PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ SISWA KELAS VI MI MATHOLI’UL HUDA 02 DAMARWULAN KELING JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan NAMA : Sudarti NIM : 131310001340 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA 2015 NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. Hal : 3 Eksemplar : Naskah Skripsi An. Sdra. Sudarti Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Sekripsi Saudara : Nama : Sudarti NIM : 131310001340 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Sekripsi : Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”. Dengan ini saya mohon agar Skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jepara, September 2015 Pembimbing H. Mufid, M.Ag. ABSTRAK Sudarti (131310001340) Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlotul Ulama’ Jepara. Pembimbing H. Mufid, M.Ag. Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu strategi yang ada dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bagi guru-guru khususnya guru aqidah akhlak penguasaan terhadap metode pembelajaran kontekstual sangatlah diperlukan guna memperbaiki dan memperbarui metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman, sehingga penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran kontekstual mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat membantu guru dalam menanamkan nilai-nilai aqidah dan akhlak. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui metode pembelajaran kontekstual siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. 2). Untuk mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. 3). Untuk mengetahui penerapan metode pembelajarn kontekstual dalam meningkatan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Adapun yang menjadi subyek penelitian dalam skripsi ini adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Urusan Kurikulum guru mata pelajaran aqidah akhlak dan siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual mata pelajaran aqidah akhlak kelas VI Mi Matholi’ul Huda 02 Damarwulan sudah berjalan dengan baik. Pelaksanaannya tidak lepas dari peran serta segenap guru dan tenaga pendidikan yang selalu mendukung dan memperlancar aktivitas kegiatan belajar mengajar Kesimpulan yang diambil bahwa pelaksanaan pembelajaran kontekstual mata pelajaran aqidah akhlak kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara adalah sangat baik, hal ini di buktikan dengan berbagai data, diantaranya adalah hasil nilai belajar Aqidah Akhlaq kelas VI baik ulangan harian maupun nilai semester setelah diterapkan metode pembelajaran kontekstual semakin lebih baik dari pada sebelunnya . Kata Kunci: Metode Pembelajaran Kontekstual, Aqidah Akhlak. Pemahaman terhadap metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan bagi seorang tenaga pendidik yang professional. DEKLARASI Bismillahirrohmanirrohim. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa segala sesuatu yang tertulis di dalam karya ilmiah skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan dibuatkan orang lain. Dan menyatakan juga dengan penuh tanggung jawab bahwa karya ini bukan hasil jiplakan atau plagiasi terhadap karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan ilmiah yang sudah paten berstandar milik orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan di ambil inti substansinya atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Jeapara, 9 September 2015 Yang membuat pernyataan, Sudarti 131310001340 MOTTO : ﴿ اﻟﻤﺠﺎدﻟﮫ.... ْﯾَﺮْ ﻓَ ِﻊ ﷲُ اﻟَ ِﺪﯾْﻦَ اَ َﻣﻨُﻮْ ا ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ وَاﻟَ ِﺬﯾْﻦَ اُوْ ﺗُﻮْ اا ْﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ َد َرﺟَﺖ ﴾١١ “Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” ( QS: Al Mujadalah:11).1 1 Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), hlm. 911 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : -Yang terhormat Ayah dan ibuku tercinta Suami dan putraku tercinta serta saudara saudaraku yang sudah banyak membantu dan memberikan motivasi atas terselesaikannya studi S1 UNISNU Jepara. Semoga Allah segera memberikan kemanfaatan, Amiin KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas limpahan rahmat,taufiq,hidayah dan inayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :” Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq siswa Kelas VI Di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S.1 dalam Ilmu Pendidikan Islam. Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom,HM. selaku Rektor UNISNU Jepara. 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 3. Bapak H. Mufid, M.Ag. selaku pembimbing yang selalu memberikan pengarahan dan perbaikan yang berguna bagi terwujudnya skripsi ini. 4. Segenap Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan segenap karyawan UNISNU Jepara. 5. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah banyak memotivasi dan memberikan bantuan moril maupun materiil. 6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah mendorong di kampus UNISNU Jepara. 7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsai ini. Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun,kecuali do’a semoga Allah SWT,memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah di berikan. Akhirnya kami menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.Masih banyak hal-hal yang perlu di perbaiki dan di perdalam lebih lanjut atau hal yang kurang sesuai,karena hanya sbatas inilah yang dapat penulis sampaikan,maka dngan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, dimi menindak lanjuti pada kajiankajian yang lebih lanjut. Jeapara, 9 September 2015 Penulis, Sudarti 131310001340 TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0543 b/ U/1987 tertanggal 22 Januari 1988 A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا Alif - Tidak dilambangkan ب Bấ B - ت Tấ T - ث Tsấ S S dengan titik di atas ج Jỉm J - ح Hấ H H dengan titik di bawah خ Khấ Kh - د Dấl D - ذ Zấl Z Z dengan titik di atas ر Rấ R - ز Zấ Z - س Sỉn S - ش Syỉn Sy - ص Sấd S S dengan titik di bawah ض Dấd D D dengan titik di bawah ط Tấ T T dengan titik di bawah ظ Zấ Z Z dengan titik di bawah ع ‘Ain ‘ Koma terbalik (apostrof tunggal) غ Gain G - ف Fấ F - ق Qấ Q - ك Kấ K - ل Lấ L - م Mỉm M - ن N N - ھـ Hấ H - و Wấw W - ء Hamzah , Apostrof lurus miring (tidak untuk awal kata) ي Yấ Y - ة tấ’ marbutah H Dibaca ah ketika mawquf ـﺔ...... tấ marbutah H/ t Dibaca ah/ at ketika mawquf (terbaca mati) B. VOKAL PENDEK Arab Latin Keterangan Contoh - A Bunyi fathah pendek اﻓـَ َﻞ - I Bunyi kasrah pendek ُﺳﺌِ َﻞ - U Bunyi dlummah pendek اُ ُﺣ ٌﺪ Keterangan Contoh ـﺎ Bunyi fathah panjang َﻛﺎَن ى/ Bunyi kasrah panjang ﻚ َ ﻓِـ ْﯿ Bunyi dlummah panjang ﻛُﻮْ ﻧُﻮْ ا C. VOKAL PANJANG Arab Latin ي ـﻮ D. DIFTONG Arab Latin Keterangan Contoh ْ َو.... Aw Bunyi fathah diikuti waw ﻣَﻮْ ٌز Ai ْ ي.... Bunyi fathah diikuti ya’ ﻛـَ ْﯿ َﺪ E. PEMBAURAN KATA SANDANG TERTENTU Arab Latin Keterangan Contoh .....ال Al Bunyi al- Qomariyah اﻟﻘﻤﺮﯾﺔ ش-ال Asy-sy Bunyi al- Syamsiyyah dengan/ اﻟﺸﻤﺴﯿﺔ diganti huruf berikutnya .....وال Wal/ Bunyi al-Qomariyyah/ al- واﻟﻘﻤﺮﯾﺔ wasy-sy Syamsiyyah diawali huruf hidup واﻟﺸﻤﺴﯿﺔ adaah tidak terbaca DAFTAR ISI Halaman Judul………..……………………………………………………...……ii Halaman Nota Pembimbing ……………..……………………………………….iii Halaman Pengesahan………...………………………………...…………………iv Abstrak ................................................................................................................. ..v Deklarasi ………………………………………………………………………... vi Halaman Motto………….………..………………………………………...……vii Halaman Persembahan………………………………………….…………….…viii Kata Pengantar …………………………………………………………….….... ix Pedoman Transliterasi …………………………………………………………....xi Daftar ISI…………..……………………………………………………………xiv BAB I PENDAHULUAN…….…………………………………………………………...1 A. latar Belakang Masalah………………………………………….…..1 B. Telaah Pustaka …………………………………………….………. 3 C. Rumusan Masalah …………………………….………………….…5 D. Penegasan Istilah …………………………………………………... 6 E. Tujuan dan Manfaaat Penelitian, ………………………………..… 7 F. Metode Penelitian …………………………………………….….. 10 G. Sistematika Penulisan Skripsi …………………………………..…12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajarn Kontekstual …….……………………..……............. 15 1. Hakikat Pembelajarn Kontekstual …………………….………. 15 2. Menyusun Rencana Pembelajarn Kontekstual …...…………… 16 B. Hasil Belajar ……………..……………………………..………… 17 1. Pengertian Hasil Belajar ………………..……………………... 17 2. Jenis-jenis Hasil Belajar …………………...……..………….... 20 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ……...…...… 21 C. Pembelajaran Aqidah Akhlaq …...………….……………………. 26 1. Tujuan Materi Aqidah Akhlaq ……………...………………… 26 2. Perencanaan Aqidah Akhlaq …………………………… ........ .28 3. Evaluasi Aqidah Akhlaq ……………………………...………..30 4. Penerpana Pembelajarn Kontekstual mata Pelajaran Aqidah…. Akhlaq ………………………………………………………… 33 BAB III PAPARAN DATA A. Gambaran Umum MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan….....…….. 36 1. Sejarah singkat …………………………………………………. 36 2. Letak Geografis ……………………………………………….... 37 3. Profil Guru dan Siswa ………………………………………….. 39 4. Struktur Organisasi…………………………………………….... 41 5. Sarana-prasarana ……………………………………………….. 42 B. Metode Pembelajaran Kontekstual Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02….. Damarwulan ……………………………………………….. ………43 C. Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda..…. 02… Damarwulan ……………...……………………………..…… 56 D. Penerapan Metode Pembelajarn Kontekstual dalam Meningkatkan..…. Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda..…. 02… Damarwulan ……………...………………………………….. 51 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Metode Pembelajaran Kontekstual Kelas VI MI Matholi’ul.… Huda 02… Damarwulan ………………………………..….. ………56 B. Analisis Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul….. Huda…. 02… Damarwulan …………….……………………..…… 59 C. Analisis Penerapan Metode Pembelajarn Kontekstual dalam…. Meningkatkan…. Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI…. Matholi’ul Huda…. 02… Damarwulan ………………………..….. 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………… 69 B. Saran-saran ……..…………...…………………………………….70 C. Penutup ………………………...……………………………….....71 Daftar pustaka Lampiran-lampiran Daftar riwayat pendidikan penulis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sebuah proses yang dialami individu. Belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi. 1 Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Aqidah adalah keyakinan/keimanan yang benar yang terealisasikan dalam perilaku akhlak mulia.2 Sedangkan Pendidikan Islam adalah pendidikan individual dan masyarakat, karena di dalam ajaran Islam berisi tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama serta lebih banyak menekankan pada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri maupun orang lain.3 Melalui proses pembelajaran diharapkan terjalin tingkah laku sebagai hasil belajar. Guru harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga tercipta perbuatan belajar siswa yang lebih aktif, produktif dan efisien. 1 George Boeree, Metode Pembelajaran dan Pengajaran,( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hlm. 39 2 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam , (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.45 3 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam , (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 1 2 Keberhasilan pembelajaran diukur melalui kegiatan penilaian hasil belajar yang berupa nilai. Nilai yang diperoleh menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Penilaian hasil belajar siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq terutama tentang akhlaq terpuji menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa yang terhadap materi pelajaran. dari data yang ada sebagian besar dari 27 siswa yang mengikutti ulangan, yang mendapat nilai 70 atau lebih hanya 9 siswa. Bahkan terdapat 18 siswa memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 70, di bawah nilai rata-rata mata pelajaran tersebut . 1. Seharusnya pembelajaran yang telah dilaksanakan guru dapat mengantarkan semua siswa menguasai semua pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal. Namun kadangkala proses pembelajaran hanya dapat mengaktifkan sebagian kecil siswa yang mengikutinya. 