9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Manajemen
Untuk meningkatkan daya guna produk atau jasa tidaklah dapat dilakukan
sendiri, tetapi dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak. Untuk
mendapatkan kerjasama yang baik, maka diperlukan suatu cara untuk menjaga
suatu kerjasama agar berjalan dengan baik, sehingga segala tujuan yang telah
direncanakan dapat menghasilkan hasil yang maksimal, untuk mencapai hasil
tersebut maka manajemen sangat diperlukan dalam hal ini.
Manjamen merupakan suatu proses yang menggunakan metode ilmu dan
seni
untuk
menerapkan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian bagi setiap kelompok manusia yang dilengkapi
dengan sumber ekonomi atau faktor untuk mencapai tujuan yang sudah
dicapai sebelumnya. Lebih jelasnya akan dikemukakan oleh Mamduh M.
Hanafi (2012) sebagai berikut:
“manajemen diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi – fungsi
keuangan
yang
secara
garis
besar
fungsi-fungsi
perusahaan
bisa
dikelompokkan kedalam empat fungsi yaitu, fungsi pemasaran, fungsi
keuangan, fungsi produksi, fungsi personalia”.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan manajemen adalah suatu hal untuk
mencapai tujuan tertentu melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian.
2. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi dari manajerial yang
terdapat pada perusahaan yang memiliki peranan yang penting. Disamping
fungsi manajerial lainnya dalam perusahaan seperti manajemen pemasaran,
manajemen sumber daya manusia, manajemen oprasional, manajemen
strategik, dan lain sebagainya. Manajemen perusahaan menitik beratkan pada
pengelolaan keuangan yang di lakukan oleh perusahaan atau pihak lain,
dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal.
Pada dasarnya manajemen keuangan mempunyai dua unsur kata yaitu
“Manajemen” dan “ Keuangan”. Manajemen keungan merupakan salah satu
fungsi oprasional perusahaan yang sangat penting. Manajemen keuangan
membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat di lakukan
baik oleh individu, perusahaan, maupun pemerintah.
Pengertian Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh. suatuorganisasi atau perusahaan.
Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan harus mengetahui
bagaimana mengelola segala unsur dan segi keuangan, hal ini wajib dilakukan
karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan
perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Unsur manajemen keuangan harus diketahui oleh seorang manajer.
Misalkan saja seorang manajer keuangan tidak mengetahui apa-apa saja yang
menjadi unsur-unsur manajemen keuangan, maka akan muncul kesulitan
dalam menjalankan suatu perusahaan tersebut.
Sebab itu, seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui segala
aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan
penggunaan-nya
untuk
merealisasikan
keuntungan
maksimum
bagi
perusahaan tersebut. Seorang manajer keuangan harus memahami arus
peredaran uang baik eksternal maupun internal. Manajemen keuangan
berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan
dana pada berbagaiaktiva.
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber
dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal
perusahaan.
3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan
dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien
mungkin.
Menurut Martono dan Agus (2010), manajemen keuangan (Financial
manajemen) segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana
memperoleh dana, mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara
menyeluruh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Sedangkan
menurut
Husnan,
(2011).Manajemen
keuangan
adalah
menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan
keuangan dalam suatu organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan merupakan segala aktivitas perusahaan berhubungan dengan
bagaimana memperoleh, menggunakan, mengelola aset sesuai tujuan
perusahaan secara menyeluruh.
a. Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai
bagaimana memperoleh aset, mendanai aset dan mengelola aset untuk
mencapai tujuan perusahaan. Dari definisi tersebut menurut Martono dan
Agus (2010).
Ada 3 (tiga) fungsi utama dalam manajemen keuangan,yaitu:
1. Keputusan investasi (Investmen Decision)
Keputusan Investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang
akan di kelola oleh perusahaan. Keputusan invstasi adalah yang paling
penting di antara keputusan yang lainnya. Hal ini di karenakan
keputusan investasi berpengaruh secara langsung terhadap besarnya
rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu yang akan
datang.
2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan ini menyangkut beberapa hal. Pertama,
keputusan mengenai penetapan sumber dana yang di perlukan untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
membiayai investasi. Sumber dana yang akan di gunakan untuk
membiyai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang
jangka panjang, dan modal sendiri. Kedua, penetapan pertimbangan
pembelanjaan yang terbaik atau sering di sebut struktur modal yang
optimum. Struktur modal yang optimum merupakan pertimbangan
hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan modal rata-rata yang
minimal.
3. Keputusan Pengelolaan Aset (Asset Managemen Decision)
Apabila aset telah di peroleh dengan pendanaan yang tepat, maka asetaset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Pengalokasian
dana yang digunakan untuk pengadaan dan pemafaatan aset menjadi
tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut menuntut
manajer keuangan untuk lebih memperhatikan pengelolaan aktiva
lancar dari pada aktiva tetap.
Fungsi manajemen keuangan adalah salah satu fungsi utama yang
sangat penting di dalam perusahaan, di samping fungsi-fungsi yang
lainnya
yaitu
pemasaran,
sumber
daya
manusia
dan
operasional.Walaupun dalam pelaksanaannya fungsi-fungsi tersebut
saling berhubungan.
b. Tujuan Manajemen Keungan
Manajemen Keuangan sebagai aktifitas memperoleh dana, menggunakan
dana, dan mengelola aset secara efisien membutuhkan tujuan dan sasaran.
