Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN BISNIS MELALUI SISTEM PEMETAAN SEKTOR INDUSTRI BERBASIS WEB Edi Winarno AS, Pascasarjana Teknik Informatika Udinus Edi Noersasongko, Pascasarjana Teknik Informatika Udinus Hendro Subagyo, Pascasarjana Teknik Informatika Udinus ABSTRACT Internet technology is very helpful in the process of delivery of information that has, among other advantages: fast, precise, accurate, dynamic and has an international reach. With the benefits of the Geographical Information System (GIS) also can be applied in the internet network.Research was conducted to build a system of web-based geographic information that can map the potential to support industrial investment environment conception so that there are good environment governance.The industrial sector is to support the regional economy, but often take the form of the negative impact of environmental pollution. Therefore, the system will need to have information about the industry and the potential factors that could prevent the occurrence of environmental pollution by industrial activity.Results of research is an area mapping system prototype web-based industry that can be used to support the investment environment conception. Keywords: GIS, web-based, industry, environment. 1. PENDAHULUAN Di tengah gencar-gencarnya pembangunan sektor industri yang terus diburu oleh semua negara akhir-akhir ini mulai mencemaskan banyak pihak. Dampak riil karena kecerobohan sistem dan alpanya person yang berada di dalamnya telah terasa bersama. Ironisnya, mobilitas pembangunan di sektor ini, di negara-negara manapun, tidak diimbangi dengan kebijakan ramah lingkungan (environmental policy) atau analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL yang baik. Sehingga kondisi ekologi tidak bisa lagi diandalkan sebagai mitra fasilitas aman bagi masa depan kehidupan kita di muka bumi [1]. Sebagai daerah potensi industri yang memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Kabupaten Batang juga tidak boleh melupakan persoalan mengenai lingkungan. Harus kita sadari pula bahwa industri sering dituding sebagai biang perusak lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya suatu sistem informasi berkaitan dengan potensi industri yang dapat mendukung iklim investasi berwawasan lingkungan yang merupakan salah satu implementasi dari pelaksanaan tata praja lingkungan yang baik atau good environment governance. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi khususnya internet dapat dimanfaatkan untuk mendukung iklim investasi sektor industri di daerah. Namun sayangnya masih banyak daerah, termasuk Kabupaten Batang, yang belum memanfaatkan peluang ini. Padahal Kabupaten Batang merupakan daerah yang sangat potensial di sektor industri. Memberikan informasi yang cepat, akurat dan aktual kepada masyarakat dengan menginventarisasi lokasi–lokasi industri dalam bentuk sistem informasi sudah menjadi tuntutan yang perlu segera dipenuhi. Hasilnya yaitu dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menentukan letak sentra industri yang terbaik serta kemudahan dalam analisa investasi perindustrian di daerah [2]. Berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, setiap Gubernur dan Bupati / Walikota diamanatkan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya guna terlaksananya pengembangan e-Government secara nasional [3]. 755 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi. Beberapa pemerintah daerah telah melakukan beberapa langkah untuk menarik investasi, namun belum secara menyeluruh. Beberapa inisiatif yang dilakukan antara lain dengan melakukan reformasi birokrasi layanan investasi, membangun sistem informasi potensi investasi serta peningkatan dan provisi infrastruktur fisik[4]. Pertama, reformasi pelayanan investasi. Koordinasi antar tingkatan pemerintahan, baik vertikal maupun horizontal sangatlah penting, beberapa pemerintah daerah telah menerapkan sistem Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dalam pelayanan perijinan. Sistem ini ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi perijinan. Dengan menciptakan layanan perijinan dan investasi, permohonan perijinan dapat diproses di satu tempat sehingga birokrasi menjadi lebih pendek, cepat dan efisien. Kedua, sistem informasi potensi investasi. Banyak pemerintah daerah telah menggunakan