BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Manajemen Untuk meningkatkan daya guna produk atau jasa tidaklah dapat dilakukan sendiri, tetapi dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak. Untuk mendapatkan kerjasama yang baik, maka diperlukan suatu cara untuk menjaga suatu kerjasama agar berjalan dengan baik, sehingga segala tujuan yang telah direncanakan dapat menghasilkan hasil yang maksimal, untuk mencapai hasil tersebut maka manajemen sangat diperlukan dalam hal ini. Manjamen merupakan suatu proses yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian bagi setiap kelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber ekonomi atau faktor untuk mencapai tujuan yang sudah dicapai sebelumnya. Lebih jelasnya akan dikemukakan oleh Mamduh M. Hanafi (2012) sebagai berikut: “manajemen diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi – fungsi keuangan yang secara garis besar fungsi-fungsi perusahaan bisa dikelompokkan kedalam empat fungsi yaitu, fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi produksi, fungsi personalia”. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan manajemen adalah suatu hal untuk mencapai tujuan tertentu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. 2. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi dari manajerial yang terdapat pada perusahaan yang memiliki peranan yang penting. Disamping fungsi manajerial lainnya dalam perusahaan seperti manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, manajemen oprasional, manajemen strategik, dan lain sebagainya. Manajemen perusahaan menitik beratkan pada pengelolaan keuangan yang di lakukan oleh perusahaan atau pihak lain, dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal. Pada dasarnya manajemen keuangan mempunyai dua unsur kata yaitu “Manajemen” dan “ Keuangan”. Manajemen keungan merupakan salah satu fungsi oprasional perusahaan yang sangat penting. Manajemen keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat di lakukan baik oleh individu, perusahaan, maupun pemerintah. Pengertian Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh. suatuorganisasi atau perusahaan. Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan harus mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan segi keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Unsur manajemen keuangan harus diketahui oleh seorang manajer. Misalkan saja seorang manajer keuangan tidak mengetahui apa-apa saja yang menjadi unsur-unsur manajemen keuangan, maka akan muncul kesulitan dalam menjalankan suatu perusahaan tersebut. Sebab itu, seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui segala aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajer keuangan harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal. Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu: 1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagaiaktiva. 2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan. 3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin. Menurut Martono dan Agus (2010), manajemen keuangan (Financial manajemen) segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Sedangkan menurut Husnan, (2011).Manajemen keuangan adalah menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan dalam suatu organisasi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan segala aktivitas perusahaan berhubungan dengan bagaimana memperoleh, menggunakan, mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. a. Fungsi Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh aset, mendanai aset dan mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari definisi tersebut menurut Martono dan Agus (2010). Ada 3 (tiga) fungsi utama dalam manajemen keuangan,yaitu: 1. Keputusan investasi (Investmen Decision) Keputusan Investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan di kelola oleh perusahaan. Keputusan invstasi adalah yang paling penting di antara keputusan yang lainnya. Hal ini di karenakan keputusan investasi berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu yang akan datang. 2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan ini menyangkut beberapa hal. Pertama, keputusan mengenai penetapan sumber dana yang di perlukan untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 membiayai investasi. Sumber dana yang akan di gunakan untuk membiyai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Kedua, penetapan pertimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering di sebut struktur modal yang optimum. Struktur modal yang optimum merupakan pertimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan modal rata-rata yang minimal. 3. Keputusan Pengelolaan Aset (Asset Managemen Decision) Apabila aset telah di peroleh dengan pendanaan yang tepat, maka asetaset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pemafaatan aset menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut menuntut manajer keuangan untuk lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar dari pada aktiva tetap. Fungsi manajemen keuangan adalah salah satu fungsi utama yang sangat penting di dalam perusahaan, di samping fungsi-fungsi yang lainnya yaitu pemasaran, sumber daya manusia dan operasional.Walaupun dalam pelaksanaannya fungsi-fungsi tersebut saling berhubungan. b. Tujuan Manajemen Keungan Manajemen Keuangan sebagai aktifitas memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola aset secara efisien membutuhkan tujuan dan sasaran. Dimana menurut Agus Sartono (2010) tujuan manajemen keuangan adalah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 “Memaksimumkan nilai perusahaan (memaksimumkan kemakmuran pemegang saham) yang di ukur dari harga saham perusahaan”. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010) yang di terjemahkan oleh Yulianto tujuan Manajemen Keuangan yaitu: “Memaksimalkan kekayaan pemegang saham dalam jangka panjang, tetapi bukan untuk memaksimalkan ukuran-ukuran akutansi seperti laba bersih atau EPS”. 3. Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagiaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Laporan Keuangan menurut Khasmir (2012), Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.Maksud laporan keuagan yang menunjukan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini.Kondisi perusahaa terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan di buat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan.Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 a. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuang menurut Khasmir (2012), untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. b. Jenis-Jenis Laporan Keungan Jenis laporan keuangan menurut Khasmir (2012), secara umun ada lima macam jenis laporan keuangan yang disusun, yaitu: 1. Neraca Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan pada tanggal tertentu. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. 3. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki saat ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas 5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. 4. Analisis Laporan Keuangan Dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi, Laporan Keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat penting bagi para pemakai laporan keuangan. Hasil dari analisis laporan keuangan akan mampu menginterpretasikan berbagai hubungan dan kecenderungan yang dapat memberikan pertimbangan terhadap keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Hery (2015), analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang ada dan kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Adapun tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Hery (2015) adalah: 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan perusahaan. 4. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan dimasa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen. 6. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil yang telah dicapai. a. Teknik Analisis Laporan Keuangan Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan menurut Hery (2015) adalah sebagai berikut: 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk menunjukan perubahan dalam jumlah (absolut) maupun dalam presentase (relatif). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 2. Analisi Trend merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukan kenaikan atau penurunan. 3. Analisa Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen aset terhadap total aset; persentase masing-masing komponen utang dan modal terhadap total passive (total aset); persentase masing-masing komponen laba rugi terhadap penjualan bersih. 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang dibandingkan. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu 6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi 7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari satu periodeke periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 8. Analisis Titik Impas, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugiaan. 9. Analisis Kredit, merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada kreditor, seperti bank. 5. Pengertian Rasio Keuangan Pengertian laporan keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keungan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu. James C Van Horne dikutip dari Khasmir (2008), definisi rasio keungan merupakan indexs yang menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dalam membagi satu angka dengan angka lainnya. 6. Analisis Rasio Keuangan Salah satu metode yang dapat di lakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukan kedalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keuangan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, sat ini, dan kemungkinannya dimasa depan. Menurut Irawati (2006), rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang di manfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 dari suatu perusahaan dalam periode tertentudengan jalan membandingkan dua buah variabel yang di ambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi. a. Jenis-Jenis Rasio Keuangan Menurut Hery (2015) secara garis besar, saat ini dalam praktik setidaknya ada 5 (lima) jenis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kelima jenis rasio keuangan tersebut adalah: 1. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan. 2. Rasio solvabilitas atau Rasio struktur modal atau Rasio leverage merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Sama halnya dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas juga diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan. 3. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini dikenal juga sebagai rasio pemanfaatan aset, yaitu rasio yang digunakan untuk menilai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 efektivitas dan intensitas aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. 4. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rasio tingkat pengembalian atas investasi dan rasio kinerja operasi. a. Rasio tingkat pegembalian atas investasi adalah rasio yang digunakan untuk menilai kompensasi financial atas penggunaan aset atau ekuitas terhadap laba bersih (laba setelah bunga dan pajak). b. Rasio kinerja operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi marjin laba dari aktivitas operasi (penjualan). 5. Rasio penilaian atau rasio ukuran pasar merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsic perusahaan (nilai saham). b. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas 1. Rasio lancar (Current Ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancer yang tersedia. Dengan kata lain, rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar Hery(2015). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 Dalam praktek, standar rasio lancar yang baik adalah 200% atau 2:1.Besaran rasio ini seringkali dianggap sebagai ukuran yang baik atau memuaskan bagi tingkat likuiditas suatu perusahaan.Artinya, dengan hasil perhitungan rasio sebesar itu, perusahaan sudah dapat dikatakan berada dalam posisi aman untuk jangka pendek. Namun, perlu dicatat bahwa standar ini tidaklah mutlak karena harus diperhatikan juga faktor lainnya, seperti tipe (karakteristik) industri, efisiensi persediaan, manajemen kas, dan sebagainya.Oleh sebab itu, sekali lagi, diperlukan suatu standar rasio rata-rata industri sebagai rasio keuangan pembanding untuk menentukan tingkat likuiditas perusahaan yang sesungguhnya Hery (2015). Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar: 2. Rasio sangat lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) Rasio sangat lancar atau rasio cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat lancar (kas + sekuritas jangka pendek + piutang), tidak termasuk persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya. Dengan kata lain, rasio sangat lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset sangat lancar (diluar persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya) yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio sangat lancar ini http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 dihitung sebagai hasil bagi antara aset sangat lancar (aset yang dapat dengan segera dikonversi menjadi kas tanpa mengalami kesulitan) dengan total kewajiban lancar Hery (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio sangat lancar: 3. Rasio kas (Cash Ratio) Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setera kas yang ada Hery(2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas c. Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas 1. Rasio utang terhadap aset (Debt to Asset Ratio) Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset Hery (2015) . http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang: 2. Rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio) Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang. Rasio ini memberikan petunjuk umum tentang kelayakan kredit dan resiko keuangan debitor Hery(2015) Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang terhadap modal: 3. Rasio utang jangka panjang terhadap modal (Long Term Debt to Equity Ratio) Rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang jangka panjang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor jangka panjang dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara utang jangka panjang dengan modal Hery(2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang jangka panjang terhadap modal: 4. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (Times Interest Earned Ratio) Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan menunjukan sejauh mana atau berapa kali kemampuan perusahaan dalam membayar bunga.Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan dihitung sebagai hasil bagi antara laba sebelum bunga dan pajak dengan besarnya beban bunga yang harus dibayarkan.Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman tidak dipengaruhi oleh pajak Hery (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kelipatan bunga yang dihasilkan: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 5. Rasio laba operasional terhadap kewajiban (Operating Income to Liabilities Ratio) Rasio laba operasional terhadap kewajiban merupakan rasio yang menunjukkan (sejauh mana atau berapa kali) kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba operasional.Rasio laba operasional terhadap kewajiban dihitung sebagai hasil bagi antara laba operasional dengan total kewajiban Hery (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio laba operasional terhadap kewajiban: d. Jenis-Jenis Rasio Aktifitas 1. Perputaran piutang usaha (Accounts Receivable Turn Over) Perputaran piutang usaha merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam putang usaha akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata penagihan piutang usaha. Rasio ini menunjukkan kualitas piutang usaha dan kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas penagihan piutang usaha tersebut. Dengan kata lain, rasio ini menggambarkan seberapa cepat piutang usaha berhasil ditagih menjadi kas Hery (2015). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran piutang usaha: 2. Perputaran persediaan (Inventory TurnOver) Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata persediaan tersimpan digudang hingga akhirnya terjual. Rasio ini menunjukkan kualitas persediaan barang dagang dan kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas penjualan. Dengan kata lain, rasio ini menggambarkan seberapa cepat persediaan barang dagang berhasil dijual kepada pelanggan Hery, (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran persediaan: 3. Perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over) Perputaran modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata aset lancar. Yang dimaksud dengan rata- http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 rata aset lancar adalah aset lancar awal tahun ditambah aset lancar akhir tahun lalu dibagi dengan dua Hery(2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran modal kerja: 4. Perputaran aset tetap (Fixed Assets Turnover) Perputaran aset tetap merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa efektif kapasitas aset tetap turut berkontribusi menciptakan penjualan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata aset tetap.Yang dimaksud dengan ratarata aset tetap adalah aset tetap awal tahun ditambah aset tetap akhir tahun lalu dibagi dengan dua. Perputaran aset tetap yang rendah berarti perusahaan memiliki kelebihan kapasitas aset tetap, dimana aset tetap yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan Hery(2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran aset tetap: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 5. Perputaran total aset (Total Assets Turnover) Perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata total aset. Yang dimaksud dengan rata-rata total aset adalah total aset awal tahun ditambah total aset akhir tahun lalu dibagi dengan dua. Perputaran total aset yang rendah berarti perusahaan memeliki kelebihan total aset dimana total aset yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan Hery (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran total aset: e. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas 1. Hasil pengembalian atas aset (Return On Assets) Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset Hery (2015). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas aset: 2. Hasil pengembalian atas ekuitas (return on equity) Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas Hery (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas ekuitas: 3. Marjin laba kotor (Gross Profit Margin) Marjin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor terhadap penjualan bersih. Laba kotor sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan.Yang dimaksud dengan penjualan bersih disini adalah penjualan (tunai maupun kredit) dikurangi retur dan penyesuaian harga jual serta potongan penjualan Hery (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba kotor: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 4. Marjin laba operasional (operating profit margin) Marjin laba operasional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih.Rasio ini dihitung dengan membagi laba operaasional terhadap penjualan bersih. Laba operasional sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba kotor dengan beban operasional.Beban operasionaldisini terdiri atas beban penjualan maupun beban umum dan administrasi Hery (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba operasional: Marjin laba operasional = laba operasional : penjualan bersih 5. Marjin laba bersih (Net Profit Margin) Marjin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap penjualan bersih.Laba bersih sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan. Yang dimaksud dengan laba sebelum pajak penghasilan disini adalah laba operasional ditambah pendapatan dan keuntungan lain-lain, lalu dikurangi dengan beban dan kerugian lain-lain Hery (2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba bersih: Marjin laba bersih = laba bersih : penjualan bersih http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 f. Jenis-jenis Rasio Nilai Pasar 1. Rasio harga/laba (Price/Earnings- P/E) Rasio harga per saham terhadap laba per saham; menunjukkan jumlah dolar yang dibayarkan investor untuk setiap $1 laba berjalan Brigham and Huston (2014). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio harga/laba: 2. Rasio harga/arus kas (Price/Cash Flow Ratio) Rasio harga persaham dibagi dengan arus kas per saham; menunjukkan jumlah dolar yang akan dibayarkan nvestor untuk setiap $1 arus kas Brigham and Huston (2014). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio harga/arus kas: 3. Rasio nilai pasar/nilai buku (Market/book-M/B) Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya Brigham and Huston (2014). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio nilai pasar/nilai buku: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 7. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) sebagai salah satu rasio yang biasa di gunakan dalam prospectus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang merupakan laba bersih di kurangi deviden (laba tersedia bagi pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham yang beredar akan menghasilkan laba per saham. Alat ukur yang paling sering dugunakan adalah Earning Per Share (EPS). Angka yang di tunjukan EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham dan tingkat harga saham dikemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan kebijakan pembayaran deviden. Darmadji& Fakhruddin (2006) mengatakan: “bahwa yang dimaksud dengan Earning Per Share adalah laba perlembar saham merupakan rasio yang menunjukan bagian laba untuk setiap saham.”Sedangkan menurut Gitman (2006) mengatakan: “jumlah yang diperoleh dari saham biasa beredar, di hitung dengan membagi penghasilan total peiode yang tersedia bagi pemegang saham biasa perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Perhitungn EPS dapat dirumuskan sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Menurut Nachrowi (2006). “dalam berinvesatasi di bursa, investor akan memperhatikan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham (earning per share)”. EPS salah satu indicator yang dapat menunjukan kinerja perusahaan, karena besar kecilnya EPS akan di tentukan oleh laba perusahaan. a. Tujuan Perhitungan Earning Per Share (EPS) Syamsuddin (2006) mengatakan bahwa pada umumnya para pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Menurut Syamsuddin (2006), yaitu: “Laba per saham (Earning Per Share) adalah laba bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. Menurut Harahap (2007), EPS digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemilik perusahaan. Rasio rendah berarti manajemen tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan-pendapatan yang diperoleh.Rasio tinggi berarti perusahaan sudah mapan (mature). Dengan demikian, laba per lembar saham (Earning