Manajemen Olahraga dan Rekreasi

advertisement
MODUL
Manajemen Olahraga dan Rekreasi
Disusun Oleh :
DEWI AYU KUSUMANINGRUM, MM
2015
DAFTAR ISI
BAB I
Pengertian Umum Manajemen Objek Daya Tarik Wisata Olahraga & Rekreasi
BAB II
Ruang Lingkup Manajemen Objek Daya Tarik Wisata Olahraga & Rekreasi
BAB III
Jenis Olahraga dan Rekreasi, Sarana dan Prasarana
BAB IV
Kebijakan Olahraga dan Rekreasi
BAB V
Isu Strategi Usaha Olahraga dan Rekreasi
BAB VI
Studi Pengembangan Olahraga dan Rekreasi
BAB VII
Olahraga Rekreasi Tradisional
BAB VIII Olahraga Rekreasi Massal
BAB IX
Olahraga Rekreasi Khusus
BAB X
Olahraga Rekreasi Tantangan
BAB XI
Pengembangan Model dan Manfaat Usaha Olahraga dan Rekreasi Bagi
Masyarakat
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 1
BAB I
PENGERTIAN UMUM MANAJEMEN OBJEK DAYA TARIK WISATA
OLAHRAGA & REKREASI
A.Pengertian Olahraga
Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodic, artinya olahraga
sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga
merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan
sosial.
1. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan,
perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan
prestasi optimal.
2. Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi
hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan
sebagainya. (Menpora Maladi)
3. Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam pelaksanaannya
ada unsur bermain : Ada rasa senang, Dilakukan waktu luang, Aktivitas dipilih (sukarela),
Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan Nilai positif.
4. Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan
atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi
jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam
bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk
memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
5. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara
gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan
kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang
sifatnya periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina
kesehatan, tidak dapat ditinggalkan.
6. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani,
rohani dan sosial. (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson : Children in Sport dalam
Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992).
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 2
7. Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh
satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
8. Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk
mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga
pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
9. Menurut Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport.
B. Pengertian Rekreasi
1. Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’,
adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang.
Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang
umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan
hobi.Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekreasi/re·kre·a·si/ /rékréasi/ n adalah
penyegaran kembali badan dan pikiran; sesuatu yg menggembirakan hati dan
menyegarkan spt hiburan, piknik
3. Secara umum rekreasi dapat dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu rekreasi pada
tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation).
4. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali
atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati,
menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi
tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran.
5. Rekreasi adalah “kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu
luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi.” Meyer, Brightbill, dan
Sessoms
6. Berdasarkan peninjauan secara terminologi keilmuan, REKREASI berasal dari dua kata
dasar yaitu RE dan KREASI, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya
pikir untuk mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan.
7. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali
atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion).
C. Pengertian Olahraga Rekreasi
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 3
1. Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang
atau waktu-waktu luang.
2. Menurut Kusnadi (2002:4) Pengertian Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan
untuk tujuan rekreasi.
3. Menurut Haryono (19978:10) Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan
pada waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang timbul karena memberi
kepuasan atau kesenangan.
4. Menurut Herbert Hagg (1994) “Rekreational sport /leisure time sports are formd of
physical activity in leisure under a time perspective. It comprises sport after work, on
weekends, in vacations, in retirement, or during periods of (unfortunate) unemployment”.
5. Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga yang
ditujukan untuk rekreasi atau wisata.
6. Menurut Aip Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta,
Grasindo.1990) Olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada
waktu senggang atau waktu-waktu luang.
7. Pengertian rekreasi olahraga suatu kegiatan ynag menyenangkan yang mengandung unsur
gerak positif.
8. Rekreasi Olahraga adalah aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsure-unsur
olahraga (gerak) sehingga dapat menyenangkan
D. Peranan Rekreasi dalam Kehidupan
Menurut Krippendorf (1994), kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang
dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali dengan mengadakan
perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh
dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat
dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara
pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup
bebas, dan merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka
rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu
luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran
sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental.
Banyak nilai yang dapat diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan.
Ketegangan dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 4
berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana berolah raga dalam berbagai kegiatan sehingga
kemampuan individu dapat dibangun dan ditingkatkan melalui rekreasi. Anak-anak perlu
belajar berelasi dengan orang lain di arena bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah.
Kreativitas dapat ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk melakukannya dapat
diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari rekreasi adalah dalam pembentukan
karakter/sifat. Telah dikatakan bahwa “anak-anak belajar melalui bermain”. Melalui suatu
program rekreasi yang telah disusun dan direncanakan dengan baik, anak-anak dapat belajar
untuk menikmati penggunaan waktu sebaik-baiknya. Tantangan pada pengajaran yang efektif
dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan para guru.
Secara lebih spesifik peranan rekreasi dalam kehidupan sosial dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Mengembangkan rasa menghargai dan mencintai lingkungan serta melestarikannya.
2. Mengembangkan pengertian dan kemampuan serta pemahaman akan pentingnya
menjaga keseimbangan lingkungan dan menggunakannya secara bijaksana.
3. Menggugah kesadaran manusia akan pentingnya membina hubungan timbal balik
antara manusia dan lingkungannya serta agar semakin mengenal sifat ataupun
karakternya.
4. Membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan sosial kepada
individu.
5. Membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek lingkungan yang
sehat.
6. Membantu membuat pelajaran di kelas agar menjadi lebih berarti melalui pengalaman
langsung di lapangan.
7. Membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat sekolah dengan
organisasi pelayanan rekreasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
8. Menumbuhkan dan atau memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang merupakan
pondasi yang kuat untuk menumbuhkan “self concept”.
9. Mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara anggota
kelompok .
10. Menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi.
11. Menambah kesenangan pribadi serta rasa kebersamaan antara anggota kelompok.
12. Mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif
dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau lingkungan/alam dan
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 5
sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif, seperti penggunaan narkoba,
vandalisme kegiatan destruktif, dan kegiatan negatif lain yang sejenis.
13. Mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang lain
dan atau lingkungan alamnya.
E. Sasaran Olahraga Rekreasi
Sasaran olahraga rekreasi yaitu semua kalangan masyarakat, olahraga sesuai dengan
usia contoh hiking dilakukan oleh anak usia dewasa bukan dilakukan untuk anak kecil. Dan
untuk anak kecil dapat disesuaikan dengan gerak yang dibutuhkan usia anak kecil.
F. Tujuan Olahraga Rekreasi
Tujuan olahraga rekreasi adalah
1. Pengisi waktu luang
2. Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan
3. Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh
pendidikan dan pekerjaan/bekerja
4. Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan
berkelompok serta rekreasi aktif).
5. Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan
6. Memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga
7. Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 6
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 7
BAB II
RUANG LINGKUP MANAJEMEN OBJEK DAYA TARIK WISATA
OLAHRAGA & REKREASI
Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga
memiliki kekuatan dan efek ganda bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada umumnya.
Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat perhatian besar baik dari pihak
pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata, akademisi maupun masyarakat
luas. Sport Tourism atau Pariwisata untuk olahraga merupakan paradigma baru dalam
pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia.
Pariwisata olahraga mampu menunjukkan potensinya sebagai sesuatu yang menarik,
sehingga dapat menciptakan sebuah atraksi wisata yang dapat menjadikan multicultural
tourism. Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di suatu daerah tujuan wisata
yang merupakan daya tarik agar orang-orang semakin memiliki minat yang lebih besar untuk
berkunjung ke suatu DTW. Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik maka
suatu DTW juga harus mempunyai beberapa syarat yang harus dimiliki yaitu:

Adanya sesuatu yang dapat di lihat

Adanya suatu aktifitas yang akan di lakukan

Adanya sesuatu yang dapat di beli
Hal ini menjadi sangat penting karena pengembangan olahraga pariwisata
memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan handal dalam mendesain berbagai
macam kegiatan olahraga sehingga menjadi atraksi wisata yang layak jual karena memiliki
nilai-nilai ekonomi (economic values) dan mendatangkan keuntungan suatu negara atau
daerah. Pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia saat ini merupakan suatu demand
sehingga harus mempertimbangkan supply yang harus tersedia di saat demand atau
permintaan meningkat. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi
(wisata) yang saat ini berkembang pesat dan banyak diminati kalangan wisatawan muda.
Menurut Arismunandar (1997), wawasan bisnis dan manajemen diperlukan untuk
memajukan dan mengembangkan bisnis olahraga. Hal ini penting karena maju dan
berkembangnya bisnis itu akan memicu penelitian dan pengembangan, meningkatkan mutu
pendidikan dan pengembangan ilmu dan teknologi olahraga, meningkatkan prestasi, serta
memperbanyak kesempatan kerja.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 8
Manajemen olahraga telah ada kira-kira sejak zaman Yunani Kuno, yaitu kurang lebih
pada 12 Abad sebelum Masehi. Hal ini menunjukan betapa pentingnya olahraga bagi
kehidupan manusia. Manajemen pada zaman modern dewasa ini kiranya belum dapat
dikatakan berkembang secepat perkembangan manajemen dibidang industri. Hal tersebut bisa
disebabkan oleh pendapat umum yang menghubungkan olahraga dengan “bermain” dan
manajemen dengan “bekerja”.
Dengan telah berkembangnya olahraga (olahraga pendidikan, rekreasi, prestasi,
kebudayaan tubuh, gimnologi, kinesiologi, sport, dan lain-lain), maka olahraga telah menjadi
disiplin ilmu tersendiri, sebagaimana manajemen juga telah menjadi disiplin yang juga
dipelajari di perguruan tinggi. Oleh karena itu, disiplin ilmu manajemen telah bertautan
dengan disiplin ilmu olahraga membentuk indisiplin baru yang disebut manajemen olahraga.
Dengan demikian, maka manajemen olahraga juga telah menjadi salah satu bidang ilmu yang
banyak digeluti oleh para pakar maupun praktisi olahraga.
Pada dasarnya manajemen olahraga dapat dibagikan dalam dua bagian besar, yaitu
manajemen olahraga pemerintah dan manajemen olahraga swasta. Manajemen olahraga
pemerintah adalah kegiatan manajemen yang dewasa ini dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional dengan seluruh jajarannya baik dipusat
maupun di daerah. Sedang manajemen olahraga swasta adalah manajemen yang dilakukan
dalam Institusi olahraga non pemerintah seperti KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu
induk organisasi cabang olahraga dan induk organisasi badan fungtional serta perkumpulanperkumpulan olahraga yang menjadi anggota induk organisasi olahraga tersebut (Harzuki,
2003:119).
Untuk memuja dewa-dewa, bangsa Yunani mengadakan suatu pesta. Adapun pesta
tersebut yang dikenal 4 macam, sebagai berikut. (1) Olympia. Pesta ini diadakan setiap 4
tahun sekali digunung Olympus yang bertujuan untuk menghormati dewa Zeus. Meskipun
pesta ini hanya berlangsung selama lima hari, namun orang-orang Yunani memandangnya
dengan begitu agung. Setiap peserta sangat diperhatikan agar dapat datang dan kembali
dalam keadaan selamat, serta selama mengikuti pesta ini serta diharapkan tidak menemui
rintangan apapun. Pesta Olympia memperlombakan lari, lompat jauh, lompat tinggi , dan
lempar cakram. Juga lomba menggubah musik, puisi, dan meniup terompet, bahkan kontes
kecantikan dan minum. Para pemenang dalam setiap lomba menerima mahkota yang terbuat
dari daun salam. Cabang olahraga yang terkenal adalah marathon. (2) Phytia. Mula-mula
pesta ini merupakan pesta musik untuk menghormati dewa Apollo (dewa cahaya dan
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 9
kebenaran), lalu lalu ditambah dengan pesta olahraga. Tempat penyelenggaraannya di Delphi
dan waktunya 4 tahun sekali. Olahraga yang paling menonjol da lam pesta ini adalah pacuan
kuda dan perlombaan kereta (chariot race). (3) Isthmia. Pesta ini berlangsung di Chorintus.
Acara pertandingannya yaitu berkuda, bersampan, dan musik, yang tujuannya untuk
menghormati dewa Poseidon (dewa laut). Cabang olahraga yang lain meliputi main bola,
angkat besi, tinju, gulat, pertarungan antar gladiator, dan perkelahian antara manusia dengan
binatang. (4) Nemea. Pesta ini bertujuan untuk menghormati dewi Hera (istri dewa Zeus),
dan diselenggarakan di Acropolis. Cabang-cabang olahraga yang diperlombakan hampir
sama dengan pesta Isthmia.
Keharmonisan antara pembentukan gymnist (kejasmanian) serta musis (kerokhanian
dan kesenian) pada abad keempat agak mundur dan terganggu karena adanya beberapa
faktor, yaitu: (1) timbulnya perkembangan kebudayaan dan pengetahuan; (2) mundurnya
hidup keagamaan dan nasionalisme; dan (3) kekayaan serta hidup serba mewah yang meliputi
para pemuda.
Olahraga merupakan wahana yang memberikan kesempatan dan peluang kepada
manusia untuk bersaing, menguasai, menang dan kalah. Olahraga seolah-olah menggantikan
peran yang destruktif dan melenyapkan kebudayaan.
Menurut Arismundar (1997), pariwisata juga akan merupakan kegiatan serta
memberikan kesempatan kepada manusia untuk bergerak, melihat, belajar, bergaul; mengenal
budaya, alam sekitar, keunggulan, keajaiban ataupun keistimewaan tempat lain. Pariwisata
juga akan berkembang sampai ke wisata ilmu dan teknologi, serta wisata olahraga.
Penyelenggaraan pariwisata dan olahraga akan maju dan berkembang dengan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pariwisata dan olahraga iuga
akan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi vang strategis. Pariwisata dan
olahraga adalah subjek dan sekaligus juga objek masa depan.
Pariwisata dan olahraga adalah ujung tombak kehidupan masa depan. Kebutuhan
pariwisata dan olahraga serta semua kegiatan yang berkaitan dapat memicu bisnis baru, jasa
dan produk baru. Karena kepentingan dan kebermanfaatan pariwisata dan olahraga serta
keterkaitannya dengan kemajuan bidang lain, maka koordinasi dan dukungan semua pihak
(instansi pemerintah, induk dan cabang organisasi olahraga, pelaku usaha dan organisasinya,
LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya) sangat diperlukan.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 10
Promosi pariwisata hendaknya meliputi semua kegiatan yang ada sehingga
berorientasi pada kepentingan dan keberhasilan semua. Misalnya konferensi, pameran, acara
adat, museum, arsitektur, pertunjukan, kesenian, olahraga, dan pariwisata sendiri.
BAB III
JENIS OLAHRAGA DAN REKREASI, SARANA & PRASARANA
A. Jenis Olahraga Rekreasi di Indonesia
Olahraga rekreasi (olahraga masyarakat) dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan
pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga. Tentunya, pernyataan ini bukan
merupakan sesuatu hal yang tidak mungkin, mengingat ruang lingkup yang terkandung di
dalam olahraga masyarakat ini bukan merupakan olahraga yang sulit untuk diikuti.
Olahraga masyarakat dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan
dan kebugaran. Hal ini lebih dijelaskan dalam sebuah sistem bahwa masyarakat sebagai
input, kegiatan olahraga masyarakat adalah sebuah proses, sedangkan kesehatan dan
kebugaran adalah hasil yang dicapai. Pada pelaksanaan proses tersebut, masyarakat dapat
memilih beragam jenis olahraga masyarakat yang sesuai dengan kegemarannya. Dalam hal
ini, olahraga masyarakat terbagi dalam 4 kelompok besar, yaitu olahraga massal, olahraga
tradisional, olahraga rekreasi, olahraga khusus dan rehabilitasi.
Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) membagi lingkup
Olahraga Rekreasi adalah sebagai berikut :
1) Olahraga Massal;
2) Olahraga Tradisional;
3) Olahraga Khusus;
4) Olahraga Tantangan;
B. Klasifikasi Olahraga Rekreasi
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 11
Ada beberapa klasifikasi pada pariwisata olahraga . Gammon dan Robinson
mengatakan bahwa pariwisata olahraga didefinisikan sebagai Hard and soft sport tourism,
sementara Gibson menyatakan bahwa ada tiga jenis wisata olahraga termasuk Event Olahraga
Pariwisata, Celebrity and nostalgia sport tourism dan Active sport tourism. Berikut
penjabarannya ;
Hard and soft sport tourism
Hard sport tourism menunjukan kuantitas dari jumlah orang yang berpartisipasi
dalam event kompetisi olahraga. Biasanya event seperti ini menarik banyak pengunjung atau
penonton event. Contoh event yaitu Olympic Games, FIFA World Cup, F1 Grand Prix ,
NASCAR Sprint Cup Series. Soft sport tourism adalah untuk turis yang melakukan
perjalanan untuk berpartisipasi dalam olahraga rekreasi atau mendaftar untuk kepentingan
rekreasi. Contoh kegiatan Hiking, Skiing dan Canoeing.
Sport events tourism
Sport event tourism mengacu pada pengunjung yang mengunjungi suatu kota untuk
menonton acara atau event olahraga. Contoh Olimpiade. Setiap kota tuan rumah Olimpiade
menerima sejumlah besar dampak pariwisata
Celebrity and nostalgia sport tourism
Celebrity and nostalgia sport tourism melibatkan kunjungan ke ruang olahraga
ketenaran dan tempat dan bertemu tokoh olahraga sebagai alasan liburan
Active sport tourism
Active sport tourism adalah mereka yang berpartisipasi dalam olahraga atau peristiwa
Sarana Prasana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ; Prasarana: Segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan,
proyek,dsb), (Kamus Besar BI, 2002:893). Sarana: Segala sesuatu (bisa berupa syarat atau
upaya) yang sapat dipakai sebagai alt atau media dalam mencapai maksud atau tujuan
(Kamus Besar BI, 2002:999.
Menurut UU RI No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam pasal
1 ayat 20 dan 21 ; Prasarana olahraga: Tempat / ruang, termasuk lingkungan yang
digunakan untuk kegiatan olahraga dan penyelenggaraan olahraga. Sarana olahraga :
Peralatan / perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 12
Sarana prasarana olahraga rekreasi tidak serumit yang dipergunakan pada jenis
olahraga prestasi. Karena secara umum adalah olahraga masyarakat yang dapat dilakukan
ioleh masyarakat umum, maka sarana prasarana umumnya merupakan sarana prasarana
umum yang disediakan oleh pemerintah daerah atau pemerintah daerah, serta pihak industry
atau swasta. Jika berhubungan dengan event kompetesisi maka diperlukan sarana prasarana
yang lebih professional. Dan berhubungan tidak hanya dengan atletnya namun juga bagi
pengunjung taua wisatawan yang ingi menyaksikan event olahraga rekreasi. Sarana olahraga
rekreasi adalah memberikan pelayanan kepada
wisatawan
baik
secara
langsung
maupun tidak langsung dan kehidupannya tergantung kepada kedatangan wisatawannya.
Sarana ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai
dengan perkembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang lebih
baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan kondisi objek dan
kebutuhan pengunjung. Prasarana (infrastrukture) olahraga rekreasi adalah “semua fasilitas
yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa
sehingga dapat memudahkan
manusia memenuhi kebutuhannya”.
Adapun beberapa
prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, meliputi
Pelayanan makan dan minum, Pelayanan tenaga kerja, salah satu kunci keberhasilan
pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan
baik suatu kawasan objek wisata , Pelayanan informasi, agar dapat mengatur pengunjung
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan,
pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga. Pemerintah dan
pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan
kebutuhan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jumlah dan jenis prasarana olahraga yang
dibangun harus memperhatikan potensi keolahragaan yang berkembang di daerah
setempat.Prasarana olahraga yang dibangun di daerah wajib memenuhi jumlah dan standar
minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Badan usaha yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan permukiman
berkewajiban menyediakan prasarana olahraga sebagai fasilitas umum dengan standar dan
kebutuhan yang ditetapkan oleh Pemerintah yang selanjutnya diserahkan kepada pemerintah
daerah sebagai aset/milik pemerintah daerah setempat. Setiap orang dilarang meniadakan
dan/atau mengalihfungsikan prasarana olahraga yang telah menjadi aset/milik Pemerintah
atau pemerintah daerah tanpa rekomendasi Menteri dan tanpa izin atau persetujuan dari yang
berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 13
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 14
BAB IV
KEBIJAKAN OLAHRAGA DAN REKREASI
1. Pihak-pihak Yang Berkaitan Dalam Olahraga Rekreasi di Indonesia
Undang-Undang No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN)
diberlakukan, ada perubahan sebutan yang semula dikenal dengan nama “olahraga
masyarakat” menjadi “olahraga rekreasi”. Hal ini, tertuang di dalam pasal 17 yang membagi
ruang lingkup olahraga menjadi 3 kegiatan, yaitu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan
olahraga prestasi. Olahraga pendidikan sebagai bagian proses dilaksanakan oleh atau non formal
pendidikan formal. Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian dari menyembuhkan proses kebugaran
dan kesehatan, dan kompetisi olahraga dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan olahragawan
potensi dan kemampuan dalam rangka meningkatkan martabat bangsa dan berdiri.
Olahraga masyarakat merupakan sebutan yang ditujukan kepada sekumpulan berbagai
cabang olahraga yang memiliki tujuan akhir peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani.
Tidak seperti halnya cabang olahraga prestasi yang telah memiliki Komite Olahraga Nasional
Indonesia
(KONI),
olahraga
masyarakat
belum
memiliki
organisasi
yang dapat
mengoordinasikan beragam cabang olahraga yang berkembang di masyarakat. Namun
demikian, pada tahun 2002, Direktorat Keolahragaan Depdiknas ketika itu berupaya
membentuk organisasi olahraga masyarakat yang diharapkan mampu mengakomodasi dan
menghimpun segala apresiasi serta aktivitas olahraga rekreasi (olahraga masyarakat). Upaya
membentuk organisasi olahraga masyarakat ini disebabkan adanya desakan dari beragam
organisasi yang berdiri sebelumnya secara mandiri. Organisasi olahraga masyarakat tersebut
berhasil dibentuk dengan nama Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI). Direktorat
Keolahragaan ketika itu, sangat berharap agar setiap provinsi dapat membentuk
kepengurusan DPD FOMI, dan selanjutnya akan diikuti sampai dengan tingkat Kabupaten
dan Kota.
Pada tahun 2000, DPP Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI) terbentuk,
yang ditandai dengan penandatanganan bersama oleh berbagai organisasi masyarakat di
Jakarta, tepatnya pada bulan September 2000. Mengingat pentingnya sebuah wadah
organisasi seperti ini, Departemen Pendidikan Nasional mengajak seluruh lapisan masyarakat
untuk membentuk FOMI di daerah-daerah. Namun, pada pelaksanaan Musyawarah Nasional
FOMI III tahun 2009 menetapkan perubahan nama FOMI menjadi Federasi Olahraga
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 15
Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) melalui ketetapan nomor : 007/Munas
FOMI/XII/2009 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Olahraga
Rekreasi Masyarakat Indonesia.
Awalnya, dibentuknya Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI) tersebut
diharapkan mampu menjadi wadah yang dapat memayungi dan mampu menyatukan
keberagaman berbagai organisasi olahraga masyarakat, seperti Olahraga Tradisional,
Paramlimpia, Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia (PORPI), Pernapasan Tenaga Inti
Indonesia, ASIAFI, Senam Tera Indonesia, Kateda Indonesia, PORGAKI, Special Olympic
Indonesia (POPI), Asosiasi Senam Kebugaran Indonesia (ASKI), Yayasan Jantung Indonesia,
BPOC, Sepeda BMX, Layang-layang, Cheerleading, Skateboard, Inline, Parcuere, B-Boy dan
berbagai olahraga masyarakat lainnya yang telah tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Dengan telah terbentuknya Kepengurusan DPP FOMI di Jakarta pada tahun 2000,
serangkaian program sudah digelar sebagai wujud operasionalisasi organisasi, salah satunya
adalah upaya membentuk DPD FOMI di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota. Bahkan, beberapa
kali DPP FOMI telah berhasil menciptakan gerak senam massal, yaitu Senam Ayo Bersatu.
Model senam massal ini telah disosialisasikan dan masyarakat sangat menggemari perpaduan
gerak yang terdapat di dalamnya.
Sejalan dengan tuntutan zaman dan perkembangan olahraga sebagai bagian dari
olahraga rekreasi sebagaimana yang tercantum dalam Pasal-pasal Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Federasi Olahraga Rekreasi-Masyarakat
Indonesia (FORMI) telah menyesuaikan namanya menjadi Federasi Olahraga RekreasiMasyarakat Indonesia (FORMI) yang diputuskan pada Munas III FORMI tanggal 5
Desember 2009.
Namun demikian, sampai dengan tahun 2009 perkembangan kelembagaan di tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota agak sulit diwujudkan. Artinya belum tumbuh berkembang secara
merata di seluruh Indonesia. Belum tumbuhnya kelembagaan di daerah secara merata ini,
bukan berarti olahraga masyarakat kemudian tidak berkembang. Tetapi justru berkembang
dengan baik beserta masing-masing induk organisasinya, seperi jantung Indonesia, Persatuan
Olahraga Pernafasan Indonesia (PORPI), perkumpulan senam tera, senam tai chi, senam
aerobic, perkumpulan olahraga rekreasi, olahraga tradisional berjalan sendiri-sendiri. Diikuti
organisasi di bawahnya, yaitu di tingkat provinsi sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
FORMI sebagai induk organisasi olahraga yang menjadi wadah berhimpun dari
organisasi olahraga rekreasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, baik secara
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 16
nasional maupun di daerah, menjadi mitra strategis dari pemerintah, pemerintah dan
masyarakat dalam kerangka mendorong dan menggerakkan pembinaan dan pengembangan
olahraga rekreasi di seluruh Indonesia.
Formi saat ini dan di masa depan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 dan sebagai Induk Organisasi Olahraga adalah satu-satunya wadah berhimpun
dari organisasi-organisasi olahraga rekreasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat,
baik secara nasional maupun di daerah, menjadi mitra strategis pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat dalam kerangka mendorong dan menggerakkan pembinaan dan
pengembangan olahraga rekreasi di seluruh Indonesia.
Surat Edaran Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia kepada Gubernur,
Bupati/Walikota di seluruh Indonesia Nomor : 426/1241/SJ tanggal 6 April 2011  penguat
pondasi pembinaan olahraga, mendukung kelembagaan FORMI
Tugas dan peranan FORMI sebagai berikut:
(1) Membantu Pemerintah dalam membuat kebijakan nasional dalam bidang
pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga rekreasi
(2) Melakukan sinergi visi dan misi berbagai organisasi olahraga masyarakat
(3) Mewadahi berhimpunnya organisasi olahraga masyarakat
(4) Melaksanakan fungsi sebagai media komunikasi dan informasi
(5) Menyebarluaskan olahraga masyarakat keseluruh wilayah
(6) Melestarikan dan mengembangkan olahraga tradisional dan permainan rakyat.
(7) Mengupayakan dan menyelenggarakan program dan atau even bersama
(8) Mengupayakan dan menyelenggarakan pelatihan berskala Nasional
&
Internasional
Peningkatan budaya dan prestasi olahraga di tingkat nasional dan internasional,
dilaksanakan melalui 14 strategi : (RENSTRA KEMENPORA 2010-2014)
Terdapat 3 strategi olahraga rekreasi dari 14 strategi ;
(1) Penyelenggaraan Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, dan Olahraga Prestasi,
yaitu:
a) koordinasi dan kerjasama lintas sektoral dan antar tingkat pemerintahan;
b) peningkatan potensi sumberdaya olahraga nasional dan prestasi olahraga di tingkat
regional dan internasional; serta
c) penataan dan pengembangan manajemen keolahragaan.
(2) Pembinaan dan Pengembangan Olahraga, yaitu:
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 17
a) pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan
olahraga prestasi; serta
b) pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga.
(3) Peningkatan Prasarana dan Sarana Olahraga, yaitu:
a) inventarisasi dan penetapan prasarana olahraga di tingkatnasional, provinsi,
kabupaten/kota, dan desa/kelurahan; serta
b) perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, serta pengawasan prasarana
dan sarana olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan industri olahraga.
Selain itu, dengan bergabungnya FORMI atau Indonesia Sport for All Federation
dalam TAFISA (The Association for International Sport for All) suatu organisasi dunia yang
mewadahi olahraga rekreasi-masyarakat di seluruh dunia, maka keberadaan FORMI telah
diakui secara International dalam pergaulan gerakan Sport for All Global.
TAFISA adalah dalam posisi istimewa untuk membawa sukacita, kesehatan, interaksi
sosial, integrasi dan pembangunan kepada masyarakat dan warga negara di seluruh dunia
melalui promosi Sport for All dan aktivitas fisik
Fokus utama TAFISA adalah pada :

Melobi internasional untuk Sport for All ,

Menyediakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan ,

Menyediakan jaringan dan pengalaman mentransfer platform .
Untuk tujuan ini , TAFISA :

Percaya Sport for All & aktivitas fisik adalah hak dasar manusia

Mendukung promosi / pengembangan olahraga dan permainan tradisional

Melihat Sport for All sebagai kontributor utama bagi individu, sosial,
masyarakatdan kualitas kehidupan nasional