berbagai cara dan strategi tertentu untuk menarik investasi, antara lain pameran produk dan potensi investasi dan promosi melalui internet, berupa situs web yang berisi berbagai macam informasi mengenai potensi investasi dan prosedur layanan untuk investor. Ketiga, peningkatan dan provisi infrastruktur fisik. Ketersediaan infrastruktur pendukung sangat penting untuk kegiatan usaha. Beberapa daerah telah memahami pentingnya investasi bagi perekonomian daerah. Investasi diperlukan untuk menutup defisit pendanaan pembangunan. Memperbaiki iklim investasi merupakan penentu penting dalam investasi. Terkait dengan konsep iklim investasi di sektor industri yang berwawasan lingkungan di Kabupaten Batang, faktor-faktor yang dapat mendukung terwujudnya konsep tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kemudahan Perizinan Dibentuknya Kantor UPT atau Unit Pelayanan Terpadu di Kabupaten Batang merupakan upaya memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam proses perizinan 2. Tersedianya sumber daya atau komoditi unggulan daerah Kabupaten Batang memiliki beberapa komoditi unggulan yang layak diangkat ke dunia luar dalam rangka menarik investasi di daerah. Beberapa komoditi unggulan di Kabupaten Batang antara lain : Perkebunan Teh, Tanaman Kakao dan Tanaman Karet 3. Adanya sarana dan prasarana untuk usaha industri Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Batang Tahun 2003 dan Arahan Pembangunan Lahan dan Rencana Umum Tata Ruang Kota Batang (RURTK) Tahun 2003-2012, serta Rencana Detail Tata Ruang Kota Batang (RDRTK) Tahun 2004-2014 bahwa Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang diarahkan untuk pengembangan aneka industri yang disebut Zona Industri Tragung 4. Tersedianya informasi data perusahaan industri Ketersediaan informasi data mengenai perusahaan industri di Kabupaten Batang dapat dijadikan pertimbangan bagi para investor dalam menentukan jenis usaha industri. Selain itu, informasi data mengenai perusahaan industri memudahkan pemerintah daerah dalam melakukan kontrol atau pengawasan 5. Tersedianya informasi mengenai mekanisme AMDAL Informasi Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dapat dijadikan pedoman dalam rangka mencegah dampak lingkungan yang terjadi dari adanya kegiatan industri 6. Tersedianya informasi mengenai peluang investasi Informasi ini berisi tentang tawaran atau peluang investasi yang potensial di sektor industri pada daerah atau wilayah tertentu di Kabupaten Batang sesuai dengan karakteristik wilayah 7. Adanya sistem pemetaan sektor industri Sistem pemetaan sektor industri berbasis GIS (Geographic Information System) dapat dijadikan petunjuk strategis bagi para investor dalam menentukan wilayah investasinya Faktor-faktor yang dapat mendukung terwujudnya konsep iklim investasi berwawasan lingkungan tersebut di atas akan lebih optimal apabila dituangkan dalam sebuah sistem informasi. Mengenai 756 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 kebutuhan sistem informasi, maka Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang tepat untuk membantu proses pemetaan potensi industri pada suatu daerah. Objek penelitian berlokasi di Kabupaten Batang yang memiliki permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Minimnya media penyampaian informasi mengenai potensi sektor industri di Kabupaten Batang. 2. Belum adanya database yang mendukung sistem pemetaan sektor industri di Kabupaten Batang. 3. Belum adanya sistem pemetaan sektor industri berbasis web di Kabupaten Batang untuk mendukung iklim investasi di sektor industri yang berwawasan lingkungan. Untuk menyelesaikan beberapa permasalahan tersebut di atas, maka dengan menggunakan prinsip pada SIG kita dapat membuat suatu sistem pemetaan. Dan agar dapat diakses dengan mudah serta memiliki jangkauan internasional, maka sistem pemetaan berbasis web atau yang diterapkan di internet adalah solusi yang terbaik. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Peta Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Ilmu yang membahas mengenai peta disebut dengan kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer [7]. Secara garis besar tahapan untuk mendapatkan suatu peta (proses pemetaan), yaitu: - Pengumpulan data lapangan - Pengolahan data lapangan - Penyajian data lapangan.. Prinsip utama peta untuk dapat digunakan, yaitu : - Menyatakan posisi/lokasi suatu tempat di permukaan bumi. - Memperlihatkan pola distribusi dan pola spasial dari fenomena alam dan buatan manusia. - Merekam dan menyimpan informasi permukaan bumi. Peta memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : - Gambar disajikan pada bidang datar dalam bentuk dua dimensi (hasil transformasi matematis). - Merupakan bentuk reduksi dari keadaan sebenarnya. - Dalam penyajiannya mengalami suatu proses generalisasi, sehingga tidak semua informasi dapat disajikan. - Merupakan suatu bentuk penegasan (enhancement) dari unsur yang terdapat di permukaan bumi (misal : kontur). Sedangkan berdasarkan jenisnya, peta dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Peta Topografi Peta Topografi merupakan peta yang memperlihatkan posisi horisontal serta vertikal dari unsur alam dan unsur buatan manusia dalam suatu bentuk tertentu, dengan memperhatikan sistem proyeksi peta yang digunakan serta skala peta. Umumnya peta ini dibuat untuk keperluan perencanaan pembangunan, karena pada peta topografi disajikan unsur-unsur permukaan bumi yang sesuai dengan kondisi saat pembuatan petanya. Peta Topografi disebut juga sebagai peta dasar, karena peta topografi digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta-peta lainnya, baik untuk pembuatan peta topografi dengan skala peta yang lebih kecil dari peta aslinya (original map), atau juga untuk pembuatan peta-peta tematik. b. Peta Tematik Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi dalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan. Pada pembuatan peta tematik, data dasar yang digunakan adalah peta topografi, sedang data tematik yang disajikan adalah hasil survei langsung (data primer) dan survei tidak langsung (data sekunder). Penyajian data topografi pada peta tematik disesuaikan dengan unsur yang diperlukan 757 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 di dalam menunjang data tematik yang disajikan. Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan/atau data kuantitatif. 2.2 Pemetaan Berbasis Web Sistem pemetaan berbasis komputer sering disebut sebagai GIS (Geographic Information System) atau SIG (Sistem Informasi Geografis) yang merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. GIS memiliki kemampuan melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Aplikasi GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah aplikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman aplikasinya Dengan kata lain, pemetaan berbasis web adalah suatu sistem informasi geografis yang diterapkan pada sistem komputer berbasis internet atau setidaknya intranet sehingga sebuah client dapat mengakses banyak server yang berbeda. Arsitektur pemetaan berbasis web dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Arsitektur Minimum Pemetaan Berbasis Web 2.3.Industri Industri dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri [14]. Sedangkan tujuan pembangunan industri jangka panjang adalah membangun industri dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan, yang didasarkan pada tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan lingkungan hidup. Pada dewasa ini yang menjadi bahan perdebatan adalah bagaimana menyusun suatu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Proses industri ini menghasilkan produk, produk samping dan limbah yang dibuang ke lingkungan. Pengendalian pencemaran lingkungan dengan cara pengolahan limbah (pendekatan end of pipe) menjadi sangat mahal dan tidak dapat menyelesaikan permasalahan ketika jumlah industri semakin banyak, daya dukung alam semakin terbatas, dan sumber daya alam semakin menipis [15]. 2.4.Good Environment Governance Konsep pembangunan berkelanjutan memerlukan pokok-pokok kebijaksanaan salah satunya pengelolaan sumber daya alam perlu direncanakan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Dengan mengindahkan kondisi lingkungan (biogeofisik dan sosekbud) maka setiap daerah yang dibangun harus sesuai dengan zona peruntukannya, seperti zona perindustrian, perkebunan, pertanian dan lain-lain. Hal tersebut memerlukan perencanaan tata ruang wilayah (RTRW), sehingga diharapkan akan dapat dihindari pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungannya [16]. Mewujudkan good corporate environment governance merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah sebagai eksekutif