KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PENGUJIAN PERUNDANGUNDANGAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RATIFIKASI ATAS KONVENSI INTERNASIONAL (STUDI KASUS RATIFIKASI KONVENSI INTERNASIONAL DI BIDANG HAKI). . Yoyon M. Darusman Abstract Rechstaats or The Rule of Law are the principles which confirmed as the based in operating of state and government of Republic Indonesia, refered to the Article 1 Sub Article 3 of the Constitutions of the Republic Indonesia of the Year 1945 (UUD 1945). In the historical and empirical law development of Indonesian law system, were not avoided that the effect of internal or external aspects could be changing the law products. Especially from the external factors such as global economic, international politic and international agreements. Its could be seen the progress and development of law system of Indonesia since the year 1945 till the year 1966 even untill the current year, were not created the stabilize law system. To identify and formulize the problems, shall be determined ; so far the external factors can change the national law system, especially the law in the intellectual property rights(IPR), what is the constitions can keeping the national law product resulting the good law, especially the law in the intellectual property rights(IPR), and how the procedures to makesure that the constitutions can prevent the effect of external factors to the national law, especially law in the intellectual property rights(IPR). And the results of the research concluded that ; The external factors such as the international convention and or international agreements, realy can changing the national law products, especially the law in the intellectual property rights(IPR). The Constitutions of Republic Indonesia (UUD 1945) has regulered how to prevent the effect of the external factors to the national law prducts, especially the law in the intellectual property rights(IPR). And Constitutions of Republic Indonesia (UUD 1945) has furnished the mechanism of judicial review to each international law products. especially the law in the intellectual property rights(IPR) 47 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 Dasar A. Latar Belakang. telah mengalami beberapa perubahan yaitu Undang-Undang Dasar Indonesia adalah Negara Hukum 1945 berlaku mulai sampai dengan tahun (rechtstaat) dan bukan Negara Kekuasaan (machstaat) sebagaimana yang 1949, diatur dengan Republik Indonesia Serikat (KRIS) sampai dengan tahun 1950, didalam Penjelasan Undang-undang Dasar 1945,1selanjutnya Konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) telah 1950 sampai dengan tahun 1959 dan dilakukannya amandemen terhadap UUD Undang-Undang 1945 maka isi dari Penjelasan UUD 1945 Dasar 1945 sampai sekarang. Hal tersebut menunjukan bahwa tersebut telah ditiadakan, isi serta muatan bagaimana telah terjadinya dinamikan Penjelasannya telah dimasukan ke dalam keberadaan (eksistensi) sistem hukum di Batang Tubuh UUD 1945. Kemudian di Negara Republik Indonesia. dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Dengan melihat berganti-gantinya 2 ayat 3 pasca amandemen ke Ketiga, Undang-Undang Dasar sebagai hukum mengatur bahwa Negara Indonesia adalah dasar yang seharusnya dijadikan dasar negara hukum, artinya di dalam interaksi berbangsa dan bernegara tertinggi di dalam sistem hukum Indonesia, senantiasa ini tidak terlepas dari bagaimana kuatnya didasarkan kepada aruran-aturan hukum aspek-aspek yang akan mempengaruhi yang telah disepakati bersama oleh rakyat proses yang ada di dalam negara Indonesia, yang adalah yang berupa gejolak sosial, ekonomi dan Di dalam sejarah perkembangan politik, sejarah, falsafah, teori, serta aliran hukum di Indonesia khususnya yang dengan hukum sangatlah besar. Baik aspek-aspek internal ditetapkan dalam bentuk UUD 1945. berhubungan terbentuknya dan doktrin hukum yang terjadi di dalam Undang-Undang negeri Indonesia. Maupun aspek-aspek eksternal yang berupa gejolak ekonomi 1 Penjelasan UUD 1945 (sebelum amandemen). Sistem Pemerintahan Negara. I. Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat). 1.Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan kekuasaan belaka (Machtstaat). 2 Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 (setelah amandemen).Negara Indonesia adalah negara hukum.***) global, politik internasional, konvensikonvensi internasional serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat yang terjadi di luar negeri. Hal tersebut telah mengakibatkan perkem- 48 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 bangan sistem mengalami sangat hukum di Indonesia hambatan-hambatan mengganggu terciptanya Hans Kelsen di jabarkan lebih operasi- yang onal oleh muridnya suatu yang Hans Nawiasky, mengelompokan norma-norma sistem hukum yang baik yang akan mampu hukum dalam suatu negara menjadi memberikan empat kelompok besar yang terdiri atas;4 rasa ketertiban, rasa aman dan keadilan kepada seluruh a. Norma Fundamental Negara rakyat (Staatsfundamentalform). Indonesia. b. Aturan Dasar/Pokok Negara Karena itu bagaimana untuk (Staatsgrundgezets). mengeliminir pengaruh yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal c. Undang-undang terhadap produk-produk hukum agar (Formalgezets). mendapatkan produk-produk yang baik, dapatlah hukum Formal d. Aturan Pelaksana dan Aturan kiranya merujuk Otonom kepada pendapat Hans Kelsen dengan (Verordnung & Autonome Satzungen). Grundnorm Theory-nya dan pendapat Hans Nawiansky dengan Stufenbau Dari berbagai aspek yang diurai- Theori-nya, atau The Hierarcy of Law. kan di atas, terdapat aspek eksternal yang Dengan Grundnorm Theory-nya Hans sangat mempengaruhi terbentuknya hukum Kelsen dalam di Indonesia, yaitu produk-produk hukum tatanan norma hukum terdapat norma internasional di berbagai bidang terutama dasar yang tertinggi di atasnya yang di bidang hukum, ekonomi dan politik. Hal akan memberikan penguatan kepada ini norma-norma di bawahnya. Dan norma- pengaruh norma yang di bawahnya tidak boleh internasional bertentangan dengan norma-norma yang hukum, di atasnya (Lex Superiore Derogat Lex Indonesia. menjelaskan Inferiore). 