Mendukung pertukaran internasional dan

Mendukung pendidikan pemimpin

Bekerja sama dengan kesehatan, budaya, pendidikan dan rekreasi

Menganggap kepemimpinan politik dan memberikan peristiwa praktis dan program

Mendukung keragaman, pelibatan masyarakat dan anggota pembangunan
2. Kebijakan Mengenai Olahraga Rekreasi di Indonesia
Olahraga rekreasi yang dilakukan oleh waktu luang mengisi waktu dengan tujuan
akhir menurut UU RI No 3 Tahun 2005 tentang Sistem keolahragaan Nasional adalah, "untuk
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 18
mendapatkan kesehatan fisik kebugaran, dan kegembiraan, sukacita, mengembangkan
hubungan sosial dan / atau melestarikan dan meningkatkan sifat kebudayaan daerah dan
nasional. "
Menurut UU RI No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Nasional Keolahragaan, Konstruksi
Dan Olahraga Rekresi Pembangunan adalah:
(1) Konstruksi dan olahraga rekreasi dilaksanakan dan diinstruksikan untuk massa sebagai
upaya mengembangkan kesadaran, masyarakat dalam meningkatkan (2) Konstruksi dan
pengembangan sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan / atau masyarakat dengan mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya
Potensi.
(3) Konstruksi dan pengembangan olahraga rekreasi yang bersifat tradisional dilakukan
dengan menggali, mengembangkan, melestarikan dan memanfaatkan yang ada olahraga
tradisional di masyarakat.
(4) Konstruksi dan olahraga rekreasi pembangunan yang dilaksanakan dengan berbasis
masyarakat dengan Princip 5 M (Mudah, Murah, Massal, Menarik, Manfaat)
(5) Pembangunan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya galeri
pertumbuhan dan mengaktifkan olahraga dalam masyarakat, dan juga melaksanakan festifal
olahraga rekreasi yang memiliki leadder dan kelanjutan di Daerah, pendidikan nasional
internasional.
Pengembangan kebijakan untuk olahraga dan pariwisata dapat dikonseptualisasikan
sebagai penempatan dalam kebijakan masyarakat. Kebijakan mengacu pada kelompokkelompok berbagi kepentingan dalam suatu kegiatan olahraga rekreasi yang berinteraksi satu
sama lain untuk memaksimalkan manfaat dari hubungan mereka dengan masing-masing
lainnya. Mereka termasuk departemen pemerintah dan badan-badan, klub-klub komunitas
dan asosiasi, perusahaan sektor komersial, badan amal, dan kelompok lain atau individu yang
berkepentingan dengan pengembangan kebijakan di sektor tertentu. Kebijakan masyarakat
untuk olahraga dan pariwisata yang ada dalam olahraga yang lebih luas, kebijakan yang
mencakup sejumlah besar organisasi, kelompok, asosiasi dan individu yang memiliki
kepentingan bersama di bidang kebijakan rekreasi, dan mungkin mencoba untuk
berkontribusi pada pengembangan kebijakan pada pemerintahan. Berikut penggambaran
Kebijakan olahraga rekreasi yang harus memenuhi kebijakan mengenai rekreasi atau
pariwisata dan juga memenuhi kebijakan olahraga.
Kebijakan
Olahraga
Kebijakan
Olahraga Rekreasi
Kebijakan
Rekreasi/
Manajemen
pariwisata Olah Raga & Rekreasi - Page 19
Wright (1988: 606) menjelaskan jaringan kebijakan sebagai 'proses linking, hasil
pertukaran dalam kebijakan masyarakat atau antara kebijakan sejumlah komunitas.
Selanjutnya, Wilks dan Wright (1987) menyatakan bahwa keuntungan besar dari
konsep jaringan kebijakan yang memungkinkan untuk kemungkinan bahwa anggota
pemangku kebijakan dapat berasal dari komunitas masyarakat. Kebijakan ini sangat berguna
dalam membantu penghubung kebijakan lintas sektoral yang diperlukan.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 20
BAB V
ISU STRATEGIS USAHA OLAHRAGA DAN REKREASI
A. Isu Strategis Global Olahraga Rekreasi
Saat ini pariwisata adalah nomor satu industri dunia saat olahraga dianggap sebagai
nomor satu industri di sektor rekreasi. Olahraga merupakan bagian integral dari semua
budaya, dan sementara sering dipandang sebagai kegiatan yang terpisah, itu terkait erat
dengan pariwisata. Olahraga sekarang dapat dilihat sebagai daya tarik dalam industri
pariwisata yang lebih luas. Pariwisata Olahraga muncul sebagai komponen kunci dari
pasokan pariwisata. Destinasi wisata utama mengembangkan konsep produk pariwisata
seputar olahraga kesenangan. Konsep-konsep ini memungkinkan tujuan untuk menonjol di
antara pesaing mereka dan meningkatkan daya saing mereka di kancah internasional, menarik
konsumen yang tertarik untuk mendapatkan berhubungan dengan alam, dan berinteraksi
dengan masyarakat untuk menikmati liburan lebih sehat dan interaktif. Pariwisata Olahraga
adalah bisnis dolar multi-miliar, salah satu daerah yang paling cepat berkembang dari
perjalanan dan industri pariwisata global senilai $ 4,5 triliun. Hal ini telah menjadi bisnis
internasional yang luas menarik liputan media, investasi, kepentingan politik, bepergian
peserta dan penonton.Konsep sport tourism memang mempunyai ceruk pasar tersendiri
(niche). Pada kisaran 2000, The British Tourist Authority dan English Tourism Board
menyatakan, 20 persen dari jumlah total wisatawan yang datang di Inggris adalah wisatawan
olahraga. Sama juga dengan Kanada yang pernah menyatakan, 37 persen perjalanan domestik
di negara tersebut adalah wisatawan olahraga.
Di sejumlah negara maju sudah ada universitas dengan pusat studi pengembangan
sport tourism. Australia bahkan merancang National Sports Tourism Strategy pada 1999.
Sejak itu Australia menampilkan citra bahwa ’’olahraga adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari Australia’’ sekaligus berpromosi bahwa Australia adalah negara tujuan wisata yang
cocok untuk kegiatan olahraga dan rumah bagi berbagai macam ajang pariwisata olahraga
tingkat dunia. Tidak heran, hingga saat ini, berbagai ajang sport tourism rutin digelar
Australia, mulai maraton hingga triatlon.
Pada tahun 2011, perjalanan dan pariwisata diperkirakan akan lebih dari 10 persen
dari produk domestik global. Perekonomian kota, daerah dan bahkan negara di seluruh dunia
semakin bergantung pada pegolf mengunjungi dan pemain ski atau bepergian sepak bola,
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 21
rugby atau kriket pendukung. Di beberapa negara, olahraga dapat menjelaskan sebanyak 25
persen dari semua penerimaan pariwisata. Dengan demikian, Pariwisata Olahraga telah mulai
mendapatkan reputasi untuk menjadi bisnis multi-juta dolar. Tren pariwisata selama dekade
terakhir telah menunjukkan bahwa olahraga pariwisata yang muncul sebagai segmen yang
sangat signifikan dari pasar wisata global.
Beberapa fenomena bermasalah dalam peramalan dari tren dalam olahraga dan
pariwisata. Olahraga individu dan tujuan wisata tertentu yang selalu ada sangat membutuhkan
daya tanggap terhadap perubahan peserta dan penonton, dan preferensi pariwisata konsumen.
Muncul olahraga baru dengan inovasi baru dalam menanggapi teknologi, tetapi juga dalam
menanggapi perubahan kebutuhan sosial. Demikian pula olahraga dengan tujuan wisata
tertentu, terletak didaerah yang rentan berbagai pengaruh yang dapat menimbulkan ancaman
dan / atau peluang. Terutama dipengaruhi tren, mode, dan preferensi yang berubah dari satu
musim ke musim berikutnya. Selanjutnya, kurang dikelola langsung untuk berbagai tingkat,
tujuan pariwisata dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, pengaruh politik, kemajuan teknologi
dan, di kasus seperti peristiwa cuaca ekstrim dan wabah penyakit, dan lain-lain.
Media akan semakin melakukan peran penting yang berkaitan dengan profil dan
citra destinasi pariwisata. Sebuah sinergi yang panjang dan dinamis ada antara
media dan televisi sport. Pemasaran Olahraga rekreasi memerlukan inisiatif tingkat tinggi
tanggap terhadap perubahan teknologi media. Internet akan tumbuh sebagai media untuk
berkomunikasi dengan dan mempengaruhi tuntutan peserta dan penonton. Industry olahraga
rekreasi adalah industry yang hidup dan dinamis.
Dengan memahami dan menanggapi
tren secara efektif dan tepat waktu, untuk dapat mencapai tujuan keunggulan kompetitif di
bidang pariwisata olahraga yang dinamis.
B. Isu Strategis Nasional Olahraga Rekreasi
Pengembangan olahraga pariwisata di Indonesia saat ini merupakan suatu demand
sehingga harus mempertimbangkan supply yang harus tersedia di saat demand atau
permintaan meningkat. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi
(wisata) yang saat ini berkembang pesat dan banyak diminati kalangan wisatawan muda.
Wisatawan muda yang datang ke Indonesia antara lain menginginkan petualangan dan
tantangan alam dalam sport tourism,. Potensi Indonesia untuk sport tourism sangat besar baik
olahraga dirgantara (udara), marine (laut) dan darat seperti mendaki gunung dan menyelurusi
sungai atau arung jeram.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 22
Indonesia sebenarnya sudah tidak asing dengan wisata olahraga. Pada 1962,
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno
bahkan mendirikan pesta olahraga bagi negara-negara berkembang yang dikenal dengan
sebutan Games of the New Emerging Force (Ganefo) untuk menandingi Olimpiade.
Indonesia sudah menganggap penting olahraga kala itu. Walaupun, mungkin Soekarno
mengaitkan itu dengan politik, bukan dengan pariwisata.Sekarang industri wisata olahraga di
Indonesia semakin maju. Semakin banyak ajang olahraga yang mengundang atlet dunia dan
menghadirkan banyak penonton, mulai Jakarta Marathon hingga Tour de Ijen di Banyuwangi.
Bukti nyata adalah pengalaman Banyuwangi menyelenggarakan Tour de Ijen (mulai
2012) dan Pulau Merah International Surfing Competition (mulai 2013). Tour de Ijen (tahun
ini diselenggarakan tanggal 16 hingga 19 Oktober) dan International Surfing Competition
(tahun ini digelar 23–25 Mei) mampu semakin melambungkan nama Gunung Ijen dan Pulau
Merah menjadi destinasi wisata unggulan. Ekonomi kreatif masyarakat bergerak. Industri
kerajinan lokal, makanan-minuman, hingga jasa penunjang pariwisata seperti transportasi dan
home stay berbasis rumah penduduk tumbuh bersamaan. Data BPS mengonfirmasi, telah
terjadi peningkatan nilai tambah subsektor industri kreatif dalam PDRB Banyuwangi, mulai
sektor kuliner, jasa hiburan kebudayaan, perhotelan, hingga kerajinan dan barang seni.
Kedua, wisata olahraga terbukti bisa membangun kebanggaan dan kepercayaan diri
rakyat terhadap daerahnya. Warga yang berada di desa-desa bangga daerahnya dikenal publik
global. Dengan begitu, wisata olahraga menjadi sarana konsolidasi sosial untuk mendesain
pembangunan berbasis partisipasi, bukan mobilisasi. Jika ditarik lebih jauh lagi, itu akan
menjadi modal sosial (social capital)yang sangat berharga untuk membangun daerah.
Ketiga, wisata olahraga sebagai sarana konsolidasi infrastruktur. Melalui ajang wisata
olahraga, daerah memperbaiki dan membangun jalan hingga ke pelosok-pelosok desa untuk
memudahkan akses bagi wisatawan dan peserta lomba. Pengalaman menyelenggarakan
Banyuwangi Tour de Ijen, kami memastikan 600 kilometer jalan berkualitas sangat bagus.
Perbaikan jalan itu tentu tidak hanya berguna saat lomba, tetapi juga akan membantu
mobilitas penduduk lokal untuk menggerakkan ekonomi daerah.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) telah menempatkan program
wisata olahraga (sport tourism) sebagai salah satu produk wisata yang terus dikembangkan
secara serius, bersinergi dengan berbagai instansi terkait seperti Menpora, KONI, dan
federasi olahraga di seluruh tanah air. Olah raga air (water sports) akhir-akhir ini sangat di
gemari masyarakat kita (Indonesia), terbukti banyaknya kunjungan ke tempat-tempat
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 23
penyedia jasa wisata bahari setiap liburan sekolah, long weekend, atau akhir tahun di
berbagai tempat. Water and Adventure Sport saat ini telah berkembang dibeberapa objek
wisata yang sudah mulai dikenal di dalam maupun di luar negeri seperti: Motor Boat, Jet Ski,
Sepeda Air, Ski Boat, Berenang, Bola Air, Dayung/Kayak, Arum Jeram permaianan/Perahu
arus. Perkembangan Water and Adventure Sport Area sangat mendapat respon yang baik dan
mendapat dukungan penuh dengan maraknya olah raga ini sebagai wadah untuk olah raga
hiburan atau pertandingan yang diselengarakan untuk memberikan hiburan atau tontonan
kepada masyarakat. Water and Adventure Sport Area, merupakan objek wisata alam yang
dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang profesional.
Adapun beberapa hal yang dapat menjadi peluang bagi pengembangan pariwisata saat
ini, antara lain adalah: pertama, turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar, dapat
memicu meningkatnya jumlah wisatawan
Pernyataan ini
(Kedaulatan Rakyat, 6 Agustus 1998:5).
dapat dibenarkan karena dengan turunnya nilai mata uang rupiah
memungkinkan biaya-biaya yang dikeluarkan wisman jauh lebih rendah dibanding
sebelumnya. Dengan demikian hal ini merupakan peluang yang akan dimanfaatkan oleh
wisman maupun penyelenggara pariwisata untuk mengembangkan pariwisata dengan lebih
mudah.
Kedua, adanya kecenderungan pihak wisawan asing dewasa ini untuk berwisata
dalam dimensi tradisonal, seperti mengunjungi desa-desa yang memiliki keunikan baik untuk
sekedar mengunjungi maupun untuk wisata ilmiah (Suara Pembaruan, 30 Januari 1999).
Kecenderungan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia yang masih memiliki
banyak desa tradisonal serta berbagai obyek penelitian. Peluang ini selain kurang
membutuhkan modal yang besar, wisata ilmiah juga dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi
Indonesia.
Ketiga, jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari 200 juta, juga
merupakan peluang pasar yang baik selain para wisatawan asing. Hal ini didukung oleh data
dari hasil Sensus Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS menunjukkan adanya peningkatan
wisatawan dalam negeri dari 1991 hingga 1994 sebesar 22,8%, pada tahun 1991 sebanyak
64,5 juta orang pada tahun 1994 menjadi 83,9 juta orang (Kedaulatan Rakyat, 21 Agust.
1998:5)
Keempat, data yang diperoleh dari BPS (1999) menunjukan bahwa jumlah angkatan
kerja di Indonesia pada tahun 1999 adalah 94.847.178 orang, jumlah yang bekerja:
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 24
88.816.859 orang dan yang tidak bekerja: 6.030.319 orang. Angkatan kerja yang belum
bekerja ini diharapkan dapat terserap dalam sektor pariwisata.
Kelima, adanya kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek), transportasi, komunikasi dan informasi yang terus meningkat dapat membuka
peluang bagi pengembangan pariwisata. Walaupun mungkin kondisi Iptek, transportasi, dan
lain-lain tersebut, saat ini belum memadai tetapi kecenderungan kemajuan telah memberikan
kemungkinan bahwa di waktu yang akan datang, akan lebih baik. Dengan kemajuan
komunikasi, transportasi dan informasi serta semakin maraknya pembangunan lembagalembaga pendidikan pariwisata di seluruh Inodensia, diharapkan dapat mempersiapkan SDM
yang lebih baik serta membuka peluang yang luas untuk bekerjasama dengan berbagai pihak
di dalam dan di luar negeri, terutama antara antara DTW dengan negara-negara yang
potensial.
C. Kajian kendala, permasalahan
Walaupun telah terbuka peluang-peluang sebagaimana dikemukakan di atas,
pengembangan pariwisata pada saat ini maupun yang akan datang akan diperhadapkan pada
tantangan-tantangan, sebagai berikut :
Pertama, adanya berita-berita tantang kerusuhan, kebakaran hutan, dan kondisi lain
yang kurang baik di Indonesia cukup menjadi komoditas yang laku dijual oleh negara-negara
yang kurang senang dengan Indonesia. Contoh kasus berita tentang kebakaran hutan di
Kalimantan dan kerusuhan tanggal 13-14 Mei 1998, diberitakan setiap saat oleh siaran
Amerika dan Eropa sehingga cukup pengaruh bagi pasar wisata, bahkan pada waktu itu,
beberapa negara potensial melarang warganya berkunjung ke Indonesia (Kedaulatan Rakyat,
6 Agustus 1998:5). Hal ini merupakan tantangan bagi Indonesia untuk segera menciptakan
keamanan. Keamanan merupakan hal yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan baik dari
dalam maupun luar negeri. Karena itu diharapkan adanya kerjasama yang baik antara
pemerintah dengan seluruh komponen bangsa dalam menciptakan keamanan.
Kedua, sistem informasi yang kurang memadahi juga tantangan yang perlu mendapat
perhatian serius dalam pengelolaan pariwisata. Hal ini menjadi penting agar pengalaman
masa lalu tidak terulang. Akibat sistem informasi yang kurang memadahi pandangan dunia
terhadap Indonesia menjadi miring, celakanya lagi ketika Jakarta atau daerah-daerah tertentu
rusuh, dunia menganggap bahwa seluruh Indonesia rusuh sehingga mengeluarkan larangan
berkunjung ke Indonesia. Padahal DTW bukan hanya ada satu di Indonesia, dan belum tentu
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 25
semua DTW mengalami kerusuhan secara serentak. Untuk itu maka diperlukan suatu sistem
informasi yang profesional, mantap visinya serta terampil dan cekatan dalam gerak
langkahnya. Sistem informasi ini antara lain bertugas untuk memberikan klarifikasi, sekaligus
secara proaktif menyiapkan dan memberikan informasi tentang obyek wisata, kesiapan
sarana, prasarana dan lain-lain. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan
pariwisata di Indonesia ke negara-negara lain.
Ketiga, masalah SDM merupakan tantangan yang cukup berat bagi pengembangan
pariwisata, karena SDM sangat menentukan segala sesuatu yang perhubungan dengan