2. Berdasarkan hasil belajar siswa sebagaimana diungkapkan pada pernyataan diatas menurut penulis mengisyaratkan tuntutan agar guru melakukan peningkatan mutu proses pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 3. Pada penelitian tindakan kelas ini, metode pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual atau yang lebih dikenal dengan istilah CTL (contekstual teaching and learning) adalah metode belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi 3 yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Dengan model pembelajaran ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentransfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Berdasarkan latar belakang di atas penulis bermaksud ingin meneliti tentang “ Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil belajar Aqidah Akhlaq Siswa VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ”. B. Telaah Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menjelaskan tentang " Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil belajar Aqidah Akhlaq Siswa VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penelitian sebelumnya dalam kajian semacam ini telah mendahului penelitian ini, diantaranya adalah : 4 1. Sekripsi Muhammad Toha (Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarata)yang berjudul ” Usaha Guru Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa di SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat”. Dalam sekripsi tersebut dijelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tentang pendidikan Agama Islam. 2. Sekripsi Hasanuddin (Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarata) yang berjudul ” Studi analisa tentang Problematika Pembelajaran Tarihk dengan metode Diskusi di SMP PGRI 12 Pondok Labu 2007/2008” Hasilnya problematika pembelajaran Tarikh dengan metode diskusi disebabkan oleh dari berbagai faktor yang meliputi faktor kedisiplinan dan faktor eksternal seperti kurangnya alokasi waktu pembelajaran dan lingkungan sekolah. 3. Sekripsi Siti Zulaihah dari (Universitas Wahid Hasyim Semarang) yang berjudul ” Upaya Guru Dalam Meningkatkan Presatasi Siswa Dengan Metode Diskusi Mata Pelajaran Tarikh di Kelas X Pemasaran SMK Muhammadiyah 1 Keling Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasilnya yang mempengaruhi prestasi yang telah dicapai siswa setelah belajar dan bagaimana faktor/unsur yang menyebabkan prestasi siswa dan juga dijelaskan usaha apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan presatsi belajar siswa. Berdasarkan telaah pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa tentang penggunaan model pembelajaran memiliki persamaan, yaitu bahwa 5 penggunaan model pembelajaran sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, hasil belajarnya menjadi semakin baik. Setiap penelitian mempunyai caracara yang berbeda. Namun penelitian ini mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan hasil belajar siswa. Para peneliti menggunakan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan pada sekripsi ini peneliti fokuskan pada upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran konstektual dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq di kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara. C. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran kontekstual siswa kelas VI Mi Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara ? 2. Bagaimana hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara ? 3. Bagaimana penerapan metode pembelajarn kontekstual dalam meningkatan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara ? 6 D. Penegasan Istilah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan skripsi ini ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan ini : 2. Meningkatkan Hasil Belajar Kata meningkatkan dalam kamus Bahasa Indonesia adalah menaikkan (derajat, taraf dan sebagainya).4 Dapat dipahami juga sebagai suatu perubahan misalnya dari bawah keatas, dari rendah ke tinggi, dari kemunduran menuju kemajuan dan lain sebagainya. Sedangkan hasil adalah sesuatu yang di adakan, di buat , dijadikan dan sebagainya oleh usaha, pikiran, tanam-tanaman, tanah, sawah, ladang, hutan dan sebagainya.5 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.6 Yang di maksud disini adalah hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dengan menggunakan metode kontekstual. 3. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata 4 Ahmad Ghazali dan Syamsuddin BA, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Cahya Budi, 1997), hlm. 35 5 Kamus lengkap Bahas Indonesia, Yogyakarta: Team Akar Media, hlm 219 6 Sumiati, Metode Pembelajaran,( Bandung: CV Wacana Prima, 2008), hlm. 38 7 siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pegetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.7 4. MI Matholi’ul Huda MI Matholi’ul Huda 02 Keling Jepara adalah sekolah dasar yang berada di Desa Damarwulan Keccamatan Keling Kabupaten Jepara Rt 03 Rw 03 yang terbentuk atas kerjasama Masyarakat setempat dan Yayasan Matholi’ul Huda. Yang bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana serta sumber daya manusianya, dan kurikulum serta system pembelajarannya.8 Dengan melihat batasan pengertian yang di maksud oleh penulis dan dengan mengcu pada definisi masing-masing kata, dapat di simpulkan maksud judul skripsi ini bahwa pembahasan penelitian tersebut terbatas pada kajian tentang penerapan cara guru dalam pengajaran Aqidah akhlaq, yaitu intinya adalah cara-cara guru dalam mengajar dengan mengunakahn meto kontekstual dan yang lebih penting adalah penerapan Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang memuaskan. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 7 Sumiati, Op-Cit, hlm. 14 Panitia PSB 2009 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara. 8 8 a. Untuk mengetahui metode pembelajaran kontekstual siswa kelas VI Mi Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara. b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara. c. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajarn kontekstual dalam meningkatan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara. 2. Manfaat Penelitian Penelitain ini mempunyai manfaat baik guru, pembelajaran/siswa maupun bagi sekolah. a. Manfaat bagi guru Bagi guru, Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1) Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran 2) Dengan melakukan Penelitian ini guru dapat berkembang secara profesional. 3) Penelitian ini membuat guru lebih percaya diri. 4) Melalui Penelitian ini, guru mendapat kesempatan untuk berperan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. 9 5) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai modelmodel pembelajaran b. Manfaat bagi pembelajaran/siswa 1) Dengan adanya Penelitian ini kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan itu tidak akan berlanjut. 2) Dengan melakukan penelitian ini akan berdampak positif meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Perilaku guru sebagai peneliti dapat menjadi model bagi siswa 4) Dengan melakukan Penelitian ini dapat mencegah timbulnya kesalahan dan penyimpangan dalam pembelajaran. c. Manfaat bagi sekolah Bagi sekolah, Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1) Sebagai bahan masukan dalam perbaikan pembelajaran disekolah. 2) Dengan melakukan Penelitian ini , berbagai strategi pembelajaran dapat dihasilkan oleh sekolah untuk disebarluaskan kepada sekolah lain. 3) Tingkat kepercayaan orang tua murid terhadap sekolah semakin besar. 4) Iklim kerja sama semakin kondusif untuk memajukan sekolah. 5) Penelitian ini dapat membantu tercapainya tujuan sekolah yang telah ditetapkan. 10 F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara. 2. Subjek dan Objek Penelitian a) Subjek penelitian adalah guru dan siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara. b) Objek penelitian adalah penerapan metodepembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq kelas 6. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode yang lazim digunakan dalam penelitian ilmiah yaitu field research atau penelitian lapangan. Untuk memudahkan pengambilan data dari lapangan digunakan metode antara lain : a. Metode Observasi Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode observasi juga diartikan suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis.9 9 197 SuharsimiArikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 11 Juga diartikan sebagai usaha pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang tampak pada objek penelitian. Metode observasi yang penulis gunakan adalah; observasi non partisipan yang memperoleh data tentang letak geografis dan lingkungan sosial dan mendapatkan data tentang variasi metode mengajar guru mapel Aqidah Akhlaq MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara. b. Metode Interview Merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian. Dalam interview ini penulis menggunakan jenis interview berstruktur, interview yang pertanyaanya dan alternative jawaban yang diberikan kepada interview telah ditetapkan terhadap persoalan terlebih dahulu.10 Yang dimaksud dengan tehnik pengumpulan data ialah pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan. Data yang diperoleh dari informan, yang terdiri dari kepala madrasah tentang sejarah berdirinya madrasah dan guru mata pelajaran Aqidah Akhlaq dalam pembentukan prilaku belajar siswa. 10 Suharsimi Arikunto,Op.Cit hlm. 167 12 c. Metode Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan/tulisan seperti :transkip, buku, surat kabar. Majalah, prasasti, notulen rapat, peraturan-peraturan dan sebagainya.11 a. Metode Angket Metode angket yaitu metode yang digunakan dengan sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui. G. Sistematika Penulisan Skripsi Di dalam penulisan skripsi ini peneliti membagi ke dalam tiga bagian. Diantara bagian yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berhubungan. Adapun bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagian awal Bagian permulaan ini memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman moto, halaman abstrak, halaman pernyataan, halaman kata pengantar, pedoman translitasi, halaman ucapan terima kasih, daftar isi. 2. Bagian isi Pada bagian ini ada lima bab, yaitu : 11 Suharsimi Arikunto, Op Cit, h. 135 13 BAB I PENDAHULUAN Bab ini meliputi; Latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, telaah pustaka, rumusan masalah, rencana pemecahan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, Hipotesis tindakan, metode penelitian, dan sistematika penyusunan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang, Pembelajaran kontekstual, Hakikat Pembelajaran Pembelajaran Kontekstual, Kontekstual, Hasil Menyusun Belajar yang Rencana meliputi Pengertian Hasil Belajar, Jenis-jenis Hasil Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Dan membahas tentang Pembelajaran Aqidah Akhlaq yang meliputi ;Tujuan Materi Aqidah Akhlak, Perencanaan Aqidah Akhlaq, Evaluasi Aqidah Akhlak, dan Penerapan pembelajaran Kontekstual Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq. BAB III PAPARAN DATA Bab ini membahas tentang Deskripsi Lokasi Penelitian, Sejarah berdirinya MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, Struktur organisasi MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, Profil Guru dan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, Sarana dan Prasarana 14 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, metode pembelajaran Kontekstual kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dan penerapan metode pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang Analisis metode pembelajaran Kontekstual kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan , Analisis Data Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dan Analisis penerapan metode pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan yang di dalamnya meliputi : kesimpulan, saran dan kata penutup. Bagian Akhir. Pada bagian ini akan memuat halaman daftar pustaka, daftar riwayat hidup penulis dan lampiran-lampiran. 15 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Kontekstual 1. Hakikat Pembelajaran Kontekstual Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya 1. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic 2. kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 3. Ciptakan masyarakat belajar. 16 4. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 5. Lakukan refleksi di akhir pertemuan 6. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara 3. Menyusun Rencana Pembelajaran Kontekstual Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmennya. Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai pembelajaran (jelas dan kontekstual operasional), lebih sedangkan menekankan program pada untuk skenario pembelajarannya. Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut. 17 Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar. 1. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya. 2. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu 3. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa 4. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran. B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. 1 Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karna itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep, dalam pembelajaran , perubahan perilaku yang dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Menurut para ahli adalah: Menurut Nawawi berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,(Bandung : Pt. Al Ma’arif, 1987), hlm. 37. 