disertasi - UNAIR REPOSITORY

advertisement
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DISERTASI
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi
Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
NIM 090970413
PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
HALAMAN PENGESAHAN
DISERTASI
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi
Gendong Di Kota Surabaya)
Oleh :
RINDAWATI
NIM: 090970413
Telah Disetujui
Ko. Promotor
Promotor
Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, MS
NIP.1953012619830311001
Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan
NIP.194908311979011001
Mengetahui
Ketua Program S3 Ilmu Sosial
Universitas Airlangga
Prof. Dr. L Dyson P, Drs, MS
NIP. 195411031981031004
PROGRAM DOKTOR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi
Gendong Di Kota Surabaya)
DISERTASI
Untuk memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Sosial
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Ilmu Politik
Universitas Airlangga Surabaya
dan dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka
RINDAWATI
NIM 090970413
PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Promotor dan Ko Promotor
Promotor
: Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, Drs. M.S.
Ko Promotor : Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, M.S.
Disertasi ini telah diuji pada Ujian Tahap I (Tertutup)
Tanggal
: 29 September 2014
PANITIA PENGUJI DISERTASI
Ketua
: Prof Dr. L. Dyson, M.A.
Anggota
: 1. Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, Drs, M.S.
2.
Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, M.S.
3.
Prof Dr Edy Sutrisno,Drs, M.Si.
4. Prof. Dr. MV Roesminingsih, Dra, M.Si.
5. Dr. Siti Aminah, Dra, M.A.
6. Dr. Bagong Suyanto, Drs, M.Si.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama
: Rindawati, Dra, MSi
NIM
: 090970413
Program Studi
: ILMU-ILMU SOSIAL
Alamat/No. Tlp
: Jln. Jojoran Baru I/34 Surabaya
No. Telp. (031)5938627. Hp. 085852068812
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Disertasi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya sendiri, dan bukan hasil
karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan hasil
peniruan atau penciplakan (plagiarism) dari hasil karya orang lain. Disertasi ini
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas
Airlangga, maupun di Perguruan Tinggi lainnya ;
2. Dalam Disertasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar
kepustakaan;
3. Pernyataaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis Disertasi in, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Surabaya, Maret 2015….....
Yang Membuat Pernyataan,
Rindawati, Dra. MSi
-------------------------------NIM. 090970413
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
HALAMAN PERSEMBAHAN
Disertasi ini aku persembahkan untuk:
1. Ibundaku tercinta, Ibu Noer Romelah dan Bapakku tercinta Bapak Bin Jahja
(Alm).
2. Yang tercinta dan tersayang Suamiku Ir. Suhardi dan anak-anakku, Arif
Firman Samudra, Asa Aditya Persada, dan Aji Dewangga Dirgantara.
MOTTO:
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya
adalah sesuatu yang utama.
Kalau hari ini kita menjadi penonton bersabarlah menjadipemain esok hari.
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
UCAPAN TERIMA KASIH
AlhamdulillahiRabbil’alamin. Dengan mengucap rasa syukur ke hadirat Allah SAW,
Sang Maha Pencipta, Sang Penguasa Ilmu Pengetahuan yang Hakiki. Atas izin dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.
Disertasi ini mustahil dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan berbagai
pihak, baik perorangan maupun lembaga.Tidak sedikit waktu, tenaga yang telah dicurahkan
berbagai pihak guna mendukung kelancaran penulisan disertasi ini. Untuk itulah sangat tidak
adil bila penulis hanya menyebutkan sebagian di antaranya dalam halaman ucapan terima
kasih ini.
Terimakasih yang teramat dalam penulishaturkankepadaProf.Dr. Ida Bagus
Wirawan dan Prof. Dr. Subagyo Adam, selaku Promotor dan Ko-Promotor bagi penulis.
Terima kasih kepada Promotor Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, karena telah menjadi sosok
yang begitu berarti dalam perjalanan studi penulis selama menempuh kuliah S-3 di
Universitas Airlangga. Bagi penulis, jasa yang beliau torehkan tak mampu diurai satu per
satu. Uluran tangan, kesabaran, segala saran dan bimbingan serta motivasi yang beliau
berikan untuk penulis sejak awal hingga akhir masa studi teramat berharga.
Ucapan terima kasih pula penulis haturkan kepada Ko-Promotor, Prof. Dr.Subagyo
Adam yang telah membimbing dan berbagi ilmu serta masukan-masukan beliau yang cerdas,
mengarahkan dalam penyelesaian disertasi. Terima kasih atas segala saran, kritik, dan
motivasi yang diberikan kepada penulis dalam menjalankan tanggung jawab akademik secara
optimal untuk mencapai hasil yang terbaik.
Kepada dosen-dosen MKPD yang telah banyak membantu selama proses penulisan
proposal disertasi, penulis dalam kesempatan ini pula menyampaikan banyak terima kasih
atas bimbingan dan arahannya. Pertama, kepada Dr. Alisyahbana(Alm.), yang telah banyak
memberikan bimbingan dan kritikan yang berkaitan dengan sektor informal perkotaan,
penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas segala tambahan pengetahuan,
tugas-tugas
yang
diberikan
untuk
penulis,
sehingga
tertantang
untuk
dapat
menyelesaikannya.
Kedua, Prof. Kasto dari UGM, selaku dosen MKPD yang banyak memberikan ilmu
dan pengetahuan tentang kependudukan, khususnya migrasi penduduk. Prof Kasto dengan
sabar dan telaten telah membimbing penulis untuk memperkaya wawasan dan teori serta
implementasi tentang migrasi penduduk yang akan penulis tuangkan dalam disertasi ini.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ketiga, Prof. Dr. L. Dyson, M.A., selaku dosen MKPD Metode Penelitian Kualitatif,
sekaligus sebagai Kaprodi Program S-3, Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Airlangga. Prof. Dyson adalah sosok dosen yang sangat peduli dan sangat banyak
membantu mahasiswanya, baik yang berkaitan dengan bidang akademik maupun
administratif. Beliau dengan lantang selalu memberi dorongan kepada penulis agar cepat
menyelesaikan disertasi ini dan segera ujian. Beliau adalah seorang guru besar yang
senantiasa memberikan suasana yang sejuk disertai canda di saat mahasiswa mengalami
kesulitan, serta selalu memberi dukungan yang positif demi keberhasilan penulis.
Kepada Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Dekan Fakultas Ilmu
Sosial, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih atas tugas belajar yang diberikan
kepada penulis, sehingga penulis dapat melanjutkan kuliah ke jenjang S-3 Program Ilmu
Sosial di Universitas Airlangga.
Ucapan terima kasih pula tidak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Licyanus
Sudaryono, S.U., selaku Ketua Jurusan Program studi Pendidikan Geografi, FIS Unesa kala
itu, beliau dosen yang pertama kali merekomendasikan penulis untuk melanjutkan studi lanjut
S-3.
Kepada teman-teman dosen di jurusan Geografi,FIS,Unesa, penulis banyak
mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja samanya selama penulis menempuh studi
S-3. Kepada seluruh staf pengajar di Program Studi S-3 Ilmu Sosial, FISIP, Universitas
Airlangga, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas pencerahan dan
pengetahuan teoretis yang telah diberikan. Khusus kepada Prof. A. Ramlan Surbakti, Ph.D,
Prof. Dr. Hotman M. Siahaan, Prof. Eko Armada Riyanto, Ph.D, dan Daniel Sparingga, Ph.D,
penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas proses pembelajaran yang
benar-benar berkualitas di ruang kuliah. Seluruh teman mahasiswa peserta Program S-3 IlmuIlmu Sosial, sudah tentu termasuk penulis, benar-benar bersyukur memperoleh tambahan
pengetahuan yang bermakna dari ruang kuliah, dan itu semua menjadi bekal bagi penulis
dalam memperkaya khasanah pengetahuan baik teoritis maupun praktis.
Untuk seluruh teman Program S-3 Ilmu Sosial angkatan tahun 2009, penulis
menyampaikan terima kasih karena selama ini telah banyak bertukar pendapat, berdiskusi
memecahkan berbagai permasalahan sosial baik saat masih menempuh teori di ruang kuliah
sampai penyelesaian disertasi ini. Teman-teman tersebut antara lain: Pak Bambang Kuncoro,
Pak Suhanadji, Pak Andi Narwoko, Pak Suko Widodo, Pak Sindung, Pak Autar Abdilah, Ibu
Sutinah, Ibu Sri Soemartini, Ibu Dian Tri Kuntari, Ibu Endang Sriningsih, Ibu Dwi Setyani,
dan lain-lain.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kepada kedua orang tua penulis, Ibunda Noer Romelah dan Ayahanda /Bapak Bin
Jahja (Alm). Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalamdalamnya dan selalu mohon kepada Allah SWT, agar selalu memberi kesehatan yang barokah
dan panjang umur, umur yang barokah serta melindungi beliau (Ibuku) tercinta. Untuk
Almarhum Bapak, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga Bapak diampuni
segala dosa-dosa oleh Allah SWT, diterima segala amal ibadah, serta ditempatkan di tempat
yang mulia di sisi-Nya, amin amin amin ya robbalalamin. Ibu dan Alm. Bapak penulis adalah
orang tua yang sangat peduli terhadap pendidikan putra-putrinya. Beliau berdua selalu
memberi motivasi dan semangat akan keberhasilan studi penulis sampai ke jenjang yang
tertinggi ini. Berkat beliau berdualah penulis banyak belajar tentang kehidupan, baik
berkeluarga dan bermasyarakat. Jasa-jasa beliau berdua tak terhingga bagi keberhasilan
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas semua pengorbanan yang
telah diberikan untuk penulis, semoga Ibu selalu sehat walafiat, panjang umur, umur yang
barokah dan selalu dapat menemani serta menasehati penulis dalam meniti kehidupan ini,
amin.
Kepada suamiku tercinta, Ir. Suhardi dan anak-anakku tersayang antara lain: Arif
Firman Samudra, Asa Aditya Persada, dan Aji Dewangga Dirgantara. Mereka adalah orangorang yang menjadi sukma dan kekuatan bagi penulis untuk segera menyelesaikan disertasi
ini. Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada suamiku yang telah
banyak membantu dan mendukung penuh penulis untuk studi lanjut S-3 ini, telah membantu
dalam pengetikan, editing, transliting, dan segala kebutuhan penulis dipenuhi demi
kelancaran dan keberhasilan penulis untuk segera meraih gelar Doktor, Insya Allah semua
doa dari seluruh keluarga penulis dikabulkan oleh Allah SWT , amin amin ya robbalalamin.
Kepada merekalah sesungguhnya disertasi ini penulis persembahkan. Tak lupa pula untuk
adik-adikku semua penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan baik moril maupun
materiil.
Bagi semua pihak yang belum sempat penulis sebutkan dalam halaman ucapan
terima kasih ini, penulis mohon maaf yang sebesar besarnya, dan semoga segala peran bapak,
ibu dan saudara semua diberikan pahala yang setimpal oleh Allah SWT. Terima kasih.
Surabaya, Maret 2015
Penulis
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRAK
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul semanggi
Gendong Di Kota Surabaya)
Studi ini mengangkat realitas bakul semanggi gendong diKota Surabaya yang tetap
eksisditengahmenjamurnyaselera
kuliner
global.
Eksistensi
bakulsemanggigendongtersebutdidukungadanyaketerlekatankelembagaanbaikdariinternalbak
ulsemanggigendongsendirimaupuneksternallingkungan dan pelanggan, salah satunya adalah
dengan melakukan migrasi khas untuk menjajakan kuliner semanggi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,dengan metode fenomenologi.
Subjek penelitiannya adalah bakul semanggi gendong di kota Surabaya, dan pelanggannya.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik
analisis data dari berbagai sumber hingga menghasilkan pemaknaan (meaning).
Hasil penelitian menunjukkan: pertama, eksistensi bakul semanggi gendong secara
because motives (motif sebab) didukung oleh: 1) tradisi dan pengalaman turun-temurun dari
keluarga bakul dan sesama bakul; 2) kemudahan memperoleh bahan baku; 3) penghasilan
cukup banyak; 4) pelanggan yang setia, dan 5) motivasi baik dari diri sendiri maupun dari
keluarga, serta lingkungan sekitar. Kedua, secara in order to motives (motif supaya) terdapat
dua motif bakul semanggi gendong tetap eksis, yaitu: motif ekonomi dan motif ekonomi
tradisi.Ketiga, migrasi sirkuler khas bakul semanggi gendong di Kota Surabaya bermakna
ekonomi, religius, solidaritas, pengetahuan, dan tradisi. Keempat, migrasi sirkuler khas bakul
semanggi gendong di Surabaya telah membawa misi budaya arek yang lekat dengan simbol
keberanian, pantang menyerah dan mandiri. Kelima, terdapat konstruksi sosial bakul
semanggi gendong bahwa menjadi bakul semanggi gendong itu merupakan pilihan bagi
perempuan di kampung Kendung untuk melanjutkan tradisi keluarganya, dan harus
melakukan migrasi sirkuler karena pelanggannya. Implikasi temuan penelitian ini adalah:
pertama, eksistensi bakul semanggi gendong didukung oleh proses pelembagaan bakul
semanggi gendong sendiri; kedua, proses pelembagaan yang terjadi pada bakul semanggi
gendong di antaranya: budaya genetik, dan melakukan migrasi sirkuler untuk menjajakan
semanggi ke Kota Surabaya; ketiga, bakul semanggi gendong dimaknai oleh pelanggan
sebagai suatu budaya kuliner yang harus dipertahankan yang dikaitkan dengan orientasi masa
lampau, sekarang dan masa depan.Temuan penelitian ini menguatkan pendapatGranovetter
yang dikenaldengan teori keterlekatan/embeddednesbahwa sebuah jaringan akan eksis bila
ada keterlekatan diantara jaringan tersebut.
Kata Kunci : Bakul semanggi gendong, keterlekatan kelembagaan, dan makna sosial
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT
EXISTENCE of SEMANGGI SELLER WITH CARRYING BASKET
(A Studyof Institutional Economics Family and Characteristic of Migration of The Seller
Semanggi with Carrying Basket in Surabaya City)
This study raised the reality of the seller semanggi with carrying basket in Surabaya
which still exist in the midst of the global proliferation of culinary tastes. Existence of
semanggi seller with carrying baskets are supported any kind of internal institutional
ambeddednes semanggi seller with carrying baskets themselves and external environment and
customers, one of which is the migration characteristic to peddle culinary clover.
This study used a qualitative approach, the method of phenomenology. Research
subject is the seller semanggi with carrying basket in the Surabaya city, and customers. The
technique of collecting data using interviews, observation and documentation. Mechanical
analysis of data from various sources to produce meaning (meaning).
The results show: first, the existence of semanggi seller with carrying baskets in
Because motives (motive cause) is supported by: 1) the tradition and experience passed down
through generations of families and fellow baskets baskets; 2) ease of obtaining raw
materials; 3) earning quite a lot; 4) loyal customers, and 5) motivation both of themselves and
of the family, as well as the surrounding environment. Second, in order to motives (motive
so) there are two motives semanggi seller with carrying baskets still exist, namely: economic
incentives and economic motives tradition. Third, the typical circular migration semanggi
seller with carrying baskets in Surabaya meaningful economic, religious, solidarity,
knowledge, and traditions. Fourth, the typical circular migration semanggi seller with
carrying baskets in Surabaya has brought cultural mission Arek attached to the symbol of
courage, unyielding and independent. Fifth, there is a social construct semanggi seller with
carrying baskets to be semanggi seller carry that into the basket it is an option for women in
the village Kendung to continue the family tradition, and must perform circular migration for
customers. Implications of the findings of this study are: first, the existence of the seller
semanggi with carrying basket supported by the institutionalization process semanggi seller
with carrying baskets themselves; second, the institutionalization process that occurs in
semanggi seller with carrying baskets include: genetic culture, and perform circular migration
to peddle clover to Surabaya; third, the seller semanggi with carrying basket interpreted by
customers as a culinary culture that must be maintained which is associated with the
orientation of the past, present and future. The findings of this study corroborate the opinion
Granovetter known as the theory of adhesiveness/embeddednes that a network would exist if
there keterlekatan between these networks.
Keywords: The Seller Semanggi with carrying basket, embeddednes institution, and social
meaning
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN
Penelitian bakul semanggi gendong kali ini didasarkan atas fenomena bakul semanggi
gendong Surabaya yang telah di klim oleh pemerintah Kota Surabaya sebagai salah satu
kuliner asli Surabaya yang harus tetap dijaga kelestariannya. Kenyataan yang terjadi bahwa
bakul semanggi gendong Surabaya tersebut semakin lama tidak semakin bertambah, bahkan
cenderung semakin menurun. Hal ini terbukti dengan pengakuan para bakul semanggi
gendong sendiri yang mengatakan bahwa dalam lima (5) tahun terakhi ini jumlah bakul
semanggi gendong semanggi semakin berkurang. Menurut mereka, berkurangnya bakul
gendong tersebut disebabkan oleh sebagian bakul gendong sudah berusia lanjut dan tidak
kuat lagi untuk menjajakan semanggi ke Surabaya. Selain alasan tersebut, semakin
bervariasinya kuliner tradisional dan menjamurnya kuliner cepat saji yang bersifat global
akan sangat menjauhkan masyarakat terhadap kuliner lokal Surabaya yang satu ini.
Bakul semanggi gendong dan kuliner semanggi yang masih bertahan sampai saat ini
merupakan bakul-bakul yang mempunyai kemauan dan tekad kerja keras untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya dan tetap menjaga kelestarian tradisinya yang turun-temurun.
Budaya genetik ini akan menjadi pegalaman bagi bakul semanggi gendong untuk menjajakan
kuliner semanggi di kota Surabaya. Dengan bekal pengalaman, kemudian didukung oleh
mudahnya memperoleh bahan dasar semanggi, serta adanya pelanggan yang setia karena
melakukan migrasi sirkuler, akan membantu bakul semanggi gendong di Surabaya tersebut
tetap eksis walaupun harus bersaing dengan perekonomian metropolitan.
Fokus penelitian kali ini adalah tentang bakul semanggi gendong Surabaya yang
tetap eksis//bertahan/survive dalam persaingan kuliner selera global karena bermigrasi.
Kajian penelitian ini lebih menekankan pada aspek sosial budaya kuliner lokal kota Surabaya.
Bakul semanggi gendong dan kulinernya selain hanya ditemukan di Kota Surabaya, juga
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
terdapat ke khas-an lain , yaitu; Pertama, pedagangnya semua kaum perempuan paroh baya
atau sudah tua; Ke dua, para pedagang semuanya berasal dari satu daerah, yaitu wilayah
pinggiran paling barat kota Surabaya yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik, yaitu
Kampung Kendung, Desa Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya; Ke tiga, dagangan
yang dijual juga sama yaitu semanggi, cara menjajakannya juga sama, selalu berkeliling dari
kampung ke kampung, berjalan kaki, dan menggendong dagangan semangginya; Ke empat,
pakaian yang dikenakan para penjualnya selalu memakai kain batik atau jarik ( dalam bahasa
Jawa) dan kebaya serta selendang untuk menggendong wadah semangginya.
Tujuan penelitian yang ingindicapai kali ini antara lain: 1). Mendiskripsikan dan memahami
eksistensi bakul semanggi gendong Surabaya sebagai kuliner tradisional yang langka.;
2).Mengangkat kehidupan bakul semanggi gendong yang semakin terpinggirkan dan
mendiskripsikan pemahamannya tentang makna migrasi sirkuler
yang dilakukan;
3).Mendiskripsikan pemahaman makna bakul semanggi gendong bagi bakul semanggi
gendong sendiri dan pelanggannya.
Berbagai kajian empiris terdahulu melalui beragam penelitian yang dilakukan
para ahli tentang hal yang berkaitan dengan eksistensi atau strategi eksis dan migrasi pada
umumnya, menjadi acuan dan perbandingan awal dalam menentukan posisi dan
mengembangkan analisis lebih lanjut, menggunakan teori fenomenologi Alfred Schuz dan
Berger untuk mengkaji makna sosial bakul semanggi gendong.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi.
Subyek penelitiannyaadalah para bakul semanggi gendong yang ada di kota Surabaya dan
berasal dari Kampung Kendung, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, kota Surabaya,
sekaligus kampung tersebut sebagai lokasi penelitian ini. Selain bakul semanggi gendong,
subyek penelitian yang lain adalah para pelanggan semanggi yang setia di kota Surabaya.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil penelitian antara lain: Bakul semanggi gendong merupakan satu kesatuan
yang lahir dengan identitas budaya tersendiri yang menjadi ciri khas masyarakat Kendung.
Eksistensinya didukung oleh banyak faktor, yakni: faktor pendidikan yang rendah,
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki terbatas, pengalaman, faktor lingkungan alam
sekitar yang mendukung, serta pelanggan yang setia di kota Surabaya.
Pemahaman bakul semanggi gendong khususnya tentang eksistensinya, dilihat dari
because motives (motif sebab) adalah: faktor ekonomi keluarga, pengalaman, mudah
memperoleh bahan baku, budaya genetik/turun temurun, migrasi (pelanggan), dan motivasi
yang kuat. Secara in order to motives (motif supaya), bakul semanggi gendong tetap eksis,
agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya, serta mempertahankan
tradisi keluarganya. Dengan demikian, secara in order to motives, eksistensi bakul semanggi
gendong Surabaya disebabkan oleh faktor ekonomi dan ekonomi tradisi.
Bakul semanggi gendong juga mampu menciptakan pasar sendiri, tanpa tergantung
pada pasar yang ada. Ketika pasar tersegmentasi maka muncul kemudian relasi dan jejaring
yang dibangun antar bakul (konsumen) dan juragan (pemasok). Jaringan ini dibangun dengan
bermodalkan kepercayaan satu sama lain untuk tujuan bersama, dengan harapan tidak saling
merugikan. Kepercayaan (trust) yang dibangun untuk kepentingan bersama antara
kepemtingan ekonomi, sosial dan budaya agar tetap eksis. Temuan ini sekaligus
menambahkan kata kekhas-an pada teori keterlekatan Granovetter tentang jaringan, ( studi
kasus bakul semanggi gendong).
Perubahan kondisi sosial masyarakat secara universal tidaklah menjadi “bumerang” yang
akan meredam eksistensi budaya kuliner lokal masyarakat Kendung, Benowo, Kota Surabaya.
Hal tersebut terbukti dengan langgengnya bakul semanggi gendong yang sampai saat ini
masih eksis. Salah satu faktor yang mendorong adalah budaya genetik atau budaya turuntemurun.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil
penelitian
tentang
makna
migrasi
sirkuler
bagi
bakul
semanggi
gendongdisimpulkan, bahwa migrasi sirkuler khas yang dilakukan bakul semanggi gendong
memiliki banyak makna (meaningfull), tidak hanya makna ekonomi (materi) tetapi juga
makna non-ekonomi, seperti makna; (1) relegiusitas, (2) kesadaran solidaritas, (3) kesadaran
akan ilmu pengetahuan, dan (5) tradisi.Berbagai penelitian terdahulu membuktikan bahwa,
mayoritas perempuan dalam melakukan aksi perdagangan selalu didominasi oleh alasan
ekonomi. Hal tersebut ternyata tidak terjadi pada aksi perdagangan yang dilakukan oleh bakul
semanggi gendong. Ada dua alasan yang mendasari, yaitu: 1) tidak dapat dipungkiri mereka
menjajakan kuliner semanggi, namun ternyata bukan semat-mata karena alasan ekonomi saja
yang menjadi faktor penyebabnya, tetapi ada makna subyektif bahwa, dengan menjadi bakul
semanggi gendong, mereka akan tetap eksis dalam ekonomi keluarganya dan sekaligus tetap
mempertahankan tradisi keluarganya; 2)Dengan hasil penelitian ini, penulis sekaligus ingin
memodifikasi, menambahkan tentang hasil penelitian oleh Lee tentang migrasi, khususnya
migrasi sirkuler, yaitu dengan menambahkan kata khas (studi kasus) dalam migrasi sirkuler
sehingga menjadi migrasi sirkuler khas, seperti yang dilakukan bakul semanggi gendong.
Teori fenomenologi Berger dan Luckman digunakan untuk mengkonstruksi
pemahaman makna bakul semanggi gendong tentang dirinya sendiri. Makna bakul semanggi
gendong dihasilkan melalui konstruksi dalam ranah kognitif individu dan ranah kelembagaan
bakul semanggi gendong, serta pelanggannya. Dalam ranah individu, konstruksi makna bakul
semanggi gendong melibatkan faktor internal, faktor eksternal, keterampilan, dan tujuan.
Faktor internal yang dimaksud penulis adalah perasaan senang dan sengsara terhadap
eksistensinya menjadi bakul semanggi gendong.Perasaan senang dan sengsara terhadap suatu
hal merupakan bentuk dari kesadaran individu dalam melakukan kesengajaan. Sama dengan
perasaan senang yang dimiliki oleh pelanggan semanggi gendong di Kota Surabaya terhadap
kuliner semanggi. Dengan kesadaran dan kesengajaan sebagai salah satu bentuk memenuhi
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
selera makan, perasaan senang juga dapat menimbulkan romantisme masa lalu yang tetap
dikenang.
Keterlekatan pelanggan terhadap kuliner semanggi disebabkan pula oleh pengaruh
lingkungan. Diantaranya adalah anggota keluarga yang sering membeli semanggi
memberikan pengaruh secara tidak langsung kepada individu untuk melakukan hal yang
sama. Selain keluarga, lingkungan pergaulan pun mempengaruhi ketertarikan individu
terhadap kuliner tradisional semanggi.Kategori pertama adalah orientasi terdahulu, yaitu
pemahaman dan pengalaman yang pelanggan miliki terkait dengan kuliner semanggi yang
merupakan kuliner khas Surabaya. Kategori waktu berikutnya adalah orientasi terhadap masa
sekarang, artinya pelanggan memahami akan romantisme masa lalu terhadap kuliner
semanggi yang unik dan semakin langka. Orientasi masa yang akan datang memiliki arti
bahwa pelanggan berharap dapat memberi kontribusi untuk memasyarakatkan kuliner
semanggi Surabaya agar tidak cepat hilang.
Dari uraian tersebutpenulis menggunakan konsep fenomenologi transedental
Husserl untuk melakukan analisis terhadap pembentukan makna secara mental pada ranah
individu. Penulis menggunakan fenomenologi Alfred Schutz untuk melakukan analisis
terhadap faktor-faktor yang mendukung eksistensi bakul semanggi gendong. Sedangkan
untuk proses konstruksi makna dan realitas bakul semanggi gendong, serta keterlekatan
kelembagaan, penulis menggunakan konsep Berger dan Luckmann tentang konstruksi realitas
secara sosial.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN DESERTASI .................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ...........................................................................
ABSTRAK .......................................................................................................
ABSTRACT .....................................................................................................
RINGKASAN
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................
B. Masalah Penelitian....................................................................
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
D.Manfaat Penelitian .....................................................................................
E. Keaslian Penelitian ..................................................................
1
1
20
20
21
21
BAB II
24
24
25
28
33
41
42
47
49
64
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
A. Kajian Tentang Eksistensi .......................................................
B. Keterlekatan Ekonomi dalam Masyarakat Modern ...............
C. Penerapan Konsep Keterlekatan .............................................
D. Keterlekatan Pelembagaan Bakul Semanggi Gendong...........
E. Jaringan Sosial Bakul Semanggi Gendong ............................
F. Kajian Terdahulu yang Relevan .............................................
G. Eksistensi Bakul Semanggi Gendong
H. Kajian tentang Migrasi ............................................................
I. Teori Fenomenologi ..................................................................
J.
..........................................................................................
K. Teori Fenomenologi untuk Memahami Bakul Semanggi .......
L. Kerangka Pemikiran ..................................................................
ix
x
xi
xii
83
91
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
A. Pendekatan Penelitian ..............................................................
B. Setting/ Lokasi Penelitian ......................................................... 98
C.
.......................................................................................... 99
D. Subyek Penelitian .....................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
F. Teknik Analisis Data ................................................................
G. Teknik Pemeriksaan Data ......................................................
93
97
BAB IV BAKUL SEMANGGI GENDONG DAN ASPEK SOSIAL BUDAYA
A. Gambaran Umum Kota Surabaya ..........................................
B. Gambaran Umum Kampung Kendung ...................................
110
110
115
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
99
99
104
108
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
C. Bakul Semanggi Gendong dan Aspek Sosial Budaya .............
D. Pelanggan Semanggi Gendong ................................................
BAB V
122
138
BAKUL SEMANGGI GENDONG DI SURABAYA ..................
140
A. Eksistensi Bakul Semanggi Gendong.......................................
140
B. Migrasi Bakul Semanggi Gendong .........................................
149
C. Makna Bakul Semanggi Gendong Bagi Diri Sendiri Dan Pelanggan 176
BAB VI IMPLIKASI TEMUAN PENELITIAN .........................................
188
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................
A. Simpulan ...................................................................................
B. Saran-Saran ..............................................................................
216
216
224
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN :
A. Biodata Peneliti
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bakul semanggi gendong dan kuliner semanggi adalah salah satu pedagang dan
kuliner khas Kota Surabaya. Keberadaannya pada jaman modern ini sudah jarang ditemui,
namun masih ada yang tetap bertahan dengan tidak merubah sama sekali dari cara bakul
semanggi gendong yang sudah dilakukan oleh generasi pendahulunya.
