fakultas tarbiy universitas islam fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan

advertisement
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ SISWA KELAS
VI MI MATHOLI’UL HUDA 02 DAMARWULAN KELING JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
NAMA
: Sudarti
NIM
: 131310001340
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA
2015
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp.
Hal
: 3 Eksemplar
: Naskah Skripsi
An. Sdra. Sudarti
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UNISNU Jepara
Di Jepara
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini saya kirimkan Naskah Sekripsi Saudara :
Nama
: Sudarti
NIM
: 131310001340
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul Sekripsi
: Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah
Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran
2014/2015”.
Dengan ini saya mohon agar Skripsi saudara tersebut dapat
dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jepara,
September 2015
Pembimbing
H. Mufid, M.Ag.
ABSTRAK
Sudarti (131310001340) Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran
2014/2015”.
Skripsi : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Nahdlotul Ulama’ Jepara. Pembimbing
H. Mufid, M.Ag.
Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu strategi yang ada dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bagi guru-guru khususnya guru aqidah akhlak
penguasaan terhadap metode pembelajaran kontekstual sangatlah diperlukan guna
memperbaiki dan memperbarui metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
dan perkembangan jaman, sehingga penelitian ini penting dilakukan untuk
mengetahui penerapan metode pembelajaran kontekstual mata pelajaran Aqidah
Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual diharapkan dapat membantu guru dalam menanamkan
nilai-nilai aqidah dan akhlak.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui metode pembelajaran
kontekstual siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. 2). Untuk
mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. 3). Untuk mengetahui penerapan metode
pembelajarn kontekstual dalam meningkatan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa
kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Adapun yang menjadi subyek
penelitian dalam skripsi ini adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Urusan
Kurikulum guru mata pelajaran aqidah akhlak dan siswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual mata pelajaran aqidah
akhlak kelas VI Mi Matholi’ul Huda 02 Damarwulan sudah berjalan dengan baik.
Pelaksanaannya tidak lepas dari peran serta segenap guru dan tenaga pendidikan
yang selalu mendukung dan memperlancar aktivitas kegiatan belajar mengajar
Kesimpulan yang diambil bahwa pelaksanaan pembelajaran kontekstual
mata pelajaran aqidah akhlak kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Hasil
belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda
02 Damarwulan Keling Jepara adalah sangat baik, hal ini di buktikan dengan
berbagai data, diantaranya adalah hasil nilai belajar Aqidah Akhlaq kelas VI baik
ulangan harian maupun nilai semester setelah diterapkan metode pembelajaran
kontekstual semakin lebih baik dari pada sebelunnya .
Kata Kunci: Metode Pembelajaran Kontekstual, Aqidah Akhlak. Pemahaman
terhadap metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan
bagi seorang tenaga pendidik yang professional.
DEKLARASI
Bismillahirrohmanirrohim.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa segala sesuatu
yang tertulis di dalam karya ilmiah skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri,
bukan dibuatkan orang lain. Dan menyatakan juga dengan penuh tanggung jawab
bahwa karya ini bukan hasil jiplakan atau plagiasi terhadap karya tulis orang lain
baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan ilmiah yang sudah paten
berstandar milik orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan di ambil
inti substansinya atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Jeapara, 9 September 2015
Yang membuat pernyataan,
Sudarti
131310001340
MOTTO
: ‫﴿ اﻟﻤﺠﺎدﻟﮫ‬.... ْ‫ﯾَﺮْ ﻓَ ِﻊ ﷲُ اﻟَ ِﺪﯾْﻦَ اَ َﻣﻨُﻮْ ا ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ وَاﻟَ ِﺬﯾْﻦَ اُوْ ﺗُﻮْ اا ْﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ َد َرﺟَﺖ‬
﴾١١
“Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat” ( QS: Al Mujadalah:11).1
1
Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), hlm. 911
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
-Yang terhormat Ayah dan ibuku tercinta
Suami dan putraku tercinta
serta saudara saudaraku yang sudah banyak membantu
dan memberikan motivasi atas terselesaikannya studi S1 UNISNU Jepara.
Semoga Allah segera memberikan kemanfaatan, Amiin
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas limpahan
rahmat,taufiq,hidayah dan inayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul :” Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlaq siswa Kelas VI Di MI Matholi’ul
Huda 02
Damarwulan Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ” yang secara
akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S.1 dalam Ilmu
Pendidikan Islam.
Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak,kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom,HM. selaku Rektor UNISNU Jepara.
2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UNISNU Jepara.
3. Bapak H. Mufid, M.Ag. selaku pembimbing yang selalu memberikan
pengarahan dan perbaikan yang berguna bagi terwujudnya skripsi ini.
4. Segenap Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan segenap
karyawan UNISNU Jepara.
5. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah banyak memotivasi dan
memberikan bantuan moril maupun materiil.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah mendorong di kampus UNISNU Jepara.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsai ini.
Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun,kecuali do’a
semoga Allah SWT,memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal
kebaikan yang telah di berikan.
Akhirnya kami menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam
penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.Masih banyak hal-hal yang perlu
di perbaiki dan di perdalam lebih lanjut atau hal yang kurang sesuai,karena
hanya sbatas inilah yang dapat penulis sampaikan,maka dngan segala bentuk
kritik dan saran sangat kami harapkan, dimi menindak lanjuti pada kajiankajian yang lebih lanjut.
Jeapara, 9 September 2015
Penulis,
Sudarti
131310001340
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor: 0543 b/ U/1987 tertanggal 22 Januari 1988
A. KONSONAN TUNGGAL
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
‫ا‬
Alif
-
Tidak dilambangkan
‫ب‬
Bấ
B
-
‫ت‬
Tấ
T
-
‫ث‬
Tsấ
S
S dengan titik di atas
‫ج‬
Jỉm
J
-
‫ح‬
Hấ
H
H dengan titik di bawah
‫خ‬
Khấ
Kh
-
‫د‬
Dấl
D
-
‫ذ‬
Zấl
Z
Z dengan titik di atas
‫ر‬
Rấ
R
-
‫ز‬
Zấ
Z
-
‫س‬
Sỉn
S
-
‫ش‬
Syỉn
Sy
-
‫ص‬
Sấd
S
S dengan titik di bawah
‫ض‬
Dấd
D
D dengan titik di bawah
‫ط‬
Tấ
T
T dengan titik di bawah
‫ظ‬
Zấ
Z
Z dengan titik di bawah
‫ع‬
‘Ain
‘
Koma terbalik (apostrof
tunggal)
‫غ‬
Gain
G
-
‫ف‬
Fấ
F
-
‫ق‬
Qấ
Q
-
‫ك‬
Kấ
K
-
‫ل‬
Lấ
L
-
‫م‬
Mỉm
M
-
‫ن‬
N
N
-
‫ھـ‬
Hấ
H
-
‫و‬
Wấw
W
-
‫ء‬
Hamzah
,
Apostrof lurus miring
(tidak untuk awal kata)
‫ي‬
Yấ
Y
-
‫ة‬
tấ’ marbutah
H
Dibaca ah ketika mawquf
‫ـﺔ‬......
tấ marbutah
H/ t
Dibaca ah/ at ketika
mawquf (terbaca mati)
B. VOKAL PENDEK
Arab
Latin
Keterangan
Contoh
-
A
Bunyi fathah pendek
‫اﻓـَ َﻞ‬
-
I
Bunyi kasrah pendek
‫ُﺳﺌِ َﻞ‬
-
U
Bunyi dlummah pendek
‫اُ ُﺣ ٌﺪ‬
Keterangan
Contoh
‫ـﺎ‬
Bunyi fathah panjang
َ‫ﻛﺎَن‬
‫ى‬/
Bunyi kasrah panjang
‫ﻚ‬
َ ‫ﻓِـ ْﯿ‬
Bunyi dlummah panjang
‫ﻛُﻮْ ﻧُﻮْ ا‬
C. VOKAL PANJANG
Arab
Latin
‫ي‬
‫ـﻮ‬
D. DIFTONG
Arab
Latin
Keterangan
Contoh
ْ‫ َو‬....
Aw
Bunyi fathah diikuti waw
‫ﻣَﻮْ ٌز‬
Ai
ْ‫ ي‬....
Bunyi fathah diikuti ya’
‫ﻛـَ ْﯿ َﺪ‬
E. PEMBAURAN KATA SANDANG TERTENTU
Arab
Latin
Keterangan
Contoh
.....‫ال‬
Al
Bunyi al- Qomariyah
‫اﻟﻘﻤﺮﯾﺔ‬
‫ ش‬-‫ال‬
Asy-sy
Bunyi al- Syamsiyyah dengan/
‫اﻟﺸﻤﺴﯿﺔ‬
diganti huruf berikutnya
.....‫وال‬
Wal/
Bunyi al-Qomariyyah/ al-
‫واﻟﻘﻤﺮﯾﺔ‬
wasy-sy
Syamsiyyah diawali huruf hidup
‫واﻟﺸﻤﺴﯿﺔ‬
adaah tidak terbaca
DAFTAR ISI
Halaman Judul………..……………………………………………………...……ii
Halaman Nota Pembimbing ……………..……………………………………….iii
Halaman Pengesahan………...………………………………...…………………iv
Abstrak ................................................................................................................. ..v
Deklarasi ………………………………………………………………………... vi
Halaman Motto………….………..………………………………………...……vii
Halaman Persembahan………………………………………….…………….…viii
Kata Pengantar …………………………………………………………….….... ix
Pedoman Transliterasi …………………………………………………………....xi
Daftar ISI…………..……………………………………………………………xiv
BAB I
PENDAHULUAN…….…………………………………………………………...1
A. latar Belakang Masalah………………………………………….…..1
B. Telaah Pustaka …………………………………………….………. 3
C. Rumusan Masalah …………………………….………………….…5
D. Penegasan Istilah …………………………………………………... 6
E. Tujuan dan Manfaaat Penelitian, ………………………………..… 7
F. Metode Penelitian …………………………………………….….. 10
G. Sistematika Penulisan Skripsi …………………………………..…12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajarn Kontekstual …….……………………..……............. 15
1. Hakikat Pembelajarn Kontekstual …………………….………. 15
2. Menyusun Rencana Pembelajarn Kontekstual …...…………… 16
B. Hasil Belajar ……………..……………………………..………… 17
1. Pengertian Hasil Belajar ………………..……………………... 17
2. Jenis-jenis Hasil Belajar …………………...……..………….... 20
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ……...…...… 21
C. Pembelajaran Aqidah Akhlaq …...………….……………………. 26
1. Tujuan Materi Aqidah Akhlaq ……………...………………… 26
2. Perencanaan Aqidah Akhlaq …………………………… ........ .28
3. Evaluasi Aqidah Akhlaq ……………………………...………..30
4. Penerpana Pembelajarn Kontekstual mata Pelajaran Aqidah….
Akhlaq ………………………………………………………… 33
BAB III PAPARAN DATA
A. Gambaran Umum MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan….....…….. 36
1. Sejarah singkat …………………………………………………. 36
2. Letak Geografis ……………………………………………….... 37
3. Profil Guru dan Siswa ………………………………………….. 39
4. Struktur Organisasi…………………………………………….... 41
5. Sarana-prasarana ……………………………………………….. 42
B. Metode Pembelajaran Kontekstual Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02…..
Damarwulan ……………………………………………….. ………43
C. Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda..….
02… Damarwulan ……………...……………………………..…… 56
D. Penerapan Metode Pembelajarn Kontekstual dalam Meningkatkan..….
Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda..….
02… Damarwulan ……………...………………………………….. 51
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Metode Pembelajaran Kontekstual Kelas VI MI Matholi’ul.…
Huda 02… Damarwulan ………………………………..….. ………56
B. Analisis Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul…..
Huda…. 02… Damarwulan …………….……………………..…… 59
C. Analisis Penerapan Metode Pembelajarn Kontekstual dalam….
Meningkatkan…. Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI….
Matholi’ul Huda…. 02… Damarwulan ………………………..….. 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 69
B. Saran-saran ……..…………...…………………………………….70
C. Penutup ………………………...……………………………….....71
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar riwayat pendidikan penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah sebuah proses yang dialami individu. Belajar
terjadi apabila situasi stimulus bersama isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi tadi. 1 Tujuan yang hendak dicapai
sebenarnya merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
Aqidah adalah keyakinan/keimanan yang benar yang terealisasikan dalam
perilaku akhlak mulia.2
Sedangkan Pendidikan Islam adalah pendidikan individual dan
masyarakat, karena di dalam ajaran Islam berisi tentang sikap dan tingkah
laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan
bersama serta lebih banyak menekankan pada perbaikan sikap mental yang
akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri maupun
orang lain.3
Melalui proses pembelajaran diharapkan terjalin tingkah laku
sebagai hasil belajar. Guru harus mampu menetapkan strategi pembelajaran
yang tepat sehingga tercipta perbuatan belajar siswa yang lebih aktif,
produktif dan efisien.
1
George Boeree, Metode Pembelajaran dan Pengajaran,( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2008), hlm. 39
2
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam , (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.45
3
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam , (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 1
2
Keberhasilan pembelajaran diukur melalui kegiatan penilaian hasil
belajar yang berupa nilai. Nilai yang diperoleh menunjukkan tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Penilaian hasil belajar siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq terutama tentang akhlaq
terpuji menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa yang terhadap
materi pelajaran. dari data yang ada sebagian besar dari
27 siswa yang
mengikutti ulangan, yang mendapat nilai 70 atau lebih hanya 9 siswa. Bahkan
terdapat 18 siswa memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 70, di bawah nilai
rata-rata mata pelajaran tersebut .
