Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016 HUBUNGAN ANTARA

advertisement
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ANGKA KEJADIAN
BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
Agus Salim
ABSTRAK
Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada ibu hamil. Kurang
lebih 50 % atau 1 diantara 2 ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Penyebab tersering anemia
pada kehamilan ini adalah karena kekurangan zat besi / FE. Sedangkan anemia sendiri bisa
potensial membahayakan ibu maupun bayi, karena terjadi gangguan oksigenasi uteroplasenta
sehingga pertumbuhan janin terganggu, sirkulasi darah dalam tubuh ibu juga terganggu.
Mengetahui hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan angka kejadian BBLR.
Metode penelitian Case Control Studies ( penelitian kasus kontrol ), dengan teknik uji Chi Square terhadap 68 ibu hamil yang melahirkan bayi – bayi dengan BBLR maupun yang normal
yang datanya diambil dari kohort / data di RS Muhammadiyah Gresik.
Hasil analisa dengan Uji Chi – Square terdapat bahwa probabilitas ( 0,001 ) < α ( 0,05 ) berarti
Ho di tolak, artinya ada hubungan anemia pada ibu hamil anemia dengan kejadian BBLR.
Ada hubungan yang signifikan antara ibu hamil anemia dengan angka kejadian BBLR.
Kata Kunci : Anemia ibu hamil, BBLR
--------------------------------------------------------------1) Dosen Akademi Kebidanan Mandiri Gresik
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page83
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Anemia merupakan masalah kesehatan
yang paling banyak ditemukan pada ibu
hamil. Kurang lebih 50 % atau 1 diantara 2
ibu hamil di Indonesia menderita anemia.
Penyebab tersering anemia pada kehamilan
ini adalah karena kekurangan zat besi (Hadi,
2005).
Keperluan akan zat besi pada seorang
wanita bertambah saat kehamilan, terutama
pada trimester terakhir (Hudono, 2007). Jika
cadangan Fe minimal, maka setiap
kehamilan akan menguras persediaan Fe
tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia
pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan,
secara relatif akan terjadi anemia karena
darah ibu hamil mengalami hemodilusi /
pengenceran dengan peningkatan volume 30
– 40 % yang puncaknya pada kehamilan 32
sampai 34 minggu. Jika hemoglobin ibu
sebelum hamil sekitar 11 gr%, maka dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia fisiologis pada kehamilan dan
hemoglobin ibu akan menjadi 9,5 – 10 gr%
(Manuaba, 2001).
Tingginya angka anemia pada ibu
hamil ini mempunyai kontribusi terhadap
tingginya angka BBLR di Indonesia yang
diperkirakan mencapai 350.000 bayi setiap
tahunnya (Depkes, 2004). Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor seperti : 1.
gangguan dan hambatan pada pertumbuhan,
baik sel tubuh maupun sel otak janin ; 2.
kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan
kurangnya oksigen yang dibawa / ditransfer
dari ibu ke sel tubuh maupun ke otak janin
(Amiruddin, 2007).
Berat bayi lahir rendah (BBLR)
merupakan salah satu faktor risiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian
bayi, khususnya pada masa perinatal. Lebih
dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5%)
dari seluruh kelahiran merupakan BBLR,
95,6% diantaranya merupakan bayi yang
dilahirkan
di
negara-negara
sedang
berkembang. Menurut Ibrahim (1997),
insidensi BBLR di Asia adalah 22%.
Dalam laporan World Health
Organization (WHO) dikemukakan bahwa di
Asia Tenggara, 20 – 35 % bayi yang lahir
merupakan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR) dimana 70 – 80% nya menyebabkan
kematian neonatus (WHO, 2002).
Angka kejadian BBLR di Indonesia
sendiri sangat bervariasi antara satu daerah
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
dengan daerah yang lain, yaitu berkisar
antara 9 - 30%. Proporsi BBLR dapat
diketahui berdasarkan estimasi dari Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
Pada tahun 1992 – 1997, secara nasional,
proporsi bayi dengan berat badan lahir
rendah adalah 7,7%, untuk perkotaan 6,6%,
dan untuk pedesaan 8,4% dan pada tahun
2002 – 2003 angka proporsi BBLR tidak
mengalami penurunan yaitu sekitar 7,6%. Di
Jawa Tengah, proporsi BBLR berkisar
18,89% (SDKI, 2005).
