Volume 1, edisi 2, November 2013 PENGARUH TERAPI MODALITAS: TERAPI MUSIK TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA YANG MENGALLAMI INSOMNIA DI PANTI TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG Trilia1, Budi Santoso2, Yanti Adriyani3 Program Studi D III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang 2 Politekhnik Kesehatan Jurusan Keperawatan Kota Palembang 3 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang Email: [email protected] 1 ABSTRAK Lansia merupakan suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia yang panjang. Kualitas tidur merupakan kepuasan seseorng terhadap tidur,sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah,sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk. Sementara itu insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur, terutama dimalam hari. pengobatan insomnia terbagi dua yaitu farmakologi dan non farmakologi, pengobatan non farmakologi salah satunya adalah terapi musik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi modalitas: terapi musik terhadap kualitas tidur lansia yang mengalami insomnia di Panti Tresna Werdha Teratai Palembang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre eksperimental dengan pendekaktan “one group pretest postest” “Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia yang berada di panti sosial tresna werdha teratai palembang, tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik “non probability Sampling” dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 37 jiwa. lansia yang bersedia menjadi responden mengisi lembar Informed consent terlebih dahulu. Hasil uji statistik Shapiro Wilk diperoleh nilai P = 0,000, ada pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur yaitu rata-rata skor kualitas tidur sebelum diberikan terapi musik adalah 6,64 dan rata-rata skor kualitas tidur sesudah diberikan terapi musik adalah 5,27. Hasil penelitian ini hendaknya dapat memberikan gambaran kepada panti sosial tresna werdha teratai tentang adanya pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur Sehingga petugas panti diharapkan dapat memberikan promosi kesehatan pada masyarakat tentang pentingnya kebutuhan istirahat dan tidur dengan memberikan terapi musik. Kata Kunci : Lansia, Kualitas Tidur, Insomnia, Terapi Musik PENDAHULUAN kuantitas, dengan keadaan tidur yang Lanjut usia merupakan periode akhir kehidupan setiap individu seseorang akan hanya sebentar dan susah tidur dan (Hidayat, 2006). Dari berbagai mengalami masalah yang diderita lansia, salah proses penuaan dengan terjadinya satunya adalah Insomnia. Insomnia perubahan pada berbagai aspek fisik adalah atau fisiologis, psikologis, dan sosial ketidakmampuan mendapatkan tidur (Miller, 2004). yang adekuat, baik kualitas maupun suatu keadaan Insomnia adalah suatu keadaan kuantitas, dengan keadaan tidur yang ketidakmampuan mendapatkan tidur hanya sebentar dan susah tidur yang adekuat, baik kualitas maupun (Hidayat, 2006). 36 Volume 1, edisi 2, November 2013 Terapi Insomnia dilakukan dengan pengobatan observasi pertama (Pretest) yang Farmakologi menggunakan obat-obatan memungkinkan peneliti dapat menguji dan perubahan Pengobatan dengan non farmakologi Setelah yang kaitanya dengan terapi musik modalitas adalah terjadi setelah adanya eksperimen. salah satunya adalah terapi modalitas Terapi yang mendapat izin dari kepala Panti Sosial Tresna Werdha yang Teratai Palembang maka peneliti merupakan metode pemberian terapi mengadakan yang menggunakan kemampuan fisik seluruh