KARAKTERISTIK SEL SURYA.baru

advertisement
KARAKTERISTIK SEL SURYA
A. Tujuan
1. Memahami konsep dasar teknologi fotovoltaik
2. Memahami karateristik sel surya
3. Menentukan daya keluaran dan factor pengisian (fill factor) sel surya
B. Alat dan Bahan
1
Panel sel surya
2
Sumber cahaya
3
Catu daya AC 220 V
4
Light Dimmer
5
Amperemeter dan voltmeter
6
Potensiometer
7
Kabel penghubung
C. Dasar Teori
Sel surya merupakan salah satu produk teknologi fotovoltaik yang dikembangkan
pada bahan semikonduktor (silikon multikristal, monokristal dan amorf) yang mampu
menyerang gelombang elektromagnetik dan konversi energi cahaya (photon) menjadi
energi listrik secara langsung. Prinsip dasar sel surya merupakan kebalikan dari LED
(Light Emmiting Diode) yang mengubah energi listrik menjadi cahaya atau boleh
dikatakan identik dengan sebuah dioda cahaya (photodioda) sambung p-n (p-n junction)
dengan cahay energi (band gap) E, Ev (Gambar. 1.1). Ketika energi foton yang dating
1
lebih besar dari celah energi ini maka foton akan diserap oleh semikonduktor untuk
membentuk pasangan electron-hole sebagai pembawa muatan (carrier). Selanjutnya
elektron dan hole bergerak berturut-berturut kearah lapisan n dan p sehingga timbul beda
potensial dan photocurrent (arus yang dihasilkan oleh cahaya) ketika kedua muatan
melintasi daerah sambung p-n.
Pita konduksi
elektron
Ee
foton
Celah energi
hole
Pita valensi
EV
Gambar .1.1 Skema terjadinya photocurrent pada sel surya
Karakteristik Arus-Tegangan Sel Surya
Ketika dikenal cahaya sebuah sel surya memiliki karakteristik sebagai berikut :
 qV

I  I SC  e kT  1  I L


(1)
dengan :
IL
=
ISC =
Arus konstan yang dihasilkan oleh cahaya datang (A)
Arus saturasi atau arus keluaran sel surya ketika rangkaian luarnya terhubung
singkat (A)
k
=
Konstanta Boltzmann (8,617 x10-5 eV/K)
q
=
Muatan listrik (C)
V
=
Tegangan keluaran (V)
2
Sedangkan karakteristik tegangan keluaran (VOC) pada saat I=0 dinyatakan dengan
persamaan berikut:
VOC 

kT  I L
ln 
 1
q  I SC

(2)
Secara teoritis besarnya daya yang dihasilkan adalah :
Pth  VOC I SC
(3)
dengan VOC tengan rangkaian terbuka (open circuid) dan ISC arus singkat (short circuit)
sedangkan daya keluaran maksimumnya adalah :
Pmp  Vmp I mp
(4)
Vmp = Tegangan dari daya keluaran maksimum
Imp
= Arus dari daya keluaran maksimum
Kondisi daya maksimum dapat tercapai ketika
P
0
V
(5)
dimana P  VI  VI SC e V  1  I L
(6)
dengan  
1  V e
q
maka diperoleh
kT
Vmp
mp
 1
IL
I SC
(7)
Secara teoritis Vmp dapat diketahui dengan menggunakan metode iterasi dengan nilai
tegangan awal 0,5 V yaitu 0,5 V; 0,542 V; 0,54 V.
Faktor Pengsiangan (fill factor) Sel Surya
Faktor pengisian sel surya merupakan perbandingan antara daya keluaran
maksimum terhadap daya teoritisnya atau dapat dinyatakan sebagai berikut :
ff 
Pmp
Pth

Vmp I mp
VOC I SC
(8)
Kualitas dari sel surya biasanya dinyatakan dengan nilai fill factor (ff) yang
menunjukkan besarnya kemampuan sel surya menyerap cahaya yang diterimanya. Atau
sering juga dinyatakan dengan nilai efisiensi (dalam percobaan ini tidak diamati).
Semakin besar nilai fill factor atau efisiensinya maka sel tersebut semakin baik (Toifur
dkk, 2007).
3
Listrik tenaga surya diperoleh dengan melalui sistem photo-voltaic. Photo-voltaic
terdiri dari photo dan voltaic. Photo berasal dari kata Yunani phos yang berarti cahaya.
Sedangkan voltaic diambil dari nama Alessandro Volta (1745 - 1827), seorang pelopor
dalam pengkajian mengenai listrik. Sehingga photo-voltaic dapat berarti listrik-cahaya.
