ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA JENIS ANTIBIOTIKA TERHADAP BAKTERI PENYEBAB ENDOMETRITIS PADA PETERNAKAN BABI DESA SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Oleh: CAHYANI KARTIKA MAHARANI NIM 061111071 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015 SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA UJI KEPEKAAN BEBERAPA JENIS ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI PENYEBAB ENDOMETRITIS PADA PETERNAKAN BABI DESA SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan Pada Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Oleh CAHYANI KARTIKA MAHARANI 061111071 Menyetujui Komisi Pembimbing, SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul: UJI KEPEKAAN BEBERAPA JENIS ANTIBIOTIKA TERHADAP BAKTERI PENYEBAB ENDOMETRITIS PADA PETERNAKAN BABI DESA SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Telah dinilai pada Seminar Hasil Penelitian Tanggal : 03 Juli 2015 KOMISI PENILAI SEMINAR HASIL PENELITIAN Ketua : Dr. Iwan Sahrial Hamid, drh, M.Si. Sekretaris : Hasutji Endah Narumi., drh., M.P. Anggota : Nusdianto Triakoso, drh., M.P. Pembimbing Utama : Emy Koestanti S, drh., M.Kes. Pembimbing Serta SKRIPSI : Prof. Dr. Ismudiono, drh., M.S. UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Telah dinilai pada Sidang Skripsi Tanggal : 10 Agustus 2015 KOMISI PENILAI SIDANG SKRIPSI Ketua : Dr. Iwan Sahrial Hamid, drh, M.Si. Anggota : Hasutji Endah Narumi., drh., M.P. : Nusdianto Triakoso, drh., M.P. : Emy Koestanti S, drh., M.Kes. : Prof. Dr. Ismudiono, drh., M.S. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SENSITIVITY TEST OF SOME ANTIBIOTIC TYPES ON BACTERIA OF ENDOMETRITIS IN PIG FARM, SUKAPURA, PROBOLINGGO Cahyani Kartika Maharani ABSTRACT The aim of this study was to detect the sensitivity of some types of antibiotics that can be used for the treatment of endometritis. This study used 11 swab samples from canal servicalis of sows which suffered from endometritis with symptoms like recurrent mating and examined through Ultrasonography (USG) test. Result of identification tests showed that the bacteria were Escheriachia coli from nine samples, Streptococcus β haemolyticus from three samples, and Enterobacter cloacae from one sample. Antibiotics for this study were ampicillin, gentamicin, ciprofloxacin, tetracycline, and metronidazole. The sensitivity test showed that Escheriachia coli and Enterobacter cloacae were sensitive 100% to ciprofloxacin and gentamicin, Streptococcus β haemolyticus were sensitive 100% to ampicillin, and all bacteria were resistant to tetracycline and metronidazole. Key words : Sow, Endometritis, Antibiotic SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas karunia yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Kepekaan Beberapa Jenis Antibiotika terhadap Bakteri Penyebab Endometritis pada Peternakan Babi Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo” Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : Allah SWT yang telah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan kesulitan apapun selama penelitian. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof. Hj Romziah Sidik Ph.D, drh atas kesempatan mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Ibu Emy Koestanti S, drh., M.Kes selaku pembimbing pertama dan bapak Prof. Dr. Ismudiono, drh., M.Si selaku pembimbing serta, atas saran, bantuan, pengorbanan waktu dan bimbingannya selama ini sampai selesainya skripsi ini. Bapak Dr. Iwan Sahrial Hamid, drh, M.Si selaku ketua penguji , Ibu Hasutji Endah Narumi., drh., M.P selaku sekretaris penguji dan bapak Nusdianto Triakoso,drh., M.P selaku anggota penguji yang telah memberikan banyak saran, masukan dan waktunya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini Bapak Prof. Mas’ud Hariadi, M.Phil.,Ph.D., drh., selaku dosen wali yang telah banyak memberikan nasehat , saran, kesabaran, dan waktunya kepada penulis. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Kedua orangtuaku Drs. Langgeng Maskoencoro, M.Pd dan Dra. Any Trisnowati, M.Pd, serta adikku Agung Mahardika atas semua pengorbanannya selama ini, perhatian dan kasih sayangnya. Rekan satu tim penelitian Fitri Nur Fadilah, terimakasih untuk kerjasamanya dari awal sampai akhir. Sahabat-sahabatku tercinta Larasati Chandra, Lesty Yulieta, Eka Kurnianingsih, Nindya Marpaung, Miftachul Jannah, Desy Ina, Woro Mustika, Dinda Riska, Reni Kurnia, Rosita Anggraeni, Evi Sulistiani, Riansyah Comdeca, Nanang Tri, Wildan Aunurachman, Ardi Budi, Ari Bagus, Agil Rahmat, Denny Wahyu, Choirul Umam, Rian Rizky, Nurisna Sholihatin, Merwin Yosia, Fachrudin Aziz, M. Bagas, Akbar Noer, Rizal Maulana, Ghozi Fanani, Lucky Ramadhan, Pebri Hadi, Reza Mahendra, Taufiqurachman, Puspa Ramadhani, dan Maharani Yuliastina. Rekan-rekan satu dosen bimbingan, senior-senior FKH yang juga banyak membantu, civitas FKH dan seluruh teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dukungannya. Keluarga Besar Pengurus Cabang IMAKAHI Universitas Airlangga, khususnya Periode 2013 terimakasih atas bantuan dan semangat dari kalian semua. Seluruh Staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga atas wawasan keilmuan selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya, Juli 2015 Penulis SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................... ...................................... i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ...................................................... iii LEMBAR IDENTITAS ............................................................ iv ABSTRACT .. ........................................................................ vi UCAPAN TERIMAKASIH ...................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ................................................................ xi DAFTAR TABEL ................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xiii SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG.... ................................. xiv BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................... 1 1.1 Latar Belakang .......................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.................................... ........ .......... 3 1.3 Landasan Teori ............................................... .......... 3 1.4 Tujuan Penelitian ………............... ............................. 5 1.5 Manfaat Penelitian ........................................... ......... 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....…......………......... ............... 6 2. 1 Tinjauan Tentang Babi……………..................................... 6 2. 1. 1 Morfologi babi...... .............................................. 6 2. 1. 2 Klasifikasi babi …………............... ....................... 6 2. 1. 3 Anatomi reproduksi babi...... ................................. 7 2. 1. 4 Siklus birahi babi …………............... ..................... 7 2. 2 Tinjauan Tentang Endometritis.... ..................................... 8 2. 2. 1 Etiologi endometritis...... ...................................... 8 2. 2. 2 Gejala klinis endometritis…………............... ........... 9 2. 2. 3 Patogenesis endometritis…………............... ............ 9 2. 2. 4 Diagnosa endometritis…………............... ............... 9 2. 2. 5 Pengobatan pada endometritis…………............... ...... 10 2. 3. Tinjauan tentang Antibiotika........................................................ 10 2. 3. 1 Definisi antibiotika...... ........................................ 10 2. 3. 2 Penggolongan antibiotik…………............... ............. 10 2. 3. 3 Aktifitas dan mekanisme kerja antibiotika...... ........... 11 2. 3. 4 Resistensi antibiotik…………............... .................. 12 2. 3. 5 Sediaan antibiotik…………............... ..................... 13 BAB 3 MATERI DAN METODE .............................................. 17 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 17 3. 2 Materi Penelitian........................................................................... 17 3.2.1.Bahan Penelitian .............................................. 17 3.2.2. Alat - alat Penelitian .............................................. 18 3. 3 Metode Penelitian ......................................................................... 