Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis KUALITAS LABA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI Puput Tri Komalasari | I Gede Adi Permana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ABSTRAK Informasi laporan keuangan merupakan produk dari akuntansi perusahaan dan sistem pelaporan kepada pihak eksternal yang telah diaudit serta menyajikan data kuantitatif tentang posisi keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan.Kualitas laba yang tinggi mampu memberikan informasi lebih banyak tentang karakteristik kinerja keuangan perusahaan yang relevan dengan keputusan spesifik yang harus dibuat oleh pengambil keputusan.Penelitian ini hendak menguji pengaruh kualitas laba yang diukur dengan discretionary accrual terhadap pola investasi dan efisiensi investasi yang dilakukan perusahaan.Sampel penelitian ini adalah 82 perusahaan manufaktur pada tahun 2009. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kualitas laporan keuangan tidak mempengaruhi tingkat investasi yang dilakukan oleh perusahaan baik perusahaan yang sedang under ataupun over-investment. Peluang pertumbuhan dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keputusan investasi perusahaan. Kata kunci: kualitas laba, discretionary accrual, investasi, over-investment, under-investment Abtract ABSTRAK Financial statement is a product of the company's accounting and reporting systems that present quantitative data on the company's financial position and performance. High earnings quality provides more information about the company's financial performance characteristics that are relevant to the specific decisions that must be made by decision-makers. This research examined the effect of earnings quality as measured by discretionary accruals on investment and its efficiency made by the company. The research sample was 82 manufacturing companies in 2009. The results of this study found that the quality of the financial statements do not affect the level of investment made by the company both companies that are under or over-investment. Opportunities for growth and firm size effect on corporate investment decisions. Keywords: earnings quality, discretionary accrual, investment, over-investment, under-investment. - 125 - Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis PENDAHULUAN Aturan tentang pelaporan keuangan semakin marak dilakukan—termasuk penerapan IFRS—guna meningkatkan kualitas dan manfaat dari laporan keuangan tersebut. Namun pertanyaan yang kemudian muncul adalah “Apa peran ekonomis dari pelaporan keuangan?” (Ball, 2008). Perkembangan penelitian tentang peran laporan keuangan dalam pengambilan keputusan telah banyak dilakukan. Dewasa ini penelitian lebih difokuskan pada kualitas laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Dechow, Ge dan Schrand (2010) menyatakan bahwa kualitas laba yang lebih tinggi mampu memberikan informasi lebih banyak tentang karakteristik kinerja keuangan perusahaan yang relevan dengan keputusan spesifik yang harus dibuat oleh pengambil keputusan. Definisi ini mengimplikasikan bahwa kualitas laba menjadi tidak bermakna ketika tidak dikaitkan dengan konteks pengambilan keputusan. Meskipun penelitian mengenai kualitas laba sudah cukup banyak dilakukan, namun mayoritas penelitian tersebut menguji hubungan antara kualitas laba dengan likuiditas saham, return serta asimetri informasi. Tidak banyak penelitian yang menguji pengaruh kualitas laba terhadap keputusan investasi. Bushman dan Smith (2001); Healy dan Palepu (2001); Lambert, Leuz, dan Verrecchia (2007) menyatakan bahwa semakin tinggi kualitas laba yang dilaporkan perusahaan seharusnya dapat meningkatkan efisiensi investasi. Biddle and Hilary (2006) menemukan bahwa perusahaan dengan kualitas laba yang tinggi menunjukkan efisiensi investasi yang semakin tinggi. mengenai kinerja perusahaan. Mekanisme pengendalian internal dan eksternal diperlukan untuk meminimalisir asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal dan agen. Informasi laporan keuangan merupakan produk dari akuntansi perusahaan dan sistem pelaporan kepada pihak eksternal yang telah diaudit serta menyajikan data kuantitatif tentang posisi keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan. Sistem akuntansi keuangan merupakan salah satu sarana untuk melakukan