bab iv penerapan tata kelola yang baik pada pt badak natural gas

advertisement
BAB IV
PENERAPAN TATA KELOLA YANG BAIK PADA PT BADAK
NATURAL GAS LIQUITFACTION DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN
TERBATAS
A. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
mengakomodasi prinsip good corporate governance.
Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
tidak disebutkan setcara tegas tentang Good Corporate Governance namun dalam
undang-undang
pengaturan
mengenai
prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance, menurut Forum For Corporate Governance di Indonesia ( FCGI)
sebuah profesional non pemerintah ( NGO) menjabarkan prinsip-prinsip good
corporatee
governance
adalah
Fairness
(
Kewajaran),
Disclosure
dan
Transparency ( Transparansi ), Accountability ( Akuntabilitas ), Responsibility (
Responsibilitas).
Fairness ( Kewajaran) adalah Perlakuan yang sama terhadap para
pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas dan pemegang saham
asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian
untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang
melindungi kepentingan minoritas, dan membuat pedoman prilaku perusahaan
(corporate conduct) dan atau kebijakan-kebjijakan yang melindungi korporasi
81
repository.unisba.ac.id
terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing, dan konflik kepentingan.
Menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite.
Termasuk sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau
pengungkapan penuh material apapun. Mengedepankan Equal Job Opportunity.147
Maka salah satu contoh Fairness ( Kewajaran) dalam Undang- Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dapat dilihat dalam Pasal 62 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa:
(1) Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya
dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak
menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau
Perseroan, berupa:
a. perubahan anggaran dasar;
b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai
nilai lebih dan 50% ( lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan;
atau
c. Penggabungan, Peleburan, Pengembalianlahlian, atau Pemisahan.148
Dalam Pasal 62 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas mencerminkn prinsip good corporate governance yaitu
fairness karena dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa perlakuan yang sama
terhadap para pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas dan
pemegang saham asing dengan cara pemegang saham berhak meminta kepada
147
148
I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50.
Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 62.
82
repository.unisba.ac.id
perseroan pembelian saham dengan harga yang wajar dan kedudukan yang sama
karena pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing tetap dilakukan
perlakuan sama dengan pemegang saham mayoitas karena adanya prinsip fairness
tersebut.
Disclosure dan Transparency ( Transparansi ) adalah hak-hak para
pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada
wakunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan
keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan
turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.149 Maka salah satu contoh
Disclosure dan Transparency ( Transparansi) dalam Undang- Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah:
Dapat dilihat dalam Pasal 66 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa:
(1) Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah
oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 ( bulan)
setelah tahun buku Perseroan berakhir.
(2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat
sekurang-kurangnya :
a. laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir
tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dan dan tahun buku yang bersangkutan,
149
I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50.
83
repository.unisba.ac.id
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas
laporan keuangan tersebut;
b. laporan mengenai kegiatan Perseroan;
c. laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan;
d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi
kegiatan usaha Perseroan;
e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh
dewan Komisaris selma tahun buku yang baru lampau;
f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
g. gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan
tunjangan bag angta Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang
baru lampau.
(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun
berdasarkan standar akutansi keuangan.
(4) Neraca laporan laba rugi dan tahun buku yang dimaksud pada ayat (2)
huruf a bagi Perseroan yang wajib diaudit, harus disampaikan kepada
Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.150
Pasal 77 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas , menjelaskan bahwa :
(1) Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76,
RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonfrensi, video konferensi,
atau saran media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta
150
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007, pasal 66
84
repository.unisba.ac.id
RUPS saling melihat dan mendengan secara langsung serta berpartisipasi
dalam rapat.
(2) Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan adalah
persyaratan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini dan/atau
sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung berdasarkan
keikutsertaan peserta RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua
peserta RUPS.151
Pasal 100 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas , menjelaskan bahwa:
Atas permohonan tertulis dan pemegang saham, Direksi memberi izin
kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar risalah
RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan laporan tahunan, serta
mendapatkan salinan risalah RUPS dan salinan laporan Tahunan. 152
Prinsip
transparansi
dalam
prinsip
good
corporate
governance
terakomodasi dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dengan adanya salah satu contoh pada Pasal 66 ayat 1 Undang- Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bahwa Direksi menyampaikan
laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam
jangka waktu paling lambat 6 ( bulan) setelah tahun buku Perseroan berakhir,
151
152
Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 77
Ibid, pasal 100 ayat 3.
85
repository.unisba.ac.id
Pasal 77 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas , menjelaskan bahwa Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan melalui media
telekonfrensi, video konferensi, atau saran media elektronik lainnya yang
memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengan secara
langsung serta berpartisipasi dalam rapat, dan dalam Pasal 100 ayat 3 Undangundang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , menjelaskan bahwa
Atas permohonan tertulis dan pemegang saham, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan laporan tahunan, serta mendapatkan salinan risalah RUPS dan salinan
laporan Tahunan. Dari beberapa contoh pasal yang ada dalam Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas terdapat prinsip transparansi hak-hak
para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada
wakunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan
keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan
turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan dapat dilihat dari Direksi
memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham,
daftar risalah RUPS.