Belakangan ini, photo-voltaic lebih sering disebut solar cell atau sel surya, karena cahaya
yang dijadikan energi listrik adalah sinar matahari. Sel surya merupakan suatu pn
junction dari silikon kristal tunggal. Dengan menggunakan photo-electric effect dari
bahan semikonduktor, sel surya dapat langsung mengkonversi sinar matahari menjadi
listrik searah (dc). Bila sel surya itu dikenakan pada sinar matahari, maka timbul yang
dinamakan elektron dan hole. Elektron-elektron dan hole-hole yang timbul di sekitar pn
junction bergerak berturut-turut ke arah lapisan n dan ke arah lapisan p. Sehingga pada
saat elektron-elektron dan hole-hole itu melintasi pn junction, timbul beda potensial pada
kedua ujung sel surya. Jika pada kedua ujung sel surya diberi beban maka timbul arus
listrik yang mengalir melalui beban. Sebuah sel surya tunggal dapat menghasilkan listrik
searah 3 volt dan 3 ampere. Sel-sel ini dapat dibuat dalam berbagai ukuran yang
diinginkan dengan jalan menghubungkan seri sel-sel yang sama untuk membentuk modul
sel surya dengan keluaran yang diperlukan. Sel-sel itu dikemas sedemikian rupa dengan
bahan khusus sehingga modul dapat bertahan dalam kondisi yang terjelek tanpa
kehilangan efisiensinya. Sistem sel surya pada mulanya dikembangkan untuk penggunaan
pada satelit di ruang angkasa. Perawatan atau perbaikaan di ruang angkasa itu pekerjaan
sangat mahal, untuk tidak mengatakan tidak mungkin. Oleh karena itu, semua satelit yang
mengelilingi bumi mendapatkan energi listriknya dari sistem sel surya. Sistem sel surya
dapat bekerja dengan andal untuk jangka waktu yang lama dan hampir tanpa memerlukan
perawatan. Sehingga sel surya dapat dikatakan mempunyai keandalan yang tinggi. Sistem
sel surya menggunakan energi sinar matahari untuk menghasilkan listrik, tanpa
memerlukan bahan bakar. Tanpa ada bagian yang berputar, maka sistem sel surya hanya
memerlukan sedikit perawatan. Sehingga sistem sel surya itu boleh dibilang cost effective
dan cocok untuk stasiun telekomunikasi daerah terpencil, pelampung navigasi di tengah
laut, alat pemantau permukaan air bendungan, atau untuk penerangan rumah yang jauh
dari jangkauan jaringan PLN. Biaya operasional sistem sel surya jelas rendah. Karena
4
tidak memerlukan bahan bakar dan tidak ada bagian yang berputar, sistem sel surya itu
bersih dan tidak bersuara. Ramah lingkungan ini sangat penting, mengingat pilihan untuk
mendapatkan energi dan penerangan itu biasanya dari generator diesel atau lampu minyak
tanah. Kalau kita semakin prihatin dengan gas rumah kaca (greenhouse gas) dan
pengaruhnya yang merusak terhadap ekosistem planet kita ini, maka energi bersih yang
diproleh dari sistem sel surya merupakan pilihan yang tepat sekali. Sistem sel surya dapat
dibangun dalam berbagai ukuran atas dasar kebutuhan energinya. Selanjutnya sistem sel
surya itu dapat dikembangkan dan ditingkatkan dengan mudah. Misalnya, bila kebutuhan
energi semakin meningkat, cukup dengan jalan menambahkan modul sel surya, tentunya
jika sumber dananya memungkinkan. Selain itu, sistem sel surya gampang untuk
dipindahkan bila dipandang perlu. Misalnya untuk menggerakkan pompa untuk pengairan
sawah. Sistem sel surya dapat dirancang untuk penggunaan di ruang angkasa, atau
penggunaan di permukaan bumi. Sistem sel surya untuk di permukaan bumi terdiri dari
modul sel surya, kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) yang
maintenance free. Modul sel surya yang digunakan dapat diperoleh dalam berbagai
ukuran dan kapasitas. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30
watt. Modul sel surya menghasilkan daya yang proporsional dengan luas permukaan
modul yang terkena sinar matahari. Dalam penggunaan skala agak besar, aki (batere)
dalam sistem sel surya kadang-kadang dihubungkan dengan sebuah inverter, untuk
mengkonversi listrik searah (dc) menjadi listrik bolak-balik (ac). Sistem sel surya
biasanya ditempatkan di dekat yang memerlukan listrik. Sehingga untuk tempat-tempat
yang terpencil hanya memerlukan kabel yang lebih pendek dibandingkan jika menarik
kabel dari jaringan PLN misalnya. Selain itu, jelas sistem sel surya menjadi murah karena
tidak memerlukan transformator. Maka kesimpulannya, keunggulan sistem sel surya itu
keandalannya tinggi, biaya operasinya rendah, ramah lingkungan, berbentuk modul, dan
biaya konstruksinya rendah (Anonim, 2009).
Sel surya merupakan suatu pn junction dari silikon kristal tunggal. Dengan
menggunakan photo-electric effect dari bahan semikonduktor, sel surya dapat langsung
mengkonversi sinar matahari menjadi listrik searah (dc). Bila sel surya itu dikenakan
pada sinar matahari, maka timbul yang dinamakan elektron dan hole. Elektron-elektron
dan hole-hole yang timbul di sekitar pn junction bergerak berturut-turut ke arah lapisan n
5
dan ke arah lapisan p. Sehingga pada saat elektron-elektron dan hole-hole itu melintasi pn
junction, timbul beda potensial pada kedua ujung sel surya. Jika pada kedua ujung sel
surya diberi beban maka timbul arus listrik yang mengalir melalui beban. Sebuah sel
surya tunggal dapat menghasilkan listrik searah 3 volt dan 3 ampere. Sel-sel ini dapat
dibuat dalam berbagai ukuran yang diinginkan dengan jalan menghubungkan seri sel-sel
yang sama untuk membentuk modul sel surya dengan keluaran yang diperlukan. Sel-sel
itu dikemas sedemikian rupa dengan bahan khusus sehingga modul dapat bertahan dalam
kondisi yang terjelek tanpa kehilangan efisiensinya. Sistem sel surya pada mulanya
dikembangkan untuk penggunaan pada satelit di ruang angkasa. Perawatan atau
perbaikaan di ruang angkasa itu pekerjaan sangat mahal, untuk tidak mengatakan tidak
mungkin. Oleh karena itu, semua satelit yang mengelilingi bumi mendapatkan energi
listriknya dari sistem sel surya. Sistem sel surya dapat bekerja dengan andal untuk jangka
waktu yang lama dan hampir tanpa memerlukan perawatan. Sehingga sel surya dapat
dikatakan mempunyai keandalan yang tinggi. Sistem sel surya menggunakan energi sinar
matahari untuk menghasilkan listrik, tanpa memerlukan bahan bakar. Tanpa ada bagian
yang berputar, maka sistem sel surya hanya memerlukan sedikit perawatan. Sehingga
sistem sel surya itu boleh dibilang cost effective dan cocok untuk stasiun telekomunikasi
daerah terpencil, pelampung navigasi di tengah laut, alat pemantau permukaan air
bendungan, atau untuk penerangan rumah yang jauh dari jangkauan jaringan PLN. Biaya
operasional sistem sel surya jelas rendah. Karena tidak memerlukan bahan bakar dan
tidak ada bagian yang berputar, sistem sel surya itu bersih dan tidak bersuara. Ramah
lingkungan ini sangat penting, mengingat pilihan untuk mendapatkan energi dan
penerangan itu biasanya dari generator diesel atau lampu minyak tanah. Kalau kita
semakin prihatin dengan gas rumah kaca (greenhouse gas) dan pengaruhnya yang
merusak terhadap ekosistem planet kita ini, maka energi bersih yang diproleh dari sistem
sel surya merupakan pilihan yang tepat sekali. Sistem sel surya dapat dibangun dalam
berbagai ukuran atas dasar kebutuhan energinya. Selanjutnya sistem sel surya itu dapat
dikembangkan dan ditingkatkan dengan mudah. Misalnya, bila kebutuhan energi semakin
meningkat, cukup dengan jalan menambahkan modul sel surya, tentunya jika sumber
dananya memungkinkan. Selain itu, sistem sel surya gampang untuk dipindahkan bila
dipandang perlu. Misalnya untuk menggerakkan pompa untuk pengairan sawah. Sistem
6
sel surya dapat dirancang untuk penggunaan di ruang angkasa, atau penggunaan di
permukaan bumi. Sistem sel surya untuk di permukaan bumi terdiri dari modul sel surya,
kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) yang maintenance free. Modul
sel surya yang digunakan dapat diperoleh dalam berbagai ukuran dan kapasitas. Yang
sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya
menghasilkan daya yang proporsional dengan luas permukaan modul yang terkena sinar
matahari. Dalam penggunaan skala agak besar, aki (batere) dalam sistem sel surya
kadang-kadang dihubungkan dengan sebuah inverter, untuk mengkonversi listrik searah
(dc) menjadi listrik bolak-balik (ac). Sistem sel surya biasanya ditempatkan di dekat yang
memerlukan listrik. Sehingga untuk tempat-tempat yang terpencil hanya memerlukan
kabel yang lebih pendek dibandingkan jika menarik kabel dari jaringan PLN misalnya.
