Fadel Abima dkk., Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) …… __________________________________________________________________________________________ UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP ISOLAT BAKTERI Escherichia coli JAJANAN CILOK SECARA IN VITRO DENGAN METODE DIFUSI Fadel Abima1, Meiskha Bahar 2, Aulia chairani3 1 Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Email : [email protected] 2 Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta Email : [email protected] 3 Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta __________________________________________________________________________________________ ABSTRAK Diare masih menjadi masalah besar bagi kesehatan dunia terutama pada negara berkembang. Makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh mikroorganisme menjadi faktor resiko penyebab diare, termasuk bakteri Escherichia coli (E. coli). Salah satu upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak daun binahong dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% dengan metode pengujian difusi agar (Kirby-Bauer) menggunakan media Mueller Hinton Agar (MHA) dua lapis (base layer dan seed layer) untuk mengukur zona hambat di sekitar plat silinder. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 24 isolat E. coli. Jumlah ulangan tiap kelompok perlakuan dihitung menggunakan rumus Federer. Hasil penelitian diuji dengan uji Kruskal-Wallis dan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas ekstrak daun binahong terhadap isolat bakteri E. coli (p < 0,05) serta pada analisis post hoc menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan yang bermakna antara setiap konsentrasi, yaitu 25%, 50%, dan 75%. (p < 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada ekstrak daun binahong setiap konsentrasi. Kata Kunci :Uji efektivitas, daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), Escherichia coli, antibakteri, in vitro. ___________________________________________________________________________ ABSTRACT Diarrhea is still one of the world’s major health problem especially in developing country. Foods and beverages contaminated by microorganism become the risk factor of diarrhea, including Escherichia coli (E. coli). One of the curative effort that can be done is to utilise the secondary metabolite compounds contained in binahong leaf (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). This study used true experimental method. The sample was binahong leaf extract with concentration of 25%, 50, and 75% using diffusion method (Kirby-Bauer) on doublelayered Mueller Hinton Agar (MHA) (base layer and seed layer) in order to measure the growth inhibition zone around the cylinder plate. The amount of population on this study was 24 isolations of E. coli. The repetition of each treatment group was counted by Federer formula. The result analyzed using Kruskal-Wallis test and showed that there was difference on binahong leaf extract effectiveness (p < 0,05), as well as on post hoc analysis using Mann- ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017 Whitney test showed that there was significant difference at concentration of 25%,50%, and 75%. (p < 0,001). This shows that there is a significant differences in the concentration of binahong leaf extract. Keywords : Effectiveness test, binahong leaf (Anredera cordifolia (Ten,) Steenis), Escherichia coli, antibacteria, in vitro ___________________________________________________________________________ menyebabkan kontaminasi ini bervariasi, PENDAHULUAN Diare masih menjadi masalah besar diantaranya adalah bahan makanan, suhu bagi kesehatan dunia terutama pada negara pemasakan, air untuk pengolahan berkembang. Hal ini tercermin dari angka makanan, dan jenis tempat pengelolaan morbiditas dan mortalitas penyakit diare.1 makanan terutama pedagang kaki lima.5 Menurut World Health Organization,2 Salah satu jenis bakteri yang sering terdapat hampir 1,7 miliar kasus diare di mengkontaminasi bahan pangan adalah dunia setiap tahunnya. Data dari Riskesdas dari golongan Enterobacteriacea, yaitu tahun Escerichia 2013 menyimpulkan bahwa coli. E. mempunyai insidensi diare di Indonesia mencapai beberapa 3,5%. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare (polisakarida), juga masih sering terjadi. Pada tahun 2010 antigen H (flagella). Antigen O merupakan sendiri terjadi KLB diare di 33 kecamatan antigen somatik berada dibagian terluar dengan jumlah penderita 4.204 orang, dinding sel lipopolisakarida dan terdiri dari termasuk diantaranya 73 orang meninggal unit dunia.3 terhadap antigen O adalah IgM. Antigen K Salah satu faktor resiko diarea adalah antigen, coli berulang yaitu antigen antigen K O (kapsular), polisakarida. Antibodi adalah antigen polisakarida yang terletak yang di kapsul.6 mikroorganisme Saat penyebab diare. Kontaminasi yang terjadi mengenai pada bahan pangan tersebut menjadi media antibiotik. Beberapa antibiotik yang telah bagi suatu penyakit. Melalui makanan dan dianggap resisten antara lain golongan β- minuman, laktam, makanan dan terkontaminasi minuman oleh mikroorganisme pathogen ini, telah resisten banyak laporan coli terhadap E. fosfomisin, dan golongan masuk ke dalam tubuh manusia untuk kuinolon.7Antimicrobial Resistance Global menginfeksi maupun mengeluarkan toksin Report of Surveillance tahun 2014 yang yang menimbulkan penyakit (food-borne dilakukan diseases).4 resistensi E. coli terhadap antibiotik Faktor - faktor yang oleh WHO menunjukkan golongan sefalosporin generasi ke-3 dan ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017 golongan fluorokuinolon. Resistensi cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap isolat antibiotik yang terjadi telah mempersempit bakteri yang positif terdapat Escherichia pilihan terapi.8 Hal ini memunculkan coli secara in vitro dengan metode difusi. kebutuhan mendesak untuk membuat agen anti infeksi yang baru, Lokasi Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun binahong mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol.9 Flavonoid telah dan menarik Penelitian dilakukan mikrobiologi di Fakultas Universitas laboratorium Kedokteran Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta banyak perhatian karena studi secara in vitro dan in vivo menunjukkan potensinya Sampel sebagai antioksidan dan pembunuh radikal Sampel pada penelitian ini adalah daun bebas. Selain itu, flavonoid juga berfungsi binahong yang diperoleh dari kebun sebagai anti alergi, anti karsinogenik, anti tanaman obat Balai Penelitian Tanaman hipertensi, anti artritis, dan efek anti Obat dan Aromatik (BALITTRO), Bogor. mikroba.10 Alkaloid merupakan salah satu Ekstrak daun binahong akan didapatkan metabolit sekunder melalui proses maserasi ditemukan di alam yang dan banyak mempunyai keaktifan fisiologis tertentu.11 Senyawa saponin merupakan larutan berbuih yang diklasifikasikan berdasarkan Besar Sampel Pada penelitian ini kelompok struktur perlakuan berjumlah lima yaitu ekstrak aglikon ke dalam triterpenoid dan steroid daun binahong sebanyak tiga konsentrasi: saponin.12 Saponin terbukti mempunyai 25%, 50%, dan 75% serta larutan kontrol aktivitas sebagai antibakteri.13 yaitu kontrol negatif akuades steril dan kontrol positif antibiotik kloramfenikol. METODE PENELITIAN Rumus Federer: Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental melakukan Peneliti akan (n-1)(t-1) ≥ 15 makroskopik dan (n-1)(5-1) ≥ 15 murni. uji mikroskopik pada isolat bakteri, kemudian 4n-4 ≥ 15 melakukan ekstrak uji efektivitas antibakteri 4n ≥ 19 daun binahong (Anredera n ≥ 4,75 ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017 Bahan Penelitian Ekstrak daun Prosedur Penelitian binahong (Anredera Membuat larutan ekstrak daun binahong cordifolia (Ten.) Steenis), Suspensi isolat dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% bakteri E. coli yang telah dibiakkan serta menyiapkan larutan kontrol negatif dengan media MHA selama 24 jam.; dan kontrol positif.Setelah itu Membuat Media Mueller Hinton Agar (MHA), lapisan dasar MHA (Mueller Hinton Agar) Akuades steril; Antibiotik kloramfenikol dengan cara menuangkan 20 mL MHA suspensi dosis 125 mg/5 mL.; NaCl 0,9% pada masing-masing cawan petri, lalu steril; BaCl2 1,175% ; H2SO4 1%. dibiarkan memadat. Setelah memadat, dituangkan 10 mL campuran suspensi dan Alat Penelitian media perbenihan tersebut ke dalam Rak tabung reaksi; Pengaduk, Beaker masing-masing cawan petri. Setelah itu, glass 50 mL (Pyrex), Cawan petri (Pyrex), pada permukaan dasar diletakkan lima plat Tabung reaksi diameter (Pyrex), Plat silinder dengan jarak sedemikian rupa agar silinder, Jangka sorong digital (Digital daerah Caliper), Pipet, Otoklaf (All American), bertumpuk. Inkubator binahong konsentrasi 25%, 50%, dan 75% (Memmert), Mikroskop (Olympus). pengamatan Masukkan tidak ekstrak saling daun serta larutan kontrol negatif dan kontrol