Dimana menurut Agus Sartono (2010) tujuan manajemen keuangan adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
“Memaksimumkan
nilai
perusahaan
(memaksimumkan
kemakmuran
pemegang saham) yang di ukur dari harga saham perusahaan”.
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010) yang di terjemahkan
oleh Yulianto tujuan Manajemen Keuangan yaitu: “Memaksimalkan kekayaan
pemegang saham dalam jangka panjang, tetapi bukan untuk memaksimalkan
ukuran-ukuran akutansi seperti laba bersih atau EPS”.
3. Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
“alat penguji” dari pekerjaan bagiaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya
laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai
dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut,
dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan
mengambil suatu keputusan.
Laporan Keuangan menurut Khasmir (2012), Laporan Keuangan adalah
laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu.Maksud laporan keuagan yang menunjukan
kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini.Kondisi
perusahaa terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu
(untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya
laporan keuangan di buat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan
untuk kepentingan internal perusahaan.Sementara itu, untuk laporan lebih luas
dilakukan satu tahun sekali. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos
keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
a.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuang menurut Khasmir (2012), untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada
periode tertentu.Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai
kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.Jelasnya adalah laporan
keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan
luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
b. Jenis-Jenis Laporan Keungan
Jenis laporan keuangan menurut Khasmir (2012), secara umun ada lima
macam jenis laporan keuangan yang disusun, yaitu:
1. Neraca
Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukan posisi
keuangan pada tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan
yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan
jenis modal yang dimiliki saat ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas
5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang
memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan
penjelasan tertentu.
4. Analisis Laporan Keuangan
Dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi, Laporan Keuangan
merupakan salah satu informasi yang sangat penting bagi para pemakai
laporan keuangan. Hasil dari analisis laporan keuangan akan mampu
menginterpretasikan berbagai hubungan dan kecenderungan yang dapat
memberikan pertimbangan terhadap keberhasilan perusahaan di masa yang
akan datang.
Menurut Hery (2015), analisis laporan keuangan merupakan suatu metode
yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan.
Analisis
laporan
keuangan
dapat
membantu
manajemen
untuk
mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang ada dan kemudian
membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja perusahaan
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Adapun tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Hery (2015)
adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan
perusahaan.
4. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan
dimasa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.
6. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai
hasil yang telah dicapai.
a. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan
menurut Hery (2015) adalah sebagai berikut:
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis
dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode atau
lebih untuk menunjukan perubahan dalam jumlah (absolut) maupun
dalam presentase (relatif).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2. Analisi Trend merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan,
apakah menunjukan kenaikan atau penurunan.
3. Analisa Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik
analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing
komponen aset terhadap total aset; persentase masing-masing
komponen utang dan modal terhadap total passive (total aset);
persentase masing-masing komponen laba rugi terhadap penjualan
bersih.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik
analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan
penggunaan
modal
kerja
selama
dua
periode
waktu
yang
dibandingkan.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada
suatu periode waktu tertentu
6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca
maupun laporan laba rugi
7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari satu periodeke
periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor
tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
8. Analisis Titik Impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak
mengalami kerugiaan.
9. Analisis Kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada
kreditor, seperti bank.
5. Pengertian Rasio Keuangan
Pengertian laporan keuangan adalah membandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keungan suatu
perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.
James C Van Horne dikutip dari Khasmir (2008), definisi rasio keungan
merupakan indexs yang menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh
dalam membagi satu angka dengan angka lainnya.
6. Analisis Rasio Keuangan
Salah satu metode yang dapat di lakukan untuk menganalisa laporan
keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan
menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif
yang ditunjukan kedalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan
rasio-rasio keuangan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di
masa lalu, sat ini, dan kemungkinannya dimasa depan.
Menurut Irawati (2006), rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam
bidang manajemen keuangan yang di manfaatkan sebagai alat ukur kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
dari suatu perusahaan dalam periode tertentudengan jalan membandingkan
dua buah variabel yang di ambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar
neraca maupun laba rugi.
a. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Hery (2015) secara garis besar, saat ini dalam praktik setidaknya
ada 5 (lima) jenis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Kelima jenis rasio keuangan tersebut
adalah:
1. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera
jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis
kredit atau analisis risiko keuangan.
2. Rasio solvabilitas atau Rasio struktur modal atau Rasio leverage
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya. Sama halnya dengan rasio likuiditas,
rasio solvabilitas juga diperlukan untuk kepentingan analisis kredit
atau analisis risiko keuangan.
3. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini dikenal juga sebagai
rasio pemanfaatan aset, yaitu rasio yang digunakan untuk menilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
efektivitas dan intensitas aset perusahaan dalam menghasilkan
penjualan.
4. Rasio
profitabilitas
merupakan
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rasio tingkat pengembalian atas
investasi dan rasio kinerja operasi.
a. Rasio tingkat pegembalian atas investasi adalah rasio yang
digunakan untuk menilai kompensasi financial atas penggunaan aset
atau ekuitas terhadap laba bersih (laba setelah bunga dan pajak).
b. Rasio kinerja operasi adalah rasio yang digunakan untuk
mengevaluasi marjin laba dari aktivitas operasi (penjualan).
5. Rasio penilaian atau rasio ukuran pasar merupakan rasio yang
digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsic perusahaan (nilai saham).
b. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
1. Rasio lancar (Current Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera
jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancer yang tersedia.
