87 DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP v DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 38 Tabel 3.1 Tabel 4 Bagian Lirik Lagu ............................................................ 45 Tabel 4.1 Baris 1 ........................................................................................... 53 Tabel 4.2 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 1 ................................... 53 Tabel 4.3 Penggolongan Makna Tanda.......................................................... 53 Tabel 4.4 Baris 2 ........................................................................................... 59 Table 4.5 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 2 ................................... 59 Tabel 4.6 Penggolongan Makna Tanda.......................................................... 59 Tabel 4.7 Baris 17 ......................................................................................... 65 Tabel 4.8 Penerapan Makna Tanda................................................................ 65 Tabel 4.9 Penggolongan Makna Tanda pada Baris 17 ................................... 65 Tabel 4.10 Baris 20 ....................................................................................... 72 Tabel 4.11 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 20 ............................... 72 Tabel 4.12 Penggolongan Makna Tanda ........................................................ 72 vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ........................................................ 27 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................... 36 Gambar 3.1 Signifikansi Dua Tahap Roland Barthes ..................................... 47 Gambar 4.1 Logo Band Purgatory ................................................................. 49 Gambar 4.2 Cover AlbumBeauty Lies Beneath ............................................. 50 vii DAFTAR LAMPIRAN 1. Absensi Bimbingan Skripsi 2. Absensi Menghadiri Sidang Skripsi 3. Lirik Lagu Downfall: The Battle Of Uhud 4. Transkrip Wawancara 5. Daftar Riwayat Hidup viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan musik metal di Indonesia dimulai pada tahun 1988, ketika sekumpulan anak muda Jakarta berkumpul dan membuat komunitas metal di daerah Bulungan, Jakarta. Konser Sepultura (1992) dan Metallica (1993) di Jakarta memberi kontribusi besar bagi komunitas musik metal Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya band metal yang mulai merilis album mereka seperti Rotor dengan “Self Tittled” pada tahun 1992 dan Suckerhead dengan “The Sucker Head” pada tahun 1995 dibawah lebel Blackboard1. Purgatory adalah band beraliran Islamic Death Metal yang berdiri pada 1992 silam. Mereka kerap menggunakan topeng dalam setiap aksi panggungnya. Selama karirnya band tersebut telah membuat 3 album rekaman Ambang Kepunahan (1999), 7:172 (2003) dan Beauty Lies Beneath (2006). Purgatory membuat isi syair lagu dengan nuansa Islam dan tidak sedikit orang-orang yang menyukai musik sehingga mereka menyebut band mereka dengan aliran metal religi. Hal ini dikarenakan lirik lagu mereka yang berisi pesan-pesan Islami2. Tidak hanya bermusik, pada kehidupan sehari-hari Purgatory juga mengadakan pengajian rutin di kediaman Bounty (bass) di Kembangan 1 Bambang Sugiharto, Rieza Dienaputra, Ujung Berung Rebels : Panceg Dina Galur, (Bandung : Minorsbook, 2013), hlm.13 2 Ferry Prasetyo, Band Metal Bukan Band Sesat. http//:hiburan.kompasiana.com/musik/2012/09/05/bandmetal-bukan-band-sesat-490444.html, diakses pada tanggal 15 Januari 2016 1 2 Larangan, Jaksel, atau di kediaman Aminuddin Al Muqoddas (drum) yang akrab dipanggil Al di Jombang, Ciputat, Tangerang 3. Album terbaru mereka yang berjudul Beauty Lies Beneath dirilis pada tahun 2006 silam berisikan 11 lagu. Tema pokok album ini tentang penyakit hati manusia dan akibatnya. Salah satu lagu yang terdapat dalam album tersebut adalah Downfall : The Battle Of Uhud . Lirik lagu tersebut menceritakan tentang kisah kekalahan yang diterima oleh pasukan kaum Nabi Muhammad SAW karena keserakahan mereka terhadap harta dunia dalam perang Uhud. Salah satu penggalan lirik lagunya adalah sebagai berikut : We fight, when you violate your oaths after your covenant Our faith, in the name of GOD we will never retreat (Kami perangi kalian di saat kalian melanggar perjanjian yang sudah ada Keyakinan kami, demi ALLAH kami tak akan mundur) Penggalan lirik diatas menggambarkan tekad kaum muslimin dalam melakukan peperangan yang merupakan bagian dari jihad kepada Allah SWT. Hal tersebut sesuai dalam kutipan Al-Qur‟an Surat At- Taubah ayat 73. “ Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah Jahannam.dan itu adalah tempat kembali yang seburukburuknya”4 Urgensi dari jihad menjadi penting bagi Islam sebagai pemangku utama ajaran tersebut. Terjadi kesalahpahaman dalam memahami istilah jihad. Jihad biasanya hanya dipahami dalam arti perjuangan fisik atau perlawanan bersenjata. Ini 3 Chaerul Akhmad, Mereka Mengajar Ngaji, http//:www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/12/11/06/md225f-mereka-mnegajar-ngaji-1, diakses pada 21 Februari 2016 4 Departemen Agama, Al-Qura‟n dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990) 3 mungkin terjadi karena kata itu sering terucapkan pada saat-saat perjuangan fisik atau perang, tetapi harus diketahui pula bahwa masih ada jihad yang lebih besar daripada pertempuran fisik, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. ketika beliau baru saja kembali dari medan pertempuran “kita kembali dari jihad terkecil menuju jihad terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu”. 5 Masyarakat saat ini memandang jihad sebagai aktifitas yang sarat akan kekerasan. Di Indonesia, istilah jihad mencuat setelah terjadinya tragedi Bom Bali I. Tragedi tersebut memakan banyak korban jiwa yang rata-rata adalah warga Negara asing yang sedang menikmati liburan di Bali. Imam Samudra yang merupakan pelaku dari kasus tersebut mengungkapkan bahwa alasan mereka adalah untuk jihad dan memerangi kaum kafir. Atas kejadian tersebut dunia Internasional tidak hanya menyoroti stabilitas keamanan Indonesia khususnya Pulau Bali tapi juga bagaimana Islam yang damai tapi menjelma menjadi ajaran yang membenarkan kekerasan dalam berbuat baik. Dalam Islam jihad tidak selalu dengan berperang. Berperang adalah salah satu bagian dari jihad namun jihad tidak harus dengan berperang. Hal ini terkandung dalam Al-Qura‟n surat At-Taubah ayat 41 yang artinya adalah sebagai berikut : “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”6 Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa jihadpun bisa dilakukan dengan harta dan jiwa. Hal ini merujuk pada infaq dan sedekah yang bisa kita lakukan dijalan Allah. Hal ini belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga pandangan 5 6 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), hlm. 121. Departemen Agama, Al-Qura‟n dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990) 4 masyarakat tentang jihad terbatas pada aktifitas fisik yang menggunakan kekerasan seperti perang atau bom bunuh diri. Jihad juga dapat diartikan sebagai perjuangan untuk menyebarkan nilai Islam kepada masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan berdakwah dengan menggunakan musik. Musik termasuk salah satu media komunikasi audio.Salah satu tujuan dari musik adalah untuk media berkomunikasi7. Tidak banyak orang yang menyanyikan sebuah lagu hanya untuk menyenangkan diri sendiri, kebanyakan orang menyanyikan sebuah lagu karena ingin didengar oleh orang lain. Melalui musik musisi ingin menjelaskan, menghibur, mengungkapkan pengalaman kepada orang lain. Musik adalah sarana bagi musisi untuk mengungkapkan pesan yang dikehendaki, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang diinginkan. Menurut paradigma Lasswell, komunikasi memiliki 5 unsur yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek8. Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Lambang yang dimaksud disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain9. 7 Syafiq Muhammad, Enksiklopedia Musik Klasik, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2003), hlm.203 Naniek Afrilia framanik, Komunikasi Persuasif, (Serang : Kocipta publishing, 2012), hlm. 18 9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikas Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998), hlm.18 8 5 Istilah media merupakan bentuk jamak dari medium, artinya perantara. Dalam komunikasi, penggunaan medium merupakan alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Berdasarkan orang yang dijangkau, media dapat diklasifikasikan kedalam media personal dan media massa10. Musik termasuk salah satu media komunikasi audio. Salah satu tujuan dari musik adalah untuk media berkomunikasi11. Tidak banyak orang yang menyanyikan sebuah lagu hanya untuk menyenangkan diri sendiri, kebanyakan orang menyanyikan sebuah lagu karena ingin didengar oleh orang lain. Melalui musik musisi ingin menjelaskan, menghibur, mengungkapkan pengalaman kepada orang lain. Musik adalah sarana bagi musisi untuk mengungkapkan pesan yang dikehendaki, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang diinginkan. Musik sebagaimana dapat disimpulkan dari pendapat Soerjono Soekanto 12 bahwa “Musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan dan gejala khas akibat interaksi sosial dimana lirik lagu menjadi penunjang dalam musik tersebut dalam menjembatani isu-isu sosial yang terjadi”. Dalam sebuah lagu, terdapat lirik yang menjadi pelengkapnya. Lirik merupakan isi dari sebuah lagu. Selain nada dan suara, lirik memberikan kekhasan pada sebuah lagu sehingga lagu tersebut dapat memiliki makna. Menurut Sylado13 lagu bisa juga merupakan aransemen musik yang bisa ditambah lirik (teks) yang 10 Ahmad Sihabudin, Rahmi Winangsih, Komunikasi Antar Manusia, (Serang : Pustaka Getok Tular, 2012), hlm. 55 11 Syafiq Muhammad, Enksiklopedia Musik Klasik, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2003), hlm.203 12 Fury Ayunindya, Lagu Sebagai Media Penyampai Pesan, http//:edukasi.komasiana.com/2013/03/11/lagusebagai-media-penyampai-pesan-541624.html, diakses 12 Januari 2016 13 Remi Syaldo, Menuju Apresiasi Musik. (Bandung: Angkasa, 1983), hlm. 32 6 lirik tersebut mengungkapkan perasaan dan pikiran penciptanya dengan cara-cara tertentu yang berlaku umum. Jadi, antara lagu dengan lirik berkaitan dengan bidang bahasa. Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada kondisi ini, lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa. Pesan dapat memiliki berbagai macam bentuk, baik lisan maupun tulisan. Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga dapat pula menciptakan makna-makna yang beragam. Lagu merupakan bagian dari media massa. Pesan yang disampaikan pada lagu berbentuk lirik lagu . Media massa meneruskan pengetahuan serta nilai-nilai dari generasi terdahulu 14. Fungsi media massa adalah menyiarkan informasi (to inform), mendidik (educate), dan menghibur (entertaint)15. Jika merujuk pada fungsi media tersebut, maka karya lagu dengan lirik lagu sebagai pesannya diharapkan memberikan pengetahuan yang bisa menambah khasanah keilmuan bagi pendengar sehingga memberikan inspirasi yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya, entah itu menjadi lebih ceria, termotivasi menjadi lebih baik dalam banyak hal dan lainnya. Terlepas dari idiologi, faham, pengetahuan yang coba dituangkan dalam sebuah lagu, dan ketika lagu tersebut tidak mampu menciptakan perubahan mindset ataupun sikap yang 14 Alex sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 31. 15 Onong Uchyana, Dinamika Komunikasi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 54. 7 selaras dengan pesan yang disampaikannya terhadap penikmat lagu, maka lagu tersebut bisa dikatakan gagal. Lirik lagu dalam musik diibaratkan seperti bahasa, dapat menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam masyarakat. Lirik lagu dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransir dan diperdengarkan kepada khalayak juga mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu16. Lirik lagu memiliki kesamaan puisi, oleh karena itu dapat dianalisis dengan menggunakan metode yang sama yaitu semiotika. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, Semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek tersebut hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstotusi sistem terstruktur dari tanda 17. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah lagu dapat merepresentasikan realitas sosial dengan menggunakan lirik sebagai pesannya. Lebih dari itu, lagu juga mampu menjadi media propaganda bagi sebagian orang untuk mengajak, mengarahkan, dan mengintimidasi hal tertentu kepada khalayak ramai. Pesan propaganda tersebut dapat dilihat dari lirik lagunya yang merepresentasikan sesuatu. 16 Agasatya Rama Listya, Musik Rock : Suatu Refleksi Teologis. (Salatiga : Fakultas Teologis Universitas Kristen Satya Wacana Press, 1999), hlm. 5 17 Alex sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 15 8 Representasi adalah proses merekam ide, pengetahuan atau pesan dalam beberapa cara fisik 18. Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu19. Dengan kata lain, setiap orang dapat merepresentasikan sesuatu berdasarkan pengetahuannya. Dengan demikian, bukanlah hal yang mudah untuk menciptakan keterwakilan secara tepat akan arti representasi yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini membuat hasil representasi seseorang akan berbeda dengan seseorang lainnya. Ketika mempertimbangkan sebuah lagu, akan menjadi jelas bahwa tanda linguistik, suara dan jenis tanda lain mengenai bagaimana cerita itu direpresentasikan tidaklah sesederhana mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga menciptakan tingkat konotasi yang dilampirkan pada tanda. Barthes menyebut fenomena ini “membawa tanda dan konotasinya untuk membagi pesan tertentu sebagai penciptaan mitos20”. Dalam membuat lirik lagu terkait dengan bahasa, dan bahasa terkait dengan sastra. Karena kata-kata (lirik lagu) yang dibuat oleh pencipta lagu tidak semua dapat dimengerti oleh khalayak, karena itulah memerlukan suatu penelitian tentang isi lirik lagu tersebut. Pengertian dari sastra ialah “struktur tanda-tanda yang bermakna, tanpa memperhatikan sistem tanda-tanda, dan maknanya, serta 18 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 122. 19 Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna. Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm. 208. 20 Jonathan Bignell, Media Semiotics: An Introduction, Manchester University Press, (Manchester and New York, 1997), hlm. 16. 9 konvensi tanda, struktur karya sastra (atau karya sastra) tidak dapat dimengerti secara optimal”21 Karena lirik lagu merupakan rekaman dari berbagai peristiwa dan diwujudkan dalam sistem tanda bahasa 22, hal tersebut dinilai mampu menyembunyikan makna sebenarnya dalam tata bahasa yang mampu merepresentasikan makna tersebut. secara tidak langsung pembaca lirik lagu atau khalayak yang mendengarkan lagu tersebut akan terbawa pada pesan atau propaganda yang dilakukan oleh penulis lirik lagu. Dengan karakteristik yang dimiliki oleh lagu tersebut, penulis memiliki ketertarikan untuk menganalisis lebih jauh terkait keterwakilan Jihad yang terkandung dalam lirik lagu milik Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud dengan judul penelitian yaitu “REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU PURGATORY – DOWNFALL : THE BATTLE OF UHUD (Analisis Semiotika Roland Barthes) 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalahnya adalah “Bagaimana representasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud dengan menggunakan Analisis Semiotika Model Roland Barthes?”. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana makna denotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud ? 21 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Pustaka Setia, 2003), hlm. 143 Zaimar. Okke K.S. Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra. (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 24 22 10 2. Bagaimana makna konotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud ? 3. Bagaimana makna mitos jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud ? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Bagaimana makna denotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud 2 Bagaimana makna konotasi jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud 3 Bagaimana makna mitos jihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud 3.1 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan analisis semiotika dalam teks bagi mahasiswa. Serta menambah wawasan keilmuan tentang praktik jihad dalam kehidupan. 1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini akan mengubah stigma masyarakat terhadap komunitas musik underground yang kerap dipandang anarkis dan jauh dari norma ketuhanan. Penelitian ini memberikan gambaran terhadap sisi lain komuitas musik undergorund yang tidak selalu memiliki sisi negatif namun mampu memberikan pesan yang bermakna dalam lirik lagunya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver)23. Komunikasi massa diadopsi dari istilah Bahasa Inggris, mass communication sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi massa). Artinya, komunikasi menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated24. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi dengan melibatkan khalayak yang luas yang biasanya menggunakan tekhnologi media massa25. Menurut Nurudin, komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa serta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya, dan efek terhadap mereka26. Sedangkan menurut Defleur dan Dennis komunikator-komunikatornya menggunakan media untuk menyebarkan pesanpesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang 23 Pawito, dan C Sardjono. Teori-Teori Komunikasi, Buku Pegangan Kuliah Fisipol Komunikasi Massa S1 Semester IV, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1994). 24 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo 2000)hlm.69 25 Pawito, Penelitian Kualitatif Komunikasi, (Yogyakarta : LKIS 2007) hlm.16 26 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa,(Jakarta : Rajagrafindo Perkasa 2007)hlm.2 11 12 diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara 27. Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikai massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang dipergunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, Tetapi ini berati bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/visual. Komunikasi massa barang kali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film28. Dari beberapa pengertian tersebut, penulis memahami bahwa komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator melaui media massa kepada khalayak yang besar dan berbeda akan menimbulkan efek yang diharapkan oleh komunikator. Dibalik semua fungsi media (massa) yang tampaknya sudah komunikatif tersebut, sesungguhnya terdapat fungsi internal yang disadari maupun tidak telah “serba menentukan” pemikiran, persepsi, opini dan bahkan perilaku orang. Hal ini menjadi mungkin tatkala media dipandang sebagai penyampai imaji. Imaji ini 27 Riswandi. Ilmu Komunikasi. (Jakarta : Graha Ilmu. 2009). hlm 103 Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), hlm. 6. 28 13 tidaklah terbatas pada sesuatu yang konkret-visual (kasat mata), melainkan juga sesuatu yang “tampak” dan hadir pada batin29. 2.2 Lagu Jamalus berpendapat bahwa musik adalah karya seni berbentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran atau perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Sedangkan musik menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah nada atau suara yang disusun dengan sedemekian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) 30. Menurut Djohan31, musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan universal yang didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan, dan ide-ide dari otak yang mengandung sebuah sinyal pesan yang signifikan. Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu biasanya memiliki keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus memiliki kekuatan ekonomis. Secara harfiah, lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temproral (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama), dan ragam nada atau suarayang berirama disebut lagu 32. 29 Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), hlm. 18. 30 Departemen Pendidikan Nasional. KamusBesar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka. 2002), hlm.226 31 Djohan, Psikologi Kegelapan, (Yogyakarta : Buku Baik, 2003),hlm.7-8 32 W.J.S. Poerwadarminta. KamusUmum Bahasa Indonesia, Cet. 4. (Jakarta: P.N. BalaiPustaka, 1966), hlm.550 14 Ada beberapa tingkatan musik, tingkan seni musik kita sendiri, ada tiga dimensi yaitu : a. Musik klasik, yaitu musik yang diubah dan dimainkan oleh kalangan prfesional terlatih, yang awalnya ada dilingkungan kaum bangsawan dan religious. b. Musik tradisional, yaitu musik yang bersama dimiliki oleh seluruh populasi. c. Musik popular, yaitu musik yang dibawakan oleh kaum professional dan disebar melalui media elektronik (radio, televisi, album rekaman, film) dan dikonsumsi oleh masyarakat. Penulis memahami bahwa lagu merupakan kesatuan nada atau bunyi yang dihasilkan oleh satu atau beberapa alat musik yang dilengkapi dengan lirik bertujuan untuk menghibur atau mengkomunikasikan pesan kepada pendengarnya. Lagu menjadi cerminan keadaan social di masayarakat. Hal ini terlihat dari fenimena apa yang yang sedang ramai di masayarakat pasti tidak lama setelah itu muncul lagu yang bertemakan seperti itu. Lagu juga bisa menjadi kritik sosial. Sebagai contoh adalah lagu yang diciptakan oleh Iwan Fals yang sebagain besar liriknya adalah kritik sosial kepada pemerintah dan cerminan keadaan masyarakat. 2.2.1 Lagu Sebagai Proses Penyampaian Pesan Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber (komunikator). Musik dalam hal ini lirik lagu terjadi pertukaran ide, gagasan antara pencipta lagu dengan audiens sebagai penikmat musik. 15 Pencipta lagu menyampaikan isi pikiran dibenaknya berupa lirik agar audiens mampu menerima pesan didalamnya. Disinilah terjadi proses komunikasi melalui lambang berupa teks lirik lagu antara pencipta dan audiens. Melalui lirik lagu manusia diajak untuk menginterpretasikan melalui otak yang menyimpan pengalaman dan pengetahuan, serta mengolahnya sebagai landasan dasar dalam mencerna keindahan lirik lagu. Dengan kata lain lirik lagu mampu menimbulkan banyak persepsi yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepahaman seseorang yang berasal dari pengalaman hidup yang dimiliki serta aspek lingkungan disebut lagu33. 2.3 Lirik Musisi dalam menciptakan sebuah lirik biasanya berdasarkan hasil pengamatan. Lirik lagu biasanya merupakan ungkapan penyair terhadap sesuatu yang dirasakannya. Lirik adalah sebuah tema atau alur dalam sebuah lagu. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, lirik adalah karya seni (puisi) yang berisikan curhatan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian 34. Lirik memiliki peranan besar dalam mengkomunikasikan pemikiran para musisi. Melalui lirik mereka, musisi menyuarakan idenya secara konotatif dan denotatif. Di beberapa negara yang menganut kebebasan berekspresi, ide musisi kerap dianggap tabu dan kontroversial. Beberapa musisi berpendapat bahwa mereka menyampaikan kenyataan yang benar-benar terjadi di tengah masyarakat. Terlepas dari argumen tersebut sebagian masyarakat tetap tidak percaya dan menganggap hal ini adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan dan untuk mendapatkan 33 Agasatya Rama Listya, Musik Rock : Suatu Refleksi Teologis. (Salatiga : Fakultas Teologis, Universitas Kristen Satya Wacana, 1999), hlm. 25 34 Departemen Pendidikan Nasional. KamusBesar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka. 2002),hlm.678 16 popularitas. Perbedaan interpretasi bisa saja terjadi. Hal ini disebabkan setiap orang memiliki perbedaan latar belakang pengetahuan. Tema dalam setiap lirik lagu juga berbeda. Pada umumnya lagu kritik sosial mengambil tema tentang korupsi, kemiskinan, ketidakadilan, tekanan ekonomi, kerusakan lingkungan atau globalisasi. Walaupun kritik sering menjadi sebuah persoalan, namun musisi dengan kemampuan kreatifnya mampu menjadikan kritik sebagai alat kontrol dalam masyarakat. Karena bagi mereka, kehidupan merupakan suatu lahan untuk menemukan ide atau gagasan dalam menciptakan sebuah karya. Lirik lagu biasanya menggunakan bahasa sastrawi untuk memperindah lirik atau syair yang dibuat. Penggunaan bahasa dalam lirik lagu bergantung pada sejauh mana pembuat lirik berkreasi. Lirik lagu menggunakan bahasa untuk menyampaikan maksud atau tujuan dari si penyanyi kepada si pendengar. Lirik adalah teks atau kata-kata dalam lagu35.Dalam setiap lirik pasti memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Dalam beberapa lirik penggunaan bahasa dapat menyembunyikan makna dari lirik tersebut. 2.4 Jihad Semenjak serangan 11/9 di Amerika, citra ummat islam yang damai seakan hilang. Jihad bukan semata-mata perjuangan fisik. Jihad juga berarti perjuangan pikiran dan perjuangan mengalahkan nafsu. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan definisi seperti itu berasal dari padanan kata jihad dalam bahasa Arab. Jihad, terangnya berasal dari kata jahada yang berarti bersungguh-sungguh. Kemudian berubah 35 Soeharto, M. J,Kamus Musik, (Jakarta : Grasindo,1992) hlm.18 17 menjadi beberapa kata di antaranya jihad, ijtihad, dan mujahadah. Yang pertama berarti perjuangan fisik, kedua berarti perjuangan pemikiran, dan ketiga adalah perjuangan memerangi hawa nafsu. Jihad yang dipahami adalah sinergi dari seluruhnya36. Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang yang berjihad amatlah tinggi di akhirat kelak. Begitu pula di dunia mereka mulia di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad. Beliau telah berjihad dengan segala bentuk dan macamnya. Beliau berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, lisan dan pedang37. Secara Umum, Islam mengenal empat Manhaz yang memiliki pandangannya masing-masing akan makna jihad yaitu 38 : a. Hanafi Dalam Fathul Qodir, juz 5/187, Ibnu Hummam mengatakan bahwa yang dimaksud Al Jihad adalah mengajak orang kafir kedalam pelukan Dienul Haq dan memeranginya jika menolak. Al Jihad berarti mengatakan dalam kitabnya Al Badaa‟i, juz 9/4299 bahwa Al Jihad berarti mengerahkan baik dengan diri, harta, maupun lisan. b. Maliki Makna jihad diperuntukkan kepada orang-orang muslim yang memerangi orang-orang kafir yang tidak terikat dalam perjanjian (damai) demi menegakkan ajaran Allah SWT. Jihad juga berarti datangnya orang Islam 36 Artikel, Mari Meluruskan Makna Jihad http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/ 10/07/17/125038-mari-meluruskan-makna-jihad edisi Sabtu, 17 Juli 2010, diakses 18 Februari 2016, pkl 23.01. 37 Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, (PT. Mirzan Pustaka: Jakarta, 2010), hlm. 78 38 Shaheed Abdullah Azzam. Jihad Adab dan Hukumnya, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), hlm.11-12 18 kepada orang kafir untuk mengajak mereka memeluk Dienullah, atau masuknya orang Islam ke daerah kafir untuk tujuan serupa. c. Syafi‟ie Al Baajuti mengatakan Al Jihad adalah berperang di jalan Allah. Selain itu, Ibnu Hajar dalam Fathul Baari, juz 2/6 juga mengatakan bahwa ditinjau dari hukum syara‟, jihad mengerahkan segenap kemampuan untuk memerangi orang kafir. d. Hambali Jihad artinya memerangi orang-orang kafir. Jihad juga berarti perang dan mengarahkan segenap kemampuan untuk menegakkan kalimat Allah. Bentuk jihad dalam islam Secara Umum, seperti yang tertulis dalam literatur, Islam mengenalbeberapa bentuk jihad yaitu 39: a. Jihad alan-nafsi, yaitu berjuang melawan hawa nafsu. b. Jihad bil-lisan, yaitu berjihad dengan lidah. c. Jihad bil-qalam, yaitu berjihad dengan pena. d. Jihad bit-tarbiyah, yaitu berjihad dengan pendidikan, dengan cara menyebarkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat. e. Jihad fi sabilillah, yaitu berjuang dijalan Allah. Berikut ini adalah tingkatan jihad menurut Ibn Al-Qayyim40 a. Jihad terhadap hawa nafsu, terdapat empat tingkatan jihad melawanhawa nafsu: 39 Tim Penyusun Pusaka Azet Jakarta, Leksikon Islam, (Jakarta: PT Penerbit Pustazet Pustaka,1998), hlm. 286 40 Arief B. Iskandar, “Mendefinisikan Kembali Makna Jihad,” al-Wa`ie no. 65 Tahun VI, edisi 1-31 Januari 2006, hlm 31. 19 1. Melakukan jihad terhadap diri untuk mempelajari kebaikan, petunjuk, dan agama yang benar. 2. Berjihad terhadap diri untuk mengamalkan ilmu yang sudah didapat. 3. Berjihad terhadap diri untuk mendakwahkan dan mengajarkan ilmu kepada orang-orangyang belum mengetahuinya. 4. Berjihad dengan kesabaran ketika mengalami kesulitan dan siksaan dari makhluk dalam berdakwah di jalan Allah dan menanggung semuanya dengan hanya mengharapkan ridha Allah. b. Jihad melawan setan, terdapat dua tingkatan jihad dalam melawan setan: 1. Berjihad melawan setan dengan membuang segala kebimbangan dan keraguan dalam keimanan seorang hamba yang diberikan olehnya. 2. Berjihad melawan setan dengan menangkis keimanan berbuat kerusakan dan memenuhi syahwat yang diberikan olehnya. c. Jihad memerangi kaum kafir dan kaum munafik, terdapat empat tingkatan dalam jihad melawan kaum kafir dan kaum munafik: 1. Jihad dengan hati Yang dimaksudkan dengan jihad dengan hati ialah karena tidak berdaya untuk memerangi kesesatan, kebatilan dan kemungkaran itu dengan tangan dan lidahnya disebabkan karena merasa yakin akan menerima mudarat kerananya. 2. Jihad dengan lisan Jihad dengan lisan yaitu, melawan musuh Islam dengan lisan atau tulisan untuk menundukkan mereka. Karena diantara musuh-musuh Islam itu ada 20 yang mau tunduk dengan hujjah dan ancaman non senjata, sehingga mereka cukup ditakut-takuti tanpa kekerasan fisik. 3. Jihad dengan harta Jihad dengan harta adalah sebagai senjata lahir kepada semua jenis jihad. 4. Jihad dengan jiwa (nafs) Jihad dengan jiwa adalah berperang dijalan Allah demi membela kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan pemikiran dan hawa nafsu manusia semata. d. Jihad melawan kezaliman dan kefasikan, terdapat tiga tingkatan jihad melawan kezaliman dan kefasikan : 1. Jihad terhadap pelaku kezaliman 2. Jihad terhadap pelaku bid‟ah 3. Jihad terhadap pelaku kemungkaran Dilakukan dengan kekuatan jika memiliki kemampuan untuk melakukannya. Jika tidak, beralihlah dengan menggunakan lisan (dakwah). Jika masih tidak mampu, berjihadlah dengan hati. Ulama fikih membagi jihad menjadi tiga bentuk, yaitu berjihad memerangi musuh secara nyata, berjihad melawan setan, dan berjihad terhadap diri sendiri. Lebih lanjut, Ibnu Qayyim juga menguraikan bahwa jika dilihat dari pelaksanaannya, jihad dapat dibagi menjadi tiga, yaitu41 : a. Jihad Mutlaq Jihad dalam rangka perang melawan musuh di medan pertempuran. Jihad ini mempunyai persyaratan tertentu, diantaranya perang tersebut harus bersifat 41 Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 315- 317 21 defensif, untuk menghilangkan fitnah, menciptakan perdamaian, dan mewujudkan kebaikan dan keadilan. Perang juga tidak dibenarkan bila digunakan untuk memaksakan ajaran Islam kepada orang yang bukan Islam, untuk tujuan perbudakan, penjajahan dan perampasan harta kekayaan. Juga tidak dibenarkan membunuh orang-orang yang tidak terlibat dalam peperangan tersebut, seperti wanita, anak kecil, dan orang-orang tua. Orang yang berjihad dalam pengertian perang ini adalah mereka yang Islam, akil baligh, laki-laki, tidak cacat, merdeka, dan mempunyai biaya yang cukup untuk pergi perang dan untuk keluarga yang ditinggalkan. b. Jihad Hujjah Jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan pemeluk agama lain dengan menggunakan argumentasi yang kuat. Ibnu Taimiyah menyebut jihad ini sebagai jihad bi al-‘ilm wa al-Bayan ataujihad bi al-lisan (jihad dengan lisan), yaitu jihad yang memerlukan kemampuan ilmiah yang bersumberkan dari AlQur‟an dan sunnah serta ijtihad. c. Jihad „Amm Jihad mencakup segala aspek kehidupan, baik yang bersifat moral maupun yang bersifat material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di tengah-tengah masyarakat. Jihad ini juga bersifat berkesinambungan, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata, setan atau hawa nafsu. Pengertian musuh yang nyata di sini, disamping perang, juga berarti semua tantangan yang dihadapi umat Islam seperti kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Jihad terhadap setan mengandung pengertian berkuasa untuk menghilangkan hal-hal yang negatif 22 yang membahayakan umat manusia. Sedangkan jihad terhadap hawa nafsu adalah sikap pengendalian diri agar cara tindak, jiwa, dan komunikasi dengan orang lain tidak menyimpang dari ketentuan Islam. Dari beberapa pengertian jihad diatas, jihad dengan lagu termasuk kedalam jihad dnegan lisan. Hal ini dikarenakan lagu termasuk bahasa lisan. Jihad dengan lisan bisa juga diartikan dengan berceramah, memberikan khutbah dan memberikan nasihat. 2.5 Representasi Representasi adalah proses merekam ide, pengetahuan atau pesan dalam beberapa cara fisik 42. Representasi secara definisi lain adalah segala aktivitas yang membentuk ilmu pengetahuan yang dimungkinkan kapasitas otak untuk dilakukan oleh semua manusia43.Representasi dapat didefinisikan lebis jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu44. Ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental yaitu konsep tentang sesuatu yang ada di kepala masing-masing (peta konseptual), representasi mental masih merupakan suatu yang abstrak. Konsep abstrak yang ada dalam kepala 42 harus diterjemahkan dalam bahasa yang lazim, supaya dapat Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm.122. 43 Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.24. 