BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Buku Simfoni Untuk Negeri (Addie MS dan Andi Rianto, Akoer , 2011) Terdiri dari sepuluh bab yang membicarakan soal musik orkestra dengan Twilite Orchestra dan Magenta Orchestra sebagai dua tokoh utamanya, baik dari segi sejarah, ragam jenis, maupun koneksi antara musik dengan perkembangan karakter suatu bangsa. Tujuan dari buku ini adalah untuk menghayati, menggali, dan mendokumentasikan nilai-nilai yang terkandung dalam musik orkestra, kemudian mencoba mewariskannya kepada generasi penerus agar musik orkestra meluas hingga seluruh lapisan masyarakat pencinta seni, khususnya seni musik. Kehidupan dan Kesenggangan (Anno Mitsumasa, PT Tira Pustaka, 1985) Buku yang diterjemahkan oleh S. Poedjoseodarmo menjelaskan mengenai jenis musik dan beberapa musikus termashyur aliran klasik. 2.1.2 Literatur Internet Beberapa referensi yang diambil dari internet : 2.1.2.1 http://unik.kompasiana.com/2011/06/27/keunikan-aula-simfoniajakarta/ Sebuah artikel mengenai Aula Simfonia Jakarta yang menjelaskan keunikan dari Aula Simfonia Jakarta baik dari segi kualitas maupun ekonomi. 2.1.2.2 http://jakartaconcerthall.blogspot.com/ Sebuah blog yang menjelaskan sekilas mengenai Aula Simfonia Jakarta dan menyertakan gambar proses pembangunan Aula Simfonia Jakarta beserta peresmiannya. 2.1.2.3 http://staff.uny.ac.id/system/files/dwi-retno-sri-ambarwati-ssnmsn/imaji-akustik1.doc. Makalah secara singkat yang merangkum kriteria dari perancangan akustik interior dari gedung pertunjukan yang baik. 3 4 2.1.2.4 http://forum.kompas.com/musik/30756-aula-simfonia-jakarta-vsesplanade-subjective-approach.html Sebuah artikel yang menjelaskan pengalaman seseorang setelah menonton konser di Aula Simfonia Jakarta dan Esplanade (Singapore), dan mencoba memberikan perbandingan berdasarkan pandangannya. Baik itu dari segi penyebaran suara, kualitas suara, tingkat kebisingan, estetika visual dan kenyamanan visual. 2.1.2.5 http://www.scribd.com/doc/31830955/Akustik-Ruang-Konser Makalah secara singkat yang menjelaskan pengertian sekilas mengenai ruang konser dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat suatu ruang konser yang baik. 2.1.2.6 http://www.putra-putri-indonesia.com/etika-menonton.html Sebuah artikel yang menjelaskan etika dasar dalam menonton pagelaran musik klasik di concert hall bertaraf internasional. 2.1.3 Wawancara/Survey Penulis menyadari bahwa pentingnya melakukan wawancara kepada berbagai pihak terkait untuk keontetikan data yang dibutuhkan, maka penulis menarik kesimpulan jawaban dari target survey penulis. Dari 100 responden, 56 responden adalah pria dan 44 orang sisanya adalah wanita. 60 responden dengan umur 22-29 tahun dan 40 responden dengan umur 30-50 tahun. 69 responden pecinta musik klasik, dan 31 sisanya bukan pecinta musik klasik. 24 responden menyatakan logo Aula Simfonia Jakarta sudah menarik dan 76 lainnya menyatakan tidak menarik. 10 responden menyatakan logo ASJ sesuai diterapkan sebagai logo sebuah concert hall, sedangkan 90 sisanya menyatakan tidak sesuai. Dari 100 responden, 92 responden menyatakan akan lebih bagus bila logonya diganti dengan yang baru, dan 8 orang sisanya menyatakan tidak perlu. 2.2 Pengertian Identitas Visual Menurut Artini Kusmiati R. (Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Djambatan, 1999:103), pengertian “identitas visual” mencakup jangkauan yang lebih luas yaitu untuk menunjukan kepada khalayak ramai tentang ciri khas, kepribadian, kejayaan, kepercayaan serta kualitas produk atau jasa dari suatu perusahaan. Identitas Visual adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Identitas visual biasanya ditunjukan dengan sebuah logo, dari segi pemasaran identitas visual berupa logo memiliki fungsi identitas yang membedakan sebuah produk dengan produk lainnya, kelompok dengan kelompok lainnya atau perusahaan dengan perusahan lainnya. Dari fungsi ini, logo kemudian menjadi ukuran sebuah citra, baik citra sebuah produk, perusahaan maupun organisasi. Identitas visual berupa logo merupakan sebuah karya seni rupa yang bisa berupa dwi matra (dua dimensi) atau tri matra (tiga dimensi). Sebagai karya seni 5 rupa, sebuah