Penelitian ini berawal dari penulis melihat fenomena bakul semanggi gendong,
seorang perempuan lansia yang menjajakan dagangan kuliner semanggi dengan berjalan kaki,
berkeliling, menyunggi atau menggendong dagangannya. Penulis berpikir tentang, mengapa
institusi-institusi lokal sebagai kekayaan lokal hampir tidak pernah mendapat perhatian dalam
proses pembangunan.
Kegelisahan ini semakin kuat ketika perilaku ekonomi modern selalu mendominasi
proses-proses penguatan kapasitas masyarakat dalam mengembangkan berbagai teknik dan
strategi usaha di tataran lokal. Tentu kondisi ini tidak terlepas dari perkembangan sosial dan
ekonomi masyarakat yang mengalami perubahan dan peningkatan, seiring dengan
berkembangnya budaya dan kebutuhan.
Peningkatan kebutuhan tersebut didasarkan pada kemunculan produk- produk yang
bersifat nasional maupun lintas negara (global). Dalam hal ini kekuatan kapitalisme telah
menguasai sendi-sendi kehidupan masayarakat, sehingga memberikan dampak serta turut
mempengaruhi perilaku dan pola konsumsi masyarakat.
Pada saat kekuatan kapitalisme yang mengusai pasar dengan kemunculan pasarpasar swalayan modern, metode penjualan berjaringan, sampai pada penjualan melalui pasar
teknologi eletronik dan sebagainya, ternyata masih terdapat segelintir masyarakat lokal yang
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mampu mempertahankan eksistensi aktivitas ekonomi kelokalannya yang bersifat tradisional.
Eksistensinya itu diwujudkan dalam bentuk melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
selera kuliner yang semakin langka. Padahal sesungguhnya praktek-praktek ekonomi
kapitalistik saat ini telah mengabaikan nilai-nilai manusia dan hubungan-hubungan antar
manusia.
Kelompok pelaku (aktor) ekonomi ini, dikenal masyarakat sebagai bakul semanggi
gendong. Kehandalan mereka untuk tetap survive dalam kancah ekonomi modern dan
perubahan arus sosial budaya masyarakat tidaklah terlepas dari kemampuan mereka
membangun relasi-relasi sosial dengan para pelanggan serta pelembagaan.
Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini sengaja mengkaji tentang kehidupan bakul
semanggi gendong atau penjaja semanggi, yang masyarakatbiasa menyebut sebagai “bakul
semanggi” Surabaya.Katabakul(dalam bahasaJawa)artinya ‘pedagang’,sedangkansemanggi
artinya
‘sekelompokpakuair’(salviniales
darimarga
marsilea),yangdiIndonesiamudah
ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi.
Secara morfologi bentuk tumbuhan semanggi sangat khas, karena bentuk daunnya
yang menyerupai payung yang tersusun dari empat kelopak anak daun yang berhadapan.
Kuliner
khas
kota
Surabaya
inidisajikandiataswadahyangterbuatdaridaunpisang(pincuk),terdiriatasbeberapa jenis sayuran,
seperti:
daun
semanggi
dan
kecambah
terbuatdariubijalardan
yang
ditaburi
dengan
bumbu
yang
kacangtanahsertasambalyangterbuatdarisingkong,gula
jawa,terasi,petisudang,dancabe.Ini merupakankearifanlokalyang dikedepankan oleh bakul
semanggi dengan dagangan semangginya.
Bakulsemanggigendongartinya
‘pedagangataupenjajasemanggidengancara
menggendong dagangannya, yaitu semanggi’. Istilah penjaja di sini diartikan sebagai
‘pedagang’, sama juga dengan ‘bakul’. Bedanya dengan pedagang yang lain bahwa istilah
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penjaja
karena
bakul
semanggi
gendonginidalam
memasarkanataumenjajakandagangansemanggitersebut dengancara berkeliling, berjalan kaki,
menggendong
semanggi
yang
ditempatkan
pada
wadah
yang
terbuatdarianyamanbambu,yangbiasa disebut besek. Dalam menjajakansemanggi, bakul
semanggi gendong sambilberteriakmenyebutnamasemanggi di setiap perjalanan kelilingnya.
Oleh karena itulah masyarakat Surabaya banyak menyebutnya sebagai penjajasemanggi,
selain bakul semanggi gendong.
FokuspenelitianiniadalahtentangbakulsemanggigendongSurabaya yang tetap eksis
(bertahan/survive),karena
bermigrasi
dan
pelanggannya.
Kajian
penelitianinilebihmenekankanpadaaspekekonomiyangdikajidalamkajiansosiologi,
yaitu
sosiologi ekonomi. Sosiologi ekonomi adalah studi sosiologis yang bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara ekonomi dan fenomena sosial. Fenomena sosial yang
dimaksud adalah fenomena bakul semanggi gendong yang berbedadenganfenomenafenomenasosial pedaganglainnya.Fenomenasosialbakul semanggi gendong berkaitan dengan
aspek ekonomi bakul semanggi gendong yanghanyaadadiKotaSurabaya,memilikiciricirikhususyangmudahdikenalikarena perbedaannya bila dibandingkan dengan pedagang lain
di jaman yang modern seperti saat ini.
Perbedaantersebutmenjadikekhasan
diSurabayasebagaikotametropolitan.Adapun
tersendiribagibakulsemanggigendong
ciri-ciri
khas
tersebut
antara
lain:
semuabakulsemanggigendongadalahseorangperempuanyangrata-rataberusiaparoh
1)
baya
sampai tua; 2) pakaian yang dikenakannya adalah dengan memakai kain batik bermotif
pesisir, baju kebaya, selendang untuk menggendong semanggi dan setumpuk krupuk puli; 3)
cara menjajaknnya berjalan kaki, berkeliling dari kampung satu ke kampung yang lain di kota
Surabaya
dengan
meneriakkan:
semanggi,
semanggi;
dan
4).
yangsatuiniakanmencengangkanbagipenulisbahwasemuabakulsemanggigendong yang ada di
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Surabaya
berasal
dari
kampung
Kendung,
Sememi,
Benowo,
Surabaya,padahalkampungtersebutterletak jauhdarikotaSurabaya. Namun, mengapa mereka
bersusah payah menjajakannya ke sana.
KampungKendungterletakdiwilayahSurabaya
Barat
yang
berbatasan
langsungdenganKabupatenGresikdanberjaraksekitar20--25km dariSurabaya. Dengan tempat
tinggal asal bakul semanggi yangjauhdarimerekamenjajakan semangginya tersebut, menurut
aspek demografiataukependudukan,bahwabakul semanggi gendong telah melakukan migrasi.
Migrasi
adalah
perpindahan
atau
pergerakanpendudukdaritempatasalketempatyanglain.Secarateoretis,migrasi
pendudukdapatdibedakanyaitumigrasitetap
(permanen)danmigrasitidaktetap
(non-
permanen).Bagibakulsemanggigendongdi Surabayaini,melakukanmigrasidapat dikategorikan
sebagai migrasi yang tidak tetap (non-permanen). Hal ini dengan alasan bahwa mereka
bermigrasi ke Kota Surabaya hanya bertujuan untuk menjajakan semanggidalam
kurunwaktuantara7sampai8jam seharikemudiandisorehari kembaliketempatasalnyalagiyaitu
diKendung,Benowo.Demikianrutinitasyang
dilakukansetiaphariolehbakulsemanggigendongtersebut.Atasfenomenaitulahmaka
migrasiyangdilakukanbakul
semanggidikategorikansebagaimigrasisirkuler,yang
artinya
migrasi yang tidak menetap dan bersifat ulang-alik.
Melihatpenjelasantersebut
di
atas,bakulsemanggigendongSurabaya
tetapmempertahankantradisimenjajakansemanggi,yaitudengantradisiturun-temurun,
caraberdagangnya,mengemasnya(packaging),
pakaianyangdikenakannya,
kesemuanya
untukmenelitinya,terlebihdiera
Dengandemikian,keberadaanbakulsemanggi
pelanggannya,
barang
itusangatunikdanmenarik
bagi
penulis
menjamurnyakulinermodernsepertisekarangini.
gendong
merupakanfenomenasosial
ekonomiyanglangkadanbelumterkontaminasipengaruhkulinerlain,
Disertasi
dagangannya,
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
meskipun
padasaat
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
inidigempurbegitubanyakdanberagambaikkulinermodernmaupuntradisional,
menampilkan
sesuatu
yang
baru
dan
menarik,
agar
banyak
berusaha
diminati
konsumen.Meskipundemikian,kulinersemanggimasihtetapsamasepertidahulutanpa
oleh
ada
perubahan apa pun, namun masih tetap digemari, sehingga sampai sekarang keberadaannya
tetap eksis.
Eksistensi bakul semanggi gendong juga didukung oleh hubungan baik yang terjalin
antara bakul semanggi dengan pelanggan di Kota Surabaya sebagai bagian dari
romantismemasa lalu, sehingga masih ada keseimbangan antara bakul semanggi gendong
sebagai supplyer dan pelanggan sebagai demand (pasar). Dari aspek sosial dan
ekonomi,bakulsemanggigendongSurabayamelakukanmobilitaskeluardaridesa
merekasetiapharimenujukekotaSurabaya,yangberjarakantara25-45km,sehingga
peneliti
menyebutnya sebagai migrasi sirkulasi yang khas. Aspek–aspek itu semuaditeliti; bagaimana
makna yangterpikirkanolehsetiap bakul semanggi gendongtentangdirinya sendiri dan
eksistensinya di kancah persaingan kuliner yang modern dan menarik minat masyarakat
perkotaan, serta bagaimana pelanggan memaknainya.
Di tengah maraknyamakanan cepat saji dan kuliner yang menawarkan cita rasa
tinggidanberkelas,kulinersemanggimenjadidayatariktersendiribagiparapenggemar
atau
komunitas pencinta kuliner khas kota Surabaya tersebut. Hal ini karena kuliner semanggi
SurabayahanyaadadiKotaSurabayadanbelum pernahadaditemukandi kota lain di Indonesia.
Di satu sisi,kulinersemanggimenjadidaya tarik tersendiri, khususnya bagi penggemar kuliner
tradisional. Namun, di sisi lain, keberadaan kuliner semanggi kini semakin memprihatinkan.
Data sementara hasil wawancara langsung dengan beberapa bakul semanggi gendong yang
ditemui mengatakan, pelanggan mereka sebagian besar dari kalangan orang tua, sedangkan
untuk kaum muda sangat jarang membelinya (data primer, 2012).
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Saat ini bakul semanggi gendong yang masih bertahan menjajakan semanggi
sudahbanyakyangberusiatuadanmerekatidakberharapanakcucunyamenjadiseperti
mereka.Pernyataanbakulsemanggigendongtersebutamatmiriskarenasemanggitelah
sebagai“ikon”KotaSurabaya,yangsemestinyadijagakelestariannyadan
justru
menjadi
terpinggirkan
dan
kurang
diklaim
dibudayakan,
dipromosikan.
Selain
tetapi
itu,
eksistensibakulsemanggigendongsampai saatini tidak ada perubahan, membuat penulis
terdorong untukmendalami tentang bakul semanggi gendong yang termasuk salah satu
kuliner tradisional Kota Surabaya yang masih bertahan.
Berdasarkan
ciri-ciri
yang
disebutkan
salahsatumakananyangtermasuklangka,dandipastikan
itu,kulinersemanggimerupakan
terdapat
unsur-unsur
sosio-
budayayangmelekatdanmelembaga secaraturun- temurun,terjadipadabakul semanggi gendong
itu sendiri serta lingkungan alam dan lingkungan sosial yang mendukungnya.
Semanggi Surabaya ini dijual dengankerkelilingdarikampungkekampung dengan
cara digendong oleh perempuan paruh baya. Bakul semanggi gendong ini menjajakan
dagangannya mulai pagi hingga sore hari.Bakul semanggi gendong ini mudah dikenali
karenamereka mengenakan jarik dan selendang untuk menggendong semanggi. Formasi
dagangannya ketika digendong pun sangat khas. Sebuah besek dan keranjang berisi sayur dan
bumbu berada di bawah, kemudian di atasnya ditumpangkan seplastik besar kerupuk puli
hingga terlihat menjulang tinggi digendongannya. Tangan satu memegang dagangan, tangan
yang lain menenteng keranjang yang berisi daun-daun pisang untuk pincuk sambil
meneriakkan kata semanggi.
Dibutuhkan keseimbangan yang luar biasa, terutamabagi bakul semanggi gendong
yang sudah tidak muda lagi, agar dagangan tersebut tidak tumpah. Ketika ada pembeli,
menggunakan suatu teknik yang cepat, keranjang yang menjulang tinggi sampai di atas
kepala
Disertasi
itu
bisa
diturunkan
dengan
baik.
Sebaliknya,
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
ketika
selesai
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
melayanipelanggan,keranjangdaganganitu
punbisadengancepatberpindahke
punggung
gendongannya.
Penjelasan tersebutmengesankan tentang budaya yang jauh dari kata modern,
padahalzamansekarangini dalam segalaaspekbahkansampaimakananpunsudahmerambah pada
budaya yang mengglobal. Globalisasiekonomi, informasi, dan budaya telah mempengaruhi
berbagai aktivitas manusia, termasuk aktivitas konsumsi makanan. Pergaulanantarmanusiadanantar-budayayangmelewatibatas-batasgeografis,negara,
budaya,danagamatelahmeningkatkanintensitasdankompleksitaskonsumsimakanan itu sendiri.
Makan pada zaman ini tidak lagi merupakan aktivitas yang berskala lokal, yang dilakukan
dalam
lingkup
ruang
dan
waktu
lokal,
melainkan
aktivitas
yang
melibatkanberbagairelasidaninterelasiberskalaglobal,yangdilakukandalamruang dan waktu
global, sehingga disebut globalisasi konsumsi.
Berbagaibentukkonsumsimakanan berlangsungdalamskalaglobal, disebabkan pada
tingkat
produksi,
yaitu
meluasnya
skala
menjadiberskalaglobal.Dalam
produksi
pada
tingkat
negara
konteksmakanan,berbagaibentukmakananyang
berasaldariberbagaitempatdankebudayaan
(sepertiAmerikaSerikat,Italia,dan
Jepang)kinidiproduksitidakhanyadinegaradanlingkungannyamasingmasing,tetapitelahmeluaskehampirseluruhtempat di seluruh dunia. Berbagai bentuk franchise
makanan kini tersebar di hampir semua wilayah/ tempat global. Globalisasi telah
mengintegrasikanberbagaielemenbudayamakandariberbagaitempatkedalamsebuah
wadah,
yang disebut budaya makan global.
Industri makanan yang berskala global merupakan sebuah peluang, sekaligus
ancaman
bagi
industri
makanan
lokal,
antara
peluang
dan
harapan,
antara
identitasdantransformasi.Disatupihak,globalisasiseleratelahmenciptakansemacam
penjajahanselera,yaituhomogenisasi,standarisasi, dan internalisasi selera oleh budaya makan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dari sebuah negara adidaya, seperti Amerika Serikat, yang mengkondisikan budaya-budaya
lokal melakukan peniruan dan imitasi. Di pihak lain, globalisasi selera justru memberi
peluang bagi budaya kulinerlokal untuk mengglobalkan dirinya, yaitu memperluas
produksinya dari yang bersifat lokal menjadi berskala global.
Globalisasi,disatupihaktelahmembuka
pintuseluas-luasnyabagibudaya
lokaluntukberperandidalamprosesperkembangandanpengayaan;dipihaklain,
globalisasilewathomogenisasikonsumsijustrumengancam keberlanjutanbudaya kuliner lokal.
Alih-alih mengembangkan sendiri budaya kuliner lokal, yang terjadi malahmeniru
berbagaibentukyangimitasi,misalnya berbagai imitasi dari Kentucky Fried Chikken, seperti
ayamcrispy, ayamgoreng tepung bumbu, dan yang lainnya.
Selera global menjadi sebuah persoalan budaya yang sangat serius, ketika
masukkedalamsebuahbudayadanpadaakhirnyamerusakdanmenghancurkanselera
sendiri.
Selera
global
itu
menjadi
sebuah
ancaman
yang
lokal
serius
itu
terhadap
eksistensidankeberlanjutanbudayakulinerdanseleralokal.Budayakulinerdanselera
lokalterserapkedalam
budayadanselerayangdominan,bersifathegemonis,yaitu
dengankekuatannyamampumenyerapbudayadanseleralokaluntukkemudiandiklaim
sebagaibagiandaribudayamereka.Sebutsaja McDonald menyerapberbagaibudaya dan seleraselera etnik di hampir seluruh penjuru dunia, dan mengklaimnya sebagai bagian dari
budayaMcDonaldyang disebut dengan McDonalisasi.
Banyakpihakyang
melihatglobalisasibudaya,termasukkonsumsidanselera,
sebagaisuatuancaman.Sebagaibentukbarudariimperialismekultural
yangdidominasibudayaBarat.Budayadan
atau
budaya(kuliner)
seleramakansesungguhnyaadalahsangat
pluralistik,tetapikini diseragamkankedalam kesatuanbudayaglobal,contohnya keseragaman
tempat,
manusia
dan
budayanya.
dalamnya,peralatanyangdigunakannya,tata
Disertasi
Sebuah
Restoran,
makanan
caradanetikamakan,
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
yang
sertagayahidup
ada
di
orang-
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
orangyangmakandidalamnya,semuatampaksamadanseragam
dunia.Budayaselerayangsamatersebut
akan
membentuk
diseluruh
apa
yang
disebut
sebagai
seleraglobal,sehinggabudayamakanyangpluralisatauberanekaragam sudah dikalahkan menjadi
budaya
dan
selera
makan
dan
makanan
yang
homogen,
kemudian
menjadi
semacamhomogenisasi selera.
Homogenisasi selera ini tampilmelalui berbagai simbol budaya. Mc Donald
adalahsalahsatudarisimboltersebut,yangmenciptakanseleraglobal,dalampengertian
klaim
atasberbagaiselerayangpluraluntukkemudiandiMcDonaldisasikan.Menurut
Ritzer
George
proses itu disebutkannya sebagai kecenderungan McDonaldisasi.
Upaya menjaga eksistensi itulah yang kemudian menuntut manusia menciptakan
tatanan sosial. Jadi, tatanan sosial merupakan produk manusia yang berlangsungterusmenerussebagaikeharusan antropologis yang berasal dari biologis manusia. Tatanan sosial itu
bermula dari eksternalisasi, yakni: pencurahan kedirian manusiasecaraterus-meneruskedalam
dunia,baikdalam aktivitasfisismaupun mentalnya (Berger, 1991: 4--5).
Berkaiatan dengan penelitian ini, pendekatan sosiologi ekonomi baru atau
seringjugadisebutpendekatan“keterlekatan”mengajukan
pandangan
yang
lebih
dinamis,yaitubahwakepercayaantidakmunculdenganseketikatetapiterbitdariproses
hubunganantarpribadidariaktor-aktoryang sudahlamaterlibatdalamperilaku ekonomi secara
bersama. Kepercayaan bukanlah merupakan barang baku (tidak berubah), tetapi sebaliknya,
iaterus-menerus ditafsirkan dandinilaiolehparaaktor yang terlibat dalamhubungan perilaku
ekonomi. (Damsar,1997: 42).
Sosiologi ekonomiadalah studi sosiologis yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara ekonomidan fenomena sosial. Asumsi yang dibangun sosiologi
ekonomidalam
tindakan
Disertasi
sosial,
melihatfenomenaekonomiadalahtindakanekonomisebagaisuatu
tindakan
ekonomidisituasikan
secara
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
sosial,
dan
bentuk
institusi
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ekonomimerupakankonstruksisosial (Granovetteryangdikutipkembalioleh Swedberg, Richard.
2000).
MenurutGambetta(dalam
Damsar,2011:201)diskusisosiologistentang
kepercayaanumumnyadikaitkandenganketerbatasan
yangberkenaandengan
perilakuoranglaindan
perkiraan
motif
dan
ketidakpastian
mereka.Setiaporangmemiliki
keterbatasandalammemperkirakansesuatuuntukmengatasiketidakpastiantersebut,
maka
dia
harus menjalin hubungan kepercayaan dengan orang lain.
Lawang(dalam
Damsar,2011:186)menyimpulkanintikonsepkepercayaan
sebagaiberikut:(i)hubungansosialantaraduaorang atau lebih, termasuk dalam hubungan ini
adalah institusi,yangdalampengertianinidiwakiliorang;(ii)harapanyang akan terkandung dalam
hubungan itu, yang kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah
pihak; serta (iii) interaksi yang memungkinkan hubungan dan harapan itu berwujud.
Bakulsemanggigendongdengansegalatradisidanbudayayang
dirinyadansekaligusbagipelanggannyayang
melekatpada
adadikotaSurabayaadalahjejaring
hubungansosialyangdiciptakan,dibangun,dan dikonstruksikan oleh tiap individu di tengah
masyarakat,dantiapindividutersebutterlibatdalamperilakuyang
merekapilih
secaraaktif
dansukarela,yangpadaakhirnyamengantarkanmanusiadalam proses pengambilan peran di
tengah masyarakatnya.
Gambaran tersebut setidaknya mengantarkanpenulispadasebuahpemahaman bahwa
ada sebuah nilai (value) yang ingin dicapai sehingga sebuah komunitas mempertahankan
eksistensi
dari
sebuah
khazanah
budaya
yang
telah
temurun.Jikadilihatdariaspeksosiologis,eksistensi
dianut
secara
turun-
bakulsemanggigendong
tersebuttidakhanyadilandasiolehhalyangtelahdikemukakansebelumnyatentangciri
khasnya,namunadafungsilainyangdapat
diperolehdarimenjadibakulsemanggi
gendongitusendiri.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Bakulsemanggigendongmempunyaifungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas
sosial di antara sesama bakul maupun pelanggan untuk mewujudkan sebuah pemenuhan
kebutuhan
dan
selera.
Dengan
demikian,
bakul
semanggi
gendong
bisa
dikatakansebagaistruktursosial.Strukturyangdibentukolehmerekapunbisaberubah
sesuaidenganperkembanganzaman.Struktursosialberfungsisebagaipenegasidentitas
yang
dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam
latarbelakangras,sosial,danbudayaakanmengembangkanstruktursosialnya
sendiri
sebagai
pembeda dari kelompok lainnya.
Dalam
kehidupanbermasyarakat,jugaselalumunculkecenderungandalam
diriindividuuntukmelanggarnorma,nilai,atauperaturanlainyangberlaku.Mengingatperanandans
tatusyangdimilikinya,individutadidalamstruktursosial, kemungkinan
akan mengurungkan
niatnya melanggar aturan. Sebab, apabila individu itu melanggar aturan, akan ada sanksi yang
tegas
sebagai
hukumannya.
Individubelajardaristruktursosialyangadadalam
masyarakatnya.Halituterjadi
mengingatmasyarakatmerupakansalahsatutempatberinteraksi.Banyakhalyangbisa
dipelajari
dari sebuah struktursosialmasyarakat,mulai dari sikap, kebisaaan, kepercayaan, sampai
kedisiplinan.
Secarasosiologis,masyarakatmerupakansuatusistem
sosialyangtidaklain
adalahsuatusistemdaritindakan-tindakan.Iaterbentukdariinteraksisosialyangterjadi
diantaraberbagaiindividu,yangtumbuhberkembangtidak secarakebetulan,namun tumbuh dan
berkembang di atas consensus, di atas standar penilaian umum masyarakat, yakni normanorma sosial. Norma inilah yang merupakan sumber terjalinnya integrasi sosial, dan juga
merupakan unsur yang menstabilkan sistemsosial budaya itu sendiri.
MenurutTalcottParsons,kehidupansosialituharusdipandangsebagaisebuah
sistem(sosial).
Disertasi
Sistemsosialdapatdidefinisikansebagaisuatupolainteraksisosial
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yangterjadidarikomponensosialyangteraturdanmelembaga.Salahsatukarakteristik
sistemsosialadalahmerupakankumpulandaribeberapaunsurataukomponenyang
terdapatdalammasyarakat,dimanakomponen-kompenen tersebut saling berhubungan dan
saling tergantung satu sama lain.
Dalam
pandanganWeber,tindakanyangdilakukanbakulsemanggitersebut
merupakantindakanirasional
yangdikategorikansebagaisebuahtindakan
sebagaimana dilansir dalam buku Teori Sosiologi Klasik dan
tradisional,
Modern
“Berawaldarimunculnyafolkwaysataukebisaaanyangsecaratidaksadaratau
dilakukan
maka
tindakan
itu
termasuk
tindakan
tindakantradisionaltersebutberdasarkan
berikut:
perencanaan
tradisional.
Bisanya
adat,danbilaorientasinyasamamaka
tindakaninisemacamtradisi”(Jhonson,1986:170).
TerlepasdaripandanganWeber,bakulsemanggigendongdengantradisiyang dilakoninya
merupakan
sebuah
tindakan
tradisional
tidaksertamertamenjadisebuahpenghalang
yang
irasional,
namun
hal
tersebut
eksistensisebuahsosialkapitalyang
terwujud
dalamlingkungan masyarakat yang semakin modern.
Kemajuanteknologidanperkembanganzamanyangsemakinmemolesdiridan
menjelmamembentuksebuahperadabanyangsemakinmoderndansaratakansentuhan
siencedanteknologi,tidak kemudian menggerusdanmenghilangkannilai-nilaisocialcapital yang
telah dianut oleh bakul semanggi gendong. Meskipun menurut Narwoko dan Suyanto
(2006)dalam bukuSosiologiTeksPengantardanTerapanbahwasetiap teknologi secara bertahap
menciptakan
kehidupan
manusia
teknologimerupakankekuatandahsyatyang
yang
sama
sekali
baru,
disadariatautidakdapatmengubahdan
dan
membawa
suatu masyarakat keluardari kondisi awal kehidupannya.
Perubahan
kondisi
bumerangyangakanmeredam
Disertasi
sosial
masyarakat
secara
universal
tidaklah
menjadi
eksistensibudayalokalbakulsemanggigendongdi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
masyarakatKendung,Benowo.Haltersebutterbuktidengan
langgengnyacarabakul
semanggigendongdalammenjajakankulinersemanggisampaisekarang.Salahsatu faktor yang
mendorong
bakul
semanggi
gendong
karena
ada
nilai
dibalik
pelaksanaan
tersebutyangdianggapsebagaisuatu tindakan yang sebanding dengan usaha yang mereka
lakukan.
Selainbakulsemanggigendongyangmasiheksisdankhas,terdapatfenomena
laindaritradisiyangdilakukannyayaitu denganbermigrasi.Berkaiatandengan penelitian ini,
mengedepankan
aspek
ekonomi
yang
didekati
dari
sosiologi,
penulismeminjamlogikaRitzertentangMacDonaldisasidanpertumbuhankartukredit.
GeorgeRitzermenggunakanteorirasionalitasdanbirokrasimilikMaxWeber(1864-1905)sebagaipisauanalisisnya.Dalammengkonstruksiteorinyainidanmenganalisis
wabahMcDonaldisasiyangtelahberdiasporadanterfragmentasibegitukuatdalam
kehidupan
bermasyarakat diberbagai aspek.
DampakMcDonalisasi
terhadap
kehidupan
masyarakatsangatsulit
ditangkal.
Adapun,kitaakandicap“aneh”atau“gila”bilatidakmengamininya.Namun,mengapa
haltersebutmenjadisesuatuyangsakral,normatif,danwajib hukumnya untuk dijalankanseolaholahmenjadisosokpenampakkanbaru,antaralainadalahkarena:(1)McD
menawarkanefisiensiataumetodaoptimalbagiperolehandarisatu
kelainpoin;(2)
McDmenawarkandayahitungataupenekananpadaaspekkuantitatifatasprodukyang
(ukuran
porsi,
ongkos)
serta
layanan
yang
ditawarkan
produk);(3)dayaprediksiyangditawarkanolehMcD,yaknirasa
(waktu
dijual
pemerolehan
yakinbahwaproduk
dan
layanannya akan tetap sepanjang waktu dan diberbagai lokasi; dan (4) kontrol, khususnya
melalui substitusi non-manusia keteknologi manusia dipatrikan merata kepada orang yang
memasuki dunia Mc.Donalisasi.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
TeoriRitzer
tentangMac.Donalisasitersebut
akan
bertolakbelakang
apabila
disandingkan dengan fenomena ekonomi sosial yang terjadi pada bakul semanggi gendong,
bahwa
tindakan
yang
selama
ini
dilakukan
menurut
bakul
semanggi
sebagaitindakanyangrasional.Namundizamanyangsudahserbamodernsekarangini,
adalah
tindakan
yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong tersebut merupakan suatu tindakan yang
irasional. Bagaimana tidak, secara logika, bakul semanggi gendong melakukan suatu tindakan
ekonomisosio-budaya yang masih tetap dipertahankan sampai sekarang, pasti ada aspek lain
yang melekat secara kelembagaan yang ada pada bakul semanggi gendong itu sendiri dan
keluarganya.
TeoriGranovettertentang SocialEmbeddednessdalam TheNewEconomic Sociology
merupakan pendekatan sosiologi ekonomi yang melihat tindakan aktor ekonomi
dalamkerangkastruktursosial.Namun,Granovetterlebihbanyak
menganalisisstructureofsocialrelationataunetworkterhadapfenomenaekonomi.