responden untuk mengambil atau data. elektrik. Terapi modalitas pendekatan Sampel kepada berjumlah 37 bertujuan untuk membantu proses responden yang memenuhi kreteria penyembuhan mengurangi inklusi, sedangkan terdapat 6 orang oleh yang keluhan yang dan dialami klien mengalami gangguan (Lundy & Jenes, 2009). Terapi musik pendengaran, dan 8 orang yang adalah keahlian menggunakan musik mengalami perawatan tirah baring, 5 atau orang elemen musik meningkatkan, serta untuk mempertahankan, mengembalikan yang mengalami kronis, dan 4 kesehatan insomnia orang mengalami keterbatasan gerak (atritis, rematik), mental, fisik, emosional dan spiritual. 3 tidak koopertaif, 2 belum termasuk Penelitian untuk lansia terapi bersedia menjadi responden. ini mengetahui modalitas: bertujuan pengaruh terapi musik dan 6 lansia yang tidak terhadap Data yang dikumpulkan adalah kualitas tidur lansia yang mengalami data primer yaitu data yang diperoleh insomnia di Panti Sosial Tresna langsung Werdha Teratai Pelembang. pengisian kuesioner PQSI (Pittsburgh dari responden Sleep Quality METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian ini yaitu pre- melalui Index) yang telah disiapkan yang terdiri dari 7 komponen yang menggambarkan eksperimental dengan rancangan one tentang kualitas tidur secara subjektif, group waktu mulainya tidur, lamanya tidur, pretest-postest Secara kuantitatif. Rancangan ini tidak ada efisiensi kelompok (Control) kebiasaan penggunaan obat-obatan tetapi paling tidak sudah dilakukan dan aktivitas yang mengganggu tidur pembanding 37 tidur, gangguan tidur, Volume 1, edisi 2, November 2013 serta aktivitas sehari-hari terkait Variabel dengan tidur. Analisa data dihitung Kualitas Tidur dengan memakai Uji Dua kelompok responden, pada dengan jumlah – SD 1,28 MinMax 95% 3,00 – 8,00 4,84 – 5,69 tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata skor kualitas Penelitian ini dilakukan 3 kali seminggu 5,27 5,00 Berdasarkan Berhubungan (Paired sampel t test). dalam MeanMedian tiap tidur sesudah diberikan terapi musik 37 yaitu 5,27 dan nilai tengahnya 5,00 responden maka peneliti memerlukan dengan waktu 6 kali dalam 2 minggu. Setelah Responden selesai pemberian terendah 3,00 dan nilai skor tertinggi responden di kuesioner terapi beri maka yaitu pertanyaan yang sama pada saat sebelum diberikan terapi musik. Standar 8,00, Deviasi dengan dari nilai hasil kepercayaan dapat bahwa rata-rata 95%, 1,28. skor interval disimpulkan nilai skor berkisar antara 4,84%-5,69% HASIL PENELITIAN Berdasarkan Analisa Statistik Kualitas Tidur Lansia Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Skor Kualitas Tidur Lansia Sebelum Diberikan Terapi Musik Variabel Kualitas tidur MeanMedian 6,64 7,00 SD – 2,45 Berdasarkan MinMax 95% 1,00 – 11,00 5,83 – 7,46 Kualitas Tidur tabel diatas dapat Responden dengan yaitu skor 11,00, dari hasil kepercayaan dapat bahwa rata-rata 95%, 2,45 0,40 5,27 1,28 0,21 tabel 37 0,000 diatas 6,64 dan rata-rata skor lansia sesudah diberikan terapi musik interval yaitu 5,27. Hasil uji t dengan batas disimpulkan nilai 6,64 P Value responden mengenai kualitas tidur terendah 1,00 dan nilai skor tertinggi yaitu Pre-test Posttest N lansia sebelum diberikan terapi musik 2,45. nilai SE responden mengenai kualitas tidur yaitu 6,64 dan nilai tengahnya 7,00 Deviasi SD menunjukan hasil nilai rata-rata skor tidur sebelum diberikan terapi musik Standar Mean Berdasarkan dilihat bahwa rata-rata skor kualitas dengan Variabel nilai skor kemaknaan a= 0,05, dan diperoleh nilai p.value= 