logo tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya seperti garis, bentuk, warna, ruang, dan tipografi. Dalam membuat sebuah logo yang baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurut Prof. Drs. Yongky Safanayong (2009), hal-hal tersebut meliputi : • Logo harus dapat digunakan diberbagai media • Logo harus mudah untuk diingat dan dipahami semua orang termasuk didalamnya pertimbangan keterbacaan dari logo itu sendiri • Komposisi warna logo yang harus sesuai • Bentuk logo, bentuk yang rumit akan menempatkan orang pada posisi yang sulit, sulit untuk melihat pesan dan makna gambar • Logo harus mampu mewakili jawaban-jawaban dari pertanyaan, mengapa anda perlu logo ini? siapa targetnya? Apa tujuannya? Tujuan Pembuatan Logo Menurut John Murphy and Michael Rowe (How to Design : Trademarks and Logos, North Light Books, 1998) , sebuah logo dibuat dengan tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan identitas supaya mudah dikenali 2. Meningkatkan citra perusahaan 3. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi customer 4. Menyatakan "kebesaran" dan "kehebatan" suatu perusahaan 5. Simbol yang mengingatkan orang mengenai suatu merek, perusahaan, organisasi atau kelompok. 2.3 Pengertian dan Sejarah Musik Klasik Musik klasik adalah musik yang intinya mengacu pada musik yang berasal dari tradisi tradisi kesenian barat, musik kristiani dan campuran orkestra. Periode musik klasik dikenal dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21. Pada umumnya musik klasik dianggap musik lawas atau lama. Menurut Ammer, musik klasik adalah musik yang anggun, berkesan formal, mempunyai aturan, yang dimaksud adalah musik klasik tidak dapat dimainkan sekehendak hati pemainnya, setiap bagian harus dimainkan sesuai aslinya dan diikuti secara mendetail. Musik klasik pada dasarnya bukan hanya sebatas nama dari salah satu aliran/jenis musik, tapi juga istilah luas yang mengacu pada tiga periode musik yang sangat populer pada zaman itu di Eropa barat. Istilah “klasik” sendiri diambil dari nama salah satu periode itu. Pada abad-abad berikutnya musik klasik terus berkembang meskipun perkembangannya tidak secepat masa-masa sebelumnya. Perkembangan ini juga melahirkan musik kontemporer klasik pada abad 19 sampai abad 20. 6 Hal terbaik dari musik klasik adalah musik klasik menjadi elemen dasar dari semua musik di era selanjutnya. Bahkan ada ungkapan bahwa musik klasik tidak akan pernah mati. Banyak sekali komposer di era setelah era klasik yang masih belajar dari karya-karya Mozart dan Beethoven. Bahkan keagungan karya dari Beethoven dalam Moonlight Sonata telah menjadi contoh dan inspirasi dari ratusan karya lain setelahnya. Bahkan karya dari Mozart masih dimainkan dan dipelajari dalam harmoni dan orkestra musik seteleh 80 tahun kematiannya. Periode Musik Klasik 1. Zaman Barok dan Rokoko (abad 17) Musik Barok adalah musik klasik barat yang digubah pada Zaman Barok (Baroque), kira-kira antara tahun 1600 dan 1750. Kata "Barok" berarti "mutiara yang tidak berbentuk wajar", hal ini sangat cocok dengan seni dan perancangan bangunan pada era itu. Kata “Barok” pada akhirnya juga dipakai untuk jenis musik pada saat itu. Para komponis musik Barok membuat perubahan di notasi musik dan juga menciptakan cara baru dalam memainkan instrumen musik. Era musik Barok juga merupakan tonggak dari terciptanya dan diakuinya musik dalam opera. Banyak sekali teknik musik dan konsep musik dari era barok masih dipakai hingga saat ini. Kebanyakan dari alat musik klasik dimainkan dengan sangat baik di era ini. Pada zaman Barok, piano belum ditemukan, dan komposisi dikarang untuk hapsichord. Karya Bach untuk hapsicord lazim mempunyai dua melodi atau lebih untuk tangan kanan dan tangan kiri. Musik Barok jarang mempunyai modulasi atau rubato. Untuk komposisi piano, pedal jarang digunakan saat memainkan musik Barok. Ciri-ciri dari musik Barok, antara lain: • Melodi cenderung lincah. • Banyak menggunakan ornamen. • Ada dinamik forte dan piano. • Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapung). • Lazimnya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja. Beberapa komponis zaman Barok : Johann Sebastian Bach, George Friederich Handel, Antonio Vivaldi, dan Johann Pachelbel. 