pariwisata. Pariwisata sangat mementingkan profesionalisme baik dalam pengelolaan
investasi maupun dalam bidang perhotelan, transportasi, komunikasi dan informasi. Selain
itu, walaupun pariwisata telah membuka peluang pasar bagi sektor-sektor lain, akibat dari
rendahnya SDM peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. SDM yang
rendah dapat menyebabkan mutu barang-barang kerajinan menurun, teknik pemasaran kurang
tepat, kurang tepat membaca trend pasar, dan lain-lain. Sehubungan masalah SDM
Keempat, akibat rendahnya SDM dan kurangnya modal dalam negeri akan membuka
kemungkinan bahwa pariwisata akan dikuasai oleh pihak asing yang memiliki SDM yang
lebih baik dan lebih siap dari segi modal. Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya khusus untuk
menghindari hal tersebut.
Kelima, belum meratanya arus penerimaan wisatawan, di mana ada DTW tertentu
sangat ramai dikunjungi wisatawan sementara itu DTW yang lain sangat sepi. Peristiwa ini
mengindikasikan bahwa selain kurang menarik, dapat terjadi karena belum diketahui oleh
wisatawan. Tantangan ini perlu dihadapi antara lain dengan meningkatkan promosi dan
melakukan upaya-upaya tertentu agar DTW yang kurang menarik menjadi DTW yang
senangi oleh para wisatawan.
Keenam, adanya kemungkinan pariwisata dapat merusak budaya, seperti pergeseran
nilai upacara adat yang dapat mengarah kepada komersialisasi, timbulnya industri seks, dan
sebagainya. Hal ini harus diwaspadai dengan agar keutuhan dan nilai-nilai budaya tetap
diperhatikan.
Permasalahan lain dalam olahraga rekreasi yaitu masih banyak masyarakat
memahami rekreasi itu sebagai wisata-wisata biasa yang seperti di lakukan orang-orang pada
umumnya atau kata lainnya hanya ikut-ikutan. Padahal rekreasi itu adalah salah satu kegiatan
yang bisa membawa kita pada ketenangan jiwa seutuhnya. Caranya membawa diri seutuhnya
saat rekreasi, maksudnya merileksasikan fisik, jiwa dan ruh kita saat melakukan kegiatan
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 26
yang satu ini, tidak hanya fisik semata saja Maka makna dari rekreasi itu akan terbawa
kedalam kehidupan sehari-hari dan memulai aktivitas seperti biasanya.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 27
BAB VI
STUDI KASUS PENGEMBANGAN OLAHRAGA DAN REKREASI
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) telah menempatkan program
wisata olahraga (sport tourism) sebagai salah satu produk wisata yang terus dikembangkan
secara serius, bersinergi dengan berbagai instansi terkait seperti Menpora, KONI, dan
federasi olahraga di seluruh tanah air. Olah raga air (water sports) akhir-akhir ini sangat di
gemari masyarakat kita (Indonesia), terbukti banyaknya kunjungan ke tempat-tempat
penyedia jasa wisata bahari setiap liburan sekolah, long weekend, atau akhir tahun di
berbagai tempat. Water and Adventure Sport saat ini telah berkembang dibeberapa objek
wisata yang sudah mulai dikenal di dalam maupun di luar negeri seperti: Motor Boat, Jet Ski,
Sepeda Air, Ski Boat, Berenang, Bola Air, Dayung/Kayak, Arum Jeram permaianan/Perahu
arus.
Perkembangan Water and Adventure Sport Area sangat mendapat respon yang baik
dan mendapat dukungan penuh dengan maraknya olah raga ini sebagai wadah untuk olah
raga hiburan atau pertandingan yang diselengarakan untuk memberikan hiburan atau tontonan
kepada masyarakat. Water and Adventure Sport Area, merupakan objek wisata alam yang
dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang profesional. Berikut
akan dibahas mengenai salah satu olahraga rekreasi penyelaman (diving).
Penyelaman adalah kegiatan diluar kebiasaan normal manusia. Untuk melakukan
kegiatan tersebut diperlukan adanya peralatan, pengetahuan dan ketrampilan khusus. Di tahun
1943, J.J.Cousteau dan Emile Gagnan memperkenalkan peralatan scuba yang segera menjadi
bagian dari revolusi penyelaman. Sejak saat itu, penyelaman tidak lagi menjadi bagian
eksklusive sebagian orang saja namun juga merambah kepada masyarakat umum.
Melalui proses “try and error”, penyusunan standarisasi penyelaman termasuk
pengetahuan dan ketrampilan selam berkembang dengan cukup pesat. Pada awal
perkembangannya, eksplorasi bawah air di lakukan oleh orang-orang yang sangat terlatih
setelah menjalani serangkaian pelatihan yang sangat berat. Hal yg wajar karena pada saat itu
teknologi peralatan dan juga ilmu penyelaman masih sangat “primitive”.
Organisasi selam rekreasi pun bermunculan dengan konsep dan standar pelatihan
yang berbeda-beda, namun dengan satu tujuan yaitu memperkenalkan selam sebagai sebuah
aktivitas yang dapat dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Standarisasi pelatihan
tersebut berangsur-angsur menjadi semakin “streamline” dengan berkembangnya teknologi
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 28
dan system pengajaran penyelaman yang semakin baik. Sebagai sebuah aktivitas yang
berbahaya, pendidikan penyelaman menjadi mutlak dengan ditandai adanya sertifikat yang
menjadi tanda kelulusan bagi peserta pelatihan yang telah menyelesaikan standar penyelaman
yang diajarkan.
Di awal tahun 80an, kegiatan penyelaman mulai masuk ke bidang pariwisata dengan
adanya sebutan “recreational diver”, dan sejak saat itu revolusi pengajaran selam mencapai
tonggak pijakan yang baru. Kurang dari 10 tahun sesudahnya, wisata penyelaman menjadi
salah satu bagian wisata bahari yang berkembang sangat pesat. Semakin banyak masyarakat
luas mengikuti pendidikan selam dan menjadi peselam-peselam rekreasi yang kemudian
melakukan perjalanan wisata ke berbagai tempat di dunia dan membuka wilayah-wilayah
penyelaman baru. Berkembanganya destinasi wisata selam tersebut membuka peluangpeluang usaha berupa dive operator, dive resort, liveaboard dan manufaktur peralatan selam.
Saat ini kegiatan wisata selam telah menjadi sebuah industry yang terintegrasi
meliputi kegiatan pendidikan, wisata, peralatan dan juga konservasi lingkungan. Industri ini
semakin besar selaras dengan trend wisata alam yang menjadi daya tarik utama wisata dunia.
Pendidikan penyelaman berkembang dengan sangat pesat memanfaatkan teknologi peralatan
yang semakin maju, pengetahuan yang semakin baik, system pengajaran yang semakin
modern dan teknologi informasi yang semakin canggih. Pendidikan penyelaman dasar
bersertifikasi yang di tahun 80an harus ditempuh dalam waktu berminggu-minggu, sekarang
dapat ditempuh dalam waktu 4-5 hari (bahkan kurang). Efektifitas pendidikan dan
penyederhanaan standar penyelaman telah menarik masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini.
Kampanye “dive is easy”, “dive is fun” telah menarik masyarakat untuk mendalami selam
sebagai bagian dari aktivitas mereka.
Peningkatan siknifikan jumlah peselam rekreasi dunia di mulai di pertengahan tahun
90an dan terus berlanjut sampai saat ini. Disisi lain, tingkat persaingan usaha jasa
penyelaman juga semakin luas dan sengit. Tak terkecuali persaingan antar agensi sertifikasi.
Agensi sertifikasi berlomba-lomba menyediakan standar sertifikasi yang semakin “simple”
dan “market friendly”, dan akibatnya semakin mudah orang untuk mendapatkan sertifikasi
selam, bahkan sertifikasi di tingkat professional pun semakin mudah di dapat. Bisnis
sertifikasi selam sudah menjadi industry besar dengan nilai jutaan USD, bahkan ada agensi
selam dunia yang sudah dimiliki oleh perusahaan investasi sehingga wajar apabila tujuan
profit lebih menonjol dibandingkan idealism pendidikan yang berkualitas.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 29
Untuk melindungi diri masing-masing, agensi penyelaman berlindung dibalik
“liability release” dan juga formulir-formulir “pelepasan tanggung jawab”, bahkan ada agensi
selam yang menyatakan bahwa instruktur yang memberi pengajaran selam menggunakan
standarnya bukanlah personil yang dapat merepresentasikan diri terkait organisasi yang
standarnya digunakan tersebut, alasannnya adalah agensi sudah menyediakan standar namun
aktivitas instruktur dan/atau dive operator menjadi tangggung jawab masing-masing. Dengan
kata lain, apabila ada instruktur / dive operator yang berlaku “semau gue” itu bukan
tanggungjawab agensinya. Sepintas memang masuk akal, namun apabila di dalami artinya
tidak ada proses Quality Assurance yang dapat memonitor kegiatan instruktur / dive operator
yang diterapkan untuk mengontrol proses pengajaran. Quality Assurance hanya dilakukan
secara pasif apabila ada laporan, terjadi kecelakaan atau indikasi pelanggaran setelah proses
pendidikan berlangsung bukan pada saat proses itu sedang berlangsung. Ada pula agensi
selam yang menggunakan system pengawasan aktif yang dilakukan dive operator terhadap
instrukturnya. Pada system ini, dive operator menjadi bagian dari Quality Assurance sehingga
selama tidak ada “pat gulipat” antara dive operator dan muridnya, bisa dianggap bahwa
selama proses pendidikan dapat lebih mudah diawasi.
Kondisi semacam ini ditambah adanya tekanan persaingan usaha jasa pendidikan
selam, menimbulkan dampak yang sangat negative. Fleksibilitas pelatihan dimanfaatkan
untuk mengurangi porsi pelatihan baik secara kuantitas (banyaknya pengetahuan dan/atau
ketrampilan) maupun kualitas (lamanya pengajaran dan repetisi pelatihan sangat berpengaruh
pada tingkat “mastery”), pelanggaran standar di kemas sedemikian rupa dengan
memanipulasi murid, bahkan yang lebih parah adalah kongkalingkong antara murid dengan
instruktur/dive operator untuk mendapatkan sertifikat dengan membayar lebih murah
dan/atau waktu lebih cepat. Hal seperti inilah yang sekarang menjadi potret miris
perkembangan industry pelatihan selam di Indonesia (juga dibanyak tempat didunia).
Meningkatnya jumlah peserta pelatihan tidak dibarengi meningkatnya kualitas peselam,
kemudahan dan pemanfaatan teknologi informasi dimanipulasi untuk mempercepat
pendidikan tanpa peduli hasil akhir dari pendidikan itu sendiri. Akibatnya, semakin sering
kita mendengar kecelakaan yang berakibat kematian, bahkan pada saat pelatihan berlangsung.
Menjamurnya instruktur independen dan belum adanya peraturan pemerintah yang
mengatur wisata selam juga berkontribusi terhadap tidak terpantaunya pendidikan selam yang
“abal-abal”. Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
sedang mempersiapkan Peraturan Menteri terkait standar usaha wisata selam.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 30
Pengalaman selama ini menyatakan “if you’re not willing to spend time and money for
a quality diving education, you better find other activities, or otherwise it may cause your
live”.
Sebuah pendidikan selam yang berkualitas sangat tergantung pada kemampuan
Instruktur (menerapkan standar pelatihan disertai pengetahuan dan pengalaman), kualitas
dive operator (fasilitas, peralatan dan proses pengawasan) dan calon murid (willingness to
learn, motivation). Peran agensi utamanya adalah sebagai penyedia standard dan materi
pelatihan. Sebaik apapun standard nya, tanpa eksekusi yang benar tetap saja tak ada gunanya.
Sejarah
Dalam sejarah Yunani, Herodotus menceritakan seorang penyelam bernama Scyllis
yang dipekerjakan Raja Persia Xerxes untuk mengambil harta karun yang tenggelam pada
abad ke 5 SM. Penyelam juga dipergunakan untuk militer, seperti menenggelamkan kapal
musuh, memotong jangkar, dan melubangi kapal dari bawah. Alexander The Great
mengirimkan penyelam untuk meruntuhkan pelabuhan di kota Tyra (Libanon) yang
kemudian dikuasai tahun 332 SM. Tahun 1837 Augustus Siebe's menciptakan pakaian selam
dengan system pernapasan disuplai dari permukaan yang kemudian dikenal sebagai ASK
(Alat Selam Klasik). Tahun 1865 Benoist Rouquarol dan Denayroze pencipta regulator (alat
pengubah tekanan udara dari yang tinggi ke rendah sesuai kemampuan paru-paru manusia).
Tahun 1900 Masehi timbul problem penyelam yaitu Decompressi,masalah ini dapat diatasi
dengan ditemukannya Tabel Decompressi oleh Dr.Haldane.Tahun 1943 mulai digunakan
SCUBA (Self Continued Under Water Breathing Apparatus) yang modern.
Diving dibawa ke Indonesia oleh tentara kita sejak masa Perang Dunia II. Pada tahun
1960-an, TNI mulai memiliki Komando Pasukan Katak dimana menyelam termasuk ke
dalam latihannya. Kemudian pada tahun 1980-an, diving mulai merambah ke lahan sport dan
rekreasi. Pada era ini kemudian lahir klub selam seperti POPAL (Persatuan Olahraga Perairan
Angkatan Laut). Diving sebagai recreational activity juga semakin populer dengan semakin
banyaknya penyelam yang terus mengeksplorasi situs-situs selam di Indonesia. Kemudian
pada periode 1980-an, training agency untuk diving dari luar negeri seperti PADI dan NAUI
mulai masuk, diikuti dengan aktifnya POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia)
sebagai wadah olahraga selam di Indonesia. Lepas dari periode ini, diving menjadi semakin
populer dengan munculnya berbagai klub selam di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi.Dengan semakin populernya diving di Indonesia, alat-alat diving pun telah mengalami
banyak perkembangan. Keterbatasan peralatan menyelam di masa lalu membuat kegiatan ini
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 31
menjadi relatif mahal. Dahulu selain pengetahuan teknis tentang menyelam, seorang diver
juga dituntut untuk memiliki kemampuan renang dan stamina fisik yang prima karena mereka
hanya mengandalkan kayuhan kaki untuk mengatur kedalaman. Perubahan paling signifikan
dirasakan pada periode 1970-1980-an saat piranti Buoyancy Compensator Device (BCD)
mulai dikenal. Alat ini digunakan untuk membantu penyelam mengapung di dalam air seperti
ikan sehingga tidak perlu susah payah mengatur kedalaman air dengan menggunakan kaki.
Selain BCD, kualitas scuba tank juga telah mengalami banyak perbaikan. Dahulu scuba tank
umumnya terbuat dari besi, namun kini sudah tersedia tank berbahan alumunium dengan
buoyancy (daya apung) yang lebih netral dan lebih tahan terhadap korosi air laut. Regulator
untuk bernapas pun kini sudah lebih canggih karena mampu menyeimbangkan tekanan sesuai
kedalaman air. Selain itu, kini penggunaan Rebreather juga semakin marak karena
memungkinkan penyelam untuk berada di air lebih lama dan tidak mengeluarkan gelembung
udara sehingga ikan tidak akan takut untuk berada di dekat kamu! Lebih canggih lagi, kini
para instruktur selam sudah menggunakan dive computer“. Perkembangan teknologi
penyelaman semakin maju dengan penggunaan dive computer untuk membantu diver
merencanakan dan memonitor penyelaman.
Dive spot di Indonesia adalah yang terbaik di dunia, karena masing-masing memiliki
keunikan dan daya tarik tersendiri. Sangat sulit untuk menentukan mana yang terbaik, kecuali
kita membuat klasifikasi khusus. Untuk kategori kelengkapan biota laut misalnya, Raja
Ampat adalah yang terbaik. Dari segi kejernihan air, Manado dan Wakatobi masih menjadi
andalan. Sedangkan jika dilihat dari kombinasi penyelaman, rekreasi dan hiburan non-diving,
mungkin Bali yang terbaik. Diving, baik itu scuba diving ataupun free diving (menyelam
bebas), adalah kegiatan rekreasi yang sangat menyenangkan, akan tetapi di sisi lain juga
memiliki risiko yang tidak kecil. Risiko-risiko yang akan dihadapi akan dijabarkan pada saat
belajar dan mengambil sertifikasi sebagai penyelam.
Pada dasarnya, olahraga ini hanya melibatkan sebuah tabung udara yang diletakkan
dipunggung dan anda hanya menyelam ke dalam air dengan dilindungi seperangkat baju anti
air serta tabung tersebut yang membuat tetap dapat bernapas dalam air. Untuk melakukan
penyelaman dan beradaptasi dengan lingkungan bawah perairan diperlukan suatu alat yang
disebut SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam olahraga pariwisata selam (Dive Guide to Indonesia, 2005) adalah
sebagai berikut :
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 32
1) Mempersiapkan diri dari segi fisik dan mental. Dari segi fisik, harus dapat berenang,
sehat dan tidak memiliki gangguan pernapasan serta kemampuan untuk menyesuaikan
keseimbangan. Dari segi mental diharuskan mampu mengatasi kepanikan beradaptasi
dengan orang lain serta mengatsi rasa jijik mengahadapi makhluk laut yang berbentuk
aneh.
2) Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan. Membeli perlengkapan menyelam
bisa jadi lebih murah dibandingkanbila harus menyewa setiap kali ingin menyelam.
Tapi perlu diketahui bahwa harga peralatan selam cukup mahal sehingga penting
untuk terlebih dahulu memastikan bahwa benar-benar berminat dengan olahraga ini
dan akan melakukannya dengan teratur.
Peralatan dasar yang sebaiknya dimiliki sendiri oleh seorang diver (Taufik, 2002) adalah:
1) Googgle atau kacamata selam, harus pas dengan ukuran dan kontur wajah.
2) Fin atau kaki katak, harus pas dengan ukuran telapak kaki.
3) Weight atau pemberat, setiap orang memiliki sifat buoyancy (kemampuan
mengambang di bawah air) yang berbeda-beda sehingga weight yang dipakai harus
sesuai dengan sifat buoyancynya tersebut.
4) Wet suit, harus pas dengan ukuran tubuh.
PERKEMBANGAN INDUSTRI SELAM DI SULAWESI UTARA
Taman laut yang menjadi objek unggulan pariwisata Sulawesi Utara dan berskala
internasional adalah Taman Laut Bunaken. Dari sisi produk Sulawesi Utara telah memiliki
beberapa objek unggulan dengan citra yang sudah dikenal secara internasional khsusunya
