JIMVET. 01(4):709-714 (2017) ISSN : 2540-9492 GAMBARAN HISTOLOGIS SISTEM URINARIA IKAN GABUS (Channa striata) Histological Urinary System of Snakehead (Channa striata) Wahyuni Azani1, Zainuddin2,Erdiansyah Rahmi2 Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala 2 Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala [email protected] 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur histologi sistem urinaria ikan gabus (Channa striata). Sampel yang diambil adalah ginjal dan vesika urinaria yang berasal dari enam ekor ikan gabus. Sampel kemudian dibuat menjadi preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE) dan diteliti strukturnya menggunakan metode histologi eksplorasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ginjal ikan gabus terdiri dari head kidney dan kidney. Kidney terdiri atas glomerulus, tubulus dan pembuluh darah. Glomerulus ikan gabus berbentuk bulat dan berukuran besar. Kapsula Bowman terbagi menjadi stratum visceral dan stratum parietal. Tubulus terdiri dari tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus distal tidak mempunyai brush border. Kedua tubulus ini disusun oleh epitel kuboid selapis. Vesika urinaria pada ikan gabus mempunyai tiga lapisan yaitu tunika serosa, tunika muskularis dan tunika mukosa yang ditemukan adanya epitel transisional. Kata kunci : ginjal, tubulus, vesika urinaria ABSTRACT The study aims to determine the histological urinary system in snakehead (Channa striata). The samples were kidney and urinary bladder came from of six snakehead. Samples were stained by haematoxylin-eosin (HE) then observed histologically. The result showed that kidney was consisted of head kidney and kidney, including glomerulus, Bowman’s capsule, tubules and vein. Glomerulus of snakehead was round and large. Bowman’s capsule divided into stratum viscerale and stratum parietale. Tubules consisted of proximal tubule and distal tubule. Distal tubule do not have brush border. Both of this tubules structured by cuboidal epithelia. The urinary bladder of snakehead have three layers; tunica serous; tunica muscularis muscularis; and tunica mucosa which have transitional epithelium. Keywords: kidney, tubule, urinary bladder PENDAHULUAN Ikan merupakan hewan vertebrata berdarah dingin (poikilotherm) hidup di air, bernapas dengan insang, serta menggunakan siripnya untuk pergerakan dan keseimbangan badan. Hingga sekarang terdapat sekitar 25.000 spesies ikan terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis ikan lebih banyak berada di perairan laut, karena hampir 70% permukaan bumi terdiri dari laut dan hanya sekitar 1% terdapat ikan perairan tawar (Burhanuddin, 2014). Ikan gabus (Channa striata atau Ophiocephalus striata) adalah ikan dari famili Channidae hidup di kawasan tropis Afrika, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur (Kordi, 2015). Ikan gabus adalah karnivora bersifat predator, tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air (Amri dan Sihombing, 2012). Ikan gabus memiliki ciri-ciri tubuh berbentuk bulat, panjang dan semakin ke belakang berbentuk pipih, punggung berbentuk cembung dan perut yang rata serta kepala yang pipih, tidak memiliki jari-jari sirip yang keras. Ukuran tubuh bervariasi dengan panjang 90-110 cm (Suwandi dkk., 2014). Secara umum sistem urinaria berfungsi untuk membuang berbagai zat-zat sisa metabolisme seperti sisa metabolisme protein, residu obat, sisa hormon dan berbagai zat toksik (Isnaeni, 2006). Pada ikan sistem urogenital dibangun oleh dua sistem, yaitu sistem urinaria (sistem uropoetika) dan genitalia. Sistem urinaria bisa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dan membahayakan bagi kesehatan, dikeluarkan dari tubuh sebagai larutan dalam air dengan perantara ginjal dan salurannya (Burhanuddin, 2014). Sistem urinaria atau ekskresi pada ikan terdiri dari mesonepros (ginjal), ureter yang terjadi dari duktus mesoneprodikus, vesika urinaria, dan sinus urogenitalis. Sepasang ginjal yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri dari linea mediana (Radiopoetro, 1977). 