Accountability (Akuntabilitas) adalah tanggung jawab manajemen melalui
pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang
saham, Dewan Komisaris, dan auditor. Merupakan bentuk pertanggungjawaban
manajemen kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan
antara lain dengan menyiapkan Laporan Keuangan pada waktu yang tepat dan
dengan cara yang tepat. Mengembangkan Komite Audit dan Resiko untuk
86
repository.unisba.ac.id
mendukung fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris. Mengembangkan dan
merumuskan kembali peran dan fungsi Internal Audit sebagai mitra bisnis
strategik berdasarkan best practices. Transformasi menjadi Risk Based Audit.
Menjaga manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan menangani
pertentangan (dispute). Penegakan hukum (sistem penghargaan dan sanksi).
Menggunakan
Eksternal
Auditor
yang
memenuhi
syarat
Profesionalisme).153 Maka salah satu contoh Accountability
(
berbasi
(Akuntabilitas)
dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara
lain adalah:
Pasal 69 ayat 1 Undanfg-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, menjelaskan bahwa:
Persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta
laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS.154
Pasal 114 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, menjelaskan bahwa:
Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian,
dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.155
153
I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50.
Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroa Terbatas, pasal 69 ayat 1.
155
Ibid, pasal 114 ayat 2.
154
87
repository.unisba.ac.id
Dalam hal ini yang mencerminkan prinsip akuntabilitas ada dalam
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 salah satu contohnya dengan dilihat dalam
pasal 114 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas bahwa tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif
berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan
Komisaris, dan auditor, telah di tentukan dengan cara Setiap anggota Dewan
Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi.
Responsibility (Responsibilitas) adalah peranan pemegang saham harus
diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara
perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan,
lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan. Ini merupakan
tanggung jawab korporasi sebagai anggota masyarakat yang tunduk pada hukum
dan
bertindak
dengan
sekitarnya. Prinsip ini
memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan
masyarakat
diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jwab
merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya
tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi
profesional dan menjungjung etika, memelihara lingkungan bisnis yang sehat.156
Maka salah satu contoh Responsibility (Responsibilitas) dalam Undang- Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah:
Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas menjelaskan bahwa :
156
I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50.
88
repository.unisba.ac.id
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pasal 74 Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa:
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab, Sosial dan Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkngan yang dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.157
Prinsip Responsibilitas pada intinya adalah prinsip good corporate
governance yang menjelaskan bahwa pertanggung jawaban perusahaan adalah
kesesuaian di dalam perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mencerminkan prinsip ini salah
157
Undang-undang Nomor 40 Tahu n 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 74.
89
repository.unisba.ac.id
satu contohnya adalah perlindungan lingkungan hidup dan tanggung jawab sosial.
Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
mengakomodasi prinsip tersebut dengan salah satu contonya dicantumkannya
Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
menjelaskan bahwa Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen
Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan terbatas
memuat pengaturan mengenai organ-organ yang ada di perusahaan diantaranya
yaitu :
1.
Pasal 1 ayat 4 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas menyebutkan Rapat Umum Pemegang Saham, yang
selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang
yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang
ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar. 158
2.
Pasal 1 ayat 5 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas menyebutkan Direksi adalah Organ Perseroan yang
berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan serta
158
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 ayat 4.
90
repository.unisba.ac.id
mewakili Perseroan, baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar.159
3.
Pasal 1 ayat 6 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas menyebutkan Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang
bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan
anggaran dasar serta memberinasihat kepada Direksi.160
B. Penerapan good corporate governance pada PT Badak Natural Gas
Liquefaction dengan berdasarkan peraturan dalam Undang-undang
nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Didirikannya perusahaan mempunyai tujuan yaitu untuk mencari
keuntungan, namun berbeda dengan PT Badak Natural Gas Liquefaction, dalam
didirikannya perusahaan ini tidak untuk mencari keuntungan karena perusahaan
ini didrikan untuk menjadi operator produk gas LNG, namun demikian dalam
wawancara penulis dengan Rubertus Adhi S yaitu Pegawai PT Badak Natural Gas
Liquefaction
di bidang Departement Internal Audit menyebutkan bahwa PT
Badak Natural Gas Liquefaction menerapkan Prinsip GCG yang merujuk pada
peraturan perundang-undangan yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.
Dalam menjalankan Good Corporate Governance, PT Badak Natural Gas
Liquefaction menerapakan penerapan good corporate governance yang terdiri dari
159
160
Ibid, Pasal 1 ayat 5.
Ibid, Pasal 1 ayat 6.
