Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 KOMPOSISI ZOOPLANKTON PADA KOLAM PEMELIHARAAN IKAN NILA BERUMUR TIGA BULAN DALAM KOLAM PERMANEN DI KELURAHAN BUKIT LAMA, KECAMATAN ILIR BARAT 1 PALEMBANG THE COMPOSITION OF ZOOPLANKTON IN NILE TILAPIA OF PERMANENT POOL DURING THREE MONTHS CULTURING AT BUKIT LAMA VILLAGE, ILIR BARAT 1 SUBREGION, PALEMBANG CITY Effendi Parlindungan Sagala1 Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya Kampus Unsri Indralaya OKI 306621 [email protected] ABSTRACT The main object of study wanted to analyze the community of zooplankton which there were in the permanent pool which had cultured during three months old at Bukit Lama Village, Ilir Barat 1 Subregion, Palembang City. Acording to indentification results had been worked can be found the composition of zooplankton community as much as 21 species namely: 16 species in Flagellata group consist of Carteria crucifera, Carteria globosa, Eudorina elegans, Euglena deses, Monas vivipara, Oicomonas socialis, Polytoma uvella, Trachelomonas abrupta, Trachelomonas cervicula, Trachelomonas crebea, Trachelomonas curta, Trachelomonas intermedia, Trachelomonas oblonga, Trachelomonas scabra, Trachelomonas volvocina, Trachelomonas volxii; 2 species in Rhizopoda group consist of Astramoeba radiosa, Centropyxis aculeata; and three species in Ostracoda group consist of Entocythere equicurva, Entocythere humesi, Entocythere talulus. The abundance of each spesies were 1 upto 5 individuals per liter at five time series from 6 o’clock a.m. upto 18 o’ clock. This abundance so lowest because these spesies had consumed by nile fishes. The other hand, according to identification results of zooplankton at the other pool without fishes, there were some species zooplankton from Cladocera group namely Chydorus ovalis, Cyclops vernalis and Copepoda group namely Cyclops strenuus respectively abundance as big as 320 and 515 individuals per liter of water. These data had proved that nila fishes (Oreochromis niloticus) consumed zooplankton mainly Chydorus ovalis and Cyclops strenuous. The condition of aquatic environments for this research were enough to contribute the habitat living of nila fishes with the qualities like dissolved of oxygen (DO) 5.10 – 8.20 ppm, free carbon dioxide dissolved 10 – 82 ppm, light penetration 45 centimeters, water temperatures 27.5 – 31 oC, phosphate content 1,05 ppm and nitrate content 3.20 ppm. Keywords: zooplankton, tilapia pool, abundance, permanent pool. ABSTRAK Objek penelitian ini adalah menganalisis komunitas zooplankton yang terdapat pada kolam pemeliharaan ikan nila berumur tiga bulan dalam kolam permanen di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang. Dari hasil identifikasi dapat diketahui komposisi komunitas zooplankton sebanyak 21 spesies yang terbagi menjadi 16 spesies daalm kelompok Flagellata yaitu: Carteria crucifera, Carteria globosa, Eudorina elegans, Euglena deses, Monas vivipara, Oicomonas socialis, Polytoma uvella, Trachelomonas abrupta, Trachelomonas cervicula, Trachelomonas crebea, Trachelomonas curta, Trachelomonas intermedia, Trachelomonas oblonga, Trachelomonas scabra, Trachelomonas volvocina, Trachelomonas volxii; 2 spesies dalam kelompok Rhizopoda 451 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 yaitu: Astramoeba radiosa, Centropyxis aculeata ; dan 3 spesies dalam kelompok Ostracoda yaitu: Entocythere equicurva, Entocythere humesi, Entocythere talulus. Kelimpahan masing-masing spesies tersebut berkisar rata-rata 1 hingga 5 individu per liter air pada 5 seri waktu dari pukul 6.00 hingga pukul 18.00. Kelimpahan ini tergolong sangat rendah karena spesies