18 1. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat. 2. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan. 3. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :2 a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut. 2 Ibid, hlm. 39 19 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. 2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. 4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar dapat dari tiga ranah, yakni ranah kognitif, efektif, dan ranah psikomotorik, dan masing ranah tersebut memiliki penilaian yang berbedabeda, dalam artian bahwa pembelajaran yang dilaksanakan penilaian tidak hanya ia mengerti akan materi yang diajarkan, akan tetapi pembelajaran 20 yang dilaksanakan apakah dapat dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupanya atau tidak. 2. Jenis-jenis Hasil Belajar Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yaitu bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik (kemampuan atau keterampilan bertindak atau berperilaku).3 Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Di dalam ketiga aspek tersebut, terdapat unsur-unsur di dalamnya yaitu:4 a. Bidang kognitif, pemahaman meliputi: (comprehension), pengetahuan penerapan hafalan (knowledge), (application), analisis, sintesis, evaluasi. b. Bidang afektif, meliputi: receiving atau attending, responding (jawaban), valuing (penilaian), organisasi, karakteristik nilai atau internalisasi nilai. c. Bidang psikomotorik, meliputi: gerak refleks, keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan persptual, kemampuan di bidang fisik gerakan skill serta gerakan akspresif dan interpretative. 3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 65 4 Ibid, hlm. 71 21 Sebagai tujuan yang hendak dicapai, tiga bidang tersebut harus nampak dan dipandang sebagai hasil belajar pelajar dari proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Sebagai hasil belajar, perubahan pada tiga bidang tersebut secara teknis dirumuskan dalam pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran atau tujuan instruksional . Dari tiga jenis hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diperinci lagi menjadi empat yaitu: a. Hasil belajar yang merupakan pengetahuan dan pengertian. b. Hasil belajar dalam bentuk sikap dan kelakuan. c. Hasil belajar dalam bentuk kemampuan untuk mengamalkan. d. Hasil belajar dalam bentuk keterampilan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Untuk memahami kegiatan yang disebut “ belajar” perlu dilakukan analisis untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat didalam kegiatan belajar itu. Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu dengan pendekatan analisis sistem.5 Adapun faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar) yaitu : 1) Faktor bahan atau hal yang dipelajari 5 hlm. 106 Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 22 Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat sesuai dengan yang diharapkan. 2) Faktor lingkungan Faktor lingkungan terdiri dari : 1) Lingkungan alami Yang dimaksud dengan lingkungan alami adalah keadaan lingkungan disekitar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar, seperti temperatur udara dan kelembaban. Belajar dengan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam kondisi pengab dan udara panas. 2) Lingkungan sosial Lingkungan sosial yang baik yang berwujud manusia maupun hal hal lain akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil belajar siswa. Siswa yang sedang belajar memecahkan persoalan dan dibutuhkan ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu mondar mandir didekatnya maka siswa tersebut akan terganggu. 3) Faktor instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan pemanfaatannya telah dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang , faktor ini dapat berupa : 23 a) Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat praktikum. b) Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum, program, peraturan dan pedoman pembelajaran. 4) Faktor kondisi individu siswa Faktor kondisi individu siswa mencakup dua hal yaitu : a) Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran seorang siswa. Seorang siswa yang dalam kondisi bugar jasmaninya akan berlainan dengan belajarnya siswa yang dalam keadaan kelelahan. Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tidak kalah penting adalah kondisi panca indra, terutama penglihatan dan pendengaran. b) Kondisi Psikologis Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni:6 a. Faktor internal, (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 6 76. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru 2005).hlm 24 b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), jenis upaya belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mepelajari materi-materi pelajaran.7 Ketiga faktor di atas akan dijelaskan sebagai berikut: Faktor internal siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).8 Aspek Fisiologi Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas. Ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus. Jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa dianjurkan memilih pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra pendengaran dan indra pengelihatan, juga sangat mempengaruhi 7 8 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar ,(Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2006) hlm. 144 Ibid, hlm. 145 25 kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata dan telinga, selaku guru yang profesional seyogyanya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Kiat lain yang tak kalah penting untuk mengatasi kekurangan kesempurnaan pendengaran dan pengelihatan siswa-siswa tertentu itu dengan menempatkan mereka di deret bangku terdepan secara bijaksana. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kurang gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Misalnya, seseorang yang minum minuman keras akan kesulitan untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku hasil belajar. 9 Maka dari itu seorang guru haruslah mengerti keadaan fisik siswa ketika 9 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 24 26 dikelas. Apakah ia siap menerima pelajaran ataukah ia tidak siap menerima pelajaran. C. Pembelajaran Aqidah Akhlaq 1. Tujuan Materi Aqidah Akhlak Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :10 a) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173. ﻚ ﻣِﻦْ ﺑَﻨِﻲ أَ َد َم ﻣِﻦْ ظُﮭُ َﻮ ِر ِھ ْﻢ ُذ رﱢ ﯾﱠﺘِ ِﮭ ْﻢ وَأ ْﺷﮭَ َﺪ ھُ ْﻢ َﻋﻠَﻰ أَ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﮭ ْﻢ َ َواِ ْذ أَ َﺧ َﺬ َرﺑﱡ َأَﻟَﺴْﺖُ ﺑِ َﺮﺑﱢ ِﮭ ْﻢ ﻗَﺎﻟُﻮا ﺑَﻠَﻰ َﺷ ِﮭ ْﺪ ﻧَﺎ أَنْ ﺗَﻘُﻮ ُل ﯾَﻮْ َم اﻟﻘِﯿَﻤ ِﺔ اِﻧﱠﺎ ُﻛﻨﱠﺎ ﻋَﻦْ ھَﺬَا َﻏﻔِﻠِﻨﯿَﻦ ك ءَاﺑَﺎ ُءﻧَﺎ ﻣِﻦْ ﻗ ْﺒ ُﻞ َو ُﻛﻨﱠﺎ ُذ ﱢرﯾﱠﺔً ﻣِﻦْ ﺑَﻌ ِﺪ ِھ ْﻢ أَﻓَﺘُ ْﮭﻠِ ُﻜﻨَﺎ ﺑِﻤَﺎ َ أَوْ ﺗَﻘﻮْ ﻟْﻮْ ا اِﻧﱠﻤَﺎ أَ ْﺷ َﺮ ﻓَ َﻌ َﻞ ا ْﻟ ُﻤ ْﺒ ِﻄﻠُﻮْ نَ Artinya: “dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yg demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yg lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah 10 Asmaran, Pengantar Study Akhlak, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1994), hlm. 52 27 mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karna perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?11 Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar. b) Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan denagn Allah, dengn sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak. c) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karna itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak. agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat. Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi 11 Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), hlm. 571 28 perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan akhlak al karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, serta Qada’ dan Qadar. Namun demikian untuk mencapai tujuan (peningkatan keimanan dan pembentukan akhlak al karimah) tersebut tidaklah mudah, diperlukan strategi/metode yang tepat dalam proses pembelajarannya. 2. Perencanaan Aqidah Akhlaq Menurut cumingham, perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, faktor-faktor imajinasi dan asumsi untuk masa yang akan dating untuk tujuan memvisualisasikan dan memformulasikan kan hasil yang diinginkan serta kegiatan yang diperlukan dalam batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Sedangkan perencanaan pembelajaran menurut Philip H. coombs, adalah suatu penetapan yang rasional dan sistematis tentang proses 29 perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan lebih efektif dan efisien dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya menurut Y. Dros perencanaan pembelajaran adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan - keputusan untuk kegiatan kegiatan dimasa depan yang usahakan untuk mencapai tujuan – tujuan dengan optimal untuk membangun ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara. George menjelaskan perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan keputusan-keputusan dimasa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.12 Dari beberapa definisi mengenai perencanaan dan perencanan pembelajaran pembelajaran tersebut, bisadi fahami bahwa perencanaan pembelajaran aqidah akhlaq adalah proses mempersiapkan seperangkat hal menyangkut tujuan atau kompetensi, materi dan metode untuk diputuskan sebagai kegitatan dimasa depan dalam rangka pembelajaran aqidah akhlaq secara sistematik, aktif, partisipatif , kreatif, efektif dan efisien serta ikhlas dan menyenangkan Dalam mempersiapkan sebuah perencanaan pembelajaran termasuk aqidah akhlak diantaranya beberapa komponen yang perlu diperhatikan (komponen RPP) Adalah : identitas standar kompetensi dasar. Indikator kompetensi alokasi waktu tujuan pembelajaran materi pembelajaran metode pembelajaran langkah- langkah kegiatan pembelajaran sumber belajar dan evaluasi atau penilaian sedangkan 12 43 Gagne, Briggs dan Wagner, Model-Model Pembelajaran Inovatif, ( Jakarta: 2008), hlm. 30 langkah –langkah penyusunan perencanaan pembelajaran secara umum bias ditempuh dengan urutan seperti berikut : pemtaan komptensi dasar penjabaran KD ke dalam indikantor, menentukan materi / pokok bahasan, penyusunan silabus dan penyusunan RPP. 3. Evaluasi Aqidah Akhlak Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu. Dalam konteks ini maka evaluasi tersebut adalah pemberian pertimbangan atau nilai dalam bidang studi akidah akhlak. Fungsi dari evaluasi adalah untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dalam hal ini adalah tujuan instruksional khusus dan untuk mengetahui tingkat keefektifan PBM yang dilakukan oleh guru. Evaluasi dapat dilakukan pada jangka pendek dan jangka panjang.13 Evaluasi jangka pendek dilakukan setelah berlangsungnya proses belajar mengajar, evaluasi ini disebut evaluasi formatif. Sedangkan evaluasi jangka panjang dilakukan setelah proses belajar mengajar dilakukan selama beberapa kali dan pada periode tertentu, misalnya pada tengah semester atau akhir semester, evaluasi ini disebut evaluasi sumatif. Pada umumnya evaluasi menggunakan dua teknik; pertama, teknik nontes, yaitu; evaluasi yang tidak menggunakan soal-soal tes dan bertujuan untuk mengetahui sikap dan sifat kepribadian murid yang berhubungan 13 Ibid, hlm. 54 31 dengan kiat belajar atau pendidikan. Kedua, teknik tes, yaitu; suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam evaluasi pembelajaran bidang studi akidah akhlak ada tiga, yaitu: a. Aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. b. Aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam sikap mental, perasaan dan kesadaran. c. Aspek Psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam bentukbentuk tindakan motorik. Tiga aspek tersebut harus berimbang karena ketiganya merupakan satu paket yang harus dicapai dari pembelajaran bidang studi akidah akhlak. Untuk mengetahui kompetensi peserta didik sebagai hasil pembelajaran aqidah akhlak, perlu dilakukan penilaian dengan ramburambu sebagai berikut: a. Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian hasil belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku mereka. b. Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dasar yang dicapai peserta didik 32 setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu, unit satuan, atau jenjang tertentu. c. Penilaian hasil belajar Aqidah-Akhlak adalah upaya pengumpulan informasi untuk menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi meliputi: pengetahuan, sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar ini dilakukan sepenuhnya oleh madrasah yang bersangkutan. Hasil penilaian dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam memasuki pendidikan jenjang berikutnya. d. Penilaian hasil belajar Aqidah-Akhlak secara nasional dilakukan dengan mengacu pada kompetensi dasar, hasil belajar, materi standar, dan indikator yang telah ditetapkan di dalam kurikulum nasional. Penilaian tingkat nasional berfungsi untuk memperoleh informasi dan tentang mutu hasil penyelenggaraan mata pelajaran aqidah akhlak. e. Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan adalah yang dapat mengukur dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik. f. Penilaian dilakukan melalui tes dan non-tes. g. Pengukuran terhadap ranah afektif dapat dilakukan dengan menggunakan cara non-tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara. h. Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan dengan menggunakan lembar pengamatan atau instrumen lainnya. 33 Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran akidah akhlak diperlukan evaluasi sebagai pertimbangan atas pelaksanaan pembelajaran bidang studi akidah akhlak yang diberikan. D. Penerapan pembelajaran Kontekstual Mata pelajaran Aqidah Akhlaq Semua yang terdapat di dalam langkah – langkah penerapan pendekatan CTL sangat membantu guru dalam proses meningkatkan nilai mata pelajaran Aqidah Akhlak, yang dapat diterapkan di dalam kurikulum apa saja. Ada beberapa Langkah – langkah yang terdapat di dalam pendekatan CTL antaran lain sebagai berikut:14 1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkostruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Ciptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-kelompok). 5. Hadirkan Model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Langkah-langkah tersebut kiranya dapat menjadi perhatian guru. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai 14 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1994), hlm. 59. 34 konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep - konsep baru dalam dunia kepengajaran tersebut. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Penerapan kontekstual merupakan pendekatan yang tepat didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendekatan CTL sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, di sekolah agar pengetahuan yang dimiliki siswa tidak hanya 35 bersifat kognitif (pengetahuan) tetapi juga mencapai ranah afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).15 Di samping itu, pendekatan CTL hendaknya mampu membentuk sifat toleran dan inklusif pada siswa. Sikapsikap tersebut mendukung terlaksanya pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan bersama. Adapun untuk meningkatkan nilai prestasi belajar siswa terlebih dahulu guru harus melihat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, pengatahuan yang dimiliki siswa dan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah. Semua itu sangat penting bagi guru untuk melihat perkembangan siswa selama proses belajar mengajar terjadi. Dan selain itu, dalam melakukan penilain hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi belajar siswa, antara lain: proyek/kegiatan, PR (Pekerjaan Rumah), kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis, karya tulis. Dengan pendekatan CTL diharapkan nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat meningkat secara optimal sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien, disini peneliti mencoba meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan pendekatan CTL dalam meningkatkan nilai prestasi belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak. 15 Asmaran, Pengantar Study Akhlak,(Jakarta : PT Grafindo Persada, 1994), hlm. 52 36 BAB III PAPARAN DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Sejarah singkat berdirinya MI Matholi’ul huda 02 Damarwulan bermula dari keinginan para pendiri untuk mengelola dan membina pendidikan anak-anak sejak dini yang bernuansa Qur’ani. Rencana tersebut dimotori oleh Suto Kasiban, Mahfud,Maskuri, Nur Alim. Beliau-beliau adalah seorang masyarakat dukuh Damarwulan. Beliau-beliau merasa terpanggil hatinya untuk menyalurkan kemampuannya/ilmunya pada masyarakat dengan mendirikan sekolah dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyah Matholiul Huda 02. Pertengahan tahun 1967, beliau-beliau bersama dengan para tokoh masyarakat dukuh Damarwulan mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan antara lain : 1. Mendirikan Madrasah Ibtidaiyah dengan nama Matholiul Huda. 2. Menetapkan personalia kepengurusan, antara lain : - Pelindung : Kepala Desa : Kepala Dusun - Penasehat : Maskuri - Ketua Pengurus : Mahfudz - Sekretaris : Nur Alim - Bendahara : Mashuri 37 Seksi-seksi.: - Usaha : Suto Kasiban - Pembangunan : Astro Giyah - Humas : Sarmo Nama Matholi’ul Huda dipilih dengan harapan anak didik yang belajar di situ bukan hanya mendapatkan ilmu, tapi juga mendapat petunjuk/hidayah dari Allah SWT, yang menjadikan ilmu itu bermanfaat. Pada awal-awal berdirinya MI Matholiul Huda 02 hanya memperoleh siswa sebanyak 8 anak. Kegiatan belajar mengajar MI Matholi’ul Huda 02 pada awalnya tempatnya berpindah-pindah, karena belum mempunyai gedung yang layak/permanen. Dengan kehendak Allah dan kesungguhan para Pengurus serta pendiri, maka MI Matholi’ul Huda 02 dapat berkembang sampai sekarang dalam rangka ikut memperjuangkan agama islam dan mencerdaskan bangsa Indonesia.1 2. Letak Geografis Desa Damarwulan terletak di ujung timur wilayah kecamatan Keling , tepatnya 18 KM di sebelah timur ibu Kota kabupaten Jepara Jawa Tengah. Dan merupakan daerah perbatasan antara kabupaten Jepara dan kabupaten Pati. 1 Selayang Pandang MI Matholi’ul huda 02 Damarwulan, 2001, hlm. 3 38 Secara geografis, batas-batas wilayah desa Damarwulan sebagai berikut: a. Sebelah Utra : Desa Sirahan. b. Sebelah Selatan : Desa Tempur. c. Sebelah Barat : Desa Watuaji d. Sebelah Timur : Desa Plaosan Desa Damarwulan terbagi atas 9 Dukuh atau Dusun, yaitu: a. Dukuh Mangkli b. Dukuh Gemak c. Dukuh Bajangan d. Dukuh Ngrambe e. Dukuh Ngipik f. Dukuh Medono g. Dukuh Dodol H. Dukuh Kajang I. Dukuh Damarwulan Krajan MI Matholi’ul Huda 02 terletak di jalan Sirahan - Tempur KM 4, Dukuh Damarwulan Rt. 03 Rw. 03 Kecamatan Keling kabupaten Jepara provinsi Jawa Tengah. 1. Visi Misi dan Tujuan MI Matholi’ul Huda 02 MI Matholi’ul Huda Damarwulan keling Jepara mempunyai visi “ Terwujudnya lembaga pendidikan yang mampu menyiapkan dan mengembamgkan berkualitas yang berahlaqul karimah”. sumber daya manusia 39 Adapun Misi MI Matholi’ul Huda 02 yaitu: “ menyelenggarakan pendidikan sejak dini, sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan Al Qur’an dan As Sunnah. 3. Profil Guru dan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan a. Guru Para guru MI Matholi’ul Huda 02 mempunyai latar belakang pendidikan yang beragam, kebanyakan dari mereka berasal dari lulusan pondok pesantren. Namun demikian, ada beberapa guru yang mempunyai latar belakang lulusan pendidikan formal, dan di antara mereka sekarang banyak yang masih menempuh kuliah. Dan hampir semua guru MI Matholi’ul Huda 02 menempuh kuliah Sarjana. DATA GURU DAN KARYAWAN MI MATHOLI’UL HUDA 02 DAMARWULAN TAHUN PELAJARAN 2014/20152 No Nama (KTP) Gelar Sarjan a Tempat Lahir Tanggal Lahir 16/07/1969 PGA Grobog an Jepara 05/01/1951 Wakil Kep. 1 Maskuri, S.Pd.I 2 Aly Fathoni 3 Nafisah, S.Pd.I S1 Jepara 08/03/1977 Guru 4 Niswatin, S.Pd. S1 Jepara 25/07/1974 Guru 5 M Sholihin SLTA Jepara 04/09/1967 Guru 2 S1 Jabatan (Guru/Karyawa n) Kepala MI Data hasil observasi dan dokumentasi dari papan struktur organisasi di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara , hari Senin, tanggal 25 Mei 2015 40 6 Ihda Diana Maliha, S.Pd.I Ali Imron 7 8 S1 Jepara 19/04/1984 Guru SLTA Jepara 27/05/1979 Guru S1 Jepara 22/12/1985 Guru S1 Jepara 07/06/1976 Guru 10 Dwi Rahayuningsih, S.Pd. Dyah Widyayanti, S.Pd. Muhtarom SLTA Jepara 10/10/1986 Guru 11 Hadi Sutikno, S.Pd.I S1 Jepara 14/02/1980 Guru 12 Muhammad Kholid, S.Pd.I Muh Qosim S1 Jepara 10/02/1982 Kep Perpus SD Jepara 13/05/1954 Penjaga 9 13 b. Siswa Keadaan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara dari tahun ketahun mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran para pengurus dan tenaga pengajar MI Matholi’ul Huda 02 untuk terus memperjuangkan dan mencerdaskan anak bangsa. TABEL 1 Daftar Siswa-siswi MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara tahun Pelajaran 2014/20153 No Kelas Jumlah Siswa-siswi Laki-laki Perempuan Jumlah 1 I 11 8 19 2 II 7 10 17 3 III 12 11 23 3 Dokumen Data Kedaan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara tanggal 26 Mei 2014 41 4 IV 8 12 20 5 V 9 8 17 6 VI 7 13 20 Jumlah 116 4. Struktur Organisasi Untuk melancarkan program kerja organisasi, agar semua program kerja dapat terkontrol dan terorganisasi dengan baik, maka MI Matholi’ul Huda 02 membuat Struktur Organisasi, berikut ini penulis sajikan Struktur Organisasi MI Matholi’ul Huda 02 damarwulan Keling Jepara. Strutur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara tahun pelajaran 2014/2015 Kepala Sekolah : Maskuri Wakil Kep. : Ali Fathoni Kep. TU. : Nafisah, S.Pd.I Bendahara : Nafisah Waka Kesiswaan : Moh. Tarom Waka kurikulum : Ab. Kholid, S.Pd.I Kepala Bidang Sarpras : Qosim Kepala Bidang kesenian : Dyah widya, A.Ma Kepala Bidang UKS : Niswatin, A.Ma. 42 Kepala Bidang Humas : Ihda Diana Maliha, S.Pd.I Kepala Bidang Keagamaan : Nur Sholihin Kepala Bidang Perpustakaan : Hadi Sutikno,S.Pd.I 5. Sarana dan Prasarana Dengan mengemban amanah dan kepercayaan masyarakat, MI Matholi’ul huda 02 Damarwulan Keling Jepara, selalu berusaha untuk mencetak generasi yang bermutu, berilmu, beramal dan berahlakhul karimah. Untuk itu dibutuhkan sarana prasarana yang memadai dalam proses belajar mengajar (KBM). Adapun sarana dan prasarana yang telah dimiliki MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan keling Jepara adalah : a. Sarana Pendidikan 1) Gedung Sekolah Terdiri : a) Gedung terdapat 6 kelas b) 1 Kantor c) 1 Mushola d) WC/ Kamar mandi e) Perpustakaan f) Gudang (untuk alat-alat Peraga)4 2) perlengkapan Pengajaran terdiri dari : 4 - Papan Tulis : 8 Buah - White Board : 6 buah Hasil Observasi pada tanggal 20 Mei 2015 43 - Buku Pegangan pelajaran bagi Guru : 13 Buah b. Sarana administrasi 1) Buku absensi Siswa : 6 Buah 2) Buku Absensi Guru : 2 Buah 3) Buku Induk : 7 Buah 4) seperangkat alat Kantor : - Meja Guru : 4 Buah - Kursi : 16 Buah - Almari : 3 Buah - Rak Buku : 2 Buah - Komputer : 2 Buah 5) Perlengkapan Soun System (3 mix, 3 Corong, 1 Set DVD, 1 tape dan 2 salon )5 c. Pendanaan Dana untuk menglola pendidikan MI Matholiul Huda 02 diantaranya didapat dari orang tua murid yang diperoleh SPP, Donatur warga, Infaq, dan bantuan dari pemerintah. B. Metode Pembelajaran Kontekstual Kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran kontekstual Akidah Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 adalah ceramah, simulasi (suri tauladan) dan juga metode latihan dan pembiasaan.6 5 Ibu Nafisah, Staf TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi tanggal 25 Mei 2015 44 Berikut langkah-langkah atau tahap pelaksanaan pembelajaran kontekstual : a. Persiapan/Pembukaan 1) Guru mengingatkan kepada siswa materi pelajaran lalu dan mengaitkan dengan materi pelajaran Aqidah Akhlak yang akan dipelajari terutama tentang cara pemecahan masalah. 2) Guru menyatakan tujuan pembelajaran. 3) Siswa memperhatikan tujuan belajar tidak hanya untuk menguasai materi pelajaran Aqidah Akhlak, tetapi juga untuk mempelajari strategi memahami masalah. b. Penyajian 1) Guru megemukakan tentang betapa banyaknya nikmat Allah yang diberikan kepada kita, 2) Guru memberi contoh bagaimana cara kita bersyukur atas nikmat Allah, 3) Guru merumuskan caranya bersyukur dengan cara hidup sederhana dan selalu rendah hati dalam kehidupan sehari-hari, 4) Guru menyelesaikan masalah, menjawab masalah, dan mengkaitkan materi tentang akhlak terpuji dengan kehidupan dunia nyata, misalnya kebiasaan selalu bersyukur, hidup sederhana, rendah hati dn adab ketika ada orang yang bersin . 6 Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi tanggal 26 Mei 2015 45 5) Guru dan siswa menjelaskan hubungan sikap bersyukur dan bersin, apa yang akan terjadi pada kita bila kita tidak dikaruniai bersin. 6) Siswa mengerjakan tugas berupa tes tertulis. 7) Siswa melakukan penguatan internal berupa rangkuman materi dari pembelajaran hari itu yang dibuat sendiri oleh siswa. 8) Siswa membacakan hasil rangkumannya secara bergantian dengan diperhatikan siswa lain 9) Guru menugaskan siswa lain melengakapi rangkumannya apabila ada kekurangan berdasarkan rangkuman temannya. 10) Guru mendorong siswa untuk menghasilkan jawaban kritis dan kreatif. 11) Siswa membuat kesimpulan terhadap materi akhlak terpuji yang telah dipelajarinya berupa gabungan dari rangkuman semua siswa dengan saling melengkapi sehingga menjadi rangkuman yang lengkap dari seluruh kelas.7 c. Penutup 1) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang dibuat siswa. 2) Siswa meneguhkan kesimpulan sesuai penguatan yang diberikan Guru. 3) Siswa mengerjakan tes atau tugas yang diberikan Guru. 4) Guru membuat kesimpulan hasil proses pembelajaran. 