tinjauan yuridis pelaksanaan pengujian perundang

advertisement
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PENGUJIAN PERUNDANGUNDANGAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN
PEMERINTAH TENTANG RATIFIKASI ATAS KONVENSI
INTERNASIONAL (STUDI KASUS RATIFIKASI KONVENSI
INTERNASIONAL DI BIDANG HAKI).
. Yoyon M. Darusman
Abstract
Rechstaats or The Rule of Law are the principles which confirmed as the based in
operating of state and government of Republic Indonesia, refered to the Article 1 Sub Article 3 of
the Constitutions of the Republic Indonesia of the Year 1945 (UUD 1945). In the historical and
empirical law development of Indonesian law system, were not avoided that the effect of internal
or external aspects could be changing the law products. Especially from the external factors
such as global economic, international politic and international agreements. Its could be seen
the progress and development of law system of Indonesia since the year 1945 till the year 1966
even untill the current year, were not created the stabilize law system.
To identify and formulize the problems, shall be determined ; so far the external factors
can change the national law system, especially the law in the intellectual property rights(IPR),
what is the constitions can keeping the national law product resulting the good law, especially
the law in the intellectual property rights(IPR), and how the procedures to makesure that the
constitutions can prevent the effect of external factors to the national law, especially law in the
intellectual property rights(IPR).
And the results of the research concluded that ; The external factors such as the
international convention and or international agreements, realy can changing the national law
products, especially the law in the intellectual property rights(IPR). The Constitutions of
Republic Indonesia (UUD 1945) has regulered how to prevent the effect of the external factors
to the national law prducts, especially the law in the intellectual property rights(IPR). And
Constitutions of Republic Indonesia (UUD 1945) has furnished the mechanism of judicial review
to each international law products. especially the law in the intellectual property rights(IPR)
47
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Dasar
A. Latar Belakang.
telah
mengalami
beberapa
perubahan yaitu Undang-Undang Dasar
Indonesia adalah Negara Hukum
1945 berlaku mulai sampai dengan tahun
(rechtstaat) dan bukan Negara Kekuasaan
(machstaat)
sebagaimana
yang
1949,
diatur
dengan
Republik
Indonesia
Serikat (KRIS) sampai dengan tahun 1950,
didalam Penjelasan Undang-undang Dasar
1945,1selanjutnya
Konstitusi
Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS)
telah
1950 sampai dengan tahun 1959 dan
dilakukannya amandemen terhadap UUD
Undang-Undang
1945 maka isi dari Penjelasan UUD 1945
Dasar
1945
sampai
sekarang. Hal tersebut menunjukan bahwa
tersebut telah ditiadakan, isi serta muatan
bagaimana telah terjadinya dinamikan
Penjelasannya telah dimasukan ke dalam
keberadaan (eksistensi) sistem hukum di
Batang Tubuh UUD 1945. Kemudian di
Negara Republik Indonesia.
dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1
Dengan melihat berganti-gantinya
2
ayat 3 pasca amandemen ke Ketiga,
Undang-Undang Dasar sebagai hukum
mengatur bahwa Negara Indonesia adalah
dasar yang seharusnya dijadikan dasar
negara hukum, artinya di dalam interaksi
berbangsa
dan
bernegara
tertinggi di dalam sistem hukum Indonesia,
senantiasa
ini tidak terlepas dari bagaimana kuatnya
didasarkan kepada aruran-aturan hukum
aspek-aspek yang akan mempengaruhi
yang telah disepakati bersama oleh rakyat
proses
yang ada di dalam negara Indonesia, yang
adalah
yang berupa gejolak sosial, ekonomi dan
Di dalam sejarah perkembangan
politik, sejarah, falsafah, teori, serta aliran
hukum di Indonesia khususnya yang
dengan
hukum
sangatlah besar. Baik aspek-aspek internal
ditetapkan dalam bentuk UUD 1945.
berhubungan
terbentuknya
dan doktrin hukum yang terjadi di dalam
Undang-Undang
negeri Indonesia. Maupun aspek-aspek
eksternal yang berupa gejolak ekonomi
1
Penjelasan UUD 1945 (sebelum amandemen).
Sistem Pemerintahan Negara.
I. Indonesia ialah Negara yang berdasar atas
hukum (rechtsstaat).
1.Negara Indonesia berdasarkan atas hukum
(rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan
kekuasaan belaka (Machtstaat).
2
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 (setelah
amandemen).Negara Indonesia adalah negara
hukum.***)
global, politik internasional, konvensikonvensi internasional serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat yang terjadi di luar negeri. Hal
tersebut telah mengakibatkan perkem-
48
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
bangan
sistem
mengalami
sangat
hukum
di
Indonesia
hambatan-hambatan
mengganggu
terciptanya
Hans Kelsen di jabarkan lebih operasi-
yang
onal oleh muridnya
suatu
yang
Hans Nawiasky,
mengelompokan
norma-norma
sistem hukum yang baik yang akan mampu
hukum dalam suatu negara menjadi
memberikan
empat kelompok besar yang terdiri atas;4
rasa
ketertiban, rasa aman dan
keadilan
kepada
seluruh
a. Norma Fundamental Negara
rakyat
(Staatsfundamentalform).
Indonesia.
b. Aturan Dasar/Pokok Negara
Karena itu bagaimana untuk
(Staatsgrundgezets).
mengeliminir pengaruh yang bersifat
internal maupun yang bersifat eksternal
c. Undang-undang
terhadap produk-produk hukum agar
(Formalgezets).
mendapatkan
produk-produk
yang baik, dapatlah
hukum
Formal
d. Aturan Pelaksana dan Aturan
kiranya merujuk
Otonom
kepada pendapat Hans Kelsen dengan
(Verordnung
&
Autonome Satzungen).
Grundnorm Theory-nya dan pendapat
Hans
Nawiansky
dengan
Stufenbau
Dari berbagai aspek yang diurai-
Theori-nya, atau The Hierarcy of Law.
kan di atas, terdapat aspek eksternal yang
Dengan Grundnorm Theory-nya Hans
sangat mempengaruhi terbentuknya hukum
Kelsen
dalam
di Indonesia, yaitu produk-produk hukum
tatanan norma hukum terdapat norma
internasional di berbagai bidang terutama
dasar yang tertinggi di atasnya yang
di bidang hukum, ekonomi dan politik. Hal
akan memberikan penguatan kepada
ini
norma-norma di bawahnya. Dan norma-
pengaruh
norma yang di bawahnya tidak boleh
internasional
bertentangan dengan norma-norma yang
hukum,
di atasnya (Lex Superiore Derogat Lex
Indonesia.
menjelaskan
Inferiore).
3
bahwa
dapat
dilihat
bagaimana
kuatnya
produk-produk
terhadap
ekonomi
Baik
hukum
perkembangan
maupun
hukum
politik
pada
saat
proklamasi keperdekaan, pra kemerdekaan
Kemudian pemikiran dari
bahkan sampai saat ini, tidak sedikit
3
Yoyon Darusman, Disertasi “Pelaksanaan
Azas Konstitusi Berderajat Tinggi Di Dalam Sistem
Hukum Ketatanegaraan Indonesia, Di Hubungkan
Dengan Ratifikasi Konvensi Internasional-World
Intellectual
Property
Organization
(WIPO)
Copyrights Treaty. Jakarta 2012. Hlm 20
produk-produk hukum internasional yang
sepertinya
dipaksakan
4
Ibid
49
berlaku
di
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Indonesia. Produk-produk hukum mana
dalam
masa
pemerintahannya
dalam prakteknya dapat dilihat misalnya;
menyatakan penolakan untuk meratifikasi
di bidang ekonomi terdapat beberapa
konvensi internasional tentang HAM, 6hal
konvensi tentang WTO, GATT, GATS,
ini sebagai akibat dari isi konvensi tersebut
AFTA, NAFTA, CAFTA, TRIPS, di
sangat bertentangan dengan nilai-nilai
bidang hukum terdapat beberapa konvensi
kemanusiaan yang terdapat dan terkandung
tentang Human Rights, Traficking, Labour,
dalam
Humaniter, dan di bidang politik terdapat
dijelaskan bahwa pemahaman tentang
beberapa konvensi tentang NATO, Pacta
perilndungan
Warsawa, War Crime, Extradition, dll.
