BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sebuah perusahaan tentunya ingin terus berkembang dan tujuannya dapat
tercapai. Dari beberapa literatur dapat diketahui bahwa dalam jangka panjang
tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Sartono
(2001:103) tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham. Sedangkan menurut Mardiyati et al. (2012) tujuan perusahaan
adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan dengan cara
meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan
semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga
pasar sahamnya. Tujuan pertama dari perusahaan adalah untuk mencapai
keuntungan yang maksimal, kedua untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau
para pemilik saham dan yang ketiga adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya. Secara substansial sebenarnya
ketiga tujuan tersebut tidak berbeda akan tetapi penekanan yang ingin dicapai
perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya bisa jadi akan berbeda (Martono
dan Harjito, 2005:2).
Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi
manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan
mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai
perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan
penting yang diambil perusahaan, diantaranya keputusan investasi, keputusan
1
pendanaan, dan kebijakan dividen. Terbentuknya kombinasi yang optimal atas
ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan
meningkatkan kemakmuran pemegang saham.
Bagi perusahaan yang sudah go public, memaksimalkan nilai pasar
perusahaan sama dengan memaksimalkan harga pasar saham (Sudana, 2011:7).
Kesejahteraan pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan juga
meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi
kepada pemegang saham. Margaretha (dalam Mardiyati et al., 2012:1)
menyatakan bahwa nilai perusahaan yang sudah go public di pasar modal
tercermin dalam harga saham perusahaan, sedangkan pengertian nilai perusahaan
yang belum go public nilainya terealisasi apabila perusahaan akan dijual (total
aset) dan prospek perusahaan, risiko usaha, lingkungan usaha dan lain-lain.
Di sisi lain, dengan adanya perkembangan perekonomian, banyak perusahaan
dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk
memenuhi kebutuhan modal. Perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal
untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan
untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan
perusahaan tersebut kepada masyarakat atau publik (go public). Pasar modal
merupakan media
yang sangat
efektif untuk
dapat
menyalurkan dan
menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi
investor (Nurrohim, 2008).
Pemenuhan modal yang berasal dari sumber dana eksternal akan menentukan
kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya sekaligus meningkatkan
2
risiko keuangan perusahaan tersebut. Dalam komposisi tertentu, utang akan
meningkatkan produktivitas perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Akan tetapi, jika
komposisi utang menjadi berlebihan maka yang terjadi adalah peningkatan risiko
keuangan yang dapat meningkatkan risiko kebangkrutan apabila kondisi bisnis
perusahaan tidak bagus. Penggunaan utang juga akan memunculkan biaya tetap
berupa beban bunga yang akan menyebabkan penurunan jumlah pembagian
dividen untuk membayar pinjaman sekaligus bunganya. Hal tersebut dapat
meningkatkan risiko investasi karena ketidakpastian pengembalian bagi para
pemegang saham. Para investor cenderung menghindari risiko dalam berinvestasi
sehingga tingkat penggunaan utang dari suatu perusahaan merupakan variabel
yang penting dalam penilaian saham perusahaan. Oleh karena itu, manajemen
harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan utangnya agar bisa menaikkan
nilai perusahaan.
Penelitian mengenai hubungan kebijakan utang dengan nilai perusahaan
menunjukkan hasil yang berbeda-beda diantara peneliti. Mardiyati et al. (2012)
menemukan bahwa kebijakan utang mempunyai pengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan ini serupa dengan penelitian
Rustendi dan Jimmi (2008) yang membuktikan bahwa utang mempunyai
hubungan yang positif dengan nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa
peningkatan utang akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian tersebut
bertentangan
dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh
Sujoko dan
Soebiantoro (2007) yang membuktikan bahwa kebijakan utang berpengaruh
3
negatif terhadap nilai perusahaan. Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) juga
menyimpulkan tidak adanya pengaruh antara kebijakan utang dengan nilai
perusahaan. Oleh karena hasil yang tidak konsisten tersebut maka penelitian ini
kembali menguji pengaruh kebijakan utang terhadap nilai perusahaan. Hasil yang
tidak konsisten tersebut juga mendorong peneliti untuk memasukkan kebijakan
dividen sebagai variabel pemoderasi.
Berkaitan dengan kinerja operasional yang dilakukan, nilai perusahaan juga
ditentukan oleh profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan suatu indikator
kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengelola kekayaan
perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang
dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan keputusan investasi yang
dilakukan perusahaan. Salah satu indikator penting bagi investor dalam menilai
prospek perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan
prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai
perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebintoro, 2007).
Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
menunjukkan hasil yang sama. Prasetyorini (2013) dan Setiyati (2012) yang
menghitung profitabilitas dengan rasio ROE menemukan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010), variabel profitabilitas yang diukur
melalui net profit margin (NPM) menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Alasan memasukkan variabel
4
profitabilitas dalam penelitian ini adalah peneliti ingin melihat konsistensi hasil
penelitian di periode pengamatan yang berbeda. Selain itu, peneliti ingin menguji
hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan yang dipengaruhi oleh variabel
kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi.