Taman laut Bunaken, Taman Nasional Tangkoko Duasudara dan beberapa area diving sites
yang sudah dikunjungi wisatawan internasional. Keragaman potensi objek dan daya tarik
wisata lainnya mencakup keberadaan sejumlah objek wisata bahari seperti Taman Laut
lembeh yang menjadi tepat perkawinan ikan-ikan paus (Bitung), Gunung Api Ruang yang
terletak di bawah laut, Pantai porodisa (Kep Talaud), Pantai Likupang, Taman Laut
Molosing, Pantai Tasik Ria, Pantai Tanah Merah, Pantai Batu Nona, Danau Tondano,
Airmadidi, Manado, Suaka Margasatwa Gunung Ambang, Gunung Klabat (Ave, Joop,2006).
Kebanyakan lokasi olahraga selam yang dekat dengan kota Manado berada dekat Pulau
Bunaken dan Pulau Manado Tua karena keunikan yang tinggi. Selanjutnya Selat Lembeh
juga memiliki dive points dengan kategori sangat indah. Perkembangan kepariwisataan
hingga saat ini diakui telah memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, termasuk
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 33
bagi Pemerintah Bitung. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung di Kota Bitung melalui pelabuhan Bitung. Turis yang masuk
ke perairan Selat Lembeh mencapai 2.000 penyelam setiap tahun, dimana 500 sampai 600
orang biasanya tamu-tamu resort yang ada di Kota Bitung dan sisanya berasal dari perusahan
selam dan hotel di Manado. Potensi wisata olahraga selam di Selat lembeh sangat bervariasi
yang terdiri dari tempat penyelaman, terumbu karang yang masih bagus dan terpelihara serta
goa bawah laut bahkan hutan bakau yang masih terpelihara. Beberapa desa pesisir di kawasan
Selat Lembeh oleh Pemerintah Bitung, dalam rencana strategisnya, akan dijadikan sebagai
Kawasan IHP (International Hub Port). Diving-diving spot di Sulut menarik dan atraktif
karena memiliki karakteristik tersendiri  letak strategis di wilayah ‘Wallacea’ dan pusat
dari wilayah ‘Coral Triangle’. Saat ini terdapat kurang lebih 120 spot yang tersebar di Sulut
dan sekitar 60 persen berpusat di TN Bunaken dan selat Lembeh. Pulau Bunaken sendiri
memiliki spot terbanyak berjumlah 16 spot. Setiap tahun rata-rata dikunjungi 9000 turis dari
luar dan tersebar pada sekitar 40 diving operator yang ada. Akumulasi jumlah dive guide
ditambah turis yang melakukan penyelaman setiap kali berkunjung perwaktu tinggal rata-rata
15 kali aktifitas penyelaman total meng-hasilkan 110.000-225.000 kali penyelaman pertahun.
Jika
dibagi
merata
pada
120
spot
yang
ada
berarti
terdapat
sekitar
2.000
penyelam/lokasi/tahun, masih dibawah rekomendasi daya dukung (carrying capacity) sebesar
minimum 4.000 penyelam/lokasi/tahun (Devantier-Turak, 2004). Tetapi, kenyataannya
jumlah ini tidak merata pada 120 dives spot yang ada. Alasan ; akses, logistik-ekonomi,
safety dan alasan lain yang cenderung untuk mereduksi biaya operasional menjadikan
kesatuan ekosistem pulau kecil seperti Bunaken selalu menjadi sasaran wisata hingga
melebihi daya dukung ekologi. Pernah diamati terdapat 6 perahu secara bersamaan dalam
satu lokasi dive spot (Tawara) yang bersebelahan dengan zona inti konservasi. Misal min.4
diver/perahu berarti 24 diver dalam satu lokasi dan ini melebihi angka maksimum carrying
capacity sebesar 16 orang (6000/360 hari). Lokasi menjadi ramai seperti pasar ataupun
pameran dan jelas memberi tekanan/gangguan hebat pada organisme penghuni terumbu.
Karenanya pada saat tertentu  kuantitas penyelam bertambah namun kualitas baik dari
penyajian wisata maupun nilai fungsi ekologi obyek tersebut menurun.
Komunitas Sport Diving Operators
North Sulawesi Watersports Association (NSWA) terbentuk pada pertenganahan
tahun 1998 telah menentukan tujuan utamanya yaitu promosi Sulawesi Utara sebagai daerah
tujuan wisata bahari kelas dunia melalui pengembangan standar pelayanan keselamatan yang
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 34
tinggi dan secara khusus dengan mempromosikan aktivitas olahraga bahari yang lebih ramahlingkungan di dalam wilayah Taman Nasional Laut Bunaken, Selat Lembeh dan seluruh
wilayah laut Provinsi Sulawesi Utara. NSWA berusaha keras untuk bertanggung jawab
terhadap lingkungan dan solusi bersama yang dapat diterima secara social yang bukan hanya
mempengaruhi sector wisata bahari, tetapi juga mereka yang secara umum mempengaruhi
kesehatan ekosistem laut Sulawesi Utara yang sangat berharga dan dengan demikian juga
mempengaruhi komunitas setempat yang juga tergantung untuk makanan dan pekerjaan.
NSWA adalah suatu forum resmi bagi pengelola wisata bahari untuk menunjukkan perhatian
bersama kepada instansi dan pejabat pemerintah dan untuk melaksanakan hubungan
masyarakat skala besar dan kampanye pendidikan untuk menguntungkan baik wisata bahari
maupun kekayaan dan keanekaragaman ekosistem laut Sulawesi Utara (North Sulawesi
Watersports Association, www.divenorthsulawesi.com ). perkembangan diving operator akan
mengalami kenaikan cukup tajam. Hal ini ditandai dengan naiknya kunjungan wisatawan
mancanegara dari beberapa negara seperti Belanda, Amerika, Taiwan, Jepang, Inggris yang
juga berminat untuk berinvestasi di Sulawesi Utara dalam usaha jasa diving operator.
Pertumbuhan jumlah diving operators menunjukkan semakin besarnya demand atau
permintaan terhadap jenis olahraga selam tersebut.
Contoh Profil Usaha : ECO DIVER (DIVE OPERATOR)
Sejak tahun 2000, Eco Divers adalah anggota dari North Sulawesi Watersports
Association (NSWA) yang merupakan operator selam dan penyedia akomodasi yang telah
memberikan penawaran harga terbaik, layanan first class dan jaminan keamanan tertinggi
yang tersedia di mana saja di Indonesia. Sasaran utama konsumen adalah turis internasional
dan golongan masyarakat atas. Pemasaran melalui website, sosial media, kegiatan CSR.
Eco Divers percaya pada pariwisata yang bertanggung jawab, efisiensi energi dan
penghidupan yang berkelanjutan. Misi Eco Divers melindungi lingkungan dan meningkatkan
kehidupan para pekerja dan keluarga mereka. Eco Divers Resort Lembeh adalah resort butik
hotel dengan dua belas kamar. Menyediakan layanan private yang ramah, layanan menyelam
yang sangat terorganisir dan masakan yang luar biasa. Eco Divers Manado, Minahasa Lagoon
memiliki rumah karang sendiri dan di ambang pintu bagian selatan Taman Nasional
Bunaken, memberikan akses mudah ke banyak karang dan menyelam ke situs murni dan
private dalam waktu singkat dengan naik perahu. Penyelaman dinding vertikal menakjubkan
dari pulau Bunaken merupakan bagian dari program menyelam.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 35
Eco Divers termasuk dalam PADI 5 Star Instructor Development Dive Resort. PADI
adalah organisasi pelatihan scuba diving terbesar dan terpercaya di dunia. Semua standar
penyelaman dalam aturan PADI diterapkan dalam kursus pelatihan selam di Eco Diver.
Kursus selam PADI ada di Eco Divers Manado di Minahasa Lagoon Dive and Tours Club
dan Eco Divers Lembeh di Bitung, Lembeh Strait. Program kursus yaitu PADI Discover
Scuba Diving Program, PADI Scuba Diver Course, PADI Open Water Diver Course, PADI
Advanced Open Water Diver course, PADI Enriched Air Diver Course, PADI Rescue Diver
Course, PADI Master Scuba Diver, PADI Divemaster course.
BAB VII
OLAHRAGA REKREASI TRADISIONAL
Olahraga Tradisional merupakan olahraga asli dari berbagai daerah di Indonesia,
mungkin belum terkenal di tingkat nasional namun cukup populer di daerah
asalnya. Olahraga tradisional merupakan warisan kebudayaan nenek moyang bangsa
Indonesia. Yang disebut sebagai olahraga tradisional harus memenuhi dua persyaratan yaitu
berupa “olahraga” dan sekaligus juga “tradisional” baik dalam memiliki tradisi yang telah
berkembang selama beberapa generasi, maupun dalam arti sesuatu yang terkait dengan tradisi
budaya suatu bangsa secara lebih luas. Khazanah budaya bangsa yang sebaiknya tetap
diperhatikan dan di bina sebelum punah dilanda oleh arus globalisasi, terutama oleh
permainan era digital dengan menggunakan perangkat komputer.
Pada masyarakat tidak banyak jenis olahraga tradisional Indonesia yang muncul di
permukaan. Beberapa olahraga tradisional yang sudah diketahui secara umum adalah Pencak
Silat, Egrang, Bakiak/Terompah, Tarik Tambang, Balap Karung, Karapan Sapi, Gasing, dan
Sumpit. Sementara yang lain, seperti Benteng, Kasti, Galah Asin, Benjang, Langga,
Manggurebe, Pacu Jalur, Pathol dan Zawo-Zawo, Lompat Batu, Sepak Takraw, Bola Api,
hanya dikenal oleh kalangan terbatas, terutama di daerah tempat olahraga itu berasal. Maka
dari itu kita meskipun bukan di daerah yang mengenal permainan atau olahraga itu perlu tahu
bahkan bisa memainkan permainan tersebut.
Manfaat dari mengembangkan olahraga tradisional ke masyarakat luas di Indonesia
adalah agar :
1. Olahraga tersebut dapat terus diwariskan kepada generasi selanjutnya sebagai warisan
kekayaan budaya bangsa, jangan sampai hilang dan musnah. #olahraga tersebut
terdokumentasi dan tersosialisasikannya sehingga akan dikenal sebagai olahraga yang
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 36
berasal dari Indonesia. Hal tersebut menjadi semakin penting karena Unesco (Organisasi
PBB untuk Pendidikan, Ilmu dan Budaya) mulai mendokumentasikan kebudayaan
seluruh negara di dunia sebagai warisan kebudayaan dunia (world heritage).
2. Harapan bahwa beberapa olahraga tradisional Indonesia akan dipertandingkan di ajang
Olimpiade Internasional (Olympic Games).
3. Agar Negara lain tahu betapa kaya budayaIndonesia dan bisa dijadikan sebagai asset
perekonomian dalam bidang pariwisata.
MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL
1. Sepak Takraw
Sepak Takraw adalah Olahraga dimainkan dengan cara seperti bermain sepakbola dan
bola voli, tetapi dilakukan di lapangan bulu tangkis. Olahraga ini berasal dari zaman
Kesultanan Malaka (1402-1511) dan disebut juga dengan nama sepak raga. Jumlah pemain
dalam sebuah permainan adalah tiga orang untuk masing-masing regu.
Pemain sepak takraw tidak boleh menyentuh bola dengan tangan, dan hanya boleh
menggunakan kaki mereka sehingga sekilas gerakan-gerakan dalam permainan sepak takraw
mirip dengan gerakan seni bela diri. Olahraga ini telah sejak lama ‘diperebutkan’ atau
diklaim oleh berbagai Negara dari mulai Malaysia, Laos, Filipina, hingga Thailand.
Walaupun bukti-bukti yang kuat dari pakar sejarah bisa membuktikan bahwa sepak
takraw adalah olahraga tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, tidak akan ada artinya
jika kita sebagai rakyat Indonesia tidak mempertahankannya dan melestarikannya. Jangan
sampai setelah terlanjur kecolongan baru kita kebakaran jenggot.
2. Pathol
Pathol adalah olahraga gulat tradisional yang berasal dari Kecamatan Sarang,
Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Konon permainan Pathol telah ada sejak jaman
Majapahit, yang awalnya merupakan acara sayembara untuk mencari kesatria terbaik yang
bisa menjaga pelabuhan Tuban yang pada waktu itu ramai oleh perompak dan penyamun.
Gerakan-gerakan pathol kemudian diadaptasi dan dikembangkan oleh pemuda dan
masyarakat setempat hingga akhirnya tumbuh menjadi olahraga yang digemari dan bahkan
dijadikan kesenian tradisional. Gulat pathol yang umumnya digelar di pesisir pantai ini sering
diselenggarakan setiap menjelang purnama atau pada hari-hari khusus misalnya bertepatan
dengan upacara sedekah laut.
3. Karapan Sapi
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 37
Karapan Sapi adalah olahraga pacuan sapi yang berasal dari daerah Madura. Dalam
permainan ini, sepasang sapi lah yang ‘berolahraga’ dengan menarik semacam kereta kayu
melewati lintasan sepanjang 100 meter. Joki sapi atau penunggang sapi hanya perlu berdiri di
kereta kayu dan mengendalikan laju sapi-sapinya agar tidak oleng. Tetapi jangan dikira
menjadi joki karapan sapi itu pekerjaan yang mudah ya, karena tentu saja diperlukan latihan
dan keahlian yang khusus. Keseriusan warga Madura dan pemerintah Indonesia dalam
melestarikan karapan sapi tidak main-main.
Karapan sapi kini telah menjadi sebuah ajang pesta rakyat yang mampu menyedot
ribuan pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Setiap akhir bulan September atau
Oktober bahkan diadakan pertandingan karapan sapi terbesar yang memperebutkan Piala
Bergilir Presiden. Sayangnya dibalik kemeriahan ini sering ditemukan pelanggaran para
peserta yang kerap memperlakukan sapi-sapinya dengan kejam agar bisa berlari dengan
kencang. Kebiasaan ini tentu saja sangat melenceng dari nilai aslinya dan selayaknya patut
ditindaklanjuti dengan tegas oleh pihak penyelenggara.
4. Pencak Silat
Pencak Silat merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Indonesia yang sudah
berkembang sejak jaman dahulu kala. Pencak silat berakar pada budaya Melayu dan telah
dikenal luas di berbagai Negara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Pencak silat di
Indonesia tidak hanya satu macam saja. Banyak versi olahraga pencak silat yang berkembang
sesuai dengan nilai budaya masyarakat setempat. Misalnya pencak silat aliran Cimande yang
konon bermula dari kisah seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau
dengan kera, kemudian meniru gerakan kedua hewan tersebut.
Ada pula silat atau silek yang berasal dari ranah Minang, yang diciptakan oleh Datuk
Suri Diraja dari Pariangan Tanah Datar pada abad XI. Induk organisasi pencak silat di
Indonesia saat ini adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Ada pula organisasi yang
mewadahi federasi-federasi pencak silat dari berbagai Negara yang bernama Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa (PERSILAT) yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura,
Malaysia, dan Brunei Darussalam.
5. Pacu Jalur
Pacu Jalur adalah jenis olahraga perahu dayung tradisional yang berasal dari Riau.
Perahu pada perlombaan pacu jalur memiliki panjang sekitar 25-40 meter dengan awak
perahu sebanyak 40 sampai 60 orang. Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampong-
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 38
kampung sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau tahun baru Muharam.
Kini acara pacu jalur sudah masuk ke dalam kalender pariwisata nasional, setiap
tahun pada tanggal 23-26 Agustus diadakan festival pacu jalur dalam rangkaian peringatan
kemerdekaan Indonesia (17 Agustus-an). Pacu jalur biasanya diadakan di Sungai Batang
Kuantan yang pada jaman dahulu kala merupakan simbol identitas sosial karena hanya datukdatuk dan bangsawan saja yang bertransportasi melalui jalur tersebut
6. Permainan Benteng
Adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4
sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya
sebuah tiang, batu atau pilar sebagai ‘benteng’. Tujuan utama permainan ini adalah untuk
menyerang dan mengambil alih ‘benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang
telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan
‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan
siapa yang berhak menjadi ‘penawan’ dan yang ‘tertawan’ ditentukan dari waktu terakhir saat
si ‘penawan’ atau ‘tertawan’ menyentuh ‘benteng’ mereka masing-masing. Orang yang
paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi ‘penawan’ dan bisa
mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya
ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat
menyentuh dirinya. Dalam permainan ini, biasanya masing-masing anggota mempunyai tugas
seperti penyerang, mata-mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Permainan ini sangat
membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.
7. Kasti
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2
kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan
batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa
terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan,
ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang
dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola
secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil
menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga
tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga
softball atau baseball.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 39
8. Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai
biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhtumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka
menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang
dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu
dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng
atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil
yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi
pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain. Pada awal
permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang
berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan
meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil
yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa
habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di
sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di
sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti
dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi
yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah
yang mendapatkan biji terbanyak.
Penyebab tenggelamnya budaya tradisional tersebut tentunya terdiri dari berbagai
macam, seperti :
