BTL 2B_IND.pmd - usaid prioritas

advertisement
Pengajaran Profesional dan
Pembelajaran Bermakna 2
Desember 2009
Modul Pelatihan
Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency
for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini merupakan tanggung jawab
konsorsium proyek Decentralized Basic Education 3 (DBE3) dan tidak mencerminkan pandangan USAID
atau pemerintah Amerika Serikat.
Daftar Isi
Daftar Isi
Kata Pengantar
Jadwal Pelatihan (contoh)
i
iiii
Unit 1
Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
1
Unit 2
Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
25
Unit 3
Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
91
Unit 4
Persiapan dan Praktik Mengajar
117
Unit 5
Bagaimana Peran Kepala Sekolah (KS) dan Pengawas Sekolah (PS) dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
149
Unit 6
Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
173
Unit 7* Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif?
189
Unit 8* Bagaimana Memberdayakan MGMP?
201
Unit 9* Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
239
* Unit 7, 8, dan 9 digunakan hanya untuk pelatihan fasilitator
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
8
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Decentralized Basic Education 3 (DBE3) Project, yang didanai USAID, bertujuan untuk
mendukung Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama dalam meningkatkan mutu
dan relevansi pendidikan menengah pertama dan pendidikan non formal. Untuk mencapai tujuan
itu, DBE3 telah mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan guru di enam propinsi,
yaitu: Sumatra Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Untuk keperluan pelatihan tersebut dikembangkanlah modul dengan nama “Pengajaran Profesional
dan Pembelajaran Bermakna 2”. Modul ini terdiri atas sembilan unit (Unit 1–9), tetapi tidak
semua unit disajikan di setiap tingkatan pelatihan. ToT di tingkat Nasional dan tingkat Provinsi
menggunakan semua unit, sedangkan pelatihan di kabupaten hanya menggunakan Unit 1 sampai
dengan Unit 6.
Unit 1: Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup. Unit ini membahas
potensi pembelajaran kontekstual dalam mengembangkan kecakapan hidup. Analisis yang
digunakan pada unit ini memungkinkan peserta untuk terus mengidentifikasi kemungkinan
penggunaan pembelajaran kontekstual dalam mengembangkan kecakapan hidup.
Unit 2: Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Unit ini
terdiri atas tiga sub unit yaitu sub Unit 2A: Pertanyaan/Tugas yang Mendorong Siswa untuk
Berbuat dan Berpikir Tingkat Tinggi. Pada sub unit ini peserta akan dilatih bagaimana merumuskan
pertanyaan tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) sehingga mereka dapat
melengkapi pembelajarannya dengan pertanyaan tersebut. Sub Unit 2B: Pemecahan Masalah, berisi
bagaimana guru dapat memasukkan pemecahan masalah secara individu dan kelompok untuk
mengembangkan kecakapan akademik dan sosial dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Sub
Unit 2C: Pembelajaran Kooperatif. Sub Unit ini membahas secara praktis pembelajaran kooperatif
untuk pengembangan kecakapan personal dan sosial siswa.
Unit 3: Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar. Unit ini
secara praktis dan mendalam membahas bagaimana penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dengan menciptakan lingkungan belajar ini,
misalnya, pencapaian tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah, iklim belajar kondusif, dan
sebagainya. Sumber belajar tidak harus merupakan media yang mahal dan rumit, tetapi yang paling
utama adalah kecocokan dengan kompetensi dasar.
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar. Unit ini akan memfasilitasi guru agar bisa membuat
persiapan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah, kemampuan bekerjasama, sekaligus mempraktikannya di sekolah
latihan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
i
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Unit 5: Bagaimana Peran Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu
Pembelajaran? Pada unit ini dipaparkan secara praktis bagaimana PS dan KS, sebagai unsur kunci
di samping guru, dapat memberikan andil dalam melakukan pembaharuan guna peningkatan mutu
pembelajaran di sekolahnya.
Unit 6: Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut. Pelatihan akan sangat bermanfaat apabila
ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan gagasan yang diperoleh dalam pelatihan. Unit ini
akan memberi fasilitasi kepada tiga unsur kunci pembaharuan di sekolah (Guru, Kepala Sekolah,
dan Pengawas) dalam membuat Rencana Tindak Lanjut: Apa saja yang perlu dilakukan di sekolah
segera setelah pelatihan berakhir.
Unit 7: Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif. Unit ini memberikan ketrampilan
kepada peserta dalam memberikan pendampingan dengan baik dan benar, sehingga pihak yang
didampingi akan merasa nyaman, tertarik, dan tertantang untuk melaksanakan pembaharuan
pembelajaran.
Unit 8: Bagaimana Memberdayakan MGMP?. Kegiatan MGMP adalah kegiatan yang sangat penting
untuk meningkatkan profesionalisme guru. Kegiatan MGMP harus benar-benar merupakan
kegiatan praktis yang dibutuhkan oleh guru. Unit ini memberikan dan menggali beberapa kegiatan
yang dimaksud.
Unit 9: Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? Unit ini memberikan ketrampilan dan
pemahaman kepada peserta untuk melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan selama persiapan,
pelaksanaan, dan pasca-pelatihan.
Modul ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa dan guru. Metode pembelajaran
interaktif yang digunakan modul ini tidak hanya untuk memotivasi peserta dalam pelatihan, namun
juga untuk menyediakan model berbagai metode yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas.
Suasana pelatihan yang banyak mengaktifkan peserta juga dimaksudkan memberi pesan bahwa
suasana seperti itulah yang diharapkan terjadi di sekolah nanti.
Penyusunan pembelajaran di tiap sesi dalam modul ini menggunakan kerangka sederhana yang
disebut ICARE. Pendekatan ini meliputi lima unsur kunci pengalaman pembelajaran, yaitu:
Introduction (Kenalkan), Connection (Hubungkan), Application (Terapkan), Reflection (Refleksi),
dan Extension (Kegiatan Lanjutan). Penggunaan kerangka ICARE dimaksudkan untuk memastikan
bahwa para peserta memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari.
Pendekatan ini adalah pendekatan yang hanya digunakan selama pelatihan. Pendekatan pengajaran
yang dilakukan oleh guru di dalam kelas tidak harus menggunakan pendekatan ini.
Akhirnya keberhasilan peningkatan mutu pendidikan berada di semua tingkatan dengan semangat
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”, “Keberanian mencoba hal baru tanpa takut salah”,
dan “Memulai oleh diri sendiri tanpa menunggu contoh dari orang lain”.
ii
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kata Pengantar
JADWAL PELATIHAN (contoh)
Jadwal di bawah ini adalah (1) untuk pelatihan sekolah dan (2) untuk pelatihan fasilitator.
Pelatihan fasilitator termasuk tiga unit tambahan dibanding pelatihan sekolah, yaitu unit 7 s.d. 9.
Jadwal tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan setiap daerah, tetapi sebaiknya waktu tidak
dikurangi karena akan mengurangi efektivitas pelatihan.
Jadwal Pelatihan Sekolah
Waktu
Topik/Kegiatan
Fasilitator
Keterangan
Hari 1
08.00 – 08.45
30’
•
•
Pembukaan·
Pleno
Penjelasan umum tentang proyek DBE3 dan
pelatihan
08.45 – 10.00
90’
Unit 1: PAKEM/CTL dalam Pengembangan
Kecakapan Hidup
10.00 – 10.15
15’
Istirahat
10.15 – 11.45
90’
Unit 2: Bagaimana Teknik Pembelajaran untuk
Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Pleno
Pleno
2a: Pertanyaan/tugas yang mendorong siswa
untuk berbuat/berpikir tingkat tinggi
11.45 – 12.15
30’
2b: Menggunakan pertanyaan/tugas untuk
kegiatan pemecahan masalah
12.15 – 13.30
75’
Istirahat
13.30 – 14.30
60’
2b: Menggunakan pertanyaan/tugas untuk
kegiatan pemecahan masalah (lanjutan)
Pleno
14.30 – 16.30
120’
2c: Pembelajaran Kooperatif
Pleno
08.00 – 10.00
120’
Unit 3: Bagaimana Menciptakan Lingkungan
Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Pleno
10.00 – 10.15
15’
Istirahat
10.15 – 12.15
120’
Unit 4:: Persiapan dan Praktik Mengajar
Pleno
Hari 2
1. Kesepakatan penekanan kegiatan dalam
2.
3.
4.
5.
6.
mata pelajaran
Modelling
Penyusunan RPP/sesi parallel untuk KS dan
PS (unit 5)
Simulasi
Modelling pendampingan
Penyempurnaan RPP
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Pleno/
Kelompok
Mata
Pelajaran
iii
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Waktu
Topik/Kegiatan
12.15 – 13.30
75’
Istirahat
13.30 – 16.30
180’
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar
(lanjutan)
Fasilitator
Keterangan
SESI KHUSUS KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS (diselenggarakan secara paralel
dengan sesi mata pelajaran)
13.30 – 15.00
90’
Unit 5: Bagaimana Peran KS dan PS dalam
meningkatkan Mutu Pembelajaran?
1.
2.
3.
Pleno
Apa yang harus dikerjakan KS dan PS untuk
menunjang peningkatan mutu pembelajaran?
Apa yang perlu dilakukan untuk
peningkatan MGMP?
Pengamatan guru mengajar - persiapan
Hari 3
07.30 – 10.00
150’
Unit 4 (lanjutan): Praktik Mengajar
1. Praktik mengajar
10.00 – 10.15
15’
Istirahat
10.15 – 12.15
120’
2.
12.15 – 13.30
75’
Istirahat
13.30 – 15.00
90’
Unit 6: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
(RTL)
15.00 – 15.30
30’
Penutupan
iv
Praktik pendampingan, umpan balik dari
praktik mengajar
Di sekolah
Di tempat
pelatihan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kata Pengantar
2. JADWAL PELATIHAN ToT (Pelatih Nasional dan Fasilitator
Daerah)
Waktu
Topik/Kegiatan
Fasilitator
Keterangan
Hari 1
08.00 – 08.45
30’
•
•
Pembukaan·
Pleno
Penjelasan umum tentang proyek DBE3 dan
pelatihan
08.45 – 10.00
90’
Unit 1: PAKEM/CTL dalam Pengembangan
Kecakapan Hidup
10.00 – 10.15
15’
Istirahat
10.15 – 11.45
90’
Unit 2: Bagaimana Teknik Pembelajaran untuk
Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Pleno
Pleno
2a: Pertanyaan/tugas yang mendorong siswa
untuk berbuat/berpikir tingkat tinggi
11.45 – 12.15
30’
2b: Menggunakan pertanyaan/tugas untuk
kegiatan pemecahan masalah
12.15 – 13.30
75’
Istirahat
13.30 – 14.30
60’
2b: Menggunakan pertanyaan/tugas untuk
kegiatan pemecahan masalah (lanjutan)
Pleno
14.30 – 16.30
120’
2c: Pembelajaran Kooperatif
Pleno
08.00 – 10.00
120’
Unit 3: Bagaimana Menciptakan Lingkungan
Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Pleno
10.00 – 10.15
15’
Istirahat
10.15 – 12.15
120’
Unit 4:: Persiapan dan Praktik Mengajar
Pleno
Hari 2
7. Kesepakatan penekanan kegiatan dalam
mata pelajaran
8. Modelling
9. Penyusunan RPP/sesi parallel untuk KS dan
PS (unit 5)
10. Simulasi
11. Modelling pendampingan
12. Penyempurnaan RPP
12.15 – 13.30
75’
Istirahat
13.30 – 16.30
180’
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar
(lanjutan)
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Pleno/
Kelompok
Mata
Pelajaran
v
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Waktu
12.15 – 13.30
Topik/Kegiatan
75’
13.30 – 16.30 180’
Fasilitator
Keterangan
Istirahat
Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar
(lanjutan)
Hari 3
08.30 – 09.30
90’
Unit 5: Bagaimana Peran KS dan PS dalam
meningkatkan Mutu Pembelajaran?
1.
Apa yang harus dikerjakan KS dan PS untuk
menunjang peningkatan mutu pembelajaran?
2.
Apa yang perlu dilakukan untuk
peningkatan MGMP?
3.
Pengamatan guru mengajar - persiapan
09.30 - 09.45
15’
Istirahat
09.45 - 11.15
90’
Unit 7 (T): Bagaimana Pendampingan yang
Efektif?
11.15 - 12.15
60’
Unit 8 (T): Bagaimana Memberdayakan
MGMP?
1. Apa sajakah yang sebaiknya masuk program
MGMP?
2. Bagaimana pola kegiatan MGMP yang baik?
3. Simulasi berbagai legiatan MGMP
4. Organisasi MGMP (tk Kab/Rayon/Sekolah)
12.15 - 13.30
75’
Istirahat
13.30 - 14.30
60’
Unit 8 (T): Bagaimana Memberdayakan
MGMP? (lanjutan)
14.30. - 16.00
90’
Unit 9 (T): Bagaimana Menjadi Fasilitator yang
Efektif
16.00 - 16.30
30’
Pengecekan Persiapan untuk Praktek Mengajar
(pada esok harinya)
150’
Unit 4 (lanjutan): Praktik Mengajar
Pleno
Di sekolah
Di tempat
pelatihan
Pleno
Hari 4
07.30 - 10.00
Di sekolah
1. Praktik mengajar
10.00 - 10.15
15'
Istirahat
10.15 - 12.15
120'
2. Praktik pendampingan, umpan balik dari
praktik mengajar
12.15 - 13.30
75'
Istirahat
13.30 - 15.00
90'
Unit 6: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
(RTL)
15.00 - 15.30
30'
Penutupan
Di tempat
pelatihan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kata Pengantar
Presentasi Pendahuluan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
vii
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
viii
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
UNIT 1
Pembelajaran Kontekstual
dalam Pengembangan
Kecakapan Hidup
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
Unit 1
Pembelajaran Kontekstual dalam
Pengembangan Kecakapan Hidup
Pendahuluan
Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu siswa BERTAHAN
HIDUP atau bahkan MEWARNAI KEHIDUPAN. Karena itu, pembelajaran di sekolah tidak
seharusnya diarahkan untuk sekedar mengenal, mengingat, atau memahami ilmu pengetahuan.
Siswa harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya untuk bekal mereka
dalam mengenali dan mengatasi masalah kehidupan, atau bahkan dalam menciptakan sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan.
Kecakapan untuk bisa bertahan hidup atau bahkan mewarnai kehidupan ini dikenal dengan istilah
Life Skills atau Kecakapan Hidup. Kecakapan Hidup ini dapat dikelompokkan ke dalam empat
kelompok, yaitu: (a) Kecakapan Personal, (b) Kecakapan Sosial, (c) Kecakapan Akademis, dan (d)
Kecakapan Vokasional (Kejuruan).
Di dalam kesempatan ini, hanya ada 2 kelompok kecakapan hidup yang akan dikembangkan, yaitu
Kecakapan Akademis dan Kecakapan Sosial. Dari Kecakapan Akademis akan dikembangkan
Kecakapan dalam Memecahkan Masalah dan dalam Pengambilan Keputusan. Dari Kecakapan Sosial
akan dikembangkan kecakapan bekerja dalam kelompok dan kecakapan belajar secara kooperatif.
Selama ini, di jenjang SMP telah dikembangkan pola pembelajaran kontekstual. Pola pembelajaran
kontekstual ini memiliki beberapa ciri, antara lain menuntut siswa untuk aktif dan kreatif,
menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar,
dan bekerja dalam kelompok. Tampak, pembelajaran kontekstual memiliki kontribusi untuk
pengembangan kecakapan hidup. Akan tetapi, meskipun telah dilatihkan secara intensif,
pembelajaran kontekstual belum diterapkan secara mantap.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diarahkan untuk menyadari pentingnya peranan pembelajaran
kontekstual dalam pengembangan kecakapan hidup siswa. Secara khusus, peserta pelatihan
diharapkan mampu:
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
3
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
Menentukan keterampilan/kecakapan hidup yang bisa dikembangkan melalui pembelajaran
kontekstual.
Menemukan strategi untuk meningkatkan komitmen guru dalam menerapkan pembelajaran
kontekstual di kelas.
•
Pertanyaan Kunci
Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan ini antara lain:
•
•
Kecakapan hidup apa saja yang bisa dikembangkan oleh pembelajaran kontekstual?
Strategi apa yang bisa digunakan supaya guru mau menerapkan pembelajaran kontekstual
secara terus-menerus di kelas?
Petunjuk Umum
Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik, berikut disampaikan beberapa petunjuk
umum.
•
Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif mengamati video pembelajaran IPA
dan menemukan aspek kecakapan hidup yang terdapat di dalamnya.
Manakala tidak ada video atau video tidak bisa ditayangkan, alternatif yang bisa dilakukan
adalah: (1) Introduction: menyampaikan tujuan dan skenario; (2) Connection: presentasi
tentang kecakapan hidup dan Pembelajaran Kontekstual; (3) Application: diskusi kelompok
potensi Pembelajaran Kontekstual dalam pembentukan kecakapan hidup dan cara
meningkatkan komitmen guru dalam menerapkan Pembelajaran Kontekstual di kelas; (4)
Reflection: merenungkan kembali tujuan dan proses serta hasil yang telah dicapai; dan (5)
Extension: membaca informasi tambahan dan materi-materi pembelajaran kontekstual dan
kecakapan hidup untuk memantapkan pemahaman tentang kedua hal tersebut.
Fasilitator hendaknya menyediakan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual secara tertulis,
sehingga bisa dijadikan bahan oleh peserta untuk mengidentifikasi kontribusi pembelajaran
kontekstual dalam pengembangan kecakapan hidup.
Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk mengeluarkan pendapatnya secara objektif
sehingga menghasilkan pemikiran yang tepat sasaran.
•
•
•
Sumber dan Bahan
•
•
Rekaman video yang memuat kecakapan hidup
Catatan tentang Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
4
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
•
•
•
•
•
•
Handout Peserta 1.1: Identifikasi Aspek Kecakapan Hidup dalam Tayangan Video
Handout Peserta 1.2: Identifikasi Potensi Pakem/CTL untuk Kecakapan Hidup
Handout Peserta 1.3: Identifikasi Faktor dan Upaya Peningkatan Komitmen dalam
Menerapkan Pembelajaran Kontekstual
Informasi Tambahan 1.1: Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
Informasi Tambahan 1.2: Definisi Kecakapan Hidup
Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan
gunting.
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Rincian alokasi waktu dapat dilihat
pada setiap tahapan penyampaian sesi ini.
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
•
•
•
Proyektor LCD
Laptop atau personal computer untuk presentasi
Layar proyektor LCD
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia.
Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan
kertas flipchart.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
5
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Ringkasan Sesi
Introduction
10 menit
Connection
20 menit
Application
50 menit
Reflection
10 menit
Fasilitator
menyampaikan
tujuan dan hasil
yang
diharapkan,
serta gambaran
selintas tentang
kecakapan
hidup.
Menyaksikan
tayangan Video
Menganalisis
tayangan video
Diskusi
kelompok
tentang: (a)
kecakapan
hidup dalam
video, (b)
potensi
pembelajaran
kontekstual
untuk
kecakapan
hidup, (c) cara
memotivasi
penerapan
pembelajaran
kontekstual.
Menilai sejauh
mana kegiatan
sesi telah
mencapai
tujuan
Peserta
menuliskan
hasil refleksi
dari unit ini.
Extension
Membaca
sumber lain
yang
berhubungan
dengan
pembelajaran
kontekstual
dan kecakapan
hidup.
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (10 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini
(2) Fasilitator menyampaikan beberapa catatan terkait dengan kecakapan hidup untuk jenjang
SMP
(3) Fasilitator menyampaikan bahwa sebentar lagi peserta akan diajak menonton tayangan video.
Mereka dituntut memperhatikan dan merekam aspek-aspek kecakapan hidup yang terdapat
dalam tayangan video tersebut.
(4) Fasilitator mengingatkan bahwa rekaman tersebut akan dimanfaatkan dalam diskusi
selanjutnya.
Connection (20 menit)
(1) Fasilitator menyediakan dan membagikan Handout Peserta 1.1: Identifikasi Aspek Kecakapan
Hidup dalam Tayangan Video untuk diisi oleh peserta. Format terdiri atas tiga kolom dan tiga
6
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
Catatan untuk Fasilitator
Terdapat bermacam-macam kecakapan hidup yaitu:
1
a)
b)
c)
d)
Kecakapan personal,
Kecakapan sosial,
Kecakapan akademis, dan
Kecakapan kejuruan atau vokasional.
Untuk jenjang SMP, jenis kecakapan hidup yang menjadi fokus program pelatihan
ini adalah:
a) Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
b) Kerja kelompok dan belajar secara kooperatif.
baris. Kolom pertama berisikan aspek kecakapan hidup. Kolom kedua berisi tempat untuk
menuliskan deskripsi dari kejadian dalam tayangan video yang cocok dengan pengembangan
aspek kecakapan hidup. Kolom ketiga berisi saran perbaikan pembelajaran apabila upaya
pengembangan kecakapan hidup tidak tampak dalam tayangan video tersebut.
(2) Fasilitator menayangkan suatu video pembelajaran mata pelajaran IPA, upayakan gambar dan
suara dapat diterima dengan baik oleh seluruh peserta dari tempat duduknya.
(3) Fasilitator memantau dan mendorong setiap peserta agar mengisi format yang telah
diberikan.
Application (50 menit)
Kegiatan 1: Diskusi Tayangan Video (10 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk duduk berkelompok kecil
(2) Fasilitator, secara klasikal, mengajak peserta untuk berbagi tentang temuan dari hasil
pengamatan video, dan menekankan bahwa “Pembelajaran Kontekstual tampaknya
mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan kecakapan hidup”.
Kegiatan 2: Diskusi Potensi Pembelajaran Kontekstual (20 menit)
(1) Fasilitator membagikan Informasi Tambahan 1.1 yang berisikan beberapa prinsip pembelajaran
kontekstual
(2) Faslitator membagikan Handout Peserta 1.2: Identifikasi Potensi Pakem/CTL untuk Kecakapan
Hidup dan meminta peserta untuk mendiskusikan potensi pembelajaran kontekstual dalam
pembentukan kecakapan hidup ditinjau dari masing-masing prinsip yang diberikan.
(3) Tuliskan hasil diskusi di kertas flipchart untuk dipajangkan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
7
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Catatan untuk Fasilitator
Beberapa prinsip dalam pembelajaran kontekstual antara lain:
1
1. mendorong anak belajar secara aktif (learning by doing).
2. mendorong anak berkreasi dengan menggunakan pikirannya sendiri, tidak
sekedar meniru pikiran guru atau teman
3. mendorong anak melakukan inkuiri dan mempertanyakan (questioning)
terhadap informasi yang dibutuhkan
4. mendorong anak belajar secara bersama-sama dalam masyarakat belajar
5. mendorong digunakannya asesmen yang otentik
6. mendorong anak untuk selalu melakukan refleksi terhadap proses dan hasil
belajar yang telah dilakukan
(4) Fasilitator menekankan “Mengingat Pentingnya Peran Pembelajaran Kontekstual
dalam Pengembangan Kecakapan Hidup, dan Masih Rendahnya Komitmen Guru
dalam Menerapkan Pembelajaran Kontekstual, Perlu Diidentifikasi Faktor dan
Upaya yang Bisa Dilakukan untuk Meningkatkan Komitmen Guru Menerapkan
Pembelajaran Kontekstual”
Kegiatan 3: Diskusi Upaya Peningkatan Komitmen Guru (20 menit)
(1) Fasilitator membagikan Handout Peserta 1.3: Identifikasi Faktor dan Upaya Peningkatan
Komitmen Menerapkan Pembelajaran Kontekstual dan diskusikan dalam kelompok.
(2) Tuliskan hasil diskusi di kertas flipchart dan memajangkan hasilnya di dalam ruangan.
(3) Fasilitator memandu peserta untuk berkeliling dan menemukan serta menuliskan ide yang
muncul di setiap kelompok dan ide atau isyu yang unik di setiap kelompok.
(4) Fasilitator selanjutnya memberikan penguatan tentang potensi pembelajaran kontekstual dalam
pembentukan kecakapan hidup dan memotivasi peserta untuk menerapkan pembelajaran
kontekstual demi dimiliki dan terkuasainya kecakapan hidup.
Reflection (10 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk merenungkan kembali apakah tujuan dari sesi ini telah
tercapai atau belum.
(2) Fasilitator mendorong peserta untuk menuliskan hal penting yang mereka pelajari saat itu,
mengapa hal itu dipandang lebih penting dari hal lain yang juga dipelajari pada sesi itu, hal
penting apa lagi yang masih diperlukan agar menjadi lebih baik lagi, serta apa rencana tindak
lanjut terkait dengan telah dimilikinya hal penting tersebut.
8
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
Extension
Fasilitator mendorong peserta untuk:
(1) Menggali dan menemukan butir-butir penting lain tentang pembelajaran kontekstual dan
kecakapan hidup.
(2) Mempelajari dan mencermati Informasi Tambahan 1.2: Definisi Kecakapan Hidup yang
disediakan di unit ini.
(3) Mengidentifikasi salah satu pengalaman pembelajaran yang paling tinggi (paling rendah) kadar
penerapan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstualnya. Mengapa bisa terjadi?
(4) Mencari strategi bagaimana membantu guru mau dan mampu menerapkan pembelajaran
yang kadar kontekstualnya lebih tinggi?
Pesan Utama
Pembelajaran Kontekstual memiliki potensi yang besar untuk pengembangan kecakapan hidup.
Karena itu, guru perlu terus menerus berupaya menerapkan pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran yang dilakukan sehari-hari secara efektif dan efisien.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
9
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 1.1
Identifikasi Aspek Kecakapan Hidup
dalam Tayangan Video
Petunjuk: Tuliskan secara deskriptif temuan aspek kecakapan dalam tayangan video pada kolom
ke-2 dan ide pengembangan aspek kecakapan hidup pada kolom ke-3
Aspek Kecakapan
Hidup yang
Seharusnya
Dikembangkan
Terlihat dalam Tayangan Video,
yaitu ketika ....
Tidak Terlihat dalam Tayangan
Video, tetapi Bisa
Dikembangkan dengan ...........
Pemecahan Masalah/
Pengambilan
Keputusan
Kerja Kelompok/
Pembelajaran
Kooperatif
10
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
Handout Peserta 1.2
Identifikasi Potensi Pakem/CTL
untuk Kecakapan Hidup
Petunjuk: Berikan tanda centang ( ) pada kolom yang disediakan bila aspek PAKEM/CTL
tersebut berkontribusi dalam pengembangan kecakapan hidup.
KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL dalam
PENGEMBANGAN:
PRINSIP-PRINSIP CTL
Kecakapan Akademis
(Pemecahan Masalah,
Pengambilan Keputusan, dll)
Kecakapan Sosial
(Bekerja dan Belajar
secara Kooperatif, dll.)
Anak belajar aktif
(learning by doing)
Anak menggunakan
pikirannya sendiri
Anak melakukan
inkuiri dan selalu
mempertanyakan
Mengembangkan
masyarakat belajar
Menggunakan asesmen
otentik
Anak melakukan
refleksi terhadap
proses dan hasil
belajarnya
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
11
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 1.3
Identifikasi Faktor dan Upaya Peningkatan Komitmen
dalam Menerapkan Pembelajaran Kontekstual
Faktor yang Mempengaruhi Komitmen
Guru dalam Menerapkan Pembelajaran
Kontekstual
Upaya yang Perlu Dilakukan untuk
Meningkatkan Komitmen Guru dalam
Menerapkan Pembelajaran Kontekstual
Kemampuan
Guru
Kebijakan
Sekolah
Dukungan
Komite
Sekolah
Dukungan
Pengawas
Dukungan
Fasilitator
Daerah
Kebijakan
Dinas
Pendidikan
Lainnya:
.....................
12
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
Informasi Tambahan 1.1
Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
Beberapa prinsip dalam pembelajaran kontekstual antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mendorong anak belajar secara aktif (learning by doing);
Mendorong anak berkreasi dengan menggunakan pikirannya sendiri, tidak sekedar meniru
pikiran guru atau teman;
Mendorong anak melakukan inkuiri dan mempertanyakan (questioning) terhadap informasi
yang dibutuhkan;
Mendorong anak belajar secara bersama-sama dalam masyarakat belajar;
Mendorong digunakannya asesmen yang otentik;
Mendorong anak untuk selalu melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar yang
telah dilakukan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
13
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Informasi Tambahan 1.2
Definisi Kecakapan Hidup
Definisi kecakapan hidup yang digunakan dalam unit ini adalah sesuai dengan definisi yang
dirumuskan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Kecakapan Hidup:: kecakapan yang memungkinkan orang dapat secara positif dan adaptif
mengatasi situasi dan tuntutan hidup sehari-hari, seperti berpikir kreatif dan kritis,
mengambil keputusan yang tepat, memecahkan masalah, dan bersikap tanggung jawab.
Kecakapan-kecakapan ini berkaitan dengan kesehatan pribadi remaja (fisik dan emosi),
pengembangan keluarga dan masyarakat, partisipasi sebagai warga negara, juga partisipasi
sebagai tenaga kerja.
Sumber: Departemen Pendidikan Nasional
Banyak guru di Indonesia memandang Pendidikan Kecakapan Hidup hanya berupa kecakapan
vokasional atau pelatihan kerja. Akan tetapi, makna kecakapan hidup lebih dari itu. Kecakapan
Personal, Sosial dan Akademik juga kecakapan hidup yang penting untuk perkembangan anak. Di
Indonesia, Pendidikan Kecakapan Hidup didasarkan atas konsep bahwa anak muda perlu 1.) learn1
to know, 2.) learn to do, 3.) learn to live with others dan 4.) learn to be. Oleh karena itu,
kecakapan hidup terbagi atas empat kategori:
•
•
•
•
Kecakapan
Kecakapan
Kecakapan
Kecakapan
hidup Akademik (know)
hidup Vokasional (do)
hidup Personal (be), dan
hidup Sosial (live with others)
Kecakapan hidup dimasukkan dalam pendidikan dasar dan menengah, baik formal maupun nonformal sebagaimana ditetapkan dalam Sandar Nasional Pendidikan (pasal 13).
Tujuan pendidikan kecakapan hidup menurut Depdiknas adalah memberdayakan anak
muda (remaja)2 untuk mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang diperlukan untuk
1
National Plan of Action: Indonesia’s Education For All (2003) National Coordination Forum Education For All
2 Anak
muda atau remaja: anak yang berusia antara 12 and 16 tahun.
14
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
bertahan hidup dalam semua lingkungan dengan menggunakan sumber-sumber yang ada
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup mereka.
Depdiknas mendefinisikan siswa yang memiliki kecakapan hidup adalah mereka:
•
•
•
•
yang memiliki kecakapan, pengetahuan, sikap dan kesiapan agar berhasil dalam bekerja
dengan orang lain atau bekerja secara mandiri, yang akan membantu meningkatkan
kualitas hidup mereka;
yang memiliki motivasi dan etika tinggi agar berhasil dalam bekerja dan bersaing dalam
lingkungan lokal, domestik dan internasional (global) dan memenuhi tuntutan pasar;
yang memiliki kecakapan dan peluang untuk belajar sepanjang hayat sehingga mereka
dapat mencapai status yang sama dengan orang lain;
yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi mereka sendiri dan keluarga mereka dan
kaitan antara pendidikan untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan sosial.
Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi yang biasa digunakan untuk menjelaskan kecakapan hidup:
Definisi Kecakapan hidup: Istilah ini merujuk pada sekelompok besar kecakapan psiko-sosial
dan interpersonal yang dapat membantu orang untuk mengambil keputusan yang tepat,
berkomunikasi secara effektif, dan mengembangkan ketrampilan dalam mengatasi masalah dan
manajemen diri yang dapat membantu mereka memperoleh hidup yang sehat dan produktif.
Kecakapan hidup dapat diarahkan kepada tindakan pribadi dan tindakan kepada orang lain, juga
tindakan untuk mengubah lingkungan sekitar agar kondusif terhadap kesehatan.
Pendidikan berbasis kecakapan hidup: Istilah ini sering digunakan secara bergantian dengan
istilah pendidikan kesehatan berbasis kecakapan. Perbedaan keduanya terletak pada jenis muatan
atau topik yang dicakupi. Dengan menggunakan istilah “pendidikan berbasis kecakapan hidup”,
tidak semua muatan program dianggap ‘’terkait dengan kesehatan.” Misalnya, muatannya mungkin
meliputi baca tulis, berhitung, pendidikan tentang hidup secara damai atau hak asasi manusia.
Kecakapan Mencari Nafkah: Kecakapan hidup mungkin dirancukan dengan kecakapan mencari
nafkah; tetapi, keduanya tidak sama. Kecakapan mencari nafkah hanya terkait dengan memperoleh
pendapatan dan kecakapan vokasional/teknis, merupakan salah satu bagian dari kecakapan hidup.
Kecakapan mencari nafkah adalah kemampuan, sumber daya, dan kesempatan untuk memperoleh
tujuan pribadi dan ekonomi keluarga. Kecakapan–kecakapan ini meliputi pertukangan kayu,
menjahit, pemrograman komputer, mencari kerja (misalnya mengikuti wawancara), kecakapan
mengelola bisnis, kecakapan wirausaha, dan kecakapan mengelola uang. Kecakapan hidup meliputi
kecakapan personal, sosial, dan akademik di samping kecakapan mencari nafkah atau vokasional.
Sumber: http://www.unicef.org/hidup
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
skills/index_7308.html
15
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Pentingnya Kecakapan Hidup
Di bawah ini disajikan dampak positif dari memperoleh kecakapan Personal, Sosial dan Akademik
dan akibat yang ditimbulkannya karena tidak memiliki kecakapan-kecakapan tersebut.
Kecakapan Sosial
Kecakapan Sosial sangat penting untuk membantu anak untuk melakukan pilihan sosial yang akan
memperkuat kecakapan interpersonal mereka dan mempermudah keberhasilan di sekolah.
Manfaat dari memiliki kecakapan sosial yang baik adalah:
•·
•·
•·
Ketahanan dalam menghadapi krisis pada masa yang akan datang dan peristiwa kehidupan
yang menyebabkan stres
Kemampuan untuk jalan keluar yang aman dan tepat untuk mengatasi sikap agresi dan
frustasi
Bertanggung jawab terhadap keselamatan sekolah, keberhasilan akademik dan perilaku positif
Siswa yang kurang memiliki kecakapan sosial terbukti:
•·
•·
•
•·
•·
•·
Menghadapi kesulitan dalam hubungan interpersonal dengan orang tua, guru, dan teman
sebaya.
Mengalami tingkat penolakan yang tinggi dari teman sebaya.
Penolakan oleh teman sebaya ternyata beberapa kali ada kaitannya dengan kekerasan di
sekolah.
Menunjukkan tanda-tanda depresi, agresi dan kecemasan.
Memiliki prestasi akademik yang rendah sebagai akibat tidak langsung.
Sangat sering terlibat dalam tindak kriminal sesudah menjadi orang dewasa.
Kecakapan Personal
Kecakapan Personal sangat penting untuk membantu anak membangun harga diri yang tinggi,
ahlak mulia, dan penghargaan dan kasih sayang kepada orang lain dalam masyarakat. Yang
dikehendaki adalah orang yang tindakannya mencerminkan sikap berpendidikan, rasional, dan
empati terhadap tanggung jawab sosial. Departemen Pendidikan Nasional merumuskan kecakapan
personal sebagai kecakapan yang ditunjukkan oleh orang yang yang merefleksikan ahlak mulia dan
yang mengoptimalkan potensi individunya.
Mereka yang kecakapan personalnya tidak berkembang ternyata tidak menghargai perasaan orang
lain, merendahkan orang yang kurang beruntung, menderita pelecehan fisik atau kata-kata dan
kehilangan kesempatan karena rendahnya harga diri, dan menunjukkan prilaku yang tidak
bermoral, tidak sopan atau melanggar hukum di negara mereka.