pengendalian terhadap perusahaan. Salah satu tujuan utama riset bidang akuntansi adalah untuk memberikan bukti mengenai peran sistem akuntansi finansial dalam mengurangi masalah keagenan yang ditimbulkan oleh pemisahan fungsi antara manajemen dengan pemilik, membantu alokasi sumber daya finansial secara efisien ketika menghadapi peluang investasi yang menjanjikan.Sistem akuntansi finansial yang handal diyakini mampu membantu pengambilan keputusan investasi yang efektif dan efisien. Penelitian ini hendak menguji pengaruh kualitas laba terhadap pola investasi dan efisiensi investasi yang dilakukan perusahaan pada periode berikutnya. Efisiensi investasi dapat tercipta melalui penurunan asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak penyedia sumber dana eksternal (kreditur ataupun investor). Kualitas laba yang tinggi dapat membantu perusahaan untuk dapat memperoleh tambahan modal untuk melaksanakan investasi yang menguntungkan (yaitu investasi dengan NPV positif) serta membantu menghindarkan investor dari peristiwa adverse selection terhadap penerbitan saham yang dilakukan oleh perusahaan. Bushman dan Smith (2001) menjelaskan dari perspectif teori keagenan yaitu adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan outside investor KERANGKA TEORI Kualitas Laporan Keuangan Bushman dan Smith (2001) meringkas 3 peran laporan keuangan dalam mempengaruhi kinerja ekonomi: 1) Informasi akuntansi keuangan dapat digunakan oleh manajer dan investor untuk mengidentifikasi proyek yang “baik” dan yang “buruk”. 2) Informasi akuntansi keuangan yang berkualitas dapat menjadi mekanisme kontrol bagi manajer untuk mengalokasikan sumberdaya pada proyekproyek yang memang bagus dan menghindari mis- alokasi ke proyek-proyek yang sebenarnya merugikan. 3) Pelaporan keuangan dapat menurunkan information uncertainty yang pada akhirnya dapat menurunkan cost of equity dan cost of debt. Li dan Shroff (2010) menyatakan bahwa semakin baik kualitas informasi akuntansi maka identifikasi dan pemilihan proyek investasi akan lebih akurat sehingga cost of capital perusahaan menjadi rendah dan pada akhirnya mendorong pada pertumbuhan perekonomian yang lebih cepat. Keduanya menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara yang - 126 - Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis memiliki informasi akuntansi yang berkualitas lebih cepat dibandingkan negara dengan kualitas informasi yang lebih rendah. Jadi, secara tidak langsung, kualitas informasi akuntansi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian. Disclosure yang diterbitkan oleh perusahaan disinyalir memiliki pengaruh terhadap perkembangan investasi dan pasar modal.Semakin berkualitas laporan keuangan yang disampaikan oleh emiten mendorong pada peningkatan transparansi dan likuiditas di pasar modal. Terdapat beberapa proksi untuk mengukur kualitas laporan keuangan. Beberapa peneliti menggunakan indeks disclosure untuk menilai kualitas laporan keuangan (Greenstein dan Sami, 1994; Welker, 1995; Heflin, Shaw dan Wild, 2005). Beberapa peneliti menggunakan earnings opacity sebagai indikator kualitas informasi (Riahi-Belkoui, 2005; Bhattacharya, Daouk, dan Welker, 2002). Bhattacharya, Daouk dan Welker (2001) mendefinisikan earnings opacity sebagai ukuran seberapa besar informasi angka laba perusahaan merefleksikan true value-nya atau kinerja ekonomisnya yang secara sifatnya tidak dapat diobservasi. Earnings opacity yang rendah mengindikasikan tingginya kualitas laporan keuangan dan kondisi ini akan mendorong terciptanya aktivitas yang produktif dan akumulasi modal, akuisisi keahlian serta transfer teknologi. Implikasi dari earnings opacity: tinggi kualitas laporan keuangan—sebagai hasil dari rendahnya earnings opacity—secara tepat dan jujur menggambarkan output unit produktif perusahaan dan mengurangi perilaku oportunistik oleh manajemen. Earnings opacity terjadi sebagai akibat dari tindakan insiders (yaitu manajer dan pemegang saham pengendali) untuk melakukan manajemen laba guna menutupi penyimpangan yang mereka lakukan dan tindakan rent-seeking dari pekerja dan outsiders. Belkaoui (2004) menemukan hubungan negatif antara output per pekerja dan earnings opacity di 34 negara. Negara-negara dengan earnings opacity yang rendah cenderung lebih produktif. Kualitas Laba dan Alokasi Sumberdaya Kualitas laba seringkali diukur dengan menggunakan manajemen laba.Sedikit sekali penelitian yang menunjukkan hubungan antara kualitas laba dengan misalokasi sumberdaya.Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa hanya sebagian kecil literatur yang membahas tentang dampak atau konsekuensi dari manajemen laba terhadap alokasi sumber daya. Salah satu penelitian yang sedikit menyinggung tentang alokasi sumber daya adalah penelitian Teoh et. al (1998) yang menemukan bahwa manajemen laba mendorong terjadinya IPO mispricing. Penelitian lain yang dilakukan oleh Foster (1979), Dechow et al. (1996) dan Palmrose et al. (2004) menemukan bahwa pasar bereaksi negatif terhadap pengungkapan informasi keuangan yang menyesatkan. Hal ini menunjukkan bahwa investor mulai menyadari adanya manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.Namun demikian, pada tahap tertentu investor memiliki prediksi yang rasional tentang besarnya manipulasi yang dilakukan perusahaan, bahkan bisa jadi investor tidak mampu mengidentifikasi besarnya manipulasi yang dilakukan perusahaan sehingga investor bisa jadi bereaksi negatif terhadap sebuah pengumuman yang pada dasarnya tidak mengimplikasikan adanya misalokasi sumber daya. Manajemen Laba dan Keputusan Investasi Dechow et al. (1996) menemukan bahwa salah satu motivasi perusahaan untuk melakukan manajemen laba adalah untuk menarik sumber pembiayaan eksternal dengan biaya yang murah yang selanjutnya digunakan untuk investasi barang modal. Manajer yang memiliki peluang investasi yang menguntungkan namun menghadapi kendala finansial bisa jadi memanipulasi labanya agar bisa memperoleh pembiayaan eksternal dalam rangka mewujudkan rencana investasi mereka. Namun, penelitian Dechow et al (1996) tidak menunjukkan apakah investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut benar-benar optimal. Bar-Gill dan Bebchuk (2003) memprediksi bahwa perusahaan yang memiliki kualitas laba yang buruk seringkali melakukan investasi yang tidak efisien karena perusahaan menyajikan kinerja keuangannya lebih tinggi dari yang seharusnya dengan tujuan untuk memperoleh pembiayaan yang lebih murah. Hal ini dibuktikan oleh Wang (2006) yang menemukan adanya over investment dalam R&D dan mergerakuisisi melalui saham pada perusahaan yang melakukan manajemen laba. Kualitas Laba, Keputusan Investasi dan Efisiensi Investasi Penelitian ini menguji pengaruh kualitas laba terhadap keputusan investasi sebagaimana penelitian Biddle dan Hilary (2006) dan Verdi (2006) yang memprediksi dan menemukan bahwa informasi akuntansi yang lebih baik dapat mengurangi asimetri - 127 - Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis informasi antara manajer dan penyedia dana eksternal sehingga memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi investasi. Biddle dan Hilary (2006) menemukan bahwa ukuran kualitas laba akuntansi berpengaruh negatif terhadap sensitivitas investasi-arus kas. Hal ini mengindikasikan bahwa batasan-batasan finansial untuk berinvestasi akan menurun ketika perusahaan menunjukkan kualitas laba yang tinggi. Verdi (2006) menemukan bahwa kualitas akrual berpengaruh negatif terhadap over-investment dan under-investment. Liang dan Wen (2007) mengemukakan hipotesis bahwa semakin tidak reliabel laba akuntansi suatu perusahaan akanberdampak pada keputusan investasi yang tidak efisien baik dalam bentuk over-investment maupun under-investment karena semakin buruk kualitas laba akuntansi akan semakin tinggi tingkat mispricing di pasar modal. Berdasarkan prediksi Liang dan Wen (2007), maka keputusan investasi perusahaan dengan tingkat discretionary accrual yang besar menjadi kurang efisien. Ketidakefisienan keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan METODE PENELITIAN Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis. Data yang digunakan harus terukur dan menghasilkan kesimpulan yang digeneralisasi, serta menggunakan alat bantu statistik dalam melakukan pengujian. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah besarnya investasi yang dilakukan perusahaan. 