18 SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3.3.1 Metode pengambilan sampel penelitian ........................... 18 3.3.2 Persiapan penelitian .............................................. 18 3.3.3 Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 19 3.3.4 Uji kepekaan terhadap antibiotik ....................................... 20 3.4 Analisis data ............................................................... 21 3.5 Kerangka Penelitian ..................................................................... 22 BAB 4 HASIL PENELITIAN..................................................................... 23 4.1 Isolasi dan identifikasi bakteri penyebab Endometritis.............. 23 4.2 Uji Kepekaan terhadap Antibiotik ............................................. 26 BAB 5 PEMBAHASAN ............................................................................. 29 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 32 6.1 Kesimpulan .................................................................................. 32 6.2 Saran .................................................................................. 32 RINGKASAN ............................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA .............……………………………………………... 35 LAMPIRAN ...........................……………………………………………... 40 SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 SKRIPSI Halaman Struktur Kimia Ampicillin ............................................................ 14 Struktur Kimia Gentamicin .......................................................... 15 Struktur Kimia Tetracycline ......................................................... 16 Struktur Kimia Ciprofloxacin ...................................................... 16 Struktur Kimia Metronidazole .....................................................17 Kerangka Penelitian ......................................................................23 Koloni Bakteri Streptococcus sp pada media blood agar .............25 Koloni Bakteri gram negatif pada media McConcey Agar............25 Kelompok bakteri Gram negatif Batang .......................................25 Kelompok Bakteri Gram Positif Coccus .......................................25 Hasil Uji Biokimia Bakteri Escheriachia coli ............................. 26 Hasil Uji Katalase negatif Bakteri Streptococcus sp. ...................26 Uji Kepekaan Antibiotik .............................................................. 27 UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4.1. Hasil Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penyebab Endometritis …….. 4.2. Hasil Uji Kepekaan Antibiotika terhadap Bakteri Escherichia coli Penyebab Endometritis ...................................................................... 4.3. Hasil Uji Kepekaan Antibiotika terhadap Bakteri Streptococcus β Haemoliticus Penyebab Endometritis ............................................. 4.4. Hasil Uji Kepekaan Antibiotika terhadap Bakteri Enterobacter cloacae Penyebab Endometritis ....................................................... SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA 23 27 27 28 CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 40 41 42 43 44 45 SKRIPSI Pemeriksaan Endometritis dengan USG (Ultrasonography) ............ Hasil Pewarnaan gram .....................................……………………. Hasil Uji Biokimia ............................................................................ Tabel Standar Bakteri ........................................…………..………. Dokumentasi Penelitian ...................................……………………. Standar Diameter Zona Hambat ................……………................... UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG S/C = C = USG = NA = BA = MCA = EMBA = MSA = TSIA = % = MHA = NaCl2 = H2O2 = H2S = o SKRIPSI Service per Conception Derajat Celcius Ultrasonography Nutrient Agar Blood Agar Mac Conkey Agar Eosin Methyline Blue Agar Manitol Salt Agar Triple Sugar Iron Agar Persen Muller Hinton Agar Natrium Chlorid Hidrogen Peroksida Hidrogen Sulfida UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Babi merupakan ternak non ruminansia dari famili Suidae. Babi sebagai ternak mamalia, memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan banyak anak dalam setiap kelahiran dengan interval generasi yang sangat singkat dibandingkan dengan ternak lain seperti sapi, kambing, domba, kerbau maupun kuda. Sifat reproduksi babi tersebut sangat berpotensi untuk memenuhi kebutuhan daging (Sihombing, 2006). Pada umumnya tingkat pengafkiran pada peternakan babi komersil setiap tahun cukup tinggi mencapai 30-60% dari jumlah populasi (Engblom et al., 2007). Alasan dilakukan pengafkiran babi umumnya dikarenakan gangguan reproduksi, umur tua, penurunan reproduksi, gangguan laktasi, kematian, dan masalah kesehatan lainnya. Gangguan reproduksi merupakan masalah utama dari pengafkiran babi yang dapat merugikan perekonomian pada peternakan babi (Tummaruk et al., 2006). Berdasarkan hasil penelitian Bilkei and Horn (1991) pada beberapa peternakan babi di Lithuania, dimana dari 61,38% gangguan reproduksi yang menunjukkan positif endometritis sebesar 20,4%. Endometritis merupakan gangguan reproduksi yang biasanya terjadi dalam waktu dua minggu sampai dua puluh hari post partus, khususnya pada partus yang abnormal (Subroto dan Tjahajati, 2001). Endometritis adalah peradangan pada endometrium atau dinding uterus. Gejalanya meliputi leleran warna keputihan SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA sampai purulen yang berlebihan, dan uterus mengalami pembesaran. Penderita bisa nampak sehat, walaupun dengan leleran vulva purulen dan dalam uterusnya tertimbun cairan (Ratnawati dkk., 2007). Pada umumnya endometritis disebabkan oleh infeksi jasad renik yang masuk ke dalam uterus melalui serviks dan vagina. Bakteri non-spesifik penyebab endometritis yang masuk uterus selama estrus, baik melalui Insememinasi Buatan maupun kawin alami. Bakteri tersebut antara lain Escherichia coli, Streptococcus sp., Staphylococcus sp., Arcanobacterium pyogenes, Enterobacter sp., Proteus, Klebsiella, dan bakteri lainnya (Kirkwood, 2012). Menurut Dominiek et al (1999), endometritis terjadi terutama pada babi yang diberikan tindakan Inseminasi Buatan (IB). Diagnosis endometritis dapat dilakukan dengan penanaman pada media agar yang diperoleh dari biopsi endometrium hewan penderita dengan ditemukannya macam mikroorganisme dan koloni yang terbentuk di permukaan media (Hariadi dkk., 2011). Salah satu obat andalan untuk mengatasi penyakit infeksi adalah antibiotika. Indikasi penggunaan antibiotika dimulai dengan menegakkan diagnosis pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi, serologi dan pemeriksaan penunjang lainnya (Permenkes, 2011). Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai anjuran ataupun pemberian dalam jangka panjang dapat menimbulkan resistensi pada bakteri tersebut (Salehi and Bonab, 2006). Antibiotika yang biasa digunakan untuk terapi terhadap endometritis dan penyakit saluran reproduksi betina adalah Tetracycline (Sheldon et al., 1998), SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Gentamicin (Wiesenfeld and Heine, 1998), Ciprofloxacin (Maccato et al., 1991) , Ampicillin (Stiglich et al., 2011), dan Metronidazole (Lofmark et al., 2010). Menurut informasi yang didapatkan dari peternak, antibiotika yang sudah pernah diberikan adalah Oxytetracycline dan Enrofloxacin. Berdasarkan informasi dari peternakan babi di Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo saat ini uji kepekaan atibiotika terhadap kasus endometritis belum pernah dilakukan dan kasus endometritis ini berlangsung terus-menerus sehingga mendorong penulis untuk meneliti kasus ini dan melakukan uji kepekaan antibiotika. 1.2 Rumusan Masalah Jenis antibiotika apakah yang paling peka terhadap bakteri penyebab endometritis pada peternakan babi di Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo? 1.3 Landasan Teori Usaha peternakan babi telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Babi merupakan salah satu sumber daging dan dapat memenuhi kebutuhan gizi yang sangat efisien dibanding ternak lain, sehingga nilai ekonomi dari ternak babi cukup tinggi, karena dapat beranak 2 kali setahun, sekali beranak 6-12 ekor, ternak babi mudah beradaptasi dengan lingkungan (Kementrian Pertanian, 2011). Endometritis merupakan gangguan reproduksi umum pada hewan betina yang memiliki tingkat konsekuensi mulai dari tidak adanya pengaruh terhadap kerja reproduksi hingga dapat menyebabkan kemandulan. Keadaan patologis ini dapat SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA terjadi pada babi setelah melahirkan serta pada hewan yang belum melahirkan. Pada babi juga banyak ditemukan kasus gangguan reproduksi hewan betina, terutama endometritis (Barbara et al., 2004). Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam beternak babi seperti halnya sistem perkandangan, pembibitan, pengolahan pakan, kesehatan dan pemasaran. Apabila semua faktor tersebut tidak dijalankan dengan benar maka hasil yang didapat kurang memuaskan. Salah satu faktor yang paling diperhatian seharusnya adalah faktor kesehatan (Kusumamihardja, 1993; Sihombing, 1997). Endometritis dapat terjadi pada semua hewan mamalia betina termasuk pada babi. Babi merupakan hewan yang memiliki kebiasaan hidup pada lingkungan yang kotor. Pola perilaku babi duduk seperti anjing memudahkan mikroorganisme menginfeksi saluran reproduksi (Dominiek et al., 2010). Agen penyebab terjadinya peradangan pada saluran reproduksi antara lain adalah Streptococcus sp., Staphylococcus sp., Escherichia coli, dan Enterobacter sp (Martineau et al., 1992). Endometritis berpengaruh buruk terhadap fertilitas seperti memperpanjang calving interval, menurunkan jumlah service per conception (S/C) dan kegagalan perkawinan. Secara ekonomi, endometritis tergantung dari efek gangguan pada fertilitas hingga peningkatan pengafkiran. Infertilitas yang terjadi dapat berupa matinya embrio karena pengaruh mikroorganisme sendiri atau terganggunya perlekatan embrio pada dinding uterus (Hardjopranjoto, 1995). Salah satu obat andalan untuk mengatasi penyakit infeksi adalah antibiotika. Indikasi penggunaan antibiotika dimulai dengan menegakkan SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA diagnosis pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi, serologi dan penunjang lainnya (Permenkes, 2011). 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui antibiotika yang paling peka terhadap bakteri penyebab endometritis pada peternakan babi Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah untuk memberi informasi kepada masyarakat khususnya pada peternak babi di Desa Sukapura, Kabupaten Probolinggo tentang antibiotika yang peka untuk mengobati endometritis. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Babi 2.1.1 Morfologi Babi Babi merupakan mamalia yang pintar dan mudah stress dengan lingkungannya. Babi sering digunakan sebagai hewan coba pada penelitian produk untuk manusia, karena mempunyai beberapa kesamaan pada organ digesti (monogastrik), urogenital dan kardiovaskular (Lumb, 2003). Masalah umum terjadi pada babi adalah stress. Stress bisa terjadi karena transportasi dan adaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada kondisi stress ini babi akan menjadi lebih peka terhadap penyakit, tidak nafsu makan dan pertumbuhannya menjadi lambat. Beberapa penyakit yang sering menyerang babi adalah radang paru-paru, influenza, penyakit pseudorabies, disentri babi dan penyakit reproduksi (Rouche and Systma, 2007). 2.1.2 Klasifikasi babi Klasifikasi dari babi secara lengkap adalah sebagai berikut (Lumb, 2003) SKRIPSI Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Artiodactyla Famili : Suidae Up famili : Suinae Genus : Sus Spesies : Sus domesticus UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.1.3 Anatomi Reproduksi Babi Vulva pada babi memiliki dua bibir yang mengandung banyak pembuluh darah. Panjang vagina sekitar 400 mm, dan terdiri dari dua bagian yaitu vestibula (sekitar 70 mm), terletak kaudal dari pembukaan uretra, dan forniks vaginae terletak antara pembukaan uretra dan serviks. Panjang 100mm. Tulang rawan berliku-liku membentuk leher uterus sekitar lipatan saluran leher uterus. Lipatan kurang menonjol ke sisi uterus. Uterus terdiri dari bagian yang pendek (50 mm) dan sepasang kornua. Panjang kornua uteri adalah sekitar 500 mm dalam keadaan tidak bunting, namun kornua bisa mencapai 1-1,8 m selama bunting. Persimpangan dari uterus ke saluran telur tidak tajam digambarkan. Panjang oviduk adalah 40-80 mm, sedangkan ovarium adalah 10-20 mm dan yang tertanam dalam bursa besar ovarica (Dominiek, 1999). Ovarium ditangguhkan oleh ligamentum yang luas pada posisi kranial ke batas lateral pintu atas panggul, tetapi tidak dekat dengan ginjal. Mesosalping sangat luas dan menutupi ovarium (Dunne, 1975). 2.1.4 Siklus Birahi Babi Menurut Toelihere (1993), siklus berahi pada babi mencapai 19 sampai 23 hari, tetapi rata-rata 21 hari dan relatif konstan. Perubahan suhu dan musim tidak mempengaruhi siklus berahi, tetapi gangguan endokrin dan perubahan patogenik pada organ kelamin betina dapat mengakibatkan bertambah panjangnya siklus berahi. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.2 Tinjauan tentang Endometritis 2.2.1 Etiologi Endometritis Secara umum kejadian endometritis diasumsikan karena adanya bakteri dalam kondisi tertentu, seperti peningkatan jumlah bakteri tersebut atau penurunan pertahanan uterus (Barbara et al., 2004). Pelaksanaan inseminasi buatan yang dilakukan intra uterine mempunyai risiko terjadi endometritis, karena mungkin saja bakteri yang terbawa oleh alat inseminasi atau dalam semen masih tercemar oleh kuman kemudian dapat menulari uterus. Streptococcus sp., Staphylococcus sp., Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Corynebacterium pyogenes adalah bakteri nonspesifik yang terdapat secara non patogen di mana-mana dan sering menginfeksi uterus. Berat tidaknya endometritis yang terjadi tergantung pada keganasan bakteri yang menularinya, jumlah bakteri, dan ketahanan tubuh penderita (Hardjopranjoto, 1995). Faktor hormonal berperan penting dalam menekan jumlah bakteri dalam rahim. Tahap siklus estrus merupakan faktor predisposisi yang sangat penting. Estrogen berperan dalam meningkatan fagositosis, migrasi neutrofil ke dalam endometrium dan lumen uterus, serta meningkatkan bakteriosida dalam neutrofil. Efek ini dapat meningkatkan aktivitas kelenjar uterina seiring meningkatnya permeabilitas jaringan, sehingga neutrofil dalam uterus mudah meningkat dengan cepat ( De Winter et al., 1992). SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.2.2 Gejala Klinis Endometritis Endometritis merupakan peradangan pada endometrium. Uterus biasanya terkontaminasi dengan berbagai mikroorganisme selama masa puerpurium atau masa nifas. Gejalanya meliputi leleran berwarna jernih keputihan sampai purulen yang berlebihan, uterus mengalami pembesaran. Penderita bisa nampak sehat, walaupun dengan leleran vulva purulen dan dalam uterusnya tertimbun cairan. Pengaruh endometritis terhadap fertilitas meningkat dalam jangka pendek, dapat menurunkan kesuburan, calving interval dan S/C naik, sedangkan jangka panjang menyebabkan kemajiran karena terjadi perubahan saluran reproduksi (Ratnawati dkk., 2007). Gejala klinis lain yang muncul antara lain adalah penurunan produksi susu dan nafsu makan, terkadang akan timbulnya rasa nyeri, denyut nadi lemah, dan pernafasan cepat (Hardjopranjoto, 1995). 2.2.3 Patogenesis endometritis Endometritis terjadi terutama pada babi yang diberikan tindakan Inseminasi Buatan (IB). Terkadang deteksi berahi tidak dilakukan dengan benar, sering kali peternak terlambat menyadari dan inseminasi dilakukan setelah masa birahi berakhir. Melakukan IB dalam kondisi tersebut sangat rentan terhadap infeksi uterus, karena pada akhir berahi konsentrasi estrogen darah sudah rendah, sedangkan progesteron darah konsentrasinya 10 µg / ml (Dominiek et al., 1999). 2.2.4 Diagnosis endometritis Diagnosis harus mulai dengan lengkap dari anamnesis dan studi catatan peternak. Selanjutnya ada beberapa teknik untuk mendiagnosis endometritis. Teknik diagnosa yang biasa dilakukan antara lain melakukan palpasi rektal, SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA menanam koloni bakteri, biopsi endometrium, pemeriksaan sitologis dan pemeriksaan Ultrasonography (USG) (Dominiek et al.,1999). 2.2.5 Pengobatan pada Endometritis Pengobatan pada endometritis dan infeksi pada saluran reproduksi pada babi betina tidak mengacu pada suatu standar metode pengobatan. Pada umumnya mengambil pilihan antibiotika dengan harus melakukan tes sensitivitas terlebih dahulu (Dominiek et al., 1999). 