untuk menjalankan amanat agar terciptanya keseimbangan antara pembangunan fisik dan kelestarian lingkungan hidup, antara lain [18]: (a) Pengawasan terhadap proses corporate governance di perusahaan (b) Merupakan upaya untuk mempromosikan budaya yang kondusif bagi tercapainya good corporate environment governance (c) Memfasilitasi kepatuhan terhadap code of conduct terhadap etika lingkungan 758 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 (d) Memahami semua permasalahan lingkungan yang dapat memengaruhi baik kinerja keuangan maupun non-keuangan pemerintahan (f) Melibatkan seluruh unsur stakeholder untuk melakukan review terhadap praktik "good corporate environment governance" di pemerintahan (g) Membangun generasi yang sadar dan mampu menjalankan keseimbangan antara pembangunan fisik dan lingkungan. 3. OBJEK PENELITIAN Objek penelitian berlokasi di Kabupaten Batang yang terletak pada 6o 51' 46" sampai 7o 11' 47" Lintang Selatan dan antara 109o 40' 19" sampai 110o 03' 06" Bujur Timur di pantai utara Jawa Tengah dan berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Luas daerah 78.864,16 Ha. Dengan batas wilayah sebelah utara Laut Jawa, sebelah timur Kabupaten Kendal, sebelah selatan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, sebelah barat Kota dan Kabupaten Pekalongan. Posisi tersebut sangat strategis bagi wilayah Kabupaten Batang karena terletak pada jalur ekonomi pulau Jawa belahan utara. Arus transportasi dan mobilitas yang tinggi di jalur pantura membuat Kabupaten Batang sangat potensial dalam pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan di sektor industri. Posisi wilayah yang strategis merupakan salah satu sasaran dalam hal investasi di sektor industri. Beberapa hal yang menjadi faktor berkembangnya investasi khususnya di sektor industri di daerah strategis seperti Kabupaten Batang antara lain: kemudahan keterjangkauan wilayah, kemudahan dalam pengadaan bahan baku (raw material) serta kemudahan distribusi produk yang berpengaruh terhadap biaya pengiriman (distribution cost). Daftar perusahaan industri di Kabupaten Batang antara lain: - PT. Primatexco Indonesia - PT. IMI - PT. Harfasd Perdana - PT. Sukorintex - PT. Hakatex Jaya - PT. Seturi Agrindo Jaya - PT. Eas Smart - PT. Mukti Jaya - UD. Sinar Laut - PT. Tenun Naga Mas - PT. Rimba Profil - PT. Wiratex Mitra Jaya - PT. Pagilaran - PT. HM Sampoerna - PT. Mafahtex - PT. Saritex Jaya Swasti Selain itu, Kabupaten Batang juga mempunyai zona industri yang disebut Zona Industri Tragung seluas sekitar 250 hektar, yang merupakan lokasi khusus yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk pengembangan aneka industri. 4. ANALISIS SISTEM Setelah dilakukan analisa lebih mendalam sesuai dengan rumusan permasalahan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa: - Minimnya media penyampaian informasi sektor industri di Kabupaten Batang berakibat pada kurang maksimalnya penyampaian informasi mengenai potensi industri - Belum adanya database yang mendukung sistem pemetaan sektor industri di Kabupaten Batang mengakibatkan ketidakpastian data mengenai potensi industri - Belum adanya sistem pemetaan sektor industri berbasis web di Kabupaten Batang yang dapat digunakan sebagai media penyampaian informasi dan promosi sehingga potensi sektor industri hanya dikenal secara lokal. 759 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 Untuk membangun sistem ada tiga macam kebutuhan yang harus dianalisa, yaitu kebutuhan fungsional, kebutuhan non-fungsional, dan kebutuhan teknis. Kebutuhan fungsional yang harus ada dalam sistem yang akan dibuat ini adalah sebagai berikut: - Sistem harus dapat menjadi media penyampaian informasi potensi sektor industri di Kabupaten Batang. - Sistem harus dapat mengolah data-data sektor industri di Kabupaten Batang. - Sistem harus dapat digunakan sebagai media penyampaian informasi dan promosi potensi sektor industri baik bersifat lokal maupun internasional. Sedangkan kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan tambahan yang tidak memiliki input, proses, dan output. Namun demikian, kebutuhan non fungsional ini sebaiknya dipenuhi, karena akan sangat menentukan apakah sistem ini akan digunakan user atau tidak. Kebutuhan non-fungsional ini dapat dikategorikan berdasarkan PIECES (performance, information, economic, control, eficiency, services) framework. Berdasarkan performance-nya, sistem diharapkan dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mencari informasi tentang potensi industri hanya dengan melalui satu portal. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan, semakin menambah kenyamanan dalam pencarian informasi. Kebutuhan non fungsional berdasarkan information dari PIECES framework adalah terintegrasinya data, sehingga diharapkan informasi yang tersaji akan lebih up-to-date atau dapat diperbaharui. Kebutuhan non fungsional dari segi economic adalah sistem dapat mengurangi biaya penyampaian informasi potensi industri. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat sebuah sistem yang menampilkan seluruh potensi industri dan pelaku industri dalam satu portal. Kebutuhan non-fungsional dari segi pengontrolan sistem yang diinginkan antara lain adalah sistem dapat mengotentikasi user yang dapat menggunakan sistem ini sesuai dengan fungsinya masingmasing. Sistem juga diharapkan dapat mencatat aktivitas setiap user saat menggunakan sistem. Pencatatan ini dapat dilakukan dengan membuat log untuk setiap user. Adanya log ini juga dapat mencegah terjadinya manipulasi data yang dilakukan oleh user yang tidak bertanggung jawab. Untuk meningkatkan reliabilitas sistem, sistem diharapkan memiliki backup data. Backup data ini terutama dibutuhkan jika server down, misalnya karena matinya aliran listrik. Dengan adanya backup data ini akses data tidak akan terhenti apabila server down. Dari segi eficiency yaitu sistem diharapkan mengurangi beban kegiatan pendataan. Dari segi service, sistem diharapkan memiliki tampilan yang user friendly, yaitu dengan menggunakan GUI (Graphical User Interface). Tampilan yang user friendly maka akan memudahkan user dalam mempelajari, memahami, dan menggunakan sistem. Tampilan data pada sistem juga diharapkan terstruktur dengan baik, agar mudah atau nyaman untuk dibaca Dan yang terakhir adalah kebutuhan teknis. Kebutuhan teknis adalah kebutuhan (requirements) akan hardware dan software pada saat melakukan pengkodean dan instalasi sistem. Spesifikasi kebutuhan tersebut yaitu: - Spesifikasi pada saat melakukan pengkodean Untuk dapat menangani beberapa aplikasi pada saat melakukan pengkodean, maka dibutuhkan sebuah hardware PC (Personal Computer) / Notebook (laptop) dengan spesifikasi hardware Processor Dual Core atau setara, RAM 512 MB, AGP 128 MB, Hardisk 80 GB, Monitor, Keyboard, Mouse, Scanner dan software ArcView GIS 3.3 untuk pengolahan data peta, XAMPP Server sebagai aplikasi simulasi web server, teks editor atau Adobe Dreamweaver sebagai aplikasi pemrograman yang digunakan untuk membangun sistem, image processing (pengolah gambar) misal Adobe Photoshop atau ACD See Photo Manager 2009, serta Internet Explorer sebagai internet browser. - Spesifikasi pada saat instalasi a. Sebuah web server dengan dukungan MySQL dan PHP b. PC / Notebook dengan spesifikasi hardware minimal Processor Pentium atau setara, RAM 64 MB, VGA dengan resolusi 800x600 16 atau 24-bit color, Hardisk dengan free disk space (kapasitas ruang kosong) 1 GB, Monitor, Keyboard, Mouse, Scanner dan software ArcView GIS untuk keperluan updating data peta dan lokasi potensi industri 760 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 c. PC / Notebook dengan spesifikasi hardware minimal Processor Pentium atau setara, RAM 64 MB, VGA, Hardisk dengan free disk space 52 MB, Monitor, Keyboard, Mouse, dan software internet browser yaitu Internet Explorer sebagai ‘best viewer’ untuk updating data atribut serta sebagai sarana untuk dapat mengakses sistem. Selain kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas, sistem juga memerlukan data. Data-data pendukung sistem antara lain adalah sebagai berikut: 1. Peta administrasi kecamatan se-Kabupaten Batang 2. Peta lokasi perusahaan industri Kabupaten Batang 3. Peta instansi terkait sektor industri Kabupaten Batang Agar hasil yang didapat lebih akurat dan relevan, maka dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Teknik Pengumpulan Data Secara Langsung a. Studi Lapangan, teknik pengambilan data dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian berupa para pelaku industri dan potensi sektor industri di Kabupaten Batang. b. Studi Wawancara, teknik pengambilan data dengan cara berkomunikasi atau melakukan wawancara berkaitan dengan data-data pelaku industri dan potensi sektor industri yang ada di Kabupaten Batang. 