zooplankton ini telah dikonsumsi oleh ikan nila pada kolam itu. Di pihak lain, berdasarkan hasil identifikasi zooplankton pada kolam yang berbeda tanpa ikan terdapat beberapa spesies zooplankton dari kelompok Cladocera yaitu Chydorus ovalis dan kelompok Copepoda yaitu Cyclops strenuus masing-masing memiliki kelimpahan sebesar 320 dan 515 individu per liter. Hal ini membuktikan bahwa ikan nila (Oreochromis niloticus) mengkonsumsi zooplankton terutama dari spesies Chydorus ovalis dan Cyclops strenuus yang ada pada kolam pemeliharaan. Kondisi lingkungan badan air kolam ikan nila pada penelitian ini adalah cukup mendukung kehidupan akuatik dengan kualitas antara lain: oksigen terlarut (DO) 5,10 – 8,20 ppm, kandungan CO2 bebas 10 – 82 ppm, penetrasi cahaya 45 cm, temperatur air 27,5 – 31 oC, kandungan fosfat 1,05 ppm dan kandungan Nitrat 3,20 ppm. Kata Kunci: zooplankton, ikan nila, kelimpahan, kolam permanen. 1. PENDAHULUAN Zooplankton merupakan istilah umum yang digunakan untuk hewan-hewan pelagis atau melayang karena tidak mampu mempertahankan posisinya sewaktu berenang melawan gerakan fisik air [2]. Kemudian, [4] menyatakan bahwa Zooplankton tidak terbatas hanya pada zona cahaya dari suatu danau dan lautan, lagi pula mereka memperlihatkan lebih banyak macam-macam struktur vertikal dibanding phytoplankton. Banyak spesies dari zooplankton memperlihatkan migrasi vertikal, yang muncul pada waktu malam hari dari perairan dalam ke bagian-bagian permukaan dari suatu danau atau lautan [4]. Pada kolam budidaya ikan migrasi zooplankton ini tidak begitu nyata karena badan air yang dangkal dan kondisi lingkungan sekitarnya berinteraksi langsung, karena beberapa faktor lingkungan terbatas seperti kandungan hara dan penetrasi cahaya matahari. Menurut [8] bahwa komposisi zooplankton dalam ekosistem air tawar antara lain meliputi Filum Rotifera (Rotatoria) dan Filum Arthropoda dalam kelas Crustacea dari ordo Copepoda dan ordo Cladocera. [7] menjelaskan bahwa hewan-hewan avertebrata air tawar baik pada habitat kolam, rawa, danau dan sungai yang juga sebagai organism planktonik meliputi antara lain filum Protozoa; filum Rotatoria; filum Arthropoda dalam kelas Crustacea yang terdiri dari ordo Copepoda, Cladocera dan Ostracoda. [8] menyatakan bahwa zooplankton adalah organism makrokonsumen dalam ekosistem akuatik yang memakan phytoplankton. Dengan demikian, Zooplankton merupakan kelompok organisme akuatik yang penting dalam ekosistem akuatik karena merupakan bagian sangat penting dari rantai dan jaring makanan dalam ekosistem dalam menopang kehidupan trofik lebih tinggi pada jenjang konsumen terutama berupa jenis-jenis ikan. 452 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 Sebagai organisme akuatik, zooplankton mendapatkan makanan dari keberadaan phytoplankton dan detritus yang tersedia dalam badan air [2]. Untuk menumbuhkan phytoplankton dalam kultur air (aqua culture) seperti di kolam, maka perlu memberikan nutrisi atau unsur hara penting bagi pertumbuhannya. Pertumbuhan phytoplankton yang baik yakni dengan kuantitas dan kualitas yang optimal akan menjadi sumber makanan bagi zooplankton yang berkembang menyusul setelah fase pertumbuhan phytoplankton. Faktor kimia atau nutrien utama dalam mata rantai pertama dari rantai makanan ikan-ikan adalah meliputi karbondioksida (CO2) untuk fotosintesis dan unsur-unsur umum atau makro meliputi hidrogen, nitrogen, fosfor, potassium (kalium), dan unsur-unsur mikro (oligo elements) meliputi mangan, boron, sulfur, magnesium, zincum dan molybdenum. Selain faktor-faktor lingkungan, faktor makanan atau nutrisi adalah faktor yang sangat penting dalam kehidupan setiap organism