Dalamartikeltersebut,Granovettermendiskusikansetidaknyaada3halterkaitproblem
dari
embeddedness:
Pertama,
konsepsi
undersocialized
dan
oversocialized
sebagai
tindakan
aktorekonomi.Menurutnya,ekonomklasikdan neoklasik cenderung mengasumsikan aktor
ekonomi dalam konsepsi undersocialized, yaitu otonomi individu dalam tindakan ekonomi.
Aktor ekonomi yang otonommelepaskan diri dari konteks sosial, kultural, dan politik.
Tindakannya
dilakukan
ke
arahyangbersifatindividualistik.
Adapunekonom
reformisataujugasebagiandarisosiologstrukturalParsonian cenderung terjebak pada konsepsi
oversocialized,
yaitu
menempatkan
individu
dalam
ruang-
ruangdeterminasikultural.Aktorekonomiberadadalamstrukturyang mengatur segala keputusan
yang
Disertasi
ia
buat.
Baik
under-
maupun
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
oversocializedmenurut
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Granovettermemilikikesamaantertentu,yaitupenolakanterhadapstrukturrelasisosial
dalamproses produksi, distribusi, dan konsumsi (Granovetter, Mark. 1985).
KonsepsiundersocializedbanyakmerujukpadapemikiranAdam
tentangpasarbebasyangkompetitif.Menurutnya,dalam
Smith
pasaryangkompetitif,tidak
adaprodusenataupunkonsumenyangsaling
mempengaruhipermintaan,penawaran,
harga,dankomponenlainkarenapasaryangidealtelahmen-supplypembelidanpenjual
informasi
yang
sempurna.
Pasar
yang
ideal,
menurut
Adam
dengan
Smith
dapat
mengaturdirinyasendiri(Adam Smith, 2002), sehinggastrukturekonomiyangpaling baik adalah
membentuk dirinya sendiri tanpa adanya intervensi. Pada prinsipnya, pernyataan tersebut
telah mengeliminasistruktur relasi sosial dalamekonomi.
Dalam
ekonomiklasikdanneoklasik,jikaaktorekonomimemilikirelasi
sosial,makadapatmengancamterwujudnyapasaryangkompetitif.Olehkarenaitu,
ekonomklasikdanneoklasikmensyaratkanbahwaaktorharusotonom.Dalam
istilah
laindisebutkan,aktormengalami atomisasi yang oleh para sosiolog disebut homo economicus.
Bantahanyangradikaldatangdarisosiologstrukturalis,terutamamerekayang
mendapatpengaruhdaripemikiranTalcott
Parson.Strukturalisterutamakalangan
Parsonianberasumsibahwatindakanekonomiselaluberadadalam struktursosial sehingga sangat
dipengaruhi
oleh
determinasiyangsifatnyanon-ekonomi.Aktor
bertindakbisaatasnamatradisiatau
budayaatauapasajayangdisebutsebagai
kewajiban,keadilan,penghormatan,danlain
sebagainya.Pengaruhsosialselalu
berkontribusi
pada proses produksi, distribusi, dan konsumsi.
Dalam
teorisocialembeddedness,Granovetterberargumenbahwaaktor
ekonomiharusdihindaridariprosesatomisasikarenamembuataktorkeluardarikonteks
sosial.Haliniuntukmencegahkonsepsiundersocialized.
ditempatkandalamruang-ruang
Disertasi
determinasi
Tidak
kultural
pula
yang
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
aktor
mengakibatkan
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
oversocialized.Namun,aktorditempatkanpadastrukturrelasisosialdalamsebuah
sistemyang
sedang berjalan (Granovetter dan Mark, 1985).
Kedua,Granovettermendiskusikanembeddednessdalamproblem
trustdan
distrust.Fenomenatrustdandistrustdalamekonomitidakdapatdijelaskanapabilaaktor
ekonomi
diasumsikan
sebagai
under-
dan
oversocialized
tertentu,prosesekonomiterstrukturdalam
sebab
pada
masyarakat
hubungan-hubungannonpasar,seperti:
keluarga,komunitas,ataupunbirokrasi.Hubungan-hubungannonpasartersebutdapat
menjelaskanmengapa trustatau distrustmuncul atau menghilang (Granovetter dan Mark dalam
Haryanto,Sindung,2011).Argumentasidalam
teorisosial
embeddedness
menekankanpadarelasisosial yangkonkret (op.cit.,hal493).Trustadalahelemen yangdibangundi
atasrelasisosialyangkonkretbukanself-interested sebagaimana argumen para ekonommodern
saat ini.
Ketiga,problemantaramarketdanhierarki.Probleminimerupakankritik
GranovetteratasgagasanOliverWilliamson.MenurutWilliamson,bisnisberkembang dipengaruhi
oleh
hierarki
dalam
oganisasi
atau
perusahaan.
perusahaanbertemuuntukmengadakanrelasi
Eksekutif
dalam
dankontak.Relasisosialyanghierarkis
inimenciptakanorderdalam
kehidupanekonomi.Padaakhirnya,bisnisberkembang,
Granovetter
relasi
memandang
sosial
pentingketimbangmekanismeotoritasdalam
satu
antar
perusahaan
di
namun
semualevel
lebih
perusahaan.Relasidisemualeveldapat
menciptakansuppliers dan pembeli baru. Pada level tertentu, embeddednessdalam
relasisosialdapatmenghadirkantrustdansolidaritas.Jaringansosialyangberdiridi
modalsosialtersebutpadaakhirnya
mampu
atas
mengembangkanekonomidalamhalpasar
kerja,entrepreneurship, dan perusahaan (ibid., hal 493-504 ).
EmbeddednessbagiGranovetterlebihditekankanpadafungsi networkatau relasi sosial.
Sebenarnya ada kontribusi teori lain yang mendukung gagasan embeddedness dari
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Granovetter ini. Richard Swedberg menyimpulkan bahwa setidaknya ada tiga kontribusi
teoretis
yang
menjadi
fondasi
dari
social
embeddedness,
yaituNetworksTheory,OrganizationTheory,CulturalSociology (Swedberg danRichard, 2003).
Teori-teori yangtelah dijelaskantersebutakanmenjaditeoripendukung dalampenelitian
ini.
Denganmeminjamlogikakeduateorisosiologiekonomi
tersebut,
penulismencobamengkritisidengankeberadaanfenomenabakulsemanggi gendong yang secara
kasat mata berbanding terbalik. Untuk itu, dibutuhkan teori lain yang memperkuat sekaligus
menggunakan metode penelitian yang tepat. Oleh karena itu, dipilih pendekatan dan metode
fenomenologiberlandaskanpadaempat kebenaran, yaitu kebenaran empirik sensual, kebenaran
empirik logik, kebenaran empirik etik, dan kebenaran empirik transenden.
Atas dasar cara mencapai kebenaran ini, fenomenologi menghendaki kesatuan antara
subjek peneliti dengan pendukung objek penelitian. Keterlibatan subjek peneliti di lapangan
dan
penghayatan
fenomena
yangdialamimenjadisalahsatuciriutama.Haltersebut,
sepertidikatakanMoleong
(1988:7-
8),pendekatanfenomenologisberusahamemahamiartiperistiwadan kaitan-kaitannya terhadap
orang-orang biasa dalamsituasi-situasi tertentu.
Peneliti fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu
bagiorang-orangyangsedangditeliti.Makadariitu,inkuiridimulaidengandiam.Diam merupakan
tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang diteliti. Hal yang ditekankan adalah aspek
subjek dari perilakuorang.Merekaberusahauntukmasukke dunia konseptual para subjek yang
ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian
yang
mereka
kembangkan
di
sekitar
peristiwadalamkehidupannyasehari-hari.
Makhlukhiduptersedia berbagai carauntuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi
dengan orang lain, dan bahwa pengertian pengalaman manusialah yang membentuk
kenyataan.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kaum
fenomenologismenekankanaspeksubjektifdariperilakubudaya.
Mereka
berusaha masuk ke dalam dunia subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga peneliti
mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan dalam hidup sehari-hari. Subyek
penelitian
dipercaya
memiliki
kemampuan
untuk
menafsirkanpengalamannyamelaluiinteraksi.Penelitifenomenologistidakmenggarap
datasecaramentah.Peneliticukuparifdengancaramemberikantekananpadasubjek
untuk
memaknai tindak budayanya, tanpa mengabaikan realitas.
Masyarakat sebagai realitas objektif menyiratkanpelembagaandidalamnya. Proses
pelembagaan (institusionalisasi) diawali oleh eksternalisasiyang dilakukan berulang-ulang
sehingga terlihat polanya dan dipahamibersama, kemudian menghasilkan pembiasaan
(habitualisasi). Habitualisasi yang telah berlangsung memunculkan pengendapan dan tradisi.
Pengendapandantradisitersebutkemudiandiwariskankegenerasisesudahnya
melaluibahasa.Di
sinilahterdapatperanandidalamtatanankelembagaan,termasuk
dalamkaitannyadenganpentradisianpengalamandanpewarisanpengalamantersebut.
Jadi,perananmempresentasikantatanankelembagaanatau
lebihjelasnyapelaksanaan
perananadalahrepresentasidirisendiri. Perananmempresentasikansuatukeseluruhan rangkaian
perilaku yeng melembaga, misalnya peranan orang tua dalam mewariskan budaya dan tradisi
leluhurnyaseperti yang terjadi padabakul gendong semanggi ini.
Masyarakat
sebagai
realitas
objektifjugamenyiratkanketerlibatanlegitimasi.
Legitimasi merupakan objektivasi makna tingkat kedua, dan merupakan pengetahuan
yangberdimensikognitifdannormatifkarenatidakhanyamenyangkutpenjelasantetapi juga nilainilai.
Legitimasi
berfungsiuntukmembuatobjektivasi
yang
sudah
melembagamenjadimasukakal secara subjektif.
Masyarakatsebagaikenyataansubjektif menyiratkanbahwarealitasobjektif ditafsirkan
secara subjektif oleh individu. Dalamprosesmenafsir itulah berlangsung internalisasi.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Internalisasiadalahprosesyangdialamimanusiauntukmengambilalih
duniayangsedangdihunisesamanya(Samuel,1993:16).Internalisasi
berlangsung
seumurhidupmelibatkansosialisasi,baikprimermaupunsekunder.Internalisasiadalah
penerimaan
definisi
situasi
yang
disampaikan
orang
lain
proses
tentang
institusional.Denganditerimanyadefinisi-definisitersebut,individupunbahkanhanya
dunia
mampu
mamahamidefinisi orang lain, tetapi lebih dari itu, turut mengkonstruksi definisi bersama.
Dalam
proses
mengkonstruksi
inilah,
individu
berperan
aktif
sebagai
pembentuk,pemelihara,sekaligus perubah masyarakat.
Penelitiantentangbakulsemanggigendongselamainimasihjarangdilakukan, untuk itu
diperlukan bahan pembanding dengan penelitian lain. Karena itulah maka penulis
membandingkannya dengan hasil penelitian yang mengangkat tentang kehidupan yang
serupa, karena bakul semanggi gendong adalah bagian darinya.
Hasil penelitian oleh Corah Sinulingga, dkk. (2010), menjelaskan bahwa
penjualjamugendongadalahsuatuprofesiyangmasihterusdipertahankankarena
warisantradisidarikeluargasecaraturuntemurun.HasilpenelitianCorahdkk.memang
mampumenjelaskan
bahwapenjualjamugendongmasihterusbertahanhinggasaatini,
meskipunbanyakjamudalam
bentukpil,tablet,danserbuk;tetapipenelitian
mampumenjelaskanapakah
tersebutbelum
keberadaanmerekadikota-kotabesar
masihtetapmenjajakandengancaradigendong seperti yang dilakukan oleh bakul semanggi
gendong di Surabaya.
Untukmempertahankanmisibudaya,hasil
menjelaskanbahwaparapenjualjamudi
penelitian
Antharin
Prasanti
kotamenggunakanstrategiadaptasiguna
bertahan.
Mereka sebagai migran sirkuler di kota mempunyai misi memperkaya pengetahuan dan
alamdaerahnya.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PenelitianEvers
(1993),
yang
mengkaji
SectorinIndonesia:SocialandPoliticalConsequences”
jawaban
tentang
bagaimana
membangun
“TheTransformationoftheInformal
jugabelumcukupjelas
strategi
eksis
memberi
sektor
informal
perkotaan,sepertihalnyayangtelahdilakukanbakul semanggi gendongyangtetapeksis dengan
tradisinya walau masyarakat saat ini dilanda budaya MacDonalisasi.
Melihat beberapa hasil penelitian tersebut,dapat dijelaskan bahwa penelitian tehadap
bakul semanggi gendong Surabaya berbeda dengan penelitian-penelitian lain yang sejenis.
Perbedaan tersebut di antaranya terletak pada fokus penelitian, dimana penelitian terhadap
bakul
semanggi
gendong
ini
berfokus
pada
maknasubjekbakulsemanggigendongsendirisebagaipelakuekonomi
sosiologi
mempertahankan
makna
tradisi,
yaitu
semanggi
Surabaya,
serta
yang
dari
para
pelangganyangadadiKotaSurabayaterhadapeksistensibakulsemanggigendongyang masih tetap
mempertahankan tradisi menjajakansemanggiyangtidakberubah,yaitu digendong, berkeliling,
tampilan, baik dagangannyamaupunbakulsemanggigendong sendiri.
Pertumbuhanindustri,perumahan,
dan
pembangunanekonomilainnyadiwilayah
kabupatenpinggirankota-kotabesar,menciptakanpasarkerjayangbesarsehingga
araharusmobilitaspendudukyangsemulamenuju kota besar, seperti Surabaya, akan berbelok ke
arah wilayah-wilayah terbangun di pinggiran kota, misalnya Gresik dan kota-kota lain yang
masuk dalam koridorGerbang Kerto Susila. Dengan demikian, khususnya para pedagang
semanggi tidak harus semuanya masuk, hanya dikenal dan dinikmati warga kota Surabaya
saja, tetapi bisa meluas persebarannya sampai ke kabupatendankotadisekitarnya,bahkankotakotalaindi
seluruhwilayahIndonesia,
sepertiyangsudahdilakukanolehorangPadangdengankuliner rendangnya.
Diharapkandenganberkembangnyawilayah
pemasaran,
disamping
akan
lebih
mempopulerkankulinersemanggibesertatradisinya, secara sosial ekonomi akan meningkatkan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kesejahteraan bakul semanggi gendong khususnya dan masyarakat di desa Kendung, Benowo
pada umumnya, yangmenjadi cikal bakal adanya kuliner tersebut.
Berdasarkan uraiantersebut, peneliti berkeinginanuntuk melakukan penelitian khusus
mengenai
“Bakul Semanggi Gendong
(Studi tentangEksistensi
Dan
Keterlekatan
Kelembagaan EkonomiBakulSemanggiGendong Di Kota Surabaya).
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dikemukakan bahwa fenomena
bakulsemanggigendongSurabayayangunikdantradisionalsangatlayakuntukditeliti.
demimengembangkankhasanahdanwawasan
budaya
daerah,
Hal
khususnya
ini
budaya
kulinerKotaSurabayayangtradisional, yang semakin langka, tetapi masih tetap eksis
keberadaannyaditengahmaraknyakuliner
yangmodernsaatini.
Kondisi
kuliner
yang
modern,tidakmenyurutkan semangat bakul semanggi gendong, mereka tetap menjajakan
dagangannya ke Kota Surabaya. Oleh karena itu, bagaimana mereka masih tetap eksis, makna
apa di balik yang dilakoninya (bakul semanggi gendong), serta bagaimana para pelanggan di
Kota Surabaya memaknainya, menjadi masalah dalam penelitian ini.
Permasalahan yang dikemukakan tersebut semakin menguatkan peneliti untuk
mengungkapmaknabakulgendongsemanggiSurabaya
dengan
berbagai
simbol
yang
disandangnya. Dengan demikian, peneliti merumuskanmasalahpenelitiansebagai berikut:
1. Bagaimanakah eksistensi bakul semanggigendong di Kota Surabaya di tengah
gempuran selera ku liner modern dan tradisional lainnya?
2. Bagaimanakah
bakul
semanggi
gendong
melakukan
migrasi
khas
sebagaiketerlekatan kelembagaan ekonomi dalam mempertahankan eksistensinya?
3. Bagaimanakah makna bakul semanggi gendong bagi dirinya sendiri dan
pelanggannya?
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum penelitian ini adalah seperti berikut.
a. Memahamidanmendiskripsikanbakul semanggi gendong yang masih bertahan di
tengahgempuranmodernisasidan homogenisasi selera (konsumsi)dilihat dari
perspektif bakul gendong sendiri dan pelanggannya.
b. Memahamidanmendiskripsikanmigrasi
yang
dilakukan
sebagai
keterlekatankelembagaan ekonomi bakul semanggi gendong hinggabisa tetap
eksis sampai saat ini.
c. Memahami dan mendiskriksikan makna bakul semanggi gendong.
2. Tujuan khusus penelitian ini adalah seperti berikut.
a. Mendiskripsikandanmemahamieksistensibakulsemanggi gendongSurabaya sebagai
kuliner tradisional yang langka.
b. Mendiskripsikan
migrasi
bakul
semanggi
gendong
sebagai
keterlekatankelembagaandalam mempertahankan eksistensi.
c. Mendiskriksikan makna bakul semanggi gendong bagi dirinya sendiri dan
pelanggannya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkanmampu memberikan manfaat :
Merumuskan proposisi baru yang diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan
teori sosial tentang fenomena bakul semanggi gendong di Kota Surabaya dan eksistensinya.
E. Keaslian Penelitian
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Untukmenunjukkankeaslianpenelitianini, ada beberapa hal pokok yang membedakan
dengan studi-studi sosial budaya dan sosiologi ekonomi yang lain, khususnya yang
terkaitdengansektornonformalyangdilakukanolehbakulsemanggigendongdengan
studi-studi
sebelumnya. Adapun beberapa hal pokok tersebut adalah seperti berikut.
Penelitian
tentang
budaya
kuliner
khususnyayangmengangkatfenomena
bakulsemanggigendongdiSurabayasebagaikulinerkhasbelum
membutuhkan
studi
lapangan
yang
banyakdilakukan,
cukup.Studi-studiempiris
sehingga
tentang
sektor
informalyangmelakukanmobilitaspendudukbaikpermanenmaupunnon-permanen
diIndonesiamaupunasing,cenderungmenekankan pada pendekatan penelitian kuantitatif
dengan metode survey sebagai instrumen andalan untuk menghasilkan kesimpulan.
Adapun studi bakul semanggi gendong kali ini menggunakan pendekatan
kualitatif.Denganpendekatan
kualitatif
diharapkan
dipahamilebihmendalam
hasilpenelitianyangmenggunakan pendekatan kuantitatif. Oleh karena pendekatan ini
tidaksekedarmengkaji hipotesis berdasarkan data di lapangan, tetapi diarahkan untuk
pemahaman fenomenadanperumusanproposisi-proposisi baru, sehingga dapat mengungkap
fenomena bakul semanggi gendong Surabayayang syarat dengan aspek kualitatif yang
belumterungkap.
Penelitiantentangbakulsemanggigendonginidikategorikandalamsektor
ekonomi
nonformal. Terkait dengan penelitian sektor nonformal, hasil penelitiandari beberapa ahli
telahpenulis bandingkan.Penelitian-penelitiantersebut di antaranya
adalah
penelitian
Fatimah Maseri (2006), tentang konsep kerja dan peran majemuk perempuan pasar
terapung Muara Kuin di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Permasalahan
penelitian ini adalah
peran majemuk perempuan pedagang
kerja,danberimplikasipadaposisifaktualdalamperbandingan
penelitian
Disertasi
inimenunjukkanbahwayang
pokok dari
termanifestasi dalam
relatifdengansuami.Temuan
melatarbelakangi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
terjunnya
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
perempuansebagaipedagang
adalahkarenatuntutanpemenuhankebutuhan
dasarkeluargayangtidaktercukupiolehsuami.
Bakul
semanggi
gendong
selamaini
seringdipandangsebagai
kelompok
yangterpinggirkan dalamkehidupansosialekonomiperkotaan.Merekaadadari suatu budaya
yang tumbuh dan bertahan di tengah era modern sekarang ini. Walaupun dengan jumlah
yang terbilang sedikit bila dibandingkan dengan penjual kulinerlain yang lebih modern,
keberadaannya
akan
sangat
membantu
masyarakat
kotaSurabayaakanromantismemasalaluataskulinerkhasSurabayatersebut,yaitu
semanggiSurabaya.
Penelitian lainyangjugamengungkap kajiantentangbudayaadalahbudayaacungdi
DenpasarBaliyangmenemukan bahwaterdapatpandanganmiring sebagian masyarakatyang
menganggap
pedagangacungyang
selalu
bertindak
memaksadalam
menjualbarangdagangansehinggaterkesanmemperburukcitra pariwisata.
Berbedadenganpedagangacungyang
masyarakatdiDenpasar,Bali,berbedapula
mendapat
terhadap
cibiran
penelitian
dari
bakul
sebagian
semanggi
gendong,dimanamerekaamatdielukan olehmasyarakatpemggemar danpelanggan, karena
semanggi
merupakan
kuliner
khas
yang
langka,
semanggi
juga
sebuah
ikon
KotaSurabayayangperludijagadan dilestarikan keberadaannyaserta berusaha diperkenalkan
untuk mendukungpariwisataSurabaya, khususnyabudayawisatakulinernya.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Sosiologi Ekonomi
Fokus perhatian utama dari ekonom adalah aspek pertukaran ekonomi, pasar, dan
ekonomi. Sementara masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang berada di luar itu
dandipandang sudah ada. Hal itu berbeda dari sudut pandang sosiolog, yakni memandang
masyarakat sebagai suatu sistem sosial dan ekonomi, merupakan bagian integral dari sistem
masyarakat. Oleh karena itu, Smelserdan Swedberg, (2005), mengemukakan bahwa sosiologi
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ekonomi lebih banyak memfokuskan perhatian pada: (i) analisis sosiologis tentang proses
proses ekonomi, antara lain seperti terbentuknya harga (kesepakatan) antara pelaku atau aktor
ekonomi; (ii) analisis hubungan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dalam masyarakat,
antara lain dapat kita analisis hubungan antara ekonomi dan agama, ataupun politik,
birokrasi, dan institusi lainnya; (iii) analisis mengenai dinamika kelembagaan dan parameter
budaya yang menjadi landasan ekonomi masyarakat.
Sosiologi ekonomi, merupakan suatu kajian yang mempelajari hubungan antara
masyarakat,
yang
di
dalamnya
terjadi
interaksi
sosial
dengan
ekonomi.
Sosiologiekonomimengkajimasyarakat yang di dalamnyaterdapatprosesdanpola interaksi
sosial dalamhubungannya dengan ekonomi. Masyarakat sebagai realitas eksternal objektif
menuntun individu melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan apa yang dimiliki atau
diproduksi.
Pandangan mengenai sosiologi ekonomi dari Smelser dan Swedberg (2005)
sangat penting untuk dicermati dalam kerangka membangun pemahaman atas perspektif
sosiologis yang digunakan atau diterapkan dalam fenomena ekonomi, terutama yang terkait
dengan aspek produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa sebagai sumber
daya yang terbatas. Konsep ini dikutip Smelser dan Swedberg (2005) dari pendapat Weber
maupun Durkheim, yaitu:
“Economic sociology can be defined as the sosciological perspective applied to
economic phenomena. A similar but more elaborate version is te application of the frames of
reference, variables, and explanatory models of sociology to that complex of activities which
is concerned with the production, distribution, exchange, and consumption of scarce good
and services”.
Lebih lanjut, Smelser dan Swedberg mengemukakan perspektif sosiologis dalam
konteks ini yang meliputi interaksi personal, kelompok (grup), struktur sosial, kelembagaan,
dan kontrol sosial termasuk sanksi, norma, dan nilai. Dalam perkembangan selanjutnya juga
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ditambahkan aspek jaringan sosial (social networks), gender, dan kultur sebagai aspek yang
mejadi fokus perhatian dalam sosiologi ekonomi.
Saat ini studi mengenai tindakan aktor dalam fenomena ekonomi pada dasarnya
cenderung terfokus untuk menganalisis bagaimana masyarakat bertahan hidup melalui
pemenuhan kebutuhan hidupnya serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara historis
perkembangan Sosiologi Ekonomi diawali dengan perkembangan kehidupan ekonomi
modern dengan ciri berkembangnya masyarakat industri pasca masyarakat agraris yang
mengandalkan kegiatan pertanian sebagai dasar kegiatan perekonomian masyarakat.
Pasca pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh sosiologi klasik, khususnya Sosiologi
Ekonomi, sejak dekade 1980-an muncullah aliran pemikiran baru dalam sosiologi ekonomi
(Smelser dan Swedberg, 2005). Aliran pemikiran baru antara lain terangkum dalam teori
Granovetter (1985), mengenai keterlekatan (embeddedness),yang meletakkan jaringan sosial
(network) sebagai titik sentral pemikirannya. Lebih jauh dan yang relatif terbaru dari
Granovetter (2005)adalah gagasan mengenai pengaruh struktur sosial terutama yang dibentuk
berdasarkan jaringan sosial (network) terhadap manfaat ekonomis, khususnya menyangkut
kualitas informasi. Kemudian, Semelser dan Swedberg (2005; 4-5), juga lebih detail
menjelaskan peranan penting dari aliran pemikiran sosiologi struktural bagi studi-studi
Sosiologi Ekonomi.
Proposisi utama dari aliran itu adalah bahwa relasi aktor dan posisi aktor dalam
struktur sosial merupakan hal yang krusial dalam proses-proses sosialnya. Kemudian
berkembang lebih jauh studi-studi jaringan sosial di pertengahan tahun 1970-an hingga
tahun1990-an yang banyak memfokuskan perhatian pada jaringan kerja korporasi dan sektor
industri yang erat pertaliannya dengan teori-teori organisasi dengan memfokuskan perhatian
pada keterkaitan antara korporasi dengan lingkungan sosialnya.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Terdapat tiga ranah utama yang menjadi fokus perhatian studi Sosiologi Ekonomi
melalui penerapan teori organisasi, yakni dalam ranah ketergantungan terhadap sumberdaya,
ekologi kependudukan,dan new institutionlasm. Disamping itu, perkembangan Sosiologi
Ekonomi baru saat ini turut dipengaruhi pula oleh penerapan Sosiologi Kultural dan
pemikiran-pemikiran komparatif historis.
Aliran ini berkembang pertama kali saat mencetuskan beberapa proposisi utama
yang digagas antara lain oleh Harisson White (dari Harvard University), dan muridmuridnya, seperti Garanovetter yang juga didukung Swedberg dan beberapa tokoh pemikir
Sosiologi Ekonomoi baru. Proposisi yang dimaksud adalah: (i) tindakan ekonomi adalah
suatu bentuk dari tindakan sosial, (ii) tindakan ekonomi disituasikan secara sosial, dan (iii)
institusi-institusi ekonomi dikonstruksi secara sosial. Ketiga proposisi tersebut bersumber
dari gagasan Weber mengenai tindakan sosial. Menurut Weber tindakan ekonomi tidak
semata-mata dipandang sebagai fenomena stimulus respon yang sederhana, melainkan lebih
kepada hasil dari suatu proses yang dilakukan oleh individu dalam hubungan sosial yang
berlangsung (Sukidin, 2009).
Fenomena ekonomi yang langka dari bakul semanggi gendong juga dapat
dikaitkan dengan upaya Nee dalam menjelaskan konsep new institusionalism atau
kelembagaan ekonomi baru yang dikembangkan Victor Nee (1998 dan 2005) yang
menyatakan:
"New institutionalist sociology revisits the idea of context-bound rationality
developed in theclassical period of sociology and focuses on the social structural contest
within which individual interests and group norms develop as well as on the reciprocal role
of norms and interests in effecting institutional change," (p. xv).
Menurut Nee, new institutionalism adalah sebuah gagasan yang menggabungkan
antara ekonomi institusional (institutional economics), dan teori ketertambatan Granovetter
(Granovetter's embeddedness theory), yakni melekatnya jaringan sosial dalam struktur sosial.
Secara ringkas pemikiran Nee (2005) mengenai Teori Kelembagaan Baru diawali dengan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
gagasannya untuk menjelaskan bagaimana institusi berinteraksi dengan jaringan sosial (social
network) dan norma-norma sosial untuk mengarahkan tindakan-tindakan ekonomi. Dalam
tulisannya mengenai “The New Institutionalisms in Economics and Sociology,” dimulainya
dengan mengemukakan pendekatan yang digagas oleh Granovetter dalam memandang
jaringan sosial. Dia menyatakan bahwa, aktor ekonomi bukan atom yang lepas dari konteks
masyarakat, bukan pula sepenuhnya patuh pada aturan sosial. Tingkah laku aktor melekat
pada realitas relasi sosial secara nyata dan berlangsung dalam relasi sosial antar individu
maupun kelompok dalam struktur sosialnya. Relasi atau hubungan sosial bukanlah institusi.