Kecakapan Akademik
Kecakapan Akademik diutamakan untuk membantu anak untuk menjadi siswa yang efektif dan
16
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
untuk mengembangkan kecakapan yang diperlukan untuk sukses dalam pendidikan yang lebih
tinggi dan lingkungan profesional seperti kecakapan meneliti, memecahkan masalah dan teknologi.
Kecakapan Akademik berguna untuk membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru, untuk mengambil keputusan yang tepat, untuk menerapkan kecakapan meneliti, dan untuk
menyerap pengetahuan baru dengan cepat.
Orang yang kurang memiliki kecakapan akademik mengalami drop out sekolah, yang ternyata
berkaitan dengan perilaku kriminal, kehamilan sebelum nikah, pengangguran, dan kemiskinan.
Keberhasilan pengembangan kecakapan ini tergantung pada sejauh mana anak dapat melihat
orang-orang yang memberi contoh tentang sifat-sifat tersebut dan lingkungan yang nyaman yang
diberikan kepada anak untuk berlatih menggunakan kecakapan ini seperti di keluarga atau di kelas.
Siswa harus diberi kesempatan yang tepat untuk mengembangkan, membangun, dan
mempraktekkan kecakapan-kecakapan ini setiap hari agar mereka mampu secara efektif
menggunakan kecakapan-kecakapan ini ketika mereka menghadapi tantangan-tantangan sehari-hari
dalam hidup mereka.
Siswa yang memiliki kecakapan hidup memberi manfaat bagi individu, masyarakat, dan
pemerintah daerah.
Individu
Kecakapan, pengetahuan dan pemahaman untuk bekerja di perusahaan atau menjadi wirausahawan
untuk mencari pekerjaan
Kemampuan untuk secara sukses mendukung diri mereka sendiri dan keluarga mereka
Memiliki kesempatan untuk mengembangkan kecakapan mereka lebih lanjut
Masyarakat
Menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam masyarakat
Mengurangi kemiskinan
Mengurangi kesenjangan sosial dan ancaman kejahatan yang terkait dengan masalah sosial dan
masalah-maalah lainnya
Pemerintah Daerah
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Menumbuhkan ekonomi daerah dan potensi pemasukan pajak
Mengurangi urbanisasi
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
17
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Presentasi Unit 1
18
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
19
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Beberapa Prinsip Pembelajaran Kontekstual
20
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
21
UNIT 2
Bagaimana Merancang
Pembelajaran untuk
Mengembangkan
Kecakapan Hidup?
UNIT 2A: Pertanyaan/Tugas yang Mendorong Siswa
untuk Berbuat/Berpikir Tingkat Tinggi
UNIT 2B: Pemecahan Masalah
UNIT 2C: Pembelajaran Kooperatif (Jigsaw)
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Unit 2
Bagaimana Merancang Pembelajaran
untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Pendahuluan
Kecakapan hidup dapat diperoleh melalui belajar. Oleh karena itu, pembelajaran kontekstual berbagai
matapelajaran di sekolah perlu dirancang secara khusus untuk memperkuat kecakapan hidup siswa.
Salah satu kategori kecakapan hidup yang perlu dikembangkan secara terus-menerus agar menjadi
kebiasaan siswa adalah kecakapan akademik. Kecakapan akademik ini sangat penting untuk
membantu siswa memperoleh kecakapan analitis, sintesis, ilmiah, dan teknologi yang diperlukan
untuk mencapai keberhasilan dalam lembaga pendidikan formal dan tempat kerja.
Selain itu, kecakapan personal dan sosial siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran
kontekstual pula. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar bagi siswa dengan menerapkan
model-model pembelajaran yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
berinteraksi dengan sesamanya secara aktif. Guru dapat menerapkan kegiatan pembelajaran
kooperatif yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan, membangun, dan berlatih
menggunakan kecakapan personal dan sosial secara berulang-ulang.
Pada unit ini akan dikembangkan kecakapan hidup siswa, khususnya kecakapan akademik, personal,
dan sosial melalui pertanyaan/tugas terbuka (Unit 2A), pemecahan masalah (Unit 2B), dan
pembelajaran kooperatif (Unit 2C).
Tujuan
Tujuan umum Unit 2 ini adalah sebagai berikut.
• Peserta mampu mengembangkan pertanyaan/tugas tingkat tinggi dalam rangka mengintegrasikan kecakapan hidup ke dalam pembelajaran di kelas
• Peserta mampu menggunakan pertanyaan/tugas terbuka untuk kegiatan pemecahan masalah
• Peserta mampu menerapakan teknik pembelajaran kooperatif yang dapat mengembangkan
kecakapan hidup siswa.
• Peserta mampu menyusun langkah pembelajaran yang menerapkan pemecahan masalah dan
pembelajaran kooperatif.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
25
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Presentasi Umum Unit 2
26
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Unit 2A
Pertanyaan/Tugas yang Mendorong Siswa
untuk Berbuat/BerpikirTingkat Tinggi
Pendahuluan
Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajaran di
dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa
guru itu sedang menguji siswanya. Selain itu, apabila dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang
dilontarkan baru sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan
yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut belum memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, kurang menuntut siswa untuk mengemukakan
gagasannya sendiri.
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang
perkembangan keterampilan berpikir siswa.
memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga
atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir
untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.
diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap
Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk
untuk menggali potensi belajar siswa. Pertanyaan
analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu merumuskan pertanyaan/tugas yang menuntut
kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.
Pertanyaan Kunci
•
•
Apa saja jenis pertanyaan/tugas yang dapat memicu siswa berpikir tingkat tinggi?
Bagaimana merumuskan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat atau
berpikir tingkat tinggi?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
27
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Petunjuk Umum
Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok mata pelajaran.
Sumber dan Bahan
•
•
•
•
•
•
Handout Peserta 2a.1: Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan
Handout Peserta 2a.2: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom
Handout Peserta 2a.3: Contoh Jenis Pertanyaan /Tugas berdasarkan Taksonomi Bloom
Handout Peserta 2a.4: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas
Spidol, kertas flipchart (kertas plano), kertas HVS: hijau, kuning, merah; gunting, lem, selotip.
Pita kertas (Kertas HVS dibagi sama besar menjadi 12 bagian – arah panjang)
Waktu
Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit.
ICT
•
•
•
•
Proyektor LCD
Laptop atau personal computer untuk presentasi
Layar proyektor LCD
Fasilitator harus tetap siap dengan persiapan alternatif apabila peralatan yang diharapkan
tidak tersedia.
28
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Ringkasan Sesi
Introduction
5 menit
Connection
10 menit
Application
70 menit
Reflection
5 menit
Menjelaskan
latar belakang
dan tujuan sesi
Berurun
gagasan
tentang tujuan
bertanya
Mengidentifikasi
pertanyaan
Merumuskan
pertanyaan
Pertanyaan/
tugas tingkat
manakah yang
sulit
dirumuskan?
Mengapa?
Extension
Berlatih
merumuskan
pertanyaan/
tugas
berdasarkan
Taksonomi
Bloom
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator menjelaskan latar belakang dan tujuan sesi dengan menggunakan informasi dari
bagian pendahuluan dan tujuan.
(2) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
Connection (10 menit)
Ungkap Pengalaman
(1) Fasilitator menampilkan tayangan pertanyaan berikut satu per satu, dan mintalah peserta
untuk menyampaikan gagasan mereka secara lisan.
•· Apa yang ingin Saudara ketahui dengan bertanya kepada siswa?
•· Proses berpikir apakah yang terpicu oleh pertanyaan Saudara?
•· Apa tujuan Saudara mengajukan pertanyaan kepada siswa?
•· Jika Saudara mengharapkan jawaban benar, bagaimana kemungkinan siswa berani menjawab
bila mereka tidak yakin jawabannya benar?
(Beri peserta waktu beberapa menit untuk menjawab tiap pertanyaan)
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
29
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Catatan untuk Fasilitator
1
Yang ingin diketahui dengan bertanya kepada siswa:
•· pengetahuan siswa?
•· proses berpikir siswa?
Proses berpikir yang terpicu oleh pertanyaan yang Saudara ajukan:
•· siswa mengulang gagasan yang Saudara telah kemukakan?
•· siswa membangun gagasan sendiri?
Tujuan mengajukan pertanyaan
•· mengharapkan jawaban benar?
•· merangsang siswa berpikir?
Application (70 menit)
Kegiatan 1: Mengidentifikasi 3 Tingkat/Jenis Pertanyaan (20 menit)
(1) Fasilitator memberi bacaan yang dilengkapi dengan pertanyaan (Handout Peserta 2a.1).
Dalam kelompok mata pelajaran, peserta membaca teks kemudian mengidentifikasi
pertanyaan yang ada dalam bacaan, manakah yang termasuk:
•· pertanyaan yang menuntut siswa menganalisis
•· pertanyaan yang menuntut siswa mengevaluasi
•· pertanyaan yang menuntut siswa mengkreasi
(2) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2a.2: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom dan
Handout Peserta 2a.3: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas Berdasarkan Taksonomi Bloom.
Kelompok (pasangan) memeriksa kembali apakah hasil identifikasi mereka sudah tepat.
Catatan untuk Fasilitator
Langkah Tambahan sebelum peserta dibagi handout 2a.3 (Jika diperlukan)
2
1. Bagilah tiap peserta 3 kartu: warna merah (berarti mengkreasi), kuning
(berarti mengevaluasi), dan hijau (berarti menganalisis);
2. Tayangkanlah beberapa pertanyaan satu per satu dan mintalah peserta
menentukan jenis pertanyaan tersebut dengan cara mengangkat kartu yang
sesuai. (Usahakan pertanyaan mewakili semua jenis dan semua mata
pelajaran. Pertanyaan dapat diambil dari Handout Peserta 2a.3).
(3) Fasilitator menyatakan bahwa:
·
pertanyaan yang menuntut ‘menghafal’ digolongkan sebagai pertanyaan tingkat rendah;
·
pertanyaan yang menuntut berpikir ‘memahami’ dan ‘menerapkan’ sebagai pertanyaan tingkat
30
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
sedang ; dan pertanyaan yang menuntut berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi
sebagai pertanyaan tingkat tinggi.
(4)
·
·
·
Fasilitator memberi penegasan tentang ciri singkat ketiga jenis pertanyaan :
Menganalisis — ada proses menghubung-hubungkan ;
Mengevaluasi — ada proses membandingkan sesuatu dengan kriteria tertentu ;
Mengkreasi — ada proses membangun/membentuk gagasan baru.
Kegiatan 2 : Merumuskan Pertanyaan (50 menit)
(1) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2a.4: Daftar Kata Kerja untuk Membuat
Pertanyaan/Tugas dan peserta membacanya secara perorangan (10 menit).
(2) Setiap peserta, masih dalam kelompok mata pelajaran, membuat 3 pertanyaan/ tugas
(menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.
Setiap pertanyaan ditulis pada kertas kecil. Setelah itu, semua pertanyaan dikumpulkan di
bagian tengah meja;
(3) Ketua kelompok memimpin diskusi untuk menggolongkan semua pertanyaan ke dalam 3
tingkatan: menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi). Setelah selesai peserta meninjau
kembali hasilnya kemudian menetapkannya;
(4) Pertanyaan/tugas hasil setiap kelompok ditempel pada kertas HVS hijau (‘menganalisis’),
kuning (‘mengevaluasi’), dan merah (‘mengkreasi’);
(5) Selanjutnya semua kelompok diminta untuk saling mencermati hasil kerja kelompok lain.
Mereka diberi kesempatan untuk saling berdiskusi dan memberi masukan.
Catatan untuk Fasilitator
3
1. Diskusi difokuskan pada: “Apakah pengelompokan pertanyaan sudah tepat
mana pertanyaan ‘menganalisis’, ‘mengevaluasi’, dan ‘mengkreasi’?”
2. Pertanyaan yang dibahas di sini dimaksudkan terutama untuk digunakan guru
sebagai alat dalam membelajarkan bukan mengetes siswa.
Reflection (5 menit)
Fasilitator menanyakan kepada peserta:
(1) Pertanyaan atau tugas tingkat manakah (menganalisis, mengevaluasi, atau mengkreasi) yang
sukar dirumuskan? Mengapa?
(2) Apakah ada cara lain yang lebih mudah merumuskan pertanyaan-pertanyaan tersebut?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
31
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Extension
Peserta mempelajari lagi bahan bacaan “Taksonomi Bloom” dan berlatih terus merumuskan
pertanyaan tingkat tinggi sesuai mata pelajarannya.
Pesan Utama
Guru harus selalu melengkapi pembelajarannya dengan pertanyaan tingkat tinggi (menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi) walaupun merumuskannya tidak mudah. Kemampuan merumuskan
pertanyaan yang baik, antara lain pertanyaan tingkat tinggi, merupakan salah satu kemampuan
kunci bagi guru untuk mengembangkan potensi siswa.
32
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Handout Peserta 2a.1
Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan
Sampah
Apa yang dimaksud dengan sampah? Semua barang yang tidak kita inginkan lagi dan
akan dibuang kita sebut sebagai sampah. Coba perhatikan barang-barang di sekitarmu.
Adakah barang-barang yang ingin kamu buang? Barang itu kamu sebut sebagai sampah.
Demikian pula barang yang sudah kita buang tentu saja bisa kita sebut sebagai sampah.
Benda yang kita sebut sebagai sampah belum tentu dianggap sampah oleh orang lain.
Misalnya, kalau kamu tidak memakai lagi suatu buku dan ingin membuangnya, maka buku
itu adalah sampah bagimu. Tapi bisa jadi adik kelasmu atau orang lain memerlukannya
sehingga bagi mereka buku itu bukan sampah.
Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sampah organik dan
sampah anorganik.
1. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang bisa membusuk secara alami. Sampah ini
biasanya berasal dari tumbuhan dan hewan. Kalau kamu mengubur tikus mati atau sayuran
yang tidak terpakai di dalam tanah, maka sampah itu akan terurai dan membusuk. Sampah
yang sudah terurai atau membusuk itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Selain
sampah dapur, yang termasuk sampah basah adalah sisa-sisa masakan, nasi, buah, dan lainlain.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat membusuk secara alami. Kalau
kamu mengubur plastik selama bertahun-tahun dan kemudian menggalinya, plastik itu akan
tetap menjadi plastik tidak bisa menjadi tanah. Selain plastik, benda-benda yang termasuk
sampah kering adalah logam, besi, kaca, dll.
Setiap hari kita bisa menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Di Jakarta saja,
dalam setahun jumlah sampahnya bisa mencapai 170 kali besar candi Borobudur. Banyak
sekali, bukan? Sampah-sampah yang kita hasilkan akan diangkut dan dibuang ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Apa yang akan terjadi di sini? Sampah-sampah ini akan
ditumpuk. Semakin lama tumpukannya akan semakin tinggi. Bila sudah terlalu tinggi,
sampah-sampah itu akan dibakar. Tentu saja hal itu tidak baik bagi lingkungan. Asap yang
dihasilkan akan mengotori udara.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
33
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Untuk mengatasi masalah sampah, pemerintah menyediakan tempat sampah di
pinggir-pinggir jalan. Untuk sampah organik, disediakan tempat sampah berwarna biru.
Untuk sampah anorganik, disediakan tempat sampah berwarna jingga.
Cara lain untuk mengatasi sampah adalah kegiatan daur ulang. Daur ulang adalah
pemanfaatan kembali sampah menjadi barang yang berguna. Sampah organik yang
terkumpul bisa diolah kembali atau didaur ulang menjadi pupuk. Pupuk hasil daur ulang ini
bisa membuat tanaman tumbuh subur. Sampah anorganik yang terkumpul bisa didaur
ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat. Ban bekas, misalnya, bisa dijadikan pot
bunga atau tempat sampah yang indah. Kaleng-kaleng bekas bisa diolah lagi di pabrik
menjadi kaleng baru.
Kalau kita ingin sehat, maka kita harus memiliki cara hidup yang baik. Beberapa cara
hidup yang baik adalah tidak boleh membuang sampah sembarangan supaya sampah tidak
tersebar dan lingkungan menjadi bersih. Lingkungan yang kotor penuh dengan kuman yang
bisa membuat kita sakit. Selain itu kita juga harus berhemat dengan barang sehingga tidak
mudah menghasilkan sampah. Sampah yang dibuang harus ditempatkan di tempat yang
benar. Yang tidak kalah penting adalah kita juga perlu belajar cara memanfaatkan kembali
sampah-sampah kita supaya kita bisa membantu mengurangi jumlah sampah.
Tugas:
1. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik?
2. Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah, kelas, dan sekolahmu. Tuliskan sampahsampah yang kamu jumpai. Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut menjadi
dua golongan sampah yang telah kamu ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan sampah-sampah tadi.
3. Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu golongkan tadi. Dari golongan sampah
anorganik, ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama kelompokmu bagaimana cara memanfaatkan kembali barang yang telah dianggap sampah tersebut.
4. Perhatikan cara hidupmu dan anggota kelompokmu. Apakah kelompokmu termasuk
banyak menghasilkan sampah atau tidak? Diskusikan apa sajakah yang biasanya kalian
lakukan terhadap sampah. Apakah kelompokmu sudah memiliki cara hidup yang
termasuk menjaga lingkungan tetap sehat atau tidak? Berikan alasan kalian.
34
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Handout Peserta 2a.2
Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom
Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajarannya di
dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa
guru itu sedang menguji siswanya. Namun, apabila dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang
dilontarkan hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau
pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut sama sekali
tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, yaitu kurang menuntut siswa
untuk mengemukakan gagasannya sendiri.
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap
perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk
memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar mereka. Pertanyaan
atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa
untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.
Kondisi di atas akan terjadi apabila guru cukup selektif dalam menggunakan jenis pertanyaan yang
dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Pada tahun 1950, Benjamin S. Bloom
memperkenalkan konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir tersebut dapat dipakai guru
dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan kepada siswa. Berikut adalah
tingkatan berpikir Bloom versi perbaikan.
Mengkreasi
Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu.
Kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan.
Mengevaluasi
Menilai suatu keputusan atau tindakan.
Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian.
Menganalisis
Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan.
Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan.
Menerapkan
Menggunakan informasi dalam situasi lain.
Kegiatan: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan..
Memahami
Menerangkan ide atau konsep.
Kegiatan: menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan.
Mengingat
Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
35
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 2a.3
Contoh Jenis Pertanyaan /Tugas
Berdasarkan Taksonomi Bloom
Matematika
Bangun 3 Dimensi
Mengkreasi
Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki bagian-bagian yang berasal dari bangun yang
kamu pilih tadi. Beri nama untuk bangun barumu dan namailah bagian-bagiannya.
Mengevaluasi
Menurutmu, apakah bangun tersebut tepat digunakan di tempat kamu menemukannya
tadi? Mengapa?
Menganalisis
Terangkan mengapa bangun tadi digunakan di tempat dimana kamu menemukannya.
Menerapkan
Gambarlah bangun yang kamu pilih tadi.
Memahami
Carilah benda-benda yang memiliki bentuk yang sama dengan bangun yang kamu
pilih tersebut.
Mengingat
Sebutkan ciri-ciri dari bangun yang kamu pilih.
Ilmu Pengetahuan Alam
Serangga
Mengkreasi
Buatlah jenis serangga baru dari bagian-bagian tubuh serangga yang ada. Gambar dan beri
nama bagian-bagian tersebut.
36
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Mengevaluasi
Kalau kamu ingin menjadi serangga, serangga apa yang jadi pilihanmu? Sebutkan alasannya,
paling sedikit lima alasan.
Menganalisis
Pilih dua macam serangga, bandingkan. Tulislah hasil perbandinganmu.
Menerapkan
Wawancarailah 10 orang untuk mengetahui serangga yang paling tidak disukai. Buatlah
grafik dari hasil wawancara tersebut dan simpulkan hasilnya.
Memahami
Pilihlah satu nama serangga. Buatlah 10 pernyataan tentang serangga tersebut.
5 pernyataan tentang fakta dari serangga tersebut dan 5 lainnya merupakan opini. Tulis di
atas kertas yang berbeda. Berikan kepada temanmu dan minta temanmu untuk
memeriksa pekerjaanmu.
Mengingat
Buatlah daftar nama-nama serangga, kelompokkan berdasarkan jenis serangga yang
membahayakan dan tidak membahayakan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Pasar
Mengkreasi
Buatlah usulan perubahan/perbaikan yang dapat membuat pasar di sekitar rumahmu
menjadi lebih baik. Kirimkan surat itu kepada pemerintah setempat.
Mengevaluasi
Setujukah kamu apabila semua pasar tradisional diganti dengan pasar modern? Mengapa?
Menganalisis
Bandingkan kondisi beberapa jenis pasar, carilah apa saja kekuatan dan kelemahan masingmasing jenis pasar?
Menerapkan
Misalkan kamu adalah salah seorang anggota Panitia Peringatan Kemerdekaan RI di
sekolahmu dan merencanakan untuk membuat pesta. Buatlah daftar barang-barang yang
kamu butuhkan dan putuskan di pasar jenis apa kamu akan membelinya. Berikan alasanmu.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
37
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Memahami
Cari nama-nama pasar yang kamu ketahui dan kelompokkan menurut jenisnya.
Mengingat
Sebutkan jenis-jenis pasar yang kamu ketahui dan ciri-cirinya.
Bahasa Indonesia
Sempurna
Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan selalu memujamu
Di setiap langkahku
ku kan selalu merindukan dirimu
Tapi satu bayangkan hidup tanpa cintamu
Janganlah kau tinggal diriku
Ku tak akan mampu semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Engkau di diriku, oh sayangku
Engkau begitu sempurna
Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa
Mengkreasi
Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang kamu kirimi surat!
Mengevaluasi
Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu lakukan kepada seseorang yang kamu kirimi
surat?
38
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Menganalisis
Bandingkan perasaanmu antara kepada temanmu dengan kepada seseorang yang kamu
kirimi surat!
Menerapkan
Tulislah surat untuk seseorang, mungkin ibu atau gurumu yang sesuai dengan isi lagu
tersebut!
Memahami
Rangkumlah isi lagu tersebut!
Mengingat
Temukan dua kata yang bermakna kias!
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
39
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Bahasa Inggris
Kancil and Crocodile
Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies. One of them was Crocodile.
Crocodile lived in a river in the forest. Now, one day, Kancil went to the river. It was a
very hot day, and he wanted to have a bath. Kancil bathed and splashed about in the
water. Crocodile saw Kancil. “A nice meal,” he thought. Then, he crawled behind Kancil
and grabbed him. He caught one of Kancil’s legs. Kancil was terrified. Then, he had an
idea. He saw a twig floating near him. He picked it up and said, “You stupid fool! So you
think you’ve got me. You’re biting a twig - not my leg. Here, this is my leg.” And with
that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could not see well. He was a very stupid
creature, too. He believed the cunning mouse-deer. He freed the mousedeer’s leg and
snapped upon the twig. Kancil ran out of the water immediately.” Ha! Ha!” he laughed.
“I tricked you!”.
Mengkreasi
Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile.
Mengevaluasi
Do you think Kancil has done the right thing? Why?
Menganalisis
In what ways are Kancil and Crocodile different?
Menerapkan
Change the sentences in one of the paragraphs into the present tense.
Memahami
What examples from the story show that Kancil was a cunning animal?
Mengingat
Why did Kancil go to the river?
40
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Handout Peserta 2a.4
Daftar Kata Kerja untuk Membuat
Pertanyaan/Tugas
Pertanyaan tingkat rendah: Mengembangkan kemampuan mengingat
Tujuan
Tujuan: mengembangkan
kemampuan siswa untuk
mengingat. Pertanyaan jenis
ini menugaskan siswa
untuk menghafal,
mengingat kembali, atau
menceritakan kembali
informasi / pengetahuan
yang telah dipelajari.
Jawaban atas pertanyaan
ini biasanya sudah ada di
buku atau catatan siswa
sehingga siswa tinggal
menghafal dan mengeluarkannya ketika ditanya.
Kata kerja yang biasa dipakai
•
•
•
•
•
•
•
•
Yang dilakukan guru:
• berceramah /
menerangkan
• mengarahkano
menunjukkan
• menguji
• melatih mengingat/
drill
• memberi contoh
• mengevaluasi
kemampuan
mengingat
Kapan terjadinya .... (Kapan terjadinya peristiwa penangkapan
Pattimura / Di manakah Pattimura ditangkap oleh Belanda?/ Siapa
pelaku-pelaku dalam cerita?)
Definisikan / artikan ....
(Apa arti metamorfosa?)
Berikan contoh-contoh ....
{Berikan contoh – contoh kenampakan alam dan kenampakan
buatan. (Jawaban bisa dicari di dalam teks).
Hafalkan ....
( Hafalkan alat-alat pencernaan manusia.)
Ceritakan kembali ....
(Ceritakan kembali dongeng Batu Badaun yang telah kamu
dengarkan.)
Pasangkan ....
Pasangkan istilah-istilah berikut ini dengan maknanya.
Urutkan ....
Urutkan gambar planet – planet sesuai dengan urutan tata surya
yang benar.
Beri nama ....
Berilah nama gambar bagian-bagian bunga ini dengan istilah yang
tepat.
Yang dilakukan siswa:
• mendengarkan
• meyerap informasi
• mengingat kembali
• menghafal
• mengurutkan
• mengartikan / mendefinisikan
• menyebutkan kembali
• memberi nama
• menceritakan kembali
Peran siswa dalam kegiatan belajar yang banyak menggunakan pertanyaan
tingkat rendah adalah sebagai peserta belajar yang menerima informasi
secara pasif. Pertanyaan / penugasan jenis ini biasanya hanya memiliki
satu jawaban benar.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
41
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Pertanyaan tingkat sedang : Mengembangkan kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan
Tujuan
Kata kerja yang biasa dipakai
Tujuan: Mengembangkan
kemampuan siswa untuk
menggunakan atau
menerapkan informasi /
pengetahuan yang
dipelajarinya. Pertanyaan
tingkat sedang ini sudah
memasuki ranah
kemampuan berpikir
dengan tingkat yang lebih
tinggi dan lebih menantang
dari pada hanya menghafal.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Yang dilakukan guru:
•
•
•
•
•
menunjukkan
memfasilitasi
mengamati
mengorganisasi
mengevaluasi kinerja
siswa
Hitunglah ....
Hitunglah soal-soal perkalian di bawah ini. Berapakah luas atau
keliling kelas kita ini.
Lakukan ....
Lakukan drama satu babak tentang peristiwa penculikan Bung
Karno hingga pembacaan teks Proklamasi.
Buatlah ....
Buatlah model-model gunung berapi di Indonesia.
Terjemahkan….
Terjemahkan paragraf berikut ini.
Operasikan ....
Operasikan penggunaan pesawat telepon ini.
Tunjukkan / demonstrasikan/peragakan ....
Peragakan dengan gerakan kelompokmu urutan dan pergerakan
planet-planet beserta satelitnya dalam sistim tata surya kita.
Praktikkan ....
Praktikkan bagaimana cara memperkenal diri dengan Bahasa Inggris
dalam situasi formal dan tidak formal.
Tuliskan ....
Tulislah surat e-mail perkenalan untuk teman baru yang kamu
temukan di website friendster.
Ubahlah ....
Ubahlah gambar lingkungan yang kumuh ini menjadi lingkungan
yang sehat dan beri keterangan.
Golongkan ....
Golongkan sampah-sampah di sekolah ini menurut klasifikasi
sampah yang kamu kenal.
Memecahkan masalah ....
Pecahkanlah masalah .... / Cari jalan keluar dari permasalahan
tersebut.
Yang dilakukan siswa:
• memecahkan masalah
• mendemonstrasikan / menunjukkan penggunaan pengetahuan
• menghitung
• mempraktikkan
• meragakan
• menerapkan pengetahuan
Dalam kegiatan belajar dengan pertanyaan jenis kedua ini siswa menjadi
peserta pembelajaran yang aktif mencoba dan mempraktikkan
pengetahuan mereka.
42
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Pertanyaan tingkat tinggi: Mengembangkan kemampuan siswa
untuk mengkreasi dan memberikan pendapat / penilaian pribadi
Tujuan
Kata kerja yang biasa dipakai
Mengembangkan
kemampuan siswa untuk
menciptakan hal-hal baru
(gagasan/ide, informasi,
produk, cara pandang)
dengan menggunakan
pengetahuan yang telah
mereka pelajari
sebelumnya.
•
•
•
•
•
•
Buatlah ....
Ayo membuat gambar kue ulang tahun yang indah seindah
yang kalian inginkan.
Rancanglah ....
Rancanglah beberapa menu sehat untuk 3 hari.
Kembangkan ....
Kembangkan sebuah rencana kampanye anti penggunaan
narkoba (narkotik dan obat-obatan terlarang) beserta jinggle
anti narkoba.
Karang ....
Karanglah sebuah cerita persahabatan dengan latar belakang
perselisihan antar suku.
Ciptakan ....
Ciptakanlah sebuah rancang bangun kendaraan untuk akhir
abad 21.
Tulis ....
Dengan memakai sudut pandang Malin Kundang, tulislah
sebuah surat yang menceritakan konflik antara si Malin
dengan ibunya.
Yang dilakukan guru:
Yang dilakukan siswa:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
memfasilitasi
memberi kesempatan
mendorong
mengevaluasi
mendisain
membangun/membuat/mencipta
mengusulkan
menyempurnakan
mengambil resiko (karena menciptakan hal baru)
mengemukakan sudut pandang baru
Tujuan
Kata kerja yang biasa dipakai
mengembangkan
kemampuan siswa untuk
membuat keputusan
berdasarkan refleksi/
perenungan, kritik, dan
penilaian yang sungguhsungguh dari siswa sendiri.
•
•
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Ramal .... (berdasarkan data / informasi / pengetahuan yang
dimiliki)
Hutan di desa diubah menjadi ladang jagung. Apa saja yang
mungkin terjadi karena perubahan itu (Siswa membuat
dugaan / ramalan: Jika hujan turun deras terus menerus,
maka bukit akan longsor karena ....)
Tentukan ....
Tentukan alat ukur manakah yang lebih cocok untuk
mengetahui berat sebutir buah jeruk. Berikan alasanmu.
43
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
•
•
Simpulkan....
Amatilah semua bagian sekolah ini. Simpulkan apakah para guru
dan siswa di sekolah ini telah menjalankan ajaran “kebersihan adalah
sebagian dari iman”. Berikan penjelasan untuk kesimpulan kalian.
Nilailah (menilai) ....
Menurut penilaianmu, apakah Malin Kundang satu-satunya yang
bersalah dalam peristiwa tersebut? Mengapa?
Usul….
Jajanan apakah yang bisa kamu usulkan ke pengelola kantin supaya
kantin menjual makanan yang lebih sehat?
Yang dilakukan guru:
Yang dilakukan siswa:
•
•
•
•
•
44
mendengarkan
menerima
mengklarifikasi
membimbing
•
•
•
•
•
•
memberikan pendapat, berbeda pendapat, mempertahankan pendapat, berdebat, menerima/mengubah pendapat
membandingkan
mengkritik, mempertanyakan
membuat kesimpulan/rekomendasi /usulan
menilai
memberikan justifikasi (memberikan alasan untuk pembenaran)
menjadi peserta aktif dalam pembelajaran
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Presentasi Unit 2a
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
45
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
46
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
47
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
48
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
UNIT 2B
PEMECAHAN MASALAH
Pendahuluan
Pertanyaan/tugas tingkat tinggi dapat digunakan sebagai latihan memecahkan masalah. Pertanyaan/
tugas tingkat tinggi yang memenuhi kriteria sebagai masalah dapat dijadikan titik tolak untuk
mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah.
Pemecahan masalah merupakan salah satu kecakapan akademik yang perlu dikembangkan secara
terus-menerus agar menjadi kebiasaan siswa. Pemecahan masalah ini sangat penting untuk
membantu siswa memperoleh kecakapan analitis, sintesis, ilmiah, dan teknologi yang diperlukan
untuk mencapai keberhasilan dalam lembaga pendidikan formal dan tempat kerja.
Tujuan
Tujuan Unit 2B ini adalah sebagai berikut.
•
•
Peserta pelatihan mampu menganalisis masalah yang dihasilkan dari pertanyaan/tugas tingkat
tinggi dalam kegiatan pemecahan masalah.
Peserta pelatihan mampu merancang pemecahan masalah.
Pertanyaan Kunci
•
Bagaimanakah mengembangkan langkah-langkah pembelajaran yang memungkinkan siswa
memiliki kemampuan memecahkan masalah?
Petunjuk Umum
•
Kegiatan pada sesi ini merupakan kelanjutan dari sesi pertanyaan/tugas tingkat tinggi pada
Unit 2A. Oleh sebab itu, nuansa pengembangan kecakapan akademik harus sudah tersirat
dalam sesi ini.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
49
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
•
Salah satu tugas yang harus dilakukan fasilitator adalah menciptakan suasana belajar yang
memungkinkan peserta untuk bekerja secara individual dan kelompok sehingga selain
kecakapan akademik, kecakapan personal dan sosial juga dikembangkan dalam sesi ini.
Tempat duduk peserta sejak awal harus dipersiapkan agar mereka dapat dengan cepat
berubah dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara kelompok.
Sumber dan Bahan
•
•
•
•
Handout Peserta 2b.1: Pemecahan Masalah
Handout Peserta 2b.2: Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Kertas Flipchart atau kertas plano
Spidol berwarna
Waktu
Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit.
ICT
•
•
Proyektor LCD
Komputer atau laptop
50
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Ringkasan Sesi
Introduction
15 menit
Connection
25 menit
Application
40 menit
Reflection
10 menit
Penjelasan
tentang
kegiatan
pemecahan
masalah
Peserta
memilih dan
menganalisis
masalah secara
individual
Peserta
merancang
pemecahan
masalah dan
memajangnya
Peserta
memperbaiki
rancangan
pemecahan
masalahnya
Extension
Peserta
menulis
langkah-langkah
pembelajaran
pemecahan
masalah untuk
tugas lainnya
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (15 menit)
(1) Fasilitator menggunakan penjelasan pada bagian Pendahuluan untuk memberikan pemahaman
awal tentang pemecahan masalah.
(2) Fasilitator menjelaskan tujuan sesi ini dan memaparkan hasil belajar yang hendak dicapai.
Selain itu, fasilitator menjelaskan pula tentang pertanyaan kunci yang harus terjawab setelah
peserta selesai mengikuti sesi ini.
Connection (25 menit)
(1) Fasilitator menayangkan slide ciri-ciri masalah.
(2) Fasilitator meminta peserta untuk memilih 2 pertanyaan/tugas tingkat tinggi yang memenuhi
kriteria sebagai masalah.
(3) Setiap peserta memilih satu masalah dari 2 pertanyaan/tugas tingkat tinggi (sesuai mapel)
yang telah mereka hasilkan pada Unit 2A dan secara individual peserta mengidentifikasi
masalah dan menuliskannya pada Handout Peserta 2b.1: Pemecahan Masalah yang dibagikan
kepada mereka.
(4) Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mengidentifikasi masalah dengan cara
mengenali aspek-aspek penting pada pertanyaan/tugas tersebut.
(5) Fasilitator meminta kepada peserta untuk menuliskan strategi untuk memecahkan masalah
tersebut.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
51
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Application (40 menit)
(1) Fasilitator mengelompokkan peserta sesuai mapel yang terdiri atas maksimum 6 peserta.
Fasilitator meminta setiap anggota kelompok (secara berputar) membaca 2 – 3 hasil analisis
masalah dari anggota lainnya dalam kelompok.
(2) Fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok untuk menindaklanjuti analisis masalah
tersebut, yakni dengan cara memperbaiki analisisnya.