Selain itu, jelas sistem sel surya menjadi murah karena tidak memerlukan transformator.
Maka kesimpulannya, keunggulan sistem sel surya itu keandalannya tinggi, biaya
operasinya rendah, ramah lingkungan, berbentuk modul, dan biaya konstruksinya rendah.
Sel surya merupakan suatu pn junction dari silikon kristal tunggal. Dengan menggunakan
photo-electric effect dari bahan semikonduktor, sel surya dapat langsung mengkonversi
sinar matahari menjadi listrik searah (dc). Bila sel surya itu dikenakan pada sinar
matahari, maka timbul yang dinamakan elektron dan hole. Elektron-elektron dan holehole yang timbul di sekitar pn junction bergerak berturut-turut ke arah lapisan n dan ke
arah lapisan p. Sehingga pada saat elektron-elektron dan hole-hole itu melintasi pn
junction, timbul beda potensial pada kedua ujung sel surya. Jika pada kedua ujung sel
surya diberi beban maka timbul arus listrik yang mengalir melalui beban. Sebuah sel
surya tunggal dapat menghasilkan listrik searah 3 volt dan 3 ampere. Sel-sel ini dapat
dibuat dalam berbagai ukuran yang diinginkan dengan jalan menghubungkan seri sel-sel
yang sama untuk membentuk modul sel surya dengan keluaran yang diperlukan. Sel-sel
itu dikemas sedemikian rupa dengan bahan khusus sehingga modul dapat bertahan dalam
kondisi yang terjelek tanpa kehilangan efisiensinya. Sistem sel surya pada mulanya
dikembangkan untuk penggunaan pada satelit di ruang angkasa. Perawatan atau
perbaikaan di ruang angkasa itu pekerjaan sangat mahal, untuk tidak mengatakan tidak
mungkin. Oleh karena itu, semua satelit yang mengelilingi bumi mendapatkan energi
listriknya dari sistem sel surya. Sistem sel surya dapat bekerja dengan andal untuk jangka
7
waktu yang lama dan hampir tanpa memerlukan perawatan. Sehingga sel surya dapat
dikatakan mempunyai keandalan yang tinggi. Sistem sel surya menggunakan energi sinar
matahari untuk menghasilkan listrik, tanpa memerlukan bahan bakar. Tanpa ada bagian
yang berputar, maka sistem sel surya hanya memerlukan sedikit perawatan. Sehingga
sistem sel surya itu boleh dibilang cost effective dan cocok untuk stasiun telekomunikasi
daerah terpencil, pelampung navigasi di tengah laut, alat pemantau permukaan air
bendungan, atau untuk penerangan rumah yang jauh dari jangkauan jaringan PLN. Biaya
operasional sistem sel surya jelas rendah. Karena tidak memerlukan bahan bakar dan
tidak ada bagian yang berputar, sistem sel surya itu bersih dan tidak bersuara. Ramah
lingkungan ini sangat penting, mengingat pilihan untuk mendapatkan energi dan
penerangan itu biasanya dari generator diesel atau lampu minyak tanah. Kalau kita
semakin prihatin dengan gas rumah kaca (greenhouse gas) dan pengaruhnya yang
merusak terhadap ekosistem planet kita ini, maka energi bersih yang diproleh dari sistem
sel surya merupakan pilihan yang tepat sekali. Sistem sel surya dapat dibangun dalam
berbagai ukuran atas dasar kebutuhan energinya. Selanjutnya sistem sel surya itu dapat
dikembangkan dan ditingkatkan dengan mudah. Misalnya, bila kebutuhan energi semakin
meningkat, cukup dengan jalan menambahkan modul sel surya, tentunya jika sumber
dananya memungkinkan. Selain itu, sistem sel surya gampang untuk dipindahkan bila
dipandang perlu. Misalnya untuk menggerakkan pompa untuk pengairan sawah. Sistem
sel surya dapat dirancang untuk penggunaan di ruang angkasa, atau penggunaan di
permukaan bumi. Sistem sel surya untuk di permukaan bumi terdiri dari modul sel surya,
kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) yang maintenance free. Modul
sel surya yang digunakan dapat diperoleh dalam berbagai ukuran dan kapasitas. Yang
sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya
menghasilkan daya yang proporsional dengan luas permukaan modul yang terkena sinar
matahari. Dalam penggunaan skala agak besar, aki (batere) dalam sistem sel surya
kadang-kadang dihubungkan dengan sebuah inverter, untuk mengkonversi listrik searah
(dc) menjadi listrik bolak-balik (ac). Sistem sel surya biasanya ditempatkan di dekat yang
memerlukan listrik. Sehingga untuk tempat-tempat yang terpencil hanya memerlukan
kabel yang lebih pendek dibandingkan jika menarik kabel dari jaringan PLN misalnya.