2. Zaman Klasik (abad 18) Bila dibandingkan dengan musik era barok, musik era klasik lebih ringan, lebih mudah dan tidak membingungkan, serta mempunya tekstur yang jauh lebih jelas. Melodi yang dimainkan di era ini biasanya lebih pendek dari era barok. Ukuran orkestra sangat berkembang baik dalam kuantitas maupun kualitas. Pada zaman klasik muncul bentuk komposisi musik yang disebut sonata dan simfoni. Sonata adalah karya musik untuk permainan solo, sedangkan simfoni adalah untuk orkestra. 7 Bentuk simfoni hamper mirip dengan sonata, hanya saja simfoni biasanya dilengkapi dengan bagian sisipan yang disebut minuet,trio,dan scherzo. Ciri-ciri dari musik zaman Klasik, antara lain: • Ornamen lebih dibatasi. • Ada peralihan tempo accelerando dan ritardando. • Ada peralihan dinamik crescendo dan decrescendo. • Harmoni tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik). • Kontras pada ritme. Beberapa komponis zaman klasik : Franz Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, Carl Philipp Emanuel Bach (anak kedua dari Johann Sebastian Bach), dan Ludwig Van Beethoven (masa peralihan zaman klasik dan zaman romantik) 3. Zaman Romantik (pertengahan abad 18) Romantik disini menggambarkan karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Pada dasarnya, semua musik pada era romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya. Karakteristik utama dari musik romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imajinasi dari komponis. Lalu ukuran dari orkestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para komponis juga menjadi semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai level sangat tinggi. Paham nasionalisme juga mewarnai era musik romantik. Contohnya adalah reaksi keras dari komponis Russia, Bohemia, dan Norwegia yang sangat menentang dominasi Jerman. Ada juga Bedrich Smetana dan Antonin Dvorak yang menunjukkan nasionalisme mereka dengan menciptakan lagu rakyat Ceko. Masih ada Jean Sibelius yang menulis musik berdasarkan cerita Finlandia. Karya dari Sibelius ini menjadi simbol dari nasionalisme Finlandia. Ciri-ciri dari musik zaman romantik, antara lain: • Ciri Tidak ada ornamen. • Melodi berekspresi. • Harmoni bervariasi, homofonik dan polifonik. • Penggunaan dinamik dan tempo secara optimal dan bervariasi. Beberapa komponis zaman romantik : Franz Liszt, Richard Wagner, dan F. J. L. Mendelssohn. Manfaat Musik Klasik Pada tahun 1998, Don Campbell, seorang musisi sekaligus pendidik, bersama Dr. Alfred Tomatis yang psikolog, mengadakan penelitian untuk melihat efek 8 positif dari beberapa jenis musik. Penelitian membuktikan bahwa musik klasik memberikan banyak manfaat kepada manusia seperti merangsang pikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, membantu kecerdasan emosional, dll. Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosionalnya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik klasik. Musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan membaca anak dimana musik klasik mampu memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spasial. Jika anak belajar membaca tanpa diiringi musik klasik, mereka akan cepat merasa bosan dan jenuh. Musik klasik juga dapat bermanfaat sebagai obat penawar stress. Mendengarkan musik klasik juga mampu mengembangkan cita rasa estetika seseorang, mengembangkan kemampuan manusia untuk menikmati keindahan, dan menenangkan pikiran. UNESCO Music Council malah telah menegaskan, bahwa pertama, musik klasik adalah alat pendidikan. Kedua, musik adalah alat untuk mempertajam rasa inteletual manusia (intellect Einfullung). Musik yang demikian biasanya mempunyai keseimbangan antara empat unsur musik, yakni melodi, harmoni, irama (rhythm) dan warna suara (timbre). Musik yang memenuhi persyaratan ini adalah musik klasik, semi klasik, musik rakyat juga musik tradisional seperti karawitan. Perkembangan Musik Klasik di Indonesia Masyarakat di Indonesia umumnya mengenal musik klasik pertama kali dari instrumen-instrumen non orkestral, seperti gitar dan piano yang ditawarkan dalam kursus-kursus musik. Walaupun demikian tidak dapat dipungkiri kenyataan bahwa musik orkestra merupakan puncak artistik musik klasik. Dalam kenyataannya di awal abad ke-21, orkestra-orkestra Indonesia yang kini jumlahnya semakin banyak lebih sering mengiringi pertunjukan-pertunjukan musik populer daripada musik klasik. Pada saat yang sama tradisi bulanan seperti konser musik orkestra seperti yang pernah dilakukan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta yang disiarkan melalui siaran TV, atau program-program Nusantara Chamber Orchestra hingga kira-kira tahun 1990-an mulai tergeser oleh semaraknya musik populer. 