13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Semakin

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Semakin banyaknya produk yang di buat oleh para produsen, semakin banyak
pula jenis kemasan yang mereka buat. Bentuk dan warnanya bermacam-macam
tergantung dari produk yang mereka jual, mulai yang berbentuk persegi, bulat,
oval, berwarna cerah ataupun berwarna gelap, itu semua dibuat selain untuk
membuat citra dari produk tersebut, juga untuk daya tarik konsumen. Para
desainer mengkonsep desain yang baik agar mudah dikenali oleh para konsumen,
sehingga produk mereka berbeda dengan produk sejenis.
Berkembangnya pasar swalayan dan ritel yang menjual langsung produkproduk mulai dari ukuran kecil hingga besar, dari yang sudah terkenal maupun
belum terkenal, membuat para produsen meningkatkan perhatiannya dalam hal
kemasan. Sebab kemasan saat ini sudah berkembang lagi, bukan hanya sebagai
pelindung fisik produk saja, melainkan sudah mengambil peran dalam pemasaran,
yaitu mengkomunikasikan nilai dan citra produk tersebut yang dihubungkan
langsung kepada nilai-nilai yang dimiliki oleh konsumen dan calon konsumen.
Kemasan adalah media pemikat terakhir yang bisa memengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli. Kemasan dalam kaitannya sebagai alat penjual adalah
sebuah pembujuk yang tidak tampak. Diam tapi menjual. Itu sebabnya desain
13
kemasan secara visual juga sangat perlu diperhatikan sebagai salah satu strategi
bisnis.
Kemasan juga merupakan sarana untuk beriklan dan mengiklankan dirinya.
Ada kandungan informasi atau pesan di bungkus produk, yang diharapkan mampu
memancing atau membujuk yang melihat agar tertarik dengan produk atau isi di
dalamnya.” 1
Agar kemasan terlihat bagus dan memiliki daya tarik, diperlukan sebuah
desain yang baik dan enak di pandang mata (eye-catcing). Desain merupakan
seluruh proses pemikiran dan perancangan penciptaan sesuatu, dengan
menggabungan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Dalam mendesain sebuah kemasan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya adalah tipografi (huruf), ilustrasi, warna, bentuk dan ukuran kemasan,
serta informasi label dan produk pada kemasan. Kesemuanya itu saling
berkesinambungan untuk terciptanya sebuah kemasan yang indah di pandang
(eye-catcing), unik, nyaman di pegang, dan memiliki nilai bisnis yang tinggi.
Setiap desain baik itu desain untuk kemasan, poster, brosur, flyer dan lain
sebagainya membutuhkan tipografi (huruf). Tipografi merupakan representasi
visual dari sebuah bentuk komunikasi visual dan merupakan properti visual yang
pokok dan efektif. 2
Dalam merancang sebuah desain kemasan, pemilihan jenis huruf juga harus
sangat diperhatikan. Desain akan terlihat baik apabila di dukung dengan jenis
1
2
.
Didit Widiatmoko, Concept Volume 03 Edisi 18 2007
Danton Sihombing. Tipografi Dalam Desain Grafis. Gramedia Pustaka Utama 2001. hal 58
14
huruf yang sesuai dengan desain yang dibuat. Pemilihan jenis huruf juga harus
mempertimbangkan visibility (mudah dilihat pembaca), clarity (kejelasan yang di
tangkap oleh mata), legibility (tingkat kemudahan jenis huruf tersebut untuk di
baca). Dengan adanya sifat-sifat ini, diharapkan dapat menjadi rujukan kita dalam
memilih jenis huruf. Sehingga konsumen akan mudah membaca dan tertarik
dengan produk yang dijual.
Selain tipografi, komponen pendukung lainnya adalah ilustrasi atau gambar.
Ada beberapa jenis ilustrasi atau gambar yang sering dipakai dalam mendesain
kemasan, diantaranya menggunakan jenis ilustrasi vektor atau kartun dan
menggunakan foto.
Penggunaan ilustrasi atau gambar di butuhkan sebagai sarana komunikasi
kepada konsumen, tak hanya itu, penggunaan ilustrasi atau gambar juga di
gunakan untuk daya tarik kepada para konsumen sehingga menimbulkan minat
beli.
Hal lain yang tidak penting dalam mendesain kemasan agar dapat menarik
konsumen untuk membeli adalah warna. Warna adalah spektrum tertentu yang
terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna
ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. 3 Dalam suatu kemasan, warna
memainkan peranan penting sebagai pembeda dari kompetitor atau produk
sejenis. Konsumen lebih mengidenti-fikasikan warna kemasan atau produk
sebelum fitur visual lainnya. Warna merupakan unsur grafis yang dapat juga
berfungsi sebagai alat komunikasi. Seperti warna hijau menandakan kesegaran,
3
http://www.id.wikipedia.org/wik/warna
15
kenyamanan. Warna putih menandakan bersih, suci, reliji dan sebagainya. Warna
juga menunjukkan tentang umur pemakai terutama untuk rasa produk makanan.
Kemasan atau label kemasan dengan warna yang gelap mensugesti bahwa rasanya
sangat kuat (biasanya rasa ini cocok dengan orang dewasa) dan warna yang terang
pada label lebih mensugesti rasa yang lebih halus (biasanya cocok dengan muda
mudi). 4
Dari sekian banyaknya warna yang ada, Menurut E.P.Danger, warna yang
paling populer diantara masyarakat luas adalah biru, merah dan hijau, kombinasi
apapun yang didominasinya akan memuaskan sebagian besar masyarakat, dan
lebih disukai daripada kuning dan violet.5
Geothe, seorang penyair berkebangsaan Jerman telah melakukan penelitian
tentang warna dalam hubungan dan pengaruhnya terhadap perasaan manusia,
dalam hubungan tersebut Geothe membagi warna dalam kehidupan kita menjadi 3
golongan, diantaranya warna primer, warna sekunder, dan warna tertier.