3 bahwa dapat dilihat bagaimana kuatnya produk-produk terhadap ekonomi Baik hukum perkembangan maupun hukum politik pada saat proklamasi keperdekaan, pra kemerdekaan Kemudian pemikiran dari bahkan sampai saat ini, tidak sedikit 3 Yoyon Darusman, Disertasi “Pelaksanaan Azas Konstitusi Berderajat Tinggi Di Dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia, Di Hubungkan Dengan Ratifikasi Konvensi Internasional-World Intellectual Property Organization (WIPO) Copyrights Treaty. Jakarta 2012. Hlm 20 produk-produk hukum internasional yang sepertinya dipaksakan 4 Ibid 49 berlaku di KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 Indonesia. Produk-produk hukum mana dalam masa pemerintahannya dalam prakteknya dapat dilihat misalnya; menyatakan penolakan untuk meratifikasi di bidang ekonomi terdapat beberapa konvensi internasional tentang HAM, 6hal konvensi tentang WTO, GATT, GATS, ini sebagai akibat dari isi konvensi tersebut AFTA, NAFTA, CAFTA, TRIPS, di sangat bertentangan dengan nilai-nilai bidang hukum terdapat beberapa konvensi kemanusiaan yang terdapat dan terkandung tentang Human Rights, Traficking, Labour, dalam Humaniter, dan di bidang politik terdapat dijelaskan bahwa pemahaman tentang beberapa konvensi tentang NATO, Pacta perilndungan Warsawa, War Crime, Extradition, dll. Piagan sila-sila Pancasila. telah Di mana HAM dalam pengertian tidak lebih luas PBB dari pemerintah pengertian yang terkandung dalam Sila Indonesia dalam mengantisipasi bagai- Kedua Pancasila yaitu Perikemanusiaan mana besarnya pengaruh produk-produk Yang hukum internasional terhadap penolakan seperti itu tidak dilakukan pada Upaya-upaya hukum, Beradab. Walaupun penolakan- rejim-rejim pemerintahan berikutnya. ekonomi maupun politik di Indonesia telah diupayakan semaksimal mungkin oleh Pada masa pemerintahan Presiden para pemimpin pemerintahan dari rejim ke B.J. Habibi, telah ditetapkan Undang- rejim, walaupun dengan cara dan pola undang Nomor : 24 Tahun 2000 Tentang yang berbeda-beda. Presiden Soekarno Perjanjian Internasional. Hal ini dilakukan dalam masa pemerintahannya sejak tanggal untuk 7 Januari 1965 telah menyatakan keluar pengaruh produk-produk hukum dari keanggotaan Perserikatan Bangsa- internasional terhadap hukum Bangsa (PBB) ,5 hal ini sebagai akibat dari Indonesia keputusan-keputusan PBB yang dirasakan pemerintah pada saat lahirnya konvensi- tidak adil untuk Indonesia, yaitu berkenaan konvensi dengan ditetapkannya Malaysia sebagai disahkan atau tidak disahkan. Sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB anggota tidak tetap PBB pemerintah yang dianggap oleh Ir. Soekarno sebagai Indonesia mempunyai kewajiban untuk neokolonialisme. Presiden Soeharto yang mematuhi semua produk-produk hukum mensikapi dan bagaimana derasnya sistem bagaimana internasional seharusnya yang 5 Soemaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, Jakarta Universitas Indonesia Press 2010, Hlm 56. 6 Wawancara dengan Ateng Syafrudin, Bandung 7 Juli 2011. 50 harus KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 internasional, dan mematuhinya sudah kalau tentu tidak Intellectual Property Rights (IPR) dalam pemerintah perkembangan Indonesia akan dikenakan sangsi hukum internasional. hukumnya mengalami perubahan norma yang sangat penting. Pada 7 awalnya HAKI merupakan konvensi Berne tahun 18…. Yang melahirkan organisasi Bagaimana pelaksanaan ratifikasi (pengesahan) atas perjanjian internasional WIPO diatur dalam Pasal 10 UU No. 24 Tahun Organization) yang isi dari ketentuan- 2000 tentang perjanjian internasional, yang ketentuan tentang HAKI yang bersifat menjelaskan bahwa pengesahan perjanjian mengatur, kemudian diadopsi ke dalam internasional dilakukan dengan undang- konvensi undang apabila berkenaan dengan: (General Agreement Trade Tarif) pada a. Masalah politik, perdamaian, perta- tahun ………..yang isi dari ketentuan- hanan, dan keamanan negara; ketentuanya tentang HAKI masih bersifat Perubahan wilayah atau penetapan batas mengatur. Yang kemudian yang terakhir wilayah negara Republik Indonesia; diadopsi c. Kedaulatan atau hak berdaulat negara; internasional d. Hak azasi manusia dan lingkungan organisasi perdagangan dunia WTO ( World hidup; Trade e. Pembentukan kaidah hukum baru; ketentuannya tentang HAKI selain bersifat f. Perjanjian dan / atau hibah luar negeri. mengatur juga bersifat memaksa. Di mana b. (World Intellectual internasional kedalam tentang ketentuan tentang Organization), Property GATT konvensi pembentukan yang isi dari Sedangkan dalam ketentuan Pasal semua anggota WTO diharuskan patuh dan 11, menjelaskan bahwa : Ayat 1.Pengesahan mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah perjanjian internasional yang materinya ditetapkan oleh WTO khususnya yang tidak berkenaan dengan HAKI. termasuk materi sebagaimana dimaksud Pasal 10, dilakukan dengan Keputusan Presiden. Berkenaan B. Perumusan Masalah dengan konvensi Dengan memperhatikan uraian dalam latar internasional di bidang Hak Atas Kekayaan belakang yang dipaparkan di atas, maka Intelektual (HAKI) atau dalam bahasa penulis akan merumuskan permasalahan- internasional lebih terkenal disebut dengan permasalahan sebagai berikut : 7 The Charter of United Nations. Chapter XIX. 51 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 3. untuk 1. Sejauh manakah pengaruh faktor- mengetahui bagaimanakah faktor yang bersifat eksternal dapat langkah-langkah mengubah dalam mencegah kuatnya pengaruh produk-produk hukum konstitusional faktor-faktor yang bersifat eksternal nasional, khususnya di bidang HAKI terhadap 2. Apakah sebuah konstitusi mampu norma-norma hukum nasional, khususnya di bidang HAKI menjaga agar produk-produk hukum nasional dapat menghasilkan normanorma hukum yang baik, khususnya di Dalam penulisan ini diharapkan memiliki biang HAKI. 3. Bagaimanakah konstitusional manfaat : langkah-langkah dalam mencegah 1. Manafaat teoritis. kuatnya pengaruh faktor-faktor yang Penulisan ini diharapkan dapat bersifat eksternal terhadap norma- menginformasikan kepada para norma hukum nasional, khususnya di mahasiswa, dosen, akademisi bahkan bidang HAKI masyarakat secara umum tentang adanya teori-teori hukum yang saat ini memiliki hubungan dengan sistem C. Tujuan dan Manfaat Dalam penulisan ini hukum yang diterapkan di dalam diharapkan sistem hukum nasional. memiliki tujuan : 2. Manfaat praktis. 1. Untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh faktor-faktor yang bersifat Penulisan ini diharapkan agar para eksternal dapat mengubah produk- mahasiswa, dosen, akademisi bahkan produk hukum nasional, khususnya masyarakat di bidang HAKI mengetahui mampu menjaga umum bagaimana agar cara-cara dalam menyikapi kuatnya pengaruh 2. Untuk mengetahui apakah sebuah konstitusi secara faktor-faktor yang bersifat eskternal agar terhadap norma hukum nasional. produk-produk hukum nasional dapat menghasilkan norma-norma hukum 3. Manfaat akademis. yang baik, khususnya di bidang Penulisan ini diharapkan agar para akademisi khususnya penulis pribadi HAKI agar terus menerus berupaya untuk 52 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 menggali dan mengembangkan rechtstaats” keilmuan di bidang hukum dalam itu mencakup empat elemen penting, yaitu ; rangka untuk memberikan sumbangan 1. Perlindungan atas perkembangan hukum nasional manusia. yang lebih baik. hak asasi 2. Pembagian kekuasaan. 3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang. D. Tinjauan Pustaka. Ide Negara Hukum 4. Peradilan selain tata usaha Negara.9 terkait dengan konsep “ rechtstaat” dan “ the rule of law “. Juga berkaitan Konsep dengan ‘ nomocracy “ yang berasal dari negara hukum di perkataan “ nomos “ dan “ cratos “. Indonesia sebagaimana yang disebutkan Perkataan dalam ketentuan Pasal 1 Ayat 3 UUD nomokrasi itu dapat dibandingkan dengan “ demos “ dan “ 1945 cratos “ dalam demokras. “ nomos “ “Indonesia adalah Negara Hukum” yang berarti norma, sedangkan “ cratos “ dijabarkan ke dalam tertib hukum dan adalah kekuasaan.8 perundangan yang tertulis yang terurut Negara Hukum di Eropah Kontinental suatu dikembangkan Undang lain menyebutkan bahwa (the hierancy of law)10 yang dibuat oleh Di zaman modern, konsep antara yang oleh lembaga yang pembuat Undang- disebut Lembaga Immanuel Kant, Fichte dan lain-lain, Legislatif yang di dalamnya meliputi dengan menggunakan istilah Jerman MPR, DPR dan DPD. Uraian mana yaitu “ rechtstaat”, sesangkan dalam dapat Anglo Amerika/Saxon, konsep Negara perkembangan hirarki hukum sebagai Hukum di kembangkan oleh A.V. Decey berikut : dilihat dalam dengan “ The Rule of Law”. Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum yang disebut dengan istilah “ 8 9 Ibid. Opcit. Lihat Hans Nawiansky Jimly Assidiqy,.Pengantar Hukum Tata Negara, Kon-press Jakarta 2006, Hlm 3 10 53 sejarah KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 No. TAP. MPRS No. TAP. MPR No. Undang-Undang Undang-Undang XX/MPRS/1966 III/MPR/2000 No. 10 Tahun 2004 No. 12 Tahun 2011 1. TAP MPR TAP MPR UUD 1945 TAP MPR 2. UUD 1945 UUD 1945 UU/PERPU UU/PERPU 3. UU/PERPU UU/PERPU PP PP 4. PP PP PERPRES PERPRES 5. KEPRES KEPRES PERDA PERDA PROVINSI 6. KEPMEN PERDA PERDA KAB/KOTA 7. Peraturan - Pelaksanaan Lainnya Bagaimana pelaksanaan itu.Hal tersebut dapat dirujukan pada pengawasan norma hukum dari yang azas hukum “Lex Superiori Derogat tertinggi sampai yang terrendah dapat Legi dilakukan kepada diartikan bahwa “ aturan hukum yang pendapat dari Hans Kelsen dengan lebih tinggi mengenyampingkan aturan “Grundnorm Theori-nya”11 di mana hukum yang lebih rendah”.12Kemudian menyebutkan bahwa “norma dasar yang dapat dirujukan kepada azas hukum lain tertinggi memberikan penguatan kepada “Lex Posteriori Derogat Legi Priori” norma di bawahnya” Karena itu jika atau yang dapat diartikan bahwa hukum terdapat suatu produk hukum atau yang baru harus didahulukan daripada peraturan hukum yang lama.13 dengan merujuk perundang-undangan yang dianggap bertentangan dengan hukum dasar (Konstitusi), maka peraturan dasar yang dapat negara, dengan istilah lain konstitusi disebut batalkan karena dianggap bertentangan hukum atau Di dalam referensi hukum tata perundang-undangan tersebut dapat di dengan Inferiori”, sebagai“Constitution” atau 12 Zaenal Arifin Hoesein, Judicial Review Di Mahkamah Agung RI, Tiga Dekade Pengujian Peraturan Perundang-undangan, RajaGrafindo Persada Jakarta 2009, Hlm 15. 13 Ibid. (Konstitusi) 11 Opcit. Lihat Hans Kelsen 54 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 “Verfassung” yang pengertiannya untuk menggantikan 15 dibedakan dari Undang-undang Dasar staatregeling. Di atau Indonesia istilah dalam praktek Karena suatu ketatanegaraan pandangan orang pengertiannya di sebut dengan Undang- mengenai konstitusi pada negara-negara Undang Dasar, walaupun dalam kontek modern, maka kemudian pengertian hukum dasar sebagai sumber hukum konstitusi itu kemudian dengan Undang- materil disebut sebagai falsafah yaitu undang Dasar.Kehilafan ini disebabkan Pancasila. Grundgesetz. kehilafan dalam konstitusi Pengujian perundang-undang- oleh pengaruh paham kodifikasi yang peraturan an atau yang di dalam istilah bahasa hukum ditulis, demi mencapai kesatuan Inggris biasa disebut dengan Judicial hukum, Review dapat diartikan secara tata menghendaki agar semua kesederhanaan hukum dan kepastian hukum.Begitu besar pengaruh bahasa pahak diartikan dari sisi istilah atau pengertian kodifikasi, sehingga setiap (etimologi) ataupun umum.Secara peraturan hukum karena pentingnya itu secara harus ditulis, dan konstitusi yang ditulis (etimologi) Judicial Review berasal dari itu adalah Undang-undang Dasar.14 kata “Judicial” tata dapat dan bahasa “Review”. Dalam bahasa Prancis dibedakan “Judicial” dapat diartikan sesuatu yang antara Droit Constitutionelle dan Loi berhubungan dengan “Pengadilan”, atau Constitutionelle. Istilah yang pertama dapat juga diartikan sebagai “Keputusan identik dengan pengertian konstitusi, Hukum” dari distrik, bagian, cabang sedangkan yang kedua adalah undang- pengadilan dari pemerintahan. undang dasar dalam arti yang tertuang Dan “Review” dapat diartikan suatu dalam naskah tertulis.Untuk pengertian “Tinjauan” atau “Peninjauan Kembali konstitusi dalam pengertian undang- “.16 undang dasar, sebelum dipakainya Selanjutnya, Sri Soemantri, istilah grondwet, di Belanda juga pernah megartikan dipakai istilah “staatregeling”, atas undangan dengan dua bagian yang pengujian perundang- prakarsa Gijsbert Karel van Hogendorp 15 Jimly Ashidiqy, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Raja Grafindo Persada Jakarta 2009, Hlm 95. 