(3) Fasilitator membagikan kepada peserta selembar Handout Peserta 2b.2: Langkah-langkah
Pemecahan Masalah. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk membaca
handout tersebut.
(4) Fasilitator meminta kepada kelompok untuk menyempurnakan strategi pemecahan masalah
dan melanjutkan langkah-langkah pemecahan masalah seperti pada Handout 2b.2.
(5) Fasilitator meminta kepada kelompok untuk menuliskan/menggambarkan rancangan
pemecahan masalah di kertas plano.
(6) Masing-masing kelompok diminta untuk memajangkan hasil karyanya.
(7) Kelompok lain mengamati pajangan dan memberi komentar.
Reflection (10 menit)
(1) Berdasarkan komentar kelompok lain, fasilitator meminta setiap kelompok memperbaiki
rancangan pemecahan masalahnya.
(2) Fasilitator memberi kesempatan untuk menuliskan kembali langkah-langkah yang mereka
tempuh dalam memecahkan pertanyaan/tugas tingkat tinggi tadi.
(3) Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan kompetensi apa sajakah yang terkait dengan 3
kategori kecakapan hidup yang dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan dalam sesi ini.
Extension
(1) Peserta menulis langkah-langkah pembelajaran berbasis pemecahan masalah untuk pertanyaan/
tugas terbuka lainnya dalam rangka pengembangan empat kategori kecakapan hidup siswa.
(2) Peserta mempraktikkan langkah-langkah pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang
telah disusunnya pada KD yang sesuai.
52
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Pesan Utama
Pengembangan kecakapan hidup siswa perlu dilakukan secara terencana melalui proses
pembelajaran kontekstual yang dirancang untuk kepentingan tersebut. Pembelajaran matapelajaran
melalui pemecahan masalah secara individu dan kelompok akan mampu mengembangkan
kecakapan akademik dan sosial.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
53
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 2b.1
Pemecahan Masalah
Identifikasi Pertanyaan/Tugas
A.
Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
B.
C.
Identifikasi Masalah (Aspek-aspek penting masalah)
1.
_______________________________________________________________________
2.
_______________________________________________________________________
3.
_______________________________________________________________________
4.
_______________________________________________________________________
5.
_______________________________________________________________________
6.
dst
Strategi Pemecahan
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
54
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Handout Peserta 2b.2
Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Masalah
No.
Pengidentifikasian Masalah
Strategi
Pemecahan
Pemilihan
Alternatif
Terbaik
Pengembangkan
Alternatif
Pelaksanaan
Solusi
Penelaah
Solusi
Langkah-Langkah
Kegiatan
1
Pengidentifikasian masalah
2
Strategi Pemecahan
3
Pengembangkan alternatif
•
•
•
•·
•
•·
•
4
Pemilihan alternatif terbaik
Mengevaluasi dan memprioritaskan·
• kecocokan·
• kelayakan·
• kelenturan/fleksibilitas
5
Pelaksanaan solusi
•·
•
•
6
Penelaah solusi
Mencermati kembali solusi
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Mengenali unsur masalah·
Mengenali tujuan·
Mengenali kesenjangan
Menentukan pendekatan·
Menentukan cara umum
Melakukan curah pendapat·
Menampung semua gagasan
Mengembangkan rencana·
Memaparkan pada tim·
Melakukan Kompromi
55
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 2b.3
Pemecahan Masalah Bahasa Inggris
Identifikasi Pertanyaan/Tugas
Contoh 1
A.
Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah
Find out whether the eating habit of the class is healthy or not.
B.
Identifikasi Masalah (aspek-aspek penting masalah)
1.
2.
3.
4.
C.
Understanding the meaning of healthy eating habit.
Composing the right questions to collect the data
Making the conclusion
Reporting the result.
Strategi pemecahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
56
Finding out the meaning of healthy eating habit
Finding out models of questions (ex: for asking preference)
Composing some important questions in small groups
Preparing the list of questions for an oral interview individually
Doing the survey
Classifying the result
Preparing the oral report
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Contoh 2
A.
Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah
Prepare an announcement for a classroom meeting.
B.
Identifikasi Masalah (aspek-aspek penting masalah)
1. Composing an appropriate announcement
2. Selecting appropriate vocabulary and expressions
3. Choosing the correct grammar
C.
Strategi pemecahan
1.
2.
3.
4.
5.
Finding out a model of announcement
Identifying the characteristics of announcement
Consulting a dictionary to find out the vocabulary needed
Preparing the draft of the announcement collaboratively
Writing down the announcement individually.
Catatan:
Pemecahan masalah dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,
guru bisa memberikan masalah dari kehidupan sehari-hari yang sederhana kepada siswa, misalnya
bagaimana menjaga kesehatan. Permasalahan juga bisa diambil dari mata pelajaran lain, seperti
bilogi, IPS dan lain-lain. Permasalahan tersebut akan menjadi konteks siswa berkomunikasi dalam
bahasa Inggris. (Lihat Contoh 1). Kedua, pemecahan masalah dalam pembelajaran bahasa Inggris
dapat juga diartikan sebagai mengatasi masalah dalam menggunaan bahasa Inggris untuk
berkomunikasi.. Jadi pemecahan masalah di sini lebih difokuskan pada ketepatan penggunaan
bahasa. (Lihat Contoh 2). Dalam memberikan permasalahan, guru harus mempertimbangkan
tingkat penguasaan bahasa Inggris siswa.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
57
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 2b.4
Pemecahan Masalah IPA
Identifikasi Pertanyaan/Tugas
A.
Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah
Bagaimana merancang alat sederhana untuk penjernihan air yang keruh?
B.
Identifikasi Masalah (Aspek-aspek penting masalah)
1. Bahan apa saja di sekitar kita yang cocok digunakan sebagai penyaring air?
2. Bahan apa saja di sekitar kita yang dapat digunakan untuk penjernihan air dengan cara
pengendapan?
3. Berapa liter air yang ingin dijernihkan setiap jam?
4. Barang bekas apa saja yang dapat dipakai dalam rancangan alat ini?
5. dst…
C.
Strategi Pemecahan
1. Pilih beberapa bahan yang dapat ditembusi air disekitar kita, misalnya tanah, kerikil, ijuk,
kain. Lakukan percobaan sederhana untuk menguji bahan mana yang paling mudah
melewatkan air dengan hasil paling jernih (PENYARINGAN)
2. Pilih bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengendapkan padatan pada air.
Lakukan percobaan sederhana untuk membandingkan beberapa bahan kimia yang cepat
mengendapkan padatan (PENGENDAPAN).
3. Kaji bahan pustaka untuk memilih bahan-bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai
penyaring.
4. dst...
Catatan:
Tidak perlu semua aspek pada bagian B perlu didiskusikan Strategi Pemecahannya, pada pelatihan
ini. Seringkali kita cukup memilih salah satu aspek saja lalu diskusikan Strategi Pemecahannnya
(contoh di atas, Strategi Pemecahan yang diusulkan hanya untuk aspek B.1.). Meskipun demikian
kadang-kadang beberapa aspek pada B dapat dipecahkan dengan satu strategi yang tepat.
58
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Handout Peserta 2b.5
Pemecahan Masalah IPS
Identifikasi Pertanyaan/Tugas
A.
Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah
Bagaimana merancang langkah-langkah untuk meminimalisasi penyimpangan
sosial yang negatif?
B.
Identifikasi Masalah (Aspek-aspek penting masalah)
1. Banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, pergaulan seks bebas, judi, tawuran antar sekolah,
antar kampus, antar kampung atau desa, bahkan antar elit politik?
2. Mungkin disebabkan oleh gagalnya proses pendidikan di tanah air, atau karena ada
kesenjangan sosial yang terlalu tajam, atau karena kita berada dalam kehidupan yang
bersifat individualisme, egois, cuek, semau gue dan mau menang sendiri?
3. Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penyimpangan sosial?
4. dst…
C.
Strategi Pemecahan
1. Pilih beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak, agar penyimpangan sosial
dapat diminimalisir.
2. Kaji bahan pustaka untuk memilih dan mengembangkan alternatif pemecahan yang dapat
digunakan sebagai upaya merancang langkah-langkah untuk meminimalisir penyimpangan
sosial yang negatif.
3. dst...
Catatan:
Tidak perlu semua Aspek pada bagian B perlu didiskusikan Strategi Pemecahannya, pada pelatihan
ini. Seringkali cukup memilih salah satu aspek saja lalu diskusikan Strategi Pemecahannnya (contoh
di atas, Strategi Pemecahan yang diusulkan hanya untuk aspek B.1.). Meskipun demikian kadangkadang beberapa aspek pada B dapat dipecahkan dengan satu strategi yang tepat.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
59
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 2b.6
Pemecahan Masalah Bahasa Indonesia
Identifikasi Pertanyaan/Tugas
A.
Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah
Bagaimana menulis poster dengan mempertimbangkan tujuan, ketepatan pilihan
kata, kevariasian kalimat, dan kepersuasifan bahasa?
B.
Identifikasi Masalah (Aspek-aspek penting masalah)
1.
2.
3.
4.
C.
Mempertimbangan tujuan dalam penulisan poster.
Mempertimbangkan ketepatan pilihan kata dalam penulisan poster.
Mempertimbangkan kevariasian kalimat dalam penulisan poster.
Mempertimbangkan kepersuasifan bahasa dalam penulisan poster.
Strategi Pemecahan
Strategi pemecahan untuk masalah Mempertimbangkan tujuan dalam penulisan poster:
1. Mengidentifikasi isi poster
2. Mengidentifikasi khalayak pembaca poster
3. Mengidentifikasi maksud penulis poster.
4. Mengidentifikasi kata dan kalimat dalam poster .
60
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Handout Peserta 2b.7
Pemecahan Masalah Matematika
Analisis Pertanyaan/Tugas
A.
Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah
Selama empat hari kegiatan diskon, toko Ramah berhasil menjual TV dengan
rincian sebagai berikut. Jumlah TV terjual pada hari kedua adalah dua kali lipat
jumlah yang terjual pada hari pertama. Jumlah TV yang terjual pada hari ketiga
adalah 21, dan pada hari terakhir terjual sebanyak 13 TV. Jika selama kegiatan
diskon tersebut seluruhnya terjual sebanyak 109 TV, berapa banyak TV yang
terjual pada hari pertama?
B.
Analisis Masalah (Unsur-unsur penting masalah)
1. Yang diberikan dalam masalah di atas adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Kegiatan diskon berlangsung selama 4 hari
Jumlah TV terjual 109 TV
Jumlah TV terjual di hari kedua adalah 2 kali jumlah TV terjual pada hari pertama
Jumlah TV terjual di hari ketiga adalah 21TV
Jumlah TV terjual di hari keempat adalah 13 TV
2. Yang ditanyakan dalam masalah di atas adalah:
a.
C.
Berapa banyak TV yang terjual pada hari pertama?
Strategi Pemecahan
Untuk memecahkan masalah ini beberapa strategi yang bisa digunakan misalnya:
1.
2.
3.
4.
Membuat tabel
Membuat ilustrasi/gambar
Bekerja Mundur
Menggunakan variabel
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
61
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
SEDIKIT PENJELASAN TENTANG STRATEGI
Strategi 1: Membuat Tabel
Jumlah TV yang terjual selama empat hari kegiatan diskon dapat digambarkan ke dalam tabel
seperti berikut:
HARI PERTAMA
Belum tahu
HARI KEDUA
Dua kali terjual pada
hari pertama
HARI KETIGA
21
HARI KEEMPAT
13
Strategi 2: Membuat Ilustrasi/Gambar
Hari Pertama
Hari Kedua
?
2 kali terjual
hari
pertama
Hari Ketiga
Hari Keempat
Strategi 3: Bekerja Mundur
SEMUA HARUS 109
109 = 13 + 21 + HARI KEDUA + HARI PERTAMA
109 = 13 + 21 + (HARI PERTAMA + HARI PERTAMA) + HARI PERTAMA
Strategi 4: Menggunakan Variabel
Misalkan jumlah TV yang terjual pada hari pertama adalah P
Maka jumlah TV yang terjual pada hari kedua adalah 2P
Total 109, maka 109 = 13 + 21 + 2P + P
62
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Presentasi Unit 2b
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
63
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
64
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
UNIT 2C
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pendahuluan
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa
untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya
sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil
belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru.
Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa
kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama.
Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata.
Pembelajaran kooperatif juga dapat dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklusif, yaitu
sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah.
Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki perbedaan dari segi agama, suku, prestasi,
jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut.
Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai
duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak saling berinteraksi untuk
saling membelajarkan; mereka bekerja sendiri-sendiri.
Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem-perhatikan
dua prinsip inti berikut. Pertama adalah adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota
dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok,
misalnya menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung jawab pribadi
(individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam
bekerja sama. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif
dan pene-rapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif
dalam pembelajaran dapat dihindari.
Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan, para peserta diharapkan mampu:
(1) mengidentifikasi langkah-langkah penerapan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, yaitu
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
65
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
jigsaw”, sebagai salah satu sarana membentuk kecakapan sosial siswa.
(2) menentukan bentuk pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan mata pelajaran masingmasing untuk mengembangkan kecakapan sosial siswa
(3) mengidentifikasi aturan-aturan penerapan pembelajaran kooperatif yang efektif.
(4) menerapakan pembelajaran kooperatif di sekolah
Pertanyaan Kunci
(1) Bagaimanakah pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kecakapan personal dan sosial
siswa?
(2) Apa yang perlu diperhatikan supaya pembelajaran kooperatif berjalan secara efektif?
Petunjuk Umum
Dalam pelaksanaan pelatihan Unit 2C ini peserta dikelompokkan dalam kelompok campuran
semua mapel. Pada tahap aplikasi peserta dikelompokkan menurut mapel.
Sumber dan Bahan
•
•
•
•
Handout Peserta 2c.1: Bacaan tentang Pemanasan Global
Handout Peserta 2c.2: Pembelajaran Kooperatif
Handout Peserta 2c.3: Lembar Pengamatan untuk Pembelajaran Kooperatif
Kertas flipchart atau kertas plano, spidol, dan isolasi
Waktu
Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 120 menit. Perincian penggunaan waktu untuk sesi ini
dapat dilihat pada ringkasan sesi.
66
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
ICT
Penggunaan TIK dalam sesi ini sifatnya pilihan dan tergantung pada peralatan yang tersedia.
Beberapa kemungkinannya adalah:
(1) Proyektor LCD
(2) Laptop untuk presentasi
Ringkasan Sesi
Introduction
10 menit
Connection
50 menit
Application
50 menit
Reflection
10 menit
Fasilitator
menyampaikan
topik dan
tujuan serta
pertanyaan
kunci pada
peserta.
Fasilitator
memodelkan
salah satu
model
pembelajaran
kooperatif
(jigsaw)
- Peserta
membaca
dan
membahas
handout
- Peserta
membahas
hal-hal yang
menjamin
efektifitas
pembelajaran
kooperatif
Peserta
merangkum
kegiatan
belajar unit ini
dan menjawab
pertanyaan –
pertanyaan
kunci.
Extension
Peserta
membaca
bahan bacaan
tentang
pembelajaran
kelompok dan
mencoba
mempraktikkan
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (10 menit)
(1) Fasilitator menjelaskan sepintas tentang apa itu pembelajaran kooperatif. Penjelasan yang
terdapat di Pengantar dapat dikembangkan sebagai bahan tayangan yang dapat digunakan
dalam sesi ini.
(2) Fasilitator menyampaikan tujuan sesi ini.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
67
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Connection (50 menit)
Kegiatan 1: Pemodelan Pembelajaran Kooperatif
(1) Fasilitator sebagai model menyajikan contoh pembelajaran kooperatif model Jigsaw. (Model
jigsaw perlu dimodelkan karena pengelolaan kelasnya lebih menantang daripada yang lain).
(2) Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok. Kelompok Pengamat dan Kelompok siswa.
(3) Kelompok Pengamat. Kelompok yang terdiri atas 4 orang dibentuk dan ditugaskan untuk menjadi
pengamat. Kelompok ini bertugas mengamati perilaku para peserta yang berperan menjadi
siswa dengan menggunakan handout 2C.2. (Kelompok ini hanya dibutuhkan untuk kepentingan
pelatihan. Pada penerapan yang sebenarnya di sekolah kelompok ini tidak dibutuhkan).
(4) Kelompok siswa: Buatlah beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri atas empat orang.
Tiap anggota kelompok diberi nama A, B, C, D. Pada tahap ini kelompok disebut kelompok
asal / induk (home group).
(5) Fasilitator menginformasikan bahwa tiap anggota kelompok akan mendapat tugas mendalami
bagian-bagian tertentu dari bacaan karena mereka harus menjadi ahli dalam bagian / topik
tersebut:
•
•
•
•
A
B
C
D
mempelajari Penyebab pemanasan global (bagian A)
mempelajari Dampak Pemanasan Global (bagian B)
mempelajari Dampak Sosial Politik Pemanasan Global (bagian C)
mempelajari Pengendalian Pemanasan Global (bagian D)
(6) Dengan demikian, di dalam setiap kelompok induk (home group) terdapat beberapa ahli,
yaitu A ahli tentang penyebab pemanasan global, B ahli tentang dampak pemanasan
global, C ahli tentang dampak juga, dan D ahli tentang pengendalian pemanasan global.
(7) Fasilitator membagikan Handout Peserta 2c.1: Bacaan tentang Pemanasan Global pada setiap
kelompok. Perhatikan cara membagi teks. Distribusikan bagian pengantar yang membahas
pengertian pemanasan global kepada semua peserta. Bagian pengantar ini memberikan
pengetahuan latar supaya diskusi tentang subtopik lancar. Kemudian bagikan sub-sub topik
kepada kelompok-kelompok ahli sesuai dengan bagian topik masing-masing (baca langkah 5
dan 6). Peserta diminta untuk membaca bagian pengantar saja. (Kelompok Pengamat bisa
mendapatkan teks lengkap).
(8) Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok berikutnya (kelompok ahli.) Mintalah A
berkumpul dengan A, B berkumpul bersama B, C dengan C, D dengan D, Pada tahap ini
kelompok tersebut disebut kelompok ahli (expert group).
68
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
(9) Setelah berkumpul dalam kelompok ahli, tiap kelompok membaca dan mendiskusikan
bagiannya. Fasilitator memberi tugas pada masing-masing kelompok ahli untuk membahas
dan membuat ringkasan tentang topik masing-masing antara lain dapat dalam bentuk
diagram/bagan alir (flow chart) yang bisa menjelaskan isi topik masing-masing dengan jelas
pada orang lain. Tiap anggota harus aktif karena dalam kelompok ini mereka harus menjadi
ahli dalam menjawab pertanyaan tentang topiknya.
(10) Setelah tugas kelompok ahli selesai dilaksanakan, fasilitator meminta peserta berkumpul lagi
ke kelompok asal (home group).
(11) Fasilitator meminta setiap anggota kelompok asal untuk saling bertukar hasil bacaannya
kemudian menyiapkan presentasi tentang pemanasan global dengan menggunakan diagram
alur atau cara lain yang dianggap lebih komunikatif. Ringkasan yang telah dibuat tiap anggota
ketika berada di kelompok ahli dimanfaatkan setelah dimodifikasi sesuai kesepakatan dalam
kelompok asal. Fasilitator menambahkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Kebiasaan hidup apa saja yang kalian lakukan di rumah dan di sekolah yang mungkin ikut
menyebabkan terjadinya pemanasan global?
b. Apa saja dampak pemanasan global yang telah kalian rasakan di sekitar lingkungan rumah
dan sekolah?
c. Apa saja yang bisa kalian lakukan di lingkungan rumah dan sekolah untuk mengurangi
dampak pemanasan global?
(12) Fasilitator meminta kelompok asal memajangkan hasil kerjanya.
Kegiatan 2: Diskusi Hasil Pengamatan
(1) Fasilitator memberi kesempatan kepada pengamat untuk menyampaikan hasil pengamatannya,
baik tentang kelancaran penerapan jigsaw maupun potensi jigsaw dalam mengembangkan
kecakapan personal dan sosial siswa.
(2) Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan hasil pengamatan terkait dengan dampak
pembelajaran kooperatif terhadap pengembangan kecakapan sosial dan kecakapan hidup lainnya.
Application (50 menit)
(1) Fasilitator menyatakan bahwa terdapat banyak bentuk pembelajaran kooperatif yang bisa
dipilih sesuai dengan kebutuhan tujuan pembelajaran. Fasilitator membagikan Handout
Peserta 2c.3: pembelajaran Kooperatif.
(2) Fasilitator meminta peserta untuk membaca handout tersebut dan mendiskusikan secara
singkat tingkat kemungkinannya untuk digunakan di kelas yang cocok dengan karakteristik
mapel masing-masing.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
69
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
(3) Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menjamin efektifitas proses pembelajaran kooperatif sehingga tidak hanya sekedar menjadi
kumpulan siswa yang duduk berkelompok tapi tidak ada interaksi saling membelajarkan di
antara mereka.
(4) Fasilitator memimpin secara pleno dan meminta setiap kelompok menyampaikan setidaknya
satu atau dua hal penting yang perlu dilakukan untuk membuat pembelajaran kooperatif efektif.
Karena penerapan pembelajaran kooperatif dimaksudkan untuk mengaktifkan semua siswa,
maka pendapat peserta perlu ‘diuji’:
•
·
Apakah butir-butir yang dikemukakan (Hasil langkah 3) betul-betul membuat setiap
siswa aktif?
(5) Fasilitator menyajikan tayangan tentang prinsip-prisip pembelajaran kooperatif yang efektif
untuk memperkuat hasil diskusi peserta.
(6) Fasilitator membagikan Informasi Tambahan 2c.1: Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif.
Reflection (10 menit)
Peserta melakukan evaluasi diri dengan memikirkan sejauhmanakah tujuan kegiatan yang telah
disebutkan di awal dapat dicapai.
Extension
Peserta membaca sekali lagi bahan bacaan tentang pembelajaran kooperatif dan mencoba satu
persatu jenis-jenis pembelajaran kooperatif yang disebutkan. Mereka bisa pula saling bertukar ide
dengan peserta lain tentang bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif yang lain.
Pesan Utama
Pembelajaran kooperatif yang dirancang dengan benar akan dapat mengembangkan kecakapan
personal dan sosial siswa.
70
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Handout Peserta 2c.1
Pemanasan Global
Pengantar
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat selama seratus tahun terakhir.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan
oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”melalui efek rumah
kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat
beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC
tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan 2100. Walaupun sebagian besar penelitian
terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan
terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah
stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
71
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
‘Ahli’ A:
Penyebab Pemanasan Global
Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut
berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan
Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap
di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida,
dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan
suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59
°F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek
rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan
tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global.
Efek umpan balik
Unsur penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih
banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air
absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena
udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2
memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari
bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan
meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan
72
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.
Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa
detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan
dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km
untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian,
umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan
dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.
Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan
yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya
akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit
bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini
akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu
siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost)
adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga
akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini
diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
73
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
‘Ahli’ B:
Dampak Pemanasan Global (1)
Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi
atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah
membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi
permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan
Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang
terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan,
mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para
ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau
menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi,
uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara ratarata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia
telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih
sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola
yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat
dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Peningkatan Permukaan Laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara
geologi.
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya
akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak
es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi
74
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100
cm akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak
pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan
mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya
akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negaranegara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan
50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawarawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun.
Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan
dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada,
sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih
lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika
mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gununggunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi
sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan
dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
75
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
‘Ahli’ C
Dampak Pemanasan Global (2)
Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi
atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah
membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi
permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung
untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi,
pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara
atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa
tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Dampak Sosial Dan Politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang
ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:
diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk
nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies
vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap
obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada
beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan
ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak pada perubahan iklim yang bisa
berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang /
kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
.
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada
waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi
76
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit
saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan
lain-lain.
‘Ahli’ D
Pengendalian Pemanasan Global
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah
yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan
global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil
melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan
dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat
membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti
Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor
(jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies
dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih
dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan
karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan
cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan
telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali
sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain,
seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini
adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas
rumah kaca.
Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan
(menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi
keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi
gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
77
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbon dioksida
yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer
sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan
bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu,
batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada
pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai
sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung
telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon
dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara.
Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan
karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan
limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbon dioksida sama sekali.
Persetujuan internasional
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di
tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi
masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian
yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat
yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh
walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida
terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor
lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi
targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida.
Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler
untuk merundingkan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan hukuman
yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para
negoisator merancang sistem di mana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang
sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke negara
lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi
hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya
yang lebih rendah.
Diadaptasi dari Wikipedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global. Diakses pada tanggal
25 Desember 2008.
78
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Handout Peserta 2c.2
Lembar Pengamatan untuk Pembelajaran Kooperatif
Petunjuk:
1.
2.
3.
4.
Amatilah tindakan siswa (peserta) dalam kelompoknya.
Baca dan tambahkan tindakan yang dilakukan siswa pada kolom 1.
Berikan centang pada kolom 2 sesuai dengan tindakan yang teramati.
Tuliskan nomor butir-butir kecakapan sosial (lihat daftar) yang mungkin berkembang karena
tindakan-tindakan tersebut.
1
Daftar Butir Kecakapan
Hidup Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bekerjasama
Menunjukkan tanggung
jawab sosial
Mengendalikan emosi /
mengatasi perasaan
Berinteraksi dalam
masyarakat.
Mengelola konflik
Berpartisipasi
Membudayakan sikap
sportif, disiplin, dan hidup
sehat
Memimpin
Kecakapan hidup lain
(personal dan akademik)
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Kecakapan berkomunikasi
Mengambil keputusan
Percaya diri
Merumuskan masalah
Berpikir rasional
Bersikap ilmiah
Berpikir strategis
...........................
...........................
...........................
...........................
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Tindakan yang dilakukan
siswa
1.
Mendengarkan dengan
empati / perhatian
2.
Menyampaikan gagasan
dengan jelas
3.
Menyela dengan santun
4.
Membuat kesepakatan
5.
Meyakinkan orang lain
6.
Memimpin diskusi
7.
Membuat aturan main
8.
Mengatur pembagian
tugas
2
YA
3
TDK
Butir Kecakapan
Hidup yang
dikembangkan
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
79
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 2c.3
Pembelajaran Kooperatif
Pengantar
Belajar kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang ak-tif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk
saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya
sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil
belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru.
Pembelajaran kooperatif juga bisa dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklu-sif, yaitu
sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah.
Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki perbedaan dari segi agama, suku, prestasi,
jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut.
Selain itu pembelajaran kooperatif juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan
bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata.
Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai
duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak sa-ling berinteraksi untuk
saling membelajarkan. Siswa dalam duduk berkelompok bekerja sendiri-sendiri.
Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau memperha-tikan
dua prinsip inti berikut. Yang pertama adalah adanya saling ketergantungan yang po-sitif. Semua
anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan
kelompok, misalnya: menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung
jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki
kontribusi aktif dalam bekerja sama. Kalau ada anggota kelompok yang tidak berkontribusi maka
tujuan kelompok tidak akan tercapai. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk
pembelajaran kooperatif dan penerapannya yang sebenar-nya supaya kesalahpahaman tentang
belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran da-pat dihindari.
Beberapa jenis pembelajaran kelompok/kooperatif
80
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
1. Jigsaw
Langkah-langkah:
a.
b.
c.
d.
e.
Siswa dibagi dalam kelompok–kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 4 s/d 5 orang.
Sebaiknya kelompok terdiri atas siswa dengan beragam latar belakang, misalnya dari segi
prestasi, jenis kelamin, suku, agama, status sosial dll. Kelompok ini disebut kelompok asal
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. Misalnya, untuk topik sistem
pencernaan, ada subtopik tentang mulut; lambung; usus halus; usus besar, poros, dan dubur
dibagitugaskan pada tiap anggota dalam kelompok.
Setiap siswa yang mendapat subtopik mulut berkumpul bersama membentuk tim ahli mulut.
Siswa lain yang mendapat subtopik lambung juga berkumpul bersama membentuk tim ahli
lambung. Begitu seterusnya. Tim ahli membahas subtopik masing-masing dan menjadi ahli
dalam topik itu.
Setelah selesai berdiskusi dalam tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal masingmasing. Kemudian secara bergantian, tiap siswa yang telah menjadi ahli mengajar teman satu
tim mereka tentang subtopik yang mereka kuasai.
Kelompok asal mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, atau membuat rangkuman
tentang, misalnya sistem pencernaan pada manusia. Guru bisa juga memberikan tes pada
kelompok. Tapi pada saat mengerjakan tes siswa tidak boleh bekerja sama.
Bagan pengelolaan siswa dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw.
I
II
III
A
B
A
A
D
C
A
B
A
C
A
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
B
B
B
D
D
D
D
A
B
C
D
A
B
C
D
B
D
C
C
C
C
C
A
B
C
D
I dan III : kelompok asal
II
: kelompok ahli
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
81
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
2. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Langkah-langkah:
a.
b.
c.
d.
e.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 4 s/d 5 orang.
Sebaiknya kelompok terdiri atas siswa dengan beragam latar belakang, misalnya dari segi
prestasi, jenis kelamin, suku, agama, dll
Guru membahas topik pembelajaran, misalnya: sistem pencernaan manusia.
Guru Guru memberi tugas kepada kelompok untuk mengerjakan latihan / membahas suatu
topik lanjutan bersama-sama. Di sini anggota kelompok saling bekerja sama.
Guru memberi kuis/pertanyaan/tes kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu.
Hasil tes diskor. Skor tiap siswa ditentukan berdasarkan skor/perbaikan tiap anggota
kelompoknya.
3. Menulis Cerita Kelompok
a.
b.
c.
d.
e.
Setiap anggota kelompok memilih sebuah topik yang menarik untuk membuat ceri-ta secara
berkelompok, misalnya gempa bumi atau banjir di suatu daerah, bermain di sungai,
pengalaman pertama berkemah, semua menteri pemerintah dikejutkan oleh penyakit serius
yang misterius, dan lain-lain.
Setiap anggota kelompok menulis judul cerita yang mereka pilih serta tiga kalimat pertama
untuk mengawali cerita.
Anggota kelompok memutar cerita mereka ke arah kiri mereka. Setiap anggota yang
menerimanya harus melanjutkan cerita. Setiap anggota memiliki waktu dua menit untuk
membaca dan menulis. Kertas diputar hingga beberapa kali putaran dan pada akhirnya setiap
anggota mendapatkan kembali kertasnya.
Jika sudah selesai, kelompok berbagi cerita dan memilih salah satu cerita untuk dibacakan di
kelompok. Kemudian, anggota-anggota kelompok menyunting cerita tersebut untuk
meningkatkan kualitas cerita.
Alternatif lain: tiap anggota kemudian mengembangkan kalimat-kalimat yang sudah ada
menjadi cerita yang runtut.
4. Menemukan yang Salah
Setiap siswa menuliskan tiga pernyataan yang terdiri atas dua pernyataan benar dan satu
pernyataan salah. Di dalam kelompok seorang siswa membacakan pernyataannya dengan suara
keras. Kelompok kemudian berdiskusi untuk menemukan pernyataan yang salah. Setelah itu siswa
lain membacakan pernyataannya dan didiskusikan. Demikian seterusnya sampai semua siswa
dalam kelompok mendapat giliran membacakan pernyataan yang telah ditulisnya.
Langkah-langkah:
a. Semua siswa menulis tiga pernyataan: 2 pernyataan benar dan 1 pernyataan sa-lah
82
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
b.
c.
d.
e.
f.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok
Satu orang siswa membaca pernyataan
Kelompok mendiskusikan pernyataan mana yang salah dan membetulkannya
Satu orang siswa membaca pernyataan lagi
Kelompok mendiskusikan pernyataan mana yang salah dan membetulkannya, dstnya.
5. Di Dalam dan di Luar Lingkaran
Semua siswa berdiri membentuk dua lingkaran. Lingkaran yang kedua mengelilingi lingkaran yang
pertama. Kedua lingkaran harus memiliki jumlah siswa yang sama sehingga siswa bisa saling
berhadapan. Guru mengumumkan atau memberikan sebuah topik atau pertanyaan, dan siswa
membahasnya dengan pasangan yang berada di depannya. Kemudian kedua lingkaran berotasi
sehingga siswa terpasangkan dengan siswa lain untuk membahas topik atau pertanyaan berikutnya
yang diberikan guru.
Langkah-langkah:
a.
b.
c.
d.
e.
Siswa membentuk lingkaran
Siswa membahas topik / pertanyaan dari guru dengan pasangannya
Guru memberi aba-aba pada siswa untuk berotasi
Jika memungkinkan, kegiatan akan lebih lancar kalau dilaksanakan di luar kelas
Posisi yang dirotasi sebaiknya diragamkan, dan pergerakan rotasi kadang-kadang dibalikkan
arahnya
6. Berpikir-Berpasangan-Berbagi dengan Kelas / B3K (Think-Pair-Share)
Pembelajaran kooperatif model B3K ini sangat populer karena mudah pengelolaan kelasnya.
a.
b.
c.
d.
Guru memberikan suatu permasalahan / pertanyaan pada kelas. Misalnya, guru bertanya,”
Apa yang dimaksud dengan pemanasan global? Mengapa isu pemanasan global sedang ramai
dibicarakan orang? Adakah tanda-tanda terjadinya pemanasan global di kota kita ini?”
Setiap siswa secara individual diminta untuk merenungkan kemungkinan jawabannya
terlebih dahulu. Guru memberikan waktu yang cukup. Tahap ini disebut tahap Berpikir/
Think..
Setelah siswa mencari / memikirkan jawaban atau tanggapan sendiri-sendiri, guru kemudian
meminta siswa secara berpasangan mendiskusikan jawaban mereka. Pada kesempatan ini
mereka bisa saling bertukar pikiran dan argumentasi tentang permasalahan yang disampaikan
oleh guru. Tahap ini tahap berdiskusi berpasangan/in pairs
Setelah diskusi berpasangan dirasakan cukup, guru mengundang tiap siswa/pasangan siswa
untuk berbagi jawaban atau komentar secara pleno kelas terhadap permasalahan yang
diajukan guru. Tahap ini disebut berbagi/share.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
83
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
7. Berpikir-Berpasangan-Berempat/B3 (Think-Pair-Square)
Jenis pembelajaran kooperatif ini juga praktis pengelolaannya. Siswa tidak perlu berpindah dari
tempat duduknya.
Tahapan pembelajaran kooperatif model B3 ini sama dengan tahapan B3K di atas kecuali pada
langkah d.. Untuk B3 langkah d diubah menjadi berdiskusi atau bertukar pendapat dan
argumentasi dengan empat orang. Dengan demikian siswa berpikir/bekerja individual, kemudian
berpasangan, setelah itu berempat.
8. Anggota Bernomer Bekerja Bersama / AB3 (Numbered-Heads together)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bentuklah kelompok-kelompok siswa yang terdiri atas empat anak.
Setiap anggota kelompok mendapat nomor 1, 2, 3, dan 4.
Guru (atau siswa atau kelompok) memberikan pertanyaan berdasarkan teks yang dibaca.
Misalnya: Bagaimanakah proses terjadinya efek umpan balik dalam pemanasan global? Guru
juga bisa memberikan bentuk tugas yang lain.
Semua siswa dalam kelompok masing-masing bekerja sama mencari dan membahas jawaban /
pemecahan atas pertanyaan/masalah yang diberikan. Kelompok memastikan bahwa setiap
anggota menguasai jawaban/ jalan keluar atas masalah yang diberikan.