Penyebab BBLR masih terus dikaji
sampai saat ini. Beberapa studi menyatakan
bahwa penyebab BBLR ini adalah
multifaktorial, antara lain : ibu yang hamil di
usia muda, faktor demografi, biologi ibu,
riwayat obstetri, morbiditas ibu selama
hamil, anemia pada kehamilan, periksa
kehamilan (antenatal care), dan paparan
toksis (merokok) (Yulivia, Ismail, & Diah,
2009).
Berbagai program kesehatan untuk
mengatasi masalah ini telah dilakukan baik
di tingkat rumah sakit rujukan maupun di
tingkat pelayanan dasar. Namun, hasilnya
masih
belum
memadai.
Dengan
dilakukannya analisis terhadap faktor –
faktor yang dicurigai sebagai penyebab
masalah ini maka penulis ingin menganalisis
hubungan antara berat bayi lahir rendah
(BBLR)
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
explanatory research, adalah penelitian yang
ditujukan untuk menjelaskan hubungan
kausal (penyebab) antara variable-variabel
penelitian dan menguji hipotesis yang
dirumuskan.
dengan
menggunakan
rancangan penelitian kasus-kontrol (Case
Control Studies) (Murti, 2006).
Populasi
Populasi dalam penelitian adalah
setiap subjek yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2006:92).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu yang melahirkan bayi baik yang BBLR
maupun tidak BBLR (normal)
Sampel
Sample dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang melahirkan bayi baik yang
BBLR maupun tidak BBLR (normal).
Page84
Sampel dikelompokkan menjadi 2 yaitu 34
ibu hamil anemia sebagai kelompok kasus
dan 34 ibu hamil yang tidak anemia (normal)
sebagai kontrol,.
Sampling
Dalam penelitian ini teknik sampling
yang digunakan ialah nonprobability
sampling dengan teknik purposive sampling
dimana anggota sampel dipilih berdasarkan
pada suatu kriteria tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifatsifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoadmodjo, 2005).
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan pengambilan data
sekunder yaitu data kohort yang dicari
berdasarkan data – data yang telah ada
Instrument Penelitian
Data sekunder ( kohort ) ibu yang
melahirkan meliputi angka kejadian ibu
hamil yang menderita anemia maupun yang
tidak menderita anemia yang melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah maupun tidak
rendah (normal / lebih).
Teknik Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
distribusi frekuensi masing-masing
variabel, disajikan dalam bentuk
diagram dan dinarasikan.
b. Analisa Bivariat
Analisis analitik digunakan untuk
menganalisis hubungan antar variabel
untuk membuktikan hipotesis penelitian.
Uji statistik yang digunakan adalah uji
chi square untuk mengetahui hubungan
anemia pada ibu hamil dengan kejadian
BBLR,
besarnya resiko dihitung
dengan Odds ratio (OR), dengan derajat
kepercayaan 95% atau α = 0,05.
HASIL PENELITIAN
1. Anemia pada ibu hamil
Berdasarkan data hasil penelitian
diperoleh rata-rata kadar HB 10,822 g%,
kadar Hb terendah 8 gr% dan tertinggi
13,8
gr%.
Anamia
ibu
hamil
dikkategorikan menjadi anemia bila kadar
hemoglobin < 11g% dan tidak anemia
(normal) bila kadar hemoglobin ≥11g%
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
. Tabel 1. Distribusi
frekuensi
responden berdasarkan anemia dengan
indikator kadar Hb
Kriteria
Jumlah
%
anemi
Anemia
34
50
Tidak anemi
34
50
/ Normal
Jumlah
68
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa
responden yang mengalami anemia
sebanyak 34 orang (50%) dan yang tidak
mengalami anemia 34 orang (50%).
2. Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR)
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) di Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik yaitu sebanyak 30 kasus (44,1%)
BBLR (berat lahir < 2500 gram) dan
sebanyak 38 yang tidak BBLR (berat
lahir ≥ 2500 gram).