 Kurangnya sosialisasi olahraga tradisional kepada masyarakat;
 Tidak adanya minat masyarakat untuk menggali kekayaan tradisional;
 Tidak
ada
minat
melombakan
secara
berjenjang,
berkelanjutan,
dan
berkesinambungan.
Minimnya sarana olahraga tradisional yang dimiliki, padahal minat masyarakat untuk
menggeluti berbagai jenis olahraga tradisional kian meningkat. Invitasi Olahraga Tradisional
dapat menjaga nilai – nilai budaya leluhur dan agar generasi muda tetap dapat menghargai
dan melestarikannya.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 40
BAB VIII
OLAHRAGA REKREASI MASSAL
Olahraga massal, salah satu ruang lingkup pembinaan Olahraga Rekreasi adalah
merupakan bentuk kegiatan olahraga yang dilakukan dan diikuti sekelompok atau banyak
orang. Olahraga massal berkembang sangat pesat di masyarakat. Muncul beragam kegiatan
senam yang merambah ke berbagai pelosok tanah air dan sangat disukai. Selain mudah,
olahraga senam ini tidak membutuhkan biaya yang sangat besar. Cukup bermodal pakaian
olahraga, kemauan dan kemampuan serta melakukan kegiatan olahraga ini secara rutin dan
terprogram.
Beragam kegiatan senam massal dilakukan secara rutin di berbagai sudut pusat
keramaian kota. Hari Minggu merupakan hari utama bagi mereka untuk melakukan aktivitas
olahraga massal seperti ini. Biasanya alun-alun kota, merupakan salah satu tempat pusat
kegiatan rutin pelaksanaan senam massal. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap hari
Minggu pagi oleh sekelompok masyarakat yang tergabung di dalam senam kebugaran.
Olahraga senam ini tidak hanya tumbuh berkembang di alun-alun. Beberapa tempat lain
seperti halaman Balai Kota, atau halaman perkantoran juga merupakan tempat pelaksanaan
aktivitas olahraga massal pada Minggu pagi. Tidak hanya di lokasi jantung kota saja, tetapi
juga di berbagai sudut kota, juga merambah aktivitas kegiatan olahraga massal ini secara
rutin, bahkan sampai dengan ke tingkat paling bawah, yaitu RT.
Aktivitas senam yang dilakukan oleh beragam komunitas tersebut bukan merupakan
satu-satunya jenis olahraga massal, tetapi hanya salah satu contoh dari olahraga massal yang
berkembang pesat dan sangat diminati oleh masyarakat. Sebenarnya, cukup banyak
komunitas olahraga massal yang lain yang juga berkembang baik, seperti jalan sehat, sepeda
sehat, sepeda kuno, Fun Bike, dan lari 10 K.
Aktivitas olahraga massal ini semakin terasa semarak, ketika mendekati acara
peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia di bulan Agustus. Mulai dari
tingkat lingkungan pemukiman (RT/RW) sampai ke tingkat Kecamatan, seluruh masyarakat
bergerak melakukan aktivitas olahraga massal ini dengan semangat. Masing-masing RT, RW,
Kelurahan sampai dengan Kecamatan membentuk kelompok berlatih senam, mengadakan
jalan sehat, sepeda sehat atau terkadang melaksanakan fun bike. Dalam rangka
mempersiapkan diri menghadapi lomba, hampir di setiap pelosok terdengar alunan musik
bernuansa olahraga, yang diikuti oleh beragam komunitas olahraga massal.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 41
Keramaian seperti itu tidak hanya terjadi di lokasi-lokasi umum saja, aktivitas
olahraga massal ini tumbuh dengan baik. Salah satu bentuk aktivitas olahraga massal yang
berkembang sangat baik adalah aktivitas olahraga senam umum. Kegiatan senam yang
berkembang di sanggar-sanggar, cenderung lebih beragam. Tidak hanya senam aerobic, tetapi
juga berkembang program latihan beragam jenis senam. Kebanyakan, peserta yang
melakukan aktivitas tersebut di sanggar-sanggar senam adalah kaum wanita muda dan ibuibu, dengan tujuan selain memperoleh kesehatan dan kebugaran yang ingin dicapai, tetapi
mereka juga menginginkan peningkatan kualitas dan prestasi. Dari rutinitas dan latihan yang
terprogram, mereka berharap selain fisik yang sehat dan bugar kemampuan melakukan teknik
geraknya juga mengalami peningkatan. Pada akhirnya, pengharapan mereka berujung pada
perolehan prestasi di even lomba. Untuk meraih prestasi demikian, terkadang aktivitas ini
harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membayar instruktur handal, dan
dilaksanakan secara rutin minimal 3 hari atau lebih dalam satu minggu.
Aktivitas olahraga massal yang dilakukan di unit-unit perkantoran juga berkembang
dengan baik. Hampir seluruh unit-unit perkantoran, baik instansi pemerintah maupun swasta
telah melakukan kegiatan senam aerobic bersama dengan baik. Kegiatan ini dilakukan secara
rutin pada setiap hari Jum’at sebagai hari Krida Olahraga. Berbeda dengan aktivitas olahraga
yang dilakukan di sanggar-sanggar senam, kegiatan ini tidak bermuara kepada peningkatan
prestasi, tetapi cenderung mempunyai tujuan utama menjaga kesehatan, kebugaran,
meningkatkan semangat kebersamaan, semangat kerja, dan produktivitas kerja.
Keterlibatan pemerintah dalam upaya turut mengembangkan aktivitas olahraga massal
ini adalah dengan memberi variasi kegiatan lainnya sebagai perangsang dan menghilangkan
kejenuhan. Bentuk kegiatan yang selama ini dikembangkan oleh pemerintah maupun
masyarakat adalah berupa : (1) kegiatan lomba dan festival olahraga massal; (2) peningkatan
kualitas SDM instruktur; (3) pembinaan olahraga tenaga kerja; (4) tes kebugaran jasmani; (5)
penyusunan model latihan kesegaran jasmani; (6) hari tantangan olahraga/challenger day; (7)
hubungan dengan organisasi massal dalam dan luar negeri.
Program kegiatan lomba dan festival yang sudah berkembang dan sering dilakukan
oleh pemerintah adalah berupa pekan olahraga pedesaan (PORDES), pekan olahraga dan seni
pondok pesantren baik di tingkat daerah (POSPEDA) maupun nasional (POSPENAS), pekan
kesegaran jasmani (PKJ), festival olahraga massal, peringatan hari olahraga nasional
(HAORNAS).
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 42
Program kegiatan peningkatan kualitas SDM dan manajemen olahraga massal yang
sudah sering dilakukan adalah berupa pelatihan atau penataran bagi tenaga pembina,
penggerak, pelatih/instruktur, organisasi olahraga masyarakat, dan penyusunan pedoman
standart teknis, standart pelayanan minimal, norma, kriteria, dan prosedur di bidang olahraga
massal.
Program kegiatan pembinaan olahraga tenaga kerja lebih ditekankan kepada kegiatan
olahraga pada jam krida olahraga. Kegiatan jam krida olahraga ini dilakukan minimal sekali
dalam seminggu secara rutin di setiap unit instansi pemerintah maupun swasta, sehingga
harapan untuk meningkatkan semangat kebersamaan, semangat kerja dan produktivitas kerja
dapat dicapai dengan baik.
Program kegiatan tes kebugaran jasmani dimaksudkan sebagai alat ukur peningkatan
kesegaran jasmani dan kebugaran bagi siswa, mahasiswa, pegawai pemerintah maupun
swasta, dan masyarakat. Kegiatan ini dipandang perlu dilakukan sebagai evaluasi tingkat
kebugaran jasmani secara berkala untuk mengetahui profil atau kualitas fisik sumber daya
manusia masyarakat.
Penyusunan model latihan kesegaran jasmani dimaksudkan sebagai upaya
menghilangkan kejenuhan dalam melakukan aktivitas olahraga massal. Kegiatan ini
dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai instansi, pakar dan melibatkan masyarakat di
dalam menciptakan berbagai jenis dan bentuk latihan kesegaran jasmani. Semakin banyak
jenis dan bentuk latihan yang tercipta, maka semakin memberikan pilihan kepada masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Program kegiatan chalengger day adalah kegiatan berbagai jenis olahraga massal yang
dilaksanakan secara serempak di suatu kota atau wilayah penyelenggara dan diikuti oleh kota
atau wilayah lain. Kegiatan ini, berlangsung mulai pukul 00.00 dan berakhir sampai dengan
pukul 21.00 pada hari yang sama. Kegiatan ini memang belum pernah dilaksanakan di
Indonesia, namun dapat menjadikan alternatif kegiatan lain sebagai pilihan.
Program peningkatan hubungan dengan organisasi massal di dalam dan di luar negeri
dimaksudkan sebagai upaya menjalin kerjasama dengan organisasi olahraga massal baik yang
berada di dalam maupun di luar negeri, sehingga, dalam melaksanakan kegiatan olahraga
massal sejenis dapat berjalan lebih terarah. Beberapa organisasi olahraga massal yang berada
di dalam negeri seperti Asosiasi Kebugaran Indonesia (ASKI), Senam Tera, Asosiasi
Pembina Pelatih Senam Indonesia (APPSI), Yayasan Jantung Indonesia, dll. Sedangkan
organisasi massal di luar negeri, seperti Asia Oceania Sport For All Association (ASFAA),
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 43
Asia Pacific Sport For All Association (APOSA) di tingkat Asia, ataupun Trim’s Fitness
Sport For All Association.
Beragam Jenis Olahraga Massal
1. Olahraga Kesehatan
1.1. Pernapasan
a. Senam Taichi
b. Senam Tera
c. Senam PORPI
d. Senam Cakra Wiweka
1.2. Umum
a. Senam Jantung Sehat
b. Senam Kebugaran Jasmani (SKJ)
c. Senam Diabites
d. Senam Kinestetika Indonesia
1.3. Tulang Sendi
a. Senam Oestoporosis
b. Senam Sehat Indonesia
2. Olahraga Rekreatif
2.1. Basis Budaya
a. Senam Poco Poco
b. Senam Sajojo
c. Senam Jula Juli
d. Senam Line Dance
2.2. Massal
a. FUN Bike
b. Sepeda Tua (sepeda onthel)
c. Gerak Jalan
d. Jalan Sehat
e. Tri Athlon
f. Komunitas CB
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 44
BAB IX
OLAHRAGA REKREASI KHUSUS
Olahraga rekreasi khusus adalah olahraga yang menangani olahraga yang bersifat
kekhususan dikalangan anak hingga lansia dan penyandang cacat (difable).
Sarana dan prasarana untuk olahraga khusus saat ini bersifat private dan eksklusif.
Sarana dan prasarana di ibu kota belum ramah dan berpihak pada para difabel yang
jumlahnya kini mencapi 21 ribu orang menurut data dari Dinas Sosial DKI Jakarta. Minusnya
gelanggang olah raga yang tersedia dan bisa diakses para penyandang cacat menyebabkan
mereka sering terabaikan haknya. Diskriminasi akibat ketidaksempurnaan fisik dianggap
penghalang untuk beraktivitas sehingga masyarakat cenderung meminggirkan mereka dan
adanya persepsi yang menganggap bahwa cacat sama dengan sakit sehingga perlu mendapat
perlakuan khusus sering membuat difabel tidak mandiri.
Olahraga pada Lansia
Olahraga bermanfaat untuk kesehatan jasmani maupun rohani. Manfaat olahraga di
antaranya melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang,
menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol baik.
Olahraga juga bermanfaat untuk membakar kalori, meningkatkan keseimbangan dan
koordinasi otot, bahkan olahraga juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan
manfaat lain olahraga adalah biasanya dapat menghilangkan sembelit, membuat tidur lebih
nyenyak, serta mengurangi depresi.
Pada usia lanjut seseorang menderita penyakit tertentu. Ini tak berarti dia tidak boleh
berolahraga. Pada beberapa penyakit, pemilihan olahraga disesuaikan dengan penyakitnya.
Pada radang sendi, misalnya, olahraga yang terlalu banyak mengerakkan sendi mungkin akan
menimbulkan rasa nyeri. Namun, sendi yang meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak
karena dapat menimbulkan sendi menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik untuk
penderita radang sendi kronik adalah berenang.
Pada penyakit jantung koroner, dokter akan menganjurkan olahraga sesuai dengan
keadaan pasien. Biasanya olahraga yang dianjurkan adalah olahraga bersifat aerobik. Jenis
olahraga aerobik di antaranya adalah jalan kaki, bersepeda, dansa, berenang, dan golf. Pada
penderita penyakit paru obstruktif menahun, olahraga juga bermanfaat. Pada umumnya
penyakit ini berkaitan dengan kebiasaan merokok. Karena itu, merokok harus dihentikan.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 45
Olahraga pada penderita penyakit paru obstruktif menahun dapat meningkatkan kualitas
hidup penderita.
Pada umumnya orang lanjut usia dapat tetap berolahraga. Memang ada beberapa
penyakit yang mengharuskan penderita istirahat total di tempat tidur, misalnya penyakit
infark jantung akut. Secara bertahap penderita akan dilatih mobilisasi dan kemudian akan
dianjurkan untuk berolahraga ringan.
Pada usia lanjut dapat terjadi penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, dan koordinasi
gerak. Karena itu, dalam melaksanakan olahraga perlu dihindari terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan dapat terjadi terutama jika berolahraga di jalan umum. Jika berjalan kaki pagi
hari, hendaknya jangan berjalan di jalan raya. Gunakan pakaian yang mudah terlihat. Hatihati dengan lubang di jalan atau kendaraan yang mungkin muncul secara mendadak.
Macam-Macam Olahraga Atau Latihan Bagi Lansia
Olahraga atau Latihan Fisik yang Baik Bagi Lansia
Beberapa contoh olahraga atau latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk
meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya adalah sebagai
berikut :
A. Pekerjaan Rumah dan Berkebun
Kegiatan ini dapat meberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran
jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut
jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian tubuh kita akan
mengeluarkan keringat.
B. Berjalan-jalan
Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya makin
lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan
panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. Joging atau
berlari-lari kecil bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya lebih baik
berjalan cepat.
C. Jalan cepat
Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani, latihan
ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan menyenangkan,
mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 46
Jalan yang cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2)
,berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, dan lain-lain. Bagi
lansia yang mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.
Jalan dapat dilakukan di mana saja terutama di luar rumah. Akan lebih baik bila
dilakukan di lapangan rumput dan menggunakan sepatu olahraga yang lentur dengan alas
yang tebal dan lunak, menggunakan kaos kaki, pakaian yang ringan dan tidak ketat.
Hindari jalan di tempat keras terutama bagi mereka yang berat badannya berlebihan.
Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama. Posisi yang dianjurkan adalah
pandangan lurus ke depan, bernafas normal melalui hidung atau mulut, kepala dan badan
lemas serta tegak, tangan digenggam ringan, kaki mendapat di tumit atau pertengahan
telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki mengarah ke depan.
Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5 kali seminggu, lama latihan 15-30 menit
dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Apabila nafas mulai susah atau
dada terasa sakit maka latihan harus dihentikan.
Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan secara medis, yakni :
a.
Latihan dimulai dengan dosis berjejang (naik perlahan-lahan)
b.
Lakukan secara teratur dan tidak terlalu berat
c.
Didahului dengan senam ringan dan jalan ringan serta regangan otot
d.
Tidak boleh berhenti mendadak tetatpi harus perlahan-lahan
e.
Bila merasa tak enak badan, jangan jogging, demikian juga kalau sakit atau tidur
kurang dari 4 jam
f.
Minum banyak air putih yang banyak
g.
Perhatikan kontradiksi latihan seperti: adanya penyakit infeksi, hipertensi lebih
dari 180 mmHg untuk sistolik dan 120 mmHg untuk diastolik, serta berpenyakit
berat dan dilarang dokter
D. Renang
Berenang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan berenang seluruh tubuh
bergerak, kelompok otot-otot besar akan digunakan seperti otot perut, otot lengan,
pinggul, pantat dan paha. Berenang (di tempat dan kualitas air yang memenuhi syarat
kesehatan dan keamanan), termasuk sebagai olahraga aerobik yang akan membuat paruparu sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan pinggul, karena bagianbagian tubuh tersebut digerakkan. Renang biasanya baik untuk orang-orang yang
nmenderita penyakit lemah otot atau kekakuan sendi juga dapat melancarkan peredaran
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 47
darah asalkan dilakukan secara teratur. Selain itu, renang juga baik untuk mereka yang
kelebihan berat badan, hamil, orang lanjut usia atau mereka yang menderita arthritis.
Karena, ketika berenang seluruh berat badan ditahan air (mengapung); sehingga, sendisendi tubuh tak terlalu berat menopang badan. Dengan renang akan terlatih menggunakan
pernapasan secara efisien. Dengan renang, tubuh akan membakar sekurang-kurangnya
275 kalori/jam, setara dengan bersepeda dan jalan-cepat. Meski kalori yang terbakar tak
sebanyak dengan lari atau tenis misalnya, karena renang itu menyenangkan, bisa-jadi
akan dilakukan lebih lama, sehingga, kalori yang dibakar bisa lebih banyak.
Jika melakukan pelatihan renang, mulailah dengan melakukan pemanasan dan
peregangan terlebih dahulu, agar tubuh siap-gerak. Pemanasan akan membuat suhu tubuh
dan detak jantung meningkat perlahan-lahan. Lakukan pemanasan dengan berjalan-jalan
sekitar kolam renang selama 10 menit, lalu regangkan sedikitnya 15 kali hitungan setiap
otot. Peregangan salah satu upaya menghindari kram. Lakukan pemanasan dan
peregangan selama 5-10 menit, lalu teruskan dengan berenang selama 20-40 menit tanpa
henti. Jika memulai berenang sebagai program kebugaran, lakukanlah bertahap. Jangan
langsung berenang selama 30 menit tanpa jeda, misalnya. Mulailah dengan satu putaran
menyeberangi kolam, lalu istirahatlah selama 30 detik. Setelah beberapa minggu, latihan
bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya renang supaya semua otot terlatih.
Kemudian akhiri dengan pendinginan, yaitu renang perlahan-lahan selama 5 menit.
Berenang selama 3-5 kali seminggu serupa manfaat olahraga aerobik yang dapat
membantu meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru.
E. Bersepeda
Bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak menyetuh lantai yag akan
menyebabkan sakit pada sendi-sendinya. Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan
dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi. Bentukbentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis. Kegiatan-kegiatan ini dapat
dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latihan aerobik.
F. Senam
Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup
adalah sebagai berikut :
1)
Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 48
2)
Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
3)
Membentuk sikap dan gerak
4)
Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia
5)
Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan,
keluwesan, dan kecepatan)
6)
Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan diri, kesiapan
diri, dan kesanggupan bekerja sama
7)
Memberikan rangsangan bagi syaraf-syaraf yang lemah, khususnya bagi lansia
8)
Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 49
BAB X
OLAHRAGA REKREASI TANTANGAN
Olahraga ekstrem adalah olahraga yang cukup menantang serta berbahaya dan
membutuhkan keberanian, untuk olahraga ekstrim ini kebanyakan diminati oleh kalangan
anak muda. Olahraga ekstrem tidak hanya bisa memacu adrenalin, namun juga memberikan
manfaat kesehatan yang baik. Extreme sports (disebut juga, action sports, aggro sports, and
adventure sports). Olahraga tertentu dirasakan sebagai kegiatan yang memiliki tingkat bahaya
yang tinggi yang melekat.
Karakteristik Olahraga Tantangan ; Kegiatan ini sering melibatkan kecepatan,
ketinggian, aktivitas fisik tingkat tinggi, dan peralatan yang sangat khusus. Olahraga ekstrem
tidak hanya bisa memacu adrenalin, namun juga memberikan manfaat kesehatan yang tidak
sedikit. Cenderung dilakukan oleh mereka yang berusia 15 sampai 45 tahun. Tidak
dipraktikkan dalam kegiatan olahraga di sekolah, serta cenderung dilakukan individual
daripada berkelompok. Berfokus pada menaklukkan rasa takut diri sendiri dan bagaimana
kita bisa menghadapi tantangan alam. Mendapatkan bimbingan khusus terlebih dahulu dari
para ahli yang telah berpengalaman sebelum melakukannya. Fenomena alam tidak dapat
dikendalikan, kesiapan mental serta ketrampilan memiliki pengaruh sangat besar dalam
olahraga ekstrem.
Peringatan Bagi Yang Melakukan Olahraga Ekstrem ;
1. Pertimbangkan risiko
Dalam memilih kegiatan yang akan dilakukan, pertimbangkan juga risiko yang bisa
menimpa Anda saat melakukan olahraga ekstrem tersebut. Ingat orang-orang tercinta yang
menunggu Anda di rumah.
2. Periksa kesehatan terlebih dahulu
Pastikan Anda mengunjungi dokter untuk mengetahui kesiapan fisik Anda dalam
melakukan olahraga ekstrem yang akan dilakukan. Bila memang fisik Anda tidak siap, ada
baiknya untuk menunda rencana tersebut.
3. Pilih waktu yang tepat
Rencanakan dengan teliti waktu yang tepat untuk melakukan olahraga ekstrem.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 50
Contoh Olahraga Ekstrem
1. PARKOUR
Deskripsi : l’art du déplacement (Seni gerak) adalah aktivitas yang bertujuan untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan efisien dan secepat-cepatnya,
menggunakan prinsip kemampuan badan manusia.
Parkour (kadang-kadang disingkat pk) atau l’art du déplacement (seni gerak) adalah
aktivitas yang bertujuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan efisien
dan secepat-cepatnya, menggunakan prinsip kemampuan badan manusia. Itu berarti untuk
menolong seseorang melintasi rintangan, yang bisa berupa apa saja di sekitar lingkungan dari
cabang-cabang pohon dan batu-batuan hingga pegangan tangan dan tembok beton yang bisa
dilatih di desa dan di kota. Atlet-atlet parkour dikenal sebagai “traceur” atau “traceuse” untuk
perempuan.
Parkour ditemukan oleh david belle di perancis, “parkour” bertujuan untuk melatih
efisiensi gerakan untuk membentuk badan dan pikiran seseorang untuk dapat menghadapi
rintangan-rintangan dalam kondisi bahaya. Parkour mempunyai arti bergerak atau berpindah
tempat dari point a ke point b seefisien dan secepat mungkin yang menggunakan prinsip dari
parkour dengan mengedepankan keindahan bergerak sekaligus diimbangi oleh kemampuan
dari tubuh manusia itu sendiri. Sebenarnya parkour sudah ada sejak dulu sebelum manusia
mengenal kata “parkour” itu sendiri. Tapi parkour dideskripsikan dan dikenalkan ke seluruh
dunia oleh seorang pria berkebangsaan perancis yang dikenal dengan nama david belle.
Dialah yang telah memperkenalkan olahraga ini ke seluruh dunia yang awalnya hanya
berkembang di perancis. Sehingga akhirnya berkembang ke seluruh daratan eropa dan
akhirnya menyebar ke seluruh dunia
Perlengkapan : Diri Sendiri
Cedera : retak tulang, geger otak, semuanya lengkap dah.
2. STREET LUGE/LAND LUGE/ROAD LUGE :
Deskripsi : Merupakan aktivitas extreme yang melibatkan tehnik luncur bebas dari
papan street luge dari jalan lurus, meluncur dengan kecepatan 70 mil/jam (115 km/jam).
Perlengkapan : Papan modif (terbuat dari bahan besi, kayu, alumunium, atau serat karbon,
baju balap dari bahan kulit dan sarung tangan kulit.
Cedera : patah tulang
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 51
3. SKIBOARDING :
Deskripsi : Perpaduan antara skating, snowboarding, dan skiing. Dikenal dengan istilah
snow bliding/ski bliding.
Perlengkapan : papan ski yang dimodif, berukuran 80-120 cm, simetrikal, dengan ujung
yang kembar, lebih besar dari papan ski dan baju musim dingin.
Cedera : Patah tulang kaki.
4. SKYSURFING :
Deskripsi : Perpaduan surfing dengan sky diving, teorinya, skydiver memakai papan
yang diikatkan di kaki mereka, saat freefall, mereka seketika itu juga melakukan akrobat
seperti surfing.
Perlengkapan : Papan, namun lebih kecil dari surfboard, lebih ke skateboard atau
snowboand, Jaket+Parasut dan helikopter atau pesawat untuk menerbangkan badan ke
ketinggian.
5. SOAP SHOES
SEPATU SABUN (soap shoes) adalah sepatu dibuat untuk grinding. Mereka
diperkenalkan oleh Chris Morris Artemis Inovasi Inc dengan merek "SOAP" pada tahun
1997. Mereka memiliki cekungan plastik di satu-satunya, yang memungkinkan pemakai
untuk menghaluskan pada objek seperti pipa, pegangan tangan, dan batu karang. Perusahaan
dan produk mereka dengan cepat mendapatkan popularitas melalui fansites, video game, dan
demonstrasi hidup. Sabun jatuh ke kerentanan hukum dan readministrated dua kali, akhirnya
membawa merek ke kecondongan Olahraga Limited. Tindakan grinding di atas rel dan
langkan khusus menggunakan sabun sepatu sering disebut sebagai "soaping," dengan soaper
"" menjadi satu kata melakukan tindakan.
Deskripsi : Olahraga Extreme dengan sepatu khusus untuk grinding, terinspirasi dari
aggresive inline skate. Caranya berlari mendekati rail, melompat dan mulai bergrinding ria
(yang disebut dengan ‘soaping’) dan jaga keseimbangan.
Perlengkapan : Sepatu yang bagiab tengahnya dimodif sehingga ada lubang yang sol
sepatunya dibuat dari plastik sehingga mudah untuk ‘soaping’.
Cedera : patah kaki , terbentur di rail.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 52
BAB XI
PENGEMBANGAN MODEL DAN MANFAAT USAHA
OLAHRAGA DAN REKREASI BAGI MASYARAKAT
Olahraga Rekreasi sudah merupakan kebutuhan masyarakat Indonesia. Olahraga
Rekreasi adalah olahraga dilakukan untuk mengisi waktu luang atau waktu waktu luang
dengan tujuan untuk mendapatkan kesehatan, kebugaran dan kegembiraan phycicall juga
dengan olahraga rekreasi dapat dibangunhubungan sosial, pada saat yang sama dapat
melestarikan juga meningkatkan sifat budaya lokal dan nasional daerah. Dalam
pelaksanaannya mengacu pada prinsip-prinsip yaitu: (a) kegiatan dilakukan ketika waktu
luang atau waktu waktu luang, (b) kegiatannya bersifat fisik, mental dan sosial, (c) memiliki
tujuan dan motivasi, (d) hanya dilakukan oleh siapa, kapan saja dan hanya mana, (e)
dilaksanakan secara serius dan fleksibel, (f) menjadi manfaat kepada orang lain dan pelaku.
Olahraga rekreasi jika rapi baik dan menarik akan dapat memberikan kesempatan kerja atau
usaha yang memiliki prospek yang adil di masa depan. Oleh karena itu, penyelenggara
rekreasi olahraga diklaim berbagai menanggung menarik program dalam menawarkan bisnis
rekreasi olahraga kepada masyarakat.
Seiring kenaikan pendapatan per kapita masyarakat, dunia olahraga nasional diyakini
bisa tumbuh menjadi sebuah industri besar yang menguntungkan. Di dunia belahan Barat,
dunia olahraga telah menjelma menjadi industri yang sangat mengkilap. Dunia olahraga kini
menjadi salah satu permata yang sangat menyilaukan mata. Event-event olah raga yang rutin
digelar melibatkan sirkulasi uang yang begitu besar dan menghasilkan keuntungan yang tak
sedikit. Produk-produk olahraganya pun laris sehingga industri yang memproduksi produkproduk olahraga pun berkembang. Di Indonesia, bisnis olah raga juga makin menjadi salah
satu peluang bisnis yang prospektif. Makin banyak event olah raga nasional dan internasional
digelar di Indonesia maka akan semakin banyak pula peluang untuk lebih maju. Beberapa
produk-produk olah raga yang diproduksi di Indonesia, seperti bola dan sepatu olah raga,
juga bisa diekspor dan disukai masyarakat internasional.
Pengusaha yang cukup lama menekuni bisnis olah raga seperti Erick Thohir, pemilik
Grup Mahaka, optimistis dunia olahraga di Indonesia bisa menjadi industri. Menurut saya,
saat ini dunia olah raga di Tanah air sedang menuju industri olah raga. Ia menilai industri
olah raga bisa jalan ketika penghasilan masyarakat semakin besar atau dengan GDP per
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 53
kapita sudah di atas US$12.000. Sedangkan GDP perkapita Jakarta baru US$8.000,
sementara GDP per kapita nasional malah baru US$4.000.
Optimisme serupa juga datang dari Iman Arif, Ketua Komite Tetap Pengembangan
Industri Olah Raga Kadin Indonesia. Menurutnya, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang semakin membaik seperti sekarang ini, jelas bisnis olahraga merupakan lahan yang
bagus. Akan tetapi, Iman Arif menekankan bahwa program industrialisasi olahraga tidaklah
mudah. Sebab, menyangkut masalah SDM dan dukungan pemerintah.
Melihat fakta-fakta di atas tampaknya dunia olah raga mampu menjadi primadona
baru dalam dunia bisnis nasional serta menjadi potensi pendapatan pajak yang cukup besar
bagi pemerintah. Misalkan saja pertandingan sepak bola. Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta
yang notabene merupakan stadion terbesar di Indonesia, berkapasitas penonton lebih dari 80
ribu tempat duduk. Jika diasumsikan rata-rata stadion berkapasitas 50 ribu tempat duduk dan
80% terisi setiap pertandingan dengan harga tiket untuk satu pertandingan rata-rata
Rp25.000, maka setiap pertandingan 1 klub akan memperoleh pendapatan Rp1 miliar. Jika
dalam satu musim ada 30 pertandingan, maka selama satu musim satu klub akan mendapat
Rp 30 miliar.
Itu hanya dari penjualan tiket dan dari 1 klub, sementara rata-rata satu divisi terdiri
dari 20 klub. Sehingga, total potensi pendapatan seluruh klub hanya dari pertandingan sekitar
Rp600 miliar selama satu musim. Itu pun hanya baru dari pertandingan, belum lagi penjualan
makanan dan minuman selama pertandingan, penjualan merchandise, iklan dari sponsor,
royalty atas hak siar. Sehingga, tentu potensi pendapatan pajak dari industri olah raga akan
sangat besar.
Potensi devisa juga tidak ketinggalan. Seandainya saja ada balap F1 di Indonesia, para
pecinta balap dunia tentu tidak akan ketinggalan untuk menonton balap F1 di sirkuit yang ada
di Indonesia, seperti halnya sirkuit Sepang di Malaysia. Event olah raga dunia semacam ini
tentu akan menjadi berkah bagi sektor transportasi dan perhotelan di dalam negeri.
Asal tahu saja, di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara, olahraga merupakan
salah satu hiburan nomor satu. Harga tiket laga sepak bola final Liga Champions atau
bigmatch seperti Real Madrid versus Barcelona bisa sangat mahal. Demikian juga tontonan
tinju dunia. Orang harus merogoh koceknya cukup dalam untuk bisa memberli tiket
pertandingan tinju juara dunia Manny Pacquiao misalnya.
Dunia olah raga di Indonesia memang belum sampai kepada tahapan tersebut. Bisa
dibilang kondisi industri olah raga di Indonesia masih tahap kondisi sedang dalam tahap
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 54
pertumbuhan. Untuk bisa sampai pada tahap tersebut masih sangat jauh sekali. Akan tetapi,
potensinya sangat besar. Lihat saja, dunia musik nasional. Boleh dibilang bisnis musik di
Indonesia kini telah menjelma menjadi sebuah industri baru yang menghasilkan putaran uang
yang tak sedikit dan melibatkan banyak orang. Bahkan, industri musik nasional juga mampu
meraih penggemar dari negara-negara tetangga.
Di Indonesia olahraga nasional masih belum menjadi pilihan tontonan masyarakat
kelas menengah atas. Tontonan ini masih identik dengan masyarakat kelas bawah.
Masyarakat kelas menengah bukannya tak menyukai olah raga, tetapi mereka nampaknya
lebih menyukai tontonan olah raga internasional. Hal ini boleh jadi disebabkan sarana dan
prasarana olah raga yang ada di dalam negeri masih belum senyaman di negara-negara lain.
Bahkan, dibanding negara-negara tetangga pun, infrastruktur yang ada masih kalah jauh. Dari
segi kenyamanan menonton, infrastruktur olahraga di negeri tetangga harus diakui memang
masih lebih baik. Tak heran bila masyarakat kelas menengah atas di Indonesia justru lebih
suka pergi ke luar negeri untuk menyaksikan event-event olah raga di luar negeri, sementara
yang ada di dalam negeri malah tak dilirik. Hal ini tentu memprihatinkan. Karena devisa
negara justru terhambur ke negara-negara tetangga yang bisa menghasilkan tontonan olah
raga yang lebih baik.
Infrastruktur olah raga tak hanya menyangkut infrastruktur fisik seperti stadion.
Infrastruktur pembinaan olah raga, seperti pengembangan atlit usia dini dan riset-riset tentang
gizi bagi atlit juga masih belum memadai. Belum lagi rumah sakit khusus untuk olah raga.
Pengembangan sumber daya manusia seperti sekolah manajemen olahraga juga masih minim.
Padahal, kontrak kerja atau kontrak bisnis di bidang olah raga membutuhkan keahlian
tersendiri. Jika masalah ketersediaan infrastruktur olah raga secara menyeluruh ini bisa makin
dicukupi, maka dunia oleh raga nasional dapat menjadi salah satu sektor bisnis berkilau.
Para pengusaha belum banyak melirik potensi industri olahraga nasional. Padahal
peluangnya sangat banyak, mulai dari industri peralatan pendukung, hak siar, sponsor, dan
merchandise. Kamar dagang dan industri berkomitmen untuk menggerakan para pengusaha
untuk mengambil potensi tersebut.
Potensi tersebut juga terlihat dari banyaknya jumlah penduduk Indonesia, serta
meningkatnya rating acara televisi, yang menyuguhkan acara olahraga. Di negara lain,
olahraga sudah tumbuh menjadi industri besar. Di Singapura misalnya perhelatan Singapore
Golf Open menjadi turnamen terbesar yang menyedot banyak pengunjung. Negara lainnya
seperti Thailand dan Vietnam juga rutin menggelar event tennis skala internasional.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 55
Menurut Iman, Kadin secara khusus telah membentuk komite industri olahraga. Ke
depan komite tersebut akan memperbanyak event-event olahraga, untuk turut menyumbang
perekonomian nasional. Iman mengatakan ada beberapa faktor yang menjadi kendala utama
industri olahraga. Pertama adanya resistensi yang timbul akibat isu-isu politik, korupsi,
pembajakan, dan salah manajemen. Kedua, pendapatan hak siar TV yang umumnya masih
rendah sehingga sering membuat frustasi pemilik hak siar. Terakhir adalah faktor pendapatan
lincensing, yang masih sulit diperoleh.
Perkembangan Dunia Industri Olahraga yang semakin pesat, membutuhkan strategi
agar industri olahraga nasional dapat competitiveness dan sustainable dengan kondisi pasar
industri olahraga nasional dan internasional. Salah satu strategi pembangunan keolahragaan
nasional adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang inovatif dan terkonsep dalam rangka
mencapai target MDG’s dan National Character Development, khususnya dalam
Pembudayaan Olahraga.
Pengembangan Industri Olahraga Indonesia terkait dengan Olahraga Pendidikan,
Olahraga Rekreasi dan Olahraga Prestasi akan memasuki era baru dengan meningkatnya
pasar industri olahraga Asia. Indonesia memiliki potensi Industri Olahraga yang potensial
meliputi alam, sumber daya manusia, prospek pertumbuhan ekonomi 7% dan jaringan
produsen, distributor dan user yang sangat potensial. Dengan faktor-faktor tersebut di atas
Industri Olahraga Nasional diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar 1% terhadap
GDP dan 5% terhadap perekonomian negara.
Indonesia memiliki potensi untuk mengadakan Sport Good’s Show dan Sport
Facilities and Lifestyle Expo terbesar di Asia Tenggara dengan sinergitas antara industri
olahraga dan prestasi olahraga dengan dimensi franchise dan entertainment. Aspek