Piagan
sila-sila
Pancasila.
telah
Di
mana
HAM
dalam
pengertian
tidak
lebih
luas
PBB
dari
pemerintah
pengertian yang terkandung dalam Sila
Indonesia dalam mengantisipasi bagai-
Kedua Pancasila yaitu Perikemanusiaan
mana besarnya pengaruh produk-produk
Yang
hukum internasional terhadap
penolakan seperti itu tidak dilakukan pada
Upaya-upaya
hukum,
Beradab.
Walaupun
penolakan-
rejim-rejim pemerintahan berikutnya.
ekonomi maupun politik di Indonesia telah
diupayakan semaksimal mungkin oleh
Pada masa pemerintahan Presiden
para pemimpin pemerintahan dari rejim ke
B.J. Habibi, telah ditetapkan Undang-
rejim, walaupun dengan cara dan pola
undang Nomor : 24 Tahun 2000 Tentang
yang berbeda-beda. Presiden Soekarno
Perjanjian Internasional. Hal ini dilakukan
dalam masa pemerintahannya sejak tanggal
untuk
7 Januari 1965 telah menyatakan keluar
pengaruh
produk-produk
hukum
dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-
internasional
terhadap
hukum
Bangsa (PBB) ,5 hal ini sebagai akibat dari
Indonesia
keputusan-keputusan PBB yang dirasakan
pemerintah pada saat lahirnya konvensi-
tidak adil untuk Indonesia, yaitu berkenaan
konvensi
dengan ditetapkannya Malaysia sebagai
disahkan atau tidak disahkan. Sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
anggota tidak tetap PBB pemerintah
yang dianggap oleh Ir. Soekarno sebagai
Indonesia mempunyai kewajiban untuk
neokolonialisme. Presiden Soeharto yang
mematuhi semua produk-produk hukum
mensikapi
dan
bagaimana
derasnya
sistem
bagaimana
internasional
seharusnya
yang
5
Soemaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi
Internasional, Jakarta Universitas Indonesia Press
2010, Hlm 56.
6
Wawancara dengan Ateng Syafrudin,
Bandung 7 Juli 2011.
50
harus
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
internasional,
dan
mematuhinya
sudah
kalau
tentu
tidak
Intellectual Property Rights (IPR) dalam
pemerintah
perkembangan
Indonesia akan dikenakan sangsi hukum
internasional.
hukumnya
mengalami
perubahan norma yang sangat penting. Pada
7
awalnya HAKI merupakan konvensi Berne
tahun 18…. Yang melahirkan organisasi
Bagaimana pelaksanaan ratifikasi
(pengesahan) atas perjanjian internasional
WIPO
diatur dalam Pasal 10 UU No. 24 Tahun
Organization) yang isi dari ketentuan-
2000 tentang perjanjian internasional, yang
ketentuan tentang HAKI yang bersifat
menjelaskan bahwa pengesahan perjanjian
mengatur, kemudian diadopsi ke dalam
internasional dilakukan dengan undang-
konvensi
undang apabila berkenaan dengan:
(General Agreement Trade Tarif) pada
a.
Masalah politik, perdamaian, perta-
tahun ………..yang isi dari ketentuan-
hanan, dan keamanan negara;
ketentuanya tentang HAKI masih bersifat
Perubahan wilayah atau penetapan batas
mengatur. Yang kemudian yang terakhir
wilayah negara Republik Indonesia;
diadopsi
c.
Kedaulatan atau hak berdaulat negara;
internasional
d.
Hak azasi manusia dan lingkungan
organisasi perdagangan dunia WTO ( World
hidup;
Trade
e.
Pembentukan kaidah hukum baru;
ketentuannya tentang HAKI selain bersifat
f.
Perjanjian dan / atau hibah luar negeri.
mengatur juga bersifat memaksa. Di mana
b.
(World
Intellectual
internasional
kedalam
tentang
ketentuan
tentang
Organization),
Property
GATT
konvensi
pembentukan
yang
isi
dari
Sedangkan dalam ketentuan Pasal
semua anggota WTO diharuskan patuh dan
11, menjelaskan bahwa : Ayat 1.Pengesahan
mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah
perjanjian internasional yang materinya
ditetapkan oleh WTO khususnya yang
tidak
berkenaan dengan HAKI.
termasuk
materi
sebagaimana
dimaksud Pasal 10, dilakukan dengan
Keputusan Presiden.
Berkenaan
B. Perumusan Masalah
dengan
konvensi
Dengan memperhatikan uraian dalam latar
internasional di bidang Hak Atas Kekayaan
belakang yang dipaparkan di atas, maka
Intelektual (HAKI) atau dalam bahasa
penulis akan merumuskan permasalahan-
internasional lebih terkenal disebut dengan
permasalahan sebagai berikut :
7
The Charter of United Nations. Chapter XIX.
51
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
3. untuk
1. Sejauh manakah pengaruh faktor-
mengetahui
bagaimanakah
faktor yang bersifat eksternal dapat
langkah-langkah
mengubah
dalam mencegah kuatnya pengaruh
produk-produk
hukum
konstitusional
faktor-faktor yang bersifat eksternal
nasional, khususnya di bidang HAKI
terhadap
2. Apakah sebuah konstitusi mampu
norma-norma
hukum
nasional, khususnya di bidang HAKI
menjaga agar produk-produk hukum
nasional dapat menghasilkan normanorma hukum yang baik, khususnya di
Dalam penulisan ini diharapkan memiliki
biang HAKI.
3. Bagaimanakah
konstitusional
manfaat :
langkah-langkah
dalam
mencegah
1. Manafaat teoritis.
kuatnya pengaruh faktor-faktor yang
Penulisan
ini
diharapkan
dapat
bersifat eksternal terhadap norma-
menginformasikan
kepada
para
norma hukum nasional, khususnya di
mahasiswa, dosen, akademisi bahkan
bidang HAKI
masyarakat
secara
umum
tentang
adanya teori-teori hukum yang saat ini
memiliki hubungan dengan sistem
C. Tujuan dan Manfaat
Dalam
penulisan
ini
hukum yang diterapkan di dalam
diharapkan
sistem hukum nasional.
memiliki tujuan :
2. Manfaat praktis.
1. Untuk mengetahui sejauh manakah
pengaruh faktor-faktor yang bersifat
Penulisan ini diharapkan agar para
eksternal dapat mengubah produk-
mahasiswa, dosen, akademisi bahkan
produk hukum nasional, khususnya
masyarakat
di bidang HAKI
mengetahui
mampu
menjaga
umum
bagaimana
agar
cara-cara
dalam menyikapi kuatnya pengaruh
2. Untuk mengetahui apakah sebuah
konstitusi
secara
faktor-faktor yang bersifat eskternal
agar
terhadap norma hukum nasional.
produk-produk hukum nasional dapat
menghasilkan norma-norma hukum
3. Manfaat akademis.
yang baik, khususnya di bidang
Penulisan ini diharapkan agar para
akademisi khususnya penulis pribadi
HAKI
agar terus menerus berupaya untuk
52
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
menggali
dan
mengembangkan
rechtstaats”
keilmuan di bidang hukum dalam
itu
mencakup
empat
elemen penting, yaitu ;
rangka untuk memberikan sumbangan
1. Perlindungan
atas perkembangan hukum nasional
manusia.
yang lebih baik.
hak
asasi
2. Pembagian kekuasaan.
3. Pemerintahan berdasarkan
undang-undang.
