JURNAL STRATEGI KOMUNIKASI MELALUI

advertisement
JURNAL
STRATEGI KOMUNIKASI MELALUI TELEPON
(Studi Kualitatif Strategi Komunikasi dalam Penawaran
AmareloAdhiwangsa Privilege Card Melalui Telepon oleh Telemarketing
Operator Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall
Solo)
Disusun Oleh:
SEPTIANA ARSITAWATI
D0211093
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
1
2016
STRATEGI KOMUNIKASI MELALUI TELEPON
(Studi Kualitatif Strategi Komunikasi dalam Penawaran
AmareloAdhiwangsa Privilege Card Melalui Telepon oleh Telemarketing
Operator Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall
Solo)
Septiana Arsitawati
Sri Herwindya Baskara Wijaya
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Competition climate in the city of Solo in recent years stretched, it can be
seen from the number of new hotel development continues to grow. Competition in
the hotel business entrepreneurs make hotel strives to produce products and
services that attract consumers. Amarelo Hotel Solo and Adhiwangsa Hotel And
Convention Hall has a product Amarelo Adhiwangsa Privilege Card which gives
various benefits for owners. In marketing Amarelo Adhiwangsa Privilege Card,
hotel management using various methods, namely direct offers to consumers who
visit the hotel or by sending perwaakilan hotel came to various companies and
offers through the media. Media used to market Amarelo Adhiwangsa Privilege
Card include Twitter, Facebook, Instagram, website and telephone. However, the
number of consumers who join the Privilege Card Adhiwangsa Amarelo amount
more than the offer directly or using other media.
This study used qualitative methods. Aims to identify and analyze how
communication strategies offer through telemarketing calls made by the operator
Amarelo Hotel and Adhiwangsa Hotel And Convention Hall, the effect has been
caused by a communication strategy through the phone.
The conclusion that can be drawn from this study is the communication
strategy Amarelo Adhiwangsa Privilege Card offers over the phone done by
stages know the audience, composing messages, set the selection methods and
media usage. So far the influence brought about by the implementation of the
marketing communication strategy Amarelo Adhiwangsa Privilege Card over the
phone are positive that the growing number of consumers.
2
Keywords: communication strategies, communication via phone, telemarketing
Pendahuluan
Kota Solo merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik dengan
beragam jenis tempat yang memiliki nilai budaya. Banyak peninggalan sejarah
kebudayaan yang terdapat di Kota Solo. Belum lagi ditambah event budaya
tahunan yang rutin diselenggarakan di Solo.
Banyak wisatawan asing maupun domestik yang tertarik berkunjung ke
Kota Solo untuk menyaksikan event-event tahunan tersebut atau mengunjungi
tempat wisata. Oleh karena itu, diperlukan sarana akomodasi dan transportasi
guna memberikan kenyamanan bagi kedatangan para wisatawan sekaligus mampu
menampung wisatawan yang ingin tinggal untuk sementara waktu di Kota Solo.
Sehingga saat ini di Kota Solo telah berdiri beberapa hotel dari yang bintang satu
hingga bintang lima yang semuanya bertujuan mengantisipasi jumlah wisatawan
yang semakin meningkat.
Persaingan dalam bisnis hotel tersebut membuat para pengusaha hotel
berusaha untuk menghasilkan produk dan jasa yang menarik banyak konsumen, di
mana hotel juga desain dengan baik untuk menimbulkan suasana yang dapat
membuat pengunjung atau tamu tertarik pada tempat tersebut. Selain itu juga
banyak hotel yang digunakan sebagai tempat resepsi, ulang tahun, seminar, rapat
perusahaan dan lain sebagainya, sehingga hal ini merupakan sebuah peluang
bisnis bagi pengusaha hotel dan juga sebuah bentuk pelayanan jasa bagi
konsumennya.
Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel and Convention Hall Solo
yang masih dalam pengelolaan atau manajemen yang sama mengeluarkan produk
Amarelo Adhiwangsa Privilege Card yang merupakan loyalty program atau bisa
disebut kartu memberAmarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention
Hall Solo.
