BAB IV PENERAPAN TATA KELOLA YANG BAIK PADA PT BADAK NATURAL GAS LIQUITFACTION DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS A. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas mengakomodasi prinsip good corporate governance. Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tidak disebutkan setcara tegas tentang Good Corporate Governance namun dalam undang-undang pengaturan mengenai prinsip-prinsip Good Corporate Governance, menurut Forum For Corporate Governance di Indonesia ( FCGI) sebuah profesional non pemerintah ( NGO) menjabarkan prinsip-prinsip good corporatee governance adalah Fairness ( Kewajaran), Disclosure dan Transparency ( Transparansi ), Accountability ( Akuntabilitas ), Responsibility ( Responsibilitas). Fairness ( Kewajaran) adalah Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading). Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang melindungi kepentingan minoritas, dan membuat pedoman prilaku perusahaan (corporate conduct) dan atau kebijakan-kebjijakan yang melindungi korporasi 81 repository.unisba.ac.id terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing, dan konflik kepentingan. Menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite. Termasuk sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau pengungkapan penuh material apapun. Mengedepankan Equal Job Opportunity.147 Maka salah satu contoh Fairness ( Kewajaran) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dapat dilihat dalam Pasal 62 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa: (1) Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa: a. perubahan anggaran dasar; b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dan 50% ( lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau c. Penggabungan, Peleburan, Pengembalianlahlian, atau Pemisahan.148 Dalam Pasal 62 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mencerminkn prinsip good corporate governance yaitu fairness karena dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dengan cara pemegang saham berhak meminta kepada 147 148 I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50. Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 62. 82 repository.unisba.ac.id perseroan pembelian saham dengan harga yang wajar dan kedudukan yang sama karena pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing tetap dilakukan perlakuan sama dengan pemegang saham mayoitas karena adanya prinsip fairness tersebut. Disclosure dan Transparency ( Transparansi ) adalah hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada wakunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.149 Maka salah satu contoh Disclosure dan Transparency ( Transparansi) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah: Dapat dilihat dalam Pasal 66 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa: (1) Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 ( bulan) setelah tahun buku Perseroan berakhir. (2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya : a. laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dan dan tahun buku yang bersangkutan, 149 I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50. 83 repository.unisba.ac.id laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut; b. laporan mengenai kegiatan Perseroan; c. laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan; d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan; e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh dewan Komisaris selma tahun buku yang baru lampau; f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; g. gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bag angta Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau. (3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun berdasarkan standar akutansi keuangan. (4) Neraca laporan laba rugi dan tahun buku yang dimaksud pada ayat (2) huruf a bagi Perseroan yang wajib diaudit, harus disampaikan kepada Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.150 Pasal 77 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , menjelaskan bahwa : (1) Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonfrensi, video konferensi, atau saran media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta 150 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007, pasal 66 84 repository.unisba.ac.id RUPS saling melihat dan mendengan secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. (2) Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan adalah persyaratan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini dan/atau sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan. (3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung berdasarkan keikutsertaan peserta RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta RUPS.151 Pasal 100 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , menjelaskan bahwa: Atas permohonan tertulis dan pemegang saham, Direksi memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar risalah RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan laporan tahunan, serta mendapatkan salinan risalah RUPS dan salinan laporan Tahunan. 