atau makhluk hidup. Demikian halnya, ikan nila yang dibudidayakan dalam kolam permanen, oleh faktor keterbatasan ruang dan sumberdaya makanannya, maka langkah awal dalam budidaya ikan tersebut perlu melakukan pengkayaan plankton, khususnya zooplankton yang menjadi pakan alami ikan. Menurut [9], tujuan pengkayaan plankton adalah menambah keanekaragaman biota (organisme) dalam badan air agar ekosistem air kolam menjadi lebih lengkap sehingga kestabilan komunitas biotik dapat dipertahankan. Pada kondisi komunitas stabil, maka pakan alami ikan berupa komunitas plankton akan menjadi lebih lengkap. Berdasarkan struktur sistem pencernaan makanannya, yaitu saluran pencernaan makanan yang cukup panjang dan bukaan mulutnya yang cukup besar, maka ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah termasuk ikan omnivora, yaitu pemakan tumbuhan (fitoplankton) dan zooplankton dan sebagai karnivora, yakni pemakan organism hewak akutik yang lebih kecil dari padanya. Oleh sebab itu, dalam budidaya ikan nila dari sejak fase larva atau juwana (juvenil), maka ketersediaan zooplankton menjadi sangat penting untuk dipenuhi agar pertumbuhan dan perkembangan ikan dapat dicapai secara optimal. Dalam penelitian ini, perlu diketahui komposisi komunitas zooplankton setelah ikan nila berumur 3 bulan. Hal ini penting untuk mengetahui jenis atau genera zooplankton apa saja yang masih terdapat dalam kolam pemeliharaan ikan nila hingga umur tiga bulan. Dengan penelitian ini dapat diketahui jenis atau spesies zooplankton apa saja yang menjadi konsumsi utama ikan nila selama pemeliharaan selama 3 bulan. 2. BAHAN DAN METODE Pelaksanaan penelitian bertempat di kolam rawa dan kolam permanen di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat 1, Kota Palembang. Pada penelitian ini, kolam yang digunakan adalah kolam permanen ikan nila yang berukuran 2 m x 1,5 m dengan tinggi muka air 70 cm. Sesuai dengan [10], perlu dilakukan pemupukan air kolam 453 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 pada kolam budidaya dengan pemberian SP-36, Urea, KCl dan kapur Dolomite yang proporsional hingga pH air menjadi sekitar 6,0. Ameliorasi kolam dilakukan pada 1 Nopember 2014 dengan memberikan pupuk secara proporsional dengan SP-36, Urea, KCl dan kapur dolomite. Penebaran ikan dilaksanakan pada 12 Desember 2014 dengan benih ikan nila berumur 1 minggu yang diambil dari kolam pemijahan. Pengambilan sampel atau contoh plankton telah dilaksanakan pada tanggal 12 Maret, 2015. Cara atau teknik sampling plankton dilakukan dengan cara menyaring air kolam sebanyak 50 liter ke dalam jaring plankton atau net plankton nomor 25 yang ditampung dalam botol flakon bervolume 25 ml. Selanjutnya presipitat hasil saring contoh atau sampel plankton diawetkan dengan larutan formalin 4%. Menurut [9] Analisis plankton dilakukan di laboratorium Ekologi Jurusan Biologi F. MIPA Universitas Sriwijaya dengan menggunakan buku petunjuk Mizuno (1979); Edmondson (1959); Needham and Needham (1963) dan Penak (1978). Kelimpahan komunitas plankton dihitung secara strip counting cell dengan lintasan berdasarkan metode Sedwick Rafter Counting Cell (APHA, 1980). No./ml = (C x 1000 mm3)/ (L x D x W x S) Dimana, C : Jumlah individual organisme yang dihitung; L : Panjang setiap lintasan (50 mm); D : Kedalaman Sedwick-Rafter (1mm); W : Lebar lintasan (1 mm); S : Jumlah lintasan yang dihitung (4 lintas); selanjutnya untuk mengukur indeks keanekaragaman digunakan indeks: Shannon – Wiener: H = -Σ Pi ln Pi, dimana, Pi = ni/N; ni = nilai penting setiap spesies; N = total nilai penting; dan dominansi spesies pada penelitian ini sesuai [8], menggunakan indeks dominasi Simpson dengan persamaan: Dimana : D = indeks dominansi; Ni = jumlah individu jenis ke-i; N = jumlah total individu; S = jumlah spesies Untuk data pendukung dalam hal ini juga dilakukan pula pengukuran kualitas air yang terdiri dari pH, oksigen terlarut (DO), kedalaman, kecerahan dan temperatur secara in situ; serta analisis kandungan fosfat (PO4) dan kandungan NO3 di Laboratorium Tanah Fakultas pertanian Universitas Sriwijaya. 