Untuk memasarkan Amarelo Adhiwangsa Privilege Card, Amarelo Hotel
Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall Solo menggunakan berbagai
cara yaitu pemasaran langsung dengan menawarkan secara tatap muka kepada
3
sasaran dan menggunakan telepon dan pemasaran melalui sosial media Twitter,
Facebook, Website, Instagram dan portal berita online. Dalam era media digital
saat ini, pemasaran mulai memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) yang mutakhir (Mulyana, 2011:32). Pertumbuhan orang yang merespon
dengan metode iklan langsung, baik dari televisi, radio, koran dan majalah serta
internet mengalami peningkatan yang patut dipertimbangkan. Konsumen sekarang
lebih memilih menggunakan telepon untuk memesan barang dan jasa (Rowdson,
2008:2).
Dalam pemasaran langsung Amarelo Adhiwangsa Privilege Card, staff
hotel menawarkan secara tatap muka kepada sasaran dan melalui telepon.
Komunikasi yang digunakan dalam pemasaran langsung tatap muka ini adalah
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal atau antarpribadi sangat
potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat
menggunakan kelima alat indera tadi untuk mempertinggi daya bujuk pesan kita.
Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi
antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih
mempunyai emosi.
Sedangkan dalam pemasaran langsung melalui telepon atau telemarketing
membutuhkan teknik komunikasi langsung yang baik agar calon konsumen dapat
menerima pesan yang ingin disampaikan. Beberapa hotel di Solo sudah
menggunakan strategi pemasaran melalui telepon
(telemarketing) untuk
memasarkan produknya kepada calon konsumen. Banyaknya penggunaan
telemarketing saat ini antara lain disebabkan oleh biaya yang relatif rendah
dibandingkan dengan promosi dengan cara yang lain. Penjualan pribadi begitu
mahal, namun sangat persuasif. Telemarketing hampir memiliki tingkat persuasi
yang sama, namun jauh lebih rendah biayanya (Lee & Johnson, 2007:67).
Membandingkan komunikasi yang digunakan dalam pemasaran langsung
tatap muka dan melalui telepon, komunikasi tatap-muka ini membuat manusia
merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media
massa seperti surat kabar, televisi, atau lewat teknologi komunikasi tercanggih
sekalipun seperti telepon genggam, E-mail, atau telekonferensi, yang membuat
4
manusia merasa terasing (Mulyana, 2010:81). Studi menarik yang dilakukan oleh
Albert Mahrabian pada tahun 1971 menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan
yang bersumber dari pembicaraan orang hanya 7% yang berasal dari bahasa
verbal, 38% dari vokal suara, dan 55% dari ekspresi wajah. Ia juga menambahkan
bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan
perbuatannya, maka orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat
nonverbal (Cangara, 2004:99).
Berlawanan dengan pernyataan diatas, seorang telemarketing operator
bahkan belum mengenal secara intim calon konsumen yang hendak diajak
berbicara untuk menawarkan produknya. Bahkan, admin mendapat nomor telepon
sasaran calon konsumennya secara acak, hanya dari browsing melalui mesin
pencari atau dari rekomendasi member yang sudah bergabung sebelumnya. Inilah
yang menjadi tantangan seorangtelemarketing operatorbagaimana strategi
komunikasi yang digunakan sehingga calon konsumen bertahan untuk
mendengarkan “orang asing” berbicara melalui telepon bahkan tertarik dengan
produk yang ditawarkan.
Namun begitu jumlah konsumen yang bergabung dengan Amarelo
Adhiwangsa Privilege Card dengan menggunakan pemasaran melalui telepon oleh
telemarketing operatorjumlahnya lebih besar dibandingkan penawaran
secara
langsung atau tatap muka yang dilakukan oleh staffsales and marketing.