152 Prinsip transparansi dalam prinsip good corporate governance terakomodasi dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dengan adanya salah satu contoh pada Pasal 66 ayat 1 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bahwa Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 ( bulan) setelah tahun buku Perseroan berakhir, 151 152 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 77 Ibid, pasal 100 ayat 3. 85 repository.unisba.ac.id Pasal 77 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , menjelaskan bahwa Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonfrensi, video konferensi, atau saran media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengan secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat, dan dalam Pasal 100 ayat 3 Undangundang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , menjelaskan bahwa Atas permohonan tertulis dan pemegang saham, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan laporan tahunan, serta mendapatkan salinan risalah RUPS dan salinan laporan Tahunan. Dari beberapa contoh pasal yang ada dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas terdapat prinsip transparansi hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada wakunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan dapat dilihat dari Direksi memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar risalah RUPS. Accountability (Akuntabilitas) adalah tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris, dan auditor. Merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan Laporan Keuangan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat. Mengembangkan Komite Audit dan Resiko untuk 86 repository.unisba.ac.id mendukung fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris. Mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi Internal Audit sebagai mitra bisnis strategik berdasarkan best practices. Transformasi menjadi Risk Based Audit. Menjaga manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan menangani pertentangan (dispute). Penegakan hukum (sistem penghargaan dan sanksi). Menggunakan Eksternal Auditor yang memenuhi syarat Profesionalisme).153 Maka salah satu contoh Accountability ( berbasi (Akuntabilitas) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah: Pasal 69 ayat 1 Undanfg-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan bahwa: Persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS.154 Pasal 114 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan bahwa: Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.155 153 I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroa Terbatas, pasal 69 ayat 1. 155 Ibid, pasal 114 ayat 2. 154 87 repository.unisba.ac.id Dalam hal ini yang mencerminkan prinsip akuntabilitas ada dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 salah satu contohnya dengan dilihat dalam pasal 114 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas bahwa tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris, dan auditor, telah di tentukan dengan cara Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi. Responsibility (Responsibilitas) adalah peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan. Ini merupakan tanggung jawab korporasi sebagai anggota masyarakat yang tunduk pada hukum dan bertindak dengan sekitarnya. Prinsip ini memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jwab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi profesional dan menjungjung etika, memelihara lingkungan bisnis yang sehat.156 Maka salah satu contoh Responsibility (Responsibilitas) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah: Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa : 156 I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50. 88 repository.unisba.ac.id Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pasal 74 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab, Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkngan yang dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.157 Prinsip Responsibilitas pada intinya adalah prinsip good corporate governance yang menjelaskan bahwa pertanggung jawaban perusahaan adalah kesesuaian di dalam perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mencerminkan prinsip ini salah 157 Undang-undang Nomor 40 Tahu n 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 74. 89 repository.unisba.ac.id satu contohnya adalah perlindungan lingkungan hidup dan tanggung jawab sosial. Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengakomodasi prinsip tersebut dengan salah satu contonya dicantumkannya Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan terbatas memuat pengaturan mengenai organ-organ yang ada di perusahaan diantaranya yaitu : 1. Pasal 1 ayat 4 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar. 158 2. Pasal 1 ayat 5 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan serta 158 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 ayat 4. 