Dengan kata lain, rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar
jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan
dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio lancar dihitung
sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar
Hery(2015).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Dalam praktek, standar rasio lancar yang baik adalah 200% atau
2:1.Besaran rasio ini seringkali dianggap sebagai ukuran yang baik atau
memuaskan bagi tingkat likuiditas suatu perusahaan.Artinya, dengan hasil
perhitungan rasio sebesar itu, perusahaan sudah dapat dikatakan berada
dalam posisi aman untuk jangka pendek.
Namun, perlu dicatat bahwa standar ini tidaklah mutlak karena harus
diperhatikan juga faktor lainnya, seperti tipe (karakteristik) industri,
efisiensi persediaan, manajemen kas, dan sebagainya.Oleh sebab itu, sekali
lagi, diperlukan suatu standar rasio rata-rata industri sebagai rasio
keuangan pembanding untuk menentukan tingkat likuiditas perusahaan
yang sesungguhnya Hery (2015).
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar:
2. Rasio sangat lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio sangat lancar atau rasio cepat merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset
sangat lancar (kas + sekuritas jangka pendek + piutang), tidak termasuk
persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya.
Dengan kata lain, rasio sangat lancar ini menggambarkan seberapa
besar jumlah ketersediaan aset sangat lancar (diluar persediaan barang
dagang dan aset lancar lainnya) yang dimiliki perusahaan dibandingkan
dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio sangat lancar ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
dihitung sebagai hasil bagi antara aset sangat lancar (aset yang dapat
dengan segera dikonversi menjadi kas tanpa mengalami kesulitan) dengan
total kewajiban lancar Hery (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio sangat lancar:
3. Rasio kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka
pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang
sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera
jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setera kas yang ada
Hery(2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas
c. Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas
1. Rasio utang terhadap aset (Debt to Asset Ratio)
Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata
lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pembiayaan aset Hery (2015) .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang:
2. Rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung
sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal. Rasio ini berguna
untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang
disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik
perusahaan.
Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui berapa bagian
dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang. Rasio ini
memberikan petunjuk umum tentang kelayakan kredit dan resiko
keuangan debitor Hery(2015)
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang terhadap
modal:
3. Rasio utang jangka panjang terhadap modal (Long Term Debt to
Equity Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang jangka
panjang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor jangka
panjang dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan.
Dengan kata lain, rasio utang jangka panjang terhadap modal
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa bagian dari
setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang.
Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara utang jangka panjang dengan
modal Hery(2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang jangka
panjang terhadap modal:
4. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (Times Interest Earned Ratio)
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan menunjukan sejauh mana atau
berapa kali kemampuan perusahaan dalam membayar bunga.Kemampuan
perusahaan disini diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak.
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan dihitung sebagai hasil bagi
antara laba sebelum bunga dan pajak dengan besarnya beban bunga yang
harus dibayarkan.Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga pinjaman tidak dipengaruhi oleh pajak Hery (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kelipatan
bunga yang dihasilkan:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
5. Rasio laba operasional terhadap kewajiban (Operating Income to
Liabilities Ratio)
Rasio laba operasional terhadap kewajiban merupakan rasio yang
menunjukkan (sejauh mana atau berapa kali) kemampuan perusahaan
disini diukur dari jumlah laba operasional.Rasio laba operasional terhadap
kewajiban dihitung sebagai hasil bagi antara laba operasional dengan total
kewajiban Hery (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio laba
operasional terhadap kewajiban:
d. Jenis-Jenis Rasio Aktifitas
1. Perputaran piutang usaha (Accounts Receivable Turn Over)
Perputaran piutang usaha merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam putang usaha akan
berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata
penagihan piutang usaha.
Rasio ini menunjukkan kualitas piutang usaha dan kemampuan
manajemen dalam melakukan aktivitas penagihan piutang usaha tersebut.
Dengan kata lain, rasio ini menggambarkan seberapa cepat piutang usaha
berhasil ditagih menjadi kas Hery (2015).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran
piutang usaha:
2. Perputaran persediaan (Inventory TurnOver)
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar
dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata persediaan
tersimpan digudang hingga akhirnya terjual.
Rasio ini menunjukkan kualitas persediaan barang dagang dan
kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas penjualan. Dengan
kata lain, rasio ini menggambarkan seberapa cepat persediaan barang
dagang berhasil dijual kepada pelanggan Hery, (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran
persediaan:
3. Perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over)
Perputaran modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki perusahaan
dalam menghasilkan penjualan.
Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan (tunai
maupun kredit) dengan rata-rata aset lancar. Yang dimaksud dengan rata-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
rata aset lancar adalah aset lancar awal tahun ditambah aset lancar akhir
tahun lalu dibagi dengan dua Hery(2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran
modal kerja:
4. Perputaran aset tetap (Fixed Assets Turnover)
Perputaran aset tetap merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur keefektifan aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa
efektif kapasitas aset tetap turut berkontribusi menciptakan penjualan.
Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan (tunai
maupun kredit) dengan rata-rata aset tetap.Yang dimaksud dengan ratarata aset tetap adalah aset tetap awal tahun ditambah aset tetap akhir tahun
lalu dibagi dengan dua.