Bulan
Telemarketing Front Office
Sales &
Lain-lain
Marketing
Januari
13
5
0
2
Februari
12
7
5
0
Maret
17
10
6
3
April
12
9
6
1
Mei
11
8
2
0
Juni
19
7
7
0
Juli
13
5
4
1
Agustus
13
4
8
2
5
September 12
6
8
0
Oktober
14
4
3
1
November 20
5
7
0
Desember
6
5
3
15
Tabel 1.1
Daftar Apply Amarelo Adhiwangsa Privilege Card 2014
(Sumber: Arsip Telemarketing Amarelo & Adhiwangsa)
Maka dari itu, muncul permasalahan bagaimana strategi komunikasi
melalui telepon yang digunakan oleh telemarketing operator Amarelo Hotel Solo
dan Adhiwangsa Hotel and Convention Hall Solo dalam menawarkan produk
Amarelo Adhiwangsa Privilege Card sehingga lebih banyak menarik konsumen
untuk menjadi memberAmarelo Adhiwangsa Privilege Card. Sedangkan dikatakan
sebelumnya bahwa komunikasi interpersonalsecara langsung dengan tatap muka
merupakan komunikasi yang paling efektif untuk membujuk karena kita dapat
menggunakan kelima alat indera kita agar pesan tersampaikan kepada komunikan.
Dari permasalahan di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian
terhadap strategi komunikasi penawaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card
melalui telepon oleh telemarketing operatorAmarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa
Hotel and Convention Hall Solo dan pengaruh yang ditimbulkan oleh penerapan
strategi komunikasi penawaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card melalui
telepon oleh telemarketing operatorAmarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel
and Convention Hall Solo.
Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimana strategi komunikasi penawaran Amarelo Adhiwangsa Privilege
Card melalui telepon oleh telemarketing operator Amarelo Hotel Solo dan
Adhiwangsa Hotel And Convention Hall Solo?
2.
Pengaruh apa yang ditimbulkan dari penerapan strategi komunikasi
penawaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card melalui telepon oleh
6
telemarketing operator Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And
Convention Hall Solo?
Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisa strategi komunikasi yang digunakan
dalam penawaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card melalui telepon oleh
telemarketing operator Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And
Convention Hall Solo.
2.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisa sejauh mana pengaruh yang
ditimbulkan dari penerapan strategi komunikasi yang digunakan dalam
penawaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card melalui telepon oleh
telemarketing operator Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And
Convention Hall Solo.
Telaah Pustaka
1.
Komunikasi Melalui Media Telepon
Komunikasi merupakan proses penyampaian ide atau gagasan
melalui proses interaksi antara satu orang atau lebih. Harold Laswell
menyatakan bahwa komunikasi merupakan gambaran mengenai siapa
mengatakan apa, melalui apa kepada siapa dan apa efeknya (who says what
in which channel to whom and with what effect). Definisi ini
mengungkapkan proses komunikasi secara keseluruhan yang meliputi unsur
komunikator, pesan, media, komunikan dan efek dari komunikasi tersebut.
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2003: 10).
Dalam melakukan komunikasi, seseorang tentunya harus melakukan
proses
komunikasi.
Proses
komunikasi
hakikatnya
adalah
proses
penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang
7
lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan
lain-lain yang muncul dari benaknya. Proses komunikasi terbagi menjadi
dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 2003: 11).
a.
Proses Komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. lambang dalam peruses
komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung dapat “menterjemahkan” pikiran dan
atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau
lambang yang paling sering digunakan dalam komunikasi adalah
bahasa.
b.
Proses Komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama.
Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa,
biasanya dinamakan umpan balik yang tertunda (delayed feedback),
karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator
memerlukan tenggang waktu. Bagaimanapun dalam komunikasi
bermedia misalnya dengan surat, poster, spanduk, radio, televisi, atau
film umpan balik akan terjadi. Dengan kata lain, komunikator
mengetahui tanggapan komunikan. Ada kekecualian memang, dalam
komunikasi bermedia telepon. Meskipun bermedia, umpan balik
berlangsung seketika. Namun, karena komunikator tidak melihat
ekspresi wajah komunikan maka reaksi sebenarnya dari komunikan
tidak akan dapat diketahui oleh komunikator seperti komunikasi tatap
muka.
8
c.
Komunikasi Medio
Onong Uchjana Effendy (2003: 17), memasukkan surat, telepon,
pamflet, poster, dan lain-lain ke dalam konteks komunikasi medio ini.
Pada kenyataannya sehari-hari perkembangan komunikasi bermedia
menunjukkan bahwa untuk berkomunikasi manusia sangat ditunjang
dan memerlukan penggunaann media komunikasi. Namun demikian,
penggunaan media tersebut disesuaikan kepada tujuan manusia
berkomunikasi. Dalam dunia praktis, media cetak, penyiaran dan
telekomunikasi/internet disebut sebagai alat pelaksana komunikasi
massa, sehingga penggunaan media identik dengan komunikasi massa.