90 repository.unisba.ac.id mewakili Perseroan, baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.159 3. Pasal 1 ayat 6 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberinasihat kepada Direksi.160 B. Penerapan good corporate governance pada PT Badak Natural Gas Liquefaction dengan berdasarkan peraturan dalam Undang-undang nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Didirikannya perusahaan mempunyai tujuan yaitu untuk mencari keuntungan, namun berbeda dengan PT Badak Natural Gas Liquefaction, dalam didirikannya perusahaan ini tidak untuk mencari keuntungan karena perusahaan ini didrikan untuk menjadi operator produk gas LNG, namun demikian dalam wawancara penulis dengan Rubertus Adhi S yaitu Pegawai PT Badak Natural Gas Liquefaction di bidang Departement Internal Audit menyebutkan bahwa PT Badak Natural Gas Liquefaction menerapkan Prinsip GCG yang merujuk pada peraturan perundang-undangan yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam menjalankan Good Corporate Governance, PT Badak Natural Gas Liquefaction menerapakan penerapan good corporate governance yang terdiri dari 159 160 Ibid, Pasal 1 ayat 5. Ibid, Pasal 1 ayat 6. 91 repository.unisba.ac.id enam aspek, yaitu Komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan, Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal, Dewan Komisaris, Direksi, Pengungkapan Informasi dan Transpaansi. PT Badak NGL menerapkan struktur Tata Kelola Perusahaan yang pada umumnya berlaku pada Perseroan Terbatas (PT) di Indonesia. Struktur ini terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham sebagai organ perusahaan yang tertinggi, Diikuti oleh Dewan Komisaris, Direksi, Beserta Komite di bawah Dewan Komisaris dan Direksi. 1. Rapat Umum Pemegang saham RUPS di PT Badak NGL diselenggarakan setidaknya dua kali dalam setahun, yaitu RUPS untuk menyetujui proposal anggaran Perusahaan untuk satu tahun ke depan, dan RUPS untuk laporan pertanggungjawaban operasional Perusahaan. Melalui RUPS, para pemegang saham dapat, antara lain, memberikan saran kepada Direksi, membahas kinerja Direksi dan Dewan Komisaris, serta membahas kebijakan remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris.161 2. Dewan Komisaris Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perusahaan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perusahaan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat 161 http://www.badaklng.co.id/ , di akses pada hari Selasa tanggal 21 Desember 2015. 92 repository.unisba.ac.id dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lainlain, serta berhak untu mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.162 2. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris. 163 3. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perusahaan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk menjalankan Perusahaan. 164 4. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Presiden Komisaris atau anggota Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar Perusahaan berlaku pula baginya. 165 Sesuai dengan sistem dua tingkat di Indonesia, Presiden Komisaris PT Badak NGL bukanlah pimpinan pelaksana kerja harian atau chief executive officer (Ceo). Posisi ini dijabat oleh Presiden Direktur. Kelima anggota Dewan Komisaris PT Badak NGL semuanya laki-laki dan tak seorangpun di antara mereka merupakan Komisaris Independen. 166 3. Direksi Tugas dan wewenang Direksi adalah sebagai berikut: 162 Ibid. Ibid. 164 Ibid. 165 Ibid. 166 Ibid. 163 93 repository.unisba.ac.id 1. Direksi berhak mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perusahaan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk: a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perusahaan (tidak termasuk mengambil uang Perusahaan di Bank), b. Mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri, c. Membuat perdamaian di dalam maupun diluar pengadilan berkaitan dengan perkara yang berpotensi merugikan secara material dan harta kekayaan (aset) Perusahaan, haruslah dengan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris. 167 2. a. Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan. b. Dalam hal Presiden Direktur tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, salah seorang Anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan. 168 167 168 Ibid. Ibid. 94 repository.unisba.ac.id 3. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menggadaikan, menjadikan sebagai jaminan utang seluruh atau sebagian besar harta kekayaan Perusahaan dalam suatu tahun buku baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri atau yang berkaitan satu sama lain, harus mendapat persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakilkan para Pemegang Saham yang memiliki paling sedikit 3/4 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suarapenjelasan yang sah, dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 169 4. Direksi untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa. 170 5. Dalam hal Perusahaan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seseorang anggota Direksi, maka Perusahaan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perusahaan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perusahaan diwakili oleh Dewan Komisaris. 