91
repository.unisba.ac.id
enam aspek, yaitu Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik
secara berkelanjutan, Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal, Dewan
Komisaris, Direksi, Pengungkapan Informasi dan Transpaansi.
PT Badak NGL menerapkan struktur Tata Kelola Perusahaan yang pada
umumnya berlaku pada Perseroan Terbatas (PT) di Indonesia. Struktur ini terdiri
dari Rapat Umum Pemegang Saham sebagai organ perusahaan yang tertinggi,
Diikuti oleh Dewan Komisaris, Direksi, Beserta Komite di bawah Dewan
Komisaris dan Direksi.
1.
Rapat Umum Pemegang saham
RUPS di PT Badak NGL diselenggarakan setidaknya dua kali dalam
setahun, yaitu RUPS untuk menyetujui proposal anggaran Perusahaan untuk satu
tahun ke depan, dan RUPS untuk laporan pertanggungjawaban operasional
Perusahaan. Melalui RUPS, para pemegang saham dapat, antara lain, memberikan
saran kepada Direksi, membahas kinerja Direksi dan Dewan Komisaris, serta
membahas kebijakan remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris.161
2.
Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
1.
Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perusahaan
berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau
yang dikuasai oleh Perusahaan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat
161
http://www.badaklng.co.id/ , di akses pada hari Selasa tanggal 21 Desember 2015.
92
repository.unisba.ac.id
dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lainlain, serta berhak untu mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.162
2.
Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan
penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris. 163
3.
Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan
Perusahaan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara
Dewan Komisaris diwajibkan untuk menjalankan Perusahaan. 164
4.
Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala
tugas dan wewenang yang diberikan kepada Presiden Komisaris atau anggota
Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar Perusahaan berlaku pula baginya. 165
Sesuai dengan sistem dua tingkat di Indonesia, Presiden Komisaris PT
Badak NGL bukanlah pimpinan pelaksana kerja harian atau chief executive
officer (Ceo). Posisi ini dijabat oleh Presiden Direktur. Kelima anggota Dewan
Komisaris PT Badak NGL semuanya laki-laki dan tak seorangpun di antara
mereka merupakan Komisaris Independen. 166
3.
Direksi
Tugas dan wewenang Direksi adalah sebagai berikut:
162
Ibid.
Ibid.
164
Ibid.
165
Ibid.
166
Ibid.
163
93
repository.unisba.ac.id
1.
Direksi berhak mewakili Perusahaan di dalam dan di luar
Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perusahaan
dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perusahaan, serta menjalankan segala
tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:
a.
Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perusahaan (tidak
termasuk mengambil uang Perusahaan di Bank),
b.
Mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik
di dalam maupun di luar negeri,
c.
Membuat perdamaian di dalam maupun diluar pengadilan
berkaitan dengan perkara yang berpotensi merugikan secara material dan harta
kekayaan (aset) Perusahaan, haruslah dengan persetujuan tertulis dari Dewan
Komisaris. 167
2.
a. Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak untuk dan
atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan.
b.
Dalam hal Presiden Direktur tidak hadir atau berhalangan karena
sebab apapun juga, yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, salah
seorang Anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas
nama Direksi serta mewakili Perusahaan. 168
167
168
Ibid.
Ibid.
94
repository.unisba.ac.id
3.
Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau
menggadaikan, menjadikan sebagai jaminan utang seluruh atau sebagian besar
harta kekayaan Perusahaan dalam suatu tahun buku baik dalam satu transaksi atau
beberapa transaksi yang berdiri sendiri atau yang berkaitan satu sama lain, harus
mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakilkan para Pemegang Saham
yang memiliki paling sedikit 3/4 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suarapenjelasan yang sah, dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 bagian dari jumlah
seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 169
4.
Direksi untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau
lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan
yang diatur dalam surat kuasa. 170
5.
Dalam hal Perusahaan mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan kepentingan pribadi seseorang anggota Direksi, maka Perusahaan akan
diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perusahaan mempunyai
kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi,
maka dalam hal ini Perusahaan diwakili oleh Dewan Komisaris. 171
Dalam penjelasan yang disebutkan di atas, PT Badak NGL menerapkan
struktur Tata Kelola Perusahaan yang pada umumnya berlaku pada Perseroan
Terbatas (PT) di Indonesia. Struktur ini terdiri dari Rapat Umum Pemegang
Saham sebagai organ perusahaan yang tertinggi, Diikuti oleh Dewan Komisaris,
169
Ibid
Ibid.