Per Share) adalah Rasio yang menunjukan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Basic EPS untuk EPS yang hanya memperhitungkan saham biasa, digunakan Basic EPS dengan formula: Basic EPS = ( Laba bersih – Dividen preferen ) / Jumlah saham biasa berdasarkan rata-rata tertimbang. b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi EPS Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Earning Per Share adalah: 1. Pengguna Hutang Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan dalam struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaannya. Menurut Wild al (2008) bahwa “motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang adalah potensi biasa yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, utang lebih murah di bandingkan pendanaan ekuitas”. Pendapat tersebut didasarkan oleh karena bunga sebagian besar jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil dari pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. Selain itu, karena bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan dividen tidak, dampaknya adalah besarnya pajak yang ditanggung perusahaan akan semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya adalah terjadi kenaikan pada EPS. a. Tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen pun dihadapkan pada beberapa alternatif sumber pendanaan, apakah modal sendiri atau dengan pinjaman (modal asing). b. Faktor-faktor Penyebab Kenaikan Earning Per Share yaitu: 1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasanya yang beredar turun. 3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasanya yang beredar turun. 4. Presentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar 5. Presentase penurunana jumlah lembar saham biasanya yang beredar lebih besar dari pada presentase penurunan laba bersih. c. Faktor Penyebab Penurunan Earning Per Share yaitu: 1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasanya yang beredar naik. 2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik. 4. Presentase penurunan laba bersih lebih besar daripada presentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar. 5. Presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada presentase kenaikan laba bersih. Jadi bagi usaha nilai laba per lembar saham akan meningkat apabila suatu badan presentase kenaikan laba bersihnya lebih besar dari pada presentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. c. Penilaian Laba Per Lembar Saham (EPS) Angka laba per lembar saham (Earning Per Share) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang di lakukan adalah memahami laporan keuangan disajikan perusahaan.Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba. Neraca menunjukkan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri pada waktu tertentu.Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya yang di tanggung dan berapa laba yang di peroleh perusahaan pada periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 8. Return On Equity (ROE) Return On Equity atau sering di sebut rete of return on net work merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam memperhitungkan profitabilitas perusahaan independent terhadap dana yang dipakai. ROE secara eksplisit menganalisis profitabilitas perusahaan sebagai saham biasa. Menurut Tandelilin (2010), Return On Equity (ROE) umumnya dihitung menggunakan ukuran kinerja berdasarkan akutansi dan dihitung sebagai laba bersih perusahaan dibagi dengan ekuitas pemegang saham biasa. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010), Return On Equity (ROE) merupakan rasio bersih terhadap ekuitas biasa mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas Hery(2015). Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas ekuitas: Dengan demikian Return On Equity yang tinggi berarti perusahaan tersebut memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para pemegang saham. Kondisi perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 tinggi sehingga kemungkinan menghasilkan tingkat pengembalian saham yang besar. 9. Saham Salah satu jenis investasi yang cukup menarik minat masyarakat adalah investasi dalam saham. Saham secara sederhana dapat didefinisikan sebagai salah satu dana yang di peroleh perusahaan yang berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus memberikan kontra terhadap modal keuangan dalam bentuk deviden dan apresiasi harga saham. Pengertian saham menurut Hartono (2008) Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Saham biasa sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup disebut ekuitas (equities), menunjukan bagian kepemilikan di sebuah perusahaan. Masing-masing lembar saham bisa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan persahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan (Bodie, Kane, Marcus, 2006) Menurut Siamat (2009) saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik (berapapun porsi) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut,sesuai porsi kepemilikan yang tertera saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaanperusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis saham (efek ekuitas), dengan imbalan uang tunai.Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi.Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market). Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Kepemilikan tersebut memberikan kontribusi kepada pemegangnya berupa return yang dapat diperolehnya, yaitu keuntungan modal (capital gain) atas saham yang memiliki harga jual lebih tinggi dari harga belinya, atau dividen atas saham tersebut, di samping hak lainnya yaitu non financial benefit berupa hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Peluang untuk mendapatkan return dari capital gain ini memotivasi para investor untuk melakukan perdagangan saham di pasar modal (bursa efek). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 a. Jenis-jenis Saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011) saham terbagi berdasarkan peralihan hak: 1. Saham atas unjak (bearer stock), merupakan saham yang di tulis nama pemiliknya, agar mudah di pindahtangankan dari satu investor ke investor lain. 2. Saham atas nama(registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. Menurut Hartono (2008) saham terbagi berdasarkan hak tagih saham: 1. Saham biasa (common stock), merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasalah yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian diveden perusahaan. 2. Saham Preferen (preferrend stock),mempunyai sifat antara obligasi dan saham biasa,sama halnya dengan obligasi yang membayarkan bunga atas pinjamannya,saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. b. Manfaat Dan Kepemilikan Saham Menurut Kasmir (2012) pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 1. Dividen Dividen adalah pebagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividen yang di bagikan kepada setiap pemegang saham dapat berupa dividentunai (cash dividen) dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Dividen yang di bagikan kepada setiap pemegang saham juga dapat berupa dividen saham (stock dividen) yang berarti diberikan dividen sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder.Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.Investor seperti ini dapat membeli saham pada pagi hari, lalu enjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Sebagai instrument investasi, saham memiliki resiko antara lain: a. Captal Loss Capital loss merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 b. Risiko Likuiditas Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebit di bubarkan.Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).Jika masih terdapat sisa dari penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proposional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan resiko terberat dari pemegang saham.Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. c. Harga Saham Harga saham didasarkan pada arus kas yang diharapkan pada tahun-tahun mendatang, bukan hanya ditahun berjalan.Jadi, maksimalisasi harga saham meminta kita untuk melihat operasi secara jangka panjang Brigham and Houston(2014). Harga saham menurut Usman (2008) pada umumnya harga saham dapat didefinisikan sebagai harga pasar (market value). Harga pasar adalah harga yang berlaku didalam pasar pada saat itu. Harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaraan yang secara fundamental ditentukan oleh aktia http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 yang diwakilinya. Pengukuran dari variabel harga saham ini yaitu harga penutupan saham (closing price) tiap perusahaan yang diperoleh dari harga saham pada periode akhir tahun. Harga saham menurut Jogiyanto (2008) adalah sebagai berikut: “Harga saham adalah harga yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal.” Makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung naik. Sebaliknya,makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun. ”Analisis terhadap harga saham memiliki dua model dan teknik analisis dalam melakukan penilaian harga saham yaitu analisa fundamental dan analisa teknikal. 1. Analisis Fundamental Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012) analisa fundamental , merupakan salah satu cara untuk melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator yang terkait dengan kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan. Dengan demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 2. Analisis teknikal Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012) analisa teknikal, merupakan salah satu metode yang digunakan untuk penilaian saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi. Dengan berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk, analisis teknikal mencoba memprediksi aarah pergerakan harga saham ke depan. Analisis teknikal atau sering disebut chartist percaya bahwa perkembangan atau kinerja saham dan pasar di masa lalu merupakan cerminan kinerja ke depan. Dengan perkataan lain, mereka percaya „sejarah akan berulang kembali‟. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal.Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek maka harga saham cenderung akan naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 Menurut Alwi (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu: d. Faktor Internal 1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan. 2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. 3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi. 4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan diakuisisi. 5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya. 6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. 7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), price earningratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain. e. Faktor Eksternal 1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. 2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. 3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading. 4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. 5. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri. Menurut Weston dan Brigham (2006) dialih bahasakan oleh Alfonsus Sirait faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah: 1. Laba per Lembar Saham (Earning Per Share) Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba perlembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendukung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 investoruntuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2. Tingkat bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi Harga Saham dengan cara a. Mempengaruhi persaingan dipasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan 3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dapat dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi di sisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang memperngaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 4. Jumlah laba yang di dapat perusahaan Pada umumnya,investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat Risiko dan Pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima. 10. Penelitian Terdahulu Muhammad Syaifuddin Mifta dan Siti Rokhmi Fuadati (2012) meneliti Pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity dan earning per share Terhadap Harga Saham perusahaan semen yang terdaftar di bursa efek indonesia. Hasilnya menujukkan CR, dan ROE dan EPS secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.Sedangkan DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tomy Sanjaya, Dwiatmanto dan Maria Goretti Wi Endang (2015) meneliti Pengaruh return on equity, debt ratio, debt to equity ratio, dan earning per shareTerhadap Harga Saham (studi pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2013). Hasilnya ROE berpengaruh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 signifikan terhadap harga saham. Sedangkan EPS,DR,dan DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Syamsu Rizal dan Fira Permatasari (2015) meneliti Pengaruh kinerja keuangan DER dan ROE Terhadap perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (periode 2009-2013). Hasilnya ROE dan DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Teguh Jiwandono (2014) melakukan Analisis faktor fundamental terhadap harga saham sektor perbankan yang go public di indeks kompas 100. Hasilnya EPS dan ROA berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan ROE,ROI,CAR dan Asset Growth tidak berpengaruh terhadap harga saham. Harianto, Wahidahwati dan Maswar Patuh Priyadi (2013) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.Hasilnya DR, DER, EPS dan ROE berpengaruh terhadap harga saham. Kabajeh, Nu‟aimat and Dahmash (2012) meneliti Relationsip between the Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), and Return On Invesment (ROI) ratios with jourdanian Insurance Public companies market share prices. Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio ROA , ROE dan ROI secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi umum jordania sedangkan secara parsial ROA dan ROI berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi umum jordania. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 Silviana dan Rocky (2013 ) meneliti analysis of return on assets and earnings per share on the stock market in the banking companies in Indonesia Stock Exchange. Hasil penelitian menunjukkan ROA tidak signifikan dan negatif terhadap harga saham sedangkan EPS signifikan dan positif terhadap harga saham Wahyu Wulandari (2011) menelliti Influence of dividend policy on stock price in companies listed on Indonesia Stock Exchange (BEI) during 2008-2011 and to examine whether EPS and ROE could be used as control variable. Hasil penelitian menunjukkan secara bersama-sama variabel independen dan variabel kontrol memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Variabel DPR, EPS, ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. secara parsial DPR dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. sedangkan ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Deitiana, dkk (2015) meneliti Influence of financial ratio and sales growth on dividend and implication of stock price on manufactured companies listed on Indonesian exchange. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan ROE, LIQUIDITY, DPR dan Sales Growth berpengaruh signifikan terhadap harga saham. sedangkan secara parsial ROE, LIQUIDITY, DPR Dividen berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham sementara Sales Growth berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga saham Putu D.A.D dan I.G.N.A. Suryana (2013) meneliti Pengaruh EPS,DER dan PBV terhadap harga saham perusahaan food and beverage. Dimana Hasil http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 penelitian menunjukan secara simultan variabel EPS dan PBV secara parsial berpengaruh terhadap harga saham sedangkan DER tidak berpengaruh Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1 2 3 4 5 6 Peneliti Judul Penelitian Muhamad syaifudin mifta dan siti rokhmi fuadati (2012) Tomy Sanjaya, Dwiatmant o dan Maria Goretti Wi Endang (2015) Syamsu Rizal dan Fira Permatasari (2015) Teguh Jiwandono (2014) Dependen: Harga Saham Independen: CR,ROE,EPS Harianto, Wahidahwa ti dan Maswar Patuh Priyadi (2013) Kabajeh, Nu‟aimat and Dahmash Metode Penelitian Regresi linier berganda Hasil Penelitian CR,ROE dan EPS secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dependen: Harga Saham Independen: Regresi ROE,DER,DR,EPS linier berganda ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham, EPS,DR,dan DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Dependen: Harga Saham Independen: ROE,DER Regresi linier berganda ROE dan DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham Dependen: Harga Saham Independen: ROE,ROI,CAR Regresi linier berganda. EPS dan ROA berpengaruh terhadap hargasaham.Sedangkan ROE,ROI,CAR dan Asset Growth tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dependen: Harga Saham Independen: CR,DER,EPS, ROE Regresi linier berganda Pengaruh rasio keungan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Hasilnya CR,DER,EPS dan ROE berpengaruh terhadap harga saham. Relationsip Menggunakan between the Return metode Persial On Asset (ROA), dan simultan