Perintah Terakhir Yesus. Matius 28:16 - 20 Ditulis oleh Manati I. Zega Selasa, 28 April 2009 00:25 Biasanya orang yang akan berpisah meninggalkan pesan penting. Orang tua yang mengantar anaknya pergi ke luar kota untuk sekolah, berpesan agar anaknya belajar dengan giat dan dapat menjaga diri. Seorang isteri yang mengantar suami pergi ke luar kota untuk bekerja, berpesan agar sang suami bertindak hati-hati dalam menjalankan tugasnya dan cepat pulang apabila semuanya sudah selesai. Demikian juga dengan Tuhan Yesus Kristus, sebelum Ia berpisah secara jasmani dengan para murid-Nya, Ia berpesan kepada mereka untuk melaksanakan perintah-Nya, yang sering disebut sebagai “Amanat Agung”. Dalam bagian ini kita akan belajar mengenai hal itu. Setelah membeberkan fakta kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dan usaha dusta untuk menghalangi tersebarnya berita mengenai hal itu, sekarang Matius tiba pada sebuah kesimpulan yang sarat dengan muatan perintah kepada murid-murid untuk segera dilaksanakan. Namun, sebelum para murid terlibat dalam pelaksanaan perintah tersebut, ada hal lain yang Matius paparkan tentang keadaan iman para murid. Hal ini tampak dari reaksi mereka ketika melihat Yesus yang bangkit. Ada yang langsung menyembah-Nya tetapi ada juga yang meragukan-Nya. · Yesus mengetahui keadaan hati para pelaksana perintah-Nya Para murid berangkat ke Galilea, ke sebuah bukit yang ditunjukkan oleh malaikat (Matius 28:7) dan oleh Yesus sendiri (Matius 26:32, 28:10). Ketika Yesus menjumpai mereka, ada di antaranya yang menyembah dan meragukan-Nya. Apakah benar bahwa pribadi yang berada di hadapan mereka itu adalah Yesus yang bangkit ? Matius tidak menyebutkan nama, siapa yang menyembah dan siapa yang masih meragukan kebangkitan-Nya. Matius memaparkan kepada pembacanya tentang kenyataan bahwa ada murid Yesus Kristus yang masih meragukan-Nya (Matius 28:17). Mereka semua adalah murid-murid yang telah bergaul sekian lamanya dengan Yesus. Mereka dengan telinganya sendiri mendengar kata-kata Yesus bahwa Ia akan bangkit. Namun ada di antara mereka yang masih ragu-ragu. Yesus tahu tentang keadaan tersebut. Artinya, Yesus tahu hati setiap orang, baik mereka yang percaya sungguh bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian dan menang atas maut, maupun mereka yang meragukan-Nya. · Yesus membereskan sikap yang salah terhadap diri-Nya Keraguan manusia tidak menjadi penghalang bagi Yesus untuk memberikan perintah kepada para murid. karenanya sebelum “Amanat Agung” diberikan kepada mereka, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan beberapa orang di antara mereka. Memang setiap orang yang mau dan sedang terlibat dalam pelayanan, dalam pekerjaan Allah, haruslah orang yang telah memiliki persekutuan dan hubungan yang tulus suci dengan Yesus Kristus. Hal ini berarti, tidak ada seorangpun yang dapat terlibat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus untuk menyatakan amanat agung-Nya bila orang tersebut tidak memiliki hubungan yang kental, indah dan mesra dengan Tuhan Yesus Kristus. Wajar bila Matius memaparkan tindakan Yesus sebelumnya untuk membereskan keraguan hati di antara para murid tentang keberadaan diri-Nya. Yesus menyebut kuasa apa yang ada di dalam diri-Nya, yaitu segala kuasa di sorga dan di 1/2 Perintah Terakhir Yesus. Matius 28:16 - 20 Ditulis oleh Manati I. Zega Selasa, 28 April 2009 00:25 bumi. Tujuan-Nya adalah agar nantinya para murid keluar dengan dasar komitmen yang sama bahwa Yesus Kristus yang mereka imani adalah Tuhan yang berotoritas atas maut, alam semesta, bahkan sejarah manusia. Dengan demikian tanggung jawab untuk melaksanakan Amanat Agung itu dapat terwujud. Para murid memikul tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan Amanat Agung ini, tetapi mereka tidak sendiri dalam pelaksanaannnya, karena penyertaaan Yesus terhadap mereka takkan berkesudahan. Peran yang sekarang Kristen jalani adalah peran para murid. Itu berarti tanggung jawab untuk mewujudkan amanat agung Yesus Kristus pun menjadi bagian kita. Oleh sebab itu marilah kita terus mohon kesucian dari-Nya agar kuasa-Nya mengalir melalui hidup kita, sehingga semakin banyak orang yang mengenal-Nya. Surakarta, 26 April 2004 Manati I. Zega. 2/2