0,000, karena berkisar antara 5,83%-7,46%. nilai p<a maka menunjukan bahwa Ada pengaruh terapi musik terhadap Skor Kualitas Tidur Lansia Sesudah Diberikan Terapi Musik 38 Volume 1, edisi 2, November 2013 kualitas tidur lansia sebelum dan kualitas sesudah diberikan terapi musik karena tidur yang kurang belum adanya baik pemberian terapi musik dan belum mengetahui PEMBAHASAN cara pencegahan terhadap insomnia Analisis Deskriftif Pretest kualitas itu sendiri. Penilaian pada kualitas tidur tidur ini terdapat pada 7 komponen Berdasarkan hasil penelitian maka skor yang diberikan nilai analisis univariat mengenai kualitas :kualitas tidur baik jika skor ≤ 5, dan tidur lansia sebelum diberikan terapi kualitas tidur buruk jika skor ≥ 5. musik pada lansia di Panti Sosial Maka Tresna Werdha Teratai Palembang semangkin kecil skor mengidentifikasi distribusi kualitas tidur yang lebih baik. frekuensi responden mengalami yaitu 37 dari jumlah lansia insomnia, yang dapat Kondisi disimpulkan lingkungan bahwa memang analisis berperan besar terhadap terjadinya deskriftif diperoleh pretest kualitas insomnia. Lingkungan yang ramai, tidur responden skor rata-rata 6,64 bising dan jauh dari ketengan dan (95% CI: 5,83 – 7,46), median 7,00 ketentraman, kebersihan kamar, bau, dengan standar deviasi 2,45. Skor kotor serta banyak barang-barang terendah 1 dan skor tertinggi 11,00, yang berantakan didalam kamar dan Dari hasil estimasi intereval dapat ditempat tidur dapat mempengaruhi dikatakan tingkat insomnia seseorang. bahwa 95% skor responden adalah diantara 5,83%- Usaha-usaha 7,26%. menurunkan Berdasarkan untuk angka kejadian penelitian insomnia dengan cara memberikan analisis univariat mengenai kualitas lingkungan yang nyaman, tenang, tidur lansia sebelum diberikan terapi bersih dan diberikan wewangian yang musik pada lansia di panti tresna segar werdha ruangan serta memperhatikan lansia teratai hasil panti palembang dapat dan pengharum setiap dilihat bahwa skornya masih tinggi yang dengan skor 5,83%-7,26% dan skor baring hendaknya di mandikan dan terendah 1,00 dan skor tertinggi diganti 11,00. Hal ini menunjukkan bahwa tidurnya sehingga kamar tersebut sebagian besar responden memiliki menjadi nyaman dan bersih. Berikan 39 mengalami di perawatan pakaiannya terta tirah tempat Volume 1, edisi 2, November 2013 terapi musik secara berkala kepada tidur, lansia yang mengalami insomnia gangguan pola tidur, penggunaan maupun lansia yang tidak mengalami obat-obatan serta aktivitas siang hari insomnia, yang memperhatikan semua lama tidur, efisiensi mengganggu tidur tidur, serta lansia yang berada di panti jangan aktivitas sehari-hari terkait dengan sampai lansia mengalami insomnia, tidur berikan pertanyaan kepada lansia tentang mengapa lansia tidak bisa tidur, apakah ada pikiran yang Analisis Deskriftif Postest kualitas mengganggu lansia itu sendiri yang tidur menyebabkan lansia tidak bisa tidur. Berdasarkan hasil penelitian Menurut Potter dan Perry (2006), analisis univariat mengenai kualitas terapi keahlian tidur lansia setelah diberikan terapi menggunakan musik atau elemen musik pada lansia di panti tresna musik oleh seseorang terapis untuk werdha teratai palembang, distribusi meningkatkan, mempertahankan dan frekuensi dari jumlah responden yaitu mengembalikan kesehatan mental, 37 lansia, analisis deskriftif diperoleh fisik, emosional dan spiritual. Terapi postest kualitas tidur responden skor musik juga dapat digunakan untuk rata-rata 5, 27 (95% CI: 4,48 – 5,69), penyembuhan suatu penyakit