Return On Equity Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan statistik yang signifikan antara rasio ROA , ROE dan ROI , secara bersamaan, dengan harga saham http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 (2012) 7 Silviana dan Rocky (2013 ) 8 Wahyu Wulandari (2011) (ROE), and Return On Invesment (ROI) ratios with share price of jourdanian Insurance Public asuransi pasar umum Yordania ; tidak signifikan hubungan statistik antara rasio ROA dengan harga pangsa pasar ; dan positif rendah hubungan statistik yang signifikan antara variabel ROI dan harga saham . dari regresi analisis untuk variabel secara terpisah , para peneliti mencatat bahwa variabel ROA memiliki tertinggi nilai koefisien , sedangkan variabel ROI memiliki nilai koefisien terendah. The analysis of Menggunakan Hasil penelitian menunjukkan ROA return on assets and analisis Linier tidak signifikan dan negatif terhadap earnings per share Regresi harga saham sedangkan EPS signifikan on the stock market dan positif terhadap harga saham in the banking . Companies in Indonesia Stock Exchange This study aims to Analisis data Hasil penelitian ini menunjukkan examine and menggunakan bahwa DPR dan EPS berpengaruh analyze the regresi positif secara signifikan terhadap harga influence of berganda dan saham. Sementara, ROE secara persial dividend policy on hipotesis uji tidak berpengaruh terhadap harga stock price. yang saham. And to examine digunakan Fwhether EPS and test dan t-test. ROE could be used as control variable. This study used Dividend Payout Ratio (DPR) as independent variable, Earnings per Share (EPS) and Return on Equity (ROE) as control variable to analyze their influence on stock price. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 9 Deitiana, dkk (2015) Influence of financial ratio and sales growth on dividend and implication of stock price on manufactured companies listed on Indonesian exchange 10 Putu D.A.D dan I.G.N.A. Suryana (2013) Pengaruh EPS,DER dan PBV terhadap harga saham perusahaan food and beverage Metode Deskriptif menunjukkan secara simultan ROE, LIQUIDITY, DPR dan Sales Growth berpengaruh signifikan terhadap harga saham. sedangkan secara parsial ROE, LIQUIDITY, DPR Dividen berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham sementara Sales Growth berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga saham Analisa Hasil penelitian menunjukan secara Regresi Linear simultan variabel EPS dan PBV secara Berganda parsial berpengaruh terhadap harga saham sedangkan DER tidak berpengaruh B. Rerangka Pemikiran Return on equity merupakan bagian dari salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang mempunyai return on equity yang tinggi berarti semakin efektif dan efisien didalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh laba dan sebaliknya semakin efektif dan efisien perusahaan dalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh laba, maka nilai perusahaan itu akan semakin tinggi. Nilai suatu perusahaan yang tinggi akan berpengaruh terhadap harga saham. Rasio yang paling penting atas pengembalian atas ekuitas (return on equityROE), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang mereka peroleh. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 55 Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham Brigham and Houston(2014). Untuk membantu dalam memahami rasio-rasio yang dapat berpengaruh terhadap harga saham diperlukan suatu kerangka pemikiran. Berikut ini adalah kerangka teoritis yang merupakan alur pemikiran dari peneliti yang disusun sebagai berikut: Earning Per Share (EPS) (X1) H1 Harga Saham (Y) Return On Equity (ROE) (X2) H2 Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran teorotis yang disajikan diatas menggambarkan bahwa harga saham perusahaan di pengaruhi oleh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE). C. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka, penelitian terdahulu, dan rerangka pemikiran, maka dirumuskanlah hipotesis sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 56 Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu informasi akutansi yang menunjukan besarnya keuntungan bersih perlembar saham yang mampu dihasilkan perusahaan. Darsono dan Ashari (2006), bahwa Earning Per Share (EPS) adalah mengukur besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. EPS yang tinggi menunjukan bahwa tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan perusahaan baik. Pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS, karena hal ini akan menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakuran investor, dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian dari Syaifuddin Mifta dan Siti Rokhmi Fuadati (2012) bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Diduga Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga saham Return on equity merupakan bagian dari salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur seberapa besar aktivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang mempunyai return on equity yang tinggi berarti semakin efektif dan efisien didalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh laba dan sebaliknya semakin efektif dan efisien perusahaan dalam menggunakan ekuitas untuk memperoleh laba, maka nilai perusahaan itu akan semakin tinggi. Nilai suatu perusahaan yang tinggi akan berpengaruh terhadap harga saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 57 Rasio yang paling penting atas pengembalian atas ekuitas return on equity (ROE), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang mereka peroleh. Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham Brighamand Houston (2014). H2: Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga saham. http://digilib.mercubuana.ac.id/