171 Dalam penjelasan yang disebutkan di atas, PT Badak NGL menerapkan struktur Tata Kelola Perusahaan yang pada umumnya berlaku pada Perseroan Terbatas (PT) di Indonesia. Struktur ini terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham sebagai organ perusahaan yang tertinggi, Diikuti oleh Dewan Komisaris, 169 Ibid Ibid. 171 ibid 170 95 repository.unisba.ac.id Direksi. Penjelasan mengenai RUPS, Dewan Komisaris, dan Direksi tersebut walaupun tidak secara rinci dijelaskan namun penulisa dapat menilai bahwa PT BadakNatural Gas Liquefaction merupakan perusahaan yang menganut prinsip good corporate governance yang ada di Indonesia yang di akomodasi oleh Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam tugas dan wewenang RUPS , Direksi dan Dean Komisaris penulis dapat melihat terdapatnya Prinsip Fairness ( Kewajaran) adalah Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading). Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang melindungi kepentingan minoritas, dan membuat pedoman prilaku perusahaan (corporate conduct) dan atau kebijakan-kebjijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing, dan konflik kepentingan. Menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite. Termasuk sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau pengungkapan penuh material apapun. Mengedepankan Equal Job Opportunity.172 Maka salah satu contoh Fairness ( Kewajaran) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dapat dilihat dalam Pasal 62 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa: (1) Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak 172 I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50 96 repository.unisba.ac.id menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa: a. perubahan anggaran dasar; b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dan 50% ( lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau c. Penggabungan, Peleburan, Pengembalianlahlian, atau Pemisahan.173 Disclosure dan Transparency ( Transparansi ) adalah hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada wakunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.174 Maka salah satu contoh Disclosure dan Transparency ( Transparansi) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah: Dapat dilihat dalam Pasal 66 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa: (1) Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 ( bulan) setelah tahun buku Perseroan berakhir. 173 174 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan tTerbatas, pasal 62 I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50 97 repository.unisba.ac.id (2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya : a. laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dan dan tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut; b. laporan mengenai kegiatan Perseroan; c. laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan; d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan; e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh dewan Komisaris selma tahun buku yang baru lampau; f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; g. gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bag angta Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau. (3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun berdasarkan standar akutansi keuangan. 98 repository.unisba.ac.id (4) Neraca laporan laba rugi dan tahun buku yang dimaksud pada ayat (2) huruf a bagi Perseroan yang wajib diaudit, harus disampaikan kepada Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 175 Pasal 77 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , menjelaskan bahwa : (1) Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonfrensi, video konferensi, atau saran media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengan secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. (2) Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan adalah persyaratan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini dan/atau sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan. (3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung berdasarkan keikutsertaan peserta RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta RUPS. 176 Pasal 100 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas , menjelaskan bahwa: Atas permohonan tertulis dan pemegang saham, Direksi memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar risalah 175 176 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 66.. Undang undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 77 99 repository.unisba.ac.id RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan laporan tahunan, serta mendapatkan salinan risalah RUPS dan salinan laporan Tahunan. Accountability 177 (Akuntabilitas) adalah tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris, dan auditor. Merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan Laporan Keuangan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat. Mengembangkan Komite Audit dan