709 JIMVET. 01(4):709-714 (2017) ISSN : 2540-9492 Aryulina dkk. (2006), alat ekskresi ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonepros) dan berwarna kemerah-merahan. Menurut Fried dan George (2005), ginjal merupakan unit ekskretoris pada vertebrata tingkat tinggi, tetapi fungsi utamanya pada hewan tingkat rendah seperti ikan adalah untuk osmoregulasi. Duktus-duktus ginjal dan sistem reproduksi sangat terkait satu sama lain, sehingga banyak ahli yang mempelajari kedua sistem tersebut sebagai satu sistem urogenital (uro berarti urin). Radiopoetro (1977), menyatakan bahwa ureter membesar dan membentuk vesika urinaria. Ureter bermuara ke dalam sinus urogenitalis, sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang terdapat di kaudal dari anus. Menurut Mumfrod dkk. (2007), struktur histologi ginjal ikan terdiri dari nefron, setiap nefron terdiri dari beberapa segmen dengan struktur dan fungsi tertentu seperti glomerulus yang berfungsi untuk ultrafiltrasi dari plasma yang terbentuk dari darah. Filtrat ini kemudian masuk ke dalam tubulus ginjal dimana diubah untuk membentuk urin. Tubulus pada ginjal ikan berbentuk kurang jelas sehingga sulit diidentifikasi, terdiri dari tubulus kontortus proksimal dan distal. Pada tubulus konrortus proksimal terdapat sel epitel kuboid selapis dengan brush border, diberi pewarnaan terlihat adanya sitoplasma yang berwarna pekat dan pudar serta inti berbentuk bulat. Tubulus distal yang tidak mempunyai brush border dan sitoplasma yang berwarna pucat. Eroschenko (2012), vesika urinaria merupakan organ berongga dengan dinding berotot tebal dan dilapisi oleh epitel transisional. Dinding tersebut dapat berubah bentuk (meregang atau membesar) saat terisi urin. Studi tentang histologi ginjal dan vesika urinaria ikan gabus di habitat aslinya belum banyak dilaporkan baik jurnal lokal maupun internasional. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai struktur histologi sistem urinaria ikan gabus yang hidup di rawa-rawa (habitat aslinya). MATERIAL DAN METODE Penelitian ini menggunakan sampel ginjal dan vesika urinaria dari enam ekor ikan gabus. Sampel kemudian dibuat menjadi preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilineosin (HE), kemudian diteliti strukturnya menggunakan metode histologi eksplorasi. Hasil yang diperoleh kemudian dibahas secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk gambar. HASIL DAN PEMBAHASAN Histologis Ginjal Ikan Gabus Pada penelitian ini, sistem urinaria ikan gabus yang diamati terdiri dari ginjal dan vesika urinaria. Ginjal ikan secara anatomi terbagi menjadi head kidney dan kidney. Secara umum, struktur histologi ginjal terdiri dari unsur utama yaitu glomerulus, tubulus dan pembuluh darah (Mc Gavin dan Zachary, 2007). Berdasarkan hasil penelitian, struktur histologi ginjal ikan gabus ditandai dengan adanya glomerulus berbentuk bulat dan kapsula Bowman yang terlihat rapi membungkus glomerulus. Struktur jaringan ginjal ini sesuai dengan Takashima dan Hibiya (1995) yang menyatakan bahwa pada ginjal ikan normal juga terlihat adanya kapsula Bowman yang mengelilingi glomerulus. Ginjal ikan gabus memiliki ukuran glomerulus yang relatif besar yang mengisi kapsula Bowman, hal ini sesuai dengan penelitian Bruno dkk. (2010) yang menyatakan bahwa tipe nefron dari ikan salmon yang hidup di air tawar mempunyai karakteristik glomerulus yang relatif besar. Menurut Mokhtar (2017), pada ginjal ikan, head kidney terdiri dari jaringan hematopoietik yang tidak mempunyai fungsi eksretori. Kidney terdiri atas nefron, jaringan limfoid dan jaringan hematopoietik interstisial. Hasil penelitian ini menunjukkan ginjal ikan gabus terdapat nefron. Nefron pada ginjal ikan terdiri atas badan malphigi (corpusculum renalis) yang meliputi glomerulus dan kapsula Bowman, tubulus yang terbagi menjadi tubulus 710 JIMVET. 