2.4 Sejarah dan Pengertian Concert Hall Concert Hall adalah suatu bangunan yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan dan pagelaran konser musik klasik. Sesuai dengan tujuannya maka hal-hal teknis utama yang diperlukan adalah kondisi akustik di dalam gedung konser tersebut, baik secara objektif maupun subjektif mesti berada pada kondisi optimal sesuai dengan tuntutan pemusik maupun penonton/audience-nya. Gedung konser yang baik secara umum adalah gedung dimana musik yang dihasilkan oleh alat musik yang ada dapat didengar dengan jelas dengan volume suara yang cukup, harmonis, alami, dan baik secara visual. Gedung konser merupakan hasil inovasi arsitektur dari budaya barat yang secara teknis memang ditujukan untuk menunjang budaya seni musik. Sejarahnya 9 dimulai sejak awal abad ke 19 dimulai dengan bangunan berupa amphitheater, colloseoum, gedung opera baru kemudian gedung konser. Perkembangannya ini juga seiiring dengan perkembangan ilmu akustik dan juga arsitektur. Pada jaman modern ini, gedung konser sudah merupakan hasil inovasi mutakhir dari berbagai teknologi, ilmu pengetahuan dan seni musik itu sendiri. Pada umumnya, gedung konser dibangun untuk berfungsi dalam jangka waktu yang lama dan bersifat monumental untuk menunjang pengembangan dan kemajuan budaya terutama sekali seni budaya musik (termasuk juga nyanyi dan tari). Karena berfungsi untuk jangka waktu lama maka perancangan gedung konser mesti tahan gempa, dan memenuhi persyaratan arsitektur yang sesuai dengan lokasi, budaya, kondisi fisik lingkungannya, serta mendapat dukungan sosial, materiil dan moril dari masyarakatnya. Hal ini juga disebabkan oleh karakteristiknya sebagai bangunan monumental yang secara umum akan menjadi lambang perjalanan sejarah budaya dan karakteristik masyarakat di daerahnya. Bahkan, gedung konser juga dapat menjadi suatu landmark dari suatu daerah atau bangsa, seperti Sidney Opera House contohnya. Di dalam ruang concert hall terdapat "panggung" (tempat para pemain) dan akan ada sebuah “auditorium” di mana para penonton duduk dan mendengarkan konser berlangsung. Concert hall biasanya memiliki tempat duduk tetap (kursi yang tidak dapat dipindahkan). Beberapa concert hall lainnya mungkin memiliki kursi yang dapat dipindahkan, baik dengan menumpuk mereka dalam tumpukan kecil, atau tempat duduk berjenjang yang dapat dilipat. Hal ini memungkinkan ruang yang akan digunakan untuk hal lain, misalnya menari. Concert hall biasanya berupa sebuah aula besar, yang cukup besar bagi sebuah orkestra untuk berada di panggung. Sebuah gedung konser kecil, dirancang untuk hanya beberapa performer (seperti dalam kamar musik) dapat disebut "resital hall". Beberapa concert hall yang sangat terkenal : Di London ada Royal Festival Hall di tepi sungai Thames, Barbican Centre di Kota (dekat Katedral St Paulus) dan Royal Albert Hall di Kensington yang digunakan untuk acara lainnya juga. Ada juga sebuah aula resital terkenal disebut Wigmore Hall. New York memiliki Aula Carnegie, Vienna memiliki Vienna Musikverein dengan sebuah balai yang indah yang disebut Golden Hall, tempat dimana konser New Year’s Day yang terkenal dirayakan. Di Jerman ada Philharmonie Berlin di Berlin dan Gewandhaus di Leipzig. Di Amsterdam ada Concertgebouw (yang berarti: "ruang konser"). 