Setelah diskusi di dalam kelompok di rasa cukup, guru memanggil siswa dengan nomornomor tertentu untuk menjawab atau melaporkan. Misalnya, jika guru memanggil nomor 4,
itu berarti bahwa semua siswa bernomor 1 harus siap untuk terpilih memaparkan jawaban
atas permasalahan yang diberikan guru.
Guru meneruskan proses pembelajaran dengan memanggil nomor-nomor yang lain.
9. Bertukar Pasangan
Karakteristik bertukar pasangan pada pembelajaran kooperatif ini adalah jumlah anggota
kelompoknya dua orang.
Langkah-langkah:
a.
b.
c.
d.
e.
Siswa dibagi dalam tim (kelompok) yang saling berpasangan.
Setiap pasangan diberi tugas dan mengerjakannya.
Setelah selesai, setiap pasangan bertukar dengan pasangan lainnya.
Pasangan baru berdiskusi saling menanyakan dan mengukuhkan jawabannya
Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan disampaikan kepada pasangan semula.
84
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
Informasi Tambahan 2c.1
Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Agar efektif, pembelajaran kooperatif perlu memenuhi ketentuan berikut:
1.
Adanya saling ketergantungan yang positif (positive interdependence): semua anggota dalam
kelompok saling bergantung dalam mencapai tujuan kelompok. Tugas kelompok hanya bisa
diselesaikan melalui kerja semua anggota kelompok;
2.
Adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability) yang terwujud dalam kontribusi
aktif tiap anggota kelompok;
3.
Ada tagihan kerja kelompok dan tagihan kerja individual;
4.
Komposisi anggota dalam kelompok heterogen meskipun kadang-kadang siswa boleh
membentuk kelompok sesuai pilihan sendiri;
5.
Bentuk pembelajaran kooperatif cocok dengan jenis tugas.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
85
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Presentasi Unit 2c
86
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
87
UNIT 3
Bagaimana Menciptakan
Lingkungan Kelas yang
Mendorong Siswa untuk
Belajar?
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Unit 3
Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas
yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Pendahuluan
Lingkungan kelas sangat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk
belajar. Penataan lingkungan kelas bisa berupa pengaturan meja-kursi siswa, penataan sumber dan
alat bantu belajar, dan penataan pajangan hasil karya siswa.
Penataan meja-kursi siswa paling sedikit memenuhi 4 hal: 1) Mobilitas, memudahkan siswa
untuk bergerak dari satu pojok ke pojok lain, 2) Aksesibilitas, memudahkan siswa mengakses
sumber dan alat bantu belajar, 3) Interaksi, memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan
sesama teman dan gurunya, dan 4) Variasi kegiatan, memudahkan siswa melakukan berbagai
kegiatan yang beragam, misal berdiskusi, melakukan percobaan, dan presentasi.
Penataan sumber dan alat bantu belajar hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga
sumber belajar mudah diakses oleh siswa maupun guru. Misal penempatan alat bantu belajar di
tengah ruangan memungkinkan semua siswa memiliki jarak yang relatif sama dalam mengaksesnya
daripada alat tersebut ditempatkan di salah satu pojok ruangan.
Penataan pajangan hasil karya siswa selain perlu memenuhi aspek estetika (keindahan) juga
perlu diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam jangkauan pandang/sentuh siswa agar mereka
benar-benar memperoleh manfaat dari pemajangan hasil karya tersebut.
Tujuan
Para peserta menyadari pentingnya pemanfaatan lingkungan kelas sebagai sumber belajar yang
efektif untuk pembelajaran. Setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu:
•
•
•
Mengatur perabotan untuk mendorong pembelajaran kooperatif.
Mengelola hasil karya siswa menjadi sumber belajar bersama.
Memanfaatkan beragam jenis lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar,
termasuk lingkungan fisik, sosial, dan peristiwa yang sesuai dengan kompetensi dasar mata
pelajaran untuk mendorong siswa belajar aktif, berpikir tingkat tinggi dan bekerjasama dalam
memecahkan masalah.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
91
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Pertanyaan Kunci
•
Bagaimana menciptakan lingkungan kelas sebagai sumber belajar yang mendorong siswa aktif
berpikir tingkat tinggi, berbuat, dan melakukan belajar kooperatif untuk kegiatan
memecahkan masalah dalam mengembangkan kecakapan hidup.
Petunjuk Umum
•
•
•
•
Pengaturan perabotan dilakukan untuk mendorong terlaksananya pembelajaran kooperatif
yang melatih kecakapan bekerjasama dan berkomunikasi dalam kelompok.
Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa menjadi sumber belajar bersama yang dapat
digunakan untuk bahan praktik presentasi yang baik, mendiskusikan berbagai jenis karya
siswa, dan mengelolanya sebagai sumber belajar yang diatur sebagai pajangan di dalam atau
di luar kelas, dan memamerkannya dalam perpustakaan hasil karya siswa atau portofolio.
Penggunaan beragam lingkungan sebagai sumber belajar yang tepat dan bervariasi dalam
pembelajaran dapat menghidupkan suasana belajar, memotivasi dan memudahkan peserta
memahami dan membangun konsep-konsep yang rumit, mempercepat dan memperkaya
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
Tentukan terlebih dahulu kompetensi dasar yang akan dicapai kemudian, tentukan sumber
belajar yang paling cocok dan bervariasi.
Sumber dan Bahan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Kertas flip chart, Spidol, Plester
Handout Peserta 3.1: Pengaturan Perabotan untuk Mendorong Pembelajaran Kooperatif.
Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa
Handout Peserta 3.3: Kompetensi Dasar dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Handout Peserta 3.4: Mengidentifikasi Masalah, Alternatif Solusi, dan Rencana Tindak Lanjut
Penerapan
Film wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran
kooperatif, memajangkan dan mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri.
Informasi Tambahan 3.1: Beberapa Aspek yang Harus Dipertimbangkan dalam Menciptakan
Lingkungan Kelas Sebagai Sumber Belajar
Informasi Tambahan 3.2: Mengembangkan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar.
92
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Waktu
Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah selama 120 menit. Perincian alokasi
penggunaan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini.
ICT
Berikut ini adalah peralatan ICT yang harus disediakan, namun apabila tidak bisa ditemukan di
tempat pelatihan, fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas flip chart.
• Proyektor LCD
• Komputer desktop atau laptop.
• Layar proyektor LCD
Energizer
Anda dapat menggunakan energizer berikut ini pada awal sesi, yaitu permainan Persegi. Caranya
peserta diminta menyebutkan jumlah persegi yang dapat mereka lihat dari tayangan
power point atau gambar di papan tulis. Jawaban peserta akan bervariasi sesuai dengan
persepsi masing-masing, Bila ada yang menjawab jumlahnya 16, maka mereka berarti tidak berani
keluar dari 16 seperti orang pada umumnya melihat.
Pesan utama dari Energizer ini adalah guru dalam mengajar sering berkutat pada hal-hal yang
biasa terjadi atau masuk zona aman termasuk dalam hal mengatur lingkungan kelas. Guru tidak
berani mencoba sesuatu yang inovatif, keluar dari kebiasaan.
(Kunci, lihat catatan fasilitator – 1)
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
93
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Ringkasan Unit 3
Introduction
10 menit
Connection
15 menit
Application
90 menit
Reflection
5 menit
Fasilitator
memandu
kegiatan curah
pendapat,
menggunakan
Energizer
untuk
memotivasi
peserta,
menyampaikan
tujuan dan
pertanyaan
kunci.
Peserta
melihat
pemodelan
fasilitator,
kemudian
fasilitator
menyampaikan
model
penyelesaian
tugas untuk
membahas tiga
topik.
Peserta bekerja
dalam tiga
kelompok
besar untuk
Membahas dan
melaporkan
hasil pekerjaan
tugas tiga topik
dan identifikasi
permasalahannya
ketika
diterapkan.
Merangkum
kegiatan untuk
memastikan
ketercapaian
tujuan dan
menentukan
apakah tujuan
dari sesi ini
sudah bisa
dijawab
peserta atau
belum.
Extension
Peserta
diharapkan
menemukan
contoh lain
yang lebih
bagus dan
sederhana yang
cocok dengan
kompetensi
dasar mata
pelajaran dan
menerapkannya.
Pelatihan Unit 3 dilaksanakan secara pleno tetapi peserta dikelompokkan menjadi 3 kelompok
sesuai topik yang akan dibahas. Secara rinci ditunjukkan skema berikut:
35’
10’
15’
Pendahuluan:
Curah
Pendapat,
Menyampaikan
Tujuan dan
pertanyaan
Pemodelan
Fasilitator dan
Penjelasan
Tugas untuk
Membahas 3
topik
(1)
(2)
Penyusunan
Alternatif
Pengaturan
Perabotan
Pemajangan dan
Pengelolaan
Hasil
Karya Siswa
Pembahasan
Pemanfaatan
Lingkungan
Sebagai Sumber
Belajar
Pengaturan Perabotan
Pengelolaan Pembelajaran
Pengoptimalan Sudut Baca
Identifikasi Masalah
Pertanyaan 1-4
Pertanyaan 4-9
Identifikasi Masalah
55’
5’
Presentasi
Diskusi,
Menonton
Film, dan
Kunjungan/
Belanja
Refleksi
dan
Penutup
(4)
(5)
Mapel IPA
Mapel IPS
Mapel Matematika
Mapel Bahasa Indonesia
Identifikasi Masalah
(3)
94
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (10 menit)
(1) Lakukan curah pendapat dengan memberikan pertanyaan kepada peserta: bagaimana
menciptakan lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar.
(2) Kumpulkan jawaban-jawaban dari para peserta.
(3) Gunakan Energizer untuk memotivasi para peserta tentang pentingnya keberanian guru
melakukan inovasi dalam mengembangkan kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif.
Catatan untuk Fasilitator
1
Energizer dilakukan untuk membuka persepsi guru agar tidak hanya melakukan
hal yang sama saja. Waktu yang tersedia maksimal hanya 3 menit, untuk itu
fasilitator perlu mengelola jawaban peserta dengan mempertimbangkan aspek
waktu. Kaitkan jawaban peserta dengan banyak alternatif untuk melakukan
inovasi dalam menciptakan kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif.
Kunci Jawaban
Persegi 1 x 1 ada 16
Persegi 2 x 2 ada 9
Persegi 3 x 3 ada 4
Persegi 4 x 4 ada 1
Jadi total ada 30 persegi.
(4) Jelaskan pentingnya lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar. Memang aspek
lingkungan kelas tersebut banyak ragam, tetapi pada unit ini terbatas kepada tiga hal yaitu:
(1) Pengaturan perabotan untuk mendorong pembelajaran kooperatif, (2) Pemajangan dan
pengelolaan hasil karya siswa menjadi sumber belajar bersama, (3) Pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar (fisik, sosial, peristiwa).
Catatan untuk Fasilitator
2
Lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar, menarik minat dan
menunjang anak dalam pembelajaran sangat penting karena bisa
(1) menjelaskan informasi tentang fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sesuai
dengan mata pelajaran, (2) pemudahan, penyederhanaan, pengongkretan, dan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
95
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
penguatan konsep, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4) mempermudah dalam
pencapaian tujuan belajar, (5) menghemat waktu, tenaga, dan biaya, (6)
membawa situasi dari luar kelas, (7) jembatan berpikir dan bertindak bagi siswa
(8) mendorong siswa dalam memberikan tanggapan, (8) mendorong siswa untuk
melakukan praktik dengan benar, dan lain sebagainya.
(5) Sampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini.
Connection (15 menit)
(1) Berikan satu pemodelan atau contoh cara menciptakan dan memanfaatkan lingkungan kelas
yang mendorong siswa untuk belajar.
(2) Fasilitator menjelaskan ketiga tugas yang akan dibahas oleh peserta dalam penyajian unit ini.
Tugas-tugas tersebut dapat dilihat pada Catatan untuk Fasilitator berikut ini.
Catatan untuk Fasilitator
3
a) Pengaturan Perabotan:: Saat ini sebagian besar ruang kelas teratur secara
klasikal. Anak duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam
pembelajaran PAKEM pengelolaan kegiatan murid lebih bervariasi, termasuk
kerja kelompok, kerja perorangan dan klasikal. Tugas kelompok ini adalah untuk:
•·
Menyusun alternatif pengaturan perabotan yang menunjang pengelolaan
siswa yang bervariasi,
·
• Menyebutkan jenis-jenis kegiatan yang cocok untuk dikerjakan dalam
masing-masing pengelolaan tersebut, yaitu klasikal, kelompok dan individu.
•· Menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan perpustakaan atau sudut baca di
kelas.
b) Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa:: Kelompok ini
membahas lembar kerja tentang bagaimana mengelola hasil karya siswa
menjadi sumber belajar bersama, pajangan di dalam dan di luar kelas,
perpustakaan hasil karya siswa, dan portofolio.
c) Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar: Pada umumnya
sumber belajar saat ini terbatas pada guru dan buku paket. Padahal banyak
sumber belajar lainnya baik di dalam maupun di luar kelas, antara lain: benda
nyata atau benda model, poster, dan lingkungan. Identifikasi pada lembaran
kerja yang disediakan yaitu potensi yang ada di lingkungan untuk setiap mata
pelajaran antara lain lingkungan fisik, sosial, dan peristiwa sebagai sumber
belajar. Satu contoh telah diisi.
96
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
d) Mengidentifikasi Masalah, Alternatif Solusi, dan Rencana Tindak
Lanjut Penerapan: Setelah menyelesaikan tugas, setiap kelompok melakukan identifikasi masalah, mencari alternatif solusi dari masalah, dan membuat
rencana tindak lanjut penerapan sesuai topik handout Peserta yang menjadi
tugas kelompok.
Fasilitator sebaiknya tidak terlalu lama dalam memberikan penjelasan ketiga
tugas. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau memberikan
komentar tentang tugas yang akan dibahas untuk lebih memahami yang akan
dikerjakan.
Application (90 menit)
(1) Peserta bekerja dalam tiga kelompok besar: (a) Kelompok 1 dibagi menjadi tiga kelompok
kecil, bekerja dengan menggunakan Handout Peserta 3.1: Pengaturan Perabotan untuk
Mendorong Pembelajaran Kooperatif, (b) Kelompok 2 dibagi menjadi dua kelompok kecil,
bekerja dengan menggunakan Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya
Siswa, (c) kelompok 3 dibagi menjadi lima kelompok kecil sesuai mata pelajaran yang
menjadi tugasnya, bekerja dengan menggunakan Handout Peserta 3.3: Kompetensi Dasar dan
Lingkungan sebagai Sumber Belajar.
Catatan untuk Fasilitator
4
Mengingat tugas yang dikerjakan cukup kompleks, gunakan skema kegiatan
untuk mendetailkan strategi dalam menyelesaikan tugas, terutama agar sesuai
dengan waktu yang tersedia dan tujuan yang akan dicapai. Peran para fasilitator
pendamping dalam mendampingi kerja kelompok sangat menentukan keberhasilan
proses untuk pencapaian tujuan. Dampingi dan yakinkan bahwa peserta
memahami tugas yang dikerjakan dan sesuai dengan tugas yang diberikan.
(2) Di dalam kelompok kecil tersebut peserta membahas lembar kerja secara berkelompok
kecil terlebih dahulu selama 20 menit. 15 menit kemudian peserta menyatukan hasilnya ke
dalam kelompok utama untuk dipresentasikan kepada kelompok lainnya.
(3) Tiap kelompok utama mempresentasikan hasilnya untuk mendapatkan tanggapan dan
kelompok lain. Diskusi dilakukan dalam pleno. Berikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan.
(4) Selesai presentasi dan diskusi, peserta menonton dua film, (1) film wawancara dengan kepala
sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran kooperatif, memajangkan dan
mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
97
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
belajar, (2) film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri.
(5) Seluruh peserta mengerjakan Handout Peserta 3.4: Mengidentifikasi Masalah, Alternatif
Solusi, dan Rencana Tindak Lanjut Penerapan
(6) Hasil kerja dalam kelompok yang telah disepakati, dipresentasikan, dan didiskusikan
dipajangkan. Kemudian, selama 10 menit antar kelompok saling mengunjungi/belanja dan
menanggapi pajangan tersebut.
Catatan untuk Fasilitator
5
Pada saat kegiatan mengunjungi/belanja, ada 1-3 perwakilan kelompok yang
menjaga hasil karyanya, anggota kelompok lainnya melakukan kunjungan untuk
mencatat dan menanggapi hasil kelompok lainnya.
Reflection (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk mengecek apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai atau
belum.
(2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menulis hal-hal penting yang sudah dipelajari
dari unit ini.
Extension
•
•
Berikan tugas kepada setiap kelompok untuk mendisain media fasilitasi lingkungan kelas yang
akan digunakan pada kegiatan praktik pembelajaran sebaya (peer teaching).
Peserta diharapkan terus mengidentifikasi pengelolaan perabotan dan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk untuk mendorong siswa belajar aktif, berpikir tingkat tinggi dan
bekerjasama dalam memecahkan masalah.
Pesan Utama
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sangat diperlukan terutama untuk menciptakan
lingkungan kelas untuk mendorong siswa untuk belajar. Banyak dampak positif yang diberikan
seperti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah, memotivasi peserta, menciptakan
iklim belajar yang kondusif, dan lain sebagainya. Sumber belajar tidak harus media yang mahal dan
rumit, tetapi yang paling utama adalah cocok dengan pencapaian kompetensi dasar, Di samping
harus sederhana, murah, mudah diperoleh, dan mudah digunakan.
98
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Handout Peserta 3.1
Pengaturan Perabotan untuk
Mendorong Pembelajaran Kooperatif
Pengaturan Perabotan:: Saat ini sebagian besar ruang kelas diatur secara klasikal. siswa duduk
berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pembelajaran PAKEM yang berorientasi
pada penguasaan pendidikan kecakapan hidup, pengelolaan kegiatan murid lebih bervariasi,
termasuk kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal, serta pemanfaatan
perpustakaan. Tugas kelompok ini adalah sebagai berikut:
1.
Menyusun alternatif letak perabotan yang menunjang pengelolaan siswa yang
bervariasi.
Contoh letak perabotan untuk 40 siswa yang biasanya digunakan di kelas-kelas.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
99
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Contoh pengaturan kelas tradisional, perbedaan individu kurang diperhatikan.
Contoh letak perabotan untuk 40 siswa yang menunjang pengaturan perabotan
bervariasi dan mendorong pembelajaran kooperatif.
100
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Contoh letak perabotan yang menunjang pengaturan perabotan bervariasi dan
mendorong pembelajaran kooperatif.
MODEL KELOMPOK UNTUK
KELOMPOK:
Susunan ini memungkinkan melakukan
diskusi, bermain peran, berdebat atau
observasi aktivitas kelompok.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
MODEL WORKSTATION:
Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe
laboratorium. Tempat berhadap-hadapan
mendorong partner belajar untuk
menempatkan dua peserta didik pada tempat
yang sama.
101
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
2.
Menuliskan jenis kegiatan pembelajaran yang cocok dikerjakan dalam setiap
pengelolaan tersebut, yaitu: klasikal, kelompok, dan individual.
Jenis
Pengelolaan
Jenis Kegiatan Pembelajaran
Klasikal
Kelompok
Individual
102
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
3.
Menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan perpustakaan
Peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah merupakan salah satu cara yang efektif untuk
meningkatkan kebiasaan membaca dan mencari informasi untuk terjun ke dunia modern
yang penuh persaingan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang menguasai informasi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan sekolah (informatif, edukatif,
bersifat riset, dan rekreatif) banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kendala yang
dihadapi sekolah antara lain adalah: kurangnya minat baca siswa, kurangnya sarana/prasarana
perpustakaan, jumlah dan ragam buku yang tidak memadai, dan kurang serta rendahnya
keterampilan tenaga pustaka.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan, identifikasi ide-ide kegiatan yang relevan
dengan panduan lembar kerja di bawah ini.
No
Topik
1
Ide-ide pembelajaran
yang berkaitan dengan
penggunaan
perpustakaan
2
Kegiatan-kegiatan
untuk meningkatkan
pemanfaatan
perpustakaan di kelas
untuk meningkatkan
minat baca siswa
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Ide-Ide Kegiatan
103
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 3.2
Pengelolaan dan Pemajangan Hasil Karya Siswa
Sering kali karya-karya siswa setelah dinilai tidak dimanfaatkan lagi keberadaannya. Padahal karyakarya siswa dapat menjadi sumber belajar bersama dan dipajangkan baik di dalam maupun di luar
kelas. Karya-karya tersebut bisa juga ditempatkan di perpustakaan karya siswa, atau disimpan
khusus sebagai penilaian portofolio yang menjadi koleksi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat
individual) yang menggambarkan (merefleksi) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan
pekerjaan terbaik siswa tersebut. Tugas kelompok ini adalah sebagai berikut:
No
Pertanyaan
1.
Apa saja karya siswa yang dapat
dijadikan sumber belajar?
2.
Bagaimana memanfaatkan karya
siswa menjadi sumber belajar?
3.
Bagaimana mengembangkan karya
siswa menjadi portofolio?
4.
Apa saja karya siswa yang akan
dipajang?
5.
Apa saja karya siswa yang seharusnya
tidak dipajang?
6.
Bagaimana cara memajangkan hasil
kerja siswa?
7.
Kriteria apa yang digunakan untuk
memajangkan hasil kerja siswa.
8.
Kapan pajangan sebaiknya diganti?
Jawaban
Catatan: Bisa ditambahkan seperlunya
104
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
No.
Mendiskripsikan
hakikat, norma,
kebiasaan, adat istiadat,
peraturan yang
berlaku dalam
masyarakat
Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran :
Kelas
:
Peristiwa
Kliping Koran Kompas
Tanggal 28 Juni 2008
Artikel Kehidupan
Masyarakat Minangkabau.
Sosial
Lingkungan tempat
tinggal siswa yang dapat
digali informasi tentang
hakekat, norma,
kebiasaan, adat istiadat,
peraturan yang berlaku
di masyarakat sekitar
sekolah.
Fisik
Narasumber tokoh
masyarakat yang
tinggal di lingkungan
sekolah dan
memahami
kebiasaan, adat
istiadat, peraturan
yang berlaku.
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
•
·•
•·
Mencari informasi tentang
norma-norma, kebiasaan, adat
istiadat, peraturan yang
berlaku di masyarakat melalui
membaca kliping koran atau
menggali informasi langsung di
masyarakat, atau melalui
narasumber yang hadir di
sekolah.
Mendiskusikan perbedaan
macam-macam norma yang
berlaku di masyarakat.
Mempresentasikan akibat dari
tidak mematuhi norma-norma,
kebiasaan, adat istiadat,
peraturan yang berlaku di
masyarakat dsb.
Kegiatan
Pembelajaran
Kompetensi Dasar dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Handout Peserta 3.3
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
105
106
Kompetensi Dasar
Catatan: Bisa ditambahkan seperlunya
No.
Fisik
Sosial
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Peristiwa
Kegiatan
Pembelajaran
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Handout Peserta 3.4
Mengidentifikasi Masalah, Alternatif Solusi,
dan Rencana Tindak Lanjut Penerapan
TULISKAN TOPIK YANG DIBAHAS SEBELUMNYA:
.......................................................................................................................................
No.
Mengapa Tidak Bisa Diterapkan?
Alternatif Solusi
1.
2.
3.
4.
5.
Catatan: Sesuai topik Handout Peserta dan Bisa ditambahkan seperlunya
Rencana Tindak Lanjut Penerapan di Sekolah:
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
107
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Informasi Tambahan 3.1
Beberapa Aspek yang Harus Dipertimbangkan dalam
Menciptakan Lingkungan Kelas Sebagai
Sumber Belajar
Untuk memutuskan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar perlu dipertimbangkan
beberapa hal agar bisa digunakan dengan efektif sesuai dengan fungsinya. Penggunaan lingkungan
yang tidak cocok dan berlebihan bukan hanya akan memboroskan waktu, tetapi juga dapat
mengganggu perhatian siswa, sehingga dapat menyebabkan kompetensi dasar tidak dapat dicapai
dengan baik.
Kompetensi Dasar
Lingkungan yang dipilih harus mendukung untuk pencapaian kompetensi dasar. Misalkan saja, dalam
mata pelajaran IPA antara lain: Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis
untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik. Sumber belajar yang cocok adalah
lingkungan fisik berupa lingkungan di sekitar sekolah yang menunjukkan informasi gejala alam biotik
dan abiotik. Tentukan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran terlebih dahulu baru menentukan
sumber belajar yang akan digunakan dan bukan sebaliknya.
Metode Pembelajaran
Lingkungan sebagai sumber belajar harus sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan
dalam PBM. Misalkan saja, suatu sesi mempunyai tujuan “siswa dapat membandingkan gejala alam
kebendaan dan kejadian pada objek abiotik melalui pengamatan. Metode pembelajaran yang
digunakan adalah metode pengamatan atau inkuiri.
Jumlah Peserta
Jumlah siswa yang banyak (sekitar 40 siswa) diperlukan perhatian guru yang ekstra. Sebaiknya
dalam pemanfataan lingkungan sebagai sumber belajar siswa dibentuk dalam kelompok. Tugas dan
peran setiap siswa dalam kelompok perlu dikelola dengan suatu panduan untuk menguatkan
aktivitas siswa dan menghindari kegiatan yang tidak relevan.
108
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Karakteristik Siswa
Karena siswa sudah menginjak remaja sudah membawa pengalaman dan pengetahuan yang
relevan, maka lingkungan yang digunakan akan berbeda dengan media untuk anak-anak yang belum
begitu banyak mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang topik yang dibicarakan.
Waktu
Efisiensi waktu perlu dipertimbangkan dengan baik dalam proses pemilihan lingkungan sebagai
sumber belajar. Bila waktu yang digunakan untuk mengoperasikan sumber belajar cukup lama
padahal waktu PBM sangat terbatas, maka perlu dipertimbangkan kembali penggunaan lingkungan
tersebut sebagai sumber belajar. Misalkan saja, siswa yang melakukan pengamatan di lingkungan
sekitar sekolah memerlukan waktu paling sedikit 60 menit, sedangkan waktu PBM di SMP hanya
2 jam pembelajaran atau berdurasi 90 menit, waktu sisa 30 menit mungkin dirasa kurang untuk
memberikan kesempatan pada siswa membuat laporan dan mempresentasikan hasil
pengamatannya. Untuk itu guru perlu memanajemen waktu pembelajaran, misalnya dalam KTSP 1
jam pembelajaran praktik di luar kelas sama dengan 2 jam pembelajaran di dalam kelas, sehingga
guru dapat menambah waktu jam pembelajaran.
Biaya
Bila biaya yang tersedia tidak mencukupi maka lingkungan merupakan sumber belajar yang didisain
cukup yang sederhana. Yang paling penting adalah kemampuan media untuk meningkatkan
pemahaman peserta terhadap materi yang sedang didiskusikan. Membawa daun sungguhan akan
lebih murah untuk menjelaskan bagian-bagian daun, daripada fasilitator harus menggambar daun.
Modifikasi atau adaptasi sumber belajar yang sudah tersedia di lingkungan sekolah akan sangat
membantu dalam mengurangi biaya penggunaan sumber belajar. Jarak lokasi lingkungan atau tempat
yang digunakan juga mempengaruhi biaya yang digunakan. Bila sekolah memiliki dana yang besar,
sekali waktu dapat memanfaatkan lingkungan yang lokasinya mungkin agak jauh dari sekolah dan
memerlukan biaya transportasi. Misalnya kunjungan ke museum, taman wisata, terminal, dan lain
sebagainya.
Kemampuan Guru
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar harus disesuaikan dengan kemampuan guru. Kalau
memang guru harus menggunakan sumber belajar yang tidak dikuasai, maka diperlukan satu
asisten yang dapat membantu agar PBM dapat berjalan lancar.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
109
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Bermanfaat bagi Siswa
Siswa harus bisa memetik manfaat yang paling banyak dari penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar terutama yang berdampak dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Manfaat yang
paling utama adalah lingkungan memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang
sedang didiskusikan (kognitif), membentuk sikap dan perilaku peserta (afektif), meningkatkan
ketrampilan (psychomotor), meningkatkan motivasi belajar, menghibur peserta, dan lain-lain.
Hindari penggunaan lingkungan yang kurang memberikan manfaat atau kurang memberikan
pengaruh positif terhadap siswa.
Gangguan Minimal
Perlu diperhitungkan tingkat gangguan yang ditimbulkan oleh penggunaan lingkungan tertentu. Kalau
ternyata gangguan terhadap PBM terlalu besar, maka perlu dipertimbangkan lagi penggunaannya.
Diusahakan agar penggunaan lingkungan pembelajaran dengan tingkat gangguan yang paling rendah.
Keluwesan
Makna keluwesan adalah makna luas, artinya penggunaan lingkungan itu dapat dijalankan dan dapat
dihentikan kapan saja agar dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memberikan
respon. Keluwesan juga bermakna bahwa media tersebut dapat diadaptasikan dengan respon para
siswa.
110
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
Informasi Tambahan 3.2
Mengembangkan Portofolio Siswa Sebagai
Sumber Belajar
Portofolio merupakan koleksi dari pekerjaan pekerjaan siswa sebagai bukti kemajuan siswa atau
kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan
siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatannya sehingga
mengilustrasikan kemajuan belajar siswa. Portofolio merupakan satu cara agar dalam diri siswa
tumbuh kepercayaan diri bahwa dia mampu mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan
diri pada diri siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman
sendiri serta berkreasi dan terbuka ide ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan
pembelajarannya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan portofolio siswa, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
Asesmen portofolio dilakukan sebagai pengajaran praktik dan mempunyai beberapa standar
perencanaan yang kuat, yakni mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait seperti
interaksi antar siswa, guru dan masyarakat yang saling melengkapi serta menggambarkan
belajar siswa secara mandalam, yang pada akhirnya dapat membantu siswa menjadi sadar
untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik.
Guru dapat menggunakan asesmen portofolio untuk mengukur sejauh mana kemampuan
siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan
mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang
dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil kontruksi dapat dinilai dan dikomentari guru.
Siswa mengerjakan tugas tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya jika dalam
pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat revisi
tugas tersebut. Seorang telah mengerjakan tugas yang sama beberapa kali akan mengetahui
bahwa usaha yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang
dilakukannya. Hal ini akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa bahwa dia
mampu untuk menyelesaikan tugas tugas yang diberikan.
Pengumpulan dan asesmen dilaksanakan berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai
fokus sentral kegiatan pembelajarannya.
Portofolio digunakan secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode
atau pada waktu waktu tertentu. Portofolio merupakan kegiatan yang mengikutsertakan
siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen dokumen) mereka untuk
menyakinkan supervisor, guru dan orang tua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah
berlangsung di dalam kelas.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
111
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Apa yang Perlu Dimasukkan ke dalam Portofolio?
Isi dari portofolio dapat bervariasi menurut tujuannya, di mana akan digunakan, dan jenis jenis
kegiatan penilaian yang digunakan dalam kelas. Johnson dan Johnson (2002: 103) menyebutkan
butir butir yang relevan dimasukkan ke dalam portofolio, diantaranya (1) pekerjaan rumah, tugastugas di kelas, (2) tes (buatan guru, curriculum supplied), (3) komposisi (essay, laporan, cerita), (4)
presentasi (rekaman, observasi), (5) ivestigasi, penemuan, proyek, buku harian atau jurnal, (6)
ceklis observasi (guru, teman sekelas), (7) seni visual (melukis, pahatan, puisi), (8) refleksi diri dan
ceklis, (9) hasil-hasil kelompok, (10) bukti kecakapan sosial, (11) bukti kebiasaan dan sikap kerja,
(12) catatan anekdot, laporan naratif, (13) hasil-hasil tes baku, (14) foto, sketsa otobiografi, dan
(15) kinerja.
Sedangkan Nur (2003: 10) dalam makalahnya memberikan daftar singkat item-item yang terdapat
pada portofolio yaitu (1) tabel isi, (2) tulisan atau catatan yang diambil dari buku catatan siswa
atau jurnal sains siswa, (3) ulangan harian, (4) asesmen kinerja, (5) pengorganisasi grafis, seperti
peta konsep, outline, atau diagram alir, (7) model asli buatan siswa, (8) kegiatan-kegiatan
pengembangan keterampilan proses, (9) lembar evaluasi-diri, (10) gambar, foto, karya seni, (10)
soal-soal, (11) rekaman video, rekaman audio, (12) data eksperimen atau pengamatan,
(13) karangan, (14) laporan tentang topik-topik sains, dan (15) penelitian ilmiah.
Siapakah yang menentukan isi dari suatu portofolio?
a.
b.
c.
Siswa. Siswa dapat memutuskan apa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio mereka.
Kelompok pembelajaran kooperatif siswa. Kelompok ini dapat merekomendasikan tentang
apa yang akan dimasukkan dalam portofolio.
Guru dan sekolah. Guru IPA misalnya menghendaki demonstrasi tentang kemampuan siswa
menghubungkan sifat-sifat cahaya dengan kehidupan sehari-hari.
Bagaimana Menggunakan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar?
Portofolio siswa merepresentasikan kualitas pembelajaran siswa. Meskipun guru memberi tes,
pekerjaan rumah, tugas tugas, dan proyek portofolio dapat menyajikan secara keseluruhan.
Pandangan yang lebih menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari dan diselesaikan oleh siswa.
Aspek aspek penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio terjadi pada (a) sebelum
pengajaran atau pemberian nilai dimulai, (b) selama pengajaran dan pemberian nilai berlangsung,
dan (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai.
Langkah pertama, adalah persiapan untuk menggunakan portofolio. Pedoman untuk ini diberikan
sebagai berikut.
a.
b.
Putuskan jenis portofolio apa yang akan digunakan. Apakah secara individu atau kelompok.
Identifikasi tujuan dari portofolio.
112
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
c.
d.
e.
Pilihlah kategori kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan dalam portofolio.
Mintalah siswa memilih hal hal yang akan dimasukkan dalam portofolio.
Putuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai dan dievalusi.
Dalam merencanakan penggunaan portofolio sebagai bagian dari proses penilaian jangan mencoba
terlalu banyak dengan suatu program portofolio. Sebaiknya dimulai secara perlahan.
Langkah kedua, adalah mengatur portofolio selama penelitian. Portofolio diatur dengan cara
berikut ini.
a.
b.
c.
d.
Proses portofolio. Guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh pekerjaan siswa yang
akan dimasukkan ke dalam portofolio.
Rubriks. Guru mengembangkan rubriks penilaian untuk menilai dan mengevaluasi pekerjaan
siswa.
Tugas tugas. Siswa menyelesaikan tugas-tugas mengetahui bahwa beberapa atau semua dari
mereka akan dimasukkan ke portofolio final. Semua tugas tugas mungkin dapat ditempatkan
di portofolio.
Penilaian Diri. Siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang kualitas dan kuantitas
pekerjaannya dan kemajuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Langkah ketiga, adalah mengatur proses portofolio pada akhir dari pemberian nilai. Portofolio
harus lengkap, penilaian terhadap portofolio harus dibuat dan diorganisasi dalam suatu
representasi atau kerja kelompok.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
113
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Presentasi Unit 3
114
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
115
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
116
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
UNIT 4
Persiapan dan
Praktik Mengajar
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Unit 4
Persiapan Dan Praktik Mengajar
Pendahuluan
Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual, guru perlu melakukan persiapan yang memadai
dan latihan yang cukup. Di lain pihak, pembina pendidikan, yaitu pengawas, kepala sekolah, dan
fasilitator atau pelatih perlu memantau pelaksanaan pembelajaran kontekstual dan ikut
mengembangkan pembelajaran tersebut. Dengan cara itu pembelajaran kontekstual dapat
dipraktikkan secara berkelanjutan. Unit ini dirancang untuk memberikan kesempatan bagi peserta
untuk berlatih menyiapkan pembelajaran kontekstual dan mempraktikannya dalam kelas nyata.