Pandangan Kelembagaan Baru mengemukakan bahwa Granovetter hanya
menjelaskan gejala-gejala mikro yang dekat dengan aspek agen atau individu anggota
komunitas tanpa menjelaskan lebih banyak mengenai aspek yang berhubungan dengan
struktur makronya. Juga menurut Nee, Granovetter tidak menjelaskan mengapa aktor ataupun
agen dipandang terpisah dan terlepas dari hubungan sosial di tataran struktural dalam
mengejar kepentingan ekonomi. Granovetter (1985) menjelaskan mengenai ketertambatan
(embeddedness) jaringan, norma, dan kepercayaan dalam struktur sosial untuk merevitalisasi
logika studi-studi sosiologi ekonomi. Lebih jauh ia berpendapat bahwa ikatan interpersonal
diyakini memainkan peranan penting dalam pasar maupun perusahaan.
Konsep keterlekatan yang diajukan oleh Granovetter (1985) untukmenjelaskan
perilakuekonomidalam
hubungansosial.Konsepketerlekatanmerupakantindakan
ekonomiyangdisituasikansecarasosialdanmelekatdalam jaringansosialpersonal yang sedang
berlangsung
di
antara
para
aktor.
jaringanhubungansosialialahsebagai“suatu
Adapun
rangkaian
yang
dimaksud
hubungan
yangteraturatau
hubungansosialyangsamadiantaraindividu-individuataukelompok-kelompok”
dan
Swedberg,1992:9).
Tindakan
yang
dilakukan
dengan
oleh
(Granovetter
anggota
jaringanadalah“terlekat”karenaiadiekspresikandalaminteraksidenganoranglain.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
B. Keterlekatan Kelembagaan Bakul Semanggi Gendong
Telahdijabarkan di muka bahwa, keterlekatan yang dibangun oleh Granovetter
karena adanya jaringan sosial yang bermanfaat ekonomi. Pada tataran makro maupun mikro,
teori keterlekatan Granovetter sangat sesuai dengan perkembangan jaman untuk memperluas
jaringan sosial, baik terhadap modal sosial, tenaga kerja, produksi, distribusi dan pasar hingga
migrasi. Teori Granoveter yang telah dijabarkan tersebut di muka, khususnya yang terikat
dengan jaringan sosial mempunyai peranan penting dalam migrasi, karena ikatan
kekerabatan, persahabatan atau komunitas yang sama. Berdasarkan teori dari granovetter
tersebut bila penulis hubungkan dengan bakul semanggi gendong yang tetap eksis, salah satu
faktor karena bermigrasi sirkuler ke Kota Surabaya. Namun migrasi bakul semanggi gendong
ternyata berbeda.
Bakul semanggi gendong tetap eksis karena ada keterlekatan dengan pelanggan di
Kota Surabaya sebagai jaringan informalnya. Bakul semanggi gendong tetap eksis karena
melakukan migrasi sirkuler. Pada teori Granovetter, terjadinya migrasi karena ada
keterlekatan kekerabatan, persahabatan atau komunitas yang sama, tetapi pada bakul
semanggi gendong melakukan migrasi bukan karena ada keterlekatan kekerabatan,
pertemanan atau komunitas yang sama dengan pelanggannya, tetapi karena ada keterlekatan
romantisme masa lalu yang terjadi diantara bakul semanggi dan pelanggan.
Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh Granovetter dan penelitian yang
penulis lakukan walaupun terkait dengan embeddednes/keterlekatan, namun terdapat
perbedaan yang mendasar. Keterlekatan jaringan sosial yang terkait dengan migrasi jelas
berbeda. Pada teori granovetter dikatakan, bahwa jaringan sosial migrasi itu kuat karena
terdapat keterlekatan kekerabatan, pertemanan dan komunitas yang sama.Namun pada bakul
semanggi gendong jaringan sosial bermigrasi kuat bukan karena kekerabatan, pertemanan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ataupun komunitas yang sama, tetapi karena ada keterlekatan dengan pelanggan yang setia.
Untuk semua hal tersebut menurut Granovetter harus ada keterlekatan, didasarkan pada
kekerabatan atau komunitas yang sama. Tidak kalah penting pula bahwa,
membangun
sebuah jaringan sosial diperlukan inovasi.
Selain migrasi, teori Granovetter juga membahas tentang inovasi. Bila dikaji dari
fenomena bakul semanggi gendong di Surabaya, khususnya yang berkaitan dengan inovasi,
cenderung berbeda atau bertolakbelakang denganketerlekatan yang terjadi pada bakul
semanggi gendong yang sedang diteliti. Dengan demikian, penelitian dengan meminjam
logika
berpikir
dari
Granovetterini,walaupunterkaitdenganembeddednes
(keterlekatan),namunterdapat perbedaan yang mendasar, terutamapada kondisi sosial
ekonomi dan budaya masyarakatnya.
Perbedaankondisimasyarakat,di mana lahirnya teori Granovetter tersebut di
negarayangsudahmaju dan bakul semanggi terlahir di Kampung Kendung, salah satu
kampung di Kota Surabaya, Indonesia, yang termasuk negaraberkembang.Namun dengan
logika berpikirGranovetter tentangembededness, disini digaliketerlekatankelembagaandari
fenomenabakulsemanggigendongyangkonsistendaneksisdalam
budayakulinermodernsaatini,termasuk
mengapa
gempuran
merekamasihmaumenjualdanmenjajakan
semanggi,padahalkulinerinitidaksemuaorangterutamakaummudamengetahui
apalagimenggemari,
ditambahlagiharus
bermigrasi
sirkuler,
bersaingdengankuliner-
kulinerlainyang lebihmodern yang terus berinovasi. Disinilah letak perbedaan keterlekatan
bakul semanggi gendong dengan keterlekatan Granovetter.
Menurut penulis, bakul semanggi gendongmemilikiketerlekatan kelembagaan
terhadap
eksistensi
dankonsistensinya
menjadi
bakul
semanggi.
Keterlekatankelembagaanbakulsemanggigendongantara lain: 1) Keterlekatan yang berasal
dari diri bakul semanggi gendong sendiri (internal), (di antaranya: makanan/ kuliner
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
semanggi, pengalaman yang dimiliki, cara memperoleh bahan-bahan semanggi, cara
berpakaian bakul semanggi, dan cara memasarkan kuliner semanggi; 2) Keterlekatan antara
bakul semanggi gendong dan pelanggan (eksternal), hingga bermigrasi sirkuler; serta
keterlekatannya antara dengan juragan sebagai pemasok.
1.
Keterlekatan Bakul Semanggi Gendong Sendiri.
Keterlekatan ini meliputi kuliner semanggi, sejarah semanggi, cara memperoleh
bahan-bahan semanggi, cara berpakain bakul semanggi, dan cara memasarkan kuliner
semanggi. Secara keseluruhan unsur- unsur tersebut adalah melekat secara kelembagaan
dalam keluarga bakul semanggi gendong. Keterlekatan tersebut diturunkan secara
genetik/turun-temurun dari nenek moyang bakul semanggi gendong itu sendiri.
Keterlekatan tersebut konon merupakan hal yang mengikat bagi kaum perempuan di
kampung Kendung. Apabila ada kaum perempuan yang tidak bersedia untuk
melanjutkan tradisi bakul semanggi gendong, maka ia akan dikucilkan oleh keluarganya.
Dalam tradisi bakul semanggi gendong, biasanya kaum perempuan akan
memakai pakaian khas yang berbeda dengan pedagang lain pada umumnya. Pakaian
tersebut juga merupakan pakaian khas bakul semanggi gendong yang dilakukan oleh
para pendahulunya. Pakaian tersebut adalah kebaya, kain panjang bermotif batik pesisir
atau batik Madura, kemudian memakai kerudung dan selendang untuk menggendong
semanggi, seperti foto-foto berikut ini.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ibu Rukana, (65 tahun), (Ibu Sumi,52 tahun) dan Ibu Mu’ripah,(67 tahun).
Mereka bertiga sebagai subyek penelitian, sedang berangkat dari Desa Kendung ke Kota
Surabaya.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Para bakul semanggi gendong sedang menyiapkan dagangannya dengan menata
daun-daun pisang yang akan dijadikan pincuk setibanya di Pasar Kupang Surabaya,
sebelum menjajakan semanggi berkeliling di Kota Surabaya.
Ibu Rukana, 65 tahun (gambar kiri) yang siap menjajakan semanggi dan Ibu Mu’ripah 67
tahun (gambar kanan), sedang melayani pembeli. Keduanya sebagai (subyek-subyek
penelitian).
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ibu Patemi, 56 tahun dan Ibu Salamah, 57 tahun (subyek-subyek penelitian), baru sampai di
Pasar Kupang dan siap menjajakan semanggi.
Ibu Rukana, 65 tahun (subyek penelitian), sedang menjajakan semanggi di lokasi
perumahan.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ibu Muni, 67 tahun (subyek penelitian) sedang menjajakan semanggi
Sejarah Semanggi Surabaya
Kuliner semanggi di Kota Surabaya bila ditelisik dari sisi sejarah keberadaannya
telah dikenal oleh masyarakat Surabaya sejak jaman orde lama, tepatnya lima tahun
setelah Indonesia merdeka yaitu pada tahun 1950. Bukti ini penulis temukan pada syair
lagu “Semanggi Suroboyo” yang diciptakan S. Padimin. Saking melegendanya kuliner
semanggi ini hingga terciptalah lagu tersebut. Adapun syair lagu Semanggi Suroboyo,
seperti berikut ini:
Semanggi Suroboyo, Lontong Balap Wonokromo
Di makan enak sekali, sayur semanggi krupuk puli
bung…beli…
harganya sangat murah, sayur semanggi suroboyo
didukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung
bung..beli…
sedap benar bumbunya dan enak rasanya
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kangkung turi cukulan dicampurnya
dan tak lupa tempenya
mari bung, mari beli, sepincuk hanya setali
tentu memuaskan hati
mari beli, sayur semanggi,
bung… beli…
Lagu ciptaan S Padimin yang populer di tahun 50-an ini sedikit memberi
gambaran tentang makanan khas Surabaya yang satu ini. Dengan bahan utama daun
semanggi yang biasa tumbuh di pematang sawah lalu disiram bumbu khas yang terbuat
dari ketela. Oleh karena bentuknya yang mirip dengan pecel, beberapa orang
mengenalnya dengan sebutan pecel semanggi, meskipun menurut penulis pecel lebih
cenderung identik dengan bumbu kacang, sedang semanggi menggunakan bumbu ketela
sehingga berbeda.
Satu hal yang pasti sajian kuliner ini cuma ada di Surabaya. Kalau pun dijual di
luar Surabaya, kemungkinan pembuatnya pasti berasal dari Surabaya. Uniknya, penjual
semanggi ini biasanya datang dari wilayah Benowo dan sekitarnya (Kendung, Sememi,
Pakal). Ini bisa dimengerti karena di wilayah itulah masih tersisa sawah dan tegalan
tempat menanam semanggi. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir justru sebagian besar
bahan baku semanggi didatangkan dari luar Surabaya seperti Jombang dan Lamongan.
Adapun tegalan semanggi sendiri masih tersisa di beberapa tempat seperti di Kendung
dan Klakah Rejo meskipun kondisinya semakin terdesak pembangunan perumahan.
Menurut pengamatan penulis dan wawancara dengan bakul semanggi, terdapat
beberapa tipe penjual semanggi. Pertama bakul semanggi yang memiliki tegalan
semanggi sendiri. Kedua, beberapa bakul semanggi urunan bertanam semanggi di lahan
bersama. Biasanya, penjual tipe ini tidak berjualan setiap hari, seminggu cuma 3-4 kali.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ini terkait dengan persediaan dari semanggi itu sendiri yang dipanen bergantian. Ketiga,
bakul semanggi yang mendapat pasokan semanggi dari luar kota, seperti dari Lamongan
dan Jombang. Menurut penuturan bakul semanggi, kategori ini mendapat kiriman
semanggi dari Lamongan setiap 2--3 hari sekali bergantung kondisi pengiriman. Bakul
semanggi kategori ini ada dua macam, yang memakai modal sendiri dan yang memakai
modal orang lain atau juragan. Khusus bakul semanggil yang memiliki juragan, segala
keperluan bahan baku dipenuhi oleh sang juragan, bakul semanggi tinggal mengolah
sendiri. Untuk memperoleh semanggi, para juragan mendatangkan dari Lamongan atau
Jombang. Sedang yang memiliki modal sendiri, ada pula yang menjual semanggi di
depot makan seperti di kawasan Dempo Surabaya atau pujasera Plaza Surabaya. Bakul
semanggi kategori ini sudah memodernisasi, sehingga tidak penulis kategorikan dalam
penelitian kali ini.
Menurut penulis berdasarkan uraian tersebut, maka bakul semanggi dapat
dikategorikan sebagai berikut: (1) bakul semanggi gendong dengan menanam sendiri, (2)
bakul semanggi gendong dengan menanam patungan, (3) bakul semanggi gendong
dengan memasok bahan dari luar daerah (modal sendiri dan modal juragan).
Setelah menjelaskan tentang bakul semanggi gendong, sekarang sampailah pada
apa dan bagaimana kuliner semanggi. Semanggi adalah salah satu makanan/kuliner khas
kota Surabaya. Kuliner ini dikenal sejak tahun 1950. Saking melekatnya kuliner tersebut
pada masyarakat kota Surabaya, hingga diciptakanlah syair lagu Semanggi Soeroboyo.
Kuliner semanggi terbuat dari tanaman semanggi yang konon banyak terdapat di
daerah Kendung karena sawah yang terbentang luas. Disanalah kaum perempuan
Kendung memanfaatkan tanaman semanggi yang liar tersebut untuk dijadikan sayuran
bahan kuliner semanggi. Selain sayur semanggi biasanya ada kecambah dan diatasnya
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ditaburi bumbu semacam bumbu pecel, yang terbuat dari ketela rambat dan petis serta
cabe, kemudian diatasnya ada krupuk puli. Itulah gambaran kuliner semanggi.
Foto tanaman semanggi
Foto kuliner semanggi Surabaya
2.
Keterlekatan bakul semanggi gendong dengan pelanggan.
Bakul semanggi gendong memasarkannya ke Kota Surabaya dengan bermigrasi
sirkuler. Walaupun mereka berasal dari Kendung, Benowo, bakul semanggi gendong
melakukan perjalanan dengan berjalan kaki untuk memasarkan ke kota Surabaya,
berkeliling dari kampung satu ke kampung yang lain, bakul semanggi menjajakannya
dengan menggendong dagangannya menggunakan bakul. Dengan demikian tidak heran
bila kuliner khas tersebut dinikmati oleh warga Kota Surabaya, yang rata-rata sekarang
sudah berusia tua, yang notabene sebagai pelanggan semanggi, seperti foto di bawah ini.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ibu Sumi (53 tahun), subyek penelitian dan Ibu Winarni (59 tahun) pelanggan semanggi.
3.
Keterlekatan bakul semanggi gendong dengan juragan.
Bakul semanggi gendong memiliki keterlekatan yang terjalin lama dengan
pemasok bahan-bahan kelengkapan semanggi, yang disebut sebagai Bakul semanggi
selalu membeli pada juragan ini baik dengan cara yunai maupun meminjam terlebih
dahulu dan membayar saat membeli lagi, Diantara mereka ada kepercayaan (trust),
sehingga terjalin keterlekatan.
Keberadaanbakul
semanggi
gendongdiKota
Surabaya
merupakansebuahfenomenasosial yang langka dan masih dibutuhkan oleh sekelompok
masyarakat
Kota
Surabaya,
penggemar
kuliner
tradisional.
Konsistensidaneksistensimerekamencerminkan kemandirian dari seorang bakul semanggi
gendong.
Kenyataan
bahwa
keberadaan
merekasampaisekarangmasihbisabertahanjugasangatbergantungdaristrategiadaptif
yang
dilakukan dan tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggannya, sehingga masingmasingberfungsidalam memenuhikebutuhannya, baik dari sisi bakul semanggi gendong
sebagaisupplayer (penjual) yang bertujuan untuk mendapatkan hasil dari penjualannya,
sedang pelanggan bertujuan untuk memenuhi seleranya.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Setiap orang sesungguhnya dapat menemukan cara untuk menghadapi tantangan
agar tetap bertahan hidup. Hal ini berkaiatan dengan strategi bertahan, sebagaimana
dikutipolehIbrahim
danMurniBaheram,(2009)menyebutkantigajenisstrategi
bertahan,yaitu:Strategibertahansebagaistrategiuntukmemenuhikebutuhanhiduppada
tingkatminimum
agardapatbertahanhidup,Strategikonsolidasiyaitustrategiuntuk
memenuhihidup,yangdicerminkandari
Strategiakumulasi,yaitustrategi
pemenuhankebutuhanpokokdansosial.
pemenuhankebutuhanhidupuntukmencapai
kebutuhan
pokok, sosial, dan pemupukan modal.
Strategi yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong merupakan strategi
ketiga-tiganya, alasannya adalah bahwa dilihat dari kacamata ekonomi bakul semanggi
gendong
tetap
bertahansampaisaatiniberartimereka
sudahbisamemenuhikebutuhanhidupnyadan tidak semata-mata mencari keuntungan.
Dari sisi social budaya, mereka juga menjalindanmenjagahubunganbaikdengan
pelanggannya,sehinggaterjalinsuasana keakraban di antara keduanya yang disebut
sebagai romantisme masa lalu.
Romantisme
masa
lalu
antara
bakul
semanggi
gendong
dan
pelanggan,yangmenganggapbahwabentukdasardarihubungan sosial adalah sebagai suatu
transaksi dagang, dan orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan
sesuatu untukmemenuhi kebutuhannya. Pada perkembangan selanjutnya,bagaimana
kekuatan
hubungan
antar
pribadi
mampu
membentuk
suatu
hubungan
interaksidanmenghasilkansuatuusaha,untukmencapaikeseimbangandalamhubungan
tersebut.
C. Kajian Terdahulu yang Relavan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kajianterdahuluyangberkaitandenganeksistensi, keterlekatan, dan migrasi yang
berhasil penulis temukan dari hasil penelitian terdahulu di antaranya adalah:
Penelitian Wiyono (2010) yang menyimpulkan bahwa meski di tengah era
globalisasi ini telah muncul banyak varian makanan-makananmodernyangmenariktetapitidak
mampumengurangirasakerinduanmasyarakatkotaSurabayauntukmenikmatimakanan
tradisional yang ada utamanya adalah semanggi. Hampir di setiap even tentang kuliner yang
diselenggarakan di Kota Surabaya, semanggi dan makanan tradisional Surabaya merupakan
menu
wajib
untukditampilkandandihidangkan
kota.Haliniditunjukkandalam
kepada
masyarakat
upayapelestarianbudaya-budayatradisional,sebabjikatidak
dilindungi,makabudaya tersebut akan hilang atau punah. Penelitian yang dilakukan Wiyono
tersebut telah meneliti tentang kuliner semanggi, tetapi belum mampu menjelaskan makna
bakul semanggi dibalik keeksistensiannya.
Septiarti.Usman,danSutrisno
(1996),tertarikuntukmenelitistrategi
kelangsungan
hidup dari kelompok petani miskin desa berlahan kering yang bergelut dengan kondisi
subsistensi dan terbelit kebutuhan hidup secara social ekonomi. Hasil penelitian tersebut
mengungkapkan
bahwa
strategi
petanimiskindiDesaGirirejo,Kecamatan
kelangsungan
Imogiri,
Bantul,
sebagaidesatertinggal.Diungkapkanpula
hidup
yang
Yogyakarta
ditempuh
dikategorikan
bahwabentukdanstrategikelangsungan
hiduptersebutsangatdipengaruhiolehstrukturkelas
dan
pola
stratifikasimasyarakat
pedesaan,artinyastrategikelangsungan hiduprumahtanggapetanimiskincenderung dipengaruhi
oleh luas tidaknya penguasaan lahan garapan.
Bahrun,Usman,danRaharjo(1996),dalam
strategi
survival
penduduk
nelayan
kajiannyatentangstudikemiskinan
diwilayah
hinterland
Kotamadya
dan
Batam,
mengungkapkanbahwanalayandiwilayahhinterlandKotaBatam untukmengatasi kemiskinan
dengan melakukan: 1) membentuk jaringan sosial dan hubungan anter pribadi, misalnya
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
melalui hubungan patron-klien, dijelaskan pula bahwa pada rumah tangga yang terisolasi,
pemanfaatan
jaringan
tetangga
lebih
dominan
daripada
jaringan
dengankerabat,sementarapadakeluargayangtidakterisolasi terjadi sebaliknya; 2). melakukan
diversifikasi
usaha
dan
melibatkan
segenap
keluargauntukbekerja,antaralain:di
potensi
atau
seluruh
anggota
subsectorperikanan(memancing,menjala,
mengkeramba,menyuluhdanmenjaring),dan sub sector non perikanan (pekerja musiman
proyek,
buruh
pelabuhan,
mencari
kayu
di
hutan,
penambang
perahu,
memanfaatkanlahankosong,danmembukawarung);3) melakukanmigrasidengancara urbanisasi
atau
ke
luar
negeri
(Singapura
dan
Johor,
Malaysia);
4)
mengadopsi
kebudayaankemiskinandanadaptasipola hidupmiskin(mengkonsumsiikanyang kurang baik
atau tidaklakudipasaran,bersikapfatalism,berobatkedukundisaatsakit karena pembayarannya
bisa dihutang).
Penelitian yang dilakukan Wignyosoebroto, dkk. (1994) terhadap petani garam
diPulauMaduramengungkapkanbahwauntukmenambahpendapatandalam
keluarga,petanigarambaiksendirimaupunbersamadenganisteridananak-anakmereka
melakukan pekerjaan serabutan seperti mencari barang bekas, migrasi ke kota di saat musim
hujan(musim
paceklik)untukbekerjasebagaipedagangkakilima,buruh
bangunanatautukangbecak.Selain
itu,caralainyangditempuhadalahdengancara
penghematanpengeluaransehari-hariyaitudenganmengaturfrekuensidanmenumakan,
mengurangi uang jajan anak-anak atau orangtua, atau jika dikaitkan dengan proses
produksi,melakukansendiriprosespembuatangaram.Caralainyangdilakukanuntuk
tetapeksisadalahmemintabantuankepadakerabatatautetanggadalambentukhutang tanpa bunga
atau lauk-pauk sekedar untuk mengenyangkan perut.
Marshus(1995)dalam
mengungkapkan
Disertasi
bahwa
penelitiannyatentangindustripedesaandiDesaSenawar
perkembangan
ekonomi
di
desa
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
tersebut
tidak
Jaya
hanya
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
didasarkanpertimbangankeuntungansemata,tetapi
juga
didasarkan
pada
pertimbangan
sosial,yaitudenganmemberikankesempatankepadaoranglainuntukdapatmenghidupi
dirinyasendirisambiltetapbekerjasama.
Lebihlanjutdiungkapkanbahwamunculnya
perusahaangentengselainsektorperkebunankaretyangsedangmengalamikemandegan,
merupakan strategi untuk memenuhikebutuhan hidup penduduk melalui diversifikasi usaha.
Manusia dengan budayanya tidak hanya sekedar mampu beradaptasi dengan
lingkungannya,tetapijugamampumengubah
lingkunganmenjadisesuatuyangberarti.
Kebudayaanitusendiridapatberupakeseluruhansistem
karyamanusiadalam
gagasan,tindakandanhasil
rangkakehidupanmasyarakatyangdijadikanmilik
yangmereka
diri
manusia dengan belajar (Koenjaraningrat, 1990).
Manusia selalu berupaya untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekitarnyayangbersifatdinamis.Strategi
bertahanhidupadalahsalah
memenuhikebutuhan.Makacara-carapemenuhan
satu
cara
untuk
kebutuhantersebutakandiaturoleh
sistemsosial budaya yang ada sekaligussebagai proses strategi adaptasi.
Adaptasipadadasarnyamerupakanproses
penyesuaian
diri
untuk
memenuhi
disuatutempat.
kebutuhanhidupbagiindividuataukelompokyangbermukim
Sebagaimanadiketahuibahwamanusiadengan ilmu pengetahuan yang dimiliknya akan
mampumenanggapisetiappermasalahanyangterjadipadalingkungansosialdanbudaya
tinggalnya.
Untuk
mengatasi
lingkungan
tersebut,
manusia
maupunsecarakelompokmelakukanberbagaimacam
secara
tempat
individu
carapenyesuaiandiriuntuk
mempertahankan eksisitensinya.
Penelitian-penelitian yang telah dikemukakandimukamenunjukkanbahwa berbagai
cara individu atau masyarakat untuk bertahan hidup dan menghidupi keluarganya dengan
situasional,
artinya
pada
situasi
yang
berbeda,
dapat
strategibertahanyangberbedapula.Denganstrategiyangtepat,diharapkanmerekabisa
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
ditemukan
tetap
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mempertahankan eksistensinya, dan ini dibuktikan oleh bakul semanggi gendong yang
mampu mempertahankan usaha mereka sebagai penjaja semanggi di Kota Surabaya.
Strategiyang dilakukan oleh bakul semanggi gendong bukan menjadi fokus dalam penelian
ini, tetapi pentingnya memahami sebuah eksistensi dan konsistensi bakul semanggi gendong
di era modernisasi dan globalisasi itulah yang difokuskan.
Pada beberapa waktu terakhir mulai marak diteliti mengenai tindakan ekonomi
aktor dalam dinamika pembangunan nasional, tentunya dengan aplikasi Sosiologi Ekonomi.
Studi Sosiologi Ekonomi mulai merambah ke sektor tenaga kerja, sektor industri terutama
industri tekstil yang pernah menjadi harapan perekonomian masyarakat, dan tentu- nya studistudi Sosiologi Ekonomi yang menganalisis struktur dan kelembagaan ekonomi.
Di Indonesia, studi-studi sosiologi ekonomi yang berkembang pesat saat ini adalah
studi yang mengambil topik kapital sosial dikaitkan dengan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi wilayah, termasuk yang banyak diinisiasi oleh World Bank. Beberapa hasil
studi yang dituangkan dalam disertasi ini antara lain dilakukan oleh Ibrahim (2002) yang
memusatkan perhatiannya pada aspek kehidupan berorganisasi sebagai modal sosial
komunitas, kemudian Nurnayetti (2006) yang menganalisis kapital sosial dan pemberdayaannya dalam pengelolaan irigasi di Sumbar; dan masih banyak studi lainnya, termasuk
studi kuantitatif yang
dilakukan oleh Vipriyanti (2007) yang menganalisis bagaimana
keterkaitan antara kapital sosial dengan pembangunan ekonomi wilayah. Selain itu, studi
mengenai kapital sosial juga dilakukan atas inisiasi World Bank yang antara lain dilakukan
Grootaert (1999) yang menganalisis mengenai kepadatan jaringan sosial.
Studi-studi itu secara umum memiliki persamaan dalam hal konsep yang digunakan,
ataupun indikator dan metode pengukuran yang digunakan. Indikator kapital sosial masih
bertumpu pada norma, aspek kepercayaan, dan jaringan sosial, dengan perkembangan pada
aspek detailnya pengukuran indikator seperti yang ditunjukkan oleh Vipriyanti (2007) dengan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mengukur tingkat trust (meliputi general trust, thin trust, dan thick trust), demikian juga
pengukuran jaringan sosial dengan menambahkan indeks kepadatan jaringan kerja dan indeks
partisipasi dalam analisisnya, selain menganalisis kuat lemahnya ikatan sosial (strong and
weak ties) dalam indikator jaringan sosial.
Dalam kerangka ini, Rintuh dan Miar (2003) mengemukakan pandangan bahwa
pembahasan mengenai pentingnya penguatan kelembagaan mesti menjadi salah satu fokus
studi, mengingat kelembagaan merupakan penggerak pembangunan dan ekonomi rakyat.
Kelembagaan yang dimaksud meliputi kelembagaan yang terbentuk akibat ikatan sosial,
maupun sebagai hubungan ekonomi dalam masyarakat. Koperasi sebagai salah satu
kelembagaan ekonomi relatif banyak mendapat perhatian, disamping kelembagaan lainnya
seperti kelembagaan pasar, kelembagaan pendidikan dan penyuluhan, kelembagaan
pembangunan lokal, dan kelembagaan permodalan atau keuangan.
Beberapa hasil penelitian tersebut masih belum menyetuh bagaimana kelembagaan
yang bersifat tradisi, seperti bakul semanggi gendong melakukan tindakan ekonomi, namun
terkait dengan masyarakat yang ikut melestarikan tradisi tersebut.
Hal yang terakhir ini, telah relatif banyak menjadi fokus perhatian peneliti, seperti
halnya yang telah dilakukan oleh Sira (2009) yang melakukan studi mengenai lembaga
keuangan mikro yang berdasar syariah.
Penelitian ini pada intinya mengkaji secara
sosiologis lembaga keuangan mikro berbasis syariah. Studi ini secara ringkas dapat
menjelaskan bagaimana sistem bagi hasil dalam sistem keuangan syariah (tradisi) bersifat
hybrid
karena
merupakan
kelembagaan
sosial
informal
yang
diadopsi
dan
dikontekstualisasikan dalam sebuah makna dan kondisi tertentu sebagai sistem kelembagaan keuangan yang khas. Pada sisi lainya, harus disadari bahwa studi-studi mengenai
kelembagaan ekonomi masih perlu digeluti secara mendalam, terutama mengkaji mengenai
kelembagaan koperasi sebagai basis ekonomi kerakyatan di Indonesia, serta kelembagaan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pemasaran yang kita yakini akan relatif mampu memberikan arah bagi pengembangan
ekonomi masyarakat.