2) Variabel Independen, terdiri dari: a) Kualitas laba (ADA) b) Over (Under) Investment(OverI) c) Corporate governance yang diukur dengan jumlah kepemilikan institusional (Gov) 3) Variabel Kontrol Variabel kontrol yang bertindak sebagai variabel independen antara lain: a) Ukuran perusahaan b) Market to book value c) Variabilitas arus kas operasi σ(CFO) berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Jadi, perusahaan yang melakukan investasi cenderung memiliki kinerja keuangan yang rendah ketika mereka memiliki kualitas laba yang buruk pada saat berinvestasi. H1 : Kualitas laporan keuangan berhubungan negatif terhadap over investment H2 : Kualitas laporan keuangan berpengaruh negatif terhadap under investment Model Penelitian Secara umum, model yang digunakan adalah: Investmenti,t+1 = α + β1ADAi,t + β2ADAi,t * OverIi,t+1 + β3 OverIi,t+1 +β4 Govi,t + Σγj Controlj,i,t + εi,t+1. Keterangan: ADA : kualitas laporan keuangan OverI : over-investment Gov : corporate governance perusahaan Control : variabel kontrol d) Variabilitas penjualan σ(Sales) e) Tangibility Definisi Operasional Variabel Berikut ini disajikan pengukuran untuk masingmasing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 1) Variabel Investasi diukur dengan menggunakan jumlah capital expenditure setelah dikurangi dengan penjualan aktiva tetap. Variabel ini dideflasi dengan total asset pada tahun sebelumnya. 2) Kualitas laporan keuangan diukur dengan menggunakan discretionary accrual. Tong dan Miao (2011), untuk mengukur kualitas laba mereka menggunakan berbagai proksi. Proksi pertama yakni ADA (absolute value of the performance-adjusted discretionary accruals) mengacu pada model Kothari (2001). Model Kothari mengontrol faktor kinerja perusahaan (ROA) untukmemodifikasi model Modified Jones's (1991). Model Modified Jones's mencoba memperbaiki kelemahan model Jones yang hanya menggunakan perubahan laba dengan menambahkan perubahan piutang untuk estimasi model. Estimasi tersebut mengasumsikan bahwa semua perubahan dalam penjualan kredit merupakan manipulasi. ADA menangkap tindakan oportunis- - 128 - Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis (yaitu operating cash flow dan leverage) menunjukkan semakin tinggi tingkat over-investment. tik manajemen atas laporan keuangan sehingga mengindikasikan akurasi laporan keuangan atas kinerja operasi saat ini.Semakin tinggi nilai ADA semakin rendah kualitas laba. ADA diperoleh dari nilai absolut residual dari persamaan berikut: (ΔSALEi,t – ΔARi,t) 1 – β2 + TACCi,t = β0 + β1 ASSETi,t ASSETi,t PPEi,t β3 + β4 ROAi,t–1 + εi,t ASSETi,t Dimana : TACCi,t = Total akrual perusahaan, yaitu laba sebelum pos luar biasa (EBEI) dikurangi arus kas operasi (CFO) dibagi total aset pada perusahaan i dan tahun t. ASSETi,t = Total aset perusahaan i pada tahun t. ΔSALEi,t = Perubahan penjualan perusahaan i pada tahun t. ΔARi,t = Perubahan piutang perusahaan i pada tahun t. PPEi,t = Nilai dari property, plant, dan equipment perusahaan i pada tahun t. ROAi,t–1 = Return on asset perusahaan i pada tahun t-1 εi,t = Error penelitian perusahaan i pada periode t 3) Over-investment merupakan kecenderungan perusahaan melakukan over investasi. Penelitian ini menggunakan karakteristik spesifik perusahaan yang berhubungan erat dengan kecenderungan terjadinya over-investment, yaitu likuiditas dan tingkat leverage. Likuiditas diproksikan dengan saldo kas yang dimiliki oleh perusahaan dengan argumentasi bahwa perusahaan yang memiliki saldo kas yang minim menunjukkan adanya financial constraint, sedangkan perusahaan dengan saldo kas yang besar cenderung melakukan over-investment (Jensen, 1986). Tingkatleverage juga mencerminkan tingkat under atau overinvestment. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi mengalami ketergantungan pada utang yang cukup besar dengan beban tetap yang tinggi pula. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat fleksibilitas perusahaan untuk melakukan investasi dan perusahaan cenderung mengalami under investment(Myers, 1977). Langkah kedua adalah mentransformasi hasil ranking tersebut menjadi angka yang berkisar antara 0 (nol) dan 1 (satu). Langkah terakhir untuk mengukur variabel OverI adalah menghitung skor gabungan antara ranking (yang telah ditransformasi) berdasarkan operating cash flow dan leverage. Skor gabungan ini diperoleh dengan menggunakan rata-rata geometrik dari kedua variabel. 2) Corporate governance diukur dengan menggunakan proporsi kepemilikan saham oleh institusional. 