dengan median 5,00 dengan standar deviasi menggunakan bunyi irama tertentu 1,28. Skor terendah 3 dan skor dan salah satunya yaitu musik klasik. tertinggi 8. Dari hasil estimasi interval Menurut Bussy, (1989) Pengukuran dapat dikatakan 95% skor responden kualitas tidur dengan menggunakan adalah diantara 4,48%-5,69%. kuesioner PSQI (Pittsbrugh Sleep Berdasarkan hasil penelitian analisis Quality Indeks) adalah suatu alat univariat yang untuk lansia setelah diberikan terapi musik mengukur kualitas tidur dan pola ukur pada lansia di panti tresna werdha pada lanjut usia. Dengan adanya alat teratai ukur ini memudahkan peneliti untuk bahwa skornya turun yaitu dengan mengukur lansia skor 4,48%-5,69% dan skor terendah dengan komponen : kualitas tidur 3,00 dan skor tertinggi 8,00. Penilaian secara pada kualitas tidur ini terdapat pada 7 musik efektif adalah digunakan kuaalitas subjektif, tidur waktu mulainya 40 mengenai palembang, kualitas dapat tidur dilihat Volume 1, edisi 2, November 2013 komponen maka skor yang diberikan atau irama tertentu. Terapi musik nilai : kualitas tidur baik jika skor ≤ 5, adalah sebuah terapi kesehatan yang dan kualitas tidur buruk jika skor ≥ 5. menggunakan musik Maka tujuannya adalah semangkin kecil skor mengidentifikasi meningkatkan atau kualitas tidur yang lebih baik. Hal ini kondisi fisik, emosi, kognitif, sosial menunjukkan bahwa sebagian besar bagi individu dari berbagai kalangan responden usia. dapat disimpulkan memiliki kualitas bahwa tidur yang baik karena adanya pemberian terapi musik dan mengetahui lansia cara Hasil Dari penelitian Sutrisno pencegahan (2007), efektifitas penelitian semarang. membantu gangguan musik penderita insomnia pada lansia di terbukti dalam terapi terhadap peningkatan kualitas tidur panti rehabilitasi sejalan hasil menunjukkan bahwa terapi musik efektif untuk ini dengan berbagai mana memperbaiki penelitian telah terhadap insomnia itu sendri. di werdha pacung Penelitan ini gading bersifat fisik, kuantatif dengan Metode penelitian dalam yang dipakai adalah kuasi experiment menjalankan perawatan, memberikan dengan one group pre-test dan post dorongan emosional untuk klien dan test tanpa kelompok control. Data keluarga, mengekspresikan perasaan dianalisis dan spearman. Berdasarkan hasil dari peningkatan motivasi dalam berbagai proses dengan penelitian, terus berkembang, baik di rumah mengalami sakit, kesehatan, kualitas tidurnya. Nilai signifikansi pusat kesehatan yang lembaga rehabilitasi spearman menunjukan bahwa 0,001 lembaga sekolah-sekolah, mental dan % korelasi psikoterapi. Karena itu terapi musik klinik, 74 uji peningkatan dihasilkan dari tempat perawatan lainnya (Djohan, signifikansi 99 % Sehingga hipotesis 2006). H0 ditolak dan H1 diterima. mendefinisikan (α) korelasi < (2009) dengan uji dalam ketergantungan obat, serta tempat- Erfandi α/2 responden 0,01 atau Hal ini sejalan dengan penelitian terapi musik sebagai teknik yang yang digunakan untuk penyembuhan suatu Yusron penyakit dengan menggunakan bunyi terapi musik terhadap respon perilaku 41 di lakukan Alkatri oleh Rachman (2011), pengaruh Volume 1, edisi 2, November 2013 pada pasien perilaku kekerasan di dengan standar deviasi 2, 17. Dari Rumah hasil uji statistik di peroleh nilai p Sakit dr. Ernaldi Bahar Palembang 2011. Desain penelitian Value yang desain sehingga Ha diterima yang berarti penelitian Pra-eksperimental dengan ada pengaruh terapi musik sesudah rancangan one group pre-test post- dan sebelum terhadap kualitas tidur test. lansia. digunakan