7 Ibu Nafisah, Staf TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi tanggal 26Mei 2015 46 C. Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan.8 Berdasarkan data dokumentasi hasil belajar aqidah Akhlaq Siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan adalah “ baik” hal ini di buktikan dengan berbagai data, diantaranya adalah hasil nilai belajar Aqidah Akhlaq kelas VI baik ulangan harian maupun nilai semester setelah diterapkan metode pembelajaran kontekstual semakin lebih baik dari pada sebelunnya. Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pengajaran dan kegiatan evaluasi menurut tahapnya masingmasing, seperti caturwulan, semesteran, tahunan dan lain sebagainya yang tercantum dalam buku raport sebagai buku laporan pendidikan dan mengklasifikasikan kemampuan siswa menurut kategori rendah, sedang dan tinggi. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang hasil belajar siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan pada bidang studi Aqidah Akhlaq. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diambil adalah nilai belajar siswa yang ada pada data kumpulan nilai (DKN), yakni hasil belajar siswa diberikan guru kepada peneliti setelah proses belajar mengajar, kemudian nilai belajar siswa dibagi menjadi dua kelompok, yakni nilai belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlaq sebelum diterapkan metode Kontekstual dan nilai belajar siswa pada bidang Aqidah Akhlaq dengan metode 8 Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi, Rabu, 3 Juni 2015 47 Kontekstual. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlaq sebelum di terapkan metode kontekstual dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL II HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG AQIDAH AKHLAQ KELAS VI MI MATHOLI’UL HUDA 02 DAMARWULAN KELING JEPARA 2014/2015 NO. NAMA HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ 71 KETERANGAN 1 A. Alfi Sigit Andriyan Terlampaui 2 A. Fathur Roziqin 75 Terlampaui 3 A. Karimul Aufa 70 Tercapai 4 Avinda Saputri 90 Terlampaui 5 Dwi santoso 60 Belum Tercapai 6 Esti Ari Yani 68 Belum Tercapai 7 Fahriza Lutfi Amelia 66 Belum Tercapai 8 Fernanda Bayu Ardiansah 86 Terlampaui 9 Intan Rifatin 68 Belum Tercapai 10 Khoirotun Nafi’ah 69 Belum Tercapai 11 M. Ahwan 67 Belum Tercapai 12 M. Farid 66 Belum Tercapai 13 M. Fatah Bagas Stiawan 60 Belum Tercapai 14 M. Nur Fais 67 Belum Tercapai 15 Mashudi 65 Belum Tercapai 16 Nadhifatun Zakia 89 Terlampaui 17 Rizka Amisa Safitri 88 Terlampaui 18 Syafira Linsiana 86 Terlampaui 19 Syinta Amelia 70 Tercapai 20 Vira Amalia 69 Belum Tercapai 48 Berdasarkan tabel II dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 9 siswa dan rata-rata kelasnya 72,5. Selanjutnya Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlaq metode kontekstual dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL III HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG AQIDAH AKHLAQ KELAS VI MI MATHOLI’UL HUDA 02 DAMARWULAN KELING JEPARA 2014/2015 NO. NAMA HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ 79 KETERANGAN 1 A. Alfi Sigit Andriyan Terlampaui 2 A. Fathur Roziqin 78 Terlampaui 3 A. Karimul Aufa 80 Terlampaui 4 Avinda Saputri 94 Terlampaui 5 Dwi santoso 68 Belum Tercapai 6 Esti Ari Yani 70 Tercapai 7 Fahriza Lutfi Amelia 69 Belum Tercapai 8 Fernanda Bayu Ardiansah 89 Terlampaui 9 Intan Rifatin 76 Terlampaui 10 Khoirotun Nafi’ah 86 Terlampaui 11 M. Ahwan 71 Terlampaui 12 M. Farid 75 Terlampaui 13 M. Fatah Bagas Stiawan 69 Belum Tercapai 14 M. Nur Fais 70 Tercapai 15 Mashudi 70 Tercapai 16 Nadhifatun Zakia 89 Terlampaui 17 Rizka Amisa Safitri 88 Terlampaui 18 Syafira Linsiana 88 Terlampaui 19 Syinta Amelia 70 Tercapai 20 Vira Amalia 70 Tercapai 49 Berdasarkan tabel II dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 17 siswa dan rata-rata kelasnya 77,45. Pendekatan kontekstual yang diterpakan di MI Matholi’ul Huda 02 merupakan pendekatan yang tepat didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, sebagaimana hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan metode Kontekstual pada tabel di atas, ada penigkatan setelah di terapkannya metode kontekstual. Dari rata-rata kelas 72,5, setelah menggunakan metode kontekstua meningkat menjadi 77,45. Dalam pengembangan MI Matholi’ul Huda 02 itu sendiri, karena MI Matholi’ul Huda 02 adalah lembaga swasta, yang mana metode kontekstual sangat penting dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan itu sendiri. Implementasi metode kontekstual sangatlah dianggap penting dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kreativitas anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan itusendiri, yang mana mutu pendidikan akan tercapai jika sarana dan prasarana yang memadai telah tersedia, karena meskipun ada tenaga profesional yang membantu dalam proses belajar mengajar, tidak akan berhasil secara maksimal tanpa di dukung dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung serta memadai.Sebagaimana wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama kepala MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Bapak Maskuri, S.Pd.I berikut:” “ Berdasarkan hasil observasi pada Tanggal 1 Hari Senin Bulan Juni Pukul 09.00 yang peneliti temui di lapangan dalam penerapan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) 50 dalam pembelajaran di sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, guru sudah menerapkannya dengan cara mencari kasus di lapangan atau di lingkungan sekitar yang sesuai dengan tema yang di sediakan oleh guru. Yang peneliti temui disana, cara mengajar guru dengan menggunakan metodel Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini diterapkan untuk menunjang kelancaran dan keaktifan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.” Jadi di sini Bapak Maskuri, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan sudah menerapkan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran di sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dengan cara mencari kasus yang ada dilingkungan sekolah dan masyarakat sekitar yang sesuai dengan materiyang di ajarkan pada anak.Dengan menggunakan metode Contekstual Teaching and Learning(CTL), di harapkan dapat membangun pengetahuan pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dalam konsep pemikirannya sendiri sesuaidengan apa yang telah di alami dalam kehidupan sehari-hari (melihat,mendengar, ataupun melakukan sendiri) sehingga siswa termotivasi dan senang dengan proses pembelajaran yang di terapkan di sekolahnya. D. Penerapan metode pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan 51 dan teknologi. Guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep - konsep baru dalam dunia kepengajaran tersebut. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pendekatan kontekstual yang juga di terapkan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan merupakan pendekatan yang tepat didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendekatan CTL sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, di sekolah agar pengetahuan yang dimiliki siswa tidak hanya bersifat kognitif (pengetahuan) tetapi juga mencapai ranah afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). 52 Di samping itu, pendekatan CTL hendaknya mampu membentuk sifat toleran dan inklusif pada siswa. Sikap-sikap tersebut mendukung terlaksanya pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan bersama. Adapun untuk meningkatkan nilai prestasi belajar siswa di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan terlebih dahulu guru harus melihat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, pengatahuan yang dimiliki siswa dan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah. Semua itu sangat penting bagi guru untuk melihat perkembangan siswa selama proses belajar mengajar terjadi. Dan selain itu, dalam melakukan penilain hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi belajar siswa, antara lain: proyek/kegiatan, PR (Pekerjaan Rumah), kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis, karya tulis. Dengan pendekatan CTL diharapkan nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat meningkat secara optimal sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien, disini peneliti mencoba meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan pendekatan CTL dalam meningkatkan nilai prestasi belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak Dari hasil wawancara dengan Maskuri, S.Pd.I, selaku kepala sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan yang di laksanakan pada Tanggal 4 Hari Kamis Bulan Juni Tahun 2015 tentang apakah metode kontekstual untuk meningkatkan potensi hasil belajar MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Beliau mengatakan bahwa metode pembelajaran yang selama ini diterapkan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dapat mengembagkan potensi 53 kreativitas pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Karena metode pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini sangatlah terlihat kemajuan.9 Pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dalam pembelajaran yang diterapkan oleh para ibu Guru. Di sini anak-anak dalam mengembangkan potensi kreativitasnya Terlihat sangat jelas keseharian anak disekolah.Misalnya anak pada awal mulanya belum tahu kantor pos itu tempat apalalu dari sini sekolah dengan menggunakan metode Contekstual Teachingand Learning (CTL) ini pihak sekolah membawa langsung anak didiknyake kantor pos dan guru-gurunya mengenalkan bahwa kantor pos itu adalahtempat pengiriman surat, paket, wesel dan lain-lain dan bukan Cuma itu saja anak-anak juga di kenalkan dengan alat-alat yang ada di sekitar pos. Dari sini pihak sekolah dengan dalam menyampaikan argumennya ketika anak tersebut tidak mengerti. Bukan Cuma itu saja anak terlihat sangatlahkreatif ketika bermain pazel, anak-anak tersebut menyusun pazelsedemikian rupa sehingga berbentuk bermacam-macam permainandiantaranya robot-robotan, mobil-mobilan, rumah-rumahan dan lain-lain. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dengan judul penerapan metode kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa anak di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara berdasarkan data yang 9 Bapak Mskuri,S.Pd.I, Kepala Sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi Kamis, 4 Juni 2015 54 telah diperoleh penelitimelalui observasi, interview, dan dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa temuan yang ada memodofikasi teori yang ada dan kemudian membangun teoriyang baru serta menjelaskan tentang implikasiimplikasi dari hasil penelitian.10 Dari keterangan dalam tehnik analisa data dalam penelitian ini penelitimenggunakan deskriptif kualitatif dan data yang diperoleh baik melalui observasi,interview, dan dokumentasi dari pihak-pihak yang mengetahui yang tentang data peneliti butuhkan. Adapun data yang akan dipaparkan data di analisa oleh penelitisesuai dengan rumusan peneliti di atas. Untuk lebih jelasnya peneliti akan membahasnya. Seperti yang diungkap oleh Bapak Maskuri, S.Pd,I selaku kepala sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan bahwa dalam pembelajaran ContekstualTeaching and Learning (CTL) siswa di bawa kedunia nyata dengan begitu siswaakan mudah dan termotivasi, dan siswa dibawa pada penerapan yangsesungguhnya di masyarakat anak akan lebih mudah memahami sesuatu yangdipelajarinya, sehingga dengan Contekstual Teaching and Learning (CTL) hasil belajar siswa di harapkan akan lebih bermakna. Selain kemampuan guru, sarana dan prasarana yang ada di lingkungansekolah adalah hal yang terpenting yang mendukung proses pembelajaran disekolah. Menurut E Mulyasa dalam bukunya yang berjudul menciptakan pembelajaran kreativitas dan menyenangkan menjelaskan bahwa dalam pembelajaran CTL tugas guru adalah untuk memberi kemudahan 10 Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi, Senin, 8 Juni 2015 55 belajar kepada peserta didik dengan menyediakan berbagai sarana dan belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran saja. 56 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis metode pembelajaran Kontekstual kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Kegiatan belajar mengajar di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara dilaksanakan pada pagi hari mulai dari jam 07.30 sampai dengan 01.00 WIB, kecuali hari Jum’at. Bila dikalkulasikan jumlah jam belajar dalam satu minggu berjumlah 330 jam pelajaran, dengan perhitungan satu jam pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajran Pendidikan Agama Islam pada tanggal 26 Mei 2015, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran kontekstual Akidah Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 adalah ceramah, simulasi (suri tauladan) dan juga metode latihan dan pembiasaan disesuaikan dengan kurikulum KTSP yang ada, berpedoman pada