16 John M. Eschols, Hasan Shadily, Kamus Indonesia – Inggris. Jakarta 2005. Hlm 337 pada 1813, istilah grondwet dipakai 14 Opcit. C.S.T. Kansil,et.al. Hlm 58 55 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 berbeda, yaitu “hak uji materil” sebagai nasional harus mengikuti dan menye- terjemahan suaikan konsep “materiele dengan ketentuan hukum toestingrechts” yaitu suatu penilaian internasional. Dan berkenaan dengan mengenai perundang- adanya dua pendapat ini, sistem hukum undangan apakah bertentangan atau nasional Indonesia dalam prakteknya tidak dengan peraturan yang lebih tinggi tidak secara tegas mengikuti kepada derajatnya.Dan “hak uji formil” sebagai salah satu dari kedua pendapat tersebut. isi peraturan terjemahan konsep toesingrecht” mengenai “formele yaitu tata cara Pengakuan peniliaian ketentuan terhadap hukum suatu internasional pembentukan (international convention, international perundang-undangan apakah sesuai atau agreement) dapat dilakukan dengan cara tidak dengan dengan aturan yang telah mengesahkan (ratification) oleh suatu ditentukan dalam peraturan perundang- pemerintahan negara. Ratifikasi adalah undangan,17 merupakan suatu bentuk pengakuan, Di dalam teori keberlakuan penerimaan dan atau pegikatan diri hukum internasional dikenal adanya dua secara hukum dari suatu otoritas negara macam yaitu (a) Monisme Hukum anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Primat Nasional dan (b) Monisme (PBB) terhadap produk-produk hukum 18 yang telah ditetapkan oleh PBB, Organ- Hukum Monisme Primat Internasional. Hukum organ, maupun Badan-badan Primat Nasional jika terdapat khusus.Sebagaimana yang telah diatur ketentuan hukum internasional, maka dalam Piagam PBB Chapter XIX hukum internasional harus mengikuti (Ratification and Signature) Article 110 dan menyesuaikan dengan ketentuan s.d 111.19 menjelaskan bahwa hukum nasional. Sedangkan Monisme Hukum Primat Internasional menjelas- 19 United Nations Charter, 1945. Article 110. 1.The present Charter shall be ratified by the signatory states in accordance with their respective constitutional processes. 2.The ratification shall be deposited with the Government of the United States of America, which shall notify all the signatory states of each deposit as well as the Secretary-General of the kan bahwa jika terdapat ketentuan hukum internasional, maka hukum 17 Sri Soemantri, Hak Uji Materil di Indnesia, Alumni Bandung 1977, Hlm 6. 18 Mochtar Kusumaatmadja. Pengantar Hukum Internasional, Alumni Bandung 2003. Hlm 60 56 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 Hak-Hak Intelektual Rights) Atas Kekayaan they mean intangible rights which own (Intellectual Property economic values).20 Dalam konvensi adalah hak ekslusif yang World Intellectual Property diberikan sebagai hasil yang diperoleh Organization (WIPO) yaitu suatu badan dari kegiatan intelektual manusia dan yang sebagai tanda yang dugunakan dalam perlindungan HAKI secara internasional kegiatan bisns dan termasuk ke dalam dan merupakan badan khusus PBB, hak yang terwujud yang memiliki nilai HAKI diartikan sebagai “kekayaan ekonomi. (the exclusive rights given to intelektuan yang berkaiitan dengan the intellectual karya sastra, seni dan ilmiah, invensi activities of human beings and to the dalam segala bidang usaha manusia, sign used for business activities, and penemuan results gained by bertugas ilmiah, memberikan desain industri, merek dagang, merek jasa, tanda dan Organization when he has been appointed. 3.The present Charter shall come into force upon the deposit of ratification by the Republic of China, France, the Union of Soviet Socialist Republics, the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland,and the United States of America, and by majority of the other signatory states.A protocol of the ratifications deposit shall thereupon be drawn up by the Government of United States of America which shall communicate copies thereof to all the signatory states. 4.The states signatory to the present Charter which ratify it after it has come into force will be come original Members of United Nations on the date of the deposit of their respective ratifications. Article 111. The present Charter, of which the Chinese, France, Russian, English, and Spanish texts are equaly authentic, shall remain deposited in the archives of the Government of United States of America.Dully certified copies thereof shall be transmitted by that Government to the Government of the signatory states. IN FAITH WHEREOF the representatives of the Governments of the United Nations have signed the present Charter. DONE at the city of San Fransisco the twentysixth day of June, one thousand nine hundred and forty-five. nama komersial, pencegahan persaingan curang dan hak-hak lain hasil dari kegiatan intelektual di bidang industry, ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kesenian.21 `` E. Metodologi Penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode analisis yuridis dan empiris yang bersifat penelitian deskriptif. dilakukan Di mana dengan cara mencermati secara mendalam tentang norma-norma hukum nasional maupun internasional secara umum, kemudian dikhususnya pendalamannya di bidang 20 Japan International Cooperation Agency (JICA). Training Material Enforcement of Intellectual Property Rights. Jakarta 2004 Hlm 2. 21 Ibid 57 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 HAKI terutama tentang pelaksanaan dari konvensi ini telah membantu ratifikasi konvensi internasional, lalu kepentingan nasional dari negara- menggambarkannya secara jelas untuk negara anggota yang memberikan dilakukan perlindungan pembahasan komprehensif, secara sehingga internasional atas dapat hak-hak mereka dalam mengontrol, memberikan informasi yang jelas dan dan untuk menerima pembayaran, benar kepada penulis khususnya dan pada saat menggunakan kreativitas kepada para pembaca umumnya. kerja mereka seperti ; Pencermatan secara yuridis dan penggambarannya dilakukan (1)Novel-novel, cerita-cerita dengan pendek, syair-syair, sajak-sajak; (2) memperhatikan tiga masalah pokok Lagu-lagu, opera, music, sonata, yaitu : dan; (3) Gambar-gambar, lukisan- 1. Norma Hukum Internasional Di lukisan, seni pahat, pekerjaan arsitektur. bidang HAKI. a. Pada tahun 1883 ditetapkan sebagai c. The Berne Convention for the lahirnya “the Paris Convention for Protection of Literary and Artistic Protection of Industrial Property”, Works. keputusan Selanjutnya internasional yang disebut “Konvensi pertama dibuat untuk membantu Berne”, yang secara formal disebut orang pada suatu negara dapat The Convention for the Protection diberikan pada of Literary and Artistic Works, negara-negara lain dalam bentuk mengatur tentang a) perlakuan yang “Hak Kekayaan Industri”, seperti ; sama sebagai warga negara di a) setiap perlindungan Invention (patents), b) Trademarks, c) Industrial designs. b. Pada tahun 1886, hak negara; b) keikutsertaan dalam konvensi bisa berlaku surut cipta (retroactive); dan c) prinsip tanpa (copyrights) masuk ke dalam arena formalitas (no formality) sebagai internasional prinsip dasar dengan “Berne Convention for the Protection of 22 Literary and Artistic Works”. d. The Rome Convention concerning Isi protection of Neighboring rights to Literary Works. 