Dalam menyiiapkan pembelajaran kontekstual, aspek-aspek yang sudah dibahas pada Unit 2 dan 3
yaitu bagaimana membuat pertanyaan yang mendorong siswa berbuat atau berpikir tingkat tinggi,
bagaimana menyusun langkah-langkah pemecahan masalah, pembelajaran kooperatif, dan
pengelolaan kelas seharusnya diintegrasikan dalam sebuah skenario pembelajaran kontekstual.
Meskipun skenario pembelajaran dari setiap mata pelajaran sama, yaitu menekankan pada
keaktifan siswa, namun karakteristik mata pelajaran dapat berbeda. IPA akan menekankan pada
aspek Kerja Ilmiah, IPS akan menekankan pada aspek keterampilan informasi, pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan, Matematika akan menekankan pada aspek pemecahan masalah
sedangkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris akan menekankan pada aspek komunikasi.
Kegiatan pada unit ini diawali dengan contoh model pembelajaran kontekstual. Setelah itu peserta
akan melakukan persiapan praktek mengajar meliputi penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
simulasi dan perbaikan langkah-langkah pembelajaran dan akhirnya mengujicobakan langkahlangkah pembelajaran tersebut pada kelas nyata.
Tujuan
Tujuan dari sesi ini adalah memberikan pemahaman dan ketrampilan minimal kepada para peserta
agar peserta dapat:
•
Menggunakan cara: menyusun pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi,
menyusun langkah pemecahan masalah, menata pembelajaran kooperatif dan mengelola kelas,
dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran.
120
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
•
•
Menerapkan langkah-langkah pembelajaran dalam sebuah simulasi dan kelas nyata.
Melakukan simulasi pendampingan dalam proses pengembangan pembelajaran kontekstual.
Pertanyaan Kunci
•
•
•
Bagaimana mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif
dengan mengintegrasikan pertanyaan tingkat tinggi, pemecahan masalah, dan pembelajaran
kooperatif serta pengelolaan kelas?
Bagaimana menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang dipersiapkan pada kelas nyata?
Bagaimana memperoleh dan memberi umpan balik atas langkah-langkah pembelajaran
kontekstual dan cara menerapkannya dalam kelas nyata?
Petunjuk Umum
•
•
•
•
Sesi ini akan berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran.
Fasilitator pada setiap mata pelajaran menyiapkan satu model pembelajaran kontekstual yang
akan dimodelkan pada sesi modeling.
Sesi modeling perlu dipersiapkan secara matang karena sesi ini adalah sesi percontohan.
Keterampilan bertanya, bagaimana langkah-langkah pemecahan masalah, pembelajaran
koorperatif dan pengelolaan kelas, yang dibahas pada sesi 2 dan 3 perlu ditampilkan secara
jelas dalam model pembelajaran tersebut.
Praktik mengajar di kelas dilaksanakan pada hari berikutnya. Pastikan bahwa sekolah tempat
melakukan praktik mengajar telah dihubungi agar kelas yang diperlukan tersedia.
Sumber dan Bahan
Sumber-sumber berikut ini harus disiapkan dengan baik oleh fasilitator agar proses pelatihan
dapat berjalan dengan lancar.
•
•
•
•
•
Handout
Handout
Handout
Handout
Handout
Peserta
Peserta
Peserta
Peserta
Peserta
4.1: Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran
4.2: Penilaian Langkah-langkah Pembelajaran
4.3: Pengematan Pembelajaran Kontekstual
4.4: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa Inggris
4.5: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran IPA
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
121
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
•
•
•
•
Handout Peserta 4.6: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran IPS
Handout Peserta 4.7: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Handout Peserta 4.8: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika
Standard isi
Alat dan bahan sesuai mata pelajaran dan model
Kertas flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting.
Waktu
Sesi ini membutuhkan waktu 610 menit yang terbagi atas dua hari. Perincian alokasi waktu dapat
dilihat pada setiap tahapan penyampaian sesi ini.
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
•
•
•
Proyektor LCD
Laptop atau personal computer untuk presentasi
Layar proyektor LCD
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Jika
hal itu terjadi maka fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau
dengan menggunakan kertas flipchart.
Energizer
Energizer berikut ini terkait dengan teknik menyampaikan informasi. Akan ditunjukkan bahwa
sebuah informasi dapat mengalami perubahan jika disampaikan dengan cara lisan saja. Dalam
pembelajaran, informasi atau konsep yang disampaikan satu arah, yaitu dari guru kepada siswa,
melalui ceramah sering diterima siswa dengan cara berbeda. Akibatnya informasi atau konsep
yang disampaikan itu berbeda dengan apa yang dimaksud guru.
122
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Penyimpangan Informasi melalui Ceramah
Siapkan sebuah gambar sederhana lalu mintalah salah satu peserta yang paling
berpengalaman dalam mengajar dengan cara ceramah. Tugasnya adalah menerangkan
gambar tersebut dengan hanya menggunakan kata-kata saja sedemikian rupa sehingga
peserta mencoba melukiskan gambar yang dimaksud. Pada kegiatan ini peserta tidak boleh
bertanya dan gambar aslinya tidak boleh ditunjukkan pada peserta.
Setelah selesai cocokkan antara gambar asli dan gambar yang dibuat berdasarkan informasi
lisan. Diskusikan mengapa antara gambar asli dan gambar yang dibuat peserta bisa berbeda.
Ringkasan Sesi
Introduction
10 menit
Connection
60 menit
Application
520 menit
Reflection
10 menit
Menyampaikan
pertanyaan
kunci, tujuan
dan hasil
belajar.
Mengingatkan
penekanan
yang dipilih
pada setiap
mata pelajaran.
Menunjukkan
hubungan
kegiatan unit
ini dengan
kegiatan
sebelumnya.
Melakukan
modeling dan
mendiskusikan
temuantemuan dalam
model
tersebut .
Penyusunan
langkah
pembelajaran,
Presentasi hasil
penyusunan
langkah
pembelajaran,
Melakukan
simulasi dan
diskusi,
Praktek
pembelajaran
di kelas dan
diskusi
Diskusi tentang
hasil praktik
mengajar.
Menanyakan
ketrcapaian
tujuan.
Apa yang
perlu
diperhatikan
dalam
pembelajaran
kontekstual.
Pemberian
penguatan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Extension
Langkahlangkah
pembelajaran
dikembangkan
dalam RPP
lengkap untuk
setiap
Kompetensi
Dasar.
123
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (10 menit)
(1) Fasilitator mengangkat isu yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran antara
lain: (a) pengawas dan kepala sekolah banyak yang belum memantau pelaksanaan
pembelajaran kontekstual dan belum melakukan langkah-langkah praktis pengembangan
pembelajaran kontekstual di sekolah. (b) Pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun
rencana pembelajaran kontekstual dan melaksanakannya masih terbatas.
(2) Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar dan diskusikan secara singkat
bagaimana mencapai tujuan serta hasil belajar tersebut.
(3) Menyampaikan beberapa poin yang terdapat dalam Pendahuluan dari sesi ini.
Catatan untuk Fasilitator
Unit ini berlangsung secara pleno pada bagian ‘Introduction’. Mulai ‘Conection’,
kegiatan dilakukan di kelompok mata pelajaran.
1
Aspek yang dibahas pada unit 2 dan 3 akan diterapkan dalam penyusunan
langkah pembalajaran. Di samping itu perlu disampaikan pula penekanan yang
dipilih untuk setiap mapel, yaitu:
•
•
•
•
•
IPA
Kerja Ilmiah.
IPS
Informasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan.
Matematika
Pemecahan masalah.
Bahasa Indonesia
Komunikasi.
Bahasa Inggris
Komunikasi: memahami dan menciptakan teks.
Connection (60 menit)
(1) Curah pendapat tentang hal-hal apa saja yang telah dipelajari pada unit sebelumnya.
(2) Pada unit 4 ini peserta akan merancang satu pembelajaran kontekstual berkaitan dengan
kecakapan hidup seperti pada Unit 1 dengan mengintegrasikan hal-hal yang diperoleh dari
Unit 2 dan 3 dalam langkah-langkah pembelajaran dan mensimulasikannya.
(3) Fasilitator memodelkan pembelajaran kontekstual.
124
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Catatan untuk Fasilitator
•
2
•
Model pembelajaran yang akan disampaikan oleh fasilitator sangat penting
karena akan menjadi contoh bagi peserta dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran dan mensimulasikannya. Oleh sebab itu pastikan bahwa model
pembelajaran ini disiapkan dengan baik, mulai dari skenario, bahan dan alat
yang akan digunakan.
Modeling dirancang untuk lama pembelajaran 30 menit.
Setelah fasilitator melakukan modeling, lakukan diskusi untuk menggali halhal positif apa yang diamati, kecakapan hidup mana yang ditonjolkan,
bagaimana jenis pertanyaannya, kerja kooperatif dan lingkungan kelas seperti
apa yang digunakan.
(4) Berikan kesempatan kepada beberapa peserta untuk berkomentar tentang hal-hal baru apa
saja yang mereka temukan dalam modeling tersebut, termasuk bagaimana langkah-langkah
pembelajarannya dikaitkan dengan aspek yang pernah dibahas yaitu: pertanyaan tingkat tinggi,
pemecahan masalah, pembelajaran kooperatif, dan pengelolaan kelas. Gunakan Handout 4.3
Pengamatan Pembelajaran Kontekstual sebagai panduan diskusi.
Application (250 menit)
Kegiatan 1: Penyusunan langkah-langkah pembelajaran (100 menit)
(1) Mintalah peserta bekerja berkelompok (2-3 orang).
(2) Masing-masing kelompok menyusun satu skenario langkah-langkah pembelajaran. Tiap
kelompok dapat memilih satu kompetensi dasar (KD) kemudian menyusun langkah-langkah
pembelajaran yang terdiri dari 2 jam pelajaran. Kelompok boleh memilih KD yang sama atau
berbeda dengan kelompok lain.
(3) Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada ciri-ciri pembelajaran kontekstual dan berbagai
keterampilan yang telah dikembangkan pada Unit 2 dan 3. Format langkah-langkah
pembelajaran terlampir (Handout Peserta 4.1: Pengembangan Langkah-Langkah Pembelajaran).
Catatan untuk Fasilitator
•
3
•
Untuk memudahkan peserta, unit ini hanya meminta peserta untuk
mengembangkan langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang melatih
kecakapan hidup seperti yang telah dibahas pada Unit 1 dan 2.
Mengintegrasikan semua aspek yang bahas pada unit 2 dan 3 dalam dalam
satu rencana pembelajaran dan satu pertemuan tidak selalu mudah. Oleh
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
125
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
•
sebab itu tidak perlu semua aspek dipaksakan muncul dalam satu rencana
pembelajaran yang disampaikan dalam satu kali tatap muka.
Topik yang akan dikembangkan dalam langkah-langkah pembelajaran sebaiknya
berdasarkan standard isi yang KD-nya sesuai dengan semester yang sedang
berjalan.
Mata pelajaran dan topik tertentu memerlukan alat/bahan untuk uji coba
selama proses pengembangan langkah pembelajaran dan simulasi. Jika
memungkinkan informasikan kepada peserta satu hari sebelumnya tentang
rencana Unit ini agar peserta membawa standard isi dan menyiapkan bahan
yang berkaitan dengan KD yang akan dipilih.
Kegiatan 2: Presentasi hasil penyusunan langkah-langkah pembelajaran (60 menit)
(1) Pajangkan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun.
(2) Minta peserta dari kelompok lain untuk membaca, memberi penilaian dan komentar pendek
tentang langkah-langkah pembelajaran yang dipajangkan. Gunakan Handout Peserta 4.2:
Penilaian Langkah-langkah Pembelajaran.
(3) Pilih 2 rencana pembelajaran (disarankan 2 yang terbaik) untuk disimulasikan.
Catatan untuk Fasilitator
4
Pelatih nasional/fasilitator daerah perlu membantu para peserta saat perbaikan
langkah-langkah pembelajaran dengan membaca rencana tersebut dan memberi
masukan kritis karena langkah-langkah pembelajaran ini akan digunakan pada
praktek mengajar pada kelas nyata.
Kegiatan 3: Simulasi Pembelajaran dan pendampingan (90 menit)
(1) Dua rencana pembelajaran yang telah ditentukan pada Kegiatan 2 disimulasikan. Pada saat
simulasi, satu kelompok (2-3 orang) berperan sebagai pengamat menggunakan Handout
Peserta 4.3: Pengamatan Pembelajaran Kontekstual. Sisa kelompok lain berperan sebagai
siswa.
(2) Satu rencana pembelajaran disimulasikan selama 30 menit dan ditindaklanjuti dengan
komentar dan diskusi.
(3) Komentar dan diskusi dilangsungkan dengan suasana yang saling membangun. Beri
kesempatan terlebih dahulu kepada pesimulasi untuk menyampaikan refleksinya, kemudian
dilanjutkan dengan komentar pengamat.
(4) Fasilitator memberikan masukan untuk perbaikan dan penyempurnan langkah-langkah
pembelajaran dengan memperhatikan prinsip-prinsip pendampingan seperti pada Unit 7.
126
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Catatan untuk Fasilitator
5
Peserta harus menyadari bahwa simulasi ini bertujuan untuk memberikan
umpan balik atas langkah-langkah pembelajaran yang dibuat dan merupakan
latihan dalam praktik mengajar. Oleh sebab itu, peserta harus diyakinkan bahwa
simulasi ini bukan merupakan tempat untuk mepermalukan peserta dengan
menonjolkan kelemahan-kelemahannya.
Prinsip-prinsip pendampingan memang baru akan dibahas pada Unit 7, namun
sebagai fasilitator, Unit 7 tersebut tentu sudah harus dipelajari sebelumnya.
Kegiatan 3 merupakan akhir dari sesi hari ini. Fasilitator dapat langsung loncat
pada kegiatan Reflection..
Kegiatan 4 akan ditunda pada hari berikutnya (lihat jadwal pelatihan)
Kegiatan 4: Praktik Mengajar di Kelas (240 menit)
(1) Peserta melakukan praktik mengajar di sekolah dan pada kelas nyata.
(2) Salah seorang peserta dalam satu kelompok berpraktik mengajar sedangkan satu atau dua
teman lainnya mengamati dengan menggunakan Handout Peserta 4.3: Pengamatan
Pembelajaran Kontekstual.
(3) Praktik mengajar dilaksanakan secara bergantian.
(4) Kepala sekolah dan pengawas diminta mengamati menggunakan Handout Peserta 4.3:
Pengamatan Pembelajaran Kontekstual.
Catatan untuk Fasilitator
6
Persiapkan jumlah sekolah dan kelas sesuai dengan jumlah peserta yang akan
berpraktik. Untuk melakukan ini, fasilitator perlu melakukan koordinasi
beberapa hari sebelumnya.
Guru kelas sebaiknya diundang untuk mengamati praktik mengajar. Sarankan
juga untuk menggunakan Handout Peserta 4.3.
Setelah pembelajaran selesai, guru, kepala sekolah dan pengawas berkumpul
dengan peserta pelatihan yang telah melakukan praktik mengajar untuk
mendiskusikan apa yang telah mereka amati dan memberi saran perbaikan.
Dalam berdiskusi, jangan lupa berpatokan pada Handout Peserta 4.3.
Kegiatan 5: Diskusi tentang hasil kegiatan praktik mengajar (30 menit)
Praktik mengajar ditindaklanjuti dengan diskusi antara peserta yang telah berpraktik mengajar
dengan pengamat. Diskusi dilaksanakan di sekolah praktik. Sebaiknya kepala sekolah dan guru
setempat terlibat dalam diskusi.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
127
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
(1) Minta peserta praktik untuk mengemukakan refleksinya tentang apa yang telah dicapai, apa
yang belum tercapai, serta bagaimana rencana perbaikan.
(2) Minta peserta praktik membawa (beberapa) contoh pekerjaan siswa untuk didiskusikan
bersama.
(3) Pengamat memberi komentar berdasarkan Handout Peserta 4.3: Pengamatan Pembelajaran
Kontekstual, mengemukakan fakta-fakta dan menyampaikan saran konkret yang membangun.
Reflection (10 menit)
(1) Tanyakan kepada peserta apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan kunci dan
sudah mencapai tujuan yang diharapkan pada sesi ini.
(2) Tanyakan kepada peserta apa yang perlu mereka perhatikan jika pembelajaran kontekstual
diterapkan dalam pembelajaran mereka sehari-hari.
(3) Berikan penguatan kepada peserta agar mereka termotivasi untuk mengembangkan dan
menerapkan pembelajaran kontekstual ini di kelasnya.
Extension
Rencana pembelajaran yang telah dikembangkan dan dipraktikkan oleh kelompok lain sangat
bemanfaat. Oleh sebab itu, peserta dapat saling menukar rencana pembelajaran tersebut dan
memperbaikinya sesuai dengan keadaan sekolah atau kelas sehingga dapat digunakan secara lebih
efektif di kelasnya masing-masing.
Pesan Utama
Untuk mewujudkan pembelajaran kontekstual, guru tidak hanya berhenti pada pembuatan
langkah-langkah pembelajaran selama pelatihan. Langkah-langkah pembelajaran harus dapat
dikembangkan sendiri untuk rencana pembelajaran yang lain. Rencana pembelajaran kontekstual
yang baik harus dapat diimplementasikan di kelas nyata dan memiliki fleksibilitas dalam melakukan
penyesuaian dengan kondisi kelas dan alat/bahan yang tersedia di lingkungan sekolah. Akhirnya,
rancangan pembelajaran kontekstual harus dapat melatih siswa meningkatkan kecakapan hidup.
128
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Handout Peserta 4.1
Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tema
Waktu
:
:
:
:
:
Standar Kompetensi : __________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Kompetensi Dasar :
__________________________________________________________
________________________________________________________________________________
SKENARIO PEMBELAJARAN:
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
Kecakapan Hidup yang
Dikembangkan
1
2
3
4
Keterangan: 1. Kooperatif; 2. Problem Solving; 3. Pertanyaan Tinggi; 4. Karya Siswa
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
129
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 4.2
Penilaian Langkah-langkah Pembelajaran
No
Aspek yang Diamati
1.
Pertanyaan yang merangsang siswa berpikir
tingkat tinggi
2.
Langkah-langkah pemecahan masalah
3.
Pembelajaran kooperatif yang digunakan
4.
Pengelolaan kelas
Skala Penilaian
4
3
2
1
4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = kurang; 1 = kurang sekali
Catatan khusus:
130
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Handout Peserta 4.3
Pengamatan Pembelajaran Kontekstual
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Mengajukan pertanyaan yang
mendorong siswa untuk berbuat
2.
Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi
3.
Mengajukan pertanyaan secara klasikal
dalam konteks yang tepat
4.
Mengajukan pertanyaan secara
individual
5.
Melakukan langkah pembelajaran untuk
mencapai kecakapan sosial
6.
Melakukan langkah pembelajaran untuk
mencapai kecakapan akademik
7.
Memfasilitasi siswa untuk menemukan
solusi
8.
Mengatur pengelompokan siswa yang
mendukung pembelajaran kooperatif
9.
Menggunakan karya siswa sebagai
sumber belajar
10.
Menggunakan sumber belajar yang
bervariasi
11.
Memberi pembelajaran yang
menghasilkan karya siswa
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Ya
Tidak
Uraian/Deskripsi
131
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 4.4
Contoh Pengembangan Langkah-langkah
Pembelajaran Bahasa Inggris
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Jenis teks
Waktu
: SMP ................................
: Bahasa Inggris
: VIII/2
: Narrative (Goldilocks and the Three Bears)
: 30 menit
Standar Kompetensi :
11. Memahami makna dalam esei pendek sederhana berbentuk recount dan narrativeuntuk
berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Kompetensi Dasar:
11.1 Membaca nyaring bermakna esei pendek sederhana berbentuk narrative dengan ucapan,
tekanan dan intonasi yang berterima yang berkaitan dengan lingungan sekitar.
11.3 Merespon makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana secara akurat, lancar
dan berterima yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dalam teks berbentuk narrative.
SKENARIO PEMBELAJARAN:
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Siswa menjawab pertanyaan awal:
What will you do if you find a
stranger in your house.?
2.
Siswa mendengarkan guru membaca
teks.
3.
Siswa membaca nyaring teks dengan
ucapan dan intonasi yang benar. (Siswa
bekerjasama secara berpasangan
untuk saling memberi masukan).
132
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
4.
Siswa bertanya jawab tentang kosa
kata, tata bahasa, dan langkah
retorika dalam teks.
5.
Siswa menjawab berbagai pertanyaan
pemahaman tentang teks secara
berpasangan.
6.
Siswa menjawab berbagai pertanyaan
pemahaman tentang teks secara
individual.
7.
Siswa bermain peran tentang isi teks.
Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil dan setiap kelompok
memerankan satu bagian dari teks
8.
Siswa membuat pertanyaan dan
memberi jawaban secara spontan.
Siswa mengumpamakan dirinya sebagai
reporter TV yang sedang menginterview the three bears tentang
kejadian di rumah mereka dan teman
lainnya menjawab.(Dalam kelompok )
9.
Siswa merangkum cerita dengan katakata sendiri secara berpasangan.
10.
Siswa merangkum cerita dengan katakata sendiri secara tertulis.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
133
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Teks untuk contoh pengembangan langkah-langkah pembelajaran bahasa Inggris
Goldilocks and the Three Bears
1
Once upon a time, there were three bears. There was Mama Bear. There was Papa Bear.
There was Baby Bear. They all lived in a house in the woods. One day, Mama Bear made some
porridge. Mama Bear put the porridge on the table for the three bears.
2
The three bears wanted the porridge to cool off. The three bears went for a walk. While
they were gone, Goldilocks walked by the bears’ house. Goldilocks looked into the window.
Goldilocks opened the door. She walked inside. She saw the porridge on the table.
3
Goldilocks ate some of Papa Bear’s porridge. She said, “This porridge is too hot:” She ate
some of Mama Bear’s porridge. She said, “This porridge is too cold:” She ate some of Baby
Bear’s porridge. She said, “This porridge is just right;” And she ate it all up.
4
Next, Goldilocks went into the living room. She sat in Papa Bear’s chair. She said, “This chair
is too hard.” Next, she sat in Mama Bear’s chair. She said, “This chair is too soft:” Next, she sat
in Baby Bear’s chair. She said, “This chair is just right:” She sat in Baby Bear’s chair and it broke.
5
Next, Goldilocks went into the bedroom. She lay down in Papa Bear’s bed. She said, “This
bed is too hard:” Next, she lay down in Mama Bear’s bed. She said, “This bed is too soft:” Next,
she lay down in Baby Bear’s bed. She said, “This bed is just right:” She lay down in Baby Bear’s
bed and fell asleep.
6
The three bears came home. Papa Bear said, “Someone ate my porridge.” Mama Bear said,
“Someone ate my porridge.” Baby Bear said, “Someone ate my porridge all up:” The three bears
went into the living room. Papa Bear said, “Someone sat in my chair:” Mama Bear said, “Someone
sat in my chair:” Baby Bear said, “Someone sat in my chair and broke it:”
7
The three bears went into the bedroom. Papa Bear said, “Someone lay down on my bed:”
Mama Bear said, “Someone lay down on my bed.” Baby Bear said, “Someone lay down on my bed
and here she is:” Goldilocks got up and ran away.
134
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Handout Peserta 4.5
Contoh Pengembangan Langkah-langkah
Pembelajaran IPA
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tema
Waktu
:
:
:
:
:
SMP ………………………..
IPA
VIII/ 1
Makanan dan Kesehatan
2 x 40 menit
Standar Kompetensi
4. Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan
Kompetensi Dasar
4.3. Mendeskripsikan bahan kimia alami dan buatan dalam kemasan yang terdapat dalam bahan
Makanan.
SKENARIO PEMBELAJARAN:
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Siswa membaca kliping koran tentang
berita puluhan siswa‘keracunan
makanan kemasan’
2.
Guru memandu siswa untuk
menyampaikan informasi yang mereka
peroleh dari bahan bacaan terutama
menggali mengapa siswa bisa
mengalami keracunan.
3.
Melalui kelompok kooperatif, siswa
melakukan pengamatan komposisi
dalam makanan kemasan yang
menggunakan bahan kimia alami dan
buatan, terutama yang mengandung
pewarna, penguat rasa (pemanis &
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
135
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
penyedap) serta pengawet dalam
makanan kemasan yang biasa dijual di
kantin sekolah.
4.
Siswa melakukan studi pustaka untuk
menafsirkan kandungan bahan kimia
yang ada dalam makanan kemasan
yang diamati dan dampaknya
terhadap kesehatan
5.
Siswa membuat poster peringatan
bahaya bahan kimia buatan dan
ajakan mengganti bahan kimia buatan
dengan yang alami beserta subtitusi
penggantinya.
6.
Siswa mempresentasikan poster
dengan membuat argumentasi yang
logis, kritis, dan kreatif berdasarkan
hasil pengamatan, serta mengkritisi
presentasi teman-temannya.
136
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Handout Peserta 4.6
Contoh Pengembangan Langkah-langkah
Pembelajaran IPS
Nama Sekolah
: SMPN I Sukamaju
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: IX/1
Tema
: Perubahan Sosial
Waktu
: 30 menit
Standar Kompetensi : Memahami perubahan sosial-budaya.
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada
masyarakat.
SKENARIO PEMBELAJARAN:
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memberi pertanyaan lisan dan
instruksi apa yang harus dilakukan
siswa. Apa modernisasi? Apa
ukurannya? Apakah semua perubahan
sosial merupakan wujud modernisasi?
Apa syarat yangg harus ada demi
terwujudnya modernisasi. (10’)
2.
Kerja individual dilanjutkan kerja
berkelompok untuk menjawab
Lembar Kerja yang diberikan
1.
Apa perbedaan tipe perilaku
masyarakat tradisional dan
modern?
2.
Unsur-unsur budaya luar apa saja
yang mudah dan sukar diterima
masyarakat?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
137
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
3.
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
Jika Anda menjadi Bupati dalam
proses modernisasi/globalisasi di
daerahnya lebih banyak dampak
negatifnya, apa yang dilakukan?
(Kelompok 1, 2 membahas
bidang politik, kelompok 3, 4
bidang ekonomi, dan kelompok
5,6 bidang sosial budaya? (20’)
3.
Kunjung karya dan diskusi untuk
bertanya, mencatat hasil karya
kelompok lain (20’)
4.
Refleksi dan pengembangan (10’)
138
Kooperatif
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Handout Peserta 4.7
Contoh Pengembangan Langkah-langkah
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tema
Waktu
: SMP ....................................
: Bahas Indonesia
: VIII/2
:
: 2 Jam pelajaran
Standar Kompetensi
Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster .
Kompetensi Dasar
Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi
serta persuasif.
SKENARIO PEMBELAJARAN:
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Guru menginformasikan kompetensi
dasar dan indikator serta memberi
pertanyaan lisan. “Menurut kamu
poster yang ada selama ini sudah
persuasif?” (5 menit)
2.
a.
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
Diskusi kelompok menyunting
poster dan menentukan nilai
persuasif suatu poster dengan
pertanyaan, “Bagaimana
pendapatmu tentang penentuan
keperluan poster dengan nilai
persuasi sebuah poster?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
139
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
ASPEK
No.
3.
140
Langkah-langkah Pembelajaran
b.
Mendiskusikan hasil diskusi
kelompok lain, “Apa yang kamu
peroleh dari kelompok lain?
c.
Diskusi kelas, menyimpulkan ciriciri hubungan keperluan poster,
pilihan kata, variasi kalimat, dan
nilai persuasif poster. “Bagaimana
keterkaitan antara keperluan
poster dengan pilihan kata, variasi
kalimat, dan nilai persuasif
d.
Diskusi kelompok membahas
konteks poster yang diberikan
melalui langkah menentukan
masalah, mengidentifikasi, memilih
masalah yang akan diposterkan.
e.
Secara individul menulis poster
sesuai dengan konteks.
f.
Kunjung karya dengan cara
membaca poster teman yang
konteksnya sama, dengan cara
memberi komentar atas
keterkaitan keperluan poster,
pilihan kata, variasi kalimat, dan
nilai persuasif poster,
g.
Memilih poster terbaik. (30
menit)
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
Refleksi dan penguatan (5 menit)
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Handout Peserta 4.8
Contoh Pengembangan Langkah-langkah
Pembelajaran Matematika
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tema
Waktu
:
:
:
:
:
SMPN ...................
Matematika
VIII/2
30 menit
Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan
ukurannya
Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
SKENARIO PEMBELAJARAN:
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Pengantar
Fasilitator memberitahukan secara
klasikal bahwa dalam kegiatan selama
30 menit ini, peserta akan:
a. menemukan 5 cara membuat
kotak/bentuk baru yang
volumenya ½ kali dari kotak
yang dipilih;
b. mengidentifikasi kotak/bangun
baru dengan bahan yang paling
sedikit (5 menit)
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
141
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
ASPEK
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
2.
Kegiatan Inti
Peserta bekerja dalam kelompok
untuk menemukan lima cara membuat
kotak/bentuk baru yang volumenya ½
kali dari kotak yang dipilih, berpandu
pada pertanyaan: ’Bagaimana cara
membuat kotak baru yang volumenya
½ kali dari kotak asal?’. ( 20 menit)
3.
Peserta secara berpasangan
mengidentifikasi kotak/ bangun baru
dengan bahan paling sedikit. ’Kotak
baru manakah yang memerlukan
bahan paling sedikit?’ (5 menit)
4.
Peserta menemukan rumus yang
dapat digunakan untuk menentukan
bahan yang diperlukan paling sedikit
untuk membuat kotak baru dengan
volume yang sama (1/2 kali volume
kotak asal), berpandu pada
pertanyaan: ’Bagaimanakah rumus
yang menunjukkan jumlah bahan yang
paling sedikit untuk membuat kotak
tersebut?’ (PR)
142
Kooperatif
Problem
Solving
Pertanyaan
Tingkat
Tinggi
Karya
Siswa
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
Presentasi Unit 4
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
143
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
144
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
145
UNIT 5
Bagaimana Peran
Pengawas Sekolah (PS) dan
Kepala Sekolah (KS) dalam
Meningkatkan Mutu
Pembelajaran?
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
Unit 5
Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS)
dan Kepala Sekolah (KS) dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
Pendahuluan
Peran Pengawas Sekolah/Madrasah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) sangat penting dalam
menciptakan iklim sekolah dan mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan. Peran tersebut
terkait dengan posisi mereka sebagai pengelola dan/atau pelaku supervisi pendidikan.
Namun, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya PS dan KS sering menghadapi banyak
kendala karena banyaknya tuntutan kompetensi yang harus dimiliki PS dan KS. Selama ini forum
MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah) dan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah)
sebagai forum untuk meningkatkan kompetensi PS dan KS, belum optimal dimanfaatkan.
Kebanyakan program dan kegiatan yang dicanangkan pada forum tersebut belum difokuskan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Dengan kata lain, program dan kegiatan PS
dan KS belum difokuskan untuk membantu guru menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
yang mampu membuat siswa senang dan bersemangat dalam belajar.
Agar program dan kegiatan PS dan KS lebih berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran,
pelatihan ini dilaksanakan. Selain itu, pelatihan ini juga mengajak PS dan KS untuk memanfaatkan
forum MKPS, MKKS, dan MGMP untuk merencanakan dan melaksanakan program dengan lebih
berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran. Dalam unit ini akan dibahas contoh peran kepala
sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah yang aktif mendorong kemajuan pendidikan di
sekolah/ madrasahnya, berdasarkan pengalaman nyata di lapangan.
Tujuan
Para peserta (Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Fasilitator) diharapkan mampu:
•
Memahami peran pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/ madrasah dalam memimpin
dan melakukan proses pembinaan untuk menunjang peningkatan mutu pembelajaran.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
149
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
•
Memahami program dan kegiatan Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam
menunjang peningkatan MGMP.
Melaksanakan pendampingan guru (membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
mengamati pembelajaran, memberi umpan balik pasca pembelajaran).
Pertanyaan Kunci
•
•
•
•
Bagaimana peran Pengawas Sekolah (PS) dalam membimbing dan mendampingi guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran?
Bagaimana peran Kepala Sekolah (KS) sebagai pengelola sekolah dan pemimpin akademik (
academic leader ) dalam meningkatkan mutu pembelajaran?
Bagaimana merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan MKPS dan MKKS dalam
menunjang program dan kegiatan MGMP?
Mengapa dukungan Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) penting dalam
menunjang peningkatan mutu pembelajaran?
Petunjuk Umum
•
•
•
Pada hakikatnya peran PS dan KS di sini lebih difokuskan agar mampu menciptakan iklim
yang menunjang peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
Keberadaan, program dan kegiatan MKPS dan MKKS memegang peran kunci dalam
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif (anak senang, bersemangat dalam belajar), PS
dan KS dapat menjadi bagian penting dalam mengaktifkan dan mengembangkan MGMP
untuk mendukung peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
Dalam melakukan pendampingan kepada guru, PS dan KS hendaknya dimulai dari kegiatan
menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, proses belajar mengajar, sampai
merefleksikan hasil pembelajaran.
Sumber dan Bahan
•
•
•
Tayangan video peran PS dan KS dalam peningkatan mutu pembelajaran.
Handout Peserta 5.1: Bedah Kasus untuk PS dan KS
Handout Peserta 5.2: Format Penilaian Strategi
150
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
•
•
•
•
Informasi Tambahan 5.1: Permendiknas No 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah
Informasi Tambahan 5.2: Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah
Informasi Tambahan 5.3: Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pengawas, Kepala Sekolah, dan
Guru
Kertas flipchart, pena, isolasi.
Waktu
Waktu yang diperlukan untuk sesi ini adalah 90 menit. Perincian penggunaan waktu dari unit ini
dapat dilihat pada langkah-langkah kegiatan.
ICT
Penggunaan TIK dalam sesi ini sifatnya opsional dan tergantung pada peralatan yang tersedia.
Beberapa kemungkinannya adalah:
• Proyektor LCD
• Laptop atau komputer desktop
• OHP, white bord dan spidol
• Video Peran PS dan KS dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
151
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Ringkasan Unit 5
Introduction
10 menit
Connection
10 menit
Application
60 menit
Reflection
10 menit
Fasilitator
menjelaskan isu
& tujuan
kegiatan dan
mengajukan
pertanyaan
panduan.
Peserta
mengamati
video dan
mendiskusikan
tentang Peran
PS dan KS.
Peserta bekerja
dalam
kelompok
untuk
memecahkan
kasus masingmasing dan
memajangkan
hasilnya.
Kelompok lain
menilai
pajangan
tersebut.
Mendiskusikan
hasil penilaian
dan perbaikan
strategi.
Mengklasifikasi
pencapaian
tujuan dari
unit ini.
Menuliskan
hasil belajar
dari unit ini.
Extension
Identifikasi
strategi yang
harus dilakukan
PS KS untuk
meningkatkan
mutu
pembelajaran
Peserta
merancang
program
peningkatan
mutu
pembelajaran.
Mempelajari
informasi
tambahan.
n
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (10 menit)
(1) Fasilitator melakukan curah pendapat dengan memberikan dua pertanyaan kepada peserta:
(a) Peran apa saja yang selama ini sudah dilakukan oleh (PS dan KS) dalam meningkatkan
mutu pembelajaran? (b) Kendala/ masalah apa saja yang dihadapi oleh PS & KS dalam
membantu meningkatkan mutu pembelajaran?
(2) Berikan kesempatan pada peserta untuk menuliskan jawabannya, kemudian minta beberapa
peserta membacakan jawabannya.
(3) Fasilitator menyampaikan tujuan kegiatan yang dilakukan dalam sesi ini.