Perputaran aset tetap yang rendah berarti perusahaan memiliki
kelebihan kapasitas aset tetap, dimana aset tetap yang ada belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan Hery(2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran aset
tetap:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
5. Perputaran total aset (Total Assets Turnover)
Perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan
penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan
(tunai maupun kredit) dengan rata-rata total aset.
Yang dimaksud dengan rata-rata total aset adalah total aset awal tahun
ditambah total aset akhir tahun lalu dibagi dengan dua. Perputaran total
aset yang rendah berarti perusahaan memeliki kelebihan total aset dimana
total aset yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
menciptakan penjualan Hery (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran
total aset:
e. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
1. Hasil pengembalian atas aset (Return On Assets)
Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan
kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam
total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total
aset Hery (2015).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian
atas aset:
2. Hasil pengembalian atas ekuitas (return on equity)
Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas
Hery (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian
atas ekuitas:
3. Marjin laba kotor (Gross Profit Margin)
Marjin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.Rasio ini dihitung
dengan membagi laba kotor terhadap penjualan bersih.
Laba kotor sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara
penjualan bersih dengan harga pokok penjualan.Yang dimaksud dengan
penjualan bersih disini adalah penjualan (tunai maupun kredit) dikurangi
retur dan penyesuaian harga jual serta potongan penjualan Hery (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba kotor:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
4. Marjin laba operasional (operating profit margin)
Marjin laba operasional merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur
besarnya
persentase
laba
operasional
atas
penjualan
bersih.Rasio ini dihitung dengan membagi laba operaasional terhadap
penjualan bersih.
Laba operasional sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara
laba kotor dengan beban operasional.Beban operasionaldisini terdiri atas
beban penjualan maupun beban umum dan administrasi Hery (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba
operasional:
Marjin laba operasional = laba operasional : penjualan bersih
5. Marjin laba bersih (Net Profit Margin)
Marjin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.Rasio ini dihitung
dengan membagi laba bersih terhadap penjualan bersih.Laba bersih
sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak
penghasilan dengan beban pajak penghasilan.
Yang dimaksud dengan laba sebelum pajak penghasilan disini adalah
laba operasional ditambah pendapatan dan keuntungan lain-lain, lalu
dikurangi dengan beban dan kerugian lain-lain Hery (2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba bersih:
Marjin laba bersih = laba bersih : penjualan bersih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
f. Jenis-jenis Rasio Nilai Pasar
1. Rasio harga/laba (Price/Earnings- P/E)
Rasio harga per saham terhadap laba per saham; menunjukkan jumlah
dolar yang dibayarkan investor untuk setiap $1 laba berjalan Brigham and
Huston (2014).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio harga/laba:
2. Rasio harga/arus kas (Price/Cash Flow Ratio)
Rasio harga persaham dibagi dengan arus kas per saham; menunjukkan
jumlah dolar yang akan dibayarkan nvestor untuk setiap $1 arus kas
Brigham and Huston (2014).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio harga/arus kas:
3. Rasio nilai pasar/nilai buku (Market/book-M/B)
Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya Brigham and
Huston (2014).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio nilai pasar/nilai
buku:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
7. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) sebagai salah satu rasio yang biasa di gunakan
dalam prospectus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang
saham yang merupakan laba bersih di kurangi deviden (laba tersedia bagi
pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham yang
beredar akan menghasilkan laba per saham.
Alat ukur yang paling sering dugunakan adalah Earning Per Share (EPS).
Angka yang di tunjukan EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai
performance perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat luas (go
public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS
mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai
besarnya dividen per saham dan tingkat harga saham dikemudian hari, serta
EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan kebijakan
pembayaran deviden.
Darmadji& Fakhruddin (2006) mengatakan: “bahwa yang dimaksud
dengan Earning Per Share adalah laba perlembar saham merupakan rasio
yang menunjukan bagian laba untuk setiap saham.”Sedangkan menurut
Gitman (2006) mengatakan: “jumlah yang diperoleh dari saham biasa beredar,
di hitung dengan membagi penghasilan total peiode yang tersedia bagi
pemegang saham biasa perusahaan dengan jumlah saham yang beredar.
Perhitungn EPS dapat dirumuskan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Menurut Nachrowi (2006). “dalam berinvesatasi di bursa, investor akan
memperhatikan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar
saham (earning per share)”. EPS salah satu indicator yang dapat menunjukan
kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan di tentukan oleh laba
perusahaan.
a. Tujuan Perhitungan Earning Per Share (EPS)
Syamsuddin (2006) mengatakan bahwa pada umumnya para pemegang
saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar karena hal
tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Menurut
Syamsuddin (2006), yaitu: “Laba per saham (Earning Per Share) adalah laba
bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Menurut Harahap (2007), EPS digunakan untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemilik perusahaan. Rasio
rendah berarti manajemen tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan
memperhatikan pendapatan-pendapatan yang diperoleh.Rasio tinggi berarti
perusahaan sudah mapan (mature).
Dengan demikian, laba per lembar saham (Earning Per Share) adalah
Rasio yang menunjukan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh
investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi indikator
tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga
merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai
keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Basic EPS untuk EPS yang hanya memperhitungkan saham biasa,
digunakan Basic EPS dengan formula:
Basic EPS = ( Laba bersih – Dividen preferen ) / Jumlah saham biasa
berdasarkan rata-rata tertimbang.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi EPS
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Earning Per Share
adalah:
1. Pengguna Hutang
Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan
manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan
dalam struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham
perusahaannya.