1.
Seharusnya
pembelajaran
yang
telah
dilaksanakan
guru
dapat
mengantarkan semua siswa menguasai semua pelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal. Namun
kadangkala proses pembelajaran hanya dapat mengaktifkan sebagian
kecil siswa yang mengikutinya.
2.
Berdasarkan hasil belajar siswa sebagaimana diungkapkan pada
pernyataan diatas menurut penulis mengisyaratkan tuntutan agar guru
melakukan peningkatan mutu proses pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
3.
Pada penelitian tindakan kelas ini, metode pembelajaran yang diterapkan
adalah pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual atau yang
lebih dikenal dengan istilah CTL (contekstual teaching and learning)
adalah metode belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
3
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan
ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar.
Dengan model pembelajaran ini bertujuan untuk melatih siswa agar
dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat
menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri
dan orang lain. Agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentransfer
informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu
miliknya sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis bermaksud ingin meneliti
tentang “ Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan
Hasil belajar Aqidah Akhlaq Siswa VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 ”.
B. Telaah Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menjelaskan tentang "
Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil
belajar Aqidah Akhlaq Siswa VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Penelitian sebelumnya dalam kajian semacam ini telah
mendahului penelitian ini, diantaranya adalah :
4
1. Sekripsi Muhammad Toha
(Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarata)yang berjudul ” Usaha Guru Agama Islam dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar PAI Pada Siswa di SLTPN 3 Kuningan Jawa Barat”.
Dalam sekripsi tersebut dijelaskan mengenai langkah-langkah yang
dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tentang
pendidikan Agama Islam.
2. Sekripsi Hasanuddin (Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarata)
yang berjudul ” Studi analisa tentang Problematika Pembelajaran Tarihk
dengan metode Diskusi di SMP PGRI 12 Pondok Labu 2007/2008”
Hasilnya problematika pembelajaran Tarikh dengan metode diskusi
disebabkan oleh dari berbagai faktor yang meliputi faktor kedisiplinan dan
faktor eksternal seperti kurangnya alokasi waktu pembelajaran dan
lingkungan sekolah.
3. Sekripsi Siti Zulaihah dari (Universitas Wahid Hasyim Semarang) yang
berjudul ” Upaya Guru Dalam Meningkatkan Presatasi Siswa Dengan
Metode Diskusi Mata Pelajaran Tarikh di Kelas X Pemasaran SMK
Muhammadiyah 1 Keling Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasilnya
yang mempengaruhi prestasi yang telah dicapai siswa setelah belajar dan
bagaimana faktor/unsur yang menyebabkan prestasi siswa dan juga
dijelaskan usaha apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan presatsi
belajar siswa.
Berdasarkan telaah pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa tentang
penggunaan model pembelajaran memiliki persamaan, yaitu bahwa
5
penggunaan model pembelajaran sudah dilakukan oleh beberapa peneliti,
hasil belajarnya menjadi semakin baik. Setiap penelitian mempunyai caracara yang berbeda. Namun penelitian ini mempunyai tujuan yang sama yaitu
meningkatkan hasil belajar siswa. Para peneliti menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan pada sekripsi ini peneliti fokuskan pada upaya guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran konstektual dalam
mata pelajaran Aqidah Akhlaq di kelas VI
MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan Keling Jepara.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran kontekstual siswa kelas
VI Mi Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara ?
2.
Bagaimana hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas
VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara ?
3.
Bagaimana
penerapan
metode
pembelajarn
kontekstual
dalam
meningkatan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan Keling Jepara ?
6
D. Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan skripsi
ini ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat
dalam pembahasan ini :
2. Meningkatkan Hasil Belajar
Kata meningkatkan dalam kamus Bahasa Indonesia adalah
menaikkan (derajat, taraf dan sebagainya).4 Dapat dipahami juga sebagai
suatu perubahan misalnya dari bawah keatas, dari rendah ke tinggi, dari
kemunduran menuju kemajuan dan lain sebagainya. Sedangkan hasil adalah
sesuatu yang di adakan, di buat , dijadikan dan sebagainya oleh usaha,
pikiran, tanam-tanaman, tanah, sawah, ladang, hutan dan sebagainya.5
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya.6 Yang di maksud disini adalah hasil belajar Aqidah Akhlaq
siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dengan menggunakan metode
kontekstual.
3. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
4
Ahmad Ghazali dan Syamsuddin BA, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Cahya Budi,
1997), hlm. 35
5
Kamus lengkap Bahas Indonesia, Yogyakarta: Team Akar Media, hlm 219
6
Sumiati, Metode Pembelajaran,( Bandung: CV Wacana Prima, 2008), hlm. 38
7
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pegetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.7
4. MI Matholi’ul Huda
MI Matholi’ul Huda 02 Keling Jepara adalah sekolah dasar yang
berada di Desa Damarwulan Keccamatan Keling Kabupaten Jepara Rt 03
Rw 03 yang terbentuk atas kerjasama Masyarakat setempat dan Yayasan
Matholi’ul Huda. Yang bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana
serta
sumber
daya
manusianya,
dan
kurikulum
serta
system
pembelajarannya.8
Dengan melihat batasan pengertian yang di maksud oleh penulis dan
dengan mengcu pada definisi masing-masing kata, dapat di simpulkan
maksud judul skripsi ini bahwa pembahasan penelitian tersebut terbatas
pada kajian tentang penerapan cara guru dalam pengajaran Aqidah akhlaq,
yaitu intinya adalah cara-cara guru dalam mengajar dengan mengunakahn
meto kontekstual dan yang lebih penting adalah penerapan Aqidah Akhlaq
di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar yang memuaskan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
7
Sumiati, Op-Cit, hlm. 14
Panitia PSB 2009 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara.
8
8
a. Untuk mengetahui metode pembelajaran kontekstual siswa kelas VI Mi
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq
siswa kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara.
c. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajarn kontekstual dalam
meningkatan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan Keling Jepara.
2. Manfaat Penelitian
Penelitain ini mempunyai manfaat baik guru, pembelajaran/siswa
maupun bagi sekolah.
a.
Manfaat bagi guru
Bagi guru, Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1) Penelitian
ini
dapat
dimanfaatkan
untuk
memperbaiki
pembelajaran
2) Dengan melakukan Penelitian ini guru dapat berkembang secara
profesional.
3) Penelitian ini membuat guru lebih percaya diri.
4) Melalui Penelitian ini, guru mendapat kesempatan untuk berperan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
9
5) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai modelmodel pembelajaran
b.
Manfaat bagi pembelajaran/siswa
1) Dengan adanya Penelitian ini kesalahan dalam proses pembelajaran
akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan itu tidak
akan berlanjut.
2) Dengan melakukan penelitian ini akan berdampak positif
meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Perilaku guru sebagai peneliti dapat menjadi model bagi siswa
4) Dengan melakukan Penelitian ini dapat mencegah timbulnya
kesalahan dan penyimpangan dalam pembelajaran.
c. Manfaat bagi sekolah
Bagi sekolah, Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1) Sebagai bahan masukan dalam perbaikan pembelajaran disekolah.
2) Dengan melakukan Penelitian ini , berbagai strategi pembelajaran
dapat dihasilkan oleh sekolah untuk disebarluaskan kepada sekolah
lain.
3) Tingkat kepercayaan orang tua murid terhadap sekolah semakin
besar.
4) Iklim kerja sama semakin kondusif untuk memajukan sekolah.
5) Penelitian ini dapat membantu tercapainya tujuan sekolah yang
telah ditetapkan.
10
F. Metode Penelitian
1.
Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Keling Jepara.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a) Subjek penelitian adalah guru dan siswa MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan Keling Jepara.
b) Objek penelitian adalah penerapan metodepembelajaran kontekstual
dalam mata pelajaran Aqidah Akhlaq kelas 6.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode yang
lazim digunakan dalam penelitian ilmiah yaitu field research atau penelitian
lapangan. Untuk memudahkan pengambilan data dari lapangan digunakan
metode antara lain :
a. Metode Observasi
Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Metode observasi juga diartikan suatu usaha sadar untuk
mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis.9
9
197
SuharsimiArikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rineka Cipta, hlm.
11
Juga diartikan sebagai usaha pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang tampak pada objek
penelitian.
Metode observasi yang penulis gunakan adalah; observasi non
partisipan yang memperoleh data tentang letak geografis dan lingkungan
sosial dan mendapatkan data tentang variasi metode mengajar guru mapel
Aqidah Akhlaq MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara.
b. Metode Interview
Merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan
penelitian.
Dalam interview ini
penulis menggunakan jenis interview
berstruktur, interview yang pertanyaanya dan alternative jawaban yang
diberikan kepada interview telah ditetapkan terhadap persoalan terlebih
dahulu.10
Yang dimaksud dengan tehnik pengumpulan data ialah pihak-pihak
yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan. Data yang
diperoleh dari informan, yang terdiri dari kepala madrasah tentang
sejarah berdirinya madrasah dan guru mata pelajaran Aqidah Akhlaq
dalam pembentukan prilaku belajar siswa.
10
Suharsimi Arikunto,Op.Cit hlm. 167
12
c. Metode Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan/tulisan seperti :transkip, buku, surat kabar. Majalah, prasasti,
notulen rapat, peraturan-peraturan dan sebagainya.11
a. Metode Angket
Metode angket yaitu metode yang digunakan dengan sejumlah
pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Di dalam penulisan skripsi ini peneliti membagi ke dalam tiga bagian.
Diantara bagian yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang
utuh dan saling berhubungan. Adapun bagian-bagian tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Bagian awal
Bagian permulaan ini memuat halaman judul, halaman nota
pembimbing, halaman pengesahan, halaman moto, halaman abstrak,
halaman pernyataan, halaman kata pengantar, pedoman translitasi,
halaman ucapan terima kasih, daftar isi.
2. Bagian isi
Pada bagian ini ada lima bab, yaitu :
11
Suharsimi Arikunto, Op Cit, h. 135
13
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini meliputi; Latar belakang masalah, alasan
pemilihan judul, telaah pustaka, rumusan masalah, rencana
pemecahan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat
penelitian, Hipotesis tindakan, metode penelitian, dan sistematika
penyusunan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang, Pembelajaran kontekstual,
Hakikat
Pembelajaran
Pembelajaran
Kontekstual,
Kontekstual,
Hasil
Menyusun
Belajar
yang
Rencana
meliputi
Pengertian Hasil Belajar, Jenis-jenis Hasil Belajar, Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Dan membahas tentang
Pembelajaran Aqidah Akhlaq yang meliputi ;Tujuan Materi
Aqidah Akhlak, Perencanaan Aqidah Akhlaq, Evaluasi Aqidah
Akhlak, dan Penerapan pembelajaran Kontekstual Mata Pelajaran
Aqidah Akhlaq.
BAB III PAPARAN DATA
Bab ini membahas tentang Deskripsi Lokasi Penelitian,
Sejarah berdirinya MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, Struktur
organisasi MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, Profil Guru dan
Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, Sarana dan Prasarana
14
MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, metode pembelajaran
Kontekstual kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan,
Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda
02 Damarwulan dan penerapan metode pembelajaran kontekstual
dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI
di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini membahas tentang Analisis metode pembelajaran
Kontekstual kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan ,
Analisis Data Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dan Analisis penerapan metode
pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar
Aqidah Akhlaq siswa kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini merupakan kesimpulan yang di dalamnya meliputi :
kesimpulan, saran dan kata penutup.
Bagian Akhir.
Pada bagian ini akan memuat halaman daftar pustaka, daftar
riwayat hidup penulis dan lampiran-lampiran.
15
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Kontekstual
1. Hakikat Pembelajaran Kontekstual
Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat
hubungan
antara
pengetahuan
yang
dimilikinya
dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat
belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian
sebenarnya (Authentic Assessment).
Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa
saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara
garis besar, langkahnya sebagai berikut ini.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya
1. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic
2. kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
3. Ciptakan masyarakat belajar.
16
4. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
5. Lakukan refleksi di akhir pertemuan
6. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
3. Menyusun Rencana Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih
merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi
skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama
siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam
program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan
tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic
assessmennya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar
rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya.
Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program
pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual.
Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program
pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang
akan
dicapai
pembelajaran
(jelas
dan
kontekstual
operasional),
lebih
sedangkan
menekankan
program
pada
untuk
skenario
pembelajarannya. Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai
berikut.
17
Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah
pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar
Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil
Belajar.
1. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.
2. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu
3. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa
4. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat
diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh
pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. 1 Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Oleh karna itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
penguasaan konsep, dalam pembelajaran , perubahan perilaku yang dicapai
oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran. Menurut para ahli adalah:
Menurut Nawawi berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
1
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,(Bandung : Pt. Al Ma’arif,
1987), hlm. 37.
18
1. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di
dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya
keterampilan menggunakan alat.
2. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
tentang apa yang dikerjakan.
3. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni :
informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan
keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran
yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan
hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu :2
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui
proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai
berikut.
2
Ibid, hlm. 39
19
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.
2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak
kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek
lain,
kemauan
dan
kemampuan
untuk
belajar
sendiri
dan
mengembangkan kreativitasnya.