buku-buku yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan dari sekolah itu sendiri. Dalam setiap pembahasan dicantumkan alokasi waktu. Demikian pula pada bahan atau subpokokbahasan dicantumkan pula bahan atau materi ajar dari setiap pokok atau sub pokok bahasan tersebut (buku pedoman KTSP). Alokasi waktu untuk Aqidah Akhlaq adalah dua jam pelajaran dalam satu minggu untuk setiap kelas. Alokasi waktu yang disediakan memadai sebagaimana diungkapkan oleh TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling, antara lain: 57 Waktu yang disediakan untuk pelajran Aqiah Akhlaq di sekolah ini sudah cukup dengan dua jam pelajaran, bisa kita siasati dengan membaginya dengan bagian. Dua jam pelajaran untuk menyampaikan konsep-konsep yang harus dikuasai anak dan selebihnya untuk praktek. Dengan cara ini kita bisa mengefektifkan pembelajaran sekaligus untuk membuat anak-anak tidak cepat bosan dalam belajar. Dari hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran Aqidah Akhlaq seringkali dilakukan di luar alokasi waktu yang telah ditentukan yaitu dengan memanfaatkan waktu sore. Pada waktu ini anak-anak diberikan tambahan waktu belajar. Khususnya dalam pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling yang menjadi fokus obyek penelitian ini, peneliti menemukan guru Aqidah Akhlaq melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Kontekstual ,yang di gunakan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq kelas VI yaitu guru banyak melibatakan siswa, memberi kesempatan pada siswa untuk aktif dalam pembelajaran sebagaimana di ungkapkan , Ibu Nafisah., mengatakan: “Saya selalu melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran Aqidah Akhlaq, tselalu memberikan kesempatan pada siswa dalam pembelajaran, tidak hanya saya ceramah, memberikan perintah saja pada siswa. Tapi siswa yang aktif dalam pembelajaran ini. Hal ini saya lakukan, agar anak aktif dalam pembelajaran karna merasa terlibatkan, saya menggunakan metode ini sudah dengan pertimbangan, agar hasilnya baik, anak-anak juga tidak jenuh dan bosan. Bila mereka bosan maka tingkat hasil belajarnya bisa menurun.1 1 Wawancara dengan Ibu Nafisah., Guru Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan , ruang guru, 26 Mei 2015 58 Dengan demikian perkembangan penggunaan metode kontekstual di atas adalah untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif, menyenangkan anak/siswa, dan keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang dituntut kurikulum. Dalam menggunakan berbagai metode tentunya ada beberapa pertimbangan, dan juga ada kekurangan dan kelebihannya, mengapa menggunakan metode kontekstual. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ibu Nafisah. dalam wawancara di bawah ini.2 Dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan yang maksimal saya menggunakan metode tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa didasarkan pada beberapa pertimbangan demi kelancaran proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran. Di samping juga materi yang ingin disampaikan. Bila kita tidak menggunakan metode tidak dengan pertimbangan tersebut, maka di samping hasilnya tidak baik, anak-anak juga akan jenuh dan bosan. Hal ini juga mempengaruhi cara pandang siswa, pembentukan prilaku belajar siswa dan menjadikan proses pembelajaran ini tetap berjalan lancar ”. Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis disimpulkan bahwa metode kontekstual sangat berpengaruh dalam mengembangkan hasil belajar siswa di MI Matholi’ul Huda 02. Dalam belajar siswa memerlukan metode yang khusus dari guru. Seringkali membuat siswa jenuh dan bosan jika guru monoton menyampaikan materi, Dengan demikian perkembangan penggunaan metode kontekstual adalah untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif, menyenangkan anak/siswa, dan keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang dituntut kurikulum. 2 Wawancara dengan Ibu Nafisah Damarwulan , ruang guru, 28 Mei 2015 Guru Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02 59 Dari hasil observasi dan wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa penggunaan metode kontekstual dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan memberikan dampak positif dan efektif berupa: (1) peningkatan gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2) membuat siswa fokus pada materi yang disampaikan; (3) mempermudah guru dalam mengelola kelas selama proses pembelajaran berlangsung; dan (4) secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq dan mempengaruhi hasil belajar siswa. B. Analisis Data Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Berdasarkan data dokumentasi hasil belajar aqidah Akhlaq Siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan adalah “ baik” hal ini di buktikan dengan berbagai data, diantaranya adalah hasil nilai belajar Aqidah Akhlaq kelas VI baik ulangan harian maupun nilai semester setelah diterapkan metode pembelajaran kontekstual semakin lebih baik dari pada sebelunnya. Dalam proses pembelajaran MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan agar mencapai tujuan yang maksimal, tidak hanya guru Aqidah Akhlaq saja yang berperan tetapi Kepala Sekolah dan Wakepsek juga berperan , khususnya mata pelajaran Aqidah . Peran Kepala Sekolah dan Wakepsek dalam meningkatkan motivasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan berhasil. Karena bukan hanya guru saja yang 60 memberikan motivasi tetapi tentunya saya tidak bisa memberikan motivasi pada siswa, maka yang perlu saya lakukan adalah : Meningkatkan sarana prasarana, mengoptimalkan fungsi perpus untuk meningkatkan sadar baca terhadap siswa, meningkatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam mata pelajaran yang serumpun dengan membentuk coordinator”. Guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep - konsep baru dalam dunia kepengajaran tersebut.3 . Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pendekatan kontekstual yang diterpakan di MI Matholi’ul Huda 02 merupakan pendekatan yang tepat didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, dikarenakan dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendekatan CTL sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, di madrasah agar pengetahuan yang dimiliki siswa tidak hanya 3 Zainal Aqib, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Bandung: Yrama Widya, 2009), Cet. Ke-1, hlm. 17. 61 bersifat kognitif (pengetahuan) tetapi juga mencapai ranah afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Di samping itu, pendekatan CTL hendaknya mampu membentuk sifat toleran dan inklusif pada siswa. Sikap-sikap tersebut mendukung terlaksananya pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan bersama.4 Adapun untuk meningkatkan nilai prestasi belajar siswa terlebih dahulu guru harus melihat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, pengetahuan yang dimiliki siswa dan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah. Dalam pengembangan MI Matholi’ul Huda 02 itu sendiri, karena MI Matholi’ul Huda 02 adalah lembaga swasta, yang mana metode kontekstual sangat penting dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan itu sendiri. Implementasi metode kontekstual sangatlah dianggap penting dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kreativitas anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan itu sendiri, yang mana mutu pendidikan akan tercapai jika sarana dan prasarana yang memadai telah tersedia, karena meskipun ada tenaga profesional yang membantu dalam proses belajar mengajar, tidak akan berhasil secara maksimal tanpa di dukung dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung serta memadai. Sebagaimana wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama kepala MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Bapak Maskuri, S.Pd.I berikut:” 4 Ramayulius, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cet. Ke-5, hlm. 56. 62 “ Berdasarkan hasil observasi pada Tanggal 1 Hari Senin Bulan Juni Pukul 09.00 yang peneliti temui di lapangan dalam penerapan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran di sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, guru sudah menerapkannya dengan cara mencari kasus di lapangan atau di lingkungan sekitar yang sesuai dengan tema yang di sediakan oleh guru. Yang peneliti temui disana, cara mengajar guru dengan menggunakan metodel Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini diterapkan untuk menunjang kelancaran dan keaktifan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.” Dan juga Seperti yang diungkap oleh Ibu Nafisah, S.Pd.I selaku Wali Kelas 6 yaitu:5 “Teaching and Learning (CTL) itu memang sangat penting dan bagus untuk metode belajar Aqidah Akhlaq, karna siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, artinya siswa menjadi aktif, tidak hanya satu arah yang aktif, yaitu guru” Jadi dari hasil observasi metode Contekstual Teaching and Learning (CTL) itu memang sangat bagus untuk diterapkan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dalam sebuah pembelajaran apapun juga karena dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teachingand Learning (CTL) tersebut anak akan lebih mudah dalam menangkapmateri-materi yang di sampaikan oleh guru, karena materi yang disampaikan tersebut dapat dilihat langsung oleh anak, tanpa dibayangkan, Sehingga pelajaran tersebut lebih bermakna bagi anak. Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sangat berpengaruh dalam memberikan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang bersifat ekstrinsik. Dalam belajar siswa memerlukan perhatian dan pengarahan yang khusus dari guru. Seringkali jika mereka 5 Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi, Rabu, 3 Juni 2015 63 tidak menerima umpan balik yang baik berkenaan dengan hasil pekerjaan mereka, maka kerja mereka akan menjadi lamban atau mereka menjadi malas belajar. Siswa yang demikian sangat tergantung pada keharusankeharusan yang ditentukan oleh guru untuk mendorong mereka dalam belajar. Namun tidak berarti bahwa motivasi ekstrinsik itu jelek dan dan perlu dihindari tetapi antara motivasi ekstrinsik dan instrinsik saling memperkuat bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi instrinsik. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa guru harus menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya disekolah. Setiap saat guru bertindak sebagai motivator, motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan anak didik, dengan memberikan penguatan dan sebagainya. Untuk mengembangkan materi aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan ini, maka perlu mengetahui materi besarnya apa, selanjutnya apa bagian dari apa. Atau biasa disebut juga dengan struktur materi misalnya kita belajar tentang materi syukur, kita tahu bahwa itu adalah akhlak terpuji kepada Allah, ghibah adalah akhlak tercela kepada sesam manusia. Dan lain sebagainya. Selanjutnya ada yang lebih penting yaitu peta konsep, yaitu gambaran dari materi yang akan kita ajarkan itu secara menyeluruh, kemudian dari gambaran itu dari mana kita akan memulainya. Misalnya kita ingin mengajarkan tentang Iman kepada malaikat. Hal-hal apa saja yang termasuk dalam iman kepada malaikat ini 64 yang harus dibicarakan. Misalnya : nama malaikat, ugas malaikat, mengapa harus beriman kepada malaikat, apa dampak positif jika kita beriman kepada malaikat, bagaimana cara melakukan iman kepada malaikat dalam kehidupan sehari-hari, apa argumentasi iman kepada malaikat dan seterusnya. C. Analisis penerapan metode pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Dari hasil interviw penerapan metode pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep - konsep baru dalam dunia kepengajaran tersebut. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka 65 pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Jadi Suksesnya belajar dan berhasilnya suatu pendidikan sangat (dominan) ditentukan oleh komponen tenaga p e n d i d i k , d a l a m h a l i n i g u r u d i s e k o l a h . Meskipun di suatu sekolah fasilitasnya memadai, bangunannya bertingkat; meskipun kurikulumnya lengkap, program pengajarannya hebat, manajemennya ketat, sistem pembelajarannya oke, tapi para tenaga pengajarnya (guru) sebagai aplikator di lapangan tidak memiliki kemampuan (kualitas) dalam penyampaian materi, cakap menggunakan alat-alat tekhnologi yang mendukung pembelajaran, maka tujuan pendidikan akan sulit dicapai sebagaimana mestinya. Dari hasil observasi bahwa pendekatan kontekstual yang juga di terapkan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan merupakan pendekatan yang tepat didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, sebagaimana di ungkapkan oleh Guru Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. 