Menurut Wild al (2008) bahwa “motivasi utama perusahaan
memperoleh pendanaan usaha melalui utang adalah potensi biasa yang
lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, utang lebih murah di
bandingkan pendanaan ekuitas”. Pendapat tersebut didasarkan oleh karena
bunga sebagian besar jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil dari
pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih atas
pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. Selain itu,
karena bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan
dividen tidak, dampaknya adalah besarnya pajak yang ditanggung
perusahaan akan semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya adalah terjadi
kenaikan pada EPS.
a. Tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen pun dihadapkan
pada beberapa alternatif sumber pendanaan, apakah modal
sendiri atau dengan pinjaman (modal asing).
b. Faktor-faktor Penyebab Kenaikan Earning Per Share yaitu:
1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang
beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasanya yang
beredar turun.
3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasanya yang
beredar turun.
4. Presentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada
presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar
5. Presentase penurunana jumlah lembar saham biasanya yang
beredar lebih besar dari pada presentase penurunan laba
bersih.
c. Faktor Penyebab Penurunan Earning Per Share yaitu:
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasanya yang
beredar naik.
2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang
beredar tetap.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang
beredar naik.
4. Presentase penurunan laba bersih lebih besar daripada
presentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang
beredar.
5. Presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar
lebih besar daripada presentase kenaikan laba bersih.
Jadi bagi usaha nilai laba per lembar saham akan meningkat
apabila suatu badan presentase kenaikan laba bersihnya lebih
besar dari pada presentase kenaikan jumlah lembar saham
biasa yang beredar.
c. Penilaian Laba Per Lembar Saham (EPS)
Angka laba per lembar saham (Earning Per Share) diperoleh dari laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang
di lakukan adalah memahami laporan keuangan disajikan perusahaan.Ada
dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.
Neraca menunjukkan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal
sendiri pada waktu tertentu.Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan
yang diperoleh, berapa biaya yang di tanggung dan berapa laba yang di
peroleh perusahaan pada periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
8. Return On Equity (ROE)
Return On Equity atau sering di sebut rete of return on net work
merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam memperhitungkan
profitabilitas perusahaan independent terhadap dana yang dipakai. ROE secara
eksplisit menganalisis profitabilitas perusahaan sebagai saham biasa.
Menurut Tandelilin (2010), Return On Equity (ROE) umumnya dihitung
menggunakan ukuran kinerja berdasarkan akutansi dan dihitung sebagai laba
bersih perusahaan dibagi dengan ekuitas pemegang saham biasa. Sedangkan
menurut Brigham dan Houston (2010), Return On Equity (ROE) merupakan
rasio bersih terhadap ekuitas biasa mengukur tingkat pengembalian atas
investasi pemegang saham biasa.
Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas
Hery(2015).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas
ekuitas:
Dengan demikian Return On Equity yang tinggi berarti perusahaan
tersebut memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para
pemegang saham. Kondisi perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
tinggi sehingga kemungkinan menghasilkan tingkat pengembalian saham yang
besar.
9. Saham
Salah satu jenis investasi yang cukup menarik minat masyarakat adalah
investasi dalam saham. Saham secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
salah satu dana yang di peroleh perusahaan yang berasal dari pemilik modal
dengan konsekuensi perusahaan harus memberikan kontra terhadap modal
keuangan dalam bentuk deviden dan apresiasi harga saham.
Pengertian saham menurut Hartono (2008) Pemegang saham adalah
pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan operasi perusahaan.
Saham biasa sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup
disebut ekuitas (equities), menunjukan bagian kepemilikan di sebuah
perusahaan. Masing-masing lembar saham bisa mewakili satu suara tentang
segala hal dalam pengurusan persahaan dan menggunakan suara tersebut
dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan (Bodie, Kane,
Marcus, 2006)
Menurut Siamat (2009) saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan
bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Selembar saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik (berapapun porsi) dari
suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut,sesuai porsi
kepemilikan yang tertera saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen
finansial
yang
mengacu
pada
bagian
kepemilikan
sebuah
perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaanperusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual'
kepentingan dalam bisnis saham (efek ekuitas), dengan imbalan uang
tunai.Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain
menerbitkan obligasi.Saham dijual melalui pasar primer (primary market)
atau pasar sekunder (secondary market).
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada
suatu perusahaan yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah
juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Kepemilikan tersebut
memberikan kontribusi kepada pemegangnya berupa return yang dapat
diperolehnya, yaitu keuntungan modal (capital gain) atas saham yang
memiliki harga jual lebih tinggi dari harga belinya, atau dividen atas saham
tersebut, di samping hak lainnya yaitu non financial benefit berupa hak suara
dalam rapat umum pemegang saham. Peluang untuk mendapatkan return dari
capital gain ini memotivasi para investor untuk melakukan perdagangan
saham di pasar modal (bursa efek).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
a. Jenis-jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011) saham terbagi berdasarkan
peralihan hak:
1. Saham atas unjak (bearer stock), merupakan saham yang di tulis nama
pemiliknya, agar mudah di pindahtangankan dari satu investor ke
investor lain.
2. Saham atas nama(registered stock), merupakan saham yang ditulis
dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus
melalui prosedur tertentu.