22 Ibid 58 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 Selanjutnya disebut “ Konvensi Adalah sebuah perjanjian tentang Roma” secara formal disebut the pengenalan International Convention for the mocroorganisme Protection pemeriksaan/penelusuran of Performers, sistim penyimpanan untuk Phonogram and paten.Tujuan Broadcasting Organizations, dan menciptakan seperangkat peraturan konvensi yang mengatur hal-hal di mana internasional untuk perlindungan permohonan paten yang duajukan bagi para pelaku, produser rekaman menyangkut suatu mikroorganisme suara dan badan penyiaran sebagai dan pemegang hak-hak terkait karya mikroorganisme sastra. dipersyaratkan, sehingga diterima Producers of merupakan sebuah oleh e. Patent Cooperation Treaty (PCT). Adalah berfungsi menyimpan untuk data tersebut badan international untuk utamanya tujuan penyimpanan maupun yang perlindungan ditentukan oleh perjanjian tersebut, hukum bagi invensi, untuk a) dan pengakuan dalam hubungannya menyempurnakan dengan prosedur paten di negara- menyempurnakan dan membuat negara peserta perjanjian tersebut. lebih ekonomis cara mendapatkan perlindungan b) g. The Madrid Agreement concerning mempercepat the protection of Indication of invensi; mendukung dan akses oleh masyarakat mengenai source. data teknis yang terdapat dalam Adalah dokumen melindungi indikasi negara asal yang teknologi menggambarkan baru, mendukung pertumbuhan dan dan yang untuk Budapest Treaty atau atau larangan impor on dapat umum memuat sanksi seperti denda negara- negara berkembang f. The palsu untuk mengakibatkan kekeliruan. Secara mempercepat ekonomi dimaksudkan produk- produk yang memiliki indikasi asal the International Recognition of the yang palsu Deposit of Microorganisms. menyebabkan atau yang dapat kekeliruan. Perlindungan atas indikasi negara 59 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 asal ini merupakan pengembangan perlindungan yang diberikan dalam dari hak-hak atas ciptaan seseorang traktat tersebut atau kelompok (copyrights). h. Trademark Law Treaty (TLT), Konvensi Paris tidak secara 2. HAKI. memuat secara khusus apa itu a. Kitab Undang-Undang Hukum definisi merek, hal ini menunjukan Perdata. bahwa objek perlindungan hak b. Kitab Undang-Undang Hukum merek berbeda tergantung pada masing-masing Dagang. negara.Konvensi c. Ordonansi-Ordonansi Paris hanya mengatur prinsip dasar mengenai d. Undang-undang f. Undang-undang tiap negara anggota persekutuan Tahun hukum in Respect of Integrated Circuit. Tahun Traktat Industri, kekayaan mengenai 2000 Nomor tentang g. Undang-undang i. The Treaty on Intellectual Property intelektual 14 : 30 Rahasia Dagang, dalam negeri masing-masing katas 19 Tahun 2001 tentang paten, merek dagang ditentukan pada tiap- hak : e. Undang-undang Nomor : syarat pengajuan dan pendaftaran dengan Nomor Tahun 2001 tentang Hak Cipta seperti sebagai berikut ;“Syarat- sesuai Hukum Kolonial Belanda. sayarat-sayarat pengajuan dan perdaftaran merek, (union) Norma Hukum Nasional Dibidang 2000 Nomor tentang h. Undang-undang Sirkuit Nomor : 31 Desain : 32 Terpadu (IPIC Treaty) diadopsi Tahun 2000 tentang Desain Tata pada konferensi diplomatik tahun Letak Sirkuit Terpadu, 1989 di Washington, i. Undang-undang D.C. Nomor : 29 meskipun demikian, traktat tersebut Tahun 2000 tentang Perlindungan belum Varitas Tanaman. Amerika diberlakukan Serikat ketidakpusannya karena menyatakan dengan 60 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 d. Patent Cooperation Treaty 3. Norma Hukum “tahun 1970 yang direvisi Pengesahan tahun 1984. Dibidang HAKI. a. Surat Presiden e. Surat Keputusan Presiden RI 19 tahun 1997. Nomor : 17 Tahun 1997. Keputusan Nomor : Tentang Tentang Ratifikasi “Convention of Intellectual 1995. Property Copyrights (WIPO) f. Surat Keputusan Presiden RI tahun Nomor : 18 Tahun 1997. Treaty.” Tentang 1996. b. Surat Keputusan Presiden RI Nomor : Ratifikasi Ratifikasi of Literary and Artistic Works (Berne “( Convention) Convention for the Protection 1886 of Industrial Property (Paris terakhir tahun 1971. Convention) tahun (Berne Convention for the Protection 15 Tahun 1997. Tentang “Trade Mark Law Treaty “tahun World Organization Ratifikasi dan g. Telah 1883, telah diratifikasi tahun direvisi dengan yang telah direvisi tahun Surat Keputusan Presiden RI 1967 Nomor : 18 Tahun 1997. dan Establishing Convention the Tentang World Ratifikasi Property Performance Organization (WIPO) tahun Phonograms 1967. 1996 (WPPT). Intellectual c. Surat Keputusan Presiden RI Nomor :16 tahun 1997. Tentang Ratifikasi “ Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation Under the 61 WIPO and Treaty tahun KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 F. Pembahasan dan Hasil mereka satu sama lain karena hukum Penelitian. internasional itu merupakan bagian dari hukum diuraikan dirumuskan dalam perumusan masalah. terdiri internasional Dan hasil-hasilnya dapat disimpulkan Akta, sebagaimana yang diharapkan. Dengan dari (Piagam, Treaty, Accord, lainnya), prinsip-prinsip uraian-uraian sebagai berikut : dari perjanjian Pakta, Protokol, Konvensi dan hukum umum, kebiasaan-kebiasaan internasional dan yang 1. Faktor-Faktor Eksternal lainnya seperti jurisprudensi dan doktrin, Pengubah Hukum Di Bidang sesungguhnya di dalam sumber hukum HAKI. internasional mengandung norma, kaidah a. Hukum. Kaidah-kaidah dan dan aturan yang bersifat tertulis maupun norma-norma internasional tidak tertulis, terdapat perintah dan larangan, didasarkan dan kadangkala dapat dipaksakan, dengan kepada aturan hukum alam, bukan hukum tujuan positif hal ini disebabkan di dalam hukum ketertiban untuk masyarakat Berkenaan dengan uraian di atas, positif. Hukum alam diartikan sebagai walaupun hukum nasional Indonesia tidak hukum yang ideal yang