PENGARUH ANTARA ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP HARGA SAHAM Oleh : Sitti Aisyah *) Jeni Susyanti **) A. Agus Priyono ***) ABSTRACT This research aim to know (1) Influence Of Economic Value Added ( EVA) to Price Share; (2) Influence Of Market Value Added (MVA) to Price Share; ( 3) Influence of Ratio Activity to Price Share; and ( 4) Influence Of Economic Value Added ( EVA), Market Value Added ( MVA) and Ratio Activity by simultan to Price Share. Type Research which is used in this research is quantitative research, population which is used in research is industry of Food And Beverage which enlist in BEI at period 2010-2012. Sampel which is used in this research is some of industry of food beverage and which enlist in BEI at period 2010-2012 by using method of purposive sampling. Result of from this research indicate that (1) Economic Value Added (X1) have an effect on positive and signifikan to share price with value of t calculate equal to 2,026 storey;level of signifikan 0,049<0,05. (2) Market Value Added (X2) have an effect on positive and signifikan to share price with value of t calculate equal to 2,251 storey;level of signifikan 0,033<0,05, (3) Ratio Activit (X3) have an effect on positive and signifikan to share price with value of t calculate equal to 3,761 storey;level of signifikan 0,008<0,05, and (4) By simultan variable of Economic Value Added (X1), Market Value Added (X2) and Ratio Activity (X3) have an effect on positive and signifikan to share price with value of Fhitung equal to 2,621 storey;level of signifikan 0,043<0,05. Value of R square 0,151 indicating that third influence of the variable to share price is small. Keyword: Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Ratio Activity And Price Share 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pasar modal di Indonesia telah menunjukkan diri sebagai bagian dari instrumen ekonomi, dimana indikasi yang dihasilkan banyak di peroleh oleh penelitian maupun praktisi dalam melihat gambaran suatu perekonomian di Indonesia. Sebagai instrumen ekonomi, pasar modal tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan yang ada di sekitarnya, peran pasar modal dalam kegiatan suatu perekonomian membuat pasar modal semakin sensitif terhadap berbagai suatu peristiwa ekonomi yang terjadi disekitarnya baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Reaksi pasar modal terhadap berbagai peristiwa yang dapat diamati dari naik turunnya perubahan harga saham. Perubahan harga saham ini di sebabkan oleh ketidakpastian capital gain (return saham) yang diperoleh. Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang mendorong pasar modal di Indonesia. Hal ini dengan melonjaknya jumlah transaksi saham yang ditransaksikan semakin tinggi volume penjualan saham. Dengan perkembangan yang sangat pesat, maka kebutuhan suatu informasi yang relevan dalam pengambilan JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 | 121 investasi di pasar modal juga meningkat. Suatu informasi secara fundamental diperlukan untuk menentukan prospek kedepan dalam perusahaan melalui analisis perusahaan, analisis industri dan analisis ekonomi sebagai dasar untuk memperoleh nilai intrinsik atau harga saham yang wajar (Baridwan dan Legowo, 2002: 134). Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Kinerja perusahaan sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan. Economic Value Added (EVA) salah satu konsep yang digunakan dalam dalam mengukur kinerja dalam suatu perusahaan. Selain Economic Value Added (EVA), juga ada pendekatan lain yang di gunakan dalam mengukur kinerja perusahaan yang didasarkan pada nilai pasar (Market Value Added) (MVA). Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan (Brigham, 2006: 68). Secara umum banyak sekali jenis rasio keuangan yang dapat di gunakan, tetapi tergantung dari masing-masing tujuannya. Diantaranya adalah Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas pengguanaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset (Hanafi dan Halim, 2003: 75). Penelitian yang dilakukan oleh Sistiani (2007) penelitiannya terhadap perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEJ dengan judul “Economic Value Added (EVA), Markket Value Added (MVA) dan Rasio untuk membedakan kinerja keuangan”. Dengan tujuan untuk memberikan gambaran, bahwa berdasarkan hasil analisis diskriminan bahwa nilai loading pada variabel EVA dan MVA lebih tinggi dibanding loading pada variabel-variabel rasio keuangan (ROI, ROA, ATO, DAR, DER, dan CR), dengan nilai EVA = sebesar 41,1%, MVA sebesar 28,5%, ROI sebesar 22,6%, ROA sebesar 22%, ATO sebesar 19,7%, DAR sebesar 14,6%, DER sebesar 2,9%, CR sebesar 1,3%, jadi EVA dan MVA lebih unggul dalam