TINGKAT KECEMASAN IBU TENTANG EFEK SAMPING IMUNISASI BCG DI BPS NY. MARYAM Amd. Keb DESA KALIREJO KEC. SUMBERMALANG KAB. SITUBONDO MAY IGNAWATI NIM. 11002259 Subject : Kecemasan, Imunisasi BCG, Ibu Description : Imunisasi BCG pada bayi sangat penting dilakukan, guna memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkulosis. Adanya efek samping dari imunisasi BCG yang menyebabkan peradangan pada daerah suntikan sehingga ibu merasa cemas dan takut untuk memberikan imunisasi pada anaknya, hal inilah yang dapat menurunkan angka cakupan imunisasi dan tingginya dropout imunisasi. Tujuan penelitian ini mengetahui tingkat kecemasan ibu tentang efek samping imunisasi BCG di BPS Ny. Maryam Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancang bangun penelitian survey. Variabel adalah tingkat kecemasan ibu tentang efek samping imunisasi BCG pada bayi. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu bayi usia 0-1 bulan sebanyak 24 orang dan sampel sebanyak 24 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling tipe total sampling. Penelitian ini dilakukan di BPS Ny. Maryam Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo tanggal 23 Mei – 5 Juni 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden mempunyai tingkat kecemasan sedang tentang efek samping imunisasi BCG sebanyak 10 responden (41.7%). Berdasarkan penelitian kebanyakan responden mengalami kecemasan sedang, hal ini dibuktikan dari jawaban reponden tersebut menunjukan adanya tanda-tanda cemas, tegang, lesu, gelisah, takut sehingga orang yang mengalami kecemasan ini hanya bisa memusatkan perhatian pada hal yang penting dan melakukan sesuatu yang lebih terarah. Bidan harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang seoptimal mungkin dengan meningkatkan pelayanan yang bermutu dan menyeluruh khususnya dalam melakukan intervensi pada bayi yang mengalami efek samping dari imunisasi BCG serta dapat membuat poster tentang cara mengatasi efek samping imunisasi BCG. ABSTRACT BCG immunization to infants is very important, in order to provide immunity to tuberculosis. The desease side effects of BCG cause inflammation in the injection, so that mothers feel anxiety and afraid to provide immunization of their children. This can reduce the number of immunization coverage and the height of dropout immunization. The purpose of this study is to know the level of mothers anxiety about the side effects of BCG immunization in BPS Ny. Maryam Amd. Keb Kalirejo. Sumbermalang Kab. Situbondo. Design of this study is descriptive with survey. The variable is the level of mothers anxiety about the side effects of BCG immunization to infants. The population in this 1 study is all of mothers with infants aged 0-1 months and the sample is 24 respondents. The sampling technique used is total sampling with non probability sampling. This study had been conducted in BPS Ny. Maryam Amd. Keb Kalirejo. Sumbermalang Kab. Situbondo on May 23 to June 5, 2014. The collecting data uses a questionnaire. The data are processed with editing, coding, scoring, tabulating. The results show that almost half of the respondents have middle level of anxiety about the side effects of BCG immunization amount 10 respondents (41.7%). According to the study, the most respondents experience middle anxiety, it is proven from the answers of respondents show the incidence signs of anxiety, tension, lethargy, restlessness, fear so that respondents who experience anxiety can only focus on the important things and do something more purposeful. The midwives should can provide the full potential of health services with improving the quality and comprehensive service specializing in interventions to infants suffering from the side effects of BCG immunization and can make a' poster about overcoming side effects of BCG immunization. Keywords: Anxiety, BCG immunization, mother Contributor : 1. Sari Priyanti, M. Kes. 2. Nurya Viandika, S.ST Date : 20 Juni 2014 Type Material : Laporan Penelitian Permanen link : Right : Open document Summary : LATAR BELAKANG Selama dalam proses tumbuh kembang, bayi memerlukan asupan gizi yang adekuat, penanaman nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten, dan upaya pencegahan penyakit. Salah satu pencegahan penyakit yaitu melalui pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi di perlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada bayi sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat bayi sakit, khususnya pada kasus tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis. (Supartini, 2004). Perlu ditekankan bahwa pemberian imunisasi pada bayi tidak hanya memberikan pencegahan terhadap bayi tersebut tetapi akan memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadi penularan yang luas, dengan adanya peningkatan imunitas secara umum dimasyarakat, oleh karena itu pandangan orang tua tentang imunisasi yang benar adalah sangat penting dan difahami. Menurunya angka cakupan imunisasi dan tingginya dropout imunisasi bisa disebabkan karena hal-hal sebagai berikut antara lain faktor predisposising yaitu pengetahuan, pendidikan, sikap persepsi, faktor enabling yaitu ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai serta faktor reinforcing yaitu perilaku tokoh masyarakat dan petugas kesehatan.