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif
(sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa penilaian hasil
belajar dapat dari tiga ranah, yakni ranah kognitif, efektif, dan ranah
psikomotorik, dan masing ranah tersebut memiliki penilaian yang berbedabeda, dalam artian bahwa pembelajaran yang dilaksanakan penilaian tidak
hanya ia mengerti akan materi yang diajarkan, akan tetapi pembelajaran
20
yang dilaksanakan apakah dapat dipahami dan diimplementasikan dalam
kehidupanya atau tidak.
2. Jenis-jenis Hasil Belajar
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan
menjadi tiga bidang yaitu bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang
afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik
(kemampuan atau keterampilan bertindak atau berperilaku).3 Ketiganya
tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
bahkan membentuk hubungan hirarki.
Di dalam ketiga aspek tersebut, terdapat unsur-unsur di dalamnya
yaitu:4
a. Bidang
kognitif,
pemahaman
meliputi:
(comprehension),
pengetahuan
penerapan
hafalan
(knowledge),
(application),
analisis,
sintesis, evaluasi.
b. Bidang afektif, meliputi: receiving atau attending, responding
(jawaban), valuing (penilaian), organisasi, karakteristik nilai atau
internalisasi nilai.
c. Bidang psikomotorik, meliputi: gerak refleks, keterampilan pada
gerakan-gerakan dasar, kemampuan persptual, kemampuan di bidang
fisik gerakan skill serta gerakan akspresif dan interpretative.
3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
1995), hlm. 65
4
Ibid, hlm. 71
21
Sebagai tujuan yang hendak dicapai, tiga bidang tersebut harus
nampak dan dipandang sebagai hasil belajar pelajar dari proses pengajaran
yang dilakukan oleh guru. Sebagai hasil belajar, perubahan pada tiga
bidang tersebut secara teknis dirumuskan dalam pernyataan verbal melalui
tujuan pengajaran atau tujuan instruksional .
Dari tiga jenis hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar dapat diperinci lagi menjadi empat yaitu:
a. Hasil belajar yang merupakan pengetahuan dan pengertian.
b. Hasil belajar dalam bentuk sikap dan kelakuan.
c. Hasil belajar dalam bentuk kemampuan untuk mengamalkan.
d. Hasil belajar dalam bentuk keterampilan yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Untuk memahami kegiatan yang disebut “ belajar” perlu dilakukan
analisis untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat didalam
kegiatan belajar itu. Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan
belajar itu dengan pendekatan analisis sistem.5
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (hasil
belajar) yaitu :
1) Faktor bahan atau hal yang dipelajari
5
hlm. 106
Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007),
22
Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses
pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat
sesuai dengan yang diharapkan.
2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terdiri dari :
1) Lingkungan alami
Yang dimaksud dengan lingkungan alami adalah keadaan lingkungan
disekitar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar, seperti
temperatur udara dan kelembaban. Belajar dengan udara yang segar
akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam kondisi pengab dan
udara panas.
2) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang baik yang berwujud manusia maupun hal hal
lain akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil belajar siswa.
Siswa yang sedang belajar memecahkan persoalan dan dibutuhkan
ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu mondar mandir
didekatnya maka siswa tersebut akan terganggu.
3) Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan pemanfaatannya telah
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat
berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah dirancang ,
faktor ini dapat berupa :
23
a) Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat
praktikum.
b) Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum,
program, peraturan dan pedoman pembelajaran.
4) Faktor kondisi individu siswa
Faktor kondisi individu siswa mencakup dua hal yaitu :
a) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran
seorang siswa. Seorang siswa yang dalam kondisi bugar jasmaninya
akan berlainan dengan belajarnya siswa yang dalam keadaan
kelelahan. Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tidak kalah
penting adalah kondisi panca indra, terutama penglihatan dan
pendengaran.
b) Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara
lain minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar, secara
global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam yakni:6
a. Faktor internal, (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa.
6
76.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru 2005).hlm
24
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), jenis upaya belajar
siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mepelajari materi-materi pelajaran.7
Ketiga faktor di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
Faktor internal siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yakni: Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); aspek psikologis
(yang bersifat rohaniah).8
Aspek Fisiologi Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)
yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing
kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas. Ranah cipta (kognitif)
sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. Untuk
mempertahankan tonus. Jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan
mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa
dianjurkan memilih pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan
reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu
sendiri. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra
pendengaran dan indra pengelihatan, juga sangat mempengaruhi
7
8
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar ,(Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2006) hlm. 144
Ibid, hlm. 145
25
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya
yang disajikan di kelas. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah
mata dan telinga, selaku guru yang profesional seyogyanya bekerja sama
dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin
(periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat.
Kiat lain yang tak kalah penting untuk mengatasi kekurangan
kesempurnaan pendengaran dan pengelihatan siswa-siswa tertentu itu
dengan menempatkan mereka di deret bangku terdepan secara bijaksana.
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan lelah, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya,
semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang
kurang gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah
siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan
gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan
akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. Demikian juga kondisi
saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil
belajar. Misalnya, seseorang yang minum minuman keras akan kesulitan
untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya
terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman
keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku hasil belajar. 9
Maka dari itu seorang guru haruslah mengerti keadaan fisik siswa ketika
9
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung
Persada Press, 2008), hlm. 24
26
dikelas. Apakah ia siap menerima pelajaran ataukah ia tidak siap
menerima pelajaran.
C. Pembelajaran Aqidah Akhlaq
1. Tujuan Materi Aqidah Akhlak
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim.
Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah
akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :10
a) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir.
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan
manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam
surah Al-A’raf ayat 172-173.
‫ﻚ ﻣِﻦْ ﺑَﻨِﻲ أَ َد َم ﻣِﻦْ ظُﮭُ َﻮ ِر ِھ ْﻢ ُذ رﱢ ﯾﱠﺘِ ِﮭ ْﻢ وَأ ْﺷﮭَ َﺪ ھُ ْﻢ َﻋﻠَﻰ أَ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﮭ ْﻢ‬
َ ‫َواِ ْذ أَ َﺧ َﺬ َرﺑﱡ‬
َ‫أَﻟَﺴْﺖُ ﺑِ َﺮﺑﱢ ِﮭ ْﻢ ﻗَﺎﻟُﻮا ﺑَﻠَﻰ َﺷ ِﮭ ْﺪ ﻧَﺎ أَنْ ﺗَﻘُﻮ ُل ﯾَﻮْ َم اﻟﻘِﯿَﻤ ِﺔ اِﻧﱠﺎ ُﻛﻨﱠﺎ ﻋَﻦْ ھَﺬَا َﻏﻔِﻠِﻨﯿَﻦ‬
‫ك ءَاﺑَﺎ ُءﻧَﺎ ﻣِﻦْ ﻗ ْﺒ ُﻞ َو ُﻛﻨﱠﺎ ُذ ﱢرﯾﱠﺔً ﻣِﻦْ ﺑَﻌ ِﺪ ِھ ْﻢ أَﻓَﺘُ ْﮭﻠِ ُﻜﻨَﺎ ﺑِﻤَﺎ‬
َ ‫۝ أَوْ ﺗَﻘﻮْ ﻟْﻮْ ا اِﻧﱠﻤَﺎ أَ ْﺷ َﺮ‬
‫ﻓَ َﻌ َﻞ ا ْﻟ ُﻤ ْﺒ ِﻄﻠُﻮْ نَ ۝‬
Artinya: “dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan kehinaan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman:
“Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yg
demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yg
lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah
10
Asmaran, Pengantar Study Akhlak, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1994), hlm. 52
27
mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini
adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka.
Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karna
perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?11
Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari
tuhannya,
kemampuan
akal
dan
ilmu
yang
berbeda-beda
memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah
akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya
Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar.
b) Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur
dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa
bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan denagn Allah, dengn
sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh
karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa
tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak.
c) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal
pikiran. Pendapat yang semata-mata didasarkan atas akal manusia,
kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karna itu, akal
pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak. agar manusia terbebas
atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai proses
perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi
11
Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra), hlm. 571
28
perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan
telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat
dilakukan sebelumnya.
Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikan akhlak al karimah dan adab islami dalam kehidupan
sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah SWT,
malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, serta Qada’ dan
Qadar.
Namun demikian untuk mencapai tujuan (peningkatan
keimanan dan pembentukan akhlak al karimah) tersebut tidaklah
mudah,
diperlukan
strategi/metode
yang tepat
dalam
proses
pembelajarannya.
2. Perencanaan Aqidah Akhlaq
Menurut cumingham, perencanaan adalah menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan, faktor-faktor imajinasi dan asumsi untuk
masa
yang
akan
dating
untuk
tujuan
memvisualisasikan
dan
memformulasikan kan hasil yang diinginkan serta kegiatan yang
diperlukan dalam batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam
penyelesaian.
Sedangkan perencanaan pembelajaran menurut Philip H. coombs,
adalah suatu penetapan yang rasional dan sistematis tentang proses
29
perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan lebih efektif dan
efisien dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya
menurut Y. Dros perencanaan pembelajaran adalah suatu proses
mempersiapkan seperangkat keputusan - keputusan untuk kegiatan kegiatan dimasa depan yang usahakan untuk mencapai tujuan – tujuan
dengan optimal untuk membangun ekonomi dan social secara menyeluruh
dari suatu Negara. George menjelaskan perencanaan pembelajaran adalah
proses mempersiapkan keputusan-keputusan dimasa depan dalam bidang
pembangunan pendidikan.12
Dari beberapa definisi mengenai perencanaan dan perencanan
pembelajaran pembelajaran tersebut, bisadi fahami bahwa perencanaan
pembelajaran aqidah akhlaq adalah proses mempersiapkan seperangkat hal
menyangkut tujuan atau kompetensi, materi dan metode untuk diputuskan
sebagai kegitatan dimasa depan dalam rangka pembelajaran aqidah akhlaq
secara sistematik, aktif, partisipatif , kreatif, efektif dan efisien serta ikhlas
dan menyenangkan
Dalam
mempersiapkan
sebuah
perencanaan
pembelajaran
termasuk aqidah akhlak diantaranya beberapa komponen yang perlu
diperhatikan (komponen RPP) Adalah : identitas standar kompetensi dasar.
Indikator kompetensi alokasi waktu tujuan pembelajaran materi
pembelajaran
metode
pembelajaran
langkah-
langkah
kegiatan
pembelajaran sumber belajar dan evaluasi atau penilaian sedangkan
12
43
Gagne, Briggs dan Wagner, Model-Model Pembelajaran Inovatif, ( Jakarta: 2008), hlm.
30
langkah –langkah penyusunan perencanaan pembelajaran secara umum
bias ditempuh dengan urutan seperti berikut : pemtaan komptensi dasar
penjabaran KD ke dalam indikantor, menentukan materi / pokok bahasan,
penyusunan silabus dan penyusunan RPP.
3. Evaluasi Aqidah Akhlak
Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan
pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu. Dalam konteks
ini maka evaluasi tersebut adalah pemberian pertimbangan atau nilai
dalam bidang studi akidah akhlak. Fungsi dari evaluasi adalah untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dalam hal ini adalah
tujuan instruksional khusus dan untuk mengetahui tingkat keefektifan
PBM yang dilakukan oleh guru. Evaluasi dapat dilakukan pada jangka
pendek dan jangka panjang.13
Evaluasi jangka pendek dilakukan setelah berlangsungnya proses
belajar mengajar, evaluasi ini disebut evaluasi formatif. Sedangkan
evaluasi jangka panjang dilakukan setelah proses belajar mengajar
dilakukan selama beberapa kali dan pada periode tertentu, misalnya pada
tengah semester atau akhir semester, evaluasi ini disebut evaluasi sumatif.
Pada umumnya evaluasi menggunakan dua teknik; pertama, teknik nontes, yaitu; evaluasi yang tidak menggunakan soal-soal tes dan bertujuan
untuk mengetahui sikap dan sifat kepribadian murid yang berhubungan
13
Ibid, hlm. 54
31
dengan kiat belajar atau pendidikan. Kedua, teknik tes, yaitu; suatu alat
pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain,
tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam evaluasi pembelajaran bidang
studi akidah akhlak ada tiga, yaitu:
a.
Aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan
pengetahuan dan perkembangan/kemampuan yang diperlukan untuk
menggunakan pengetahuan tersebut.
b.
Aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam sikap mental,
perasaan dan kesadaran.
c.
Aspek Psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam bentukbentuk tindakan motorik.
Tiga aspek tersebut harus berimbang karena ketiganya merupakan
satu paket yang harus dicapai dari pembelajaran bidang studi akidah
akhlak. Untuk mengetahui kompetensi peserta didik sebagai hasil
pembelajaran
aqidah
akhlak,
perlu
dilakukan
penilaian
dengan
ramburambu sebagai berikut:
a.
Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan
penilaian hasil belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan,
sikap dan perilaku mereka.
b.
Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi
tentang kemajuan belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan dasar yang dicapai peserta didik
32
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu, unit
satuan, atau jenjang tertentu.
c.
Penilaian hasil belajar Aqidah-Akhlak adalah upaya pengumpulan
informasi untuk menentukan tingkat penguasaan peserta didik
terhadap suatu kompetensi meliputi: pengetahuan, sikap dan nilai.
Penilaian hasil belajar ini dilakukan sepenuhnya oleh madrasah yang
bersangkutan. Hasil penilaian dijadikan sebagai pertimbangan utama
dalam memasuki pendidikan jenjang berikutnya.
d.