Warna primer adalah warna-warna pokok subtraktif yang tidak dapat
diperoleh dengan mencampurkan warna lain. Disebut juga Primary Colors.
Warna sekunder adalah warna-warna yang dapat di capai dengan
mencampurkan 2 warna primer. Disebut juga secondary colors. Misalnya warna
hijau dihasilkan dari warna primer kuning dan biru, warna ungu violet di hasilkan
dari warna primer biru dan merah.
Warna
tertier
adalah
warna-warna
yang
dapat
diperoleh
dengan
mencampurkan 2 warna sekunder. Disebut juga tertiery colors. Misalnya warna
4
5
Susan Berry & Judy Martin, Designing with Colour. London : B.T. Batsford Ltd.1991 hal 9
E.P.Danger. Memilih Warna Kemasan. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo. 1992 hal 86
16
coklat kemerahan di hasilkan dari warna sekunder jingga dan violet, warna coklat
kebiruan di hasilkan dari warna sekunder violet dan hijau. Jadi warna-warna
coklat kemerahan, coklat kebiruan adalah warna-warna tertier.
Warna dapat menjadi kekuatan persuasif bawah sadar. Warna dapat menarik
perhatian, menyejukkan atau menyakitkan mata. Demikian juga dalam pemilihan
warna kemasan, jangan sampai salah, sebab warna yang salah dapat menjadi
kesalahan yang mahal. Jadi kemasan sangatlah memiliki peranan penting dalam
menarik perhatian konsumen, dengan bentuk dan warna kemasan yang baik, akan
memudahkan produk tersebut di kenal oleh konsumen.
Berbagai penelitian yang dilakukan berbagai pihak membuktikan bahwa
desain visual dari sebuah kemasan produk mempunyai pengaruh besar terhadap
minat beli konsumen. Daya tarik kemasan melalui desain visual akan
menimbulkan ketertarikan konsumen yang pada akhirnya akan memutuskan untuk
membeli. Kita dapat mengambil contoh misalnya produk deterjen Rinso, produk
ini menampilkan kekuatan yang divisualkan dengan baik pada desain
kemasannya, di antaranya dengan menggunakan huruf yang kekar akan
menonjolkan kejantanan yang memberikan kesan lebih kuat. Sehingga ibu-ibu
rumah tangga merasa tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk mencuci.
Dalam hal ini visual kemasan deterjen tersebut telah berhasil menimbulkan rasa
percaya dan ini merupakan daya tarik positif guna mendukung keberhasilan
penjualan.
Kalau kita pernah mendengar pemeo yang mengatakan “Don't judge a book by
its cover” kita akan sadar bahwa memang membeli sebuah produk jangan hanya
17
dilihat dari sebuah kemasan, namun dalam kenyataannya tidak banyak konsumen
yang teratarik membeli buku karena desain kemasan kaver buku tersebut
sangatlah bagus, hal ini menyadarkan para penerbit buku untuk berlomba-lomba
menghasilkan produk mereka dengan tampilan kaver yang menarik, sehingga
memudahkan buku tersebut diserap oleh pasar.
Dalam penilitian ini, penulis mengambil produk untuk dianalisa yaitu kemasan
kaver pada sebuah buku yang berjudul Khadijah: The True Love Story of
Muhammad. Mengapa memilih produk ini untuk di analisa? karena kemasan buku
ini menarik, dari mulai pemilihan ornamen, warna, dan bentuk kemasan yang
berbeda dari kemasan buku lainnya yang beredar di pasaran dan juga ingin
mengetahui dan membuktikan fenomena peran kemasan yang bukan hanya
sebagai pelindung dari isi buku tersebut namun juga memiliki peran penting
dalam menimbulkan daya tarik.
Buku Khadijah: The True Love Story of Muhammad diterbitkan oleh Penerbit
Pena di Jakarta. Buku tersebut sudah beredar di pasaran sejak tahun 2006. Karena
buku ini ditujukan kepada kaum hawa, maka kemasan yang dirancang sangat
menyentuh unsur-unsur desain yang bertemakan wanita, misalnya dari pewarnaan
yang digunakan yaitu warna merah jambu, kemudian ilustrasi yang di gunakan
yaitu ornamen kembang dan bunga. Dari kemasan yang dirancang sedemikian
dengan pewarnaan dan ilustrasi tersebut, penerbit mengharapkan bisa mendorong
penjualan khususnya untuk kalangan wanita.
18
1.2. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah pokok penelitian sebagai berikut:
“Sejauh mana pengaruh daya tarik desain kemasan buku Khadijah: The True Love
Story of Muhammad terhadap minat beli konsumen?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh desain visual
kemasan produk buku Khadijah: The True Love Story of Muhammad terhadap
minat beli konsumen.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian secara akademis untuk memberi masukan terhadap
perkembangan ilmu komunikasi khususnya pada kemasan produk.
2. Manfaat secara praktis untuk memberikan informasi kepada dosen,
mahasiswa, dan peneliti lainnya khususnya mengenai desain komunikasi
visual.
19
Download