Analisis pertumbuhan sel Pada banyak kasus, ekspresi gen rekombinan dapat menurunkan pertumbuhan organisme inang jika dibandingkan dengan yang tidak ditransformasi dengan vektor dan gen asing. Informasi kecepatan pertumbuhan ini nantinya dapat digunakan untuk merancang lebih jauh kondisi kultivasi yang cocok untuk produksi produk tertentu oleh organisme tersebut. Untuk memperoleh preliminary data karakteristik pertumbuhan sel E.coli hasil transformasi dengan plasmid pRT-Gen X Prof. Tobi melakukan percobaan di bawah ini. I. Pengaruh kehadiran gen X pada pertumbuhan sel E.coli strain Top1 (high level of recombinant gen expression, unusual cell size) Kultur starter E.coli transforman pRT-gen X dan non-transforman diinokulasikan pada medium agar pertumbuhan dengan menggunakan metode spread. Pengamatan yang dilakukan 8 jam setelah inokulasi awal menunjukkan adanya 91 colony forming unit (CFU) pada cawan petri A yang mengandung E. coli non-transforman dan 17 CFU pada cawan petri B yang mengandung E. coli transforman. CFU merupakan satuan ukuran populasi bakteri pada media padat, setiap koloni bakteri yang jelas terpisah dari koloni lainnya dihitung sebagai satu CFU. Koloni bakteri ini awalnya berasal dari satu sel bakteri yang mengalami pembelahan terus-menerus menghasilkan sekumpulan bakteri dalam satu koloni. Di akhir inkubasi, diamati kultur sel E. coli memenuhi cawan petri A dan B berturutturut setelah 24 dan 36 jam. Metode penghitungan plate count yang menggunakan metode pengenceran berseri dilakukan untuk mengetahui jumlah sel yang ada didalam kedua cawan petri tersebut di akhir pengamatan. Berikut adalah cara kerja praktikum yang diberikan oleh Prof. Tobi untuk metode pengenceran berseri : Alat dan Bahan : 1. 10 buah tabung reaksi 2. 4 buah cawan petri berisi agar LB (media padat pertumbuhan bakteri, diameter 100 mm) 3. 50 ml larutan M9 (garam fisiologis, media cair pertumbuhan bakteri) 4. Pipet tetes 5. Pemanas spiritus 6. Pipet sedotan 7. Vortex Metode : 1. Siapkan 6 tabung reaksi. Isi tube 1 dengan 5 ml larutan M9. Isi tube 2 – 6 dengan 4.5 ml larutan M9. 2. Ambil bakteri yang terdapat pada area seluas 1 mm x 1 mm pada permukaan agar di cawan petri. Masukkan ke dalam tube 1. Homogenisasi hingga merata menggunakan vortex. 3. Ambil 0.5 ml larutan pada tube 1 dan masukkan ke dalam tube 2. Homogenisasi hingga rata. 4. Lakukan langkah 3 untuk tube 3 hingga 6. 5. Inokulasi cawan petri pertama dengan mengambil 1ml larutan di dalam tube 3. Tuang larutan kedalam cawan petri dan sebarkan hingga merata. 6. Ulangi langkah 5 untuk cawan petri kedua, ketiga dan keempat, masing-masing menggunakan larutan dari tube 3 – 6. 7. Diamkan kultur pada suhu ruangan. Hitung jumlah CFU yang terbentuk. Setelah masa inkubasi 8 jam, didapatkan hasil sebagi berikut : Secara statistik, jumlah CFU yang baik untuk digunakan dalam menghitung jumlah sel adalah antara 30-300. Jika CFU terlalu banyak sehingga tidak dapat dibedakan secara jelas dan dihitung jumlahnya secara pasti, maka jumlah CFU dianggap lebih besar daripada 300. Q 2.1 (4 poin @ 0.5 point) Berdasarkan hasil pengamatan diatas, lengkapi tabel yang terdapat pada Lembar Jawaban. *Pengenceran dihitung relatif terhadap sel pada kultur tabung reaksi 1, sehingga πΎπππ πππ‘πππ π π ππ ππππ π‘π’ππ 1 tingkat pengenceran dapat dihitung sebagai: πΎπππ πππ‘πππ π π ππ ππππ π‘π’ππ π₯ Q 2. 