44 John Hartley, Communication,Cultural and Media Studies: Konsep Kunci, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.265 23 menghubungkan konsep dan ide-ide tentang sesuatu dengan tanda dari simbol tertentu45. Kedua, representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret atau memproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan. Dengan, atau dirasakan dalam benda fisik tertentu. Dengan kata lain, proses menaruh X dan Y secara berbarengan itu sendiri. Menentukan makna X = Y bukanlah pekerjaan yang mudah. Maksud dari pembuat bentuk, konteks sejarah dan sosial saat representasi dibuat, tujuan pembuatannya dan sebagainya, merupakan faktor kompleks yang masuk dalam sebuah lukisan. Sebenarnya, salah satu dari berbagai tujuan utama semiotika adalah untuk mempelajari faktor-faktor tersebut46. 2.6 Semiotika Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani Semeion yang berarti tanda. Tandaitu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangunsebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagaisesuatu hal yang menunjuk adanya hal lain. Contohnya asap menandaai adanya api, sirine mobilyang keras meraungraung menandai adanya kebakaran di sudut kota47. Secara definitif, istilah semiotika berasal dari kata seme (Yunani) yang berarti penafsiran tanda. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata semeion yang berarti tanda. Karena itu, semiotika atau semiologi (istilah yang digunakan Saussure) diartikan sebagai ilmu yang mengkaji tanda-tanda dalam kehidupan 45 Roland Barthes.Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa.( Jakarta: Jalasutra, 1972), hlm.112 Roland Barthes.Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa.( Jakarta: Jalasutra, 1972), hlm.112 47 Indiwan Seto Wahyuv Wibowo. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm.5 46 24 manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna 48. Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas dari objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Pada dasarnya, analisis semiotika merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau narasi atau wacana tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatic49. Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna 50. Jika diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat, tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu hanya mengemban arti (significant) dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tamda dengan yang ditandakan (siginfie) sesuai dengan sistem bahasa yang bersangkutan51. 2.7 Semiotika Roland Barthes Semiotika atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signifay) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek 48 Beny H. Hoed, Strukturalisme Pragmataik dan Semiotik Kajian Budaya, (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 200), hlm.3 49 Indiwan Seto Wahyuv Wibowo. 2011. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. (Jakarta: Mitra Wacana Media), hlm.5 50 Beny H. Hoed, Strukturalisme Pragmataik dan Semiotik Kajian Budaya, (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 200), hlm.3 51 Alex Sobur, Semiotika Komunikas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) .hlm.17 25 tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda52. Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi53. Dengan tanda, seseorang mencoba mencari keteraturan di tengah-tengah dunia yang centangperenang ini, setidaknya agar manusia sedikit punya pegangan. “apa yang dikerjakan oleh semiotika adalah mengajarkan kita bagaimana menguraikan aturan-aturan tersebut dan “membawanya pada sebuah kesadaran‟,“ ujar Pines 54. Barthes mengembangkan semiotikanya Saussure tidak hanya dalam konteks linguistik, melainkan untuk bidang kajian dan kritik budaya dalam arti yang sangat luas. Meskipun di awal riwayatnya, semiotika itu lebih dekat dengan ilmu linguistik modern, yakni ilmu yang mempelajari bahasa baik tulis maupun lisan, namun yang lebih menarik menurut Barthes adalah, bahwa semiotika bukan pertama-tama sebagai linguistik, tetapi semiotika yang dapat juga digunakan sebagai pendekatan untuk mempelajari “other than language.Dalam hal ini, makna tugas semiotika lebih dekat dengan cita–cita Saussure, yakni: “the linguist must take the study of lingustic structure as his primary concern, and relate all other manifestations of language to it”. Dalam koteks inilah, Barthes akhirnya menyeyogiakan, bahwa dalam mempelajari semiotika hendaklah jangan berhenti hanya pada bahasa semata, melainkan semiotika harus “general science of sign‟55 Dalam kaitannya secara khusus dengan kajian atas teks budaya massa, bahkan Barthes diantaranya lewat bukunya introduction to the Structural Analysis of 52 Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.32. 53 Littlejohn, S. & Foss, K. Theries of Human Communication, (Terj. Hamdan, Yusuf), (Jakarta: Salemba Humanika, 1996), hlm. 64. 54 Alex Sobur, Semiotika Komunikas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) .hlm.16 55 Periksa St. Sunardi, Semiotika Negativa (Yogyakarta: Kanal, 2002), hlm, 44. 26 Narratives (1985) lebih menegaskan lagi, yakni bahwa semiotika merupakan salah satu pendekatan yang amat efektif untuk mengkaji tentang budaya massa, karena di dalamnya menjanjikan pemecahan problema tentang kajian hubungan antara bahasa, budaya, dan ideologi, yang dijalankan lewat analisis proses kritik dan pemaknaan56. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, jika dipandang dari sudut semiotika ini, budaya adalah masalah politis dan ideologis, sedangkan muatan ideologi itu menurut Barthes dalam buku System de la Mode (1967), tidak hanya ditemukan dalam traktat-traktat filosofis, buku sejarah, maupun anggaran dasar politik semata, melainkan juga lewat konsumsi masyarakat setiap hari57. Terkait dengan persoalan teori kritik ideologi atau mitos ini, Barthes secara spesifik mengungkapkan, bahwa mitos itu merupakan “sistem semiotika tingkat dua” (a second-order semiological system), yang dalam konteks kajian budaya massa, lebih memusatkan kajian atas objek sebagai “the significant”daripada sebagai “the technical” (the functional). Pembedaan ini amat penting untuk melihat gejala budaya dalam masyarakat modern, yang ternyata “the significant”atas objek fungsional, ternyata menjadi lebih penting daripada fungsi atau “the technical”-nya58. Ketika mempertimbangkan sebuah lagu, akan menjadi jelas bahwa tanda linguistik, suara dan jenis tanda lain mengenai bagaimana cerita itu direpresentasikan tidaklah sesederhana mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga menciptakan tingkat konotasi yang dilampirkan pada tanda. Barthes menyebut 56 John Hartley, Communication,Cultural and Media Studies: Konsep Kunci, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.210 57 Periksa St. Sunardi, Semiotika Negativa (Yogyakarta: Kanal, 2002), hlm, 29. 58 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm.34 27 fenomena ini “membawa tanda dan konotasinya untuk membagi pesan tertentu sebagai penciptaan mitos59”. Pengertian mitos disini tidak menunjuk pada mitologi dalam pengertian sehari-hari seperti halnya cerita-cerita tradisional, melainkan sebuah cara pemaknaan; dalam bahasa Barthes: “tipe wicara”60. Pada dasarnya semua hal dapat menjadi mitos; satu mitos timbul untuk sementara waktu dan tenggelam untuk waktu yang lain karena digantikan oleh pelbagai mitos lain. Mitos menjadi pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai penanda pada tingkatan yang lain. Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja (Cobley & Jansz, 1999)61 Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes Dari peta Barthes di atas, terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif 59 Jonathan Bignell, Media Semiotics: An Introduction, Manchester University Press, (Manchester and New York, 1997), hlm. 16. 60 Roland Barthes, dalam Nurhadi & Sihabul Millah 2004, hlm. 152 dan dalam John Storey. 1994. hlm. 107. 61 Roland Barthes, dalam Nurhadi & Sihabul Millah 2004, hlm. 152 dan dalam John Storey. 1994. hlm. 69. 28 adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal tanda “singa” barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin. Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Pengertian mitos di sini tidaklah menunjuk pada mitologi dalam pengertian sehari-hari, seperti halnya cerita-cerita tradisional, melainkan sebuah cara pemaknaan; dalam bahasa Barthes disebut tipe wicara. Pada dasarnya semua hal dapat menjadi mitos; satu mitos timbul untuk sementara waktu dan tenggelam untuk waktu yang lain karena digantikan oleh pelbagai mitos lain. Mitos menjadi pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai penanda pada tingkatan yang lain. Mitos oleh karenanya bukanlah tanda yang tak berdosa, netral; melainkan menjadi penanda untuk memainkan pesan-pesan tertentu yang boleh jadi berbeda sama sekali dengan makna asalnya. Kendati demikian, kandungan makna mitologis tidaklah dinilai sebagai sesuatu yang salah (“mitos” diperlawankan dengan “kebenaran”); cukuplah dikatakan bahwa praktik penandaan seringkali memproduksi mitos. Produksi mitos dalam teks membantu pembaca untuk menggambarkan situasi sosial budaya, mungkin juga politik yang ada disekelilingnya. Bagaimanapun mitos juga mempunyai dimensi tambahan yang disebut naturalisasi. Melaluinya sistem makna menjadi masuk akal dan diterima apa adanya pada suatu masa, dan mungkin tidak untuk masa yang lain 62. 62 Andrew Tolson, Mediations: Text and Discourse ini Media Studies, Arnold, (London, 1996), hlm. 7. 29 Pemikiran Barthes tentang mitos masih melanjutkan apa yang diandaikan Saussure tentang hubungan bahasa dan makna atau antara penanda dan petanda. Bagi Barthes, mitos bermain pada wilayah pertandaan tingkat kedua atau pada tingkat konotasi bahasa. Jika Saussure mengatakan bahwa makna adalah apa yang didenotasikan oleh tanda, Barthes menambah pengertian ini menjadi makna pada tingkat konotasi. Konotasi bagi Barthes justru mendenotasikan sesuatu hal yang ia nyatakan sebagai mitos, dan mitos ini mempunyai konotasi terhadap ideologi tertentu. Tanda konotatif tidak hanya memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Tambahan ini merupakan sumbangan Barthes yang amat berharga atas penyempurnaannya terhadap semiologi Saussure, yang hanya berhenti pada penandaan pada lapis pertama atau pada tataran denotatif semata. Dengan membuka wilayah pemaknaan konotatif ini, “pembaca” teks dapat memahami penggunaan gaya bahasa kiasan dan metafora yang itu tidak mungkin dapat dilakukan pada level denotatif63. Lebih dari itu, di samping gagasannya dapat dimanfaatkan untuk menganalisis film, semiotika konotasi ala Barthesian ini memungkinkan penggunaannya untuk wilayah-wilayah lain seperti pembacaan terhadap karya sastra dan fenomena budaya kontemporer atau budaya pop. Bahkan dalam pandangan Ritzer, Barthes adalah pengembang utama ide-ide Saussure pada semua aspek kehidupan sosial (George Ritzer,2003). Bagi Barthes, semiologi bertujuan untuk memahami sistem tanda, apapun substansi dan 63 Manneke Budiman dalam T. Christomy dan Untung Yuwono, 2004, hlm. 255. 30 limitnya, sehingga seluruh fenomena sosial yang ada dapat ditafsirkan sebagai “tanda” alias layak dianggap sebagai sebuah lingkaran linguistik 64. Beroperasinya ideologi melalui semiotika mitos ini dapat ditengarai melalui asosiasi yang melekat dalam bahasa konotatif. Barthes mengatakan penggunaan konotasi dalam teks ini sebagai: penciptaan mitos. Ada banyak mitos yang diciptakan media, misalnya mitos tentang kecantikan, kejantanan, pembagian peran domestik versus peran publik dan banyak lagi. Mitos ini bermain dalam tingkat bahasa yang oleh Barthes disebutnya “adi bahasa” 65. Barthes menyatakan bahwa mitos merupakan sistem komunikasi juga, karena mitos ini merupakan sebuah pesan juga. Ia menyatakan mitos sebagai modus pertandaan, sebuah bentuk, sebuah “tipe wicara” yang dibawa melalui wacana. Mitos tidaklah dapat digambarkan melalui obyek pesannya, melainkan melalui cara pesan tersebut disampaikan. Apapun dapat menjadi mitos, tergantung dari caranya ditekstualisasikan. Dalam narasi berita contohnya, pembaca dapat memaknai mitos ini melalui konotasi yang dimainkan oleh narasi. Pembaca yang jeli dapat menemukan adanya asosiasi-asosiasi terhadap “apa” dan “siapa” yang sedang dibicarakan sehingga terjadi pelipatgandaan makna. Penanda bahasa konotatif membantu untuk menyodorkan makna baru yang melampaui makna asalnya atau dari makna denotasinya. Teori Barthes tentang mitos/ideologi memungkinkan seorang pembaca atau analis untuk mengkaji ideologi secara sinkronik maupun diakronik. Secara sinkronik, makna terantuk pada suatu titik sejarah dan seolah berhenti di situ, oleh karenanya penggalian pola-pola tersembunyi yang menyertai teks menjadi lebih 64 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.69-70. 65 Dominic Strinati, Meta-language, 1995, hlm. 113. 31 mungkin dilakukan. Pola tersembunyi ini boleh jadi berupa pola oposisi, atau semacam skema pikir pelaku bahasa dalam representasi. Sementara secara diakronik analisis Barthes memungkinkan untuk melihat kapan, di mana dan dalam lingkungan apa sebuah sistem mitos digunakan. Mitos yang dipilih dapat diadopsi dari masa lampau yang sudah jauh dari dunia pembaca, namun juga dapat dilihat dari mitos kemrin sore yang akan menjadi. Media seringkali berperilaku seperti itu, mereka merepresentasikan, kalau bukan malah menciptakan mitos-mitos baru yang kini hadir di tengah masyarakat. Untuk yang terakhir ini, penulis berkecenderungan untuk mengatakan bahwa media melakukan proses “mitologisasi”, dunia dalam sehari-hari digambarkan dengan cara yang penuh makna dan dibuat sebuah pemahaman yang generik bahwa memang begitulah seharusnya dunia. Film, Iklan, berita, fesyen, pertunjukan selebritas adalah dunia kecil yang akrab dijumpai dan menjadi ikon dari dunia besar: mitos dan ideologi di baliknya. Barthes menegaskan bahwa cara kerja pokok mitos adalah untuk menaturalisasikan sejarah. Ini menunjukkan kenyataan bahwa mitos sebenarnya merupakan produk kelas sosial yang mencapai dominasi melaui sejarah tertentu: maknanya, peredaran mitos mesti dengan membawa sejarahnya, namun operasinya sebagai mitos membuatnya mencoba menyangkal hal tersebut, dan menunjukkan maknanya sebagai alami, dan bukan bersifat historis atau sosial. Mitos memistifikasi atau mengaburkan asal-usulnya sehingga memiliki dimensi sosial atau politik. Para ahli mitologi mengungkapkan sejarah tersembunyi 32 sehingga cara kerja sosial politik mitos adalah dengan melakukan “demistifikasi” mitos66. Setidaknya ada tiga unsur utama dalam analisis semiotika yang dikembangkan Barthes, yaitu: Makna Denotasi: Makna denotasi adalah makna awal utama dari sebuah tanda, teks, dan sebagainya.Makna ini tidak bisa dipastikan dengan tepat, karena makna denotasi merupakan generalisasi. Dalam semiotika Barthes, ia menyebutnya sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda. Dalam hal ini, denotasi diasosiasikan dengan ketertutupan makna 67. Menurut Lyons, denotasi adalah hubungan yang digunakan dalam tingkat pertama pada kata yang secara bebas memegang peranan penting di dalam ujaran 68. Denotasi dimaknai secara nyata. Nyata diartikan sebagai makna harfiah, makna yang sesungguhnya atau terkadang dirancukan dengan referensi atau acuan. Makna Konotasi: Makna yang memiliki “sejarah budaya di belakangnya” yaitu bahwa ia hanya bisa dipahami dalam kaitannya dengan signifikansi tertentu. Konotasi adalah mode operatif dalam pembentukan dan penyandian teks kreatif seperti pusis, novel, komposisi musik, dan karya-karya seni.Istilah konotasi digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Kata “konotasi” sendiri berasal dari bahasa Latin, “connotare” yang 66 John Friske, Cultural and Communication Studies,(Yogyakarta: Jalasutra), 2007.hlm177. Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 70. 68 John Friske, Cultural and Communication Studies, (Yogyakarta: Jalasutra), 2007.hlm.124. 67 33 memiliki arti “menjadi tanda” serta mengarah pada makna-makna kultural yang terpisah dengan kata atau bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Makna konotasi adalah gabungan antara makna denotasi dengan segala gambar, ingatan dan perasaan yang muncul ketika indera kita bersinggungan dengan petanda. Sehingga akan terjadi interaksi saat petanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Contohnya ketika kita menyebutkan kata “kursi”, makna denotasi “kursi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat untuk duduk. Namun secara konotatif kata “kursi” akan dimaknai sebagai sesuatu yang membuat bahagia, karena berhubungan dengan jabatan atau tahta. Konotasi mengacu pada makna yang menempel pada suatu kata karena sejarah pemakainya, oleh karena itu dapat dimaknai secara berbeda oleh setiap individu. Mitos: Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebut dengan mitos, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai - nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu, jadi mitos memiliki tugasnya untuk memberikan sebuah justifikasi ilmiah kepada kehendak sejarah, dan membuat kemungkinan tampak abadi. Dalam Alex Sobur (2009:71) Budiman mengatakan pada kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi yang disebutnya sebagai mitos dan memiliki fungsi untuk memberikan pembenaran bagi nilai nilai dominan yang berlaku pada 34 periode tertentu69. Selain itu, dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda dan tanda. Mitos biasanya dianggap sama dengan dongeng, dan dianggap sebagai cerita yang aneh serta sulit dipahami maknanya katau diterima kebenarannya karena kisahnya irasional (tidak masuk akal). Namun, berangkat dari ketidakmasuk akalan tersebut lah akhirnya muncul banyak penelitian tentang mitos yang melibatkan banyak ilmuwan Barat. Mereka menaruh minat untuk meneliti teks-teks kuno dan berbagai mitos yang telah mereka kumpulkan dari berbagai tempat dan berbagai suku bangsa di dunia. Manusia banyak bertanya-tanya tentang segala hal yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari. Menurut mitologi Yunani, pertanyaan-pertanyaan manusia tentang kejadian di alam semesta sudah dijawab, namun dikemas dalam bentuk mitos. Oleh sebab itu dalam bahasa Yunani dikenal mitos yang berlawanan dengan logika (muthos dan logos). Dalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda. Imperialisme Inggris misalnya, ditandai oleh berbagai ragam penanda, seperti penggunaan baju pada wanita di zaman Victoria, bendera Union Jack yang lengan-lengannya menyebar ke delapan penjuru, bahasa Inggris yang kini telah mendunia, dan lain-lain. 2.8 Kerangka Berpikir Komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau 69 Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi Peneliti Dan Skripsi Komunikasi. (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hlm.65. 