positif masing-masing sebanyak 0,5 mL ke Variabel Penelitian dalam masing-masing plat silinder secara VariabelBebas aseptik. Di bagian bawah cawan petri Variabel bebas atau independent variable diberi tanda atau tulisan konsentrasi pada penelitian ini adalah ekstrak daun masing-masing atau larutan kontrol untuk binahong dengan konsentrasi 25%, 50%, memudahkan dalam mengidentifikasi hasil dan 75%. zona hambat masing-masing konsentrasi. Variabel Terikat Agar MHA dibungkus dengan aluminium Variabel terikat atau dependent variable foil pada penelitian ini adalah zona hambat kemudian dimasukkan ke dalam inkubator Escherichia coli. untuk diinkubasi pada suhu 37 oC selama Variabel Kontrol 24 jam. Ukur diameter zona hambat yang Variabel kontrol pada penelitian ini adalah terbentuk dengan menggunakan jangka akuades steril sebagai kontrol negatif dan sorong digital. Zona hambat diukur dari antibiotik kloramfenikol sebagai kontrol tepi ke tepi zona bening melewati plat positif. silinder. sampai seluruh cawan tertutup ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017 HASIL PENELITIAN pertumbuhan isolat bakteri E.coli dengan Dari hasil penelitian diperoleh bahwa, ditunjukkan adanya zona bening di sekitar ekstrak plat silinder. binahong dapat menghambat Gambar 1. Aktifitas daya hambat ekstrak binahong terhadap isolat bakteri E. coli Tabel 1. Hasil pengukuran rata-rata diameter zona hambat isolat bakteri E. coli setiap konsentrasi dengan lima kali pengulangan Konsentrasi Rata-rata Zona Hambat (mm) 25% 11,86 50% 13,75 75% 15,41 Kontrol (+) 16,86 Kontrol (-) 0 Tabel 1 menunjukan bahwa ekstrak memiliki efektivitas untuk menghambat daun binahong pada konsentrasi 25%, 50% pertumbuhan isolat bakteri E. coli. Rata- dan 75% menghasilkan zona hambat. Hal rata diameter zona hambat isolat bakteri E. ini menunjukan bahwa ekstrak daun coli yang tertinggi adalah kontrol positif binahong tersebut sebesar 16,86 mm, diikuti ekstrak daun memiliki efektivitas dalam menghambat binahong konsentrasi 75% sebesar 15,41 pertumbuhan isolat bakteri E. coli. Zona mm. Pada penelitian ini, peningkatan hambat juga terlihat pada kontrol positif konsentraasi ekstrak berbanding lurus sedangkan pada kontrol negatif tidak dengan terbentuk terbentuk. pada zona konsentrasi hambat. Hal ini menunjukan bahwa kontrol negatif tidak diameter zona hambat yang ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017 Analisis Bivariat yang berartiter dapat perbedaan efektivitas Tabel 2. Uji Kruskal-Wallis kelompok perlakuan ekstrak daun binahong ekstrak daun binahong sebagai antibakteri Uji Kruskal-Wallis terhadap isolat bakteri E. coli. Sig. Analisis Post Hoc Ekstrak daun 0.000 binahong Untuk perlakuan mengetahui yang kelompok memiliki perbedaan Tabel 2 menunjukkan hasil statistic bermakna dilakukan analisis post hoc. uji Kruskal-Wallis yaitu ekstrak daun Analisis post hoc untuk uji Kruskal-Wallis binahong memiliki signifikansi p < 0,05 adalah uji Mann-Whitney. Tabel 3. Uji analisis data Post Hoc diameter zona hambat isolat bakteri E. Coli Konsentrasi ekstrak Konsentrasi ekstrak daun binahong daun binahong 25% 50% 75% Kontrol (+) Tabel 3 menunjukkan Sig. 50% 0.000 75% 0.000 Kontrol (+) 0.000 Kontrol (-) 0.000 75% 0.000 Kontrol (+) 0.000 Kontrol (-) 0.000 Kontrol (+) 0.000 Kontrol (-) 0.000 Kontrol (-) 0.000 bahwa E. coli, dibuktikan dengan terbentuknya terdapat perbedaan yang bermakna antara zona hambat di sekitar plat silinder. tiap kelompok konsentrasi (25%, 50%, Analisis statistik yang digunakan untuk 75%) dan kelompok kontrol, dengan nilai menganalisis signifikansi p < 0,001. binahong sebagai antibakteri terhadap isolat PEMBAHASAN bakteri efektivitas E. coli ekstrak daun menunjukkan signifikansi (p < 0,05) yang artinya Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan efektivitas ekstrak efektivitas ekstrak daun binahong dalam daun binahong sebagai antibakteri pada menghambat pertumbuhan isolat bakteri masing-masing konsentrasi terhadap isolat ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017 bakteri E. coli. Hal ini dikarenakan dengan sehingga semakin tingginya konsentrasi ekstrak, dinding maka semakin banyak senyawa bioaktif kerusakan yang terjadi pada struktur yang terkandung di dalamnya. Senyawa dinding sel menyebabkan lisis osmotik bioaktif dan kematian pada E.coli. Hasil aktivitas tersebut yang menyebabkan E.coli sel. kehilangan Aktivitas integritas saponin timbulnya zona hambat pada media