Dengan adalah tekhnik accidental 0,000 (p Value < 0,05), sampling didapat sampel berjumlah Adanya perbedaan skor kualitas 31 responden. Hasil uji statistik Uji T tidur lansia di panti tresna werdha berpasangan teratai adanya menunjukkan pengaruh terapi bahwa musik palembang sebelum dan sesudah diberikan terapi musik, hal terhadap respon perilaku kekerasan Ini sebelum dan sesudah terapi pada kesehatan kelompok intervensi (p= 0,000) yang mampu meningkatkan kualitas tidur artinya mempunyai responden terhadap respon perilaku pengaruh prilaku membuktikan bahwa tenaga khususnya dengan perawat diberikannya pasien terapi musik, terlihat dari nilai rata- kekerasan. Terapi musik rata kemampuan responden dalam direkomendasikan sebagai salah satu mendengerkan terapi dalam merawat klien dengan terapi musik yang diberikan. perilaku kekerasan. Menurut dan menghayati National Sleep Foundation sekitar 67% dari 1,508 Analisa Bivariat lansia di Amerika usia 65 tahun ke Pengaruh Terapi Musik Dan Postest Terhadap Pretest atas kualitas lansia analisis mengalami gangguan tidur dan sebanyak 7,3% tidur Berdasarkan melaporkan mengeluhkan gangguan statistik memulai dan mempertahankan tidur diperoleh rata-rata skor terapi musik atau insomnia. Kebanyakan lansia pretest adalah 6,64 dengan standar beresiko mengalami ganggaun tidur deviasi 2,45. Pada posttest yang disebabkan oleh berbagai faktor terapi musik didapat rata-rata skor adalah 5, seperti 27 dengan standar deviasi 1, 28 pasangan Terlihat skor mean perbedaan antara peningkatan pretest dan postest adalah 1, 37 penyakit yang dialami. Pemberian 42 pensiunan, atau kematian teman obat-obatan, dekat, dan Volume 1, edisi 2, November 2013 terapi musik terhadap lansia yang lingkungan dari tempat penelitian itu mengalami sendiri. insomnia sangat mempengaruhi kualitas tidur lansia. Hal ini membuktikan pemberian terapi Adanya perbedaan skor kualitas bahwa musik tidur lansia di panti tresna werdha dapat teratai palembang sebelum dan meningkatkan kualitas tidur lansia di sesudah diberikan terapi musik, hal panti Sosial Tresna Werdha Teratai Ini Palembang. kesehatan Berdasarkan hasil membuktikan bahwa khususnya tenaga perawat penelitian serta teori yang ada, maka mampu meningkatkan kualitas tidur peneliti berpendapat bahwa terapi responden musik dapat meningkatkan kualitas terapi musik, terlihat dari nilai rata- tidur lansia. rata kemampuan responden dalam Dari hasil penelitian yang dengan mendengerkan dilakukan di Panti Sosial Tresna diberikannya dan menghayati terapi musik yang diberikan. Werdha Teratai Palembang dalam memberikan terapi musik terhadap SIMPULAN kualitas tidur lansia pada sekelompok 1. Kualitas tidur lansia sebelum lansia ini menunjukkan hasil yang diberikan intervensi terapi musik positif dengan memiliki skor diantara 5,83-7,46. karakteristik panti tersebut sangat Jadi dapat dikatakan sebagian menunjang besar responden memiliki kualitas dan negatif program pendidikan kesehatan. Faktor positif yang dimiliki tidur yang kurang baik. oleh responden lansia di Panti Sosial 2. Kualitas tidur lansia sesudah Tresna Werdha Teratai Palembang diberikan intervensi terapi musik adalah dan memiliki skor diantara 4,48-5,69. sangat menghargai memperhatikan apa yang telah Jadi dapat dikatakan sebagian disampaikan, diterangkan dan besar responden memiliki kualitas diberikan terapi musik oleh peneliti tidur yang baik. dan menerima peneliti dengan baik 3. Kualitas tidur lansia sesudah didalam lingkungan, Faktor negatif diberikan intervensi