D. Tinjauan Pustaka.
Ide
Negara
Hukum
4. Peradilan
selain
tata
usaha
Negara.9
terkait dengan konsep “ rechtstaat” dan
“ the rule of law “. Juga berkaitan
Konsep
dengan ‘ nomocracy “ yang berasal dari
negara
hukum
di
perkataan “ nomos “ dan “ cratos “.
Indonesia sebagaimana yang disebutkan
Perkataan
dalam ketentuan Pasal 1 Ayat 3 UUD
nomokrasi
itu
dapat
dibandingkan dengan “ demos “ dan “
1945
cratos “ dalam demokras. “ nomos “
“Indonesia adalah Negara Hukum” yang
berarti norma, sedangkan “ cratos “
dijabarkan ke dalam tertib hukum dan
adalah kekuasaan.8
perundangan yang tertulis yang terurut
Negara Hukum di Eropah Kontinental
suatu
dikembangkan
Undang
lain
menyebutkan
bahwa
(the hierancy of law)10 yang dibuat oleh
Di zaman modern, konsep
antara
yang
oleh
lembaga
yang
pembuat
Undang-
disebut
Lembaga
Immanuel Kant, Fichte dan lain-lain,
Legislatif yang di dalamnya meliputi
dengan menggunakan istilah Jerman
MPR, DPR dan DPD. Uraian mana
yaitu “ rechtstaat”, sesangkan dalam
dapat
Anglo Amerika/Saxon, konsep Negara
perkembangan hirarki hukum sebagai
Hukum di kembangkan oleh A.V. Decey
berikut :
dilihat
dalam
dengan “ The Rule of Law”. Menurut
Julius Stahl, konsep Negara Hukum
yang
disebut
dengan
istilah
“
8
9
Ibid. Opcit. Lihat Hans Nawiansky
Jimly Assidiqy,.Pengantar Hukum Tata
Negara, Kon-press Jakarta 2006, Hlm 3
10
53
sejarah
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
No. TAP.
MPRS
No. TAP. MPR No. Undang-Undang
Undang-Undang
XX/MPRS/1966
III/MPR/2000
No. 10 Tahun 2004
No. 12 Tahun 2011
1.
TAP MPR
TAP MPR
UUD 1945
TAP MPR
2.
UUD 1945
UUD 1945
UU/PERPU
UU/PERPU
3.
UU/PERPU
UU/PERPU
PP
PP
4.
PP
PP
PERPRES
PERPRES
5.
KEPRES
KEPRES
PERDA
PERDA
PROVINSI
6.
KEPMEN
PERDA
PERDA
KAB/KOTA
7.
Peraturan
-
Pelaksanaan Lainnya
Bagaimana
pelaksanaan
itu.Hal tersebut dapat dirujukan pada
pengawasan norma hukum dari yang
azas hukum “Lex Superiori Derogat
tertinggi sampai yang terrendah dapat
Legi
dilakukan
kepada
diartikan bahwa “ aturan hukum yang
pendapat dari Hans Kelsen dengan
lebih tinggi mengenyampingkan aturan
“Grundnorm Theori-nya”11 di mana
hukum yang lebih rendah”.12Kemudian
menyebutkan bahwa “norma dasar yang
dapat dirujukan kepada azas hukum lain
tertinggi memberikan penguatan kepada
“Lex Posteriori Derogat Legi Priori”
norma di bawahnya” Karena itu jika
atau yang dapat diartikan bahwa hukum
terdapat suatu produk hukum atau
yang baru harus didahulukan daripada
peraturan
hukum yang lama.13
dengan
merujuk
perundang-undangan
yang
dianggap bertentangan dengan hukum
dasar
(Konstitusi),
maka
peraturan
dasar
yang
dapat
negara, dengan istilah lain konstitusi
disebut
batalkan karena dianggap bertentangan
hukum
atau
Di dalam referensi hukum tata
perundang-undangan tersebut dapat di
dengan
Inferiori”,
sebagai“Constitution”
atau
12
Zaenal Arifin Hoesein, Judicial Review Di
Mahkamah Agung RI, Tiga Dekade Pengujian
Peraturan Perundang-undangan, RajaGrafindo
Persada Jakarta 2009, Hlm 15.
13
Ibid. (Konstitusi)
11
Opcit. Lihat Hans Kelsen
54
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
“Verfassung”
yang
pengertiannya
untuk
menggantikan
15
dibedakan dari Undang-undang Dasar
staatregeling.
Di
atau
Indonesia
istilah
dalam
praktek
Karena
suatu
ketatanegaraan
pandangan
orang
pengertiannya di sebut dengan Undang-
mengenai konstitusi pada negara-negara
Undang Dasar, walaupun dalam kontek
modern, maka kemudian pengertian
hukum dasar sebagai sumber hukum
konstitusi itu kemudian dengan Undang-
materil disebut sebagai falsafah yaitu
undang Dasar.Kehilafan ini disebabkan
Pancasila.
Grundgesetz.
kehilafan
dalam
konstitusi
Pengujian perundang-undang-
oleh pengaruh paham kodifikasi yang
peraturan
an atau yang di dalam istilah bahasa
hukum ditulis, demi mencapai kesatuan
Inggris biasa disebut dengan Judicial
hukum,
Review dapat diartikan secara tata
menghendaki
agar
semua
kesederhanaan
hukum
dan
kepastian hukum.Begitu besar pengaruh
bahasa
pahak
diartikan dari sisi istilah atau pengertian
kodifikasi,
sehingga
setiap
(etimologi)
ataupun
umum.Secara
peraturan hukum karena pentingnya itu
secara
harus ditulis, dan konstitusi yang ditulis
(etimologi) Judicial Review berasal dari
itu adalah Undang-undang Dasar.14
kata
“Judicial”
tata
dapat
dan
bahasa
“Review”.
Dalam bahasa Prancis dibedakan
“Judicial” dapat diartikan sesuatu yang
antara Droit Constitutionelle dan Loi
berhubungan dengan “Pengadilan”, atau
Constitutionelle. Istilah yang pertama
dapat juga diartikan sebagai “Keputusan
identik dengan pengertian konstitusi,
Hukum” dari distrik, bagian, cabang
sedangkan yang kedua adalah undang-
pengadilan dari pemerintahan.
undang dasar dalam arti yang tertuang
Dan “Review” dapat diartikan suatu
dalam naskah tertulis.Untuk pengertian
“Tinjauan” atau “Peninjauan Kembali
konstitusi dalam pengertian undang-
“.16
undang
dasar,
sebelum
dipakainya
Selanjutnya,
Sri
Soemantri,
istilah grondwet, di Belanda juga pernah
megartikan
dipakai istilah “staatregeling”, atas
undangan dengan dua bagian yang
pengujian
perundang-
prakarsa Gijsbert Karel van Hogendorp
15
Jimly Ashidiqy, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara, Raja Grafindo Persada Jakarta 2009, Hlm
95.