Penilaian hasil belajar Aqidah-Akhlak secara nasional dilakukan
dengan mengacu pada kompetensi dasar, hasil belajar, materi standar,
dan indikator yang telah ditetapkan di dalam kurikulum nasional.
Penilaian tingkat nasional berfungsi untuk memperoleh informasi dan
tentang mutu hasil penyelenggaraan mata pelajaran aqidah akhlak.
e.
Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan adalah yang dapat
mengukur dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik.
f.
Penilaian dilakukan melalui tes dan non-tes.
g.
Pengukuran
terhadap
ranah
afektif
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan cara non-tes, seperti skala penilaian, observasi dan
wawancara.
h.
Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan dengan
menggunakan lembar pengamatan atau instrumen lainnya.
33
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran
akidah akhlak diperlukan evaluasi sebagai pertimbangan atas pelaksanaan
pembelajaran bidang studi akidah akhlak yang diberikan.
D. Penerapan pembelajaran Kontekstual Mata pelajaran Aqidah Akhlaq
Semua yang terdapat di dalam langkah – langkah penerapan
pendekatan CTL sangat membantu guru dalam proses meningkatkan nilai
mata pelajaran Aqidah Akhlak, yang dapat diterapkan di dalam kurikulum
apa saja. Ada beberapa Langkah – langkah yang terdapat di dalam
pendekatan CTL antaran lain sebagai berikut:14
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkostruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-kelompok).
5. Hadirkan Model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Langkah-langkah tersebut kiranya dapat menjadi perhatian guru.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai
14
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1994), hlm. 59.
34
konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah
muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam
rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti
perkembangan konsep - konsep baru dalam dunia kepengajaran tersebut.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak
akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi
terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka
panjang.
Penerapan kontekstual merupakan pendekatan yang tepat didalam
mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena dalam pembelajaran ini siswa
dituntut untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
serta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa.
Pendekatan CTL sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak, di sekolah agar pengetahuan yang dimiliki siswa tidak hanya
35
bersifat kognitif (pengetahuan) tetapi juga mencapai ranah afektif (sikap)
dan psikomotor (keterampilan).15 Di samping itu, pendekatan CTL
hendaknya mampu membentuk sifat toleran dan inklusif pada siswa. Sikapsikap tersebut mendukung terlaksanya pembelajaran nilai-nilai dalam
kehidupan bersama. Adapun untuk meningkatkan nilai prestasi belajar
siswa terlebih dahulu guru harus melihat pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran, pengatahuan yang dimiliki siswa dan kreativitas siswa dalam
memecahkan masalah.
Semua itu sangat penting bagi guru untuk melihat perkembangan
siswa selama proses belajar mengajar terjadi. Dan selain itu, dalam
melakukan penilain hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai
prestasi belajar siswa, antara lain: proyek/kegiatan, PR (Pekerjaan Rumah),
kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan,
jurnal, hasil tes tulis, karya tulis. Dengan pendekatan CTL diharapkan nilai
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat meningkat
secara optimal sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien,
disini peneliti mencoba meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan
pendekatan CTL dalam meningkatkan nilai prestasi belajar siswa pada
pelajaran Aqidah Akhlak.
15
Asmaran, Pengantar Study Akhlak,(Jakarta : PT Grafindo Persada, 1994), hlm. 52
36
BAB III
PAPARAN DATA
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Sejarah singkat berdirinya MI Matholi’ul huda 02 Damarwulan
bermula dari keinginan para pendiri untuk mengelola dan membina
pendidikan anak-anak sejak dini yang bernuansa Qur’ani. Rencana tersebut
dimotori oleh Suto Kasiban, Mahfud,Maskuri, Nur Alim. Beliau-beliau
adalah seorang
masyarakat dukuh Damarwulan. Beliau-beliau merasa
terpanggil hatinya untuk menyalurkan kemampuannya/ilmunya pada
masyarakat dengan mendirikan sekolah dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyah
Matholiul Huda 02.
Pertengahan tahun 1967, beliau-beliau bersama dengan para tokoh
masyarakat dukuh Damarwulan mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan
tersebut menghasilkan kesepakatan antara lain :
1. Mendirikan Madrasah Ibtidaiyah dengan nama Matholiul Huda.
2. Menetapkan personalia kepengurusan, antara lain :
- Pelindung
: Kepala Desa
: Kepala Dusun
- Penasehat
: Maskuri
- Ketua Pengurus : Mahfudz
- Sekretaris
: Nur Alim
- Bendahara
: Mashuri
37
Seksi-seksi.:
- Usaha
: Suto Kasiban
- Pembangunan
: Astro Giyah
- Humas
: Sarmo
Nama Matholi’ul Huda dipilih dengan harapan anak didik yang
belajar di situ bukan hanya mendapatkan ilmu, tapi juga mendapat
petunjuk/hidayah dari Allah SWT, yang menjadikan ilmu itu bermanfaat.
Pada awal-awal berdirinya MI Matholiul Huda 02 hanya memperoleh
siswa sebanyak 8 anak.
Kegiatan belajar mengajar MI Matholi’ul Huda 02 pada awalnya
tempatnya berpindah-pindah, karena belum mempunyai gedung yang
layak/permanen.
Dengan kehendak Allah dan kesungguhan para Pengurus serta
pendiri, maka MI Matholi’ul Huda 02 dapat berkembang sampai
sekarang dalam rangka ikut memperjuangkan agama islam dan
mencerdaskan bangsa Indonesia.1
2. Letak Geografis
Desa Damarwulan terletak di ujung timur wilayah kecamatan
Keling , tepatnya 18 KM di sebelah timur ibu Kota kabupaten Jepara
Jawa Tengah. Dan merupakan daerah perbatasan antara kabupaten Jepara
dan kabupaten Pati.
1
Selayang Pandang MI Matholi’ul huda 02 Damarwulan, 2001, hlm. 3
38
Secara geografis, batas-batas wilayah desa Damarwulan sebagai berikut:
a. Sebelah Utra
: Desa Sirahan.
b. Sebelah Selatan : Desa Tempur.
c. Sebelah Barat : Desa Watuaji
d. Sebelah Timur : Desa Plaosan
Desa Damarwulan terbagi atas 9 Dukuh atau Dusun, yaitu:
a. Dukuh Mangkli
b. Dukuh Gemak
c. Dukuh Bajangan
d. Dukuh Ngrambe
e. Dukuh Ngipik
f. Dukuh Medono
g. Dukuh Dodol
H. Dukuh Kajang
I. Dukuh Damarwulan Krajan
MI Matholi’ul Huda 02 terletak di jalan Sirahan - Tempur KM
4, Dukuh Damarwulan Rt. 03 Rw. 03 Kecamatan Keling kabupaten
Jepara provinsi Jawa Tengah.
1. Visi Misi dan Tujuan MI Matholi’ul Huda 02
MI
Matholi’ul
Huda
Damarwulan
keling
Jepara
mempunyai visi “ Terwujudnya lembaga pendidikan yang mampu
menyiapkan
dan
mengembamgkan
berkualitas yang berahlaqul karimah”.
sumber
daya
manusia
39
Adapun
Misi
MI
Matholi’ul
Huda
02
yaitu:
“
menyelenggarakan pendidikan sejak dini, sehingga mampu
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang
dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan Al Qur’an dan
As Sunnah.
3. Profil Guru dan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
a. Guru
Para guru MI Matholi’ul Huda 02 mempunyai latar belakang
pendidikan yang beragam, kebanyakan dari mereka berasal dari
lulusan pondok pesantren. Namun demikian, ada beberapa guru yang
mempunyai latar belakang lulusan pendidikan formal, dan di antara
mereka sekarang banyak yang masih menempuh kuliah. Dan hampir
semua guru MI Matholi’ul Huda 02 menempuh kuliah Sarjana.
DATA GURU DAN KARYAWAN
MI MATHOLI’UL HUDA 02 DAMARWULAN
TAHUN PELAJARAN 2014/20152
No
Nama (KTP)
Gelar
Sarjan
a
Tempat
Lahir
Tanggal Lahir
16/07/1969
PGA
Grobog
an
Jepara
05/01/1951
Wakil Kep.
1
Maskuri, S.Pd.I
2
Aly Fathoni
3
Nafisah, S.Pd.I
S1
Jepara
08/03/1977
Guru
4
Niswatin, S.Pd.
S1
Jepara
25/07/1974
Guru
5
M Sholihin
SLTA
Jepara
04/09/1967
Guru
2
S1
Jabatan
(Guru/Karyawa
n)
Kepala MI
Data hasil observasi dan dokumentasi dari papan struktur organisasi di MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan Keling Jepara , hari Senin, tanggal 25 Mei 2015
40
6
Ihda Diana Maliha,
S.Pd.I
Ali Imron
7
8
S1
Jepara
19/04/1984
Guru
SLTA
Jepara
27/05/1979
Guru
S1
Jepara
22/12/1985
Guru
S1
Jepara
07/06/1976
Guru
10
Dwi Rahayuningsih,
S.Pd.
Dyah Widyayanti,
S.Pd.
Muhtarom
SLTA
Jepara
10/10/1986
Guru
11
Hadi Sutikno, S.Pd.I
S1
Jepara
14/02/1980
Guru
12
Muhammad Kholid,
S.Pd.I
Muh Qosim
S1
Jepara
10/02/1982
Kep Perpus
SD
Jepara
13/05/1954
Penjaga
9
13
b. Siswa
Keadaan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara dari tahun ketahun mengalami perkembangan. Perkembangan
tersebut tidak lepas dari peran para pengurus dan tenaga pengajar MI
Matholi’ul Huda 02 untuk terus memperjuangkan dan mencerdaskan
anak bangsa.
TABEL 1
Daftar Siswa-siswi MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan Keling Jepara tahun Pelajaran 2014/20153
No
Kelas
Jumlah Siswa-siswi
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
11
8
19
2
II
7
10
17
3
III
12
11
23
3
Dokumen Data Kedaan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara
tanggal 26 Mei 2014
41
4
IV
8
12
20
5
V
9
8
17
6
VI
7
13
20
Jumlah
116
4. Struktur Organisasi
Untuk melancarkan program kerja organisasi, agar semua
program kerja dapat terkontrol dan terorganisasi dengan baik, maka MI
Matholi’ul Huda 02 membuat Struktur Organisasi, berikut ini penulis
sajikan Struktur Organisasi MI Matholi’ul Huda 02 damarwulan
Keling Jepara.
Strutur Organisasi
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02
Damarwulan Keling Jepara tahun pelajaran 2014/2015
Kepala Sekolah
: Maskuri
Wakil Kep.
: Ali Fathoni
Kep. TU.
: Nafisah, S.Pd.I
Bendahara
: Nafisah
Waka Kesiswaan
: Moh. Tarom
Waka kurikulum
: Ab. Kholid, S.Pd.I
Kepala Bidang Sarpras
: Qosim
Kepala Bidang kesenian
: Dyah widya, A.Ma
Kepala Bidang UKS
: Niswatin, A.Ma.
42
Kepala Bidang Humas
: Ihda Diana Maliha, S.Pd.I
Kepala Bidang Keagamaan
: Nur Sholihin
Kepala Bidang Perpustakaan
: Hadi Sutikno,S.Pd.I
5. Sarana dan Prasarana
Dengan mengemban amanah dan kepercayaan masyarakat, MI
Matholi’ul huda 02 Damarwulan Keling Jepara, selalu berusaha untuk
mencetak generasi yang bermutu, berilmu, beramal dan berahlakhul
karimah. Untuk itu dibutuhkan sarana prasarana yang memadai dalam
proses belajar mengajar (KBM). Adapun sarana dan prasarana yang telah
dimiliki MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan keling Jepara adalah :
a. Sarana Pendidikan
1) Gedung Sekolah Terdiri :
a)
Gedung terdapat 6 kelas
b)
1 Kantor
c)
1 Mushola
d)
WC/ Kamar mandi
e)
Perpustakaan
f)
Gudang (untuk alat-alat Peraga)4
2) perlengkapan Pengajaran terdiri dari :
4
- Papan Tulis
: 8 Buah
- White Board
: 6 buah
Hasil Observasi pada tanggal 20 Mei 2015
43
- Buku Pegangan pelajaran bagi Guru
: 13 Buah
b. Sarana administrasi
1) Buku absensi Siswa
: 6 Buah
2) Buku Absensi Guru
: 2 Buah
3) Buku Induk
: 7 Buah
4) seperangkat alat Kantor :
- Meja Guru
: 4 Buah
- Kursi
: 16 Buah
- Almari
: 3 Buah
- Rak Buku
: 2 Buah
- Komputer
: 2 Buah
5) Perlengkapan Soun System (3 mix, 3 Corong, 1 Set DVD, 1 tape dan 2
salon )5
c. Pendanaan
Dana untuk menglola pendidikan MI Matholiul Huda 02
diantaranya didapat dari orang tua murid yang diperoleh SPP, Donatur
warga, Infaq, dan bantuan dari pemerintah.
B. Metode Pembelajaran Kontekstual Kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran kontekstual
Akidah Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 adalah ceramah, simulasi (suri
tauladan) dan juga metode latihan dan pembiasaan.6
5
Ibu Nafisah, Staf TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara
pribadi tanggal 25 Mei 2015
44
Berikut langkah-langkah atau tahap pelaksanaan pembelajaran
kontekstual :
a. Persiapan/Pembukaan
1) Guru mengingatkan kepada siswa materi pelajaran lalu dan
mengaitkan dengan materi pelajaran Aqidah Akhlak yang akan
dipelajari terutama tentang cara pemecahan masalah.