2.3 Tinjauan Tentang Antibiotika 2.3.1 Definisi Antibiotika Antibiotika berasal dari kata anti dan bios. Anti berarti melawan, membunuh, membasmi, sedangkan Bios berarti hidup. Definisi antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh organisme seperti kapang atau jamur tertentu, dalam konsentrasi tertentu yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Definisi ini masih berlaku terhadap antibiotika yang sampai saat ini masih diisolasi dari proses perkembangbiakan jamur atau kapang tersebut. Namun istilah ini kemudian digeser dengan ditemukannya obat antibiotika sintetis. Penggunaan istilah antimikroba cenderung mengarah ke semua jenis mikroba dan termasuk didalamnya adalah antibiotika, anti jamur, anti parasit, anti protozoa dan anti virus. (Yuniriadi, 2009). 2.3.2 Penggolongan Antibiotika Antibiotika digolongkan menjadi beberapa golongan. Penggolongan ini didasarkan pada mekanisme kerjanya dan masa kerja antibiotika. Antibiotika yang SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA mempunyai masa kerja yang lama inilah yang mempunyai waktu paruh yang lebih lama (Mutschler, 1991). Menurut Widjajanti (1989), antibiotika dibagi menjadi dua golongan berdasar kegiatannya yaitu antibiotika yang memiliki kegiatan luas (Broad Spectrum), yaitu antibiotika yang dapat mematikan Gram positif dan bakteri Gram negatif. Antibiotika jenis ini diharapkan dapat mematikan sebagian besar bakteri, termasuk virus tertentu dan protozoa, sebagai contoh tetracycline dan derivatnya, chloramfenicol serta Ampicillin. Golongan kedua adalah antibiotika yang memiliki kegiatan sempit (narrow spectrum). Antibiotika golongan ini hanya aktif terhadap beberapa jenis bakteri. Penicillin, streptomisin, neomisin, basitrasina, polimisin B merupakan obat golongan narrow spectrum. 2.3.3 Aktivitas dan Mekanisme kerja antibiotika Berdasarkan sifat toksisitas selektif, terdapat dua aktivitas antibiotika, yaitu aktivitas bakteriostatik yang menghambat pertumbuhan bakteri serta aktivitas bakterisidal yang bersifat membunuh mikroba. Kadar minimal yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuhnya, masingmasing dikenal sebagai Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM). Antibiotika tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakteriosidal bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM (Setiabudy dan Gan, 2003). Mekanisme kerja antibiotika dapat dibagi menjadi empat cara, yaitu kerja antibiotika melalui penghambatan sintesis dinding sel, penghambat membran sel, penghambat sintesis protein dan penghambat asam nukleat (Jawetz, 1997). SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.3.4 Resistensi Antibiotika Mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotika antara lain perubahan tempat kerja obat terhadap bakteri, bakteri menurunkan permeabilitasnya sehingga obat yang diberikan sulit masuk ke dalam sel, inaktivasi antibiotika oleh bakteri, meningkatnya produksi enzim yang menghambat kerja antibioka dan bakteri membentuk penghambat kerja antibiotika (Ganiswarna dkk., 2003). Menurut Byarugaba (2009), untuk mengetahui mekanisme resistensi penting untuk memahami bagaimana antibiotika tersebut bertindak. Agen yang terkandung dalam antibiotika bertindak selektif pada fungsi kerja dari bakteri dengan efek minimal atau tanpa mempengaruhi fungsi dari host. Agen antimikroba yang berbeda bertindak dengan cara yang berbeda. Resistensi bakteri merupakan masalah yang harus mendapat perhatian khusus karena menyebabkan terjadinya kegagalan pada terapi dengan antibiotika. Berbagai strategi disusun untuk mengatasi masalah resistensi, diantaranya dengan mencari antibiotika baru atau menciptakan antibiotika semisintetik. Meskipun demikian ternyata usaha ini belum dapat memecahkan masalah. Kehadiran antibiotika baru diikuti jenis bakteri sebagai pertahanan hidup. Penggunaan berbagai macam antibiotika yang tersedia telah mengakibatkan munculnya banyak jenis bakteri yang resisten terhadap lebih dari satu jenis antibiotika (multiple drug resistance) (Zulfa, 2013). Bahaya resistensi antibiotika merupakan salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat. Hampir semua bakteri saat ini menjadi lebih kuat dan kurang responsif terhadap pengobatan antibiotika sehingga akan SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA mengancam masyarakat dengan hadirnya penyakit infeksius baru yang lebih sulit untuk diobati dan lebih mahal juga biaya pengobatannya (Medicastore, 2010). Keterbatasan antibiotika untuk menimbulkan efek pada hospes, mendorong untuk dilakukan uji sensitivitas dari bakteri yang diisolasi dari hewan sakit untuk menentukan jenis antibiotika yang tepat. Uji ini dikembangkan untuk menemukan kemampuan menghambat beberapa bakteri dengan satu jenis antibiotika (Brander et al., 1991). 2.3.5 Sediaan Antibiotika 2.3.5.1 Ampicillin Ampicillin merupakan anggota kelompok Penicillin yang tahan asam termasuk tahan asam lambung. Kelompok Penicillin ini memiliki gugus Phenoxyl yang terikat oleh gugus alkyl dari rantai alkylnya. Ampicillin efektif melawan bakteri seperti Streptococcus, Staphylococcus fecalis, Corynebacterium, Clostridium, Escherichia coli, dan Pasteurella (Yuriadi, 2003). Ampicilin mempunyai keaktifan melawan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dan merupakan antibiotika spektrum luas (Brander et al., 1991). 2.1. Struktuk kimia ampicillin SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.3.5.2 Gentamicin Gentamicin adalah antibiotika aminoglikosida yang diisolasi dari Micromonospora purpurae. Hal ini efektif terhadap gram positif dan gram negatif, serta yang sifatnya mirip dengan aminoglikosida (Katzung et al., 2009). Antibiotika ini digunakan untuk mengobati endometritis, pyometra dan coliform mastitis yang akut. Mekanisme kerja gentamicin adalah menghambat sintesa protein kuman (Allen, 1998). 2.2. Struktuk kimia gentamicin Dianggap sebagai antibakteri, Gentamicin memiliki potensi menengah. Aktivitasnya terhadap gram positif cocci sangat baik. Produk yang mengandung gentamicin diproduksi melimpah. Dalam praktek umum, produksinya sering digunakan sebagai pilihan pertama antibakteri. Gentamicin bersifat bakterisid. Gentamicin efektif terhadap berbagai stain kuman gram negatif termasuk spesies Pseudomonas, Brucella, Alymmatobacterium, Ompulobacter, Escherichia, Enterobacter dan Vibrio. Terhadap mikroorganisme gram positif gentamicin juga efektif terutama terhadap Staphylococcus dan Listeria (Daniel, 2004). Pemberian gentamicin dengan dosis standar tidak ada korelasinya dengan efektitas, tetapi ada korelasi antara kadar dalam darah dengan efektifitas. Hal ini SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA menunjukkan bahwa perlu dilakukan pemantauan kadar dalam darah, bila dosis standar yang diberikan terbukti tidak efektif (Ganiswarna dkk, 2003). 2.3.5.3 Tetracycline Tetracycline adalah antibiotika bakteriostatik berspektrum luas yang menghambat sentesis protein. Tetracycline aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, termasuk anaerob, riketsia, klamidia, mikroplasma dan terhadap beberapa protozoa (Katzung et al., 2009). Tetracycline merupakan kelompok antibiotika yang dihasilkan oleh jamur Streptomyces aureofaciens. Tetracycline adalah derivat dari senyawa hidronaftalen dan berwarna kuning (Subronto, 2001). 2.3. Struktuk kimia tetracycline 2.3.5.4 Ciprofloxacin Ciprofloxacin adalah obat yang memiliki aktivitas dalam melawan bakteri gram positif dan dan gram negatif (Meles dkk., 2011). Aktivitas antibakteri Ciprofloxacin lebih luas daripada Quinolon generasi pertama. Ciprofloxacin hanya sedikit aktif melawan tipe mycobacteri (Chamber, 1995). Ciprofloxacin memiliki aktivitas antibakteri yaitu lebih tinggi dari enrofloxacin terhadap bakteri gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa dan memiliki efek aditif dengan enrofloxacin (Cole et al., 2003). SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.4. Struktuk kimia ciprofloxacin 2.3.5.5 Metronidazole Metronidazole adalah nitroimidazole buatan yang dibuat atau diisolasi dari Streptomyces sp yang berguna dalam mengatasi berbagai peradangan akibat protozoa. Obat ini juga efektif melawan bakteri anaerob yang bekerja dengan mengganggu DNA bakteri sehingga menghambat sintesis asam nukleat.16 Spektrum metronidazole terbatas pada bakteri anaerob obligat dan beberapa bakteri mikroaerofilik (Freeman et al., 1997). 