66 Pendekatan CTL sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, di sekolah agar pengetahuan yang dimiliki siswa tidak hanya bersifat kognitif (pengetahuan) tetapi juga mencapai ranah afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Dari hasil wawancara dengan Maskuri, S.Pd.I, selaku kepala sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan yang di laksanakan pada Tanggal 4 Hari Kamis Bulan Juni Tahun 2015 tentang apakah metode kontekstual untuk meningkatkan potensi hasil belajar MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Beliau mengatakan bahwa metode pembelajaran yang selama ini diterapkan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dapat mengembangkan potensi kreativitas pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Karena metode pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini sangatlah terlihat kemajuan.6 Pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dalam pembelajaran yang diterapkan oleh para ibu Guru. Di sini anak-anak dalam mengembangkan potensi kreativitasnya Terlihat sangat jelas keseharian anak disekolah.Misalnya anak pada awal mulanya belum tahu kantor pos itu tempat apa lalu dari sini sekolah dengan menggunakan metode Contekstual Teachingand Learning (CTL) ini pihak sekolah membawa langsung anak didiknya ke kantor pos dan guru-gurunya mengenalkan bahwa kantor pos itu adalahtempat pengiriman surat, paket, wesel dan lain-lain dan bukan Cuma itu saja anak-anak juga di kenalkan dengan alat-alat yang ada di sekitar pos. 6 Bapak Mskuri,S.Pd.I, Kepala Sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi Kamis, 4 Juni 2015 67 Dari sini pihak sekolah dengan dalam menyampaikan argumennya ketika anak tersebut tidak mengerti. Bukan Cuma itu saja anak terlihat sangatlahkreatif ketika bermain pazel, anak-anak tersebut menyusun pazelsedemikian rupa sehingga berbentuk bermacam-macam permainandiantaranya robot-robotan, mobil-mobilan, rumah-rumahan dan lain-lain. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dengan judul penerapan metode pembelajaran Kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara berdasarkan data yang telah diperoleh penelitimelalui observasi, interview, dan dokumentasi, maka peneliti akan menganalisatemuan yang ada memodofikasi teori yang ada dan kemudian membangun teoriyang baru serta menjelaskan tentang implikasiimplikasi dari hasil penelitian. Dari keterangan dalam tehnik analisa data dalam penelitian ini penelitimenggunakan deskriptif kualitatif dan data yang diperoleh baik melalui observasi,interview, dan dokumentasi dari pihak-pihak yang mengetahui yang tentang data peneliti butuhkan. Adapun data yang akan dipaparkan data di analisa oleh penelitisesuai dengan rumusan peneliti di atas. Untuk lebih jelasnya peneliti akan membahasnya. Dari beberpa hasil observasi dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community 68 dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi Aqidah Akhlaq dengan indikator keberhasilan: 1. Siswa semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2. Siswa terlatih untuk bekerjasama dalam kelompok dan berani mengungkapkan pendapat serta menghargai pendapat orang lain. 3. Hasil (nilai) yang mereka dapatkan lebih baik atau meningkat dari hasil yang mereka dapatkan sebelumnya. 4. Dengan penerapan pembelajaran kontekstual siswa mendapatkan pengalaman untuk menyelesaikan masalah dengan masyarakat dan lingkungan, ini merupakan aktualisasi dari kecakapan berfikir rasional. 5. Selama pembelajaran berlangsung siswa tampak senang dan gembira, hal ini dapat dilihat dari roman muka mereka yang selalu tampak berseri-seri dalam mengerjakan tugas Aqidah Akhlaq. 69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis hasil penelitian pembahasan, tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil belajar Aqidah Akhlaq Siswa VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat disimpulkan: 1. Penerapan metode pembelajaran kontekstual siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan adalah sebagai berikut : yaitu menggunakan metode ceramah, simulasi (suri tauladan) dan juga metode latihan dan pembiasaan. Semua metode itu di terapkan untuk melibatakan siswa dalam pembelajaran agar lebih aktif. Siswa memperhatikan tujuan belajar tidak hanya untuk menguasai materi pelajaran Aqidah Akhlak, tetapi juga untuk mempelajari strategi memahami masalah 2. Hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara adalah sangat baik, mengalami peningkatan hal ini di buktikan dengan berbagai data hasil nilai ada penigkatan setelah di terapkannya metode kontekstual. Dari rata-rata kelas 72,5, setelah menggunakan metode kontekstua meningkat menjadi 77,45. 70 3. Penerapan metode pembelajarn kontekstual dalam meningkatan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan pada hasil belajar melalui ulangan Siswa semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran, Hasil (nilai) yang mereka dapatkan lebih baik atau meningkat dari hasil yang mereka dapatkan sebelumnya, Dengan penerapan pembelajaran kontekstual siswa mendapatkan pengalaman untuk menyelesaikan masalah dengan masyarakat dan lingkungan, ini merupakan aktualisasi dari kecakapan berfikir rasional, selama pembelajaran berlangsung siswa tampak senang dan gembira, hal ini dapat dilihat dari roman muka mereka yang selalu tampak berseri-seri dalam mengerjakan tugas Aqidah Akhlaq. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut yang telah diperoleh, maka penulis memberikan saran khususnya kepada Bapak/Ibu guru bidang studi yang memegang mata pelajaran Aqidah Akhlaq di sekolah tingkat dasar, model pembelajaran Contextual ini bisa diterapkan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar maupun permasalahan terhadap mata pelajarn Aqidah Akhlaq yang sulit untuk dipahami dan di peraktekkan dalan kehidupan sehari-hari oleh siswa. Model pembelajaran ini tidak hanya terbatas pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq, model ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya. Sehingga 71 permasalahan awal mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa dapat diatasi sebagai mana penelitian yang telah dilaksanakan ini. C. Penutup Alhamdulillah , dengan rahmat dan hidayah Allah SWT maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, sistematika maupun analisanya. Hal tersebut semata-mata bukan kesengajaan penulis, namun karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Karenanya penulis memohon kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang positif bagi khazanah ilmu pengetahuan. Amiin… DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Bandung: Yrama Widya, 2009), Cet. Ke-1, Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan,( Jakarta: Rineka Cipta). Asmaran, Pengantar Study Akhlak,(Jakarta : PT Grafindo Persada, 1994) Asrori, Muhammad, Penelitian Tindakan Kelas,( Bandung: Wacana Prima). Bapak Mskuri,S.Pd.I, Kepala Sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi Kamis, 4 Juni 2015 Boeree, George, Metode Pembelajaran dan Pengajaran,( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008). Data hasil observasi dan dokumentasi dari papan struktur organisasi di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara , hari Senin, tanggal 25 Mei 2015. Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra). Dokumen Data Kedaan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara tanggal 26 Mei 2014 Gagne, Briggs dan Wagner, Model-Model Pembelajaran Inovatif, ( Jakarta: 2008). Ghazali, Ahmad dan Syamsuddin BA, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Cahya Budi, 1997). Hasil Observasi di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan November 2014 Pada tanggal 15 Hasil Observasi pada tanggal 20 Mei 2015 Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi, Rabu, 3 Juni 2015 ……………., Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi, Sabtu, 6 Juni 2015 ……………., Guru Aqidah Akhlaq MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi tanggal 26 Mei 2015 ……………, Staf TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi tanggal 25 Mei 2015 ………………, Staf TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara pribadi tanggal 26Mei 2015. Kamus lengkap Bahas Indonesia, Yogyakarta: Team Akar Media. Marimba , Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,(Bandung : Pt. Al Ma’arif, 1987) Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008) Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam , (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997). Pasal 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Purwanto , Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1994). Purwanto , Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007). Ramayulius, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cet. Ke-5, Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemula, (Bandung : Alfabeta, 1988). Selayang Pandang MI Matholi’ul huda 02 Damarwulan, 2001. Sudijono , Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995) Sudjana , Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru 2005). Sumiati, Metode Pembelajaran,( Bandung: CV Wacana Prima, 2008). Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar ,(Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2006) Thoha, Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan,( Jakarta: CV. Rajawali, 1991). W.J.S., Porwodarminto, Kamus Umum Bahas Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka, 1976). DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama : Nor Sodiq Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 2 Mare 1985 Jenis Kelamin : laki-laki Agama : ISLAM Kewarganegaraan : WNI Alamat : Tegalharjo, Rt. 01. Rw. 04 Ds. Sirahan Kec. Trangkil Kab. Pati Telephon : 082313721017 Riwayat Pendidikan TK : RA. Al Masyithoh Tegalrejo, lulus Th. 1992 SD/MI : SDN Tegalrejo , lulus Th. 1998 SMP/MTS : MTs. Tegalrejo, lulus Th. 2001 SMA/MA : MA Tegalsari Waturoyo, lulus Th. 2004 Ponpes : Tegalsari Waturoyo Perguruan Tinggi : Sedang menempuh kuliah di UNISNU JEPARA Jepara, 8 September 2015 Yang membuat pernyataan, Nur Sodiq 131310001333 Angket Penelitian Hubungan Motivasi terhadap Prestasi Belajar HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DI SD XXX PONPES XXXX BATAM I. Identitas Responden Nama : Kelas : Umur : Asal Sekolah : Pek. Orang Tua : II. Petunjuk Pengisian a. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut anda b. Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling benar Soal-soal 1. Apakah Anda tertarik untuk selalu mengikuti pelajaran akidah akhlak? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 2. Apakah Anda berminat belajar akidah akhlak? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 3. Apakah Anda senang setiap mendapat tugas dari guru tentang pelajaran akidah akhlak? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 4. Bila hasil ulangan yang anda peroleh baik, apakah anda lebih giat untuk belajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 5. Apakah Anda selalu senang mendapat tugas akidah akhlak? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 6. Apakah Anda selalu bertanya ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung dan guru memberikan kesempatan untuk bertanya? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 7. Apakah Anda selalu mengikuti pelajaran akidah akhlak? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 8. Selama pelajaran berlangsung, apakah Anda mengajukan pertanyaanpertanyaan yang belum jelas kepada guru. a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 9. Apakah Anda selalu siap menjawab dari pertanyaan guru tentang pelajaran yang telah disampaikan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 10. Apakah Anda senang belajar akidah akhlak tentang akhlak kepada orang tua? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 11. Apakah Anda selalu menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan oleh guru? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 12 Apakah cara guru menyampaikan pelajaran akidah akhlak menarik perhatian? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 13. Selama pelajaran akidah akhlak berlangsung apakah suasana di kelas menyenangkan bagi anda? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 14. Apakah nilai ulangan yang baik dapat membantu kegiatan belajar Anda? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 15. Apakah Anda tertarik untuk selalu mengikuti pelajaran akidah akhlak? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 16. Apakah selalu mengikuti pelajaran akidah akhlak walaupun cara penyajian yang disampaikan guru kurang menarik? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 17. Apakah Anda merasa senang ketika guru memberikan pujian kepada anda karena berhasil dalam belajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 18. Selama pelajaran berlangsung apakah guru selalu menegur anda karena tidak berhasil dalam belajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 19. Bila guru menghukum anda karena berkelakuan kurang baik selama kegiatan belajar apakah anda tidak merasa terganggu ntuk belajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 20. Apakah Anda merasa kecewa bila hasil ulangan teman anda lebih baik dari hasil ulangan anda? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 21. Apakah Anda merasa senang bila hasil ulangan anda lebih baiik dari hasil ulangan teman anda? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 22.Apakah Anda selalu berkeinginan agar hasil ulangan anda lebih besar dari hasil ulangan teman anda? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 23. Sebelum kegiatan belajar mengajar bidang studi akidah akhlak, apakah guru anda selalu menjelaskan tujuan pelajaran terlebih dahulu? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 24.Apakah Anda mengetahui tujuan dari pelajaran akidah akhlak yang sedang anda pelajari? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 25.Dengan mengetahui tujuan pelajaran akidah akhlak apakah anda akan lebih giat untuk belajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak DAFTAR ANGKET IDENTITAS Nama : …………………………………………… Kelas : …………………………………………… PETUNJUK : 1. Saudara dipersilahkan menjawab setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X) 2. Kesungguhan dan kejujuran Anda dalam menjawab sangat kami harapkan. 3. Atas bantuan Anda kami sampaikan terima kasih. Pertanyaan-pertanyaan : A. Attention (perhatian) sebagai motivasi belajar kepada siswa 1. Apakah guru anda pernah bertanya tentang keadaan/kabar anda sebelum pelajaran dimulai? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 2. Apakah guru anda pernah menerangkan pelajaran? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 3. Apakah guru anda pernah menerangkan pelajaran dengan metode cerita? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 4. Apakah guru anda pernah bertanya kepahaman anda terhadap pelajaran yang diterangkan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 5. Apakah guru anda pernah mengulangi penjelasan ketika anda kurang paham terhadap pelajaran? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 6. Apakah guru anda pernah memberikan pertanyaan secara langsung kepada anda tentang pelajaran yang diajarkan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 7. Apakah guru anda pernah memberikan kesempatan kepada anda untuk bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah B. Relevance (keterkaitan) mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari sebagai motivasi belajar siswa 8. Apakah anda setuju bahwa materi pelajaran yang anda pelajari berkaitan dengan kehidupan sehari-hari? a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju 9. Apakah guru anda pernah mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 10. Apakah anda setuju bahwa belajar dengan tekun akan meningkatkan prestasi anda? a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju 11. Apakah guru anda pernah memberikan contoh seseorang yang belajar dengan tekun akan meningkat prestasinya? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 12. Apakah anda setuju bahwa soal ujian mampu mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran? a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju 13. Apakah anda setuju bahwa tidak semua soal ujian mampu mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran? a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju 14. Apakah anda setuju bahwa ada keterkaitan antara materi satu dengan materi yang lain dalam satu mata pelajaran? a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju 15. Apakah guru anda pernah mengaitkan materi pelajaran satu dengan yang lainnya? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah C. Confidence (percaya diri) sebagai motivasi belajar siswa 16. Apakah guru anda pernah memberikan soal-soal kepada anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 17. Apakah anda sanggup mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru anda? a. Sangat sanggup c. Kurang sanggup b. Sanggup d. Tidak sanggup 18. Apakah guru anda pernah memberikan tugas kepada anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 19. Apakah anda pernah tertantang dengan tugas yang diberikan oleh guru anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 20. Apakah anda pernah mengerjakan tugas yang diberikan kepada anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 21. Apakah anda pernah disuruh presentasi hasil tugas yang diberikan kepada anda? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 22. Apakah anda pernah merasa percaya diri atas hasil tugas yang anda presentasikan? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah D. Satisfaction (kepuasan) sebagai motivasi belajar siswa 23. Apakah anda pernah mendapatkan nilai dalam belajar? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 24. Apakah nilai yang diberikan selalu berbentuk angka? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 25. Apakah nilai yang diberikan kepada anda sudah sesuai dengan proses belajar anda? a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai b. Sesuai d. Tidak sesuai 26. Apakah nilai yang anda terima memuaskan hati anda? a. Sangat memuaskan c. Biasa saja b. Cukup memuaskan d. Tidak memuaskan 27. Apakah nilai membuat anda lebih semangat belajar? a. Sangat semangat c. Biasa saja b. Cukup semangat d. Tidak semangat 28. Apakah nilai membuat anda ingin mengulangi /mendapatkan nilai yang lebih bagus? a. Sangat ingin c. Biasa saja b. Cukup ingin d. Tidak ingin 29. Apakah nilai membuat anda ingat akan nilai tersebut? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 30. Apakah anda setuju tentang Pemberian nilai kepada para siswa? a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR Sekolah / Kelas : _________________ Hari / Tanggal : _________________ Nama Guru : _________________ Nama Observer : _________________ Tujuan : 1. Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar 2. Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa Petunjuk : 1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa. 2. Observer memberikan skor sesuai dengan petunjuk berikut: Banyak siswa : 0 sampai > 20% ; 2 bila 20% sampai > 40% ; 3 bila 40% sampai > 60% skor 4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80% sampai 100% aktif. Kualitas : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baik sekali Banyak Kualitas Siswa Keaktifan yang Aktif No. Aktivitas Belajar Siswa A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa --- --- 1. Melakukan pengamatan atau penyelidikan --- --- 2. Membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada teks) --- --- 3. Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar halhal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb) --- --- B. Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman) --- --- 1. Berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep- --- --- konsep misal berlatih dengan soal-soal) 2. Berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan) --- --- 3. Berpikir kritis (misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau tugas) --- --- C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya --- --- 1. Mengemukakan pendapat --- --- 2. Menjelaskan --- --- 3. Berdiskusi --- --- 4. Mempresentasi laporan --- --- 5. Memajang hasil karya --- --- --- --- D. Siswa berpikir reflektif 1. Mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran --- --- 2. Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran --- --- 3. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan katakatanya sendiri --- --- Amuntai, ...................................... (Observer) LEMBAR JAWAB NILAI Mata Pelajaran Kelas Hari, Tanggal Nama : Aqidah Akhlaq : VI : Rabu, 3 Juni 2015 : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat! 1 A B C D 11 A B C D 2 A B C D 12 A B C D 3 A B C D 13 A B C D 4 A B C D 14 A B C D 5 A B C D 15 A B C D 6 A B C D 16 A B C D 7 A B C D 17 A B C D 8 A B C D 18 A B C D 9 A B C D 19 A B C D 10 A B C D 20 A B C D DAFTAR ANGKET PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ SISWA KELAS VI MI MATHOLI’UL HUDA 02 DAMARWULAN KELING JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 I. IDENTITAS NAMA : …………………….. KELAS :……………………... No. Absen :…………… II. PETUNJUK 1. Saudara dipersilahkan menjawab setiap pertanyaan dibawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan member tanda silang X 2. kesungguhan dan kejujuran anda dalam menjawab sangat kami harapkan. 3. Atas bantuan anda kami sampaikan terima kasih. III. PERTANYAAN-PERTANYAAN 1. Selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran ini? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 2. Memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran Aqidah Akhlaq ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 3. Pada pembelajaran Aqidah Akhlaq saya diberikan hal-hal baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 4. Telah mempelajari sesuatu yang menarik dan tidak terduga sebelumnya? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 5. Dengan belajar Aqidah Akhlaq saya menjadi terdorong untuk dapat memahami materi ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 6. Setelah belajar Aqidah Akhlaq saya percaya akan dapat menyelesaikan latihan-latihan? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 7. Setelah belajar dengan Aqidah Akhlaq saya percaya akan dapat menyelesaikan latihan-latihan ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 8. Penyampaian materi dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq kurang menarik ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah 9. Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode? a. Tidak demikian c. Sering demikian b. Kadang demikian d. Selalu demikian 10. Saya tidak yakin dapat meneyelesaikan evaluasi dengan berhasil ? a. Tidak demikian c. Sering demikian b. Kadang demikian d. Selalu demikian 11. Selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran ini? c. Selalu c. kadang-kadang d. Sering d. Tidak Pernah 12. Memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran aqidah Akhlaq ? c. Selalu c. kadang-kadang d. Sering d. Tidak Pernah 13. Pada pembelajaran Aqidah Akhlaq saya diberikan hal-hal baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya ? c. Selalu c. kadang-kadang d. Sering d. Tidak Pernah 14. Telah mempelajari sesuatu yang menarik dan tidak terduga sebelumnya? c. Selalu c. kadang-kadang d. Sering d. Tidak Pernah 15. Dengan metode yang diterapkan dalam belajar aqidah akhlaq saya menjadi terdorong untuk dapat memahami materi ? c. Selalu c. kadang-kadang d. Sering d. Tidak Pernah 16. Setelah belajar aqidah akhlaq saya percaya akan dapat menyelesaikan latihan-latihan? c. Selalu c. kadang-kadang d. Sering d. Tidak Pernah 17. Setelah belajar aqidah akhlaq ini saya percaya akan dapat menyelesaikan latihan-latihan ? c. Selalu c. kadang-kadang d. Sering d. Tidak Pernah 18. Penyampaian materi dalam pembelajaran ini kurang menarik ? c. Selalu c. kadang-kadang d. Sering d. Tidak Pernah 19. Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran Aqidah Akhlaq ? c. Tidak demikian c. Sering demikian d. Kadang demikian d. Selalu demikian 20. Saya tidak yakin dapat meneyelesaikan evaluasi dengan berhasil ? c. Tidak demikian c. Sering demikian d. Kadang demikian d. Selalu demikian SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Kelas Hari, Tanggal : Aqidah Akhlaq : VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan : Contoh Soal. 1. Menurut etmologi kata aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti….. 2. Penentuan baik dan buruk terhadap perbuatan dan kelakuan, merupakan pengertian dari….. 3. Apa yang di maksud dari hakikat iman kepada Allah SWT. 4. Jelaskan dengan singkat dan jelas pengertian dari tauhid ! 5. Jelaskan antara Aqidah dan Akhlaq ! 6. Jelaskan pengertian Akhlaq tercela Pasif disertai contohny !. 7. Jelaskan pengertian Akhlaq tercela Pesimis disertai contohnya ! 8. Apa pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah?. 9. Sebutkan empat kitab Allah yang wajib kita ketahui ! 10. Mukholafatu Lilhawaditsi artinya ! Jawab. 1. Kepercayaan 2. Akhlaq 3. Percaya dengan sepenuh hati kepada-Nya dengan segala sifat kesempurnaanNya, baik yang wajib, mustahil, maupun yang jaiz. 4. Menganggap atau meyakini bahwa Allah itu ahad, atau Esa. 5. Aqidah berfokus pada masalah-masalah keyakinan pada Allah swt., baik dari segi Dzat, sifat dan perbuatan-Nya. Aqidah yang benar akan melahirkan akhlaq yang terpuji. 6. Sifat Pasif merupakan kebalikan Aktif, yaitu sifat seseorang tidak mau berupaya atau beriktiar dalam segala hal. Contoh: sebagai siswa malas belajar. 7. Pesimis merupakan sifat seseorang yang tidak pernah merasa diri siap atau sanggup dalam melaksanakan sesuatu. Contoh: Takut untuk belajar jauh dari keluarga 8. Percaya dengan sepenuh hati kepada adanya kitab yang diturunkan Allah SWT. 9. Kitab Taurat, Kitab Zabur, Kitab Injil, Kitab Al Qur’an. 10. Berbeda dengan yang baru