(Notoatmodjo, 2005) Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia 2007 (IDAI) Imunisasi dasar yang di wajibkan sesuai program pengembangan imunisasi (PPI) adalah hepatitis B, BCG, DPT, polio, campak. Hepatitis B 3kali pada bayi usia 0-4 bulan untuk mencegah penyakit hepatitis B. BCG 1kali pada bayi usia 0-1 bulan untuk mencegah penyakit TBC. DPT 3 kali pada bayi usia 2-6 bulan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Polio 2 4kali pada bayi usia 1-9 bulan untuk mencegah penyakit polio. Campak 1kali pada bayi usia 9 bulan untuk mencegah penyakit campak ( Ranuh,dkk,2007). Berdasarkan data dari WHO Immunization Summary tahun 2012, cakupan imunisasi di Negara-Negara ASEAN & SEARO Tahun 2010, angka capaian imunisasi BCG di India masih sebesar 87%, Timur Leste sebesar 71%, Myanmar sebesar 93%. Menurut data kementrian kesehatan RI tahun 2012 yang di rilis oleh Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis Indonesia (PPTI) setiap hari 175 orang Indonesia meninggal dunia akibat penyakit TB. Tujuan program ini adalah mencapai target 2014 untuk memberikan imunisasi menyeluruh bagi semua anak baik di kota maupun di desa dimana jumlah anak mendapatkan imunisasi lengkap di tingkat nasional paling sedikit mencapai 90 persen sementara di tingkat kabupaten setidaknya mencapai 80 persen. Cakupan imunisasi BCG di Indonesia pada tahun 2011 masih sebesar 97%. Cakupan ini telah mencapai target renstra tahun 2010 cakupan desa/kelurahan UCI yaitu 90% (Kemenkes RI, 2012). Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012, angka cakupan imunisasi BCG di Jawa Timur sebesar 101,45% atau 610,051 bayi yang telah dilakukan imunisasi BCG. Cakupan Imunisasi BCG pada tahun 2012 di Kabupaten Situbondo yaitu sebesar 93% atau 9,072 bayi yang telah dilakukan imunisasi BCG (Dinkes Jatim, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan tanggal 10 Mei 2014 pada 5 responden didapatkan ibu mengalami 3 kecemasan berat, 1 kecemasan sedang, dan 1 kecemasan ringan. Penyebaran penyakit infeksi masih menjadi bagian dari beban kesehatan masyarakat hingga saat ini. Berbagai upaya dilakukan baik dengan intervensi pengobatan maupun dengan upaya promotif dan preventif. Salah satu langkah preventif yang penting adalah imunisasi. Hingga kini imunisasi masih menjadi andalan dalam mengendalikan penyebaran berbagai penyakit infeksi, khususnya penyakit yang banyak menjangkiti anakanak. Imunisasi BCG penting bagi anak dalam pencegahan TBC milier, otak dan tulang karena masih tingginya kejadian TBC pada anak (Rusnoto, 2010). Timbulnya kejadian ikutan pasca imunisasi membuat masyarakat selalu bersikap menolak untuk pemberian imunisasi berikutnya, ini menyebabkan anak tersebut akan rentan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga timbul kecacatan/kematian (Ranuh, dk, 2012). Setelah dilakukan imunisasi BCG terdapat efek samping paling berat yaitu kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas (Muslihatun, 2010). Cemas merupakan respon yang paling umum yang dialami orang tua ketika ada masalah kesehatan pada anaknya (Sukoco, 2012). Upaya penangulangan kecemasan ibu untuk mengatasi efek samping dari imunisasi bidan harus memberikan pendidikan kesehatan ini sebelum imunisasi diberikan pada anak dengan cara memberikan informasi atau penyuluhan pada orang tua tentang imunisasi, dan memberikan penjelasan pada ibu yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan anak melalui pencegahan penyakit dengan imunisasi supaya dapat memberikan pemahaman yang tepat. Pada akhirnya diharapkan adanya kesadaran orang tua untuk memelihara kesehatan anak sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak khususnya. (Kemenkes RI, 2010). Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti tingkat kecemasan ibu tentang efek samping imunisasi BCG di BPS Ny. Maryam Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan ibu tentang efek samping imunisasi BCG pada bayi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bayi usia 0-1 bulan di BPS Ny. Maryam Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo pada bulan Mei 2014 yaitu sebanyak 24 responden dengan sampel sebanyak 24 3 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling tipe total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di BPS Ny. Maryam Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo pada tanggal 23 Mei-5 Juni 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder (kohort bayi) dan data primer dengan teknik angket untuk memperoleh data kecemasan ibu tentang efek samping imunisasi BCG pada bayi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder (kohort bayi) dan data primer dengan teknik angket untuk memperoleh data kecemasan ibu tentang efek samping imunisasi BCG pada bayi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di BPS Ny. Maryam Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hampir setengah responden mempunyai tingkat kecemasan sedang tentang efek samping imunisasi BCG sebanyak 10 responden (41.7%). Kecemasan adalah sinyal yang menyadarkan seseorang untuk memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan guna mengatasi ancaman (Ayub, 2007). Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif, sedangkan vaksinasi adalah pemberian vaksin (antibodi) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun dalam tubuh (Muslihatun, 2010). Bacillus Calmette Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin, tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi risiko terjadi tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan tuberkulosis milier (Ranuh, 2007). Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya (Ranuh, 2007) Berdasarkan penelitian sebanyak 10 responden mengalami kecemasan sedang, hal ini dibuktikan dari jawaban reponden tersebut menunjukan adanya tanda-tanda cemas, tegang, lesu, gelisah, takut sehingga orang yang mengalami kecemasan ini hanya bisa memusatkan perhatian pada hal yang penting dan melakukan sesuatu yang lebih terarah. Ketakutan yang dirasakan ibu tentang adanya efek samping dari imunisasi BCG pada balitanya seperti kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka dan meninggalkan bekas. Sehingga ibu lebih memusatkan perhatiannya pada balitanya saja dan berusaha untuk mengatasi efek samping imunisasi BCG yang dialami balitanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ani Mashunatul Mahmudah dan Ai Susilowati tahun 2012 tentang adanya hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi BCG dengan tingkat kecemasan pasca Imunisasi BCG pada Anaknya di Posyandu Margasari Tasikmalaya. Hasil peneltian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20-35 tahun sebanyak 13 responden (54.2%). Menurut Huclok (1998) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Seseorang yang mempunyai umur lebih muda ternyata lebih mudah mengalami 4 gangguan akibat kecemasan daripada seseorang yang lebih tua, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian sebagian responden yang memiliki umur 20-35 tahun dan mengalami kecemasan ringan-sedang adalah ibu yang berusia 20-35 tahun. Semua ini disebabkan karena mereka telah pernah mempunyai pengalaman pada anak sebelumnya. Sehingga mereka telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang berusia lebih muda dan mengalami kecemasan dikarenakan usia mereka masih dalam tergolong usia muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan dasar sebanyak 14 responden (58,3%). Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. (Wawan & Dewi, 2010). Gangguan kecemasan pada umumnya adalah suatu kondisi penyebab kegelisahan atau ketegangan yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan secara berlebihan sering kali tanpa ada faktor pemicunya. Kecemasan sendiri lebih sering dialami wanita daripada pria (Ramaiah, 2006). Ibu yang mengalami kecemasan ringan-sedang adalah ibu yang memiliki pendidikan dasar (SD-SMP), hal in dikarenakan berpendidikan yang masih dasar, maka wawasan pengetahuan ibu juga masih terbatas, dan pola pikirnya masih labil, sehingga ibu kurang mengetahui efek samping dari imunisasi BCG. Hasil peneltian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 17 responden (70.8%). Teori kebutuhan (teori Maslow) mengemukakan nilanya 5 tingkat kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkat ilmiah yang kemudian dijadikan pengertian guna dalam mempelajari motivasi manusia. Kelima tingkatan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktivitas diri. Ibu yang mempunyai pekerjaan itu demi mencukupi kebutuhan keluarga (kebutuhan pertama) akan mempengaruhi kegiatan imunisasi yang termasuk kebutuhan rasa aman dan perlindungan sehingga ibu lebih mengutamakan pekerjaan dari pada mengantarkan bayinya untuk di imunisasi (Suparyanto, 2011). Responden yang tidak bekerja mengalami kecemasan sedang dikarenakan ibu hanya mengurusi kebutuhan keluarga dan anak dirumah. Menyebabkan ibu tidak banyak menerima informasi dari lingkungan sekitarnya tentang penanganan efek samping dari imunisasi BCG sehingga banyak ibu yang mengalami kecemasan sedang. SIMPULAN Hasil penelitian yang dilakukan di BPS Ny. Maryam Amd. Keb Desa Kalirejo Kec. Sumbermalang Kab. Situbondo maka dapat disimpulkan bahwa hampir setengah responden mempunyai tingkat kecemasan sedang tentang efek samping imunisasi BCG sebanyak 10 responden (41.7%). REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian yang lebih tinggi menjadi penelitian eksperimen sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai referensi dalam penanganan imunisasi BCG. 5 2. 3. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Petugas kesehatan atau bidan lebih meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan kesehatan seoptimal mungkin dengan meningkatkan pelayanan yang bermutu dan menyeluruh dalam hal mengatasai efek samping imunisasi BCG. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan tentang efek samping imunisasi BCG pada bayi dengan cara mengikuti kegiatan posyandu dan mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan khususnya tentang imunisasi. Bagi Instusi Pendidikan Diharapkan institusi pendidikan dapat menambah sumber kepustakaan atau literatur kebidanan, khususnya tentang efek samping dan penanganan dari imunisasi BCG. Alamat Korespondensi : - Alamat rumah : Desa Gudang RT.02/RW.03 Kec. Asembagus Kab. Sitbondo - Email : [email protected] - No. HP : 089634899731 6