Selain itu, jelas sistem sel surya menjadi murah karena tidak memerlukan transformator.
8
Maka kesimpulannya, keunggulan sistem sel surya itu keandalannya tinggi, biaya
operasinya rendah, ramah lingkungan, berbentuk modul, dan biaya konstruksinya rendah.
Sel surya merupakan suatu pn junction dari silikon kristal tunggal. Dengan menggunakan
photo-electric effect dari bahan semikonduktor, sel surya dapat langsung mengkonversi
sinar matahari menjadi listrik searah (dc). Bila sel surya itu dikenakan pada sinar
matahari, maka timbul yang dinamakan elektron dan hole. Elektron-elektron dan holehole yang timbul di sekitar pn junction bergerak berturut-turut ke arah lapisan n dan ke
arah lapisan p. Sehingga pada saat elektron-elektron dan hole-hole itu melintasi pn
junction, timbul beda potensial pada kedua ujung sel surya. Jika pada kedua ujung sel
surya diberi beban maka timbul arus listrik yang mengalir melalui beban. Sebuah sel
surya tunggal dapat menghasilkan listrik searah 3 volt dan 3 ampere. Sel-sel ini dapat
dibuat dalam berbagai ukuran yang diinginkan dengan jalan menghubungkan seri sel-sel
yang sama untuk membentuk modul sel surya dengan keluaran yang diperlukan. Sel-sel
itu dikemas sedemikian rupa dengan bahan khusus sehingga modul dapat bertahan dalam
kondisi yang terjelek tanpa kehilangan efisiensinya. Sistem sel surya pada mulanya
dikembangkan untuk penggunaan pada satelit di ruang angkasa. Perawatan atau
perbaikaan di ruang angkasa itu pekerjaan sangat mahal, untuk tidak mengatakan tidak
mungkin. Oleh karena itu, semua satelit yang mengelilingi bumi mendapatkan energi
listriknya dari sistem sel surya. Sistem sel surya dapat bekerja dengan andal untuk jangka
waktu yang lama dan hampir tanpa memerlukan perawatan. Sehingga sel surya dapat
dikatakan mempunyai keandalan yang tinggi. Sistem sel surya menggunakan energi sinar
matahari untuk menghasilkan listrik, tanpa memerlukan bahan bakar. Tanpa ada bagian
yang berputar, maka sistem sel surya hanya memerlukan sedikit perawatan. Sehingga
sistem sel surya itu boleh dibilang cost effective dan cocok untuk stasiun telekomunikasi
daerah terpencil, pelampung navigasi di tengah laut, alat pemantau permukaan air
bendungan, atau untuk penerangan rumah yang jauh dari jangkauan jaringan PLN. Biaya
operasional sistem sel surya jelas rendah. Karena tidak memerlukan bahan bakar dan
tidak ada bagian yang berputar, sistem sel surya itu bersih dan tidak bersuara. Ramah
lingkungan ini sangat penting, mengingat pilihan untuk mendapatkan energi dan
penerangan itu biasanya dari generator diesel atau lampu minyak tanah. Kalau kita
semakin prihatin dengan gas rumah kaca (greenhouse gas) dan pengaruhnya yang
9
merusak terhadap ekosistem planet kita ini, maka energi bersih yang diproleh dari sistem
sel surya merupakan pilihan yang tepat sekali. Sistem sel surya dapat dibangun dalam
berbagai ukuran atas dasar kebutuhan energinya. Selanjutnya sistem sel surya itu dapat
dikembangkan dan ditingkatkan dengan mudah. Misalnya, bila kebutuhan energi semakin
meningkat, cukup dengan jalan menambahkan modul sel surya, tentunya jika sumber
dananya memungkinkan. Selain itu, sistem sel surya gampang untuk dipindahkan bila
dipandang perlu. Misalnya untuk menggerakkan pompa untuk pengairan sawah. Sistem
sel surya dapat dirancang untuk penggunaan di ruang angkasa, atau penggunaan di
permukaan bumi. Sistem sel surya untuk di permukaan bumi terdiri dari modul sel surya,
kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) yang maintenance free. Modul
sel surya yang digunakan dapat diperoleh dalam berbagai ukuran dan kapasitas. Yang
sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya
menghasilkan daya yang proporsional dengan luas permukaan modul yang terkena sinar
matahari. Dalam penggunaan skala agak besar, aki (baterai) dalam sistem sel surya
kadang-kadang dihubungkan dengan sebuah inverter, untuk mengkonversi listrik searah
(dc) menjadi listrik bolak-balik (ac). Sistem sel surya biasanya ditempatkan di dekat yang
memerlukan listrik. Sehingga untuk tempat-tempat yang terpencil hanya memerlukan
kabel yang lebih pendek dibandingkan jika menarik kabel dari jaringan PLN misalnya.
Selain itu, jelas sistem sel surya menjadi murah karena tidak memerlukan transformator.
Maka kesimpulannya, keunggulan sistem sel surya itu keandalannya tinggi, biaya
operasinya rendah, ramah lingkungan, berbentuk modul, dan biaya konstruksinya rendah
(Timotius dkk, 2006)
Cahaya matahari adalah energi yang tidak ada habis-habisnya. Hampir selama 12
jam sehari cahaya matahari menyinari suatu tempat di permukaan bumi. Khususnya di
negara-negara yang berada di sekitar khatulistiwa, energi cahaya matahari yang diterima
lebih banyak karena matahari memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus permukaan
tanah. Lebih lanjut, kekuatan pancaran cahaya matahari sepanjang tahun di negara-negara
sekitar khatulistiwa hampir sama. Berbeda dengan negara-negara di sekitar kutub.
Sepanjang tahun energi cahaya matahari yang diterima berubah-ubah. Pada saat musim
panas, energi cahaya matahari yang diterima sangat besar sedangkan pada saat musim
dingin, energi cahaya matahari yang diterima sangat sedikit. Mengingat melimpahnya
10
energi cahaya matahari dan maka sangat penting untuk bisa memanfaatkan energi
tersebut. Hingga saat ini, pemanfaatan baru dilakukan secara langsung dan tradisional
seperti untuk menjemur atau memanaskan. Pemanfaatan dapat dilakukan secara
maksimal apabila kita dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik.