Connection (10 menit)
(1) Fasilitator menjelaskan berbagai isu berkenaan dengan peran PS dan KS dalam peningkatan
mutu pembelajaran.
152
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
Catatan untuk Fasilitator
•
1
•
•
Peran PS dan KS sangat penting dalam menciptakan iklim sekolah dan
dinamika peningkatan mutu pendidikan.
PS dan KS mengalami banyak kendala dalam melaksanakan tugasnya. Kendala
tersebut berkaitan dengan tuntutan kompetensi yang harus dipenuhi.
Kendala lain adalah belum berfungsinya MKPS dan MKKS secara optimal
sebagai wadah peningkatan profesionalisme kepala sekolah dan pengawas
sekolah.
Application (60 menit)
(1) Peserta (PS dan KS) masih dikelompokkan menjadi empat kelompok untuk menentukan
strategi pemecahan kasus yang berbeda-beda.
(2) Fasilitator membagi Handout Peserta 5.1: Bedah Kasus untuk PS dan KS dan peserta
berdiskusi untuk memecahkan satu kasus tertentu.
(3) Hasil kerja kelompok dipajangkan dan dijaga oleh seorang anggota kelompok yang bertugas
mempresentasikan pada kelompok lain yang berkunjung. Sedangkan anggota lainnya
mengunjungi karya kelompok lain.
(4) Pengunjung memberi penilaian dan komentar secara kelompok terhadap pajangan dengan
menggunakan lembar penilaian (Handout Peserta 5.2: Format Penilaian Strategi).
(5) Setelah selesai, peserta kembali ke kelompok semula untuk mengamati tayangan video
tentang peran KS dan PS mendampingi guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
memonitor pembelajaran. Peserta mencatat peran PS & KS dalam merencanakan,
melaksanakan, dan memonitor pembelajaran berdasarkan tayangan video.
(6) Peserta memperbaiki hasil kerja kelompok sesuai masukan dari kelompok lain dan
berdasarkan catatan yang diperoleh dari pengamatan video. Hasil kerja kelompok yang telah
diperbaiki dipajangkan
Reflection (10 menit)
(1) Fasilitator menayangkan kembali tujuan unit ini dan menanyakan kepada peserta apakah
tujuan tersebut sudah dapat dicapai dengan kegiatan yang baru saja dilakukan.
(2) Fasilitator memberikan waktu kepada peserta untuk menuliskan di buku jurnal tentang apa
yang baru saja dipelajari dari unit ini.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
153
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Extension
(1) Peserta menindaklanjuti berbagai strategi yang sebaiknya dilakukan oleh PS dan KS berkait
dengan gagasan-gagasan pembaharuan/peningkatan mutu pembelajaran yang telah dihasilkan
oleh berbagai kelompok agar dapat diimplementasikan di sekolah masing-masing.
(2) PS dan KS merancang program dan kegiatan yang realistis agar peningkatan mutu
pembelajaran dapat dilakukan.
(3) Peserta merancang program dan kegiatan agar PS dan KS mampu mendorong guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran.
(4) Mempelajari informasi tambahan dari unit ini.
Pesan Utama
Peningkatan mutu pembelajaran merupakan prasyarat meningkatnya mutu pendidikan. Guru
sebagai garda terdepan mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam mewujudkannya. Agar hal ini
dapat tercapai maka peran PS dan KS sangat menentukan arah dan laju peningkatan mutu
pembelajaran tersebut.
154
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
Handout Peserta 5.1
Bedah Kasus untuk PS dan KS
Kasus 1
Salah seorang guru di sekolah Anda telah berhasil mengikuti pelatihan pembelajaran. Guru
tersebut mencoba menerapkan hasilnya. Sementara guru lain bukannya mencoba mencari tahu
dan belajar darinya tetapi malah mencemoohkannya.
Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh PS, KS, fasilitator agar guru lain mau meniru dan
mencoba pembaharuan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru tersebut?
1.
Rapat dewan guru untuk bertukar pikiran mengapa itu terjadi dan mendorong agar guru lain
untuk mencoba melakukan pembaharuan pembelajaran.
2.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
3.
Mengajak guru-guru melakukan kunjungan ke sekolah lain yang sudah melakukan inovasi
pembelajaran.
4.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
5.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
6.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
7.
Mengadakan lomba inovasi pembelajaran dengan memberikan reward tertentu dan guru
yang sudah menerapkan inovasi menjadi juri.
8.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
155
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Kasus 2
Beberapa guru kelas VII, VIII dan IX telah mengikuti pelatihan pembelajaran. Namun hanya guruguru kelas VII saja yang menerapkan hasil pelatihan, dan tampak tanda-tanda terjadinya
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Semetara guru-guru kelas VIII dan IX tidak
mau menerapkan hasil pelatihannya.
Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh PS, KS, agar guru-guru kelas VIII dan IX pun
menerapkan hasil pelatihan?
1.
Sosialisasi tentang tujuan dan manfaat mengikuti pelatihan.
2.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
3.
Kunjungan antar kelas untuk .......................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
4.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
5.
Pertemuan mingguan antar rumpun mata pelajaran untuk merefleksikan proses dan hasil
pembelajaran ...................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
6.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
7.
Mengadakan showcase/pameran setiap kelas secara periodik, misalnya tiap bulan.
8.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
156
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
Kasus 3
Beberapa orang guru mata pelajaran telah berulang kali mengikuti pelatihan pembelajaran inovatif.
Namun kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru tersebut tidak menampakkan
pembaharuan/tidak terlihat adanya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh PS, KS, fasilitator agar guru-guru yang
bersangkutan mau berubah?
1.
Melakukan kunjungan ke sekolah lain yang sudah menunjukkan inovasi pembelajaran.................
2.
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
3.
Melakukan pertemuan secara simultan antar guru dalam rumpun mata pelajaran untuk
merefleksikan hasil peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
4.
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
5.
Memodelkan hasil uji coba penerapan model, penggunaan variasi sumber belajar/media
pembelajaran ...................................................................................................................................................
6.
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
7.
Mengembangkan instrumen rubrik, lembar pengamatan untuk mengases proses dan hasil
belajar siswa ....................................................................................................................................................
8.
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
9.
Melakukan tim teaching antara PS/KS dengan guru.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
157
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Kasus 4
Suatu waktu PS, KS, dan fasilitator mengujungi Sekolah X yang relatif lebih maju.
KS Sekolah X menjelaskan bahwa program dan kegiatan yang selalu dilakukan di sekolah tersebut
adalah melaksanakan open house, melakukan kunjungan antar kelas, dan melaksanakan program
magang. Sementara itu PS dan KS yang mengunjungi sekolah tersebut menyadari bahwa di
sekolahnya program dan kegiatan semacam itu belum dilaksanakan.
Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh PS, KS dan fasilitator agar guru-gurunya mau
melakukan hal yang sama?
1.
Rapat dewan guru untuk merencanakan program kegiatan agar dapat meniru program
kegiatan sekolah yang dikunjungi.
2.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
3.
Memfasilitasi berbagai keperluan yang terkait dengan program kegiatan yang telah disepakati
bersama.
4.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
5.
............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
6.
Mengajak guru melakukan kunjungan ke sekolah lain yang sudah melakasanakan program
kegiatan tersebut.
158
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
Handout Peserta 5.2
Format Penilaian Strategi
Kelompok ................
KASUS
4
RENTANG PENILAIAN
3
2
1
1
2
3
4
Keterangan:
Nilai 4 diberikan bila, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran sangat baik,
rasional & realistis.
Nilai 3 diberikan bila, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran baik,
rasional & realistis.
Nilai 2 diberikan bila, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran cukup,
rasional & realistis.
Nilai 1 diberikan bila, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran kurang
baik, kurang rasional dan realistis.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
159
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Informasi Tambahan 5.1
Permendiknas no 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/ Madrasah
No
1.
2.
3.
160
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi
Supervisi
Kompetensi
Supervisi
Akademik
Kompetensi
1.1.
Memiliki tanggung jawab sebagai pengawas satuan pendidikan.
1.2.
Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan
dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya.
1.3.
Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok &
tanggungjawabnya.
1.4.
Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder
pendidikan.
2.1.
Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah yang sejenis.
2.2.
Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan
program pendidikan di sekolah menengah yang sejenis.
2.3.
Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah
menengah yang sejenis.
2.4.
Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjuti untuk
perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah menengah
yang sejenis.
2.5.
Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di
sekolah menengah sejenis.
2.6.
Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan
konseling di sekolah menengah yang sejenis.
2.7.
Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil
yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam
melaksanakan tugas pokoknya di sekolah menengah yang sejenis.
2.8.
Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah menengah yang sejenis.
3.1.
Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
No
4.
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
Evaluasi
Pendidikan
Kompetensi
3.2.
Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap
bidang pengembangan di sekolah menengah yang sejenis.
3.3.
Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah yang sejenis atau mata pelajaran di
sekolah menengah yang sejenis berdasarkan standar isi, standar
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
3.4.
Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan
berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
3.5.
Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
3.6.
Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran /
bimbingan ( di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.
3.7.
Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/ bimbingan
tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis.
3.8.
Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
1.1.
Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menegah yang sejenis.
1.2.
Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting
dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
1.3.
Menilai kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
1.4.
Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar
siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/
bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah yang sejenis.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
161
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
No
5.
6.
162
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
Penelitian dan
Pengembangan
Kompetensi
Sosial
Kompetensi
1.5.
Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
1.6.
Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah,
kinerja guru dan staf sekolah di sekolah menengah yang sejenis.
5.1.
Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam
pendidikan.
5.2.
Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk
keperluan tugas kepengawasan maupun untuk pengembangan
kariernya sebagai pengawas.
5.3.
Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian
kualitatif maupun penelitian kuantitatif.
5.4.
Melaksanakan penelitian pendidikan untuk memecahkan masalah
pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat
bagi tugas pokok tanggung jawabnya.
5.5.
Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data
kualitatif maupun kuantitatif.
5.6.
Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan atau
bidang kepengawasan dan memanfaatkannya.
5.7.
Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah menengah yang
sejenis.
5.8.
Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas,
baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah.
6.1.
Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan
kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
6.2.
Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
Informasi Tambahan 5.2
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/ Madrasah
No
1.
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi
1.1.
Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia
dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/
madrasah.
1.2.
Memiliki integritas keribadian sebagai pemimpin.
1.3.
Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
1.4.
Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
1.5.
Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah/madrasah.
1.6.
Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan
2.1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat
perencanaan.
2.
Kompetensi
Manajerial
2.2.
Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
2.3.
Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/madrasah secara optimal.
2.4.
Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajaran yang efektif.
2.5.
Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
2.6.
Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
2.7.
Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
2.8.
Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
2.9.
Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik dan
penempatan serta pengembangan kapasitas peserta didik.
2.10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
2.11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
163
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
No
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
2.12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
2.13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/
madrasah.
2.14. Mengelola system informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
2.15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
2.16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
3.
4.
5.
164
Kompetensi
Kewirausahaan
Kompetensi
Supervisi
Kompetensi
Sosial
3.1.
Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/
madrasah.
3.2.
Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajaran yang efektif.
3.3.
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
3.4.
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
3.5.
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produk/ jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
3.5.
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produk/ jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
1.7.
Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
1.8.
Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik yang tepat.
1.9.
Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
5.1.
Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/ madrasah.
5.2.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
5.3.
Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
Informasi Tambahan 5.3
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pengawas,
Kepala Sekolah, dan Guru
A. Tupoksi Pengawas Sekolah dalam Pengawasan Akademik
1. Memantau (monitoring)
a. Proses dan hasil belajar siswa
b. Penilaian hasil belajar
c. Ketahanan pembelajaran
d. Standar mutu hasil belajar siswa
e. Pengembangan profesi guru
f. Pengadaan dan pemanfaatan sumber-sumber belajar
2. Supervisi
a. Kinerja guru
b. Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran
c. Pelaksanaan pembelajaran
d. Praktikum/studi lapangan
e. Kegiatan ekstra kurikuler
f. Penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar
g. Kemajuan belajar siswa
h. Lingkungan belajar
2. Menilai
a. Proses pembelajaran dan bimbingan
b. Lingkungan belajar
c. Sistem penilaian
d. Pelaksanaan inovasi pembelajaran
e. Kegiatan peningkatan kemampuan profesi guru
3. Pembinaan/pengembangan
a. Guru dalam pengembangan media dan alat bantu pembelajaran
b. Memberikan contoh inovasi pembelajaran
c. Guru dalam pembelajaran/bimbingan yang efektif
d. Guru dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
e. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
f. Guru dalam meningkatkan kompetensi pribadi, sosial dan pedagogik
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
165
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
4. Melaporkan dan tindak lanjut
a. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
b. Kemajuan belajar siswa
c. Pelaksanaan dan hasil inovasi pembelajaran
d. Pelaksanaan tugas kepengawasan akademik
e. Tindak lanjut hasil pengawasan untuk program pengawasan selanjutnya.
B.
Tupoksi Kepala Sekolah dalam Pengawasan Akademik
1. Edukator :
a. Kemampuan membimbing guru
b. Kemampuan membimbing karyawan
c. Kemampuan membimbing siswa
d. Kemampuan membimbing staf
2. Manajer :
a. Menyusun program kerja / pengembangan sekolah
b. Menyusun organisasi sekolah dengan menempatkan personal yang tepat
c. Menggerakkan staf
d. Mengoptimalkan sumber daya sekolah
3. Administrator :
a. Mengelola administrasi KBM
b. Mengelola administrasi siswa
c. Mengelola administrasi ketenagaan
d. Mengelola administrasi keuangan
e. Mengelola administrasi sarana prasarana
4. Supervisor :
a. Menyusun dan melaksanakan program supervisi
b. Menggunakan hasil supervisi sebagai bahan pembinaan
5. Leader :
a. Memiliki kepribadian yang bisa diteladani
b. Memahami kondisi guru, karyawan, dan staf
c. Memiliki dan memahami visi-misi yang jelas
d. Mampu berkomunikasi dengan pihak lain dengan baik
6. Inovator :
a. Mampu memunculkan ide baru
b. Mampu melakukan pembaruan di sekolah
7. Motivator :
a. Mampu mengatur lingkungan kerja yang baik
b. Mampu mengatur lingkungan non fisik
c. Memberikan penghargaan dan sanksi
166
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
C. Tupoksi Guru
1. Membuat perencanaan :
a. Membuat program tahunan, semester
b. Membuat pemetaan materi
c. Menyusun silabus, RPP
d. Membuat program penilaian beserta instrumennya
e. Membuat program bimbingan
f. Menentukan KKM mata pelajaran
2. Melaksanakan KBM :
a. Melaksanakan pembelajaran berdasar RPP dengan pendekatan Pakem
b. Mengelola kelas berdasar aktivitas belajar
c. Memberikan tugas pengembangan hasil belajar
d. Mengatur ruang belajar yang menyenangkan
3. Melaksanakan bimbingan :
a. Memberikan bimbingan dalam proses belajar
b. Memberikan bimbingan permasalahan siswa
c. Melakukan pendampingan sesama guru
4. Melakukan penilaian :
a. Melakukan penilaian dalam proses belajar
b. Melakukan penilaian portofolio, proyek, tes beserta instrumennya
c. Memberikan latihan uji kompetensi
5. Melakukan analisis :
a. Menganalisis hasil penilaian
b. Menentukan kelompok siswa yang perlu remedial dan pengayaan berdasar
KKM indikator dan KD
6. Melakukan remidial dan pengayaan :
a. Membuat soal-soal remidi dan pengayaan
b. Melakukan remidi dan pengayaan berdasar kelompok siswa hasil analisis.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
167
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Presentasi Unit 5
168
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
169
UNIT 6
Bagaimana Membuat
Rencana Tindak Lanjut
(RTL)?
Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
Unit 6
Bagaimana Membuat
Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
Pendahuluan
Tujuan Program Pelatihan ini adalah menghasilkan peningkatan mutu pendidikan di sekolah secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, pelatihan ini perlu ditindaklanjuti oleh berbagai pihak dengan
langkah-langkah nyata di lapangan. Sekolah harus mengembangkan kegiatan tindak lanjut dari
pelatihan dan mewujudkan indikator kemajuan sekolah sebagai bukti adanya penerapan hasil
pelatihan. Indikator yang perlu diwujudkan adalah berupa 5 komponen yang terdapat dalam
pelatihan termasuk di dalamnya perubahan (1) Lingkungan kelas; (2) Cara guru mengajar; (3) Cara
siswa belajar; (4) Kepemimpinan Kepala Sekolah; dan (5) Sistem pembinaan profesionalisme guru
melalui MGMP.
Sebenarnya, secara sadar maupun tidak, sekolah sudah melaksanakan kelima komponen tersebut,
namun tingkat intensitas pelaksanaannya dari setiap sekolah masih bervariasi. Demikian juga
dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dalam rangka pelaksanaan komponen tersebut
juga berbeda.
Oleh karena itu semua peserta dari masing-masing sekolah, termasuk guru dan kepala sekolah,
diharapkan untuk duduk bersama menyusun RTL sekaligus membuat indikator perubahan yang
akan diwujudkan di sekolah mereka.
Tujuan
Secara garis besar tujuan dari unit ini adalah untuk membantu para peserta pelatihan dalam
mengidentifikasi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan implementasi lima komponen
sekaligus mengidentifikasi pemecahan masalah tersebut dengan mengimplementasikan kegiatankegiatan yang nampak dalam RTL. Secara khusus, setelah unit ini selesai diharapkan peserta
mampu untuk:
•
•
Menenetukan sejauhmana sekolah sudah melaksanakan lima komponen yang disampaikan
sekaligus mampu mengidentifikasi berbagai hambatan dalam pelaksanaannya.
Menyusun indikator yang diharapkan tampak di sekolah masing-masing setelah dilaksanakan
program kegiatan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
173
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
Menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk masing-masing sekolah.
Pertanyaan Kunci
•
•
•
•
Sejauhmana pelaksanaan lima komponen di masing-masing sekolah?
Hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh sekolah dalam rangka pelaksanaan lima
komponen tersebut?
Perubahan apa saja yang diharapkan tampak di sekolah setelah melaksanakan suatu program
kegiatan?
Bagaimana rencana tindak lanjut dari sekolah yang dirinci berdasarkan kegiatan sekaligus
waktu pelakasanaanya?
Petunjuk Umum
•
•
Sebaiknya fasilitator sudah membaca dan sekaligus mencermati Handout Peserta 6.2:
Indikator Hasil DBE3 2009-2010.
Pada waktu pelaksanaan kegiatan diskusi gugus atau kabupaten, pengawas sekolah akan
memimpin kegiatan tersebut.
Sumber dan Bahan
•
•
•
•
•
Handout Peserta 6.1: Evaluasi Diri
Handout Peserta 6.2: Indikator Hasil Proyek DBE3 2009-2010
Handout Peserta 6.3: Indikator Perubahan di Sekolah
Handout Peserta 6.4: Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Kertas Flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting.
Waktu
Unit ini membutuhkan waktu 90 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan
penyampaian unit ini.
174
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
ICT
Penyajian unit ini membutuhkah beberapa peralatan ICT yaitu Laptop atau Desktop, proyektor
LCD, dan Layar LCD. Namun demikian, fasilitator harap menyiapkan penyajian dengan
menggunakan OHP atau flipchart.
Ringkasan Sesi
Introduction
5 menit
Connection
25 menit
Application
55 menit
Reflection
5 menit
Menyampaikan
tujuan dan
pertanyaan
kunci.
Menyampaikan
poin-poin
pendahuluan.
Melakukan
evaluasi diri
terhadap
pelaksanaan
lima
komponen
sekaligus
identifikasi
kendala yang
dihadapi.
Diskusi penyusunan indikator
keberhasilan.
Diskusi
penyusunan
RTL.
Diskusi gugus
atau kabupaten
untuk berbagi
program
Menanyakan
pencapaian
tujuan.
Mencatat halhal penting
yang harus
dilakukan
dalam
implementasi
RTL.
Extension
Menindaklanjuti RTL
yang sudah
dibuat bersama
di sekolah
masing-masing.
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (5 menit)
(1) Menyampaikan tujuan dari unit ini.
(2) Menyampaikan informasi dari pendahuluan unit ini. Poin-poin informasi tersebut berada di
catatan untuk fasilitator nomor 1.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
175
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Catatan untuk Fasilitator
•
•
1
•
Pelatihan untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu ditindaklanjuti
dengan kegiatan nyata.
Untuk memantau peningkatan mutu pendidikan digunakan lima komponen
yang harus diperjelas dengan indikator-indikator.
Sebenarnya sekolah sudah melaksanakan kelima komponen, tetapi intensitasnya
berbeda.
(3) Menjelaskan bahwa peserta diharapkan menyusun indikator perubahan yang realistis dan
sesuai keadaan sekolah yang akan nampak dalam waktu 3 sampai 6 bulan setelah pelatihan
ini selesai. Indikator tersebut merupakan perubahan dari keadaan saat ini.
(4) Menjelaskan bahwa waktu pelaksanaan program untuk mencapai indikator tersebut adalah
3-6 bulan setelah pelatihan.
Connection ( 25 menit)
Evaluasi Diri
(1) Sampaikan kepada peserta bahwa mereka diharapkan bekerja dalam kelompok sekolah.
(2) Tunjuk kepala sekolah atau salah satu peserta untuk memimpin rapat.
(3) Berikan Handout Peserta 6.1: Evaluasi Diri. Handout ini digunakan untuk mengevaluasi
sejauhmana pelaksanaan lima komponen di setiap sekolah sekaligus mengidentifikasi kendalakendala yang dihadapi.
(4) Berikan waktu 15 menit untuk mengerjakan di kertas flipchart.
(5) Berikan kesempatan untuk menempelkan hasil kerja mereka dan mempresentasikan secara
garis besar.
Application (55 menit)
Kegiatan 1: Menyusun Indikator Keberhasilan Sekolah (20 menit)
(1) Peserta masih duduk dalam kelompok sekolah.
(2) Berikan Handout Peserta 6.2: Indikator Hasil Proyek DBE3 2009-2010 dan Handout Peserta
6.3: Indikator Perubahan di Sekolah.
(3) Jelaskan bahwa sekolah harus menyusun indikator perubahan di sekolah yang didasarkan
pada Indikator Hasil proyek DBE3-2009-210.
(4) Tuliskan hasilnya pada kertas flipchart .
(5) Fasilitator selalu berkeliling ke setiap kelompok untuk memberikan fasilitasi yang diperlukan
176
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
oleh peserta.
Kegiatan 2: Menyusun Rencana Tindak Lanjut (20 menit)
(1) Peserta masih duduk dalam kelompok sekolah.
(2) Jelaskan bahwa peserta akan membuat RTL yang informasinya diambilkan dari indikator
perubahan di sekolah yang telah disusun pada kegiatan 1.
(3) Jelaskan kepada para peserta bahwa mereka diharapkan dapat mendisain kegiatan dan
sekaligus menentukan waktu pelaksanaannya untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan
pada kegiatan 1 tersebut di atas.
(4) Jelaskan kepada peserta bahwa Indikator perubahan adalah hasil yang harus nampak setelah
kegiatan tindak lanjut selesai, sedangkan kegiatan adalah proses untuk mencapai hasil.
(5) Berikan Handout Peserta 6.4: Rencana Tindak Lanjut dan mintalah peserta untuk menyelesaikannya.
(6) Tuliskan hasilnya pada kertas flipchart untuk bahan diskusi dalam kegiatan berikutnya.
Kegiatan 3: Diskusi Gugus/Kabupaten (15 menit)
(1) Peserta berkelompok berdasarkan gugus atau kabupaten.
(2) Berikan tanggungjawab diskusi kepada pengawas sekolah sebagai moderator. Jelaskan pada
semua peserta bahwa mereka diharapkan bisa berbagi hasil diskusi dengan cara
mempresentasikan hasil diskusi dari kegiatan 1 dan 2 di tingkat sekolah.
(3) Peran fasilitator adalah memantau dan memberikan fasilitasi yang diperlukan oleh peserta.
(4) Berikan penghargaan kepada kelompok sekolah yang mempunyai RTL yang paling bagus.
Reflection ( 5 menit)
(1) Tanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
(2) Berikan kesempatan kepada peserta untuk menuliskan hal-hal penting yang harus
dilaksanakan dalam implementasi RTL yang telah disusun.
Extension
(1) Semua peserta menindaklanjuti semua kegiatan yang sudah dibuat dalam RTL di sekolah
masing-masing.
(2) Terus melakukan monitoring dan mengevaluasi terhadap implementasi kegiatan yang ada
dalam RTL
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
177
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Pesan Utama
Pelatihan tidak akan ada manfaatnya apabila tidak ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan yang
nyata di sekolah masing-masing.
178
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
Handout Peserta 6.1
Evaluasi Diri
No
Komponen
1.
Lingkungan
Kelas
2.
Cara Guru
Mengajar
3.
Cara Siswa
Belajar
4.
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
5.
Sistem
pembinaan
profesionalisme
guru melalui
MGMP
Pelaksanaan Komponen
Selama ini
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Kendala yang Dihadapi
179
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 6.2
Indikator Hasil Proyek DBE3 2009-2010
Berikut ini terdapat daftar indikator monitoring dan evaluasi yang telah disepakati dengan USAID
(sebagai donor) untuk Program DBE 3. Peserta menilai kembali keberhasilan pelaksanaan
program peningkatan mutu di sekolah mereka dengan melihat indikator-indikator yang ada dalam
daftar. Sekolah yang sudah berhasil dapat menambahkan indikator baru berdasarkan masukan dari
pelatihan. Sekolah yang belum begitu berhasil dapat tetap menggunakan indikator tsb dan
menyesuaikannya dengan keadaan di setiap sekolah.
1.
Kepala sekolah di sekolah target yang memberikan kepemimpinan instruksional
(‘instructional leadership’) dan profesional kepada para guru.
Persentase sekolah dimana kepala sekolah dan/atau staf manajemen senior lainnya di sekolah
target memberikan kepemimpinan instruksional dan profesional kepada para guru, yang
memenuhi kriteria berikut ini:
a. Mengadakan rapat/pertemuan dengan para guru untuk mendiskusikan masalah kurikuler
sedikitnya sekali sebulan
b. Melakukan monitoring kelas secara regular
c. Sekolah memiliki kegiatan pertemuan pengembangan profesional yang diselenggarakan
sedikitnya sebulan sekali
2.
Guru memperlihatkan perbaikan perilaku mengajar di kelas
Persentase guru yang diamati yang memperlihatkan perbaikan perilaku mengajar di kelas,
yang memenuhi tiga dari kriteria berikut ini:
a. Guru memberikan pekerjaan kelompok/berpasangan di kelas
b. Guru memberikan pertanyaan sedikitnya 3 pertanyaan non hafalan dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab
c. Guru menggunakan pendekatan belajar yang bervariasi (lebih dari sekedar metode
ceramah dan berdasarkan buku pelajaran semata), termasuk dalam hal menggunakan
lingkungan dan alat bantu dalam mengajar
d. Guru memantau dan membantu siswa secara individual dalam menyelesaikan tugas
(penilaian formatif) selama pelajaran yang diamati
3.
Perbaikan lingkungan kelas untuk mendukung kegiatan belajar siswa
Persentase ruang kelas dimana lingkungannya telah diperbaiki sehingga lebih menarik bagi
siswa untuk belajar, yang memenuhi dua dari kriteria berikut ini:
180
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
a. Ruang kelas disusun sedemikian rupa sehingga siswa duduk berkelompok
b. Hasil kerja siswa dipajang di dalam dan/atau di luar ruang kelas
c. Penggunaan alat bantu mengajar yang sesuai selama pelajaran
4.
Siswa menunjukkan perilaku belajar yang baru di kelas
Persentase kelas dimana siswa memperlihatkan sedikitnya tiga dari perilaku belajar dalam
kelas berikut ini:
a. Siswa memperlihatkan kemampuan kecakapan hidup personal, sosial, dan akademis
(berdasarkan panduan diknas), yang meliputi:
· • Bekerja sama dalam kelompok
· • Pemecahan masalah
b. Karya siswa merupakan hasil pemikiran siswa sendiri
c. Siswa menggunakan sumber daya setempat (lingkungan sekitar untuk kegiatan luar kelas
atau sumber daya lokal seperti orang dan materi)
d. Siswa mengutarakan perasaan, pengalaman dan pendapatnya selama pelajaran
e. Siswa berpartisipasi aktif di dalam eksperimen dan/atau diskusi
5.
Pertemuan MGMP yang efektif untuk memenuhi kebutuhan pengembangan
profesional guru
Persentase kabupaten dimana MGMP-nya mengadakan pertemuan yang efektif, dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Pertemuan MGMP dilaksanakan minimal sebulan sekali
b. Pertemuan MGMP dihadiri secara rutin sedikitnya oleh 50% guru-guru mata pelajaran
pokok pada tingkat cluster, rayon atau kabupaten
c. Ada bukti bahwa kegiatan yang dikembangkan/didiskusikan di MGMP telah diterapkan
sedikitnya pada satu kelas di setiap sekolah yang dipantau.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
181
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 6.3
Indikator Perubahan di Sekolah
Indikator
Komponen
Guru
•·
•
Guru menciptakan pembelajaran yang menantang·
.........................
Siswa
•·
•
Siswa mengungkapkan pendapatnya sendiri dalam
pembelajaran·
..............................
Lingkungan Kelas
•·
•
Pajangan dibuat dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar·
.................................
Peran
Kepala Sekolah
•·
Kepala sekolah mengadakan MGMPS (atau kegiatan
pembinaan profesional lainnya)
Kepala sekolah mengadakan kesepakatan dengan guru
(termasuk guru yang tidak mengikuti pelatihan ini) tentang
perubahan yang harus tampak di sekolah.·
.................................
•
•
MGMP
·•
•
182
Kegiatan MGMP diadakan setiap bulan sekolah dan dihadiri
semua guru mapel·
.................................
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
Guru
1.
2.
3.
4.
5.
Kegiatan
Nama Sekolah: ……………………
2
3
4
1
4
1
3
..................
..................
2
Bulan
Bulan
1
2
3
4
..................
Bulan
1
2
3
4
..................
Bulan
Jadwal Pelaksaaan
Rencana Tindak Lanjut
Handout Peserta 6.4
Bulan
1
2
3
4
1
2
3
4
.................. ..................
Bulan
Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
183
184
3.
4.
5.
Peran Kepala Sekolah
1.
2.
3.
4.
5.
MGMP
1.
2.
3.
4.
5.
Kegiatan
2
3
4
1
4
1
3
..................
..................
2
Bulan
Bulan
1
2
3
4
..................
Bulan
1
2
3
4
..................
Bulan
Jadwal Pelaksaaan
Bulan
1
2
3
4
1
2
3
4
.................. ..................
Bulan
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)?
Presentasi Unit 6
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
185
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
186
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
UNIT 7
Bagaimana Melakukan
Pendampingan yang
Efektif?
(Unit 7 ini Khusus untuk Pelatihan Fasilitator)
Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif?
Unit 7
Bagaimana Melakukan
Pendampingan yang Efektif?
Pendahuluan
Guru seringkali mengalami kesulitan untuk menerapkan hal-hal yang telah dipelajari selama
pelatihan. Situasi dan kondisi pelatihan seringkali berbeda dengan situasi dan kondisi kelas.
Perbedaan ini membuat guru tidak bisa begitu saja mentransfer apa yang diperolehnya dalam
pelatihan ke dalam praktik di kelas. Guru memerlukan bantuan untuk merealisasikannya di dalam
kelas.
Fasilitator pelatihan merupakan satu komponen penting bagi suksesnya suatu pelatihan. Di
samping memfasilitasi pelatihan, fasilitator perlu memberikan pendampingan kepada guru sebagai
kegiatan tindak lanjut dari pelatihan tersebut. Fasilitator perlu mendampingi guru agar mampu
“membumikan” apa yang telah dipelajari selama pelatihan ke dalam pembelajaran nyata di kelas.
Dengan pendampingan yang baik, guru akan memiliki kepercayaan diri yang lebih baik dalam
melaksanakan inovasi pembelajaran. Selain itu, guru memiliki peluang untuk mengetahui kelemahan
pembelajarannya, menemukan ide-ide perbaikannya, mencobakan ide tersebut, dan merevisinya.
Karena itu, pendampingan merupakan hal yang penting dan perlu diwujudkan keberadaannya.
Pendampingan perlu menjadi tindak lanjut dari setiap pelaksanaan pelatihan.
Dalam sesi ini, para peserta akan diajak berlatih melakukan pendampingan. Mereka diharapkan
belajar mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu pembelajaran, mengidentifikasi fokus
pendampingan, dan melaksanakan praktik pendampingan sesuai dengan kaidah pendampingan yang
baik.
Tujuan
Seperti dinyatakan dalam bagian pendahuluan, tujuan dari unit ini adalah untuk membekali peserta
dengan pengetahuan dan keterampilan melakukan pendampingan yang sesuai dengan kaidahkaidah pendampingan yang baik. Oleh karena itu, setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan
diharapkan dapat:
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
189
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
•
•
Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam suatu pembelajaran;
Mengidentifikasi fokus pendampingan.
Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.
Pertanyaan Kunci
•
Bagaimana melakukan pendampingan yang baik agar orang yang didampingi dapat menerima
dan menjalankan program perbaikan yang disepakati secara optimal dan penuh percaya diri?
Petunjuk Umum
•
Fasilitator perlu menyiapkan video tentang pendampingan atau memodelkan pendampingan
yang bisa diamati oleh peserta.
Sumber dan Bahan
•
•
•
•
Kertas flipchart
Handout Peserta 7.1: Lima Langkah Pendampingan
Video pembelajaran dengan fokus guru (2 buah: video yang berkaitan dengan video
pendampingan; dan video pembelajaran lainnya )
Video pendampingan
Waktu
Unit ini membutuhkan waktu 90 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan
penyampaian unit ini.
190
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif?
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
• Proyektor LCD
• Laptop atau personal computer untuk presentasi
• Layar proyektor LCD
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia.
Misalnya fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
Ringkasan Sesi
Introduction
5 menit
Connection
25 menit
Fasilitator
menyampaikan
tema, tujuan
dan hasil
belajar,
pertanyaan
kunci, dan
skenario sesi
ini.
Fasilitator
menggali
pengalaman
peserta
tentang
pendampingan
yang pernah
mereka alami.
Peserta
Mengamati
video
pembelajaran-1.
Peserta
mengamati
video
pendampingan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Application
55 menit
Reflection
5 menit
Peserta:
1. Peserta
Mengamati
video
pembelajaran2.
2. Melakukan
simulasi
pendampingan
bebas,
3. Menyimak
penjelasan 5
langkah
pemberian
umpan balik,
4. Melakukan
simulasi
pendampingan
berpandu
pada langkah
pendampingan
yang baik.
Peserta
memeriksa
ketercapaian
tujuan, dan
menuliskan
dalam jurnal
refleksi.
Extension
Mempelajari
informasi
tambahan.
191
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (5 menit)
(1) Menyampaikan tema, tujuan dan hasil belajar, pertanyaan kunci, dan skenario sesi ini.
(2) Manfaatkan catatan untuk fasilitator berikut untuk menyampaikan pesan dari kegiatan pada
sesi ini
Catatan untuk Fasilitator
•
1
•
•
Penerapan hasil pelatihan di dalam kelas nyata memiliki nuansa dan tantangan
yang berbeda dengan ketika bersimulasi di pelatihan.
Pendampingan oleh fasilitator kepada guru merupakan unsur penting untuk
menjamin guru bersedia, berani, dan mampu menjalankan inovasi pembelajaran.
Pendampingan bisa berjalan dengan baik bila pendamping mengetahui praktik
pembelajaran yang biasa dilakukan guru serta mengetahui cara memberikan
pendampingan yang baik.