16
John M. Eschols, Hasan Shadily, Kamus
Indonesia – Inggris. Jakarta 2005. Hlm 337
pada 1813, istilah grondwet dipakai
14
Opcit. C.S.T. Kansil,et.al. Hlm 58 55
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
berbeda, yaitu “hak uji materil” sebagai
nasional harus mengikuti dan menye-
terjemahan
suaikan
konsep
“materiele
dengan
ketentuan
hukum
toestingrechts” yaitu suatu penilaian
internasional. Dan berkenaan dengan
mengenai
perundang-
adanya dua pendapat ini, sistem hukum
undangan apakah bertentangan atau
nasional Indonesia dalam prakteknya
tidak dengan peraturan yang lebih tinggi
tidak secara tegas mengikuti kepada
derajatnya.Dan “hak uji formil” sebagai
salah satu dari kedua pendapat tersebut.
isi
peraturan
terjemahan
konsep
toesingrecht”
mengenai
“formele
yaitu
tata
cara
Pengakuan
peniliaian
ketentuan
terhadap
hukum
suatu
internasional
pembentukan
(international convention, international
perundang-undangan apakah sesuai atau
agreement) dapat dilakukan dengan cara
tidak dengan dengan aturan yang telah
mengesahkan (ratification) oleh suatu
ditentukan dalam peraturan perundang-
pemerintahan negara. Ratifikasi adalah
undangan,17
merupakan suatu bentuk pengakuan,
Di dalam teori keberlakuan
penerimaan dan atau pegikatan diri
hukum internasional dikenal adanya dua
secara hukum dari suatu otoritas negara
macam yaitu (a) Monisme Hukum
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
Primat Nasional dan (b) Monisme
(PBB) terhadap produk-produk hukum
18
yang telah ditetapkan oleh PBB, Organ-
Hukum
Monisme
Primat
Internasional.
Hukum
organ,
maupun
Badan-badan
Primat
Nasional
jika
terdapat
khusus.Sebagaimana yang telah diatur
ketentuan hukum internasional, maka
dalam Piagam PBB Chapter XIX
hukum internasional harus mengikuti
(Ratification and Signature) Article 110
dan menyesuaikan dengan ketentuan
s.d 111.19
menjelaskan
bahwa
hukum nasional. Sedangkan Monisme
Hukum Primat Internasional menjelas-
19
United Nations Charter, 1945.
Article 110.
1.The present Charter shall be ratified by the
signatory states in accordance with their
respective constitutional processes.
2.The ratification shall be deposited with the
Government of the United States of
America, which shall notify all the
signatory states of each deposit as well as
the
Secretary-General
of
the
kan bahwa jika terdapat ketentuan
hukum
internasional,
maka
hukum
17
Sri Soemantri, Hak Uji Materil di Indnesia,
Alumni Bandung 1977, Hlm 6.
18
Mochtar Kusumaatmadja. Pengantar Hukum
Internasional, Alumni Bandung 2003. Hlm 60
56
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Hak-Hak
Intelektual
Rights)
Atas
Kekayaan
they mean intangible rights which own
(Intellectual
Property
economic values).20 Dalam konvensi
adalah
hak
ekslusif
yang
World
Intellectual
Property
diberikan sebagai hasil yang diperoleh
Organization (WIPO) yaitu suatu badan
dari kegiatan intelektual manusia dan
yang
sebagai tanda yang dugunakan dalam
perlindungan HAKI secara internasional
kegiatan bisns dan termasuk ke dalam
dan merupakan badan khusus PBB,
hak yang terwujud yang memiliki nilai
HAKI diartikan sebagai “kekayaan
ekonomi. (the exclusive rights given to
intelektuan yang berkaiitan dengan
the
intellectual
karya sastra, seni dan ilmiah, invensi
activities of human beings and to the
dalam segala bidang usaha manusia,
sign used for business activities, and
penemuan
results
gained
by
bertugas
ilmiah,
memberikan
desain
industri,
merek dagang, merek jasa, tanda dan
Organization when he has been
appointed.
3.The present Charter shall come into force
upon the deposit of ratification by the
Republic of China, France, the Union of
Soviet Socialist Republics, the United
Kingdom of Great Britain and Northern
Ireland,and the United States of America,
and by majority of the other signatory
states.A protocol of the ratifications
deposit shall thereupon be drawn up by
the Government of United States of
America which shall communicate copies
thereof to all the signatory states.
4.The states signatory to the present Charter
which ratify it after it has come into force
will be come original Members of United
Nations on the date of the deposit of their
respective ratifications.
Article 111.
The present Charter, of which the Chinese,
France, Russian, English, and Spanish texts
are equaly authentic, shall remain deposited
in the archives of the Government of United
States of America.Dully certified copies
thereof shall be transmitted by that
Government to the Government of the
signatory states.
IN FAITH WHEREOF the representatives of
the Governments of the United Nations have
signed the present Charter.
DONE at the city of San Fransisco the twentysixth day of June, one thousand nine hundred
and forty-five.
nama komersial, pencegahan persaingan
curang dan hak-hak lain hasil dari
kegiatan intelektual di bidang industry,
ilmu pengetahuan, kesusastraan dan
kesenian.21
``
E. Metodologi Penelitian.
Penelitian dilakukan dengan
metode analisis yuridis dan empiris
yang
bersifat
penelitian
deskriptif.
dilakukan
Di
mana
dengan
cara
mencermati secara mendalam tentang
norma-norma hukum nasional maupun
internasional secara umum, kemudian
dikhususnya pendalamannya di bidang
20
Japan International Cooperation Agency
(JICA). Training Material Enforcement of
Intellectual Property Rights. Jakarta 2004 Hlm 2.
21
Ibid
57
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
HAKI terutama tentang pelaksanaan
dari konvensi ini telah membantu
ratifikasi konvensi internasional, lalu
kepentingan nasional dari negara-
menggambarkannya secara jelas untuk
negara anggota yang memberikan
dilakukan
perlindungan
pembahasan
komprehensif,
secara
sehingga
internasional
atas
dapat
hak-hak mereka dalam mengontrol,
memberikan informasi yang jelas dan
dan untuk menerima pembayaran,
benar kepada penulis khususnya dan
pada saat menggunakan kreativitas
kepada para pembaca umumnya.
kerja mereka seperti ;
Pencermatan secara yuridis dan
penggambarannya
dilakukan
(1)Novel-novel,
cerita-cerita
dengan
pendek, syair-syair, sajak-sajak; (2)
memperhatikan tiga masalah pokok
Lagu-lagu, opera, music, sonata,
yaitu :
dan; (3) Gambar-gambar, lukisan-
1. Norma Hukum Internasional Di
lukisan,
seni
pahat,
pekerjaan
arsitektur.
bidang HAKI.
a. Pada tahun 1883 ditetapkan sebagai
c. The
Berne
Convention
for
the
lahirnya “the Paris Convention for
Protection of Literary and Artistic
Protection of Industrial Property”,
Works.
keputusan
Selanjutnya
internasional
yang
disebut
“Konvensi
pertama dibuat untuk membantu
Berne”, yang secara formal disebut
orang pada suatu negara dapat
The Convention for the Protection
diberikan
pada
of Literary and Artistic Works,
negara-negara lain dalam bentuk
mengatur tentang a) perlakuan yang
“Hak Kekayaan Industri”, seperti ;
sama sebagai warga negara di
a)
setiap
perlindungan
Invention
(patents),
b)
Trademarks, c) Industrial designs.
b. Pada
tahun
1886,
hak
negara;
b)
keikutsertaan
dalam konvensi bisa berlaku surut
cipta
(retroactive); dan c) prinsip tanpa
(copyrights) masuk ke dalam arena
formalitas (no formality) sebagai
internasional
prinsip dasar
dengan
“Berne
Convention for the Protection of
22
Literary and Artistic Works”.
d. The Rome Convention concerning
Isi
protection of Neighboring rights to
Literary Works.