171
ibid
170
95
repository.unisba.ac.id
Direksi. Penjelasan mengenai RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi tersebut
walaupun tidak secara rinci dijelaskan namun penulisa dapat menilai bahwa PT
BadakNatural Gas Liquefaction merupakan perusahaan yang menganut prinsip
good corporate governance yang ada di Indonesia yang di akomodasi oleh
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam tugas
dan wewenang RUPS , Direksi dan Dean Komisaris penulis dapat melihat
terdapatnya Prinsip Fairness ( Kewajaran) adalah Perlakuan yang sama terhadap
para pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas dan pemegang saham
asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian
untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang
melindungi kepentingan minoritas, dan membuat pedoman prilaku perusahaan
(corporate conduct) dan atau kebijakan-kebjijakan yang melindungi korporasi
terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing, dan konflik kepentingan.
Menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite.
Termasuk sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau
pengungkapan penuh material apapun. Mengedepankan Equal Job Opportunity.172
Maka salah satu contoh Fairness ( Kewajaran) dalam Undang- Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dapat dilihat dalam Pasal 62 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa:
(1)
Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak
172
I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50
96
repository.unisba.ac.id
menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan,
berupa:
a.
perubahan anggaran dasar;
b.
pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai
nilai lebih dan 50% ( lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau
c.
Penggabungan,
Peleburan,
Pengembalianlahlian,
atau
Pemisahan.173
Disclosure dan Transparency ( Transparansi ) adalah hak-hak para
pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada
wakunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan
keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan
turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.174 Maka salah satu contoh
Disclosure dan Transparency ( Transparansi) dalam Undang- Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah:
Dapat dilihat dalam Pasal 66 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa:
(1)
Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah
ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 ( bulan)
setelah tahun buku Perseroan berakhir.
173
174
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan tTerbatas, pasal 62
I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50
97
repository.unisba.ac.id
(2)
Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memuat sekurang-kurangnya :
a.
laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca
akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dan dan tahun buku yang bersangkutan, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan
tersebut;
b.
laporan mengenai kegiatan Perseroan;
c.
laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan;
d.
rincian
masalah
yang
timbul
selama
tahun
buku
yang
mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan;
e.
laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh
dewan Komisaris selma tahun buku yang baru lampau;
f.
nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
g.
gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium
dan tunjangan bag angta Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru
lampau.
(3)
Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
disusun berdasarkan standar akutansi keuangan.
98
repository.unisba.ac.id
(4)
Neraca laporan laba rugi dan tahun buku yang dimaksud pada ayat
(2) huruf a bagi Perseroan yang wajib diaudit, harus disampaikan kepada Menteri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 175
Pasal 77 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas , menjelaskan bahwa :
(1)
Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
76, RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonfrensi, video konferensi,
atau saran media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS
saling melihat dan mendengan secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat.
(2)
Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan
adalah persyaratan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini dan/atau
sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan.
(3)
Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung
berdasarkan keikutsertaan peserta RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua
peserta RUPS. 176
Pasal 100 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas , menjelaskan bahwa:
Atas permohonan tertulis dan pemegang saham, Direksi memberi izin
kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar risalah
175
176
Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 66..
Undang undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 77
99
repository.unisba.ac.id
RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan laporan tahunan, serta
mendapatkan salinan risalah RUPS dan salinan laporan Tahunan.
Accountability
177
(Akuntabilitas) adalah tanggung jawab manajemen
melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer,
pemegang
saham,
Dewan
Komisaris,
dan
auditor.
Merupakan
bentuk
pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan para pemegang saham.
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan Laporan Keuangan pada
waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat. Mengembangkan Komite Audit dan
Resiko
untuk
mendukung fungsi
pengawasan oleh Dewan Komisaris.
Mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi Internal Audit
sebagai mitra bisnis strategik berdasarkan best practices. Transformasi menjadi
Risk Based Audit. Menjaga manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan
menangani pertentangan (dispute). Penegakan hukum (sistem penghargaan dan
sanksi). Menggunakan Eksternal Auditor yang memenuhi syarat ( berbasi
Profesionalisme).178
Maka salah satu contoh Accountability
(Akuntabilitas)
dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara
lain adalah:
Pasal 69 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, menjelaskan bahwa:
177
178
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 100.
I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50
100
repository.unisba.ac.id
Persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta
laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS. 179
Pasal 114 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, menjelaskan bahwa:
Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian,
dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.180
4.
Komite Audit
Dewan Komisaris membentuk Komite Audit pada tahun 2011 untuk
meningkatkan penerapan tata kelola di Perusahaan, sekaligus untuk membuat
tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris terhadap pengelolaan Perusahaan oleh
Direksi dan Manajemen lebih efektif. Tugas-tugas Komite Audit antara lain
adalah memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan halhal
lain
yang
diajukan
oleh
Direksi
kepada
Dewan
Komisaris,
mengidentifikasikan berbagai permasalahan yang membutuhkan perhatian Dewan
Komisaris, dan mengkaji kepatuhan Perusahaan terhadap hukum dan regulasi
terkait kegiatan Perusahaan, dan mengkaji pelaksanaan audit oleh internal audit
179
180
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 69 ayat 1
Undang-undang Nomor 40 TAHUN 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 114 ayat 2.