Menurut Hartono (2008) saham terbagi berdasarkan hak tagih saham:
1. Saham biasa (common stock), merupakan saham yang memiliki hak
klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila
terjadi likuidasi, pemegang saham biasalah yang mendapatkan prioritas
paling akhir dalam pembagian diveden perusahaan.
2. Saham Preferen (preferrend stock),mempunyai sifat antara obligasi
dan saham biasa,sama halnya dengan obligasi yang membayarkan
bunga atas pinjamannya,saham preferen juga memberikan hasil yang
tetap berupa dividen preferen.
b. Manfaat Dan Kepemilikan Saham
Menurut Kasmir (2012) pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh
investor dengan membeli atau memiliki saham:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
1. Dividen
Dividen adalah pebagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividen
yang di bagikan kepada setiap pemegang saham dapat berupa
dividentunai (cash dividen) dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap
saham. Dividen yang di bagikan kepada setiap pemegang saham juga
dapat berupa dividen saham (stock dividen) yang berarti diberikan
dividen sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan
bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga
jual.Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan
saham di pasar sekunder.Umumnya investor dengan orientasi jangka
pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.Investor seperti ini
dapat membeli saham pada pagi hari, lalu enjualnya lagi pada siang
hari jika saham mengalami kenaikan.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki resiko antara lain:
a. Captal Loss
Capital loss merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu
kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga
beli
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
b. Risiko Likuiditas
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
pengadilan atau perusahaan tersebit di bubarkan.Dalam hal ini hak
klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah
seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan).Jika masih terdapat sisa dari penjualan
kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proposional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak
terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak
akan memperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini
merupakan resiko terberat dari pemegang saham.Untuk itu seorang
pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti
perkembangan perusahaan.
c. Harga Saham
Harga saham didasarkan pada arus kas yang diharapkan pada tahun-tahun
mendatang, bukan hanya ditahun berjalan.Jadi, maksimalisasi harga saham
meminta kita untuk melihat operasi secara jangka panjang Brigham and
Houston(2014).
Harga saham menurut Usman (2008) pada umumnya harga saham dapat
didefinisikan sebagai harga pasar (market value). Harga pasar adalah harga
yang berlaku didalam pasar pada saat itu. Harga saham dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaraan yang secara fundamental ditentukan oleh aktia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
yang diwakilinya. Pengukuran dari variabel harga saham ini yaitu harga
penutupan saham (closing price) tiap perusahaan yang diperoleh dari harga
saham pada periode akhir tahun.
Harga saham menurut Jogiyanto (2008) adalah sebagai berikut: “Harga
saham adalah harga yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar
modal.”
Makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut
cenderung naik. Sebaliknya,makin banyak orang yang ingin menjual saham,
maka saham tersebut akan bergerak turun. ”Analisis terhadap harga saham
memiliki dua model dan teknik analisis dalam melakukan penilaian harga
saham yaitu analisa fundamental dan analisa teknikal.
1. Analisis Fundamental
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012) analisa fundamental ,
merupakan salah satu cara untuk melakukan penilaian saham dengan
mempelajari atau mengamati berbagai indikator yang terkait dengan
kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga
berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan. Dengan
demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada
berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu
saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
2. Analisis teknikal
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012) analisa teknikal, merupakan
salah satu metode yang digunakan untuk penilaian saham, dimana
dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada
data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham,
seperti harga saham dan volume transaksi.
Dengan berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk,
analisis teknikal mencoba memprediksi aarah pergerakan harga saham ke
depan. Analisis teknikal atau sering disebut chartist percaya bahwa
perkembangan atau kinerja saham dan pasar di masa lalu merupakan cerminan
kinerja ke depan. Dengan perkataan lain, mereka percaya „sejarah akan
berulang kembali‟.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat
berasal dari internal dan eksternal.Harga saham yang terjadi di pasar modal
selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga saham tersebut
akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah
penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga
saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari
jumlah penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cenderung akan
naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat
berasal dari internal dan eksternal perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Menurut Alwi (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan
harga saham yaitu:
d. Faktor Internal
1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti
pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk
baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan
penjualan.
2. Pengumuman
pendanaan
(financing
announcements),
seperti
pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of
director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur,
manajemen, dan struktur organisasi.
4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,
investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan
diakuisisi.
5. Pengumuman
investasi
(investment
announcements),
seperti
melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan
usaha lainnya.
6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti
negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), price earningratio, net
profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
e. Faktor Eksternal
1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga
tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai
regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan
karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti
laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga
saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.
4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya
pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.
5. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.
Menurut Weston dan Brigham (2006) dialih bahasakan oleh Alfonsus
Sirait faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:
1. Laba per Lembar Saham (Earning Per Share)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba
perlembar
saham
(EPS)
yang
diberikan
perusahaan
akan
memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendukung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
investoruntuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga
harga saham perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi Harga Saham dengan cara
a. Mempengaruhi persaingan dipasar modal antara saham dengan
obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual
sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan
menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi
apabila tingkat bunga mengalami penurunan.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga
adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah
laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan
ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sebagian dapat dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi di
sisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang
memperngaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari
pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang
diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
4. Jumlah laba yang di dapat perusahaan
Pada umumnya,investor melakukan investasi pada perusahaan yang
mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang
cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya
akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
5.