Penelitian-penelitian tentang kelembagaan yang telah disebutkan di muka memang
telah meneliti kelembagaan, namun belum menyentuh bagaimana kelembagaan yang bersifat
tradisi, seperti bakul semanggi gendong melakukan tindakan ekonomi, terkait dengan
masyarakat yang ikut melestarikan tradisi tersebut.
Berkaitan dengan keterlekatan kelembagaan ekonomi yang telah dijelaskan di
muka, salah satu diantaranya adalah keterlekatan bakul semanggi gendong dengan
pelanggannya. Pelanggan semanggi berada di Kota Surabaya. Dari sinilah maka bakul
semanggi gendong selalu menjajakan ke Kota Surabaya. Dari sisi kependudukan, seseorang
yang melakukan mobilitas secara geografis, baik bersifat tetap maupun tidak tetap disebut
sebagai migrasi (Mantra,1991).
Di kota Surabaya tidak sulit menemukan segolongan warga yang dikategorikan
sebagai pekerja sektor informal. Di sudut-sudut kota mereka mencari rejeki, memanfaatkan
perputaran waktu 24 jam, buruhlepas,penjualjamu,penjualkeliling, dan salah satu di antaranya
penjaja semanggi atau bakul gendong semanggi Surabaya. Pekerjaan mereka sering dianggap
kurang produktif karena hanya sekadar mencari makan, tidak untuk memaksimalkan
keuntungan. Berpendidikan rendah, miskin, tidak terampil, dan umumnya kaummigran.
Pernyataantersebuttidakberlaku
bagibakulgendongsemanggiSurabaya,
di
sinimerekamelakukanmigrasisirkuler setiapharidengantujuanutamatidak mencari pekerjaan
tetapi
menjajakan
dagangan
semanggi,
mereka
sangat
terampil
dan
produktifuntukmengolahtanamanliarmenjadimakananyanglezatdan digemarioleh masyarakat
pelanggannya
di
Kota
Surabaya,
mereka
juga
sebagai
penduduk
sehinggasemanggimerupakansalahsatuikonKotaSurabayaselainKotaPahlawanserta
Surabaya,
lambang
Ikan Sura dan Buaya (Pemkot Surabaya, 2010).
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Teori-teori
yang
telah
disebutkanitumembuktikan
bahwa
faktor
ekonomi
lebihdominanmempengaruhiseseoranguntuk bermigrasi.Halinijuga diperkuatoleh beberapa
penelitian sebelumnya, yang dapat dideskripsikan dalam bagian berikut.
PenelitianMantra(1989)timbulnya
terutamadisebabkankarenaadanyaperbedaan
mobilitastenagakerjadaridesakekota
nilaikefaedahanwilayah.Dalam
halini
daerahtujuan(kota)memilikinilaikefaedahanwilayahlebihtinggidibandingkandengan
daerah
asal (desa). HasilpenelitianHill danSingh(1990)padasuatukomunitas pertanian di wilayah
Sabah, Malaysia,menunjukkan bahwa dengan meningkatnya migrasi, generasi petani dewasa
ini
mempunyaipekerjaanyanglebihberagam,
khususnyadisektorjasadanprofesi.Timbulnyamigrasibukansemata-matadisebabkan
oleh
terbatasnya kesempatan kerja di daerah asal (desa), melainkan jugaadanya daya
tarikdaridaerahtujuan(diluardesa).
Meskipundemikian,cukupbanyakpuladijumpai
faktornon-ekonomi,terutamafaktor
faktor-
sosio-kultural,sepertiadanyakeluarga,
kerabatatautemandikota(Suharso,1978;Wirosuhardjo,1982;dalam
Abustan,1987;
Kanto,
19992), dan adanya rasa kebersamaan (solidaritas) antara sesama migran di daerah tujuan
(Warisoram, 1989).
Penelitian
tersebutdapatmenjawabtentangmanfaatmigrasi,keberagaman
pekerjaan
generasi petani, serta faktor-faktor penyebab terjadinya migrasi, tetapi penelitian tersebut
belum bisa menjawab tentang keunikan dari migrasi seperti halnya keunikan migrasi yang
dilakukan bakul gendong semanggi.
HasilpenelitianTukiran(1986)di
duadesadiJawaTimurmemperkuat
pernyataanbahwaikatankekeluargaanparamigranantaralaindalambentukpengiriman
uangataubarang(remitan)dankunjungankeluargamelakukankegiatan
pertanian
dan
ikatan
sosio-kultural seperti kegiatanupacara-upacara adat dan keagamaan.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Secaraeksplisit,Mantra (1981,1987),dalam penelitiannyapadamasyarakat padi sawah
di Daerah Istimewah Yogyakartamengidentifikasikekuatan-kekuatanyang mempengaruhi
seseorang untuk pindah atau menetap di daerah pedesaan asal. Kekuatan sentrifugal
(kekuatan
yang
mendorong
orang
meninggalkan
daerahnya)timbulkarena
adanyaketidakpuasandalambidangpertanian,kurangnyakesempatankerjadanfasilitas
pendidikan.
Adapun
kekuatansentripetal(kekuatanyang
menahanseseoranguntuk
tetaptinggaldidesaasal)antaralain:adanyaikatankekeluargaandanpersaudaraanyang
eratdengansemboyan“manganoramanganwatonkumpul”,sistemgotongroyongyang
kuatpemilikantanahmemberikanstatussosialyangcukuptinggi,ikatan
leluhurdengancaramengunjungimakam
batindengan
setiapbulanruwahdanlebarandantingginya
ongkos
transportasi dari daerah asal ke daerah tujuan mobilitas. Dari aspek geografis,
kondisikomunikasidantransportasiyangmudah,murah,danlancarantaradesadankota
akan
semakin menunjang berkembangnya mobilitas non-permanen (Warisoram, 1989).
MenurutWarisoram (1989),perilakumigransirkulerdikota“perilakuboro” antara lain
adalah
sikap
prihatin,
berhemat,dansukamenabung.Dengandemikian,
merekamempunyaicukupkelebihanuanguntukdikirim
kekeluarganyadidesa.
Bilamanauangkirimanmigran(remitan)ini diinvestasikan untuk kegiatan produktif, baik di
sektor pertanian maupun non-pertanian di desa, akan memberikan dampak timbulnya peluang
kerja dan berusaha di daerah pedesaan.
BerbedadenganpendapatRanpeldanLoddell(1978),pengaruhremitanterhadap
desaasalpada kebanyakannegaraduniaketigarelatif kecil.Halinimungkindisebabkan karena
sebagian besar remitan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, sehingga sedikit
sekali
yang
dialokasikan
jugadidukungolehhasilpeneltian
Disertasi
Hugo
untukkegiatanproduktifdidesaasal.Halini
(1975)
di
IndonesiadanCaldwell(1969)di
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ghana(dalamMantra,1989),dimanalebih dari 70 persen remitan digunakan untuk kebutuhan
hidup sehari-hari.
MenurutLee(1987),yangmendorongseseoranguntukbermigrasibukansematamatakarenafaktor-faktornyatadidaerah asalmaupuntujuan,melainkanlebihkepada bagaimana
persepsi
orang
tersebut
terhadap
Mantra(1987),faktor-faktorpositif
sentripental
dan
sentrifugal.
faktor-faktor
dannegatif
Lee
bersangkutan.
Menurut
tersebutmasing-masingdisebut
kekuatan
(2000)
yang
mengungkapkan
bahwa
faktor
melatarbelakangimigrasitenagakerjakedaerahtujuanadalahmakroyanglebihdikenal
yang
dengan
daya tarik di daerah tujuan dan daya dorong dari daerah asal. Sampai saat ini, motif ekonomi
dipandang sebagai faktor pendorong utamabagi seseorang untuk melakukan mobilitas (Rani
dan Fei, 1961; Todaro, 1978; Titus, 1978).
Maude(1981)melaporkandarihasilpenelitiannyadiKelantan,Malaysia,bahwa
migrasimempunyaiperananyangbesardalam memperkenalkan atau menyebar luaskan pikiranpikiranbarudalamprosesdaerahasal.Akantetapi,pelaku-pelakumobilitasyang
peranan
tersebut
umumnya
kelompokelitdaerahsetempat
terdiri
atas
Adapunlaporan
keluarga
Findley
kaya
(1977)
melaksanakan
yang
berdasarkan
termasuk
review
hasilpenelitiandiberbagainegaraberkembangmenyatakanbahwakegiatanmigranatau
pelakumobilitasmiskinlebihbanyakdiarahkan
padaupayameningkatkankehidupan
keluarganya.Walaupundemikian,secaraumum migranataupelakumobilitas diperlakukan oleh
masyarakat sebagai contoh untuk berperilaku modern.
Berbagai
penelitian
memberikan
informasibahwamobilitaspendudukdesa-kota
telahmemberikanandilkepadaorang-orangdesauntukmengenalkehidupandunialuar.
Pelaku
mobilitas sebagai sumber informasi yang cukup efektif mengenai kehidupan dan
kemajuankota.Lebihdariitu,merekadianggappulasebagaimodelkemajuanyangditiru
oleh
orang-orang yang ada di desa.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PenelitianSaefullah(1992)diJawaBarat mengungkapkan data bahwalebihdari 75%
responden di desa-desa penelitianmemperoleh pengetahuan mengenai kehidupan kota, dunia
pendidikan,
lapangan
kerja,
cara
berpakaian
dan
kebiasaan
pelakumobilitas.Keadaansepertiiniditemuijugadalam
makan,
dari
para
penelitianSingh(1989)di
pedesaanIndia.Ketika migranberadadikotamerekamelepaskankebiasaannyadidesa dan meniru
cara
hidup
masyarakat
kota,
sedangkan
waktu
kembali
ke
desa
mereka
memperlihatkangayahidupyangditirudikota,termasukmodelpakaiandenganmaksud
agardianggaporangmoderndidesa.Biasanyaperilakutersebutdiperlihatkandalam
acara-acara
hari besar, selamatan, pesta atau peristiwa-peristiwa umumlain.
Indonesia sebagai negara berkembang, pola migrasi ditandai dengan gerak
perpindahanpendudukyangmenonjoldari desa ke kota. Dilihat dari perubahan sosial, keadaan
ini akan mengakibatkan terjadinyatarik-menarik antara kehidupan budaya kota dengan
kehidupan budaya desa. Di satu pihak, kepergian penduduk dari desa ke kota
disertaidengankebiasaanmerekadidesa,tetapidilainpihakmereka punbisamembawa kebiasaankebiasaanbarudari kota yang diperkenalkan kepadamasyarakatperdesaan. Walaupundalam
tarikantersebutkeduabelahpihakakansalingmempengaruhi,
kenyataannyapengaruhkehidupankotalebih
kuatdaripadakehidupanyangdibawa
migranataupelakumobilitas.Artinya,budayakotaakanlebihkuat
mempengaruhi
kehidupan
masyarakat desa daripada budaya desa yang dibawa ke kota.
Pernyataan
tersebut
tidak
berlakubagimigrasikhasbakulsemanggi
gendongdiSurabaya,dimanamerekamasihtetapmempertahankanciri khas (keunikan) mereka
sebagai migran sirkuler yang khas di kota Surabaya.
MoirdanWirosarjono(1977),dalam
mengungkapkan
bahwa
cukup
banyak
penelitiannyatentangsektorinformaldi
pekerjaan
yang
dilakukan
Jakarta,
oleh
orang-
orangyangberusiadiatas30tahundansudahlamatinggaldiJakarta,ternyata65persen dari jumlah
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mereka pernah beralih pekerjaan, dan pekerjaan tersebut adalah pekerjaan sektor informal
sebagaipekerjaan yang diandalakan.
Hasil penelitian Moir dan Wirosarjono dapat mengungkap bahwa para migran
yangadadiJakartasebagianbesarpernah
beralihpekerjaan.
Tidakdemikiandengan
bakulgendongsemanggiSurabaya,yangtetapeksisdanmenekunipekerjaandengansatu
jenissajayaitumenjajakansemanggidiKotaSurabaya.Dengandemikian,penelitian
tersebuttidakdapatmengungkapkeunikandarimigrasiyangdilakukan,sepertihalnya
uniknya
bakul gendong semanggi.
Penelitianlainjugatentangsektor
informaldilakukanolehSutomo(1994),
mengenai
pelaku migran sirkuler sektor informal di kota dan dampaknya terhadap intensitas migrasi
desa-kota,
menjelaskan
bahwa
kelompok
migran
sirkuler
datang
kotabekerjadisektorinformalkarenaadadayadoronguntukmemenuhikebutuhanatau
yang
tidak
dapat
dipenuhi
di desa.
Kejujuran
mengungkapkan
ke
aspirasi
perasaan
tidak
menyenangkandidaerahasal(desa) dipandangsebagaifaktorpendorongdan kesempatan kerja
yang terbatas. Adapun yangmenjadi daya tarik berupa potensi yang diciptakan oleh
keberadaan migran terdahulu.
Penelitian
Mabogunje
(1970),
bahwa
kontribusimigranterdahuludikota
sangatlahbesardalam membantumigranbaru yangberasaldaridesaatau daerah yang sama
dengan mereka, terutama pada tahap-tahap awal dari mekanisme penyesuaian diri
didaerahtujuan.Dalam halini,paramigranbarutidaksekedarditampungdirumah migran yang
mengajaknya, tetapi juga dicukupikebutuhanmakan,dandibantuuntuk mendapatkanpekerjaan
sesuaidengankemampuandanrelasiyangdimilikinya.Hal
tersebut
menyebabkan
lapangan
pekerjaan tertentu di suatu kota atau daerah didominasi migran dari daerah atau desa
tertentu.WalaupunpenelitianMabogunjemenjelaskan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tentangmigranyangberasaldarisatudesaataudaerah,namunpenelitiantersebutbelum
dapat
mengungkap makna mengapa berasal dari satu daerah.
Berdasarkanbeberapakajianteoretisdanhasilpenelitiantentang
dapatdisimpulkanenam
migrasidiatas,
kategoriyaitu:1)Arusmobilitaspermanendannon-permanen
umumnyaterjadidaripedesaankeperkotaan;
2)Sebagianbesarmigranmelibatkandiri
kegiatansectorekonomiinformal;3)Pola-polamobilitasmencerminkan
dalam
perubahanstrukturaldi
bidangsosialdanekonomi;4)Sebagianbesarpenelitiantentang
migrasikarenafactorekonomi;5)Belum
ditemukannyapenelitianmigrasikarenamotif
ekonomiyangbermaknasubjektifbagi pelakumigrasikhususnyamigrasinon permanen;6)Belum
satu
pundalam
penelitian-penelitiantersebutyangmeneliti
tentangmigrasiyangunikataukhassepertimigrasiyangdlakukan
bakul
gendong
semanggi
bahwa
persoalan
Surabaya.
Kritik
terhadap
beberapa
hasil
migrasimasihbanyakberkutatdarisisi
penelitian
tersebut,
ekonomiyang
sangatkuantitatif,danhanya
dilihatsebagairealitasobjektif,padahalfenomenamigrasitidakbisa
subjektif.Fenomenamigrasiadasesuatuyang
tersembunyi
lepasdarirealitas
dibalik
realitas
objektif
tersebut,yaitu,maknamigrasi, iniyangbelum dikajiolehbanyakpeneliti.Olehkarena itu, untuk
menutupi
kelemahan
yang
ada,
maka
penelitian
gendongdiSurabayakaliinidilihatdarirealitassubjektif,salahsatudi
tentang
bakul
semanggi
antaranyaadalah
tentang
keterlekatan eksternal yang terkait dengan migrasisirkuler bakul semanggi gendong.
D.
Eksistensi Bakul Semanggi Gendong
Terdapat paradigma yang tidak terbantahkan bahwa antara masyarakat sebagai
pelanggan dan bakul semanggi gendong ada keterlekatan secara sosial dan ekonomi
sebagairomantismemasalalu yang mengarah pada selera kuliner yang khas. Mengapa
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
masyarakatpelanggan
semanggi
masihmenyukai
makan
semanggigrndong
yang
notabenebakul/penjualnyamasihtetapdantidakpernahadaperubahanapapunbaikdari
sisipenjual,caramenjajakan,
cita
rasa,
dan
lain-lainnya.Selainitu,bakulsemanggi
gendongjugadihadapkanpada gempuran kuliner modern, seperti PizzaHut, Mac Donald, KFC,
Hokben,dan yang lainnya.
Mempertahankan
sekarangini,namun
suatu
kenyataan
nilai-nilaibudaya
tersebut
tidak
Denganbertahannyamerekasampaisaatini,
tidakmudahapalagidieraglobalisasi
berlakubagibakulsemanggigendong.
menurutpenulispastiadanilai-nilaisosial
ekonomidanbudayayangmasihmelekatpadabakulsemanggi.Nilai-nilaitersebuttelah
berlangsung lama dan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya.
Budaya secara luas adalah proses kehidupan sehari-hari manusia dalam skala umum,
mulai dari tindakan hingga cara berpikir, sebagaimana konsep budaya yang dijabarkan
Kluckhohn.
Pengertian
ini
didukung
juga
Clifford
kebudayaandidefinisikanserangkaianaturan-aturan,resep-resep,
Geertz,
rencana-rencana
dan
petunjuk-petunjukyangdigunakanmanusia untuk mengatur tingkah lakunya.
Williamsmendefinisikan konsep budaya menggunakan pendekatan universal,
yaitukonsepbudayamengacupadamakna-maknabersama.Maknainiterpusatpada makna seharihari:
nilai,
benda-benda
material/simbolis,
norma.
Kebudayaan
pengalamandalamhidupsehari-hari:berbagaiteks,praktik,danmaknasemuaorang
adalah
dalam
menjalanihidupmereka(Barker,2005:50-55).Kebudayaanyangdidefinisikan
Williamslebih
dekat
menganjurkan
budaya
sebagai
keseluruhan
cara
hidup.
Ia
agarkebudayaandiselidikidalambeberapa term.Pertama,institusi-institusiyang memproduksi
kesenian dan kebudayaan. Kedua,formasi-formasipendidikan,gerakan, danfaksi-faksidalam
produksikebudayaan.Ketiga,bentuk-bentukproduksi,termasuk
segala
manifestasinya.
Keempat, identifikasidanbentuk-bentukkebudayaan,termasuk kekhususan produk-produk
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kebudayaan, tujuan-tujuan estetisnya. Kelima, reproduksinya dalam perjalanan ruang dan
waktu. Dan keenam, cara pengorganisasiannya (Hall, 1997: 2).
MenurutBennetistilahculturedigunakansebagaipayungistilah(umbrellaterm)
yangmerujukpadasemuaaktivitasdanpraktek-praktekyangmenghasilkanpemahaman
(sense)
atau makna (meaning). Baginya budaya berarti:
“Kebiasaandanritualyangmengatur
dan
menetukan
hubungan
sosial
kita
berdasarkankehidupansehari-harisebagaimanahalnyadenganteks-tekstersebut-sastra,
musik,televisi,danfilm-danmelaluikebiasaan
serta
ritual
tersebut
dunia
sosial
naturalditampilkankembaliatauditandaidandimaknai-dengancaratertentuyangsesuai
dan
dengan
konvensi tertentu.”
Kajian budaya merupakan disiplin ilmu tersendiri. Kajian budaya secara
konsistenmempunyaiperhatianterhadaphal-halyangterpinggirkanatautermarginalkan.
Kebudayaanmenurutpandangan culturalstudiesmerupakansalahsatuwilayahprinsipal dimana
penyekatanini
ditegakkan
dan
dipertandingkan.Budayaadalah
tempatberlangsungnyapertarunganterus-menerusatas
salah
satu
ranah
makna,dimanakelompok-kelompok
subordinatmencobamenentang penimpaan makna yang sarat dengan kepentingan kelompokkelompok dominan (Storey, 2007:5).
Bakulsemanggi
gendong
selamainisering
dipandang
sebagaikelompokyang
terpinggirkandalam kehidupansosialekonomiperkotaan.Merekaadadarisuatu budaya yang
tumbuh dan bertahan di tengah era modern sekarang ini. Walaupun dengan jumlah yang
terbilang sedikit bila dibandingkan dengan penjual kuliner lain yang lebih modern, namun
keberadaannya akan sangat membantu masyarakat kota Surabaya akan romantismemasa
lalu atas kuliner khas Surabayatersebut yaitu semanggiSurabaya.
Penelitian lain yang juga meneliti tentang budaya adalah budaya acungdi
DenpasarBaliyangmenemukanbahwaterdapatpandanganmiring
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
sebagian
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
masyarakatyangmenganggappedagangacungyangselalubertindakmemaksadalam
menjualbarangdagangansehinggaterkesanmemperburukcitrapariwisata.
pedagang
acung
yangmendapatcibiran
darisebagian
Berbeda
masyarakat
dengan
diDenpasar,
Bali,berbedapulaterhadappenelitianbakulsemanggigendongdikotaSurabaya,yang
merekaamatdinantikanoleh
masyarakat
pemggemar
dan
pelanggan,
mana
karena
ada
ketergantunganseleradansemanggimerupakansebuahIkon kotaSurabayayangperlu dijaga dan
dilestarikan
keberadaannya
serta
berusaha
diperkenalkan
dalam
pariwisata
lotaSurabaya,khususnyabudayakulinernya.
E. Perspektif Fenomenologi
Dari beberapa teori tentang keterlekatan dan migrasi tersebut, maka penulis
mencoba mengkritisi di balik eksistensi bakul semanggi gendong sebagai suatu keterlekatan
dan migrasi sirkuler yang dilakukannya dengan menggunakan perspektif fenomenologi.
Penggunaan fenomenologi dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji pengetahuan
pemahaman tentang pemahaman individu bakul semanggi gendong dan pelanggan terhadap
eksistensi dan migrasi bakul semanggi sebagai realitas obyektif, dengan pertimbangan bahwa
pendekatan ini dengan paradigma definisi sosial yang bergerak dalam kajian mikro akan
memberi peluang individu sebagai subyek penelitian melakukan interpretasi itu sampai
mendapatkan pengetahuan tentang makna bakul semanggi gendong. Perspektif fenomenologi
ini digunakan untuk memahamipemahaman bakul semanggi gendong baik dari bakul
gendong
sendiri
maupun
dari
fenomenologijugauntukmemahamimakna
pelanggannya.
Penggunaan
bakulgendongsebagaikebenaranempirik
etikyangmemerlukanakalbudiuntukmelacakdanmenjelaskansertaberargumentasi.
Akalbudidisinimengandungmaknabahwa
Disertasi
peneliti
perlu
menggunakan
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
kriteria
lebih
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tinggidarisekedar
truth
orfalse.Nilaimoralyangdigunakanuntukmengkajimakna
bakul
gendong ini mengacu pada nilai moral ganda yang hirarki.
Berikutnyapenggunaanfenomenologiiniterkaitdengan
kebermaknaantindakanuntukstatuskontruksi
sosial
bahwa
suatualasandari
suatu
aksi
itu
diilhami
maknasubjektif.Fenomenabakul semanggi gendonginitidakhanyasekedargerakantubuh,tetapi
memilikisuatuinside(kedalaman)yangterdiridariprosesmentalpelakubakulgendong itu sendiri.
Oleh
karena
itu
penggunaan
fenomenologi
untuk
memahamibakul
gendong
akandilihatdarirealitassubjektif,bukandariperspektifpositivistiktetapidariperspektif
fenomenologi.
Studi fenomenologi dalampelaksanaannyamemilikibeberapatantanganyang harus
dihadapi peneliti. Creswell (1998: 55) menjelaskan tantangan tersebut yaitu:
“The researcher requires a solid grounding in the philosophical precepts of
phenomenology.Theparticipantsinthestudy needtobecarefullychosentobe individuals who
have
experienced
the
phenomenon.
Bracketing
personal
experiences
by
theresearchermaybedifficult.Theresearcherneedstodecidehowandinwhatwayhis
or
her
personal experiences will introduced into the study”.
AlredSchutzdalam bukunyayangberjudul ThePhenomenologyofTheSocial World
yang diterjemahkan dari buku aslinya Der Sinnhafte Aufbau der sozialen Welt: Schutz
becomeinterestequiteearly in theworkof thegreatestofGerman sociologist, Max Weber,
especially
in
the
latter’s
attempt
to
establish
a
methodologicalfoundationforthesocialsciences.MenurutSchutz,manusiayang
tersebutsebagai“aktor”
consistent
berperilaku
Ketikaseseorangmelihatatauapayangdikatakan
ataudiperbuataktor,diaakanmemahami(understand)
maknadaritindakantersebut.
Tindakan
sosial dapat disimpulkan sebagai tindakan yang berorientasipada perilaku orang atau
oranglainpadamasalalu,sekarangdanakandatang.Dalam
gendong
Disertasi
yang
melakukan
tindakan
konteksfenomenologis,
sosial(menjajakan
kuliner
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
semanggi
bakul
dengan
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
bermigrasi)bersamaaktorlainnyasehinggamemilikikesamaandankebersamaandalam
ikatan
makna intersubjektif.
Schutzmengawalipemikirannyadengan mengatakanbahwaobjekpenelitian ilmu sosial
pada
dasarnya
berhubungan
dengan
interpretasi
terhadap
realitas.
Jadi,
sebagaipenelitiilmusosial,kitapunharusmembuat interpretasiterhadap realitas yang diamati.
Orang-orang saling terikat satu sama lain ketika membuat interpretasi ini.
Dari keseluruhan pemikiran teoretis yang sudah dijelaskan sebelumnya, secara
ringkas dapat dijelaskan bahwa fenomena bakulgendongsemanggimerupakansuatu kenyataan
yang disebut Weber sebagai tindakan sosial. Sebagai suatu tindakan sosial, perilaku bakul
gendong
secara
subjektif
memiliki
karakteristik
yang
unik
seperti
apa
yangdigambarkansendiriolehbakulgendong.Bagaimanabakulgendongmemandang
dirinya,bagaimanabakulgendongmenjadibakulgendongsemanggiberdasarkanalasanalasanyangberorientasikemasalalu
maupunberorientasikemasadatang(seperti
diuraikandalamfenomenologiSchutstentangmotif).Merekamemilikicara,pandangan
dan
bentuk sendiri dalam mengkonstruksi realitas mereka, seperti apa yang mereka
inginkan(konstruksirealitassecara social dari Berger dan Luckmann).
FenomenologisebagaimanayangdinyatakanolehHusserl(dalam Waters,1994) dipakai
sebagai metode pengkajian untuk mengenali,menjelaskan,danmenafsirkan pengalaman
indrawi dan makna untuk mengenali apa yang dialami.
Dalamhalini,Husserlmenganjurkanpenelitimelakukanobservasipartisipanagar
dapat
mengetahui secara pasti apa yang dialami orang lain, yang berarti fenomenologi Husserl
terfokus
pada
logika
yang
merujukpadamakna.Fenomenayangtampak
sebenarnyamerupakanrefleksiyangtidakberdirisendiri,karena yang tampak adalah sebagai
objek penuh dengan makna yang transendental. Untuk dapat memahamimakna haruslah
mampu menerobos sesuatu di balik sesuatu yang nampak tersebut. Oleh karena itu,
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penggunaanfenomenologiharuskembalikepada
Sumbernyaadalah
datadantidakkepadapemikiran.
apayangadapada-halnyasendiriatauyangmenampakkandirinya
sendiri.
Menurut Husserl hasil pengetahuan sejati bukan rekayasa pikiran untuk membentuk teori,
melainkan kehadiran data dalam kesadaran budi.
Fenomenologi menurut Schutz, yang tertarik pada pemikiran Weber tentang
tindakan sosialnya, dan memadukan antara fenomenologi transendental milik Husserl
denganverstehendariWeber(Collin,
1997),makafenomenologiyangdikedepankan
Schutz,mengajarkanbahwasetiapindividuhadirdalam aruskesadaranyangdiperoleh dari proses
refleksi atas pengalaman sehari-hari (Camphell,1994). Pendekatan yang dikembangkan
Schutz, berusaha memasuki konsep pada subjek penelitian sampai memahami apa dan
bagaimana pengertian mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari.
Husserl bertitik-tolak pada fenomena transendental maka Schutz mencoba
menyejajarkandengankonsepverstehen-nyaWeber(1968)yang
dengankonseptindakanrasional.Menurutnya,
sebenarnya
terkait
duniasosialmerupakansesuatuyang
intersubjektifdanpengalamanyangpenuhmakna,dalam
halinimaknatindakan,yang
identikdenganmotifyangmendasaritindakan tersebut yang dikenal dengan istilah in order to
motive (motif supaya). Dari konsep ini dimaksudkan bahwa untuk dapat memahamimakna
tindakan seseorang peneliti harus melihat motif apa yang mendasari tindakan itu. Dengan
demikian, makna tindakan subjektif dapat dikaji dari motif pelakunya sendiri dengan melalui
ungkapan
subjeknya
sendiri.
Kemudian
Schutz
mengembangkandenganmelengkapisuatukonteksyangdisebutdenganbecausemotive
(motif
karena), yaitu mengkaji makna subjektif dengan konsep hubungan sebab akibaf
sehinggabenar-benarmemenuhimotifasliyangmendasaritindakanindividu(Water, 1994).
Ungkapan Collin (1994) bahwa: "perilakumanusiapenuhmaknakarena dipengaruhi
oleh pengalaman dan pemahaman. Pengalaman adalah dasar dan sumber perilaku manusia.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pengalaman terdiri dari kehidupan mental manusia yang bersifat subjektif. Konsepsi ini
melihat
perilaku
manusiayangmunculdariduasumberperilaku
yangberasaldaripikiran
dankeinginanyangmenyatu,daninidisebutDiltheysebagai kesatuan holistik dari kehidupan"
(Collin,
1997).