Connection (25 menit)
Urun Pengalaman (5 menit)
(1) Fasilitator menggali pengalaman peserta tentang pendampingan yang pernah mereka alami,
baik sebagai pendamping maupun terdamping.
• Bagaimana suasananya: kesejawatan atau atasan-bawahan?
• Apakah efektif: menumbuhkan percaya diri, sikap reflektif, semangat memperbaiki diri?
(2) Fasilitator menampilkan pertanyaan-pertanyaan penting yang perlu diperhatikan ketika
peserta mengamati video pendampingan
Catatan untuk Fasilitator
2
192
Pertanyaan-pertanyaan yang perlu disampaikan antara lain:
• Apa saja hal-hal yang dilakukan oleh pendamping dan guru yang didampingi
dalam kegiatan pendampingan tersebut?
• Pertanyaan apa saja yang diajukan pendamping ketika bertanya jawab dengan
guru yang didampingi?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif?
•
•
Bagaimana sikap pendamping dalam memberikan pendampingan?
Apa saran Anda berkait dengan pendampingan setelah melihat pendampingan
seperti itu?
Kegiatan 1: Pengamatan Video Pembelajaran – 1 (15 menit)
(1) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengamati video pembelajaran.
(2) Tayangan video pembelajaran ini sebagai konteks kegiatan pendampingan pada video
berikutnya.
(3) Peserta mengamati tayangan video pembelajaran-1 dengan fokus pada pertanyaan berikut:
·
·
•
•
Apa saja kegiatan guru dan siswa?
Kekuatan dan kelemahan apa saja yang tampak dalam pembelajaran tersebut?
Kegiatan 2: Pengamatan Video Pendampingan (5 menit)
(1) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengamati video pendampingan.
(2) Peserta mengamati tayangan video pendampingan dengan fokus pada pertanyaan berikut:
·
•
·
·
•
•
Apa saja yang dilakukan pendamping dan terdamping dalam kegiatan pendampingan
tersebut?
Pertanyaan/komentar apa saja yang diajukan pendamping kepada terdamping?
Bagaimana sikap pendamping dalam melakukan pendampingan?
Application (55 menit)
Kegiatan 1: Pengamatan Video Pembelajaran – 2 (15 menit)
(1) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengamati video pembelajaran.
(2) Peserta mengamati tayangan video pembelajaran-2 dengan fokus pada:
·
·
•
•
Apa saja kegiatan guru dan siswa?
Kekuatan dan kelemahan apa saja yg tampak dalam pembelajaran tersebut?
Kegiatan 2: Simulasi Pendampingan (40 menit)
(1) Peserta duduk dalam kelompok (mata pelajaran). Kepala sekolah dan pengawas dapat
menyebar ke kelompok-kelompok mata pelajaran.
(2) Di setiap kelompok, peserta secara berpasangan melakukan simulasi pendampingan dengan
mengacu pada tayangan video pendampingan. Satu orang berperan sebagai guru yang ada
dalam video pembelajaran - 2; sedangkan 1 orang lainnya berperan sebagai pendamping.
(3) Fasilitator membagikan handout peserta 7.1: Lima Langkah Pendampingan yang Efektif dan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
193
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
menjelaskannya.
(4) Peserta secara berpasangan dan bergantian peran (pendamping dan ‘terdamping’) melakukan
simulasi pendampingan dengan menggunakan panduan ‘Lima Langkah Pendampingan yang
Efektif’.
(5) Dalam kelompok (mata pelajaran), peserta mendiskusikan perbedaan pendampingan tanpa
panduan dan dengan panduan.
Reflection (5 menit)
(1) Fasilitator mengajak peserta untuk mencermati kembali apa yang sudah dilakukan selama
proses pelatihan. Bagaimana ketercapaian tujuan dari unit ini dengan menggunakan kegiatan
yang baru saja dilakukan? Peserta diharapkan menganalisis hal-hal apa saja yang perlu
dikuasai lagi dan bagaimana mencapai mencapainya?
(2) Fasilitator mendorong peserta untuk menuliskan hasil analisis tersebut ke dalam jurnal
belajar mereka.
Extension
(1) Fasilitator mendorong peserta untuk mengamati secara lebih jeli video pendampingan yang
tersedia,
(2) Fasilitator mendorong peserta untuk memanfaatkan waktu luangnya berlatih melakukan
pendampingan.
Pesan Utama
Pendampingan perlu dijalankan dengan baik dan benar agar guru yang didampingi merasa nyaman,
tertarik, dan tertantang untuk melakukan inovasi dengan penuh percaya diri. Pendampingan yang
berhasil adalah pendampingan yang membuat guru yang didampingi merasa pendampingan
merupakan suatu dukungan profesional yang benar-benar dibutuhkan.
194
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif?
Handout Peserta 7.1
Lima Langkah Pendampingan yang Efektif
1.
Pendamping Memberi Penghargaan
“Saya sungguh-sungguh menghargai bagian A, B, dan C
Bagian A menunjukkan …
Bagian B menunjukkan …
Bagian C menunjukkan …”
2.
Pedamping (Terdamping) Melakukan Sendiri Refleksi Kritis
“Menurut pendapat Saudara, apa isi terpenting dari pembelajaran tadi? Mengapa?”
3.
Pedamping (Terdamping) Melakukan Sendiri Perbaikan-perbaikan
“Kalau Saudara melaksanakan lagi pembelajaran tersebut, apa saja yang akan Saudara ubah?
Mengapa? Menurut Saudara apa yang akan meningkatkan hasil belajar siswa? Meningkatkan
kualitas pengelolaan siswa?”
4.
Pendamping Memberikan Usul, Saran atau Mendiskusikan Hal-hal yang
dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
“Ada beberapa siswa di bangku belakang yang kurang terlibat dalam kegiatan, bagaimana
caranya agar lain kali mereka terlibat penuh?”
5.
Mengembangkan Rencana Tindak Lanjut
“Apa yang perlu kita lakukan sekarang?”
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
195
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Presentasi Unit 7
196
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
197
UNIT 8
Bagaimana Memberdayakan
MGMP?
(Unit 8 ini Khusus untuk Pelatihan Fasilitator)
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Unit 8
Bagaimana Memberdayakan
MGMP?
Pendahuluan
Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
melalui wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Namun demikian, hasil studi DBE3
menunjukkan bahwa MGMP belum mencapai kinerja yang optimal. Beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain ukuran organisasi yang masih terlalu besar, manajemen yang belum
mapan, ketersediaan anggaran yang belum mencukupi, serta dukungan para stakeholder yang
masih kurang. Di samping itu, pembentukan MGMP dan pelaksanaan kegiatannya masih diatur dari
atas, bukan merupakan organisasi dan kegiatan yang benar-benar dibutuhkan oleh guru sendiri.
MGMP sebenarnya merupakan organisasi yang sangat strategis untuk mengembangkan dan
meningkatkan profesionilsme guru. Namun, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP ini
masih belum memenuhi kebutuhan para guru untuk meningkatkan profesionalisme mereka. Oleh
karena itu, unit ini akan membahas bagaimana mengembangkan kegiatan praktis MGMP yang
mampu memenuhi kebutuhan guru sehingga diharapkan organisasi ini akan lebih dinamis dan
lebih fungsional.
Tujuan
Tujuan dari unit ini adalah peserta pelatihan dapat:
• Mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh MGMP sebagai wadah untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
• Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh guru dalam MGMP.
• Mempraktikkan kegiatan MGMP yang menarik.
• Mengidentifikasi berbagai kegiatan praktis lainnya yang bisa dilakukan oleh MGMP untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
• Mengidentifikasi tips untuk menggairahkan MGMP
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
201
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Pertanyaan Kunci
•
•
•
•
•
Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh MGMP sebagai wadah untuk meningkatkan
profesionalisme guru?
Kegiatan-kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan oleh guru dalam MGMP?
Bagaimana mempraktikkan kegiatan MGMP yang menarik?
Apa saja kegiatan praktis lainnya yang bisa dilakukan oleh MGMP untuk meningkatkan
profesionalisme guru?
Tips apa saja yang bisa digunakan untuk menggairahkan MGMP?
Petunjuk Umum
•
•
•
Fasilitator membutuhkan bantuan nara sumber yang ahli dalam bidang MGMP untuk
memberikan gambaran mengenai kondisi MGMP saat ini. Apabila tidak ada narasumber, maka
fasilitator dapat menggunakan tayangan video tentang MGMP.
Apabila ada nara sumber MGMP, maka pada tahap connection, fasilitator berperan sebagai
moderator diskusi antara peserta dengan nara sumber.
Fasilitator sudah menyiapkan beberapa topik diskusi untuk simulasi pertemuan MGMP.
Sumber dan Bahan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Video tentang MGMP
Handout Peserta 8.1: Catatan Diskusi dengan Narasumber
Handout Peserta 8.2: Pertanyaan Pemandu
Handout Peserta 8.3: RPP Mata Pelajaran Matematika
Handout Peserta 8.4: RPP Mata Pelajaran IPS
Handout Peserta 8.5: Penilaian RPP
Handout Peserta 8.6: Tugas yang Menarik dan Menantang Mata Pelajaran IPA
Handout Peserta 8.7: Hasil Karya Siswa Kelas V SD dari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Handout Peserta 8.8: Hasil Karya Siswa Kelas II SMP dari Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Handout Peserta 8.9: Analisis Hasil Karya Siswa
Handout Peserta 8.10: Contoh Rubrik
Handout Peserta 8.11: Kegiatan Praktis MGMP Lainnya
Handout Peserta 8.12: Tips untuk Menggairahkan MGMP
202
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
•
•
Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem,
gunting, Lilin, gelas, dan piring kecil.
Informasi Tambahan 8.1: Deskripsi Percobaan IPA
Waktu
Sesi ini membutuhkan waktu 120 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan
penyampaian sesi ini.
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
• Proyektor LCD
• Laptop atau personal computer untuk presentasi
• Layar proyektor LCD
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia.
Misalnya fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
203
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Ringkasan Unit 8
Introduction
10 menit
Connection
35 menit
Application
70 menit
Reflection
5 menit
Menyampaikan
tema, tujuan
dan hasil
belajar,
pertanyaan
kunci, dan
skenario sesi
ini.
Mencermati
presentasi
narasumber
dan tanya
jawab
atau
menonton dan
menganailisis
video MGMP
Identifikasi
kegiatan yang
sudah dilaksanakan oleh
MGMP dan
Masalah yang
menghambat
pelaksanaan.
Mempraktikkan
kegiatan
MGMP.
Diskusi
Identifikasi
kegiatan
praktis MGMP
Lainnya
Ide untuk
menggairahkan
kegiatan
MGMP.
Mengecek
pencapaian
tujuan dari
unit ini.
Memberikan
kesempatan
kepada
peserta untuk
mencatat di
jurnal.
Extension
Menyusun
perencanaan
kegiatan
MGMP
Mempelajari
bahan yang
berhubungan
dengan
pengembangan
MGMP.
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (10 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan tujuan dan pertanyaan kunci. Sampaikan juga bahwa pada akhir
sesi para peserta harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci tersebut.
(2) Fasilitator menyampaikan beberapa hal pokok yang terdapat dalam pendahuluan dari sesi ini.
Hal pokok tersebut terdapat pada catatan di bawah ini.
Catatan untuk Fasilitator
1
204
•
•
•
•
Kewajiban guru untuk terus meningkatkan profesionalisme.
Salah satu wadah untuk peningkatan profesionalisme adalah MGMP
MGMP menghadapi berbagai kendala
Kegiatan MGMP yang dilaksanakan saat ini perlu dikembangkan lebih lanjut.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Connection (35 menit)
Kegiatan 1a: Diskusi dengan Nara Sumber (15 Menit)
(1) Diskusi dengan narasumber yang ahli dalam bidang MGMP dan peserta diharapkan untuk
memanfaatkan Handout Peserta 8.1: Catatan Diskusi dengan Narasumber.
(2) Fasilitator memandu Tanya jawab peserta dan sekaligus memberikan simpulan hasil diskusi.
Catatan untuk Fasilitator
•
2
•
Fasilitator diharapkan memilih salah satu kegiatan 1a atau 1b, tergantung dari
ketersediaan sumber.
Apabila sudah melakukan kegiatan 1a tidak perlu melakukan kegiatan 1b dan
sebaliknya.
atau
Kegiatan 1b: Tayangan Video (15 Menit)
(1) Fasilitator memutarkan video tentang MGMP dan membagikan Handout Peserta 8.2:
Pertanyaan Pemandu – Video.
(2) Setelah peserta selesai menonton video, mereka diharapkan menjawab pertanyaan pemandu
tersebut dan mendiskusikannya.
Kegiatan 2: Kegiatan MGMP yang Sudah Dilakukan (20 menit)
(1) Peserta dalam kelompok mata pelajaran mendiskusikan tentang kegiatan-kegiatan yang sudah
mereka lakukan di MGMP dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan MGMP tersebut.
(2) Peserta mengerjakan tugas tersebut pada flipchart dan hasilnya diedarkan ke kelompok lain
lalu dipajangkan.
Application (70 menit)
Kegiatan 1: Praktik Kegiatan MGMP (40 menit)
(1) Peserta dibagi dalam kelompok mata pelajaran dan mereka diberi satu jenis dokumen yang
harus dibahas. Pembagian dokumen berdasarkan catatan di bawah ini:
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
205
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Catatan untuk Fasilitator
No
Handout yang Diberikan
Kelompok Mapel
1
Matematika
Handout Peserta 8.3: RPP Mata Pelajaran Matematika.
Handout peserta 8.5: Penilaian RPP
2
IPS
Handout Peserta 8.4: RPP Matapelajaran IPS
Handout Peserta 8.5: Penilaian RPP
3
IPA
Handout Peserta 8.6: Tugas yang Menarik dan
Menantang Mata Pelajaran IPA
(Fasilitator perlu membaca Informasi Tambahan
8.1. Deskripsi Percobaan IPA)
4
Bahasa Indonesia
Handout Peserta 8.7: Hasil Karya Siswa Kelas V SD
dari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Handout Peserta 8.9: Analisis Hasil Karya Siswa
Handout Peserta 8.10: Contoh Rubrik
5
Bahasa Inggris
Handout Peserta 8.8: Hasil Karya Siswa Kelas II
SMP dari Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Handout Peserta 8.9: Analisis Hasil Karya Siswa
Handout Peserta 8.10: Contoh Rubrik
3
(2) Fasilitator memimpin contoh pelaksanaan kegiatan praktis MGMP dengan alur yang
disediakan di catatan berikut:
Catatan untuk Fasilitator
•
4
Untuk RPP langkah-langkahnya adalah sbb: (a) mendiskusikan kriteria RPP
yang baik, (b) menilai kualitas RPP dengan menggunakan kriteria yang telah
disepakati, (c) menentukan ide perbaikan agar RPP tersebut memenuhi
kualitas. Kalau waktunya mencukupi, kegiatan MGMP bisa dilanjutkan dengan
(d) menyusun RPP untuk pembelajaran yang akan datang, (e) mendiskusikan
proses dan hasil penerapan RPP, (f) merevisi RPP sesuai dengan hasil diskusi.
Diskusi Kriteria
RPP
Menilai
Kualitas RPP
Identifikasi Ide
Perbaikan
Pertemuan berikutnya
Revisi RPP
206
Diskusi Proses &
Hasil Penerapan
Menyusun RPP
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
•
Untuk Tugas Menarik dan Menantang, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut: (a) sajikan tugas yang menarik dan menantang untuk dikerjakan oleh
para peserta MGMP, (b) mendiskusikan kekuatan dari tugas yang menarik
dan menantang, (c) mengembangkan tugas yang menarik dan menantang berdasarkan KD tertentu, (d) berbagi hasil kerja. Bila waktunya memungkinkan,
kegiatan masih bisa dilanjutkan dengan meminta para peserta MGMP
menerapkan di kelas, mendiskusikan proses dan hasil penerapannya, serta
merevisi atau membuat baru tugas yang menarik dan menantang.
Mengerjakan
Tugas
Diskusi
Kekuatannya
Mengembangkan
Tugas
Pertemuan berikutnya
Revisi Tugas
Menantang
•
Diskusi Proses dan
Hasil Penerapan
Berbagi Hasil
Untuk Hasil Karya Siswa, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (a)
berikan masing-masing hasil karya siswa kepada peserta yang berbeda dan
minta mereka menentukan nilai yang pantas diberikan untuk karya tersebut,
(b) beri peserta hasil karya yang lain dan minta memberikan nilai, (c) mendiskusikan pentingnya rubrik, (d) melakukan penilaian ulang dengan menggunakan rubrik yang sudah disediakan. Kegiatan bisa dilanjutkan dengan
meminta para peserta untuk (e) mengkaji ciri-ciri dari rubrik, (f) mengembangkan rubrik baru, (g) menerapkan rubrik pada tugas yang sesuai, dan lain-lain.
Menilai
Tanpa Rubrik
Diskusi
tentang Rubrik
Menilai Ulang
dengan Rubrik
Pertemuan berikutnya
Diskusi Proses dan
Hasil Penerapan
Mengembangkan
Rubrik
Diskusi
Ciri Rubrik
(3) Diskusikan hasil analisis di kelompok masing-masing dan hasilnya dipajangkan untuk bisa
dibaca oleh anggota kelompok lainnya.
(4) Fasilitator meminta pendapat kepada setiap kelompok tentang perbedaan antara kegiatan
yang baru dilakukan dengan kegiatan yang biasa dilakukan di MGMP selama ini.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
207
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Kegiatan 2 (30 Menit)
(1) Gunakanlah Handout Peserta 8.11: Kegiatan Praktis MGMP Lainnya dan Handout Peserta
8.12: Tips untuk Menggairahkan MGMP. Fasilitator meminta setiap kelompok menemukan
bentuk-bentuk kegiatan praktis MGMP lainnya dan tips untuk menggairahkan pelaksanaan
MGMP
(2) Tuliskan hasil diskusi di kertas flipchart dan meminta setiap kelompok memajangkan hasil
diskusi tersebut.
(3) Fasilitator memimpin diskusi pleno untuk mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan praktis MGMP
lain yang bisa dilakukan serta tips untuk menggairahkan.
(4) Fasilitator memberikan penguatan tentang “Macam-Macam Kegiatan Praktis MGMP yang
Mungkin Dilakukan”
Reflection (5 menit)
(1) Tanyakan pada para peserta apakah kegiatan yang dilakukan dalam unit ini sudah bisa
mencapai tujuan.
(2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menulis hal-hal penting yang sudah dipelajari
dari unit ini. Peserta diharapkan membuat rencana yang berhubungan dengan hal-hal penting
tersebut.
Extension
(1) Peserta mempelajari cara menyusun perencanaan kegiatan MGMP dengan mengadopsi hasil
diskusi kegiatan-kegiatan praktis yang sudah diidentifikasi.
(2) Peserta membaca bahan-bahan yang berhubungan dengan pengembangan MGMP.
Pesan Utama
Kegiatan MGMP adalah kegiatan yang bersifat praktis, artinya kegiatan yang bisa diterapkan
langsung oleh guru dalam melaksanakan tugas mereka. Kegiatan praktis adalah kegiatan yang
benar-benar dibutuhkan oleh guru, sehingga guru akan merasa perlu untuk selalu hadir dalam
setiap kegiatan MGMP yang diselenggarakan.
208
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Handout Peserta 8.1
Catatan Diskusi dengan Narasumber
No
Isu/Permasalahan MGMP
Alternatif Pemecahan
Simpulan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
209
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 8.2
Pertanyaan Pemandu - Video
No
Pertanyaan
1
Apa saja masalah yang dihadapi MGMP
tersebut?
2
Faktor-faktor apa sajakah yang
menyebabkan MGMP tersebut tidak
berjalan sebagaimana mestinya?
3
Apa sajakah yang dikerjakan oleh MGMP
tersebut selama ini?
Jawaban
Simpulan
210
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Handout Peserta 8.3
RPP Mata Pelajaran Matematika
A. Gambaran Umum
Pada pelajaran ini, para siswa akan mendefinisikan dan menemukenali hubungan antara sisi dan
sudut dari poligon dan menemukan suatu rumus. Para siswa akan diajak membuat prediksi yang
didasarkan atas temuan mereka, dan mendefinisikan hubungan antara titik sudut, rusuk, dan
permukaan polyhedron. Pengembangan terjadi melalui penggunaan alat peraga manipulatif, diskusi
kelompok, diskusi kelas, dan penemuan terarah. Pelajaran diakhiri dengan membuat dan
menerbangkan layang-layang tetrahedron.
B. Durasi Pelajaran
Pelajaran ini dapat diselesaikan dalam 2 sampai 3 kali pertemuan, tetapi dapat pula diselesaikan
dalam 3 hingga 4 kali pertemuan dengan menambahkan kegiatan diskusi, prediksi, dan analisis
C. Prasyarat
Untuk bisa melakukan pelajaran ini, dibutuhkan pengetahuan prasyarat tentang pengukuran,
konsep dasar geometri (yakni luas, luas permukaan, dan volum), definisi poligon dan polihedron,
dan kemampuan membaca pola.
D.Tujuan Pelajaran
Pada akhir dari pelajaran ini, para siswa diharapkan dapat:
•·
•·
•·
•·
•·
•·
•·
Mengenali bangun-bangun poligon dan polihedron sederhana, dan menggunakannya di dalam
diskusi
Membentuk bangun-bangun poligon dan polihedron
Menentukan hubungan antar berbagai atribut (yakni: rusuk, permukaan, dll)
Menghitung luas, volume, dan luas permukaan dari beberapa bangun
Menemukan pola dan rumus untuk memprediksikan bangun-bangun yang tidak teratur
Mendiskusikan temuan mereka secara matematis
Membuat dan menerbangkan layang-layang polihedron
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
211
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
E. Bahan yang Diperlukan
•·
Kertas konstruksi, kertas untuk menulis, kertas grafik, gunting, lem, penggaris, pensil, dan
jangka
Satu lembar kertas tisyu, 24 sedotan, dan tali sepanjang 288 inchi,
Benang, dan petunjuk pembuatan layang-layang
Transparansi tentang Pattern Block
LK Poligon dan Polihedron
•·
•·
•·
•·
F. Penyajian
1. Pertemuan Pertama
•·
•·
•·
•·
•·
Mengenalkan perbandingan antara poligon dengan non poligon sebagai kegiatan pemanasan,
dengan menggunakan transparansi pattern blocks, kurva tertutup sederhana, dan bangun lainnya.
Secara klasikal, mereka diajak menyetujui karakteristik yang membedakannya.
Memimpin diskusi kelas tentang kesepakatan cara menamai poligon
Mendistribusikan LK kepada kelompok. Mengingatkan siswa bahwa jumlah sudut dalam setiap
segitiga adalah 180 derajat. Ajak para siswa untuk menghubungkan satu titik sudut tertentu
dengan setiap titik sudut lainnya dengan menggunakan penggaris.
Minta para siswa untuk mengisi bagan diskoveri poligon. Minta kelompok-kelompok untuk
melengkapi informasi di dalam bagan untuk poligon yang tidak tergambarkan di dalam Lembar
Kerja.
Lakukan diskusi kelas untuk membicarakan temuan kelompok. Minta para siswa untuk
mengusulkan pola untuk membuat prediksi.
2. Pertemuan Kedua
·• Dengan menggunakan jangka, penggaris, kertas konstruksi, dan informasi yang diperoleh dari
bagan diskoveri poligon, secara individual siswa membangun poligon sederhana yang memiliki
panjang yang sama.
•· Minta siswa memotong poligon tersebut dan suruh mereka menjiplaknya pada kertas grafik.
•· Minta mereka mendiskusikan estimasi keliling dan luasnya berdasarkan anggapan bahwa satu
blok sama dengan satu unit.
•· Minta siswa menyelidiki pola yang mungkin untuk membantu prediksi luas dari poligon lainnya
•· Para siswa dapat juga mengkaji polihedron lainnya melalui kombinasi sederhana beberapa poligon.
•· Minta siswa mengembangkan satu LK yang mirip dengan LK tentang poligon.
•· Berikan kesempatan kepada siswa untuk menyarankan isi yang mereka rasa sebagai isi terbaik
untuk membantu mereka menggali hubungan antar polihedron
3. Pertemuan Ketiga
•·
212
Distribusikan petunjuk dan bahan untuk membuat layang-layang. Minta para siswa untuk bekerja
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
berpasangan untuk membuat layang-layang tersebut.
·
Silahkan
terbangkan layang-layang yang sudah dibuat.
•
G. Evaluasi
•·
•
•·
Guru berkeliling untuk menjamin siswa tetap fokus terhadap tugasnya.
Diskusi kelas membantu siswa menilai kesimpulan individu dan kelompoknya.
Prediksi siswa menunjukkan pemahaman mereka tentang konsep dan pola
H. Kegiatan Lebih Lanjut
•·
•·
•·
•
Menciptakan polihedron lainnya dari berbagai macam poligon. Apakah hubungan yang telah
didiskusikan masih berlaku?
Membandingkan dan mengkontraskan hubungan tersebut dengan hubungan dalam poligon?
Menghitung dan mengestimasi luas permukaan dan volume polihedron.
Meminta kelompok membuat desain eksperimental tentang layang-layang, dan mengkompetisikan hasilnya.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
213
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Poligon Beraturan
I.
Tugas
·
•
·
•
·
•
214
Bagilah setiap poligon tersebut menjadi segitiga-segitiga dengan menggambar garis dari
satu titik sudutnya ke titik-titik sudut lainnya.
Gunakan gambar tersebut dan fakta bahwa jumlah sudut dalam segitiga adalah 180
untuk melengkapi bagan diskoveri poligon berikut
Coba temukan suatu pola atau rumus yang bisa membantu kita menyelesaikan bagan
tersebut tanpa harus menggambarkan poligon lainnya. Apakah metode ini berlaku
untuk poligon yang tidak beraturan? Jelaskan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Polygon Discovery Chart
# of
Sides
Name of
Regular
Polygon
# of
Triangles
Sum of
Interior Angles
(# Triangles x 180)
3
Triangles
1
180 degrees
4
Square
Measure of each
Interior Angle
(Sum of angles/#of
angles)
60 degrees
5
6
7
8
9
10
12
20
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
215
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 8.4
RPP Mata Pelajaran IPS
SMP
:
:
Mata Pelajaran
:
Kelas/Semester
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
A.
.........................................
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
VIII / 1
1. Memahami permasalahan sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk.
: 1.4 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan kependudukan dan
dampaknya terhadap pembangunan.
: 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa dapat :
1. Menjelaskan permasalahan penduduk (kuantitas dan kualitas)
2. Mengidentifikasi dampak permasalahan penduduk terhadap pembangunan
B.
Materi Pembelajaran
1. Permasalahan penduduk Indonesia
2. dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan
C. Metode
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab
D.
Langkah-langkah kegiatan
1. Pertemuan 1
a. Pendahuluan
Apersepsi : Mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu.
Motivasi
: Bertanya kepada siswa tentang masalah kependudukan yang ada di Indonesia.
b. Kegiatan Inti
1. Guru membagi dalam 2 kelompok
2. Kelompok 1 membahas mengenai permasalahan kepadatan penduduk yang tidak merata,
serta Kelompok 2 membahas tentang dampak dan upaya penyelesaiannya.
3. Mempresentasikan hasil diskusi.
216
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
c.
Penutup
1. Membuat kesimpulan hasil diskusi secara bersama-sama.
2. Memberikan tes.
3. Guru senantiasa memberikan apresiasi kepada seluruh siswa agar termotivasi.
2. Pertemuan 2
a. Pendahuluan
Apersepsi : Mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu.
Motivasi
: Bertanya kepada siswa tentang dampak dari permasalahan kependudukan
terhadap pembangunan di Indonesia.
b. Kegiatan Inti
1. Guru membagi kelas ke dalam 3 kelompok.
2. Kelompok 1 membahas masalah kependidikan,
Kelompok 2 membahas masalah kesehatan dan pendapatan
Kelompok 3 membahas tentang dampak permasalahan kependudukan terhadap
pembangunan.
3. Mempresentasikan hasil diskusi.
c. Penutup
1. Membuat kesimpulan hasil diskusi secara bersama-sama.
2. Memberikan tes.
3. Guru senantiasa memberikan apresiasi kepada seluruh siswa agar termotivasi.
E.
Sumber dan Media Pembelajaran
1. Buku yang relevan
2. Artikel
F.
Penilaian
1. teknik penilaian
- tes tertulis
2. bentuk instrumen
- tes uraian
Instrumen Evaluasi
1.
2.
3.
4.
5.
Sebutkan permasalahan kependudukan dari segi kuantitasnya!
Jelaskan permasalahan pendidikan apa saja yang dihadapi Indonesia
Sebutkan upaya apa saja untuk meningkatkan perekonomian rakyat Indonesia!
Jelaskan pengaruh kepadatan penduduk yang tidak merata bagi pembangunan
Sebutkan dampak apa saja yang dihadapi Indonesia dalam bidang pembangunan akibat dari
permasalahan pembangunan!
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
217
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
G. Sumber Belajar
Artikel
MASALAH KEPENDUDUKAN ANCAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Jumlah penduduk di Indonesia memang tidak sebanyak di Cina yang hampir
mencapai 1,3 miliar, namun sama saja di Indonesia juga mengalami
peningkatan bahkan telah mencapai 200 juta orang lebih. Agung Laksono,
Ketua DPR, menjelaskan bahwa sekarang ini jumlah penduduk di Indonesia
mencapai 220 juta jiwa, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 247,5
juta orang di tahun 2015 dan mungkin bisa mencapai lebih dari 273 juta jiwa
pada tahun 2025 mendatang.
Menurut Agung, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat justru mungkin dapat menghambat
pembangunan nasional. Hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk sekitar 1,175% per tahun, dan
angka tersebut masih sangat besar bila harus mengikuti tantangan kemajuan pembangunan di
masa depan, tambahnya. Agung menambahkan bahwa dilihat dari pertumbuhan dari tahun ke
tahun, maka penduduk Indonesia dimungkinkan akan memiliki masalah besar, terutama
menyangkut kebutuhan pokok, sandang, pangan, papan, dan ketersediaan lapangan pekerjaan,
pendidikan, juga kesehatan.
Untuk menghambat laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin pesat, menurut Agung,
maka program KB (Keluarga Berencana) harus lebih diperketat lagi seperti pada penggunaan
program KB beberapa tahun yang lalu. Diharapkan, program KB dapat menjadi salah satu kunci
sukses untuk menekan laju kependudukan, seperti waktu itu, tambahnya.
Agung menuturkan, permasalahan kependudukan ini harus segera ditangani, dan diharapkan semua
pihak dapat ikut membantu menekan laju pertumbuhan penduduk dengan ber-KB. Agung
menambahkan, jika masalah ini tidak segera ditangani, maka dikhawatirkan semakin banyak
penduduk, maka semakin lambat dan mungkin dapat menghambat pembangunan.
218
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Handout Peserta 8.5
Penilaian RPP
No
Ciri-ciri RPP yang Baik
Contoh
Mendorong siswa untuk aktif
terlibat dalam kegiatan belajar.
Hasil Penilaian terhadap RPP
Proses kegiatan belajar mengajar yang
direncanakan masih cenderung berpusat pada
guru, sehingga kurang aktif terlibat.
1
2
3
4
5
6
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
219
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 8.6
Tugas yang Menarik dan Menantang
Mata Pelajaran IPA
Fenomena:
Sebuah lilin yang menyala diletakkan dalam wadah yang berisi air seperti pada Gambar 1 di bawah
ini. Lilin tersebut kemudian ditutup dengan sebuah gelas kosong seperti pada Gambar 2.
Gambar 1
Gambar 2
Pertanyaan:
1. Apa yang akan terjadi dengan nyala lilin tersebut?
2. Apa yang akan terjadi dengan air yang berada di luar gelas?
Catatan: Peserta menemukan jawaban pertanyaan 1 dan 2 dengan cara mencoba.
3. Mengapa nyala lilin mati beberapa saat setelah lilin tersebut ditutup dengan gelas?
4. Apakah air tersebut juga akan masuk dalam gelas jika percobaan itu diulangi tetapi lilin
tidak dinyalakan?
5. Apa fungsi nyala lilin?
6. Apa yang terjadi dengan udara di dalam gelas sebelum ditutupkan pada nyala lilin, sementara
ditutup dan setelah ditutupkan pada nyala lilin?
7. Jika demikian, jelaskan secara sederhana mengapa air dapat masuk ke dalam gelas?
8. Konsep kunci apa yang terlibat dalam percobaan ini?
9. Bagaimana konsep dan percobaan ini diaplikasikan dalam pembelajaran?
10. Kecakapan hidup apa yang dapat dikembangkan dengan percobaan ini?
220
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
1.
Ciri-ciri Tugas yang Menarik dan Menantang
1
Tidak rutin...
2
Memiliki jawaban yang banyak (open ended)
3
4
5
2.
Contoh-contoh Tugas yang Menarik dan Menantang
1
2
3
4
5
3.
Kegiatan Guru untuk membantu siswa menyelesaikan tugas yang menarik dan
menantang
1
2
3
4
5
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
221
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 8.7
Hasil Karya Siswa Kelas V SD dari Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
222
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
223
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
224
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Handout Peserta 8.8
Hasil Karya Siswa Kelas II SMP dari Mata Pelajaran
Bahasa Inggris
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
225
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
226
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Handout Peserta 8.9
Analisis Hasil Karya Siswa
Jenis
Karya
Permasalahan yang Terjadi
Terkait Dengan Perbedaan
Penilaian
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Upaya Untuk Mengatasinya
227
228
Tata bahasa
Tanda baca dan ejaan
Urutan dan struktur
bahasa
Mengekspresikan ide
Informasi fakta
Kategori
Sebagian besar ide
dikembangkan dan
diekspresikan dengan jelas,
mudah bagi pembaca untuk
memahami isi cerita.
Sebagian besar kalimat
disusun dengan baik,
rincian sebagian besar
diletakkan sesuai dengan
urutan.
Terdapat beberapa
kesalahan (kurang dari
lima) dalam penggunaan
huruf besar dan tanda
baca, namun cerita masih
mudah untuk dibaca.
Penulis membuat sedikit
kesalahan dalam tata
bahasa (kurang dari 5)
namun tidak mengganggu
pembaca dalam memahami
isi cerita.
Seluruh ide dikembangkan
dan diekspresikan sangat
jelas. Sangat mudah bagi
pembaca untuk memahami
isi cerita
Seluruh kalimat disusun
dengan baik, rincian
diletakkan sesuai dengan
urutan.
Tidak terdapat kesalahan
dalam penggunaan huruf
besar dan tanda baca,
sehingga cerita sangat
mudah dibaca.
Penulis tidak membuat
kesalahan dalam tata
bahasa yang dapat
mengganggu pemahaman
isi cerita.
Penulis membuat sejumlah
kesalahan dalam tata
bahasa yang dapat
mengganggu pemahaman
isi cerita.
Terdapat sejumlah
kesalahan dalam
penggunaan huruf besar
dan tanda baca sehingga
cerita agak sulit dibaca.
Beberapa kalimat disusun
dengan baik, beberapa
rincian tidak diletakkan
sesuai urutan.
Beberapa ide dikembangkan dan diekspresikan
dengan jelas. Agak mudah
bagi pembaca untuk
memahami isi cerita.
Tingkatan
3
2
Informasi fakta meliputi
Informasi fakta tidak
apa, siapa, dimana dan
lengkap, fakta terkadang
mengapa. Fakta pada
jelas dan akurat.
umumnya jelas dan akurat.
4
Informasi fakta meliputi
apa, siapa, dimana dan
mengapa. fakta jelas dan
akurat
Contoh Rubrik
Handout Peserta 8.10
Penulis membuat banyak
kesalahan dalam tata
bahasa yang mengganggu
pemahaman isi cerita.