Tingkat Risiko dan Pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan
perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham
perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi
pula tingkat pengembalian saham yang diterima.
10.
Penelitian Terdahulu
Muhammad Syaifuddin Mifta dan Siti Rokhmi Fuadati (2012) meneliti
Pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share
Terhadap Harga Saham perusahaan semen yang terdaftar di bursa efek indonesia.
Hasilnya menujukkan CR, dan ROE dan EPS secara simultan berpengaruh
terhadap harga saham.Sedangkan DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Tomy Sanjaya, Dwiatmanto dan Maria Goretti Wi Endang (2015) meneliti
Pengaruh return on equity, debt ratio, debt to equity ratio, dan earning per
shareTerhadap Harga Saham (studi pada perusahaan food and beverage yang
terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2013). Hasilnya ROE berpengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
signifikan terhadap harga saham. Sedangkan EPS,DR,dan DER tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Syamsu Rizal dan Fira Permatasari (2015) meneliti Pengaruh kinerja
keuangan DER dan ROE Terhadap perubahan Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (periode 2009-2013). Hasilnya ROE dan DER
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Teguh Jiwandono (2014) melakukan Analisis faktor fundamental terhadap
harga saham sektor perbankan yang go public di indeks kompas 100. Hasilnya
EPS dan ROA berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan ROE,ROI,CAR
dan Asset Growth tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Harianto, Wahidahwati dan Maswar Patuh Priyadi (2013) meneliti
pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.Hasilnya DR, DER, EPS dan ROE berpengaruh terhadap harga
saham.
Kabajeh, Nu‟aimat and Dahmash (2012) meneliti Relationsip between the
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), and Return On Invesment
(ROI) ratios with jourdanian Insurance Public companies market share prices.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio ROA , ROE dan ROI secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi umum jordania
sedangkan secara parsial ROA dan ROI berpengaruh signifikan terhadap harga
saham sedangkan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan asuransi umum jordania.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Silviana dan Rocky (2013 ) meneliti analysis of return on assets and
earnings per share on the stock market in the banking
companies in Indonesia Stock Exchange. Hasil penelitian menunjukkan
ROA
tidak signifikan dan negatif terhadap harga saham sedangkan EPS
signifikan dan positif terhadap harga saham
Wahyu Wulandari (2011) menelliti Influence of dividend policy on stock
price in companies listed on Indonesia Stock Exchange (BEI) during 2008-2011
and to examine whether EPS and ROE could be used as control variable. Hasil
penelitian menunjukkan secara bersama-sama variabel independen dan variabel
kontrol memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Variabel
DPR, EPS, ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. secara
parsial DPR dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
sedangkan ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Deitiana, dkk (2015) meneliti Influence of financial ratio and sales growth
on dividend and implication of stock price on manufactured companies listed on
Indonesian exchange. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan ROE,
LIQUIDITY, DPR dan Sales Growth berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. sedangkan secara parsial ROE, LIQUIDITY, DPR Dividen berpengaruh
signifikan dan positif terhadap harga saham sementara Sales Growth berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap harga saham
Putu D.A.D dan I.G.N.A. Suryana (2013) meneliti Pengaruh EPS,DER
dan PBV terhadap harga saham perusahaan food and beverage. Dimana Hasil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
penelitian menunjukan secara simultan variabel EPS dan PBV secara parsial
berpengaruh terhadap harga saham sedangkan DER tidak berpengaruh
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
2
3
4
5
6
Peneliti
Judul Penelitian
Muhamad
syaifudin
mifta dan
siti rokhmi
fuadati
(2012)
Tomy
Sanjaya,
Dwiatmant
o dan Maria
Goretti Wi
Endang
(2015)
Syamsu
Rizal dan
Fira
Permatasari
(2015)
Teguh
Jiwandono
(2014)
Dependen:
Harga Saham
Independen:
CR,ROE,EPS
Harianto,
Wahidahwa
ti dan
Maswar
Patuh
Priyadi
(2013)
Kabajeh,
Nu‟aimat
and
Dahmash
Metode
Penelitian
Regresi linier
berganda
Hasil Penelitian
CR,ROE dan EPS secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham.
DER secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Dependen:
Harga Saham
Independen:
Regresi
ROE,DER,DR,EPS linier
berganda
ROE berpengaruh signifikan terhadap
harga saham, EPS,DR,dan DER tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
Dependen:
Harga Saham
Independen:
ROE,DER
Regresi
linier
berganda
ROE dan DER memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham
Dependen:
Harga Saham
Independen:
ROE,ROI,CAR
Regresi
linier
berganda.
EPS dan ROA berpengaruh terhadap
hargasaham.Sedangkan
ROE,ROI,CAR dan Asset Growth
tidak berpengaruh terhadap harga
saham.
Dependen:
Harga Saham
Independen:
CR,DER,EPS,
ROE
Regresi
linier
berganda
Pengaruh rasio keungan terhadap
harga saham pada perusahaan
manufaktur. Hasilnya CR,DER,EPS
dan ROE berpengaruh terhadap harga
saham.