2 (2 point) Berdasarkan hasil plate count, berapakah jumlah sel total yang terdapat pada cawan petri? (asumsikan π = 3) Q 2.3 (2 point) Hitung dalam menit waktu yang dibutuhkan oleh sel E.coli pada cawan A dan B untuk membelah. Q 2.4 (8 point @ 0.5) Lengkapi grafik pertumbuhan sel bakteri pada Lembar Jawaban yang menujukkan konsentrasi sel setiap 3 jam. Q 2.6 Tentukan pernyataan dibawah ini Benar (B) atau Salah (S) berdasarkan pengaruh ekspresi Tobisilin terhadap pertumbuhan bakteri No Pernyataan Waktu generasi E. coli yang membawa plasmid pRT-Gen X lebih lama 1 dibanding E. coli non-transforman Laju pertumbuhan spesifik E. coli yang membawa plasmid pRT-Gen X 2 lebih besar dibanding E. coli non-transforman Jika bakteri E. coli non-transforman dan E.coli yang membawa plasmid 3 pRT-Gen X di tumbuhkan pada satu media kultur yang sama, maka setelah 24 jam, anda tidak dapat lagi menemukan plasmid pRT-Gen X di dalam kultur sel bakteri tersebut II.Analisis Pengaruh Tobisilin pada Siklus Pembelahan Sel HeLa Kemampuan Tobisilin untuk menginhibisi pertumbuhan organisme tangguh (resilient) seperti jamur, membuat Prof. Tobi berpikir apakah Tobisilin dapat juga digunakan untuk menginhibisi sel lain dengan kemampuan pertumbuhan dan daya tahan yang tinggi seperti sel kanker. Prof. Tobi mencoba menyusun percobaan terkait menggunakan flow cytometry dan menugaskan asistennya, Hanna, untuk melakukan eksperimen tersebut. Eksperimen menggunakan kultur sel HeLa (sel kanker manusia) yang selalu membelah yang diberikan pewarna DAPI untuk berikatan dengan DNA sel tersebut. Kultur sel diamati menggunakan mikroskop fluoresen. Hasil pengamatan menemukan adanya 26 sel dengan DNA terkondensasi pada kultur sel Hela tanpa Tobisilin dan hanya 23 pada kultur sel HeLa dengan Tobisilin. Setelah pengamatan dilakukan, kultur dilewatkan pada alat flow cytometer. Flow cytometer adalah sebuah alat yang dapat menghitung jumlah sel yang telah diwarnai. Flow cytometer bekerja dengan cara melewatkan sel satu-persatu melalui sebuah pipa kapiler kecil yang hanya dapat dilewati oleh satu sel. Sel dihitung dengan cara menyinari satu bagian pipa kapiler dengan laser yang menyebabkan fluoresensi pada pewarna DAPI. Fluorensensi yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi pewarna yang terdapat dalam sel. Tabel dibawah menunjukkan jumlah sel yang didapatkan setelah hasil penghitungan dengan flow cytometer: Unit Fluoresensi Relatif 0 40 80 120 140 160 200 240 280 320 360 400 440 480 Jumlah Sel HeLa HeLa + Tobisilin 0 0 0 0 0 0 10 17 16 20 174 163 36 32 35 37 32 34 33 33 32 36 36 32 86 90 10 6 Q 3.1. Buat grafik jumlah fraksi sel (dalam persentase dari sel total) terhadap unit fluoresensi relatif. Gambar grafik fraksi sel Hela dan fraksi sel Hela + Tobisilin pada satu grafik yang sama. Gunakan lingkaran (O) untuk menunjukkan fraksi sel Hela, dan kotak (β) untuk menunjukkan fraksi sel Hela + Tobisilin. Q 3.2. Dengan menggunakan data dari grafik, tentukan pada unit fluoresensi berapa sel dengan masing-masing fase dapat ditemukan. Q 3.3 Tentukan lama fase sel jika diketahui lama siklus sel adalah 24 jam. Q 3.4 Dari eksperimen ini, kesimpulan apa yang dapat ditarik tentang dampak Tobisilin terhadap lama siklus sel HeLa? Beri tanda X pada jawaban yang tepat! No Pernyataan 1 Tobisilin memperlambat siklus sel HeLa 2 Tobisilin mempercepat siklus sel HeLa X 3 Tobisilin tidak mempengaruhi panjang siklus sel HeLa IV. Kesimpulan Q 4.1 Dari Q.1, Q.2 dan Q.3, organisme mana saja yang terpengaruhi siklus selnya oleh Tobisilin? Beri tanda X pada jawaban sesuai No 1 2 3 Organisme Jamur Bakteri Hewan X Q 4.2 Sintesis zat mana saja dibawah ini yang mungkin menjadi target aktifitas Tobisilin? Beri tanda X pada jawaban yang sesuai B A C pengaruh sesuai No 1 2 D Q 4.3 Menurut Anda, setelah melihat faktafakta diatas, alasan apa yang paling tepat menggambarkan mengapa plasmid Tobisilin (pRT-gen X) memiliki yang diamati pada bakteri? Beri tanda X pada jawaban yang Pernyataan Target Tobisilin adalah zat metabolit bersifat universal yang terdapat pada sel jamur, bakteri dan hewan. Tobisilin mendegradasi protein siklin pada sel eukariot dan prokariot X 3 4 Replikasi dan eksperesi Tobisilin pada sel E. coli menyebabkan beban tambahan yang cukup besar pada metabolism normal E. coli Instabilitas struktural sitoskelet yang diakibatkan oleh Tobisilin menyebabkan gangguan keseimbangan tekanan osmotik pada E. coli