Adapun
pemahaman,
Diltheysebagaipengalamankembali(reexperiencing),penciptaan
empati
kembali
(emphatizing).
dianggap
kembali(recreating)
dan
MengikutiDilthey,Webermenekankanbahwa
ilmuwanbolehmembedakanfenomenadiluarperilakumanusiaantaraperilakuluaryang
murni(gerakanbadan),danapayangadadidalam,dalambentukmaknasubjektif.Schutz
(1972)
menerima bahwa Weber berada pada jalur yang benar tetapi ada beberapa aspek
problematikaterhadapkonsepsinyatentangaksi
yang
dianggap
sebagai
perilaku
bermaknasubjektifyangperludisempurnakansebagaimanadiuraikan dimuka. Uraian baru dari
pendukung
Schutz
diberikan
oleh
Berger
dan
memulaidenganpremisbahwamanusiamengkonstruksi
prosessubyektifdapatdiobjektifkan.Dalam
Lukman
realitas
(1967),
sosial,
di
mana
dimana
mengkonstruksirealitassosialitu
dia
proses-
diperlukan
legitimasi dan justifikasi, yakni bahwa dunia makna yang berbeda dan dilokalisir ini perlu
diciptakan dandiadakan bersama-sama (Collin, 1997).
Tesis tindakan rasional yangverstehen, dikatakan bahwa untuk memahami
maknatindakanmanusiaitupastiterkaitdengankausalitasnya.Oleh
karenamaknaitusendiri
merupakan komponen kausal dari suatu tindakan (Weber, 1968: 4--6). Dengan demikian,
bagaimana makna tindakan subjektif individu bakul gendong dapat dikaji melalui
tindakanbakulgendongsendiri.Kemudianmengkajimaknasubjektifbakulgendongdari
konsep
hubungan sebab akibat (because motive) atau motif karena atau sebab.
Menurut pandangan Schutz (1967: 216), motif sebab dikatakan bahwa tindakan
sosial seseorang itu merupakan tindakan yang terkait dengan merefleksikan dunia
pengalaman silam, telah tereduksi, serta nilai yang telah diciptakan secara intersubjektivitas
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yang
padaakhirnyamemberikanakses
(Ferguson,
2001:216).
Dengan
transendentaldisebabkanoleh
terhadappenyebabtindakan
seseorang
tersebut
kata
seseorang
secara
lain,
tindakan
haltertentuyangadapadadirinyadansekitamyaatau
because
motives (Ritzer,1994: 247--248; Waters, 1994: 32--33; Campbell, 1994: 234).
Tampak dalam fenomenologi Schutz, makna dilabelkan sebagai suatu perbuatan
atau tingkah laku seseorang atas hasil melihat kembali pengalamanmasa lalu dan situasi dan
kondisi
masa
kini
serta
yang
diharapkan.
Koreksi
Berger
terhadap
fenomenologlSchutzantaralainbahwaShutzmemaksakansektorkehidupankeseharian
yangbersifatrutinitasdalam
menganggapbahwaorangawam
kajianyangterbatasdantakbersifatproblematik.Ia
itupadadasarnyatidakkritis.Iahidupdanbekerja
dalam
polakehidupanyangtakproblematis,iamemilikimaknadanvaliditasyang ditangkapnya sebagai
suatu
yang
sudah
ada
(tidak
demikian,jikametodeiniditerapkanbegitu
memiliki
kesalahan).
Dengan
saja,makahanyaakanmenangkapmakna
tindakansebagaimanaorangitusendirimemahamimaknatersebut.Makahasilkajiannya
akanmemberikangambaranmaknayangsangat dangkal. Oleh karena, akal sehat kehidupan
keseharian merupakan pengetahuan yang dianggap telah memadai dan valid tanpa harus
dibahas lebih jauh secara problematik(Berger,1994).Olehkarenanya,untuk mengatasi hal itu
di antaranya dapat dilakukan dengan jalan menempatkan tujuan pragmatis pada posisi yang
problematik, seperti yang dimaksudkan oleh Weber, yakni pemahaman terhadap
tindakanseseorangitutidakhanyaberasaldaripengaruhdalam
dirinyasendiri,tetapi
jugamerupakanprodukdarikesadarannyaterhadaporanglaindansosiobudayanyaserta
atasnalaryangdialogisproblematisdiantaraorang-orangpelakutindakansosial.Halini
berbedadengankonsepBergertentangtindakan manusia sebagai produk proses eksternalisasi
dan internalisasi yang cenderung konstruksionistik.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Di
mataBerger(1994),fokusfenomenologiadalahmaknasubjektifindividupada
aktivitasrasional,bebas,dantidaktergantung
secaramekanistik.Aktivitasmanusiaharus
difahamisecaraverstehensebagaimanakeberadaannyayangbermaknabagiaktordalam
masyarakatnya. Aktivitas itu diinterpretasikan secara intensionalitas dalam kehidupan seharihari,ditempatkandalam kehidupansehari-hari,ditampakkandalamperbuatan, pembicaraan, dan
tindakan individu. Berger menjelaskan bahwa manusia memproyeksikanmaknakedalam
realitas,karenarealitaspadaakhimyabermakna. Oleh karena kediriannya sendiri, setiap orang
memaksudkanmaknayangsarna.Setiap
tindakansosialmanusiadilakukansecaradialektis
bagidirinyasendiri,sertadaridalam
dirinyadengankondisimasyarakatdisekitamya.Tindakansosialsemacam
Bergerdisebutnyasebagaitindakankemasukakalan(plausability),
adalah
produk
dari
individu
(eksternalisasi),
dan
inioleh
artinyabahwa
begitu
sebaliknya
masyarakat
masyarakat
mempengaruhi kembali individutersebut (internalisasi)(Berger,1994).
Berbagai pandangan tentang fenomenologi menggambarkan bahwa pandangan
Berger ternyata terlihat lebih komprehensip, ia melakukan sintesa dari berbagai konsep
tentang manusia dan lingkungan sosialnya. Dari Marx ia mengambil konsep individu,
dariDurkheimdanSimmelkonseptentangsosialdanbudaya,terutamauntukmemahami
"makna",dariMeadkonseppsikologisosial,dariSatrekonsepeksistensialisme,dandari
Parsonstentangteoripenguasaandalamkehidupanmasyarakat.
(Wuthnow,at.al.,
1984).
Perspektif fenomenologi ini digunakan untuk memahamipemahaman bakul semanggi
gendong baik dari bakul gendong sendiri maupun dari pelanggannya. Penggunaan
fenomenologijugauntukmemahamimakna
bakulgendongsebagaikebenaranempirik
etikyangmemerlukanakalbudiuntukmelacakdanmenjelaskansertaberargumentasi.
Akalbudidisinimengandungmaknabahwa
Disertasi
peneliti
perlu
menggunakan
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
kriteria
lebih
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tinggidarisekedar
truth
orfalse.Nilaimoralyangdigunakanuntukmengkajimakna
bakul
semanggi gendong ini mengacu pada nilai moral ganda yang hirarki.
Berikutnyapenggunaanfenomenologiiniterkaitdengan
kebermaknaantindakanuntukstatuskontruksi
sosial
bahwa
suatualasandari
suatu
aksi
itu
diilhami
maknasubjektif.Fenomenabakul semanggi gendonginitidakhanyasekedargerakantubuh,tetapi
memilikisuatuinside(kedalaman)yangterdiridariprosesmentalpelakubakulgendong itu sendiri.
Oleh
karena
itu
penggunaan
fenomenologi
untuk
memahamibakul
gendong
akandilihatdarirealitassubjektif,bukandariperspektifpositivistiktetapidariperspektif
fenomenologi.
Mengapa menjajakan semanggi, berjalan kaki dan bermigrasi sirkuler menjadi
pilihan bakul semanggi gendong untuk tetap eksis menjalankan pekerjaannya menjadi bakul
semanggi, karena tidak ada plihan lain dan sudah menjadi tradisi yang turun temurun. Yang
diinginkan agar tetap dapat mempertahankan usahanya tersebut walaupun dalam situasi
gempuran kuliner-kuliner modern maupun tradisional lainnya.
Granovetter menegaskan bahwa institusi tidak dapat dijelaskan pada prinsipprinsip ekonomi neoklasik, khususnya efisiensi; instituisi yang ada akan lebih tepat bila
dipandang sebagai konstruksi sosial atas kenyataan. Dengan demikian, insituisi ekonomi,
dikonstruksi dengan mobilisasi sumber-sumber melalui jaringan sosial; dan dibangun dengan
pertimbangan latar belakang masyarakat, pasar, dan teknologi.
Dalam perilaku ekonomi bakul semanggi gendong tersebut melekat konsep
kepercayaan (trust). Kepercayaan merupakan institusi sosial yang berakar dari hasil evolusi
kekuatan-kekuatan politik, sosial, dan sejarah, dipandang sebagai solusi yang efisien terhadap
fenomena ekonomi tertentu.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sebaliknya pendekatan aktor yang lebih tersosialisasi memandang bahwa
kepercayaan merupakan moralitas umum dalam perilaku ekonomi. Moralitas tersebut
dipandang sesuatu yang umum dan universal terjadi dalam perilaku ekonomi.
Kedua pendekatan tersebut diatas mengabaikan identitas dan hubungan masa
lampau para aktor yang terlibat dalam suatu interaksi sosial. Oleh karena itu pendekatan
sosiologi ekonomi baru atau sering juga disebut pendekatan “keterlekatan” mengajukan
pandangan yang lebih dinamis, yaitu bahwa kepercayaan tidak mucul dengan seketika tetapi
terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat dalam
perilaku ekonomi secara bersama.
F. Kerangka Pemikiran
Eksistensi, keterlekatan kelembagaan (embedednes) serta migrasi sirkuler khas yang
dilakukan bakul semanggi gendong, dengan meminjam logika berpikir Granovetter tentang
embededness, kemudian menggunakan perspektif fenomenologi untuk mendiskripsikan
makna
bakul
semanggi
gendong
bagi
dirinya
sendiri
dan
pelanggannya.
DaripenjelasantersebutpenulisgambarkandalamsebuahdiagramKerangka Pikir tentang bakul
semanggi gendong di Kota Surabaya
Gambar 1. Kerangka Pikir Tentang Eksistensi, Dan Kelembagaan Ekonomi Bakul Semanggi
Gendong
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sejak beberapa dekade silam, bakul semanggi gendong di Surabayayang berdomisili
di Kampung kendung, Kecamatan Benowo dikenal sebagai bakul yang ulet dan selalu hadir
di tengah hirukpikuknyamasyarakatKota Surabaya yang metropolis. Walau terjadi gempuran
selera
kuliner
modern,
bakul
semanggi
gendong
tersebut
tetap
bertahandengantradisinyasendiri.Memanfaatkansumber dayaalam sekitar tempat tinggal
mereka dengan menanam, memasak dan menjajakan semanggi sebagai bahan baku kuliner
tradisional semanggi Surabaya.
Terdapat
keterlekatan
secara
ekonomidansosialantarabakul
semanggigendongdanpelanggannya.Di sampingitu,keterlekatankelembagaanyang terjadi pada
bakul semanggi gendong, hingga mereka masih mempertahankan budaya bakul semangginya,
seperti penjaja atau penjualnya sendiri (perempuan usia setengah baya sampai tua, cara
berpakaiannya, cara menjajakannya atau memasarkannya, dagangannya, citarasanya,bumbubumbunya)sampaipelanggannya,
dan
migrasi
sirkuler
yang
dilakukannya,
semuanyadalamkategorilangka dan khas.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi,
yaitu tradisi riset kualitatif yang berakar pada filosifi dan psikologi, yang berfokus pada
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pengalaman hidup manusia. Penelitimemilih metode kualitatif karena fokus kajian atau
permasalahan yang diteliti bersifat kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak
mungkin bila data pada situasi sosial ini diperoleh dengan metodepenelitian kuantitatif.
Selain itu, metode ini lebih mampu menemukan definisi situasi dan gejala sosial dari
subjek,
perilaku,motif-motifsubyektif,perasaandanemosiorangyang diamati,
sehingga
mampumendefinisikansituasisubyekyangditeliti.
MenurutBogdandanTaylor
(1975),metodekualitatifadalahsebagai
prosedurpenelitianyangmenghasilkan
datadeskriptifberupakata-katatertulis
ataulisandariorang-orangdanperilaku
yangdapatdiamatidantujuanuntuk
menyumbangpengetahuansecaramendalam
mengenaiobjekpenelitian.Sedangkan
menurutKirkdanMiller(1986) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosialyang secarafundamentalbergantungpadapengamatanpada
manusiadalam
kawasannyasendiridanberhubungandenganorang-orangtersebut
dalambahasanya dan dalamistilahnya (Lexy Moleong, 1994:3-5).
Apabila ditinjau dari jenisnya, penelitian ini merupakanpenelitian deskriptif-analitis
yang
dimaksudkan
untukmengidentifikasifenomenasosial
secara
cermat
melalui
pengembangan konsep dan menghimpun fakta (data) empiris.Selainitu,apabiladitinjau
daritempatkegiatannyamerupakankategori penelitian lapangan (field research) karena
kegiatan penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat yaitu bakul semanggi gendong
di kota Surabaya dan pelanggannya.
MenurutStephenW. LittleJohn (2005),studi fenomenologi adalah motode penelitian yang
beranggapan
bahwa
suatu
fenomena
bukanlah
Fenomenayangtampakmerupakanobjekyang
.Karakteristikpokokdaripendekatan
perspektif
emik,
proses
realitas
yang
sendiri.
penuhdenganmaknayangtransedental.
kualitatifinimementingkanmakna,
penelitian
berdiri
lebih
berbentuk
siklus
konteks,
dan
dan
proses,
pengumpulandataberlangsungsecarasimultandanlebihmementingkankedalamandari
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
padakeleluasaancakupanpenelitian.Dengandemikian,penelitianinilebihterfokus
kepadaduniapemaknaanatauduniakonseptualterutamaeksistensibakul
semanggi
gendong
yang
sertarasionalitasmacamapayangmelatarbelakangiterjadinyamigrasisirkuler
dilakukannya.
Metodekualitatifdipakaisebagaipendekatandalam penelitianinikarena: "... metode
ini untuk memahami realitas sosial sebagai realitas subjektif, memberi tekanan terbuka
tentang kehidupan sosial". Jadi, yang dipandang penting dalam penelitian ini,
bukanlahpadasoaljumlah atau angka-angka(howmuch),melainkanlebih kepadawhatis yang
bersangkutan dengan eksistensi kuliner semanggi yang dilakukan oleh bakul semanggi
gendong.Prosesobservasidanwawancaramendalam bersifatsangatutamadalam pengumpulan
data.
Dari
observasi
diharapkanmampumenggaliprakteksosial,
kebiasaan,danungkapansehari-haridikalanganindividubakulgendongterhadapdirinya
sendiridankeluarga.
Pada langkah berikutnya observasi lebih ditekankan pada pemahaman lebih
lanjutuntukmenemukanmaknadibalikapayangterjadidenganmelakukanwawancara
yang
mendalam, terutamakepada individu bakul semanggi gendongsebagai pelaku tindakansosial.
Metode kualitatif digunakan untuk mengkaji pengetahuan tentang pemahaman
individu pedagang semanggi, makna migrasi bagi mereka sendiri, dalam arti terdapat
maknasosialbudayaapamerekamelakoni
menjadi
bakul
semanggi
gendong
dan
bermigrasinonpermanen,bagaimanamaknamigrasi bagi individu-individu mereka. Pendekatan
kualitatif,dalam
bentukdata(BogdandanBiklen,1992),denganteknik
panjang
dan
mendalam(Patton,
wawancara
terbuka,
1991;
Minichie,etal.,1995;FontanadanFrey,1994)sehinggaperanpenelitisebagaiinstrumenutamadala
m proses penelitian.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Adapunyangmenjadifokuspenelitian
ini
adalahmaknabakulsemanggi
gendong
bagibakulgendongdanpelanggantentangeksistensidanmigrasisirkuleryang
khas.Subjekpenelitianiniadalahindividu-individubakulgendongsemanggiSurabaya
danpelanggansemanggidiKotaSurabaya.Selainsubjekpenelitianterdapatjugakey informan yang
membantu penulis untuk memperjelas permasalahan yang sedang dihadapi.
Dalam
penelitianiniselainmenggunakanpendekatankualitatif,juga
menggunakanmetodefenomenologi.MenurutStephenW. LittleJohn (2005),studi fenomenologi
adalah pendekatan penelitian yang beranggapan bahwa suatu fenomena bukanlah realitas
yang
berdiri
sendiri.
Fenomenayangtampakmerupakanobjekyang
penuhdenganmaknayangtransedental.Dunia sosialkesehariantempatmanusiahidup senantiasa
merupakan
intersubjektif
dan
syarat
fenomenayangdipahamiolehmanusiaadalah
dengan
makna.
Dengan
demikian,
refeksidaripengalamantransendentaldan
pemahaman tentang makna.
Fenomenologi
memandang
perilaku
manusia,
yang
dikatakandandilakukan,adalahsebagai produkbagaimanaorangmelakukantafsir terhadap dunia
mereka
sendiri,
dan
untuk
itu
(Weber)danFenomenologiHusserl(Collin,
beradadalam
diperlukan
apa
yang
1997),ataupemahaman
disebut
verstehen
empatik(merasa
dirioranglain),yangmemerlukankemampuanuntukmemproduksidiri
dalam
pikiranorang,perasaan,danmotifyangmenjadilatarbelakangkegiatannya.
PerspektiffenomenologimenurutHusserlialahcarapendekatan untukmemperoleh pengetahuan
tentang
sesuatu(objek)sebagaimanatampilnyadanmenjadipengalaman
kesadarankita.Metodeyangdigunakandalam pendekatanfenomenologiterdiriatas tahap instuisi,
analisis serta diskripsi, dan yang hasil keseluruhannyaberupadiskripsi fenomenologis (Fuad
Hassan, 1999).
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Perspektiffenomenologi
memandangperistiwasejarahdapatdipahamidalam
tiga
proses,yaitu(1)memahamisudutpandangataugagasanparapelakuasli,(2)memahami
artiataumaknakegiatan-kegiatanmereka
pada
berhubungandenganperistiwasejarah,dan(3)
hal-hal
yang
menilai
secara
langsung
peristiwa-peristiwatersebut
berdasarkangagasanyangberlakupadasaatsejarawanituhidup.Proses(1)dan(2) merupakan first
order understanding dan proses (3) merupakan second order understanding (Santoso, 2002).
Perspektif
fenomenologiuntukmemperoleh
first
order
understanding
adalahmemintapenelitialiraniniuntukmenanyakankepadapihakyang diteliti guna mendapatkan
penjelasan yang benar.
Berbagaiinformasitadibelumcukupuntukmenjawabpermasalahanpenelitian,
selanjutnya
peneliti
melakukan
rekonstruksidaninterpretasi
satudapatdijelaskandalam
agar
proses
informasi
yang
penilaiannyadenganinformasiyanglain,sehinggaakan
diperolehsuatumaknabaru.Maknabaruinilahyangdisebutsecondorderunderstanding
dalamfenomenologi atau objektivasi menurut pemahaman Berger.
Diperlukan sikap terbuka dan siap menerima segala kemungkinan yang berbeda
dengan
dirinya.
Pendekatan
ini
peristiwadaninteraksimanusiadalam
berusaha
memahami
makna
situasinyayangkhusus.Untukmemahami
perilakuoranglainperlumemperhitungkanelemenperilakuyangbersifatsubjektifuntuk
menghindaribiasdalam
"instrospeksi"tersebut.Iniberartitindakanseseoranghanya
dapatdimengertimenurutartisubjektifnyasendiri,
selalu
beradadalam
kesadaran,
dianalisismenurutmaksud,motifdanperasaan aktor (Weber, 1968; Parsons, 1966). Konsep
Weber tampak mengarah pada suatu tindakan bermotif tujuan yang hendak dicapaiatau
inordertomotive(Waters,1994;Campbell,1994).Pemahamanterhadap
tindakansemacam
itudiperlukanposisimasing-masingindividuyangproblematis
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
karenaiamempunyaipengetahuandanpengalamanberbeda(Berger,1994).Pemahaman
makna
secara fenomenologi inilah yang digunakan dalamanalisis ini.
Perrspektiffenomenologimenyatakanbahwa, manusia dan fakta (kenyataan) sosial
terbentuk ketika perilaku manusia disatukan dengan makna (meaning) yang diperlihatkan
oleh
agen.
Selain
itu,
makna
tersebut
membentuk
fakta
perilaku
murni.
Maknamenciptakantindakandanberperansebagaisuatukomponenatauaspek.Makna
adalahaspektindakanatauinner(batin)yangbersatudenganaspektindakan"eksternal"
untuk
membentuk suatu tindakan (Collin: 1997).
Penjelasantersebutdapatpenulissimpulkanbeberapakatakuncidalam
yaitu
:
objek,
makna,
pengalaman
dan
kesadaran
Semuahaltersebutsangatpentingmemainkanperanandalam
diri
fenomenologi,
dari
individu.
studifenomenologi.
Denganfenomenologi,penelitidapatmempelajaribentuk-bentukpengalamandarisudut
pandangorangyangmengalaminyasendiri.Fenomenologitidaksajamengklasifikasikan
setiaptindakansadaryangdilakukan,tetapi
jugameliputiprediksiterhadaptindakan
masamendatang, dilihat dari aspek-aspek yang terkait dengannya. Semua itu bersumber
daribagaimanaseseorangmemaknaiobyekdanpengalamannya.Olehkarenaitu,tidaklah
keliru
apabila fenomenologi diartikan sebagai studi tentang makna, dimana makna itu pengertiannya
lebih luasdari sekedarbahasa yang mewakilinya.
Penggunaan pendekatan fenomenologi untuk memahamibakul semanggil gendong
sebagai realitas subjektif membutuhkan metode khusus, yaitu reduksi, yang menurut Husserl,
adalahmengembangkansuatumetodeyangakuratsehinggamampumendorongpeneliti
mencapai"sesuatu itu sendiri"dan tujuanfilsafatnya adalah suatu filsafat tanpa adanya
praduga-praduga.UngkapanyangterkenaldariHusserladalah "seseorangmengurung dunianya
yang bersifat objektif”, dengan cara mengurung dunia yang bersifat objektif,
makaakanmemberinyasuatunilaiyangberbeda,karenaitudiperlukanmetodeyang disebut
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
reduksi, dengan reduksi inimendorongkaumfenomenologiuntuk
mentransformasikandirinyasendirikedalam sosokpenelitiyangtidakberkepentingan (Zeitlin,
1998).
IntidaripemikiranHusserltentang reduksiiniadalahuntukmelampaui
pemikiransampaidapatmelakukanrefleksi, dengan refleksi makasesuatu yang
sebelumnyasudahdiketahuimenjadidipertanyakankembali.Jikakajianmengenaibakul gendong
selamaini telah diketahui faktor-faktorpenyebabnya,makamenjadi
dipertanyakankembalitentangbagaimanamaknabakulgendongbagidirinyasendiridan
pelanggannya,faktafaktayangdulunyatidakdianggappenting,dalamprosesreduksimenjadisuatusikapyangtidakmem
ilikikepentingan,sehinggamendapatkansesuatu makna bagi mereka.
Di saat peneliti mulai merefleksi dunia yang telah tereduksi maka
segeraakanmenemukanbahwaduniabukanlahbersifatpribadi,tetapisuatuduniamakna dan nilai
yang telah diciptakan secara intersubjektivitas. Selanjutnya, bakul gendong dapat dilihat dari
makna tindakan (Schutz), motif apa yang mendasari menjadi bakul gendong (in order to
motive). Menurut konsep Weber, in order to motive tampak mengarah pada suatu tindakan
bermotif tujuan yang hendak dicapai (Waters, 1994;
Campbell,1994),yaituuntukmelanjutkantradisikeluargadanmenjadimatapencaharian
kaumperempuan generasi tua di sana.
Tesis tindakan rasional yangverstehen, dikatakan bahwa untuk memahami
maknatindakanmanusiaitupastiterkaitdengankausalitasnya.Oleh karenamaknaitusendiri
merupakan komponen kausal dari suatu tindakan (Weber, 1968: 4--6). Dengan demikian,
bagaimana makna tindakan subjektif individu bakul gendong dapat dikaji melalui
tindakanbakulgendongsendiri.Kemudianmengkajimaknasubjektifbakulgendongdari konsep
hubungan sebab akibat (because motive) atau motif karena atau sebab.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
B. Setting (Lokasi) Penelitian
PenelitianinimerupakanstudikasusyangdilakukandikotaSurabaya,tepatnya
didesaKendung,KecamatanBenowo,KotaSurabaya. Lokasipenelitiandipilih
berdasarkanbeberapaalasan,antaralain:(1)didesaKendunginilahtempatasalmuasal
bakulgendongsemanggiyangsampaisaatini masihtetapeksis;(2)lokasitersebut
berjaraksekitar25kmmenujupusatKotaSurabaya dimana sebagai target dan tujuan satusatunyauntukmenjajakankulinersemanggi; (3)sebutankotaSurabayasebagaikota
Indamardi,yaitukotaindustri,perdagangan,maritimdanpendidikan, sehinggasyarat
terjadimigrasi,dankenyataaniniyang terjadipadabakul semanggi gendong, walau
merekaorangSurabaya,tapikarenalokasiasal jauh dari kotaSurabaya,sehingga perjalanan
mereka menjajakan semanggi dikategorikan sebagai migrasi non permanen dengan cara
sirkuler atau ulang- alik, dan karena kekhasannya itulah sehingga peneliti sebut sebagai
migrasi sirkuler yang khas. Penelitian initergolongstudikasus,karenahanyamenelitiindividu
bakul semanggi gendongsebagaipelakumigrasinonpermanendikotaSurabaya.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian orang-orang yang menjajakan kuliner semanggi di kota
Surabaya, yang disebut bakul semanggi gendong, dan pelanggan kuliner semanggi di
Surabaya. Informan penelitian dalam hal ini adalah orang orang yang membantu
memberipenjelasanatasdasarmengetahuidanterlibatdidalameksisnyabakulgendong semanggi.
Mereka itu adalah Sekretaris Lurah Sememi dan Juragan semanggi.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalampenelitiaanini,penelitimenggunakan2teknikpengumpulandata,yaitu:
a.
Wawancara
MenurutPrabowo(1996)wawancaraadalahmetodepengmbilandatadengan
cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan
bercakap-cakap
secara
tatap
muka.
Padapenelitianiniwawancara
dilakukandenganmenggunakan
pedomanwawancara.MenurutPatton(dalamPoerwandari1998)dalam
proses
wawancaradenganmenggunakanpedomanumum wawancaraini,interview dilengkapi
pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus
diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk
pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewermengenai
aspek-aspek
apayangharusdibahas,jugamenjadidaftarpengecek(checklist)
apakah
aspek-aspek relevan tersebuttelahdibahasatauditanyakan.Dengan pedoman demikian
interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara
konkret dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks
aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam Poerwandari, 1998)
Kerlinger(dalamHasan2000)menyebutkantigahalyangmenjadikekuatan
metode wawancara: 1) mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap
pertanyaan
yang
jikamerekatidakmengertibisadiantisipasiolehinterviewerdengan
diajukan,
memberikan
penjelasan, 2) fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu, 3) menjadisatu-satunyahalyangdapatdilakukandi saattekniklainsudahtidak
dapat dilakukan.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
MenurutYin(2003)di
sampingkekuatan,metodewawancarajugamemiliki
kelemahan, yaitu : 1) rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi
pertanyaan yang penyusunanya kurang baik, 2) retan terhadap terhadap bias yang
ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai, 3) probling yang kurang baik
menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat, dan 4) ada kemungkinan
subjekhanyamemberikanjawabanyangingindidengar oleh interviwer.
b. Observasi
Di
sampingwawancara,penelitian
MenurutNawawi&Martini(1991),observasi
inijugamelakukanmetodeobservasi.
adalahpengamatandanpencatatan
secarasistematikterhadapunsur-unsuryang tampakdalam suatu gejalaatau gejalagejala dalamobjek penelitian.
Dalam
penelitianini,observasidibutuhkanuntukdapatmemahamiproses
terjadinyawawancaradanhasilwawancaradapatdipahamidalam konteksnya. Observasi
yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek
selamawawancara,interaksisubjek denganpenelitidanhal-halyangdianggap relevan
sehingga dapat memberikan datatambahan terhadap hasil wawancara.
Dalammengumpulkandata,penelitimembutuhkanalatbantu(instrumen
penelitian). Dalampenelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu
1) Pedoman wawancara
Pedomanwawancaradigunakanagarwawancarayang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya
berdasarkan
tujuanpenelitian,tetapijugaberdasarkanteoriyangberkaitandengan
masalahyang diteliti.
2) Pedoman Observasi
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pedomanobservasidigunakanagar
penelitidapatmelakukanpengamatan
sesuaidengantujuanpenelitian.Pedoman
observasidisusunberdasrkanhasil observasi terhadap perilaku subjek selama
wawancara
dan
observasi
terhadap
lingkunganatausettingwawancara,sertapengaruhnyaterhadapperilakusubjekdan
informasi yang muncul pada saatberlangsungnyawawancara.