3) Variabel kontrol ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan Ln dari total asset, sedangkan Tangibility diukur dengan menggunakan rasio aktiva tetap dibagi dengan total asset. Variabilitas arus kas operasi diukur dengan menggunakan deviasi standar dari CFO selama 6 tahun terakhir, dan variabilitas sales diukur dengan menggunakan deviasi standar penjualan selama 4 tahun terakhir. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2006 sampai dengan 2009. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Periode penelitian ini adalah tahun 2009 setelah kondisi pasar modal mengalami penurunan akibat dampak dari krisis global yang melanda Amerika Serikat. Langkah pertama untuk mengukur tingkat overinvestmentadalah dengan meranking perusahaan ke dalam desil yang didasarkan pada posisi kas (operating cash flow) perusahaan dan leverage. Sebelum di ranking ke dalam desil, leverage dikalikan dengan minus 1 untuk menunjukkan semakin tinggi kedua ranking variabel tersebut - 129 - Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji hipotesis. Penelitian ini menggunakan tahun 2009 sebagai obyek penelitian dengan total perusahaan manufaktur yang menjadi sampel sebanyak 82 perusahaan. Berikut ini disajikan deskripsi variabel penelitian yang digunakan. Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Min. Max. Mean Std. Deviation INVEST ADA OVERI GOV SIZE MTB STD_CFO STD_SALES TANGIBILITY Valid N (listwise) (0.0840) 0.0010 0.1000 11.4000 (0.1222) 0.0144 0.0169 0.0024 82 0.3232 0.3512 0.9487 99.0000 29.2600 57.4166 0.3610 0.8906 0.7855 0.0666 0.0661 0.5148 68.4706 23.5673 2.7927 0.0743 0.1888 0.3671 0.0764 0.0626 0.2337 20.9216 4.9207 7.6578 0.0602 0.1675 0.2081 bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini sangat bervariasi dari ketiadaan pemilik institusional sampai perusahaan yang didominasi kepemilikannya oleh institusi. Salah satu variabel yang cukup menarik untuk diperhatikan adalah MTB (market to book ratio) yang mencerminkan tingkat peluang pertumbuhan perusahaan. Nilai minimum dari MTB adalah – 0,1222. Adanya nilai minus ini disebabkan oleh ekuitas negatif yang dimiliki perusahaan sebagai akibat dari besarnya kerugian operasional yang dialami perusahaan tersebut. Nilai minimum dari variabel Investasi menunjukkan angka negatif (– 0,0840) menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak melakukan investasi, melainkan melepas aset tetap yang dimilikinya. Variabel kualitas laporan keuangan yang diukur dengan menggunakan ADA dan deviasi standar dari CFO memiliki variasi data yang paling kecil dibandingkan variabel lainnya. Berdasarkan tabel 1.terlihat bahwa variabel yang memiliki variasi paling besar adalah GOV dengan kisaran nilai minimum sebesar nol (0) dan maksimum sebesar 99%. Tingginya variabilitas ini menunjukkan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi yang memasukkan adanya variabel moderating OVERI. Berikut ini disajikan hasil analisis regresi linier berganda. Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel (Constant) ADA OVERI GOV SIZE MTB STD_CFO STD_SALES TANGIBILITY ADA*OVERI Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta .224 -.234 -.057 -.001 -.004 .004 -.064 .051 .040 .093 .062 .293 .054 .000 .002 .001 .138 .051 .044 .548 0 -.192 -.175 -.164 -.286 .366 -.051 .112 .108 .041 Collinearity Statistics t 3.642 -.798 -1.065 -1.662 -2.700 3.022 -.468 .999 .906 .171 Sig. .001 .427 .290 .101 .009 .003 .641 .321 .368 .865 Tolerance VIF 0 .165 .351 .978 .846 .648 .808 .755 .668 .163 0 6.060 2.849 1.022 1.182 1.543 1.238 1.325 1.498 6.138 Keterangan: Variabel Dependen: INVEST Tabel 2.menunjukkan bahwa secara keseluruhan, model yang digunakan dalam penelitian ini sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi F sebesar 0,001 lebih kecil dibandingkan derajat kesalahan yang bisa ditolerir sebesar 5%. Disamping itu, Model yang digunakan dalam penelitian ini memberikan kemampuan menjelaskan sebesar 31,6% yang ditunjukkan oleh nilai R2. Sisanya, sebesar 68,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) terlihat bahwa variabel yang berpengaruh signifikan secara statistik adalah variabel SIZE dan MTB,sedangkan variabel yang lain tidak signifikan secara statistik, demikian pula dengan OVERI yang menjadi variabel moderating. Variabel SIZE berpengaruh negatif terhadap tingkat investasi yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan MTB