2. Teknik Pengumpulan Data Secara Tidak Langsung Studi Pustaka, teknik pengambilan data dengan mencari data melalui catatan, buku, dan pustaka lainnya baik makalah, jurnal, artikel maupun data lain yang jelas sumbernya. Tahapan selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Data-data yang telah diperoleh memiliki format yang berbeda-beda, misalnya Peta Administrasi Kecamatan dan Peta Lokasi Industri Kabupaten Batang masih berbentuk format raster. Data-data peta yang berbentuk raster disatukan dalam bentuk vektor dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3. Kemudian untuk dapat ditampilkan dalam format web, data kemudian dikonversi menjadi raster (dalam bentuk image / gambar peta) dan vektor (untuk keperluan pointing area data) dengan metode layer. Data atribut diolah dengan menggunakan MySQL dan kemudian diintegrasikan dengan data vektor yang telah terbentuk. Dalam menganalisa sistem yang akan dibangun, akan lebih mudah jika dilakukan dalam bentuk pemodelan sistem. Gambar 2. Use Case Diagram 761 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 Agar data dapat di-update secara realtime, diharapkan Instansi terkait dan pengelola sektor industri memiliki Sistem Informasi Manajemen (Management Informating System/MIS) yang kemudian dapat diintegrasikan dengan database sistem pemetaan ini yang ada pada web server dengan menggunakan fasilitas Local Area Network maupun Wireles Area Network. Website merupakan salah satu media penyampaian informasi yang efektif khususnya mengenai potensi sektor industri di Kabupaten Batang. Selain itu, media tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai sharing data baik antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, hingga dengan pemerintahan desa. 5. IMPLEMENTASI Dalam membangun sistem tersebut memerlukan beberapa kegiatan yang terdiri dari: pengkodean, instalasi, pengujian, dokumentasi, pelatihan, dan dukungan. Pengkodean adalah suatu proses dimana hasil dari spesifikasi design sistem diubah menjadi kodekode program yang dapat digunakan sebuah bahasa pemrograman. Pengkodean yaitu proses dimana hasil dari spesifikasi desain sistem diubah menjadi kode-kode program yang dapat digunakan dengan menggunakan bahasa pemrograman. Sistem ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan bantuan tools Adobe Dreamweaver MX. Database yang digunakan adalah MySQL Server. Sebagai simulasi web server digunakan software XAMPP Server versi 2.0 dengan Apache versi 2.2.6, MySQL versi 5.0.45, serta PHP versi 5.2.5. Software pendukung lainnya yaitu Adobe Photoshop 7 dan ACD See Photo Manager 2009 untuk mengolah data gambar, serta Internet Explorer sebagai internet browser. Pada proses instalasi sistem dimana belum tersedianya web server dan database yang dapat berfungsi sebagai pengolah data sistem pemetaan sektor industri ini, serta belum tersedianya koneksi internet, maka dalam pengaplikasiannya perlu jasa pihak ketiga atau hosting. Aplikasi sistem pemetaan sektor industri ini menggunakan jasa hosting dari Jagoanhosting.com, dengan spesifikasi layanan yaitu: Space capacity 100 MB, monthly bandwidth transfer 5 GB, Unlimited Subdomain, Unlimited Email (POP3), Unlimited FTP Account, Apache and PHP support, MySQL Server database support. Nama domain yang digunakan untuk aplikasi sistem ini yaitu www.ediwinarno.com. Adapun sistem yang diinstalasikan dengan spesifikasi sebagai berikut: - Web server dengan dukungan MySQL, dan PHP dengan detail sebagai berikut: Disk space 100 MB, monthly bandwidth transfer 5 GB, Operating System, Apache versi 2.2.9, MySQL versi 5.0.51a-community, PHP versi 5.2.5. - Untuk keperluan updating data peta digunakan sebuah PC (Personal Computer) dengan spesifikasi hardware Processor Intel Core Duo 1,8 GHz, RAM 512 MB, AGP 64 MB dengan resolusi 1024x768 32-bit color, Hardisk dengan kapasitas penyimpanan 80 GB, Monitor, Keyboard, Mouse, Scanner dan software MapInfo dan ArcView GIS 3.3. - Untuk keperluan updating data atribut serta sebagai sarana dapat mengakses sistem digunakan sebuah PC dengan spesifikasi hardware Processor Intel Pentium 2,4 GHz, RAM 64 MB, AGP 16 MB. Hardisk yang diperlukan dalam kegiatan ini yaitu memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 20 MB, serta dibutuhkan sebuah