2.5 Data Perusahaan 2.5.1 Sejarah Aula Simfonia Jakarta A good content needs a good container. A good music need a great music hall. Itulah impian seorang anak muda 50 tahun yang lalu yang bernama Stephen Thong dan sekarang telah sukses menggapai impiannya. Saat itu, Dr. Stephen Thong berumur 19 tahun. Sulit sekali untuk menilai bakatnya 10 yang mana yang lebih hebat, seni musik atau seni lukis atau seni patung atau seni arsitektur. Yang paling hebat tentu saja tekad dan usahanya untuk mengembangkan semua bakatnya tersebut sampai batas akhir.Setelah bermimpi selama 30 tahun, dia mulai mewujudkan impiannya dengan mulai membeli sedikit demi sedikit, satu demi satu barang-barang seni yang akan dipajangnya di dalam concert hall impiannya. Hal itu dilakukannya selama 20 tahun hingga genap harinya. Concert hall itu sudah selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 2009 yang diberi nama AULA SIMFONIA JAKARTA. Dia memimpin empat konser pada tanggal 17, 18, 23 dan 24 Oktober 2009 untuk mendedikasikan music hall impiannya kepada TUANNYA, Allah pencipta langit dan bumi serta memperkenalkannya kepada para pecinta musik, baik pencipta maupun penikmat. Aula Simfonia Jakarta merupakan concert hall pertama yang pernah dibangun di kota Jakarta dengan kapasitas tempat duduk 1.400 kursi, termasuk kursi paduan suara dan orkestra. Berlokasi di Jl. Industri Blok B 14 Kav. 1, Kemayoran - Jakarta Pusat, gedung konser ini dirancang dengan seksama oleh Dr Stephen Tong dengan teknik arsitektur tajam namun nilai artistik yang kuat untuk mencapai tingkat akustik yang baik. Aliran suara murni dan asli mengisi keseluruhan desain artistik. Suara langsung dan tingkat refleksi awal, bersama dengan gema lorong diatur dengan seksama. Sebuah panggung kayu yang tepat yang sengaja ditempatkan di bagian tengah gedung konser memungkinkan penonton dari segala tingkat kursi untuk menikmati pemandangan yang jelas sewaktu pertunjukan berlangsung. Design arsitektur Aula Simfonia Jakarta bergaya jaman Renaisans dengan warna kayu, putih dan emas. Concert hall ini tidak pernah menggunakan speaker atau segala jenis pengeras suara lainnya selama pertunjukan musik dilakukan. Tata ruang dan desain concert hall dengan teliti dibuat agar penonton bisa mendengar musik yang agung dengan maksimal ( 97% penonton dapat melihat dengan jelas semua seniman di pentas, sisanya dapat melihat secara jelas 70% ). Beberapa ahli yang mengikuti acara di Aula Simfonia Jakarta menyatakan bahwa Aula Simfonia Jakarta mempunyai kualitas suara yang jauh lebih bagus daripada Concert Hall di Singapura, Berlin, Korea, Jepang, Hongkong, dan China. ASJ didirikan tanpa sedikit pun dana dari pemerintah, bahkan santunan dana sponsor manapun. ASJ sejauh ini sudah menerima banyak sekali pujian dari para musikus kelas dunia, arsitek kelas atas, petinggi-petinggi besar, serta dosen-dosen kenamaan luar negeri. Salah satu komponis top Indonesia yang pernah mengadakan konser di ASJ adalah Adi MS. Dengan keberadaan Aula Simfonia Jakarta, bangsa Indonesia tidak perlu merasa minder lagi dengan keberadaan music hall milik bangsa-bangsa lain di dunia ini. Aula Simfonia Jakarta akan menjadi ikon musik dunia baik karena keindahan dan keunikan design arsitekturnya maupun kesempurnaan akustiknya. ASJ 11 memiliki pipa organ terbesar di Indonesia yaitu produksi Cassavant Freres tahun 1962 dengan 3.127 pipa dengan berat total lebih dari 10 ton. Sebagian dari pipa-pipa organ digunakan sebagai hiasan utama dinding di belakang pentas music hall. Concert hall dengan 6 lantai ini memiliki beberapa peralatan musik khusus. Konser kelas Steinway & Sons berdiri megah di jantung panggung. Peralatan yang bagus dalam sistem audio dan visualisasi adalah jawaban untuk kebutuhan rekaman dari keseluruhan permainan. Sebuah akurasi yang tinggi dalam semua rincian ruang yang baik adalah kunci untuk pencapaian satu kinerja. Tempat ini pasti rumah baru bagi pecinta musik klasik. 2.5.2 Karakteristik Aula Simfonia Jakarta 2.5.2.1 Badan Usaha Nama badan usaha Aula Simfonia Jakarta yaitu PT. RCC (Reformed Cultural Centre). 2.5.2.2 Geografi Concert hall ini berlokasi di Jl. Industri Blok B 14 Kav.1 , Kemayoran – Jakarta Pusat. Gedung konser ini tampak besar dan megah serta mencolok sehingga mampu menarik perhatian masyarakat ketika melewatinya. 