22
Ibid
58
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Selanjutnya disebut “ Konvensi
Adalah sebuah perjanjian tentang
Roma” secara formal disebut the
pengenalan
International Convention for the
mocroorganisme
Protection
pemeriksaan/penelusuran
of
Performers,
sistim
penyimpanan
untuk
Phonogram
and
paten.Tujuan
Broadcasting Organizations,
dan
menciptakan seperangkat peraturan
konvensi
yang mengatur hal-hal di mana
internasional untuk perlindungan
permohonan paten yang duajukan
bagi para pelaku, produser rekaman
menyangkut suatu mikroorganisme
suara dan badan penyiaran sebagai
dan
pemegang hak-hak terkait karya
mikroorganisme
sastra.
dipersyaratkan, sehingga diterima
Producers
of
merupakan
sebuah
oleh
e. Patent Cooperation Treaty (PCT).
Adalah
berfungsi
menyimpan
untuk
data
tersebut
badan
international
untuk
utamanya
tujuan
penyimpanan
maupun
yang
perlindungan
ditentukan oleh perjanjian tersebut,
hukum bagi invensi, untuk a)
dan pengakuan dalam hubungannya
menyempurnakan
dengan prosedur paten di negara-
menyempurnakan
dan
membuat
negara peserta perjanjian tersebut.
lebih ekonomis cara mendapatkan
perlindungan
b)
g. The Madrid Agreement concerning
mempercepat
the protection of Indication of
invensi;
mendukung
dan
akses oleh masyarakat mengenai
source.
data teknis yang terdapat dalam
Adalah
dokumen
melindungi indikasi negara asal
yang
teknologi
menggambarkan
baru,
mendukung
pertumbuhan
dan
dan
yang
untuk
Budapest
Treaty
atau
atau larangan impor
on
dapat
umum memuat sanksi seperti denda
negara-
negara berkembang
f. The
palsu
untuk
mengakibatkan kekeliruan. Secara
mempercepat
ekonomi
dimaksudkan
produk-
produk yang memiliki indikasi asal
the
International Recognition of the
yang
palsu
Deposit of Microorganisms.
menyebabkan
atau
yang
dapat
kekeliruan.
Perlindungan atas indikasi negara
59
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
asal ini merupakan pengembangan
perlindungan yang diberikan dalam
dari hak-hak atas ciptaan seseorang
traktat tersebut
atau kelompok (copyrights).
h. Trademark Law Treaty (TLT),
Konvensi
Paris
tidak
secara
2.
HAKI.
memuat secara khusus apa itu
a. Kitab Undang-Undang Hukum
definisi merek, hal ini menunjukan
Perdata.
bahwa objek perlindungan hak
b. Kitab Undang-Undang Hukum
merek berbeda tergantung pada
masing-masing
Dagang.
negara.Konvensi
c. Ordonansi-Ordonansi
Paris hanya mengatur prinsip dasar
mengenai
d. Undang-undang
f. Undang-undang
tiap negara anggota persekutuan
Tahun
hukum
in Respect of Integrated Circuit.
Tahun
Traktat
Industri,
kekayaan
mengenai
2000
Nomor
tentang
g. Undang-undang
i. The Treaty on Intellectual Property
intelektual
14
:
30
Rahasia
Dagang,
dalam negeri masing-masing
katas
19
Tahun 2001 tentang paten,
merek dagang ditentukan pada tiap-
hak
:
e. Undang-undang Nomor :
syarat pengajuan dan pendaftaran
dengan
Nomor
Tahun 2001 tentang Hak Cipta
seperti sebagai berikut ;“Syarat-
sesuai
Hukum
Kolonial Belanda.
sayarat-sayarat
pengajuan dan perdaftaran merek,
(union)
Norma Hukum Nasional Dibidang
2000
Nomor
tentang
h. Undang-undang
Sirkuit
Nomor
:
31
Desain
:
32
Terpadu (IPIC Treaty) diadopsi
Tahun 2000 tentang Desain Tata
pada konferensi diplomatik tahun
Letak Sirkuit Terpadu,
1989
di
Washington,
i. Undang-undang
D.C.
Nomor
:
29
meskipun demikian, traktat tersebut
Tahun 2000 tentang Perlindungan
belum
Varitas Tanaman.
Amerika
diberlakukan
Serikat
ketidakpusannya
karena
menyatakan
dengan
60
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
d. Patent Cooperation Treaty
3. Norma
Hukum
“tahun 1970 yang direvisi
Pengesahan
tahun 1984.
Dibidang HAKI.
a. Surat
Presiden
e. Surat Keputusan Presiden RI
19 tahun 1997.
Nomor : 17 Tahun 1997.
Keputusan
Nomor :
Tentang
Tentang
Ratifikasi
“Convention
of
Intellectual
1995.
Property
Copyrights
(WIPO)
f. Surat Keputusan Presiden RI
tahun
Nomor : 18 Tahun 1997.
Treaty.”
Tentang
1996.
b. Surat Keputusan Presiden RI
Nomor :
Ratifikasi
Ratifikasi
of Literary and Artistic Works
(Berne
“(
Convention)
Convention for the Protection
1886
of Industrial Property (Paris
terakhir tahun 1971.
Convention)
tahun
(Berne
Convention for the Protection
15 Tahun 1997.
Tentang
“Trade
Mark Law Treaty “tahun
World
Organization
Ratifikasi
dan
g. Telah
1883,
telah
diratifikasi
tahun
direvisi
dengan
yang telah direvisi tahun
Surat Keputusan Presiden RI
1967
Nomor : 18 Tahun 1997.
dan
Establishing
Convention
the
Tentang
World
Ratifikasi
Property
Performance
Organization (WIPO) tahun
Phonograms
1967.
1996 (WPPT).
Intellectual
c. Surat Keputusan Presiden RI
Nomor
:16
tahun
1997.
Tentang Ratifikasi “ Patent
Cooperation Treaty (PCT)
and Regulation Under the
61
WIPO
and
Treaty
tahun
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
F. Pembahasan dan Hasil
mereka satu sama lain karena hukum
Penelitian.
internasional itu merupakan bagian dari
hukum
diuraikan
dirumuskan dalam perumusan masalah.
terdiri
internasional
Dan hasil-hasilnya dapat disimpulkan
Akta,
sebagaimana yang diharapkan. Dengan
dari
(Piagam,
Treaty,
Accord,
lainnya), prinsip-prinsip
uraian-uraian sebagai berikut :
dari
perjanjian
Pakta,
Protokol,
Konvensi
dan
hukum umum,
kebiasaan-kebiasaan internasional dan yang
1. Faktor-Faktor Eksternal
lainnya seperti jurisprudensi dan doktrin,
Pengubah Hukum Di Bidang
sesungguhnya di dalam sumber hukum
HAKI.
internasional mengandung norma, kaidah
a. Hukum.