kultur senyawa-senyawa bakteri. Analisis post hoc yang dilakukan menyebabkan terbentuknya zona hambat untuk kelompok di sekitar plat silinder yang berisikan konsentrasi ekstrak daun binahong yang ekstrak daun binahong yang pada dasarnya memiliki perbedaan bermakna terhadap mengandung senyawa bioaktif. membandingkan inilah dan yang zona hambat pada isolat bakteri E. coli menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada ekstrak daun binahong KESIMPULAN a. Ekstrak daun binahong memiliki setiap konsentrasi (25%, 50%, dan 75%) efektivitas antibakteri terhadap isolat dan larutan kontrol (positif dan negatif) (p bakteri E. Coli pada konsentrasi 25%, < 0,001). 50%, dan 75% secara in vitro. Hasil uji fitokimia pada ekstrak yang digunakan pada b. Terdapat ini ekstrak daun terhadap isolat bakteri E. Coli pada binahong mengandung senyawa alkaloid, konsentrasi 25%, 50%, dan 75% secara saponin, tanin, fenolik, flavonoid, steroid, in vitro. bahwa ekstrak efektivitas penelitian menunjukkan antibakteri perbedaan daun binahong dan glikosida. Senyawa-senyawa bioaktif c. Ekstrak daun binahong konsentrasi 75% tersebut menyebabkan gangguan pada adalah konsentrasi yang paling efektif pertumbuhan E. coli yang merupakan sebagai antibakteri pada penelitian ini, bakteri diikuti konsentrasi 50% dan konsentrasi Gram memiliki negatif struktur kompleks sebagai Membran terluar yang dinding dikenal sel yang pertahanan diri. sel pada E.coli 25%. DAFTAR PUSTAKA mengandung molekul protein yang disebut porin. Ketika porin mengalami denaturasi, komponen senyawa bioaktif lain akan lebih mudah masuk ke dalam sel bakteri. Alkaloid akan merusak ikatan silang komponen penyusun peptidoglikan 1. Adisasmito W. Faktor risiko diare pada bayi dan balita di Indonesia; systematic review penelitian kesehatan 2007;11(1). akademik masyarakat. bidang Makara. ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017 2. World Health Organization 2013, 9.Rochani Diarrhoeal disease; 2013. Available ekstrak from : http://www.who.int/mediacentre (Anrederacordifolia /factsheets/fs330/en/ (AccessedApril 9, terhadap 2016). skrining fitokimianya; 2009. Available 3. Kementerian Kesehatan RI, Situasi diare di Indonesia, Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2011. N. Uji aktivitas daun binahong (Tenore) Candida from antijamur Steen) albicans serta http://eprints.ums.ac.id/5267/1/ K100050305.pdf [Accessed Desember 25,2015]. 4. Sari M. Uji bakteriologis dan resistensi 10. Araruna, MKA, Santos KKA, da Costa antibiotik terhadap bakteri Escherichia JGM, Coutinho, HDM, Boligon, AA, coli dan Shigella sp pada makanan Stefanello ST, Athayde ML, Saraiva gado-gado Syarif RA, da Rocha JBT, Kerntopf, MR, de from Menezes IRA.Phenolic composition and http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bits in vitro activity of the Brazilian fruit tree tream/123456789/29523/1/Mulia%20Sa CaryocarcoriaceumWittm; 2012. Eur J ri-fkik.pdf[AccessedApril 9, 2015]. of Integrative Medicine. 2013.5(2) :178- di Hidayatullah kantin UIN Jakarta.Available 5. Djaja IM. Kontaminasi Eschericia. Coli 183. Available from https://www. pada makanan dari tiga jenis tempat sciencedirect.com/science/article/pii/S18 pengelolaan makanan (TPM) di Jakarta 76382012011250. [Accessed Maret 26, Selatan 2003. Makara. 2008; 12(1) 2015]. 6.Jawetz, Melnick, & Adelberg. In Brooks GF, Butel JS, Morse SA, (editors). Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta, EGC; 11.Emilia, I. Isolasi dan identifikasi senyawa alkaloid dari daun tumbuhan sengugu (Clerodendron serratum Spreng), Sainmatika. 2010,7(2). 2008. 7. Noviana H.Pola kepekaan antibiotika Escherichia coli yang diisolasi dari berbagaispesimen klinis, Jurnal Kedokteran Trisakti. 2004, 23(4). 12.Soeksmanto A. Pengaruh ekstrak butanol buah tua mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap jaringan ginjal mencit (Mus musculus), Biodiversitas. 2006; 7(3). 8. Martha D, Escherichia Achmad coli S, Tejasari, 13.Rosyidah K, Nurmuhaimina SA, Komari resisten terhadap N, Astuti MD. Aktivitas antibakteri seftriaksondan siprofloksasin : Prosiding fraksi Pendidikan Dokter Universitas Islam tumbuhan kasturi (Mangifera casturi). Bandung, Bandung; 2015 Journal saponin of dari Chemistry. kulit 2006. batang 1(2). ISSN 0216-3438. │ Jurnal Profesi Medika │Vol. 11, No. 1 Januari – Juni 2017 Available from http://ejournal. uinmalang.ac.id/index.php/Kimia/ article/view/1674 [Accessed December 2, 2015].