2) Guru menyatakan tujuan pembelajaran.
3) Siswa memperhatikan tujuan belajar tidak hanya untuk menguasai
materi pelajaran Aqidah Akhlak, tetapi juga untuk mempelajari
strategi memahami masalah.
b. Penyajian
1) Guru megemukakan tentang betapa banyaknya nikmat Allah yang
diberikan kepada kita,
2) Guru memberi contoh bagaimana cara kita bersyukur atas nikmat
Allah,
3) Guru merumuskan caranya bersyukur dengan cara hidup sederhana
dan selalu rendah hati dalam kehidupan sehari-hari,
4) Guru
menyelesaikan
masalah,
menjawab
masalah,
dan
mengkaitkan materi tentang akhlak terpuji dengan kehidupan dunia
nyata, misalnya kebiasaan selalu bersyukur, hidup sederhana,
rendah hati dn adab ketika ada orang yang bersin .
6
Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara,
Wawancara pribadi tanggal 26 Mei 2015
45
5) Guru dan siswa menjelaskan hubungan sikap bersyukur dan bersin,
apa yang akan terjadi pada kita bila kita tidak dikaruniai bersin.
6) Siswa mengerjakan tugas berupa tes tertulis.
7) Siswa melakukan penguatan internal berupa rangkuman materi dari
pembelajaran hari itu yang dibuat sendiri oleh siswa.
8) Siswa membacakan hasil rangkumannya secara bergantian dengan
diperhatikan siswa lain
9) Guru menugaskan siswa lain melengakapi rangkumannya apabila
ada kekurangan berdasarkan rangkuman temannya.
10) Guru mendorong siswa untuk menghasilkan jawaban kritis dan
kreatif.
11) Siswa membuat kesimpulan terhadap materi akhlak terpuji yang
telah dipelajarinya berupa gabungan dari rangkuman semua siswa
dengan saling melengkapi sehingga menjadi rangkuman yang
lengkap dari seluruh kelas.7
c.
Penutup
1) Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang dibuat
siswa.
2) Siswa meneguhkan kesimpulan sesuai penguatan yang diberikan
Guru.
3) Siswa mengerjakan tes atau tugas yang diberikan Guru.
4) Guru membuat kesimpulan hasil proses pembelajaran.
7
Ibu Nafisah, Staf TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara, Wawancara
pribadi tanggal 26Mei 2015
46
C. Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan.8
Berdasarkan data dokumentasi hasil belajar aqidah Akhlaq Siswa
kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan adalah “ baik” hal ini di
buktikan dengan berbagai data, diantaranya adalah hasil nilai belajar Aqidah
Akhlaq kelas VI baik ulangan harian maupun nilai semester setelah
diterapkan metode pembelajaran kontekstual semakin lebih baik dari pada
sebelunnya.
Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti pengajaran dan kegiatan evaluasi menurut tahapnya masingmasing, seperti caturwulan, semesteran, tahunan dan lain sebagainya yang
tercantum dalam buku raport sebagai buku laporan pendidikan dan
mengklasifikasikan kemampuan siswa menurut kategori rendah, sedang dan
tinggi.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang hasil belajar siswa
kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan pada bidang studi Aqidah
Akhlaq. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diambil adalah nilai belajar
siswa yang ada pada data kumpulan nilai (DKN), yakni hasil belajar siswa
diberikan guru kepada peneliti setelah proses belajar mengajar, kemudian
nilai belajar siswa dibagi menjadi dua kelompok, yakni nilai belajar siswa
pada bidang studi Aqidah Akhlaq sebelum diterapkan metode Kontekstual
dan nilai belajar siswa pada bidang Aqidah Akhlaq dengan metode
8
Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara, Wawancara pribadi, Rabu, 3 Juni 2015
47
Kontekstual. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada bidang studi Aqidah
Akhlaq sebelum di terapkan metode kontekstual dapat dilihat pada tabel
berikut :
TABEL II
HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG AQIDAH AKHLAQ KELAS VI
MI MATHOLI’UL HUDA 02
DAMARWULAN KELING JEPARA 2014/2015
NO.
NAMA
HASIL BELAJAR
AQIDAH AKHLAQ
71
KETERANGAN
1
A. Alfi Sigit Andriyan
Terlampaui
2
A. Fathur Roziqin
75
Terlampaui
3
A. Karimul Aufa
70
Tercapai
4
Avinda Saputri
90
Terlampaui
5
Dwi santoso
60
Belum Tercapai
6
Esti Ari Yani
68
Belum Tercapai
7
Fahriza Lutfi Amelia
66
Belum Tercapai
8
Fernanda Bayu Ardiansah
86
Terlampaui
9
Intan Rifatin
68
Belum Tercapai
10
Khoirotun Nafi’ah
69
Belum Tercapai
11
M. Ahwan
67
Belum Tercapai
12
M. Farid
66
Belum Tercapai
13
M. Fatah Bagas Stiawan
60
Belum Tercapai
14
M. Nur Fais
67
Belum Tercapai
15
Mashudi
65
Belum Tercapai
16
Nadhifatun Zakia
89
Terlampaui
17
Rizka Amisa Safitri
88
Terlampaui
18
Syafira Linsiana
86
Terlampaui
19
Syinta Amelia
70
Tercapai
20
Vira Amalia
69
Belum Tercapai
48
Berdasarkan tabel II dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan
belajar hanya 9 siswa dan rata-rata kelasnya 72,5.
Selanjutnya Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada bidang studi
Aqidah Akhlaq metode kontekstual dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL III
HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG AQIDAH AKHLAQ KELAS VI
MI MATHOLI’UL HUDA 02
DAMARWULAN KELING JEPARA 2014/2015
NO.
NAMA
HASIL BELAJAR
AQIDAH AKHLAQ
79
KETERANGAN
1
A. Alfi Sigit Andriyan
Terlampaui
2
A. Fathur Roziqin
78
Terlampaui
3
A. Karimul Aufa
80
Terlampaui
4
Avinda Saputri
94
Terlampaui
5
Dwi santoso
68
Belum Tercapai
6
Esti Ari Yani
70
Tercapai
7
Fahriza Lutfi Amelia
69
Belum Tercapai
8
Fernanda Bayu Ardiansah
89
Terlampaui
9
Intan Rifatin
76
Terlampaui
10
Khoirotun Nafi’ah
86
Terlampaui
11
M. Ahwan
71
Terlampaui
12
M. Farid
75
Terlampaui
13
M. Fatah Bagas Stiawan
69
Belum Tercapai
14
M. Nur Fais
70
Tercapai
15
Mashudi
70
Tercapai
16
Nadhifatun Zakia
89
Terlampaui
17
Rizka Amisa Safitri
88
Terlampaui
18
Syafira Linsiana
88
Terlampaui
19
Syinta Amelia
70
Tercapai
20
Vira Amalia
70
Tercapai
49
Berdasarkan tabel II dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan
belajar ada 17 siswa dan rata-rata kelasnya 77,45.
Pendekatan kontekstual yang diterpakan di MI Matholi’ul Huda 02
merupakan pendekatan yang tepat didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak,
sebagaimana hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan metode
Kontekstual pada tabel di atas, ada penigkatan setelah di terapkannya metode
kontekstual. Dari rata-rata kelas 72,5, setelah menggunakan metode kontekstua
meningkat menjadi 77,45.
Dalam pengembangan MI Matholi’ul Huda 02 itu sendiri, karena MI
Matholi’ul Huda 02 adalah lembaga swasta, yang mana metode kontekstual
sangat penting dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan itu sendiri. Implementasi
metode kontekstual sangatlah dianggap penting dan memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan kreativitas anak MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan itusendiri, yang mana mutu pendidikan akan tercapai
jika sarana dan prasarana yang memadai telah tersedia, karena meskipun ada
tenaga profesional yang membantu dalam proses belajar mengajar, tidak akan
berhasil secara maksimal tanpa di dukung dengan adanya sarana dan prasarana
yang mendukung serta memadai.Sebagaimana wawancara yang dilakukan oleh
peneliti bersama kepala MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Bapak Maskuri,
S.Pd.I berikut:”
“ Berdasarkan hasil observasi pada Tanggal 1 Hari Senin Bulan
Juni Pukul 09.00 yang peneliti temui di lapangan dalam
penerapan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)
50
dalam pembelajaran di sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, guru
sudah menerapkannya dengan cara mencari kasus di lapangan atau di
lingkungan sekitar yang sesuai dengan tema yang di sediakan oleh guru.
Yang peneliti temui disana, cara mengajar guru dengan menggunakan
metodel Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini diterapkan
untuk menunjang kelancaran dan keaktifan dalam kegiatan belajar
mengajar dikelas.”
Jadi di sini Bapak Maskuri, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan sudah menerapkan pendekatan Contekstual
Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran di sekolah MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan dengan cara mencari kasus yang ada dilingkungan
sekolah dan masyarakat sekitar yang sesuai dengan materiyang di ajarkan
pada anak.Dengan menggunakan metode Contekstual Teaching and
Learning(CTL), di harapkan dapat membangun pengetahuan pada anak MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dalam konsep pemikirannya sendiri
sesuaidengan apa yang telah di alami dalam kehidupan sehari-hari
(melihat,mendengar, ataupun melakukan sendiri) sehingga siswa termotivasi
dan senang dengan proses pembelajaran yang di terapkan di sekolahnya.
D. Penerapan metode pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI di MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai
konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah
muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
51
dan teknologi. Guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam
rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti
perkembangan konsep - konsep baru dalam dunia kepengajaran tersebut. Ada
kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
bermakna
jika
anak
mengalami
apa
yang
dipelajarinya,
bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi
terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka
panjang.
Pendekatan kontekstual yang juga di terapkan di MI Matholi’ul Huda
02 Damarwulan merupakan pendekatan yang tepat didalam mata pelajaran
Aqidah Akhlak, karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk
mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep
itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami,
bukan
mentransfer
pengetahuan
dari
guru
ke
siswa.
Pendekatan CTL sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, di
sekolah agar pengetahuan yang dimiliki siswa tidak hanya bersifat kognitif
(pengetahuan) tetapi juga mencapai ranah afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan).
52
Di samping itu, pendekatan CTL hendaknya mampu membentuk sifat
toleran dan inklusif pada siswa. Sikap-sikap tersebut mendukung terlaksanya
pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan bersama.
Adapun untuk
meningkatkan nilai prestasi belajar siswa di MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan terlebih dahulu guru harus melihat pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran, pengatahuan yang dimiliki siswa dan kreativitas siswa
dalam memecahkan masalah. Semua itu sangat penting bagi guru untuk
melihat perkembangan siswa selama proses belajar mengajar terjadi. Dan
selain itu, dalam melakukan penilain hal-hal yang bisa digunakan sebagai
dasar menilai prestasi belajar siswa, antara lain: proyek/kegiatan, PR
(Pekerjaan Rumah), kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa,
demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis, karya tulis. Dengan pendekatan
CTL diharapkan nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak dapat meningkat secara optimal sehingga proses belajar mengajar
lebih efektif dan efisien, disini peneliti mencoba meneliti seberapa besar
pengaruh penggunaan pendekatan CTL dalam meningkatkan nilai prestasi
belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak
Dari hasil wawancara dengan Maskuri, S.Pd.I, selaku kepala sekolah
MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan yang di laksanakan pada Tanggal 4 Hari
Kamis Bulan Juni Tahun 2015 tentang apakah metode kontekstual untuk
meningkatkan potensi hasil belajar MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan.
Beliau mengatakan bahwa metode pembelajaran yang selama ini diterapkan
di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dapat mengembagkan potensi
53
kreativitas pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Karena metode
pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini sangatlah terlihat
kemajuan.9
Pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dalam pembelajaran
yang
diterapkan
oleh
para
ibu
Guru.
Di
sini
anak-anak
dalam
mengembangkan potensi kreativitasnya Terlihat sangat jelas keseharian anak
disekolah.Misalnya anak pada awal mulanya belum tahu kantor pos itu
tempat apalalu dari sini sekolah dengan menggunakan metode Contekstual
Teachingand Learning (CTL) ini pihak sekolah membawa langsung anak
didiknyake kantor pos dan guru-gurunya mengenalkan bahwa kantor pos itu
adalahtempat pengiriman surat, paket, wesel dan lain-lain dan bukan Cuma
itu saja anak-anak juga di kenalkan dengan alat-alat yang ada di sekitar pos.
Dari sini pihak sekolah dengan dalam menyampaikan argumennya ketika
anak tersebut tidak mengerti. Bukan Cuma itu saja anak terlihat
sangatlahkreatif ketika bermain pazel, anak-anak tersebut menyusun
pazelsedemikian
rupa
sehingga
berbentuk
bermacam-macam
permainandiantaranya robot-robotan, mobil-mobilan, rumah-rumahan dan
lain-lain.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dengan judul penerapan metode kontekstual
untuk meningkatkan hasil belajar siswa anak di MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara berdasarkan data yang
9
Bapak Mskuri,S.Pd.I, Kepala Sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara, Wawancara pribadi Kamis, 4 Juni 2015
54
telah diperoleh penelitimelalui observasi, interview, dan dokumentasi, maka
peneliti akan menganalisa temuan yang ada memodofikasi teori yang ada dan
kemudian membangun teoriyang baru serta menjelaskan tentang implikasiimplikasi dari hasil penelitian.10
Dari keterangan dalam tehnik analisa data dalam penelitian ini
penelitimenggunakan deskriptif kualitatif dan data yang diperoleh baik
melalui observasi,interview, dan dokumentasi dari pihak-pihak yang
mengetahui yang tentang data peneliti butuhkan. Adapun data yang akan
dipaparkan data di analisa oleh penelitisesuai dengan rumusan peneliti di atas.