2.5. Struktuk kimia metronidazole SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 3 MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2015. Kegiatan penelitian dilaksanakan menggunakan sarana di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. 3.2 Materi Penelitian 3.2.1 Bahan penelitian Sampel yang digunakan adalah cairan yang diambil dari canalis servicalis babi menggunakan swab yang diperoleh dari peternakan babi di Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo, yang kemudian disimpan dalam media Amies yang merupakan media transport. Bahan yang digunakan untuk uji isolasi identifikasi yaitu, Blood Agar (BA), Mac Conkey Agar (MCA), Kliger Iron Agar (KIA), dan Manitol Salt Agar (MSA). Satu set bahan pewarnaan Gram terdiri dari crystal violet, lugol, alkohol 95%, dan air fuschine. Bahan yang digunakan untuk uji kepekaan antibiotik adalah media Muller Hinton Agar (MHA), serta Antibiotica disk ang mengandung Gentamycin, Tetracyclin, Ampicilin, Metronidazole dan Ciprofloxacin. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3.2.2 Alat-alat penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cotton swab, vaginoscope, tabung reaksi, cawan petri, ose bulat, ose, pembakar Bunsen, object glass, cover glass, mikroskop, cotton bud, pinset, kertas label, incubator, autoclave, kapas dan mistar. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Metode pengambilan sampel penelitian Pengambilan sampel cairan yang diambil dari canalis servicalis babi menggunakan swab yang diperoleh dari peternakan babi di Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo, yang kemudian disimpan dalam media Amies yang merupakan media transport. Sampel kemudian segera dibawa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya untuk dilakukan isolasi dan identifikasi terlebih dahulu. 3.3.2 Persiapan penelitian 3.3.2.1 Sterilisasi Sterilisasi alat dan bahan bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme, termasuk mikroorganisme berspora. Sterilisasi alat dan bahan pada penelitian ini menggunakan strelisasi panas basah bertekanan dengan autoclave pada suhu 121ºC selama 15 menit. Sterilisasi media dilakukan dalam inkubator selama 24 jam. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3.3.3 Pelaksanaan penelitian 3.3.3.1 Isolasi dan identifikasi bakteri Sampel swab disimpan dalam media Amies kemudian ditanam pada media Blood Agar (BA) dan MacConcey Agar (MCA). Setelah inkubasi suhu 37ºC selama 24 jam diamati pertumbuhan koloni bakteri kemudian dilakukan pengamatan mikroskopis untuk mempelajari bentuk bakteri dengan bantuan pengecatan zat warna menurut metode gram. Hasil pengecatan dapat dilihat dari pembentukan warna biru untuk bakteri gram positif dan merah untuk bakteri gram negatif. Selanjutnya ditanam pada media KIA dan kemudian dilakukan pengujian uji biokimia gula-gula serta uji katalase. Hasil uji biokimia dan uji katalase dicocokan pada Tabel standar bakteri (Lampiran 3.) yang sudah baku untuk menentukan genus atau spesies bakteri (Martadinata, 2000). 3.3.3.2 Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram bertujuan untuk mengamati morfologi sel bakteri dan mengetahui kemurnian sel bakteri. Pengecatan Gram merupakan salah satu pewarnaan yang paling sering digunakan, yang dikembangkan oleh Christian Gram. Preparat apus bakteri dibuat dengan cara, mencampurkan satu usa biak bakteri dari media BA dan MCA dengan NaCl fisiologis yang telah diteteskan pada gelas obyek, kemudian dibuat apus setipis mungkin, dikeringkan, dan difiksasi di atas lampu spiritus. Preparat apus ditetesi pewarna pertama dengan kristal violet selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, ditetesi lugol selama 1 menit,dicuci dengan air mengalir, kemudian preparat apus dilunturkan dengan alkohol 95% selama 5-10 detik. Selanjutnya alkohol dibuang, preparat dicuci SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA dengan air mengalir dan diberi pewarna kedua dengan larutan Safranin selama 30 detik. Warna kemudian dibuang dan dibersihkan dengan air mengalir, dikeringkan dan diamati morfologi sel, serta warnanya di bawah mikroskop. Bakteri dikelompokkan sebagai Gram positif apabila bakteri bewarna ungu, dan Gram negatif apabila selnya terwarnai merah. 3.3.3.3 Uji Biokimia Uji Biokimia dilakukan dengan cara menginokulasi bakteri dari media MacConcey Agar dan Blood Agar ke dalam media Urea, Citrat, Sulfid Indol Motility (SIM), Kliger Iron Agar (KIA), Methyl Red (MR), dan fermentasi karbohidrat (glukosa, sukrosa, manosa, maltosa dan laktosa). Media uji biokimia tersebut di inkubasi pada suhu 37ºC selama 18-24 jam. 3.3.3.4 Uji Katalase Uji Katalase dilakukan dengan meneteskan hidrogen peroksida (H2O2 ) 3% pada gelas obyek yang bersih. Biakan dioleskan pada gelas obyek yang sudah ditetesi hidrogen peroksida. Suspensi dicampur secara perlahan menggunakan ose, hasil yang positif ditandai oleh terbentuknya gelembung-gelembung udara (Matadinata, 2000). 3.3.4 Uji kepekaan terhadap antibiotik Pengujian resistensi antibiotik menggunakan metode difusi, yaitu metode yang sangat tergantung pada kelarutan suatu bahan antibiotik terhadap air. Pengujian ini mengacu pada metode dari Kirby Baver dalam Jackie Reynolds (2012) dari Richland Colloge, Dallas USA. Tahap-tahap yang yang dilakukan adalah menanam bakteri positif penyebab endometritis pada media isolasi. Tahap SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA selanjutnya adalah pembuatan suspensi bakteri dengan cara mentransfer koloni bakteri dari setiap plate ke dalam 2 ml NaCl fisiologis steril. Kekeruhan suspensi disetarakan dengan Mc. Farland 0,5. Setelah kekeruhan sesuai dengan Mc. Farland 0,5, dilakukan swab pada media plate Muller-Hinton Agar dengan menggunakan cotton buds steril merata keseluruh permukaan media. Siapkan media disk antibiotikyang digunakan yaitu Ampicillin, Gentamicin, Tetracyclin, Metronidazole dan Ciprofloxacin. Uji kepekaan antibiotik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepekaan suatu mikroorganisme terhadap antibiotik tertentu, atau untuk mengetahui sejauhmana potensi antibiotik tertentu terhadap mikroorganisme secara in vitro. Penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik sebagai wilayah jernih (zona hambat) di sekitar pertumbuhan mikroorganisme. Luas wilayah jernih (zona hambatan) merupakan petunjuk mikroorganisme terhadap antibiotik, selain itu luasnya wilayah juga berkaitan dengan kecepatan berdifusi antibiotik dalam media. 3.4 Analisis data Data yang diperoleh dinyatakan secara deskriptif kualitatif dengan perhitungan dengan mengukur zona hambat untuk mengetahui adanya kepekaan terhadap bahan-bahan antibiotik yang terdiri atas Gentamycin, Tetracyclin, Metronidazole, Ampicillin, dan Ciprofloxacin yang kemudian ditampilkan dalam tabel persentase. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3.5 Kerangka Penelitian Pengambilan sampel dengan mengambil cairan menggunakan swab dari canalis servicalis babi yang menderita endometritis yang dilihat dari gejala yang tampak dan pemeriksaan USG Sampel dimasukkan dalam media Amies Isolasi sampel pada media MacConcey Agar dan Blood Agar Pemeriksaan Gram Gram Positif Uji katalase Gram Negatif Uji Biokimia Pembacaan hasil identifikasi bakteri Uji kepekaan dengan menggunakan 5 macam antibiotik yaitu Ampicillin, Gentamycin,Tetracyclin, Metronidazole dan Ciprofloxacin Gambar 3.1. Kerangka penelitian SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Isolasi dan identifikasi bakteri penyebab Endometritis Berdasarkan isolasi terhadap 11 sampel swab dari canalis servicalis babi betina endometritis yang diperoleh dari peternakan babi di Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo didapatkan 13 isolat bakteri penyebab endometritis. Isolat bakteri tersebut antara lain 9 sampel Escherichia coli, Streptococcus β haemolyticus sebanyak 3 sampel dan Enterobacter cloacae sebanyak 1 sampel. Selengkapnya dapat dilihat pada table 4.1. Tabel 4.1. Hasil Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penyebab Endometritis Kode Sampel Hasil Identifikasi 1 2 3 Escherichia coli Streptococcus β haemolyticus Escherichia coli 4 5 7 8 9 10 11 Enterobacter cloacae Streptococcus β haemolyticus Escherichia coli Escherichia