Resiko untuk mendukung fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris. Mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi Internal Audit sebagai mitra bisnis strategik berdasarkan best practices. Transformasi menjadi Risk Based Audit. Menjaga manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan menangani pertentangan (dispute). Penegakan hukum (sistem penghargaan dan sanksi). Menggunakan Eksternal Auditor yang memenuhi syarat ( berbasi Profesionalisme).178 Maka salah satu contoh Accountability (Akuntabilitas) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah: Pasal 69 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan bahwa: 177 178 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 100. I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50 100 repository.unisba.ac.id Persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS. 179 Pasal 114 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan bahwa: Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.180 4. Komite Audit Dewan Komisaris membentuk Komite Audit pada tahun 2011 untuk meningkatkan penerapan tata kelola di Perusahaan, sekaligus untuk membuat tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris terhadap pengelolaan Perusahaan oleh Direksi dan Manajemen lebih efektif. Tugas-tugas Komite Audit antara lain adalah memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan halhal lain yang diajukan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasikan berbagai permasalahan yang membutuhkan perhatian Dewan Komisaris, dan mengkaji kepatuhan Perusahaan terhadap hukum dan regulasi terkait kegiatan Perusahaan, dan mengkaji pelaksanaan audit oleh internal audit 179 180 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 69 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 TAHUN 2007 Tentang Perseroan Terbatas, pasal 114 ayat 2. 101 repository.unisba.ac.id dan auditor independen. Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. 5. 181 Komite Dan Departemen Dibawah direksi Direksi membentuk sejumlah komite dan departemen untuk membantu menjalankan tugas-tugasnya. Melalui komite dan departemen tersebut, Direksi dapat memastikan dan mengukur bahwa Perusahaan sungguh telah dikelola secara benar, yang artinya memberi dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang positif kepada semua pemangku kepentingan. Direksi secara teratur mengadakan rapat dengan komite dan departemen tersebut, dengan frekuensi masing-masing tiga bulan sekali. Komite dan Departemen dibawah Direksi adalah : A. Departemen Internal Audit Internal Audit dibentuk untuk melaksanakan fungsi pengawasan internal. Departemen tersebut berkedudukan langsung di bawah Presiden Direktur & Ceo untuk menjamin independensinya dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit. Kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab Internal Audit, beserta hubungan kelembagaan antara Internal Audit dengan Komite Audit dan Auditor eksternal, dituangkan dalam Piagam Internal Audit, yang ditandatangani oleh Presiden Direktur & Ceo Internal Audit dipimpin oleh Senior Manager, Internal Audit, yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Direktur & Ceo. Senior 181 Badaklng.co.id, diakses pada hari selasa tanggal 21 Desember 20015. 102 repository.unisba.ac.id Manage, Internal Audit memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang memadai untuk melaksanakan semua tugas dan tanggung jawabnya. 182 Tugas dan tanggung jawab Internal Audit adalah sebagai berikut: 1. Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan. 2. Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara keseluruhan serta melakukan kajian secara berkala. 3. Memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut secara berkala. 4. Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh bidang Perusahaan yang meliputi antara lain: akuntansi/keuangan, sumber daya manusia, dan operasional. 5. Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik pekerja maupun manajemen Perusahaan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkap kasus yang mempunyai indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan, penyelewengan, dan kecurangan (fraud ). 182182 Ibid. 103 repository.unisba.ac.id 7. Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diaudit kepada semua tingkatan manajemen. 8. Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen mengenai upaya peningkatan efektivitas pengendalian internal, peningkatan efisiensi, manajemen risiko, dan kegiatan lainnya terkait dengan peningkatan kinerja. 9. Mendukung penerapan Good Corporate Governance di lingkungan Perusahaan. 10. Menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis yang diminta oleh Direksi dalam rangka penyampaian laporan Direksi kepada Komisaris, Pemegang Saham, Producer, dan lain-lain. 11. Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada Presiden Direktur & CeO. 183 B. Komite Etik Komite etik dibentuk dengan tugas utama melakukan sosialisasi Code of Conduct kepada para pekerja dan kontraktor, serta pihak luar yang terkait. Selain itu, Komite etik ini juga memonitor, mengevaluasi, dan mengembangkan pelaksanaan Code of Conduct, termasuk menerima laporan tentang pelanggaran dan menindaklanjutinya sesuai peraturan yang berlaku. 