membedakan kinerja keuangan pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEJ. Penelitian yang dilakukan oleh Arif (2008) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Return On Investmen, Operating Cash Flow Dan Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham “ (Studi Impiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed di BEJ). Dengan hasil analisis statistik dengan regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel ROI mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengambilan (return) saham 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ada pada penelitiana ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap Harga Saham?, (2) Apakah Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Harga Saham?, (3) Apakah Rasio Aktivitas berpengaruh terhadap Harga Saham?, dan (4) Apakah Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham, (2) Untuk Mengetahui Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Harga 122 | JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 Saham, (3) Untuk Mengetahui Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Harga Saham, dan (4) Untuk Mengetahui Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Rasio Aktivitas secara simultan terhadap Harga Saham. 2. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 PENGERTIAN SAHAM Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham. Menurut Darmaji dan Fakhruddin (2001: 05) yang dimaksud dengan saham adalah: ”Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas (PT). Wujud dari saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik dari kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut, persi dari kepemilikan ditentukan dari seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut”. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2001:06) berpendapat mengenai beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis saham: a. Ditinjau dari kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas: 1. Saham biasa (common stocks) Yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi 2. Saham Preferen (preferred stocks) Merupakan saham yang mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa mendapatkan hasil seperti yang dikehendaki investor,. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal yaitu, mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran sahan tersebut dan membayar deviden. b. Dilihat dari cara peralihan saham dibedakan atas: 1. Saham atas unjuk (bearer stocks) Yaitu pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipilih tangankan dari suatu investor kepada inverstor lainnya. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut maka dialah sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut RUPS. 2. Saham atas nama (registered stocks) Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tersebut. c. Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Blue Chip Stocks Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader dari industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden. 2. Income Stocks Yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara konsisten membayar deviden tunai. 3. Growth Stocks JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 | 123 Yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. 4. Spekulative Stocks Yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ketahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa yang akan datang. 5. Counter cyclical stocks Yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saaat resesi ekonomi harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada saat resesi ekonomi. Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah “harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar”. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. 2.2 ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Menurut Brigham (2006: 68) dalam Ulfah (2010: 21) Economic Value Added (EVA) adalah “nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA adalah laba operasi bersih dikurangi dengan beban biaya yang sesuai dengan seluruh modal yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan. EVA yang postif menandakan bahwa tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta oleh investor atas investasi yang dilakukan. sedangkan jika nilai EVA negatif manandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari tingkat pengembalian yang dituntut oleh investor Adapun indikator-indikator dalam perhitungan Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut: a. Menghitung Economic Value Added (EVA) EVA = NOPAT – (WACC x Capital) b. NOPAT (Net Operating Profit After Tax) NOPAT adalah laba operasi bersih setelah pajak yaitu laba operasi perusahaan selama periode berjalan dikurangi