454 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis pengamatan mikroskopis dan identifikasi yang dilakukan pada kolam sebelum dimasukkan bibit ikan nila, ternyata hanya tertangkap sebanyak tiga spesies zooplankton, yaitu satu spesies dari ordo Cladocera (Kelas Crustacea) yaitu Chydorus ovalis dan 2 spesies dari ordo Copepoda (Kelas Crustacea) yaitu Cyclops strenuus dan Cyclops vernalis (Tabel 1) yang kelimpahan populasinya sangat melimpah, masing-masing 280 individu/liter, 90 individu/liter dan 42 individu/liter. Dengan kelimpahan komunitas zooplankton pada kondisi kolam belum ditebar bibit ikan nila adalah sebesar 412 inidividu/liter air kolam adalah sangat melimpah (> 200 individu/liter). Sedangkan setelah tiga bulan pemeliharaan ikan nila pada kolam permanen, ke tiga spesies tersebut tidak dijumpai atau mungkin sudah habis dikonsumsi oleh ikan nila (Tabel 2). Berdasarkan Tabel 1 di bawah, ternyata indeks keanekaragaman komunitas zooplankton hanya sebesar 0,83 berarti bahwa komunitas zooplankton berada kondisi tidak stabil, artinya mudah berubah oleh kondisi lingkungannya dalam hal ini terjadinya predasi yang dilakukan oleh ikan nila yang mengkonsumsi zooplankton tersebut. Demikian halnya dengan indeks dominansi pada kolam sebelum dimasukkan ikan nila adalah sebesar 0,52 menunjukkan ada spesies yang mendominasi (Indek Dominansi > 50%) dalam hal ini adalah Cydorus ovalis. Tabel 1. Keanekaragaman dan Kelimpahan Zooplankton sebelum ditebar bibit ikan di Kolam Permanen Ikan nila (Oreochromis niloticus) No. Nama Kelompok dan Spesies ZOOPLANKTON Cladocera: 1. Chydorus ovalis Copepoda: B. 1. Cyclops strenuus 2. Cyclops vernalis 1. Populasi Zooplankton per liter: 2. Keanekaan Spesies Zooplankton: 3. Indeks Keanekaragaman Zooplankton: (H): 4. Indeks Dominansi: D Data Primer: Sampel Kolam Nila, 12 Desember 2014. Keterangan: P0: Siang Pk. 12.00 WIB. Kelimpahan per liter pada Lokasi Contoh*) P01 I. A. 280 90 42 412 3 0,83 0,52 Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2, ternyata komposisi zooplankton dalam kolam ikan nila (Oreochromis niloticus) berumur tiga bulan dalam kolam permanen pada penelitian ini dapat dijumpai sebanyak 21 spesies. Dari jumlah spesies zooplankton 455 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 tersebut, 16 spesies termasuk dalam kelas Flagellata, 2 spesies dalam kelas Rhizopoda dan 3 spesies dalam kelas Crustacea (Ordo Ostracoda). Kelimpahan masing-masing spesies zooplankton tergolong rendah yaitu berkisar dari 0 hingga 5 individu/liter air kolam adalah tergolong rendah. Hal ini berhubungan dengan selama tiga bulan pemeliharaan ikan nila, bahwa individu-individu spesies zooplankton tersebut terus dikonsumsi oleh ikan nila. Total kelimpahan komunitas zooplankton dari waktu pengukuran pukul 06.00 pada pagi hari hingga pukul 18.00 sore hari berkisar 8 hingga 23 individu/liter air kolam. Kelimpahan komunitas zooplankton ini juga tergolong sangat rendah (<25 individu/liter air), juga membuktikan zooplankton menjadi makanan utama ikan nila hingga berumur tiga bulan. Data masing-masing spesies dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Zooplankton setelah tiga bulan pemelihaan di Kolam Permanen Ikan nila (Oreochromis