183 Ibid. 104 repository.unisba.ac.id Komite etik terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan 10 anggota yang berasal dari berbagai departemen di dalam Perusahaan. 184 C. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan berfungsi mengelola perencanaan dan pelaksanaan kegiatan corporate affairs yang melibatkan pihak internal dan eksternal, untuk memastikan terlaksananya kegiatan tersebut sesuai standar untuk mendukung kegiatan Perusahaan, khususnya Direksi. 185 Sekretaris Perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawab utama sebagai berikut: 1. Mengawasi dan memberikan arahan mengenai pelaksanaan kegiatan-kegiatan mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan RUPS, sehingga berjalan sesuai standar-standar internal dan eksternal, dan hasil dari RUPS dapat dipergunakan sebagai referensi oleh manajemen. 186 2. Mengawasi dan memberikan arahan pelaksanaan pertemuan produsen gas, CSR, dan acara korporat lainnya, mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan acara-acara internal dan eksternal, agar dapat berlangsung sesuai harapan. 187 3. Menjamin keberhasilan kegiatan-kegiatan hubungan internal (misalnya komunikasi antar divisi) dan eksternal (hubungan publik dengan media, 184 Ibid. Ibid 186 Ibid. 187 Ibid. 185 105 repository.unisba.ac.id CSR, pelaporan pada pihak berwajib), serta memastikan bahwa Perusahaan dapat mendistribusikan informasi sesuai harapan dan relasi dengan pihak-pihak tersebut terjaga. 4. Memastikan proses penyimpanan dan pengarsipan dokumen- dokumen Perusahaan termasuk dokumen legal, agar dapat tersimpan dengan benar dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan. 5. Memastikan kegiatan hukum perusahaan, termasuk kepatuhan hukum, serta memberikan rekomendasi hukum, dan menangani proses peradilan Perusahaan, untuk memastikan bahwa Perusahaan tidak terjerat dalam masalahmasalah hukum yang dapat menghalangi pencapaian tujuan-tujuan strategis.188 6. Menjamin keselamatan, kesehatan, lingkungan dan kualitas kerja serta keamanan di lingkungan tugasnya. 7. Memastikan Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG. 189 Komite dan Departemen di bawah direksi yang sudah di jelaskan sebelumnya memiliki tugas masing-masing dalam melaksanakan prinsip good corporate govenance pada PT Badak Liquefaction. Dalam menjalankan tugasnya penulis melihat bahwa Komite dan Departemen di bawah Direksi ini menerapkan prinsip good corporate governance yaitu prinsip Responsibility (Responsibilitas) adalah peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh 188 189 Ibid. Ibid. 106 repository.unisba.ac.id hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan. Ini merupakan tanggung jawab korporasi sebagai anggota masyarakat yang tunduk pada hukum dan bertindak dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sekitarnya. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jwab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi profesional dan menjungjung etika, memelihara lingkungan bisnis yang sehat. 190 Maka salah satu contoh Responsibility (Responsibilitas) dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas antara lain adalah: Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa : Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.191 Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pasal 74 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan bahwa: 190 191 I Nyoman Tjager (et,all.), Corporate....., op.cit, hlm 50 Undang-unang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroa Terbatas, pasal 1 ayat 3. 107 repository.unisba.ac.id (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab, Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkngan yang dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. 192 Dapat dilihat dari wujudnya Sekretaris Perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawab utama adalah Mengawasi dan memberikan arahan mengenai pelaksanaan kegiatan-kegiatan mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan RUPS, sehingga berjalan sesuai standar-standar internal dan eksternal, dan hasil dari RUPS dapat dipergunakan sebagai referensi oleh manajemen, mengawasi dan memberikan arahan pelaksanaan pertemuan produsen gas, CSR, dan acara korporat lainnya, mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan acara-acara internal dan eksternal, agar dapat berlangsung sesuai harapan, menjamin keberhasilan kegiatan-kegiatan hubungan internal (misalnya komunikasi antar divisi) dan eksternal (hubungan publik dengan media, CSR, pelaporan pada pihak 192 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang perseroan Terbatas, Pasal 74 108 repository.unisba.ac.id berwajib), serta memastikan bahwa Perusahaan dapat mendistribusikan informasi sesuai harapan dan relasi dengan pihak-pihak tersebut terjaga, memastikan proses penyimpanan dan pengarsipan dokumen-dokumen Perusahaan termasuk dokumen legal, agar