oleh pajak penghasilan. Menurut Young and Byrne (2001:32) Rumus NOPAT yaitu: NOPAT = Laba Bersih + Beban bunga setelah pajak c. WACC (Weghted Avarage Cost of Capital) Biaya modal tertimbang (WACC atau Weghted Avarage Cost of Capital), setiap perusahaan harus memiliki suatu struktur modal yang dapat meminimumkan pada biaya modal suatu perusahaan sehingga dapat memaksimumkan pada harga saham. WACC = (biaya modal hutang x proporsi hutang terhadap modal) + (biaya modal saham x proporsi saham terhadap total modal) d. Capital (Modal) = posisi awal tahun dari total aktiva dalam neraca perusahaan dikurangi utang yang tidak dibebani bunga (Non interest bearing debt). Interprestasi dari hasil perhitungan EVA adalah sebagai berikut: 1) Jika EVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. 124 | JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 2) Jika EVA < 0 hal ini menunjukkkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. 3) Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan posisi impas karena laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang atau kreditur dana baik kreditur maupun pemegang saham. 2.3 MARKET VALUE ADDED (MVA) Market Value Added (MVA) oleh Sartono (2001) adalah sebagai kemakmuran pemegang saham dengan memaksimumkan kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor oleh pemegang saham. Kelemahan dari Market Value Added (MVA) adalah menggambarkan penciptaan nilai dalam suatu waktu tertentu. Sedangkan kelebihannya adalah memfokuskan penilaian kinerja perusahaan berdasarkan dalam penilaian pasar modal (Sismurtono, 2010: 23) Menurut Baridwan dan Legowo (2002:139) hasil pengukuran MVA dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu: 1. Jika MVA > 0, maka dalam hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah, berarti kinerja keuangan perusahaan mampu meningkatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan pemegang saham bertambah. 2. Jika MVA < 0, maka dalam hal ini pihak manajemen telah menurun kekayaan perusahaan dan kekayaan pemegang saham bertambah. 3. Jika MVA = 0, maka hal ini menunjukkan posisi impas, Artinya kekayaan dalam perusahaan tersebut tidak ada pengurangan. Indikator dalam perhitungan Market Value Added (MVA) adalah sebagai berikut: MVA = Nilai Pasar Ekuitas – Nilai Buku Ekuitas a. Nilai Pasar Ekuitas = Nilai Pasar Utang + Bunga Minoritas b. Nilai Buku Ekuitas = Harga Saham Akhir Tahun x Jumlah saham yang Beredar 2.4 RASIO AKTIVITAS Menurut Kasmir (2010: 172) rasio aktivitas (activity ratio) adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio aktivitas ini digunakan untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kasmir (2010: 182) Jenis rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over). Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut: Penjualan bersih Perputaran modal kerja = Modal kerja 2.5 PERBANDINGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) DAN RASIO AKTIVITAS Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) memiliki suatu hubungan tetapi hubungan antara EVA dan MVA adalah merupakan hubungan yang tidak langsung. Sedangkan rasio aktivitas digunakan untuk menilai kemampuan dalam suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. 2.6 HIPOTESIS Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap harga saham H2: Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Harga Saham JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 | 125 H3: Rasio Aktivitas berpengaruh terhadap Harga Saham H4: Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan rasio aktivitas berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham 3. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian adalah industri Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2012. Menurut Sugiyono (2009: 80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang meliputi atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan diterapkan dalam penelitian dengan meliputi seluruh karakteristik/sifat tertentu”. 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini dalam pengambilan sampel adalah dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002: 131), purposive sampling adalah pengampilan sampel mempunyai tujuan atau target tertentu, sehinggga memenuhi kepentingan dan keinginan peneliti. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian Industri food and beverage dengan kriteria sebagai berikut: 1. Industri Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2010-2012 secara berturut-turut 2. Industri Food And Beverage mempublikasikan laporan keuangannya selama periode 2010-2012. 3. Tutup buku pada akhir bulan Desember setiap tahunnya karena periode akuntansi yang tidak sama akan mengakibatkan analisis bias dan tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. 