Kalau kita memiliki energi listrik maka kita dapat mengubah ke semua bentuk energi lain
dengan mudah. Agar pengubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik dapat
dilakukan maka kita harus memiliki suatu alat. Alat tersebut saat ini dikenal dengan nama
sel surya atau dalam bahasa Inggris solar cell. Apabila permukaan sel surya dikenai
cahaya maka dihasilkan pasangan elektron dan hole. Elektron meninggalkan sel surya
dan mengalir pada rangkaian luar sehingga timbul arus listrik. Arus listrik yang
dihasilkan sel surya bisa langsung dimanfaatkan atau disimpan dahulu misalnya dalam
aki atau baterai untuk digunakan kemudian. Besarnya pasangan elektron dan hole yang
dihasilkan, atau besarnya arus yang dihasilkan bergantung pada intensitas cahaya maupun
panjang gelombang cahaya yang jatuh pada sel surya. Intensitas cahaya menentukan
jumlah foton. Makin besar intesitas cahaya maka makin banyak foton yang dimiliki
sehingga makin banyak pasangan elektron dan hole yang dihasilkan. Ini berakibat pada
makin besarnya arus yang mengalir. Makin pendek panjang gelombang cahaya maka
makin tinggi energi fotonnya sehingga makin besar energi elektron yang dihasilkan. Ini
juga berimpilkasi pada makin besarnya arus yang mengalir.
Gambar. 1.2. Gambar prinsip kerja sel surya
Prinsip kerja sel surya. Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron yang
bermuatan positif dan “hole” yang bermuatan negatif. Elektron dan “hole” mengalir
membentuk arus listri (Anonim, 2007).
11
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara langsung energi
cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melalui efek
fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada
permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas cahaya (Krane, 1992). Gejala efek
fotolistrik dapat diterangkan melalui teori kuantum Einstein. Menurut teori kuantum
Einstein, cahaya dipandang sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya
bergantung pada frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron
sehingga elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan listrik
(Anonim,2007).
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari
sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari
mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek
photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga
listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi,
kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya)
dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid
listrik dalam sebuah pengaturan net metering.
Jenis panel surya
Panel surya / solar cell mengubah intensitas sinar matahari menjadi energi listrik. Panel
surya / solar cell menghasilkan arus yang digunakan untuk mengisi baterai. Panel surya /
solar cell terdiri dari photovoltaic, yang menghasilkan listrik dari intensitas cahaya, saat
intensitas cahaya berkurang (berawan, hujan, mendung) arus listrik yang dihasilkan juga
akan berkurang. Dengan menambah panel surya / solar cell (memperluas) berarti
menambah konversi tenaga surya. Umumnya panel surya / solar cell dengan ukuran
tertentu memberikan hasil tertentu pula. Contohnya ukuran a cm x b cm menghasilkan
listrik DC (Direct Current) sebesar x Watt per hour/ jam.
Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya / solar cell yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal
memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal
12
untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada
saat mendung.
Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas yang
paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini
adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh),
efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan
(Anonim,2006).
Sel Surya Menggunakan Bahan Organik
Krisis moneter yang dialami Indonesia dewasa ini secara langsung akan membawa
dampak yang semakin nyata terhadap berbagai program pemerintah seperti distribusi
penggunaan tenaga listrik ke seluruh wilayah Indonesia dan berbagai pengembangan
teknologi lainnya termasuk di dalamnya program riset yang merupakan embrio bagi
lahirnya revolusi teknologi. Dengan realita tersebut maka pengembangan listrik tenaga
surya yang berbasis kepada efek photovoltaic dari piranti Sel Surya sebagai salah satu
sumber tenaga listrik yang murah, bebas polusi, dan alami menjadi suatu pilihan yang
tepat. Namun realita yang ada sekarang ini penggunaan Sel Surya sebagai sumber listrik
masih sangat minim dan belum bisa diandalkan sebagai suatu sumber tenaga alternatif
yang dapat mengganti tenaga listrik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :
kemampuan Sel Surya yang belum optimal dalam menghasilkan tenaga listrik, proses
pembuatan Sel yang memerlukan operasi pembiayaan yang mahal, apalagi jika Sel
tersebut masih harus diimpor bagi pembuatan modul Sel Surya, dan lain sebagainya.
Teknologi Sel Surya merupakan salah satu jenis teknologi masa depan yang hingga kini
para peneliti dari berbagai negara berlomba-lomba untuk memperoleh piranti Sel Surya
yang murah dengan kualitas yang rasional serta dapat dijadikan produk industri yang
dapat dipasarkan. Dengan beberapa faktor tersebut di atas diharapkan juga akan semakin
mendorong para peneliti Indonesia di bidang ini untuk lebih memfokuskan kemampuan
membuat Sel secara riil yang kompetitif dengan berbagai cara termasuk mencari
terobosan baru yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Berbagai bahan inorganik telah
dibuat untuk piranti Sel seperti In0.5Ga0.5P/GaAs, kristal silikon, dll dengan struktur
yang komplek. Desain Sel tersebut biasa dilakukan dengan menggunakan teknik
13
pemendapan bahan thin film (lapisan tipis) seperti Metal Organic Chemical Vapour
Deposition (MOCVD), Molecular Beam Epitaxy (MBE), Screen-printing, dll. Tentu saja
beberapa keuntungan dan kerugian akan diperoleh untuk masing-masing teknik. Perlu
diketahui bahwa untuk mendapatkan bahan Sel tersebut diperlukan beaya yang tidak
murah juga proses pembuatannya tidak sederhana, sehingga hanya beberapa kelompok
peneliti saja yang memungkinkan dapat meneliti dan membuat desain Sel tersebut. Jika
ada alternatif lain untuk mendapatkan bahan dan teknik pembuatan Sel yang bisa
dijangkau oleh masyarakat peneliti Indonesia maka akan semakin banyak kelompok
peneliti dapat melakukannya sehingga akan terjadi kompetisi yang konstruktif bagi
pengembangan teknologi tersebut. Dalam artikel ini akan diberikan contoh fenomena
photovoltaic yang diperoleh dari desain Sel Surya yang dibuat menggunakan bahan
organik. Bahan organik relatif mudah diperoleh di Indonesia dengan harga yang relatif
murah mengingat sumber alam yang melimpah yang ada perlu untuk dioptimalkan
penggunaannya. Selain itu teknik yang dipergunakan untuk memendapkan lapisan thin
film bahan tersebut adalah menggunakan teknik yang relatif sederhana, tidak
memerlukan teknologi yang rumit sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran bagi
variasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia.