dapat tersimpan dengan benar dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan, memastikan kegiatan hukum perusahaan, termasuk kepatuhan hukum, serta memberikan rekomendasi hukum, dan menangani proses peradilan Perusahaan, untuk memastikan bahwa Perusahaan tidak terjerat dalam masalahmasalah hukum yang dapat menghalangi pencapaian tujuan-tujuan strategis, Menjamin keselamatan, kesehatan, lingkungan dan kualitas kerja serta keamanan di lingkungan tugasnya, memastikan Perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG. D. Kode Etik Dan Sistem Pelaporan Pelanggaran Perusahaan mempunyai pedoman etika usaha dan tata perilaku (code of conduct) yang merupakan penjabaran dan penerapan nilai-nilai yang menjadi budaya Perusahaan dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ Perusahaan dan semua pekerja dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan. 193 Code of Conduct mencakup perilaku yang harus dilakukan (do) dan perilaku yang tidak boleh dilakukan (don’t). Adapun isi code of conduct ini antara lain mengatur tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam hal etika kerja (memelihara etika kerja; berlaku adil; komitmen terhadap SHeq-MS), 193 http:/www.badaklng.co.id/,... op.cit. 109 repository.unisba.ac.id kerahasiaan data dan informasi (menjaga kerahasiaan data dan informasi, mencatat data dan pelaporan), menjaga harta Perusahaan, integritas (menghindari pertentangan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan, menerima hadiah gratifikasi/sponsor), penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, aktivitas politik, peduli lingkungan, dan persaingan usaha. 194 Secara periodik dilakukan pelatihan Code of Conduct kepada para pekerja untuk mensosialisasikan isi dari pedoman etika usaha dan tata perilaku ini, dan setiap pekerja menandatangani surat pernyataan pekerja atas penerapan Code of Conduct – do & don’t.195 Untuk menjamin penegakan pedoman tata perilaku ini, Perusahaan mempunyai mekanisme/sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system), di mana setiap pekerja dapat melaporkan penyimpangan dari code of conduct melalui beberapa saluran yang telah ditentukan, yaitu intranet dan email kepada : [email protected] Menurut Rubertus Adhi S komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutkan di terapkan PT Badak Natural Gas Liquefaction dengan membagi kewenangan di setiap organ yaitu Shareholder, Komisaris dan Board of Director dengan di buat soft structure. Soft structure tersebut terbagi kedalam : 1. COCG 194 Ibid. Ibid. 196 Wawancara, Narasumber Rubertus...., op.cit. 195 110 repository.unisba.ac.id Pedoman Tata Kelola Perusahaan (COCG) ini merupakan aturan dasar yang berisi prinsip-prinsip GCG yang menjadi acuan pokok bagi peraturan-peraturan di bawahnya dan sebagai pedoman bagi seluruh lapisan Pekerja dalam menjalankan peran dan fungsinya masing-masing sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif yang timbul dari adanya kesamaan persepsi atas fungsi, peran dan tanggung jawab masing-masing organ Perusahaan. 197 Secara keseluruhan COCG terdiri dari lima bagian. Bagian pertama “ Pendahuluan“ mencakup antara lain Latar Belakang, Pengertian GCG, Komitmen terhadap penerapan GCG, Landasan Hukum, Tujuan, Sasaran Dan Nilai Manfaat Penerapan GCG, Prinsip-Prinsip GCG, Visi, Misi Dan NilaiPerusahaan, Metode Pendekatan GCG, Siklus Penerapan GCG dan Istilah.198 2. Board Manual Board Manual merupakan naskah kesepakatan antara Direksi dan Dewan Komisaris, yang bertujuan untuk menjelaskan pola hubungan kerja yang baku antara Direksi dengan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas agar tercipta pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan, efektif dan efisien dengan menjunjung tinggi integritas dan kejujuran dalam menjalankan kegiatan bisnis Perusahaan. Dengan diberlakukannya Board Manual ini dalam hubungan kerja antar dua organ Perusahaan diharapkan Perusahaan 197 198 dapat dilaksanakan secara harmonis kegiatan usaha dengan asas-asas Good Ibid Ibid. 111 repository.unisba.ac.id Corporate Governance dalam upaya untuk Perusahaan yang telah ditetapkan. Direksi bertanggung jawab mencapai adalah organ Visi dan Misi Perusahaan yang penuh atas pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan Anggaran Dasar. Oleh karena itu, dalam Board Manual diatur hal-hal yang berhubungan dengan Direksi yang menyangkut antara lain Persyaratan dan Komposisi, Program Pengenalan dan Pengembangan bagi Direksi. Independen Direksi, Tugas dan Kewajiban Direksi, Wewenang dan Hak Direksi, Etika Jabatan Direksi, Rapat Direksi, Evaluasi Kinerja Direksi, Organ Direksi yang mencakup Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan yang dijelaskan secara terperinci pada BAB II dalam Board Manual ini. 199 Dewan Komisaris adalah organ melakukan pengawasan secara umum Perusahaan dan/atau yang khusus bertugas sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perusahaan. Pengaturan terkait Dewan Komisaris diatur secara rinci pada BAB III yang meliputi Persyaratan dan Komposisi, Tugas dan Kewajiban, Wewenang dan Hak, Etika