35 perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima. Hal mendasar dari semiotika adalah memaknai, memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam artian bahwa objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Makna yang dikonstruksi (sumber dan pesan) tentu akan dimaknai kembali oleh orang lain (penerima) dan proses pemaknaan (saluran) kembali tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki penerima. Dengan berbekal pada pengetahuan, bahasa dan budaya, maka penulis akan dapat memaknai dan merepresentasikan makna jihad melalui tanda tekstual dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud dengan analisis semiotika model Roland Barthes, model tanda utamanya yang akan penulis temukan adalah denotasi, konotasi dan mitos pada teks lirik lagu tersebut. Namun sebelum itu penulis harus menemukan 6 peta tanda Roland Barthes yang terdiri dari penanda, petanda, tanda denotasi, penanda konotasi, petanda konotasi dan tanda konotaso. Hasil tanda tersebut akan memperlihatkan bagaimana jihad direpresentasikan dalam Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud. 36 Jihad dalam masyarakat Jihad dalam Islam Lirik Lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud Representasi Semiotika Roland Barthes Signified, Signifier Tanda Denotasi Tanda Konotasi Mitos Representasi Jihad dalam Lirik Lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir 2.9 Penelitian Terdahulu Untuk menghindari kesamaan terhadap penelitian yang telah ada sebelumnya, maka peneliti mengadakan peninjauan terhadap penelitian yang telah ada sebelumnya, sebagai berikut: 37 Skripsi yang berjudul “Representasi Jihad dalam Lirik Lagu Michael Heart – We Will No Go Down” yang disusun oleh Jesslyn Catherine tahun 2014, Jurusan Komunikasi, Fakultas Komunikasi, Universitas Multimedia Nusantara Tangerang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah lirik lagu Michael Heart – We Will No Go Down. Objek penelitiannya adalah scene yang menandakan jihad memerangi kaum kafir dan kaum munafik yang ada dalam lirik lagu Michael Heart – We Will Not Go Down.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotik dengan mengambil teori dari Charles Shander Pierce. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tanda-tanda jihad memerangi kaum kafir dan kaum munafik dalam scene dan tanda verbal yang ada dalam lagu ini. Ada empat tingkatan jihad melawan kaum kafir dan kaum munafik, yaitu : jihad dengan hati, jihad dengan lisan, jihad dengan harta, jihad dengan jiwa (nafs). Peneliti juga menggunakan skripsi yang berjudul “Representasi NilaiNilai Moral dalam Lirik Lagu Rap (Studi Semiotik Terhadap Lagu “Ngelmu Pring” Yang Dipopulerkan oleh Group Musik Rotra)” yang disusun oleh Pramudya Adhy tahun 2011, Jurusan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah lirik lagu Rotra – Ngelmu Pring. Objek penelitiannya adalah baityang menandakan pesan moral masyarakat dalam lirik lagu Rotra – Ngelmu Pring. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis semiotik dengan mengambil teori dari Ferdinand de Sausurre. Hasil 38 penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tanda-tanda nilai moralitas dalam bait dan tanda verbal yang ada dalam lagu ini. Lirik lagu tersebut berisi pesan bahwa setiap manusia harus menjunjung nilai moral dan menjadikan nilai-nilai moral dan kepatuhan kepada tuhan sebagai landasan hidup demi mencapai kehidupan yang baik. Tabel 1. Penelitian Terdahulu No Item Penelitian A Penelitian B Peneliti 1 Nama Jesslyn Catherine Pramudya Adhi Revandhika Wardhana Maulana RERESENTASI REPRESENTASI REPRESENTASI JIHAD DALAM NILAI- NILAI JIHAD DALAM LIRIK LAGU MORAL DALAM LIRIK LAGU MICHAEL LIRIK LAGU PURGATORY – HEART – WE RAP (Studi DOWNFALL : WILL NO GO Semiotik Terhadap THE BATTLE OF DOWN (GAZA Lagu “Ngelmu UHUD TONIGHT) Pring” Yang 2 Judul Dipopulerkan Oleh Group Musik Rotra) 3 Tahun 2014 2011 2016 4 Tujuan Untuk Untuk mengetahui Untuk mengetahui Penelitian mengetahui makna dari teks makna denotasi, makna yang yang terkandung konotasi dan mitos 39 dibangun didalam dalam lagu pada lirik lagu lirik lagu Michael Ngelmu Pring Purgatory – Heart – We Will milik Rotra Downfall : The Not Go Down 5 Teori Semiotika Charles Semiotika Paradigma Kritis 7 Hasil Terdapat Penelitian tanda Semiotika Roland Shander Ferdinand Pierce 6 Battle Of Uhud de Barthes Sausurre Kritis tanda- Terdapat Kritis tanda- - yang tanda menunjukan adanya yang mengandung pesan makna moralitas jihad pada yang lirik lagu tersebut. terkandung dalam lirik lagu tersebut. 8 Persamaan Sama-sama Sama-sama mengkaji tentang mengkaji makna Sama-sama tentang mengkaji yang makna tentang yang makna yang terkandung dalam terkandung dalam terkandung dalam lirik lagu. 9 Perbedaan lirik lagu. lirik lagu. Menggunakan Fokus penelitian Menggunakan analisis semiotika pada pesan nilai analisis semiotika milik Charles Sander Pierce moralitas milik Barthes Roland 40 10 Kritik Teori yang Objek dgunakan tidak dikenal memfokuskan tidak banyak orang pada pembahasan tentang teks 11 Sumber Library.umn.ac.id Perpus.upnyk.ac.id Penelitian penulis 2016 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menggunakan latar alamiah. Tujuannya menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada 70. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, presepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang khusus alamiah dengan memanfaatkan berbgai metode alamiah 71. Penelitian ini memfokuskan pada semiotika, yaitu sebagai sebuah ilmu yang mengkaji tanda-tanda yang ada di dalam suatu obyek di dalam suatu kelompok masyarakat. Dari sini nantinya peneliti haruslah mengkaitkan simbol dan definisi subyek yang terdapat dalam lirik lagu yang akan diteliti yaitu lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud. Penelitian ini bersifat deskriptif. Penulis berusaha menjelaskan makna denotasi, konotasi dan mitos yang mengacu pada teori milik Roland Barthes dalam meneliti teks lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud milik Purgatory. 70 Lexy Moleong. Metode penelitian kualitatif.(Bandung. Remaja rosdakarya. 2006), hlm.5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alpabeta, 2007), hlm.7 71 41 42 3.2 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap dunia. Pada penelitian ini, paradigma yang digunakan peneliti adalah paradigma kritis. Paradigma kritis adalah suatu pandangan yang melihat media bukan suatu kesatuan yang netral, tetapi media dipandang sebagai alat kelompok dominan untuk memanipulasi dan mengkukuhkan kekuasaan dengan memarjinalkan kelompok tidak dominan72. Pada dasarnya analisis isi kulaitatif (kritis) memandang bahwa segala macam produksi pesan adalah teks, seperti berita, iklan, sinetron, lagu dan simbol-simbol lainnya yang tidak bisa lepas dari kepentingan-kepentingan sang pembuat pesan. Penelitian dengan paradigma kritis meihat realitas dan hubungan sosial berlangsung dalam situasi yang timpang. Paradigma kritis umumnya kualitatif dan menggunakan penafsiran sebagai basis utama memaknai temuan karena penafsiran kita didapatkan dunia dalam, dan menyikap makna yang ada dibaliknya73. Sifat dasar dari pandangan kritis adalah selalu curiga dan mempertanyakan kondisi masyarakat dewasa ini. Paradigma kritis berargumentasi, melihat komunikasi, dan proses yang terjadi dalam fenomena yang ada haruslah dengan pandangan holistik. Penelitian dengan pandangan kritis melihat realitas dan hubungan sosial berlangsung dalam situasi yang timpang. Paradigma kritis 72 Rachmat Krisyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana Predana group. 2004), hlm. 250 73 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alpabeta, 2007), hlm.231 43 umumnya kualitatif dan menggunakan penafsiran sebagi basis utama memaknai temuan, karena penafsiran tersebut didapatkan di dunia alam, dan menyingkap makna yang ada dibaliknya74. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui observasi dan pengamatan secara menyeluruh pada objek penelitian yaitu dengan mendengarkan lagu Downfall : The Battle Of Uhud miliki Purgatory. Teks lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud milik Purgatory akan dianalisis untuk mengetahui bagian yang terdapat unsur tanda yang menggambarkan makna jihad. Setelah itu pemaknaannya akan melalui proses interpretasi sesuai dengan tanda-tanda yang ditunjukan sesuai dengan analisis semiotika. Penulis mengumpulkan data pelengkap dengan melakukan wawancara dengan penulis lirik lagu Downfall: The Battle Of Uhud. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan lirik lagu ini dan apa motif dibalik pembuatan lirik lagu ini. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan unit analisis, yaitu setiap unit yang akan dianalisis, digambarkan atau dijelaskan dengan pernyataan-pernyataan deskriptif. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah tanda-tanda yang merepresentasikan jihad dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud milik Purgatory. Dari total keseluruhan lirik, terdapat 4 bagian lirik pilihan yang terdapat tanda-tanda jihad didalamnya yang tercermin dalam kata atau tata bahasa dalam lirik lagu, kemudian nantinya akan dianalisis sesuai teori yang dipakai, berikut penggalan lengkapnya: 74 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS, 2001, Hal:26 44 Lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud milik Purgatory. We fight, when you violate your oaths after your covenant Our faith, in the name of GOD we will never retreat Calamity, unstoppable cycle of violence Catastrophe, you started the time of ignorance You feel that you have become the master of your own fate You believe that all your wealth‟d be certain immortality Wrong path, trapped inside power, pride, prestige, money and arrogance Judgment day, that times will be the most grievous and most bitter We will face the judgment day" but voices sneak in through this line greed infects some of our souls the only thing left in your mind is bleeding swords for silver and gold… in your mind... in the end all of us will face the judgment day Can't you stay to realize? for the pain of faith that our fear defies All the pleasure of life is blinding your eyes I‟m not here for the price, and betray what we fight for.. Greed, your spoils of war, your failure Words, you heard him then obey him Greed of spoils of war your failure Words you heard him then obey him Greed, your spoils of war Can't you stay to realize? 45 for the pain of faith that our fear defies All the pleasure of life is blinding your eyes I won‟t deal for the price, and betray what we fight for.. We still believe that we'll have more your greed will be our downfall This misery won‟t stay for long but greed will be our downfall Greed will be our downfall Dari keseluruhan lirik lagu tersebut, penulis mengambil 4 bagian lirik lagu yang dianalisis. Pemilihan bagian lirik lagu ini berdasarkan tanda yang dilihat oleh penulis serta didukung oleh hasil wawancara dengan Bounty yang merupakan penulis lirik lagu ini. Bagian dari lirik lagu ini nantinya akan dianalisis oleh penulis dengan menggunakan teori yang digunakan. Berikut bagian lirik lagu yang akan di analisis oleh penulis : Tabel 3.1 Tabel 4 bagian lirik lagu No 1 Lirik Lagu Keterangan We fight, when you violate your oaths after Baris ke-1 pada bait ke-1 your covenant 2 Our faith, in the name of GOD we will never Baris ke-2 pada bait ke-1 retreat 3 All the pleasure of life is blinding your eyes Baris ke-17 pada bait ke5 4 Words, You heard him then obey him Baris ke-20 pada bait ke 6 46 3.4 Isntrumen Penelitian Peneliti merupakan alat (instrumen) pengumpul data utama, karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, serta mampu memahami kaitan gambaran-gambaran dalam sebuah lirik lagu. Oleh karena itu, peneliti berperan sebagai subjek yang memaknai seluruh makna yang tergambar karena segala sesuatunya belummempunyai kepastian dan masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Sehinggahanya peneliti itu sendiri sebagai alat yang dapat mencapainya. 3.5 Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Selanjutnya dalam penelitian ini langkah-langkah analisis data menggunakan pendapat Ian Dey yaitu melalui tiga proses yang berkaitan yaitu: mendeskripsikan fenomena, mengklasifikasikannya, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan lainnya berkaitan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika milik Roland Barthes yang berkaitan pada tatanan signifikasi dua tahap 47 Gambar 3.1 Signifikansi Dua Tahap Roland Barthes Penelitian ini menggunakan analisis data dengan teknik analisis semiotik teori Roland Barthes, yang menggunakan penekanan pada pemaknaan dari suatu sistem tanda (kode) melalui sistem pemaknaan tingkat pertama atau yang biasa disebut dengan denotasi, selanjutnya ke sistem pemaknaan tingkat kedua yang disebut konotasi dan yang terakhir berupa pengungkapan mitos mengenai tanda serta simbol jihad. Tahapan-tahapan dalam proses analisisnya adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified (konten) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal sebagai signifikansi tahap pertama, disebut sebagai denotasi, yang terdapat dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud dan digambarkan melalui tanda - tanda yang terbentuk dalam kalimat. 2. Mengidentifikasi hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified (konten) di dalam sebuah tanda terhadap perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya sebagai signifikansi tahap kedua, yang disebut sebagai konotasi. 48 3. Mengidentifikasi bagaimana kebudayaan (konotasi) menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas (denotasi) disebut sebagai mitos. 4. Menjelaskan pemaknaan berkenaan dengan kalimat yang merepresentasikanjihad dalam lirik lagu Purgatory – Downfall : The Battle Of Uhud . 5. Menarik kesimpulan. 3.6 Jadwal Penelitian Kegiatan Pra Riset (Observasi Awal dan Penyusunan Bab 1 -3) Sidang Outline Analisis Lirik Pengelolaan Data Penyusunan Bab 4 Penyusunan Bab 5 Sidang Skripsi Feb Mar Apr Mei Jun Bulan Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah suatu sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran penelitian 75. Objek dalam penelitian adalah lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud milik band Purgatory. Moleong dalam mengemukakan bahwa subjek penelitian adalah merupakan orang dalam pada latar penelitian. Moleong mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan dan kondisi latar penelitian 76. Subjek dalam penelitian ini adalah band Purgatory yang merupakan pemilik lagu Downfall : The Battle Of Uhud . 