101
repository.unisba.ac.id
dan auditor independen. Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada
Dewan Komisaris.
5.
181
Komite Dan Departemen Dibawah direksi
Direksi membentuk sejumlah komite dan departemen untuk membantu
menjalankan tugas-tugasnya. Melalui komite dan departemen tersebut, Direksi
dapat memastikan dan mengukur bahwa Perusahaan sungguh telah dikelola secara
benar, yang artinya memberi dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
positif kepada semua pemangku kepentingan. Direksi secara teratur mengadakan
rapat dengan komite dan departemen tersebut, dengan frekuensi masing-masing
tiga bulan sekali. Komite dan Departemen dibawah Direksi adalah :
A.
Departemen Internal Audit
Internal Audit dibentuk untuk melaksanakan fungsi pengawasan internal.
Departemen tersebut berkedudukan langsung di bawah Presiden Direktur & Ceo
untuk menjamin independensinya dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit.
Kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab Internal Audit, beserta
hubungan kelembagaan antara Internal Audit dengan Komite Audit dan Auditor
eksternal, dituangkan dalam Piagam Internal Audit, yang ditandatangani oleh
Presiden Direktur & Ceo Internal Audit dipimpin oleh Senior Manager, Internal
Audit, yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Direktur & Ceo. Senior
181
Badaklng.co.id, diakses pada hari selasa tanggal 21 Desember 20015.
102
repository.unisba.ac.id
Manage, Internal Audit memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan semua tugas dan tanggung jawabnya. 182
Tugas dan tanggung jawab Internal Audit adalah sebagai berikut:
1.
Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan.
2.
Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara
keseluruhan serta melakukan kajian secara berkala.
3.
Memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi
efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah terjadinya
penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut secara
berkala.
4.
Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh bidang Perusahaan
yang meliputi antara lain: akuntansi/keuangan, sumber daya manusia, dan
operasional.
5.
Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik
pekerja maupun manajemen Perusahaan kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
6.
Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkap kasus
yang mempunyai indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan,
penyelewengan, dan kecurangan (fraud ).
182182
Ibid.
103
repository.unisba.ac.id
7.
Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi
yang objektif tentang kegiatan yang diaudit kepada semua tingkatan manajemen.
8.
Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen
mengenai upaya peningkatan efektivitas pengendalian internal, peningkatan
efisiensi, manajemen risiko, dan kegiatan lainnya terkait dengan peningkatan
kinerja.
9.
Mendukung penerapan Good Corporate Governance di lingkungan
Perusahaan.
10.
Menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis yang diminta
oleh Direksi dalam rangka penyampaian laporan Direksi kepada Komisaris,
Pemegang Saham, Producer, dan lain-lain.
11.
Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung
kepada Presiden
Direktur & CeO. 183
B.
Komite Etik
Komite etik dibentuk dengan tugas utama melakukan sosialisasi
Code of Conduct kepada para pekerja dan kontraktor, serta pihak luar yang
terkait. Selain itu, Komite etik ini juga memonitor, mengevaluasi, dan
mengembangkan pelaksanaan Code of Conduct, termasuk menerima laporan
tentang pelanggaran dan menindaklanjutinya sesuai peraturan yang berlaku.
183
Ibid.
104
repository.unisba.ac.id
Komite etik terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan 10 anggota yang berasal dari
berbagai departemen di dalam Perusahaan. 184
C.
Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan berfungsi mengelola perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan corporate affairs yang melibatkan pihak internal dan eksternal, untuk
memastikan terlaksananya kegiatan tersebut sesuai standar untuk mendukung
kegiatan Perusahaan, khususnya Direksi. 185
Sekretaris Perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawab utama sebagai
berikut:
1.
Mengawasi dan memberikan arahan mengenai pelaksanaan
kegiatan-kegiatan mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan RUPS, sehingga
berjalan sesuai standar-standar internal dan eksternal, dan hasil dari RUPS dapat
dipergunakan sebagai referensi oleh manajemen. 186
2.
Mengawasi dan memberikan arahan pelaksanaan pertemuan
produsen gas, CSR, dan acara korporat lainnya, mulai tahap perencanaan hingga
pelaksanaan acara-acara internal dan eksternal, agar dapat berlangsung sesuai
harapan. 187
3.
Menjamin keberhasilan kegiatan-kegiatan hubungan internal
(misalnya komunikasi antar divisi) dan eksternal (hubungan publik dengan media,
184
Ibid.
Ibid
186
Ibid.
187
Ibid.
185
105
repository.unisba.ac.id
CSR, pelaporan pada pihak berwajib), serta memastikan bahwa Perusahaan dapat
mendistribusikan informasi sesuai harapan dan relasi dengan pihak-pihak tersebut
terjaga.
4.