01(4):709-714 (2017) ISSN : 2540-9492 kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Struktur histologi ginjal ikan gabus dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Struktur histologi ginjal ikan gabus. Glomerulus (G), Tubulus (T) dan Pembuluh Darah (PD), Kapsula Bowman (KB), stratum visceral (sv), stratum parietal (sp), Spatium capsulare (SC), Kapiler Glomerulus (KG) dan Podosit (P). Potongan melintang, pewarnaan HE dan pembesaran 100x. Pada Gambar 3 terlihat adanya spatium capsulare yaitu jarak atau ruang antara stratum parietal dan stratum visceral pada kapsula Bowman. Menurut Ruhela dkk. (2008), kapsula Bowman terdiri atas lapisan epitel pipih selapis yang berada di bagian dalam serta lapisan fibrous yang berada di bagian luar. Pada glomerulus terdapat dinding kapiler yang terdiri dari tiga lapisan yaitu podosit, lamina basal, dan sel endotel. Bagian yang melapisi dinding kapiler terluar disebut dengan podosit sedangkan lamina basal melapisi bagian bawah podosit dan sel endotel melapisi bagian dalam dinding kapiler. Eroschenko (2012), menyatakan bahwa stratum visceral mengelilingi kapiler glomerulus dan podosit sedangkan epitel pada stratum visceral membentuk epitel selapis gepeng di stratum parietal. Pada ginjal ikan terdapat tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa tubulus pada ginjal ikan gabus memiliki tubulus kontortus proksimal lebih pendek dibandingkan dengan tubulus kontortus distal. Pada tubulus kontortus proksimal biasanya dijumpai limbus mikrofilosus atau yang lebih dikenal dengan brush border. Akan tetapi pada tubulus kontortus distal tidak dijumpai brush border hal ini sesuai dengan pernyataan Amin dkk. (1992). Pada ginjal ikan, tubulus memiliki karakteristik berbentuk pendek, dinding tubulus terdiri atas epitel kuboid selapis dengan silia dan inti berbentuk bulat (Bruno dkk., 2010). Tubulus kontortus proksimal dibedakan atas luas lumen dan bentuk dari brush border berdasarkan ketebalan dan kepadatannya (Cataldi dkk., 1995). Menurut Amin dkk. (1992), tubulus kontortus proksimal terbagi ke dalam bagian pertama, tubulus kontortus proksimal dilindungi oleh epitel kuboid selapis dengan sitoplasma yang berwarna eosin pudar. Pada bagian kedua, tubulus kontortus proksimal terlihat mempunyai isi dimana terdapat lapisan mikrofili pada permukaan sel epitel yang disebut dengan brush border. Pada ginjal ikan gabus, tubulus kontortus distal tidak ditemukan adanya brush border, inti sel berbentuk bulat dan warna tubulus kontortus distal terlihat lebih pudar ketika diwarnai dengan eosin. Hal ini dikarenakan sitoplasmanya memiliki granula yang lebih sedikit 711 JIMVET. 01(4):709-714 (2017) ISSN : 2540-9492 dibandingkan dengan tubulus kontortus proksimal (Takashima dan Hibiya, 1995). Histologis tubulus ginjal dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Histologis tubulus ginjal ikan gabus. Tubulus Kontortus Distal (TKD), Lumen (L), Tubulus Kontortus Proksimal (TKP), Nukleus (N) dan Brush border (BB). Potongan melintang, pewarnaan HE dan pembesaran 1000x. Histologis Vesika Urinaria Ikan Gabus Hasil penelitian menunjukkan bahwa vesika urinaria ikan gabus terdiri atas tiga lapisan yaitu tunika mukosa, tunika muskularis yang terdiri dari longitudinal muscularis dan circular muscularis se, dan tunika serosa. Dinding vesika urinaria mirip dengan sepertiga bagian bawah ureter kecuali pada ketebalannya karena vesika urinaria memiliki lapisan mukosa dan otot polos yang lebih tebal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Eroschenko (2012), dimana dinding vesika urinaria ditemukan tiga lapisan otot polos yang tersusun longgar, yaitu longitudinal dalam, sirkular tengah dan longitudinal luar. Ketiga lapisan tersebut membentuk anastomosis berkas otot polos dan jaringan ikat ditemukan juga diantaranya. Vesika urinaria merupakan organ penampung urin sementara sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh. Pada kebanyakan ikan, pembesaran dari saluran urinaria (ureter) berfungsi sebagai vesika urinaria. Pada vesika urinaria di bagian tunika mukosa ditemukan adanya sel epitel transisional. Epitel transisional yang ditemukan pada