2.5.2.3 Range Harga Untuk pelajar berumur 8 sampai 15 tahun dikenakan biaya Rp 50.000,-. Sedangkan untuk pelajar berumur 16 sampai 21 tahun dikenakan biaya Rp 100.000,-. Di atas umur 21 tahun dikenakan biaya dari Rp 200.000,- sampai Rp 1.000.000,2.5.2.4 Jam Operasional Aula Simfonia Jakarta hanya dibuka pada hari pagelaran konser. Selama tidak ada konser, yang dibuka hanyalah box office (tempat penjualan tiket konser). Box office beroperasi setiap hari Senin – Jumat mulai dari jam 10.00 – 17.00 WIB, Sabtu jam 12.00 – 16.00 WIB, dan Minggu 09.30 – 12.00 WIB. Pada hari pagelaran konser, box office tetap buka dari jam 10.00 – 19.30 WIB. 2.5.3 Visi dan Misi Aula Simfonia Jakarta a. Visi Aula Simfonia Jakarta Visinya adalah membudidayakan musik klasik dalam perkembangan jaman dimana salah satu bentuk seni yang tinggi adalah juga musik. Selain itu, menjadikan Aula Simfonia Jakarta menjadi concert hall yang mampu untuk memberikan world class experience untuk para pecinta musik klasik. Di negara – negara seluruh dunia sekarang, baik di Asia, Eropa, dan Amerika, konser hall menjadi ikon suatu bangsa yang berkebudayaan tinggi. 12 b. Misi Aula Simfonia Jakarta Misinya adalah mengembangkan Aula Simfonia Jakarta menjadi concert hall yang bertaraf internasional dan memadai bagi pecinta musik klasik. 2.5.4 Logo Aula Simfonia Jakarta Gambar 2.1 Logo Aula Simfonia Jakarta yang sekarang masih belum mempunyai identitas yang cukup kuat dan tidak berkarakteristik. Pengunaan logo juga tidak konsisten ketika diaplikasikan, dimana pada website menggunakan tipografi san serif dan pada poster menggunakan tipografi serif dan juga san serif. 2.6 Target Market 2.6.1 Target Primer Demografi • Unisex (pria dan wanita) • Usia 22-50 tahun • Status ekonomi sosial menengah ke atas ( B sampai A+) Geografi Tinggal dan bekerja di kota Jakarta, maupun wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Jakarta. Psikografi • Mempunyai apresiasi tinggi terhadap seni • Menyukai musik klasik • Memperhatikan perkembangan budaya • Menghargai waktu dan ketenangan • Menyukai pemandangan dan keindahan • Berwatak tegas dan berwibawa • Memperhatikan detail akan kebersihan dan kerapihan • Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi • Mempunyai pengetahuan, pendidikan atau latar belakang musik klasik 13 2.6.2 Target Sekunder Demografi • Unisex (pria dan wanita) • Usia 8-21 tahun • Status ekonomi sosial menengah (B) Geografi Tinggal di kota Jakarta dan sekitar Jakarta. Psikografi • Aktif dan senang bersosialisasi • Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi • Mempunyai apresiasi tinggi terhadap seni • Menyukai musik klasik • Memperhatikan perkembangan budaya • Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi • Menghargai waktu dan ketenangan • Menyukai pemandangan dan keindahan • Mempunyai pengetahuan, pendidikan atau latar belakang musik klasik 2.7 Kompetitor 2.7.1 Balai Sarbini Gambar 2.2 Balai Sarbini adalah bangunan monumental bersejarah yang idenya datang dari Letjen HM Sarbini. Pak Sarbini bertugas di Departemen Veteran dan Demobilisasi pada tahun 1963. Presiden Soekarno meresmikan Balai Sarbini pada 6 Januari 1965 dengan meletakkan batu pertama sebagai awal dari Balai Sarbini. 14 Delapan tahun kemudian, pada tanggal 11 Maret 1973, Presiden Soeharto secara resmi meluncurkan Gedung Veteran Republik Indonesia. Arsitek bangunan adalah Ir. Moerdoko. Pada tahun 2000, setelah tahap revitalisasi yang tidak mengubah struktur maupun kondisi bangunan, Balai Sarbini muncul dengan "wajah baru". Balai Sarbini tidak hanya bangunan monumental bersejarah tetapi juga tempat yang paling representatif di Jakarta untuk mengadakan kegiatan budaya. Selain itu juga dapat menghasilkan pendapatan bagi Indonesia. Untuk meningkatkan kinerjanya sebagai pusat kegiatan budaya, manajeman Balai Sarbini mengundang konsultan audio untuk meng-upgrade sistem akustik di dalam gedung, terutama di Aula Utama. Dengan adanya upgrade, saat ini Balai Sarbini dikenal sebagai tempat dengan sistem akustik terbaik di pusat kota Jakarta. Pada 23 Februari 2004, Presiden Megawati Soekarnoputri menandatangani plakat memperingati pelantikan baru Balai Sarbini. Dari poin ini, diharapkan bahwa Balai Sarbini akan menjadi tempat yang paling disukai bagi para artis dan pecinta seni di Indonesia untuk mengadakan kegiatan mereka. Balai Sarbini dikelola oleh PT Dome Semanggi Indonesia. Visi Secara strategis terletak di pusat kota Jakarta, Balai Sarbini menawarkan ruang konser akustik yang terbaik di Jakarta. Dilengkapi dengan sistem audio dan sistem pencahayaan yang bagus, Balai Sarbini adalah tempat yang tepat untuk mengadakan pertunjukan budaya: konser, opera, drama, dll. Misi Balai Sarbini bukan hanya sebuah tempat hiburan, namun diharapkan untuk mampu menginspirasi semua pecinta seni untuk mengadakan berbagai program hiburan yang mengedukasi dan berkualitas. 