Memastikan proses penyimpanan dan pengarsipan dokumen-
dokumen Perusahaan termasuk dokumen legal, agar dapat tersimpan dengan benar
dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.
5.
Memastikan kegiatan hukum perusahaan, termasuk kepatuhan
hukum, serta memberikan rekomendasi hukum, dan menangani proses peradilan
Perusahaan, untuk memastikan bahwa Perusahaan tidak terjerat dalam masalahmasalah hukum yang dapat menghalangi pencapaian tujuan-tujuan strategis.188
6.
Menjamin keselamatan, kesehatan, lingkungan dan kualitas kerja
serta keamanan di lingkungan tugasnya.
7.
Memastikan Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan
keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG. 189
Komite dan Departemen di bawah direksi yang sudah di jelaskan
sebelumnya memiliki tugas masing-masing dalam melaksanakan prinsip good
corporate govenance pada PT Badak Liquefaction. Dalam menjalankan tugasnya
penulis melihat bahwa Komite dan Departemen di bawah Direksi ini menerapkan
prinsip good corporate governance yaitu prinsip Responsibility (Responsibilitas)
adalah peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh
188
189
Ibid.
Ibid.
106
repository.unisba.ac.id
hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang
kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang
sehat dari aspek keuangan. Ini merupakan tanggung jawab korporasi sebagai
anggota
masyarakat yang tunduk pada hukum dan bertindak dengan
memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan
masyarakat
sekitarnya.
Prinsip
ini
diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jwab merupakan konsekuensi
logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial,
menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi profesional dan menjungjung
etika, memelihara lingkungan bisnis yang sehat.
190
Maka salah satu contoh
Responsibility (Responsibilitas) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah:
Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas menjelaskan bahwa :
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.191
Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pasal 74 Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa:
190
191
I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50
Undang-unang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroa Terbatas, pasal 1 ayat 3.
107
repository.unisba.ac.id
(1)
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab, Sosial
dan Lingkungan.
(2)
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkngan yang dimaksud pada ayat
(1) merupakan kewajiban Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3)
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. 192
Dapat dilihat dari wujudnya Sekretaris Perusahaan memiliki tugas dan
tanggung jawab utama adalah Mengawasi dan memberikan arahan mengenai
pelaksanaan kegiatan-kegiatan mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan
RUPS, sehingga berjalan sesuai standar-standar internal dan eksternal, dan hasil
dari RUPS dapat dipergunakan sebagai referensi oleh manajemen, mengawasi dan
memberikan arahan pelaksanaan pertemuan produsen gas, CSR, dan acara
korporat lainnya, mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan acara-acara
internal dan eksternal, agar dapat berlangsung sesuai harapan, menjamin
keberhasilan kegiatan-kegiatan hubungan internal (misalnya komunikasi antar
divisi) dan eksternal (hubungan publik dengan media, CSR, pelaporan pada pihak
192
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang perseroan Terbatas, Pasal 74
108
repository.unisba.ac.id
berwajib), serta memastikan bahwa Perusahaan dapat mendistribusikan informasi
sesuai harapan dan relasi dengan pihak-pihak tersebut terjaga, memastikan proses
penyimpanan dan pengarsipan dokumen-dokumen Perusahaan termasuk dokumen
legal, agar dapat tersimpan dengan benar dan dapat dipergunakan pada saat
dibutuhkan, memastikan kegiatan hukum perusahaan, termasuk kepatuhan hukum,
serta memberikan rekomendasi hukum, dan menangani proses peradilan
Perusahaan, untuk memastikan bahwa Perusahaan tidak terjerat dalam masalahmasalah hukum yang dapat menghalangi pencapaian tujuan-tujuan strategis,
Menjamin keselamatan, kesehatan, lingkungan dan kualitas kerja serta keamanan
di lingkungan tugasnya, memastikan Perusahaan mematuhi peraturan tentang
persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG.
D.
Kode Etik Dan Sistem Pelaporan Pelanggaran
Perusahaan mempunyai pedoman etika usaha dan tata perilaku (code of
conduct) yang merupakan penjabaran dan penerapan nilai-nilai yang menjadi
budaya Perusahaan dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi
organ Perusahaan dan semua pekerja dalam berinteraksi dengan pemangku
kepentingan.
193
Code of Conduct mencakup perilaku yang harus dilakukan (do) dan
perilaku yang tidak boleh dilakukan (don’t). Adapun isi code of conduct ini antara
lain mengatur tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam hal etika
kerja (memelihara etika kerja; berlaku adil; komitmen terhadap SHeq-MS),
193
http:/www.badaklng.co.id/,... op.cit.
109
repository.unisba.ac.id
kerahasiaan data dan informasi (menjaga kerahasiaan data dan informasi,
mencatat data dan pelaporan), menjaga harta Perusahaan, integritas (menghindari
pertentangan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan, menerima hadiah
gratifikasi/sponsor), penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, aktivitas
politik, peduli lingkungan, dan persaingan usaha.