Para praktisi media massa memanfaatkan ketiga jenis media untuk
menyampaikan berbagai macam gagasan, informasi, hiburan data dan
fakta kepada khalayak. Komunikasi medio tidak dapat dikatergorikan
dalam komunikasi massa karena meskipun melalui media, namun
media tersebut bukanlah media massa, atau lebih spesifiknya, pesan
yang ditukarkan bersifat interen, sama seperti sifat pesan pada
komunikasi interpersonal, hanya saja komunikasi medio terjadi secara
tidak langsung.
2.
Telemarketing
a.
Definisi Telemarketing
Seperti yang dikatakan oleh Machfoedz (2010:16) telemarketing
adalah pemasaran melalui telepon untuk menjual produk secara
langsung kepada konsumen. Telemarketing dapat didefinisikan sebagai
penggunaan telepon secara sistematis untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Menurut Philip Kotler (2009:245) telemarketing membantu
perusahaan dalam meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya
penjualan, meningkatkan kepuasan pelanggan.
Telemarketing telah menjadi sasaran yang umum digunakan dalam
komunikasi pemasaran langsung, konsumen pada umumnya menyukai
9
penawaran melalui telepon. Telemarketing yang diorganisir dengan
baik akan memberikan banyak manfaat meliputi kemudahan pembelian
produk atau jasa perusahaan dan peningkatan informasi mengenai
produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Selain itu, manfaat
yang sangat penting bagi perusahaan adalah peningkatan tingkat
penjualan produk dan jasa perusahaan.
Telemarketing atau penggunaan telepon sebagai alat pemasaran
mempunyai banyak kelebihan, salah satunya menghemat biaya.
Perusahaan mulai menyadari bahwa biaya yang dikeluarkan untuk
telemarketing lebih efektif daripada tenaga pemasar yang menjual
langsung di lapangan.
b.
Jenis Telemarketing
1) Inbound Telemarketing
Inbound Telemarketingmerupakan panggilan telepon yang
dilakukan oleh pelanggan dan calon pelanggan yang cukup tertarik
dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Selama panggilan,
TSR (Telephone Sales Representation), yang biasa disebut
telesales,akan menganggap informasi-informasi tentang pesanan
atau mencoba untuk memperbanyak pesanan pelanggan dan calon
pelanggan dengan menyarankan produk-produk pelengkap lainnya.
Program inbound Telemarketingyang sukses dapat dibentuk dengan
perhatian yang khusus pada faktor-faktor seperti jenis-jenis
pelayanan telepon yang dipilih, penyedia layanan, dan perancangan
periklanan yang menggunakan nomor telepon (Kotler, 2009:246).
2) Outbond Telemarketing
Tujuan dari kebanyakan panggilan telepon secara outbound
Telemarketing adalah untuk menjual produk atau layanan kepada
pelanggan yang baru maupun yang sudah ada. Outbound
Telemarketing dilakukan melalui telepon untuk memancing
pelanggan
membeli
produk
maupun
menanyakan
kondisi
pelanggan yang menggunakan produk untuk meningkatkan
10
penjualan
dan
mengerti
permintaan
pelanggan.
Outbound
Telemarketing juga dapat digunakan untuk memberitahukan
pelanggan tentang penundaan pengiriman barang karena faktorfaktor yang tak terduga, masalah yang mungkin terjadi dalam
pemesanan
barang ataupun
untuk
mengetahui
ketertarikan
pelanggan pada produk atau layanan yang ditawarkan (Kotler,
2009:246).
3.
Strategi Komunikasi
Menurut Arifin (1994:10) strategi adalah keseluruhan keputusan
kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan,
jadi merumuskan suatu strategi komunikasi berarti memperhitungkan
kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan dihadapi
di masa depan, guna mencapai efektifitas.
Dalam melakukan strategi, perusahaan harus berbeda atau dianggap
berbeda dari pesaingnya. Perbedaannya bisa berada di produk atau jasa yang
dijualnya, di sistem delivery bagaimana produk atau jasa tersebut dijual, di
cara pemasarannya atau di faktor-faktor lainnya. Yang penting perbedaan
yang diterapkan harus memiliki nilai positif atau valuable bagi konsumen
(Porter, 1985: 64).