3) Alat perekam
Sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat
berkonsentrasi
padaprosespengambilandatatanpaharusberhentiuntukmencatatjawaban-jawaban
darisubjek.
Penggalian
data
dalam
penelitian
ini
dilaksanakanmelaluitigatahapan,yaitu tahap observasi di lokasi penelitian, tahap
memasuki
lapangan/penggalian
data,
tahap
pengumpulandatadananalisisdata.Dalam rangkamenggalidatadilapangantersebut
akan dipergunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
wawancara dilakukan secaramendalam danterbuka.
Datayangdiperolehterdiridarikutipan langsung dari informan tentang
pengalaman,
pendapat,
perasaan,
pemaknaan
serta
pengetahuannya.
Observasidilakukansecara langsungdanterlibat.Datayangdiperolehdari observasi
langsung berupa data diskriptif tentang kegiatan, proses, perilaku, orientasi
tindakan dan interaksi antar bakul gendong dengan pelanggan, bakul gendong
dengan bakulgendongyanglain,sertaantarabakulgendongdenganjuragan, yaitu
orang yang menyediakanbahan-bahanyang dibutuhkan untuk kuliner semanggi,
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
serta keseluruhan proses yang merupakan bagian dari pengalaman bakul
gendong yang dapat diamati. Penelaahandaridokumentertulis.
Data
yangdiperolehdarimetodeiniberupa
cuplikan,kutipan,ataupenggalan-penggalancatatan
pribadi,
organisasi,atauprogram, memorandum, korespondensi, buku harian pribadi, dan
jawaban tertulis yang terbuka dari pertanyaan-pertanyaan yang disediakan
peneliti
serta
pengamatan
Informasidariparasubjekpenelitiandipilihdengan
langsung.
memakaitekniksnow-ball
(pengguliran)terus-menerussampaididapatkan informasi jenuh. Pada kajian ini
data yang telah diperoleh dianalisis secara kualitatif.
E. Teknik Analisis Data
Data
yang
menggunakanteknikanalisais
telah
dikumpulkan
selanjutnya
dianalisis
dengan
datakualitatif.Dalammenganalisapenelitiankualitatif terdapat
beberapa tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), di
antaranya:
1) Mengorganisasikan Data
2) Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban
3) Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data
4) Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
5) Menulis Hasil Penelitian
Gambar Proses Analisis Data
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gambar tersebut dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
Reduksidata
pengabstraksiandan
meliputi
transformasi
pemilihan,pemusatanperhatian
datakasaryang
padapenyederhanaan,
munculdaricatatan-catatantertulis
di
lapangan.Reduksitidakhanyadilakukanketikapemelitiantelah selesai,tetapi berlangsung terus
selama
penelitian.
Dengan
cara
ini
dimungkinkan
penemuan
ganda
yangterdapatpadadata,membuathubungan peneliti dan subyek penelitian menjadi eksplisit,
menguraikan latar secara penuh, dapat tidaknya pengalihan kepada latar yang lain,
memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analisis.
Reduksi dilakukan dengan cara membuat ringkasan data, menelusuri temuan yang
tersebar baik dari hasil wawancara danstudi literature, kemudian membuat catatan sebagai
dasar penyajian informasi data dan analisis selanjutnya.
Analisissecarakualitatif
terhadaphasilwawancara,kemudiandilakukan
interpretasisecaramendalammengenaihubunganantarateoridanfactoryangterjadi.
Di
sinijugamengikutsertakankutipan-kutipan (direct quotations)dari para narasumber. Analisis
ini berguna untuk mengenal lebih mendalam masalah yang diteliti.
Proses analisis data digunakan metode induktif, karena penelitian ini tidak
membuktikan hipotesis, tetapi merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian- bagian
yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan. Analisis dimulai ketika pengumpulan data
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dilakukan dan dikerjakan secaraintensifsesudah meninggalkan lapangan. Analisis dimulai
dari
menelaah
sumber
data
yang
tersedia
dari
berbagai
sumber,kemudiandilakukanreduksidata dengancaramembuatabstraksisehingga menjadi suatu
informasi.
Satuan-satuan ini disusun dan terakhir mengadakan keabsahan data. Berdasarkan
proses ini, data dapat ditafsirkan dan diolah menjadi hasil penelitian. Tahapan penyajian data
merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan adanya
penarikankesimpulandanpengambilantindakan.
Adapuntahapkesimpulan
atau
verifikasimerupakanmakna-maknayangmunculdaridata dan harus diuji kebenarannya atau
validitasnya.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
a) Keabsahan Konstruk (ConstructValidity)
MenurutPatton,adaempatmacamtriangulasisebagaiteknikpemeriksaan untuk
mencapai keabsahan, yaitu :
(1) Triangulasidatamenggunakanberbagaisumberdatasepertidokumen,arsip,
hasilwawancara,hasilobservasiataujugadenganmewawancarailebihdarisatu
subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda;
(2) Triangulasi pengamatyaitu, adanya pengamat di luar peneliti yang turut
memeriksahasilpengumpulandata.Dalam penelitianini,dosenpembimbing studi
kasus bertindaksebagaipengamat(expert judgement) yang memberikan masukan
terhadap hasil pengumpulan data;
(3) Triangulasi teoriyaitu, penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada
penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dan menguji terkumpulnya data tersebut; dan
(4) Triangulasimetodeyaitu,
penggunaanberbagaimetodeuntukmenelitisuatu
hal,sepertimetodewawancaradanmetodeobservasi.Dalam
penelitianini,
penelitimelakukanmetodewawancarayangditunjangdenganmetodeobservasi pada
saat wawancara dilakukan.
(5) KeabsahanInternal(Internalvalidity)
Keabsahaninternalmerupakankonsepyang mengacu pada seberapa jauh
kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yangsesungguhnya.Keabsahan
inidapatdicapaimelaluiprosesanalisisdan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam
melakukan
penelitian
kualitatif
akan
selalu
berubahdantentunyaakanmempengaruhihasildaripenelitiantersebut.Walaupun
telahdilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya
kesimpulan lain yang berbeda.
b) Keabsahan Eksternal (EksternalValidity)
Keabsahan
ekternal
mengacu
pada
seberapajauhhasilpenelitiandapatdigeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam
penelitiankualitatifmemilikisifattidakadakesimpulanyangpasti,
penelitiaankualitatif
tetapdapatdikatakanmemilikikeabsahanekternalterhadap kasus-kasus lain selama
kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
c) Keajegan (Reabilitas)
Keajegan merupakan konsep
yang
mengacu pada seberapa jauh
penelitianberikutnyaakanmencapaihasil yang sama apabila mengulang penelitian
yang
sama,
sekali
lagi.
Dalampenelitianini,keajeganmengacupadakemungkinanpenelitiselanjutnya
memperolehhasilyangsamaapabiladilakukansekalilagidengansubjekyang
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sama.Halinimenunjukkanbahwakonsepkeajegan
penelitian
kualitatif
selain
menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan
pengolahan data.
BAB IV
BAKUL SEMANGGI GENDONG DAN ASPEK SOSIAL BUDAYA
Di dalam bab ini dideskripsikan tentang bakul semanggi gendong di Kota Surabaya
dan aspek sosial budayanya, namun sebelumnya penulis sisipkan terlebih dahulu tentang
gambaran umum Kota Surabaya sebagai daerah tujuan utama bakul semanggi dan sebagai
pemilik ikon kuliner semanggi serta Kampung Kendung sebagai lokasi asal bakul semanggi
gendong.
A. Gambaran Umum Kota Surabaya
Surabaya merupakan kota multietnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di
Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, danEropa. Etnis Nusantara pun dapat
dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi yang membaur
dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri
khas kota Surabaya.
Jumlah penduduk Surabaya mencapai 3.110.187 jiwa pada tahun 2012 (Surabaya
Dalam Angka, 2012). Kota Surabaya berkembang sebagai Kota Metropolitan. Posisi strategis
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kota Surabaya sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat membuatnya selalu dinamis.
Menjadi pusat aktivitas sama artinya menjadi daerah tujuan bagi orang dari berbagai daerah.
Jumlah penduduk jelas akan semakin meningkat seiring pesona Kota Surabaya yang
menjanjikan segala macam kemudahan, maka tantangan besar berikutnya ialah menyiapkan
kehidupan yang layak bagi warganya. Kota Surabaya haruslah tetap menjadi rumah yang
aman dan nyaman bagi penghuninya.
Surabaya telah mengklaim dirinya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan. Lebih dari itu
Kota Surabaya adalah Kota bisnis dengan berbagai aktivitas yang berlangsung. Ibarat sebuah
toko, Surabaya adalah Toko Serba Ada. Didalamnya berlangsung segala aktivitas, serta
tersedia segala fasilitas yang mendukung.
Perdagangan adalah aktivitas utama Kota Surabaya. Secara geografis, Surabaya
memang telah diciptakan sebagai Kota Perdagangan. Sejak zaman Majapahit, kolonial,
hingga saat ini, perdagangan menjadi aktivitas utama. Kini, aktivitas perdagangan di
Surabaya tidak hanya melayani kebutuhan lokal serta nasional. Surabaya mulai berkembang
menjadi kota dagang internasional.
Dengan predikatSurabaya sebagai kota dagang, terdapat beberapa pilar dengan
predikat Surabaya sebagai Kota Dagang, terdapat beberapa pilar penyangganya. Lokasi-lokasi
ini yang menjadi ruang terjadinya aktivitas perdagangan,
Dengan posisiSurabaya sebagai Kota Perdagangan, Pasar Modern adalah pilar
utamanya. tampilan menarik, suasana nyaman, serta harga yang pasti merupakan keunggulan
pasar modern yang sesuai dengan sibuknya aktivitas masyarakat kota. Pasar modern tersebar
di seluruh penjuru Kota Surabaya, baik di pusat maupun di pinggiran kota. Keberadaan pasar
modern yang banyak ini memberikan pilihan lebih banyak kepada masyarakat. Jumlahnya
akan terus berkembang seiring meningkatnya investasi di Surabaya.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Selain pasar modernterdapat pilar yang tidak kalah penting dalam mendukung
pembangunan Kota Surabaya, yaitu perdagangan sektor informal, baik yang menetap di satu
tempat maupun yang berkeliling, contoh nyata adalah bakul gendong semanggi.
Sebagai kota bisnis, banyak wisatawan berkunjung ke Surabaya, baik untuk
kepentingan bisnis maupun berwisata. Untuk mendukung aktivitas tersebut, fasilitas hotel
berbagai kelas terdapat di Surabaya. Surabaya memiliki berbagai tipe hotel di seluruh sisi
kota. Beberapa hotel berbintang yang ada di Surabaya misalnya Shangri La, Sheraton,
Majapahit, dan JW Marriot. Selain hotel berbintang, kini mulai muncul banyak pula hotel
dengan tarif terjangkau atau ekonomis.
Berdirinya banyakpusat perbelanjaan modern tidak membuat pasar tradisional
ditinggalkan. Di Surabaya, pasar tradisional masih menjadi pilihan sebagian besar
masyarakat. Harga murah, keakraban suasana, serta seni tawar-menawar selalu menjadi daya
pikat pasar tradisional ketimbang pasar modern. Pembenahan pasar-pasar tradisional terus
dilakukan agar menjadi lebih nyaman dan aman.
Kampung Surabaya menjadi ruang kehidupan bagi masyarakat Surabaya. Selain
sebagai tempat tinggal, kampung-kampung di Surabaya pun adalah lokasi beraktivitas
produksi. Kini muncul kampung-kampung yang menjadi pusat aktivitas industri kecil
rumahan. Setiap kampung hadir dengan produk khasnya baik makanan, pernak-pernik,
pakaian, dan lain-lain. Dengan sentuhan pemerintahan kota, kini kampung-kampung tersebut
dilabeli kampung unggulan dan menjadi potensi pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Satu
diantaranya adalah kampung semanggi Surabaya yang berlokasi di kampung Kendung,
Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya. Di kampung inilah bakul semanggi
gendong berasal dan melakukan aktivitasnya mengolah kuliner semanggi sebelum dijajakan
ke Kota Surabaya.
1.
Ketinggian Tanah
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Berdasarkan ketinggian tanahnya, topografi wilayah Kota Surabaya relatif
landai. Kondisi ini tidak memberikan hambatan yang berarti untuk kegiatan konstruksi
pembangunan infrastruktur angkutan massal cepat seperti grounded rail maupun
elevatedrail. Untuk lebih rinci berikut penjelasan detailnya dan divisualisasikan
pada Gambar 2.2.
Wilayah berketinggian 0--10 m, seluas 80,72% area Kota Surabaya, berada di
Surabayabagian Utara, Timur, Selatan dan pusat kota.
Wilayah berketinggian 10 – 20 m, seluas 12,28% area Kota Surabaya, berada di
Surabaya bagian Barat, yaitu di Kecamatan Pakal, Lakarsantri, Sambikerep dan Tandes,
termasuk Benowo.
Gambar 3. Topografi Surabaya.
2.
Geologi
Adapun untuk kondisi geologi Kota Surabaya terdiri atas Daratan Alluvium,
Formasi Kabuh, Pucangan, Lidah, Madura dan Sonde. Adapun untuk wilayah perairan,
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kota Surabaya tidak berada pada jalur sesar aktif ataupun berhadapan langsung dengan
samudera, sehingga relatif aman dari bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi dan
wilayah perairannya, Kota Surabaya dikategorikan ke dalam kawasan yang relatif aman
terhadap bencana gempa bumi maupun tanah amblesan sehingga pembangunan
infrastruktur tidak memerlukan rekayasa geoteknik yang dapat menelan biaya
besar.Benowo, termasuk merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik
bagian selatan yang terdiri atas sebagian dataran rendah yang subur dan sebagian lagi
merupakan wilayah perbukitan dari deretan pegunungan Kendeng dengan cirinya yang
khas yaitu tanah kapur dan tanah liat yang cukup potensial untuk industri bahan galian.
Adapun wilayah Kendung sendiri termasuk dataran rendah subur, cocok untuk tanaman
pertanian sawah yaitu padi dan palawija. Kendung terkenal dengan tanaman
semangginya, karena di saat wilayah tersebut masih dihuni oleh penduduk asli Kendung
sendiri, masih cukup luas area persawahan yang membentang hijau. Di sela-sela tanaman
sawah itulah tumbuhan semanggi liar tumbuh subur dengan sendirinya, sehingga
dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai sayuran untuk dikonsumsi sendiri. Seiring
berjalannya waktu timbullah ide untuk menjadi sayuran yang dibumbui menyerupai pecel
yang disebut dengan pecel semanggi. Karena bahan baku yang berlimpah dan tidak
seimbang dengan kebutuhan untuk konsumsi sendiri, maka timbullah ide untuk
memasarkan semanggi ke kota yaitu Kota Surabaya sehingga disebut dengan semanggi
Surabaya.
Gambar 3. Peta Geologi Surabaya
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.
Klimatologi
Dari segi klimatologi, Kota Surabaya memiliki iklim tropis, yang merupakan
tipikal iklim wilayah Indonesia yang terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, iklim
tropis ini memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau dengan perbedaan
amplitudo suhu harian yang signifikan pada kedua musim tersebut.
4.
Hidrologi
Dari segi hidrologi, Kota Surabaya dilalui oleh tiga sungai utama yang
merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yaitu Kali Surabaya, Kali Mas, dan
Kali Wonokromo. Sungai-sungai tersebut digunakan sebagai sumber air bersih. Di
wilayah Kendung sendiri perairan banyak digunakan berasal dari air tanah, termasuk
untuk mengairi sawah.
B. Gambaran Umum Kampung Kendung
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.
Kondisi Geografis
Secara umum, kondisi geografis Kendung sama dengan kondisi geografis Kota
Surabaya, yaitu Surabaya merupakan ibu kota dari Propinsi Jawa Timur, yang secara
geografis berada pada 07˚09`00“ – 07˚21`00“ Lintang Selatan dan 112˚36`- 112˚54`
Bujur Timur. Luas wilayah Kota Surabaya meliputi daratan dengan luas 330,48 km2 dan
lautan seluas 190,39 km2. Kota ini terdiri atas 31 kecamatan dan 160 kelurahan, dengan
batas administrasi sebagai berikut:
a. Sebelah Utara: Selat Madura,
b. Sebelah Timur: Selat Madura,
c. Sebelah Selatan: Kabupaten Sidoarjo,
d. Sebelah Barat: Kabupaten Gresik.
Melihat posisi geografis Kota Surabaya tersebut, maka Kendung terletak pada
batas Surabaya barat yaitu berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Kendung merupakan
salah satu wilayah yang termasuk dalam Desa Sememi, Kecamatan Benowo, salah satu
Kecamatan dari 31 Kecamatan yang ada di Kota Surabaya.
Secara administratif, wilayah Kendung merupakan wilayah tingkat RW (Rukun
Warga), yang terbagi dalam delapan RT (Rukun Tetangga). Di wilayah inilah satusatunya yang terdapat kampung semanggi dan keberadaan bakul gendong semanggi
berasal. Terdapat sekitar 31 bakul gendong yang masih aktif hingga sekarang. Rata-rata
mereka sudah berusia tua, namun masih kuat untuk menjajakan semanggi di kota
Surabaya yang jaraknya sekitar 25-40 km dari Kendung.
Jika dilihat dari kondisi geografis wilayah Desa Kendung, desa ini merupakan
wilayah yang terdiri atas sedikit perbukitan dan dataran rendah. Menurut data yang kami
peroleh dari Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, dalam bukunya Kecamatan Benowo
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dalam Angka 2012 (Benowo in Figures), wilayah Kendung berjarak 3 km dari
Kecamatan Benowo dan 20 km dari kota Surabaya.
Gambar 4 : Peta Kec. Benowo
Sumber : data Sekunder, www.kecamatan-benowo.blogspot.com, 2012
Kondisi dan realitas wilayah Kendung yang termasuk dalam wilayah kelurahan
Sememi akan tergambar dalam peta berikut ini :
2.
Kondisi Sosial Ekonomi Kendung
Aspek pertama yang perlu dikaji adalah di wilayah Kendung juga dilengkapi
dengan beberapa faktor pendukung yang menunjang kinerja pemerintahan Lurah Sememi
dan pengurus RW setempat, di antaranya sarana dan prasarana fisik Kelurahan,
organisasi dan kelembangaan desa maupun personel pemerintahan Kelurahan, yang
berupa kantor Kelurahan, pos kamling, Kamra, Majelis Taklim, dan Pengurus Masjid.
Beberapa hal tersebut berperan sebagai alat pendukung demi mencapai stabilitas
pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat secara umum di desa Sememi dan kampung
Kendung khususnya.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Aspek kedua yang menarik untuk dikaji dalam gambaran umum lingkungan
sosial ekonomi adalah aspek demografi Kelurahan Sememi, termasuk Kendung. Menurut
data yang diperoleh dari kantor lurah setempat, jumlah penduduk pada tahun 2012
adalah 28.819 jiwa, terdiri dari 14.354 penduduk laki-laki dan 14.465 penduduk
perempuan, Jumlah ini tersebar di enam RW dengan masing-masing jumlah penduduk
yang berbeda, kampung Kendung sendiri memiliki jumlah penduduk 3.212 jiwa (Data
Sekunder Kelurahan Sememi, Desember 2012).
Jumlah penduduk di desa ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk pada tahun
2010-2012, yang dapat diuraikan pada tabel berikut :
Tabel 2. Pertambahan Penduduk Desa Sememi Tahun 2010-2012
No
Tahun
Jumlah Penduduk
1
2010
24933
2
2011
27289
Pertambahan Penduduk
3
2012
28819
Sumber : Data sekunder, diolah, 2012
9,45
5,61
Pemukiman warga jika diklasifikasikan dari jenis bangunannya maka akan
terbagi dalam dua jenis, yaitu bangunan permanen dan semi permanen. Di tahun yang
sama disebutkan bahwa jumlah bangunan permanen di Kendung yaitu 460 unit
sedangkan bangunan semi permanen berjumlah 97 unit.
Sisi lain yang juga menarik untuk dikaji adalah aspek pendidikan. Aspek
pendidikan di Kendung menjadi salah satu aspek penting dan mendapat perhatian dari
pemerintah dan masyarakat setempat. Hal itu terbukti dengan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
berbagai sarana
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pendidikan yang ada mulai dari tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). TK di desa ini berjumlah 2 unit yaitu TK
Dharma Wanita, dan TK Nurul Huda, Sekolah Dasar ada 3 unit yakni SDN Kendung 1
dan Kendung 2, SD Al Islam, dan SMP sebanyak 1 unit yaitu SMP Islam , dan SMA 1
unit, yaitu SMAN 12 yang terletak berdekatan dengan kantor Kecamatan Benowo yang
masing-masing tersebar di beberapa titik di kampung Kendung dan sekitarnya.
DesaSememi juga dapat digambarkan dari tingkat pendidikan penduduknya,
seperti tabel berikut ini :
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sememi Tahun 2012
Melihat tabel tingkat pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk
desa Sememi sudah melek huruf, bahkan sebagian besar penduduknya
sudah
mengenyam pendidikan SMA atau SMK. Dengan demikian, penduduk desa Sememi,
terutama generasi mudanya sudah menyadari pentingnya pendidikan sebagai bekal
kehidupannya kelak. Hal ini sangat penting untuk merubah pola berfikir yang lebih maju,
khususnya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat Kendung sebagai asal muasal
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kuliner semanggi dan dapat memberi perubahan atau pembaharuan kepada bakul
gendong semanggi sebagai aset budaya kuliner yang lebih menarik dan modern sesuai
perkembangan jaman.
Aspek selanjutnya yang perlu diuraikan sebagai gambaran umum penduduk
Kendung adalah matapencaharian. Dari aspek sosial ekonomi, mata pencaharian
penduduk di wilayah Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, terdiri
dari pegawai negeri, TNI, POLRI, wirausaha, nelayan, pedagang dan buruh. Rincian dari
mata pencaharian penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sememi Tahun 2012
Melihat data mata pencaharian pada tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penduduk Desa Sememi pada umumnya dan Kendung pada khususnya didominasi oleh
buruh dan wirausaha. Dengan demikian, keberadaan bakul gendong semanggi di desa ini
merupakan bagian dari penduduk yang bermata pencaharian wirausaha tersebut,
walaupun kategori wirausahanya adalah usaha kecil di bidang kuliner tradisional.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sisi lain yang menarik untuk ditelisik lebih jauh sebagai bagian dari lingkungan
sosial masyarakat kampungKendung adalah aspek religi dan kepercayaan yang dianut
masyarakat. Jadi dari aspek religi, tak banyak jenis agama yang dianut oleh masyarakat
setempat. Mereka yang berdomisili di desa terebut sejak dahulu hingga saat ini adalah
muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perhatian masyarakat setempat dalam
mendirikan sarana dan prasarana keagamaan di desanya. Tidak hanya sarana fisik,
penduduk di desa setempat juga mendirikan berbagai organisasi dan perkumpulan yang
berbasis keagamaan untuk menunjang perkembangan Islam di wilayah mereka.
Masyarakat Kendung merupakam masyarakat yang didominasi kaum muslim
yang taat, dan masih memegang teguh tradisi leluhurnya. Sampai saat ini tradisi tersebut
masih dipertahankan, terutama bagi generasi tua. Tradisi tersebut adalah bakul gendong
semanggi Surabaya. Adapun generasi muda Kendung saat ini ternyata sudah tidak
berminat untuk melestarikan tradisi bakul gendong dari orang tuanya, terutama kaum
perempuan. Mereka memilih bekerja di pabrik atau berjualan lain selain semanggi.
Beberapa sarana dan prasarana serta organisasi keagamaan yang telah didirikan
antara lain: Masjid sebanyak dua buah yang memiliki pengurus Masjid masing-masing,
antara lain, Masjid Ar-Rahman dan Masjid AN Nur. Selain itu, desa ini juga memiliki
satu unit majelis taklim yaitu Majelis Taklim kampung Kendung serta memiliki
kelompok seni keagamaan yang disebut “Qasidah”.
Secara umum sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Sememi dan
Kendung khususnya sudah memadahi, terutama sarana dan prasarana vital yang
dibutuhkan masyarakat, antara lain, listrik, PDAM, sekolah. rumah sakit, tempat ibadah,
dan pasar baik tradisional maupun pasar modern, seperti mini market, jalan raya, bahkan
keberadaan Kantor Kelurahan Sememi pun lokasinya ada di Kendung. Dengan demikian,
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kendung merupakan satu wilayah yang bisa dibilang semi modern, karena lokasinya
mudah dijangkau dan tersedianya sarana angkutan baik mikrolet maupun ojek.
Keberadaan rumah sakit PDH yang ada di sana lebih menggambarkan akan pentingnya
masalah kesehatan untuk memudahkan masyarakat Kendung dan sekitarnya berobat
dengan lebih dekat dan ditangani oleh tenaga ahli kesehatan secara profesional.
Selain rumah sakit PDH, keberadaan Kantor kelurahan Sememi juga
menggambarkan betapa penting lokasi Kendung yang banyak dikunjungi oleh para warga
baik dilingkungan Sememi maupun pejabat dari lingkungan Kecamatan Benowo bahkan
pejabat dari lingkungan Kotamadya Surabaya, baik Walikota maupun stafnya, bahkan
beberapa kali Kelurahan Sememi menjadi ajang kunjungan tamu dari propinsi Jawa
Timur karena keberadaan bakul gendong semanggi Surabaya yang ada di desa ini.
Setiap ada acara kelurahan yang melibatkan pejabat kecamatan, daerah, baik
kota maupun propinsi, desa ini akan memamerkan kuliner khasnya yaitu semanggi untuk
dinikmati oleh para tamu. Oleh karena itu eksisnya bakul gendong semanggi juga
memberi kontribusi yang positif terhadap desa Sememi bahkan menjadi andalan untuk
menambah penghasilan dari bakul gendong sendiri yang biasanya bermigrasi ke Kota
Surabaya.
Fasilitas lain yang juga sangat memudahkan penduduk untuk melakukan
mobilitas adalah jalan raya yang menghubungkan Kota Surabaya ke Benowo dan Gresik.
Dengan adanya jalan tersebut,
penduduk
Benowo, Sememi, maupun Kendung
khususnya akan lebih mudah melakukan aktivitas kesehariannya di kota, terutama ke
kota Surabaya seperti yang dilakukan oleh bakul gendong semanggi.
Aspek terakhir yang akan diuraikan dalam gambaran umum ini adalah
bagaimana sisi kesehatan masyarakat setempat. Aspek kesehatan merupakan hal yang
sangat urgen dan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah maupun
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
masyarakat secara umum. Hal itu disebabkan karena aspek kesehatan ini menjadi
penunjang terciptanya generasi bangsa yang sehat dan mampu bertahan hidup dengan
berbagai tantangan yang bisa saja mengancam kondisi fisik seseorang.
Membahas persoalan kesehatan di Kampung Kendung nampaknya aspek ini
telah mendapat perhatian yang maksimal dari pihak yang terkait. Hal ini bisa dilihat dari
didirikannya sebuah rumah sakit umum PDH oleh pihak swasta, serta sarana kesehatan
yang ada di desa ini yaitu puskesmas yang dibangun oleh pemerintah Kota Surabaya.
Tidak hanya itu, ketersediaan tenaga medis di wilayah ini pun bisa dikatakan cukup
memadai dengan jumlah penduduk yang ada.
Satu hal yang menjadi point plus di kampung ini sebagai penunjang aspek
kesehatan masyarakat adalah adanya posyandu. Masing-masing kampung memiliki lima
orang kader tiap posyandu. Disinilah masyarakat Kendung tiap bulannya melakukan
kegiatan yang bernafaskan kesehatan demi mewujudkan masyarakat yang sehat di masa
mendatang.
C. Bakul Semanggi Gendong dan Aspek Sosial Budaya
1.
Cara Pengolahan Semanggi
Menurut penuturan penjual semanggi yang penulis temui, mengolah semanggi
agak berbeda. Semanggi yang dipakai tidaklah semanggi yang segar, tetapi semanggi
yang sudah dilayukan terlebih dahulu. Proses pelayuannya pun menggunakan kantong
plastik dengan perlakuan tersendiri. Bila salah saat membawa atau melayukannya, sayur
semanggi yang dihasilkan tidak dapat digunakan. Bumbunya terbuat dari ketela yang
sudah dikukus dipadu dengan bumbu dapur. Bumbu inilah yang membedakan rasa
semanggi antara penjual yang satu dengan yang lain bagi beberapa orang.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Selain bumbu dari ketela tadi ada beberapa bahan yang juga jadi pelengkap
semanggi seperti kecambah, dan tentu saja krupuk puli atau krupuk beras. Manfaat sayur
semanggi menurut beberapa bakul dan pelanggan yang penulis temui menjelaskan
tentang pengalaman makan semanggi karena manfaatnya yang baik untuk kesehatan
tubuh, karena nutrisinya banyak mengandung serat dan dapat membantu bagi orang yang
susah buang air besar. Dengan demikian, kuliner semanggi yang dikategorikan sebagai
kuliner yang bersifat tradisional. Oleh karena imej semanggi yang tumbuh di pematang
sawah yang sering diinjak-injak orang jika pergi ke sawah, dan kesan masakan murahan,
karena bahan bakunya terkesan tidak bermodal alias tinggal petik dipinggir sawah. Inilah
ternyata kuliner khas kota Surabaya yang bernama semanggi Surabaya tersebut akan
menjadi solusi penyeimbang, mengingat di zaman global sekarang ini
masyarakat
cenderung mengkonsumsi makan dan pola makan yang kurang sehat karena dimanjakan
dengan makanan cepat saji/fast food.