Kaidah-kaidah
dan
dan aturan yang bersifat tertulis maupun
norma-norma
internasional
tidak tertulis, terdapat perintah dan larangan,
didasarkan
dan kadangkala dapat dipaksakan, dengan
kepada aturan hukum alam, bukan hukum
tujuan
positif hal ini disebabkan di dalam hukum
ketertiban
untuk
masyarakat
Berkenaan dengan uraian di atas,
positif. Hukum alam diartikan sebagai
walaupun hukum nasional Indonesia tidak
hukum yang ideal yang didasarkan atas
menganut secara
hakikat manusia sebagai mahluk yang
kaidah
yaitu
mencapai
internasional.
legislatif sebagaimana adanya dalam hukum
kesatuan
untuk
masyarakat,
internasional tidak kenal adanya lembaga
atau
hukum
Sumber hukum internasional dapat
difokuskan terhadap hal-hal yang telah
berakal
yaitu
mengajarkan tentang etika dan moral.
penemuan dalam penelitian ini akan
hukum
tertinggi,
alam.Hukum alam mana yang di dalamnya
Di dalam membahas penemuan-
dalam
yang
tegas
aliran monism
hukum internasional, pada kenyataannya
yang
pemerintah Indonesia dari rejim ke rejin
diilhamkan alam pada akal manusia.
tidak mampu untuk menyatakan secara
Hakikat mengikatnya hukum hukum
langsung tidak patuh kepada ketentuan-
internasional itu tidak lain daripada hukum
ketentuan
alam yang diterapkan pada kehidupan
internasional.
masyarakat bangsa-bangsa.Dengan kata lain
dalam
Termasuk
ketentuan-ketentuan
perkataan negara itu terikat atau tunduk pada
perjanjian-perjanjian
di
dalam
internasional di bidang HAKI.
hukum internasional dalam hubungan antara
62
dalamnya
perjanjian
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
barang ataupun jasa dan banyaknya populasi
b. Ekonomi.
adalah
penduduk/rakyat akan dijadikan lahan untuk
merupakan subyek hukum internasional
menggaet pasar.Besarnya potensi –potensi
yang di dalamnya meliputi antara lain :
alam dan kekayaan yang dimiliki oleh
Negara, Tahta Suci Vatikan, lembaga-
bangsa Indonesia sebagai karunia Allah
lembaga
/
Subchanahu Wataala Tuhan Yang Maha
organisasi internasional, perorangan, Palang
Kuasa, sangat perlu untuk dijaga sekuat-
Merah Internasional dan juga termasuk para
kuatnya agar potensi-potensi tersebut dapat
pemberontak.
dikuasai dan dinikmati untuk kepentingan
Masyarakat
negara,
internasional
lembaga-lembaga
Sebagai
masyarakat
rakyat yang seluas-luasnya.
internasional masing-masing pihak memiliki
mendapatkan
Sebagai negara yang besar terutama
perlindungan hukum dan keamanan baik
jika dilihat dari tersedianya sumber daya
yang bersifat internal maupun yang bersifat
alam yang melimpah, secara ekonomi telah
eksternal.Dan negara (Indonesia) tentunya
menjadi tujuan pasar yang yang sangat
sebagai bagian dari masyarakat internasional
besar, terutama dalam konteks pasar global.
yang mempunyai kedaulatan (sovereignity)
Karena itu dengan lahirnya perjanjinajian
hukum, wilayah, sosial, ekonomi politik dan
(konvensi) internasional tentang WIPO,
lainya, memiliki kepentingan yang sangat
GATT,
tinggi dalam rangka terjaminnya kedaulatan
lahirnya IMF, World Bank dan lain-lain,
(sovereignity) itu.
telah membuat negara Indonesia tidak
kepentingan
untuk
WTO,
TRIPS
bahkan
dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
memiliki kemampuan lagi untuk mandiri
adalah sebuah negara yang besar. negara
dan tidak tergantung kepada negara lain dan
besar dapat dilihat dari luasnya wilayah,
lembaga-lembaga
banyaknya
sebaliknya lebih tunduk kepada tekanan dan
sumber
pendudukan,
daya
alam
melimpahnya
dan
internasional.
Bahkan
kepentingan internasional.
lain
sebagainya.Sebagai negara yang besar sudah
c. Politik.
pasti Indonesia akan menjadi negara tujuan
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
untuk didatangi oleh masyarakat dunia, luas
untuk
didirikan setelah selesai Perang Dunia
berinvestasi, suburnya sumber daya alam
Kedua, Piagam PBB sendiri secara dominan
akan dijadikan lahan untuk mendapatkan
ditetapkan oleh kelima negara besar yang
wilayah
akan
dijadikan
lahan
63
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
saat ini menjadi anggota tetap PBB yaitu
tasikan dalam organisasi-organisasi inter-
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China
nasional.
dan Uni Soviet (Rusia).Kemudian dominasi
bagaimana dalam era reformasi saja telah
itu dilanjutkan dalam organisasi PBB yaitu
meratifikasi konvensi internasional tentang
Dewan
Dewan
HAM, bahkan telah dimasukan kedalam isi
Ekonomi dan Sosial PBB yang seluruh
UUD 1945 pada saat amandemen. Ini telah
keanggotaannya
menunjukan
Keamanan
PBB
dan
dipegang
oleh
kelima
negara tersebut dan negara adi daya lainnya.
terhadap
Lahirnya lembaga, organisasi dan
nasional.
Sebagai
contoh
konkritnya
ketidakberdayaan
tekanan-tekanan
Indonesia
politik
inter-
Dengan memperhatikan uraian tsb di
badan-badan khusus PBB yang didasarkan
serta
atas, baik pencermatan dari aspek yuridis,
kebutuhan organisasi PBB, tidak terlepas
eknomis maupun politik nampak sekali
dari bagaimana besarnya peran negara-
bagaimana
negara besar tersebut. Negara-negara besar
dunia
itu dalam prakteknya memiliki kepentingan
internasional,
yang sangat besar (hukum,ekonomi,sosial
politik internasional terhadap terbentuknya
dan
rangka
hukum nasional yang baik dan adil. Karena
nasionalnya
itu sangat penting peran kemandirian dalam
kepada
aspek
politik),
mempertahankan
perkembangan
dan
dalam
kekuatan
kuatnya
luar
pengaruh-pengaruh
dalam
hal
ekonomi
ini
hukum
global
maupun
rangka
bidang hukum, politik, ekonomi dan lainnya
memperluas jaringan kekuasaannya, tidak
dalam mencegah pengaruh tersebut ke
jarang mereka memaksakan kehendaknya
dalam hukum nasional. Khususnya di bidang
dengan
HAKI.
masing-masing
dan
mengemas
dalam
produk-produk
keputusan-keputusan
internasionalnya
dan
hukum
demi
kepentingannya.Misalnya
2. Konstitusi Sebagai Penjaga Hukum
tercapainya
dalam
Nasional Di Bidang HAKI.
bentuk
konvensi, deklarasi maupun resolusi.
a. Hukum Dasar.
Dalam konteks politik internasional,
Di dalam sejarah lahirnya konsep
Indonesia termasuk negara yang tidak
memiliki kekuatan yang mandiri untuk
tertib
menghindar dari tekanan-tekanan politik
sebagaimana
negara-negara adi kuasa yang diimplemen-
Ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat
64
hukum
dan
yang
perundang-undangan
ditetapkan
dalam
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Sementara (MPRS) No. XX/MPRS/1966
batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945
tentang Tertib Hukum dan Perundang-
telah
undangan
terkandung dalam Pancasila.
telah
menetapkan
Pancasila
sesuai
dengan
nilai-nilai
yang
b. Undang-Undang Dasar.
sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Yang dilanjutkan dengan penetapan hirarki
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
perundang-undangan di bawahnya sebagai
Aturan Dasar/Pokok Negara (Staatsgrund-
bagian
pelaksanaan tertib hukum
gezets), dirumuskan dan ditetapkan oleh
dimaksud. Ini telah menunjukan bahwa
lembaga khusus yang merupakan repesentasi
Pancasila sebagai sumber hukum yang
rakyat yang komprehensif. Dalam hal ini di
tertinggi (sumber hukum materil) di dalam
dalam sistem hukum Indonesia dinamakan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Karena itu
MPR itu sendiri di dalamnya merupakan
dari
Pancasila
sebagai
keterwakilan lembaga Dewan Perwakilan
Norma
Fundamental Negara (Staat sfundamental
Rakyat
norm).di mana nilai-nilai yang terkandung di
(Pemilu) dan lembaga Dewan Perwakilan
dalam Pancasila tidak boleh bertentangan
Daerah
dengan peraturan perundang-undangan di
(Pemilu). Isi ketentuan Undang-Undang
bawahnya. Hal ini dikarenakan nilai-nilai
Dasar 1945 tidaklah sama dengan norma
yang terkandung di dalam Pancasila secara
Undang-Undang dan peraturan perundang-
tegas disebutkan dalam Mukadimah UUD
undangan lainnya. Karena Undang-Undang
1945 Alinea ke IV. Artinya bahwa antara
Dasar 1945 hanya mengatur aturan-aturan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
pokok atau aturan-aturan dasar saja. Di
tidak boleh bertentangan dengan isi Batang
dalamnya tidak mengatur secara tegas
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 dan
tentang adanya perintah maupun larangan
peraturan-peraturan
atau bahkan sangsi hukum seperti layarknya
pelaksanaan
di
(DPR)
(DPD)
hasil
hasil
pemilihan
pemilihan
bawahnya, bahkan sebaliknya harus sesuai
Undang-Undang
dan
peraturan
Pancasila dan Pancasila harus memberikan
undangan-undangan lainnya.
umum
umum
per-
di
Namun demikian aturan-aturan dasar
bawahnya. Walaupun dalam prakteknya
/ pokok dalam Undang-Undang Dasar 1945
sampai saat ini belum ada suatu kewenangan
harus
lembaga yang dapat menguji apakah isi
maupun materil oleh ketentuan-ketentuan
penguatan-penguatan
kepada
norma
65
dijadikan
rujukan
secara
formil
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Undang-Undang dan peraturan perundang-
ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar.
undangan di bawahnya (Lex Superiore
Undang-Undang
Derogat Lex Inferiore). Hal ini secara tegas
ditetapkan oleh suatu lembaga legislasi yang
diatur dalam ketentuan Undang-Undang
diberikan kewenangannya oleh Undang-
Dasar 1945 :
Undang Dasar yaitu Dewan Perwakilan
(UU)
dirumuskan
dan
Rakyat. Hal ini dapat dilihat dari dalam
b.1. Pasal 24A
Mahkamah Agung berwewenang mengadili
ketentuan sebagai berikut :
pada tingkat kasasi, menguji peraturan
c.1. Pasal 20 ayat 1
perundang-undangan di bawah undang-
Dewan
undang
kekuasaan membentuk undang-undang.
terhadap
mempunyai
undang-undang,
wewenang
lainnya
dan
yang
memegang
Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi
legislasi,
b.2. Pasal 24C
Konstitusi
Rakyat
c.2. Pasal 20 A ayat1
diberikan oleh undang-undang.
Mahkamah
Perwakilan
fungsi
anggaran,
dan
fungsi
pengawasan.
berwewenang
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang
putusannya
bersifat
final
untuk
d. Peraturan Pelaksanaan.
Yang
menguji undang-undang dengan Undang-
dimaksud
dengan
peraturan
sengketa
pelaksanaan adalah Aturan Pelaksana dan
yang
Aturan Otonom (Verordnung & Autonome
kewenangannya diberikan oleh Undang-
Satzungen), yang merupakan pelaksanaan
Undang Dasar, memutus pembubaran partai
yang diberikan mandat atau diamanatkan
politik dan memutus perselisihan tentang
oleh
hasil pemilihan umum.
sejarah
Undang
Dasar,
kewenangan
memutus
lembaga
negara
ketentuan
mengatur
undang-undang.
Dalam
perundangan-undangan
yang
tentang
hirarki
perundang-
c. Undang-Undang.
undangan terdapat beberapa ketentuan yang
Yang dimaksud dengan Undang-Undang
disebutkan sebagai peraturan pelaksanaan.
adalah Undang-undang yang bersifat Formal
Walaupun dalam perkembangannya ada
(Formalgezets). Yaitu aturan-aturan yang
yang tetap disebutkan akan tetapi ada yang
bersifat mengatur maupun yang bersifat
tidak sebutkan atau dihilangkan.
Peraturan-peraturan
memaksa yang merupakan pelaksanaan
amanat
ketentuan
dasar
yang
disebutkan
telah
66
:
Peraturan
mana
dapat
Pemerintah,
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Keputusan Presiden, Keputusan Menteri,
e.1 Pengujian Undang-Undang dengan
Peraturan
Undang-Undang Dasar 1945.
Presiden,
Peraturan
Daerah
Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten
Sebagaimana diatur dalam Pasal 24C
/Kota. Selain itu terdapat pula peraturan
UUD 1945 yang menyebutkan bahwa,
pelaksanaan yang tidak disebutkan secara
“Mahkamah
tegas tetapi dimandatkan oleh undang-
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
undang misalnya ; Peraturan Menteri,
yang
Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati /
menguji undang-undang dengan Undang-
Walikota, Peartuarn Camat, Peraturan Lurah
Undang
dan peraturan-peraturan yang ditetapkan
kewenangan
oleh pejabat atau lembaga negara.
kewenangannya diberikan oleh Undang-
Konstitusi
putusannya
Dasar,
berwewenang
bersifat
final
memutus
lembaga
untuk
sengketa
negara
yang
Dengan memperhatikan ketersedi-
Undang Dasar, memutus pembubaran partai
annya peraturan hukum dan perundang-
politik dan memutus perselisihan tentang
undangan yang dijelaskan di atas dari mulai
hasil pemilihan umum”.
adanya norma fundamental, norma dasar,
Yang kemudian dipertegas dalam
norma formal maupun norma operasional
ketentuan Pasal 10 Ayat 1 a,b,c dan d
yang bersifat otonom, sudah selayaknya
Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2003
sistem
Tentang
hukum
memberikan
Indonesia
perlindungan
mampu
Mahkamah
menyebutkan
terhadap
bahwa
Konstitusi
“(a)
yang
Mahkamah
ketentuan-ketentuan hukum internasional
Konstitusi berwewenang mengadili pada
yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-
tingkat
prinsip hukum nasional, terutama ketentuan-
putusannya bersifat final untuk menguji
ketentuan yang telah ditetapkan dalam
undang-undang
Undang-Undang Dasar 1945. Khususnya di
Dasar, (b) memutus sengketa kewenangan
bidang HAKI.
lembaga
pertama
negara
dan
dengan
yang
terakhir
yang
Undang-Undang
kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar, (c)
memutus pembubaran partai politik dan (d)
e. Langkah Konstitutional Pencegahan
Masuknya Hukum Internasional Di
memutus
Bidang HAKI.
pemilihan umum.
67
perselisihan
tentang
hasil
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
e.2 Pengujian Peraturan Perundang-
Mahkamah
Agung,
(4)
Peraturan
undangan Dengan Undang-Undang.
Perundang-undangan yang dinyatakan tidak
sah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
Sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pasal 24A UUD 1945 yang menyebutkan
tidak
bahwa
mengikat.
