PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: DANANG FAJAR ARDYANTO B300132037 PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH i ii PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAANPERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) ABSTRAK Penelitian ini berjudul pengaruh earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 45 perusahaan. Dari 45 perusahaan tersebut diambil sampel sebanyak 38 perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda model ordinary least square (OLS). Hasil analisis adalah : Hasil perhitungan uji normalitas data dengan model Jurque Bera berdistribusi normal. Hasil uji linieritas dengan model Ramsey Riset menunjukan bahwa model berbentuk linier. Hasil uji asumsi klasik menunjukan bahwa terdapat masalah multikolonieritas, sedangkan untuk uji heteroskedatisitas dan autokorelasi tidak terdapat masalah heteroskedatisitas dan autokorelasi. Hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel earning per share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan dan variabel debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif dan singnifikan. Sedagkan variabel return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan. Hasil uji F menunjukan model yang dipakai eksis. R2 memperoleh nilai 95,01% yang berarti bahwa 95,01% variasi harga saham dapat dijelaskan oleh variabel EPS, ROA, ROE dan DER. Sedangkan 4,99% sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain yang tidak dimasukan dalam model. Kata Kunci: harga saham, earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan debt to equity ratio (DER). ABSTRACT This research is entitled earnings per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE), and debt to equity ratio (DER) to LQ45 stock price listed in Indonesian stock exchange. This study aims to analyze and find out how much influence earnings per share (EPS), return on assets (ROA), return on equity (ROE), and debt to equity ratio (DER) to LQ45 stock price listed on the stock exchange Indonesia . The population in this study as many as 45 companies. Of the 45 companies are taken a sample of 38 companies by using purposive sampling method. In this study using multiple linear regression model ordinary least square (OLS). The results of the analysis are: The calculation results of normality data test with Jurque Bera model is normally distributed. The result of linearity test with 1 Ramsey Research model shows that the model is linear. The results of the classical assumption test show that there is a problem multikolonieritas, while for heteroskedatisitas test and autocorrelation there is no problem heteroskedatisitas and autokorelasi. The result of t test can be seen that the variable earning per share (EPS) has a positive and significant influence and the variable debt to equity ratio (DER) has a negative and significant influence. Sedagkan variable return on assets (ROA) and return on equity (ROE) has no significant effect. F test results show the model used exist. R2 obtained a value of 95.01% which means that 95.01% of stock price variation can be explained by EPS, ROA, ROE and DER variables. While the remaining 4.99% is explained by other independent variables that are not included in the model. Keywords: stock price, earnings per share (EPS), return on assets (ROA), return on equity (ROE), and debt to equity ratio (DER) 1. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) merupakan tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan (entities) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Proses transaksi pada dasarnya tidak dibatasi oleh lokasi dan dinding gedung pasar modal, mengingat transaksi dapat terjadi dimanapun juga. Meskipun demikian, dalam rangka menciptakan iklim usaha yang sehat dan dapat dipercaya, maka transaksi diatur dalam kerangka sistem yang terpadu dibawah kendali suatu pasar modal yang secara legal dijamin oleh undang-undang negara (Sunariyah, 2003). Pasar modal dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secoundary market). Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk pertamakalinya. Sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara detail. Sementara pasar sekunder merupakan semua transaksi efek setelah pasar perdana, dengan adanya pasar sekunder investor dapat melakukan perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, pasar sekunder memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan seperti dalam 2 pasar perdana. Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa, saham preferen, obligasi, waran maupun sekuritas derifatif (Tandelilin, 2001). Pasar modal di Indonesia dikelola oleh suatu perusahaan swasta berbentuk perseroan terbatas, yaitu PT bursa efek Indonesia (BEI). Pemengang saham BEI adalah perusahaan sekuritas yang menjadi anggota bursa (AB) sesuai dengan undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Praktek perdaganagan saham di Indonesia saat ini mengalami tahap perkembangan yang sangat pesat, hal ini untuk mengejar keterbelakangan dengan pasar modal dunia khususnya di negara-negara maju. Sebelum tahun 2002 praktek perdagangan saham di Indonesia masih sederhana dalam artian bahwa surat saham akan melekat pada diri pemiliknya. Hal ini mengandung resiko waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian transaksi akan lebih lama, jadi menunjukkan adanya inefisiensi. Disamping itu, risiko kemungkinan terjadinya hilang atau rusak sangat tinggi (Sunariyah, 2003). Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara lain. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industi dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Selain itu pasar modal juga memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal merupakan sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Pasar modal juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, dan reksadana. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuaai karakteristik dan risiko masing-masing instrumen (Martalena, 2011). Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat di definisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan 3 terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak terebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan dan berhak hadir dalam rapat umum pemengang saham atau RUPS (Martalena, 2011). Dalam melakukan investasi di pasar modal para analisis dan investor dapat melakukan analisis investasi yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu analisis fundamental dananalisis teknikal. Analisis fundamental merupakan usaha untuk menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan saham yang akan dipilih melalui analisis perusahaan, analisis industri, analisis ekonomi makro serta metode-metode analisis lain untuk mendukung analisis saham yang akan dipilih. Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan, karena dari situ dapat diperkirakan keadaan atau posisi dan arah perusahaan. Sedangkan analisis teknikal merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan peramalan pergerakan saham dan surat berharga lainnya dengan menggunakan grafik harga dan volume berdasarkan data masa yang lalu. Analisis teknikal dapat dilakukan untuk saham-saham individual ataupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan waktunya akan membeli atau menjual saham dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafik (Hermuningsih, 2012). Salah satu hal yang harus menjadi fokus pertimbangan seorang investor adalah harga saham, harga saham yang diharapkan oleh investor adalah harga saham yang stabil dan mempunyai pola pergerakan yang cenderung naik dari waktu ke waktu, akan tetapi kenyataanya harga saham cenderung berfluktuasi. Berfluktuasinya harga saham menjadi risiko tersendiri bagi investor. Oleh karena itu investor harus memahami hal apa saja yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham. Fluktuasi harga saham secara fundamental dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja perusahaan dapat tercermin dari laba operasional, laba bersih per saham dan rasio-rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan diantaranya yaitu earning per share (EPS), return on asset 4 (ROA), return on equity (ROE) dan debt to equity ratio atau DER (Supriyanto, 2016). Earning per share (EPS) merupakan rasio antara net incom after tax (NIAT) dengan jumlah saham yang beredar. Melalui EPS dapat dinilai kemampuan perusahaan dalam membagi labanya kepada para pemengang saham. Semakin tinggi laba perusahaan yang diberikan kepada para pemengang saham tentunya akan semakin menarik untuk tetap memegang saham perusahaan tersebut. Earnig per share menunjukkan jumlah pendapatan bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dibagi jumlah lembar saham biasa yang beredar (Qudsi, 2009). Return on asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor (pemegang obligasi dan saham), ROA merupakan salah satu indikator keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja perusahaan, Jika kinerja perusahaan tersebut semakin baik, maka tingkat pengembalian (return) semakin tinggi. Semua investor butuh informasi seperti ini, agar mereka mampu melihat apa yang akan dia terima di masa yang akan datang bila invest pada perusahaan tersebut (Qudsi, 2009). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Napa, 1999). Menurut Suhartono dan Fadliiah Qudsi (2009:96) ROE adalah laba bersih dibagi dengan nilai buku ekuitas, rasio ini penting karena ROE adalah sumber pertumbuhan. Secara teori, besarnya pertumbuhan (g) adalah ROE dikali rasio retensi. Perusahaan yang bagus adalah perusahaan dengan ROE yang tinggi namun memiliki rasio utang yang rendah yaitu dibawah 1 (kecuali perusahaan finansial). Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan modal sendiri menjamin hutang. Atau dengan kata lain bagian dari hutang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri. Rasio ini sering digunakan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan dengan ekuitas perusahaan atau para pemegang saham. Semakin 5 tinggi angka DER maka dapat diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya (Napa, 1999). Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Di bursa efek Indonesia terdapat 11 jenis indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan kepada para investor yang dapat digunakan sebagai satu pedoman untuk berinvestasi di pasar modal. Salah satu indeks tersebut adalah indeks LQ45 yang merupakan suatu indeks yang terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar. (Hermuningsih, 2012). 2. METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah siap pakai dan dikumpulkan oleh orang lain baik dari kantor-kantor pemerintah, badan usaha atau hasil dari penelitian orang lain (Trenggonowati, 2009). Data sekunder dalam penelitian ini berupa data untuk semua variabel yaitu harga saham, earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan debt to equity ratio (DER). Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari data perusahaan www.idx.co.id, dan first asia capital sekuritas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Model akan diestimasi dengan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program SPSS dan E-Views8. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pengujian data crossection, dan uji hipotesis / uji kebaikan model. Untuk menguji pengaruh variabel EPS, ROA, ROE dan DER terhadap harga saham maka digunakan metode analisis linear berganda. Tujuan analisis berganda adalah menggunakan nilai-nilai variabel independen yang diketahui untuk meramalkan nilai variabel dependen. Pengujian model digunakan dengan model persamaan regresi sebagai berikut: 6 ββ DER1t β EPS2t β ROA3t β ROE4t Keterangan: Y = harga saham 0 = Intercept atau konstanta 1 = Koefisien regresi earning per share 2 = Koefisien regresi return on asset 3 = Koefisien regresi return on equity 4 = Koefisien regresi debt to equity ratio EPS = earning per share ROA = return on asset ROE = return on equity DER = debt to equity ratio 3. HASIL ANALISIS DATA PEMBAHASAN Analisis regresi linier berganda dengan metode ordinary least square (OLS) digunakan untuk menganalisis pengaruh earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan LQ45. Dari data 45 perusahaan LQ45 terdapat 7 perusahaan yang dihilangkan karena memiliki data outlier diantaranya adalah bank mandiri (BMRI), semen Indonesia persero (SMGR), gudang garam (GGRM), bank rakyat Indonesia persero (BBRI), unilever (UNVR), matahari department store (LPPF) dan siloam international hospital (SILO). Setelah ketujuh perusahaan tersebut dihilangkan diperoleh ringkasan hasil regresi seperti pada tabel 3-1. Tabel 3-1 Ringkasan Hasil Regresi Variable Coefficient Std. t- Error Statistic Prob. DER -399.6281 173.9456 2.297431 0.0281 EPS 14.84830 0.610721 24.31273 0.0000 ROA -86.90303 116.8955 7 - 0.4625 0.743425 ROE 82.40902 89.39759 0.921826 0.3633 R-squared 0.950103 F-statistic 157.0907 Prob (Fstatistic) DW-stat 0.000000 2.248120 Sumber : Data sekunder yang diolah Uji spesifikasi model pada penelitian ini menggunakan uji Ramsey Reset yang disebut juga sebagai uji kesalahan spesifikasi umum atau general test of specification error. Hasil Uji Spesifikasi Model menggunakan Uji Ramsey-reset adalah nilai probabilitas F statistik > α atau 0,2285 > 0,05, sehingga H0 diterima maka model yang dipakai linier. Tabel 3-1 Ramsey Reset Test Value df Probability F-statistic 0.187786 (2, 31) 0.2285 Likelihood ratio 0.457611 2 0.1671 Sumber : Data sekunder yang diolah Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Jarque Bera. Dari hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa Probabilitas JB > α atau 0,313976 > 0,05 sehingga H0 diterima maka distribusi µt normal. Tabel 3-2 Jarque Bera Test Jarque-Bera 2.313976 Probability 0.313976 Sumber : Data sekunder yang diolah Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independen lainnya, atau dengan kata lain suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Multikolinieritas juga bisa timbul apabila antara variabel independen berkorelasi dengan variabel pengganggu. Untuk me-ngetahui ada 8 tidaknya masalah multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan uji VIF, dimana jika nilai suatu variabel melebihi 10 maka terdapat masalah multikolinieritas pada variabel tersebut. Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4-9 diketahui bahwa nilai variabel ROA dan ROE lebih dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variabel ROA dan ROE terdapat masalah multikolinieritas. Tabel 3-3 Hasil Uji Multikolinieritas (Uji VIF) variabel Variable Centered VIF DER 2.619529 EPS 1.050801 ROA 15.68289 ROE 14.00340 C NA Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana variabel pengganggu tidak mempunyai varian yang sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan menggunakan metode white (tabel 4-10). Dari hasil analisis uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai Probabilitas χ 2 > α atau 0,0613 > 0,05 maka H0 diterima artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model. Tabel 3-4 Uji Heteroskedastisitas (Uji White) F-statistic 2.557267 Prob. F(4,33) 0.0570 Obs*R-squared 8.991741 Prob. Chi-Square(4) 0.0613 Scaled explained SS 10.02773 Prob. Chi-Square(4) 0.0400 Sumber : Data sekunder yang diolah Uji autokorelasi terjadi apabila nilai variabel masalalu memiliki pengaruh terhadap nilai variabel masa kini, atau masa mendatang. Dalam