194
Secara periodik dilakukan pelatihan Code of Conduct kepada para pekerja
untuk mensosialisasikan isi dari pedoman etika usaha dan tata perilaku ini, dan
setiap pekerja menandatangani surat pernyataan pekerja atas penerapan Code of
Conduct – do & don’t.195
Untuk menjamin penegakan pedoman tata perilaku ini, Perusahaan
mempunyai mekanisme/sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system),
di mana setiap pekerja dapat melaporkan penyimpangan dari code of conduct
melalui beberapa saluran yang telah ditentukan, yaitu intranet dan email kepada :
[email protected]
Menurut Rubertus Adhi S komitmen terhadap penerapan tata kelola
perusahaan yang baik secara berkelanjutkan di terapkan PT Badak Natural Gas
Liquefaction dengan membagi kewenangan di setiap organ yaitu Shareholder,
Komisaris dan Board of Director dengan di buat soft structure. Soft structure
tersebut terbagi kedalam :
1. COCG
194
Ibid.
Ibid.
196
Wawancara, Narasumber Rubertus...., op.cit.
195
110
repository.unisba.ac.id
Pedoman Tata Kelola Perusahaan
(COCG) ini merupakan aturan
dasar yang berisi prinsip-prinsip GCG yang menjadi acuan pokok bagi
peraturan-peraturan di bawahnya dan sebagai pedoman bagi seluruh lapisan
Pekerja dalam menjalankan peran dan fungsinya masing-masing sehingga
tercipta iklim kerja yang kondusif yang timbul dari adanya kesamaan persepsi
atas fungsi, peran dan tanggung jawab masing-masing organ Perusahaan. 197
Secara keseluruhan COCG terdiri dari lima bagian. Bagian pertama “
Pendahuluan“ mencakup antara
lain Latar
Belakang,
Pengertian GCG,
Komitmen terhadap penerapan GCG, Landasan Hukum, Tujuan, Sasaran
Dan
Nilai
Manfaat Penerapan GCG, Prinsip-Prinsip GCG, Visi, Misi Dan NilaiPerusahaan,
Metode Pendekatan GCG, Siklus Penerapan GCG dan
Istilah.198
2. Board Manual
Board Manual merupakan naskah kesepakatan antara Direksi dan
Dewan Komisaris, yang bertujuan untuk menjelaskan pola hubungan kerja
yang baku antara Direksi dengan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas
agar tercipta pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan, efektif dan
efisien dengan menjunjung tinggi integritas dan kejujuran dalam menjalankan
kegiatan bisnis Perusahaan. Dengan diberlakukannya Board Manual ini dalam
hubungan kerja antar dua organ Perusahaan diharapkan
Perusahaan
197
198
dapat
dilaksanakan
secara
harmonis
kegiatan
usaha
dengan asas-asas Good
Ibid
Ibid.
111
repository.unisba.ac.id
Corporate
Governance dalam
upaya
untuk
Perusahaan yang telah ditetapkan. Direksi
bertanggung jawab
mencapai
adalah
organ
Visi
dan
Misi
Perusahaan
yang
penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan
dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di
luar pengadilan sesuai ketentuan Anggaran Dasar. Oleh karena itu, dalam
Board Manual diatur hal-hal yang berhubungan dengan Direksi yang menyangkut
antara lain Persyaratan dan Komposisi, Program Pengenalan dan Pengembangan
bagi Direksi. Independen Direksi, Tugas dan Kewajiban Direksi, Wewenang
dan Hak Direksi, Etika Jabatan Direksi, Rapat Direksi, Evaluasi Kinerja
Direksi, Organ Direksi yang mencakup Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan
yang dijelaskan secara terperinci pada BAB II dalam Board Manual ini. 199
Dewan
Komisaris adalah organ
melakukan pengawasan
secara
umum
Perusahaan
dan/atau
yang
khusus
bertugas
sesuai
dengan
Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
kepengurusan Perusahaan. Pengaturan terkait Dewan Komisaris
diatur secara
rinci pada BAB III yang meliputi Persyaratan dan Komposisi, Tugas dan
Kewajiban, Wewenang dan Hak, Etika Jabatan, Rapat
Evaluasi
Kinerja
Dewan
Komisaris
dan
Organ
Dewan
Komisaris,
Dewan Komisaris yang
mencakup Komite Audit dan Sekretaris Dewan Komisaris.Board Manual juga
mengatur hubungan kerja Direksi dan Dewan Komisaris. Sesuai Undangundang No.40 tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas dan Anggaran Dasar
Badak LNG, Direksi dan Dewan Komisaris adalah Organ Perusahaan dalam
199
Ibid.