Monitor, Keyboard, Mouse, dan internet explorer software. Berikut adalah beberapa contoh interface sistem: 762 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 Gambar 3. Interface Halaman Utama Gambar 5. Interface Halaman Perusahaan Industri Gambar 4. Zooming Peta Gambar 6. Interface Halaman AMDAL Gambar 7. Interface Modifikasi Data Perusahaan Industri 763 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 Gambar 8. Interface Fasilitas Download Peta GIS Sistem Pemetaan Sektor Industri Berbasis Web ini diuji dengan menggunakan metode White Box Testing dengan mengambil tipe Security Testing untuk menguji sejauh mana kehandalan sistem terhadap akses atau gangguan yang tidak diinginkan, hacking, cracking, kerusakan kode, dan lain sebagainya.. Pada black box testing, pengujian dilakukan dengan metode functional testing dan usability testing dimana tidak diperlukan user untuk melakukan pengujian, serta metode user acceptance testing yang memerlukan adanya user dalam pengujian. Pada pengujian metode functional testing dan usability testing tidak ditemukan fungsi-fungsi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan pada user acceptance testing, hasilnya menunjukkan bahwa sistem dapat diterima dengan baik. 6. KESIMPULAN Sesuai hasil pengujian menggunakan metode white box dengan tipe security testing bahwa sistem memiliki kehandalan yang layak diterapkan untuk mencegah adanya gangguan dari luar. Untuk hasil black box testing dengan tipe functional testing, usability testing, tidak ditemukan suatu kesalahan fungsi sistem. Sedangkan pengujian tipe user acceptance testing, dihasilkan total nilai rata-rata sebesar 30,33 yang berada pada interval Baik (27,5 – 33,9). Sistem Pemetaan Sektor Industri Berbasis Web ini sudah mencapai tujuan dan dapat berfungsi dengan baik sebagai media penyampaian informasi potensi sektor industri yang telah memiliki database sektor industri. Selain itu, sistem ini juga mendukung good environment governance di Kabupaten Batang sebab mampu menyediakan informasi yang lengkap dalam satu portal mengenai investasi di sektor industri berwawasan lingkungan. DAFTAR PUSTAKA [1] Soejibto, Btje (2008), Keserakahan Dunia Industri bagi Keseimbangan Ekosistem, http://www.jurnalnasional.com [2] Susanto, Yomi Agung (2008), Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (WEBGIS) untuk Pengembangan Sektor Industri di Kabupaten Pacitan, http://yomink.wordpress.com/2008/03/03/web-gis-kabupaten-pacitan/ [3] Inpres Nomor 3 Tahun 2003, Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government 764 Jurnal Teknologi Informasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2009, ISSN 1414-9999 [4] Kuncoro, Mudrajat (2004), Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga [5] Arul (2008), Penerapan Geographic Information System (GIS) dalam Manajemen Aset di Daerah, http://arulmtp.wordpress.com [6] Prahasta, Eddy (2005). Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Cetakan Kedua. Bandung: Informatika [7] ITB, Teknik Geodesi, Geodesi, http://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan [8] _________, Pengertian Peta - Jenis, Macam, Bentuk, Warna, dan Syarat Membuat Peta, Atlas atau Globe / Bola Bumi, Organisasi.org - Komunitas dan Perpustakaan Online Indonesia [9] __________, SIG Berbasis Web dan Aplikasinya, http://www.rsgisforum.net [10]Charter, Denny, ST. (2007), Konsep Dasar Web GIS, ilmukomputer.com [11]Jogiyanto HM (2001), Analisis & Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi Offset [12]Nuarsa, I Wayan (2004), Mengolah Data Spasial dengan Mapinfo Professional, Yogyakarta: Andi Offset [13]Parekh, Nilesh (2005). Software Testing: White Box and Black Box Testing Strategy. http://www.buzzle.com/articles/software-testing/ [14]Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984, Perindustrian [15]Deni Swantomo, Maria Christima ,P. Kartini Megasari (2007), Kajian Penerapan Ekologi Industri di Indonesia, Yogyakarta : STTN Batan [16]Ernawan, Erni R. (2007), Pemberlakuan Mulok LH Menuju ”Good Environment”, http://klipingut.wordpress.com/2007/06/13/lingkungan-7/ [17]__________, Adipura Online, http://www.menlh.go.id/adipura/tentangkita.php [18]Djajadiningrat, Surya T. (2005), Industrialisasi dan Lingkungan Hidup, Mencari Keseimbangan, dalam Teologi Industri, (editor Thoyibi), Surakarta: Muhammadiyah University Press 765