niloticus) No. Nama Kelompok dan Spesies Kelimpahan per liter pada Lokasi Contoh*) P01 P02 P03 P04 P05 I. A. ZOOPLANKTON Flagellata: 1. Carteria crucifera 2. Carteria globosa 5 3 4 3. Eudorina elegans 1 4. Euglena deses 1 5. Monas vivipara 6. Oicomonas socialis 1 7. Polytoma uvella 8. Trachelomonas abrupta 1 9. Trachelomonas cervicula 3 2 10. Trachelomonas crebea 11. Trachelomonas curta 1 4 12. Trachelomonas intermedia 1 13. Trachelomonas oblonga 1 1 14. Trachelomonas scabra 15. Trachelomonas volvocina 4 2 16. Trachelomonas volxii B. Rhizopoda: 1. Astramoeba radiosa 1 2. Centropyxis aculeata 2 C. Ostracoda: 1. Entocythere equicurva 1 2. Entocythere humesi 1 1 3. Entocythere talulus 1 1. Populasi Zooplankton per liter: 18 8 16 2. Keanekaan Spesies Zooplankton: 11 3 8 3. Indeks Keanekaragaman Zooplankton: (H): 2,18 0,98 1,91 4. Indeks Dominansi: D 0,14 0,41 0,18 Data Primer: Sampel Kolam Nila, 12 Maret 2015. Keterangan: P01: Pagi Pk. 6.00 WIB; P02: Pagi Pk. 9.00 WIB; PO3: Siang Pk. 12.00 WIB. P04: Sore Pk. 15.00 WIB; P05: Sore Pk. 18.00 WIB. 1 1 4 4 3 5 1 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 3 - 23 9 2,01 0,15 13 9 2,10 0,14 456 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 Indeks keanekaragaman komunitas zooplankton (Shannon Index) dari lima kali waktu pengukuran (Tabel 2) berkisar 0,98 – 2,18 menunjukkan tidak stabil (H < 1,00) hingga mulai stabilnya (> 2,00) komunitas zooplankton. Keadaan ini memperlihatkan kondisi komunitas zooplankton cukup berfluktuasi berdasarkan waktu dari pagi hingga sore hari. Hal ini berkaitan dengan migrasi vertikal zooplankton yang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Berdasarkan data Tabel 2 tersebut di atas, bahwa indeks dominansi rata < 0,5 atau berkisar 0,14 – 0,41 berarti tidak ada spesies yang mendominasi masing-masing komunitas zooplankton. Gambar 1. Perbandingan spesies Zooplankton: Chydorus ovalis, Cyclops strenuous dan Cyclops vernalis dalam kolam permanen sebelum penebaran ikan nila (Oreochromis niloticus) dari sampel air pada 12 Desember 2014. Dari Gambar 1 tersebut di atas, tampak bahwa kelimpahan zooplankton dari masing-masing spesies Chydorus ovalis, Cyclops strenuus dan Cyclops vernalis masingmasing 280, 90 dan 42 individu/liter air. Terbukti ketiga spesies ini tidak dijumpai pada pengambilan sampel air pada waktu setelah tiga bulan penebaran bibit ikan nila. Hal ini membuktikan ketiga spesies zooplankton tersebut menjadi pakan utama bibit ikan nila selama tiga bulan pemeliharaan. 457 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 Gambar 2. Fluktuasi populasi Zooplankton dalam kelimpahan individu/liter menurut waktu pengambilan contoh. P01 = 06.00; PO2 = 09.00; PO3 = 12.00; PO4 = 15.00; PO5 = 18.00 dan PO6 = 21.00. Gambar 2, menunjukkan fluktuasi harian kelimpahan komunitas zooplankton berdasarkan waktu pengambilan sampel pada pukul 06.00, 09.00, 12.00, 15.00 dan 18.00 WIB adalah berkisar dari 0 – < 25 individu per liter air. Kelimpahan zooplankton pada waktu setelah 3 bulan pemeliharaan ini adalah cukup rendah, sehingga untuk pertumbuhan ikan nila maka diperlukan pakan tambahan berupa Azolla sp. dan ganggang hijau dari genera Oedogonium yang dikultur/ dibudidayakan dalam kolam permanen yang terpisah. Tabel 3. Parameter Kualitas Air Kolam Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) berumur tiga bulan di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang No. Parameter Dianalisis yang Satuan 01. Kedalaman air cm 02. 03. 04. Penetrasi cahaya Temperatur *) pH 05. 06. 07. 