didasarkan atas menganut secara hakikat manusia sebagai mahluk yang kaidah yaitu mencapai internasional. legislatif sebagaimana adanya dalam hukum kesatuan untuk masyarakat, internasional tidak kenal adanya lembaga atau hukum Sumber hukum internasional dapat difokuskan terhadap hal-hal yang telah berakal yaitu mengajarkan tentang etika dan moral. penemuan dalam penelitian ini akan hukum tertinggi, alam.Hukum alam mana yang di dalamnya Di dalam membahas penemuan- dalam yang tegas aliran monism hukum internasional, pada kenyataannya yang pemerintah Indonesia dari rejim ke rejin diilhamkan alam pada akal manusia. tidak mampu untuk menyatakan secara Hakikat mengikatnya hukum hukum langsung tidak patuh kepada ketentuan- internasional itu tidak lain daripada hukum ketentuan alam yang diterapkan pada kehidupan internasional. masyarakat bangsa-bangsa.Dengan kata lain dalam Termasuk ketentuan-ketentuan perkataan negara itu terikat atau tunduk pada perjanjian-perjanjian di dalam internasional di bidang HAKI. hukum internasional dalam hubungan antara 62 dalamnya perjanjian KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 barang ataupun jasa dan banyaknya populasi b. Ekonomi. adalah penduduk/rakyat akan dijadikan lahan untuk merupakan subyek hukum internasional menggaet pasar.Besarnya potensi –potensi yang di dalamnya meliputi antara lain : alam dan kekayaan yang dimiliki oleh Negara, Tahta Suci Vatikan, lembaga- bangsa Indonesia sebagai karunia Allah lembaga / Subchanahu Wataala Tuhan Yang Maha organisasi internasional, perorangan, Palang Kuasa, sangat perlu untuk dijaga sekuat- Merah Internasional dan juga termasuk para kuatnya agar potensi-potensi tersebut dapat pemberontak. dikuasai dan dinikmati untuk kepentingan Masyarakat negara, internasional lembaga-lembaga Sebagai masyarakat rakyat yang seluas-luasnya. internasional masing-masing pihak memiliki mendapatkan Sebagai negara yang besar terutama perlindungan hukum dan keamanan baik jika dilihat dari tersedianya sumber daya yang bersifat internal maupun yang bersifat alam yang melimpah, secara ekonomi telah eksternal.Dan negara (Indonesia) tentunya menjadi tujuan pasar yang yang sangat sebagai bagian dari masyarakat internasional besar, terutama dalam konteks pasar global. yang mempunyai kedaulatan (sovereignity) Karena itu dengan lahirnya perjanjinajian hukum, wilayah, sosial, ekonomi politik dan (konvensi) internasional tentang WIPO, lainya, memiliki kepentingan yang sangat GATT, tinggi dalam rangka terjaminnya kedaulatan lahirnya IMF, World Bank dan lain-lain, (sovereignity) itu. telah membuat negara Indonesia tidak kepentingan untuk WTO, TRIPS bahkan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kemampuan lagi untuk mandiri adalah sebuah negara yang besar. negara dan tidak tergantung kepada negara lain dan besar dapat dilihat dari luasnya wilayah, lembaga-lembaga banyaknya sebaliknya lebih tunduk kepada tekanan dan sumber pendudukan, daya alam melimpahnya dan internasional. Bahkan kepentingan internasional. lain sebagainya.Sebagai negara yang besar sudah c. Politik. pasti Indonesia akan menjadi negara tujuan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk didatangi oleh masyarakat dunia, luas untuk didirikan setelah selesai Perang Dunia berinvestasi, suburnya sumber daya alam Kedua, Piagam PBB sendiri secara dominan akan dijadikan lahan untuk mendapatkan ditetapkan oleh kelima negara besar yang wilayah akan dijadikan lahan 63 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 saat ini menjadi anggota tetap PBB yaitu tasikan dalam organisasi-organisasi inter- Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China nasional. dan Uni Soviet (Rusia).Kemudian dominasi bagaimana dalam era reformasi saja telah itu dilanjutkan dalam organisasi PBB yaitu meratifikasi konvensi internasional tentang Dewan Dewan HAM, bahkan telah dimasukan kedalam isi Ekonomi dan Sosial PBB yang seluruh UUD 1945 pada saat amandemen. Ini telah keanggotaannya menunjukan Keamanan PBB dan dipegang oleh kelima negara tersebut dan negara adi daya lainnya. terhadap Lahirnya lembaga, organisasi dan nasional. Sebagai contoh konkritnya ketidakberdayaan tekanan-tekanan Indonesia politik inter- Dengan memperhatikan uraian tsb di badan-badan khusus PBB yang didasarkan serta atas, baik pencermatan dari aspek yuridis, kebutuhan organisasi PBB, tidak terlepas eknomis maupun politik nampak sekali dari bagaimana besarnya peran negara- bagaimana negara besar tersebut. Negara-negara besar dunia itu dalam prakteknya memiliki kepentingan internasional, yang sangat besar (hukum,ekonomi,sosial politik internasional terhadap terbentuknya dan rangka hukum nasional yang baik dan adil. Karena nasionalnya itu sangat penting peran kemandirian dalam kepada aspek politik), mempertahankan perkembangan dan dalam kekuatan kuatnya luar pengaruh-pengaruh dalam hal ekonomi ini hukum global maupun rangka bidang hukum, politik, ekonomi dan lainnya memperluas jaringan kekuasaannya, tidak dalam mencegah pengaruh tersebut ke jarang mereka memaksakan kehendaknya dalam hukum nasional. Khususnya di bidang dengan HAKI. masing-masing dan mengemas dalam produk-produk keputusan-keputusan internasionalnya dan hukum demi kepentingannya.Misalnya 2. Konstitusi Sebagai Penjaga Hukum tercapainya dalam Nasional Di Bidang HAKI. bentuk konvensi, deklarasi maupun resolusi. a. Hukum Dasar. Dalam konteks politik internasional, Di dalam sejarah lahirnya konsep Indonesia termasuk negara yang tidak memiliki kekuatan yang mandiri untuk tertib menghindar dari tekanan-tekanan politik sebagaimana negara-negara adi kuasa yang diimplemen- Ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat 64 hukum dan yang perundang-undangan ditetapkan dalam KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 Sementara (MPRS) No. XX/MPRS/1966 batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 tentang Tertib Hukum dan Perundang- telah undangan terkandung dalam Pancasila. telah menetapkan Pancasila sesuai dengan nilai-nilai yang b. Undang-Undang Dasar. sebagai sumber dari segala sumber hukum. Yang dilanjutkan dengan penetapan hirarki Undang-Undang Dasar 1945 sebagai perundang-undangan di bawahnya sebagai Aturan Dasar/Pokok Negara (Staatsgrund- bagian pelaksanaan tertib hukum gezets), dirumuskan dan ditetapkan oleh dimaksud. Ini telah menunjukan bahwa lembaga khusus yang merupakan repesentasi Pancasila sebagai sumber hukum yang rakyat yang komprehensif. Dalam hal ini di tertinggi (sumber hukum materil) di dalam dalam sistem hukum Indonesia dinamakan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Karena itu MPR itu sendiri di dalamnya merupakan dari Pancasila sebagai keterwakilan lembaga Dewan Perwakilan Norma Fundamental Negara (Staat sfundamental Rakyat norm).di mana nilai-nilai yang terkandung di (Pemilu) dan lembaga Dewan Perwakilan dalam Pancasila tidak boleh bertentangan Daerah dengan peraturan perundang-undangan di (Pemilu). Isi ketentuan Undang-Undang bawahnya. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Dasar 1945 tidaklah sama dengan norma yang terkandung di dalam Pancasila secara Undang-Undang dan peraturan perundang- tegas disebutkan dalam Mukadimah UUD undangan lainnya. Karena Undang-Undang 1945 Alinea ke IV. Artinya bahwa antara Dasar 1945 hanya mengatur aturan-aturan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pokok atau aturan-aturan dasar saja. Di tidak boleh bertentangan dengan isi Batang dalamnya tidak mengatur secara tegas Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 dan tentang adanya perintah maupun larangan peraturan-peraturan atau bahkan sangsi hukum seperti layarknya pelaksanaan di (DPR) (DPD) hasil hasil pemilihan pemilihan bawahnya, bahkan sebaliknya harus sesuai Undang-Undang dan peraturan Pancasila dan Pancasila harus memberikan undangan-undangan lainnya. umum umum per- di Namun demikian aturan-aturan dasar bawahnya. Walaupun dalam prakteknya / pokok dalam Undang-Undang Dasar 1945 sampai saat ini belum ada suatu kewenangan harus lembaga yang dapat menguji apakah isi maupun materil oleh ketentuan-ketentuan penguatan-penguatan kepada norma 65 dijadikan rujukan secara formil KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 Undang-Undang dan peraturan perundang- ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar. undangan di bawahnya (Lex Superiore Undang-Undang Derogat Lex Inferiore). Hal ini secara tegas ditetapkan oleh suatu lembaga legislasi yang diatur dalam ketentuan Undang-Undang diberikan kewenangannya oleh Undang- Dasar 1945 : Undang Dasar yaitu Dewan Perwakilan (UU) dirumuskan dan Rakyat. Hal ini dapat dilihat dari dalam b.1. Pasal 24A Mahkamah Agung berwewenang mengadili ketentuan sebagai berikut : pada tingkat kasasi, menguji peraturan c.1. Pasal 20 ayat 1 perundang-undangan di bawah undang- Dewan undang kekuasaan membentuk undang-undang. terhadap mempunyai undang-undang, wewenang lainnya dan yang memegang Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, b.2. Pasal 24C Konstitusi Rakyat c.2. Pasal 20 A ayat1 diberikan oleh undang-undang. Mahkamah Perwakilan fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. berwewenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk d. Peraturan Pelaksanaan. Yang menguji undang-undang dengan Undang- dimaksud dengan peraturan sengketa pelaksanaan adalah Aturan Pelaksana dan yang Aturan Otonom (Verordnung & Autonome kewenangannya diberikan oleh Undang- Satzungen), yang merupakan pelaksanaan Undang Dasar, memutus pembubaran partai yang diberikan mandat atau diamanatkan politik dan memutus perselisihan tentang oleh hasil pemilihan umum. sejarah Undang Dasar, kewenangan memutus lembaga negara ketentuan mengatur undang-undang. Dalam perundangan-undangan yang tentang hirarki perundang- c. Undang-Undang. undangan terdapat beberapa ketentuan yang Yang dimaksud dengan Undang-Undang disebutkan sebagai peraturan pelaksanaan. adalah Undang-undang yang bersifat Formal Walaupun dalam perkembangannya ada (Formalgezets). Yaitu aturan-aturan yang yang tetap disebutkan akan tetapi ada yang bersifat mengatur maupun yang bersifat tidak sebutkan atau dihilangkan. Peraturan-peraturan memaksa yang merupakan pelaksanaan amanat ketentuan dasar yang disebutkan telah 66 : Peraturan mana dapat Pemerintah, KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, e.1 Pengujian Undang-Undang dengan Peraturan Undang-Undang Dasar 1945. Presiden, Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten Sebagaimana diatur dalam Pasal 24C /Kota. Selain itu terdapat pula peraturan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa, pelaksanaan yang tidak disebutkan secara “Mahkamah tegas tetapi dimandatkan oleh undang- mengadili pada tingkat pertama dan terakhir undang misalnya ; Peraturan Menteri, yang Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati / menguji undang-undang dengan Undang- Walikota, Peartuarn Camat, Peraturan Lurah Undang dan peraturan-peraturan yang ditetapkan kewenangan oleh pejabat atau lembaga negara. kewenangannya diberikan oleh Undang- Konstitusi putusannya Dasar, berwewenang bersifat final memutus lembaga untuk sengketa negara yang Dengan memperhatikan ketersedi- Undang Dasar, memutus pembubaran partai annya peraturan hukum dan perundang- politik dan memutus perselisihan tentang undangan yang dijelaskan di atas dari mulai hasil pemilihan umum”. adanya norma fundamental, norma dasar, Yang kemudian dipertegas dalam norma formal maupun norma operasional ketentuan Pasal 10 Ayat 1 a,b,c dan d yang bersifat otonom, sudah selayaknya Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2003 sistem Tentang hukum memberikan Indonesia perlindungan mampu Mahkamah menyebutkan terhadap bahwa Konstitusi “(a) yang Mahkamah ketentuan-ketentuan hukum internasional Konstitusi berwewenang mengadili pada yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip- tingkat prinsip hukum nasional, terutama ketentuan- putusannya bersifat final untuk menguji ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang Undang-Undang Dasar 1945. Khususnya di Dasar, (b) memutus sengketa kewenangan bidang HAKI. lembaga pertama negara dan dengan yang terakhir yang Undang-Undang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, (c) memutus pembubaran partai politik dan (d) e. Langkah Konstitutional Pencegahan Masuknya Hukum Internasional Di memutus Bidang HAKI. pemilihan umum. 67 perselisihan tentang hasil KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 e.2 Pengujian Peraturan Perundang- Mahkamah Agung, (4) Peraturan undangan Dengan Undang-Undang. Perundang-undangan yang dinyatakan tidak sah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 24A UUD 1945 yang menyebutkan tidak bahwa mengikat. “Mahkamah