Untuk lebih jelasnya peneliti akan membahasnya.
Seperti yang diungkap oleh Bapak Maskuri, S.Pd,I selaku kepala
sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan bahwa dalam pembelajaran
ContekstualTeaching and Learning (CTL) siswa di bawa kedunia nyata
dengan begitu siswaakan mudah dan termotivasi, dan siswa dibawa pada
penerapan yangsesungguhnya di masyarakat anak akan lebih mudah
memahami sesuatu yangdipelajarinya, sehingga dengan Contekstual Teaching
and Learning (CTL) hasil belajar siswa di harapkan akan lebih bermakna.
Selain kemampuan guru, sarana dan prasarana yang ada di
lingkungansekolah adalah hal yang terpenting yang mendukung proses
pembelajaran disekolah. Menurut E Mulyasa dalam bukunya yang berjudul
menciptakan pembelajaran kreativitas dan menyenangkan menjelaskan bahwa
dalam pembelajaran CTL tugas guru adalah untuk memberi kemudahan
10
Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara, Wawancara pribadi, Senin, 8 Juni 2015
55
belajar kepada peserta didik dengan menyediakan berbagai sarana dan belajar
yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran saja.
56
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis metode pembelajaran Kontekstual kelas VI di MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan
Kegiatan belajar mengajar di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Keling Jepara dilaksanakan pada pagi hari mulai dari jam 07.30 sampai
dengan 01.00 WIB, kecuali hari Jum’at. Bila dikalkulasikan jumlah jam
belajar dalam satu minggu berjumlah 330 jam pelajaran, dengan perhitungan
satu jam pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajran Pendidikan
Agama Islam pada tanggal 26 Mei 2015, pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan dalam pembelajaran kontekstual Akidah Akhlak di MI Matholi’ul
Huda 02 adalah ceramah, simulasi (suri tauladan) dan juga metode latihan
dan pembiasaan disesuaikan dengan kurikulum KTSP yang ada, berpedoman
pada buku-buku yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan
dari sekolah itu sendiri. Dalam setiap pembahasan dicantumkan alokasi
waktu. Demikian pula pada bahan atau subpokokbahasan dicantumkan pula
bahan atau materi ajar dari setiap pokok atau sub pokok bahasan tersebut
(buku pedoman KTSP).
Alokasi waktu untuk Aqidah Akhlaq adalah dua jam pelajaran dalam
satu minggu untuk setiap kelas. Alokasi waktu yang disediakan memadai
sebagaimana diungkapkan oleh TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Keling, antara lain:
57
Waktu yang disediakan untuk pelajran Aqiah Akhlaq di sekolah ini
sudah cukup dengan dua jam pelajaran, bisa kita siasati dengan membaginya
dengan bagian. Dua jam pelajaran untuk menyampaikan konsep-konsep yang
harus dikuasai anak dan selebihnya untuk praktek. Dengan cara ini kita bisa
mengefektifkan pembelajaran sekaligus untuk membuat anak-anak tidak
cepat bosan dalam belajar.
Dari hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran
Aqidah Akhlaq seringkali dilakukan di luar alokasi waktu yang telah
ditentukan yaitu dengan memanfaatkan waktu sore. Pada waktu ini anak-anak
diberikan
tambahan
waktu
belajar.
Khususnya
dalam
pelaksanaan
Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
yang menjadi fokus obyek penelitian ini, peneliti menemukan guru Aqidah
Akhlaq melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Kontekstual ,yang
di gunakan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Keling dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq kelas VI yaitu guru banyak melibatakan siswa,
memberi
kesempatan
pada
siswa untuk aktif dalam
pembelajaran
sebagaimana di ungkapkan , Ibu Nafisah., mengatakan:
“Saya selalu melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran Aqidah
Akhlaq, tselalu memberikan kesempatan pada siswa dalam
pembelajaran, tidak hanya saya ceramah, memberikan perintah saja
pada siswa. Tapi siswa yang aktif dalam pembelajaran ini. Hal ini
saya lakukan, agar anak aktif dalam pembelajaran karna merasa
terlibatkan,
saya menggunakan metode ini sudah dengan
pertimbangan, agar hasilnya baik, anak-anak juga tidak jenuh dan
bosan. Bila mereka bosan maka tingkat hasil belajarnya bisa
menurun.1
1
Wawancara dengan Ibu Nafisah., Guru Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan , ruang guru, 26 Mei 2015
58
Dengan demikian perkembangan penggunaan metode kontekstual di
atas adalah untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif,
menyenangkan anak/siswa, dan keefektifan dalam mencapai tujuan
pembelajaran sebagaimana yang dituntut kurikulum.
Dalam menggunakan berbagai metode tentunya ada beberapa
pertimbangan, dan juga ada kekurangan dan kelebihannya, mengapa
menggunakan metode kontekstual. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh
Ibu Nafisah. dalam wawancara di bawah ini.2
Dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan yang maksimal saya
menggunakan metode tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa
didasarkan pada beberapa pertimbangan demi kelancaran proses
pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran. Di samping juga
materi yang ingin disampaikan. Bila kita tidak menggunakan metode
tidak dengan pertimbangan tersebut, maka di samping hasilnya tidak
baik, anak-anak juga akan jenuh dan bosan. Hal ini juga
mempengaruhi cara pandang siswa, pembentukan prilaku belajar
siswa dan menjadikan proses pembelajaran ini tetap berjalan lancar ”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis disimpulkan bahwa
metode kontekstual sangat berpengaruh dalam mengembangkan hasil
belajar siswa di MI Matholi’ul Huda 02. Dalam belajar siswa memerlukan
metode yang khusus dari guru. Seringkali membuat siswa jenuh dan bosan
jika
guru
monoton
menyampaikan
materi,
Dengan
demikian
perkembangan penggunaan metode kontekstual adalah untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang kondusif, menyenangkan anak/siswa, dan
keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang
dituntut kurikulum.
2
Wawancara dengan Ibu Nafisah
Damarwulan , ruang guru, 28 Mei 2015
Guru Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02
59
Dari hasil observasi dan wawancara tersebut dapat dijelaskan bahwa
penggunaan metode kontekstual dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di
MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan memberikan dampak positif dan
efektif
berupa:
(1)
peningkatan
gairah
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran; (2) membuat siswa fokus pada materi yang disampaikan;
(3)
mempermudah
guru
dalam
mengelola
kelas
selama
proses
pembelajaran berlangsung; dan (4) secara tidak langsung dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
Aqidah Akhlaq dan mempengaruhi hasil belajar siswa.
B. Analisis Data Hasil Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VI MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Berdasarkan data dokumentasi hasil belajar aqidah Akhlaq Siswa
kelas VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan adalah “ baik” hal ini di
buktikan dengan berbagai data, diantaranya adalah hasil nilai belajar Aqidah
Akhlaq kelas VI baik ulangan harian maupun nilai semester setelah
diterapkan metode pembelajaran kontekstual semakin lebih baik dari pada
sebelunnya. Dalam proses pembelajaran MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
agar mencapai tujuan yang maksimal, tidak hanya guru Aqidah Akhlaq saja
yang berperan tetapi Kepala Sekolah dan Wakepsek juga berperan ,
khususnya mata pelajaran Aqidah . Peran Kepala Sekolah dan Wakepsek
dalam meningkatkan motivasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
akan lebih efektif dan berhasil. Karena bukan hanya guru saja yang
60
memberikan motivasi tetapi tentunya saya tidak bisa memberikan motivasi
pada siswa, maka yang perlu saya lakukan adalah : Meningkatkan sarana
prasarana, mengoptimalkan fungsi perpus untuk meningkatkan sadar baca
terhadap siswa, meningkatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
dalam mata pelajaran yang serumpun dengan membentuk coordinator”.
Guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti
perkembangan konsep - konsep baru dalam dunia kepengajaran tersebut.3 .
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Pendekatan kontekstual yang diterpakan di MI Matholi’ul Huda 02
merupakan pendekatan yang tepat didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak,
dikarenakan dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengaitkan materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan konsep
itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Pendekatan CTL sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak, di madrasah agar pengetahuan yang dimiliki siswa tidak hanya
3
Zainal Aqib, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Bandung: Yrama Widya,
2009), Cet. Ke-1, hlm. 17.
61
bersifat kognitif (pengetahuan) tetapi juga mencapai ranah afektif (sikap) dan
psikomotor (keterampilan). Di samping itu, pendekatan CTL hendaknya
mampu membentuk sifat toleran dan inklusif pada siswa. Sikap-sikap tersebut
mendukung
terlaksananya
pembelajaran
nilai-nilai
dalam
kehidupan
bersama.4 Adapun untuk meningkatkan nilai prestasi belajar siswa terlebih
dahulu guru harus melihat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
pengetahuan yang dimiliki siswa dan kreativitas siswa dalam memecahkan
masalah.
Dalam pengembangan MI Matholi’ul Huda 02 itu sendiri, karena MI
Matholi’ul Huda 02 adalah lembaga swasta, yang mana metode kontekstual
sangat penting dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan itu sendiri. Implementasi
metode kontekstual sangatlah dianggap penting dan memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan kreativitas anak MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan itu sendiri, yang mana mutu pendidikan akan tercapai
jika sarana dan prasarana yang memadai telah tersedia, karena meskipun ada
tenaga profesional yang membantu dalam proses belajar mengajar, tidak akan
berhasil secara maksimal tanpa di dukung dengan adanya sarana
dan prasarana yang mendukung serta memadai. Sebagaimana wawancara
yang dilakukan oleh peneliti bersama kepala MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan Bapak Maskuri, S.Pd.I berikut:”
4
Ramayulius, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), Cet.
Ke-5, hlm. 56.
62
“ Berdasarkan hasil observasi pada Tanggal 1 Hari Senin Bulan Juni
Pukul 09.00 yang peneliti temui di lapangan dalam penerapan pendekatan
Contekstual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran di sekolah
MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, guru sudah menerapkannya dengan
cara mencari kasus di lapangan atau di lingkungan sekitar yang sesuai
dengan tema yang di sediakan oleh guru. Yang peneliti temui disana, cara
mengajar guru dengan menggunakan metodel Contekstual Teaching and
Learning (CTL) ini diterapkan untuk menunjang kelancaran dan keaktifan
dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.”
Dan juga Seperti yang diungkap oleh Ibu Nafisah, S.Pd.I selaku Wali
Kelas 6 yaitu:5
“Teaching and Learning (CTL) itu memang sangat penting dan bagus
untuk metode belajar Aqidah Akhlaq, karna siswa terlibat langsung dalam
pembelajaran, artinya siswa menjadi aktif, tidak hanya satu arah yang
aktif, yaitu guru”
Jadi dari hasil observasi metode Contekstual Teaching and Learning
(CTL) itu memang sangat bagus untuk diterapkan di MI Matholi’ul Huda
02 Damarwulan dalam sebuah pembelajaran apapun juga karena dengan
menggunakan pendekatan Contekstual Teachingand Learning (CTL)
tersebut anak akan lebih mudah dalam menangkapmateri-materi yang di
sampaikan oleh guru, karena materi yang disampaikan tersebut dapat
dilihat langsung oleh anak, tanpa dibayangkan, Sehingga pelajaran
tersebut lebih bermakna bagi anak.
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sangat
berpengaruh dalam memberikan motivasi dalam meningkatkan hasil
belajar siswa yang bersifat ekstrinsik. Dalam belajar siswa memerlukan
perhatian dan pengarahan yang khusus dari guru. Seringkali jika mereka
5
Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara, Wawancara pribadi, Rabu, 3 Juni 2015
63
tidak menerima umpan balik yang baik berkenaan dengan hasil pekerjaan
mereka, maka kerja mereka akan menjadi lamban atau mereka menjadi
malas belajar. Siswa yang demikian sangat tergantung pada keharusankeharusan yang ditentukan oleh guru untuk mendorong mereka dalam
belajar. Namun tidak berarti bahwa motivasi ekstrinsik itu jelek dan dan
perlu dihindari tetapi antara motivasi ekstrinsik dan instrinsik saling
memperkuat bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi
instrinsik.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa guru harus
menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar
dan menurun prestasinya disekolah. Setiap saat guru bertindak sebagai
motivator, motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan
anak didik, dengan memberikan penguatan dan sebagainya.
Untuk mengembangkan materi aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda
02 Damarwulan ini, maka perlu mengetahui materi besarnya apa,
selanjutnya apa bagian dari apa. Atau biasa disebut juga dengan struktur
materi misalnya kita belajar tentang materi syukur, kita tahu bahwa itu
adalah akhlak terpuji kepada Allah, ghibah adalah akhlak tercela kepada
sesam manusia. Dan lain sebagainya. Selanjutnya ada yang lebih penting
yaitu peta konsep, yaitu gambaran dari materi yang akan kita ajarkan itu
secara menyeluruh, kemudian dari gambaran itu dari mana kita akan
memulainya. Misalnya kita ingin mengajarkan tentang Iman kepada
malaikat. Hal-hal apa saja yang termasuk dalam iman kepada malaikat ini
64
yang harus dibicarakan. Misalnya : nama malaikat, ugas malaikat,
mengapa harus beriman kepada malaikat, apa dampak positif jika kita
beriman kepada malaikat, bagaimana cara melakukan iman kepada
malaikat dalam kehidupan sehari-hari, apa argumentasi iman kepada
malaikat dan seterusnya.