Sel Surya Bahan Organik
Berbagai jenis bahan organik telah dapat dipergunakan untuk men-desain berbagai piranti
seperti Sel Surya, sensor, transistor, diode, reflektor sinar-X, dan lain-lain serta yang
menarik adalah prospek teknologi elektronika molekul yaitu teknologi men-desain
berbagai piranti elektronika dalam skala molekul didasarkan kepada rekayasa molekul
dari bahan organik dan kombinasi bahan organik-logam (organometallic).
Bahan Sel Surya
Banyak bahan organik yang memungkinkan untuk dibuat Sel Surya dengan beberapa
kelebihan dan kekurangannya yang perlu untuk dikembangkan dari waktu ke waktu
sebagai contoh adalah desain Sel menggunakan bahan Metal-free Phtalocyanine (Pc),
yaitu bahan organik phtalocyanine yang memiliki struktur molekul tanpa ada ikatan
logam yang dicampur dengan bahan Polyvinylacetate (PVA) menjadi senyawa baru yang
untuk mudahnya diberi istilah x-H2Pc,PVA. Bahan tersebut dibuat film dan dimendapkan
di atas substrat dengan cara meratakannya menggunakan mata pisau tipis atau dengan
14
teknik spin-coating. Bahan x-H2Pc sendiri merupakan bahan semikonduktor jenis p,
sedangkan bahan PVA dalam desain Sel ini berfungsi sebagai pengikat antara substrat
dengan bahan x-H2Pc. Spektrum serapan untuk perubahan panjang gelombang dari
bahan x-H2Pc,PVA dengan ketebalan 2 mm. Dari spektrum tersebut dapat dilihat
intensitas serapan maximum cahaya tampak oleh bahan pada panjang gelombang sekitar
670 nm (Anonim, 2005).
D. Prosedur Percobaan
1. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 1.2
2. Mengatur potensiometer RV sehingga twgangan pada voltmeter bernilai nol
(V=0). Catatlah arus yang terbaca pada amperemeter sebagai ISC (arus sungkat).
3. Memutar potensiometer sehingga diperoleh pasangan nilai V-I. Ulangi langkah ini
untuk berbagai nilai V-I.
Berkas cahaya
V
RV
A
Modul sel surya
Gambar.1.3 Rangkaian alat percobaan karakteristik sel
4. Mengatur potersiometer RV sehingga arus pada amperemeter bernilai nol (I=0).
Carilah tegangan yang terbaca pada voltmeter sebagai VOC (tegangan terbuka).
5. Mengulangi langkah 2-4 sebanyak 3 kali untuk berbagai intensitas cahaya dengan
memutar light dimmer.
E. Data Pengamatan
Berikut ditampilkan tabel hasil eksperimen untuk 4 kali pengambilan data pada kondisi yang
berbeda-beda yaitu pengambilan data sebanyak 28 kali dan diperoleh data sebagai berikut:
15
Tabel pengamatan 1. Data pengamatan dengan VL = 128 V dan IL = 300 mA
VL (V)
128 V
VL (V)
IL(mA)=300 mA
128 V
IL(mA) =300 mA
i
Vi (V)
Ii (μA)
Ii (μA)
i
Vi (V)
Ii (μA)
Ii (μA)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0.04
0.09
0.14
0.19
0.24
0.29
0.34
0.39
0.44
0.49
0.54
0.59
0.64
0.69
5.8
5.79
5.75
5.7
5.68
5.65
5.6
5.53
5.49
5.44
5.4
5.32
5.24
5.18
19.33
19.30
19.17
19.00
18.93
18.83
18.67
18.43
18.30
18.13
18.00
17.73
17.47
17.27
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
0.74
0.79
0.84
0.89
0.94
0.99
1.04
1.09
1.14
1.19
1.24
1.29
1.34
1.39
5.01
4.97
4.88
4.83
4.79
4.72
4.65
4.59
4.44
4.35
4.22
4.13
3.95
3.72
16.70
16.57
16.27
16.10
15.97
15.73
15.50
15.30
14.80
14.50
14.07
13.77
13.17
12.40
Tabel pengamatan 2. Data pengamatan dengan VL = 130 V dan IL = 310 mA
VL (V)
IL (mA)
VL (V)
IL (mA)
130
310
130
310
i
Vi (V)
Ii (μA)
Ii (μA)
i
Vi (V)
Ii (μA)
Ii (μA)
1
0.04
22.93
15
0.74
0.09
22.57
16
0.79
5.75
5.68
19.17
2
6.88
6.77
3
0.14
22.33
17
0.84
0.19
0.24
0.29
0.34
0.39
0.44
0.49
0.54
0.59
0.64
0.69
22.23
22.17
22.00
21.77
21.50
21.17
20.80
20.73
20.57
20.33
19.73
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
0.89
0.94
0.99
1.04
1.09
1.14
1.19
1.24
1.29
1.34
1.39
5.6
5.58
5.42
5.25
5.22
5.01
4.83
4.74
4.62
4.48
4.25
4.02
18.67
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
6.7
6.67
6.65
6.6
6.53
6.45
6.35
6.24
6.22
6.17
6.1
5.92
18.93
18.60
18.07
17.50
17.40
16.70
16.10
15.80
15.40
14.93
14.17
13.40
16
Tabel pengamatan 3. Data pengamatan dengan VL = 135 V dan IL = 320 mA
VL (V)
IL (mA)
VL (V)
IL (mA)
135
320
135
320
i
Vi (V)
Ii (μA)
Ii (μA)
i
Vi (V)
Ii (μA)
Ii (μA)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0.06
0.11
0.16
0.21
0.26
0.31
0.36
0.41
0.46
0.51
0.56
0.61
0.66
0.71
9.22
9.15
9.01
8.92
8.79
8.71
8.65
8.52
8.38
8.35
8.22
8.2
8.15
8.01
30.73
30.50
30.03
29.73
29.30
29.03
28.83
28.40
27.93
27.83
27.40
27.33
27.17
26.70