4. Industry food and beverage yang memiliki data untuk perhitungan Economic Value Added (EVA). 5. Industri food and beverage yang memiliki data untuk perhitungan Market Value Added (MVA). 3.2 Definisi Operasionalisasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Harga Saham Harga saham adalah (Hartono, 1998: 69) adalah “harga yang terjadi di pasar pada bursa di waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar”. Harga saham yang dapat diterbitkan adalah harga saham penutupan dimana harag saham tersebut merupakan harga yang diminta oleh pembeli dan penjual. Sedangkan harga pasar saham adalah dimana harga jual investor yang satu pada investor yang lain. Harga pasar ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesi (BEI) dari pasar sekunder. 2. Economic Value Added (EVA) Nilai tambah ekonomis adalah suatu konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam pengukuran laba perusahaan harus dengan adil dengan mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyedia dana (Widayanto,1993:51). Menurut Brigham dan Houston (2010: 111) Economc Value Added (EVA) merupakan estimasi laba ekonomis usaha yang sebenarnya untuk tahun tertentu, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi tidak dikurangi dengan biaya ekuitas sementara dalam perhitungan EVA biaya ini akan dikeluarkan untuk semntara. 126 | JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 Adapun indikator-indikator dalam perhitungan Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut: a. Menghitung Economic Value Added (EVA) EVA = NOPAT – (WACC x Capital) b. NOPAT (Net Operating Profit After Tax) NOPAT adalah laba operasi bersih setelah pajak yaitu laba operasi perusahaan selama periode berjalan dikurangi oleh pajak penghasilan. Menurut Young and Byrne (2001:32) Rumus NOPAT yaitu: NOPAT = Laba Bersih + Beban bunga setelah pajak c. WACC (Weghted Avarage Cost of Capital) Biaya modal tertimbang (WACC atau Weghted Avarage Cost of Capital), setiap perusahaan harus memiliki suatu struktur modal yang dapat meminimumkan pada biaya modal suatu perusahaan sehingga dapat memaksimumkan pada harga saham. WACC = (biaya modal hutang x proporsi hutang terhadap modal) + (biaya modal saham x proporsi saham terhadap total modal) d. Capital (Modal) = posisi awal tahun dari total aktiva dalam neraca perusahaan dikurangi utang yang tidak dibebani bunga (Non interest bearing debt). 3. Market Value Added (MVA) Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan Young dan F. O’Byrne (2001: 26). Indikator dalam perhitungan Market Value Added (MVA) adalah sebagai berikut: MVA = Nilai Pasar Ekuitas – Nilai Buku Ekuitas a. Nilai Pasar Ekuitas = Nilai Pasar Utang + Bunga Minoritas b. Nilai Buku Ekuitas = Harga Saham Akhir Tahun x Jumlah saham yang Beredar 4. Rasio Aktivitas Menurut Kasmir (2010: 175) Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil keputusan terdiri dari bebrapa jenis. Rasio yang diinginkan atau kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai tergantung dari pihak manajemen dalam perusahaan tersebut. Jenis rasio aktivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over) dengan rumus sebagai berikut: Penjualan bersih Perputaran Modal Kerja = Modal kerja 3.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Dicatat oleh pihak lain (Indriantoro dan Supomo, 1999: 147). Pengambilan data pada penelitian ini adalah dilakukan di pusat penelitian dan pengkajian pasar modal (P4M) Universitas Islam Malang (UNISMA). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan mempelajari dokumen dan berkas-berkas pada instansi dan pihak-pihak yang digunakan sebagai bahan masukan yang berhubungan dengan pokok bahasan. Metode ini dilakukan dengan cara menggadakan pencatatan (pengkopian) dokumen dari sumber data yang berupa data sekunder untuk kemudian dianalisis. JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 | 127 3.4 Model Penelitian Economic Value Added (EVA) Market Value Added (MVA) HARGA SAHAM RASIO AKTIVITAS (Perputaran Modal Kerja) Gambar 1 Model Penelitian 3.5 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan yaitu persamaan regresi linier berganda, model yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Dimana: Y = Harga Saham α = Koefisien Konstanta β1- 3 = Koefisien Regresi Masing-masing Variabel X1 = Economic Value Added (EVA) X2 = Market Value Added (MVA) X3 = Rasio Aktivitas (Perputaran Modal Kerja) e = Standart Error 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian a. Pemilihan Sampel Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling yang bertujuan untuk memperoleh sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1 Pemilihan Sampel Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI selama 2010-2012 442 Jumlah non food and beverage (411) Jumlah perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI 2010-2012 20 Jumlah perusahaan food and beverageyang tidak mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2010-2012 (0) Jumlah perusahaan food and beverageyang mempublikasikan laporan 20 keuangan selama periode 2010-2012 Jumlah perusahaan food and beverage yang laporan keuangannya tidak lengkap selama periode 2010-2012 (4) Jumlah perusahaan food and beverage yang laporan keuangannya lengkap 16 selama periode 2010-2012 (sampel terpilih) Sumber: diolah dari data sekunder, 2013 128 | JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 Berdasarkan tabel 1 mengenai pengambilan sampel penelitian diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan food and beverage dari populasi sebanyak 20 perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai 2012. b. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Tabel 2 Descriptive Statistics Harga Saham EVA MVA Rasio Aktivitas N Range 48 9.13 46 11.73 45 6.97 44 4.01 Minimum 4.38 2.71 12.32 .76 Maximum 13.51 14.45 19.29 4.78 Mean 8.04 11.06 15.55 1.95 Std. Deviation 2.16 2.54 1.97 .82 Sumber: Hasil analisis SPSS 2013 Tabel 2 merupakan hasil analisis statistik deskriptif dengan program SPSS 15.00 for windows yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Variabel harga saham (Y) memiliki range 9,16; nilai minimum sebesar 4.38; nilai maksimum 13,51; nilai rata-rata (mean) sebesar 8.04; dengan standar deviasi 2,16. 2) Variabel Economic Value Added (X1) memiliki range 11,73; nilai minimum sebesar 2,71; nilai maksimum 14,45; nilai rata-rata (mean) sebesar 11,06; dengan standar deviasi 2,54. 3) Variabel Market Value Added (X2) memiliki range 6,97; nilai minimum sebesar 12.32; nilai maksimum 19,29; nilai rata-rata (mean) sebesar 15,55; dengan standar deviasi 1,97. 4) Variabel rasio aktivitas (X3) memiliki range 4,01; nilai minimum sebesar 0,76; nilai maksimum 4,78; nilai rata-rata (mean) sebesar 1,95; dengan standar deviasi 0,82. 4.2 PEMBAHASAN a. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3 Uji Normalitas Data N Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Harga Saham 48 8.04 2.16 .111 .111 -.076 .768 .597 EVA 46 11.06 2.54 .156 .091 -.156 1.057 .214 MVA 45 15.55 1.97 .115 .115 -.062 .772 .591 Rasio Aktivitas 44 1.95 .82 .116 .116 -.077 .771 .592 Sumber: Hasil analisis SPSS, 2013 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki nilai asymp. Sig (2-tailed) > 0,05. Artinya data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini setelah di Ln kan ada yang bernilai nol, hal ini menjadikan jumlah N yang digunakan dalam penelitian yang valid sebanyak 39. JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 | 129 b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas Hasil analisis uji multikolinearitas dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian yang meliputi EVA (X1), MVA (X2) dan Rasio AKtivitas (X3) memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Artinya variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas. 2) Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas, dengan menggunakan uji Glejser dapat diketahui bahwa nilai signifikansi ketiga variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 3) Uji Autokorelasi Hasil analisis pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Uji Autokorelasi Model Summary(b) Adjusted Std. Error of DurbinModel R R Square R Square the Estimate Watson 1 .791(a) .625 .593 1.0485463 1.969 Sumber: Hasil analisis SPSS 2013 Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson dari hasil uji yang dilakukan adalah sebesar 1,969. Nilai Durbin-Watson yang bebas dari gangguan autokorelasi adalah terletak pada DU < DW < 4-DU. DU merupakan batas atas (upper bound) di mana dalam penelitian ini adalah sebesar 1,221. Sehingga ketika dimasukkan hasil uji autokorelasi tersebut dalam persamaan menjadi 1,221 < 1,969 < 2,779. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini terhindar dari masalah autokorelasi. c. Model Regresi Berganda Hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan (dapat dilihat pada tabel 5) maka dapat diketahui persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini sebagai berikut: Y = -2,777 +0,026X1sig.0,039+ 0,621X2sig.0,000+ 0,203X3sig.0,033 + e Tabel 5 Analisis Regresi Berganda Model 1 (Constant) EVA MVA RasioAktivitas Unstandardized Coefficients B Std. Error -2.777 1.446 .026 .089 .621 .114 .203 .234 Standardized Coefficients Beta .042 .766 .092 Sumber: Hasil analisis SPSS, 2013 d. Uji t-Statistik (Uji Parsial) Hasil dari analisis statistik uji t yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa Variabel EVA (X1), MVA (X2) dan Rasio Aktivitas secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham dengan melihat dari hasil masingmasing nilai t hitung dari variabel bebas. 