coli Escherichia coli Escherichia coli Escherichia coli Streptococcus β haemolyticus Escherichia coli Penanaman pada Blood Agar dan MacConcey Agar didapatkan pertumbuhan koloni bakteri. Koloni Streptococcus sp., yang teridentifikasi pada media blood agar memiliki ciri-ciri berukuran kecil, bulat dan halus (Gambar 4.1). Bakteri gram negatif yang teridentifikasi pada media Mc.Conkey agar memiliki ciri-ciri berwarna merah muda dan berukuran sedang (Gambar 4.2). SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis pewarnaan gram, setelah dilakukan pemeriksaan tersebut diperoleh hasil kelompok bakteri Gram Negatif Batang dan Gram Positif Coccus Berderet (Lampiran 2). Selanjutnya dilakukan uji biokimia dan uji katalase untuk identifikasi bakteri. Uji biokimia terdiri dari uji Urea, Citrat, Sulfid Indol Motility (SIM), Kliger Iron Agar (KIA), Methyl Red (MR), dan fermentasi karbohidrat (glukosa,sukrosa, manosa, maltosa dan laktosa). Hasil Uji biokimia secara lengkap disajikan pada Lampiran 3. Hasil uji biokimia dapat dicocokkan pada Tabel standar baku pada Lampiran 4. Gambar 4.1 Koloni Bakteri Streptococcus sp. pada media Blood Agar Gambar 4.3 Kelompok bakteri Gram negatif Batang SKRIPSI Gambar 4.2 Koloni Bakteri gram negatif pada media McConcey Agar Gambar 4.4 Kelompok Bakteri Gram Positif Coccus UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA A B C D E F G Gambar 4.5 Hasil Uji Biokimia Bakteri Escheriachia coli Keterangan : A: Kliger Igor Agar (KIA) positif (+), terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning B: Uji SIM Sulfit negatif (-), tidak ada perubahan warna hitam pada dasar Indol positif (+), cincin berwarna merah muda Motility positif (+), adanya kekeruhan dan penyebaran koloni C: MR positif (+), berwarna merah D: VP negatif (-), tidak ada perubahan E: Simon Citrat negatif (-), tidak ada perubahan warna menjadi biru F: Urea negatif (-), tidak ada perunahan warna G: Uji Gula-gula (glukosa, sukrosa, maltosa, dan laktosa) positif (+), larutan berwarna kuning Gambar 4.6 Hasil Uji Katalase negatif Bakteri Streptococcus sp. (tidak timbul reaksi gelembung udara) SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 4.2 Uji Kepekaan terhadap Antibiotik Setelah bakteri Escherichia coli, Streptococcus β hemolyticus dan Enterobacter cloacae telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan uji kepekaan terhadap antibiotik. Uji kepekaan menggunakan metode difusi agar Kirby-Bauer dengan standar McFarland 0,5 menggunakan alat DensiChek (Lampiran 5). MTR GEN TET AMP CIP Gambar 4.8 Uji Kepekaan Antibiotik Keterangan : AMP = Ampicillin GEN = Gentamicin CIP = Ciprofloxacin MTR = Metronidazole TET = Tetracycline Bahan antibiotik yang digunakan adalah Ampicillin, Metronidazole, Gentamicin , Ciprofloxacin dan Tetracycline. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Tabel 4.2. Hasil Uji Kepekaan Antibiotika terhadap Bakteri Escherichia coli Penyebab Endometritis Kode Sampel Metronidazole 5mcg 6 (R) 6 (R) 6 (R) 6 (R) 6 (R) 6 (R) 6 (R) 6 (R) 100% 0% 1 3 5 7 8 9 10 11 R S Ket : Zona Hambat Disk Antibiotik Tetracycline 5mcg Ampicillin 10mcg Gentamicin 10mcg Ciprofloxacin 5mcg 6 (R) 6 (R) 6 (R) 6 (R) 10 (R) 10 (R) 8 (R) 6 (R) 100% 0% 6 (R) 6 (R) 6 (R) 20 (S) 21 (S) 6 (R) 6 (R) 19 (S) 57,15% 42,85% 21 (S) 20 (S) 20 (S) 20 (S) 22 (S) 20 (S) 22 (S) 21 (S) 0% 100% 25 (S) 22 (S) 29 (S) 32 (S) 26 (S) 30 (S) 30 (S) 32 (S) 0% 100% S adalah Peka (Sensitif) dan R adalah Resisten Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil uji kepekaan dari 7 isolat ternyata 100% peka terhadap Gentamicin dan Ciprofloxacin, 42,85% peka terhadap Ampicillin, sedangkan untuk Tertracycline dan Metronidazole 100% Resisten. Tabel 4.3. Hasil Uji Kepekaan Antibiotika terhadap Bakteri Streptococcus β haemolyticus Penyebab Endometritis Kode Sampel Metronidazole 5mcg 6 (R) 6 (R) 6 (R) 100% 0% 2 4 10 R S Ket SKRIPSI : Zona Hambat Disk Antibiotik Tetracycline 5mcg Ampicillin 10mcg Gentamicin 10mcg Ciprofloxacin 5mcg 11 (R) 12 (R) 13 (R) 100% 0% 31 (S) 30 (S) 30 (S) 0% 100% 12 (R) 11 (R) 10 (R) 100% 0% 22 (R) 22 (R) 21 (R) 100% 0% S adalah Peka (Sensitif) dan R adalah Resisten UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil uji kepekaan dari 3 isolat ternyata 100% peka terhadap Ampicillin. Tetapi Ciprofloxacin, Gentamicin, Tertracycline dan Metronidazole 100% Resisten. Tabel 4.4. Hasil Uji Kepekaan Antibiotika terhadap Bakteri Enterobacter cloacae Penyebab Endometritis Kode Sampel Metronidazole 5mcg 6 (R) 100% 0% 0% 2 R I S Ket : Zona Hambat Disk Antibiotik Tetracycline 5mcg Ampicillin 10mcg Gentamicin 10mcg Ciprofloxacin 5mcg 13 (I) 0% 100% 0% 6 (R) 100% 0% 0% 18 (S) 0% 0% 100% 29 (S) 0% 0% 100% S adalah Peka (Sensitif) dan R adalah Resisten Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil uji kepekaan dari 1 isolat ternyata 100% peka terhadap Ciprofloxacin dan Gentamicin, 100% memberikan pengaruh Sedang (intermediet) terhadap Tertracycline. Tetapi dan Metronidazole dan Ampicillin 100% Resisten. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 5 PEMBAHASAN Hasil isolasi dan identifikasi pada 11 sampel swab pada canalis cervicalis babi yang mengalami endometritis ditemukan beberapa bakteri penyebab antara lain Escherichia coli, Steptococcus β haemolyticus dan Enterobacter cloacae.. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Samper and Tracy (2014), endometritis memang dapat disebabkan oleh adanya satu atau beberapa bakteri. Salah satu obat andalan untuk mengatasi penyakit infeksi adalah antimikroba antara lain antibiotika/antibakteri. Indikasi penggunaan antibiotika dimulai dengan menegakkan diagnosis pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi, serologi dan pemeriksaan penunjang lainnya (Permenkes, 2011). Pengobatan endometritis dilakukan dengan pemberian antibiotika secara intrauterin dan sistemik (Malinowski et al., 2011). Kombinasi antibiotika yang digunakan harus menurut indikasi yang tepat dapat memberikan manfaat klinik yang besar. Hasil Penelitian menunjukkan terjadinya infeksi tertentu yang disebabkan oleh lebih dari satu bakteri, dalam hal ini dapat dilakukan kombinasi sesuai dengan kepekaan bakteri terhadap antibiotika (Ganiswarna dkk., 2003). Kepekaan bakteri Escherichia coli dan Enterobacter cloacae terhadap ciprofloxacin sangat baik, mencapai 100%. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Selvaraj et al (2003), ciprofloxacin paling sensitif terhadap bakteri-bakteri penyebab endometritis, terutama pada bakteri Escherichia coli. Tingkat kepekaan yang tinggi terhadap Escherichia coli dan Enterobacter cloacae membuktikan bahwa Fluoroquinolon merupakan antibiotika SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA yang unik, karena secara langsung mampu menghambat sintesis DNA. Sedangkan mekanisme resistensi tergantung pada perubahan target obat dan perubahan dalam penetrasi obat untuk mencapai target (Ziganshina, 2006). Bakteri Escherichia coli dan Streptococcus β hemoliticum memiliki hubungan patogen dalam terjadinya infeksi endometritis. Kedua bakteri tersebut mampu memberikan perlawanan apabila memberikan antibiotika dan juga meningkatkan pertahanan kekebalan seluler dan humoral dari hewan yang terkena endometritis (LeBlanc et al., 2007). Kepekaan bakteri Escherichia coli terhadap gentamicin mencapai 100%. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Bennet (1987) gentamisin efektif terhadap banyak organisme penyebab endometritis termasuk pada bakteri Escherichia coli. Isolat bakteri Streptococcus ß hemoliticum umumnya resisten terhadap gentamicin (Albihn et al., 2003). Terjadinya resistensi terhadap gentamicin dikarenakan beberapa mekanisme utama resitensi terhadap obat golongan aminoglikosida yaitu mikroorganisme memperoleh kemampuan untuk memproduksi enzim yang dapat menginaktivasi aminoglikosida dengan adenililasi, asetilisasi atau fosforilasi, serta perubahan permukaan sel yang mempengaruhi penyerapan atau transport aminoglikosida kedalam sel (Jawetz,1997). Tingkat kepekaan bakteri Streptococcus ß hemoliticum sangat tinggi, dapat dilihat dari tidak adanya antibiotik lain yang peka selain ampicilin. Hampir semua isolat Streptococcus sp., diklasifikasikan sensitif terhadap antibiotika ampicilin. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Ampicilin memiliki spektrum antibakteri yang lebih luas daripada penisilin, sangat baik untuk penggunaan sistemik endometritis agar mencapai jaringan endometrium (Bennett, 1987). Tetracyline paling sering diterapkan dalam pengobatan endometritis, tapi khasiat antibiotika ini sulit untuk dievaluasi karena menggunakan dosis yang berbeda dan produk yang berbeda (Malinowski et al., 2011). Tetracycline dapat menimbulkan resistensi terhadap beberapa spesies bakteri diantaranya Streptococcus β Haemoliticus dan Escherichia coli. Sesuai dengan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga bakteri yang teridentifikasi resisten terhadap tetracycline (Ganiswana dkk., 2003). Metronidazole memiliki spektrum terbatas hanya meliputi berbagai protozoa dan bakteri anaerob Gram-negatif dan Gram-positif. Bakteri anaerob yang biasanya sensitif terutama Fusobacterium spp, sedangkan Gram-negatif adalah bakteri Gram positif Peptostreptococci dan Clostridia spp juga cenderung Bacteroides anaerob dan seperti sensitif terhadap metronidazol, tetapi memiliki frekuensi resisten yang lebih besar dibandingkan dengan anaerob gram negatif (Freeman et al., 1997). Pemakaian antibiotika secara tidak rasional akan menimbulkan efektifitas rendah, diikuti dengan timbulnya toksisitas yang tidak perlu, meningkatkan biaya pengobatan dan mempercepat terjadinya resistensi (Widayat, 1994). Perbedaan pengaruh yang terjadi antara antibiotika satu dengan lainnya dipengaruhi oleh jenis bakteri, selain itu juga desebabkan perbedaan mekanisme kerja antibiotika itu sendiri (Daykin,1960). SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, antibiotik yang paling peka digunakan untuk pengobatan endometritis pada peternakan babi di Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo adalah Ciprofloxacin dan Gentamicin peka pada bakteri Escheriachia coli dan Enterobacter cloacae, sedangkan Streptococcus β haemolyticus paling peka jika diberikan Ampicillin. 6.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang disampaikan adalah: 1. Sebaiknya peternak memperhatikan sterilisasi alat-alat yang digunakan untuk IB sebelum digunakan untuk menghindari kemungkinan infeksi bakteri pada saluran reproduksi, serta melakukan upaya-upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya endometritis. 2. Perlunya dilakukan pengawasan yang ketat oleh lembaga-lembaga terkait, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) dan Dinas Peternakan, dalam hal penerapan standar operasional kerja yang baik pada pemakaian antibiotika. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3. Jika ada gejala klinis yang mengarah pada endometritis sebaiknya dilakukan isolasi identifikasi dan juga dilakukan uji resistensi antibiotik, agar dapat dilakukan pengobatan dengan tepat. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN Cahyani Kartika Maharani. Endometritis adalah peradangan pada endometrium (dinding uterus). Gejalanya meliputi leleran warna keputihan sampai purulen (kekuningan) yang berlebihan, uterus mengalami pembesaran (Ratnawati dkk., 2007). Bakteri non-spesifik penyebab endometritis yang masuk uterus selama estrus, baik melalui IB maupun kawin alami antara lain yaitu, Escherichia coli, Streptococcus sp., Enterobacter sp.,(Kirkwood, 2012). Endometritis dapat terjadi pada semua hewan mamalia betina termasuk pada babi. Babi merupakan hewan yang memiliki kebiasaan hidup pada lingkungan yang kotor. Pola perilaku babi duduk seperti anjing memudahkan mikroorganisme menginfeksi saluran reproduksi (Dominiek et al., 2010). Salah satu obat andalan untuk mengatasi penyakit infeksi adalah antimikroba antara lain antibiotik/antibakteri. Indikasi penggunaan antibiotik dimulai dengan menegakkan diagnosis pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi, serologi dan penunjang lainnya (Permenkes, 2011). Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai anjuran ataupun pemberian dalam jangka panjang dapat menimbulkan resistensi pada bakteri tersebut (Salehi and Bonab, 2006). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepekaan beberapa jenis antibiotik yang bisa dipergunakan untuk pengobatan endometritis pada peternakan babi di Probolinggo. Penelitian ini menggunakan 11 sampel swab canalis servicalis babi betina menderita endometritis dengan gejala kawin berulang dan melalui pemeriksaan Ultrasonography (USG). SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Isolasi identifikasi terhadap sampel tersebut dengan cara penanaman pada media McConcey Agar dan Blood Agar, setelah inkubasi selama 24 jam kemudian diamati pertumbuhan koloni dan dilanjutkan pemeriksaan gram. Identifikasi bakteri dilakukan dengan uji katalase dan uji biokimia. Uji biokimia untuk mengetahui genus atau spesies bakteri dilakukan dengan penanaman pada media Urea, SC, SIM, MR, KIA dan fermentasi karbohidrat (glukosa, laktosa, sukrosa, maltose dan manosa). Dalam uji biokimia dalam penelitian ini didapatkan hasil bakteri Escheriachia coli sebanyak delapan sampel, Streptococcus β haemolyticus sebanyak tiga sampel dan Enterobacter cloacae sebanyak satu sampel. Uji kepekaan dilakukan terhadap ampicilin, gentamicin, ciprofloxacin, tetracycline, dan metronidazole. Hasil uji kepekaan kelima antibiotik tersebut menunjukkan bahwa Ciprofloxacin dan Gentamicin peka pada bakteri Escheriachia coli dan Enterobacter cloacae, sedangkan Streptococcus β haemolyticus paling peka jika diberikan Ampicillin. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR PUSTAKA Allen, D. 1998. Handbook of Veterinary Drugs 2nd ed. Newyork: Villard. Albihn, A., V, Baverud., U, Magnusson. 2003. Uterine Microbiology and Antimicrobial Susceptibility in Isolated Bacteria from Mares with Fertility Problems. Acta vets.scand 44 : 122-129. Anderson, J. 1980. Pigs. Dalam E. S. E. Hafez, ed. Reproduction in Farm Animals. Lea & Febiger, Philadelphia.pp. 358-386. Barbara J., J. Kucharski and A. J. Ziecik. 2004. Effect of intrauterine infusion of Escherichia coli on hormonal patterns in gilts during the oestrous cycle. Olsztyn, Tuwima 10, Poland. Reprod. Nutr. Dev. (44)37–48. Bennett, D. G. 1987. Diagnosis and tratment of equine bacterial endometritis. Theriogenology VII (6) : 345-351. Bilkei G. and Horn A. 1991. Metritis Mastitis Agalaktie. In:Laureckiene, Z.,J.Klimaite, A. Aniuliene,V. Bizokas And E. Aniulis. Prevention Of Sow Uterine Inflammation.Lithuanian Veterinary Academy. Bull Vet Inst Pulawy 50, 509-512. Brander, 1991. Veterinary Applied Pharmacology and Therapeutics, 5th ed., Saunders, London. Byarugaba, D. K. 2009. Mechanism of Antimicrobial Resistance. Departement of Vetenary Microbiology and Parasitology, Faculty of Veteinary Medicine, Makerere University, Kampala. Uganda. Carabin H., G.P. Martineau, D. Vaillancourt, R. Higgins, and M. Bigras-Poulin. 1996. Detection of Cervical Bacterial Contamination in Swine by Two Methods of Swabing in Relation to Artificial Insemination. Universite de Montreal 60: 40-44. Cole,L.K.,Kwochka,J.J.,Hillier,A.,Hoshaw-Woordard,S.L. 2003. Evaluation of an Ear Cleanser for the Treatment of Infectious Otitis Externa in Dogs,Veterinary Therapeutic. Vol 4.Page 1. Chamber, H. F. 1995. Antimycobacterial Drug.Eight Edition. In;Katzung,B.G. Basic and Clinical Pharmacology. Departement of Cellular and Molecular Pharmacology University of California, San Fransisco. Pp:784-813. Daniel,Morris. 2004.Medical Therapy of Otitis Externa and Otitis Media. Journal of Veterinary Clinics Small Animal. 34:541-555. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA De Winter P.J.J., M. Verdoncka, A. de JCruiP, L.A. Devrieseb and F.Waesebrouckb. 1992.Endometritis and Vaginal Discharge In The Sow. Amsterdam:Animal Reproduction, (28)51-58. Dominiek M., M. Verdonck, and A. De Kruif. 2010. Vaginal Microecology And Vulval Discharge In Swine. Faculty of Veterinary Medicine, University of Ghent, Belgium. Dunne, H. W. 1975. Disease of Swine. Fourth edition. The Iowa State university Press. Ames, Iowa, USA. 20-22. Engblom, L., N. Lundeheim, A.M. Dalin and K. Aderson. 2007. Sow Removal In Swedish comercial Herds. Livest Sci. 106: 76-86. Freeman,CD., Klutman, NE., Lamp, KC. 1997. Metronidazole A therapeutic review and update. Drugs 5 : 679-708. Gunawan, Sulistia G. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi dasar dalam praktek teknik dan prosedur dasar laboratorium. Penerbit PT Gramedia, Jakarta. Hal 103-104. Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya. Hariadi, M., Soehartojo M., Wurlina, Herry Agoes H., Budi Utomo, Rimayanti, Indah Norma T., Hermin Ratnani. 2011. Buku Ajar Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya. Jawetz. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba Medika. Hal 223-274. Katzung, B. G., Masters, S.B., Trevor, A. J. 2009. Basic and Clinical Pharmacology, 11th edn. New York and London. Kementrian Pertanian. 2011. Pedoman Penataan Budidaya Ternak Babi Ramah Lingkungan. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta. Kirkwood, R.N., G.C. Althouse, M.J. Yaeger, J. Carr and G.W. Almond. 2012. Disease of the reproductive System In: Zimmerwan, J.J., L.A. Karriker, A. Ramirez, K.J. Schwartz and G.W. Stevenson (Ed) Disease of Swine. 10th.ed. John Wiley and Sons. Inc. Iowa. USA.329. Kusumamihardja, S. 1993. Parasit dan Parasitosis pada Hewan Ternak dan Hewan Piaraan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Lebanc, M. M., Joshua, M., Arnold, J.S. 2007. Use of a low-volume uterine flush for diagnosing endometritis in chronically infertile mares. Theriogenology 68 : 403-412. Lofmark, S., Charlotta, E., Carl, E.N. 2010. Metronidazole is still the drug of choise for treatment of anaerobic infection. Lumb, S.2003. internacional pig Topics. Vol 18. East Yorkshire England. Maccato ML, Faro S, Martens MG, Hammill HA. 1991. Ciprofloxacin versus gentamicin/clindamycin for postpartumendometritis. Journal of Reproductive Medicine ;36(12):857–61. Malinowski, E., Henryka, L., Hanna, M., Maciej, K., Marek, N., Wieslaw, N., Jacek, Z.. 2011. Sensitivity to antibiotics of Arcanobacterium pyogenes and Escherichia coli from the uteri of cows with metritis/endometritis. The Veterinary Journal 187 : 234-238. Martineau G.P., Smith B.B., Doize B. 1992. Pathogenesis, prevention and treatment of lactational insufficiency in sows. Vet Clin North Amer-Food Anim Pract, 8, 661-684. Medicastore. 2010. Bahaya Resistensi Antibiotika, http://www.medicastore.com, diakses tanggal 2 Mei 2015. Meles, D.K.,S.A.Sudjarwo,T.Juniastuti,I.S.Hamid,R.Kurnijasanti.2011.Buku Ajar Farmakoterapi dan Toksikologi. Global Persada Press.Surabaya. Mutschler, E. 1991, Dinamika Obat, Edisi V, 88, Penerbit ITB, Bandung. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406 Tahun 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta. Rahman, M.A., M.A.Samad., M.B. Rahman and M.L. Kabir. 2004. In Vitro Antibiotic Sensitifity and Therapic Efficacy of Experimental Salmonelosis, Colibacillocis, Mastitis, and Pasteurellosis in Goat . Bangladesh Journal Vet. Medicine. 2:99-102. Rantanen. N.W., Angus. O.M. 1998. Equine Diagnostic Ultrasonography. Library of Congress Cataloging in Publication Data. USA. Ratnawati, D., W.C. Pratiwi dan L. Affandhy. 2007. Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Sapi Potong. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan : Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Rouche, A. and Systma, M. 2007. Feral Swine Action Plan for Oregon Environmental. Sabar Iman, E.R., Wiwiek. T., Suryannie., Hasutji, E. N., S. Chusniati. 2008. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Veteriner. Divisi Bakteriologi dan Mikologi Departemen Mikrobiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya. Samper, J.C., Tracy, A.P. 1987. Diagnosing and Treating Endometritis in Mares. JCS Veterinary Reproductive Services Ltd. Salehi.T.Z., and S.F.Bonab. 2006. Antibiotics Susceptibility pattern of Escherichia coli Strains Isolated of Chikens with Colisepticemia in Tabriz Province, Iran International Journal of Poultry Sciense.5 : 677-684. Sarudji, Suryani. Sri Chusniati, E.R. Sabar Iman dan H.E. Narumi. 2012. Petunjuk Praktikum Penyakit Infeksius 1. Surabaya: Universitas Airlangga. Sarudji, Suryani. Sri Chusniati, E.R. Sabar Iman dan H.E. Narumi. 2013. Petunjuk Praktikum Penyakit Infeksius 1. Surabaya: Universitas Airlangga. Selvaraj. J., M. Senthil K., R. Arul., J. Anton R., W. Manohar P., S. Ravikumar., B. Murali M. 2003. Clinicophatological Investigation on Eguine Endometritis in an Organised Farm. Indian Journal of Veterinary Pathology 27 (2) : 109-110. Setiabudy, R., V.H.S, Gan. 2003. Farmako dan Terapi. Edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 571-583. Sheldon I.M, Noakes D.E. Comparison of three treatments for bovine endometritis. Vet Rec 1998; 142:575-579. Sihombing. 1997. Ilmu Ternak Babi. Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sihombing, F.N. 2006. Pengaruh Sistem Pengawinan (alami dan IB), Paritas dan Frekuensi Pengawinan Terhadap Laju Kebuntingan Ternak Babi di Usaha Peternakan Babi di Solo.[Skripsi]. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Stiglich N, Alston M, Vanswam S. 2011. Optimizing Treatment of Intra-amniotic Infection and Early-Onset Postpartum Endometritis: Advantages of SingleAgent Therapy. Prem J ; 15(3):26-30. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Subronto dan Tjahajati I. 2001. Ilmu Penyakit Ternak, II A. Universitas Gajah Mada, Jogyakarta. Tjay,T.H.,Rahardja,K. 2007. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efekefek Sampingnya Edisi ke enam. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Toelihere,M.R. 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Universitas Indonesia Press:Bogor. Tummaruk, P., N. Sukamphaichit, W. Kitiarpornchai, S. Musikjearanan and W. Tatasuparuk. 2006. Seasonal Influence on Cases of Culling In Gilt. Copenhagen, Denmark. Wasitaningrum, I. D. A. 2009. Uji Resistensi Staphylococcus aureus dan Eschericia coli dari Isolat Susu Sapi Segar terhadap Beberapa Antibiotik [skripsi]. Surakarta. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Widjajanti, N. 1989. Obat – Obatan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Wiesenfeld, H.C., Heine, R. P. 1998. The Use of Once-Daily Dosing of Gentamicin in Obstetrics and Gynecology Issue 4 : 155-159 Yuriadi.2003.Resistensi dan Sensitifitas Bakteri pada Kuda Penderita Pneumonia di Wilayah DIY. J.Sain Vet. XXI(2):11. Ziganshina LE, Vizel AA, Squire SB. 2005. Fluoroquinolones for Treating Tuberculosis [Review]. The Cochrane Database of Systematic Reviews, Vol.3. Zulfa,A. 2013. Resistensi Stapylococcus aureus yang Diisolasi dari Susu Sapi Segar di Surabay terhadap Antibiotik β-Laktam [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya. SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Lampiran 1. Pemeriksaan Endometritis dengan USG (Ultrasonography) SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Lampiran 2. Hasil Pewarnaan gram Kelompok Bakteri 1 Kode Sampel Jumlah SKRIPSI 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Gram Negatif Batang Gram Positif Coccus Berderet + + + + + + + + + + + 11 UJI KEPEKAAN BEBERAPA - + + + 3 CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Lampiran 3. Hasil Uji Biokimia 2 3 4 Streptococcus β haemolyticus Escheriachia coli Enterobacter cloacae LAK SUK MAL MAN IND MR SC URE A MOT LISI N Escheriachia coli GLU 1 H2S No KIA Uji Biokimia Hasil Pemeriksaan Ac/Ac - + + + + + + + - - + + Katalase: (-) Haem:β Becitracin:R Ac/Ac - + + + + + + + - - + + Alk/Ac - + - + + + - + + + + - Streptococcus β haemolyticus Katalase: (-) Haem:β Becitracin:R 5 Escheriachia coli Ac/Ac - + + + + + + + - - + + 7 Escheriachia coli Ac/Ac - + + + + + + + - - + + 8 Escheriachia coli Ac/Ac - + + + + + + + - - + + 9 Escheriachia coli Ac/Ac - + + + + + + + - - + + Ac/Ac - + + + + + + + - - + + 10 11 Escheriachia coli Streptococcus β haemolyticus Escheriachia coli SKRIPSI Uji lainnya Katalase: (-) Haem:β Becitracin:R Ac/Ac - + + + + + UJI KEPEKAAN BEBERAPA + + - - + + CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Lampiran 4. Tabel Standar Bakteri SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian SKRIPSI UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Lampiran 6. Standart Diameter Zona Hambat (Sumber : CLSI 2014) Steptococcus β Haemoliticcus Enterobacter chloacae Escherichia coli Bakteri SKRIPSI Antibiotik Ampicillin Gentamicin Ciprofloxacin Metronidazole Tetracycline Ampicillin Gentamicin Ciprofloxacin Metronidazole Tetracycline Ampicillin Gentamicin Ciprofloxacin Metronidazole Tetracycline Sensitif (mm) ≥17 ≥15 ≥21 ≥15 ≥17 ≥15 ≥21 ≥15 ≥24 ≥15 ≥35 ≥23 Resisten (mm) ≤13 ≤12 ≤15 ≤11 ≤13 ≤12 ≤15 ≤11 ≤15 ≤12 ≤32 ≤18 UJI KEPEKAAN BEBERAPA CAHYANI KARTIKA MAHARANI