Agung berwewenang mempunyai kekuatan hukum mengadili pada tingkat kasasi, menguji Dengan peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, langkah dan mempunyai wewenang lainnya yang disebutkan diberikan oleh undang-undang”. mekanisme memperhatikan hukum di sebagaimana atas, baik pengujian kedua yang bagaimana Undang-Undang Yang kemudian dipertegas dalam (UU) dengan Undang-Undang Dasar (UUD) ketentuan Pasal 31 Ayat 1,2,3,dan 4 sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 2004 Pasal 24C UUD 1945, maupun mekanisme tentang Perubahan Keduan atas Undang- pengujian peraturan perundang-undangan di Undang Nomor : 14 Tahun 1985 tentang bawah Mahkamah menyebutkan Undang-Undang (UU) sebagaimana yang bahwa “(1) Mahkamah Agung mempunyai diatur dalam Pasal 24A UUD 1945, telah wewenang menguji peraturan perundang- memberikan undangan di bawah undang-undang terhadap rakyat undang-undang, ketentuan-ketenuan Agung (2) yang Mahkamah Agung Undang-Undang kepastian bahwa jika (UU) dengan kepada seluruh ditemukan adanya hukum internasional menyatakan tidak sah peraturan perundang- dalam sebutan apapun yang secara materi undangan di bawah undang-undang atas dianggap bertentangan dengan kepentingan alasan nasional bertentangan dengan peraturan sebagaimana yang ditetapkan dalam UUD 1945, wajib ditolak. perundang-undangan yang lebih tinggi atau pembentukannya tidak memenuhi ketentuan Karena itu semua ketentuan hukum yang berlaku. (3) Putusan mengenai tidak yang mengesahkan (ratifikasi) atas konvensi sahnya atau perjanjian internasional yang ditetapkan peraturan perundang-undangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dengan dapat diambil baik berhubungan dengan dengan pemeriksaan pada tingkat kasasi maupun sebagaimana yang diatur dengan Undang- berdasarkan Undang Nomor : 24 Tahun 2000 tentang permhonan langsung pada 68 Undang-Undang Peraturan (UU) Pemerintah maupun (PP) KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 Perjanjian Internasional, dan jika dianggap Dasar 1945, yang mana kedua sumber bertentangan dengan peraturan perundang- hukum tersebut adalah merupakan undangan penjelmaan dapat dilakukan pengujian dari bangsa mampu menjadi perundang-undangan (judicial review) ke Indonesia, Mahkamah ke benteng terdepan di dalam menghalau Mahkamah Agung. Khususnya perundang- pengaruh-pengaruh asing khususnya di undangan di bidang HAKI. bidang hukum. Dan terlebih khusus Konstitusi ataupun akan jiwa lagi ketentuan-ketentuan hukum di bidang HAKI. F. Kesimpulan dan Saran c. Hukum ketatanegaraan Indonesia telah mengatur 1. Kesimpulan. pengujian a. Norma, kaidah maupun aturan hukum di bidang Hak Atas tentang mekanisme perundang-undangan (judicial review) terhadap semua jenis Kekayaan sistem hukum dan perundang-undangan yang hukum Indonesia telah dipengaruhi dianggap bertentangan dengan norma oleh norma, kaidah maupun ketentuan dan atau hukum dasar yang lebih hukum internasional. Hal ini dapat tinggi dalam hal ini Pancasila dan dilihat ketentuan UUD 1945. Baik peraturan perundang- perundang-undangan di bidang HAKI undangan yang dibuat dalam konteks didasarkan hasil ratifikasi konvensi hukum nasional maupun peraturan internasional perundang-undangan Intelektual (HAKI) dari Misalnya dalam semua di bidang konvensi HAKI. konvensi-konvensi dibuat dalam konteks pengesahan (ratifikasi) internasional atas perjanjian internasional. tentang WIPO, GATT, WTO, TRIPS dan yang rujukan 2. Saran. lainnya. a. Pemerintah, Dewan Perwakilan b. Konstitusi Indonesia yang dituangkan Rakyat (DPR) dan para stakeholders dalam sumber hukum materil yaitu di bidang hukum dan perundang- Pancasila undangan maupun dalam sumber harus mampu meng- eleminir ketentuan-ketentuan kon- hukum formil yaitu Undang-Undang 69 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 vensi internasional yang tidak sesuai dengan jiwa bangsa G.Daftar Pustaka. Indonesia, sebagaimana yang diamanatkan di 1. Buku. dalam Pancasila dan UUD 1945. Japan International Cooperation Agency (JICA). Training Material b. Negara, pemerintah, lembaga Enforcement of Intellectual legislasi dan para penegak hukum Property Rights. Jakarta 2004 harus mampu melakukan penyar- John M. Eschols, Hasan Shadily, Kamus ingan secara terhadap tegas dan aturan-aturan nyata Indonesia – Inggris. Jakarta ataupun 2005 kaidah-kaidah hukum asing (inter- Jimly Assidiqy,.Pengantar Hukum Tata nasional) yang telah nyata-nyata Negara, Kon-press Jakarta tidak sesuai dengan jiwa bangsa 2006 Indonesia, sebagaimana yang di- Mochtar Koesoemaatmadja. Pengantar amanatkan di dalam Pancasila dan Hukum Internasional, Alumni UUD 1945 Bandung 1986. United Nations Charter, The Year of 1945. c. Para stakeholders bangsa Indonesia Sri Soemantri, Hak Uji Materil di harus kritis terhadap setiap bentuk pengesahan (ratifikasi) internasional apapun Indnesia, Alumni Bandung hukum 1977, (konvensi, Sumaryono Suryokusumo, Universitas perrjanjian, traktat, dll) yang isinya Indonesia Press. Jakarta 2010. dianggap tidak sesuai dengan jiwa Yoyon Darusman, Disertasi “Pelaksanaan bangsa Indonesia sebagaimana yang Azas Konstitusi Berderajat diamanatkan di dalam Pancasila dan UUD 1945, pengujian dengan Tinggi Di Dalam Sistem Hukum melakukan Ketatanegaraan Indonesia, Di perundang-undangan Hubungkan Dengan Ratifikasi (judicial review) baik ke Mahkamah Knstitusi (MK) ataupun Konvensi Internasional-World ke Intellectual Property Mahkamah Agung (MA). Organization (WIPO) Copyrights Treaty. Jakarta 2012 70 KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013 f. Undang-undang Nomor : 14 Zaenal Arifin Hoesein, Judicial – Tahun 2001 tentang paten, Review Di Mahkamah Agung g. Undang-undang Nomor : 30 RI, Tiga Dekade Pengujian Peraturan Perundang- Tahun 2000 tentang Rahasia undangan, RajaGrafindo Dagang, h. Undang-undang Nomor : 31 Persada Jakarta 2009 Tahun 2000 tentang Desain Industri, 2. Jurnal, Majalah, Website. i. mk.press.ac.id. ma.press.ac.id. Undang-undang Nomor : 32 Tahun 2000 tentang Desain jica.press.ac.id Tata Letak Sirkuit Terpadu, j. 3. UNDANG-UNDANG. Undang-undang Nomor : 29 a. Undang-Undang Dasar 1945. Tahun b. Kitab Perlindungan Undang-Undang Tanaman. Hukum Perdata. c. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. d. Ordonansi-Ordonansi Hukum Kolonial Belanda. e. Undang-undang Nomor : 19 Tahun 2001 tentang Hak Cipta 71 2000 tentang Varitas