Ringkasan Eksekutif Hasil-hasil Penelitian Tahun 2012 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK PRODUK TANAMAN PANGAN Dr. Suharjito, S.Si, MT1), Dr. Ford Lumban Gaol, S.Si, M.Kom1), Januar Santoso, S.Kom, MM2), Indra Dwi Rianto, S.Si, S.Kom, MTI1), dan Dr. Ir. Reni Kustiari, MSc2) PENDAHULUAN Dalam perekonomian nasional, jagung penyumbang terbesar kedua setelah padi dalam subsektor tanaman pangan. Sumbangan jagung terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat setiap tahun, sekalipun pada saat krisis ekonomi. Pada tahun 2000, kontribusi jagung dalam perekonomian nasional mencapai Rp 9,4 trilyun dan pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp 18,2 trilyun. Kondisi demikian mengindikasikan besarnya peranan jagung dalam memacu pertumbuhan subsektor tanaman pangan dan perekonomian nasional secara umum. Perluasan areal tanam dan penggunaan benih hibrida dan komposit unggul telah meningkatkan produksi jagung dari 9,35 juta ton pada tahun 2001 menjadi 13,88 juta ton pada tahun 2008, namun belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri, sehingga impor masih diperlukan. Produksi jagung nasional diproyeksikan tumbuh 4,63% per tahun. Manajemen risiko rantai pasok oleh Chapman et al. (2002) didefinisikan sebagai identifikasi dan manajemen risiko dalam rantai pasok dan risiko ekternalnya melalui pendekatan koordinasi di antara anggota rantai pasok untuk mengurangi terganggunya rantai pasok secara keseluruhan. Manajemen risiko rantai pasok berfokus pada bagaimana memahami dan menanggulangi pengaruh berantai ketika suatu kecelakaan yang besar atau kecil terjadi pada suatu titik Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian Dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) dalam jaringan pasokan. Secara umum, proses manajemen risiko rantai pasok terdiri dari identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko dan mitigasi risiko. Identifikasi risiko disarankan sebagai tahapan fundamental dalam proses manajemen risiko (Hallikas et al. 2004; Norrman & Lindroth 2004). Risiko rantai pasok dapat diakibatkan dari satu perusahaan dalam rantai pasok, atau keterhubungan antar organisasi dalam jaringan pasokan, atau antar jaringan pasokan dan lingkungannya, yang akan menyebabkan kerugian finansial secara menyeluruh atau bahkan mengakibatkan berhentinya kegiatan bisnis. Oleh karena itu perlu pengendalian risiko rantai pasok agar dapat menghindarkan akibat berkelanjutan yang dapat terjadi pada setiap titik dalam jaringan pasokan (Karningsih et al. 2007). TUJUAN KEGIATAN Secara umum tujuan penelitian ini adalah dihasilkannya sistem penunjang pengambilan keputusan cerdas untuk menajemen risiko rantai pasok produk atau komoditas jagung yang efektif dan efisien serta responsif guna membantu pemangku kepentingan pada setiap tingkatan rantai pasok untuk membuat keputusan cerdas secara cepat. Adapun secara khusus tujuan antara dari penelitian ini adalah: a) Untuk mengembangkan model identifikasi evaluasi dan mitigasi risiko rantai pasok yang efektif dan efisien b) Untuk mengembangkan model manajemen 53 Ringkasan Eksekutif Hasil-hasil Penelitian Tahun 2012 risiko, khususnya dalam hal penyeimbangan risiko rantai pasok produk atau komoditas jagung. c) Mengembangkan basis pengetahuan sistem manajemen risiko rantai pasok produk atau komoditas jagung dengan fokus kajian yang bersifat komprehensif, lintas sektoral dan multi disiplin, sehingga teridentifikasi risiko rantai pasok yang dominan dan prioritas penanganan risiko. d) Mengembangkan model-model cerdas untuk pengambilan keputusan manajemen risiko rantai pasok produk atau komoditas jagung melalui pengembangan model-model yang mampu mengolah pengetahuan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif dengan memanfaatkan kemampuan teknik pengambilan keputusan kriteria jamak dan multi hierarki serta soft computing yang mencakup teknik fuzzy inferences dan fuzzy logic. e) Membuat prototipe sistem pendukung pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok produk atau komoditas jagung pada berbagai strata pengambil keputusan dan tingkatan rantai pasok. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari hasil penelitian adalah diperoleh suatu mekanisme untuk dapat menentukan harga jagung di tingkat petani dengan menggunakan system pendukung pengambilan keputusan yang dapat digunakan secara bersama dalam rantai pasok produk/komoditas agroindustri jagung dengan pendekatan penyeimbangan risiko dari setiap pemanggku kepentingan dalam rantai pasok tersebut sehingga dapat meningkatkan daya tawar dari petani dalam penentuan harga jagung. dengan peningkatan daya tawar tersebut akan berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan petani dan keberlanjutan penyediaan jagung ditingkat petani sehingga akan mengurangi ketergantungan import. Disamping itu dengan adanya penelitian ini juga akan memberikan dampak bagi pemerintah Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian Dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) pusat ataupun daerah dalam melakukan penentuan harga dasar