2.
Kharakteristik Bakul Semanggi Gendong
Bakul semanggi gendong yang sudah jarang terlihat ternyata berasal dari
kampung Kendung, Kendung merupakan kampung tingkat Rukun Warga (RW) yang
memiliki ciri khas dibanding dengan kampung-kampung lain di wilayah Kota Surabaya.
Selain lokasinya berbatasan dengan Kabupaten Gresik, kampung ini juga memiliki
kekhasan yaitu kuliner semanggi dan bakulnya yang biasa disebut bakul semanggi
gendong.
Data terakhir tahun 2012 jumlah bakul semanggi gendong tidak lebih dari 36
orang saja. Jumlah ini menurut para bakul semanggi yang berhasil penulis temui sudah
lebih sedikit dibanding lima tahun sebelumnya. Hal ini menurut para bakul semanggi
gendong disebabkan oleh usia para bakul semanggi gendong yang semakin tua dan tidak
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kuat lagi untuk menjajakan semanggi ke Kota Surabaya. Hal lain yang menyebabkan
berkurangnya bakul semanggi gendong adalah hanya sedikit bahkan hampir tidak ada
generasi muda saat ini, terutama anak-anak perempuan dari para bakul semanggi
gendong yang berminat melanjutkan tradisi orang tua mereka sebagai bakul semanggi
gendong.
Bagi generasi muda keturunan bakul bakul semanggi gendong akan lebih
memilih bekerja di pabrik-pabrik, berdagang yang lain atau tetap berdagang semanggi
dengan inovasi baru dan berkelas, contohnya adalah keberadaan kuliner semanggi yang
disajikan di hotel-hotel berbintang di Kota Surabaya, di Mall ataupun seperti depot
semanggi ternama di Surabaya yaitu semanggi Dempo.
Beberapa alasan tersebut yang menyebabkan jumlah bakul semanggi gendong
saat ini semakin berkurang, bahkan jarang ditemui setiap hari di wilayah mereka
menjajakan semanggi. Dari jumlah bakul semanggi gendong yang saat ini masih eksis
keberadaannya, mereka didominasi oleh para perempuan yang sudah setengah baya
bahkan sudah ada yang berusia lanjut yaitu usia diatas 60 tahun.
Agar lebih lengkap gambaran profil bakul semanggi gendong, di bawah ini
penulis sajikan tabel tentang kharakteristik bakul semanggi gendong yang menjadi
subyek penelitian ini. Terdapat 9 subyek penelitian dengan karakteristik seperti disajikan
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 5. Karakteristik Bakul Semanggi Gendong
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dilihat dari tabel karakteristik bakul semanggi gendong pada tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa: 1) Bakul gendong adalah seorang perempuan; 2) Rata-rata mereka sudah
menjalani profesi bakul gendong antara 12 tahun sampai 26 tahun; 3) Ditinjau dari segi usia,
rata- rata mereka berusia antara 47 sampai 64 tahun; 4) Pendidikan mereka rata- rata rendah
yaitu mulai tidak pernah sekolah sampai Sekolah Dasar ((SD); 5). Pendapatan mereka ratarata tinggi yaitu antara 2,8 juta sampai 3,2 juta rupiah per bulan. Jika dibandingkan dengan
UMK Kota Surabaya yang berkisar 1,257 juta rupiah pada tahun 2012 dan 1,740 juta rupiah
di tahun 2013, maka pendapatan bakul semanggi gendong lebih tinggi dari UMK yang telah
ditetapkan berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan; 6) Rata-rata pengalaman bakul
semanggi gendong diperoleh dari keluarga, baik dari orang tua langsung (ibu), nenek atau
kakak perempuan, bahkan ada yang berasal dari ibu mertua maupun kakak ipar
perempuannya, atau dengan kalimat lain bahwa pengalaman menjadi bakul semanggi
gendong itu diperolehnya dari tingkat budaya genetik atau turun temurun.
Dengan demikian dapat didiskripsikan bahwa bakul semanggi gendong Surabaya
memiliki ciri-cirisebagai berikut: 1) Seorang perempuan kategori setengah tua dan tua dengan
pengalaman puluhan tahun, 2) Tingkat pendidikannya rendah, 3) Tingkat pendapatan tinggi
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
bila dibandingkan dengan UMK Kota Surabaya, dan 4) Pengalaman diperoleh dari budaya
genetik atau turun temurun.
Selanjutnya,untukmengetahui tentang unsur-unsur eksistensi bakul gendong semanggi
dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 6. Eksistensi Bakul Semanggi Gendong Di Surabaya
Dari tabel6 tersebutdapat dijelaskan bahwa eksistensi bakul gendong semanggi
didapatkan dataantara lain: 1) Pengalaman yang dirasakan selama menjadi bakul semanggi
dodominasi oleh pengalaman karena faktor ekonomi; 2)Bahan baku
mudah didapatkan,
karena sebagian besar dari juragan; 3) Adanya pelanggan yang setia di kota Surabaya yang
didomonasi kaum tua.
Dari kedua tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa bakul gendong semanggi
Surabaya memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh pedagang atau bakul yang lain. Ciri-ciri
tersebut antara lain: 1) Tradisional, 2) Hanya dilakukan oleh perempuan, 3)Berasal dari satu
lokasi tempat asal yang sama, 4) Cara menjualnya digendong, dengan berjalan kaki
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
berkeliling ke kampung-kampung di kota Surabaya, atau lazim secara kependudukan disebut
dengan migrasi sirkuler.
Berkaitan dengan keberadaan bakul semanggi gendong di Kota Surabaya tersebut,
mereka ternyata melakukan migrasi atau perpindahan dengan jangka waktu sementara dalam
kurun waktu 24 jam per hari, dengan tujuan utama yaitu menjajakan semanggi. Lama
menjajakan semanggi tersebut tergantung dari jarak jauh dekatnya lokasi mereka menjajakan
semangginya dan ketersediaan kuliner semanggi itu sendiri, artinya sudah habis atau masih
belum. Bila semanggi sudah habis mereka langsung pulang ke Kendung dengan naik angkot
di Pasar Kupang menuju Kendung.
Rata-rata para bakul semanggi gendong menjajakan semanggi butuh waktu antara 7
sampai 8 jam setiap hari, terhitung dari mulai keberangkatan mereka dari rumah yang ada di
Kendung, yaitu antara jam 6 sampai jam 7 pagi setiap hari. Lama waktu tersebut belum
dihitung dengan para bakul semanggi gendong ini memperoleh bahan-bahan kelengkapan
semanggi, memasak, menyiapkan segala sesuatu kelengkapan untuk menjajakan dan lain-lain.
Jika dipikir dengan logika masyarakat zaman sekarang ini, apa yang dilakukan oleh bakul
semanggi gendong tersebut sebagai tindakan yang irasional, namun tidak berlaku bagi bakul
semanggi gendong tersebut. Mereka menganggap apa yang dilakukannya itu sebagai sesuatu
yang rasional sehingga mulai dulu hingga sekarang masih tetap dilakukan dan tidak ada
perubahan, baik dari cara penyajiannya, dengan menggunakan daun pisang sebagai alas atau
piringnya. Krupuk menyerupai krupuk puli yang lebar sebagai sendoknya. Bahan-bahannya,
terdiri dari sayur semanggi dan kecambah yang sudah dimasak, ditabur bumbu yang
menyerupai bumbu pecel, dan bahannya terdiri dari ketela rambat, cabe rawit, gula merah dan
garam yang ditumbuk hingga mirip dengan bumbu pecel pada umumnya. Cara
menjajakannya, bahkan sampai pada bakul semanggi itu sendiri, yang menggunakan kebaya
dan jarik bermotif batik serta selendang yang digunakan untuk menggendong semanggi, yang
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ditempatkan pada keranjang atau orang Surabaya menyebutnya sebagai bakul untuk tempat
semanggi dan bumbu pecelnya tersebut.
Bila ditotal lama waktu yang dibutuhkan oleh para bakul semanggi gendong setiap
hari untuk menjajakan semangginya di Kota Surabaya berkisar antara 12 sampai 14 jam.
Bagaimana tidak, setiap hari mereka harus bangun pagi sekitar jam 2 atau jam 3 pagi untuk
memasak segala kelengkapan semanggi, dan khusus untuk bumbu sudah mereka masak di
malam hari sesaat setelah sampai di rumah, dan sebelumnya mereka harus belanja ke juragan
yang juga ada di kampung tersebut.
Dengan penjelasan tersebut maka bakul semanggi gendong merupakan satu diantara
pedagang lain yang tetap konsisten dengan pilihannya yaitu sebagai bakul semanggi gendong,
yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya hingga menjajakan
semangginya ke Kota Surabaya. Adapun rute perjalanan migrasi sirkuler yang dilakukan oleh
para bakul semanggi gendong tersebut penulis sajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 7. Migrasi Sirkuler Bakul Semanggi Gendong
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dari tabel 7 tersebut dapat dijelaskan bahwa para bakul semanggi gendong di Kota
Surabaya dalam memasarkan dagangan semanggi melakukan perjalanan yang jauh, sehingga
dapat dikategorisasikan dalam kependudukan sebagai migrasi sirkuler atau migrasi non
permanen.
Agar lebih jelas maka penulis diskripsikan masing-masing bakul semanggi yang
menjadi subjek penelitian kali ini.
Bakul Semanggi 1
Seorang subjek yang menekuni usaha semanggi ini bernama ibu Mu’ripah, usia 65
tahun, menggeluti usahanya sekitar 17 tahun. Usaha ini pun diperoleh dari peninggalan ibu
mertuanya. Subjek dengan senang hati melanjutkan usaha ini, karena dengan menjadi bakul
gendong semanggi berkeliling, subjek dapat menghidupi keluarganya.
Dengan tekad yang kuat tetap menjalankan usahanya meskipun jarak yang harus
ditempuh sangat jauh, penghasilan yang diperolehnya tidak menentu, kadang bisa habis,
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kadang tidak, tetapi karena kebanggaan dan kecintaan terhadap kota kelahirannya yaitu kota
Surabaya, membuat subjek ingin tetap menjadi bakul semanggi gendong walaupun dirasa
berat atau subjek mengatakan dengan istilah soro tapi seneng yang artinya ’sengsara tapi
senang’. Soro disini diartikan juga karena menjadi bakul gendong semanggi itu dalam
menjajakannya harus melakukan perjalanan jauh, sedangkan seneng diartikan senang
melakukan menjadi bakul gendong, apalagi kalau dagangannya habis, sehingga
pulang
membawa uang banyak.
Selain naik angkutan umum atau carteran dengan sesama bakul gendong,
sesampainya di pemberhentian terakhir Pasar Kembang, subyek harus mulai melakukan
perjalanan berkeliling dari kampung ke kampung yang menjadi tujuannya hingga sore hari
saatnya kembali ke rumah. Namun semua itu subjek jalani dengan ikhlas untuk melanjutkan
tradisi keluarga dan membantu pemerintah kota dengan menjaga dan melestarikan kuliner
tradisional ini sebagai aset budaya lokal Kota Surabaya agar tidak cepat punah, apalagi bila di
Kelurahan Sememi ada kunjungan dari Walikota Surabaya atau ada pertemuan-pertemuan
yang bersifat kedinasan, baik di lingkungan Kelurahan, Kecamatan, Kotamadya, bahkan
tingkat Propinsi Jawa Timur.
Subjek selalu ikut serta untuk menyuguhkan kuliner semanggi sebagai kuliner khas
Kota Surabaya yang sampai saat ini tetap eksis di tengah persaingan makanan-makanan
tradisional yang beraneka ragam dan menjamurnya makanan modern.
Itulah pengalaman yang pernah subyek rasakan, selain pengalaman setiap hari harus bergulat
dengan waktu baik saat memasak semanggi dan kelengkapannya serta harus menjual
berkeliling di Kota Surabaya yang sangat melelahkan.
Semua itu akan menyenangkan saat kembali di sore hari dengan membawa uang.
Dengan adanya uang, subjek dapat berjualan lagi di esok hari dan subjek dapat memberi uang
saku sekolah cucu-cucunya. Dengan begitu subjek merasa senang dan bahagia.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Bakul Semanggi 2
Berbeda lagi dengan subjek yang bernama ibu Rukana, berusia 62 tahun. Subjek
menjadi bakul gendong semanggi sudah 26 tahun lamanya. Pengalaman diperolehnya dari
nenek dan ibunya yang kala itu juga menjadi bakul gendong semanggi. Subjek memperoleh
bahan semanggi dari juragan atau orang yang menanam atau menyediakan bahan mentah
semanggi.
Subjek setiap hari menjajakan semanggi di kota Surabaya, tepatnya di sekitar jalan
Dharmawangsa, Kampus Unair, Kedung Tarukan, Kedung Sroko sampai Kali Kepiting.
Walau tenaganya sudah tua, ia tetap ingin menjadi bakul gendong semanggi karena untuk
melestarikan tradisi keluarga sampai batas ia kuat menjalaninya.
Subjek merupakan generasi terakhir di keluarganya yang masih tetap menjadi bakul
gendong semanggi. Subyjek mengatakan “sinten sing bade nerusaken sadean semanggi, nek
kulo mboten purun”, artinya siapa yang akan melanjutkan berjualan semanggi kalau bukan
saya. Subjek mengatakan bahwa anak-anaknya tidak mau menjadi bakul gendong semanggi
seperti dirinya karena soro atau sengsara dan penghasilan yang diperolehnya tidak menentu.
Oleh karena itulah walau dirinya sudah tua ingin tetap menjajakan semanggi dan tidak mau
berubah yang lain.
Subyek mengatakan biasanya dalam satu minggu saya akan ada hari untuk istirahat
dari kegiatan bakul gendong. Hal ini subjek lakukan untuk menjaga kesehatan badan karena
sudah tua. Kalau zaman subjek masih muda dulu tidak pernah libur dari bakul gendong,
apalagi bila di Surabaya sudah punya langganan banyak, menjadi suatu motivasi bagi diri
subjek untuk tetap melakukan berjualan sampai sekarang ini.
Pengalaman subjek adalah saat menjajakan keliling tiba-tiba ada langganan yang
“nebas” atau diborong semua. Itu membuat subjek lebih giat untuk menjadi bakul gendong,
apalagi yang nebas itu adalah orang Surabaya keturunan Tionghoa, berarti kuliner semanggi
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yang subyek jajakan itupun juga digemari orang Surabaya keturunan, tidak hanya orang
Surabaya asli saja.
Pengalaman subjek yang lain adalah bahwa setiap hari harus pergi pulang dari
Kendung ke Surabaya dan kembali ke Kendung lagi dengan naik angkutan umum merupakan
suatu pengalaman rutin yang harus subyek jalani. Harapan subjek semoga semanggi akan
lebih banyak digemari, terutama anak-anak muda, makanya subjek setiap hari selalu mampir
ke tempat-tempat yang banyak anak mudanya, misalnya di kampus-kampus.
Bakul Semanggi 3
Ibu Salamah, berusia 54 tahun, asal dari Desa Kendung, subjek menjadi bakul
gendong semanggi selama 15 tahun. Pengalaman diperolehnya dari orang tuanya yang juga
menjajakan semanggi di Kota Surabaya dan sekarang sudah tidak lagi karena sudah tua.
Subjek merasa terbebani apabila tidak mengikuti jejak ibunya karena ketrampilan tersebut
diturunkan dari ibunya untuk dilanjutkan kepada anak-anaknya, terutama anak perempuan.
Subjek mempunyai dua saudara perempuan yang semuanya juga menjadi bakul gendong
semanggi, hanya saja adiknya menjajakan semanggi di sekitar Kendung, karena masih
memiliki anak-anak yang masih relatif kecil untuk ditinggal jauh seharian.
Subjek berangkat dari Kendung sekitar pukul 07.00 pagi naik angkutan umum
menuju ke Pasar Kembang sebagai tempat pemberhentian terakhir dari Kendung menuju Kota
Surabaya. Dari Pasar kembang subjek naik angkutan lagi menuju ke daerah Rungkut.
Sesampai di Rungkut subjek mulai berkeliling menjajakan semangginya menemui para
pelanggannya yang setia untuk membeli. Biasanya subjek setiap seminggu sekali datang ke
tempat- tempat dimana ia kelilingi untuk menemui pelanggannya.
Sepincuk semanggi subjek tawarkan dengan harga Rp 4.000,00 sampai Rp 5.000,00
sudah termasuk kerupuk puli. Ia menjajakan semangginya hingga habis bahkan sampai jam
17.00 saatnya ia harus kembali ke desa Kendung sebagai tempat tinggal keluarganya. Apabila
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dagangan habis, subjek bisa membawa pulang sekitar Rp 200.000,00 sampai Rp 250.000,00
Ia senang menjadi bakul gendong semanggi karena ikut melestarikan budaya makanan khas
Kota Surabaya yang sekarang semakin sulit diperolehnya.
Bakul Semanggi 4
Lain halnya dengan ibu Ati. Subjek ini telah berusia 52 tahun, tetap loyal dengan
mata pencahariannya meskipun penghasilan yang didapatnya tidak menentu. Bekerja sebagai
bakul gendong semanggi keliling selama 20 tahun ini semakin membuat subjek bersemangat
untuk terus melestarikan dan mengembangkan atau mengenalkan semanggi kepada generasi
muda.
Pada generasi muda sekarang ini banyak disuguhi makanan-makanan modern dan
cenderung melupakan makanan tradisonal, padahal kuliner tradisional ini merupakan
makanan tradisional masyarakat kota Surabaya.
Subjek berjualan secara berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya.
Biasanya subjek berangkat dari rumah pukul 08.00 pagi dengan naik angkutan umum dari
Kendung menuju ke Pasar Kembang sebagai tempat pemberhentian terakhir angkutan
tersebut ke Kota Surabaya.
Sesampai di Pasar kembang subjek memulai aktivitasnya yang rutin dilakukan
setiap hari yaitu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki mengelilingi kampungkampung yang ada di sekitar jalan Diponegoro hingga jalan Genteng sampai sore hari sekitar
pukul 16.00 WIB, kemudian kembali ke rumah di desa Kendung, Benowo dengan naik
angkutan umum lagi dari Pasar Kembang.
Subjek menjual satu porsi semanggi ini dengan harga yang sangat terjangkau yaitu
dengan harga Rp 4.000,00 sampai Rp 5.000,00 per pincuk. Meskipun pada zaman sekarang
lebih sulit untuk menjual semanggi karena harus bersaing dengan makanan-makanan modern
yang lain tetapi ibu Ati tetap berusaha eksis untuk menjadi bakul gendong semanggi.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Bakul Semanggi 5
Ibu Muni, (59 tahun), subjek merupakan warga asli Kendung yang telah lama
berprofesi menjadi bakul gendong semanggi, sudah 26 tahun lamanya.
Hampir seluruh
keluarganya bekerja sebagai penjual semanggi keliling.
Berjualan semanggi merupakan suatu tradisi dalam keluarganya. Bahkan jika salah
satu anggota keluarganya ada yang menolak untuk berjualan semanggi utamanya perempuan,
maka orang tersebut akan dikucilkan oleh keluarga.
Subjek mendapatkan semanggi dari juragan, sedangkan untuk bumbu-bumbunya
subjek membelinya sendiri dan mengolahnya sendiri. Proses pengolahan bumbu-bumbunya
menggunakan resep rahasia keluarga. Subjek sangat bangga berjualan semanggi sebab di satu
sisi subek mendapatkan materi namun, di sisi lain juga mendapatkan kepuasan dalam hal
nonmateri sebab dengan menjadi bakul gendong semanggi berarti subjek ikut melestarikan
tradisi keluarga dan budaya kuliner masyarakat Kota Surabaya agar tidak punah.
Bakul Semanggi 6
Ibu Warsini, perempuan asal Desa Kendung ini berusia 54 tahun, subjek menjadi
bakul gendong semanggi sudah 15 tahun. Keterampilam membuat kuliner semanggi
diturunkan dari keluarganya, terutama ibunya yang dulu juga menjadi bakul gendong
semanggi. Bahan mentah semanggi diperolehnya dari juragan (pengepul).
Subjek mengaku senang menjadi bakul gendong semanggi karena makanan ini
adalah sebagai makanan khas orang Surabaya asli, katanya. Dengan menjadi bakul gendong
semanggi berarti ikut menjaga kelestarian budaya masyarakat Kota Surabaya tentang
makanan tradisional, apalagi bila ada kegiatan di Kelurahan kendung atau Kecamatan
Benowo biasanya akan “ditebas”, artinya diborong, sehingga tidak usah berkeliling langsung
sudah habis dan cepat pulang ke rumah dengan membawa uang yang cukup lumayan. Hanya
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
saja apabila ditebas hanya dihargai Rp 3.000,00 saja per pincuk, sedangkan kalau di Surabaya
subjek menjual dengan harga Rp 5.000,00 per pincuk.
Subjek setiap hari selalu menjajakan semangginya di Surabaya, terutama di sekitar
jalan Jembatan Merah sampai Tanjuk Perak. Berangkat dari rumah pukul 07.00 pagi dan
kembali ke Desa Kendung pukul 16.00 WIB dengan naik angkutan umum.
Subjek mengatakan bahwa menjadi bakul gendong semanggi itu ada enak dan ada
tidak enaknya. Enaknya kalau ketemu pelanggan di Surabaya
dan membeli, rata-rata
langganan subjek adalah orang Surabaya yang sudah berusia paroh baya, jarang anak-anak
muda yang membeli. Apabila ada anak-anak muda yang membeli semanggi saya, saya ikut
senang karena makanan tradisional ini untuk ke depannya ada yang masih menggemari,
sehingga tidak cepat hilang. Tidak senangnya, apabila pada musim hujan berkeliling jarang
ada yang membelinya, sehingga sampai saatnya pulang terpaksa membawa semanggi lagi,
berarti itu suatu kerugian, karena semanggi tidak bertahan lama apalagi sudah dimasak,
terpaksa dimakan sendiri.
Bakul Semanggi 7
Subjek berikutnya bernama ibu Patemi, berusia 55 tahun, berasal dari Desa
Kendung. Sehari- hari subyek menjadi bakul gendong semanggi sudah 18 tahun lamanya.
Pengalaman diperolehnya dari ibu mertua dan keluarganya yang rata-rata juga menjadi bakul
gendong semanggi di kota Surabaya.
Tanaman semanggi diperolehnya dengan cara menanam sendiri di pekarangan
rumahnya yang tidak terlalu luas. Namun untuk menanam semanggi ini menurut subjek harus
telaten karena sebentar-sebentar disiram agar tidak mati. Sering kali saat menanam tidak
dapat menghasilkan semanggi seperti yang diharapkan, sehingga subjek harus membeli dari
juragan atau pengepul. Sebesek kecil dihargai dengan Rp 3.000,00, dan untuk kebutuhan
dijual setidaknya membutuhkan sekitar 10 besek semanggi mentah. Setelah dimasak
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
semanggi tersebut akan menyusut dan siap di letakkan di atas tampah lengkap dengan
kecambah dan bumbunya, serta seplastik krupuk puli siap untuk digendong berkeliling
dipasarkan kepada pelanggannya di Kota Surabaya.
Subjek biasanya berangkat dari rumahnya pukul 08.00 pagi dengan naik mobil
carteran bersama teman-temannya sesama bakul gendong semanggi sampai di Pasar Kupang.
Setelah itu berpencar, subjek mulai menjajakan dagangannya di sekitar jalan Dinoyo, Ngagel
sampai Wonokromo.
Subjek mengaku senang dengan pekerjaannya ini, karena dapat menghidupi
keluarganya, sekaligus melestarikan tradisi makanan masyarakat Surabaya. Subjek merasa
senang menjadi bakul gendong di Surabaya, karena setiap hari dapat terhibur hatinya bisa
bekerja sendiri, tidak menggantungkan orang lain, dapat mengetahui perkembangan Kota
karena setiap hari berkeliling, hal tersebut merupakan pengalaman yang berharga, apalagi bila
ketemu pelanggannya dan menceritakan tentang pendidikan anak-anaknya, pekerjaannya,
serta bagaiman menerapkan kebersihan, dan yang lainnya, itu merupakan suatu motivasi bagi
subjek untuk mencontoh.
Bakul Semanggi 8
Subjek ini bernama ibu Munawaroh, usia 54 tahun, asal Desa Kendung. Subjek telah
menjadi bakul gendong semanggi sejak usia 37 tahun. Pengalaman diperolehnya dari ibu
mertuanya yang dulu juga menjadi bakul gendong semanggi.
Subyjk tertarik menjadi bakul gendong karena ingin membantu ekonomi
keluarganya dan ingin tetap mempertahankan tradisi keluarganya tentang semanggi, apalagi
ibu mertuanya sudah semakin tua, siapa lagi yang akan melanjutkan kalau bukan saya, begitu
kata subjek.
Bahan mentah semanggi diperolehnya dari membeli di juragan atau pengepul
tanaman semanggi. Sepincuk semanggi subyek menjual dengan harga Rp 4.000,00 sampai Rp
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.000,00. Subjek biasanya menjajakan semanggi di sekitar jalan Raya Gubeng, Kertajaya
sampai jalan Pucang.
Subjek mengaku senang menjadi bakul semanggi gendong karena dapat membantu
masyarakat Kota Surabaya menyediakan makanan khasnya yaitu semanggi Surabaya. Selain
itu, dengan menjadi bakul gendong semanggi, subjek setiap hari bisa membawa uang
sehingga tidak khawatir keluarganya tidak makan atau mencukupi kebutuhan yang lain,
misalnya membiayai anak sekolah, untuk menyumbang keluarga atau tetangga yang punya
hajatan.
Bakul Semanggi 9
Subjek yang bernama ibu Sumi ini penulis temui termasuk yang paling muda di
antara subjek yang lain, Subjek ini berusia 47 tahun, asal Desa Kendung. Sejak usia 35 tahun
subyek menjadi bakul semanggi.
Pengalaman diperolehnya dari kakak iparnya yang sama-sama menjadi bakul
gendong semanggi. Subjek mendapatkan semanggi dengan membeli di juragan, tetangganya
sendiri. Subjek mengaku senang menjadi bakul gendong karena dapat berkeliling di
kampung-kampung di Kota Surabaya sebagai
hiburan sekaligus mencari nafkah untuk
keluarganya.
Subjek berangkat dari rumahnya pukul 08.00 pagi dengan angkutan umum. Subjek
biasa menjajakan semanggi di sekitar Stasiun Gubeng, Pacar Keling, Jalan Karang
Menjangan, Jalan Kalidami hingga Jalan Juwingan. Sepincuk semanggi beserta krupuk puli
oleh subjek dijual dengan harga Rp 4.000,00.
Menurut subjek sebagian besar pelanggannya adalah orang-orang tua, jarang anak
muda membelinya, kecuali apabila orang tuanya sudah pernah memperkenalkan dengan
kuliner semanggi ini, atau hanya sekedar ingin mengetahui dan mencicipi rasa khas kuliner
semanggi.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut subjek lagi, di lingkungan keluarganya hanya dia dan kakak iparnya saja
yang menjadi bakul gendong semanggi. Oleh karena anak-anak subjek laki-laki,
kemungkinan kecil sekali untuk meneruskan budaya keluarga ini kelak, apalagi zaman
sekarang, anak-anak muda malu untuk menggendong semanggi berkeliling seperti yang
subyek lakoni, sehingga subyek merasa terpanggil untuk melestarikan tradisi ini agar tidak
cepat hilang sekaligus dapat penghasilan setiap hari.
D.
Pelanggan Semanggi Gendong
Sebelum penulis mendiskrpsikan pelanggan semanggi gendong, terlebih dulu
penulis sajikan tabel karakteristik pelanggan semanggi yang menjadi subjek penelitian kali
ini.
Tabel 8. Karakteristik Pelanggan semanggi di Surabaya
Pelanggan semanggi adalah orang-orang yang mengemari kuliner semanggi.
Terdapat beberapa lokasi di Surabaya yang berhasil ditemui di saat membeli kuliner
semanggi. Lokasi-lokasi tersebut di antaranya, Surabaya Utara penulistemui Ibu Lia dan
Bapak Herman; Surabaya Barat ada Ibu Ratna dan Bimo; Surabaya Pusat ada Ibu Citra dan
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
bapak Pardi; Surabaya Selatan diwakili penulis temui Bapak Husni dan Surabaya Timur
diwakili ada Bapak Sutrisno dan Ibu Weni.
Dilihat dari tabel 8 tentang kharakteristik pelanggan semanggi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa 1) Secara umum pelanggan semanggi gendong terdiri atas berbagai
profesi dan tingkat pendidikan, baik laki-laki maupun perempuan. 2) Didominasi oleh orangorang yang sudah berumur atau rata-rata dewasa bahkan sudah tua, hampir seumuran dengan
bakul semanggi itu sendiri. Dengan demikian, kuliner semanggi ini masih belum banyak yang
mengetahui terutama kaum muda, kecuali Bimo, mudah-mudahan ada Bimo-Bimo lain yang
juga menggemari kuliner khas Surabaya yang satu ini.
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi
EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG
(Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan
Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya)
RINDAWATI
Download