berpengaruh positif terhadap tingkat investasi yang dilakukan perusahaan. - 130 - Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Pembahasan Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Over-Investment Guna menguji hipotesis pertama, indikator yang digunakan adalah hasil gabungan antara β1 dan β2. Hipotesis pertama menyatakan bahwa kualitas laporan keuangan berpengaruh negatif terhadap over-investment. Mengingat koefisien β2 menunjukkan besarnya pengaruh incremental dari kualitas laporan keuangan dengan investasi ketika terjadi over-investment, maka untuk menguji pengaruh kualitas laporan keuangan dengan investasi ketika over-investment adalah dengan menjumlahkan koefisien utama dan dampak dari interaksi (β1+β2). Jadi, hipotesis pertama diuji dengan menggunakan kriteria bahwa (β1+β2) < 0 dan β2< 0 serta signifikan secara statistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa β1+β2 menunjukkan nilai sebesar –2,544, namun nilai koefisien β2 bernilai positif 0,093. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama tidak berhasil dibuktikan dalam penelitian ini. Disamping arah yang berbeda, analisis regresi menunjukkan bahwa masing-masing koefisien tidak signifikan secara statistik. Jadi, hasil penelitian ini tidak berhasil menemukan pengaruh kualitas laporan keuangan terhadap tingkat investasi perusahaan yang mengalami over-investment. Dengan kata lain bahwa tingkat over-investment perusahaan dipengaruhi oleh faktor lain selain kualitas laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan lebih dipengaruhi oleh keinginan manajemen untuk menampilkan kinerja terbaiknya terutama kinerja profitabilitasnya. Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Under-Investment Penelitian ini menguji pengaruh kualitas laba terhadap keputusan investasi sebagaimana penelitian Biddle dan Hilary (2006) dan Verdi (2006) yang memprediksi dan menemukan bahwa informasi akuntansi yang lebih baik dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dan penyedia dana eksternal (kreditur/ investor) sehingga memungkinkan untuk meningkat-kan efisiensi investasi. Pengaruh kualitas informasi terhadap underinvestment dapat dilihat dari nilai koefisien β1. Jika nilai β1>0 dan signifikan secara statistik maka dapat disimpulkan bahwa kualitas laporan keuangan mempengaruhi tingkat investasi - 131 - perusahaan dan investasi tersebut cenderung bersifat under-investment. Interpretasi ini didasarkan pada kehadiran variabel OverI yang menunjukkan jika OverI meningkat menunjukkan overinvestment dan jika menurun menunjukkan under-investment. Penelitian ini menggunakan discretionary acrual untuk mengukur kualitas informasi. Semakin besar nilai dari ADA maka kualitas informasinya semakin rendah. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara ADA dengan tingkat investasi. Artinya, semakin tinggi kualitas informasi maka tingkat investasi juga semakin tinggi. Namun penelitian ini tidak mampu menunjukkan pengaruh yang kuat antara kualitas informasi dengan tingkat investasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 5%. Penelitian ini tidak berhasil menunjukkan pengaruh positif antara kualitas informasi dengan tingkat investasi. Pengaruh positif menunjukkan bahwa kualitas informasi mempengaruhi tingkat investasi bagi perusahaan yang mengalami kecenderungan under-investment. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh proksi kualitas informasi yang belum cukup merepresentasikan kualitas informasi yang dengan mudah bisa diamati dan dianalisis oleh pihak manajemen dan investor. Disamping itu, keputusan investasi bisa jadi lebih mempertimbangkan free cash flow yang dimiliki perusahaan dan bukan pada kualitas laporan keuangan. Pengaruh Corporate Governance terhadap Investasi Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa corporate governance yang diukur dengan menggunakan tingkat kepemilikan institusional berhubungan negatif dengan investasi dan tidak signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan yang terjadi bahwa ketika tingkat kepemilikan institusional cenderung meningkat, maka tingkat investasi yang dilakukan perusahaan semakin lebih prudent karena tingkat investasi yang mereka lakukan akan dimonitor oleh pemegang saham institusional. Namun hasil yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa tidak semua aktivitas investasi termonitor oleh pemegang saham mengingat rapat dengan pemegang saham jumlahnya sangat terbatas.Investasi yang nilainya tidak cukup material dan strategis bisa diputuskan langsung Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis oleh manajemen, seperti pelepasan aset tetap, penggantian equipment dan sejenisnya. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Investasi Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan investasi yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya kecil. Namun, hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tingkat investasi perusahaan. Hasil ini signifikan secara statistik. Artinya bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka tingkat investasi yang dilakukannya semakin rendah. Hasil penelitian ini bisa jadi berhubungan dengan siklus bisnis perusahaan. Ketika perusahaan sudah semakin besar dan mendekati fase mature, maka peluang investasi yang diambil tidak sebanyak ketika perusahaan berada pada fase growth. Perusahaan yang sudah memiliki skala usaha yang besar lebih fokus untuk mempertahankan pangsa pasar melalui inovasi produk dan service excellent, dan tidak secara agresif melakukan investasi untuk mengembangan perusahaan. Pengaruh Peluang Pertumbuhan terhadap Investasi Penelitian ini menggunakan rasio market to book (MTB) untuk mengukur tingkat peluang pertumbuhan dimata investor. Semakin tinggi nilai MTB maka peluang pertumbuhan yang dihadapi oleh perusahaan ke depan juga semakin besar. Penelitian ini menemukan bahwa peluang pertumbuhan berpengaruh positif terhadap tingkat investasi yang dilakukan perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Semakin besar peluang pertumbuhan perusahaan, maka tingkat investasi yang dilakukan oleh perusahaan juga semakin besar. Pengaruh Variasi Arus Kas Operasi dan Penjualan terhadap Investasi Variasi arus kas operasi (CFO) mencerminkan tingkat stabilitas kas yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi variabilitas CFO mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki risiko yang tinggi sehingga akan mempengaruhi tingkat investasi yang dilakukannya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabilitas CFO memiliki koefisien regresi yang negatif namun tidak signifikan secara statistik. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan tidak semata- - 132 - mata mengandalkan arus kas operasinya untuk melakukan investasi. Terdapat sumber-sumber dana lainnya untuk meningkatkan investasi, diantaranya adalah dari kreditur maupun investor lainnya. Variabilitas sales yang mengukur kinerja penjualan perusahaan ditemukan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat investasi. Variabilitas sales yang tinggi mengindikasikan risiko yang tinggi karena ketidakstabilan profitabilitas perusahaan. Namun demikian, tingginya variabilitas sales tidak semata-mata menurunkan tingkat investasi karena sumber dana eksternal lainnya yang tersedia bagi perusahaan. Pengaruh Tangibility terhadap Investasi Tangibility menunjukkan besarnya aset tetap yang dimiliki perusahaan. Semakin besar tangibility memberikan indikasi bahwa nilai aset tetap yang dimiliki perusahaan juga semakin besar. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tingkat tangibility berhubungan positif namun tidak signifikan secara statistik. Hubungan positif ini bisa dijelaskan bahwa semakin besar aset tetap yang dimiliki perusahaan maka perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk menjaminkan aset tetapnya guna memperoleh peningkatan kapasitas utang. Besarnya utang yang bisa diperoleh perusahaan memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan investasinya. Namun demikian, hasil penelitian ini tidak berhasil menunjukkan pengaruh yang kuat antara tangibility dengan tingkat investasi.Hal ini bisa jadi dipengaruhi oleh kebijakan pendanaan yang diambil oleh perusahaan. Mayoritas perusahaan di Indonesia memilih menggunakan sumber dana internal terlebih dahulu untuk mendanai investasinya sebelum memilih untuk menggunakan sumber dana eksternal (utang). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 SIMPULAN DAN SARAN perusahaan, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap investasi perusahaan. Hasil ini sangat mungkin dipengaruhi oleh siklus bisnis perusahaan serta kemudahan bagi perusahaan untuk memperoleh sumber dana alternatif selain perusahaan. Simpulan Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas informasi terhadap tingkat efisiensi investasi. Lebih lanjut, penelitian ini juga menguji asosiasi antara over dan under-investment dengan kualitas informasi. Penelitian ini menemukan bahwa kualitas laporan keuangan tidak mempengaruhi tingkat investasi baik bagi perusahaan yang cenderung mengalami underinvestment maupun over-investment. Hasil yang serupa juga terjadi untuk variabel corporate governance, variabilitas arus kas operasi dan leverage serta tangibilitas perusahaan. Saran Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional untuk menguji hipotesis dalam rangka menghindari adanya autokorelasi. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan model data panel agar dapat menangkap fenomena secara lebih luas dan menguji beberapa alternatif pengukuran kualitas laporan keuangan.Siklus bisnis juga perlu dipertimbangkan sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi tingkat investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tingkat investasi DAFTAR PUSTAKA Ball, Ray., 2008, What is the Actual Economic Role of Financial Reporting?, Accounting Horizon, Vol. 2, No. 4, 427-432. Bar-Gill, O., and L. Bebchuk. 2003. Misreporting corporate performance. Working paper, Harvard University Bhattacharya, Utpal., Daouk, Hazem., dan Welker, Michael., 2003, The World Price of Earnings Opacity, Accounting Review, vol. 78, No. 3, 641-678. Biddle, G., and G. Hilary. 2006. Accounting Quality and Firm-Level Capital Investment. The Accounting Review, 81, 963-982 Bushman, R. dan A. Smith, 2001, Financial Accounting Information and Corporate Governance,Journal of Accounting and Economics,32, 237-333. Dechow, 1994, Accounting Earnings and Cash Flows as Measures of Firm Performance: The Role of Accounting Accrual, Journal of Accounting and Economics, 17, 3-42. Dechow, P., R. Sloan, and A. Sweeney, 1996, Causes and consequences of earnings manipulation: An analysis of firmssubject to enforcement actions by the SEC. Contemporary Accounting Research 19: 1-36. Dechow, Ge. Weili, dan Schrand, Chaterine., 2010, Understanding earnings quality: A review of the proxies, their determinants and their consequences, Journal of Accounting and Economics, 50, 344-401. Foster, G. 1979. Briloff and the capital market.Journal of Accounting Research 17: 262-274 Greenstein, M. dan H. Sami, 1994, The Impact of the SEC's Segment Disclosure Requirement on Bid-Ask Spreads, Accounting Review 69, Januari, 179-199 Hayne, 1995, The Information Content of Losses, Journal of Accounting and Economics, 20, 125-153. Healy, P., and K. Palepu, 2001. Information asymmetry, corporate disclosure, and the capitalmarkets: A review of the empirical disclosure literature. Journal of Accounting and Economics 31, 405-440. Heflin, Shaw dan Wild, 2005, Disclosure Policy and Market Liquidity: Impact of Depth Quotes and Order Sizes, Contemporary Accounting Research, 22, 829-865. Jensen, M., 1986. Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers. American Economic Review 76, 323-329. Lambert, R., C. Leuz, and R. Verrecchia, 2007. Accounting information, disclosure, and the costof capital. Journal of Accounting Research 45, 385-420 Li, Feng., dan Shroff, Nemit., 2010, Financial Reporting Quality and Economic Growth, working paper, www.ssrn.com - 133 - Tahun XXV, No. 2 Agustus 2015 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Liang, P. and Xiaoyan Wen, 2007, "Accounting Measurement Basis, Market Mispricing,and Firm Investment Efficiency," Journal of Accounting Research 45(1), 155-197 Palmrose, Z-V., V. Richardson, and S. Scholz. 2004. Determinants of market reactions to restatement announcements. Journal of Accounting and Economics 37: 59-89 Teoh, Siew Hong, Ivo Welch, and T. J. Wong, 1998, "Earnings management and thelong-run market performance of initial public offerings," Journal of Finance 53, 1935-1974. Verdi, R. 2006. Financial Reporting Quality and Investment Efficiency. M.I.T. Working Paper Wang, T. 2006. Real investment and corporate securities fraud.Working paper, University of Minnesota Welker, 1995, Disclosure Policy, Information Asymmetry, and Liquidity in Equity Markets, Contemporary Accounting Research, 11, 801-827. - 134 -