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
0.76
0.81
0.86
0.91
0.96
1.01
1.06
1.11
1.16
1.21
1.26
1.31
1.36
1.41
7.82
7.75
7.63
7.5
7.44
7.25
7.22
7.05
6.75
6.48
6.24
5.75
5.48
5.05
26.07
25.83
25.43
25.00
24.80
24.17
24.07
23.50
22.50
21.60
20.80
19.17
18.27
16.83
Tabel pengamatan 4. Data pengamatan dengan VL = 140 V dan IL = 330 mA
VL (V)
IL (mA)
VL (V)
IL (mA)
140
330
140
330
i
Vi (V)
Ii (μA)
Ii (μA)
i
Vi (V)
Ii (μA)
Ii (μA)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0.07
0.12
0.17
0.22
0.27
0.32
0.37
0.42
0.47
0.52
0.57
0.62
0.67
0.72
11.31
11.25
11.25
11.2
11.12
10.85
10.81
10.65
10.55
10.53
10.38
10.22
10.18
10.01
37.70
37.50
37.50
37.33
37.07
36.17
36.03
35.50
35.17
35.10
34.60
34.07
33.93
33.37
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
0.77
0.82
0.87
0.92
0.97
1.02
1.07
1.12
1.17
1.22
1.27
1.32
1.37
1.42
9.82
9.63
9.38
9.22
9.05
8.75
8.62
8.31
7.91
7.72
7.41
7.18
6.75
6.32
32.73
32.10
31.27
30.73
30.17
29.17
28.73
27.70
26.37
25.73
24.70
23.93
22.50
21.07
17
F. Analisis Data
Berikut ditampilkan grafik hasil eksperimen untuk 4 kali pengambilan data pada
kondisi yang berbeda-beda :
1. Pengambilan data ke-1 :
Kurva karakteristik sel surya, data ke-1(128 V; 300 mA)
25
y = -2.2904x 2 - 1.549x + 19.416
R2 = 0.9943
arus, I (μA)
20
kurva
karakteristik
sel surya
Poly. (kurva
karakteristik
sel surya)
Poly. (kurva
karakteristik
sel surya)
15
10
5
0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
potensial, V (Volt)
Gambar 1.4 Kurva karakteristik sel surya, pengamatan ke-1
2. Pengambilan data ke-2 :
grafik hubungan antara V dengan I
25
y = -3.1367x 2 - 2.2239x + 22.836
R2 = 0.9971
arus, Ii (μA)
20
kurva karakteristik sel surya
15
Poly. (kurva karakteristik sel
surya)
10
5
0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
potensial, V (Volt)
Gambar 1.5 Kurva karakteristik sel surya, pengamatan ke-2
18
3. Pengambilan data ke-3:
grafik hubungan antara V terhadap I
35
y = -5.5673x 2 - 0.6394x + 30.063
R2 = 0.9795
arus,IL (mA)
30
25
kurva karakteristik sel surya
20
Poly. (kurva karakteristik sel
surya)
15
10
5
0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
potensial, V(Volt)
Gambar 1.6 Kurva karakteristik sel surya, pengamatan ke-3
4. Pengambilan data ke-4:
grafik hubungan antara V terhadap I
40
35
y = -7.4212x2 - 0.7319x + 37.587
arus, IL (μA)
30
R2 = 0.9973
25
kurva karakteristik sel surya
20
Poly. (kurva karakteristik sel
surya)
15
10
5
0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
potensial, V (V)
Gambar 1.7 Kurva karakteristik sel surya, pengamatan ke-4
Jika keempat kurva tersebut disatukan maka dapat diperoleh kurva karakteristik sel
surya sebagai berikut :
19
kurva gabungan karakteristik sel surya
Sel Surya data ke-1: Pers 1. y=2.2904x^2-1.549x+19.416
R^2 =
35
0,9943
Sel Surya data ke-2: Pers 2. y =30
3.1367x^2-2.2239x+22.836
25
R^2=0,9971
Sel Surya data ke-3: Pers 3. y = 20
5.5673x^2-0.6394x+30.063
R^2 =
15
0,9795
Sel Surya data ke-4: Pers 4. y = 10
7.4212x^2-0.7319x+37.587
R^2 =
5
0,9973
0
Poly. (Sel Surya data ke-1: Pers 1.
R^2
0
1
2
3
4
5y=-2.2904x^2-1.549x+19.416
= 0,9943)
potensial, V (V)
Poly. (Sel Surya data ke-1: Pers 1.
y=-2.2904x^2-1.549x+19.416
R^2
= 0,9943)
Poly.sel
(Selsurya
Surya data ke-3: Pers 3. y
Gambar 1.8 Kurva gabungan karakteristik
= -5.5673x^2-0.6394x+30.063
R^2
Hasil dari regresi dan perhitungan data menggunakan=Matlab
0,9795) R12 dan MS Excel
Poly. (Sel Surya data ke-4: Pers 4. y
= -7.4212x^2-0.7319x+37.587
R^2
2003 yang di rangkum dibawah ini.
= 0,9973)
arus
40
Tabel 5. Hasil analisis data
Hasil Regresi orde 2
Sel Surya data ke-1: Pers 1. y=-2.2904x^2-1.549x+19.416
R^2 = 0,9943
Sel Surya data ke-2: Pers 2. y =-3.1367x^2-2.2239x+22.836
R^2=0,9971
Sel Surya data ke-3: Pers 3. y = -5.5673x^2-0.6394x+30.063
R^2 = 0,9795
Sel Surya data ke-4: Pers 4. y = -7.4212x^2-0.7319x+37.587
R^2 = 0,9973
Ekstrapolasi
Pers. 1
Pers. 2
x
y
0
19.416
2.593
-0.0004
0
22.836
2.3669
Pers. 3
0
2.2671
Pers. 4
0
2.2017
ISC (µA)
VOC (V)
19.416
2.593
22.836
2.3669
30.063
2.2671
37.587
2.2017
-0.00022
30.063
0.749845
37.587
0.001436
20
Sel
Surya
Kurva
Pers. 1
Kurva
Pers. 2
Kurva
Pers. 3
Kurva
Pers. 4
Luasan segi-4 maksimum
Vm
Im
Vm Im
1.4706
12.93074
19.01595
1.3393
16.11156
21.57821
1.3039
19.84789
25.87967
1.2669
27.17304
34.42553
Cek !