2.7.2 Sentul International Convention Center Gambar 2.3 SICC merupakan gedung pertemuan dengan kapasitas tempat duduk 10.500 terletak di selatan Jakarta. Berdiri diatas lahan seluas 6,4 hektar. Pemandangan alam yang menyuguhkan pegunungan dengan begitu banyak puncak seperti Gunung 15 Gede, Gunung Hambalang, Gunung Pangrango, Gunung Pancar. Panorama yang indah di kawasan Sentul City Bogor. Gedung ini dimiliki oleh Yayasan Kasih Untuk Bangsa. Pada awalnya gedung ini dikenal sebagai Bukit Sentul Convention Center (BSCC), lalu berubah menjadi Sentul City Convention Center (SCCC) bersama dengan perubahan nama PT Bukit Sentul Tbk untuk PT Sentul City Tbk. Nama Sentul International Convention Center (SICC) telah digunakan sejak Mei 2009. Sentul International Convention Center Tower (Tower SICC) telah diresmikan pada Maret 15, 2010 oleh Rev Dr Ir Niko Njotorahardjo, dihadiri oleh para hamba Allah dari dalam dan luar negeri, bersama dengan acara Konferensi Global Care Indonesia 2010. Gedung SICC adalah gedung pertemuan yang terbesar yang ada di Indonesia saat ini, dengan kapasitas lebih dari 10,000 kursi, membuat Gedung SICC menjadi tempat yang tepat untuk acara pertemuan, seminar, resepsi pernikahan, konser musik, peluncuran produk baru, maupun acara perusahaan lainnya dengan jumlah peserta yang besar. Penggunaan bahan akustik yang berkualitas untuk dinding ruangan auditorium SICC, dilengkapi dengan layar proyektor dengan ukuran 13,5m x 8m, serta proyektor teknologi terbaru dengan daya sebesar 60,000 lumens, menjadikan Gedung SICC ini sebagai tempat yang ideal untuk menampilkan pertunjukan berskala nasional maupun internasional. 2.7.3 Usmar Ismail Hall Gambar 2.4 Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI) didedikasikan oleh Gubernur Jakarta pada tahun 1997 dengan luas tanah 3.800 meter persegi; dengan enam lantai yang kini memiliki total 6.388 meter persegi. Usmar Ismail Hall terdiri dari gedung kantor, perpustakaan bioskop, gudang bioskop, sekolah sinematografi dan bioskop yang baru diperbaharui yang sekarang menjadi kebanggaan industri pembuatan film Indonesia. Usmar Ismail Hall adalah pusat seni dan budaya yang berstandar internasional termasuk pertunjukan yang diselenggarakan oleh kedutaan asing, film perdana menteri, festival film, baik bahasa Indonesia maupun internasional - serta menjadi tempat bagi para pembuat film untuk membuat dan mempresentasikan hasil kerja mereka. 16 Dibangun oleh Prof . DR. Ir. Soegijanto (Guru Besar Teknik Jurusan Fisika di ITB), bioskop baru yang indah ini juga bisa menjadi gedung konser yang terintegrasi dengan sistem akustik kelas satu untuk pertunjukan konser. Untuk ke depannya, Usmar Ismail Hall berharap bahwa teater indah ini mampu untuk banyak berkontribusi dalam perkembangan seni dan budaya Indonesia, khususnya di bidang musik dan film. Gedung ini berlokasi strategis di Segitiga Emas Jakarta - pusat hak budaya di tengah CBD. 2.7.4 Esplanade - Theatres on the Bay Gambar 2.5 Esplanade - Theatres on the Bay adalah salah satu pusat seni tersibuk di dunia, resmi dibuka pada tanggal 12 Oktober 2002. Ikon arsitektur dengan rangka kembarnya yang unik ini berlokasi di dalam distrik pemerintahan Singapura, tepat di tepi Marina Bay di mulut Singapore River. Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat seni pertunjukan untuk semua orang, dan program-programnya melayani penonton yang beragam. Program-programnya mencakup semua genre seperti musik, tari, teater dan seni visual, dengan penekanan khusus pada budaya Asia. Gedung teater Esplanade didukung oleh berbagai fasilitas yang komprehensif dan jasa yang profesional. Dua tempat utamanya adalah Concert Hall dengan berisikan 1.600 kursi, dengan akustik oleh Russell Johnson dari Konsultan ARTEC, dan teater dengan berisikan 2.000 kursi, sebuah adaptasi dari gedung opera tradisional Eropa dalam bentuk tapal kuda. Pada tahun 2011, Esplanade telah menyambut lebih dari tujuh juta pengunjung dan disajikan lebih dari 1.800 pertunjukan. Visi : Esplanade - Theatres on the Bay adalah pusat seni pertunjukan untuk semua orang. Kami akan diakui secara internasional untuk kreativitas dan rasa petualangan. Kami akan menetapkan standar dari pelayanan yang luar biasa yang akan menempatkan kami sebagai pemimpin dunia. Misi : untuk menghibur, menarik, mendidik dan menginspirasi. 17 2.7.5 Dewan Filharmonik PETRONAS Gambar 2.6 Dewan Filharmonik PETRONAS (DFP) adalah concert hall musik klasik pertama yang berdedikasi di negara Malaysia, yang letaknya strategis antara PETRONAS Twin Towers. Secara resmi dibuka pada tanggal 17 Agustus 1998 oleh pelindung dari Malaysia Philharmonic Orchestra (MPO), Tun Dr Siti Hasmah Mohd Ali Haji, dan Tun Dr Mahathir Mohamad. Sekarang dalam musim keempat belas nya, DFP telah menjadi bagian integral dari budaya di Malaysia dan terus menarik banyak perhatian penonton, seperti yang telah dilakukan sejak pertama kali DPF membuka gedungnya untuk warga Malaysia dan juga internasional. Selain konser diberikan oleh MPO, DFP telah menyelenggarakan beberapa seniman dan orkestra terkemuka di dunia. Hal ini termasuk pemain cello legendaris Mstislav Rostropovich, sopran Dame Kiri Te Kanawa, bass-baritone Bryn Terfel, konduktor Lorin Maazel, Sir Neville Marriner, Vladimir Ashkenazy, Wolfgang Sawallisch, Sir Andrew Davis dan Yehudi Menuhin akhir, dan yang terkenal di dunia orkestra termasuk New York Philharmonic, The Philadelphia Orchestra, Akademi St Martin, The Philharmonia, BBC Symphony, Wina Symphony, Sydney Symphony, NHK Symphony dan Singapore Symphony. DFP juga menarik ansambel terkemuka seperti Kuartet Belcea dan Kuartet Borodin. Menjaga bentuk seni tradisional hidup merupakan aspek penting dari fungsi DFP, dan ia melakukannya dengan menyajikan drama tari seperti Raja Bersiong, Puteri Intan Baiduri, Mak Yong Gading Bertimang, Payung Mahkota, Demang Lebar Daun, dan menampilkan seperti Imbauan - Tribute to Screen Legend Normadiah dan Keroncong Kasih. Selalu inovatif dalam pemrograman, selama bertahun-tahun DFP telah memperkenalkan ide-ide baru termasuk pada musim 08/09 berupa Artis-inResidence yang pertama (Kuartet Borodin) dan pada 09/10 berupa DFP Spotlight: Jazz, yang menyediakan tempat untuk bakat lokal seperti Noryn Aziz, Rachel Guerzo, Akasha dan Reza Salleh. Faktor-faktor yang mendukung kesuksesan DFP 18 adalah desain arsitektur yang luar biasa dan akustik yang terkenal. DFP bertujuan untuk menjadi titik fokus bagi penonton musik klasik yang antusias, serta gaya musik lainnya seperti jazz, etnik dan musik dunia. Ini akan terus memberikan Malaysia sebuah pengalaman musik kelas dunia dan bervariasi melalui programprogram inovatif. 2.8 SWOT 2.8.1 Strength (kekuatan) • ASJ merupakan concert hall yang pertama dan satu-satunya yang bertaraf internasional di Jakarta. • Memiliki akustik terbaik. Beberapa ahli yang mengikuti acara di ASJ menyatakan bahwa kualitas suara yang ditampilkan ASJ jauh lebih baik daripada Concert Hall di Singapura, Berlin, Korea, Jepang, Hongkong, dan China. • Sering mendatangkan musisi lokal maupun internasional yang mampu menawarkan pengalaman akustik kelas dunia. • Gedung konser ini tidak pernah menggunakan speaker atau segala jenis pengeras suara lainnya selama pertunjukan musik dilakukan. 2.8.2 Weakness (kelemahan) • Penggunaan logo yang tidak konsisten sehingga bisa menimbulkan kerancuan persepsi masyarakat. • Identitas logo dari ASJ yang masih kurang kuat dan berkarakter, dimana tidak meninggalkan kesan yang menarik pada masyarakat dan pada akhirnya gampang untuk terlupakan. 2.8.3 Opportunity (peluang) • Masih ada komunitas pecinta musik klasik di Indonesia • Pasar masih berkembang karena minat yang masih tinggi akan musik klasik 2.8.4 Threat (ancaman) • Pada masa sekarang ini, trend musik pop korea berkembang pesat dan lebih dinikmati oleh kaum muda pria maupun wanita dibandingkan musik klasik.