4.1.1 Biografi Purgatory Gambar 4.1 Logo Band Purgatory 75 76 Rachmat Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta : Kencana,2010).hlm.53 Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008),hlm.188 49 50 Purgatory berdiri pada tahun 1992. Arti nama Purgatory adalah “penyucian dosa”. Hal ini sejalan dengan lirik yang mereka buat dalam setiap lagunya yang mengandung makna Islami. Band ini dibentuk oleh Luthfi Armia Effendi dan Aminudin Al Muqaddas. Sejak awal berdirinya Purgatory telah terjadi perubahan, yaitu perubahan jumlah personil selain itu semakin meruncingnya pembentukan karakter pada Band ini semakin mengarahlan personilnya untuk masuk dalam satu konsep yang sama yaitu norma. Selain bermusik, mereka juga sering mengadakan acara pengajian rutin bagi masyarakat sekitar dan bagi fans dari Purgatory yaitu Mogers. Sampai saat ini mereka sudah meproduksi 3 album rekaman yaitu Ambang Kepunahan, 7:172 dan Beauty Lies Beneath. Personil Band Purgatory 1. Nama : Ahmad Zarkasyi “Apit” (Vokalis) Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 03 Januari 1975 2. Pendidikan : S1 Ekonomi Nama : Sandy Togu Siregar “Sandman” (Vokalis) Tempat, tgl Lahir : Medan, 27 Mei 1974 Pendidikan 3. Nama : S1 Tekhnik Mesin Industri : Bantar Angin Umbara “Bounty” (Bassist) Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 12 November 1975 Pendidikan 4. Nama : SMA : Lutfi Armina Effendi “Luthfhee” (Gitaris) Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 09 Desember 1976 Pendidikan : S1 Komputer Tekhnik Informatika 51 5. Nama : Aminudin Al Muqoddas “Al” (Drummer) Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 29 Juli 1979 Pendidikan 6. Nama : SMA : Khrisna Anggara Umbara “Djakal” (Sampler) Tempat, tgl Lahir : Jakarta, 21 Oktober 1983 Pendidikan : SMA 4.1.2 Gambaran Album “Beauty Lies Beneath” Gambar 4.2 Cover Album Beauty Lies Beneath Album ini merupakan album rekaman musik ke-tiga Purgatory. Album ini diproduksi pada tahun 2006 yang dirilis secara Indieatau tanpa label. Album ini menceritakan akhlak manusia. Manusia diciptakan di muka bumi hanya untuk menyebah kepada Allah dan dengan akhlak yang baik tujuan mereka bukan hanya dunia tapi akhirat. Album ini juga menceritakan tentang penyakit hati yang ada pada diri manusia. Album ini terdiri dari 11 lagu diantaranya : 52 a. Anger Ball b. Fraud c. Jonah d. Downfall – The Battle Of Uhud e. Flatlined f. Lord of War g. Arepentance h. Hellacious Infidel i. 55:13 j. And All Date Is to Date k. Error 4.1.3 Gambaran Umum Lagu “Downfall – The Battle of Uhud Lagu Downfall : The Battle Of Uhud merupakan lagu yang terdapat pada album ketiga Purgatory. Album ini dirilis pada 2006. Lirik lagu ini menceritakan tentang kisah peperangan yang dilakukan oleh pasukan kaum muslim yang saat itu dipimpin oleh nabi Muhammad SAW melawan kaum jahiliyah. Dalam perang tersebut kaum muslim mengalami kekalahan. Hal ini disebabkan oleh pasukan pemanah yang berada diatas bukit tergiur dengan harta rampasan perang yang ada saat itu. Atas keserakahan tersebut pasukan kaum muslim harus kehilangan para syuhada dan gigi nabi Muhammad SAW tanggal karena diserang oleh kaum jahiliyah. 53 Analisis Representasi Jihad dalam Lirik Lagu Downfall : The Battle Of Uhud Tabel 4.1Baris 1 Potongan Lirik Lagu We fight, when you violate your oaths after your covenant Tabel 4.2 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 1 Signifier (Penanda) Signified (Petanda) Sebuah Kami peperangan perangi yang terjadi karena kalian di saat kalian didasari satu pihak melanggar perjanjian yang telah melanggar yang sudah ada perjanjian Tanda Denotatif/Penanda Konotatif Petanda Konotatif Seseorang yang Perang dilakukan untuk menegakan kebenaran melakukan perang demi kebenaran adalah jihad Tanda Konotatif Jihad jika tidak berperang maka tidak disebut jihad 54 Tabel 4.3 Penggolongan Makna Tanda Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos Perang dilakukan karena Berperang adalah cara Untuk menegakan pihak lain melanggar untuk menegakan kebenaran maka ketentuan yang sudah kebenaran harus diadakan ada perang Kalimat tersebut terdapat pada baris pertama pada bait kesatu. Baris ini menjadi pembuka lirik lagu ini. Pada baris tersebut penulis lagu menerangkan bahwa terjadi peperangan yang didasari oleh pelanggaran perjanjian oleh salah satu pihak. Dalam hal ini adalah peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin. Penekanan intonasi pada kata perang menekankan pada makna perang yang sarat akan kekerasan. Intonasi yang terdapat dalam penyebutan kata fight memberikan kesan bahwa perang merupakan sebuah kegiatan yang sarat akan kekerasan. Selain itu, tingginya intonasi yang digunakan oleh vokalis membuat kesan semangat yang dimiliki oleh kaum muslimin dalam melakukan peperangan. Pada saat itu kamu muslimin khususnya laki-laki yang mengikuti perang dianggap sebagai mujahid atau orang yang membela agama Allah. Para mujahid ini meyakini bahwa dengan mengikuti perang mereka bisa melakukan jihad dijalan Allah SWT. Dengan demikian makna denotasi dalam lirik lagu tersebut adalah peperangan yang merupakan perjuangan yang dilakukan untuk membela kaum yang lemah. 55 Dalam hal ini adalah pasukan kaum muslim yang melakukan peperangan dengan kaum musyrikin. Ibnu Qayyim juga menguraikan bahwa jika dilihat dari pelaksanaannya 77, jihad dapat dibagi menjadi tiga, diantaranya : 1) Jihad Mutlaq yaitu Jihad dalam rangka perang melawan musuh di medan pertempuran. 2) Jihad Hujjah yaitu Jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan pemeluk agama lain dengan menggunakan argumentasi yang kuat. 3) Jihad „Amm yaitu Jihad mencakup segala aspek kehidupan. Jihad „Amm dapat memberikan gambaran yang jelas bahwa jihad tidak selalu harus berarti mengangkat senjata menghadapi musuh. Tetapi yaitu Jihad mencakup segala aspek kehidupan baik yang bersifat moral maupun yang bersifat material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di tengah masyarakat. Jihad ini juga bersifat berkesinambungan, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata, setan atau hawa nafsu. Pengertian musuh yang nyata di sini, disamping perang, juga berarti semua tantangan yang dihadapi umat Islam seperti kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Jihad terhadap setan mengandung pengertian berkuasa untuk menghilangkan hal-hal yang negatif yang membahayakan umat manusia. Sedangkan jihad terhadap hawa nafsu adalah sikap pengendalian diri agar cara tindak, jiwa, dan komunikasi dengan orang lain tidak menyimpang dari ketentuan Islam. 77 Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 315-317 56 Menurut Ibn Al-Qayyim, Jihad memerangi kaum kafir dan kaum munafik, terdapat empat tingkatan dalam jihad melawan kaum kafir dan kaum munafik: 1). Jihad dengan hati, 2). Jihad dengan lisan, 3). Jihad dengan harta dan 4). Jihad dengan jiwa (nafs). Dan dalam hal ini termasuk ke dalam tingkatan ke empat yaitu Jihad dengan jiwa. Jihad dengan jiwa adalah berperang dijalan Allah demi membela kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan pemikiran dan hawa nafsu manusia semata 78. Penulis mengambil kesimpulan dari pemikiran Ibnu Qayyim yang menguraikan bahwa jika dilihat dari pelaksanaannya, jihad dalam perang ini disebut dengan Jihad Mutlaq, yaitu jihad dalam rangka perang melawan musuh di medan pertempuran. Jihad Mutlaq mempunyai persyaratan tertentu, diantaranya perang tersebut harus bersifat defensif, untuk menghilangkan fitnah, menciptakan perdamaian, dan mewujudkan kebaikan dan keadilan. Perang juga tidak dibenarkan bila digunakan untuk memaksakan ajaran Islam kepada orang yang bukan Islam, untuk tujuan perbudakan, penjajahan dan perampasan harta kekayaan. Juga tidak dibenarkan membunuh orang-orang yang tidak terlibat dalam peperangan tersebut, seperti wanita, anak kecil, dan orang-orang tua. Orang yang berjihad dalam pengertian perang ini adalah mereka yang Islam, akil baligh, laki-laki, tidak cacat, merdeka, dan mempunyai biaya yang cukup untuk pergi perang dan untuk keluarga yang ditinggalkan. 79 Dalam bait ini, untuk menegakan kebenaran dikonstruksi dengan melakukan perlawanan senjata. Sehingga timbul citra bahwa status sosial apapun yang 78 Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm.8283 79 Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm.315-317. 57 dimiliki jika ingin menegakan kebenaran maka harus melakukan perlawanan senjata dan itulah makna konotasi yang terdapat dalam lirik lagu ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Bounty terkait dengan bait ini yang menyebutkan bahwa masyarakat saat ini cenderung latah akan perang. Karena fenomena yang ada jika terjadi gesekan antar masayarakat maka jalan pintas yang diambil adalah langsung dengan aktifitas fisik. Padahal jika melihat pada zaman dulu, sebelum perang sebelumnya sudah ada kesepakatan atau musyawarah terhadap sesuatu yang dipermasalahkan, sama seperti lirik lagu ini80. Masyarakat menggangap kepahlawanan atau jihad dieratkan dengan melakukan perlawanan senjata. Dengan demikian kepahlawanan dan jihad oleh masyarakat dipandang begitu sempit. Mereka hanya membentuk kepahlawanan atau jihad dalam bentuk perlawanan senjata. Meski memang menceritakan kepahlawanan tempo dulu, penulis lirik lagu memberikan pesan lanjutan bahwa jihad dalam bentuk perang ini hanyalah salah satu bagian dari bentuk jihad, sehingga pendengar mendapatkan wawasan lebih akan makna jihad dan pendengarpun bisa terlibat dalam praktik jihad dalam bentuk lain, karena bentuk jihad dengan peperangan merupakan jihad yang sulit dipraktikan oleh pendengar di era sekarang. Pada kenyataannya tindakan kepahlawanan atau jihad tidak selalu harus berarti mengangkat senjata. Ibnu al Qayyun menguraikan bahwa jihad jika dilihat dari pelaksanaannya jihad dapat dibagi menjadi tiga, salah satunya adalah Jihad „Amm81. Jihad „Amm 80 Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan, Tangerang – Banten. 81 Ibnu Qayyim, dalam Ensiklopedi Islam Jilid 2, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 315-317. 58 yaitu jihad yang menyangkut segala aspek kehidupan. Dari pengertian ini terlihat bahwa jihad bukan hanya dilakukan dengan mengangkat senjata, tapi jihad bisa dilakukan dalam segala aspek kehidupan seperti mencegah kemungkaran, memerangi kebodohan dan bentuk kegiatan yang bersifat material dan moral. Makna mitosnya adalah terdapat mitos bahwa untuk dapat menegakkan kebenaran harus dilakukan dengan cara perang. Hal ini bertentangan dengan makna jihad itu sendiri yang berate bersunguh-sungguh. Jihad dilakukan untuk menegakan kebenaran, namun tidak selalu dilakukan dengan sebuah peperangan meskipun peperangan merupakan bagian dari jihad. 59 Tabel 4.4 Baris 2 Potongan Lirik Lagu Our faith, in the name of GOD we will never retreat Tabel 4.5 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 2 Signifier (Penanda) Signified (Petanda) Memliki Keyakinan tekad kami, demi kuat yang karena ALLAH kami tak akan berkeyakinan mundur pada tuhan membuat mereka tak akan mundur Tanda Denotatif/Penanda Konotatif Keyakinan kepada tuhan menguatkan tekad Petanda Konotatif Mereka berperang atas nama tuhan Tanda Konotatif Perang atas nama Tuhan adalah jihad Tabel 4.6 Penggolongan Makna Tanda Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos Keyakinan kepada Perang atas nama Tuhan Sesuatu yang tuhan membuat tekad adalah jihad dilakukan atasnama kuat untuk terus tuhan akan berperang mendapatkan pahala Kalimat tersebut terdapat pada baris kedua pada bait pertama lirik lagu tersebut. Dalam lagu baris ini terletak pada detik ke 55 sampai menit ke 1 lewat 2 detik. Pada baris ini lirik menceritakan tentang perjuangan yang dilakukan oleh 60 kaum muslimin dilakukan atas dasar niat karena Allah SWT. Dengan keyakinan tersebut mereka yakin tidak akan mundur dalam perjuangan tersebut. Tuhan (Ilah) adalah sesuatu yang dianggap penting oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya tunduk-patuh, dikuasai (didominir) oleh-Nya. Sebagai dasar dalam ajaran Islam, konsep ketuhanan menjadi penting dalam setiap aktifitas manusia. Selalu melibatkan Tuhan dalam setiap kegiatan manusia membuat nilai religius dalam diri akan terus bertambah. Manusia hakikatnya adalah diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Hal ini merupakan bentuk pengabdian kepada pencipta. Menurut Bounty82, Tuhan sebagai dasar manusia bertindak harus selalu dikaitkan dalam kehidupan manusia. Hal ini bisa dilihat bagaimana niat mereka dalam melakukan sesuatu. Segala sesuatunya akan dinilai dari niatnya. Dalam lagu ini direpresentasikan dengan adanya lirik pada bagian ini yang menyebutkan sebuah keyakinan akan kekuatan Tuhan yang membuat mereka kuat dalam menghadapi cobaan. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam beribadah sudah ada ketentuan cara dan aturannya yang tertera dalam Al-Qura'n dan Hadits. Kegitan peribadahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam dua sumber hukum tersebut dapat dinyatakan Bid'ah. Sebagai suatu aktifitas penyebaran ajaran Islam, dakwah sangat menghajatkan dasar-dasar yang paling kuat dari fondasi ajaran Islam sebagai bekal komunikatornya. Sebagai suatu keyakinan yang melahirkan tindakan, konsep Tauhid meliputi pengakuan bahwa (Muhammad, 1965 : 58-59) : 82 Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan, Tangerang – Banten. 61 1. Semua makhluk dan apa saja yang ada di jagad raya ini, hanya Allah-lah yang menciptakan 2. Beribadah, berdoa, sujud, memohon, merendah hanya kepada Allah, serta tidak menerima hokum agama dan ketetapan perkara yang ghaid melainkan dari Allah 3. Allah mempunyai sifat-sifat sebagaimana yang Ia sifatkan dalam Al-Qura‟n dan Al-Hadist. Makna denotasi dalam lirik lagu ini menuunjukan bahwa Tuhan sebagai segala sumber kehidupan menjadi dasar bagi manusia dalam bertindak dunia. Tuhan sebagai Dzat yang maha Esa menjadi penentu takdir bagi manusia selama didunia. Hal ini membuat keyakinan kepada pasukan kaum muslim bahwa hasil yang didapatkan nanti setelah berperang adalah takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Aqidah dalam Islam selanjutnya harus berpengaruh dalam setiap aktifitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktifitas tersebut bernilai ibadah. Dalam hubungan ini iman menurut pengertian yang sebenarnya ialah kepercayaan yang meresap dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh pada pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Dengan demikian aqidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dasar dalam bertingkah laku serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal shaleh. Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan ke-Esaan Allah sebuah sumpah akan kesetiaan dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah Yang Maha Esa. Dengan meyakini akan ke-Esaan Allah, Maka seorang muslim tidak akan lagi meyakini adanya Tuhan selain Allah sehingga seluruh hidupnya akan 62 senantiasa dipersembahkan hanya untuk mengabdi kepada Allah. Dengan tauhid yang kuat maka seorang muslim akan mampu melaksanakan seluruh perintah Allah dengan keyakinan yang kuat pula. Kedudukan Tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, Karena dari pemahaman tentang tauhid adalah itulah keimanan seorang muslim mulai tumbuh. Konsep tauhid dalam Islam merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak dapat diganggu gugat dan sangat berpengaruh terhadap keislaman seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid seorang tidak kuat, maka akan goyah pula pilar-pilar keIslamannya secara menyeluruh. Orang yang mau berjihad adalah orang yang memiliki iman yang sebenarnya. Jihad yang mereka lakukan adalah bukti bahwa mereka betul-betul beriman dengan sebenarnya. Dengan iman yang sebenarnya ini, apapun ancaman yang mereka hadapi tidak membuat semangat Jihad mereka pudar, bahkan mendorong mereka agar tetap tegar berjuang menegakkan ajaran agama. Dalam Q.S. AlAhzab ayat 39 ditegaskan : ”(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah, dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan”. Ayat ini menunjukan, bahwa iman (keyakinan sejati) yang dimiliki oleh seorang mujahid berperan sebagai pendorong yang sangat besar dalam mengarahkan dirinya untuk melakukan perbuatan baik. Dengan landasan iman seseorang termotivasi untuk membebaskan dirinya dari rasa takut dan 63 mencurahkan segenap kemampuanya untuk meraih kemenangan 83. Sebab proses transformasi itu membutuhkan semangat Jihad, dan Jihad itu sendiri akan sia-sia jika tidak ada niatan karena Allah. Dari pembahasan tersebut mengambil kesimpulan bahwa makna konotasi dalam lirik lagu ini adalah jihad yang benar adalah jihad atas nama Tuhan. Hal ini perkembangan dari makna denotasi yang menyebutkan bahwa keyakinan kepada Tuhan membuat tekad untuk terus berperang. Namun perlu dicermati bahwa perang adalah salah satu dari bentuk jihad bukan bentuk jihad satu-satunya. Ahmad Warson Munawwir dalam kamus Arab Indonesia Al-Munawwir mengartikan lafal Jihad sebagai kegiatan mencurahakan segala kemampuan. Jika dirangkai dengan lafal Fii Sabilillah, berarti berjuang, berjihad, berperang di jalan Allah. Jadi kata Jihad artinya perjuangan84. Terdapatnya kata Tuhan menunjukan bahwa penulis lirik lagu ingin mengkomunikasikan bahwa akar jihad selama ini adalah ada pada diri manusia itu sendiri, yaitu keimanan. Perjuangan yang sesungguhnya dilihat berdasarkan niatnya. Keimanan kepada Tuhan menjadi dasar dari niat perjuangan yang dilakukan oleh para mujahid. Perjuangan yang berdasarkan keyakinan agama Allah akan memunculkan jihad Fii Sabilillah yang merupakan peringkat jihad tertinggi dalam Islam. Semua yang berdasarkan pada nilai ketuhanan akan dinilai ibadah. Namun ada hal yang perlu diingat bahwa segala bentuk ibadah sudah ada ketentuannya. Meskipun kita menjalankannya dengan niat beribadah namun jika tidak ada tuntunannya maka itu akan disebut dengan bid‟ah.Jika perkara yang diada-adakan 83 Rohimin, Jihad makna dan hikmah, (Jakarta: Erlangga, 2010).hlm.62 Muhammad Chirzin,Jihad dalam Al-Qur‟an telaah Normatif, Histories, Prospektif, (Yogyakarta : Mitra Pustaka,1997),hlm.12. 