8.49986
4.01923
2.96757
3.07673
ISC VOC
FF (%)
50.34569
37.7707555
54.05053
39.92229231
68.15583
37.97131852
82.7553
41.59918281
G. Pembahasan
Untuk memperoleh data yang cukup baik dan akurat digunakanlah berbagai tools
dalam aplikasi computer baik MS Excel hingga Matlab karena untuk karakterisrik data
yang cukup banyak dan bervariasi maka peran computer sangan membantu dalam
perhitungan analisis. Dari hasil pengamatan kita dapatkan grafik pengamatan yang cukup
baik dan bagus, dimana grafik tersebut kita buat dalam bentuk persamaan kuadrat dan
dianalisis dengan menggunakan Matlab. Adapun data beserta grafik yang diperoleh telah
dilampirkan pada halaman sebelumnyam. Sel surya merupakan alat yang dapat
menangkap cahaya dan menyimpannya sebagai tenaga cadangan, sel surya pada saat ini
sudah banyak di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada percobaan ini dapat
dianalisis karakteristik sel surya karena kita dapat mengamati langsung dan mengetahui
bentuk karakteristik sel surya tersebut.
Analisis dengan menggunakan Ms Excel dan Matlab yang kita lakukan dapat
menganalisis keseluruhan eksperimen dan membandingkan dengan data yang diperoleh
dengan teoritis maupun dengan hasil eksperimen terdahulu. Pada percobaan yang kita
lakukan dilakukan percobaan sebanyak 4 kali pengambilan data untuk masing-masing 28
data sehingga diperoleh data yang cukup baik agar dapat memperoleh data tersebut kita
analisis dengan menggunakan regresi linier dan korelasi sehingga diperoleh data yang
mendekati data percobaan yang bernilai 1 untuk korelasi.
Grafik yang diperoleh cendderung mendekati 1 titik yang sama dan ada juga data
yang tidak sesuai, hal itu disebabkan oleh kekurang telitian dari praktikab dalam
pengambilan data dan masih banyak lagi factor yang lainnya.
21
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Sel surya berfungsi sebagai penyimpan energi tambahan
2. Karakteristik sel surya dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus sel surya
untuk beragam nilai beban output.
3. FF yang diperoleh sesuai dengan data sebagai berikut:
Luasan segi-4 maksimum
Sel
Surya
Kurva
Pers. 1
Kurva
Pers. 2
Kurva
Pers. 3
Kurva
Pers. 4
Cek !
ISC VOC
FF (%)
19.01595
-8.49986
50.34569
37.7707555
16.11156
21.57821
-4.01923
54.05053
39.92229231
1.3039
19.84789
25.87967
-2.96757
68.15583
37.97131852
1.2669
27.17304
34.42553
-3.07673
82.7553
41.59918281
Vm
Im
Vm Im
1.4706
12.93074
1.3393
I. Pertanyaan
1. Apakah yang membedakan kualitas sel suryanya satu dengan yang lain
2. Bagaimana cara untuk memperbesar potensial barrier pada sel surya ?
3. Apakah yang dimaksud dengan factor pengisian?
Jawaban :
1. Kualitas sel surya ditentukan oleh bahan penyusunnya (bahan semikonduktornya),
besar energi foton yang masuk/diserap oleh sel surya
2. Memperbesar celah energi. Jika foton yang datang lebih kecil dari energi, maka
cahaya kurang diserap dengan sempurna oleh semikonduktor
3. Faktor pengisian sel surya merupakan perbandingan antara daya keluaran
maksimum terhadap daya teoritisnya.
22
Daftar Pustaka
Anonim.2005.Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika).Semarang:Aneka
Ilmu.
Anonim.2006.Sel Surya bagi lingkungan.Bogor:IPB
Anonim.2007.Pemanfaatan tenaga surya. Jakarta: Depdiknas
Anonim.2009.Sel Surya. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Muh. Toifur,dkk. 2007. Pejunjuk praktikum. Yogyakarta : UAD
Timotius,dkk.2006.Sel surya.Semarang:Aneka
Ilmu.
23
Lampiran 1
Skrip pemerograman Matlab R12
1.
Mencari akar dari persamaan y1:
>> p=[-2.2904 -1.549 19.416];
>> r=roots(p);
>> r
r=
-3.2693
2.5930
>>
2. Mencari akar dari persamaan y2:
>> p=[-3.1367 -2.2239 22.836];
>> r=roots(p);
>> r
r=
-3.0759
2.3669
>>
3. Mencari akar dari persamaan y3:
>> p=[-5.5673 -0.6394 30.063];
>> r=roots(p);
>> r
24
r=
-2.3819
2.2671
>>
4. Mencari akar dari persamaan y4:
>> p=[-7.4212 -0.7319 37.587];
>> r=roots(p);
>> r
r=
-2.3004
2.2017
>>
5. Mencari akar dari persamaan y5:
>> p=[3*(-2.2904) 2*(-1.549) 19.416];
>> r=roots(p);
>> r
r=
-1.9215
1.4706
>>
6. Mencari akar dari persamaan y6:
>> p=[3*(-3.1367) 2*(-2.2239) 22.836];
25
>> r=roots(p);
>> r
r=
-1.8120
1.3393
>>
7. Mencari akar dari persamaan y7:
>> p=[3*(-5.5673) 2*(-0.6394) 30.063];
>> r=roots(p);
>> r
r=
-1.3805
1.3039
>>
8. Mencari akar dari persamaan y8:
>> p=[3*(-7.4212) 2*(-0.7319) 37.587];
>> r=roots(p);
>> r
r=
-1.3326
1.2669
>>
26
Download