Untuk strategi komunikasi, Rogers (1982) memberi batasan
pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk
mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui
transfer ide-ide baru.
Agar pesan yang disampaikan kepada sasaran menjadi efektif, Arifin
(1994:50) menawarkan strategi-strategi komunikasi sebagai berikut:
a)
Mengenal khalayak
Untuk mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi,
maka komunikasi harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak terutama dalam pesan metode dan media. untuk menciptakan
11
persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti
dan memahami, pola pikir (frame of reference) dan lapangan
pengalaman (field of experience) khalayak secara tepat dan seksama.
b)
Menyusun pesan
Syarat-syarat perlu diperhatikan dalam menyusun pesan yaitu
menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak
dari
pesan
tersebut,
ialah mampu
membangkitkan
“perhatian”. Hal ini sesuai dengan A-A Procedure atau Form
Attention to Action Procedure. Artinya membangkitkan perhatian
(attention) untuk selanjutnya menggerakkan seseorang atau banyak
orang melakukan suatu kegiatan (action) sesuai dengan tujuan yang
dirumuskan.
c)
Menetapkan metode
Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan bentuk pesan,
keadaan khalayak, fasilitas dan biaya. Arifin (1984:73) menawarkan
metode komunikasi yang efektif yaitu:
1.
Redundancy (repetition)
Adalah mempengaruhi khalayak dengan cara mengulangulang pesan kepada khalayak. Dengan metode ini banyak manfaat
yang dapat ditarik, manfaat itu antara lain bahwa khalayak akan
lebih memperhatikan pesan itu, karena justru berkonsentrasi pada
pesan yang diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak menarik
perhatian.
2.
Analizing
Untuk mempengaruhi khalayak haruslah lebih dahulu
mengerti tentang kerangka referensinya dan lapangan pengalaman
dari khalayak tersebut dan kemudian menyusun pesan dan metode
yang sesuai dengan itu.
3.
Informatif
Dalam dunia komunikasi dikenal salah satu bentuk pesan
yang bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan yang
12
bertujuan mempengaruhi
khalayak dengan cara
(metode)
memberikan penerangan.
4.
Persuasif
Persuasif berarti mempengaruhi khalayak dengan cara
membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya,
terutama perasaannya. Komunikasi persuasif bertujuan untuk
mengubah sikap, pendapat atau perilaku. Formula AIDDA dapat
dijadikan landasan pelaksanaan yaitu A- attention (perhatian), Iinterest (minat), D- desire (hasrat), D- decision (keputusan), Aaction (kegiatan).
5.
Edukatif Method (metode pendidikan)
Metode ini dapat juga disebut metode mendidik. Mendidik
berarti memberikan ide kepada khalayak, apa adanya dari segi
kebenarannya dengan sengaja, teratur dan berencana, dengan
tujuan mengubah tungkah laku manusia kearah yang diinginkan.
6.
Cursive Method
Yang berarti mempengaruhi khalayak dengan cara
memaksa. Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berpikir
lebih banyak lagi, untuk menerima gagasan-gagasan atau ide-ide
yang dilontarkan, oleh karena itu pesan dari komunikator ini
selain pendapat-pendapat juga berisi ancaman-ancaman.
d)
Seleksi dan penggunaan media
Media komunikasi adalah sarana atau alat yang digunakan untuk
mempermudah proses penyampaian warta / pesan / informasi dari
komunikator kepada komunikan untuk mencapai tujuan tertentu.
Media komunikasi banyak jenisnya, mulai dari cetak, tulis hingga
elektronik. Namun efektifitas dari masing-masing media itu sendiri
juga berbeda. Karena itu seorang komunikator yang handal harus
dapat memahami karakteristik media komunikasi, sehingga pada
akhirnya dapat memilih media apa yang tepat dan sesuai dengan
karakter pesan maupun khalayaknya.