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar
dividen. Dalam hal ini manajer harus memutuskan apakah laba yang diperoleh
selama satu periode akan dibagikan seluruhnya atau hanya sebagian yang
dibagikan sebagai dividen dan sisanya ditahan perusahaan atau biasa disebut laba
ditahan (retained earning). Kebijakan dividen yang optimal (optimal dividend
policy) adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara
dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan
harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2001:66).
Di dalam pelaksanaannya, kebijakan dividen dalam suatu perusahaaan
merupakan hal yang kompleks karena melibatkan kepentingan banyak pihak yang
terkait. Tujuan investasi pemegang saham adalah untuk meningkatkan
kesejahteraannya dengan memperoleh return dari dana yang di investasikan. Bagi
pihak manajemen perusahaan lebih berorientasi pada peningkatan nilai
perusahaan. Kreditur membutuhkan informasi mengenai kebijakan dividen ini
untuk menilai dan menganalisa kemungkinan return yang akan diperoleh jika
memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan. Kebijakan mengenai pembayaran
dividen merupakan hal yang penting yang menyangkut apakah arus kas akan
dibayarkan kepada investor atau akan ditahan untuk di investasikan kembali oleh
perusahaan. Besarnya dividen yang dibagikan tergantung pada kebijakan dividen
5
masing-masing perusahaan. Proporsi net income after tax yang dibagikan sebagai
dividen biasanya dipresentasikan dalam Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend
payout ratio inilah yang menentukan besarnya dividen per lembar saham
(dividend per share). Jika dividen yang dibagikan besar maka hal tersebut akan
meningkatkan harga saham yang juga berakibat pada peningkatan nilai
perusahaan.
Kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi pengaruh kebijakan utang dan
profitabilitas terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan kebijakan dividen
dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan. Kebijakan dividen menarik
digunakan sebagai variabel pemoderasi karena memaksimumkan nilai perusahaan
dapat dicapai bila perusahaan memperhatikan pemegang saham (Mahendra et al.,
2012). Menurut Sumarto (2007:2), kebijakan dividen mengemban dua
kepentingan yaitu kepentingan meningkatkan nilai perusahaan dan stabilitas
perusahaan. Pembagian dividen mengisyaratkan prospek perusahaan yang baik.
Hal itu dikarenakan perusahaan dengan tingkat kemampuan laba yang tinggi dan
prospek ke depan yang cerahlah yang mampu untuk membagikan dividen.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, dimana
penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian Erlangga
dan Suryandari (2009) menemukan bahwa kebijakan dividen yang diukur dengan
DPR dapat memoderasi hubungan antara kinerja keuangan (return on asset) dan
nilai perusahaan (Tobins’ Q). Hasil yang berbeda dikemukakan oleh Mahendra et
al. (2012), kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi
hubungan antara profitabilitas dan utang (leverage) terhadap nilai perusahaan.
6
Arieska dan Gunawan (2011) juga menyimpulkan bahwa dividend yield bukan
merupakan variabel pemoderasi yang dapat menginteraksi hubungan antara
keputusan pendanaan (debt to equity ratio) dengan nilai pemegang saham.
Berdasarkan uraian di atas memberikan inspirasi bagi peneliti untuk meneliti
kembali pengaruh dari kebijakan utang dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan serta menguji kembali bagaimana kebijakan dividen memoderasi
hubungan antara kebijakan utang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian hasil penelitian ini akan membuktikan apakah terjadi penguatan
konsistensi terhadap teori yang terjadi selama ini atau sebaliknya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang diuraikan pada latar belakang masalah di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah kebijakan utang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ?
2.
Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ?
3.
Apakah kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara kebijakan
utang dan nilai perusahaan ?
4.
Apakah kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas
dan nilai perusahaan ?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang diharapkan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
7
1.
Untuk menguji secara empiris pengaruh kebijakan utang terhadap nilai
perusahaan.
2.
Untuk menguji secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
3.
Untuk menguji secara empiris pengaruh kebijakan dividen pada hubungan
antara kebijakan utang dan nilai perusahaan.
4.
Untuk menguji secara empiris pengaruh kebijakan dividen pada hubungan
antara profitabilitas dan nilai perusahaan.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai
berikut :
1.
Kontribusi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan-kebijakan perusahaan
dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, para investor juga
bisa menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk
menilai perusahaan consumer goods di Indonesia.
2.
Kontribusi Teoretis
Sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang kebijakan-kebijakan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Disamping itu, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan
8
referensi dalam penelitian sejenis pada masa mendatang sehingga penelitian
ini dapat disempurnakan.
Ruang Lingkup Penelitian
1.5
Agar masalah dalam penelitian ini dapat terpecahkan dan tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, maka penulis perlu membatasi permasalahan hanya
pada pengaruh kebijakan utang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
dengan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi. Sementara itu, obyek
yang dijadikan penelitian dibatasi pada perusahaan consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008 sampai dengan tahun
2012.
9
10
Download