112
repository.unisba.ac.id
pengelolaan Perusahaan. Untuk itu dalam menjalankan Korporasi ini, dituntut
hubungan kerja yang harmonis antara Direksi dan Dewan Komisaris. Yang
membedakan secara prinsip atas keduanya adalah Direksi bertanggungjawab atas
pengelolaa Perusahaan sedangkan
Dewan
Komisaris
bertanggung
jawab
terhadap fungsi pengawasan pengurusan Perusahaan.200
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa PT Badak Natural Gas Liquefaction
menerpakan
prinsip
good
corporate
governance
yaitu
Accountability
(Akuntabilitas) adalah tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang
efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan
Komisaris, dan auditor. Tercantum pada salah satu peraturan yang ada dalam
Pasal 69 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, menjelaskan bahwa Persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan
laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan
oleh RUPS.
Pasal 114 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, menjelaskan bahwa Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan
itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan.
200
Ibid
113
repository.unisba.ac.id
Dalam board manual PT Badak Natural Gas Liquefaction memang tidak
dijelaskan secara rinci wewenang dari Direksi dan Dewan Komisaris namun
dalam board manual ini PT Badak menerapkan prinsip akuntabilitas yaitu
pengawasan efektif yaitu check and balance antara Direksi dan Dewan Komisaris.
3. Code of Conduct
Implementasi Good
Corporate
Governance (GCG)
atau
tata
kelola perusahaan yang baik di PT Badak NGL (”Badak LNG”) diyakini akan
memperkuat posisi Perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha ke depan
dan akan meningkatkan kinerja perusahaan secara otpimal. Komitmen penerapan
GCG tersebut salah
satunya dibuktikan oleh Manajemen Badak LNG dengan
menegakan Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct/COC)
dan sebagai bentuk penjabaran nilai-nilai utama Perusahaan yaitu Safety, Health
and
Environment,
Innovative,
Professionalism,
Integrity,
Dignity
(SINERGY).201
Penerapan Code of Conduct dimaksudkan untuk mengidentifikasikan
nilai-nilai dan standar etika yang selaras dengan Visi dan Misi Perusahaan,
menjabarkan Tata Nilai Pribadi dan Bisnis sebagai landasan etika yang harus
diikuti oleh seluruh pekerja Badak LNG dalam melaksanakan tugas, menjadi
acuan perilaku insan LNG Badak
jawab
masing-masing
dalam melaksanakan tugas
dan
tanggung
dan berinteraksi dengan stakeholder Perusahaan serta
untuk menjelaskan secara rinci standar etika agar insan Badak LNGdapat menilai
bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika
201
Ibid
114
repository.unisba.ac.id
menemui keragu-raguan dalam bertindak.202 Menurut Rubertus Adhi code of
conduct ini juga merupakan upaya untuk memastikan bahwa dalam pengelolaan
perusahaan ini terbebas dari konflik kepentingan.203
Dalam hal ini Penerapan Code of Conduct untuk memastikan bahwa
dalam pengelolaan perusahaan ini terbebas dari konflik kepentingan maka PT
Badak Natural Gas Liquefaction ini telah menerapkan prinsip good corporate
governance yaitu prinsip fairness dimana dalam prinsip tersebut dijelaskan bahwa
suatu perusahaan membuat pedoman prilaku perusahaan atau kebijakan-kebijakan
yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing,
dan konflik kepentingan dan juga perlakuan yang sama terhadap para pemegang
saham . Salah satu contoh prinsip fairness juga terdapat pada Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas yaitu
Pasal 62 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa:
(1)
Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak
menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan,
berupa:
a.
perubahan anggaran dasar;
b.
pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai
nilai lebih dan 50% ( lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau
202
Ibid.
Ibid.
203
115
repository.unisba.ac.id
c.
Penggabungan, Peleburan, Pengembalianlahlian, atau Pemisahan.
Selain itu menurut Rubertus Adni S di bawah Direksi terdapat Komite
GCG komite GCG tersebut antara lain :
1.
Sosialisasi yang wujudnya adalah workshop, seminar tiap tahun, baik
kepada pekerta PT Badak Natural Gas Liquefaction dan mitra kerja. Mitra kerja
disini di bagi dua mitra kerja outsorcing atau supllier untuk menjelaskan tentang
bagaimana good Corporate Governance itu. 204
2.
Whistleblowing policy yaitu agar para pihak bisa memastikan apabila ada
kendala atau secara tata kelola perusahaan dilihat ada yang menyimpang mereka
dapat melaporkan.205
3.
Program pengendalian gratifikasi adalah mengatur untuk memastikan
manajemen lini itu imun dari praktek-praktek good corporate governance yang
ditetapkan dalam soft structur. 206
4.
Pengendalian
konflik
of
interest
dengan
cara
semua
pekerja
menandatangani fakta intregritas dan apa punishing dan reward yang akan
muncul.207
204
Ibid.
Ibid.
206
Ibid
207
Ibid.
205
116
repository.unisba.ac.id
Download