Jabatan, Rapat Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris dan Organ Dewan Komisaris, Dewan Komisaris yang mencakup Komite Audit dan Sekretaris Dewan Komisaris.Board Manual juga mengatur hubungan kerja Direksi dan Dewan Komisaris. Sesuai Undangundang No.40 tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas dan Anggaran Dasar Badak LNG, Direksi dan Dewan Komisaris adalah Organ Perusahaan dalam 199 Ibid. 112 repository.unisba.ac.id pengelolaan Perusahaan. Untuk itu dalam menjalankan Korporasi ini, dituntut hubungan kerja yang harmonis antara Direksi dan Dewan Komisaris. Yang membedakan secara prinsip atas keduanya adalah Direksi bertanggungjawab atas pengelolaa Perusahaan sedangkan Dewan Komisaris bertanggung jawab terhadap fungsi pengawasan pengurusan Perusahaan.200 Dalam hal ini dapat dilihat bahwa PT Badak Natural Gas Liquefaction menerpakan prinsip good corporate governance yaitu Accountability (Akuntabilitas) adalah tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris, dan auditor. Tercantum pada salah satu peraturan yang ada dalam Pasal 69 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan bahwa Persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS. Pasal 114 ayat 2 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menjelaskan bahwa Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. 200 Ibid 113 repository.unisba.ac.id Dalam board manual PT Badak Natural Gas Liquefaction memang tidak dijelaskan secara rinci wewenang dari Direksi dan Dewan Komisaris namun dalam board manual ini PT Badak menerapkan prinsip akuntabilitas yaitu pengawasan efektif yaitu check and balance antara Direksi dan Dewan Komisaris. 3. Code of Conduct Implementasi Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik di PT Badak NGL (”Badak LNG”) diyakini akan memperkuat posisi Perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha ke depan dan akan meningkatkan kinerja perusahaan secara otpimal. Komitmen penerapan GCG tersebut salah satunya dibuktikan oleh Manajemen Badak LNG dengan menegakan Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct/COC) dan sebagai bentuk penjabaran nilai-nilai utama Perusahaan yaitu Safety, Health and Environment, Innovative, Professionalism, Integrity, Dignity (SINERGY).201 Penerapan Code of Conduct dimaksudkan untuk mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika yang selaras dengan Visi dan Misi Perusahaan, menjabarkan Tata Nilai Pribadi dan Bisnis sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh seluruh pekerja Badak LNG dalam melaksanakan tugas, menjadi acuan perilaku insan LNG Badak jawab masing-masing dalam melaksanakan tugas dan tanggung dan berinteraksi dengan stakeholder Perusahaan serta untuk menjelaskan secara rinci standar etika agar insan Badak LNGdapat menilai bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika 201 Ibid 114 repository.unisba.ac.id menemui keragu-raguan dalam bertindak.202 Menurut Rubertus Adhi code of conduct ini juga merupakan upaya untuk memastikan bahwa dalam pengelolaan perusahaan ini terbebas dari konflik kepentingan.203 Dalam hal ini Penerapan Code of Conduct untuk memastikan bahwa dalam pengelolaan perusahaan ini terbebas dari konflik kepentingan maka PT Badak Natural Gas Liquefaction ini telah menerapkan prinsip good corporate governance yaitu prinsip fairness dimana dalam prinsip tersebut dijelaskan bahwa suatu perusahaan membuat pedoman prilaku perusahaan atau kebijakan-kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, self dealing, dan konflik kepentingan dan juga perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham . Salah satu contoh prinsip fairness juga terdapat pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas yaitu Pasal 62 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa: (1) Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham atau Perseroan, berupa: a. perubahan anggaran dasar; b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dan 50% ( lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; atau 202 Ibid. Ibid. 203 115 repository.unisba.ac.id c. Penggabungan, Peleburan, Pengembalianlahlian, atau Pemisahan. Selain itu menurut Rubertus Adni S di bawah Direksi terdapat Komite GCG komite GCG tersebut antara lain : 1. Sosialisasi yang wujudnya adalah workshop, seminar tiap tahun, baik kepada pekerta PT Badak Natural Gas Liquefaction dan mitra kerja. Mitra kerja disini di bagi dua mitra kerja outsorcing atau supllier untuk menjelaskan tentang bagaimana good Corporate Governance itu. 204 2. Whistleblowing policy yaitu agar para pihak bisa memastikan apabila ada kendala atau secara tata kelola perusahaan dilihat ada yang menyimpang mereka dapat melaporkan.205 3. Program pengendalian gratifikasi adalah mengatur untuk memastikan manajemen lini itu imun dari praktek-praktek good corporate governance yang ditetapkan dalam soft structur. 206 4. Pengendalian konflik of interest dengan cara semua pekerja menandatangani fakta intregritas dan apa punishing dan reward yang akan muncul.207 204 Ibid. Ibid. 206 Ibid 207 Ibid. 205 116 repository.unisba.ac.id