“Mahkamah Agung berwewenang
mempunyai
kekuatan
hukum
mengadili pada tingkat kasasi, menguji
Dengan
peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang,
langkah
dan mempunyai wewenang lainnya yang
disebutkan
diberikan oleh undang-undang”.
mekanisme
memperhatikan
hukum
di
sebagaimana
atas,
baik
pengujian
kedua
yang
bagaimana
Undang-Undang
Yang kemudian dipertegas dalam
(UU) dengan Undang-Undang Dasar (UUD)
ketentuan Pasal 31 Ayat 1,2,3,dan 4
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan
Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 2004
Pasal 24C UUD 1945, maupun mekanisme
tentang Perubahan Keduan atas Undang-
pengujian peraturan perundang-undangan di
Undang Nomor : 14 Tahun 1985 tentang
bawah
Mahkamah
menyebutkan
Undang-Undang (UU) sebagaimana yang
bahwa “(1) Mahkamah Agung mempunyai
diatur dalam Pasal 24A UUD 1945, telah
wewenang menguji peraturan perundang-
memberikan
undangan di bawah undang-undang terhadap
rakyat
undang-undang,
ketentuan-ketenuan
Agung
(2)
yang
Mahkamah
Agung
Undang-Undang
kepastian
bahwa
jika
(UU)
dengan
kepada
seluruh
ditemukan
adanya
hukum
internasional
menyatakan tidak sah peraturan perundang-
dalam sebutan apapun yang secara materi
undangan di bawah undang-undang atas
dianggap bertentangan dengan kepentingan
alasan
nasional
bertentangan
dengan
peraturan
sebagaimana
yang
ditetapkan
dalam UUD 1945, wajib ditolak.
perundang-undangan yang lebih tinggi atau
pembentukannya tidak memenuhi ketentuan
Karena itu semua ketentuan hukum
yang berlaku. (3) Putusan mengenai tidak
yang mengesahkan (ratifikasi) atas konvensi
sahnya
atau perjanjian internasional yang ditetapkan
peraturan
perundang-undangan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
dengan
dapat diambil baik berhubungan dengan
dengan
pemeriksaan pada tingkat kasasi maupun
sebagaimana yang diatur dengan Undang-
berdasarkan
Undang Nomor : 24 Tahun 2000 tentang
permhonan
langsung
pada
68
Undang-Undang
Peraturan
(UU)
Pemerintah
maupun
(PP)
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Perjanjian Internasional, dan jika dianggap
Dasar 1945, yang mana kedua sumber
bertentangan dengan peraturan perundang-
hukum tersebut adalah merupakan
undangan
penjelmaan
dapat
dilakukan
pengujian
dari
bangsa
mampu
menjadi
perundang-undangan (judicial review) ke
Indonesia,
Mahkamah
ke
benteng terdepan di dalam menghalau
Mahkamah Agung. Khususnya perundang-
pengaruh-pengaruh asing khususnya di
undangan di bidang HAKI.
bidang hukum. Dan terlebih khusus
Konstitusi
ataupun
akan
jiwa
lagi ketentuan-ketentuan hukum di
bidang HAKI.
F. Kesimpulan dan Saran
c. Hukum ketatanegaraan Indonesia telah
mengatur
1. Kesimpulan.
pengujian
a. Norma, kaidah maupun aturan hukum
di
bidang
Hak
Atas
tentang
mekanisme
perundang-undangan
(judicial review) terhadap semua jenis
Kekayaan
sistem
hukum dan perundang-undangan yang
hukum Indonesia telah dipengaruhi
dianggap bertentangan dengan norma
oleh norma, kaidah maupun ketentuan
dan atau hukum dasar yang lebih
hukum internasional. Hal ini dapat
tinggi dalam hal ini Pancasila dan
dilihat
ketentuan
UUD 1945. Baik peraturan perundang-
perundang-undangan di bidang HAKI
undangan yang dibuat dalam konteks
didasarkan hasil ratifikasi konvensi
hukum nasional maupun peraturan
internasional
perundang-undangan
Intelektual
(HAKI)
dari
Misalnya
dalam
semua
di
bidang
konvensi
HAKI.
konvensi-konvensi
dibuat
dalam konteks pengesahan (ratifikasi)
internasional
atas perjanjian internasional.
tentang WIPO, GATT, WTO, TRIPS
dan
yang
rujukan
2. Saran.
lainnya.
a. Pemerintah,
Dewan
Perwakilan
b. Konstitusi Indonesia yang dituangkan
Rakyat (DPR) dan para stakeholders
dalam sumber hukum materil yaitu
di bidang hukum dan perundang-
Pancasila
undangan
maupun
dalam
sumber
harus
mampu
meng-
eleminir ketentuan-ketentuan kon-
hukum formil yaitu Undang-Undang
69
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
vensi internasional yang tidak sesuai
dengan
jiwa
bangsa
G.Daftar Pustaka.
Indonesia,
sebagaimana yang diamanatkan di
1. Buku.
dalam Pancasila dan UUD 1945.
Japan International Cooperation Agency
(JICA). Training Material
b. Negara,
pemerintah,
lembaga
Enforcement of Intellectual
legislasi dan para penegak hukum
Property Rights. Jakarta 2004
harus mampu melakukan penyar-
John M. Eschols, Hasan Shadily, Kamus
ingan
secara
terhadap
tegas
dan
aturan-aturan
nyata
Indonesia – Inggris. Jakarta
ataupun
2005
kaidah-kaidah hukum asing (inter-
Jimly Assidiqy,.Pengantar Hukum Tata
nasional) yang telah nyata-nyata
Negara, Kon-press Jakarta
tidak sesuai dengan jiwa bangsa
2006
Indonesia, sebagaimana yang di-
Mochtar Koesoemaatmadja. Pengantar
amanatkan di dalam Pancasila dan
Hukum Internasional, Alumni
UUD 1945
Bandung 1986.
United Nations Charter, The Year of 1945.
c. Para stakeholders bangsa Indonesia
Sri Soemantri, Hak Uji Materil di
harus kritis terhadap setiap bentuk
pengesahan
(ratifikasi)
internasional
apapun
Indnesia, Alumni Bandung
hukum
1977,
(konvensi,
Sumaryono Suryokusumo, Universitas
perrjanjian, traktat, dll) yang isinya
Indonesia Press. Jakarta 2010.
dianggap tidak sesuai dengan jiwa
Yoyon Darusman, Disertasi “Pelaksanaan
bangsa Indonesia sebagaimana yang
Azas Konstitusi Berderajat
diamanatkan di dalam Pancasila dan
UUD
1945,
pengujian
dengan
Tinggi Di Dalam Sistem Hukum
melakukan
Ketatanegaraan Indonesia, Di
perundang-undangan
Hubungkan Dengan Ratifikasi
(judicial review) baik ke Mahkamah
Knstitusi
(MK)
ataupun
Konvensi Internasional-World
ke
Intellectual Property
Mahkamah Agung (MA).
Organization (WIPO)
Copyrights Treaty. Jakarta 2012
70
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
f. Undang-undang Nomor : 14
Zaenal Arifin Hoesein, Judicial –
Tahun 2001 tentang paten,
Review Di Mahkamah Agung
g. Undang-undang Nomor : 30
RI, Tiga Dekade Pengujian
Peraturan Perundang-
Tahun 2000 tentang Rahasia
undangan, RajaGrafindo
Dagang,
h. Undang-undang Nomor : 31
Persada Jakarta 2009
Tahun 2000 tentang Desain
Industri,
2. Jurnal, Majalah, Website.
i.
mk.press.ac.id. ma.press.ac.id.
Undang-undang Nomor : 32
Tahun 2000 tentang Desain
jica.press.ac.id
Tata Letak Sirkuit Terpadu,
j.
3. UNDANG-UNDANG.
Undang-undang Nomor : 29
a. Undang-Undang Dasar 1945.
Tahun
b. Kitab
Perlindungan
Undang-Undang
Tanaman.
Hukum Perdata.
c. Kitab
Undang-Undang
Hukum Dagang.
d. Ordonansi-Ordonansi Hukum
Kolonial Belanda.
e. Undang-undang Nomor : 19
Tahun 2001 tentang Hak
Cipta
71
2000
tentang
Varitas
Download