13
Metodologi
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
karena hanya ingin mendeskripsikan gambaran dan pemahaman mengenai strategi
komunikasi
penawaran
Amarelo
Adhiwangsa
Privilege
Card
melalui
telepon.Dalam penelitian ini, peneliti menentukan narasumber utama Adrian
(Telemarketing Operator Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And
Convention Hall) dan narasumber pendukung Tupa Simanjuntak (General
Manager Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall),
Puput (Sales And Marketing Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And
Convention Hall), Yessarela (Public Relations Amarelo Hotel Solo dan
Adhiwangsa Hotel And Convention Hall), dan Elis (Front Office Amarelo Hotel
Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall).
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara indepth
interview, observasi dan juga kepustakaan dengan analisis data menggunakan
triangulasi data dan juga menggunakan model analisis interkatif untuk validitas
data pada penelitian ini.
Sajian dan Analisis Data
A. Strategi Komunikasi Penawaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card
Melalui Telapon
Terdapat empat tahap dalam penyusunan strategi komunikasi penawaran
Amarelo Adhiwangsa Privilege Card , yaitu :
1. Mengenal Khalayak
2. Menyusun Pesan
3. Menetapkan Metode
4. Seleksi dan Penggunaan Media
1. Mengenal Khalayak
Dalam tahap ini analisis khalayak yang dilakukan oleh Amarelo Hotel
Solo dan Adhiwangsa Hotel and Convention Hall Solo adalah dengan
menentukan kelas khalayak yang akan menjadi sasaran penawaran Amarelo
Adhiwangsa Privilege Card melalui telepon.
14
Setelah mendapatkan kontak atau data mengenai sasaran lalu sasaran
dikelompokkan sesuai dengan pekerjaan atau profesinya. Pengenalan khalayak
dalam pemasaran melalui telepon ini hanya sebatas mengetahui nama dan
pekerjaannya saja. Sehingga telemarketing operatordapat menentukan cara
penyampaian dan pengemasan bahasa, sehingga pesan dapat diterima dengan
baik oleh komunikan.
2. Menyusun Pesan
Dalam penyusunan pesan penawaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card,
Adrian, telemarketing operator telah mengatur urutan dengan bentuk segitiga
terbalik penyampaian pesan yang sesuai dengan rumus klasik AIDDA atau
dikenal dengan adoption process, yaitu attention, interest, desire, decision dan
action sehingga sasaran tetap bertahan mendengarkan kita dan tidak cepatcepat menutup teleponnya antara lain sebagai berikut:
a.
Perkenalan (Membangkitkan Perhatian atau Attention)
b.
Presentasi (Menimbulkan Interest dan Desire)
c.
Closing (Decision and Action)
3. Menetapkan Metode
Tujuan dari strategi komunikasi penawaran Amarelo Adhiwangsa
Privilege Card adalah menambah jumlah konsumen atau tamu yang secara
terus menerus berkunjung dan menggunakan fasilitas Amarelo Hotel Solo dan
Adhiwangsa Hotel and Convention Hall. Melalui tujuan tersebut, aktivitas
komunikasi yang dilakukan Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And
Convention Hall Solo terletak pada perubahan sikap dalam melakukan
keputusan membeli Amarelo Adhiwangsa Privilege Card.
Sehubungan dengan komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Amarelo
Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall Solo, telemarketing
operator menggunakan teknik ganjaran yang merupakan kegiatan untuk
mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-imingi hal
yang
menguntungkan atau yang menjanjikan harapan dan teknik tataan yang
merupakan upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga
15
enak di dengar sehingga sasaran termotivasikan untuk melakukan sebagaimana
disarankan oleh pesan tersebut.
4. Pemilihan Media
Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall
menggunakan beberapa media pemasaran Amarelo Adhiwangsa Privilege
Card, antara lain portal media online,website, Facebook,Twitter, leaflet, dan
yang paling mendominasi adalah telepon.
Dari semua jenis media yang digunakan oleh Amarelo Hotel Solo dan
Adhiwangsa Hotel And Convention Hall Solo yang paling mendominasi adalah
telepon. Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall
memiliki staff
khusustelemarketing operator untuk memasarkan Amarelo
Adhiwangsa Privilege Card.