terapi musik atau kendala dalam penelitian adalah menunjukan adanya peningkatan lebih kualitas terlihat keadaan dari rungan fasilitas serta dan faktor tidur. Jadi dapat dikatakan ada pengaruh terapi 43 Volume 1, edisi 2, November 2013 musik terhadap kualitas tidur p (http://sakai.ohsu.edu/accsess/c ontent/user/brodym/N547A%20s pring08/appendix/PSQI.doc, diakses 1 November 2011). Value = 0,000 (p Value < 0,05). SARAN Untuk membuat pihak program memberikan upaya panti terapi pencegahan, hendaknya terapi musik, musik dalam Catatan Sekunder Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang, September 2010. pengobatan Erliana, E. (2008). Perbedaan tingkat insomnia lansia. 21 Februari 2010. http://pustaka.unpad.ac.id serta mengatasi masalah gangguan kualitas tidur (insomnia) dan Kaplan, I. H. dkk. (2007). Sinopsis psikiatri : Ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis.Jakarta : Bina Rupa Aksara. khususnya pada lansia yang telah mengalami insomnia dapat diberikan terapi musik, diusulkan hendaknya memfasilitasi dan memperbaiki Lundy dan Janes. 2009. Community health nursing: caring for the publick health. Dalam complementary and holistick. Bab 16, hlm.360. edisi ke 2.london: janet dan barlette publlisisers international kenyamanan panti itu sendiri seperti ruangan/ kamar tempat tidur, lampu dan televisi sehingga lansia tidak merasa bosan, serta dapat memfasilitasi jadwal kunjungan untuk Mubarak, Wahit I & Chayatin, N, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas, jakarta : Salemba Medika. keluarga, sehingga dapat mengobati kerinduan lansia pada keluarganya. Miller, C.A. (2004) Nursing Care Of Older Adult. 2 Ed.Pennsylvania: Lippincot. DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik, Edisi 3. Jakarta: EGC Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT jakarta : Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta Bandiyah, siti. (2009). Lansia dan keperawatan gerontik. Jakarta : Mulia medika. Buysee D, et al, 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A new Instrument for Psychiatric Practice and Research Potter & Perry, (20005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, ,Jakarta : EGC 44 Volume 1, edisi 2, November 2013 Rafknawlagge. (2004). Terhnik relaksasi progresifterhadap insomnia pada lansia. http://herodessolation.blogspot.c om/2012/11/tehnik relaksasi progresif-terhadap.html,diakses tanggal 22 desember 2004. Tamher.S , Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Wartonah, Tarwoto,(2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Ratnaningsih ,(2007). pengaruh senam aerobic low impact terhadap penurunan derajat insomnia pada lansia. http://www.sehatherbal.blogspot .com Wulandari, Susilo. (2011). Cara Jitu Mengatasi Insomnia, Yogyakarta : C.V.offset. (2009). Propil Dinas kesehatan. Palembang: Biro Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Setiadi, (2007). Konsep & Penelitian Riset Keperawatan, Surabaya : Graha Ilmu. Yulia, (2009). Perbedaan tingkat insomnia lansia sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot progresif. http://pustaka unpat. ac. id/wpcontent/uploads/2009/07/ perbedaan_tingkat_insomnia_la nsia. pdf, diakses tanggal 25 nopember 2010. Setyoadi, Kushariadi.(2011). Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatik. Jakarta : Salemba Medika. Silber, M.H. (2005). Chronic insomnia. the new england journal of medicine.Vol. 353;8. 21 Februari 2010. www.nejm.org Wulandari, Susilo. (2011). Cara Jitu Mengatasi Insomnia, Yogyakarta : C.V.offset. . 45