C. Analisis
penerapan
metode
pembelajaran
kontekstual
dalam
meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI di MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan.
Dari hasil interviw penerapan metode pembelajaran kontekstual dalam
meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI di MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar
mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar
mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai personil yang
menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya
manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep - konsep baru
dalam dunia kepengajaran tersebut. Ada kecenderungan dewasa ini untuk
kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan
diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi
pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka
65
pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang.
Jadi Suksesnya belajar dan berhasilnya suatu pendidikan sangat
(dominan) ditentukan oleh komponen tenaga p e n d i d i k , d a l a m h a l i n i
g u r u d i s e k o l a h . Meskipun di suatu sekolah fasilitasnya memadai,
bangunannya
bertingkat;
meskipun
kurikulumnya
lengkap,
program
pengajarannya hebat, manajemennya ketat, sistem pembelajarannya oke,
tapi para tenaga pengajarnya (guru) sebagai aplikator di lapangan tidak
memiliki kemampuan (kualitas) dalam penyampaian materi, cakap
menggunakan alat-alat tekhnologi yang mendukung pembelajaran, maka
tujuan pendidikan akan sulit dicapai sebagaimana mestinya.
Dari hasil observasi bahwa pendekatan kontekstual yang juga di
terapkan di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan merupakan pendekatan yang
tepat didalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, sebagaimana di ungkapkan oleh
Guru Aqidah Akhlaq di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan, karena dalam
pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengaitkan materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata serta membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan
lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa.
66
Pendekatan CTL sangat dibutuhkan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak, di sekolah agar pengetahuan yang dimiliki siswa tidak hanya bersifat
kognitif (pengetahuan) tetapi juga mencapai ranah afektif (sikap) dan
psikomotor (keterampilan).
Dari hasil wawancara dengan Maskuri, S.Pd.I, selaku kepala sekolah
MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan yang di laksanakan pada Tanggal 4 Hari
Kamis Bulan Juni Tahun 2015 tentang apakah metode kontekstual untuk
meningkatkan potensi hasil belajar MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan.
Beliau mengatakan bahwa metode pembelajaran yang selama ini diterapkan
di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dapat mengembangkan potensi
kreativitas pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan. Karena metode
pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini sangatlah terlihat
kemajuan.6
Pada anak MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan dalam pembelajaran
yang
diterapkan
oleh
para
ibu
Guru.
Di
sini
anak-anak
dalam
mengembangkan potensi kreativitasnya Terlihat sangat jelas keseharian anak
disekolah.Misalnya anak pada awal mulanya belum tahu kantor pos itu
tempat apa lalu dari sini sekolah dengan menggunakan metode Contekstual
Teachingand Learning (CTL) ini pihak sekolah membawa langsung anak
didiknya ke kantor pos dan guru-gurunya mengenalkan bahwa kantor pos itu
adalahtempat pengiriman surat, paket, wesel dan lain-lain dan bukan Cuma
itu saja anak-anak juga di kenalkan dengan alat-alat yang ada di sekitar pos.
6
Bapak Mskuri,S.Pd.I, Kepala Sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara, Wawancara pribadi Kamis, 4 Juni 2015
67
Dari sini pihak sekolah dengan dalam menyampaikan argumennya
ketika anak tersebut tidak mengerti. Bukan Cuma itu saja anak terlihat
sangatlahkreatif ketika bermain pazel, anak-anak tersebut menyusun
pazelsedemikian
rupa
sehingga
berbentuk
bermacam-macam
permainandiantaranya robot-robotan, mobil-mobilan, rumah-rumahan dan
lain-lain.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan dengan judul penerapan metode pembelajaran
Kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI
MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara berdasarkan data yang
telah diperoleh penelitimelalui observasi, interview, dan dokumentasi, maka
peneliti akan menganalisatemuan yang ada memodofikasi teori yang ada dan
kemudian membangun teoriyang baru serta menjelaskan tentang implikasiimplikasi dari hasil penelitian.
Dari keterangan dalam tehnik analisa data dalam penelitian ini
penelitimenggunakan deskriptif kualitatif dan data yang diperoleh baik
melalui observasi,interview, dan dokumentasi dari pihak-pihak yang
mengetahui yang tentang data peneliti butuhkan. Adapun data yang akan
dipaparkan data di analisa oleh penelitisesuai dengan rumusan peneliti di atas.
Untuk lebih jelasnya peneliti akan membahasnya.
Dari beberpa hasil observasi dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan pembelajaran kontekstual dengan teknik Learning Community
68
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi Aqidah Akhlaq
dengan indikator keberhasilan:
1. Siswa semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Siswa
terlatih
untuk
bekerjasama
dalam
kelompok
dan
berani
mengungkapkan pendapat serta menghargai pendapat orang lain.
3. Hasil (nilai) yang mereka dapatkan lebih baik atau meningkat dari hasil
yang mereka dapatkan sebelumnya.
4. Dengan
penerapan
pembelajaran
kontekstual
siswa
mendapatkan
pengalaman untuk menyelesaikan masalah dengan masyarakat dan
lingkungan, ini merupakan aktualisasi dari kecakapan berfikir rasional.
5. Selama pembelajaran berlangsung siswa tampak senang dan gembira, hal
ini dapat dilihat dari roman muka mereka yang selalu tampak berseri-seri
dalam mengerjakan tugas Aqidah Akhlaq.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari analisis hasil penelitian pembahasan, tentang
“Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil
belajar Aqidah Akhlaq Siswa VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat disimpulkan:
1. Penerapan metode pembelajaran kontekstual siswa kelas VI MI Matholi’ul
Huda 02 Damarwulan adalah sebagai berikut : yaitu menggunakan metode
ceramah, simulasi (suri tauladan) dan juga metode latihan dan pembiasaan.
Semua metode itu di terapkan untuk melibatakan siswa dalam
pembelajaran agar lebih aktif. Siswa memperhatikan tujuan belajar tidak
hanya untuk menguasai materi pelajaran Aqidah Akhlak, tetapi juga untuk
mempelajari strategi memahami masalah
2. Hasil belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlaq siswa kelas VI MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara adalah sangat
baik,
mengalami peningkatan hal ini di buktikan dengan berbagai data hasil nilai
ada penigkatan setelah di terapkannya metode kontekstual. Dari rata-rata
kelas 72,5, setelah menggunakan metode kontekstua meningkat menjadi
77,45.
70
3. Penerapan metode pembelajarn kontekstual dalam meningkatan hasil
belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas VI
MI Matholi’ul Huda 02
Damarwulan pada hasil belajar melalui ulangan Siswa semakin aktif dalam
kegiatan pembelajaran, Hasil (nilai) yang mereka dapatkan lebih baik atau
meningkat dari hasil yang mereka dapatkan sebelumnya, Dengan
penerapan pembelajaran kontekstual siswa mendapatkan pengalaman untuk
menyelesaikan masalah dengan masyarakat dan lingkungan, ini merupakan
aktualisasi dari kecakapan berfikir rasional, selama pembelajaran
berlangsung siswa tampak senang dan gembira, hal ini dapat dilihat dari
roman muka mereka yang selalu tampak berseri-seri dalam mengerjakan
tugas Aqidah Akhlaq.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut yang telah diperoleh, maka
penulis memberikan saran khususnya kepada Bapak/Ibu guru bidang studi
yang memegang mata pelajaran Aqidah Akhlaq di sekolah tingkat dasar, model
pembelajaran
Contextual ini bisa diterapkan sebagai salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar maupun
permasalahan terhadap mata pelajarn Aqidah Akhlaq yang sulit untuk
dipahami dan di peraktekkan dalan kehidupan sehari-hari oleh siswa. Model
pembelajaran ini tidak hanya terbatas pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq,
model ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya. Sehingga
71
permasalahan awal mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa dapat
diatasi sebagai mana penelitian yang telah dilaksanakan ini.
C. Penutup
Alhamdulillah , dengan rahmat dan hidayah Allah SWT maka penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
bahasa, sistematika maupun analisanya. Hal tersebut semata-mata bukan
kesengajaan penulis, namun karena keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki. Karenanya penulis memohon kritik dan saran untuk perbaikan skripsi
ini.
Akhirnya penulis memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga
skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya serta
dapat memberikan sumbangan yang positif bagi khazanah ilmu pengetahuan.
Amiin…
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Bandung: Yrama
Widya, 2009), Cet. Ke-1,
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan,( Jakarta: Rineka
Cipta).
Asmaran, Pengantar Study Akhlak,(Jakarta : PT Grafindo Persada, 1994)
Asrori, Muhammad, Penelitian Tindakan Kelas,( Bandung: Wacana Prima).
Bapak Mskuri,S.Pd.I, Kepala Sekolah MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Keling Jepara, Wawancara pribadi Kamis, 4 Juni 2015
Boeree, George, Metode Pembelajaran dan Pengajaran,( Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008).
Data hasil observasi dan dokumentasi dari papan struktur organisasi di MI
Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara , hari Senin, tanggal 25
Mei 2015.
Depag RI. Al Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha Putra).
Dokumen Data Kedaan Siswa MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara
tanggal 26 Mei 2014
Gagne, Briggs dan Wagner, Model-Model Pembelajaran Inovatif, ( Jakarta:
2008).
Ghazali, Ahmad dan Syamsuddin BA, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Cahya
Budi, 1997).
Hasil Observasi di MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
November 2014
Pada tanggal 15
Hasil Observasi pada tanggal 20 Mei 2015
Ibu Nafisah, Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Keling Jepara, Wawancara pribadi, Rabu, 3 Juni 2015
……………., Guru Aqidah Akhlaq kelas 6 MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
Keling Jepara, Wawancara pribadi, Sabtu, 6 Juni 2015
……………., Guru Aqidah Akhlaq MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling
Jepara, Wawancara pribadi tanggal 26 Mei 2015
……………, Staf TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara,
Wawancara pribadi tanggal 25 Mei 2015
………………, Staf TU MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan Keling Jepara,
Wawancara pribadi tanggal 26Mei 2015.
Kamus lengkap Bahas Indonesia, Yogyakarta: Team Akar Media.
Marimba , Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,(Bandung : Pt. Al
Ma’arif, 1987)
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung
Persada Press, 2008)
Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam , (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997).
Pasal 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Purwanto , Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 1994).
Purwanto , Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2007).
Ramayulius, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008),
Cet. Ke-5,
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Penelitian
Pemula, (Bandung : Alfabeta, 1988).
Selayang Pandang MI Matholi’ul huda 02 Damarwulan, 2001.
Sudijono , Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 1995)
Sudjana , Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
2005).
Sumiati, Metode Pembelajaran,( Bandung: CV Wacana Prima, 2008).
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar ,(Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2006)
Thoha, Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan,( Jakarta: CV. Rajawali, 1991).
W.J.S., Porwodarminto, Kamus Umum Bahas Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka,
1976).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
: Nor Sodiq
Tempat, Tanggal Lahir
: Pati, 2 Mare 1985
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: ISLAM
Kewarganegaraan
: WNI
Alamat
: Tegalharjo, Rt. 01. Rw. 04 Ds. Sirahan Kec.
Trangkil Kab. Pati
Telephon
: 082313721017
Riwayat Pendidikan
TK
: RA. Al Masyithoh Tegalrejo, lulus Th. 1992
SD/MI
: SDN Tegalrejo , lulus Th. 1998
SMP/MTS
: MTs. Tegalrejo, lulus Th. 2001
SMA/MA
: MA Tegalsari Waturoyo, lulus Th. 2004
Ponpes
: Tegalsari Waturoyo
Perguruan Tinggi
: Sedang menempuh kuliah di UNISNU JEPARA
Jepara, 8 September 2015
Yang membuat pernyataan,
Nur Sodiq
131310001333
Angket Penelitian Hubungan Motivasi terhadap Prestasi Belajar
HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK DI SD XXX PONPES XXXX BATAM
I. Identitas Responden
Nama
:
Kelas
:
Umur
:
Asal Sekolah
:
Pek. Orang Tua :
II. Petunjuk Pengisian
a. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut anda
b. Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling benar
Soal-soal
1. Apakah Anda tertarik untuk selalu mengikuti pelajaran akidah akhlak?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
2. Apakah Anda berminat belajar akidah akhlak?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
3. Apakah Anda senang setiap mendapat tugas dari guru tentang pelajaran
akidah akhlak?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
4. Bila hasil ulangan yang anda peroleh baik, apakah anda lebih giat untuk
belajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
5. Apakah Anda selalu senang mendapat tugas akidah akhlak?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
6. Apakah Anda selalu bertanya ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung
dan guru memberikan
kesempatan untuk bertanya?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
7. Apakah Anda selalu mengikuti pelajaran akidah akhlak?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
8. Selama pelajaran berlangsung, apakah Anda mengajukan pertanyaanpertanyaan yang belum jelas
kepada guru.