08. Hasil Analisis P01 P02 P03 70 P04 cm oC Unit 45 27,5 6,2 45 28,0 6,5 45 29,0 6,8 45 31,0 7,0 CO2 mg/l 70 62 40 30 DO Nitrat (NO3) *) Fosfat (PO4) mg/l mg/l mg/l 82,00 46,40 8,20 3,20 1,05 24,00 P05 45 30,0 6,7 44 30,20 Data Primer, Maret 2015. Keterangan: P01 = 06.00; PO2 = 09.00; PO3 = 12.00; PO4 = 15.00 dan PO5 = 18.00 458 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan bahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ditemukan 21 spesies zooplankton dalam kolam ikan nila (Oreochromis niloticus) setelah pemeliharaan selama tiga bulan dengan tidak ada spesies yang mendominasi spesies lainnya, yakni dengan kepadatan berkisar 0 hingga 5 individu/liter air kolam. 2. Dari ke 21 spesies yang dijumpai dalam kolam pemeliharaan ikan nila selama tiga bulan dapat dimasukkan kedalam 10 genera yaitu: Carteria, Eudorina, Euglena, Monas, Oicomonas, Polytoma, Trachelomonas, Astramoeba, Centropyxis dan Entocythere. 3. Spesies zooplankton yang dominan dan melimpah ketika sebelum ikan nila ditebar serta tidak dijumpai setelah ikan nila ditebar selama tiga bulan adalah Chydorus ovalis, Cyclops strenuus dan Cyclops vernalis dengan kelimpahan masing-masing 280, 90 dan 42 individu/liter. Diduga, ketiga spesies ini merupakan pakan alami utama ikan nila hingga berumur tiga bulan. 4. Komposisi spesies zooplankton pada kolam pemeliharaan ikan nila berumur tiga bulan dalam kolam permanen di Kelurahan Bukit lama, kecamatan Ilir Barat 1 Palembang terdiri dari 21 spesies, yaitu: Carteria crucifera, Carteria globosa, Eudorina elegans, Euglena deses, Monas vivipara, Oicomonas socialis, Polytoma uvella, Trachelomonas abrupta, Trachelomonas curta, Trachelomonas Trachelomonas cervicula, intermedia, Trachelomonas Trachelomonas crebea, oblonga, Trachelomonas scabra, Trachelomonas volvocina, Trachelomonas volxii, Astramoeba radiosa, Centropyxis aculeata, Entocythere equicurva, Entocythere humesi dan Entocythere talulus. 5. Perlu dikembangkan penelitian serupa untuk mengetahui spesies zooplankton lainnya dari Kelas Flagellata dan Kelas Crustacea (Ordo Cladocera, Ostracoda dan Copepoda) yang dapat menambah keanekaragaman pakan alami bagi ikan nila. 5. DAFTAR PUSTAKA [1]. APHA. 1980. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater, 15 th Edition. APHA Inc., New York. 1134 p. [2]. Barnes R.S.K. and K.H. Mann. Fundamentals of Aquatic Ecosystems. Blackwell Scientific Publications. Oxford London Edinburgh Boston Melbourne. 229 p. [3]. Edmondson, W.T. 1959. Fresh-Water Biology. University of Washington, Seattle. Printed in the University States of America. 1248 p. 459 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 451 - 460 [4]. Krebs. 2001. Ecology. Fifth Edition. An Imprint of Wesley Longman, Inc. 695 p. [5]. Marschner. 1986. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press. Harcourt Brace Javanovic, Publishers, London. [6]. Mizuno, T. 1979. Illustrations of The Freshwater Plankton of Japan. Hoikusha Publishing Co., Ltd. 353 p. [7]. Needham, J.G. and D. R. Needham. 1963. A guide to study of freshwater biology, 15th Edition. Holden Day Inc., Inc. San Fransisco. 108 p. [8]. Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. W.B. Sounders Company. Philadelphia, London, Toronto. Toppan Company, Ltd. Tokyo, Japan. 574 PP. [9]. Sagala.E.P a). Dinamika dan Komposisi Chlorophyceae pada Kolam Pemeliharaan ikan Gurame Berumur satu tahun dalam Kolam permanen di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang. Proseding Seminar Bidang Biologi. SEMIRATA BIDANG ILMU MIPA 2013 BKS PTN Barat, Univsersitas lampung, 10-12 Mei 2013. Hal 235 – 242. [10]. Sagala. E. P b). 2013. Teknik Budidaya Ikan Gjurami dan Ikan Nila di Desa Simpang Bayat, Kecamatan Bayung Lencir. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya, 2013. 460