Terdapat banyak
kesalahan dalam
penggunaan huruf besar
dan tanda baca sehingga
cerita sulit untuk dibaca.
Kalimat tidak tersusun
dengan baik, rincian tidak
diletakkan sesuai urutan.
Ide – ide tidak
dikembangkan secara
jelas, tidak mudah bagi
pembaca untuk
memahami isi cerita.
1
Informasi fakta tidak
lengkap atau disebutkan.
Fakta tidak jelas dan tidak
akurat.
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Tingkatan
3
Kategori
4
Format Rubrik
2
1
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
229
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 8.11
Kegiatan Praktis MGMP Lainnya
No
Nama Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
230
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
Handout Peserta 8.12
Tips untuk Menggairahkan Kegiatan MGMP
No
Tips
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Alasan
231
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Informasi Tambahan 8.1
Deskripsi Percobaan IPA
Deskripsi berikut ini bertujuan untuk menjelaskan secara sederhana peristiwa padamnya lilin
ketika ditutup dengan gelas seperti kegiatan saat menggunakan Handout Peserta 8.6: Tugas yang
Menarik dan Menantang Mata Pelajaran IPA.
Sebuah lilin yang menyala mula-mula diletakkan dalam wadah yang berisi air seperti pada Gambar
1. Lilin tersebut selanjutnya ditutup dengan sebuah gelas kosong seperti pada Gambar 2.
Beberapa saat kemudian nyala lilin mati dan air di luar gelas masuk ke dalam gelas serta naik
sampai pada ketinggian tertentu (Gambar 1c).
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Peristiwa ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Ketika gelas dalam posisi akan menutup nyala lilin (Gambar 1) maka suhu udara di dalam
gelas naik secara cepat karena pemanasan oleh nyala lilin yang tepat berada di bawah mulut
gelas. Akibatnya, udara di dalam gelas memuai sehingga sebagian udara di dalam gelas
tersebut mengalir keluar. Ini terjadi karena udara panas dalam gelas cenderung menyamakan
tekanannya dengan udara dingin di luar gelas selama mulut gelas masih terbuka.
Ketika gelas ditutupkan pada nyala lilin seperti pada Gambar 2b maka nyala lilin akan
menyebabkan gas oksigen (O2) dari udara di dalam gelas berikatan dengan Karbon (C) pada
lilin sehingga berubah menjadi karbon dioksida (CO2). Semakin sedikit O2 semakin redup
nyala lilin. Ketika seluruh O2 terikat dengan C (membentuk CO2) maka nyala lilin padam.
Ketika lilin padam maka udara dalam gelas akan mendingin kembali dan tekanan udara dalam
gelas turun sampai lebih kecil dari tekanan udara di luar gelas. Akibat dari perbedaan
tekanan udara di dalam dan di luar gelas ini maka muncul dorongan dari luar gelas meuju
bagian dalam gelas.
Dorongan seperti yang dihasilkan pada No 4 itulah yang menyebabkan air terdesak masuk
232
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
5.
ke dalam gelas.
Air di dalam gelas cenderung naik melebihi tinggi daripada air di luar gelas karena udara di
dalam gelas perlu menyusut sampai kerapatannya menyamai kerapatan udara di luar gelas.
Ingat bahwa ruang di dalam gelas yang ditinggalkan oleh udara yang mengalir ke luar selama
proses pemuaian (peristiwa sesaat sebelum gelas ditutupkan pada nyala lilin) sekarang perlu
ditempati kembali. Yang menempati itu adalah air.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
233
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
234
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP?
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
235
UNIT 9
Bagaimana Menjadi
Fasilitator yang Efektif?
(Unit 9 ini Khusus untuk Pelatihan Fasilitator)
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
Unit 9
Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
Pendahuluan
Seorang fasilitator harus menguasai berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan agar
mampu memberikan fasilitasi yang optimal kepada peserta pelatihan. Secara garis besar, ada tiga
tahapan yang harus dilakukan oleh fasilitator yang efektif yaitu (1) Tahap persiapan; (2) Tahap
pelaksanaan, dan (3) Tahap pasca-pelaksanaan.
Pada tahap persiapan, seorang fasilitator harus mampu menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan
untuk memperlancar pelaksanaan pelatihan. Persiapan di sini termasuk penyiapan dari segi fisik
maupun non fisik yang digunakan selama proses pelatihan. Persiapan yang baik dan matang akan
sangat mempengaruhi keberhasilan tahap berikutnya sekaligus memberikan kontribusi yang
berarti terhadap keberhasilan pelatihan secara menyeluruh.
Walaupun perencanaan sudah dilakukan dengan baik, namun apabila pelaksanaannya tidak sesuai
dengan rencana, maka sangat mungkin tujuan pelatihan tidak akan bisa dicapai dengan baik.
Banyak hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator selama
pelaksanaan pelatihan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
Setelah pelaksanaan pelatihan selesai, bukan berarti semua proses telah selesai. Fasilitator masih
mempunyai tugas lain yang harus dilakukan. Fasilitator harus mengetahui sejauh mana
ketercapaian pelatihan, menemukenali berbagai permasalahan yang muncul selama pelatihan,
menindaklanjuti hasil dan masalah yang terjadi selama pelatihan, dan lain sebagainya.
Tujuan
Tujuan dari unit ini adalah memberikan pemahaman dan ketrampilan minimal kepada para peserta
agar bisa menjadi fasilitator yang efektif. Secara khusus, setelah mengikuti pelatihan ini, peserta
pelatihan diharapkan dapat:
• Menemukenali hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan yang tidak boleh
dilakukan fasilitator selama tahap persiapan.
• Menemukenali hal-hal penting yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh
fasilitator selama tahap pelaksanaan pelatihan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
239
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
•
Menemukenali hal-hal apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator
setelah proses pelatihan berakhir.
Pertanyaan Kunci
•
•
•
Apa saja yang yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator selama
tahap persiapan pelatihan?
Apa saja yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator selama tahap
pelaksanaan pelatihan agar pelatihan dapat mencapai tujuan?
Apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator setelah proses
pelatihan berakhir?
Petunjuk Umum
•
•
•
•
Gunakanlah contoh-contoh fasilitasi yang sudah dilakukan oleh fasilitator lainnya pada unitunit sebelumnya.
Unit ini harap dipersiapkan secara matang, karena sesi ini penuh dengan materi dan
ketrampilan yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan.
Unit ini harap disampaikan dengan sebaik mungkin, karena sesi ini adalah sesi pemodelan
untuk menjadi fasilitator yang efektif.
Waktu yang disediakan untuk sesi ini sangat terbatas sehingga fasilitator harus mengelola
waktu sebaik mungkin.
Sumber dan Bahan
Sumber-sumber berikut ini harus dipersiapkan dengan baik oleh fasilitator agar proses pelatihan
dapat berjalan dengan lancar.
• Handout Peserta 9.1: Kegiatan Fasilitator pada Tahap Persiapan Pelatihan
• Handout Peserta 9.2: Kegiatan fasilitator pada Tahap Pelaksanaan Pelatihan
• Handout Peserta 9.3: Kegiatan fasilitator pada Tahap Pasca-Pelatihan
• Informasi Tambahan 9.1: Hal penting yang Harus Dilakukan oleh Fasilitator
• Informasi Tambahan 9.2: Tugas dan Aktivitas Fasilitator Pelatihan
• Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan
240
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
gunting.
Waktu
Sesi ini membutuhkan waktu 60 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan
penyampaian unit ini.
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung unit ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau
memungkinkan dapat disediakan:
• Proyektor LCD
• Laptop atau personal computer untuk presentasi
• Layar proyektor LCD
Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia.
Misalnya fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan
menggunakan kertas flipchart.
Ringkasan Sesi
Introduction
5 menit
Connection
20 menit
Application
30 menit
Reflection
5 menit
Menyampaikan
pertanyaan
kunci, tujuan
belajar.
Menyampaikan
beberapa poin
yang terdapat
dalam pendahuluan unit
ini
Brainstorming
hal-hal yang
harus
dilakukan oleh
fasilitator yang
efektif.
Menemukenali
kegiatankegiatan yang
sebaiknya
dilakukan dan
yang
sebaiknya
tidak
dilakukan di
tahap
persiapan,
pelaksanaan,
dan tahap
pasca
pelaksanaan
pelatihan.
Mengecek
ketercapaian
tujuan
pelatihan.
Menulis pesan
utama dari
sesi ini dalam
jurnal refleksi.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Extension
Melakukan
praktik fasilitasi
dan melakukan
pengayaan
materi teori
fasilitasi
Mempelajari
Informasi
Tambahan
241
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Perincian Langkah-langkah Kegiatan
Introduction (5 menit)
(1) Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar.
(2) Menyampaikan beberapa hal pokok yang terdapat dalam pendahuluan dari sesi ini. Hal-hal
tersebut terdapat pada catatan untuk fasilitator di bawah ini.
Catatan untuk Fasilitator
•
1
•
•
•
Fasilitator efektif harus mampu mengidentifikasi hal-hal penting yang harus
dilakukan agar pelatihan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tahap persiapan meliputi semua hal yang berhubungan dengan fisik maupun
non-fisik. Persiapan yang baik dan matang akan sangat mempengaruhi
keberhasilan pelatihan yang akan dilakukan.
Tahap pelaksanaan pelatihan merupakan tahapan yang paling penting, karena
tahap ini akan berdampak langsung terhadap kualitas dan keberhasilan
pelatihan.
Tahap pasca pelatihan adalah tahap dimana fasilitator akan mencari informasi
sejauh mana pelatihan yang dilakukan telah mencapai tujuan secara
keseluruhan. Fasilitator juga harus mengidentifikasi masalah-masalah yang
muncul untuk ditindaklanjuti.
Connection (20 menit)
(1) Curah pendapat tentang apa yang harus dilakukan fasilitator yang efektif.
(2) Tuliskan hasil curah pendapat di kertas post it dan tempelkan pada kertas flipchart yang
disediakan di depan.
(3) Baca dengan keras hasil curah pendapat sebelum ditempelkan.
(4) Fasilitator memberikan kesimpulan mengenai hasil curah pendapat.
Catatan untuk Fasilitator
•
2
242
•
Banyak sekali hal yang harus dilakukan oleh fasilitator agar pelatihan dapat
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Namun demikian, hasil identifikasi tersebut masih belum lengkap dan belum
terorganisasi dengan baik.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
Application (30 menit)
(1) Peserta bekerja dalam kelompok mata pelajaran. Pengawas sekolah dan kepala sekolah bisa
bergabung pada kelompok yang dianggap sesuai. Pada tiap kelompok mata pelajaran dibentuk
tiga sub-kelompok yaitu sub-kelompk A, B, dan C.
(2) Fasilitator menyampaikan Handout Peserta 9.1: Kegiatan Fasilitator pada Tahap Persiapan,
Handout Peserta 9.2: Kegiatan Fasilitator pada Tahap Pelaksanaan Pelatihan, Handout Peserta
9.3: Kegiatan Fasilitator pada Tahap Pasca Pelatihan. Pastikan bahwa setiap peserta
memperoleh ketiga handout tersebut.
(3) Sub-kelompok A mengerjakan Handout Peserta 9.1, Sub-kelompok B mengerjakan Handout
Peserta 9.2, dan Sub-kelompok C mengerjakan Handout Peserta 9.3.
(4) Peserta menuliskan hasil diskusi di kertas flipchart dan hasilnya diputar ke sub-kelompok
lainnya dalam kelompok mata pelajaran untuk dicermati dan komentari.
(5) Fasilitator memberikan kesempatan kepada tiga kelompok mata pelajaran untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Setiap kelompok tersebut hanya menyajikan salah satu hasil
diskusi tahapan tertentu yang belum disajikan oleh kelompok lain.
(6) Fasilitator merangkum hasil diskusi dan memberikan penguatan tentang “kegiatan fasilitator
pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelatihan”.
Reflection (5 menit)
(1) Tanyakan pada para peserta apakah mereka sekarang sudah mampu menjawab pertanyaan
kunci?
(2) Tanyakan pada peserta apakah kegiatan dan materi yang sudah didiskusikan selama sesi ini
sudah mencapai tujuan yang sudah dipaparkan pada tahap ‘Introduction’?
(3) Berikan waktu kepada para peserta untuk menuliskan pesan utama dari sesi ini dalam jurnal
refleksi.
Extension
(1) Melakukan praktik fasilitasi.
(2) Membaca informasi tambahan yang disediakan di unit ini.
(3) Melakukan pengayaan materi teori fasilitasi dengan materi-materi lain yang berhubungan.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
243
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Pesan Utama
Untuk menjadi fasilitator yang efektif diperlukan kemampuan dalam melakukan kegiatan persiapan,
pelaksanaan, dan pasca pelatihan. Pada tahap persiapan fasilitator harus mampu menyiapkan
perangkat lunak maupun keras yang akan digunakan selama pelatihan. Pada tahap pelaksanaan,
fasilitator harus mampu menggunakan metode fasilitasi, media, pengelolaan waktu, penyegaran, dan
lain sebagainya. Pada tahap pasca pelatihan, fasilitator harus mampu melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap proses dan hasil pelatihan sekaligus mengidentifikasi berbagai permasalahan yang
muncul dalam pelatihan untuk ditindaklanjuti.
244
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
Handout Peserta 9.1
Kegiatan Tahap Persiapan Pelatihan
No
Kegiatan yang Sebaiknya Dilakukan Fasilitator Selama Tahap Persiapan
No
Kegiatan yang Sebaiknya Dihindari Fasilitator Selama Tahap Persiapan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
245
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Handout Peserta 9.2
Kegiatan Tahap Pelaksanaan Pelatihan
No
Kegiatan yang Sebaiknya Dilakukan Fasilitator Selama Tahap Pelaksanaan
No
Kegiatan yang Sebaiknya Dihindari Fasilitator Selama Tahap Pelaksanaan
246
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
Handout Peserta 9.3
Kegiatan Tahap Pasca Pelatihan
No
Kegiatan yang Sebaiknya Dilakukan Fasilitator Selama Tahap Pelatihan
No
Kegiatan yang Sebaiknya Dihindari Fasilitator Selama Tahap Pelatihan
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
247
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Informasi Tambahan 9.1
Hal Penting yang Perlu Diperhatikan oleh Fasilitator
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang fasilitator dalam melaksanakan program
pelatihan:
1. Sedapat mungkin patuhilah rencana sekuen panduan pelatihan
Setelah sekuen panduan disusun dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang mungkin
timbul dan mempengaruhi tercapai tidaknya program panduan. Karena itu, hindarilah
penyimpangan dari rencana sekuen panduan, terutama bagi pemandu pemula. Pemandu yang telah
berulang kali menjalankan program panduan, sering kali mampu menyiapkan dan mengembangkan
alternatif sekuen panduan, menukar sekuen latihan karena melihat peluang-peluang belajar yang
timbul selama proses pelatihan berlangsung.
2. Hafalkan nama peserta
Berusahalah untuk memanggil peserta dengan nama mereka (siapkan label nama peserta yang
terbaca). Hal ini mengurangi rasa formil yang seringkali menimbulkan ketegangan dan secara tidak
langsung menghambat proses pembelajaran.
3. Libatkan peserta secara aktif
Usahakan agar peserta terlibat aktif mulai mencari, menggali data, menganalisis alternatif temuan,
memecahkan masalah, mengambil keputusan atau simpulan. Biarkan peserta mengambil simpulan
sendiri, pertanyakan argumentasinya mengapa peserta mengambil simpulan itu, kuatkan dan
tekankan simpulan itu.
4. Jangan tergesa-gesa menjawab pertanyaan
•
•·
•·
248
jangan jawab pertanyaan yang tidak dipahami maksudnya.
jangan jawab pertanyaan yang tidak diketahui jawabnya.
jangan jawab pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh pemandu. Bila jawaban itu
mungkin diberikan oleh peserta lain, biarkan peserta lain menjawab pertanyaan itu. Bila
jawaban terhadap pertanyaan itu dapat diberikan peserta dan mereka tidak menyadari
data tertentu, ingatkan peserta pada data tersebut, dan biarkan mereka menjawab itu.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
5. Hindari perdebatan dengan peserta
Hal ini dimaksudkan agar sekuen panduan yang telah disusun dapat tercapai tidak menyimpang
dan waktu habis untuk berdebat. Selain itu, aktivitas peserta akan terhambat gara-gara kita
terpancing perdebatan. Lemparkan saja pada peserta lain bila ada perbedaan persepsi terhadap
suatu masalah tertentu.
6. Ajukan pertanyaan sesering mungkin
Kenyataan bahwa peserta dapat belajar melalui kegiatan menjawab pertanyaan, dan hal ini
memberikan peserta lebih banyak kepuasan daripada jika ia langsung diberitahukan materi
pembelajaran yang harus ia terima begitu saja. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan.
•· Ajukan pertanyaan yang dapat dijawab peserta. Jangan mengajukan pertanyaan yang terlalu
sulit, sehingga peserta menjadi “resah” karena tidak bisa menjawab.
•· Jangan ajukan pertanyaan yang terlalu mudah. Dengan pertanyaan yang terlalu mudah
mengurangi motivasi peserta untuk memberikan jawabannya, dan seringkali peserta jadi ragu
apakah jawaban yang ia pikirkan adalah jawaban yang benar.
·
• Ajukan pertanyaan secara sistematis. Jawaban terhadap pertanyaan pertama hendaknya
merupakan data yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan kedua, dan jawaban
terhadap pertanyaan kedua hendaknya merupakan data bagi jawaban terhadap pertanyaan
ketiga demikian seterusnya. Sebaliknya, bila suatu pertanyaan tidak dapat segera dijawab oleh
para peserta, ajukan pertanyaan lain yang lebih mudah. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan
untuk menjawab pertanyaan yang lebih sukar.
7. Gunakan umpan balik (feed back)
Dalam melaksanakan program pelatihan, kita perlu mencari tahu apakah peserta telah menangkap
hal-hal yang telah kita sampaikan. Karena itu, kita perlu mencari dan memanfaatkan umpan balik
(feed back). Umpan balik bisa berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta, sikap
mereka dalam mengikuti program pelatihan, saran-saran yang mereka kemukakan, bahkan dari ’air
muka’ mereka.
8. Sadari keterbatasan Anda
Jangan melakukan hal-hal di luar batas kemampuan Anda. Jangan mencoba menjelaskan hal-hal
yang tidak Anda pahami. Persiapkan diri Anda sebelum memulai kegiatan dan yang paling penting:
Jangan Pernah Mengira bahwa Andalah Orang Terpandai di dalam Kelas. Dalam
beberapa hal tertentu, mungkin ada peserta yang lebih menguasai bahan dari pada Anda. Jangan
musuhi orang ini, gunakan dia sebagai pembantu Anda.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
249
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Informasi Tambahan 9.2
Tugas dan Aktivitas Fasilitator Pelatihan
Sebagai koordinator dan anggota tim pelatihan, seorang fasilitator mempunyai tugas yang sangat
kompleks. Mulai dari tugas menyiapkan bahan pelatihan, melaksanakan pelatihan, mengevaluasi
hasil pelatihan dan jurnal. Adakalanya seorang fasilitator memberi perintah, menjawab pertanyaan,
mengajukan pertanyaan, melakukan pencatatan, mengundang tanggapan, memberi konfirmasi,
memancing data, merangkai induksi, memberi konsekuensi.
1. Menyiapkan bahan pelatihan.
Banyak fasilitator pemula yang mengira bahwa tugas menyiapkan bahan pelatihan hanya terbatas
pada pengecekan peralatan yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan mereka memasuki ruang
pelatihan tampak sungguh-sungguh siap untuk memandu proses belajar, yang sebetulnya
membutuhkan persiapan yang betul-betul matang. Berikut ini ada beberapa tugas minimal yang
seharusnya dikerjakan fasilitator sebagai bagian dari persiapan pelatihan.
a.
Mempelajari rencana pelatihan
Karena tidak semua tujuan pelatihan telah terumuskan secara baik, fasilitator tidak cukup hanya
membaca apa yang yang tersurat dalam tujuan pelatihan. Fasilitator harus mempelajari rencana
pelatihan dengan lebih seksama untuk mengantisipasi berbagai hal yang mungkin muncul selama
kegiatan pelatihan berlangsung. Antisipasi itu perlu agar fasilitator tidak mengalami kesulitan
dalam memandu pelatihan sesuai rencana.
b. Menyiapkan kerangka diskusi
Diskusi yang berlangsung antara fasilitator dengan peserta, peserta dengan peserta selama
pelatihan, bukan diskusi bebas tetapi bertujuan. Untuk itu, diskusi (pasangan, kelompok, kelas/
pleno) seharusnya mengikuti alur yang sudah direncanakan, yaitu:
•· mengumpulkan fakta-fakta / temuan-temuan.
•· penyaringan fakta/temuan yang relevan dengan tujuan pelatihan
• mengaitkan fakta/temuan menjadi suatu simpulan
•· mengaitkan simpulan dengan kehidupan sehari-hari
Agar diskusi berjalan sesuai dengan alur yang direncanakan, maka fasilitator bertugas menyiapkan
kerangka diskusi dengan mempertimbangkan:
•· fakta / temuan apa yang seharusnya dimunculkan/terungkap dalam diskusi?
• pertanyaan-pertanyaan apa yang perlu dikemukakan untuk memperbesar
250
terungkapnya
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
fakta/temuan tersebut?
• bagaimana cara menghubungkan fakta/temuan tersebut menjadi suatu simpulan?
•· mengungkap contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari peserta untuk memperjelas
pemahaman terhadap konsep yang dibahas.
c.
Menyiapkan kerangka observasi
Penyiapan kerangka observasi akan lebih mudah dilakukan bila fasilitator benar-benar memahami
struktur dari kegiatan yang akan berlangsung.
d.
Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
Di kalangan fasilitator senior ada pomeo yang berbunyi “Seorang fasilitator harus mampu
menggunakan peralatan apapun untuk menjalankan ide-idenya”. Hal ini tidak salah, karena seorang
fasilitator tidak boleh terlalu tergantung pada peralatan. Akan tetapi, bila peralatan itu tidak
sukar untuk diperoleh, sebaiknya tidak menggunakan pomeo itu untuk menutupi kemalasannya.
2. Melaksanakan pelatihan fasilitator
Dalam melaksanakan pelatihan tugas fasilitator dapat dirinci a.l. sebagai berikut: memberi
perintah/instruksi, mengamati kegiatan peserta, memimpin diskusi dan memberi ceramah singkat,
memberikan komentar, mempertanyakan pendapat, memuji, memberi penguatan, dan memberi
umpan balik.
3. Memberi instruksi/perintah
Karena progam pelatihan umumnya merupakan progam belajar melalui kegiatan, maka dengan
sendirinya ada sejumlah besar kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta. Kegiatan yang akan
dilakukan peserta sesungguhnya kegiatan-kegiatan yang sengaja diberikan dengan harapan agar
muncul sejumlah temuan/fakta yang dapat digunakan untuk mendukung simpulan-simpulan
tertentu. Untuk memperbesar kemungkinan munculnya temuan/fakta yang diharapkan, fasilitator
harus memberikan instruksi (untuk melakukan kegiatan ybs.) secara seksama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian instruksi al:
a.
b.
c.
d.
e.
peserta perlu tahu hasil (out-put) yang diharapkan dari mereka.
peserta perlu tahu sistem-skoring yang berlaku (kalau ada perhitungan nilai)
peserta perlu tahu tata-tertib yang berlaku, baik yang menyangkut batas waktu, maupun
aturan lain seperti boleh tidaknya mereka berbicara dengan teman, boleh tidaknya bertanya
pada fasilitator setelah mulai bekerja dsb.
Peserta harus mendapat jawaban/penjelasan mengenai hal-hal yang mereka tanyakan.
Instruksi perlu disampaikan sesingkat mungkin tanpa mengurangi kelengkapan dan
kejelasannya.
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
251
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
f.
Bila mungkin, instruksi sebaiknya disampaikan secara tertulis
g. Sedapat mungkin jangan menggabungkan dua atau lebih satuan instruksi yang sesungguhnya
dapat dipisahkan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan satu satuan instruksi adalah sejumlah
penjelasan yang dibutuhkan peserta agar mereka dapat mengerjakan tugas yang tidak boleh
diinterupsi oleh informasi baru.
4. Mengawasi Kegiatan Pelatihan
Selama peserta melakukan kegiatan yang diintruksikan kepada mereka fasilitator harus aktif
melakukan pencatatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan ini antara
lain:
a. Fasilitator harus ingat bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan fakta/
temuan yang akan digunakan dalam pembahasan konsep atau prinsip-prinsip.
b. Fasilitator harus mengingat tujuan dari kegiatan dan fakta/temuan apa saja yang diharapkan
muncul untuk dijadikan bahan pembahasan.
c. Fasilitator sebaiknya mencatat fakta/temuan yang berhasil dijumpainya. Catatan harus
meliputi: kapan suatu tingkah laku masing-masing peserta, dan mengapa mereka mereka
menampilkan tingkah laku tersebut.
d. Fasilitator sudah harus membayangkan cara-cara yang akan digunakan. Untuk mengolah
fakta/temuan tersebut dalam diskusi kelas yang seharusnya dilakukan sebagai lanjutan
kegiatan ini.
5. Memimpin diskusi
Memimpin diskusi (pasangan, kelompok, kelas) merupakan salah satu tugas utama fasilitator.
Selama memimpin diskusi, fasilitator sesungguhnya melakukan sejumlah interaksi dengan peserta.
Kalau diperhatikan lebih seksama, maka unit-unit interaksi dapat dihimpun ke dalam unit-unit
aktivitas. Satu unit interaksi adalah serangkaian interaksi yang dimulai dengan suatu persoalan/
pertanyaan baik yang diajukan oleh fasilitator atau peserta yang berakhir dengan munculnya
persoalan baru.
Suatu unit interaksi bisa saja berakhir secara tidak mulus/tuntas, yakni bila interaksi berakhir
tanpa terpecahkannya persoalan yang diajukan. Tuntas tidaknya unit-unit interaksi dalam diskusi,
merupakan salah satu faktor yang turut menentukan efektif tidaknya fasilitator dalam memimpin
diskusi (proses dan hasil pelatihan).
Satu unit interaksi dalam pembelajaran dapat tersusun dari sejumlah unit aktivitas (unitas) yaitu
kesatuan terkecil dari tingkah laku seorang fasilitator. Ada sejumlah besar unit aktivitas yang
mungkin dilakukan seorang fasilitator, diantaranya;
a.
Memberi instruksi
252
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
b.
Fasilitator memerintahkan peserta untuk melakukan aktivitas tertentu. Misal, “tutup mata anda
dan bayangkan anda berada di padang pasir”. Contoh lain,“sekarang jumlahkan kolom ketiga dan
ke empat, kemudian tuliskan hasilnya di kolom lima”.
Menjawab pertanyaan
Fasilitator memberikan jawaban langsung/melemparkan ke peserta lain terhadap pertanyaan yang
diajukan peserta. Contoh, “motivasi itu apaan sih pak? Adakah diantara kalian yang tahu arti
motivasi? Jadi, motivasi itu artinya ……
c.
Mengundang tanggapan
Aktivitas fasilitator melontarkan pertanyaan yang umum atau memberi kesempatan peserta
mengajukan komentar. Biasanya aktivitas ini berupa pertanyaan tentang kesan-kesan peserta
yang dilanjutkan dengan kata-kata, “ada komentar lain, ada yang mau menambahkan?
Undangan untuk memberi tanggapan dapat ditujukan pada salah satu fasilitator (tim teaching),
atau kepada peserta lain yang dinilai kurang aktif. Contoh, Bu Siska barangkali punya pandangan
lain? Mba Siti punya pendapat?
d.
Menjelaskan definisi
Fasilitator menguraikan arti suatu istilah/konsep/pengertian dari sesuatu yang kurang dipahami
peserta, tanpa memberi contoh konkret. Contoh,“Jadi, yang dimaksud prestasi adalah.. Perbedaan
antara asessment dengan evaluasi adalah …….
e.
Mengajukan contoh
Aktivitas ini umumnya merupakan kelanjutan dari aktivitas menjelaskan definisi. Fasilitator berusaha
mengajukan contoh dari hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya.
f.
Memberikan konfirmasi
Aktivitas fasilitator meng-iya-kan atau penguatan, baik dugaan suatu konsep, tindakan yang harus
dilakukan, atau dugaan hubungan kausalitas.
Peserta : Kalau begitu, Pakem identik dengan belajar kelompok?
Fasilitator : Salah satu prosesnya iya, bisa juga berpasangan.
g.
Menanyakan maksud peserta
Aktivitas fasilitator untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dari hal-hal yang
dilontarkan peserta. Dapat pula untuk menemukan latar belakang dari pertanyaan itu.
Peserta : Jadi, dalam Pakem lebih mengaktifkan fisik daripada mental-intelektual?
Fasilitator : Yang kamu maksud aktif fisik dan mental-intelektual itu apa?
Peserta : Dalam Pakem yang penting karya siswa (pajangan)?
Fasilitator : Ehm, mengapa kamu menyimpulkan begitu?
h.
Mengendalikan arah diskusi
Seringkali fasilitator terbawa arus oleh perdebatan yang berlarut-larut antar peserta, atau bila
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
253
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
jawaban peserta lain menyimpang. Untuk itu, fasilitator harus berusaha mengembalikan arah diskusi
ke jalur yang direncanakan.
Contoh 1: “mengapa kita harus berlarut-larut membicarakan hal yang sebetulnya tidak bermakna?
Contoh 2: “ yang saya minta, buat diagram, bandingkan, dan uraikan dengan menggunakan katakata anda sendiri kan?
i.
Menekankan jawaban peserta
Unit aktivitas ini merupakan usaha fasilitator agar peserta memusatkan perhatian atau
meningkatkan kesadaran pada suatu simpulan/temuan oleh peserta lain. Penekanan ini biasanya
diiringi dengan penulisan inti pertanyaan/jawaban peserta di papan tulis.
j.
Memancing data
Aktivitas fasilitator yang berusaha memperoleh fakta/temuan yang nantinya dibutuhkan untuk
pembuktian suatu simpulan. ‘Unitas’ ini biasanya berupa rangkaian pertanyaan yang “menggiring”
peserta ke arah jawaban tertentu. Boleh jadi, rangkuman/simpulan bukan datang dari fasilitator.
Contoh:
Fasilitator dari hasil observasinya telah mencatat bahwa peserta membutuhkan waktu lebih
lama untuk mengerjakan soal A daripada waktu yang dibutuhkan untuk menjawab soal B. Padahal,
soal lebih banyak mengandung unsur yang tidak diketahui.
Fasilitator : Tugas mana yang memerlukan waktu lebih?
Peserta: Tugas A
Fasilitator : Tugas mana yang mengandung lebih banyak unsur yang tidak diketahui?
Peserta: Tugas B
Fasilitator: Apa yang bisa anda simpulkan dari kedua fakta itu?
Peserta : ………. (tidak menjawab)
Fasilitator : Apakah tugas yang lebih banyak unsur yang tidak diketahui selalu membutuhkan lebih
banyak waktu?
Peserta : Tidak
Fasilitator : Jadi……….?
k.
Merangkai induksi
Aktivitas monolog fasilitator yang menghubungkan berbagai temuan yang diperoleh peserta untuk
merancang simpulan.
Contoh : tadi kalian sudah menyimpulkan bahwa A lebih besar dari B. Kita juga sudah buktikan
bahwa A lebih kecil dari C. Simpulannya: (bahwa C > dari B … peserta yang menyimpulkan).
l.
Memberi konsekuensi
Aktivitas fasilitator yang secara khusus diberikan untuk menghargai atau “mencela” tindakan
tertentu dari peserta/kelompok peserta, bisa juga diberikan pada seluruh peserta.
Aktivitas ini dilakukan secara khusus, agar peserta benar-benar merasa dipuji/dicela. (pujian bisa
acungan jempol/tepuk tangan. Aktivitas ini mirip dengan konfirmasi, kalau konfirmasi hanya
254
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
membenarkan dugaan peserta, tanpa memberikan penghargaan pada temuanya.
Dari berbagai unit aktivitas, unitas yang sebaiknya dikurangi (menjelaskan definisi, menjawab
pertanyaan, memberi konfirmasi). Ada unitas yang sebaiknya ditambah (memancing data,
mengendalikan arah diskusi, menanyakan maksud peserta). Ada pula unitas yang sangat tergantung
dari respons peserta, walau stimulus sudah cukup diberikan.
6. Memberi ceramah singkat
Berbeda dengan kegiatan memimpin diskusi, ceramah singkat merupakan kegiatan monolog, untuk
menjelaskan konsep/prinsip yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Satu ceramah
sesungguhnya terdiri dari sejumlah unit penjelasan yang bertujuan menjelaskan memberikan
pemahaman terhadap satu prinsip/konsep.
Satu ceramah singkat yang utuh sebaiknya terdiri dari:
a. Rumusan : inti dari konsep/prinsip yang diajukan.
Contoh: Persepsi bersifat subyektif
b. Elaborasi : penjelasan lebih jauh dari rumusan yang diajukan
Contoh: artinya persepsi itu tidak tergantung pada objek yang dipersepsikan, melainkan
dari subjek yang mempersepi.
c. Argumentasi : pembuktian terhadap rumusan yang diajukan.
Bila pembuktian ini tidak dapat dilakukan dengan mudah, fasilitator dapat meminjam
otoritas para ahli yang membuktikan rumusan tersebut. Menurut hasil penelitian
R.J.Marzano, bahwa persepsi….
d. Contoh : yang konkret dari kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep/
prinsip yang dibahas.
e. Humor : digunakan bilamana perlu untuk lebih menguatkan habits of mind.
Untuk mengingat ke lima unsur ini, ingatlah bahwa setiap ceramah singkat seharusnya
berusaha untuk menjangkau (R-E-A-C-H) para peserta (pendengarnya).
Jadi ceramah singkat tidak diharamkan dalam pelatihan, justru penting karena berfungsi
menjelaskan konsep yang sulit untuk dipahami melalui pengalaman terkendali/diskusi
kelompok. Di samping itu, ceramah singkat dapat digunakan sebagai media untuk
meminjam otoritas para ahli dalam mendukung kebenaran yang tidak dapat dibuktikan
melalui pengalaman terkendali.
7. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran serta jurnal belajar
Salah satu cara untuk mengevaluasi proses dan hasil pelatihan (dalam waktu yang singkat) adalah
mengevaluasi kegiatan pelatihan (walaupun sesungguhnya evaluasi itu harus dilakukan terhadap
hasil pelatihan). Caranya dengan melihat adakah perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan
norma dalam wujud tingkah laku yang ditampilkan oleh peserta dalam waktu pendampingan (3
bulan setelah pembelajaran).
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
255
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
Ada beberapa cara untuk mengevaluasi efektivitas fasilitator dalam menjalankan tugas dan
aktivitasnya:
a. Sejauh mana fasilitator menyimpang dari rencana panduan (hasil rapat koordinasi tim
fasilitator sebelum pelatihan).
b. membandingkan proporsi modus-modus panduan pelatihan.
Gunakan rumus:
• waktu instruksi harus lebih singkat dari waktu kerja (pasangan-klp)
· • waktu kerja harus lebih singkat dari waktu diskusi
· • waktu diskusi harus lebih panjang dari waktu ceramah.
c. Beri kesempatan kepada peserta untuk setiap akhir pertemuan menuliskan jurnal belajar
(apa yang sudah diketahui, apa yang ingin diketahui lebih lanjut, dan kesulitan apa yang
dihadapi selama pelatihan).
d. sejauh mana fasilitator telah memberikan instruksi, memimpin diskusi, dan memberi
ceramah dengan baik.
256
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif?
Presentasi Unit 9
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
257
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2
258
USAID DBE3 Relevant Education for Youth
Download