ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DISERTASI EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI NIM 090970413 PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015 Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga HALAMAN PENGESAHAN DISERTASI EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) Oleh : RINDAWATI NIM: 090970413 Telah Disetujui Ko. Promotor Promotor Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, MS NIP.1953012619830311001 Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan NIP.194908311979011001 Mengetahui Ketua Program S3 Ilmu Sosial Universitas Airlangga Prof. Dr. L Dyson P, Drs, MS NIP. 195411031981031004 PROGRAM DOKTOR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015 Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) DISERTASI Untuk memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya dan dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka RINDAWATI NIM 090970413 PROGRAM DOKTOR ILMU SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015 Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Promotor dan Ko Promotor Promotor : Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, Drs. M.S. Ko Promotor : Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, M.S. Disertasi ini telah diuji pada Ujian Tahap I (Tertutup) Tanggal : 29 September 2014 PANITIA PENGUJI DISERTASI Ketua : Prof Dr. L. Dyson, M.A. Anggota : 1. Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, Drs, M.S. 2. Prof. Dr. Subagyo Adam, Drs, M.S. 3. Prof Dr Edy Sutrisno,Drs, M.Si. 4. Prof. Dr. MV Roesminingsih, Dra, M.Si. 5. Dr. Siti Aminah, Dra, M.A. 6. Dr. Bagong Suyanto, Drs, M.Si. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama : Rindawati, Dra, MSi NIM : 090970413 Program Studi : ILMU-ILMU SOSIAL Alamat/No. Tlp : Jln. Jojoran Baru I/34 Surabaya No. Telp. (031)5938627. Hp. 085852068812 Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Disertasi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya sendiri, dan bukan hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan hasil peniruan atau penciplakan (plagiarism) dari hasil karya orang lain. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas Airlangga, maupun di Perguruan Tinggi lainnya ; 2. Dalam Disertasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar kepustakaan; 3. Pernyataaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis Disertasi in, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Surabaya, Maret 2015…..... Yang Membuat Pernyataan, Rindawati, Dra. MSi -------------------------------NIM. 090970413 Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga HALAMAN PERSEMBAHAN Disertasi ini aku persembahkan untuk: 1. Ibundaku tercinta, Ibu Noer Romelah dan Bapakku tercinta Bapak Bin Jahja (Alm). 2. Yang tercinta dan tersayang Suamiku Ir. Suhardi dan anak-anakku, Arif Firman Samudra, Asa Aditya Persada, dan Aji Dewangga Dirgantara. MOTTO: Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama. Kalau hari ini kita menjadi penonton bersabarlah menjadipemain esok hari. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga UCAPAN TERIMA KASIH AlhamdulillahiRabbil’alamin. Dengan mengucap rasa syukur ke hadirat Allah SAW, Sang Maha Pencipta, Sang Penguasa Ilmu Pengetahuan yang Hakiki. Atas izin dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Disertasi ini mustahil dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik perorangan maupun lembaga.Tidak sedikit waktu, tenaga yang telah dicurahkan berbagai pihak guna mendukung kelancaran penulisan disertasi ini. Untuk itulah sangat tidak adil bila penulis hanya menyebutkan sebagian di antaranya dalam halaman ucapan terima kasih ini. Terimakasih yang teramat dalam penulishaturkankepadaProf.Dr. Ida Bagus Wirawan dan Prof. Dr. Subagyo Adam, selaku Promotor dan Ko-Promotor bagi penulis. Terima kasih kepada Promotor Prof. Dr. Ida Bagus Wirawan, karena telah menjadi sosok yang begitu berarti dalam perjalanan studi penulis selama menempuh kuliah S-3 di Universitas Airlangga. Bagi penulis, jasa yang beliau torehkan tak mampu diurai satu per satu. Uluran tangan, kesabaran, segala saran dan bimbingan serta motivasi yang beliau berikan untuk penulis sejak awal hingga akhir masa studi teramat berharga. Ucapan terima kasih pula penulis haturkan kepada Ko-Promotor, Prof. Dr.Subagyo Adam yang telah membimbing dan berbagi ilmu serta masukan-masukan beliau yang cerdas, mengarahkan dalam penyelesaian disertasi. Terima kasih atas segala saran, kritik, dan motivasi yang diberikan kepada penulis dalam menjalankan tanggung jawab akademik secara optimal untuk mencapai hasil yang terbaik. Kepada dosen-dosen MKPD yang telah banyak membantu selama proses penulisan proposal disertasi, penulis dalam kesempatan ini pula menyampaikan banyak terima kasih atas bimbingan dan arahannya. Pertama, kepada Dr. Alisyahbana(Alm.), yang telah banyak memberikan bimbingan dan kritikan yang berkaitan dengan sektor informal perkotaan, penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas segala tambahan pengetahuan, tugas-tugas yang diberikan untuk penulis, sehingga tertantang untuk dapat menyelesaikannya. Kedua, Prof. Kasto dari UGM, selaku dosen MKPD yang banyak memberikan ilmu dan pengetahuan tentang kependudukan, khususnya migrasi penduduk. Prof Kasto dengan sabar dan telaten telah membimbing penulis untuk memperkaya wawasan dan teori serta implementasi tentang migrasi penduduk yang akan penulis tuangkan dalam disertasi ini. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Ketiga, Prof. Dr. L. Dyson, M.A., selaku dosen MKPD Metode Penelitian Kualitatif, sekaligus sebagai Kaprodi Program S-3, Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Airlangga. Prof. Dyson adalah sosok dosen yang sangat peduli dan sangat banyak membantu mahasiswanya, baik yang berkaitan dengan bidang akademik maupun administratif. Beliau dengan lantang selalu memberi dorongan kepada penulis agar cepat menyelesaikan disertasi ini dan segera ujian. Beliau adalah seorang guru besar yang senantiasa memberikan suasana yang sejuk disertai canda di saat mahasiswa mengalami kesulitan, serta selalu memberi dukungan yang positif demi keberhasilan penulis. Kepada Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih atas tugas belajar yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat melanjutkan kuliah ke jenjang S-3 Program Ilmu Sosial di Universitas Airlangga. Ucapan terima kasih pula tidak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Licyanus Sudaryono, S.U., selaku Ketua Jurusan Program studi Pendidikan Geografi, FIS Unesa kala itu, beliau dosen yang pertama kali merekomendasikan penulis untuk melanjutkan studi lanjut S-3. Kepada teman-teman dosen di jurusan Geografi,FIS,Unesa, penulis banyak mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja samanya selama penulis menempuh studi S-3. Kepada seluruh staf pengajar di Program Studi S-3 Ilmu Sosial, FISIP, Universitas Airlangga, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas pencerahan dan pengetahuan teoretis yang telah diberikan. Khusus kepada Prof. A. Ramlan Surbakti, Ph.D, Prof. Dr. Hotman M. Siahaan, Prof. Eko Armada Riyanto, Ph.D, dan Daniel Sparingga, Ph.D, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas proses pembelajaran yang benar-benar berkualitas di ruang kuliah. Seluruh teman mahasiswa peserta Program S-3 IlmuIlmu Sosial, sudah tentu termasuk penulis, benar-benar bersyukur memperoleh tambahan pengetahuan yang bermakna dari ruang kuliah, dan itu semua menjadi bekal bagi penulis dalam memperkaya khasanah pengetahuan baik teoritis maupun praktis. Untuk seluruh teman Program S-3 Ilmu Sosial angkatan tahun 2009, penulis menyampaikan terima kasih karena selama ini telah banyak bertukar pendapat, berdiskusi memecahkan berbagai permasalahan sosial baik saat masih menempuh teori di ruang kuliah sampai penyelesaian disertasi ini. Teman-teman tersebut antara lain: Pak Bambang Kuncoro, Pak Suhanadji, Pak Andi Narwoko, Pak Suko Widodo, Pak Sindung, Pak Autar Abdilah, Ibu Sutinah, Ibu Sri Soemartini, Ibu Dian Tri Kuntari, Ibu Endang Sriningsih, Ibu Dwi Setyani, dan lain-lain. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Kepada kedua orang tua penulis, Ibunda Noer Romelah dan Ayahanda /Bapak Bin Jahja (Alm). Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalamdalamnya dan selalu mohon kepada Allah SWT, agar selalu memberi kesehatan yang barokah dan panjang umur, umur yang barokah serta melindungi beliau (Ibuku) tercinta. Untuk Almarhum Bapak, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga Bapak diampuni segala dosa-dosa oleh Allah SWT, diterima segala amal ibadah, serta ditempatkan di tempat yang mulia di sisi-Nya, amin amin amin ya robbalalamin. Ibu dan Alm. Bapak penulis adalah orang tua yang sangat peduli terhadap pendidikan putra-putrinya. Beliau berdua selalu memberi motivasi dan semangat akan keberhasilan studi penulis sampai ke jenjang yang tertinggi ini. Berkat beliau berdualah penulis banyak belajar tentang kehidupan, baik berkeluarga dan bermasyarakat. Jasa-jasa beliau berdua tak terhingga bagi keberhasilan penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas semua pengorbanan yang telah diberikan untuk penulis, semoga Ibu selalu sehat walafiat, panjang umur, umur yang barokah dan selalu dapat menemani serta menasehati penulis dalam meniti kehidupan ini, amin. Kepada suamiku tercinta, Ir. Suhardi dan anak-anakku tersayang antara lain: Arif Firman Samudra, Asa Aditya Persada, dan Aji Dewangga Dirgantara. Mereka adalah orangorang yang menjadi sukma dan kekuatan bagi penulis untuk segera menyelesaikan disertasi ini. Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada suamiku yang telah banyak membantu dan mendukung penuh penulis untuk studi lanjut S-3 ini, telah membantu dalam pengetikan, editing, transliting, dan segala kebutuhan penulis dipenuhi demi kelancaran dan keberhasilan penulis untuk segera meraih gelar Doktor, Insya Allah semua doa dari seluruh keluarga penulis dikabulkan oleh Allah SWT , amin amin ya robbalalamin. Kepada merekalah sesungguhnya disertasi ini penulis persembahkan. Tak lupa pula untuk adik-adikku semua penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan baik moril maupun materiil. Bagi semua pihak yang belum sempat penulis sebutkan dalam halaman ucapan terima kasih ini, penulis mohon maaf yang sebesar besarnya, dan semoga segala peran bapak, ibu dan saudara semua diberikan pahala yang setimpal oleh Allah SWT. Terima kasih. Surabaya, Maret 2015 Penulis Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul semanggi Gendong Di Kota Surabaya) Studi ini mengangkat realitas bakul semanggi gendong diKota Surabaya yang tetap eksisditengahmenjamurnyaselera kuliner global. Eksistensi bakulsemanggigendongtersebutdidukungadanyaketerlekatankelembagaanbaikdariinternalbak ulsemanggigendongsendirimaupuneksternallingkungan dan pelanggan, salah satunya adalah dengan melakukan migrasi khas untuk menjajakan kuliner semanggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,dengan metode fenomenologi. Subjek penelitiannya adalah bakul semanggi gendong di kota Surabaya, dan pelanggannya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dari berbagai sumber hingga menghasilkan pemaknaan (meaning). Hasil penelitian menunjukkan: pertama, eksistensi bakul semanggi gendong secara because motives (motif sebab) didukung oleh: 1) tradisi dan pengalaman turun-temurun dari keluarga bakul dan sesama bakul; 2) kemudahan memperoleh bahan baku; 3) penghasilan cukup banyak; 4) pelanggan yang setia, dan 5) motivasi baik dari diri sendiri maupun dari keluarga, serta lingkungan sekitar. Kedua, secara in order to motives (motif supaya) terdapat dua motif bakul semanggi gendong tetap eksis, yaitu: motif ekonomi dan motif ekonomi tradisi.Ketiga, migrasi sirkuler khas bakul semanggi gendong di Kota Surabaya bermakna ekonomi, religius, solidaritas, pengetahuan, dan tradisi. Keempat, migrasi sirkuler khas bakul semanggi gendong di Surabaya telah membawa misi budaya arek yang lekat dengan simbol keberanian, pantang menyerah dan mandiri. Kelima, terdapat konstruksi sosial bakul semanggi gendong bahwa menjadi bakul semanggi gendong itu merupakan pilihan bagi perempuan di kampung Kendung untuk melanjutkan tradisi keluarganya, dan harus melakukan migrasi sirkuler karena pelanggannya. Implikasi temuan penelitian ini adalah: pertama, eksistensi bakul semanggi gendong didukung oleh proses pelembagaan bakul semanggi gendong sendiri; kedua, proses pelembagaan yang terjadi pada bakul semanggi gendong di antaranya: budaya genetik, dan melakukan migrasi sirkuler untuk menjajakan semanggi ke Kota Surabaya; ketiga, bakul semanggi gendong dimaknai oleh pelanggan sebagai suatu budaya kuliner yang harus dipertahankan yang dikaitkan dengan orientasi masa lampau, sekarang dan masa depan.Temuan penelitian ini menguatkan pendapatGranovetter yang dikenaldengan teori keterlekatan/embeddednesbahwa sebuah jaringan akan eksis bila ada keterlekatan diantara jaringan tersebut. Kata Kunci : Bakul semanggi gendong, keterlekatan kelembagaan, dan makna sosial Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRACT EXISTENCE of SEMANGGI SELLER WITH CARRYING BASKET (A Studyof Institutional Economics Family and Characteristic of Migration of The Seller Semanggi with Carrying Basket in Surabaya City) This study raised the reality of the seller semanggi with carrying basket in Surabaya which still exist in the midst of the global proliferation of culinary tastes. Existence of semanggi seller with carrying baskets are supported any kind of internal institutional ambeddednes semanggi seller with carrying baskets themselves and external environment and customers, one of which is the migration characteristic to peddle culinary clover. This study used a qualitative approach, the method of phenomenology. Research subject is the seller semanggi with carrying basket in the Surabaya city, and customers. The technique of collecting data using interviews, observation and documentation. Mechanical analysis of data from various sources to produce meaning (meaning). The results show: first, the existence of semanggi seller with carrying baskets in Because motives (motive cause) is supported by: 1) the tradition and experience passed down through generations of families and fellow baskets baskets; 2) ease of obtaining raw materials; 3) earning quite a lot; 4) loyal customers, and 5) motivation both of themselves and of the family, as well as the surrounding environment. Second, in order to motives (motive so) there are two motives semanggi seller with carrying baskets still exist, namely: economic incentives and economic motives tradition. Third, the typical circular migration semanggi seller with carrying baskets in Surabaya meaningful economic, religious, solidarity, knowledge, and traditions. Fourth, the typical circular migration semanggi seller with carrying baskets in Surabaya has brought cultural mission Arek attached to the symbol of courage, unyielding and independent. Fifth, there is a social construct semanggi seller with carrying baskets to be semanggi seller carry that into the basket it is an option for women in the village Kendung to continue the family tradition, and must perform circular migration for customers. Implications of the findings of this study are: first, the existence of the seller semanggi with carrying basket supported by the institutionalization process semanggi seller with carrying baskets themselves; second, the institutionalization process that occurs in semanggi seller with carrying baskets include: genetic culture, and perform circular migration to peddle clover to Surabaya; third, the seller semanggi with carrying basket interpreted by customers as a culinary culture that must be maintained which is associated with the orientation of the past, present and future. The findings of this study corroborate the opinion Granovetter known as the theory of adhesiveness/embeddednes that a network would exist if there keterlekatan between these networks. Keywords: The Seller Semanggi with carrying basket, embeddednes institution, and social meaning Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN Penelitian bakul semanggi gendong kali ini didasarkan atas fenomena bakul semanggi gendong Surabaya yang telah di klim oleh pemerintah Kota Surabaya sebagai salah satu kuliner asli Surabaya yang harus tetap dijaga kelestariannya. Kenyataan yang terjadi bahwa bakul semanggi gendong Surabaya tersebut semakin lama tidak semakin bertambah, bahkan cenderung semakin menurun. Hal ini terbukti dengan pengakuan para bakul semanggi gendong sendiri yang mengatakan bahwa dalam lima (5) tahun terakhi ini jumlah bakul semanggi gendong semanggi semakin berkurang. Menurut mereka, berkurangnya bakul gendong tersebut disebabkan oleh sebagian bakul gendong sudah berusia lanjut dan tidak kuat lagi untuk menjajakan semanggi ke Surabaya. Selain alasan tersebut, semakin bervariasinya kuliner tradisional dan menjamurnya kuliner cepat saji yang bersifat global akan sangat menjauhkan masyarakat terhadap kuliner lokal Surabaya yang satu ini. Bakul semanggi gendong dan kuliner semanggi yang masih bertahan sampai saat ini merupakan bakul-bakul yang mempunyai kemauan dan tekad kerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan tetap menjaga kelestarian tradisinya yang turun-temurun. Budaya genetik ini akan menjadi pegalaman bagi bakul semanggi gendong untuk menjajakan kuliner semanggi di kota Surabaya. Dengan bekal pengalaman, kemudian didukung oleh mudahnya memperoleh bahan dasar semanggi, serta adanya pelanggan yang setia karena melakukan migrasi sirkuler, akan membantu bakul semanggi gendong di Surabaya tersebut tetap eksis walaupun harus bersaing dengan perekonomian metropolitan. Fokus penelitian kali ini adalah tentang bakul semanggi gendong Surabaya yang tetap eksis//bertahan/survive dalam persaingan kuliner selera global karena bermigrasi. Kajian penelitian ini lebih menekankan pada aspek sosial budaya kuliner lokal kota Surabaya. Bakul semanggi gendong dan kulinernya selain hanya ditemukan di Kota Surabaya, juga Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga terdapat ke khas-an lain , yaitu; Pertama, pedagangnya semua kaum perempuan paroh baya atau sudah tua; Ke dua, para pedagang semuanya berasal dari satu daerah, yaitu wilayah pinggiran paling barat kota Surabaya yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik, yaitu Kampung Kendung, Desa Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya; Ke tiga, dagangan yang dijual juga sama yaitu semanggi, cara menjajakannya juga sama, selalu berkeliling dari kampung ke kampung, berjalan kaki, dan menggendong dagangan semangginya; Ke empat, pakaian yang dikenakan para penjualnya selalu memakai kain batik atau jarik ( dalam bahasa Jawa) dan kebaya serta selendang untuk menggendong wadah semangginya. Tujuan penelitian yang ingindicapai kali ini antara lain: 1). Mendiskripsikan dan memahami eksistensi bakul semanggi gendong Surabaya sebagai kuliner tradisional yang langka.; 2).Mengangkat kehidupan bakul semanggi gendong yang semakin terpinggirkan dan mendiskripsikan pemahamannya tentang makna migrasi sirkuler yang dilakukan; 3).Mendiskripsikan pemahaman makna bakul semanggi gendong bagi bakul semanggi gendong sendiri dan pelanggannya. Berbagai kajian empiris terdahulu melalui beragam penelitian yang dilakukan para ahli tentang hal yang berkaitan dengan eksistensi atau strategi eksis dan migrasi pada umumnya, menjadi acuan dan perbandingan awal dalam menentukan posisi dan mengembangkan analisis lebih lanjut, menggunakan teori fenomenologi Alfred Schuz dan Berger untuk mengkaji makna sosial bakul semanggi gendong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subyek penelitiannyaadalah para bakul semanggi gendong yang ada di kota Surabaya dan berasal dari Kampung Kendung, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, kota Surabaya, sekaligus kampung tersebut sebagai lokasi penelitian ini. Selain bakul semanggi gendong, subyek penelitian yang lain adalah para pelanggan semanggi yang setia di kota Surabaya. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Hasil penelitian antara lain: Bakul semanggi gendong merupakan satu kesatuan yang lahir dengan identitas budaya tersendiri yang menjadi ciri khas masyarakat Kendung. Eksistensinya didukung oleh banyak faktor, yakni: faktor pendidikan yang rendah, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki terbatas, pengalaman, faktor lingkungan alam sekitar yang mendukung, serta pelanggan yang setia di kota Surabaya. Pemahaman bakul semanggi gendong khususnya tentang eksistensinya, dilihat dari because motives (motif sebab) adalah: faktor ekonomi keluarga, pengalaman, mudah memperoleh bahan baku, budaya genetik/turun temurun, migrasi (pelanggan), dan motivasi yang kuat. Secara in order to motives (motif supaya), bakul semanggi gendong tetap eksis, agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya, serta mempertahankan tradisi keluarganya. Dengan demikian, secara in order to motives, eksistensi bakul semanggi gendong Surabaya disebabkan oleh faktor ekonomi dan ekonomi tradisi. Bakul semanggi gendong juga mampu menciptakan pasar sendiri, tanpa tergantung pada pasar yang ada. Ketika pasar tersegmentasi maka muncul kemudian relasi dan jejaring yang dibangun antar bakul (konsumen) dan juragan (pemasok). Jaringan ini dibangun dengan bermodalkan kepercayaan satu sama lain untuk tujuan bersama, dengan harapan tidak saling merugikan. Kepercayaan (trust) yang dibangun untuk kepentingan bersama antara kepemtingan ekonomi, sosial dan budaya agar tetap eksis. Temuan ini sekaligus menambahkan kata kekhas-an pada teori keterlekatan Granovetter tentang jaringan, ( studi kasus bakul semanggi gendong). Perubahan kondisi sosial masyarakat secara universal tidaklah menjadi “bumerang” yang akan meredam eksistensi budaya kuliner lokal masyarakat Kendung, Benowo, Kota Surabaya. Hal tersebut terbukti dengan langgengnya bakul semanggi gendong yang sampai saat ini masih eksis. Salah satu faktor yang mendorong adalah budaya genetik atau budaya turuntemurun. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Hasil penelitian tentang makna migrasi sirkuler bagi bakul semanggi gendongdisimpulkan, bahwa migrasi sirkuler khas yang dilakukan bakul semanggi gendong memiliki banyak makna (meaningfull), tidak hanya makna ekonomi (materi) tetapi juga makna non-ekonomi, seperti makna; (1) relegiusitas, (2) kesadaran solidaritas, (3) kesadaran akan ilmu pengetahuan, dan (5) tradisi.Berbagai penelitian terdahulu membuktikan bahwa, mayoritas perempuan dalam melakukan aksi perdagangan selalu didominasi oleh alasan ekonomi. Hal tersebut ternyata tidak terjadi pada aksi perdagangan yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong. Ada dua alasan yang mendasari, yaitu: 1) tidak dapat dipungkiri mereka menjajakan kuliner semanggi, namun ternyata bukan semat-mata karena alasan ekonomi saja yang menjadi faktor penyebabnya, tetapi ada makna subyektif bahwa, dengan menjadi bakul semanggi gendong, mereka akan tetap eksis dalam ekonomi keluarganya dan sekaligus tetap mempertahankan tradisi keluarganya; 2)Dengan hasil penelitian ini, penulis sekaligus ingin memodifikasi, menambahkan tentang hasil penelitian oleh Lee tentang migrasi, khususnya migrasi sirkuler, yaitu dengan menambahkan kata khas (studi kasus) dalam migrasi sirkuler sehingga menjadi migrasi sirkuler khas, seperti yang dilakukan bakul semanggi gendong. Teori fenomenologi Berger dan Luckman digunakan untuk mengkonstruksi pemahaman makna bakul semanggi gendong tentang dirinya sendiri. Makna bakul semanggi gendong dihasilkan melalui konstruksi dalam ranah kognitif individu dan ranah kelembagaan bakul semanggi gendong, serta pelanggannya. Dalam ranah individu, konstruksi makna bakul semanggi gendong melibatkan faktor internal, faktor eksternal, keterampilan, dan tujuan. Faktor internal yang dimaksud penulis adalah perasaan senang dan sengsara terhadap eksistensinya menjadi bakul semanggi gendong.Perasaan senang dan sengsara terhadap suatu hal merupakan bentuk dari kesadaran individu dalam melakukan kesengajaan. Sama dengan perasaan senang yang dimiliki oleh pelanggan semanggi gendong di Kota Surabaya terhadap kuliner semanggi. Dengan kesadaran dan kesengajaan sebagai salah satu bentuk memenuhi Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga selera makan, perasaan senang juga dapat menimbulkan romantisme masa lalu yang tetap dikenang. Keterlekatan pelanggan terhadap kuliner semanggi disebabkan pula oleh pengaruh lingkungan. Diantaranya adalah anggota keluarga yang sering membeli semanggi memberikan pengaruh secara tidak langsung kepada individu untuk melakukan hal yang sama. Selain keluarga, lingkungan pergaulan pun mempengaruhi ketertarikan individu terhadap kuliner tradisional semanggi.Kategori pertama adalah orientasi terdahulu, yaitu pemahaman dan pengalaman yang pelanggan miliki terkait dengan kuliner semanggi yang merupakan kuliner khas Surabaya. Kategori waktu berikutnya adalah orientasi terhadap masa sekarang, artinya pelanggan memahami akan romantisme masa lalu terhadap kuliner semanggi yang unik dan semakin langka. Orientasi masa yang akan datang memiliki arti bahwa pelanggan berharap dapat memberi kontribusi untuk memasyarakatkan kuliner semanggi Surabaya agar tidak cepat hilang. Dari uraian tersebutpenulis menggunakan konsep fenomenologi transedental Husserl untuk melakukan analisis terhadap pembentukan makna secara mental pada ranah individu. Penulis menggunakan fenomenologi Alfred Schutz untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mendukung eksistensi bakul semanggi gendong. Sedangkan untuk proses konstruksi makna dan realitas bakul semanggi gendong, serta keterlekatan kelembagaan, penulis menggunakan konsep Berger dan Luckmann tentang konstruksi realitas secara sosial. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN DESERTASI ................................. HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... ABSTRAK ....................................................................................................... ABSTRACT ..................................................................................................... RINGKASAN DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. i ii iii iv v vi vii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ A. Latar Belakang Penelitian ................................................................ B. Masalah Penelitian.................................................................... C. Tujuan Penelitian ..................................................................... D.Manfaat Penelitian ..................................................................................... E. Keaslian Penelitian .................................................................. 1 1 20 20 21 21 BAB II 24 24 25 28 33 41 42 47 49 64 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. A. Kajian Tentang Eksistensi ....................................................... B. Keterlekatan Ekonomi dalam Masyarakat Modern ............... C. Penerapan Konsep Keterlekatan ............................................. D. Keterlekatan Pelembagaan Bakul Semanggi Gendong........... E. Jaringan Sosial Bakul Semanggi Gendong ............................ F. Kajian Terdahulu yang Relevan ............................................. G. Eksistensi Bakul Semanggi Gendong H. Kajian tentang Migrasi ............................................................ I. Teori Fenomenologi .................................................................. J. .......................................................................................... K. Teori Fenomenologi untuk Memahami Bakul Semanggi ....... L. Kerangka Pemikiran .................................................................. ix x xi xii 83 91 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... A. Pendekatan Penelitian .............................................................. B. Setting/ Lokasi Penelitian ......................................................... 98 C. .......................................................................................... 99 D. Subyek Penelitian ..................................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... F. Teknik Analisis Data ................................................................ G. Teknik Pemeriksaan Data ...................................................... 93 97 BAB IV BAKUL SEMANGGI GENDONG DAN ASPEK SOSIAL BUDAYA A. Gambaran Umum Kota Surabaya .......................................... B. Gambaran Umum Kampung Kendung ................................... 110 110 115 Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) 99 99 104 108 RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga C. Bakul Semanggi Gendong dan Aspek Sosial Budaya ............. D. Pelanggan Semanggi Gendong ................................................ BAB V 122 138 BAKUL SEMANGGI GENDONG DI SURABAYA .................. 140 A. Eksistensi Bakul Semanggi Gendong....................................... 140 B. Migrasi Bakul Semanggi Gendong ......................................... 149 C. Makna Bakul Semanggi Gendong Bagi Diri Sendiri Dan Pelanggan 176 BAB VI IMPLIKASI TEMUAN PENELITIAN ......................................... 188 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ A. Simpulan ................................................................................... B. Saran-Saran .............................................................................. 216 216 224 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... LAMPIRAN : A. Biodata Peneliti Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bakul semanggi gendong dan kuliner semanggi adalah salah satu pedagang dan kuliner khas Kota Surabaya. Keberadaannya pada jaman modern ini sudah jarang ditemui, namun masih ada yang tetap bertahan dengan tidak merubah sama sekali dari cara bakul semanggi gendong yang sudah dilakukan oleh generasi pendahulunya. Penelitian ini berawal dari penulis melihat fenomena bakul semanggi gendong, seorang perempuan lansia yang menjajakan dagangan kuliner semanggi dengan berjalan kaki, berkeliling, menyunggi atau menggendong dagangannya. Penulis berpikir tentang, mengapa institusi-institusi lokal sebagai kekayaan lokal hampir tidak pernah mendapat perhatian dalam proses pembangunan. Kegelisahan ini semakin kuat ketika perilaku ekonomi modern selalu mendominasi proses-proses penguatan kapasitas masyarakat dalam mengembangkan berbagai teknik dan strategi usaha di tataran lokal. Tentu kondisi ini tidak terlepas dari perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat yang mengalami perubahan dan peningkatan, seiring dengan berkembangnya budaya dan kebutuhan. Peningkatan kebutuhan tersebut didasarkan pada kemunculan produk- produk yang bersifat nasional maupun lintas negara (global). Dalam hal ini kekuatan kapitalisme telah menguasai sendi-sendi kehidupan masayarakat, sehingga memberikan dampak serta turut mempengaruhi perilaku dan pola konsumsi masyarakat. Pada saat kekuatan kapitalisme yang mengusai pasar dengan kemunculan pasarpasar swalayan modern, metode penjualan berjaringan, sampai pada penjualan melalui pasar teknologi eletronik dan sebagainya, ternyata masih terdapat segelintir masyarakat lokal yang Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga mampu mempertahankan eksistensi aktivitas ekonomi kelokalannya yang bersifat tradisional. Eksistensinya itu diwujudkan dalam bentuk melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan selera kuliner yang semakin langka. Padahal sesungguhnya praktek-praktek ekonomi kapitalistik saat ini telah mengabaikan nilai-nilai manusia dan hubungan-hubungan antar manusia. Kelompok pelaku (aktor) ekonomi ini, dikenal masyarakat sebagai bakul semanggi gendong. Kehandalan mereka untuk tetap survive dalam kancah ekonomi modern dan perubahan arus sosial budaya masyarakat tidaklah terlepas dari kemampuan mereka membangun relasi-relasi sosial dengan para pelanggan serta pelembagaan. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini sengaja mengkaji tentang kehidupan bakul semanggi gendong atau penjaja semanggi, yang masyarakatbiasa menyebut sebagai “bakul semanggi” Surabaya.Katabakul(dalam bahasaJawa)artinya ‘pedagang’,sedangkansemanggi artinya ‘sekelompokpakuair’(salviniales darimarga marsilea),yangdiIndonesiamudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi. Secara morfologi bentuk tumbuhan semanggi sangat khas, karena bentuk daunnya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat kelopak anak daun yang berhadapan. Kuliner khas kota Surabaya inidisajikandiataswadahyangterbuatdaridaunpisang(pincuk),terdiriatasbeberapa jenis sayuran, seperti: daun semanggi dan kecambah terbuatdariubijalardan yang ditaburi dengan bumbu yang kacangtanahsertasambalyangterbuatdarisingkong,gula jawa,terasi,petisudang,dancabe.Ini merupakankearifanlokalyang dikedepankan oleh bakul semanggi dengan dagangan semangginya. Bakulsemanggigendongartinya ‘pedagangataupenjajasemanggidengancara menggendong dagangannya, yaitu semanggi’. Istilah penjaja di sini diartikan sebagai ‘pedagang’, sama juga dengan ‘bakul’. Bedanya dengan pedagang yang lain bahwa istilah Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga penjaja karena bakul semanggi gendonginidalam memasarkanataumenjajakandagangansemanggitersebut dengancara berkeliling, berjalan kaki, menggendong semanggi yang ditempatkan pada wadah yang terbuatdarianyamanbambu,yangbiasa disebut besek. Dalam menjajakansemanggi, bakul semanggi gendong sambilberteriakmenyebutnamasemanggi di setiap perjalanan kelilingnya. Oleh karena itulah masyarakat Surabaya banyak menyebutnya sebagai penjajasemanggi, selain bakul semanggi gendong. FokuspenelitianiniadalahtentangbakulsemanggigendongSurabaya yang tetap eksis (bertahan/survive),karena bermigrasi dan pelanggannya. Kajian penelitianinilebihmenekankanpadaaspekekonomiyangdikajidalamkajiansosiologi, yaitu sosiologi ekonomi. Sosiologi ekonomi adalah studi sosiologis yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara ekonomi dan fenomena sosial. Fenomena sosial yang dimaksud adalah fenomena bakul semanggi gendong yang berbedadenganfenomenafenomenasosial pedaganglainnya.Fenomenasosialbakul semanggi gendong berkaitan dengan aspek ekonomi bakul semanggi gendong yanghanyaadadiKotaSurabaya,memilikiciricirikhususyangmudahdikenalikarena perbedaannya bila dibandingkan dengan pedagang lain di jaman yang modern seperti saat ini. Perbedaantersebutmenjadikekhasan diSurabayasebagaikotametropolitan.Adapun tersendiribagibakulsemanggigendong ciri-ciri khas tersebut antara lain: semuabakulsemanggigendongadalahseorangperempuanyangrata-rataberusiaparoh 1) baya sampai tua; 2) pakaian yang dikenakannya adalah dengan memakai kain batik bermotif pesisir, baju kebaya, selendang untuk menggendong semanggi dan setumpuk krupuk puli; 3) cara menjajaknnya berjalan kaki, berkeliling dari kampung satu ke kampung yang lain di kota Surabaya dengan meneriakkan: semanggi, semanggi; dan 4). yangsatuiniakanmencengangkanbagipenulisbahwasemuabakulsemanggigendong yang ada di Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Surabaya berasal dari kampung Kendung, Sememi, Benowo, Surabaya,padahalkampungtersebutterletak jauhdarikotaSurabaya. Namun, mengapa mereka bersusah payah menjajakannya ke sana. KampungKendungterletakdiwilayahSurabaya Barat yang berbatasan langsungdenganKabupatenGresikdanberjaraksekitar20--25km dariSurabaya. Dengan tempat tinggal asal bakul semanggi yangjauhdarimerekamenjajakan semangginya tersebut, menurut aspek demografiataukependudukan,bahwabakul semanggi gendong telah melakukan migrasi. Migrasi adalah perpindahan atau pergerakanpendudukdaritempatasalketempatyanglain.Secarateoretis,migrasi pendudukdapatdibedakanyaitumigrasitetap (permanen)danmigrasitidaktetap (non- permanen).Bagibakulsemanggigendongdi Surabayaini,melakukanmigrasidapat dikategorikan sebagai migrasi yang tidak tetap (non-permanen). Hal ini dengan alasan bahwa mereka bermigrasi ke Kota Surabaya hanya bertujuan untuk menjajakan semanggidalam kurunwaktuantara7sampai8jam seharikemudiandisorehari kembaliketempatasalnyalagiyaitu diKendung,Benowo.Demikianrutinitasyang dilakukansetiaphariolehbakulsemanggigendongtersebut.Atasfenomenaitulahmaka migrasiyangdilakukanbakul semanggidikategorikansebagaimigrasisirkuler,yang artinya migrasi yang tidak menetap dan bersifat ulang-alik. Melihatpenjelasantersebut di atas,bakulsemanggigendongSurabaya tetapmempertahankantradisimenjajakansemanggi,yaitudengantradisiturun-temurun, caraberdagangnya,mengemasnya(packaging), pakaianyangdikenakannya, kesemuanya untukmenelitinya,terlebihdiera Dengandemikian,keberadaanbakulsemanggi pelanggannya, barang itusangatunikdanmenarik bagi penulis menjamurnyakulinermodernsepertisekarangini. gendong merupakanfenomenasosial ekonomiyanglangkadanbelumterkontaminasipengaruhkulinerlain, Disertasi dagangannya, EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) meskipun padasaat RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga inidigempurbegitubanyakdanberagambaikkulinermodernmaupuntradisional, menampilkan sesuatu yang baru dan menarik, agar banyak berusaha diminati konsumen.Meskipundemikian,kulinersemanggimasihtetapsamasepertidahulutanpa oleh ada perubahan apa pun, namun masih tetap digemari, sehingga sampai sekarang keberadaannya tetap eksis. Eksistensi bakul semanggi gendong juga didukung oleh hubungan baik yang terjalin antara bakul semanggi dengan pelanggan di Kota Surabaya sebagai bagian dari romantismemasa lalu, sehingga masih ada keseimbangan antara bakul semanggi gendong sebagai supplyer dan pelanggan sebagai demand (pasar). Dari aspek sosial dan ekonomi,bakulsemanggigendongSurabayamelakukanmobilitaskeluardaridesa merekasetiapharimenujukekotaSurabaya,yangberjarakantara25-45km,sehingga peneliti menyebutnya sebagai migrasi sirkulasi yang khas. Aspek–aspek itu semuaditeliti; bagaimana makna yangterpikirkanolehsetiap bakul semanggi gendongtentangdirinya sendiri dan eksistensinya di kancah persaingan kuliner yang modern dan menarik minat masyarakat perkotaan, serta bagaimana pelanggan memaknainya. Di tengah maraknyamakanan cepat saji dan kuliner yang menawarkan cita rasa tinggidanberkelas,kulinersemanggimenjadidayatariktersendiribagiparapenggemar atau komunitas pencinta kuliner khas kota Surabaya tersebut. Hal ini karena kuliner semanggi SurabayahanyaadadiKotaSurabayadanbelum pernahadaditemukandi kota lain di Indonesia. Di satu sisi,kulinersemanggimenjadidaya tarik tersendiri, khususnya bagi penggemar kuliner tradisional. Namun, di sisi lain, keberadaan kuliner semanggi kini semakin memprihatinkan. Data sementara hasil wawancara langsung dengan beberapa bakul semanggi gendong yang ditemui mengatakan, pelanggan mereka sebagian besar dari kalangan orang tua, sedangkan untuk kaum muda sangat jarang membelinya (data primer, 2012). Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Saat ini bakul semanggi gendong yang masih bertahan menjajakan semanggi sudahbanyakyangberusiatuadanmerekatidakberharapanakcucunyamenjadiseperti mereka.Pernyataanbakulsemanggigendongtersebutamatmiriskarenasemanggitelah sebagai“ikon”KotaSurabaya,yangsemestinyadijagakelestariannyadan justru menjadi terpinggirkan dan kurang diklaim dibudayakan, dipromosikan. Selain tetapi itu, eksistensibakulsemanggigendongsampai saatini tidak ada perubahan, membuat penulis terdorong untukmendalami tentang bakul semanggi gendong yang termasuk salah satu kuliner tradisional Kota Surabaya yang masih bertahan. Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan salahsatumakananyangtermasuklangka,dandipastikan itu,kulinersemanggimerupakan terdapat unsur-unsur sosio- budayayangmelekatdanmelembaga secaraturun- temurun,terjadipadabakul semanggi gendong itu sendiri serta lingkungan alam dan lingkungan sosial yang mendukungnya. Semanggi Surabaya ini dijual dengankerkelilingdarikampungkekampung dengan cara digendong oleh perempuan paruh baya. Bakul semanggi gendong ini menjajakan dagangannya mulai pagi hingga sore hari.Bakul semanggi gendong ini mudah dikenali karenamereka mengenakan jarik dan selendang untuk menggendong semanggi. Formasi dagangannya ketika digendong pun sangat khas. Sebuah besek dan keranjang berisi sayur dan bumbu berada di bawah, kemudian di atasnya ditumpangkan seplastik besar kerupuk puli hingga terlihat menjulang tinggi digendongannya. Tangan satu memegang dagangan, tangan yang lain menenteng keranjang yang berisi daun-daun pisang untuk pincuk sambil meneriakkan kata semanggi. Dibutuhkan keseimbangan yang luar biasa, terutamabagi bakul semanggi gendong yang sudah tidak muda lagi, agar dagangan tersebut tidak tumpah. Ketika ada pembeli, menggunakan suatu teknik yang cepat, keranjang yang menjulang tinggi sampai di atas kepala Disertasi itu bisa diturunkan dengan baik. Sebaliknya, EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) ketika selesai RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga melayanipelanggan,keranjangdaganganitu punbisadengancepatberpindahke punggung gendongannya. Penjelasan tersebutmengesankan tentang budaya yang jauh dari kata modern, padahalzamansekarangini dalam segalaaspekbahkansampaimakananpunsudahmerambah pada budaya yang mengglobal. Globalisasiekonomi, informasi, dan budaya telah mempengaruhi berbagai aktivitas manusia, termasuk aktivitas konsumsi makanan. Pergaulanantarmanusiadanantar-budayayangmelewatibatas-batasgeografis,negara, budaya,danagamatelahmeningkatkanintensitasdankompleksitaskonsumsimakanan itu sendiri. Makan pada zaman ini tidak lagi merupakan aktivitas yang berskala lokal, yang dilakukan dalam lingkup ruang dan waktu lokal, melainkan aktivitas yang melibatkanberbagairelasidaninterelasiberskalaglobal,yangdilakukandalamruang dan waktu global, sehingga disebut globalisasi konsumsi. Berbagaibentukkonsumsimakanan berlangsungdalamskalaglobal, disebabkan pada tingkat produksi, yaitu meluasnya skala menjadiberskalaglobal.Dalam produksi pada tingkat negara konteksmakanan,berbagaibentukmakananyang berasaldariberbagaitempatdankebudayaan (sepertiAmerikaSerikat,Italia,dan Jepang)kinidiproduksitidakhanyadinegaradanlingkungannyamasingmasing,tetapitelahmeluaskehampirseluruhtempat di seluruh dunia. Berbagai bentuk franchise makanan kini tersebar di hampir semua wilayah/ tempat global. Globalisasi telah mengintegrasikanberbagaielemenbudayamakandariberbagaitempatkedalamsebuah wadah, yang disebut budaya makan global. Industri makanan yang berskala global merupakan sebuah peluang, sekaligus ancaman bagi industri makanan lokal, antara peluang dan harapan, antara identitasdantransformasi.Disatupihak,globalisasiseleratelahmenciptakansemacam penjajahanselera,yaituhomogenisasi,standarisasi, dan internalisasi selera oleh budaya makan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga dari sebuah negara adidaya, seperti Amerika Serikat, yang mengkondisikan budaya-budaya lokal melakukan peniruan dan imitasi. Di pihak lain, globalisasi selera justru memberi peluang bagi budaya kulinerlokal untuk mengglobalkan dirinya, yaitu memperluas produksinya dari yang bersifat lokal menjadi berskala global. Globalisasi,disatupihaktelahmembuka pintuseluas-luasnyabagibudaya lokaluntukberperandidalamprosesperkembangandanpengayaan;dipihaklain, globalisasilewathomogenisasikonsumsijustrumengancam keberlanjutanbudaya kuliner lokal. Alih-alih mengembangkan sendiri budaya kuliner lokal, yang terjadi malahmeniru berbagaibentukyangimitasi,misalnya berbagai imitasi dari Kentucky Fried Chikken, seperti ayamcrispy, ayamgoreng tepung bumbu, dan yang lainnya. Selera global menjadi sebuah persoalan budaya yang sangat serius, ketika masukkedalamsebuahbudayadanpadaakhirnyamerusakdanmenghancurkanselera sendiri. Selera global itu menjadi sebuah ancaman yang lokal serius itu terhadap eksistensidankeberlanjutanbudayakulinerdanseleralokal.Budayakulinerdanselera lokalterserapkedalam budayadanselerayangdominan,bersifathegemonis,yaitu dengankekuatannyamampumenyerapbudayadanseleralokaluntukkemudiandiklaim sebagaibagiandaribudayamereka.Sebutsaja McDonald menyerapberbagaibudaya dan seleraselera etnik di hampir seluruh penjuru dunia, dan mengklaimnya sebagai bagian dari budayaMcDonaldyang disebut dengan McDonalisasi. Banyakpihakyang melihatglobalisasibudaya,termasukkonsumsidanselera, sebagaisuatuancaman.Sebagaibentukbarudariimperialismekultural yangdidominasibudayaBarat.Budayadan atau budaya(kuliner) seleramakansesungguhnyaadalahsangat pluralistik,tetapikini diseragamkankedalam kesatuanbudayaglobal,contohnya keseragaman tempat, manusia dan budayanya. dalamnya,peralatanyangdigunakannya,tata Disertasi Sebuah Restoran, makanan caradanetikamakan, EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) yang sertagayahidup ada di orang- RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga orangyangmakandidalamnya,semuatampaksamadanseragam dunia.Budayaselerayangsamatersebut akan membentuk diseluruh apa yang disebut sebagai seleraglobal,sehinggabudayamakanyangpluralisatauberanekaragam sudah dikalahkan menjadi budaya dan selera makan dan makanan yang homogen, kemudian menjadi semacamhomogenisasi selera. Homogenisasi selera ini tampilmelalui berbagai simbol budaya. Mc Donald adalahsalahsatudarisimboltersebut,yangmenciptakanseleraglobal,dalampengertian klaim atasberbagaiselerayangpluraluntukkemudiandiMcDonaldisasikan.Menurut Ritzer George proses itu disebutkannya sebagai kecenderungan McDonaldisasi. Upaya menjaga eksistensi itulah yang kemudian menuntut manusia menciptakan tatanan sosial. Jadi, tatanan sosial merupakan produk manusia yang berlangsungterusmenerussebagaikeharusan antropologis yang berasal dari biologis manusia. Tatanan sosial itu bermula dari eksternalisasi, yakni: pencurahan kedirian manusiasecaraterus-meneruskedalam dunia,baikdalam aktivitasfisismaupun mentalnya (Berger, 1991: 4--5). Berkaiatan dengan penelitian ini, pendekatan sosiologi ekonomi baru atau seringjugadisebutpendekatan“keterlekatan”mengajukan pandangan yang lebih dinamis,yaitubahwakepercayaantidakmunculdenganseketikatetapiterbitdariproses hubunganantarpribadidariaktor-aktoryang sudahlamaterlibatdalamperilaku ekonomi secara bersama. Kepercayaan bukanlah merupakan barang baku (tidak berubah), tetapi sebaliknya, iaterus-menerus ditafsirkan dandinilaiolehparaaktor yang terlibat dalamhubungan perilaku ekonomi. (Damsar,1997: 42). Sosiologi ekonomiadalah studi sosiologis yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara ekonomidan fenomena sosial. Asumsi yang dibangun sosiologi ekonomidalam tindakan Disertasi sosial, melihatfenomenaekonomiadalahtindakanekonomisebagaisuatu tindakan ekonomidisituasikan secara EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) sosial, dan bentuk institusi RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ekonomimerupakankonstruksisosial (Granovetteryangdikutipkembalioleh Swedberg, Richard. 2000). MenurutGambetta(dalam Damsar,2011:201)diskusisosiologistentang kepercayaanumumnyadikaitkandenganketerbatasan yangberkenaandengan perilakuoranglaindan perkiraan motif dan ketidakpastian mereka.Setiaporangmemiliki keterbatasandalammemperkirakansesuatuuntukmengatasiketidakpastiantersebut, maka dia harus menjalin hubungan kepercayaan dengan orang lain. Lawang(dalam Damsar,2011:186)menyimpulkanintikonsepkepercayaan sebagaiberikut:(i)hubungansosialantaraduaorang atau lebih, termasuk dalam hubungan ini adalah institusi,yangdalampengertianinidiwakiliorang;(ii)harapanyang akan terkandung dalam hubungan itu, yang kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak; serta (iii) interaksi yang memungkinkan hubungan dan harapan itu berwujud. Bakulsemanggigendongdengansegalatradisidanbudayayang dirinyadansekaligusbagipelanggannyayang melekatpada adadikotaSurabayaadalahjejaring hubungansosialyangdiciptakan,dibangun,dan dikonstruksikan oleh tiap individu di tengah masyarakat,dantiapindividutersebutterlibatdalamperilakuyang merekapilih secaraaktif dansukarela,yangpadaakhirnyamengantarkanmanusiadalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya. Gambaran tersebut setidaknya mengantarkanpenulispadasebuahpemahaman bahwa ada sebuah nilai (value) yang ingin dicapai sehingga sebuah komunitas mempertahankan eksistensi dari sebuah khazanah budaya yang telah temurun.Jikadilihatdariaspeksosiologis,eksistensi dianut secara turun- bakulsemanggigendong tersebuttidakhanyadilandasiolehhalyangtelahdikemukakansebelumnyatentangciri khasnya,namunadafungsilainyangdapat diperolehdarimenjadibakulsemanggi gendongitusendiri. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Bakulsemanggigendongmempunyaifungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas sosial di antara sesama bakul maupun pelanggan untuk mewujudkan sebuah pemenuhan kebutuhan dan selera. Dengan demikian, bakul semanggi gendong bisa dikatakansebagaistruktursosial.Strukturyangdibentukolehmerekapunbisaberubah sesuaidenganperkembanganzaman.Struktursosialberfungsisebagaipenegasidentitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latarbelakangras,sosial,danbudayaakanmengembangkanstruktursosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya. Dalam kehidupanbermasyarakat,jugaselalumunculkecenderungandalam diriindividuuntukmelanggarnorma,nilai,atauperaturanlainyangberlaku.Mengingatperanandans tatusyangdimilikinya,individutadidalamstruktursosial, kemungkinan akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Sebab, apabila individu itu melanggar aturan, akan ada sanksi yang tegas sebagai hukumannya. Individubelajardaristruktursosialyangadadalam masyarakatnya.Halituterjadi mengingatmasyarakatmerupakansalahsatutempatberinteraksi.Banyakhalyangbisa dipelajari dari sebuah struktursosialmasyarakat,mulai dari sikap, kebisaaan, kepercayaan, sampai kedisiplinan. Secarasosiologis,masyarakatmerupakansuatusistem sosialyangtidaklain adalahsuatusistemdaritindakan-tindakan.Iaterbentukdariinteraksisosialyangterjadi diantaraberbagaiindividu,yangtumbuhberkembangtidak secarakebetulan,namun tumbuh dan berkembang di atas consensus, di atas standar penilaian umum masyarakat, yakni normanorma sosial. Norma inilah yang merupakan sumber terjalinnya integrasi sosial, dan juga merupakan unsur yang menstabilkan sistemsosial budaya itu sendiri. MenurutTalcottParsons,kehidupansosialituharusdipandangsebagaisebuah sistem(sosial). Disertasi Sistemsosialdapatdidefinisikansebagaisuatupolainteraksisosial EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga yangterjadidarikomponensosialyangteraturdanmelembaga.Salahsatukarakteristik sistemsosialadalahmerupakankumpulandaribeberapaunsurataukomponenyang terdapatdalammasyarakat,dimanakomponen-kompenen tersebut saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Dalam pandanganWeber,tindakanyangdilakukanbakulsemanggitersebut merupakantindakanirasional yangdikategorikansebagaisebuahtindakan sebagaimana dilansir dalam buku Teori Sosiologi Klasik dan tradisional, Modern “Berawaldarimunculnyafolkwaysataukebisaaanyangsecaratidaksadaratau dilakukan maka tindakan itu termasuk tindakan tindakantradisionaltersebutberdasarkan berikut: perencanaan tradisional. Bisanya adat,danbilaorientasinyasamamaka tindakaninisemacamtradisi”(Jhonson,1986:170). TerlepasdaripandanganWeber,bakulsemanggigendongdengantradisiyang dilakoninya merupakan sebuah tindakan tradisional tidaksertamertamenjadisebuahpenghalang yang irasional, namun hal tersebut eksistensisebuahsosialkapitalyang terwujud dalamlingkungan masyarakat yang semakin modern. Kemajuanteknologidanperkembanganzamanyangsemakinmemolesdiridan menjelmamembentuksebuahperadabanyangsemakinmoderndansaratakansentuhan siencedanteknologi,tidak kemudian menggerusdanmenghilangkannilai-nilaisocialcapital yang telah dianut oleh bakul semanggi gendong. Meskipun menurut Narwoko dan Suyanto (2006)dalam bukuSosiologiTeksPengantardanTerapanbahwasetiap teknologi secara bertahap menciptakan kehidupan manusia teknologimerupakankekuatandahsyatyang yang sama sekali baru, disadariatautidakdapatmengubahdan dan membawa suatu masyarakat keluardari kondisi awal kehidupannya. Perubahan kondisi bumerangyangakanmeredam Disertasi sosial masyarakat secara universal tidaklah menjadi eksistensibudayalokalbakulsemanggigendongdi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga masyarakatKendung,Benowo.Haltersebutterbuktidengan langgengnyacarabakul semanggigendongdalammenjajakankulinersemanggisampaisekarang.Salahsatu faktor yang mendorong bakul semanggi gendong karena ada nilai dibalik pelaksanaan tersebutyangdianggapsebagaisuatu tindakan yang sebanding dengan usaha yang mereka lakukan. Selainbakulsemanggigendongyangmasiheksisdankhas,terdapatfenomena laindaritradisiyangdilakukannyayaitu denganbermigrasi.Berkaiatandengan penelitian ini, mengedepankan aspek ekonomi yang didekati dari sosiologi, penulismeminjamlogikaRitzertentangMacDonaldisasidanpertumbuhankartukredit. GeorgeRitzermenggunakanteorirasionalitasdanbirokrasimilikMaxWeber(1864-1905)sebagaipisauanalisisnya.Dalammengkonstruksiteorinyainidanmenganalisis wabahMcDonaldisasiyangtelahberdiasporadanterfragmentasibegitukuatdalam kehidupan bermasyarakat diberbagai aspek. DampakMcDonalisasi terhadap kehidupan masyarakatsangatsulit ditangkal. Adapun,kitaakandicap“aneh”atau“gila”bilatidakmengamininya.Namun,mengapa haltersebutmenjadisesuatuyangsakral,normatif,danwajib hukumnya untuk dijalankanseolaholahmenjadisosokpenampakkanbaru,antaralainadalahkarena:(1)McD menawarkanefisiensiataumetodaoptimalbagiperolehandarisatu kelainpoin;(2) McDmenawarkandayahitungataupenekananpadaaspekkuantitatifatasprodukyang (ukuran porsi, ongkos) serta layanan yang ditawarkan produk);(3)dayaprediksiyangditawarkanolehMcD,yaknirasa (waktu dijual pemerolehan yakinbahwaproduk dan layanannya akan tetap sepanjang waktu dan diberbagai lokasi; dan (4) kontrol, khususnya melalui substitusi non-manusia keteknologi manusia dipatrikan merata kepada orang yang memasuki dunia Mc.Donalisasi. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga TeoriRitzer tentangMac.Donalisasitersebut akan bertolakbelakang apabila disandingkan dengan fenomena ekonomi sosial yang terjadi pada bakul semanggi gendong, bahwa tindakan yang selama ini dilakukan menurut bakul semanggi sebagaitindakanyangrasional.Namundizamanyangsudahserbamodernsekarangini, adalah tindakan yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong tersebut merupakan suatu tindakan yang irasional. Bagaimana tidak, secara logika, bakul semanggi gendong melakukan suatu tindakan ekonomisosio-budaya yang masih tetap dipertahankan sampai sekarang, pasti ada aspek lain yang melekat secara kelembagaan yang ada pada bakul semanggi gendong itu sendiri dan keluarganya. TeoriGranovettertentang SocialEmbeddednessdalam TheNewEconomic Sociology merupakan pendekatan sosiologi ekonomi yang melihat tindakan aktor ekonomi dalamkerangkastruktursosial.Namun,Granovetterlebihbanyak menganalisisstructureofsocialrelationataunetworkterhadapfenomenaekonomi. Dalamartikeltersebut,Granovettermendiskusikansetidaknyaada3halterkaitproblem dari embeddedness: Pertama, konsepsi undersocialized dan oversocialized sebagai tindakan aktorekonomi.Menurutnya,ekonomklasikdan neoklasik cenderung mengasumsikan aktor ekonomi dalam konsepsi undersocialized, yaitu otonomi individu dalam tindakan ekonomi. Aktor ekonomi yang otonommelepaskan diri dari konteks sosial, kultural, dan politik. Tindakannya dilakukan ke arahyangbersifatindividualistik. Adapunekonom reformisataujugasebagiandarisosiologstrukturalParsonian cenderung terjebak pada konsepsi oversocialized, yaitu menempatkan individu dalam ruang- ruangdeterminasikultural.Aktorekonomiberadadalamstrukturyang mengatur segala keputusan yang Disertasi ia buat. Baik under- maupun EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) oversocializedmenurut RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Granovettermemilikikesamaantertentu,yaitupenolakanterhadapstrukturrelasisosial dalamproses produksi, distribusi, dan konsumsi (Granovetter, Mark. 1985). KonsepsiundersocializedbanyakmerujukpadapemikiranAdam tentangpasarbebasyangkompetitif.Menurutnya,dalam Smith pasaryangkompetitif,tidak adaprodusenataupunkonsumenyangsaling mempengaruhipermintaan,penawaran, harga,dankomponenlainkarenapasaryangidealtelahmen-supplypembelidanpenjual informasi yang sempurna. Pasar yang ideal, menurut Adam dengan Smith dapat mengaturdirinyasendiri(Adam Smith, 2002), sehinggastrukturekonomiyangpaling baik adalah membentuk dirinya sendiri tanpa adanya intervensi. Pada prinsipnya, pernyataan tersebut telah mengeliminasistruktur relasi sosial dalamekonomi. Dalam ekonomiklasikdanneoklasik,jikaaktorekonomimemilikirelasi sosial,makadapatmengancamterwujudnyapasaryangkompetitif.Olehkarenaitu, ekonomklasikdanneoklasikmensyaratkanbahwaaktorharusotonom.Dalam istilah laindisebutkan,aktormengalami atomisasi yang oleh para sosiolog disebut homo economicus. Bantahanyangradikaldatangdarisosiologstrukturalis,terutamamerekayang mendapatpengaruhdaripemikiranTalcott Parson.Strukturalisterutamakalangan Parsonianberasumsibahwatindakanekonomiselaluberadadalam struktursosial sehingga sangat dipengaruhi oleh determinasiyangsifatnyanon-ekonomi.Aktor bertindakbisaatasnamatradisiatau budayaatauapasajayangdisebutsebagai kewajiban,keadilan,penghormatan,danlain sebagainya.Pengaruhsosialselalu berkontribusi pada proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Dalam teorisocialembeddedness,Granovetterberargumenbahwaaktor ekonomiharusdihindaridariprosesatomisasikarenamembuataktorkeluardarikonteks sosial.Haliniuntukmencegahkonsepsiundersocialized. ditempatkandalamruang-ruang Disertasi determinasi Tidak kultural pula yang EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) aktor mengakibatkan RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga oversocialized.Namun,aktorditempatkanpadastrukturrelasisosialdalamsebuah sistemyang sedang berjalan (Granovetter dan Mark, 1985). Kedua,Granovettermendiskusikanembeddednessdalamproblem trustdan distrust.Fenomenatrustdandistrustdalamekonomitidakdapatdijelaskanapabilaaktor ekonomi diasumsikan sebagai under- dan oversocialized tertentu,prosesekonomiterstrukturdalam sebab pada masyarakat hubungan-hubungannonpasar,seperti: keluarga,komunitas,ataupunbirokrasi.Hubungan-hubungannonpasartersebutdapat menjelaskanmengapa trustatau distrustmuncul atau menghilang (Granovetter dan Mark dalam Haryanto,Sindung,2011).Argumentasidalam teorisosial embeddedness menekankanpadarelasisosial yangkonkret (op.cit.,hal493).Trustadalahelemen yangdibangundi atasrelasisosialyangkonkretbukanself-interested sebagaimana argumen para ekonommodern saat ini. Ketiga,problemantaramarketdanhierarki.Probleminimerupakankritik GranovetteratasgagasanOliverWilliamson.MenurutWilliamson,bisnisberkembang dipengaruhi oleh hierarki dalam oganisasi atau perusahaan. perusahaanbertemuuntukmengadakanrelasi Eksekutif dalam dankontak.Relasisosialyanghierarkis inimenciptakanorderdalam kehidupanekonomi.Padaakhirnya,bisnisberkembang, Granovetter relasi memandang sosial pentingketimbangmekanismeotoritasdalam satu antar perusahaan di namun semualevel lebih perusahaan.Relasidisemualeveldapat menciptakansuppliers dan pembeli baru. Pada level tertentu, embeddednessdalam relasisosialdapatmenghadirkantrustdansolidaritas.Jaringansosialyangberdiridi modalsosialtersebutpadaakhirnya mampu atas mengembangkanekonomidalamhalpasar kerja,entrepreneurship, dan perusahaan (ibid., hal 493-504 ). EmbeddednessbagiGranovetterlebihditekankanpadafungsi networkatau relasi sosial. Sebenarnya ada kontribusi teori lain yang mendukung gagasan embeddedness dari Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Granovetter ini. Richard Swedberg menyimpulkan bahwa setidaknya ada tiga kontribusi teoretis yang menjadi fondasi dari social embeddedness, yaituNetworksTheory,OrganizationTheory,CulturalSociology (Swedberg danRichard, 2003). Teori-teori yangtelah dijelaskantersebutakanmenjaditeoripendukung dalampenelitian ini. Denganmeminjamlogikakeduateorisosiologiekonomi tersebut, penulismencobamengkritisidengankeberadaanfenomenabakulsemanggi gendong yang secara kasat mata berbanding terbalik. Untuk itu, dibutuhkan teori lain yang memperkuat sekaligus menggunakan metode penelitian yang tepat. Oleh karena itu, dipilih pendekatan dan metode fenomenologiberlandaskanpadaempat kebenaran, yaitu kebenaran empirik sensual, kebenaran empirik logik, kebenaran empirik etik, dan kebenaran empirik transenden. Atas dasar cara mencapai kebenaran ini, fenomenologi menghendaki kesatuan antara subjek peneliti dengan pendukung objek penelitian. Keterlibatan subjek peneliti di lapangan dan penghayatan fenomena yangdialamimenjadisalahsatuciriutama.Haltersebut, sepertidikatakanMoleong (1988:7- 8),pendekatanfenomenologisberusahamemahamiartiperistiwadan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalamsituasi-situasi tertentu. Peneliti fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagiorang-orangyangsedangditeliti.Makadariitu,inkuiridimulaidengandiam.Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang diteliti. Hal yang ditekankan adalah aspek subjek dari perilakuorang.Merekaberusahauntukmasukke dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang mereka kembangkan di sekitar peristiwadalamkehidupannyasehari-hari. Makhlukhiduptersedia berbagai carauntuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain, dan bahwa pengertian pengalaman manusialah yang membentuk kenyataan. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Kaum fenomenologismenekankanaspeksubjektifdariperilakubudaya. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan dalam hidup sehari-hari. Subyek penelitian dipercaya memiliki kemampuan untuk menafsirkanpengalamannyamelaluiinteraksi.Penelitifenomenologistidakmenggarap datasecaramentah.Peneliticukuparifdengancaramemberikantekananpadasubjek untuk memaknai tindak budayanya, tanpa mengabaikan realitas. Masyarakat sebagai realitas objektif menyiratkanpelembagaandidalamnya. Proses pelembagaan (institusionalisasi) diawali oleh eksternalisasiyang dilakukan berulang-ulang sehingga terlihat polanya dan dipahamibersama, kemudian menghasilkan pembiasaan (habitualisasi). Habitualisasi yang telah berlangsung memunculkan pengendapan dan tradisi. Pengendapandantradisitersebutkemudiandiwariskankegenerasisesudahnya melaluibahasa.Di sinilahterdapatperanandidalamtatanankelembagaan,termasuk dalamkaitannyadenganpentradisianpengalamandanpewarisanpengalamantersebut. Jadi,perananmempresentasikantatanankelembagaanatau lebihjelasnyapelaksanaan perananadalahrepresentasidirisendiri. Perananmempresentasikansuatukeseluruhan rangkaian perilaku yeng melembaga, misalnya peranan orang tua dalam mewariskan budaya dan tradisi leluhurnyaseperti yang terjadi padabakul gendong semanggi ini. Masyarakat sebagai realitas objektifjugamenyiratkanketerlibatanlegitimasi. Legitimasi merupakan objektivasi makna tingkat kedua, dan merupakan pengetahuan yangberdimensikognitifdannormatifkarenatidakhanyamenyangkutpenjelasantetapi juga nilainilai. Legitimasi berfungsiuntukmembuatobjektivasi yang sudah melembagamenjadimasukakal secara subjektif. Masyarakatsebagaikenyataansubjektif menyiratkanbahwarealitasobjektif ditafsirkan secara subjektif oleh individu. Dalamprosesmenafsir itulah berlangsung internalisasi. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Internalisasiadalahprosesyangdialamimanusiauntukmengambilalih duniayangsedangdihunisesamanya(Samuel,1993:16).Internalisasi berlangsung seumurhidupmelibatkansosialisasi,baikprimermaupunsekunder.Internalisasiadalah penerimaan definisi situasi yang disampaikan orang lain proses tentang institusional.Denganditerimanyadefinisi-definisitersebut,individupunbahkanhanya dunia mampu mamahamidefinisi orang lain, tetapi lebih dari itu, turut mengkonstruksi definisi bersama. Dalam proses mengkonstruksi inilah, individu berperan aktif sebagai pembentuk,pemelihara,sekaligus perubah masyarakat. Penelitiantentangbakulsemanggigendongselamainimasihjarangdilakukan, untuk itu diperlukan bahan pembanding dengan penelitian lain. Karena itulah maka penulis membandingkannya dengan hasil penelitian yang mengangkat tentang kehidupan yang serupa, karena bakul semanggi gendong adalah bagian darinya. Hasil penelitian oleh Corah Sinulingga, dkk. (2010), menjelaskan bahwa penjualjamugendongadalahsuatuprofesiyangmasihterusdipertahankankarena warisantradisidarikeluargasecaraturuntemurun.HasilpenelitianCorahdkk.memang mampumenjelaskan bahwapenjualjamugendongmasihterusbertahanhinggasaatini, meskipunbanyakjamudalam bentukpil,tablet,danserbuk;tetapipenelitian mampumenjelaskanapakah tersebutbelum keberadaanmerekadikota-kotabesar masihtetapmenjajakandengancaradigendong seperti yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong di Surabaya. Untukmempertahankanmisibudaya,hasil menjelaskanbahwaparapenjualjamudi penelitian Antharin Prasanti kotamenggunakanstrategiadaptasiguna bertahan. Mereka sebagai migran sirkuler di kota mempunyai misi memperkaya pengetahuan dan alamdaerahnya. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga PenelitianEvers (1993), yang mengkaji SectorinIndonesia:SocialandPoliticalConsequences” jawaban tentang bagaimana membangun “TheTransformationoftheInformal jugabelumcukupjelas strategi eksis memberi sektor informal perkotaan,sepertihalnyayangtelahdilakukanbakul semanggi gendongyangtetapeksis dengan tradisinya walau masyarakat saat ini dilanda budaya MacDonalisasi. Melihat beberapa hasil penelitian tersebut,dapat dijelaskan bahwa penelitian tehadap bakul semanggi gendong Surabaya berbeda dengan penelitian-penelitian lain yang sejenis. Perbedaan tersebut di antaranya terletak pada fokus penelitian, dimana penelitian terhadap bakul semanggi gendong ini berfokus pada maknasubjekbakulsemanggigendongsendirisebagaipelakuekonomi sosiologi mempertahankan makna tradisi, yaitu semanggi Surabaya, serta yang dari para pelangganyangadadiKotaSurabayaterhadapeksistensibakulsemanggigendongyang masih tetap mempertahankan tradisi menjajakansemanggiyangtidakberubah,yaitu digendong, berkeliling, tampilan, baik dagangannyamaupunbakulsemanggigendong sendiri. Pertumbuhanindustri,perumahan, dan pembangunanekonomilainnyadiwilayah kabupatenpinggirankota-kotabesar,menciptakanpasarkerjayangbesarsehingga araharusmobilitaspendudukyangsemulamenuju kota besar, seperti Surabaya, akan berbelok ke arah wilayah-wilayah terbangun di pinggiran kota, misalnya Gresik dan kota-kota lain yang masuk dalam koridorGerbang Kerto Susila. Dengan demikian, khususnya para pedagang semanggi tidak harus semuanya masuk, hanya dikenal dan dinikmati warga kota Surabaya saja, tetapi bisa meluas persebarannya sampai ke kabupatendankotadisekitarnya,bahkankotakotalaindi seluruhwilayahIndonesia, sepertiyangsudahdilakukanolehorangPadangdengankuliner rendangnya. Diharapkandenganberkembangnyawilayah pemasaran, disamping akan lebih mempopulerkankulinersemanggibesertatradisinya, secara sosial ekonomi akan meningkatkan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga kesejahteraan bakul semanggi gendong khususnya dan masyarakat di desa Kendung, Benowo pada umumnya, yangmenjadi cikal bakal adanya kuliner tersebut. Berdasarkan uraiantersebut, peneliti berkeinginanuntuk melakukan penelitian khusus mengenai “Bakul Semanggi Gendong (Studi tentangEksistensi Dan Keterlekatan Kelembagaan EkonomiBakulSemanggiGendong Di Kota Surabaya). B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dikemukakan bahwa fenomena bakulsemanggigendongSurabayayangunikdantradisionalsangatlayakuntukditeliti. demimengembangkankhasanahdanwawasan budaya daerah, Hal khususnya ini budaya kulinerKotaSurabayayangtradisional, yang semakin langka, tetapi masih tetap eksis keberadaannyaditengahmaraknyakuliner yangmodernsaatini. Kondisi kuliner yang modern,tidakmenyurutkan semangat bakul semanggi gendong, mereka tetap menjajakan dagangannya ke Kota Surabaya. Oleh karena itu, bagaimana mereka masih tetap eksis, makna apa di balik yang dilakoninya (bakul semanggi gendong), serta bagaimana para pelanggan di Kota Surabaya memaknainya, menjadi masalah dalam penelitian ini. Permasalahan yang dikemukakan tersebut semakin menguatkan peneliti untuk mengungkapmaknabakulgendongsemanggiSurabaya dengan berbagai simbol yang disandangnya. Dengan demikian, peneliti merumuskanmasalahpenelitiansebagai berikut: 1. Bagaimanakah eksistensi bakul semanggigendong di Kota Surabaya di tengah gempuran selera ku liner modern dan tradisional lainnya? 2. Bagaimanakah bakul semanggi gendong melakukan migrasi khas sebagaiketerlekatan kelembagaan ekonomi dalam mempertahankan eksistensinya? 3. Bagaimanakah makna bakul semanggi gendong bagi dirinya sendiri dan pelanggannya? Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan umum penelitian ini adalah seperti berikut. a. Memahamidanmendiskripsikanbakul semanggi gendong yang masih bertahan di tengahgempuranmodernisasidan homogenisasi selera (konsumsi)dilihat dari perspektif bakul gendong sendiri dan pelanggannya. b. Memahamidanmendiskripsikanmigrasi yang dilakukan sebagai keterlekatankelembagaan ekonomi bakul semanggi gendong hinggabisa tetap eksis sampai saat ini. c. Memahami dan mendiskriksikan makna bakul semanggi gendong. 2. Tujuan khusus penelitian ini adalah seperti berikut. a. Mendiskripsikandanmemahamieksistensibakulsemanggi gendongSurabaya sebagai kuliner tradisional yang langka. b. Mendiskripsikan migrasi bakul semanggi gendong sebagai keterlekatankelembagaandalam mempertahankan eksistensi. c. Mendiskriksikan makna bakul semanggi gendong bagi dirinya sendiri dan pelanggannya. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkanmampu memberikan manfaat : Merumuskan proposisi baru yang diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan teori sosial tentang fenomena bakul semanggi gendong di Kota Surabaya dan eksistensinya. E. Keaslian Penelitian Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Untukmenunjukkankeaslianpenelitianini, ada beberapa hal pokok yang membedakan dengan studi-studi sosial budaya dan sosiologi ekonomi yang lain, khususnya yang terkaitdengansektornonformalyangdilakukanolehbakulsemanggigendongdengan studi-studi sebelumnya. Adapun beberapa hal pokok tersebut adalah seperti berikut. Penelitian tentang budaya kuliner khususnyayangmengangkatfenomena bakulsemanggigendongdiSurabayasebagaikulinerkhasbelum membutuhkan studi lapangan yang banyakdilakukan, cukup.Studi-studiempiris sehingga tentang sektor informalyangmelakukanmobilitaspendudukbaikpermanenmaupunnon-permanen diIndonesiamaupunasing,cenderungmenekankan pada pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode survey sebagai instrumen andalan untuk menghasilkan kesimpulan. Adapun studi bakul semanggi gendong kali ini menggunakan pendekatan kualitatif.Denganpendekatan kualitatif diharapkan dipahamilebihmendalam hasilpenelitianyangmenggunakan pendekatan kuantitatif. Oleh karena pendekatan ini tidaksekedarmengkaji hipotesis berdasarkan data di lapangan, tetapi diarahkan untuk pemahaman fenomenadanperumusanproposisi-proposisi baru, sehingga dapat mengungkap fenomena bakul semanggi gendong Surabayayang syarat dengan aspek kualitatif yang belumterungkap. Penelitiantentangbakulsemanggigendonginidikategorikandalamsektor ekonomi nonformal. Terkait dengan penelitian sektor nonformal, hasil penelitiandari beberapa ahli telahpenulis bandingkan.Penelitian-penelitiantersebut di antaranya adalah penelitian Fatimah Maseri (2006), tentang konsep kerja dan peran majemuk perempuan pasar terapung Muara Kuin di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Permasalahan penelitian ini adalah peran majemuk perempuan pedagang kerja,danberimplikasipadaposisifaktualdalamperbandingan penelitian Disertasi inimenunjukkanbahwayang pokok dari termanifestasi dalam relatifdengansuami.Temuan melatarbelakangi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) terjunnya RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga perempuansebagaipedagang adalahkarenatuntutanpemenuhankebutuhan dasarkeluargayangtidaktercukupiolehsuami. Bakul semanggi gendong selamaini seringdipandangsebagai kelompok yangterpinggirkan dalamkehidupansosialekonomiperkotaan.Merekaadadari suatu budaya yang tumbuh dan bertahan di tengah era modern sekarang ini. Walaupun dengan jumlah yang terbilang sedikit bila dibandingkan dengan penjual kulinerlain yang lebih modern, keberadaannya akan sangat membantu masyarakat kotaSurabayaakanromantismemasalaluataskulinerkhasSurabayatersebut,yaitu semanggiSurabaya. Penelitian lainyangjugamengungkap kajiantentangbudayaadalahbudayaacungdi DenpasarBaliyangmenemukan bahwaterdapatpandanganmiring sebagian masyarakatyang menganggap pedagangacungyang selalu bertindak memaksadalam menjualbarangdagangansehinggaterkesanmemperburukcitra pariwisata. Berbedadenganpedagangacungyang masyarakatdiDenpasar,Bali,berbedapula mendapat terhadap cibiran penelitian dari bakul sebagian semanggi gendong,dimanamerekaamatdielukan olehmasyarakatpemggemar danpelanggan, karena semanggi merupakan kuliner khas yang langka, semanggi juga sebuah ikon KotaSurabayayangperludijagadan dilestarikan keberadaannyaserta berusaha diperkenalkan untuk mendukungpariwisataSurabaya, khususnyabudayawisatakulinernya. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Sosiologi Ekonomi Fokus perhatian utama dari ekonom adalah aspek pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi. Sementara masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang berada di luar itu dandipandang sudah ada. Hal itu berbeda dari sudut pandang sosiolog, yakni memandang masyarakat sebagai suatu sistem sosial dan ekonomi, merupakan bagian integral dari sistem masyarakat. Oleh karena itu, Smelserdan Swedberg, (2005), mengemukakan bahwa sosiologi Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ekonomi lebih banyak memfokuskan perhatian pada: (i) analisis sosiologis tentang proses proses ekonomi, antara lain seperti terbentuknya harga (kesepakatan) antara pelaku atau aktor ekonomi; (ii) analisis hubungan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dalam masyarakat, antara lain dapat kita analisis hubungan antara ekonomi dan agama, ataupun politik, birokrasi, dan institusi lainnya; (iii) analisis mengenai dinamika kelembagaan dan parameter budaya yang menjadi landasan ekonomi masyarakat. Sosiologi ekonomi, merupakan suatu kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial dengan ekonomi. Sosiologiekonomimengkajimasyarakat yang di dalamnyaterdapatprosesdanpola interaksi sosial dalamhubungannya dengan ekonomi. Masyarakat sebagai realitas eksternal objektif menuntun individu melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan apa yang dimiliki atau diproduksi. Pandangan mengenai sosiologi ekonomi dari Smelser dan Swedberg (2005) sangat penting untuk dicermati dalam kerangka membangun pemahaman atas perspektif sosiologis yang digunakan atau diterapkan dalam fenomena ekonomi, terutama yang terkait dengan aspek produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa sebagai sumber daya yang terbatas. Konsep ini dikutip Smelser dan Swedberg (2005) dari pendapat Weber maupun Durkheim, yaitu: “Economic sociology can be defined as the sosciological perspective applied to economic phenomena. A similar but more elaborate version is te application of the frames of reference, variables, and explanatory models of sociology to that complex of activities which is concerned with the production, distribution, exchange, and consumption of scarce good and services”. Lebih lanjut, Smelser dan Swedberg mengemukakan perspektif sosiologis dalam konteks ini yang meliputi interaksi personal, kelompok (grup), struktur sosial, kelembagaan, dan kontrol sosial termasuk sanksi, norma, dan nilai. Dalam perkembangan selanjutnya juga Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ditambahkan aspek jaringan sosial (social networks), gender, dan kultur sebagai aspek yang mejadi fokus perhatian dalam sosiologi ekonomi. Saat ini studi mengenai tindakan aktor dalam fenomena ekonomi pada dasarnya cenderung terfokus untuk menganalisis bagaimana masyarakat bertahan hidup melalui pemenuhan kebutuhan hidupnya serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara historis perkembangan Sosiologi Ekonomi diawali dengan perkembangan kehidupan ekonomi modern dengan ciri berkembangnya masyarakat industri pasca masyarakat agraris yang mengandalkan kegiatan pertanian sebagai dasar kegiatan perekonomian masyarakat. Pasca pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh sosiologi klasik, khususnya Sosiologi Ekonomi, sejak dekade 1980-an muncullah aliran pemikiran baru dalam sosiologi ekonomi (Smelser dan Swedberg, 2005). Aliran pemikiran baru antara lain terangkum dalam teori Granovetter (1985), mengenai keterlekatan (embeddedness),yang meletakkan jaringan sosial (network) sebagai titik sentral pemikirannya. Lebih jauh dan yang relatif terbaru dari Granovetter (2005)adalah gagasan mengenai pengaruh struktur sosial terutama yang dibentuk berdasarkan jaringan sosial (network) terhadap manfaat ekonomis, khususnya menyangkut kualitas informasi. Kemudian, Semelser dan Swedberg (2005; 4-5), juga lebih detail menjelaskan peranan penting dari aliran pemikiran sosiologi struktural bagi studi-studi Sosiologi Ekonomi. Proposisi utama dari aliran itu adalah bahwa relasi aktor dan posisi aktor dalam struktur sosial merupakan hal yang krusial dalam proses-proses sosialnya. Kemudian berkembang lebih jauh studi-studi jaringan sosial di pertengahan tahun 1970-an hingga tahun1990-an yang banyak memfokuskan perhatian pada jaringan kerja korporasi dan sektor industri yang erat pertaliannya dengan teori-teori organisasi dengan memfokuskan perhatian pada keterkaitan antara korporasi dengan lingkungan sosialnya. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Terdapat tiga ranah utama yang menjadi fokus perhatian studi Sosiologi Ekonomi melalui penerapan teori organisasi, yakni dalam ranah ketergantungan terhadap sumberdaya, ekologi kependudukan,dan new institutionlasm. Disamping itu, perkembangan Sosiologi Ekonomi baru saat ini turut dipengaruhi pula oleh penerapan Sosiologi Kultural dan pemikiran-pemikiran komparatif historis. Aliran ini berkembang pertama kali saat mencetuskan beberapa proposisi utama yang digagas antara lain oleh Harisson White (dari Harvard University), dan muridmuridnya, seperti Garanovetter yang juga didukung Swedberg dan beberapa tokoh pemikir Sosiologi Ekonomoi baru. Proposisi yang dimaksud adalah: (i) tindakan ekonomi adalah suatu bentuk dari tindakan sosial, (ii) tindakan ekonomi disituasikan secara sosial, dan (iii) institusi-institusi ekonomi dikonstruksi secara sosial. Ketiga proposisi tersebut bersumber dari gagasan Weber mengenai tindakan sosial. Menurut Weber tindakan ekonomi tidak semata-mata dipandang sebagai fenomena stimulus respon yang sederhana, melainkan lebih kepada hasil dari suatu proses yang dilakukan oleh individu dalam hubungan sosial yang berlangsung (Sukidin, 2009). Fenomena ekonomi yang langka dari bakul semanggi gendong juga dapat dikaitkan dengan upaya Nee dalam menjelaskan konsep new institusionalism atau kelembagaan ekonomi baru yang dikembangkan Victor Nee (1998 dan 2005) yang menyatakan: "New institutionalist sociology revisits the idea of context-bound rationality developed in theclassical period of sociology and focuses on the social structural contest within which individual interests and group norms develop as well as on the reciprocal role of norms and interests in effecting institutional change," (p. xv). Menurut Nee, new institutionalism adalah sebuah gagasan yang menggabungkan antara ekonomi institusional (institutional economics), dan teori ketertambatan Granovetter (Granovetter's embeddedness theory), yakni melekatnya jaringan sosial dalam struktur sosial. Secara ringkas pemikiran Nee (2005) mengenai Teori Kelembagaan Baru diawali dengan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga gagasannya untuk menjelaskan bagaimana institusi berinteraksi dengan jaringan sosial (social network) dan norma-norma sosial untuk mengarahkan tindakan-tindakan ekonomi. Dalam tulisannya mengenai “The New Institutionalisms in Economics and Sociology,” dimulainya dengan mengemukakan pendekatan yang digagas oleh Granovetter dalam memandang jaringan sosial. Dia menyatakan bahwa, aktor ekonomi bukan atom yang lepas dari konteks masyarakat, bukan pula sepenuhnya patuh pada aturan sosial. Tingkah laku aktor melekat pada realitas relasi sosial secara nyata dan berlangsung dalam relasi sosial antar individu maupun kelompok dalam struktur sosialnya. Relasi atau hubungan sosial bukanlah institusi. Pandangan Kelembagaan Baru mengemukakan bahwa Granovetter hanya menjelaskan gejala-gejala mikro yang dekat dengan aspek agen atau individu anggota komunitas tanpa menjelaskan lebih banyak mengenai aspek yang berhubungan dengan struktur makronya. Juga menurut Nee, Granovetter tidak menjelaskan mengapa aktor ataupun agen dipandang terpisah dan terlepas dari hubungan sosial di tataran struktural dalam mengejar kepentingan ekonomi. Granovetter (1985) menjelaskan mengenai ketertambatan (embeddedness) jaringan, norma, dan kepercayaan dalam struktur sosial untuk merevitalisasi logika studi-studi sosiologi ekonomi. Lebih jauh ia berpendapat bahwa ikatan interpersonal diyakini memainkan peranan penting dalam pasar maupun perusahaan. Konsep keterlekatan yang diajukan oleh Granovetter (1985) untukmenjelaskan perilakuekonomidalam hubungansosial.Konsepketerlekatanmerupakantindakan ekonomiyangdisituasikansecarasosialdanmelekatdalam jaringansosialpersonal yang sedang berlangsung di antara para aktor. jaringanhubungansosialialahsebagai“suatu Adapun rangkaian yang dimaksud hubungan yangteraturatau hubungansosialyangsamadiantaraindividu-individuataukelompok-kelompok” dan Swedberg,1992:9). Tindakan yang dilakukan dengan oleh (Granovetter anggota jaringanadalah“terlekat”karenaiadiekspresikandalaminteraksidenganoranglain. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga B. Keterlekatan Kelembagaan Bakul Semanggi Gendong Telahdijabarkan di muka bahwa, keterlekatan yang dibangun oleh Granovetter karena adanya jaringan sosial yang bermanfaat ekonomi. Pada tataran makro maupun mikro, teori keterlekatan Granovetter sangat sesuai dengan perkembangan jaman untuk memperluas jaringan sosial, baik terhadap modal sosial, tenaga kerja, produksi, distribusi dan pasar hingga migrasi. Teori Granoveter yang telah dijabarkan tersebut di muka, khususnya yang terikat dengan jaringan sosial mempunyai peranan penting dalam migrasi, karena ikatan kekerabatan, persahabatan atau komunitas yang sama. Berdasarkan teori dari granovetter tersebut bila penulis hubungkan dengan bakul semanggi gendong yang tetap eksis, salah satu faktor karena bermigrasi sirkuler ke Kota Surabaya. Namun migrasi bakul semanggi gendong ternyata berbeda. Bakul semanggi gendong tetap eksis karena ada keterlekatan dengan pelanggan di Kota Surabaya sebagai jaringan informalnya. Bakul semanggi gendong tetap eksis karena melakukan migrasi sirkuler. Pada teori Granovetter, terjadinya migrasi karena ada keterlekatan kekerabatan, persahabatan atau komunitas yang sama, tetapi pada bakul semanggi gendong melakukan migrasi bukan karena ada keterlekatan kekerabatan, pertemanan atau komunitas yang sama dengan pelanggannya, tetapi karena ada keterlekatan romantisme masa lalu yang terjadi diantara bakul semanggi dan pelanggan. Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh Granovetter dan penelitian yang penulis lakukan walaupun terkait dengan embeddednes/keterlekatan, namun terdapat perbedaan yang mendasar. Keterlekatan jaringan sosial yang terkait dengan migrasi jelas berbeda. Pada teori granovetter dikatakan, bahwa jaringan sosial migrasi itu kuat karena terdapat keterlekatan kekerabatan, pertemanan dan komunitas yang sama.Namun pada bakul semanggi gendong jaringan sosial bermigrasi kuat bukan karena kekerabatan, pertemanan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ataupun komunitas yang sama, tetapi karena ada keterlekatan dengan pelanggan yang setia. Untuk semua hal tersebut menurut Granovetter harus ada keterlekatan, didasarkan pada kekerabatan atau komunitas yang sama. Tidak kalah penting pula bahwa, membangun sebuah jaringan sosial diperlukan inovasi. Selain migrasi, teori Granovetter juga membahas tentang inovasi. Bila dikaji dari fenomena bakul semanggi gendong di Surabaya, khususnya yang berkaitan dengan inovasi, cenderung berbeda atau bertolakbelakang denganketerlekatan yang terjadi pada bakul semanggi gendong yang sedang diteliti. Dengan demikian, penelitian dengan meminjam logika berpikir dari Granovetterini,walaupunterkaitdenganembeddednes (keterlekatan),namunterdapat perbedaan yang mendasar, terutamapada kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya. Perbedaankondisimasyarakat,di mana lahirnya teori Granovetter tersebut di negarayangsudahmaju dan bakul semanggi terlahir di Kampung Kendung, salah satu kampung di Kota Surabaya, Indonesia, yang termasuk negaraberkembang.Namun dengan logika berpikirGranovetter tentangembededness, disini digaliketerlekatankelembagaandari fenomenabakulsemanggigendongyangkonsistendaneksisdalam budayakulinermodernsaatini,termasuk mengapa gempuran merekamasihmaumenjualdanmenjajakan semanggi,padahalkulinerinitidaksemuaorangterutamakaummudamengetahui apalagimenggemari, ditambahlagiharus bermigrasi sirkuler, bersaingdengankuliner- kulinerlainyang lebihmodern yang terus berinovasi. Disinilah letak perbedaan keterlekatan bakul semanggi gendong dengan keterlekatan Granovetter. Menurut penulis, bakul semanggi gendongmemilikiketerlekatan kelembagaan terhadap eksistensi dankonsistensinya menjadi bakul semanggi. Keterlekatankelembagaanbakulsemanggigendongantara lain: 1) Keterlekatan yang berasal dari diri bakul semanggi gendong sendiri (internal), (di antaranya: makanan/ kuliner Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga semanggi, pengalaman yang dimiliki, cara memperoleh bahan-bahan semanggi, cara berpakaian bakul semanggi, dan cara memasarkan kuliner semanggi; 2) Keterlekatan antara bakul semanggi gendong dan pelanggan (eksternal), hingga bermigrasi sirkuler; serta keterlekatannya antara dengan juragan sebagai pemasok. 1. Keterlekatan Bakul Semanggi Gendong Sendiri. Keterlekatan ini meliputi kuliner semanggi, sejarah semanggi, cara memperoleh bahan-bahan semanggi, cara berpakain bakul semanggi, dan cara memasarkan kuliner semanggi. Secara keseluruhan unsur- unsur tersebut adalah melekat secara kelembagaan dalam keluarga bakul semanggi gendong. Keterlekatan tersebut diturunkan secara genetik/turun-temurun dari nenek moyang bakul semanggi gendong itu sendiri. Keterlekatan tersebut konon merupakan hal yang mengikat bagi kaum perempuan di kampung Kendung. Apabila ada kaum perempuan yang tidak bersedia untuk melanjutkan tradisi bakul semanggi gendong, maka ia akan dikucilkan oleh keluarganya. Dalam tradisi bakul semanggi gendong, biasanya kaum perempuan akan memakai pakaian khas yang berbeda dengan pedagang lain pada umumnya. Pakaian tersebut juga merupakan pakaian khas bakul semanggi gendong yang dilakukan oleh para pendahulunya. Pakaian tersebut adalah kebaya, kain panjang bermotif batik pesisir atau batik Madura, kemudian memakai kerudung dan selendang untuk menggendong semanggi, seperti foto-foto berikut ini. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Ibu Rukana, (65 tahun), (Ibu Sumi,52 tahun) dan Ibu Mu’ripah,(67 tahun). Mereka bertiga sebagai subyek penelitian, sedang berangkat dari Desa Kendung ke Kota Surabaya. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Para bakul semanggi gendong sedang menyiapkan dagangannya dengan menata daun-daun pisang yang akan dijadikan pincuk setibanya di Pasar Kupang Surabaya, sebelum menjajakan semanggi berkeliling di Kota Surabaya. Ibu Rukana, 65 tahun (gambar kiri) yang siap menjajakan semanggi dan Ibu Mu’ripah 67 tahun (gambar kanan), sedang melayani pembeli. Keduanya sebagai (subyek-subyek penelitian). Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Ibu Patemi, 56 tahun dan Ibu Salamah, 57 tahun (subyek-subyek penelitian), baru sampai di Pasar Kupang dan siap menjajakan semanggi. Ibu Rukana, 65 tahun (subyek penelitian), sedang menjajakan semanggi di lokasi perumahan. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Ibu Muni, 67 tahun (subyek penelitian) sedang menjajakan semanggi Sejarah Semanggi Surabaya Kuliner semanggi di Kota Surabaya bila ditelisik dari sisi sejarah keberadaannya telah dikenal oleh masyarakat Surabaya sejak jaman orde lama, tepatnya lima tahun setelah Indonesia merdeka yaitu pada tahun 1950. Bukti ini penulis temukan pada syair lagu “Semanggi Suroboyo” yang diciptakan S. Padimin. Saking melegendanya kuliner semanggi ini hingga terciptalah lagu tersebut. Adapun syair lagu Semanggi Suroboyo, seperti berikut ini: Semanggi Suroboyo, Lontong Balap Wonokromo Di makan enak sekali, sayur semanggi krupuk puli bung…beli… harganya sangat murah, sayur semanggi suroboyo didukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung bung..beli… sedap benar bumbunya dan enak rasanya Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga kangkung turi cukulan dicampurnya dan tak lupa tempenya mari bung, mari beli, sepincuk hanya setali tentu memuaskan hati mari beli, sayur semanggi, bung… beli… Lagu ciptaan S Padimin yang populer di tahun 50-an ini sedikit memberi gambaran tentang makanan khas Surabaya yang satu ini. Dengan bahan utama daun semanggi yang biasa tumbuh di pematang sawah lalu disiram bumbu khas yang terbuat dari ketela. Oleh karena bentuknya yang mirip dengan pecel, beberapa orang mengenalnya dengan sebutan pecel semanggi, meskipun menurut penulis pecel lebih cenderung identik dengan bumbu kacang, sedang semanggi menggunakan bumbu ketela sehingga berbeda. Satu hal yang pasti sajian kuliner ini cuma ada di Surabaya. Kalau pun dijual di luar Surabaya, kemungkinan pembuatnya pasti berasal dari Surabaya. Uniknya, penjual semanggi ini biasanya datang dari wilayah Benowo dan sekitarnya (Kendung, Sememi, Pakal). Ini bisa dimengerti karena di wilayah itulah masih tersisa sawah dan tegalan tempat menanam semanggi. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir justru sebagian besar bahan baku semanggi didatangkan dari luar Surabaya seperti Jombang dan Lamongan. Adapun tegalan semanggi sendiri masih tersisa di beberapa tempat seperti di Kendung dan Klakah Rejo meskipun kondisinya semakin terdesak pembangunan perumahan. Menurut pengamatan penulis dan wawancara dengan bakul semanggi, terdapat beberapa tipe penjual semanggi. Pertama bakul semanggi yang memiliki tegalan semanggi sendiri. Kedua, beberapa bakul semanggi urunan bertanam semanggi di lahan bersama. Biasanya, penjual tipe ini tidak berjualan setiap hari, seminggu cuma 3-4 kali. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Ini terkait dengan persediaan dari semanggi itu sendiri yang dipanen bergantian. Ketiga, bakul semanggi yang mendapat pasokan semanggi dari luar kota, seperti dari Lamongan dan Jombang. Menurut penuturan bakul semanggi, kategori ini mendapat kiriman semanggi dari Lamongan setiap 2--3 hari sekali bergantung kondisi pengiriman. Bakul semanggi kategori ini ada dua macam, yang memakai modal sendiri dan yang memakai modal orang lain atau juragan. Khusus bakul semanggil yang memiliki juragan, segala keperluan bahan baku dipenuhi oleh sang juragan, bakul semanggi tinggal mengolah sendiri. Untuk memperoleh semanggi, para juragan mendatangkan dari Lamongan atau Jombang. Sedang yang memiliki modal sendiri, ada pula yang menjual semanggi di depot makan seperti di kawasan Dempo Surabaya atau pujasera Plaza Surabaya. Bakul semanggi kategori ini sudah memodernisasi, sehingga tidak penulis kategorikan dalam penelitian kali ini. Menurut penulis berdasarkan uraian tersebut, maka bakul semanggi dapat dikategorikan sebagai berikut: (1) bakul semanggi gendong dengan menanam sendiri, (2) bakul semanggi gendong dengan menanam patungan, (3) bakul semanggi gendong dengan memasok bahan dari luar daerah (modal sendiri dan modal juragan). Setelah menjelaskan tentang bakul semanggi gendong, sekarang sampailah pada apa dan bagaimana kuliner semanggi. Semanggi adalah salah satu makanan/kuliner khas kota Surabaya. Kuliner ini dikenal sejak tahun 1950. Saking melekatnya kuliner tersebut pada masyarakat kota Surabaya, hingga diciptakanlah syair lagu Semanggi Soeroboyo. Kuliner semanggi terbuat dari tanaman semanggi yang konon banyak terdapat di daerah Kendung karena sawah yang terbentang luas. Disanalah kaum perempuan Kendung memanfaatkan tanaman semanggi yang liar tersebut untuk dijadikan sayuran bahan kuliner semanggi. Selain sayur semanggi biasanya ada kecambah dan diatasnya Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ditaburi bumbu semacam bumbu pecel, yang terbuat dari ketela rambat dan petis serta cabe, kemudian diatasnya ada krupuk puli. Itulah gambaran kuliner semanggi. Foto tanaman semanggi Foto kuliner semanggi Surabaya 2. Keterlekatan bakul semanggi gendong dengan pelanggan. Bakul semanggi gendong memasarkannya ke Kota Surabaya dengan bermigrasi sirkuler. Walaupun mereka berasal dari Kendung, Benowo, bakul semanggi gendong melakukan perjalanan dengan berjalan kaki untuk memasarkan ke kota Surabaya, berkeliling dari kampung satu ke kampung yang lain, bakul semanggi menjajakannya dengan menggendong dagangannya menggunakan bakul. Dengan demikian tidak heran bila kuliner khas tersebut dinikmati oleh warga Kota Surabaya, yang rata-rata sekarang sudah berusia tua, yang notabene sebagai pelanggan semanggi, seperti foto di bawah ini. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Ibu Sumi (53 tahun), subyek penelitian dan Ibu Winarni (59 tahun) pelanggan semanggi. 3. Keterlekatan bakul semanggi gendong dengan juragan. Bakul semanggi gendong memiliki keterlekatan yang terjalin lama dengan pemasok bahan-bahan kelengkapan semanggi, yang disebut sebagai Bakul semanggi selalu membeli pada juragan ini baik dengan cara yunai maupun meminjam terlebih dahulu dan membayar saat membeli lagi, Diantara mereka ada kepercayaan (trust), sehingga terjalin keterlekatan. Keberadaanbakul semanggi gendongdiKota Surabaya merupakansebuahfenomenasosial yang langka dan masih dibutuhkan oleh sekelompok masyarakat Kota Surabaya, penggemar kuliner tradisional. Konsistensidaneksistensimerekamencerminkan kemandirian dari seorang bakul semanggi gendong. Kenyataan bahwa keberadaan merekasampaisekarangmasihbisabertahanjugasangatbergantungdaristrategiadaptif yang dilakukan dan tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggannya, sehingga masingmasingberfungsidalam memenuhikebutuhannya, baik dari sisi bakul semanggi gendong sebagaisupplayer (penjual) yang bertujuan untuk mendapatkan hasil dari penjualannya, sedang pelanggan bertujuan untuk memenuhi seleranya. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Setiap orang sesungguhnya dapat menemukan cara untuk menghadapi tantangan agar tetap bertahan hidup. Hal ini berkaiatan dengan strategi bertahan, sebagaimana dikutipolehIbrahim danMurniBaheram,(2009)menyebutkantigajenisstrategi bertahan,yaitu:Strategibertahansebagaistrategiuntukmemenuhikebutuhanhiduppada tingkatminimum agardapatbertahanhidup,Strategikonsolidasiyaitustrategiuntuk memenuhihidup,yangdicerminkandari Strategiakumulasi,yaitustrategi pemenuhankebutuhanpokokdansosial. pemenuhankebutuhanhidupuntukmencapai kebutuhan pokok, sosial, dan pemupukan modal. Strategi yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong merupakan strategi ketiga-tiganya, alasannya adalah bahwa dilihat dari kacamata ekonomi bakul semanggi gendong tetap bertahansampaisaatiniberartimereka sudahbisamemenuhikebutuhanhidupnyadan tidak semata-mata mencari keuntungan. Dari sisi social budaya, mereka juga menjalindanmenjagahubunganbaikdengan pelanggannya,sehinggaterjalinsuasana keakraban di antara keduanya yang disebut sebagai romantisme masa lalu. Romantisme masa lalu antara bakul semanggi gendong dan pelanggan,yangmenganggapbahwabentukdasardarihubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dan orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untukmemenuhi kebutuhannya. Pada perkembangan selanjutnya,bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi mampu membentuk suatu hubungan interaksidanmenghasilkansuatuusaha,untukmencapaikeseimbangandalamhubungan tersebut. C. Kajian Terdahulu yang Relavan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Kajianterdahuluyangberkaitandenganeksistensi, keterlekatan, dan migrasi yang berhasil penulis temukan dari hasil penelitian terdahulu di antaranya adalah: Penelitian Wiyono (2010) yang menyimpulkan bahwa meski di tengah era globalisasi ini telah muncul banyak varian makanan-makananmodernyangmenariktetapitidak mampumengurangirasakerinduanmasyarakatkotaSurabayauntukmenikmatimakanan tradisional yang ada utamanya adalah semanggi. Hampir di setiap even tentang kuliner yang diselenggarakan di Kota Surabaya, semanggi dan makanan tradisional Surabaya merupakan menu wajib untukditampilkandandihidangkan kota.Haliniditunjukkandalam kepada masyarakat upayapelestarianbudaya-budayatradisional,sebabjikatidak dilindungi,makabudaya tersebut akan hilang atau punah. Penelitian yang dilakukan Wiyono tersebut telah meneliti tentang kuliner semanggi, tetapi belum mampu menjelaskan makna bakul semanggi dibalik keeksistensiannya. Septiarti.Usman,danSutrisno (1996),tertarikuntukmenelitistrategi kelangsungan hidup dari kelompok petani miskin desa berlahan kering yang bergelut dengan kondisi subsistensi dan terbelit kebutuhan hidup secara social ekonomi. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa strategi petanimiskindiDesaGirirejo,Kecamatan kelangsungan Imogiri, Bantul, sebagaidesatertinggal.Diungkapkanpula hidup yang Yogyakarta ditempuh dikategorikan bahwabentukdanstrategikelangsungan hiduptersebutsangatdipengaruhiolehstrukturkelas dan pola stratifikasimasyarakat pedesaan,artinyastrategikelangsungan hiduprumahtanggapetanimiskincenderung dipengaruhi oleh luas tidaknya penguasaan lahan garapan. Bahrun,Usman,danRaharjo(1996),dalam strategi survival penduduk nelayan kajiannyatentangstudikemiskinan diwilayah hinterland Kotamadya dan Batam, mengungkapkanbahwanalayandiwilayahhinterlandKotaBatam untukmengatasi kemiskinan dengan melakukan: 1) membentuk jaringan sosial dan hubungan anter pribadi, misalnya Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga melalui hubungan patron-klien, dijelaskan pula bahwa pada rumah tangga yang terisolasi, pemanfaatan jaringan tetangga lebih dominan daripada jaringan dengankerabat,sementarapadakeluargayangtidakterisolasi terjadi sebaliknya; 2). melakukan diversifikasi usaha dan melibatkan segenap keluargauntukbekerja,antaralain:di potensi atau seluruh anggota subsectorperikanan(memancing,menjala, mengkeramba,menyuluhdanmenjaring),dan sub sector non perikanan (pekerja musiman proyek, buruh pelabuhan, mencari kayu di hutan, penambang perahu, memanfaatkanlahankosong,danmembukawarung);3) melakukanmigrasidengancara urbanisasi atau ke luar negeri (Singapura dan Johor, Malaysia); 4) mengadopsi kebudayaankemiskinandanadaptasipola hidupmiskin(mengkonsumsiikanyang kurang baik atau tidaklakudipasaran,bersikapfatalism,berobatkedukundisaatsakit karena pembayarannya bisa dihutang). Penelitian yang dilakukan Wignyosoebroto, dkk. (1994) terhadap petani garam diPulauMaduramengungkapkanbahwauntukmenambahpendapatandalam keluarga,petanigarambaiksendirimaupunbersamadenganisteridananak-anakmereka melakukan pekerjaan serabutan seperti mencari barang bekas, migrasi ke kota di saat musim hujan(musim paceklik)untukbekerjasebagaipedagangkakilima,buruh bangunanatautukangbecak.Selain itu,caralainyangditempuhadalahdengancara penghematanpengeluaransehari-hariyaitudenganmengaturfrekuensidanmenumakan, mengurangi uang jajan anak-anak atau orangtua, atau jika dikaitkan dengan proses produksi,melakukansendiriprosespembuatangaram.Caralainyangdilakukanuntuk tetapeksisadalahmemintabantuankepadakerabatatautetanggadalambentukhutang tanpa bunga atau lauk-pauk sekedar untuk mengenyangkan perut. Marshus(1995)dalam mengungkapkan Disertasi bahwa penelitiannyatentangindustripedesaandiDesaSenawar perkembangan ekonomi di desa EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) tersebut tidak Jaya hanya RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga didasarkanpertimbangankeuntungansemata,tetapi juga didasarkan pada pertimbangan sosial,yaitudenganmemberikankesempatankepadaoranglainuntukdapatmenghidupi dirinyasendirisambiltetapbekerjasama. Lebihlanjutdiungkapkanbahwamunculnya perusahaangentengselainsektorperkebunankaretyangsedangmengalamikemandegan, merupakan strategi untuk memenuhikebutuhan hidup penduduk melalui diversifikasi usaha. Manusia dengan budayanya tidak hanya sekedar mampu beradaptasi dengan lingkungannya,tetapijugamampumengubah lingkunganmenjadisesuatuyangberarti. Kebudayaanitusendiridapatberupakeseluruhansistem karyamanusiadalam gagasan,tindakandanhasil rangkakehidupanmasyarakatyangdijadikanmilik yangmereka diri manusia dengan belajar (Koenjaraningrat, 1990). Manusia selalu berupaya untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitarnyayangbersifatdinamis.Strategi bertahanhidupadalahsalah memenuhikebutuhan.Makacara-carapemenuhan satu cara untuk kebutuhantersebutakandiaturoleh sistemsosial budaya yang ada sekaligussebagai proses strategi adaptasi. Adaptasipadadasarnyamerupakanproses penyesuaian diri untuk memenuhi disuatutempat. kebutuhanhidupbagiindividuataukelompokyangbermukim Sebagaimanadiketahuibahwamanusiadengan ilmu pengetahuan yang dimiliknya akan mampumenanggapisetiappermasalahanyangterjadipadalingkungansosialdanbudaya tinggalnya. Untuk mengatasi lingkungan tersebut, manusia maupunsecarakelompokmelakukanberbagaimacam secara tempat individu carapenyesuaiandiriuntuk mempertahankan eksisitensinya. Penelitian-penelitian yang telah dikemukakandimukamenunjukkanbahwa berbagai cara individu atau masyarakat untuk bertahan hidup dan menghidupi keluarganya dengan situasional, artinya pada situasi yang berbeda, dapat strategibertahanyangberbedapula.Denganstrategiyangtepat,diharapkanmerekabisa Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) ditemukan tetap RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga mempertahankan eksistensinya, dan ini dibuktikan oleh bakul semanggi gendong yang mampu mempertahankan usaha mereka sebagai penjaja semanggi di Kota Surabaya. Strategiyang dilakukan oleh bakul semanggi gendong bukan menjadi fokus dalam penelian ini, tetapi pentingnya memahami sebuah eksistensi dan konsistensi bakul semanggi gendong di era modernisasi dan globalisasi itulah yang difokuskan. Pada beberapa waktu terakhir mulai marak diteliti mengenai tindakan ekonomi aktor dalam dinamika pembangunan nasional, tentunya dengan aplikasi Sosiologi Ekonomi. Studi Sosiologi Ekonomi mulai merambah ke sektor tenaga kerja, sektor industri terutama industri tekstil yang pernah menjadi harapan perekonomian masyarakat, dan tentu- nya studistudi Sosiologi Ekonomi yang menganalisis struktur dan kelembagaan ekonomi. Di Indonesia, studi-studi sosiologi ekonomi yang berkembang pesat saat ini adalah studi yang mengambil topik kapital sosial dikaitkan dengan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi wilayah, termasuk yang banyak diinisiasi oleh World Bank. Beberapa hasil studi yang dituangkan dalam disertasi ini antara lain dilakukan oleh Ibrahim (2002) yang memusatkan perhatiannya pada aspek kehidupan berorganisasi sebagai modal sosial komunitas, kemudian Nurnayetti (2006) yang menganalisis kapital sosial dan pemberdayaannya dalam pengelolaan irigasi di Sumbar; dan masih banyak studi lainnya, termasuk studi kuantitatif yang dilakukan oleh Vipriyanti (2007) yang menganalisis bagaimana keterkaitan antara kapital sosial dengan pembangunan ekonomi wilayah. Selain itu, studi mengenai kapital sosial juga dilakukan atas inisiasi World Bank yang antara lain dilakukan Grootaert (1999) yang menganalisis mengenai kepadatan jaringan sosial. Studi-studi itu secara umum memiliki persamaan dalam hal konsep yang digunakan, ataupun indikator dan metode pengukuran yang digunakan. Indikator kapital sosial masih bertumpu pada norma, aspek kepercayaan, dan jaringan sosial, dengan perkembangan pada aspek detailnya pengukuran indikator seperti yang ditunjukkan oleh Vipriyanti (2007) dengan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga mengukur tingkat trust (meliputi general trust, thin trust, dan thick trust), demikian juga pengukuran jaringan sosial dengan menambahkan indeks kepadatan jaringan kerja dan indeks partisipasi dalam analisisnya, selain menganalisis kuat lemahnya ikatan sosial (strong and weak ties) dalam indikator jaringan sosial. Dalam kerangka ini, Rintuh dan Miar (2003) mengemukakan pandangan bahwa pembahasan mengenai pentingnya penguatan kelembagaan mesti menjadi salah satu fokus studi, mengingat kelembagaan merupakan penggerak pembangunan dan ekonomi rakyat. Kelembagaan yang dimaksud meliputi kelembagaan yang terbentuk akibat ikatan sosial, maupun sebagai hubungan ekonomi dalam masyarakat. Koperasi sebagai salah satu kelembagaan ekonomi relatif banyak mendapat perhatian, disamping kelembagaan lainnya seperti kelembagaan pasar, kelembagaan pendidikan dan penyuluhan, kelembagaan pembangunan lokal, dan kelembagaan permodalan atau keuangan. Beberapa hasil penelitian tersebut masih belum menyetuh bagaimana kelembagaan yang bersifat tradisi, seperti bakul semanggi gendong melakukan tindakan ekonomi, namun terkait dengan masyarakat yang ikut melestarikan tradisi tersebut. Hal yang terakhir ini, telah relatif banyak menjadi fokus perhatian peneliti, seperti halnya yang telah dilakukan oleh Sira (2009) yang melakukan studi mengenai lembaga keuangan mikro yang berdasar syariah. Penelitian ini pada intinya mengkaji secara sosiologis lembaga keuangan mikro berbasis syariah. Studi ini secara ringkas dapat menjelaskan bagaimana sistem bagi hasil dalam sistem keuangan syariah (tradisi) bersifat hybrid karena merupakan kelembagaan sosial informal yang diadopsi dan dikontekstualisasikan dalam sebuah makna dan kondisi tertentu sebagai sistem kelembagaan keuangan yang khas. Pada sisi lainya, harus disadari bahwa studi-studi mengenai kelembagaan ekonomi masih perlu digeluti secara mendalam, terutama mengkaji mengenai kelembagaan koperasi sebagai basis ekonomi kerakyatan di Indonesia, serta kelembagaan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga pemasaran yang kita yakini akan relatif mampu memberikan arah bagi pengembangan ekonomi masyarakat. Penelitian-penelitian tentang kelembagaan yang telah disebutkan di muka memang telah meneliti kelembagaan, namun belum menyentuh bagaimana kelembagaan yang bersifat tradisi, seperti bakul semanggi gendong melakukan tindakan ekonomi, terkait dengan masyarakat yang ikut melestarikan tradisi tersebut. Berkaitan dengan keterlekatan kelembagaan ekonomi yang telah dijelaskan di muka, salah satu diantaranya adalah keterlekatan bakul semanggi gendong dengan pelanggannya. Pelanggan semanggi berada di Kota Surabaya. Dari sinilah maka bakul semanggi gendong selalu menjajakan ke Kota Surabaya. Dari sisi kependudukan, seseorang yang melakukan mobilitas secara geografis, baik bersifat tetap maupun tidak tetap disebut sebagai migrasi (Mantra,1991). Di kota Surabaya tidak sulit menemukan segolongan warga yang dikategorikan sebagai pekerja sektor informal. Di sudut-sudut kota mereka mencari rejeki, memanfaatkan perputaran waktu 24 jam, buruhlepas,penjualjamu,penjualkeliling, dan salah satu di antaranya penjaja semanggi atau bakul gendong semanggi Surabaya. Pekerjaan mereka sering dianggap kurang produktif karena hanya sekadar mencari makan, tidak untuk memaksimalkan keuntungan. Berpendidikan rendah, miskin, tidak terampil, dan umumnya kaummigran. Pernyataantersebuttidakberlaku bagibakulgendongsemanggiSurabaya, di sinimerekamelakukanmigrasisirkuler setiapharidengantujuanutamatidak mencari pekerjaan tetapi menjajakan dagangan semanggi, mereka sangat terampil dan produktifuntukmengolahtanamanliarmenjadimakananyanglezatdan digemarioleh masyarakat pelanggannya di Kota Surabaya, mereka juga sebagai penduduk sehinggasemanggimerupakansalahsatuikonKotaSurabayaselainKotaPahlawanserta Surabaya, lambang Ikan Sura dan Buaya (Pemkot Surabaya, 2010). Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Teori-teori yang telah disebutkanitumembuktikan bahwa faktor ekonomi lebihdominanmempengaruhiseseoranguntuk bermigrasi.Halinijuga diperkuatoleh beberapa penelitian sebelumnya, yang dapat dideskripsikan dalam bagian berikut. PenelitianMantra(1989)timbulnya terutamadisebabkankarenaadanyaperbedaan mobilitastenagakerjadaridesakekota nilaikefaedahanwilayah.Dalam halini daerahtujuan(kota)memilikinilaikefaedahanwilayahlebihtinggidibandingkandengan daerah asal (desa). HasilpenelitianHill danSingh(1990)padasuatukomunitas pertanian di wilayah Sabah, Malaysia,menunjukkan bahwa dengan meningkatnya migrasi, generasi petani dewasa ini mempunyaipekerjaanyanglebihberagam, khususnyadisektorjasadanprofesi.Timbulnyamigrasibukansemata-matadisebabkan oleh terbatasnya kesempatan kerja di daerah asal (desa), melainkan jugaadanya daya tarikdaridaerahtujuan(diluardesa). Meskipundemikian,cukupbanyakpuladijumpai faktornon-ekonomi,terutamafaktor faktor- sosio-kultural,sepertiadanyakeluarga, kerabatatautemandikota(Suharso,1978;Wirosuhardjo,1982;dalam Abustan,1987; Kanto, 19992), dan adanya rasa kebersamaan (solidaritas) antara sesama migran di daerah tujuan (Warisoram, 1989). Penelitian tersebutdapatmenjawabtentangmanfaatmigrasi,keberagaman pekerjaan generasi petani, serta faktor-faktor penyebab terjadinya migrasi, tetapi penelitian tersebut belum bisa menjawab tentang keunikan dari migrasi seperti halnya keunikan migrasi yang dilakukan bakul gendong semanggi. HasilpenelitianTukiran(1986)di duadesadiJawaTimurmemperkuat pernyataanbahwaikatankekeluargaanparamigranantaralaindalambentukpengiriman uangataubarang(remitan)dankunjungankeluargamelakukankegiatan pertanian dan ikatan sosio-kultural seperti kegiatanupacara-upacara adat dan keagamaan. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Secaraeksplisit,Mantra (1981,1987),dalam penelitiannyapadamasyarakat padi sawah di Daerah Istimewah Yogyakartamengidentifikasikekuatan-kekuatanyang mempengaruhi seseorang untuk pindah atau menetap di daerah pedesaan asal. Kekuatan sentrifugal (kekuatan yang mendorong orang meninggalkan daerahnya)timbulkarena adanyaketidakpuasandalambidangpertanian,kurangnyakesempatankerjadanfasilitas pendidikan. Adapun kekuatansentripetal(kekuatanyang menahanseseoranguntuk tetaptinggaldidesaasal)antaralain:adanyaikatankekeluargaandanpersaudaraanyang eratdengansemboyan“manganoramanganwatonkumpul”,sistemgotongroyongyang kuatpemilikantanahmemberikanstatussosialyangcukuptinggi,ikatan leluhurdengancaramengunjungimakam batindengan setiapbulanruwahdanlebarandantingginya ongkos transportasi dari daerah asal ke daerah tujuan mobilitas. Dari aspek geografis, kondisikomunikasidantransportasiyangmudah,murah,danlancarantaradesadankota akan semakin menunjang berkembangnya mobilitas non-permanen (Warisoram, 1989). MenurutWarisoram (1989),perilakumigransirkulerdikota“perilakuboro” antara lain adalah sikap prihatin, berhemat,dansukamenabung.Dengandemikian, merekamempunyaicukupkelebihanuanguntukdikirim kekeluarganyadidesa. Bilamanauangkirimanmigran(remitan)ini diinvestasikan untuk kegiatan produktif, baik di sektor pertanian maupun non-pertanian di desa, akan memberikan dampak timbulnya peluang kerja dan berusaha di daerah pedesaan. BerbedadenganpendapatRanpeldanLoddell(1978),pengaruhremitanterhadap desaasalpada kebanyakannegaraduniaketigarelatif kecil.Halinimungkindisebabkan karena sebagian besar remitan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, sehingga sedikit sekali yang dialokasikan jugadidukungolehhasilpeneltian Disertasi Hugo untukkegiatanproduktifdidesaasal.Halini (1975) di IndonesiadanCaldwell(1969)di EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Ghana(dalamMantra,1989),dimanalebih dari 70 persen remitan digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. MenurutLee(1987),yangmendorongseseoranguntukbermigrasibukansematamatakarenafaktor-faktornyatadidaerah asalmaupuntujuan,melainkanlebihkepada bagaimana persepsi orang tersebut terhadap Mantra(1987),faktor-faktorpositif sentripental dan sentrifugal. faktor-faktor dannegatif Lee bersangkutan. Menurut tersebutmasing-masingdisebut kekuatan (2000) yang mengungkapkan bahwa faktor melatarbelakangimigrasitenagakerjakedaerahtujuanadalahmakroyanglebihdikenal yang dengan daya tarik di daerah tujuan dan daya dorong dari daerah asal. Sampai saat ini, motif ekonomi dipandang sebagai faktor pendorong utamabagi seseorang untuk melakukan mobilitas (Rani dan Fei, 1961; Todaro, 1978; Titus, 1978). Maude(1981)melaporkandarihasilpenelitiannyadiKelantan,Malaysia,bahwa migrasimempunyaiperananyangbesardalam memperkenalkan atau menyebar luaskan pikiranpikiranbarudalamprosesdaerahasal.Akantetapi,pelaku-pelakumobilitasyang peranan tersebut umumnya kelompokelitdaerahsetempat terdiri atas Adapunlaporan keluarga Findley kaya (1977) melaksanakan yang berdasarkan termasuk review hasilpenelitiandiberbagainegaraberkembangmenyatakanbahwakegiatanmigranatau pelakumobilitasmiskinlebihbanyakdiarahkan padaupayameningkatkankehidupan keluarganya.Walaupundemikian,secaraumum migranataupelakumobilitas diperlakukan oleh masyarakat sebagai contoh untuk berperilaku modern. Berbagai penelitian memberikan informasibahwamobilitaspendudukdesa-kota telahmemberikanandilkepadaorang-orangdesauntukmengenalkehidupandunialuar. Pelaku mobilitas sebagai sumber informasi yang cukup efektif mengenai kehidupan dan kemajuankota.Lebihdariitu,merekadianggappulasebagaimodelkemajuanyangditiru oleh orang-orang yang ada di desa. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga PenelitianSaefullah(1992)diJawaBarat mengungkapkan data bahwalebihdari 75% responden di desa-desa penelitianmemperoleh pengetahuan mengenai kehidupan kota, dunia pendidikan, lapangan kerja, cara berpakaian dan kebiasaan pelakumobilitas.Keadaansepertiiniditemuijugadalam makan, dari para penelitianSingh(1989)di pedesaanIndia.Ketika migranberadadikotamerekamelepaskankebiasaannyadidesa dan meniru cara hidup masyarakat kota, sedangkan waktu kembali ke desa mereka memperlihatkangayahidupyangditirudikota,termasukmodelpakaiandenganmaksud agardianggaporangmoderndidesa.Biasanyaperilakutersebutdiperlihatkandalam acara-acara hari besar, selamatan, pesta atau peristiwa-peristiwa umumlain. Indonesia sebagai negara berkembang, pola migrasi ditandai dengan gerak perpindahanpendudukyangmenonjoldari desa ke kota. Dilihat dari perubahan sosial, keadaan ini akan mengakibatkan terjadinyatarik-menarik antara kehidupan budaya kota dengan kehidupan budaya desa. Di satu pihak, kepergian penduduk dari desa ke kota disertaidengankebiasaanmerekadidesa,tetapidilainpihakmereka punbisamembawa kebiasaankebiasaanbarudari kota yang diperkenalkan kepadamasyarakatperdesaan. Walaupundalam tarikantersebutkeduabelahpihakakansalingmempengaruhi, kenyataannyapengaruhkehidupankotalebih kuatdaripadakehidupanyangdibawa migranataupelakumobilitas.Artinya,budayakotaakanlebihkuat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa daripada budaya desa yang dibawa ke kota. Pernyataan tersebut tidak berlakubagimigrasikhasbakulsemanggi gendongdiSurabaya,dimanamerekamasihtetapmempertahankanciri khas (keunikan) mereka sebagai migran sirkuler yang khas di kota Surabaya. MoirdanWirosarjono(1977),dalam mengungkapkan bahwa cukup banyak penelitiannyatentangsektorinformaldi pekerjaan yang dilakukan Jakarta, oleh orang- orangyangberusiadiatas30tahundansudahlamatinggaldiJakarta,ternyata65persen dari jumlah Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga mereka pernah beralih pekerjaan, dan pekerjaan tersebut adalah pekerjaan sektor informal sebagaipekerjaan yang diandalakan. Hasil penelitian Moir dan Wirosarjono dapat mengungkap bahwa para migran yangadadiJakartasebagianbesarpernah beralihpekerjaan. Tidakdemikiandengan bakulgendongsemanggiSurabaya,yangtetapeksisdanmenekunipekerjaandengansatu jenissajayaitumenjajakansemanggidiKotaSurabaya.Dengandemikian,penelitian tersebuttidakdapatmengungkapkeunikandarimigrasiyangdilakukan,sepertihalnya uniknya bakul gendong semanggi. Penelitianlainjugatentangsektor informaldilakukanolehSutomo(1994), mengenai pelaku migran sirkuler sektor informal di kota dan dampaknya terhadap intensitas migrasi desa-kota, menjelaskan bahwa kelompok migran sirkuler datang kotabekerjadisektorinformalkarenaadadayadoronguntukmemenuhikebutuhanatau yang tidak dapat dipenuhi di desa. Kejujuran mengungkapkan ke aspirasi perasaan tidak menyenangkandidaerahasal(desa) dipandangsebagaifaktorpendorongdan kesempatan kerja yang terbatas. Adapun yangmenjadi daya tarik berupa potensi yang diciptakan oleh keberadaan migran terdahulu. Penelitian Mabogunje (1970), bahwa kontribusimigranterdahuludikota sangatlahbesardalam membantumigranbaru yangberasaldaridesaatau daerah yang sama dengan mereka, terutama pada tahap-tahap awal dari mekanisme penyesuaian diri didaerahtujuan.Dalam halini,paramigranbarutidaksekedarditampungdirumah migran yang mengajaknya, tetapi juga dicukupikebutuhanmakan,dandibantuuntuk mendapatkanpekerjaan sesuaidengankemampuandanrelasiyangdimilikinya.Hal tersebut menyebabkan lapangan pekerjaan tertentu di suatu kota atau daerah didominasi migran dari daerah atau desa tertentu.WalaupunpenelitianMabogunjemenjelaskan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga tentangmigranyangberasaldarisatudesaataudaerah,namunpenelitiantersebutbelum dapat mengungkap makna mengapa berasal dari satu daerah. Berdasarkanbeberapakajianteoretisdanhasilpenelitiantentang dapatdisimpulkanenam migrasidiatas, kategoriyaitu:1)Arusmobilitaspermanendannon-permanen umumnyaterjadidaripedesaankeperkotaan; 2)Sebagianbesarmigranmelibatkandiri kegiatansectorekonomiinformal;3)Pola-polamobilitasmencerminkan dalam perubahanstrukturaldi bidangsosialdanekonomi;4)Sebagianbesarpenelitiantentang migrasikarenafactorekonomi;5)Belum ditemukannyapenelitianmigrasikarenamotif ekonomiyangbermaknasubjektifbagi pelakumigrasikhususnyamigrasinon permanen;6)Belum satu pundalam penelitian-penelitiantersebutyangmeneliti tentangmigrasiyangunikataukhassepertimigrasiyangdlakukan bakul gendong semanggi bahwa persoalan Surabaya. Kritik terhadap beberapa hasil migrasimasihbanyakberkutatdarisisi penelitian tersebut, ekonomiyang sangatkuantitatif,danhanya dilihatsebagairealitasobjektif,padahalfenomenamigrasitidakbisa subjektif.Fenomenamigrasiadasesuatuyang tersembunyi lepasdarirealitas dibalik realitas objektif tersebut,yaitu,maknamigrasi, iniyangbelum dikajiolehbanyakpeneliti.Olehkarena itu, untuk menutupi kelemahan yang ada, maka penelitian gendongdiSurabayakaliinidilihatdarirealitassubjektif,salahsatudi tentang bakul semanggi antaranyaadalah tentang keterlekatan eksternal yang terkait dengan migrasisirkuler bakul semanggi gendong. D. Eksistensi Bakul Semanggi Gendong Terdapat paradigma yang tidak terbantahkan bahwa antara masyarakat sebagai pelanggan dan bakul semanggi gendong ada keterlekatan secara sosial dan ekonomi sebagairomantismemasalalu yang mengarah pada selera kuliner yang khas. Mengapa Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga masyarakatpelanggan semanggi masihmenyukai makan semanggigrndong yang notabenebakul/penjualnyamasihtetapdantidakpernahadaperubahanapapunbaikdari sisipenjual,caramenjajakan, cita rasa, dan lain-lainnya.Selainitu,bakulsemanggi gendongjugadihadapkanpada gempuran kuliner modern, seperti PizzaHut, Mac Donald, KFC, Hokben,dan yang lainnya. Mempertahankan sekarangini,namun suatu kenyataan nilai-nilaibudaya tersebut tidak Denganbertahannyamerekasampaisaatini, tidakmudahapalagidieraglobalisasi berlakubagibakulsemanggigendong. menurutpenulispastiadanilai-nilaisosial ekonomidanbudayayangmasihmelekatpadabakulsemanggi.Nilai-nilaitersebuttelah berlangsung lama dan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya secara luas adalah proses kehidupan sehari-hari manusia dalam skala umum, mulai dari tindakan hingga cara berpikir, sebagaimana konsep budaya yang dijabarkan Kluckhohn. Pengertian ini didukung juga Clifford kebudayaandidefinisikanserangkaianaturan-aturan,resep-resep, Geertz, rencana-rencana dan petunjuk-petunjukyangdigunakanmanusia untuk mengatur tingkah lakunya. Williamsmendefinisikan konsep budaya menggunakan pendekatan universal, yaitukonsepbudayamengacupadamakna-maknabersama.Maknainiterpusatpada makna seharihari: nilai, benda-benda material/simbolis, norma. Kebudayaan pengalamandalamhidupsehari-hari:berbagaiteks,praktik,danmaknasemuaorang adalah dalam menjalanihidupmereka(Barker,2005:50-55).Kebudayaanyangdidefinisikan Williamslebih dekat menganjurkan budaya sebagai keseluruhan cara hidup. Ia agarkebudayaandiselidikidalambeberapa term.Pertama,institusi-institusiyang memproduksi kesenian dan kebudayaan. Kedua,formasi-formasipendidikan,gerakan, danfaksi-faksidalam produksikebudayaan.Ketiga,bentuk-bentukproduksi,termasuk segala manifestasinya. Keempat, identifikasidanbentuk-bentukkebudayaan,termasuk kekhususan produk-produk Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga kebudayaan, tujuan-tujuan estetisnya. Kelima, reproduksinya dalam perjalanan ruang dan waktu. Dan keenam, cara pengorganisasiannya (Hall, 1997: 2). MenurutBennetistilahculturedigunakansebagaipayungistilah(umbrellaterm) yangmerujukpadasemuaaktivitasdanpraktek-praktekyangmenghasilkanpemahaman (sense) atau makna (meaning). Baginya budaya berarti: “Kebiasaandanritualyangmengatur dan menetukan hubungan sosial kita berdasarkankehidupansehari-harisebagaimanahalnyadenganteks-tekstersebut-sastra, musik,televisi,danfilm-danmelaluikebiasaan serta ritual tersebut dunia sosial naturalditampilkankembaliatauditandaidandimaknai-dengancaratertentuyangsesuai dan dengan konvensi tertentu.” Kajian budaya merupakan disiplin ilmu tersendiri. Kajian budaya secara konsistenmempunyaiperhatianterhadaphal-halyangterpinggirkanatautermarginalkan. Kebudayaanmenurutpandangan culturalstudiesmerupakansalahsatuwilayahprinsipal dimana penyekatanini ditegakkan dan dipertandingkan.Budayaadalah tempatberlangsungnyapertarunganterus-menerusatas salah satu ranah makna,dimanakelompok-kelompok subordinatmencobamenentang penimpaan makna yang sarat dengan kepentingan kelompokkelompok dominan (Storey, 2007:5). Bakulsemanggi gendong selamainisering dipandang sebagaikelompokyang terpinggirkandalam kehidupansosialekonomiperkotaan.Merekaadadarisuatu budaya yang tumbuh dan bertahan di tengah era modern sekarang ini. Walaupun dengan jumlah yang terbilang sedikit bila dibandingkan dengan penjual kuliner lain yang lebih modern, namun keberadaannya akan sangat membantu masyarakat kota Surabaya akan romantismemasa lalu atas kuliner khas Surabayatersebut yaitu semanggiSurabaya. Penelitian lain yang juga meneliti tentang budaya adalah budaya acungdi DenpasarBaliyangmenemukanbahwaterdapatpandanganmiring Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) sebagian RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga masyarakatyangmenganggappedagangacungyangselalubertindakmemaksadalam menjualbarangdagangansehinggaterkesanmemperburukcitrapariwisata. pedagang acung yangmendapatcibiran darisebagian Berbeda masyarakat dengan diDenpasar, Bali,berbedapulaterhadappenelitianbakulsemanggigendongdikotaSurabaya,yang merekaamatdinantikanoleh masyarakat pemggemar dan pelanggan, mana karena ada ketergantunganseleradansemanggimerupakansebuahIkon kotaSurabayayangperlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya serta berusaha diperkenalkan dalam pariwisata lotaSurabaya,khususnyabudayakulinernya. E. Perspektif Fenomenologi Dari beberapa teori tentang keterlekatan dan migrasi tersebut, maka penulis mencoba mengkritisi di balik eksistensi bakul semanggi gendong sebagai suatu keterlekatan dan migrasi sirkuler yang dilakukannya dengan menggunakan perspektif fenomenologi. Penggunaan fenomenologi dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji pengetahuan pemahaman tentang pemahaman individu bakul semanggi gendong dan pelanggan terhadap eksistensi dan migrasi bakul semanggi sebagai realitas obyektif, dengan pertimbangan bahwa pendekatan ini dengan paradigma definisi sosial yang bergerak dalam kajian mikro akan memberi peluang individu sebagai subyek penelitian melakukan interpretasi itu sampai mendapatkan pengetahuan tentang makna bakul semanggi gendong. Perspektif fenomenologi ini digunakan untuk memahamipemahaman bakul semanggi gendong baik dari bakul gendong sendiri maupun dari fenomenologijugauntukmemahamimakna pelanggannya. Penggunaan bakulgendongsebagaikebenaranempirik etikyangmemerlukanakalbudiuntukmelacakdanmenjelaskansertaberargumentasi. Akalbudidisinimengandungmaknabahwa Disertasi peneliti perlu menggunakan EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) kriteria lebih RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga tinggidarisekedar truth orfalse.Nilaimoralyangdigunakanuntukmengkajimakna bakul gendong ini mengacu pada nilai moral ganda yang hirarki. Berikutnyapenggunaanfenomenologiiniterkaitdengan kebermaknaantindakanuntukstatuskontruksi sosial bahwa suatualasandari suatu aksi itu diilhami maknasubjektif.Fenomenabakul semanggi gendonginitidakhanyasekedargerakantubuh,tetapi memilikisuatuinside(kedalaman)yangterdiridariprosesmentalpelakubakulgendong itu sendiri. Oleh karena itu penggunaan fenomenologi untuk memahamibakul gendong akandilihatdarirealitassubjektif,bukandariperspektifpositivistiktetapidariperspektif fenomenologi. Studi fenomenologi dalampelaksanaannyamemilikibeberapatantanganyang harus dihadapi peneliti. Creswell (1998: 55) menjelaskan tantangan tersebut yaitu: “The researcher requires a solid grounding in the philosophical precepts of phenomenology.Theparticipantsinthestudy needtobecarefullychosentobe individuals who have experienced the phenomenon. Bracketing personal experiences by theresearchermaybedifficult.Theresearcherneedstodecidehowandinwhatwayhis or her personal experiences will introduced into the study”. AlredSchutzdalam bukunyayangberjudul ThePhenomenologyofTheSocial World yang diterjemahkan dari buku aslinya Der Sinnhafte Aufbau der sozialen Welt: Schutz becomeinterestequiteearly in theworkof thegreatestofGerman sociologist, Max Weber, especially in the latter’s attempt to establish a methodologicalfoundationforthesocialsciences.MenurutSchutz,manusiayang tersebutsebagai“aktor” consistent berperilaku Ketikaseseorangmelihatatauapayangdikatakan ataudiperbuataktor,diaakanmemahami(understand) maknadaritindakantersebut. Tindakan sosial dapat disimpulkan sebagai tindakan yang berorientasipada perilaku orang atau oranglainpadamasalalu,sekarangdanakandatang.Dalam gendong Disertasi yang melakukan tindakan konteksfenomenologis, sosial(menjajakan kuliner EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) semanggi bakul dengan RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga bermigrasi)bersamaaktorlainnyasehinggamemilikikesamaandankebersamaandalam ikatan makna intersubjektif. Schutzmengawalipemikirannyadengan mengatakanbahwaobjekpenelitian ilmu sosial pada dasarnya berhubungan dengan interpretasi terhadap realitas. Jadi, sebagaipenelitiilmusosial,kitapunharusmembuat interpretasiterhadap realitas yang diamati. Orang-orang saling terikat satu sama lain ketika membuat interpretasi ini. Dari keseluruhan pemikiran teoretis yang sudah dijelaskan sebelumnya, secara ringkas dapat dijelaskan bahwa fenomena bakulgendongsemanggimerupakansuatu kenyataan yang disebut Weber sebagai tindakan sosial. Sebagai suatu tindakan sosial, perilaku bakul gendong secara subjektif memiliki karakteristik yang unik seperti apa yangdigambarkansendiriolehbakulgendong.Bagaimanabakulgendongmemandang dirinya,bagaimanabakulgendongmenjadibakulgendongsemanggiberdasarkanalasanalasanyangberorientasikemasalalu maupunberorientasikemasadatang(seperti diuraikandalamfenomenologiSchutstentangmotif).Merekamemilikicara,pandangan dan bentuk sendiri dalam mengkonstruksi realitas mereka, seperti apa yang mereka inginkan(konstruksirealitassecara social dari Berger dan Luckmann). FenomenologisebagaimanayangdinyatakanolehHusserl(dalam Waters,1994) dipakai sebagai metode pengkajian untuk mengenali,menjelaskan,danmenafsirkan pengalaman indrawi dan makna untuk mengenali apa yang dialami. Dalamhalini,Husserlmenganjurkanpenelitimelakukanobservasipartisipanagar dapat mengetahui secara pasti apa yang dialami orang lain, yang berarti fenomenologi Husserl terfokus pada logika yang merujukpadamakna.Fenomenayangtampak sebenarnyamerupakanrefleksiyangtidakberdirisendiri,karena yang tampak adalah sebagai objek penuh dengan makna yang transendental. Untuk dapat memahamimakna haruslah mampu menerobos sesuatu di balik sesuatu yang nampak tersebut. Oleh karena itu, Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga penggunaanfenomenologiharuskembalikepada Sumbernyaadalah datadantidakkepadapemikiran. apayangadapada-halnyasendiriatauyangmenampakkandirinya sendiri. Menurut Husserl hasil pengetahuan sejati bukan rekayasa pikiran untuk membentuk teori, melainkan kehadiran data dalam kesadaran budi. Fenomenologi menurut Schutz, yang tertarik pada pemikiran Weber tentang tindakan sosialnya, dan memadukan antara fenomenologi transendental milik Husserl denganverstehendariWeber(Collin, 1997),makafenomenologiyangdikedepankan Schutz,mengajarkanbahwasetiapindividuhadirdalam aruskesadaranyangdiperoleh dari proses refleksi atas pengalaman sehari-hari (Camphell,1994). Pendekatan yang dikembangkan Schutz, berusaha memasuki konsep pada subjek penelitian sampai memahami apa dan bagaimana pengertian mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. Husserl bertitik-tolak pada fenomena transendental maka Schutz mencoba menyejajarkandengankonsepverstehen-nyaWeber(1968)yang dengankonseptindakanrasional.Menurutnya, sebenarnya terkait duniasosialmerupakansesuatuyang intersubjektifdanpengalamanyangpenuhmakna,dalam halinimaknatindakan,yang identikdenganmotifyangmendasaritindakan tersebut yang dikenal dengan istilah in order to motive (motif supaya). Dari konsep ini dimaksudkan bahwa untuk dapat memahamimakna tindakan seseorang peneliti harus melihat motif apa yang mendasari tindakan itu. Dengan demikian, makna tindakan subjektif dapat dikaji dari motif pelakunya sendiri dengan melalui ungkapan subjeknya sendiri. Kemudian Schutz mengembangkandenganmelengkapisuatukonteksyangdisebutdenganbecausemotive (motif karena), yaitu mengkaji makna subjektif dengan konsep hubungan sebab akibaf sehinggabenar-benarmemenuhimotifasliyangmendasaritindakanindividu(Water, 1994). Ungkapan Collin (1994) bahwa: "perilakumanusiapenuhmaknakarena dipengaruhi oleh pengalaman dan pemahaman. Pengalaman adalah dasar dan sumber perilaku manusia. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Pengalaman terdiri dari kehidupan mental manusia yang bersifat subjektif. Konsepsi ini melihat perilaku manusiayangmunculdariduasumberperilaku yangberasaldaripikiran dankeinginanyangmenyatu,daninidisebutDiltheysebagai kesatuan holistik dari kehidupan" (Collin, 1997). Adapun pemahaman, Diltheysebagaipengalamankembali(reexperiencing),penciptaan empati kembali (emphatizing). dianggap kembali(recreating) dan MengikutiDilthey,Webermenekankanbahwa ilmuwanbolehmembedakanfenomenadiluarperilakumanusiaantaraperilakuluaryang murni(gerakanbadan),danapayangadadidalam,dalambentukmaknasubjektif.Schutz (1972) menerima bahwa Weber berada pada jalur yang benar tetapi ada beberapa aspek problematikaterhadapkonsepsinyatentangaksi yang dianggap sebagai perilaku bermaknasubjektifyangperludisempurnakansebagaimanadiuraikan dimuka. Uraian baru dari pendukung Schutz diberikan oleh Berger dan memulaidenganpremisbahwamanusiamengkonstruksi prosessubyektifdapatdiobjektifkan.Dalam Lukman realitas (1967), sosial, di mana dimana mengkonstruksirealitassosialitu dia proses- diperlukan legitimasi dan justifikasi, yakni bahwa dunia makna yang berbeda dan dilokalisir ini perlu diciptakan dandiadakan bersama-sama (Collin, 1997). Tesis tindakan rasional yangverstehen, dikatakan bahwa untuk memahami maknatindakanmanusiaitupastiterkaitdengankausalitasnya.Oleh karenamaknaitusendiri merupakan komponen kausal dari suatu tindakan (Weber, 1968: 4--6). Dengan demikian, bagaimana makna tindakan subjektif individu bakul gendong dapat dikaji melalui tindakanbakulgendongsendiri.Kemudianmengkajimaknasubjektifbakulgendongdari konsep hubungan sebab akibat (because motive) atau motif karena atau sebab. Menurut pandangan Schutz (1967: 216), motif sebab dikatakan bahwa tindakan sosial seseorang itu merupakan tindakan yang terkait dengan merefleksikan dunia pengalaman silam, telah tereduksi, serta nilai yang telah diciptakan secara intersubjektivitas Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga yang padaakhirnyamemberikanakses (Ferguson, 2001:216). Dengan transendentaldisebabkanoleh terhadappenyebabtindakan seseorang tersebut kata seseorang secara lain, tindakan haltertentuyangadapadadirinyadansekitamyaatau because motives (Ritzer,1994: 247--248; Waters, 1994: 32--33; Campbell, 1994: 234). Tampak dalam fenomenologi Schutz, makna dilabelkan sebagai suatu perbuatan atau tingkah laku seseorang atas hasil melihat kembali pengalamanmasa lalu dan situasi dan kondisi masa kini serta yang diharapkan. Koreksi Berger terhadap fenomenologlSchutzantaralainbahwaShutzmemaksakansektorkehidupankeseharian yangbersifatrutinitasdalam menganggapbahwaorangawam kajianyangterbatasdantakbersifatproblematik.Ia itupadadasarnyatidakkritis.Iahidupdanbekerja dalam polakehidupanyangtakproblematis,iamemilikimaknadanvaliditasyang ditangkapnya sebagai suatu yang sudah ada (tidak demikian,jikametodeiniditerapkanbegitu memiliki kesalahan). Dengan saja,makahanyaakanmenangkapmakna tindakansebagaimanaorangitusendirimemahamimaknatersebut.Makahasilkajiannya akanmemberikangambaranmaknayangsangat dangkal. Oleh karena, akal sehat kehidupan keseharian merupakan pengetahuan yang dianggap telah memadai dan valid tanpa harus dibahas lebih jauh secara problematik(Berger,1994).Olehkarenanya,untuk mengatasi hal itu di antaranya dapat dilakukan dengan jalan menempatkan tujuan pragmatis pada posisi yang problematik, seperti yang dimaksudkan oleh Weber, yakni pemahaman terhadap tindakanseseorangitutidakhanyaberasaldaripengaruhdalam dirinyasendiri,tetapi jugamerupakanprodukdarikesadarannyaterhadaporanglaindansosiobudayanyaserta atasnalaryangdialogisproblematisdiantaraorang-orangpelakutindakansosial.Halini berbedadengankonsepBergertentangtindakan manusia sebagai produk proses eksternalisasi dan internalisasi yang cenderung konstruksionistik. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Di mataBerger(1994),fokusfenomenologiadalahmaknasubjektifindividupada aktivitasrasional,bebas,dantidaktergantung secaramekanistik.Aktivitasmanusiaharus difahamisecaraverstehensebagaimanakeberadaannyayangbermaknabagiaktordalam masyarakatnya. Aktivitas itu diinterpretasikan secara intensionalitas dalam kehidupan seharihari,ditempatkandalam kehidupansehari-hari,ditampakkandalamperbuatan, pembicaraan, dan tindakan individu. Berger menjelaskan bahwa manusia memproyeksikanmaknakedalam realitas,karenarealitaspadaakhimyabermakna. Oleh karena kediriannya sendiri, setiap orang memaksudkanmaknayangsarna.Setiap tindakansosialmanusiadilakukansecaradialektis bagidirinyasendiri,sertadaridalam dirinyadengankondisimasyarakatdisekitamya.Tindakansosialsemacam Bergerdisebutnyasebagaitindakankemasukakalan(plausability), adalah produk dari individu (eksternalisasi), dan inioleh artinyabahwa begitu sebaliknya masyarakat masyarakat mempengaruhi kembali individutersebut (internalisasi)(Berger,1994). Berbagai pandangan tentang fenomenologi menggambarkan bahwa pandangan Berger ternyata terlihat lebih komprehensip, ia melakukan sintesa dari berbagai konsep tentang manusia dan lingkungan sosialnya. Dari Marx ia mengambil konsep individu, dariDurkheimdanSimmelkonseptentangsosialdanbudaya,terutamauntukmemahami "makna",dariMeadkonseppsikologisosial,dariSatrekonsepeksistensialisme,dandari Parsonstentangteoripenguasaandalamkehidupanmasyarakat. (Wuthnow,at.al., 1984). Perspektif fenomenologi ini digunakan untuk memahamipemahaman bakul semanggi gendong baik dari bakul gendong sendiri maupun dari pelanggannya. Penggunaan fenomenologijugauntukmemahamimakna bakulgendongsebagaikebenaranempirik etikyangmemerlukanakalbudiuntukmelacakdanmenjelaskansertaberargumentasi. Akalbudidisinimengandungmaknabahwa Disertasi peneliti perlu menggunakan EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) kriteria lebih RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga tinggidarisekedar truth orfalse.Nilaimoralyangdigunakanuntukmengkajimakna bakul semanggi gendong ini mengacu pada nilai moral ganda yang hirarki. Berikutnyapenggunaanfenomenologiiniterkaitdengan kebermaknaantindakanuntukstatuskontruksi sosial bahwa suatualasandari suatu aksi itu diilhami maknasubjektif.Fenomenabakul semanggi gendonginitidakhanyasekedargerakantubuh,tetapi memilikisuatuinside(kedalaman)yangterdiridariprosesmentalpelakubakulgendong itu sendiri. Oleh karena itu penggunaan fenomenologi untuk memahamibakul gendong akandilihatdarirealitassubjektif,bukandariperspektifpositivistiktetapidariperspektif fenomenologi. Mengapa menjajakan semanggi, berjalan kaki dan bermigrasi sirkuler menjadi pilihan bakul semanggi gendong untuk tetap eksis menjalankan pekerjaannya menjadi bakul semanggi, karena tidak ada plihan lain dan sudah menjadi tradisi yang turun temurun. Yang diinginkan agar tetap dapat mempertahankan usahanya tersebut walaupun dalam situasi gempuran kuliner-kuliner modern maupun tradisional lainnya. Granovetter menegaskan bahwa institusi tidak dapat dijelaskan pada prinsipprinsip ekonomi neoklasik, khususnya efisiensi; instituisi yang ada akan lebih tepat bila dipandang sebagai konstruksi sosial atas kenyataan. Dengan demikian, insituisi ekonomi, dikonstruksi dengan mobilisasi sumber-sumber melalui jaringan sosial; dan dibangun dengan pertimbangan latar belakang masyarakat, pasar, dan teknologi. Dalam perilaku ekonomi bakul semanggi gendong tersebut melekat konsep kepercayaan (trust). Kepercayaan merupakan institusi sosial yang berakar dari hasil evolusi kekuatan-kekuatan politik, sosial, dan sejarah, dipandang sebagai solusi yang efisien terhadap fenomena ekonomi tertentu. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Sebaliknya pendekatan aktor yang lebih tersosialisasi memandang bahwa kepercayaan merupakan moralitas umum dalam perilaku ekonomi. Moralitas tersebut dipandang sesuatu yang umum dan universal terjadi dalam perilaku ekonomi. Kedua pendekatan tersebut diatas mengabaikan identitas dan hubungan masa lampau para aktor yang terlibat dalam suatu interaksi sosial. Oleh karena itu pendekatan sosiologi ekonomi baru atau sering juga disebut pendekatan “keterlekatan” mengajukan pandangan yang lebih dinamis, yaitu bahwa kepercayaan tidak mucul dengan seketika tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama. F. Kerangka Pemikiran Eksistensi, keterlekatan kelembagaan (embedednes) serta migrasi sirkuler khas yang dilakukan bakul semanggi gendong, dengan meminjam logika berpikir Granovetter tentang embededness, kemudian menggunakan perspektif fenomenologi untuk mendiskripsikan makna bakul semanggi gendong bagi dirinya sendiri dan pelanggannya. DaripenjelasantersebutpenulisgambarkandalamsebuahdiagramKerangka Pikir tentang bakul semanggi gendong di Kota Surabaya Gambar 1. Kerangka Pikir Tentang Eksistensi, Dan Kelembagaan Ekonomi Bakul Semanggi Gendong Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Sejak beberapa dekade silam, bakul semanggi gendong di Surabayayang berdomisili di Kampung kendung, Kecamatan Benowo dikenal sebagai bakul yang ulet dan selalu hadir di tengah hirukpikuknyamasyarakatKota Surabaya yang metropolis. Walau terjadi gempuran selera kuliner modern, bakul semanggi gendong tersebut tetap bertahandengantradisinyasendiri.Memanfaatkansumber dayaalam sekitar tempat tinggal mereka dengan menanam, memasak dan menjajakan semanggi sebagai bahan baku kuliner tradisional semanggi Surabaya. Terdapat keterlekatan secara ekonomidansosialantarabakul semanggigendongdanpelanggannya.Di sampingitu,keterlekatankelembagaanyang terjadi pada bakul semanggi gendong, hingga mereka masih mempertahankan budaya bakul semangginya, seperti penjaja atau penjualnya sendiri (perempuan usia setengah baya sampai tua, cara berpakaiannya, cara menjajakannya atau memasarkannya, dagangannya, citarasanya,bumbubumbunya)sampaipelanggannya, dan migrasi sirkuler yang dilakukannya, semuanyadalamkategorilangka dan khas. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu tradisi riset kualitatif yang berakar pada filosifi dan psikologi, yang berfokus pada Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga pengalaman hidup manusia. Penelitimemilih metode kualitatif karena fokus kajian atau permasalahan yang diteliti bersifat kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin bila data pada situasi sosial ini diperoleh dengan metodepenelitian kuantitatif. Selain itu, metode ini lebih mampu menemukan definisi situasi dan gejala sosial dari subjek, perilaku,motif-motifsubyektif,perasaandanemosiorangyang diamati, sehingga mampumendefinisikansituasisubyekyangditeliti. MenurutBogdandanTaylor (1975),metodekualitatifadalahsebagai prosedurpenelitianyangmenghasilkan datadeskriptifberupakata-katatertulis ataulisandariorang-orangdanperilaku yangdapatdiamatidantujuanuntuk menyumbangpengetahuansecaramendalam mengenaiobjekpenelitian.Sedangkan menurutKirkdanMiller(1986) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosialyang secarafundamentalbergantungpadapengamatanpada manusiadalam kawasannyasendiridanberhubungandenganorang-orangtersebut dalambahasanya dan dalamistilahnya (Lexy Moleong, 1994:3-5). Apabila ditinjau dari jenisnya, penelitian ini merupakanpenelitian deskriptif-analitis yang dimaksudkan untukmengidentifikasifenomenasosial secara cermat melalui pengembangan konsep dan menghimpun fakta (data) empiris.Selainitu,apabiladitinjau daritempatkegiatannyamerupakankategori penelitian lapangan (field research) karena kegiatan penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat yaitu bakul semanggi gendong di kota Surabaya dan pelanggannya. MenurutStephenW. LittleJohn (2005),studi fenomenologi adalah motode penelitian yang beranggapan bahwa suatu fenomena bukanlah Fenomenayangtampakmerupakanobjekyang .Karakteristikpokokdaripendekatan perspektif emik, proses realitas yang sendiri. penuhdenganmaknayangtransedental. kualitatifinimementingkanmakna, penelitian berdiri lebih berbentuk siklus konteks, dan dan proses, pengumpulandataberlangsungsecarasimultandanlebihmementingkankedalamandari Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga padakeleluasaancakupanpenelitian.Dengandemikian,penelitianinilebihterfokus kepadaduniapemaknaanatauduniakonseptualterutamaeksistensibakul semanggi gendong yang sertarasionalitasmacamapayangmelatarbelakangiterjadinyamigrasisirkuler dilakukannya. Metodekualitatifdipakaisebagaipendekatandalam penelitianinikarena: "... metode ini untuk memahami realitas sosial sebagai realitas subjektif, memberi tekanan terbuka tentang kehidupan sosial". Jadi, yang dipandang penting dalam penelitian ini, bukanlahpadasoaljumlah atau angka-angka(howmuch),melainkanlebih kepadawhatis yang bersangkutan dengan eksistensi kuliner semanggi yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong.Prosesobservasidanwawancaramendalam bersifatsangatutamadalam pengumpulan data. Dari observasi diharapkanmampumenggaliprakteksosial, kebiasaan,danungkapansehari-haridikalanganindividubakulgendongterhadapdirinya sendiridankeluarga. Pada langkah berikutnya observasi lebih ditekankan pada pemahaman lebih lanjutuntukmenemukanmaknadibalikapayangterjadidenganmelakukanwawancara yang mendalam, terutamakepada individu bakul semanggi gendongsebagai pelaku tindakansosial. Metode kualitatif digunakan untuk mengkaji pengetahuan tentang pemahaman individu pedagang semanggi, makna migrasi bagi mereka sendiri, dalam arti terdapat maknasosialbudayaapamerekamelakoni menjadi bakul semanggi gendong dan bermigrasinonpermanen,bagaimanamaknamigrasi bagi individu-individu mereka. Pendekatan kualitatif,dalam bentukdata(BogdandanBiklen,1992),denganteknik panjang dan mendalam(Patton, wawancara terbuka, 1991; Minichie,etal.,1995;FontanadanFrey,1994)sehinggaperanpenelitisebagaiinstrumenutamadala m proses penelitian. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Adapunyangmenjadifokuspenelitian ini adalahmaknabakulsemanggi gendong bagibakulgendongdanpelanggantentangeksistensidanmigrasisirkuleryang khas.Subjekpenelitianiniadalahindividu-individubakulgendongsemanggiSurabaya danpelanggansemanggidiKotaSurabaya.Selainsubjekpenelitianterdapatjugakey informan yang membantu penulis untuk memperjelas permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam penelitianiniselainmenggunakanpendekatankualitatif,juga menggunakanmetodefenomenologi.MenurutStephenW. LittleJohn (2005),studi fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang beranggapan bahwa suatu fenomena bukanlah realitas yang berdiri sendiri. Fenomenayangtampakmerupakanobjekyang penuhdenganmaknayangtransedental.Dunia sosialkesehariantempatmanusiahidup senantiasa merupakan intersubjektif dan syarat fenomenayangdipahamiolehmanusiaadalah dengan makna. Dengan demikian, refeksidaripengalamantransendentaldan pemahaman tentang makna. Fenomenologi memandang perilaku manusia, yang dikatakandandilakukan,adalahsebagai produkbagaimanaorangmelakukantafsir terhadap dunia mereka sendiri, dan untuk itu (Weber)danFenomenologiHusserl(Collin, beradadalam diperlukan apa yang 1997),ataupemahaman disebut verstehen empatik(merasa dirioranglain),yangmemerlukankemampuanuntukmemproduksidiri dalam pikiranorang,perasaan,danmotifyangmenjadilatarbelakangkegiatannya. PerspektiffenomenologimenurutHusserlialahcarapendekatan untukmemperoleh pengetahuan tentang sesuatu(objek)sebagaimanatampilnyadanmenjadipengalaman kesadarankita.Metodeyangdigunakandalam pendekatanfenomenologiterdiriatas tahap instuisi, analisis serta diskripsi, dan yang hasil keseluruhannyaberupadiskripsi fenomenologis (Fuad Hassan, 1999). Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Perspektiffenomenologi memandangperistiwasejarahdapatdipahamidalam tiga proses,yaitu(1)memahamisudutpandangataugagasanparapelakuasli,(2)memahami artiataumaknakegiatan-kegiatanmereka pada berhubungandenganperistiwasejarah,dan(3) hal-hal yang menilai secara langsung peristiwa-peristiwatersebut berdasarkangagasanyangberlakupadasaatsejarawanituhidup.Proses(1)dan(2) merupakan first order understanding dan proses (3) merupakan second order understanding (Santoso, 2002). Perspektif fenomenologiuntukmemperoleh first order understanding adalahmemintapenelitialiraniniuntukmenanyakankepadapihakyang diteliti guna mendapatkan penjelasan yang benar. Berbagaiinformasitadibelumcukupuntukmenjawabpermasalahanpenelitian, selanjutnya peneliti melakukan rekonstruksidaninterpretasi satudapatdijelaskandalam agar proses informasi yang penilaiannyadenganinformasiyanglain,sehinggaakan diperolehsuatumaknabaru.Maknabaruinilahyangdisebutsecondorderunderstanding dalamfenomenologi atau objektivasi menurut pemahaman Berger. Diperlukan sikap terbuka dan siap menerima segala kemungkinan yang berbeda dengan dirinya. Pendekatan ini peristiwadaninteraksimanusiadalam berusaha memahami makna situasinyayangkhusus.Untukmemahami perilakuoranglainperlumemperhitungkanelemenperilakuyangbersifatsubjektifuntuk menghindaribiasdalam "instrospeksi"tersebut.Iniberartitindakanseseoranghanya dapatdimengertimenurutartisubjektifnyasendiri, selalu beradadalam kesadaran, dianalisismenurutmaksud,motifdanperasaan aktor (Weber, 1968; Parsons, 1966). Konsep Weber tampak mengarah pada suatu tindakan bermotif tujuan yang hendak dicapaiatau inordertomotive(Waters,1994;Campbell,1994).Pemahamanterhadap tindakansemacam itudiperlukanposisimasing-masingindividuyangproblematis Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga karenaiamempunyaipengetahuandanpengalamanberbeda(Berger,1994).Pemahaman makna secara fenomenologi inilah yang digunakan dalamanalisis ini. Perrspektiffenomenologimenyatakanbahwa, manusia dan fakta (kenyataan) sosial terbentuk ketika perilaku manusia disatukan dengan makna (meaning) yang diperlihatkan oleh agen. Selain itu, makna tersebut membentuk fakta perilaku murni. Maknamenciptakantindakandanberperansebagaisuatukomponenatauaspek.Makna adalahaspektindakanatauinner(batin)yangbersatudenganaspektindakan"eksternal" untuk membentuk suatu tindakan (Collin: 1997). Penjelasantersebutdapatpenulissimpulkanbeberapakatakuncidalam yaitu : objek, makna, pengalaman dan kesadaran Semuahaltersebutsangatpentingmemainkanperanandalam diri fenomenologi, dari individu. studifenomenologi. Denganfenomenologi,penelitidapatmempelajaribentuk-bentukpengalamandarisudut pandangorangyangmengalaminyasendiri.Fenomenologitidaksajamengklasifikasikan setiaptindakansadaryangdilakukan,tetapi jugameliputiprediksiterhadaptindakan masamendatang, dilihat dari aspek-aspek yang terkait dengannya. Semua itu bersumber daribagaimanaseseorangmemaknaiobyekdanpengalamannya.Olehkarenaitu,tidaklah keliru apabila fenomenologi diartikan sebagai studi tentang makna, dimana makna itu pengertiannya lebih luasdari sekedarbahasa yang mewakilinya. Penggunaan pendekatan fenomenologi untuk memahamibakul semanggil gendong sebagai realitas subjektif membutuhkan metode khusus, yaitu reduksi, yang menurut Husserl, adalahmengembangkansuatumetodeyangakuratsehinggamampumendorongpeneliti mencapai"sesuatu itu sendiri"dan tujuanfilsafatnya adalah suatu filsafat tanpa adanya praduga-praduga.UngkapanyangterkenaldariHusserladalah "seseorangmengurung dunianya yang bersifat objektif”, dengan cara mengurung dunia yang bersifat objektif, makaakanmemberinyasuatunilaiyangberbeda,karenaitudiperlukanmetodeyang disebut Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga reduksi, dengan reduksi inimendorongkaumfenomenologiuntuk mentransformasikandirinyasendirikedalam sosokpenelitiyangtidakberkepentingan (Zeitlin, 1998). IntidaripemikiranHusserltentang reduksiiniadalahuntukmelampaui pemikiransampaidapatmelakukanrefleksi, dengan refleksi makasesuatu yang sebelumnyasudahdiketahuimenjadidipertanyakankembali.Jikakajianmengenaibakul gendong selamaini telah diketahui faktor-faktorpenyebabnya,makamenjadi dipertanyakankembalitentangbagaimanamaknabakulgendongbagidirinyasendiridan pelanggannya,faktafaktayangdulunyatidakdianggappenting,dalamprosesreduksimenjadisuatusikapyangtidakmem ilikikepentingan,sehinggamendapatkansesuatu makna bagi mereka. Di saat peneliti mulai merefleksi dunia yang telah tereduksi maka segeraakanmenemukanbahwaduniabukanlahbersifatpribadi,tetapisuatuduniamakna dan nilai yang telah diciptakan secara intersubjektivitas. Selanjutnya, bakul gendong dapat dilihat dari makna tindakan (Schutz), motif apa yang mendasari menjadi bakul gendong (in order to motive). Menurut konsep Weber, in order to motive tampak mengarah pada suatu tindakan bermotif tujuan yang hendak dicapai (Waters, 1994; Campbell,1994),yaituuntukmelanjutkantradisikeluargadanmenjadimatapencaharian kaumperempuan generasi tua di sana. Tesis tindakan rasional yangverstehen, dikatakan bahwa untuk memahami maknatindakanmanusiaitupastiterkaitdengankausalitasnya.Oleh karenamaknaitusendiri merupakan komponen kausal dari suatu tindakan (Weber, 1968: 4--6). Dengan demikian, bagaimana makna tindakan subjektif individu bakul gendong dapat dikaji melalui tindakanbakulgendongsendiri.Kemudianmengkajimaknasubjektifbakulgendongdari konsep hubungan sebab akibat (because motive) atau motif karena atau sebab. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga B. Setting (Lokasi) Penelitian PenelitianinimerupakanstudikasusyangdilakukandikotaSurabaya,tepatnya didesaKendung,KecamatanBenowo,KotaSurabaya. Lokasipenelitiandipilih berdasarkanbeberapaalasan,antaralain:(1)didesaKendunginilahtempatasalmuasal bakulgendongsemanggiyangsampaisaatini masihtetapeksis;(2)lokasitersebut berjaraksekitar25kmmenujupusatKotaSurabaya dimana sebagai target dan tujuan satusatunyauntukmenjajakankulinersemanggi; (3)sebutankotaSurabayasebagaikota Indamardi,yaitukotaindustri,perdagangan,maritimdanpendidikan, sehinggasyarat terjadimigrasi,dankenyataaniniyang terjadipadabakul semanggi gendong, walau merekaorangSurabaya,tapikarenalokasiasal jauh dari kotaSurabaya,sehingga perjalanan mereka menjajakan semanggi dikategorikan sebagai migrasi non permanen dengan cara sirkuler atau ulang- alik, dan karena kekhasannya itulah sehingga peneliti sebut sebagai migrasi sirkuler yang khas. Penelitian initergolongstudikasus,karenahanyamenelitiindividu bakul semanggi gendongsebagaipelakumigrasinonpermanendikotaSurabaya. C. Subjek Penelitian Subyek penelitian orang-orang yang menjajakan kuliner semanggi di kota Surabaya, yang disebut bakul semanggi gendong, dan pelanggan kuliner semanggi di Surabaya. Informan penelitian dalam hal ini adalah orang orang yang membantu memberipenjelasanatasdasarmengetahuidanterlibatdidalameksisnyabakulgendong semanggi. Mereka itu adalah Sekretaris Lurah Sememi dan Juragan semanggi. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga D. Teknik Pengumpulan Data Dalampenelitiaanini,penelitimenggunakan2teknikpengumpulandata,yaitu: a. Wawancara MenurutPrabowo(1996)wawancaraadalahmetodepengmbilandatadengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Padapenelitianiniwawancara dilakukandenganmenggunakan pedomanwawancara.MenurutPatton(dalamPoerwandari1998)dalam proses wawancaradenganmenggunakanpedomanumum wawancaraini,interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewermengenai aspek-aspek apayangharusdibahas,jugamenjadidaftarpengecek(checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebuttelahdibahasatauditanyakan.Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkret dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam Poerwandari, 1998) Kerlinger(dalamHasan2000)menyebutkantigahalyangmenjadikekuatan metode wawancara: 1) mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang jikamerekatidakmengertibisadiantisipasiolehinterviewerdengan diajukan, memberikan penjelasan, 2) fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu, 3) menjadisatu-satunyahalyangdapatdilakukandi saattekniklainsudahtidak dapat dilakukan. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga MenurutYin(2003)di sampingkekuatan,metodewawancarajugamemiliki kelemahan, yaitu : 1) rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik, 2) retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai, 3) probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat, dan 4) ada kemungkinan subjekhanyamemberikanjawabanyangingindidengar oleh interviwer. b. Observasi Di sampingwawancara,penelitian MenurutNawawi&Martini(1991),observasi inijugamelakukanmetodeobservasi. adalahpengamatandanpencatatan secarasistematikterhadapunsur-unsuryang tampakdalam suatu gejalaatau gejalagejala dalamobjek penelitian. Dalam penelitianini,observasidibutuhkanuntukdapatmemahamiproses terjadinyawawancaradanhasilwawancaradapatdipahamidalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selamawawancara,interaksisubjek denganpenelitidanhal-halyangdianggap relevan sehingga dapat memberikan datatambahan terhadap hasil wawancara. Dalammengumpulkandata,penelitimembutuhkanalatbantu(instrumen penelitian). Dalampenelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu 1) Pedoman wawancara Pedomanwawancaradigunakanagarwawancarayang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuanpenelitian,tetapijugaberdasarkanteoriyangberkaitandengan masalahyang diteliti. 2) Pedoman Observasi Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Pedomanobservasidigunakanagar penelitidapatmelakukanpengamatan sesuaidengantujuanpenelitian.Pedoman observasidisusunberdasrkanhasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkunganatausettingwawancara,sertapengaruhnyaterhadapperilakusubjekdan informasi yang muncul pada saatberlangsungnyawawancara. 