Relationsip
Menggunakan
between the Return metode Persial
On Asset (ROA), dan simultan
Return On Equity
Hasil penelitian menunjukan bahwa
ada hubungan statistik yang signifikan
antara rasio ROA , ROE dan ROI ,
secara bersamaan, dengan harga saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
(2012)
7
Silviana
dan Rocky
(2013 )
8
Wahyu
Wulandari
(2011)
(ROE), and Return
On
Invesment
(ROI) ratios with
share price of
jourdanian
Insurance Public
asuransi pasar umum Yordania ; tidak
signifikan
hubungan statistik antara rasio ROA
dengan harga pangsa pasar ; dan
positif rendah
hubungan statistik yang signifikan
antara variabel ROI dan harga saham .
dari regresi
analisis untuk variabel secara terpisah ,
para peneliti mencatat bahwa variabel
ROA memiliki tertinggi
nilai koefisien , sedangkan variabel
ROI memiliki nilai koefisien terendah.
The analysis of
Menggunakan Hasil penelitian menunjukkan ROA
return on assets and analisis Linier tidak signifikan dan negatif terhadap
earnings per share
Regresi
harga saham sedangkan EPS signifikan
on the stock market
dan positif terhadap harga saham
in the banking
.
Companies
in
Indonesia
Stock
Exchange
This study aims to Analisis data Hasil penelitian ini menunjukkan
examine and
menggunakan bahwa DPR dan EPS berpengaruh
analyze the
regresi
positif secara signifikan terhadap harga
influence of
berganda dan saham. Sementara, ROE secara persial
dividend policy on hipotesis uji tidak berpengaruh terhadap harga
stock price.
yang
saham.
And to examine digunakan Fwhether EPS and test dan t-test.
ROE could be used
as control variable.
This study used
Dividend Payout
Ratio (DPR) as
independent
variable, Earnings
per Share (EPS)
and Return on
Equity (ROE) as
control variable to
analyze
their
influence on stock
price.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
9
Deitiana,
dkk (2015)
Influence of
financial ratio and
sales growth on
dividend and
implication of
stock price on
manufactured
companies listed
on Indonesian
exchange
10
Putu D.A.D
dan
I.G.N.A.
Suryana
(2013)
Pengaruh
EPS,DER dan PBV
terhadap harga
saham perusahaan
food and beverage
Metode
Deskriptif
menunjukkan secara simultan ROE,
LIQUIDITY, DPR dan Sales Growth
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. sedangkan secara parsial ROE,
LIQUIDITY,
DPR
Dividen
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap harga saham sementara Sales
Growth berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap harga saham
Analisa
Hasil penelitian menunjukan secara
Regresi Linear simultan variabel EPS dan PBV secara
Berganda
parsial berpengaruh terhadap harga
saham
sedangkan
DER
tidak
berpengaruh
B. Rerangka Pemikiran
Return on equity merupakan bagian dari salah satu rasio profitabilitas. Rasio
ini mengukur seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Perusahaan yang mempunyai return on equity yang tinggi berarti
semakin efektif dan efisien didalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh laba
dan sebaliknya semakin efektif dan efisien perusahaan dalam menggunakan
ekuitas untuk memperoleh laba, maka nilai perusahaan itu akan semakin tinggi.
Nilai suatu perusahaan yang tinggi akan berpengaruh terhadap harga saham.
Rasio yang paling penting atas pengembalian atas ekuitas (return on equityROE), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total
ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat
pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE
menunjukkan tingkat yang mereka peroleh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan
yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham
Brigham and Houston(2014).
Untuk membantu dalam memahami rasio-rasio yang dapat berpengaruh
terhadap harga saham diperlukan suatu kerangka pemikiran. Berikut ini adalah
kerangka teoritis yang merupakan alur pemikiran dari peneliti yang disusun
sebagai berikut:
Earning Per Share (EPS) (X1)
H1
Harga Saham (Y)
Return On Equity (ROE) (X2)
H2
Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
Rerangka pemikiran teorotis yang disajikan diatas menggambarkan bahwa
harga saham perusahaan di pengaruhi oleh Earning Per Share (EPS), Return On
Equity (ROE).
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian terdahulu, dan rerangka pemikiran,
maka dirumuskanlah hipotesis sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu informasi akutansi yang
menunjukan besarnya keuntungan bersih perlembar saham yang mampu
dihasilkan perusahaan. Darsono dan Ashari (2006), bahwa Earning Per Share
(EPS) adalah mengukur besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar
saham. EPS yang tinggi menunjukan bahwa tingkat efisiensi dan efektifitas
pengelolaan perusahaan baik. Pemegang saham biasa dan calon pemegang saham
sangat tertarik akan EPS, karena hal ini akan menggambarkan jumlah rupiah yang
diperoleh untuk setiap lembar saham.
Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan
taraf kemakuran investor, dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah
jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Pernyataan tersebut diperkuat
oleh hasil penelitian dari Syaifuddin Mifta dan Siti Rokhmi Fuadati (2012)
bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dari uraian
di atas maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Diduga Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga saham
Return on equity merupakan bagian dari salah satu rasio profitabilitas. Rasio
ini mengukur seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Perusahaan yang mempunyai return on equity yang tinggi berarti
semakin efektif dan efisien didalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh laba
dan sebaliknya semakin efektif dan efisien perusahaan dalam menggunakan
ekuitas untuk memperoleh laba, maka nilai perusahaan itu akan semakin tinggi.
Nilai suatu perusahaan yang tinggi akan berpengaruh terhadap harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Rasio yang paling penting atas pengembalian atas ekuitas return on equity
(ROE), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total
ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat
pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE
menunjukkan tingkat yang mereka peroleh.
Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan
yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham
Brighamand Houston (2014).
H2: Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download