84 64 berupa Qurbah Mahdho yakni ibadah yang ketentuan teknis pelaksanaan telah ditetapkan syara‟ baik waktu, kadar, cara maupun teknis yang lain, seperti sholat, zakat, puasa ramadhan, haji maupun ibadah yang lain. Maka mengadakan cara baru dalam perkara-perkara tersebut dengan melanggar ketetapan syara‟ ini yang disebut bid‟ah dholalah atau bid‟ah sesat atau tercela85. Makna mitos yang didapat adalah bentuk kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat bahwa segala sesuatu yang dilakukan atas nama Tuhan akan mendapatkan kebaikan. Hal ini memang benar karena segala sesuatu berdasarkan niatnya, namun perlu dipahami bahwa dalam beribadah kita harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan bukan hanya pada sekedar niat saja. Namun harus sesuai dengan tuntunan yang telah diberikan yaitu Al-Qura‟n dan Hadist. 85 http://www.Islam-institute.com/bidah-hasanah-bidah-yang-tidak-menyalahi-al-quranalhadits.html diakses kamis, 25-09-14 pk. 11.17 WIB. 65 Tabel 4.7 Baris 17 Potongan Lirik Lagu All the pleasure of life is blinding your eyes Tabel 4.8 Penerapan Peta Tanda Barthes pada Baris 17 Signifier (Penanda) Semua (hal) duniawi telah membutakanmu Signified (Petanda) Harta duniawi membuat kita lupa akan segalanya Tanda Denotatif/Penanda Konotatif Petanda Konotatif Sebagai manusia Harta dunia mampu melengahkan seseorang seorang kita harus berhati-hati pada harta dunia karena mampu membuat kita lupa Tanda Konotatif Kecintaan terhadap harta dunia termasuk kedalam perbuatan setan Tabel 4.9 Penggolongan Makna Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos Harta dunia mampu Harta menjauhkan Kesenangan kepada memabukan manusia manusia dari agama hal yang bersifat material merupakan bentuk keserakahan 66 Penggalan lirik tersebut masuk kedalam bagian dengan pengucapan yang menggunakan clean vocal atau bagian reff. Penggalan lirik ini terdapat pada baris ke-17 pada bait ke-5. Bagian reff dalam lagu berada pada menit ke-2 sampai menit ke-2 lewat 25 detik. Pada bagian reff ini penulis lirik menceritakan tentang manusia seharusnya agar tetap sadar bahwa selama ini keyakinan mereka kepada Tuhan yang membuat mereka menang dalam pertempuran. Namun adanya perasaan cinta dunia yang ditandai dengan harta dunia membuat niat mereka runtuh digantikan dengan kesenangan dunia. Ditegaskan bahwa tujuan perjuangan selama ini bukan untuk mengejar harta dunia tapi untuk mendapat Ridha Allah SWT. Pada bagian ini penulis lirik menekankan pesan bahwa harta dapat membuat manusia lupa akan dunia. Cinta dunia merupakan salah satu penyakit yang menjangkiti hati manusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bounty yang merupakan penulis lirik lagu ini. Beliau menerangkan bahwa cinta dunia merupakan bagian dari hawa nafsu yang terdapat dalam diri manusia. Nafsu untuk terus memperkaya diri membuat mereka lupa akan tugasnya sebagai khalifah dibumi ini86. Bagian ini juga merupakan kesimpulan dari bagian lirik lain yang terdapat pada baris ke 5, 6 dan 7 yang menjelaskan tentang apa saja hal yang menjadi harta di dunia seperti jabatan atau kekuasaan, harta materi, status dan kesombongan adalah godaan syetan kepada manusia. Titik baliknya adalah ketika manusia sampai pada padang Mahsyar yaitu saat manusia dihisab amal perbuatannya. 86 Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan, Tangerang – Banten. 67 Semua itu diingatkan kembali pada bagian ini ditegaskan bahwa harta dunia mampu memabukan manusia87. Baris ini menjelaskan tentang bagaimana sifat harta dunia yang mampu membutakan manusia dalam hidup di dunia. Kecintaan manusia pada harta dunia membuat manusia lupa akan kehidupan akhirat yang kekal. Baris dalam lirik lagu ini secara denotasi maknanya adalah penulis lirik lagu memberikan peringatan kepada pendengar akan bahaya harta dunia yang mampu memabukan. Kecintaan manusia pada harta dunia akan membuat manusia lalai dalam beribadah. Jihad terhadap hawa nafsu adalah sikap pengendalian diri agar cara tindak, jiwa, dan komunikasi dengan orang lain tidak menyimpang dari ketentuan Islam. Jihad biasanya hanya dipahami dalam arti perjuangan fisik atau perlawanan bersenjata. Ini mungkin terjadi karena kata itu sering terucapkan pada saat-saat perjuangan fisik atau perang, tetapi harus diketahui pula bahwa masih ada jihad yang lebih besar daripada pertempuran fisik, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. ketika beliau baru saja kembali dari medan pertempuran “kita kembali dari jihad terkecil menuju jihad terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu”. 88 Penyebab kekalahan yang diterima oleh pasukan kaum muslimin adalah adanya pasukan yang melihat pasukan lawan telah mundur dan banyaknya harta rampasan perang dimedan pertempuran. Di antara hikmah kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud adalah Allah bertujuan untuk membedakan antara orang-orang mu‟min dan orang yang di hatinya tersimpan kemunafikan. Melalui ujian inilah dapat diketahui keimanan dan kesabaran orang-orang mu‟min. Antara orang-orang yang bersungguh-sungguh mentaati perintah Rasulullah SAW. dan 87 Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan, Tangerang – Banten. 88 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), hlm. 121. 68 orang-orang yang menginginkan untuk menguasai harta rampasan perang (ganimah).89 Dalam bagian lirik lagu ini harta dunia dikonotasikan sebagai sesuatu yang menjauhkan diri dari agama. Harta menjadi salah satu penyakit hati dari manusia. Banyak manusia yang terjerumus akan keserakahan harta dunia sampai akhirnya mereka lupa akan hakikatnya sebagai mahkluk yang harus menyembah pada Tuhannya. Padahal dalam praktiknya hartapun bisa digunakan untuk berjihad yaitu dengan cara sedekah untuk membantu sesama muslim yang mengalami kesusahan. Hal tersebut menjadi makna konotasi dalam bagian lirik lagu ini. Dalam diri para pejuang Uhud tersimpan dua maksud (niat) yang berbeda; yakni mengharapkan balasan dunia, sedangkan sebagian lainnya mengharapkan ganjaran akhirat. Karena motivasi yang lari dari peperangan Uhud itu adalah keinginan meraih materi, dan motivasi yang bertahan melanjutkan perjuangan mengharapkan ganjaran Ilahi, maka ditegaskan-Nya bahwa, Barangsiapa menghendaki dengan usahanya pahala dunia saja tanpa menghendaki pahala akhirat niscaya Kami berikan kepadanya sebagian pahala dunia itu apa yang Kami kehendaki, bagi siapa yang Kami kehendaki, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, maka Kami berikan pula kepadanya sebagian pahala akhirat sebagai anugerah dari Kami atas upaya menggunakan nikmat yang telah Kami berikan kepadanya sesuai dengan apa yang Kami gariskan 90. Allah SWT sebagai pemilik alam memiliki hak prerogatif untuk mengehendaki sesuatu atas makhluknya. Setidaknya terdapat tiga hal yang sudah ditentukan kepada manusia sejak ia terlahir didunia yaitu jodoh, kematian dan 89 90 Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), Juz 4, hlm. 82. Rasyid Ridla, Tafsir al-Manar, hlm.236 69 rizki. Harta atau kekayaan adalah bagian dari nikmat Allah yang diberikan kepada hambanya. Jumlah atau perolehan rizki seseorang berbeda dengan setiap orang yang lainnya. Seseorang yang memiliki rizki berlimpah kerap dipandang sebagai seorang yang serakah. Namun perlu diluruskan bahwa harta yang dimiliki oleh seseorang adalah ketentuan Allah. Keimanan seseorang bukan diukur dari banyak atau sedikitnya harta yang dimiliki oleh seseorang melainkan bagaimana dia taat kepada perintah yang telah diberikan. Hal ini menjadi mitos dalam bagian lirik lagu ini. Jihad itu kalau diibaratkan pohon yang tegak, maka harus ada dasar tenaga yang menjamin tegak dan kokohnya. Seperti kita jelaskan di atas dalam melaksanakan Jihad itu harus ada tiga unsur tenaga, dengan intinya tenaga ruh, roh itulah yang menghubungkan manusia dengan khaliknya. Tenaga roh ini mampu “menggerakkan” manusia, dan hanya tenaga roh ini pula yang mampu “menerima” petunjuk Ilahi91. Penguatan pada usnsur ruhani menjadi penting karena dasar dari diri manusia adalah ruh yang nantinya akan menjadi pengambil keputusan yang dilakukan oleh jasadiah. Dalam melakukan jihad seorang muslim harus mampu meyakinkan pada dirinya bahwa ruhnya sudah sepenuhnya pasrah kepada Allah agar jihadnya dapat di Ridhai oleh Allah. Jihad bisa berupa perjuangan batin (untuk melawan kejahatan dalam diri seseorang). Belum sampai pada cakupan Jihad secara menyeluruh, yang tidak hanya dilakukan secara fisik seperti perang, ataupun Jihad ruhani dengan melawan hawa nafsu yang sifatnya sangat privasi92. 91 Sutan Mansur, Jihad, (Jakarta: Panji Masyarakat,1982),hlm.23. Husain Mazhahiri, Menelusuri Makna Jihad; Dari Sudut Pandang Akhlak Sampai Kajian Sufistik, (Jakarta: Lentera, 2000).hlm.21. 92 70 Menurut Abdul Baqi Ramdhun, pembagian target sasaran Jihad dibagi menjadi lima93: 1) Jihad melawan hawa nafsu, yakni seseorang mendidik jiwanya untuk taat beragama kepada Allah, meninggalkan syahwat dan fitnah syubhat, serta melkasanakan kewajiban meskipun berat dan tidak disukai jiwa. 2) Jihad melawan syetan, yakni meninggalkan fitnah syahwat dan subhat yang dihembuskan setan kepada seorang hamba. 3) Jihad melawan orang kafir, yakni dengan memerangi mereka dan mengorbankan segala yang dibutuhkan dalam peperangan, baik berupa harta, pengalaman, dan lain sebagainya. 4) Jihad melawan orang-orang munafik, yakni hal ini dilakukan dengan lisan, menegakkan hujjah atas mereka, melarang dan mencegah mereka dari kekafiran yang tersembunyi, membongkar permainan dan maker-makar meraka, serta mewaspadai segala tanduk-tanduk, rencana mereka, dan upaya-upaya mereka yang lain. 5) Jihad melawan orang-orang fasik, yakni dilakukan dengan tangan, jika tidak mampu, maka dengan lisan. Dan jika tidak mampu maka dengan hati. Berdasarkan pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa seseorang yang belum mampu menjaga hawa nafsunya belum bisa disebut sebagai mujahid atau orang yang berjihad. Pentingnya jihad menahan hawa nafsu ini dimaksudkan agar manusia tidak mudah tergoda dengan nafsu yang datangnya dari setan. Sehingga dalam berjihad manusia bisa tetap istiqomah dalam jalan jihadnya dan hanya berniat mendapat keridhaan Allah. 93 Abdul Baqi Ramadhun, Jihad jalan kami, hlm.22-23. 71 Ditegaskan bahwa surga itu tidak dapat dicapai tanpa jihad dan kesabaran atau dengan kata lain, tidak selayaknya kita mengharapkan surga tanpa diuji terlebih dahulu. Adapun yang dimaksud dengan jihad, menurut Muhammad Abduh, dibagi menjadi dua; yaitu berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan harta, dan berjuang mengalahkan hawa nafsu dalam diri manusia 94. Dikaitkannya kesabaran dalam berjihad ini dikarenakan kesabaran adalah syarat keberhasilan jihad. Di sisi lain, jihad dapat terjadi tanpa kesabaran, tetapi jika ia tidak disertai dengan kesabaran, maka jihad itu akan gagal atau tidak memperoleh hasil yang maksimal sebagaimana yang terjadi pada Perang Uhud. 94 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hlm.255 72 Tabel 4.10 Baris 20 Potongan Lirik Lagu Words, You heard him then obey him Tabel 4.11 Penerapan Tanda Barthes pada Baris 20 Signifier (Penanda) Seharusnya kalian mendengarkan dan taat pada kata-kata Rasulullah Signified (Petanda) Sebagai manusia harus mendengarkan dan taat kepada Rasulullah Tanda Denotatif/Penanda Konotatif Manusia harus mengikuti perkataan yang diucapkan Rasulullah Petanda Konotatif Ketaatan sebagai bentuk kesungguhan beribadah Tanda Konotatif Manusia harus taat terhadap pemimpin mereka Tabel 4.2 Penggolongan Makna Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos Manusia harus patuh Segala bentuk perkataan Pemimpin harus terhadap yang Rasulullah harus kita diikuti dan ditaati diperintahkan Rasulullah taati Kalimat ini terdapat pada baris 20 pada bait 8 dalam lirik lagu tersebut. Kata him merujuk pada sosok Nabi Muhammad SAW. Baris ini menceritakan tentang bagaimana seharusnya manusia mematuhi perkataan nabi Muhammad SAW. Khususnya para pasukan kaum muslimin yang saat itu ikut dalam pertempuran 73 uhud agar taat kepada perkataan nabi yang meminta agar pasukan pemanah agar tidak turun dari gunung sampai waktu yang ditentukan. Pada baris sebelumnya yang terletak pada bait yang sama lirik menceritakan tentang bagaimana keserakahan akan menyebabkan kekalahan. Hal ini merujuk pada pasukan pemanah yang tergoda dengan banyaknya harta rampasan perang. Karena hal itu akhirnya pasukan kaum muslim mendapatkan kekalahan karena pasukan lawan melihat pasukan pemanah telah turun dan membuat pasukan muslim lemah. Menurut Bounty, bisa terlihat seperti apa penampakan ummat saat ini tidak jauh berbeda dengan zaman dahulu. Banyak yang mengaku pengikutnya namun tidak mengindahkan perintahnya. Terdapatnya fenomena masyarakat yang mengerjakan amal Bida‟h juga merupakan bentuk kualitas ummat saat ini menurut. Bagaimana bisa mereka beribadah dengan tidak merujuk pada AlQura‟n dan Hadits95. Ketaatan seorang hamba adalah bentuk kesungguhan kepada pemimpinnya. Umat Islam saat ini sudah banyak yang meninggalkan anjuran atau hadits Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita merujuk pada agama Islam, Hadits adalah pedoman hidup manusia selama di dunia selain Al-Qura‟n. Ketika manusia tidak lagi berpegang pada Hadits atau dalam artian tidak mengikuti perkataan Nabi maka ada potensi khianat disana. Hal ini di contohkan dalam peristiwa perang Uhud dimana ada sebagian pasukan yang tidak patuh pada perintah beliau. Hal ini menunjukan bahwa dalam berjihad harus dimulai dari hal kecil terlebih dahulu yaitu bagaimana kita mampu taat kepada sesuatu. 95 Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan, Tangerang – Banten. 74 Seperti kata pepatah, kebaikan yang terorganisir akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir. Dalam perencanaan kebaikan mutlak diperlukan adanya rencana yang matang sebelum terjun beraksi sebagai bentuk realisasi. Karena Allah Maha Adil, maka kebaikan ataupun keburukan akan diberikan jalan keberhasilan asalkan dibarengi dengan ikhtiar yang keras dan kontinu, hanya saja yang membedakan antara kebaikan dan keburukan yang diijinkan oleh Allah adalah iringan ridhoNya yang menyertai. Jelas kebaikan yang diijinkan dipastikan diiringi oleh ridhoNya dan mendapatkan balasan pahala karena sejalan dengan apa yang diajarkan dalam Al-Qura‟n dan hadits, sementara keburukan adalah sebaliknya, Allah menghendaki keburukan terjadi namun tiada ridhoNya yang menyertai. Di antara hikmah kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud adalah Allah bertujuan untuk membedakan antara orang-orang mu‟min dan orang yang di hatinya tersimpan kemunafikan. Melalui ujian inilah dapat diketahui keimanan dan kesabaran orang-orang mu‟min. Antara orang-orang yang bersungguhsungguh mentaati perintah Rasulullah Saw. dan orang-orang yang menginginkan untuk menguasai harta rampasan perang (ganimah).96 Terdapatnya kata taat dalam lirik lagu tersebut menunjukan bahwa kapatuhan kepada pemimpin menjadi penting karena dalam keadaan perang pemimpin yang paham akan keadaan yang ada dimedan perang. Pemimpin yang bertanggungjawab pasukannya wajib kita dengar dan ikuti perintahnya. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan definisi seperti itu berasal dari padanan kata jihad 96 Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), Juz 4, hlm. 82. 75 dalam bahasa Arab. Jihad, terangnya berasal dari kata jahada yang berarti bersungguh-sungguh. Kemudian berubah menjadi beberapa kata di antaranya jihad, ijtihad, dan mujahadah. Yang pertama berarti perjuangan fisik, kedua berarti perjuangan pemikiran, dan ketiga adalah perjuangan memerangi hawa nafsu. Jihad yang dipahami adalah sinergi dari seluruhnya 97. Makna denotasi yang didapat adalah setiap manusia harus patuh dan mengikuti segala perintah yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW. Hal ini merupakan sebagai bentuk ketaatan manusia terhadap Beliau. Jihad artinya bersungguh-sungguh, maka ketika kita sudah taat dan patuh terhadap sesuatu maka kita sudah bersungguh-sungguh terhadap sesuatu tersebut dan bisa dikatakan sebagai bentuk jihad. Menurut Abdul Baqi Ramdhun98, ada empat target sasaran jihad salah satunya adalah jihad melawan syetan, yakni meninggalkan fitnah syahwat dan subhat yang dihembuskan setan kepada seorang hamba. Ketidaktaatan pasukan pemanah kepada perintah nabi Muhammad merupakan bentuk kegagalan mereka dalam berjihad karena tidak bisa melawan godaan syetan sebagai bentuk jihad pada diri sendiri. Sementara itu dalam Al-Qura‟n sendiri telah dituliskan bahwa diwajibkan atas mengikuti dan taat kepada para pemimpin. Hal ini tertuang dalam Surat An-Nissa ayat 59 : “Wahai orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Uli Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat 97 tentang sesuatu, maka Artikel, Mari Meluruskan Makna Jihad http://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/Islamnusantara/ 10/07/17/125038-mari-meluruskan-makna-jihad edisi Sabtu, 17 Juli 2010, diakses 18 Februari 2016, pkl 23.01. 98 Abdul Baqi Ramadhun, Jihad Jalan Kami, 22-23. 