3) Alat perekam Sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi padaprosespengambilandatatanpaharusberhentiuntukmencatatjawaban-jawaban darisubjek. Penggalian data dalam penelitian ini dilaksanakanmelaluitigatahapan,yaitu tahap observasi di lokasi penelitian, tahap memasuki lapangan/penggalian data, tahap pengumpulandatadananalisisdata.Dalam rangkamenggalidatadilapangantersebut akan dipergunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik wawancara dilakukan secaramendalam danterbuka. Datayangdiperolehterdiridarikutipan langsung dari informan tentang pengalaman, pendapat, perasaan, pemaknaan serta pengetahuannya. Observasidilakukansecara langsungdanterlibat.Datayangdiperolehdari observasi langsung berupa data diskriptif tentang kegiatan, proses, perilaku, orientasi tindakan dan interaksi antar bakul gendong dengan pelanggan, bakul gendong dengan bakulgendongyanglain,sertaantarabakulgendongdenganjuragan, yaitu orang yang menyediakanbahan-bahanyang dibutuhkan untuk kuliner semanggi, Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga serta keseluruhan proses yang merupakan bagian dari pengalaman bakul gendong yang dapat diamati. Penelaahandaridokumentertulis. Data yangdiperolehdarimetodeiniberupa cuplikan,kutipan,ataupenggalan-penggalancatatan pribadi, organisasi,atauprogram, memorandum, korespondensi, buku harian pribadi, dan jawaban tertulis yang terbuka dari pertanyaan-pertanyaan yang disediakan peneliti serta pengamatan Informasidariparasubjekpenelitiandipilihdengan langsung. memakaitekniksnow-ball (pengguliran)terus-menerussampaididapatkan informasi jenuh. Pada kajian ini data yang telah diperoleh dianalisis secara kualitatif. E. Teknik Analisis Data Data yang menggunakanteknikanalisais telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan datakualitatif.Dalammenganalisapenelitiankualitatif terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), di antaranya: 1) Mengorganisasikan Data 2) Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban 3) Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data 4) Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data 5) Menulis Hasil Penelitian Gambar Proses Analisis Data Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Gambar tersebut dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut: Reduksidata pengabstraksiandan meliputi transformasi pemilihan,pemusatanperhatian datakasaryang padapenyederhanaan, munculdaricatatan-catatantertulis di lapangan.Reduksitidakhanyadilakukanketikapemelitiantelah selesai,tetapi berlangsung terus selama penelitian. Dengan cara ini dimungkinkan penemuan ganda yangterdapatpadadata,membuathubungan peneliti dan subyek penelitian menjadi eksplisit, menguraikan latar secara penuh, dapat tidaknya pengalihan kepada latar yang lain, memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analisis. Reduksi dilakukan dengan cara membuat ringkasan data, menelusuri temuan yang tersebar baik dari hasil wawancara danstudi literature, kemudian membuat catatan sebagai dasar penyajian informasi data dan analisis selanjutnya. Analisissecarakualitatif terhadaphasilwawancara,kemudiandilakukan interpretasisecaramendalammengenaihubunganantarateoridanfactoryangterjadi. Di sinijugamengikutsertakankutipan-kutipan (direct quotations)dari para narasumber. Analisis ini berguna untuk mengenal lebih mendalam masalah yang diteliti. Proses analisis data digunakan metode induktif, karena penelitian ini tidak membuktikan hipotesis, tetapi merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian- bagian yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan. Analisis dimulai ketika pengumpulan data Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga dilakukan dan dikerjakan secaraintensifsesudah meninggalkan lapangan. Analisis dimulai dari menelaah sumber data yang tersedia dari berbagai sumber,kemudiandilakukanreduksidata dengancaramembuatabstraksisehingga menjadi suatu informasi. Satuan-satuan ini disusun dan terakhir mengadakan keabsahan data. Berdasarkan proses ini, data dapat ditafsirkan dan diolah menjadi hasil penelitian. Tahapan penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan adanya penarikankesimpulandanpengambilantindakan. Adapuntahapkesimpulan atau verifikasimerupakanmakna-maknayangmunculdaridata dan harus diuji kebenarannya atau validitasnya. F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data a) Keabsahan Konstruk (ConstructValidity) MenurutPatton,adaempatmacamtriangulasisebagaiteknikpemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu : (1) Triangulasidatamenggunakanberbagaisumberdatasepertidokumen,arsip, hasilwawancara,hasilobservasiataujugadenganmewawancarailebihdarisatu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda; (2) Triangulasi pengamatyaitu, adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksahasilpengumpulandata.Dalam penelitianini,dosenpembimbing studi kasus bertindaksebagaipengamat(expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data; (3) Triangulasi teoriyaitu, penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga dan menguji terkumpulnya data tersebut; dan (4) Triangulasimetodeyaitu, penggunaanberbagaimetodeuntukmenelitisuatu hal,sepertimetodewawancaradanmetodeobservasi.Dalam penelitianini, penelitimelakukanmetodewawancarayangditunjangdenganmetodeobservasi pada saat wawancara dilakukan. (5) KeabsahanInternal(Internalvalidity) Keabsahaninternalmerupakankonsepyang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yangsesungguhnya.Keabsahan inidapatdicapaimelaluiprosesanalisisdan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubahdantentunyaakanmempengaruhihasildaripenelitiantersebut.Walaupun telahdilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda. b) Keabsahan Eksternal (EksternalValidity) Keabsahan ekternal mengacu pada seberapajauhhasilpenelitiandapatdigeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitiankualitatifmemilikisifattidakadakesimpulanyangpasti, penelitiaankualitatif tetapdapatdikatakanmemilikikeabsahanekternalterhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama. c) Keajegan (Reabilitas) Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitianberikutnyaakanmencapaihasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi. Dalampenelitianini,keajeganmengacupadakemungkinanpenelitiselanjutnya memperolehhasilyangsamaapabiladilakukansekalilagidengansubjekyang Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga sama.Halinimenunjukkanbahwakonsepkeajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data. BAB IV BAKUL SEMANGGI GENDONG DAN ASPEK SOSIAL BUDAYA Di dalam bab ini dideskripsikan tentang bakul semanggi gendong di Kota Surabaya dan aspek sosial budayanya, namun sebelumnya penulis sisipkan terlebih dahulu tentang gambaran umum Kota Surabaya sebagai daerah tujuan utama bakul semanggi dan sebagai pemilik ikon kuliner semanggi serta Kampung Kendung sebagai lokasi asal bakul semanggi gendong. A. Gambaran Umum Kota Surabaya Surabaya merupakan kota multietnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, danEropa. Etnis Nusantara pun dapat dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Jumlah penduduk Surabaya mencapai 3.110.187 jiwa pada tahun 2012 (Surabaya Dalam Angka, 2012). Kota Surabaya berkembang sebagai Kota Metropolitan. Posisi strategis Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Kota Surabaya sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat membuatnya selalu dinamis. Menjadi pusat aktivitas sama artinya menjadi daerah tujuan bagi orang dari berbagai daerah. Jumlah penduduk jelas akan semakin meningkat seiring pesona Kota Surabaya yang menjanjikan segala macam kemudahan, maka tantangan besar berikutnya ialah menyiapkan kehidupan yang layak bagi warganya. Kota Surabaya haruslah tetap menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi penghuninya. Surabaya telah mengklaim dirinya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan. Lebih dari itu Kota Surabaya adalah Kota bisnis dengan berbagai aktivitas yang berlangsung. Ibarat sebuah toko, Surabaya adalah Toko Serba Ada. Didalamnya berlangsung segala aktivitas, serta tersedia segala fasilitas yang mendukung. Perdagangan adalah aktivitas utama Kota Surabaya. Secara geografis, Surabaya memang telah diciptakan sebagai Kota Perdagangan. Sejak zaman Majapahit, kolonial, hingga saat ini, perdagangan menjadi aktivitas utama. Kini, aktivitas perdagangan di Surabaya tidak hanya melayani kebutuhan lokal serta nasional. Surabaya mulai berkembang menjadi kota dagang internasional. Dengan predikatSurabaya sebagai kota dagang, terdapat beberapa pilar dengan predikat Surabaya sebagai Kota Dagang, terdapat beberapa pilar penyangganya. Lokasi-lokasi ini yang menjadi ruang terjadinya aktivitas perdagangan, Dengan posisiSurabaya sebagai Kota Perdagangan, Pasar Modern adalah pilar utamanya. tampilan menarik, suasana nyaman, serta harga yang pasti merupakan keunggulan pasar modern yang sesuai dengan sibuknya aktivitas masyarakat kota. Pasar modern tersebar di seluruh penjuru Kota Surabaya, baik di pusat maupun di pinggiran kota. Keberadaan pasar modern yang banyak ini memberikan pilihan lebih banyak kepada masyarakat. Jumlahnya akan terus berkembang seiring meningkatnya investasi di Surabaya. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Selain pasar modernterdapat pilar yang tidak kalah penting dalam mendukung pembangunan Kota Surabaya, yaitu perdagangan sektor informal, baik yang menetap di satu tempat maupun yang berkeliling, contoh nyata adalah bakul gendong semanggi. Sebagai kota bisnis, banyak wisatawan berkunjung ke Surabaya, baik untuk kepentingan bisnis maupun berwisata. Untuk mendukung aktivitas tersebut, fasilitas hotel berbagai kelas terdapat di Surabaya. Surabaya memiliki berbagai tipe hotel di seluruh sisi kota. Beberapa hotel berbintang yang ada di Surabaya misalnya Shangri La, Sheraton, Majapahit, dan JW Marriot. Selain hotel berbintang, kini mulai muncul banyak pula hotel dengan tarif terjangkau atau ekonomis. Berdirinya banyakpusat perbelanjaan modern tidak membuat pasar tradisional ditinggalkan. Di Surabaya, pasar tradisional masih menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Harga murah, keakraban suasana, serta seni tawar-menawar selalu menjadi daya pikat pasar tradisional ketimbang pasar modern. Pembenahan pasar-pasar tradisional terus dilakukan agar menjadi lebih nyaman dan aman. Kampung Surabaya menjadi ruang kehidupan bagi masyarakat Surabaya. Selain sebagai tempat tinggal, kampung-kampung di Surabaya pun adalah lokasi beraktivitas produksi. Kini muncul kampung-kampung yang menjadi pusat aktivitas industri kecil rumahan. Setiap kampung hadir dengan produk khasnya baik makanan, pernak-pernik, pakaian, dan lain-lain. Dengan sentuhan pemerintahan kota, kini kampung-kampung tersebut dilabeli kampung unggulan dan menjadi potensi pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Satu diantaranya adalah kampung semanggi Surabaya yang berlokasi di kampung Kendung, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya. Di kampung inilah bakul semanggi gendong berasal dan melakukan aktivitasnya mengolah kuliner semanggi sebelum dijajakan ke Kota Surabaya. 1. Ketinggian Tanah Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Berdasarkan ketinggian tanahnya, topografi wilayah Kota Surabaya relatif landai. Kondisi ini tidak memberikan hambatan yang berarti untuk kegiatan konstruksi pembangunan infrastruktur angkutan massal cepat seperti grounded rail maupun elevatedrail. Untuk lebih rinci berikut penjelasan detailnya dan divisualisasikan pada Gambar 2.2. Wilayah berketinggian 0--10 m, seluas 80,72% area Kota Surabaya, berada di Surabayabagian Utara, Timur, Selatan dan pusat kota. Wilayah berketinggian 10 – 20 m, seluas 12,28% area Kota Surabaya, berada di Surabaya bagian Barat, yaitu di Kecamatan Pakal, Lakarsantri, Sambikerep dan Tandes, termasuk Benowo. Gambar 3. Topografi Surabaya. 2. Geologi Adapun untuk kondisi geologi Kota Surabaya terdiri atas Daratan Alluvium, Formasi Kabuh, Pucangan, Lidah, Madura dan Sonde. Adapun untuk wilayah perairan, Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Kota Surabaya tidak berada pada jalur sesar aktif ataupun berhadapan langsung dengan samudera, sehingga relatif aman dari bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi dan wilayah perairannya, Kota Surabaya dikategorikan ke dalam kawasan yang relatif aman terhadap bencana gempa bumi maupun tanah amblesan sehingga pembangunan infrastruktur tidak memerlukan rekayasa geoteknik yang dapat menelan biaya besar.Benowo, termasuk merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik bagian selatan yang terdiri atas sebagian dataran rendah yang subur dan sebagian lagi merupakan wilayah perbukitan dari deretan pegunungan Kendeng dengan cirinya yang khas yaitu tanah kapur dan tanah liat yang cukup potensial untuk industri bahan galian. Adapun wilayah Kendung sendiri termasuk dataran rendah subur, cocok untuk tanaman pertanian sawah yaitu padi dan palawija. Kendung terkenal dengan tanaman semangginya, karena di saat wilayah tersebut masih dihuni oleh penduduk asli Kendung sendiri, masih cukup luas area persawahan yang membentang hijau. Di sela-sela tanaman sawah itulah tumbuhan semanggi liar tumbuh subur dengan sendirinya, sehingga dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai sayuran untuk dikonsumsi sendiri. Seiring berjalannya waktu timbullah ide untuk menjadi sayuran yang dibumbui menyerupai pecel yang disebut dengan pecel semanggi. Karena bahan baku yang berlimpah dan tidak seimbang dengan kebutuhan untuk konsumsi sendiri, maka timbullah ide untuk memasarkan semanggi ke kota yaitu Kota Surabaya sehingga disebut dengan semanggi Surabaya. Gambar 3. Peta Geologi Surabaya Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 3. Klimatologi Dari segi klimatologi, Kota Surabaya memiliki iklim tropis, yang merupakan tipikal iklim wilayah Indonesia yang terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa, iklim tropis ini memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau dengan perbedaan amplitudo suhu harian yang signifikan pada kedua musim tersebut. 4. Hidrologi Dari segi hidrologi, Kota Surabaya dilalui oleh tiga sungai utama yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yaitu Kali Surabaya, Kali Mas, dan Kali Wonokromo. Sungai-sungai tersebut digunakan sebagai sumber air bersih. Di wilayah Kendung sendiri perairan banyak digunakan berasal dari air tanah, termasuk untuk mengairi sawah. B. Gambaran Umum Kampung Kendung Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 1. Kondisi Geografis Secara umum, kondisi geografis Kendung sama dengan kondisi geografis Kota Surabaya, yaitu Surabaya merupakan ibu kota dari Propinsi Jawa Timur, yang secara geografis berada pada 07Ëš09`00“ – 07Ëš21`00“ Lintang Selatan dan 112Ëš36`- 112Ëš54` Bujur Timur. Luas wilayah Kota Surabaya meliputi daratan dengan luas 330,48 km2 dan lautan seluas 190,39 km2. Kota ini terdiri atas 31 kecamatan dan 160 kelurahan, dengan batas administrasi sebagai berikut: a. Sebelah Utara: Selat Madura, b. Sebelah Timur: Selat Madura, c. Sebelah Selatan: Kabupaten Sidoarjo, d. Sebelah Barat: Kabupaten Gresik. Melihat posisi geografis Kota Surabaya tersebut, maka Kendung terletak pada batas Surabaya barat yaitu berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Kendung merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam Desa Sememi, Kecamatan Benowo, salah satu Kecamatan dari 31 Kecamatan yang ada di Kota Surabaya. Secara administratif, wilayah Kendung merupakan wilayah tingkat RW (Rukun Warga), yang terbagi dalam delapan RT (Rukun Tetangga). Di wilayah inilah satusatunya yang terdapat kampung semanggi dan keberadaan bakul gendong semanggi berasal. Terdapat sekitar 31 bakul gendong yang masih aktif hingga sekarang. Rata-rata mereka sudah berusia tua, namun masih kuat untuk menjajakan semanggi di kota Surabaya yang jaraknya sekitar 25-40 km dari Kendung. Jika dilihat dari kondisi geografis wilayah Desa Kendung, desa ini merupakan wilayah yang terdiri atas sedikit perbukitan dan dataran rendah. Menurut data yang kami peroleh dari Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, dalam bukunya Kecamatan Benowo Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga dalam Angka 2012 (Benowo in Figures), wilayah Kendung berjarak 3 km dari Kecamatan Benowo dan 20 km dari kota Surabaya. Gambar 4 : Peta Kec. Benowo Sumber : data Sekunder, www.kecamatan-benowo.blogspot.com, 2012 Kondisi dan realitas wilayah Kendung yang termasuk dalam wilayah kelurahan Sememi akan tergambar dalam peta berikut ini : 2. Kondisi Sosial Ekonomi Kendung Aspek pertama yang perlu dikaji adalah di wilayah Kendung juga dilengkapi dengan beberapa faktor pendukung yang menunjang kinerja pemerintahan Lurah Sememi dan pengurus RW setempat, di antaranya sarana dan prasarana fisik Kelurahan, organisasi dan kelembangaan desa maupun personel pemerintahan Kelurahan, yang berupa kantor Kelurahan, pos kamling, Kamra, Majelis Taklim, dan Pengurus Masjid. Beberapa hal tersebut berperan sebagai alat pendukung demi mencapai stabilitas pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat secara umum di desa Sememi dan kampung Kendung khususnya. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Aspek kedua yang menarik untuk dikaji dalam gambaran umum lingkungan sosial ekonomi adalah aspek demografi Kelurahan Sememi, termasuk Kendung. Menurut data yang diperoleh dari kantor lurah setempat, jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah 28.819 jiwa, terdiri dari 14.354 penduduk laki-laki dan 14.465 penduduk perempuan, Jumlah ini tersebar di enam RW dengan masing-masing jumlah penduduk yang berbeda, kampung Kendung sendiri memiliki jumlah penduduk 3.212 jiwa (Data Sekunder Kelurahan Sememi, Desember 2012). Jumlah penduduk di desa ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk pada tahun 2010-2012, yang dapat diuraikan pada tabel berikut : Tabel 2. Pertambahan Penduduk Desa Sememi Tahun 2010-2012 No Tahun Jumlah Penduduk 1 2010 24933 2 2011 27289 Pertambahan Penduduk 3 2012 28819 Sumber : Data sekunder, diolah, 2012 9,45 5,61 Pemukiman warga jika diklasifikasikan dari jenis bangunannya maka akan terbagi dalam dua jenis, yaitu bangunan permanen dan semi permanen. Di tahun yang sama disebutkan bahwa jumlah bangunan permanen di Kendung yaitu 460 unit sedangkan bangunan semi permanen berjumlah 97 unit. Sisi lain yang juga menarik untuk dikaji adalah aspek pendidikan. Aspek pendidikan di Kendung menjadi salah satu aspek penting dan mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat setempat. Hal itu terbukti dengan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) berbagai sarana RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga pendidikan yang ada mulai dari tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). TK di desa ini berjumlah 2 unit yaitu TK Dharma Wanita, dan TK Nurul Huda, Sekolah Dasar ada 3 unit yakni SDN Kendung 1 dan Kendung 2, SD Al Islam, dan SMP sebanyak 1 unit yaitu SMP Islam , dan SMA 1 unit, yaitu SMAN 12 yang terletak berdekatan dengan kantor Kecamatan Benowo yang masing-masing tersebar di beberapa titik di kampung Kendung dan sekitarnya. DesaSememi juga dapat digambarkan dari tingkat pendidikan penduduknya, seperti tabel berikut ini : Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sememi Tahun 2012 Melihat tabel tingkat pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk desa Sememi sudah melek huruf, bahkan sebagian besar penduduknya sudah mengenyam pendidikan SMA atau SMK. Dengan demikian, penduduk desa Sememi, terutama generasi mudanya sudah menyadari pentingnya pendidikan sebagai bekal kehidupannya kelak. Hal ini sangat penting untuk merubah pola berfikir yang lebih maju, khususnya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat Kendung sebagai asal muasal Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga kuliner semanggi dan dapat memberi perubahan atau pembaharuan kepada bakul gendong semanggi sebagai aset budaya kuliner yang lebih menarik dan modern sesuai perkembangan jaman. Aspek selanjutnya yang perlu diuraikan sebagai gambaran umum penduduk Kendung adalah matapencaharian. Dari aspek sosial ekonomi, mata pencaharian penduduk di wilayah Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, terdiri dari pegawai negeri, TNI, POLRI, wirausaha, nelayan, pedagang dan buruh. Rincian dari mata pencaharian penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sememi Tahun 2012 Melihat data mata pencaharian pada tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Sememi pada umumnya dan Kendung pada khususnya didominasi oleh buruh dan wirausaha. Dengan demikian, keberadaan bakul gendong semanggi di desa ini merupakan bagian dari penduduk yang bermata pencaharian wirausaha tersebut, walaupun kategori wirausahanya adalah usaha kecil di bidang kuliner tradisional. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Sisi lain yang menarik untuk ditelisik lebih jauh sebagai bagian dari lingkungan sosial masyarakat kampungKendung adalah aspek religi dan kepercayaan yang dianut masyarakat. Jadi dari aspek religi, tak banyak jenis agama yang dianut oleh masyarakat setempat. Mereka yang berdomisili di desa terebut sejak dahulu hingga saat ini adalah muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perhatian masyarakat setempat dalam mendirikan sarana dan prasarana keagamaan di desanya. Tidak hanya sarana fisik, penduduk di desa setempat juga mendirikan berbagai organisasi dan perkumpulan yang berbasis keagamaan untuk menunjang perkembangan Islam di wilayah mereka. Masyarakat Kendung merupakam masyarakat yang didominasi kaum muslim yang taat, dan masih memegang teguh tradisi leluhurnya. Sampai saat ini tradisi tersebut masih dipertahankan, terutama bagi generasi tua. Tradisi tersebut adalah bakul gendong semanggi Surabaya. Adapun generasi muda Kendung saat ini ternyata sudah tidak berminat untuk melestarikan tradisi bakul gendong dari orang tuanya, terutama kaum perempuan. Mereka memilih bekerja di pabrik atau berjualan lain selain semanggi. Beberapa sarana dan prasarana serta organisasi keagamaan yang telah didirikan antara lain: Masjid sebanyak dua buah yang memiliki pengurus Masjid masing-masing, antara lain, Masjid Ar-Rahman dan Masjid AN Nur. Selain itu, desa ini juga memiliki satu unit majelis taklim yaitu Majelis Taklim kampung Kendung serta memiliki kelompok seni keagamaan yang disebut “Qasidah”. Secara umum sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Sememi dan Kendung khususnya sudah memadahi, terutama sarana dan prasarana vital yang dibutuhkan masyarakat, antara lain, listrik, PDAM, sekolah. rumah sakit, tempat ibadah, dan pasar baik tradisional maupun pasar modern, seperti mini market, jalan raya, bahkan keberadaan Kantor Kelurahan Sememi pun lokasinya ada di Kendung. Dengan demikian, Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Kendung merupakan satu wilayah yang bisa dibilang semi modern, karena lokasinya mudah dijangkau dan tersedianya sarana angkutan baik mikrolet maupun ojek. Keberadaan rumah sakit PDH yang ada di sana lebih menggambarkan akan pentingnya masalah kesehatan untuk memudahkan masyarakat Kendung dan sekitarnya berobat dengan lebih dekat dan ditangani oleh tenaga ahli kesehatan secara profesional. Selain rumah sakit PDH, keberadaan Kantor kelurahan Sememi juga menggambarkan betapa penting lokasi Kendung yang banyak dikunjungi oleh para warga baik dilingkungan Sememi maupun pejabat dari lingkungan Kecamatan Benowo bahkan pejabat dari lingkungan Kotamadya Surabaya, baik Walikota maupun stafnya, bahkan beberapa kali Kelurahan Sememi menjadi ajang kunjungan tamu dari propinsi Jawa Timur karena keberadaan bakul gendong semanggi Surabaya yang ada di desa ini. Setiap ada acara kelurahan yang melibatkan pejabat kecamatan, daerah, baik kota maupun propinsi, desa ini akan memamerkan kuliner khasnya yaitu semanggi untuk dinikmati oleh para tamu. Oleh karena itu eksisnya bakul gendong semanggi juga memberi kontribusi yang positif terhadap desa Sememi bahkan menjadi andalan untuk menambah penghasilan dari bakul gendong sendiri yang biasanya bermigrasi ke Kota Surabaya. Fasilitas lain yang juga sangat memudahkan penduduk untuk melakukan mobilitas adalah jalan raya yang menghubungkan Kota Surabaya ke Benowo dan Gresik. Dengan adanya jalan tersebut, penduduk Benowo, Sememi, maupun Kendung khususnya akan lebih mudah melakukan aktivitas kesehariannya di kota, terutama ke kota Surabaya seperti yang dilakukan oleh bakul gendong semanggi. Aspek terakhir yang akan diuraikan dalam gambaran umum ini adalah bagaimana sisi kesehatan masyarakat setempat. Aspek kesehatan merupakan hal yang sangat urgen dan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah maupun Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga masyarakat secara umum. Hal itu disebabkan karena aspek kesehatan ini menjadi penunjang terciptanya generasi bangsa yang sehat dan mampu bertahan hidup dengan berbagai tantangan yang bisa saja mengancam kondisi fisik seseorang. Membahas persoalan kesehatan di Kampung Kendung nampaknya aspek ini telah mendapat perhatian yang maksimal dari pihak yang terkait. Hal ini bisa dilihat dari didirikannya sebuah rumah sakit umum PDH oleh pihak swasta, serta sarana kesehatan yang ada di desa ini yaitu puskesmas yang dibangun oleh pemerintah Kota Surabaya. Tidak hanya itu, ketersediaan tenaga medis di wilayah ini pun bisa dikatakan cukup memadai dengan jumlah penduduk yang ada. Satu hal yang menjadi point plus di kampung ini sebagai penunjang aspek kesehatan masyarakat adalah adanya posyandu. Masing-masing kampung memiliki lima orang kader tiap posyandu. Disinilah masyarakat Kendung tiap bulannya melakukan kegiatan yang bernafaskan kesehatan demi mewujudkan masyarakat yang sehat di masa mendatang. C. Bakul Semanggi Gendong dan Aspek Sosial Budaya 1. Cara Pengolahan Semanggi Menurut penuturan penjual semanggi yang penulis temui, mengolah semanggi agak berbeda. Semanggi yang dipakai tidaklah semanggi yang segar, tetapi semanggi yang sudah dilayukan terlebih dahulu. Proses pelayuannya pun menggunakan kantong plastik dengan perlakuan tersendiri. Bila salah saat membawa atau melayukannya, sayur semanggi yang dihasilkan tidak dapat digunakan. Bumbunya terbuat dari ketela yang sudah dikukus dipadu dengan bumbu dapur. Bumbu inilah yang membedakan rasa semanggi antara penjual yang satu dengan yang lain bagi beberapa orang. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Selain bumbu dari ketela tadi ada beberapa bahan yang juga jadi pelengkap semanggi seperti kecambah, dan tentu saja krupuk puli atau krupuk beras. Manfaat sayur semanggi menurut beberapa bakul dan pelanggan yang penulis temui menjelaskan tentang pengalaman makan semanggi karena manfaatnya yang baik untuk kesehatan tubuh, karena nutrisinya banyak mengandung serat dan dapat membantu bagi orang yang susah buang air besar. Dengan demikian, kuliner semanggi yang dikategorikan sebagai kuliner yang bersifat tradisional. Oleh karena imej semanggi yang tumbuh di pematang sawah yang sering diinjak-injak orang jika pergi ke sawah, dan kesan masakan murahan, karena bahan bakunya terkesan tidak bermodal alias tinggal petik dipinggir sawah. Inilah ternyata kuliner khas kota Surabaya yang bernama semanggi Surabaya tersebut akan menjadi solusi penyeimbang, mengingat di zaman global sekarang ini masyarakat cenderung mengkonsumsi makan dan pola makan yang kurang sehat karena dimanjakan dengan makanan cepat saji/fast food. 2. Kharakteristik Bakul Semanggi Gendong Bakul semanggi gendong yang sudah jarang terlihat ternyata berasal dari kampung Kendung, Kendung merupakan kampung tingkat Rukun Warga (RW) yang memiliki ciri khas dibanding dengan kampung-kampung lain di wilayah Kota Surabaya. Selain lokasinya berbatasan dengan Kabupaten Gresik, kampung ini juga memiliki kekhasan yaitu kuliner semanggi dan bakulnya yang biasa disebut bakul semanggi gendong. Data terakhir tahun 2012 jumlah bakul semanggi gendong tidak lebih dari 36 orang saja. Jumlah ini menurut para bakul semanggi yang berhasil penulis temui sudah lebih sedikit dibanding lima tahun sebelumnya. Hal ini menurut para bakul semanggi gendong disebabkan oleh usia para bakul semanggi gendong yang semakin tua dan tidak Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga kuat lagi untuk menjajakan semanggi ke Kota Surabaya. Hal lain yang menyebabkan berkurangnya bakul semanggi gendong adalah hanya sedikit bahkan hampir tidak ada generasi muda saat ini, terutama anak-anak perempuan dari para bakul semanggi gendong yang berminat melanjutkan tradisi orang tua mereka sebagai bakul semanggi gendong. Bagi generasi muda keturunan bakul bakul semanggi gendong akan lebih memilih bekerja di pabrik-pabrik, berdagang yang lain atau tetap berdagang semanggi dengan inovasi baru dan berkelas, contohnya adalah keberadaan kuliner semanggi yang disajikan di hotel-hotel berbintang di Kota Surabaya, di Mall ataupun seperti depot semanggi ternama di Surabaya yaitu semanggi Dempo. Beberapa alasan tersebut yang menyebabkan jumlah bakul semanggi gendong saat ini semakin berkurang, bahkan jarang ditemui setiap hari di wilayah mereka menjajakan semanggi. Dari jumlah bakul semanggi gendong yang saat ini masih eksis keberadaannya, mereka didominasi oleh para perempuan yang sudah setengah baya bahkan sudah ada yang berusia lanjut yaitu usia diatas 60 tahun. Agar lebih lengkap gambaran profil bakul semanggi gendong, di bawah ini penulis sajikan tabel tentang kharakteristik bakul semanggi gendong yang menjadi subyek penelitian ini. Terdapat 9 subyek penelitian dengan karakteristik seperti disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 5. Karakteristik Bakul Semanggi Gendong Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Dilihat dari tabel karakteristik bakul semanggi gendong pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1) Bakul gendong adalah seorang perempuan; 2) Rata-rata mereka sudah menjalani profesi bakul gendong antara 12 tahun sampai 26 tahun; 3) Ditinjau dari segi usia, rata- rata mereka berusia antara 47 sampai 64 tahun; 4) Pendidikan mereka rata- rata rendah yaitu mulai tidak pernah sekolah sampai Sekolah Dasar ((SD); 5). Pendapatan mereka ratarata tinggi yaitu antara 2,8 juta sampai 3,2 juta rupiah per bulan. Jika dibandingkan dengan UMK Kota Surabaya yang berkisar 1,257 juta rupiah pada tahun 2012 dan 1,740 juta rupiah di tahun 2013, maka pendapatan bakul semanggi gendong lebih tinggi dari UMK yang telah ditetapkan berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan; 6) Rata-rata pengalaman bakul semanggi gendong diperoleh dari keluarga, baik dari orang tua langsung (ibu), nenek atau kakak perempuan, bahkan ada yang berasal dari ibu mertua maupun kakak ipar perempuannya, atau dengan kalimat lain bahwa pengalaman menjadi bakul semanggi gendong itu diperolehnya dari tingkat budaya genetik atau turun temurun. Dengan demikian dapat didiskripsikan bahwa bakul semanggi gendong Surabaya memiliki ciri-cirisebagai berikut: 1) Seorang perempuan kategori setengah tua dan tua dengan pengalaman puluhan tahun, 2) Tingkat pendidikannya rendah, 3) Tingkat pendapatan tinggi Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga bila dibandingkan dengan UMK Kota Surabaya, dan 4) Pengalaman diperoleh dari budaya genetik atau turun temurun. Selanjutnya,untukmengetahui tentang unsur-unsur eksistensi bakul gendong semanggi dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini. Tabel 6. Eksistensi Bakul Semanggi Gendong Di Surabaya Dari tabel6 tersebutdapat dijelaskan bahwa eksistensi bakul gendong semanggi didapatkan dataantara lain: 1) Pengalaman yang dirasakan selama menjadi bakul semanggi dodominasi oleh pengalaman karena faktor ekonomi; 2)Bahan baku mudah didapatkan, karena sebagian besar dari juragan; 3) Adanya pelanggan yang setia di kota Surabaya yang didomonasi kaum tua. Dari kedua tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa bakul gendong semanggi Surabaya memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh pedagang atau bakul yang lain. Ciri-ciri tersebut antara lain: 1) Tradisional, 2) Hanya dilakukan oleh perempuan, 3)Berasal dari satu lokasi tempat asal yang sama, 4) Cara menjualnya digendong, dengan berjalan kaki Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga berkeliling ke kampung-kampung di kota Surabaya, atau lazim secara kependudukan disebut dengan migrasi sirkuler. Berkaitan dengan keberadaan bakul semanggi gendong di Kota Surabaya tersebut, mereka ternyata melakukan migrasi atau perpindahan dengan jangka waktu sementara dalam kurun waktu 24 jam per hari, dengan tujuan utama yaitu menjajakan semanggi. Lama menjajakan semanggi tersebut tergantung dari jarak jauh dekatnya lokasi mereka menjajakan semangginya dan ketersediaan kuliner semanggi itu sendiri, artinya sudah habis atau masih belum. Bila semanggi sudah habis mereka langsung pulang ke Kendung dengan naik angkot di Pasar Kupang menuju Kendung. Rata-rata para bakul semanggi gendong menjajakan semanggi butuh waktu antara 7 sampai 8 jam setiap hari, terhitung dari mulai keberangkatan mereka dari rumah yang ada di Kendung, yaitu antara jam 6 sampai jam 7 pagi setiap hari. Lama waktu tersebut belum dihitung dengan para bakul semanggi gendong ini memperoleh bahan-bahan kelengkapan semanggi, memasak, menyiapkan segala sesuatu kelengkapan untuk menjajakan dan lain-lain. Jika dipikir dengan logika masyarakat zaman sekarang ini, apa yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong tersebut sebagai tindakan yang irasional, namun tidak berlaku bagi bakul semanggi gendong tersebut. Mereka menganggap apa yang dilakukannya itu sebagai sesuatu yang rasional sehingga mulai dulu hingga sekarang masih tetap dilakukan dan tidak ada perubahan, baik dari cara penyajiannya, dengan menggunakan daun pisang sebagai alas atau piringnya. Krupuk menyerupai krupuk puli yang lebar sebagai sendoknya. Bahan-bahannya, terdiri dari sayur semanggi dan kecambah yang sudah dimasak, ditabur bumbu yang menyerupai bumbu pecel, dan bahannya terdiri dari ketela rambat, cabe rawit, gula merah dan garam yang ditumbuk hingga mirip dengan bumbu pecel pada umumnya. Cara menjajakannya, bahkan sampai pada bakul semanggi itu sendiri, yang menggunakan kebaya dan jarik bermotif batik serta selendang yang digunakan untuk menggendong semanggi, yang Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ditempatkan pada keranjang atau orang Surabaya menyebutnya sebagai bakul untuk tempat semanggi dan bumbu pecelnya tersebut. Bila ditotal lama waktu yang dibutuhkan oleh para bakul semanggi gendong setiap hari untuk menjajakan semangginya di Kota Surabaya berkisar antara 12 sampai 14 jam. Bagaimana tidak, setiap hari mereka harus bangun pagi sekitar jam 2 atau jam 3 pagi untuk memasak segala kelengkapan semanggi, dan khusus untuk bumbu sudah mereka masak di malam hari sesaat setelah sampai di rumah, dan sebelumnya mereka harus belanja ke juragan yang juga ada di kampung tersebut. Dengan penjelasan tersebut maka bakul semanggi gendong merupakan satu diantara pedagang lain yang tetap konsisten dengan pilihannya yaitu sebagai bakul semanggi gendong, yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya hingga menjajakan semangginya ke Kota Surabaya. Adapun rute perjalanan migrasi sirkuler yang dilakukan oleh para bakul semanggi gendong tersebut penulis sajikan pada tabel berikut ini. Tabel 7. Migrasi Sirkuler Bakul Semanggi Gendong Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Dari tabel 7 tersebut dapat dijelaskan bahwa para bakul semanggi gendong di Kota Surabaya dalam memasarkan dagangan semanggi melakukan perjalanan yang jauh, sehingga dapat dikategorisasikan dalam kependudukan sebagai migrasi sirkuler atau migrasi non permanen. Agar lebih jelas maka penulis diskripsikan masing-masing bakul semanggi yang menjadi subjek penelitian kali ini. Bakul Semanggi 1 Seorang subjek yang menekuni usaha semanggi ini bernama ibu Mu’ripah, usia 65 tahun, menggeluti usahanya sekitar 17 tahun. Usaha ini pun diperoleh dari peninggalan ibu mertuanya. Subjek dengan senang hati melanjutkan usaha ini, karena dengan menjadi bakul gendong semanggi berkeliling, subjek dapat menghidupi keluarganya. Dengan tekad yang kuat tetap menjalankan usahanya meskipun jarak yang harus ditempuh sangat jauh, penghasilan yang diperolehnya tidak menentu, kadang bisa habis, Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga kadang tidak, tetapi karena kebanggaan dan kecintaan terhadap kota kelahirannya yaitu kota Surabaya, membuat subjek ingin tetap menjadi bakul semanggi gendong walaupun dirasa berat atau subjek mengatakan dengan istilah soro tapi seneng yang artinya ’sengsara tapi senang’. Soro disini diartikan juga karena menjadi bakul gendong semanggi itu dalam menjajakannya harus melakukan perjalanan jauh, sedangkan seneng diartikan senang melakukan menjadi bakul gendong, apalagi kalau dagangannya habis, sehingga pulang membawa uang banyak. Selain naik angkutan umum atau carteran dengan sesama bakul gendong, sesampainya di pemberhentian terakhir Pasar Kembang, subyek harus mulai melakukan perjalanan berkeliling dari kampung ke kampung yang menjadi tujuannya hingga sore hari saatnya kembali ke rumah. Namun semua itu subjek jalani dengan ikhlas untuk melanjutkan tradisi keluarga dan membantu pemerintah kota dengan menjaga dan melestarikan kuliner tradisional ini sebagai aset budaya lokal Kota Surabaya agar tidak cepat punah, apalagi bila di Kelurahan Sememi ada kunjungan dari Walikota Surabaya atau ada pertemuan-pertemuan yang bersifat kedinasan, baik di lingkungan Kelurahan, Kecamatan, Kotamadya, bahkan tingkat Propinsi Jawa Timur. Subjek selalu ikut serta untuk menyuguhkan kuliner semanggi sebagai kuliner khas Kota Surabaya yang sampai saat ini tetap eksis di tengah persaingan makanan-makanan tradisional yang beraneka ragam dan menjamurnya makanan modern. Itulah pengalaman yang pernah subyek rasakan, selain pengalaman setiap hari harus bergulat dengan waktu baik saat memasak semanggi dan kelengkapannya serta harus menjual berkeliling di Kota Surabaya yang sangat melelahkan. Semua itu akan menyenangkan saat kembali di sore hari dengan membawa uang. Dengan adanya uang, subjek dapat berjualan lagi di esok hari dan subjek dapat memberi uang saku sekolah cucu-cucunya. Dengan begitu subjek merasa senang dan bahagia. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Bakul Semanggi 2 Berbeda lagi dengan subjek yang bernama ibu Rukana, berusia 62 tahun. Subjek menjadi bakul gendong semanggi sudah 26 tahun lamanya. Pengalaman diperolehnya dari nenek dan ibunya yang kala itu juga menjadi bakul gendong semanggi. Subjek memperoleh bahan semanggi dari juragan atau orang yang menanam atau menyediakan bahan mentah semanggi. Subjek setiap hari menjajakan semanggi di kota Surabaya, tepatnya di sekitar jalan Dharmawangsa, Kampus Unair, Kedung Tarukan, Kedung Sroko sampai Kali Kepiting. Walau tenaganya sudah tua, ia tetap ingin menjadi bakul gendong semanggi karena untuk melestarikan tradisi keluarga sampai batas ia kuat menjalaninya. Subjek merupakan generasi terakhir di keluarganya yang masih tetap menjadi bakul gendong semanggi. Subyjek mengatakan “sinten sing bade nerusaken sadean semanggi, nek kulo mboten purun”, artinya siapa yang akan melanjutkan berjualan semanggi kalau bukan saya. Subjek mengatakan bahwa anak-anaknya tidak mau menjadi bakul gendong semanggi seperti dirinya karena soro atau sengsara dan penghasilan yang diperolehnya tidak menentu. Oleh karena itulah walau dirinya sudah tua ingin tetap menjajakan semanggi dan tidak mau berubah yang lain. Subyek mengatakan biasanya dalam satu minggu saya akan ada hari untuk istirahat dari kegiatan bakul gendong. Hal ini subjek lakukan untuk menjaga kesehatan badan karena sudah tua. Kalau zaman subjek masih muda dulu tidak pernah libur dari bakul gendong, apalagi bila di Surabaya sudah punya langganan banyak, menjadi suatu motivasi bagi diri subjek untuk tetap melakukan berjualan sampai sekarang ini. Pengalaman subjek adalah saat menjajakan keliling tiba-tiba ada langganan yang “nebas” atau diborong semua. Itu membuat subjek lebih giat untuk menjadi bakul gendong, apalagi yang nebas itu adalah orang Surabaya keturunan Tionghoa, berarti kuliner semanggi Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga yang subyek jajakan itupun juga digemari orang Surabaya keturunan, tidak hanya orang Surabaya asli saja. Pengalaman subjek yang lain adalah bahwa setiap hari harus pergi pulang dari Kendung ke Surabaya dan kembali ke Kendung lagi dengan naik angkutan umum merupakan suatu pengalaman rutin yang harus subyek jalani. Harapan subjek semoga semanggi akan lebih banyak digemari, terutama anak-anak muda, makanya subjek setiap hari selalu mampir ke tempat-tempat yang banyak anak mudanya, misalnya di kampus-kampus. Bakul Semanggi 3 Ibu Salamah, berusia 54 tahun, asal dari Desa Kendung, subjek menjadi bakul gendong semanggi selama 15 tahun. Pengalaman diperolehnya dari orang tuanya yang juga menjajakan semanggi di Kota Surabaya dan sekarang sudah tidak lagi karena sudah tua. Subjek merasa terbebani apabila tidak mengikuti jejak ibunya karena ketrampilan tersebut diturunkan dari ibunya untuk dilanjutkan kepada anak-anaknya, terutama anak perempuan. Subjek mempunyai dua saudara perempuan yang semuanya juga menjadi bakul gendong semanggi, hanya saja adiknya menjajakan semanggi di sekitar Kendung, karena masih memiliki anak-anak yang masih relatif kecil untuk ditinggal jauh seharian. Subjek berangkat dari Kendung sekitar pukul 07.00 pagi naik angkutan umum menuju ke Pasar Kembang sebagai tempat pemberhentian terakhir dari Kendung menuju Kota Surabaya. Dari Pasar kembang subjek naik angkutan lagi menuju ke daerah Rungkut. Sesampai di Rungkut subjek mulai berkeliling menjajakan semangginya menemui para pelanggannya yang setia untuk membeli. Biasanya subjek setiap seminggu sekali datang ke tempat- tempat dimana ia kelilingi untuk menemui pelanggannya. Sepincuk semanggi subjek tawarkan dengan harga Rp 4.000,00 sampai Rp 5.000,00 sudah termasuk kerupuk puli. Ia menjajakan semangginya hingga habis bahkan sampai jam 17.00 saatnya ia harus kembali ke desa Kendung sebagai tempat tinggal keluarganya. Apabila Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga dagangan habis, subjek bisa membawa pulang sekitar Rp 200.000,00 sampai Rp 250.000,00 Ia senang menjadi bakul gendong semanggi karena ikut melestarikan budaya makanan khas Kota Surabaya yang sekarang semakin sulit diperolehnya. Bakul Semanggi 4 Lain halnya dengan ibu Ati. Subjek ini telah berusia 52 tahun, tetap loyal dengan mata pencahariannya meskipun penghasilan yang didapatnya tidak menentu. Bekerja sebagai bakul gendong semanggi keliling selama 20 tahun ini semakin membuat subjek bersemangat untuk terus melestarikan dan mengembangkan atau mengenalkan semanggi kepada generasi muda. Pada generasi muda sekarang ini banyak disuguhi makanan-makanan modern dan cenderung melupakan makanan tradisonal, padahal kuliner tradisional ini merupakan makanan tradisional masyarakat kota Surabaya. Subjek berjualan secara berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya. Biasanya subjek berangkat dari rumah pukul 08.00 pagi dengan naik angkutan umum dari Kendung menuju ke Pasar Kembang sebagai tempat pemberhentian terakhir angkutan tersebut ke Kota Surabaya. Sesampai di Pasar kembang subjek memulai aktivitasnya yang rutin dilakukan setiap hari yaitu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki mengelilingi kampungkampung yang ada di sekitar jalan Diponegoro hingga jalan Genteng sampai sore hari sekitar pukul 16.00 WIB, kemudian kembali ke rumah di desa Kendung, Benowo dengan naik angkutan umum lagi dari Pasar Kembang. Subjek menjual satu porsi semanggi ini dengan harga yang sangat terjangkau yaitu dengan harga Rp 4.000,00 sampai Rp 5.000,00 per pincuk. Meskipun pada zaman sekarang lebih sulit untuk menjual semanggi karena harus bersaing dengan makanan-makanan modern yang lain tetapi ibu Ati tetap berusaha eksis untuk menjadi bakul gendong semanggi. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Bakul Semanggi 5 Ibu Muni, (59 tahun), subjek merupakan warga asli Kendung yang telah lama berprofesi menjadi bakul gendong semanggi, sudah 26 tahun lamanya. Hampir seluruh keluarganya bekerja sebagai penjual semanggi keliling. Berjualan semanggi merupakan suatu tradisi dalam keluarganya. Bahkan jika salah satu anggota keluarganya ada yang menolak untuk berjualan semanggi utamanya perempuan, maka orang tersebut akan dikucilkan oleh keluarga. Subjek mendapatkan semanggi dari juragan, sedangkan untuk bumbu-bumbunya subjek membelinya sendiri dan mengolahnya sendiri. Proses pengolahan bumbu-bumbunya menggunakan resep rahasia keluarga. Subjek sangat bangga berjualan semanggi sebab di satu sisi subek mendapatkan materi namun, di sisi lain juga mendapatkan kepuasan dalam hal nonmateri sebab dengan menjadi bakul gendong semanggi berarti subjek ikut melestarikan tradisi keluarga dan budaya kuliner masyarakat Kota Surabaya agar tidak punah. Bakul Semanggi 6 Ibu Warsini, perempuan asal Desa Kendung ini berusia 54 tahun, subjek menjadi bakul gendong semanggi sudah 15 tahun. Keterampilam membuat kuliner semanggi diturunkan dari keluarganya, terutama ibunya yang dulu juga menjadi bakul gendong semanggi. Bahan mentah semanggi diperolehnya dari juragan (pengepul). Subjek mengaku senang menjadi bakul gendong semanggi karena makanan ini adalah sebagai makanan khas orang Surabaya asli, katanya. Dengan menjadi bakul gendong semanggi berarti ikut menjaga kelestarian budaya masyarakat Kota Surabaya tentang makanan tradisional, apalagi bila ada kegiatan di Kelurahan kendung atau Kecamatan Benowo biasanya akan “ditebas”, artinya diborong, sehingga tidak usah berkeliling langsung sudah habis dan cepat pulang ke rumah dengan membawa uang yang cukup lumayan. Hanya Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga saja apabila ditebas hanya dihargai Rp 3.000,00 saja per pincuk, sedangkan kalau di Surabaya subjek menjual dengan harga Rp 5.000,00 per pincuk. Subjek setiap hari selalu menjajakan semangginya di Surabaya, terutama di sekitar jalan Jembatan Merah sampai Tanjuk Perak. Berangkat dari rumah pukul 07.00 pagi dan kembali ke Desa Kendung pukul 16.00 WIB dengan naik angkutan umum. Subjek mengatakan bahwa menjadi bakul gendong semanggi itu ada enak dan ada tidak enaknya. Enaknya kalau ketemu pelanggan di Surabaya dan membeli, rata-rata langganan subjek adalah orang Surabaya yang sudah berusia paroh baya, jarang anak-anak muda yang membeli. Apabila ada anak-anak muda yang membeli semanggi saya, saya ikut senang karena makanan tradisional ini untuk ke depannya ada yang masih menggemari, sehingga tidak cepat hilang. Tidak senangnya, apabila pada musim hujan berkeliling jarang ada yang membelinya, sehingga sampai saatnya pulang terpaksa membawa semanggi lagi, berarti itu suatu kerugian, karena semanggi tidak bertahan lama apalagi sudah dimasak, terpaksa dimakan sendiri. Bakul Semanggi 7 Subjek berikutnya bernama ibu Patemi, berusia 55 tahun, berasal dari Desa Kendung. Sehari- hari subyek menjadi bakul gendong semanggi sudah 18 tahun lamanya. Pengalaman diperolehnya dari ibu mertua dan keluarganya yang rata-rata juga menjadi bakul gendong semanggi di kota Surabaya. Tanaman semanggi diperolehnya dengan cara menanam sendiri di pekarangan rumahnya yang tidak terlalu luas. Namun untuk menanam semanggi ini menurut subjek harus telaten karena sebentar-sebentar disiram agar tidak mati. Sering kali saat menanam tidak dapat menghasilkan semanggi seperti yang diharapkan, sehingga subjek harus membeli dari juragan atau pengepul. Sebesek kecil dihargai dengan Rp 3.000,00, dan untuk kebutuhan dijual setidaknya membutuhkan sekitar 10 besek semanggi mentah. Setelah dimasak Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga semanggi tersebut akan menyusut dan siap di letakkan di atas tampah lengkap dengan kecambah dan bumbunya, serta seplastik krupuk puli siap untuk digendong berkeliling dipasarkan kepada pelanggannya di Kota Surabaya. Subjek biasanya berangkat dari rumahnya pukul 08.00 pagi dengan naik mobil carteran bersama teman-temannya sesama bakul gendong semanggi sampai di Pasar Kupang. Setelah itu berpencar, subjek mulai menjajakan dagangannya di sekitar jalan Dinoyo, Ngagel sampai Wonokromo. Subjek mengaku senang dengan pekerjaannya ini, karena dapat menghidupi keluarganya, sekaligus melestarikan tradisi makanan masyarakat Surabaya. Subjek merasa senang menjadi bakul gendong di Surabaya, karena setiap hari dapat terhibur hatinya bisa bekerja sendiri, tidak menggantungkan orang lain, dapat mengetahui perkembangan Kota karena setiap hari berkeliling, hal tersebut merupakan pengalaman yang berharga, apalagi bila ketemu pelanggannya dan menceritakan tentang pendidikan anak-anaknya, pekerjaannya, serta bagaiman menerapkan kebersihan, dan yang lainnya, itu merupakan suatu motivasi bagi subjek untuk mencontoh. Bakul Semanggi 8 Subjek ini bernama ibu Munawaroh, usia 54 tahun, asal Desa Kendung. Subjek telah menjadi bakul gendong semanggi sejak usia 37 tahun. Pengalaman diperolehnya dari ibu mertuanya yang dulu juga menjadi bakul gendong semanggi. Subyjk tertarik menjadi bakul gendong karena ingin membantu ekonomi keluarganya dan ingin tetap mempertahankan tradisi keluarganya tentang semanggi, apalagi ibu mertuanya sudah semakin tua, siapa lagi yang akan melanjutkan kalau bukan saya, begitu kata subjek. Bahan mentah semanggi diperolehnya dari membeli di juragan atau pengepul tanaman semanggi. Sepincuk semanggi subyek menjual dengan harga Rp 4.000,00 sampai Rp Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 5.000,00. Subjek biasanya menjajakan semanggi di sekitar jalan Raya Gubeng, Kertajaya sampai jalan Pucang. Subjek mengaku senang menjadi bakul semanggi gendong karena dapat membantu masyarakat Kota Surabaya menyediakan makanan khasnya yaitu semanggi Surabaya. Selain itu, dengan menjadi bakul gendong semanggi, subjek setiap hari bisa membawa uang sehingga tidak khawatir keluarganya tidak makan atau mencukupi kebutuhan yang lain, misalnya membiayai anak sekolah, untuk menyumbang keluarga atau tetangga yang punya hajatan. Bakul Semanggi 9 Subjek yang bernama ibu Sumi ini penulis temui termasuk yang paling muda di antara subjek yang lain, Subjek ini berusia 47 tahun, asal Desa Kendung. Sejak usia 35 tahun subyek menjadi bakul semanggi. Pengalaman diperolehnya dari kakak iparnya yang sama-sama menjadi bakul gendong semanggi. Subjek mendapatkan semanggi dengan membeli di juragan, tetangganya sendiri. Subjek mengaku senang menjadi bakul gendong karena dapat berkeliling di kampung-kampung di Kota Surabaya sebagai hiburan sekaligus mencari nafkah untuk keluarganya. Subjek berangkat dari rumahnya pukul 08.00 pagi dengan angkutan umum. Subjek biasa menjajakan semanggi di sekitar Stasiun Gubeng, Pacar Keling, Jalan Karang Menjangan, Jalan Kalidami hingga Jalan Juwingan. Sepincuk semanggi beserta krupuk puli oleh subjek dijual dengan harga Rp 4.000,00. Menurut subjek sebagian besar pelanggannya adalah orang-orang tua, jarang anak muda membelinya, kecuali apabila orang tuanya sudah pernah memperkenalkan dengan kuliner semanggi ini, atau hanya sekedar ingin mengetahui dan mencicipi rasa khas kuliner semanggi. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Menurut subjek lagi, di lingkungan keluarganya hanya dia dan kakak iparnya saja yang menjadi bakul gendong semanggi. Oleh karena anak-anak subjek laki-laki, kemungkinan kecil sekali untuk meneruskan budaya keluarga ini kelak, apalagi zaman sekarang, anak-anak muda malu untuk menggendong semanggi berkeliling seperti yang subyek lakoni, sehingga subyek merasa terpanggil untuk melestarikan tradisi ini agar tidak cepat hilang sekaligus dapat penghasilan setiap hari. D. Pelanggan Semanggi Gendong Sebelum penulis mendiskrpsikan pelanggan semanggi gendong, terlebih dulu penulis sajikan tabel karakteristik pelanggan semanggi yang menjadi subjek penelitian kali ini. Tabel 8. Karakteristik Pelanggan semanggi di Surabaya Pelanggan semanggi adalah orang-orang yang mengemari kuliner semanggi. Terdapat beberapa lokasi di Surabaya yang berhasil ditemui di saat membeli kuliner semanggi. Lokasi-lokasi tersebut di antaranya, Surabaya Utara penulistemui Ibu Lia dan Bapak Herman; Surabaya Barat ada Ibu Ratna dan Bimo; Surabaya Pusat ada Ibu Citra dan Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga bapak Pardi; Surabaya Selatan diwakili penulis temui Bapak Husni dan Surabaya Timur diwakili ada Bapak Sutrisno dan Ibu Weni. Dilihat dari tabel 8 tentang kharakteristik pelanggan semanggi tersebut, dapat disimpulkan bahwa 1) Secara umum pelanggan semanggi gendong terdiri atas berbagai profesi dan tingkat pendidikan, baik laki-laki maupun perempuan. 2) Didominasi oleh orangorang yang sudah berumur atau rata-rata dewasa bahkan sudah tua, hampir seumuran dengan bakul semanggi itu sendiri. Dengan demikian, kuliner semanggi ini masih belum banyak yang mengetahui terutama kaum muda, kecuali Bimo, mudah-mudahan ada Bimo-Bimo lain yang juga menggemari kuliner khas Surabaya yang satu ini. Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Disertasi EKSISTENSI BAKUL SEMANGGI GENDONG (Studi Tentang Kelembagaan Ekonomi Keluarga Dan Migrasi Khas Bakul Semanggi Gendong Di Kota Surabaya) RINDAWATI