ikan gabus terdiri dari 3-4 lapisan. Secara umum, lapisan epitel transisional pada ikan berkisar antara 3-8 lapisan epitel hal ini sesuai dengan pernyataan Kamalaveni (1961). Epitel transisional merupakan epitel peralihan dan memiliki banyak lapisan. Permukan lapisan epitel ini mengalami perubahan bentuk ketika dinding vesika urinaria teregang atau membesar saat terisi urin. Hal ini sesuai dengan penilitian Groman (1982), pada ikan bandeng yang menyatakan bahwa ketika kantong urinaria kosong terlihat adanya sel epitel kolumnar sedangkan ketika vesika urinaria menggelembung terlihat sel epitel kuboid dengan memiliki puncak kubah menyerupai sel berbentuk payung yang disebut dengan facet cells. Histologis vesika urinaria ikan gabus dapat dilihat pada Gambar 5. 712 JIMVET. 01(4):709-714 (2017) ISSN : 2540-9492 Gambar 5. Histologis vesika urinaria ikan gabus. Epitel Transisional (ET), Lamina Propria (LP), Lumen (L), Lipatan Mukosa (LM), Jaringan Ikat (JI), Tunika Serosa (TS), Tunika Muskularis (TM): longitudinal muscularis (lm), circular muscularis (cm) dan Facet cells (FC). Potongan melintang, pewarnaan HE dan pembesaran 400x. KESIMPULAN Ginjal ikan gabus secara makroskopis terbagi atas head kidney dan kidney. Head kidney berfungsi sebagai jaringan hematopoietik dan kidney berfungsi sebagai sistem urinaria. Glomerulus pada ginjal ikan gabus berbentuk bulat dengan ukuran yang relatif besar sedangkan tubulusnya memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Vesika urinaria ikan gabus sama seperti ikan pada umumnya yaitu mempunyai tiga lapisan yang terdiri dari tunika serosa, tunika muskularis dan tunika mukosa yang ditemukan adanya epitel transisional. DAFTAR PUSTAKA Amin, A.B., L. Mortensen dan T. Poppe. 1992. Histology Atlas Normal Structure of Salmonids. Grafisk Produksjon, USA. Amri, K. dan T. Sihombing. 2012. Mengenal dan Mengenalikan Predator Benih Ikan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Aryulina, D., C. Muslim., S. Manaf dan E.W. Winarni. 2006. Biologi 2. Penerbit Erlangga, Jakarta. Bruno, W.D., P.A. Noguera dan T.T. Poppe. 2010. A Colour Atlas of Salmonid Diseases. Springer Dordrecht Heidelberg, New York. Burhanuddin, A.I. 2014. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. Deepublish, Yogyakarta. Cataldi, E., E. Ciccotti, P. Dimarco, O. Disantano, P. Bronzi dan S. Cataudella, 1995. Acclimation Trials of Juvenile Italian Sturgeon to Different Salinities. Journal of Fish Biology. 47: 609-618. Eroschenko, V.P. 2012. Atlas Histologi Difiore. EGC, Jakarta. Fried, G.H. dan George J.H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta. Groman, D.B. 1982. Histology of the Striped Bass. American Fisheries Society, USA. Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 713 JIMVET. 01(4):709-714 (2017) ISSN : 2540-9492 Kamalaveni, S. 1961. The Urinary Bladder of Some Indian Teleostean Fishes. Records of the Indian Museum. 59: 119-130. Kiernan, J.A. 1990. Histological and Histochemical Method: Theory and Practice. 2nd ed. Pergamon Press, New York. Kordi, Ghufran H. 2015. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar Di Kolam Terpal. Lily Publishser, Yogyakarta. Mc Gavin, M. D dan dan Zachary J. F. 2007. Pathologic Basic of Veterinary Disease. Mosby Incorporation, USA. Mokhtar, D. M. 2017. Fish Histology From Cells to Organs. Apple Academic Press, Kanada. Mumfrod, S., J. Heidel., C. Smith, J. Morirson., B. MacConnell dan V. Blazer. 2007. Fish Histology and Histopathology. USFWS-NCTC 2007. 8-10. Radiopoetro. 1997. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Ruhela, S., A. K. Pandey dan A.K. Khare. 2008. Histopathological Manifestation in Kidney of Clarias batrachus Induced by Experimental Procamallanus Infection. Journal of Environtmental Biology. 29(5): 739-742. Suwandi, R., Nurjanah dan M. Winem 2014. Proporsi Bagian Tubuh dan Kadar Proksimat Ikan Gabus pada Berbagai Ukuran. JPHPI 2014. 17(1): 1-2. Takashima, F. dan T. Hibiya. 1995. An Atlas Of Fish Histology Second Edition. Kodansha LTD, Tokyo. 714