130 | JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 e. Uji F-Statistik (Uji Simultan) Dari tabel 6 hasil analisis statistik uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 19,446 dengan tingkat signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa secara simultan variabel Economic Value Added (X1), Market Value Added (X2) dan Rasio Aktivitas (X3) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. f. Koefisien Determinasi (R square) Tabel 6 Koefisien Determinasi Model Summary(b) Std. Error Adjusted of the DurbinModel R R Square R Square Estimate Watson 1 .791(a) .625 .593 1.0485463 1.969 Sumber: Hasil analisis SPSS, 2013 Dari tabel 6 terlihat nilai R Square sebesar 0,625 yang berarti bahwa 62,5% harga saham perusahaan food and beverage selama periode 2010-2012 dipengaruhi oleh variabel Economic Value Added (X1), Market Value Added (X2) dan Rasio Aktivitas (X3), sedangkan sisanya sebesar 37,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis menggunakan regresi linier berganda yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Variabel Economic Value Added (X1) secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham. Ini dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 2,297 dengan tingkat signifikan 0,039 < 0,05. 2) Market Value Added (X2) secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham. Ini dibuktikan dengan t hitung sebesar 5,441 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 3) Rasio Aktivitas (X3) secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham. Ini dibuktikan dengan 3,865 dengan tingkat signifikan 0,033 < 0,05. 4) Variabel Economic Value Added (X1), Market Value Added (X2) dan Rasio Aktivitas (X3) secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham. Dengan hasil analisis statistic uji F doperoleh nilai Fhitung sebesar 19,446 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05. Nilai R square 0,625 atau 62,5% menunjukkan bahwa pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap harga saham adalah besar. 5.2 Saran Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya meliputi : 1) Memperbanyak sampel sehingga hasil penelitiannya dapat mewakili seluruh perusahaan yang ada di Indonesia, terutama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2) Periode penelitian diperpanjang sehingga dapat memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. 3) Menambah variabel lainnya yang memiliki hubungan dnegan harga saham, misalnya laba bersih (Earning After Tax), Return On Equity (ROI), Earning Per Share (EPS), JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013 | 131 Price Earning ratio (PER), kinerja lingkungan, pengungkapan informasi lingkungan dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Arif, M. Miftahul, 2008. Pengaruh Penggunaan Return On Investmen, Operating Cash Flow Dan Economic Value Added Terhadap Pengembalian saham Dalam Menilai Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ. Sekripsi tidak dipublikasikan, Malang, FE, UNISMA. Brigham, Eugene F & Houston, Joel F. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Assential of Financial Managemen. Yulianto, Ali Akbar (Penerjemah). 2010. Edisi Ke 11, Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gujarati, Damodar, 2001. Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Dra.Ak Sumarno Zain, MBA, Jakarta: Erlangga. Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Indriantoro, Nur dan Bangbang Supomo, 1999. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. M. Hanafi, Mahmud dan Abdul halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit, UPP AMP-YKPN. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan, Teori & Aplikasi, edisi 4, BPFE, Yogyakarta. Sistiani, 2007. Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dan Analisis Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Listing Di BEJ, Sekripsi tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang. Sismurtono, 2010. Pengaruh Antara Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI, Sekripsi, tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang. Ulfah, Nani zainatul. 2010. Perbedaan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). (Skripsi Online), dipublikasika, Malang, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. *) Sitti Aisyah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang **) Jeni Susyanti adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang ***) A. Agus Priyono adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang 132 | JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013