Tabel 2
Distribusi
Frekuensi
Responden Berdasarkan Berat bayi Lahir
Jumlah
%
Berat lahir
BBLR (berat
30
44,1
lahir < 2500
gram)
tidak BBLR
(berat lahir ≥
38
55,9
2500 gram)
Jumlah
68
100
3. Hubungan antara Anemia pada Ibu Hamil
dengan Kejadian Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR)
Hubungan antara anemia pada ibu hamil
dengan kejadian BBLR di dapat dilihat
pada tabulasi silang pada tabel 4.4
sebagai berikut
Tabel 3 Hubungan anemia pada ibu hamil
dengan kejadian BBLR
Anem
ia
Pada
Ibu
Hamil
BBL
R
Tidak
BBL
R
Total
Kasus
(Anemia)
(Tdk
Anemia
)
Jumlah
N
%
n
%
n
%
22
64,
7
8
23,
5
3
0
44,1
12
35,
3
2
6
76,
5
3
8
55,9
34
10
0
3
4
50
6
8
100
Page85
X2
p
11,
69
1
0
,
0
0
1
Berdasarkan hasil analisa dengan uji
Chi-Square terdapat bahwa Probabilitas
(0,001) < α (0,05) berarti Ho ditolak
artinya ada hubungan anemia pada ibu hamil
dengan kejadian BBLR dengan tingkat
hubungan lemah
(C= 0,383; C<0,5).
Sedangkan
dari
analisis
selanjutnya
didapatkan nilai OR sebesar 5,958 dan
95%CI: 2,065<OR<17,190 yang berarti
bahwa besarnya resiko kejadian BBLR pada
pada ibu yang mengalami anemia pada masa
hamilnya sebesar 5,9 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu yang pada saat
hamilnya tidak mengalami anemia.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Sugeng Sutjipto dan Hamam Hadi
(2001) menyebutkan bahwa pengaruh
anemia selama kehamilan terhadap BBLR
menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan (p<0,05) terutama selama masa
kehamilan kedua dan ketiga yaitu (p=0,0001
dan p=0,0006) hal ini berarti bahwa anemia
selama masa kehamilan kedua dan ketiga
mempunyai pengaruh erat terhadap kejadian
BBLR dan masa kehamilan kedua
merupakan masa kehamilan yang paling
besar
pengaruhnya.
Sedangkan
bila
dilihatdari nilai OR setelah dikendalikan
dengan “p value” maka nilai OR 6,75 yang
berarti
anemia
selama
kehamilan
mempunyai resiko terhadap BBLR sebesar
6,75 kali lebih tinggi disbanding tidak
anemia. Penelitian yang dilakukan oleh
Setyawan, dkk (1997) di jawa Barat
menunjukkan bahwa ibu hamil anemia
mempunyai resiko 2 kali lebih besar
terhadap kejadian BBLR dibanding ibu yang
tidak menderita anemia. Pitkin, (1990) juga
mengatakan bahwa ibu yang menderita
anemia (defisiensi besi) mempunyai rediko
terhadap BBLR, prematuritas dan mortalitas
perinatal yang tinggi. Penelitian Garn, dkk
(1981) menunjukkan bahwa semakin rendah
kadar
Hb
ibu
hamil
mempunyai
kecenderungan semakin tinggi kemungkinan
memperoleh bayi BBLR. Gibson, (1990)
menyebutkan bahwa keonsentrasi Hb pada
ibu hamil yang rendah dapat menentukan
berat badan lahir yang diharapkan karena
kadar Hb merupakan karakter dari stadium
kehamilan lebih awal.
Penelitian ini sesuai dengan Hasil
SKRT (2002), bahwa ibu hamil yang
menderita
anemia
mempunyai
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
kecenderungan melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR). Kemudian
menurut Zulhaida (2003) bahwa ibu hamil
dengan
anemia
akibatnya
mereka
mempunyai risiko yang lebih besar untuk
melahirkan bayi dengan BBLR, kematian
saat
persalinan,
pendarahan,
pasca
persalinan yang sulit karena lemah dan
mudah mengalami gangguan kesehatan.
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
umumnya kurang mampu meredam tekanan
lingkungan yang baru, sehingga dapat
berakibat pada terhambatnya pertumbuhan
dan
perkembangan,
bahkan
dapat
mengganggu kelangsungan hidupnya.
Faktor malnutrisi sebelum dan selama
kehamilan mempunyai peranan yang sangat
besar dalam kejadian berat bayi lahir rendah
(BBLR) dan kematian perinatal.
Kekurangan vitamin dan mineral
misalnya vitamin A dan Fe dapat
menyebabkan anemia pada ibu hamil dan
meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,
dan parasit yang ada dalam sirkulasi ibu
dapat mencapai plasenta dan diteruskan ke
sirkulasi janin sehingga menyebabkan
persalinan preterm, janin tumbuh lambat,
kelainan kongenital, dan kurangnya berat
lahir bayi, serta kematian janin dalam rahim
(Manuaba, 2001).