Pendanaan Industri Olahraga melalui pengembangan pembiayaan berbasis UMKM, FDI dan
Sukuk Ritel Syariah yang dikembangkan Departemen Keuangan, merupakan peluang bisnis
industri olahraga dan sarana pembentukan entrepreneur muda olahraga. Berdasarkan data dan
analisis tersebut di atas maka Riset terhadap Sport Industry sangat dibutuhkan dalam
Pengembangan Industri Olahraga Nasional dalam rangka Penetrasi Industri Olahraga
Indonesia ke Pasar Internasional.
Olahraga saat ini telah menembus ranah industri. Bahkan telah menjadi industri yang
menglobal. Banyak negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol,
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 56
Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, India, Australia, dan Thailand memacu pertumbuhan
industri olahraga sebagai pemasok devisa.
Industri olahraga yang dijadikan unggulan adalah industri peralatan olahraga dengan
merk global yang menembus pasar di seantero dunia. Unggulan kedua adalah industri event
olahraga, baik yang menjadi kategori olympic games, maupun di luar kategori itu. Termasuk
event olahraga ekstrim. Industri jasa di bidang olahraga seperti konsultansi, pemandu bakat,
klub- klub olahraga dan kesegaran jasmani.
Bidang media komunikasi dan informasi dan produk hiburan untuk pemanfaatan
waktu senggang juga telah lama dikembangkan. Belajar dari pengalaman negara-negara
tersebut, kita akan memacu pengembangan industri nasional. Usaha tersebut harus dilakukan
secara sistemik, sistematik, komprehensif, dan berkelanjutan.
Menurut Deputi III (Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga)
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Sudrajat Rasyid, sejak tahun 2005, pihaknya
telah mulai menata langkah-langkah konkret untuk mengembangkan industri olahraga. Kami
telah berkomitmen untuk mengembangkan industri olahraga untuk mendorong tumbuhnya
olahraga pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi, sekaligus sebagai kekuatan
pendorong
tumbuhnya
industri
dan
ekonomi
nasional
yang
mensejahterakan
masyarakat,jelasnya.
Beberapa kategori yang menjadi fokus pengembangan industri olahraga antara lain :
1. Produk pakaian dan alat-alat olahraga.
Pengembangan produk kreatif pakaian olahraga dan berbagai peralatan olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi yang berstandar nasional dan
internasional. Produk pakaian dan peralatan olahraga ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan, pemusatan latihan atlet, klub-klub olahraga, kebutuhan masyarakat, kebutuhan
pasar lokal, domestik, dan internasional.
2. Event-event kejuaraan olahraga.
Mengembangkan berbagai event kejuaraan olahraga pada kategori olympic games,
berbagai kejuaraan/kompetisi, dan festival olahraga rekreasi termasuk olahraga masyarakat
dan olahraga tradisional, olahraga ekstrim, termasuk adventure sport, yang diintergrasikan
dengan gelar kesenian, kebudayaan tradisional, kesenian kontemporer, potensi sumber daya
alam, dan promosi pariwisata.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 57
Festival Internasional Pemuda dan Olahraga Bahari, Indonesia Open Extreme Sport
Chamionship, dan Menpora Sport Festival sebagai contoh event berskala nasional dan
internasional yang telah sejak tahun 2006 digelar dan dijadikan agenda tahunan.
3. Pemasaran industri olahraga.
Ppengembangan konsultansi olahraga, penumbuhan klub-klub olahraga, penumbuhan
media informasi dan komunikasi olahraga, memacu kegiatan promosi, dan pemasaran
industri olahraga di dalam dan luar negeri.
4. Meningkatkan kapasitas kemampuan pelaku industri olahraga.
Ditegaskan oleh Sudrajat Rasyid, dari perspektif ekonomi, pengembangan industri
olahraga diarahkan untuk mempercepat penanggulangan pengangguran, membuka peluang
kesempatan kerja dan usaha bagi wirausaha muda di pedesaan dan perkotaan.
Olahraga dapat memicu kegiatan bisnis baru, misalnya pariwisata, tempat hiburan
(rekreasi), perhotelan, restoran, pengembangan usaha kecil (makanan dan minuman, serta
jajanan lainnya). Akhirnya derivasinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Pada saat ini
orang Indonesia tidak akan sulit untuk menemukan fitness centre, bowling alleys, kursus,
klub dan organisasi olahraga, serta pertandingan, turnamen, dan fasilitas olahraga yang
dioperasikan secara bisnis. Usaha intensifikasi dan ekstensifikasi perlu dilanjutkan dan
merupakan peluang bisnis bagi seorang berjiwa wirausaha.
Pelaku dan pakar olahraga hendaknya memiliki kesadaran bahwa peranan olahraga
dalam menciptakan bisnis sangat mungkin dan diperlukan. Mereka tidak dapat berjalan
sendiri dalam melakukan industrialisasi olahraga. Karena itu hendaknya menggandeng
pemilik modal sehingga bersinergi menghasilan rencana bisnis yang matang dan dapat
diandalkan.
Dalam kaitan inilah menurut Arismunandar (1997), wawasan bisnis dan manajemen
diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan bisnis olahraga. Hal ini penting karena
maju dan berkembangnya bisnis itu akan memicu penelitian dan pengembangan,
meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan ilmu dan teknologi olahraga,
meningkatkan prestasi, serta memperbanyak kesempatan kerja. Setiap pertandingan
memerlukan penonton dan hendaknya menarik banyak penonton. Pertandingan tanpa
penonton pastilah gersang. Motif berprestasi atlet akan menurun apabila tidak ada penonton.
Bagaimanapun juga teriakan penonton merupakan pemacu semangat bertanding para atlet.
Pertandingan kurang penonton pun dapat dipastikan membangkrutkan panitia penyelenggara.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 58
Di sarnping pendapatan dari tiket akan merosot drastis, para pengusaha atau perusahaan pun
kurang berminat mensponsori pertandingan itu. Kondisi ini akan memoros kepada rendahnya
tingkat kesejahteraan pelaku olahraga (terutama atlet dan pelatih) serta kurangnya sarana dan
prasarana olahraga.Jika situasinya seperti itu maka akan menjadi lingkaran setan. Kualitas
atlet menurun mengakibatkan prestasinya jeblok dan akhirnya pertandingan tidak bermutu.
Dampaknya apresiasi masyarakat terhadap olahraga rendah sehingga tidak datang manakala
ada pertandingan olahraga. Karena itu memajukan olahraga, meningkatan partisipasi dan
apresiasi masyarakat, prestasi dan bisnis olahraga, saling berkaitan dan saling menunjang.
Persyaratan Pengelolaan olahraga secara bisnis dapat menghasilkan keuntungan
(dana). Akan tetapi keuntungan yang dapat diraih sangat tergantung pada mutu fasilitas,
produk, pertandingan atau jasa yang dijual, memiliki daya tarik dan ditampilkan pada saat
yang tepat, di tempat strategis. Ada beberapa persyaratan agar kegiatan olahraga dapat
menjadi bisnis. Pertama, masyarakat sudah memiliki kesadaran olahraga dapat membugarkan
tubuh dan jiwa, meningkatkan kecerdasan (inteligensia dan emosional), meningkatkan
produktivitas kerja, mengurangi biaya perawatan kesehatan. Sosialisasi peran dan fungsi
olahraga seperti ini selayaknya menjadi program utama pelaku olahraga.
Kedua, tingkat kesejahteraan masyarakat sudah tinggi sehingga masyarakat tidak
hanya bergelut memenuhi kebutuhan primer (perut) tetapi masyarakat sudah memerlukan
kebutuhan tertier semisal rekreasi dan tontonan (pertandingan olahraga). Karena itu negara
(pemerintah, swasta, masyarakat sipil) selayaknya mengusahakan dengan cerdas peningkatan
kesejahteraan masyarakat ini.
Ketiga, para pengusaha sudah menyadari potensi dan peluang bisnis dari kegiatan
olahraga. Karena itu pemerintah berkewajiban mempromosikan dan menyakinkan para
pengusaha bahwa kegiatan olahraga menyimpan potensi dan peluang bisnis yang besar
terutama derivasi bisnis kegiatan olahraga itu sendiri seperti transportasi, pariwisata, jasa
pelayanan tempat olahraga, perdagangan peralatan olahraga.
Keempat, pemilik modal dan pengurus organisasi keolahragaan serta pelaku olahraga
lainnya tidak cukup hanya individu yang mencintai olahraga yang mau berkorban tenaga dan
materi, tetapi selayaknya mereka memiliki jiwa wirausaha. Pelaku olahraga tidak hanya
berpikir menghabiskan dana tetapi sudah selayaknya mengerjakan bagaimana aktivitas
olahraga yang dilakukan dan diselenggarakan dapat menghasilkan dana.
Pengurus dan pemilik klub atau organisasi olahraga dituntut memiliki kompetensi
agar setiap event dan atau pertandingan olahraga dapat menghasilkan keuntungan finansial
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 59
(uang). Karena itu hukumnya wajib bagi mereka untuk mempunyai kompetensi pemasaran.
Apalagi pemasaran produk event dan pertandingan olahraga tidak memerlukan kehadiran
langsung konsumen di lapangan atau tempat event dan pertandingan, akan tetapi dapat
melalui media radio atau televisi. Peluang semakin terbuka setelah semakin bertambahnya
stasiun radio dan televisi, tidak bisa tidak, kompetensi melakukan negosiasi dan kontrak
dengan stasiun radio dan televisi menjadi sangat penting
Penyelenggaraan pariwisata dan olahraga akan maju dan berkembang dengan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pariwisata dan olahraga iuga
akan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi vang strategis. Pariwisata dan
olahraga adalah subjek dan sekaligus juga objek masa depan. Pariwisata dan olahraga adalah
ujung tombak kehidupan masa depan. Kebutuhan pariwisata dan olahraga serta semua
kegiatan yang berkaitan dapat memicu bisnis baru, jasa dan produk baru. Karena kepentingan
dan kebermanfaatan pariwisata dan olahraga serta keterkaitannya dengan kemajuan bidang
lain, maka koordinasi dan dukungan semua pihak (instansi pemerintah, induk dan cabang
organisasi olahraga, pelaku usaha dan organisasinya, LSM dan organisasi kemasyarakatan
lainnya) sangat diperlukan. Promosi pariwisata hendaknya meliputi semua kegiatan yang ada
sehingga berorientasi pada kepentingan dan keberhasilan semua. Misalnya konferensi,
pameran, acara adat, museum, arsitektur, pertunjukan, kesenian, olahraga, dan pariwisata
sendiri.
Pengembangan usaha destinasi olahraga pariwisata di masyarakat dilakukan adalah
menenkankan kepentingan pada manfaat-manfaat sosial yang cultural bagi masyarakat lokal
bersama-sama termasuk di dalam pertimbangan ekonomi dan lingkingan. Seperti yang
diungkapkan Haywood (1988) masalah dalam menerapkan konsep ini adalah seringkali
“kemitraan” (partnership) dalam kenyataan diturunkan derajatnya menjadi “penghargaan”
(takenism). Kemudian page (1995) menambakan lagi satu pendekatan dalam pembangunan
ini, yaitu :Sustainable Approach: pendekatan yang berkelanjutan berkepentingan atas masa
depan yang panjang atas sumber daya dan efek-efek pengembangan ekonomi pada
lingkungan yang mungkin juga menyebabkan gangguan kultural dan sosikal yang
memantapkan pola-pola kehidupan dan kaya hidup individual. Menurut Hall (1991)
pengembangan yang berkalanjutan berhubungan dengan “equity, the needs of economically
marginal populations, and the idea of techmological and social limitations on the ability of
environment to meet present and future needs”. Pembangunan pariwisata berkelanjutan
diartikan sebagai proses pengembangan yang tidak mengesempingkan kelestarian
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 60
sumberdaya yang dibutuhkan untuk pembangunan di masa akan datang. Pengertian
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan ini sering diartikan sama dengan wisata alternatif,
yang di identifikasi sebagai: “Forms of tourism that are consistent with natural, social, and
community values and which allow both hosts and guests to enjoy positive and worthwhile
interaction and shared experiences (Eadington and Smith, 1992) Dalam Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan, penekanan berkelanjutan bahkan tidak cukup dengan kebarlanjutan
ekologis dan berkelanjutan ekonomi. Yang tidak kalah pentingnya adalah berkelanjutan
kebudayaan, karenan kebudayaan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting
dalam pembangunan kepariwisataan (Wall, 1993).
Berdasarkan potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata perlu
dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan
ekonomi rakyat. Dalam kerangka itu pariwisata perlu mengembangkan paket-paket wisata
baru seperti agrowisata atau ekowisata. Jenis wisata semacam ini selain tidak membutuhkan
modal yang besar juga dapat berpengaruh langsung bagi masyarakat sekitar. Masyarakat
dapat diikutsertakan dan keuntungan yang diperolehpun dapat dirasakan oleh masyarakat
sekitar.
Pengembangan pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan
dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, perlu ditetapkan berbagai peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu
pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan
pihak-pihak tertentu. Selain itu perlu diambil tindakan yang tegas bagi siapa saja yang
melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan.
Kedua, pengelolaan pawisata harus melibat masyarakat setempat.
Ketiga, kegiatan promosi yang dilakukan harus beragam,
Keempat, perlu menentukan DTW-DTW utama yang memiliki keunikan dibanding
dengan DTW lain, terutama yang bersifat tradisional dan alami. Kebetulan saat ini obyek
wisata yang alami dan tradisional menjadi sasaran utama para wisatawan asing. Obyek ini
masih banyak ditemukan di luar Jawa, misalnya di daerah-daerah pedalaman Kalimantan,
Papua dan lain-lain.
Kelima, pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dan
pemerintah daerah setempat, dengan sistem yang jujur, terbuka dan adil. Kerjasama ini
penting untuk lancarnya pengelolaan secara profesional dengan mutu pelayanan yang
memadahi. Selain itu kerjasama di antara penyelenggara juga perlu dibangun. Kerjasama di
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 61
antara agen biro perjalanan, penyelenggara tempat wisata, pengusaha jasa akomodasi dan
komponen-komponen terkait lainnya merupakan hal sangat penting bagi keamanan
kelancaran dan kesuksusan pariwisata.
Keenam, perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua DTW yang ada di
seluruh Indonesia. Dalam hal ini pemerintah juga harus memberikan perhatian yang sama
kepada semua DTW. Perhatian terhadap DTW yang sudah mandiri hendaknya dikurangi dan
memberikan perhatian yang lebih terhadap DTW yang memerlukan perhatian lebih.
Ketujuh, menggugah masyarakat sekitar DTW agar menyadari peran, fungsi dan
manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang-peluang yang
tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi. Masyarakat
diberikan kesempatan untuk memasarkan produk-produk lokal serta membantu mereka untuk
meningkatkan keterampilan dan pengadaan modal bagi usaha-usaha yang mendatangkan
keuntungan.
Kedelapan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik
untuk menunjang kelancaran pariwisata. Pengadaan dan perbaikan jalan, telephone,
angkutan, pusat perbelanjaan wisata dan fasilitas lain disekitar lokasi DTW sangat
diperlukan.
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 62
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin, Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta,
Grasindo. 1990
Rasyid Sudrajat,2006, Rekreasi dan Industri Olahraga, Mentri Pemuda dan Olahraga.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/04/20/12010729/Industri.Olahraga.Belu
m.Banyak.Dilirik. 2008.
Heather J. Gibson. Sport Tourism (Sport in the Global Society) Paperback 2006
Brent W. Ritchie,Daryl Adair. 2004. Sport Tourism: Interrelationships, Impacts and
Issues. Channel view publication. England
Commonwealth of Australia (2000). "Towards A National Sports Tourism Strategy"
(PDF). Retrieved November 6, 2009.
Gammon, Sean; Robinson, Tom (2003). "Sport and Tourism: A Conceptual
Framework". Journal of Sport Tourism 8 (1): 21–26.
Gibson, Heather J. (1 April 1998). "Active Sport Tourism: Who Participates?".
Leisure Studies 17 (2): 155–170. Retrieved 2015-01-08. (subscription required (help)).
Weiler, Betty; Hall, Colin Michael, eds. (1992). Adventure, Sport and Health
Tourism. Special Interest Tourism (London: John Wiley & Sons Ltd). pp. 141–58. ISBN 9780471947868. Retrieved 2015-01-08.
Klein, Seth (16 February 2010). "Will the Olympics boost long-term tourism to
B.C.?". Rabble Blogs. Retrieved 2015-01-07.
Gonzalez, Jonathan (2014). "Why Choose a Sports Ticket and Travel Company?".
Retrieved May 22, 2015.
Van Straten, David (2015). "A Sports Vacation Top 10 List". Retrieved May 22,
2015.
Penulis : Cipto Aji Gunawan
Sport Tourism Destinations Issues, opportunities and analysis. Edited by James
Higham. 2005, Elsevier Ltd
Penulis :Ir. BIasworo Adisuyanto Aka, MM. September 2010
Darmojo, R. boedhi. 2004. Buku Ajar Geriatric, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, Edisi 3.
Jakarta : FKUI
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas
Kesehatan. Depkes :Jakarta
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 63
Maryam, R. Siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika
Stanlley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi ke-3. Jakarta :
EGC
Pamungkasiwi, Endang dkk. 2006. Pengaruh Suplementasi Fe dan Zn terhadap Kadar
Hemoglobin dan Kesegaran Jasmani pada Lansia Aneia di Kabupaten Bantul. Volume 2,
No.3, Maret 2006:123-129. Jurnal Gizi Klinik
Manajemen Olah Raga & Rekreasi - Page 64
Download
Study collections