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
9. Apakah Anda selalu siap menjawab dari pertanyaan guru tentang pelajaran
yang telah disampaikan?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
10. Apakah Anda senang belajar akidah akhlak tentang akhlak kepada orang tua?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
11. Apakah Anda selalu menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan oleh guru?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
12 Apakah cara guru menyampaikan pelajaran akidah akhlak menarik perhatian?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
13. Selama pelajaran akidah akhlak berlangsung apakah suasana di kelas
menyenangkan bagi anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
14. Apakah nilai ulangan yang baik dapat membantu kegiatan belajar Anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
15. Apakah Anda tertarik untuk selalu mengikuti pelajaran akidah akhlak?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
16. Apakah selalu mengikuti pelajaran akidah akhlak walaupun cara penyajian
yang disampaikan guru
kurang menarik?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
17. Apakah Anda merasa senang ketika guru memberikan pujian kepada anda
karena berhasil dalam
belajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
18. Selama pelajaran berlangsung apakah guru selalu menegur anda karena tidak
berhasil dalam belajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
19. Bila guru menghukum anda karena berkelakuan kurang baik selama kegiatan
belajar apakah anda
tidak merasa terganggu ntuk belajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
20. Apakah Anda merasa kecewa bila hasil ulangan teman anda lebih baik dari
hasil ulangan anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
21. Apakah Anda merasa senang bila hasil ulangan anda lebih baiik dari hasil
ulangan teman anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
22.Apakah Anda selalu berkeinginan agar hasil ulangan anda lebih besar dari
hasil ulangan teman anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
23. Sebelum kegiatan belajar mengajar bidang studi akidah akhlak, apakah guru
anda selalu menjelaskan
tujuan pelajaran terlebih dahulu?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
24.Apakah Anda mengetahui tujuan dari pelajaran akidah akhlak yang sedang
anda pelajari?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
25.Dengan mengetahui tujuan pelajaran akidah akhlak apakah anda akan lebih
giat untuk belajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak
DAFTAR ANGKET
IDENTITAS
Nama : ……………………………………………
Kelas : ……………………………………………
PETUNJUK :
1. Saudara dipersilahkan menjawab setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara
memilih salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar dengan memberi
tanda silang (X)
2. Kesungguhan dan kejujuran Anda dalam menjawab sangat kami harapkan.
3. Atas bantuan Anda kami sampaikan terima kasih.
Pertanyaan-pertanyaan :
A. Attention (perhatian) sebagai motivasi belajar kepada siswa
1. Apakah guru anda pernah bertanya tentang keadaan/kabar anda sebelum
pelajaran dimulai?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
2. Apakah guru anda pernah menerangkan pelajaran?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
3. Apakah guru anda pernah menerangkan pelajaran dengan metode cerita?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
4. Apakah guru anda pernah bertanya kepahaman anda terhadap pelajaran yang
diterangkan?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
5. Apakah guru anda pernah mengulangi penjelasan ketika anda kurang paham
terhadap pelajaran?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
6. Apakah guru anda pernah memberikan pertanyaan secara langsung kepada
anda tentang pelajaran yang diajarkan?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
7. Apakah guru anda pernah memberikan kesempatan kepada anda untuk
bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
B. Relevance (keterkaitan) mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari sebagai
motivasi belajar siswa
8. Apakah anda setuju bahwa materi pelajaran yang anda pelajari berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
9. Apakah guru anda pernah mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
10. Apakah anda setuju bahwa belajar dengan tekun akan meningkatkan prestasi
anda?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
11. Apakah guru anda pernah memberikan contoh seseorang yang belajar
dengan tekun akan meningkat prestasinya?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
12. Apakah anda setuju bahwa soal ujian mampu mengukur pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
13. Apakah anda setuju bahwa tidak semua soal ujian mampu mengukur
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
14. Apakah anda setuju bahwa ada keterkaitan antara materi satu dengan materi
yang lain dalam satu mata pelajaran?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
15. Apakah guru anda pernah mengaitkan materi pelajaran satu dengan yang
lainnya?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
C.
Confidence (percaya diri) sebagai motivasi belajar siswa
16. Apakah guru anda pernah memberikan soal-soal kepada anda?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
17. Apakah anda sanggup mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru
anda?
a. Sangat sanggup
c. Kurang sanggup
b. Sanggup
d. Tidak sanggup
18. Apakah guru anda pernah memberikan tugas kepada anda?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
19. Apakah anda pernah tertantang dengan tugas yang diberikan oleh guru anda?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
20. Apakah anda pernah mengerjakan tugas yang diberikan kepada anda?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
21. Apakah anda pernah disuruh presentasi hasil tugas yang diberikan kepada
anda?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
22. Apakah anda pernah merasa percaya diri atas hasil tugas yang anda
presentasikan?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
D. Satisfaction (kepuasan) sebagai motivasi belajar siswa
23. Apakah anda pernah mendapatkan nilai dalam belajar?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
24. Apakah nilai yang diberikan selalu berbentuk angka?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
25. Apakah nilai yang diberikan kepada anda sudah sesuai dengan proses belajar
anda?
a. Sangat sesuai
c. Kurang sesuai
b. Sesuai
d. Tidak sesuai
26. Apakah nilai yang anda terima memuaskan hati anda?
a. Sangat memuaskan
c. Biasa saja
b. Cukup memuaskan
d. Tidak memuaskan
27. Apakah nilai membuat anda lebih semangat belajar?
a. Sangat semangat
c. Biasa saja
b. Cukup semangat
d. Tidak semangat
28. Apakah nilai membuat anda ingin mengulangi /mendapatkan nilai yang
lebih bagus?
a. Sangat ingin
c. Biasa saja
b. Cukup ingin
d. Tidak ingin
29. Apakah nilai membuat anda ingat akan nilai tersebut?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
30. Apakah anda setuju tentang Pemberian nilai kepada para siswa?
a. Sangat setuju
c. Kurang setuju
b. Setuju
d. Tidak setuju
LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR
Sekolah / Kelas : _________________
Hari / Tanggal : _________________
Nama Guru : _________________
Nama Observer : _________________
Tujuan :
1. Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar
2. Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa
Petunjuk :
1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran
tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa.
2. Observer memberikan skor sesuai dengan petunjuk berikut:


Banyak siswa : 0 sampai > 20% ; 2 bila 20% sampai > 40% ; 3 bila 40%
sampai > 60% skor 4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80% sampai
100% aktif.
Kualitas : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baik
sekali
Banyak
Kualitas
Siswa
Keaktifan
yang Aktif
No.
Aktivitas Belajar Siswa
A.
Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan
oleh siswa
---
---
1.
Melakukan pengamatan atau penyelidikan
---
---
2.
Membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan
untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil
atau tanda-tanda tertentu pada teks)
---
---
3.
Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon,
misal tersenyum atau tertawa saat mendengar halhal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila
mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb)
---
---
B.
Siswa melakukan sesuatu untuk memahami
materi pelajaran (membangun pemahaman)
---
---
1.
Berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep-
---
---
konsep misal berlatih dengan soal-soal)
2.
Berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan
masalah-masalah pada latihan soal yang
mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang
diberikan)
---
---
3.
Berpikir kritis (misalnya mampu menemukan
kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang
dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal
atau tugas)
---
---
C.
Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
pemikirannya
---
---
1.
Mengemukakan pendapat
---
---
2.
Menjelaskan
---
---
3.
Berdiskusi
---
---
4.
Mempresentasi laporan
---
---
5.
Memajang hasil karya
---
---
---
---
D. Siswa berpikir reflektif
1.
Mengomentari dan menyimpulkan proses
pembelajaran
---
---
2.
Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam
proses pembelajaran
---
---
3.
Menyimpulkan materi pembelajaran dengan katakatanya sendiri
---
---
Amuntai, ......................................
(Observer)
LEMBAR JAWAB
NILAI
Mata Pelajaran
Kelas
Hari, Tanggal
Nama
: Aqidah Akhlaq
: VI
: Rabu, 3 Juni 2015
:
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat!
1
A
B
C
D
11
A
B
C
D
2
A
B
C
D
12
A
B
C
D
3
A
B
C
D
13
A
B
C
D
4
A
B
C
D
14
A
B
C
D
5
A
B
C
D
15
A
B
C
D
6
A
B
C
D
16
A
B
C
D
7
A
B
C
D
17
A
B
C
D
8
A
B
C
D
18
A
B
C
D
9
A
B
C
D
19
A
B
C
D
10
A
B
C
D
20
A
B
C
D
DAFTAR ANGKET
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ SISWA KELAS
VI MI MATHOLI’UL HUDA 02 DAMARWULAN KELING JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
I.
IDENTITAS
NAMA
: ……………………..
KELAS
:……………………...
No. Absen
:……………
II. PETUNJUK
1. Saudara dipersilahkan menjawab setiap pertanyaan dibawah ini dengan
cara memilih salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan
member tanda silang X
2. kesungguhan dan kejujuran anda dalam menjawab sangat kami harapkan.
3. Atas bantuan anda kami sampaikan terima kasih.
III. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran ini?
a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
2. Memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran Aqidah Akhlaq ?
a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
3. Pada pembelajaran Aqidah Akhlaq saya diberikan hal-hal baru yang
belum pernah saya dapatkan sebelumnya ?
a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
4. Telah mempelajari sesuatu yang menarik dan tidak terduga sebelumnya?
a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
5. Dengan belajar Aqidah Akhlaq saya menjadi terdorong untuk dapat
memahami materi ?
a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
6. Setelah belajar Aqidah Akhlaq saya percaya akan dapat menyelesaikan
latihan-latihan?
a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
7. Setelah belajar dengan Aqidah Akhlaq saya percaya akan dapat
menyelesaikan latihan-latihan ?
a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
8. Penyampaian materi dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq kurang menarik
?
a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
9. Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan
menggunakan berbagai metode?
a. Tidak demikian
c. Sering demikian
b. Kadang demikian
d. Selalu demikian
10. Saya tidak yakin dapat meneyelesaikan evaluasi dengan berhasil ?
a. Tidak demikian
c. Sering demikian
b. Kadang demikian
d. Selalu demikian
11. Selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran ini?
c. Selalu
c. kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
12. Memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran aqidah Akhlaq ?
c. Selalu
c. kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
13. Pada pembelajaran Aqidah Akhlaq saya diberikan hal-hal baru yang
belum pernah saya dapatkan sebelumnya ?
c. Selalu
c. kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
14. Telah mempelajari sesuatu yang menarik dan tidak terduga sebelumnya?
c. Selalu
c. kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
15. Dengan metode yang diterapkan dalam belajar aqidah akhlaq saya
menjadi terdorong untuk dapat memahami materi ?
c. Selalu
c. kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
16. Setelah belajar aqidah akhlaq saya percaya akan dapat menyelesaikan
latihan-latihan?
c. Selalu
c. kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
17. Setelah belajar aqidah akhlaq ini saya percaya akan dapat menyelesaikan
latihan-latihan ?
c. Selalu
c. kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
18. Penyampaian materi dalam pembelajaran ini kurang menarik ?
c. Selalu
c. kadang-kadang
d. Sering
d. Tidak Pernah
19. Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran Aqidah
Akhlaq ?
c. Tidak demikian
c. Sering demikian
d. Kadang demikian
d. Selalu demikian
20. Saya tidak yakin dapat meneyelesaikan evaluasi dengan berhasil ?
c. Tidak demikian
c. Sering demikian
d. Kadang demikian
d. Selalu demikian
SOAL ULANGAN HARIAN
Mata Pelajaran
Kelas
Hari, Tanggal
: Aqidah Akhlaq
: VI MI Matholi’ul Huda 02 Damarwulan
:
Contoh Soal.
1. Menurut etmologi kata aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti…..
2. Penentuan baik dan buruk terhadap perbuatan dan kelakuan, merupakan
pengertian dari…..
3. Apa yang di maksud dari hakikat iman kepada Allah SWT.
4. Jelaskan dengan singkat dan jelas pengertian dari tauhid !
5. Jelaskan antara Aqidah dan Akhlaq !
6. Jelaskan pengertian Akhlaq tercela Pasif disertai contohny !.
7. Jelaskan pengertian Akhlaq tercela Pesimis disertai contohnya !
8. Apa pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah?.
9. Sebutkan empat kitab Allah yang wajib kita ketahui !
10.
Mukholafatu Lilhawaditsi artinya !
Jawab.
1. Kepercayaan
2. Akhlaq
3. Percaya dengan sepenuh hati kepada-Nya dengan segala sifat kesempurnaanNya, baik yang wajib, mustahil, maupun yang jaiz.
4. Menganggap atau meyakini bahwa Allah itu ahad, atau Esa.
5. Aqidah berfokus pada masalah-masalah keyakinan pada Allah swt., baik dari
segi Dzat, sifat dan perbuatan-Nya. Aqidah yang benar akan melahirkan akhlaq
yang terpuji.
6. Sifat Pasif merupakan kebalikan Aktif, yaitu sifat seseorang tidak mau
berupaya atau beriktiar dalam segala hal. Contoh: sebagai siswa malas belajar.
7. Pesimis merupakan sifat seseorang yang tidak pernah merasa diri siap atau
sanggup dalam melaksanakan sesuatu. Contoh: Takut untuk belajar jauh dari
keluarga
8. Percaya dengan sepenuh hati kepada adanya kitab yang diturunkan Allah SWT.
9. Kitab Taurat, Kitab Zabur, Kitab Injil, Kitab Al Qur’an.
10.
Berbeda dengan yang baru
Download