Selain itu, pemberian nutrisi pada janin
tergantung pada perfusi darah ibu ke
plasenta, komposisi darah ibu (kadar Hb dan
nutrien – nutrien) dan kesanggupan
mentransfer nutrien dan oksigen ke janin
melewati plasenta. Apabila terjadi anemia
pada ibu hami, maka akan menyebabkan
terjadinya gangguan nutrisi dan oksigenasi
utero-plasenta
yang
berakibat
pada
pertumbuhan janin yang terhambat (PJT)
dan berisiko terjadinya berat bayi lahir
rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).
Anemia pada ibu hamil dapat
menganggu pertumbuhan janin dalam
kandungan. Ibu hamil dengan anemia bisa
melahirkan bayi prematur dan bayi BBLR.
Sedang
pada
anak
sekolah
bisa
mempengaruhi fungsi kognitif seperti
konsentrasi belajar dan kemampuan
akademik menjadi rendah (Suartika, 1999).
Soeprono R. (1988), menyebutkan bahwa
dampak anemia pada kehamilan bervariasi
dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya
gangguan
kelangsungan
kehamilan abortus, partus imatur/prematur),
Page86
gangguan proses persalinan (inertia, atonia,
partus lama, perdarahan atonis), gangguan
pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya
tahan terhadap infeksi dan stres kurang,
produksi ASI rendah), dan gangguan pada
janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi,
BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).
KESIMPULAN
Ibu hamil anemia yatu 34 kasus.
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
yaitu sebanyak 30 kasus (44,1%) BBLR
(berat lahir < 2500 gram) dan sebanyak 38
yang tidak BBLR (berat lahir ≥ 2500
gram).Terdapat ada hubungan anemia pada
ibu hamil dengan kejadian BBLR dengan
tingkat hubungan lemah dan besarnya resiko
kejadian BBLR pada pada ibu yang
mengalami anemia pada masa hamilnya
sebesar 5,9 kali lebih besar dibandingkan
dengan ibu yang pada saat hamilnya tidak
mengalami anemia.
SARAN
Untuk lebih meningkatkan promosi
dan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil
sehingga masyarakat mengetahui tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk
mencegah terjadinya BBLR. Dan lebih
lengkap lagi didalam pengumpulan data –
data dan kepada tenaga kesehatan lain
seperti bidan praktek mandiri/BPM,RBS
diharapkan lebih giat lagi melakukan
penyuluhan kepada ibu hamil agar secara
rutin memeriksakan kehamilannya untuk
mendeteksi secara dini keadaan kesehatan
ibu dan janin dalam kandungannya
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, R.,Wahyudin.2007.Studi Kasus
Kontrol Faktor Biomedis terhadap
Kejadian Anemia Ibu Hamil di
Puskesmas Bantimurung Maros
Tahun 2004.Jurnal Media Unhas pp
1 – 3.
Budjang,R.F.1999.Bayi
Dengan
Berat
Badan Lahir Rendah, Dalam :
Wiknjosastro,
H.(Ed),
Ilmu
Kebidanan,Ed.3 Cet.5,Hal : 771 –
784. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Hadi, H.2005.Beban Ganda Masalah Gizi
dan
Implikasinya
terhadap
Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Nasional dalam Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah
Mada.http//:www.gizi.net
(16
Agustus 2011).
Hudono,S.C.2006.Anemia
dalam
Kehamilan,
Dalam
:
Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan Edisi
3.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Manuaba.2001.Kapita Selekta Penataan
Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC.
Murti. 2006. Desain dan Ukuran Sampel
untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif
di
Bidang
Kesehatan.Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press.
Murti. 2006. Prinsip dan Metode Riset
Epidemiologi
Edisi
ke-2.
Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press.
Notoatmodjo.2005.Metodologi
Penelitian
Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.
Price,S.A., Wilson,L.M.2005.Patofisiologi
Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit Edisi 4.Jakarta : EGC
Sulistyanto.2008. Hubungan antara Anemia
Ibu Hamil dengan Angka Terjadinya
Berat Bayi Lahir Rendah di Rumah
Sakit
Muhammadiyah
Gresik.Skripsi.Surakarta : Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Varney,
H.2006.Buku
Ajar
Kebidanan.Jakarta : EGC.
Asuhan
WHO.2008.Low Birth Weight, Country,
Regional, and Global Estimates
Page87
Jurnal Penelitian AKBID Mandiri Gresik 2016
Page83
Download