penelitian ini menggunakan uji Breusch Godfrey digunakan untuk menguji keberadaan autokorelasi. Hasil Uji Breusch Godfrey diketahui bahwa nilai Probabilitas χ 2 > α 9 atau 0,0653 > 0,05 maka H0 diterima artinya tidak terjadi masalah autokorelasi dalam model. Tabel 3-5 Uji Autokorelasi (Uji Breusch Godfrey) F-statistic 2.344749 Prob. F(3,30) 0.0928 Prob. ChiObs*R-squared 7.217682 Square(3) 0.0653 Sumber : Data sekunder yang diolah Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari analisis uji t diketahui bahwa ada dua variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan LQ45 yaitu EPS berpengaruh positif dengan tingkat = 1% dan DER berpengaruh negatif dengan tingkat = 5%. Sedangkan variabel ROA dan ROE secara statistik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan LQ45 pada = 10%. Tabel 3-6 Ringkasan Hasil Uji t Variabel Signifikan Tingkat t Signifikansi DER 0.0281 0.05 Berpengaruh EPS 0.0000 0.01 Berpengaruh 0.10 Tidak ROA 0.4625 ROE Keterangan Berpengaruh 0.10 0.3633 Tidak Berpengaruh Sumber : Data sekunder yang diolah Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama atau menguji apakah model yang dipakai eksis atau tidak. Dari hasil Uji kebaikan model menunjukkan bahwa model yang digunakan eksis, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan variabel EPS, ROA, ROE dan DER secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaan LQ45. 10 Nilai R2 menyatakan proposi total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Dari hasil estimasi diperoleh besarnya Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,950103 yang berarti 95,01% variasi harga saham perusahaan LQ45 dapat dijelaskan oleh variabel earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan debt to equity ratio (DER). Sedangkan sisanya 4,99% variasi dari harga saham LQ45 dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak dimasukkan dalam model statistik. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa regresi linier berganda dengan metode Ordinnary Least Square (OLS) tentang pengaruh variabel earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan debt to equity ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia, maka dapat ditarik keimpulan sebagai berikut: Berdasarkan pengujian ramsey reset dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan linier (spesifikasi model benar). Berdasarkan pengujian jarque bera dapat disimpulkan bahwa distribusi µt normal. Berdasarkan pengujian asumsi klasik, diketahui terjadi multikolinieritas antara variabel ROA dan ROE. Sementara tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi. Dari analisis uji t diketahui bahwa ada dua variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan LQ45 yaitu EPS berpengaruh positif dengan tingkat tingkat = 1% dan DER berpengaruh negatif dengan = 5%. Sedangkan variabel ROA dan ROE secara statistik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan LQ45 pada = 10%. Uji eksistensi model menunjukkan bahwa model yang digunakan eksis, sehingga dengan demikian variabel EPS, ROA, ROE dan DER secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaan LQ45. Koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil sebesar 0,950103 yang berarti 95,01% variasi dari variabel harga saham perusahaan LQ45 dapat dijelaskan oleh 11 variabel earning per share (EPS), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan debt to equity ratio (DER). Sedangkan sisanya 4,99% variasi dari harga saham LQ45 dijelaskan oleh variabel bebas lain diluar model yang diestimasi. 4.2 Saran Dengan melihat hasil yang diperoleh maka ditemukan bebrapa saran yang mungkin akan berguna, diantaranya adalah sebagai berikut: Data harga saham yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan data saham per 31 desember dan hanya pada perusahaan LQ45 saja. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data saham harian, dan pada seluruh perusahaan yang ada di bursa efek Indonesia. Manajemen perusahaan harus dapat menjaga kestabilan kinerja perusahaan dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangannya sehingga dapat mengambil kebijakan sesegera mungkin guna mengatasi penurunan harga saham. Bagi investor disarankan mempertimbangkan faktor eksternal perusahaan disamping faktor fundamental seperti kondisi ekonomi baik secara nasional maupun global, kondisi politik dan hukum agar keputusan investasi pada suatu perusahaan lebih tepat. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperbanyak variabel atau menggunakan metode analisis lain, selain itu memperbanyak sampel penelitian agar penelitian selanjutnya menjadikan lebih tepat dan akurat DAFTAR PUSTAKA Abied Luthfi Safitri. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio Dan Market Value Added Terhadap Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index. Management Analysis Journal, MAJ 2 (2) (2013). Awat Napa J. 1999. Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Bagyo Tri Atmojo, Rina Arifati, Abrar. 2016. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Dividen Per Share, Earning Per Share, Dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur (Di BEI Tahun 2009-2013). Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016. 12 Brigham, Eugene F dan Weston J. Fred. 2001. Dasar Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga. Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id). Byson B. Majanga. 2015. The Dividend Effect on Stock Price-An Empirical Analysis of Malawi Listed Companies. Accounting and Finance Research Vol. 4, No. 3; 2015. Dr. Majed Abdel Majid Kabajeh, Dr. Said Mukhled Ahmed AL Nu’aimat, Dr. Firas Naim Dahmash. 2012. The Relationship between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 2 No. 11; June 2012. Fahmi Irham. 2015. Manajemen Investasi. Jakarta : Salemba Empat. FAC Sekuritas (www.facsekuritas.co.id ). Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga. Gujarati, DN. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat. Hassan, Umer Mustafa. 2014. Impact of Dividend Policy, Earning per Share, Return on Equity, Profit after Tax on Stock Prices. International Journal of Economics and Empirical Research, MPRA Paper No. 60793, posted 21. December 2014 09:52 UTC. Henry Faizal Noor. 2009. Investasi (pengelolaan keuangan bisnis dan pengembangan ekonomi). Jakarta. INDEKS. Henry Faizal Noor. 2009. Investasi. Jakarta : Indeks. Hermuningsih, Sri. 2012. Pengantar Pasar Modal Indonesia. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Husnan, Suad. 2001. Dasar Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Husnan Suad. 2000. Dasar Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : YKPN Yogyakarta. Indra Setiyawan, Pardiman. 2014. Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Time Interest Earned Dan Return On Equity terhadap harga saham pada Perusahaan manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012.Jurnal Nominal / Volume III Nomor 1 / Tahun 2014. Jogiyanto, Hartono. 2013. Teori dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE. 13 Edisi Kedelapan. John, White. 1944. Invest In Stock& Shares. Jakarta. Elex Media Kaputindo. Karina Fauziah, Darminto. R. Rustam Hidayat. 2014. Pengaruh Dividen Per Share, Return On Asset, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Property, Real Estate And Building Contruction yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 11 No. 1 Juni 2014. Katopo, Aristides. 1997. Pasar Modal Indonesia. Jakarta. BEJ dan Pustaka Sinar Harapan. Martalena, Maya malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Bandung. Andi Yogyakarta. Minarni, Tri. 2013. Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Financing To Deposit Ratio (FDR), Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return On Equity (ROE) Bank Syariah di Indonesia Periode Januari 2006 – Juni 2012 : Skripsi fakultas ekonomi dan bisnis universitas islam syarif hidayatullah jakarta. Muchamad Ulul Azmi, Rita Andini, Kharis Raharjo. 2016. Analisis Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) Dan Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2010-2014. Journal Of Accounting, Volume 2 No.2 Maret 2016. Muhammad Rizal Muttaqin, Susanti. 2013. Pengaruh ROA, ROE DAN EPS Terhadap Perubahan Harga Saham Industri Perbankan. Ilmu Manajemen Volume 1 Nomor 4 Juli 2013. Nurhasanah, Rahmalia. 2013. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 Periode 2007-2011 : Skripsi fakultas ekonomi dan bisnis universitas widiyatama. Prihantini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006 : Skripsi fakultas ekonomi dan bisnis universitas diponegoro semarang. Rosdian Widiawati Watung, Ventje Ilat. 2016. Pengaruh Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), Dan Earning PerShare (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di BEI Periode 2011-2015. Jurnal EMBA Vol.4 No.2 Juni 2016, Hal. 518-529. Sari Puspita Dewi, Rahmat Hidayat. 2014. Pengaruh Net Profit Margin Dan Return On Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. ILMAN, Vol.1, No.1, pp. 1-10, Pebruari 2014. 14 Setiawan, Ricky. 2011. Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) dan Price To Book Value (PBV) Terhadap Harga SahamPerusahaan Manufaktur di BEI periode 2007-2009 : Skripsi fakultas ekonomi dan bisnis universitas negeri semarang. Siamat, Dahlan. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Erlangga. Suhartono, Fadillah Qudsi. 2009. Portofolio Investasi & Bursa Efek. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Susanto Djoko, Agus Sabardi. 2010. Analisis Teknikal di Bursa Efek. Yogyakarta. UPP-STIM YKPN. Susilo D, Bambang. 2009. Pasar Modal (mekanisme perdagangan saham, analisis sekuritas, dan strategi invetasi di BEI). Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Taimur Sharif, Harsh Purohit, Rekha Pillai. 2015. Analysis of Factors Affecting Share Prices: The Case of Bahrain Stock Exchange. International Journal of Economics and Finance; Vol. 7, No. 3; 2015. Tamara Oca Viandita, Suhadak, Achmad Husaini. 2013. Pengaruh Debt Ratio (DR), PriceTo Earning Ratio (PER), EarningPer Share (EPS), Dan SizeTerhadapHargaSaham (Studi pada Perusahaan Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 2 April 2013. Widoatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal. Jakarta. Jurnalindo Aksara Grafika 15