jagung di tingkat petani dengan kriteria baru yaitu penyeimbangan risiko rantai pasok dengan pendekatan konsensus dan sialog antar pemangku kepentingan dalam rantai pasok. Dengan adanya mekanisme ini juga dapat diaplikasikan pada komoditas lain dalam rantai pasok untuk dapat melakukan penentuan harga dasar ditingkat petani dengan pendekatan konsensus dan stakeholder dialog. Dengan adanya mekanisme pengendalian risiko setiap tingkatan rantai pasok, maka setiap pelaku rantai pasok dapat mengetahui dan mendapatkan alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko yang terjadi atau akan terjadi sehingga setiap pelaku rantai pasok dapat membuat suatu perencanaan tindakan yang tepat guna meminimalkan risiko. Mekanisme pengendalian risiko dalam sistem ini memberikan solusi terhadap risiko-risiko yang mempunyai nilai sedang ke atas dan tidak memberikan alternatif solusi terhadap risiko yang tidak terlalu signifikan untuk diatasi, oleh karena itu setiap pelaku dapat lebih fokus pada risiko yang memang sangat berpengaruh terhadap kelancaran bisnis rantai pasok. Beberapa solusi yang diberikan dalam pengendalian risiko merupakan solusi yang harus dikerjakan secara bersama dalam jaringan rantai pasok, oleh karena itu perlu adanya suatu mekanisme untuk dapat menghubungkan setiap tingkatan rantai pasok agar setiap pelaku rantai pasok dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara aktif dalam usaha membuat kesepakatan atau berkoordinasi guna mengoptimalkan kelancaran pasokan dan menjaga kesinambungan rantai pasok komoditas jagung. Disamping itu proses analisis risiko rantai pasok dapat dilakukan secara bersamasama untuk mendapatkan nilai dan sumber risiko yang benar-benar berpengaruh terhadap kelancaran rantai 54 Ringkasan Eksekutif Hasil-hasil Penelitian Tahun 2012 pasok, sehingga setiap pelaku rantai pasok dapat saling bertukar pengetahuan dan informasi guna mendapatkan solusi pengendalian risiko yang optimal. RUANG LINGKUP KAGIATAN Guna memfokuskan penelitian dengan berbagai keterbatasan dan kendalanya maka penelitian pemodelan sistem pendukung pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok produk atau komoditas jagung mempunyai ruang lingkup sebagai berikut: a) Verifikasi dan validasi model yang dihasilkan dalam penelitian ini digunakan data manajemen risiko rantai pasok jagung di Jawa Tengah. b) Pemodelan manajemen risiko dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif yang berkaitan dengan permintaan (demand), produksi (supply), penggudangan (stocking) dan distribusi jagung untuk mendukung program ketahanan pangan. c) Sistem pendukung keputusan yang akan dirancang merupakan sistem pendukung keputusan manajemen risiko rantai pasok secara vertikal. d) Tingkatan rantai pasok yang dikaji dalam penelitian adalah petani, pengumpul, agroindustri pakan unggas, distributor pakan unggas dan peternak unggas sebagai konsumen. Pada tahap pertama dimulai dengan membuat tujuan penelitian dan mempelajari sistem rantai pasok produk pertanian melalui observasi lapang dan wawancara dengan beberapa pihak yang memahami risiko rantai pasok produk pertanian. Studi pustaka dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap risiko rantai pasok produk pertanian dan metode yang akan digunakan dalam penelitian. selain itu, juga dilakukan analisis kondisi manajemen risiko rantai pasok produk pertanian yang mencakup aspek nilai tambah, penanganan risiko dan kelembagaan pada masing-masing pelaku dalam rantai pasok. Analisis dilakukan untuk mendapatkan data kebutuhan dari setiap stakeholder dalam manajemen rantai pasok untuk mengurangi risiko dan identifikasi konflik kepentingan dalam rantai pasok secara vertikal. Kajian dilanjutkan dengan perancangan model kolaborasi perencanaan manajemen risiko rantai pasok produk pertanian pada aspek penyediaan, distribusi dan produksi. Output yang diharapkan pada tahap ini adalah adanya pemetaan (mapping) risiko rantai pasok produk pertanian mulai dari hulu sampai hilir, tersedianya informasi yang lengkap mengenai penanganan risiko, dan kelembagaan pada rantai pasok pertanian, adanya model kolaborasi perencanaan manajemen risiko rantai pasok. Tahap kedua dari penelitian ini adalah pembuatan model sistem pendukung pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok untuk mendukung program ketahanan pangan. Model manajemen risiko akan dikembangkan secara kualitatif dan kuantitatif. Model kualitatif menggunakan fuzzy analitik hierarki proses dan fuzzy multi expert multi kriteria decision making. Sedangkan model kuantitaif menggunakan value at risk dan indek risiko serta algoritma genetika dan multi objectives programming untuk penyeibangan risiko. Kemudian dilanjutkan dengan verifikasi dan validasi model dengan menggunakan data simulasi pada berbagai skenario. Output dari tahap ini adalah model sistem pendukung keputusan cerdas dengan berbagai skenario yang valid. 1. Pengajar Universitas Bina Nusantara 2. Peneliti Badan Litbang Pertanian Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian Dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) 55