76 kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur‟an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya99.” Makna konotasi yang didapat adalah segala perkataan Rasulullah harus kita ikuti. Hal ini berdasarkan kepada beliau adalah utusan Allah yang membawa wahyu kebenaran sebagai penyempurna keimanan manusia. Sebagai manusia yang beriman, tentu kita harus percaya bahwa apa yang disampaikan oleh beliau adalah sebuah kebenaran. Hal ini telah tersirat dalam rukun iman ke-4 yaitu iman terhadap Nabi dan Rasul. Dengan kita mengikuti perkataanya tercermin bagaimana kadar ibadah kita. Bentuk ketaatan manusia kepada pemimpinnya cerminan kesungguhan mereka dalam mengabdi. Ketaatan membutuhkan kesabaran dalam pengaplikasiannya. Kesabaran dalam menjalankan segala perintahnya dan mampu melawan segala hal yang mampu mengubah ketaatan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan jihad, menurut Muhammad Abduh100, dibagi menjadi dua; yaitu berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan harta, dan berjuang mengalahkan hawa nafsu dalam diri manusia. Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al Qura‟n keberadaan hadits disamping telah mewarnai masyarakat dalam berbagai bidang kehidupannya yang telah menjadi bahasan yang menarik sehingga kedudukan hadist menjadi sangat penting.Segala hal yang berkenaan dengan Nabi SAW yang meliputi ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat, bahkan ciri fisiknya dinamakan hadits. Hal ini sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya yaitu : 99 Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990) 100 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hlm. 255 77 “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orangorang yang mengharap (rahmad) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah101” Namun perlu diperhatikan bahwa saat ini banyak masyarakat yang mengatasnamakan Hadits dalam melakukan kegiatan yang meraka anggap sebagai ibadah. Beberapa kegiatan tersebut terkadang tidak tertuag dalam Hadits dan AlQura‟n. Menanggapi hal tersebut, Bounty102 berpendapat bahwa sudah sueharusnya kita mengikuti tuntunan Nabi namun harus dilihat apakah itu benar ada atau hanya kegiata Bid‟ah saja. Karena ketika kita melakukan kegiatan yang kita angga ibadah namun tidak ada dalil yang jelas hal tersebut tidak akan mendapatkan pahala. Makna mitos yang didapat adalah pemimpin harus diikuti dan taati. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah salah satu utusan Allah dalam menyebarkan syiar kebaikan. Beliau menjadi pemimpin bagi seluruh ummat Islam dunia. Beliaulah cerminan bagi pemimpin yang ada dunia. Jadi sudah barang tentu pesan dan perintah yang beliau sampaikan adalah pesan yang berasal dari Allah. Mengikuti perintah beliau merupakan sebuah Sunnah. Namun perlu diperhatikan figur pemimpin seperti apa yang harus kita taati dan kita ikuti perintahnya. Rasulullah SAW bersabda103 : “Wajib untuk seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa/ ummaraa‟) pada apa-apa yang ia sukai atau ia benci, Kecuali apabila 101 102 Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumirestu, 1990) Wawancara bersama Bounty pada Selasa, 26 Juli 2016 di kediaman Bounty di Kembang Larangan, Tangerang – Banten. 103 https://abuzuhry.wordpress.com/2011/03/17/tuntunan-rasulullah-terhadap-ummatnya-dalam-menyikapipenguasa/ dilihat pada 22 Desember 2016 pukul 20:23 78 penguasa tersebut menyuruh untuk kemaksiatan. Apabila ia menyuruh untuk melakukan kemaksiatan maka tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat” Merujuk pada hal tersebut kita manusia diserukan untuk taat dan mematuhi kepada pemimpin kita. Namun dengan ketentuan pemipin kita tidak menyerukan kepada kemaksiatan dan keburukan. Karena ketika kita mengikuti kemaksiatan yang diperintahkan oleh pemimpin kita maka kita termasuk orang yang berdosa meskipun dengan dalih kita mengabdi pada pemimpin kita. 4.2 Pembahasan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Makna denotasi jihad yang coba ditonjolkan di dalamnya mengartikan bahwa representasi jihad dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud merujuk pada bentuk jihad yang banyak ragamnya. Jihad digambarkan bukan hanya berperang saja, namun bagaimana penerapan makna jihad dalam diri manusia yaitu bagaimana nilai ketauhidan manusia dalam beragama, jihad melawan syetan dan jihad bagian dari kesungguhan dalam mengikuti perkataan Nabi. Makna denotasi diambil dari tanda denotatif yang belum dimaknai secara sempurna. Makna denotasi yang muncul dalam lirik lagu sebagian besar sudah dapat mewakili atas representasi jihad yang menjadi fokus penelitian penulis dan sebagian lainnya muncul setelah menjadi makna konotasi. 2. Makna konotasi yang muncul dalam lirik lagu memberikan gambaran tentang bagaimana alam bawah sadar mampu membentuk opini dalam diri 79 manusia. Hal ini digambarkan dengan kata dan kalimat yang mengarah pada kondisi sosial budaya dan emosional personal. Dalam hal ini adalah bagaimana kepercayaan yang ada dalam diri seseorang mampu membuat pola pikir seseorang. Dalam lirik lagu ini jihad direpresentasikan dengan bagaimana kepercayaan sesorang akan kebenaran. Secara keseluruhan bentuk jihad masa kini mampu direpresentasikan dalam lirik lagu ini. Hal ini dilihat dari bagaimana seorang hamba mampu bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu dan beribadah dalam beragam cara pengaplikasian untuk menegakan nilai kebenaran. Hal ini sebagai bentuk bagian dari jihad melawan hawa nafsu. Dalam lagu ini juga digambarkan bahwa jihad juga bisa dilakukan dengan kegiatan fisik seperti berperang. Dengan demikian jihad dalam lagu ini mampu dimaknai sebagai sebuah kegiatan yang berorientasi pada fisik namun tidak melupakan aspek bathin sebagai pondasi dalam berjihad. Makna konotasi ini terkenal dengan sifat samar, dalam artian jika melakukan pemaknaan sekilas maka makna ini tidak akan dapat dirasakan oleh pendengar, sehingga diperlukan kajian yang sedikit mendalam untuk menentukan makna konotasi yang diharapkan. 3. Mitos dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud adalah untuk menegakan kebenaran harus dengan jalan perang, sesuatu yang dilakukan atas nama tuhan akan mendapatkan pahala, memiliki harta dunia adalah simbol keserakahan dan taat kepada Rasulullah akan mendapatkan pahala. Secara keseluruhan makan mitos yang ada dalam lirk lagu ini tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada penjelasan lebih lanjut yang didasari oleh sesuatu 80 landasan yang ilmiah. Namun terlepas dari itu masayarakat menganggap bahwa mitos adalah nilai leluhur yang perlu dipercaya tanpa perlu dapat penjelasan secara ilmiah. Tanpa disadari lirik lagu ini telah membantu bagaimana kebudayaan dahulu tetap langgeng hingga sekarang, meski kadang dengan praktiknya diaplikasikan dalam bentuk lain namun memiliki esensi sama dengan esensi yang menggambarkan realitas atau gejala alam dimasa lampau. Kondisi sosial dan emosional yang muncul menjadikan suatu dominasi kelas sosial menjadi lebih terlihat, nilai-nilai dominan yang dahulu berlaku hingga sekarang menjadikan bukti bahwa dominasi di era sekarang merupakan efek yang terwarisi atas nilai-nilai dominan yang dahulu sudah muncul. Dari analisis yang dilakukan penulis terhadap lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud, jihad dalam lirik lagu tersebut dikontsruksikan dengan ketegorisasi jihad dari bentuknya. Yang pertama adalah bentuk Jihad alan-nafs atau jihad melawan hawa nafsu. Jihad bentuk ini ditunjukan dengan adanya bagian lirik yang menyebutkan bahwa harta dunia akan membutakan manusia. Pada bagian lirik ini jihad dimaknai sebagai perlawanan manusia terhadap nafsu mereka. Harta merupakan cerminan duniawi dan nafsu keserakahan. Selain itu terdapat bagian lirik lain yang termasuk kedalam kategori jihad melawan hawa nafsu. Terdapatnya bagian lirik yang menjelaskan tentang Allah sebagai pusat kekuatan merupakan bentuk jihad melawan hawa nafsu karena nafsu yang merupakan sifat dari setan akan menggangu niat seseorang dalam melakukan sebuah kegiatan. Semua hal akan dilihat berdasarkan niatnya. Maka dari itu sebelum berbuat sesuatu kita dianjurkan untuk meluruskan niat terlebih 81 dahulu. Meluruskan niat sangat penting karena akan berpengaruh pada timbangan amalan yang kita dapat dan kadar keimanan kita kepada Allah SWT. Terdapatnya bagian lirik yang menjelaskan tentang manusia yang harus taat dan mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari bentuk jihad melawan hawa nafsu tingkatan melawan setan. Pada tingkat ini manusia melawan segala kebimbangan dan keimanan seorang hamba pada pemimpinnya. Dalam lirik lagu ini ketidaktaatan pasukan kepada perkataan dan perintah Nabi yang menjadi sebab kekalahan pasukan kaum muslimin ketika berperang di bukit Uhud. Sementara itu pada lirik lagu tersebut dijelaskan tentang perang. Dalam jihad, perang termasuk kedalam kategori jihad mutlaq. Jihad mutlaq adalah jihad dalam rangka perang melawan musuh di medan pertempuran. Jihad kategori ini meurujuk pada ketika zaman dahulu yang melakukan peperangan untuk menegakkan agama Islam. Perang saat ini sudah jarang terjadi terutama untuk diniatkan sebagai jihad. Konflik yang terjadi di Palestina adalah contoh jihad mutlaq masa kini. Dari beragam jenis jihad yang terdapat dalam lirik lagu tersebut, penulis menyimpulkan bahwa penulis lirik lagu membangun makna tentang jihad yang terkecil, yaitu menahan hawa nafsu. Hal ini terlihat dari empat bagian lirik lagu tiga diantaranya adalah jenis jihad melawan hawa nafsu. Sedangkan adanya jihad dengan perang atau mutlaq menunjukan tentang jenis jihad yang populer dikenal di masyarakat. Lirik lagu ini menjelaskan bahwa sebelum kita melakukan jihad yang besar, kita harus melihat hal kecil yang mampu mendukung niat jihad kita. Hal ini 82 digambarkan dengan bagaimana meluruskan niat karena Allah SWT, mampu menahan godaan syetan dengan tidak berorientasi kepada harta dan mampu taat kepada pemimpin mereka yaitu Nabi Muhammad SAW. Hal ini juga sebagai gambaran perilaku jihad masa kini yang bisa diaplikasikan kedalam kehidupan saat ini. Karena jika kita merujuk para bentuk jihad yang populer yaitu perang, saat ini sudah tidak bisa digaungkan kembali karena hal itu tentu bertentangan dengan Hak Asasi Manusia karena perang akan lebih banyak kerugiannya dibandingkan manfaatnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Makna denotasi jihad yang direpresentasikan dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud merujuk pada bentuk jihad yang banyak ragamnya. Dalam hal ini jihad digambarkan dengan berperang, menguatkan niat kepada Allah SWT, mampu menahan diri dari bisikan setan dan taat kepada perkataan dan perintah Nabi Muhammad SAW yang merupakan utusan Allah SWT. Makna jihad secara mendalam belum bisa dilihat karena terbawa judul lagu yang bertemakan perang jadi jihad hanya sebatas perang saja. 2. Makna konotasi dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud merupakan makna lain dibalik makna denotasi. Dalam lirik lagu secara keseluruhan menggambarkan bahwa jihad adalah berperang. Berperang merupakan bagian dari jihad namun pada titik pertama adalah bagaimana seorang manusia mampu berperang melawan hawa nafsu lalu kemudian mereka bisa berjihad untuk hal yang lebih besar. Hal ini dikarenakan nafsu adalah hal yang negatif jadi ketika seseorang bisa mengendalikan nafsunya maka seseorang tersebut bisa fokus dan ikhlas dalam melakukan sesuatu. 83 84 3. Mitos dalam lirik lagu Purgatory - Downfall : The Battle Of Uhud digambarkan dalam bentuk kecintaan terhadap materi adalah sifat serakah, untuk menegakan keadilan harus dengan peperangan, segala hal yang berdasarkan ketuhanan akan mendapatkan pahala dan mengikuti perkaatan dan perintah Nabi akan mendapatkan pahala. Jihad dalam lirik lagu masih terpaku pada nilai yang kebudayaan yang ada pada masyarakat. Nilai tersebut tercampur dengan kebiasaan dan pola pikir masa lalu yang tentu berbeda dengan pengaplikasian masa kini. Dari pembahasan diatas, penulis melihat bahwa pada lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud jihad direpresentasikan sebagai bentuk ketaatan pribadi hambaNya. Hal ini merujuk pada dari empat bagian lirik lagu yang dianalisis, tiga diantaranya mengarah pada jihad melawan hawa nafsu. Bentuk jihad ini adalah bentuk jihad yang berorientasi kepada pribadi seorang hamba yang mampu teguh dalam melawan godaan syetan. Jihad bentuk ini merupakan bentuk jihad terkecil yang bisa dilakukan oleh seorang hamba hingga menjadi jihad terbesar dalam hidup. Sementara itu satu dari empat bagian yang dianalisis menunjukan bentuk jihad dengan perang atau jihad mutlaq. Jihad bentuk ini merupakan bentuk jihad populer di masyarakat karena sejauh ini masyarakat menganggap, bahwa jika akan melakukan jihad, maka harus berperang. Hal ini membawa pandangan masyarakat kepada aktifitas jihad yang sarat kekerasan. Perlu diluruskan bahwa perang merupakan salah satu bentuk jihad, namun jihad tidak selalu berperang melainkan dengan aktifitas ibadah yang sungguh-sungguh kepada Allah SWT. 85 5.2 Saran Dari penelitian ini, sarannya adalah sebagai berikut: 1. Akademis Semoga penelitian ini bisa dijadikan penelitian selanjutnya yang membahas lebih lanjut tentang perkembangan lagu yang akan diciptakan oleh seniman musik Indonesia. Serta bisa dikombinasikan dengan teori pendukung agar hasil penelitian lebih mendalam. 2. Praktis Jihad dalam lirik lagu Downfall : The Battle Of Uhud lebih besar kearah peperangan jika tidak dianalisis lebih lanjut. Hal ini dikarenakan judul lagu ini yang menggambarkan tentang perang dan perang diindentikan dengan jihad. Lagu ini bisa dijadikan pembelajaran untuk memaknai lagi bagaimana praktik jihad yang dibutuhkan di era sekarang. Bagi penulis lirik lagu, hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam hal ini adalah penggunaan bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar pendengar lebih mudah memhami arti dan pesan dari lirik lagu ini. Hal ini juga meminimalisir pemaknaan yang salah terhadap pesan pada lirik lagu ini. Karena sifat lagu yang bisa mengubah pola pikir masyarakat, pemaknaan yang salah dikhawatirkan akan memberikan efek negatif kepada pendengar. Bagi band Purgatory akan lebih baik jika membuat versi acoustic atau versi selain menggunakan musik metal. Hal ini untuk menunjang isi pesan yang baik agar bisa diterima oleh seluruh kalangan masyarakat bukan hanya penikmat musi underground saja. 86 Bagi pendengar lagu agar lebih cermat dalam memahami makna lirik lagu yang didengar sehingga dapat memahami pesan positif dari lirik lagu tersebut. Pesan moral yang terkandung dalam lirik lagu adalah pembelajaran untuk dipraktikkan dalam kehidupan keseharian. Pendengar harus benarbenar memahami dengan baik pesan yang disampaikan. Bagi peneliti agar bisa melanjutkan penelitian ini agar lebih bisa disempurnakan lagi. Peneliti bisa mengkombinasikan antara ranah komunikasinya yang terdapat pada lirik dengan ranah seni musik yang terdapat pada intonasi dan nada lagu. Karena nada atau intonasi merupakan bentuk proses pengkomunikasian makna dari komunikator kepada komunikan. Hal ini maksudkan agar hasil penelitian tentang karya seni musik khususnya lagu menadapat hasil yang sempurna. 87 Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro. & Komala, Lukiati. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media Azzam, Shaheed Abdullah.1993. Jihad Adab dan Hukumnya, Jakarta: Gema Insani Press Barthes, Roland.1972. Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa. Jakarta: Jalasutra Berger, Arthur Asa.2010. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer Yogyakarta: Tiara Wacana Budiman,Kris.1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta : LKiS Basrowi, Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rineka Cipta Chaer, Abdul.2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Chirzin, Muhammad.1997. Jihad dalam Al-Qur‟an telaah Normatif, Histories, Prospektif,Yogyakarta : Mitra Pustaka Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda dan Makna. Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra Departemen Agama.1990. Al-Qura‟n dan Terjemahannya. Jakarta: Bumirestu Departemen Pendidikan Nasional. 2002. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Djohan. 2003. Psikologi Kegelapan. Yogyakarta : Buku Baik Effendy, Onong Uchjana.1998. Ilmu Komunikas Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS Framanik, Naniek Afrilia. 2012. Komunikasi Persuasif. Serang : Kocipta publishing Hartley,John. 2010. Communication,Cultural and Media Studies: Konsep Kunci, Yogyakarta: Jalasutra 88 Hoed, Beny H. 2003. Strukturalisme Pragmataik dan Semiotik Kajian Budaya, Jakarta: Wedatama Widya Sastra Iskandar,Arief B. 2006. “Mendefinisikan Kembali Makna Jihad,” al-Wa`ie no. 65 Tahun VI, edisi 1-31 Januari Krisyanto, Rachmat. 2004.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Predana group Lexy J, Moleong. 2006. Metode penelitian kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya. Listya,Agasatya Rama.1999.Musik Rock : Suatu Refleksi Teologis. Salatiga : Fakultas Teologis Universitas Kristen Satya Wacana Press Littlejohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi Theories of Human Communication edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika Mansur, Sutan.1982. Jihad, Jakarta: Panji Masyarakat Mazhahiri, Husain. 2000.Menelusuri Makna Jihad; Dari Sudut Pandang Akhlak Sampai Kajian SufistikJakarta: Lentera Muhammad,Syafiq. 2003.Enksiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajagrafindo Perkasa Pawito. & Sardjono, C. 1994. Teori-Teori Komunikasi, Buku Pegangan Kuliah Fisipol Komunikasi Massa S1 Semester IV. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Pawito. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi. Yogyakarta : LKiS Pilliang,Yasraf Amir. 2008. “Membaca Tanda, Memahami Komunikasi”, Kata Pengantar dalam buku Semiotika Komunikasi Visual Karya Sumbo Tinarbuko. Yogyakarta: Jalasutra Poerwadarminta, W.J.S. 1996. KamusUmum Bahasa Indonesia, Cet. 4. Jakarta: P.N.BalaiPustaka Qardhawi,Yusuf.2010. Fiqih Jihad. Jakarta: PT. Mirzan Pustaka Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu 89 Rohimin, 2010. Jihad makna dan hikmah, Jakarta: Erlangga Ridla, Rasyid.Tafsir al-Manar, Ramadhun, Abdul Baqi. Jihad jalan kami Shihab, M. Quraish. 2000.Wawasan Al-Qur‟an. Bandung: Mizan Media Utama Sihabudin, Ahmad.&Winangsih, Rahmi. 2012.Komunikasi Antar Manusia, Serang : Pustaka Getok Tular Sobur, Alex.2012. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ___________________2014.Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya ___________2003.Psikologi Umum. Jakarta: PT Pustaka Setia ___________2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Soeharto, M. J. 1992.Kamus Musik. Jakarta: Grasindo Soeparno.2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana Subyakto, Sri Uteri.& Nababan. 1992.Psikolinguistik : Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sugiharto,Bambang &Dienaputra,Rieza. 2013.Ujung Berung Rebels : Panceg Dina Galur. Bandung : Minorsbook Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Bandung: Alpabeta Syaldo,Remi.1983. Menuju Apresiasi Musik.Bandung: Angkasa Tim Penyusun Pusaka Azet Jakarta. 1998.Leksikon Islam. Jakarta: PT Penerbit Pustazet Pustaka Tolson, Andrew.Mediations: Text and Discourse in Media Studies, Arnold, (London, 1996), Wibowo,Indiwan Seto Wahyu.2011. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media Wiryanto.2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo 90 Zaimar. Okke K.S. 2008. Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Sumber lain Departemen Agama, 1990.Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Jakarta: Bumirestu 91 Website Bid‟ah hasanah http://www.Islam-institute.com/bidah-hasanah-bidah-yang-tidak- menyalahi-al-quran-alhadits.html Chaerul Akhmad, Mereka Mengajar Ngaji, http//:www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/12/11/06/md225f-mereka-mnegajar-ngaji-1, Ferry Prasetyo, Band Metal Bukan Band Sesat. http//:hiburan.kompasiana.com/musik/2012/09/05/band-metal-bukanband-sesat-490444.html, Fury Ayunindya, Lagu Sebagai Media Penyampai Pesan, http//:edukasi.kompasiana.com/2013/03/11/lagu-sebagai-mediapenyampai-pesan-541624.html Mari Meluruskan Makna Jihad http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/islamnusantara/ 10/07/17/125038-mari-meluruskan-makna-jihad edisi Sabtu, 17 Juli 2010 92 LAMPIRAN 93 ABSENSI BIMBINGAN 94 ABSENSI MENGHADIRI SIDANG 95 LIRIK LAGU "We fight, when you violate your oaths after your covenant Our faith, in the name of GOD we will never retreat Calamity, unstoppable cycle of violence Catastrophe, you started the time of ignorance You feel that you have become the master of your own fate You believe that all your wealth‟d be certain immortality Wrong path, trapped inside power, pride, prestige, money and arrogance Judgment day, that times will be the most grievous and most bitter We will face the judgment day" but voices sneak in through this line greed infects some of our souls the only thing left in your mind is bleeding swords for silver and gold… in your mind... in the end all of us will face the judgment day Can't you stay to realize? for the pain of faith that our fear defies All the pleasure of life is blinding your eyes I‟m not here for the price, and betray what we fight for.. Greed, your spoils of war, your failure Words, you heard him then obey him Greed of spoils of war your failure Words 96 you heard him then obey him Greed, your spoils of war Can't you stay to realize? for the pain of faith that our fear defies All the pleasure of life is blinding your eyes I won‟t deal for the price, and betray what we fight for.. We still believe that we'll have more your greed will be our downfall This misery won‟t stay for long but greed will be our downfall Greed will be our downfall 97 DOKUMENTASI Foto bersama AL “Drumer Purgatory” 98 TRANSKIP WAWANCARA Q : Siang kak, maaf ganggu waktunya A : Iya santai, kemaren katanya udah ketemu sama Al? jadi gimana? Q : Iya kak, sempet ngobrol sama Al, ya seputar Purgatory aja sih. Tapi kata dia kalo mau tau soal lirik ke Bounty aja, saya juga kordinasi sama Kak Umi ya alhamdulillah sih sampe sini. A : Iya Umi juga sempet bilang ada mahasiswa yang mau wawancara soal lagu, ya gw bilang paling nanti. Sorry juga nih udah nunggu, sibuk banget gw kejar target tayang. Jadi gimana? Q : Iya kak, iya jadi mau wawancara soal lirik lagu Downfall, jadi skripsi saya ngbahas tentang makna jihad yang ada di lirik lagu ini. Karena ini ngbahas lirik, saya pengen ngobrol aja sama yang buat liriknya. Soalnya kan kalo lirik itu kaya sastra yah kak, suka ada perumpaan buat ngasih pesan di lagu itu, nah saya pengen wawancara soal gimana lirik lagu itu dibuat, referensinya ya seputar itu sih. A : Oh gitu, sebenernya hampir semua lirik di Purgatory gw yang bikin. Ya gw juga diskusi sama yang lain gimana bagusnya, jadi ga semua murni dari gw. Nah kalo Downfall ini emang kebetulan gw yang bikin. Q : Nah, jadi pas banget nih ketemu sama orang yang tepat hehe. Kalo temanya kak, kenapa sih milih tema perang uhud ? padahal banyak perang lain yang bisa dibilang bukan perang yang biasa aja gitu. 99 A : Kalo dirunut, album Beauty Lies Beneath itu kan temanya tentang penyakit hati. Artinya sendiri kan indah di dalam. Jadi album ini itu selain ngasih tau beberapa pentakit hati manusia, di album ini juga ngasih kisah yang meskipun berat tapi ada yang indah gitu didalemnya, ya contohnya Downfall ini. Di Downfall ini, gw pengen ngasih tau bahwa setiap manusia itu pasti punya penyakit hati walaupun dia adalah pasukan Nabi Muhammad SAW. Lo tau kan gimana kisah dari perang uhud ini, pasukan muslimin kalah gara-gara ada salah satu pasukannya yang gak taat sama perintah nabinya. Nah beautynya itu, ada orang yang pas perang ini dia habis-habisan nyerang kaum muslimin di kemudian hari dia malah masuk islam. Nah ini yang gw sebut indah didalam, meskipun kalah tapi ada orang jadi muslim dan dia adalah orang yang dulunya benci banget sama islam. Q : Referensi nya dari mana sih kak buat nyiptain lagu ini? A : Semua lirik yang gw buat pasti dari Al-Qura‟n, Hadist, kisah Rasul ya banyak lah referensi lainnya. Karena menurut gw hal ini jadi referensi terbaik manusia dalam menjalani hidup. Lo bayangin aja kalo lo beli hp tapi gak ada manual booknya, atau lo gak baca manual booknya, bakal bener gak menurut lo? Nah gitu kira-kira. Q : Yang menarik sih kenapa hampir semua lagu pake bahasa Inggris kak? Padahal ini kan band Indonesia, kenapa ga maksimalin bahasa aja gitu. A : Hahaha, sebenernya anak-anak juga sempet sih diskusi soal ini. Tapi van masalahnya gw itu susah banget nemuin kata-kata yang cocok gitu. Susah 100 banget buat ngrangkum ini kalo di bahasa indonesia-in. Ini juga jadi tantangan buat gw ya kedepan bikin liik pake bahasa Indonesia aja. Q : Bahasa Inggris memiliki arti yang beragam yang berasal dari satu kata. Contohnya kata “like” yang bisa berarti suka atau menjadi. Bagaimana menyikapi itu ? A : Nah uniknya kita tuh, selalu ngasih translatenya. Jadi misal Downfall nih, nah gw juga bikin translate-annya, bukan versi Indonesianya yah. Nah gw juga takut sih nanti malah mereka salah arti sama lirik yang gw buat. Q : Ada kata-kata yang susah dicerna, misalnya kata catasthrope, gimana ? A : Sebenernya itu bukan kata sulit sih menurut gw, soalnya kata itu ya sama aja kaya destroy gitu. Tapi ya semua lirik yang gw buat pake kata0kata yang gampang buat dingertiin sama orang. Q : Terkait pemilihan kata dalam lirik lagu, apakah ada pemilihan kata khsusus ? A : Kata khusus kayanya engga deh, soalnya semua jalan aja. Tapi yang jelas itu tadi, gw bikin lagu pake kata-kata yang gampang dicerna biar ikin mereka gak bingung juga ya ditambah translate versi resmi yang gw bikin ya. Q : Adakah kata atau bait yang menjadi pesan khusus dalam lirik lagu ini ? A : Setiap lagu pasti ada part dimana ada pesan utamanya disitu. Yang pasti dibagian reff sama beberapa bagian lah. Ya lo juga kalo denger lagu pasti ngrasa kalo pesannya itu ya ada di reff. Q : Selain di reff dimana lagi, kak? 101 A : Ada part dimana gw ngasih pesan tentang gimana seharusnya ummat itu. Ada part tapi gw lupa yang ummat tuh harusnya taat sama pemimpinnya. Ya kalo dilagu ini harus taat sama Nabi Muhammad SAW. Di awal gw bilang kalo diperang ini ada orang yang mati-matian nglawan islam tapi ada juga orang yang ikut dalam pasukan muslim tapi malah gak taat sama nabinya. Q : Tadi diawal sempet bilang, referensinay dari Al-Qura‟n. Ada gak bagian yang menunjukan nilai religius dalam lirik ini ? A : Kalo dilirik sih sebenernya kalo menurut gw ya ada nilai religiusnya, kaya adanya bisikan setan yang masuk kedalam barisan pasukan, terus ada juga yang nyuruh kita taat sama Nabi, kalo diawal juga ada gimana niat kita hanya pada Allah dalam berperang gitu sih paling. Tapi kalo dari aransmen ada. Di bagian piano iu ada suara adzan kecil banget. Itu kita masukin soalnya pas bagian piano itu gw ngbayangin keadaan pasukan Nabi tuh udah payah banget, kalah, banyak yang mati gitu kan, nah dari keadaan itu kita tuh harus kembali ke Allah sebagai penolong kita yang kita gambarin sama suara adzan. Intinya gitu sih, kalo kita udah ngrasa payah ya Allah tempat kita pulang. Q : Kenapa menggunakan musik keras ? Ada anggapan musik keras akan sulit di cerna A : Sebenernya kita itu maen musik ya buat seneng-seneng aja, bisa dibilang gak serius lah gak dijadiin profesi. Kalo ada yang nanya kaya gitu ya gw 102 bisa bilang ya ini musik gw. Kalo lo juga suka sama musik gw ya pasti lo bakal bisa nyerna gitu apa yang gw maksud dilagu yang gw buat. Q : Tapi ada gak sih kekhawatiran kalian soal kalo pake musik keras ya pesannya ga nyampe? A : Kalo menurut gw pesan dilagu itu ada diliriknya, ya suara juga berpengaruh sih ya beberapa persen. Tapi kalo suara itu istilah pembawa suarana jadi percuma aja kalo pesannya bagus tapi kalo pembawa suasannya ga enak ya sama aja gak bakal nyampe pesannya. Terlepas banyak orang yang bilang kalo kita band metal tapi sok religius, ya itu pendapat mereka yang penting kita enjoy, pesan yang kita bawa dilirik lagu jelas. Q : Dalam lagu ini apakah ada penekanan vokal dalam bait tertentu untuk menonjolkan pesan ? A : Penekanan kayanya gak ada deh, ya jalan seenaknya kita aja gitu. Tapi ada di awal dibagian kata fight itu didi tekanin buat liatin semangat kita berjuang dijalan Allah. Ada juga di reff ya itu pasti lah karena ya inti pesannya kan ada disitu ya bahwa kita harus sadar gitu kita perang bukan buat harta tapi imbalan yang lebih yaitu keridhaan Allah. Q : Adanya bagian yang menggunakan clean vokal, apakah dimaksudkan untuk menonjolkan pesan ? A : Iya karena clean vokal ini kan reff, ya kayanya udah gw bilang tadi aja. Q : Agar tidak terjadi pembiasan makna, bagaimana pemaknaan yang dilakukan dalam setiap baitnya ? 103 A : Kalo pemkanaan itu kan tergantung gimana orangnya ya van, jadi pasti beda orang beda juga pemahamannya sama lagu ini. Yang jelas gw dilirik ini pengen nggambarin keadaan perang uhud waktu itu. Ya bisa ngambil pelajaran dari perang itu. Kalo perbait sih kayanya gak ya tapi ada part yang emang kita buat buat jadi pesannya. Ditambah kita juga bikin translate resmi versi kita biar apa yang kita pahami sama sama yang mereka pahami. Q : Pesan apa yang ingin disampaikan dari lirik lagu ini ? A : Gak satu pesan aja sih yang mau gw buka disini, ada beberapa pesan yang bisa kita ambil dari perang uhud ini. Ada niatan jihad harus karena allah karena ya bukan karena Allah ya jihad lo bakal sia-sia, terus ada juga bahwa setan akan menggoda manusia walapun dia adalah pasukan nabi Muhammad ya intinya kita harus siap digoda setan, ada juga menjaga hawa nafsu yang pasti gw tonjolin disini karena ya faktor kekelahan dari perang ini kan dia digoda setan gak bisa nahan hawa nafsu terus gak taat deh sama nabinya, terus keserakahan akan membuat kekalahan ya apapun itu kalo kita serakah pasti kalah lah karena serakah itu setan. Q : nah berarti secara keseluruhan, isi pesan dari lirik lagu ini sekitar topik tadi kak? A : kalo dari gw pelajaran yang bisa diambil dari perang uhud ya itu. Sekali lagi ini menurut gw. Tapi beda orang beda tafsir juga. Tapi kalo lo kaitin sama jihad ya bisa. Sekarang banyak orang yang jihad tapi niatnya gak ke Allah. Ya gitu deh haha. 104 Q : kalo dari sini, saya penasaran soal keempat topik ini. Pesan apa sih yang pengen di sampein seorang Bounty di lirik lagu ini soal niat karena Allah, terus perang, disini juga ada soal bisikan setan soal harta sama soal patuh terhadap nabi? A : oke, sebenernya kalo kita runut, soal niat ini kan penting. Semua berdasarkan niatnya. Jadi kalo niatnya buruk meskipun kegiatannya baik ya hasilnya buruk atau ya minimal gak ada hasil timbangannya (amalan). Sekarang ini kan banyak orang yang katanya beramal tapi ya kita gak tau isi hatinya gimana. Terus soal perang, gw ngeliat kalo banyak orang yang awalnya jihad tuh semangat. Tapi ternyata pas ketemu sama halangan ya mereka down gitu, bisa diliat di lagu ini lah. Makannya harus utuh gitu ngbaca liriknya haha. Naha si bisikan setan ini yang akhirnya jadi godaan ketika lo udah semnagat nih mau perang, terus kan waah demi Allah gw bakal jihad, eh pas ketemu sama harta langsung deh dia kolaps haha. Ini banyak loh fenomena ini. Contohnya kerjaan aja, awalnya dia mau bener di kantor, gak mau korupsi, eh pas ngliat peluang dia malah korupsi haha, banyak loh. Q : hahaha, jadi bisa dibilang ini cerminan masyarakat juga ya kak? A : haha bisa sih kaya gitu, karena ya namanya hidup pasti banyak cobaan lah. Masalah kita kuat atau gak soal cobaa itu ya tergantung niatnya. Q : Nah soal perang kak, gimana nih? Ada kaitannya sama perang di palestina kah ? 105 A : gak usah jauh-jauh van, sekarang lo bisa liat berapa sering berita soal tawuran? Sekarang masyarakat latah sama perang. Beda dikit tawuran, salah dikit diserang. Padahal, dulu Nabi gak asal perang aja tuh. Diawal kan jelas mereka perang karena melanggar perjanjian. Lah kalo gak nglanggar ngapai juga perang. Coba deh bayangin, sekarang nilai islam udah gak dipake sama ummat islam sendiri. Padahal di Islam disuruh musyawarah dulu. Q : iya juga sih, tapi kak gimana kalo ternyata mereka nyontohin zaman nabi yang sering perang? A : Orang Indonesia itu rata-rata sumbu pendek. Jadi asal nabi pernah nyontohin langsung dikutin. Padahal kana da aturannya. Taat sih boleh tapi harus liat dulu konteksnya gimana. Q : Oke kak, kalo soal harta? Ya sebenernya Islam udah ngajarin soal gimana kita jangan serakah, tapi apa sih yang pengen disampein sama kakak? A : gini, soal harta ini kana da di bagian reff ya, bisa dibilang ini ini klimaksnya nih. Semua manusia harus waspada sama yang namanya harta. Nah harta yang gimana sih, ini ada di bagian lirik sebelumnya soal kekuasaan, materi, kesombongan, nah di bagian lirik ini nih. Jadi semua saling berkaitan, Cuma ya gw rangkum aja. Q : soal harta juga kak, kan harta udah ditentuin sama Allah, gimana soal manusia yang hartanya banyak tapi masih dibilang serakah? A : Orang iri itu van. Hahaha. Bener kata lo, Cuma masyarakat sekarang mandangnya orang yang punta harta banyak serakah. Padahal takdir kita 106 tuh rezeki, jodoh sama maut. Mau kita gimana juga kalo takdirnya begitu ya susah. Q : terus kalo soal ketaatan gimana kak? A : kalo soal taat, gw pengen nyindir orang yang ngaku islam tapi gak taat sama Nabinya. Misalnya banyak orang islam yang gak ikutin sunnah Nabi. Padahal dia ngaku islam. Sama kaya pasukan kaum muslim yang ada di perang Uhud. Terus fenomena yang ada sekarang kan banyak orang yang nglakuin kegiatan yang bida‟h. gak ada dalilnya tapi dilakuin. Q : Oh oke deh kalo gitu kak, kayanya udah cukup sih kak. Paling nanti kalo ada yang kurang saya hubungin lagi aja kali ya. A : Oh gitu, yaudah. Sorry ni ya gw juga mau ada perlu sama yang lain jadi gak bisa. Nanti kalo data lo kurang boleh kita ketemu lagi atau kalo kejauhan email juga boleh. Q : oke deh sip kak, makasih kak buat waktunya A : Oke sukses ya van, 107 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Revandhika Maulana Jurusan : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Public Relations Universitas : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Alamat Rumah : Bumi Agung Permai 2 D.16 No.15 RT/RW 008/014 Kaligandu, Kota Serang – Banten Alamat Email : [email protected] Akun Instagram : @revandm_ @rastichips PENGALAMAN ORGANISASI UKMF FoSMaI - Kepala Dept. Media & Komunikasi LPA Kab. Serang - Wakil Ketua Bidang Kerjasama Organisasi dan Perusahaan PENDIDIKAN : 2012 – 2017 : Konsentrasi Hubungan Masyarakat, Jurusan Ilmu Komunikasi Untirta – Serang 2009 – 2012 : SMA Negeri 3 Kota Serang 2006 – 2009 : SMP Negeri 7 Kota Serang 2000 – 2006 : SD Negeri 13 Kota Serang