B. Pengaruh
Penerapan
Strategi
Komunikasi
Penawaran
Amarelo
Adhiwangsa Privilege Card Melalui Telepon
Pelaksanaan strategi komunikasi penawaran Amarelo Adhiwangsa
Privilege Card melalui telepon mempunyai dampak baik bagi Amarelo Hotel
Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall, antara lain:
a. Meningkatnya jumlah tamu
b. Meningkatnya jumlah member kolam renang “Apsara” dan wellness center
“Agrapana”
c. Meningkatnya jumlah pelaksanaan event dan MICE
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menyusun hasil wawancara
dengan narasumber, pengamatan peneliti, dan olah data kepustakaan yang dimiliki
oleh Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall, maka
dapat ditarik kesimpulan mengenai pandangan peneliti terhadap pelaksanaan
strategi komunikasi pemasaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card melalui
telepon adalah sebagai berikut:
16
1.
Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall melakukan
strategi komunikasi pemasaran Amarelo Adhiwangsa Privilege Card melalui
telepon dengan melaksanakan empat hal yang menjadi inti penyusunan
strategi komunikasi yaitu mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan
metode dan seleksi dan penggunaan media.Tahap mengenal khalayak
dilakukan dengan menentukan kelas sosial sasaran dan mengetahui latar
belakang profesinya. Selanjutnya, telemarketing operator Amarelo Hotel
Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall melakukan pencarian
terhadap nomor kontak yang dapat dihubungi.Tahap menyusun pesan
dilakukan oleh telemarkering operator Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa
Hotel And Convention Hall dengan menggunakan teknik A-A Procedure atau
Form Attention To Action Procedure yang diimplikasikan terhadap langkah
Perkenalan, Presentasi, dan Closing.Dalam menetapkan metode, Amarelo
Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall menyesuaikan
dengan komunikan, tujuan, dan pesan yang akan disampaikan. Maka dari itu,
telemarketing operator menggunakan metode persuasif disertai teknik
ganjaran dan teknik tataan dalam pemasaran Amarelo Adhiwangsa Privilege
Card
melalui
telepon.Seleksi
penggunaan
media
dilakukan
dengan
membandingkan jumlah konsumen yang membeliAmarelo Adhiwangsa
Amarelo Privilege Card dari beberapa media yang digunakan untuk
memasarkan Amarelo Adhiwangsa Privilege Card. Sejauh ini, media yang
paling dominan digunakan oleh Amarelo Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel
And Convention Hall adalah pemasaran melalui telepon.
2.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran
Amarelo Adhiwangsa Privilege Card melalui telepon
antara lain
meningkatnya jumlah tamu, meningkatnya jumlah member kolam renang
“Apsara”, meningkatnya jumlah event dan pelaksanaan MICE di Amarelo
Hotel Solo dan Adhiwangsa Hotel And Convention Hall.
17
Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti setelah menganalisis data adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk memaksimalkan tujuan pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran
Amarelo Adhiwangsa Privilege Card, maka Amarelo Hotel Solo dan
Adhiwangsa Hotel And Convention Hall perlu menambah jumlah
telemarketing operator.
2.
Dalam proses penyampaian pesan dalam pelasanaan strategi komunikasi
pemasaran
Amarelo
Adhiwangsa
Privilege
Card
melalui
telepon,
komunikator atau telemarketing operator perlu meminimalisir penggunaan
bahasa yang terlalu teknis dan teoritis guna menghindari kesalahpahaman.
Komunikator hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
sehingga pesan dalam pemasaran dapat diterima dengan baik oleh
komunikan.
Daftar Pustaka
Arifin, Anwar. (1984). Strategi Komunikasi. Bandung: CV Armico
-------------------.(1994). Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas.
Bandung: CV Armico
Cangara, Hafied H.(2006). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Effendy, Onong Uchjana. (2003). IlmuKomunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Kotler, Philip.(2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Lee, M. Johnson, C. (2007). Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif
Global. Jakarta: KencanaPrenada Media Group
Machfoedz, Mahmud. (2010). Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Cakra Ilmu
Mulyana, Deddy. (2010). ILMU KOMUNIKASI: Suatu Pengantar. Bandung: PT
.Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy, et al. (2011). ILMU KOMUNIKASI: Sekarang dan Tantangan
Masa Depan, Jakarta: Kencana
Porter, Michael, E. (1985). Competitive Advantage: Creating and Sustaining
Superior performance. New York: Free Press
Rowdson, Pauline. (2008). Telemarketing, Cold Calding dan Membuat Janji.
Jakarta: PT. INA PUBLIKATAMA
Download