Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2 Desember 2009 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini merupakan tanggung jawab konsorsium proyek Decentralized Basic Education 3 (DBE3) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat. Daftar Isi Daftar Isi Kata Pengantar Jadwal Pelatihan (contoh) i iiii Unit 1 Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup 1 Unit 2 Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? 25 Unit 3 Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? 91 Unit 4 Persiapan dan Praktik Mengajar 117 Unit 5 Bagaimana Peran Kepala Sekolah (KS) dan Pengawas Sekolah (PS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? 149 Unit 6 Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? 173 Unit 7* Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif? 189 Unit 8* Bagaimana Memberdayakan MGMP? 201 Unit 9* Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? 239 * Unit 7, 8, dan 9 digunakan hanya untuk pelatihan fasilitator USAID DBE3 Relevant Education for Youth Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 8 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kata Pengantar Kata Pengantar Decentralized Basic Education 3 (DBE3) Project, yang didanai USAID, bertujuan untuk mendukung Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama dalam meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah pertama dan pendidikan non formal. Untuk mencapai tujuan itu, DBE3 telah mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan guru di enam propinsi, yaitu: Sumatra Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Untuk keperluan pelatihan tersebut dikembangkanlah modul dengan nama “Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 2”. Modul ini terdiri atas sembilan unit (Unit 1–9), tetapi tidak semua unit disajikan di setiap tingkatan pelatihan. ToT di tingkat Nasional dan tingkat Provinsi menggunakan semua unit, sedangkan pelatihan di kabupaten hanya menggunakan Unit 1 sampai dengan Unit 6. Unit 1: Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup. Unit ini membahas potensi pembelajaran kontekstual dalam mengembangkan kecakapan hidup. Analisis yang digunakan pada unit ini memungkinkan peserta untuk terus mengidentifikasi kemungkinan penggunaan pembelajaran kontekstual dalam mengembangkan kecakapan hidup. Unit 2: Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Unit ini terdiri atas tiga sub unit yaitu sub Unit 2A: Pertanyaan/Tugas yang Mendorong Siswa untuk Berbuat dan Berpikir Tingkat Tinggi. Pada sub unit ini peserta akan dilatih bagaimana merumuskan pertanyaan tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) sehingga mereka dapat melengkapi pembelajarannya dengan pertanyaan tersebut. Sub Unit 2B: Pemecahan Masalah, berisi bagaimana guru dapat memasukkan pemecahan masalah secara individu dan kelompok untuk mengembangkan kecakapan akademik dan sosial dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Sub Unit 2C: Pembelajaran Kooperatif. Sub Unit ini membahas secara praktis pembelajaran kooperatif untuk pengembangan kecakapan personal dan sosial siswa. Unit 3: Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar. Unit ini secara praktis dan mendalam membahas bagaimana penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dengan menciptakan lingkungan belajar ini, misalnya, pencapaian tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah, iklim belajar kondusif, dan sebagainya. Sumber belajar tidak harus merupakan media yang mahal dan rumit, tetapi yang paling utama adalah kecocokan dengan kompetensi dasar. Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar. Unit ini akan memfasilitasi guru agar bisa membuat persiapan mengajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan bekerjasama, sekaligus mempraktikannya di sekolah latihan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth i Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Unit 5: Bagaimana Peran Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu Pembelajaran? Pada unit ini dipaparkan secara praktis bagaimana PS dan KS, sebagai unsur kunci di samping guru, dapat memberikan andil dalam melakukan pembaharuan guna peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya. Unit 6: Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut. Pelatihan akan sangat bermanfaat apabila ditindaklanjuti dengan langkah nyata penerapan gagasan yang diperoleh dalam pelatihan. Unit ini akan memberi fasilitasi kepada tiga unsur kunci pembaharuan di sekolah (Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas) dalam membuat Rencana Tindak Lanjut: Apa saja yang perlu dilakukan di sekolah segera setelah pelatihan berakhir. Unit 7: Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif. Unit ini memberikan ketrampilan kepada peserta dalam memberikan pendampingan dengan baik dan benar, sehingga pihak yang didampingi akan merasa nyaman, tertarik, dan tertantang untuk melaksanakan pembaharuan pembelajaran. Unit 8: Bagaimana Memberdayakan MGMP?. Kegiatan MGMP adalah kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme guru. Kegiatan MGMP harus benar-benar merupakan kegiatan praktis yang dibutuhkan oleh guru. Unit ini memberikan dan menggali beberapa kegiatan yang dimaksud. Unit 9: Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? Unit ini memberikan ketrampilan dan pemahaman kepada peserta untuk melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan selama persiapan, pelaksanaan, dan pasca-pelatihan. Modul ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa dan guru. Metode pembelajaran interaktif yang digunakan modul ini tidak hanya untuk memotivasi peserta dalam pelatihan, namun juga untuk menyediakan model berbagai metode yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas. Suasana pelatihan yang banyak mengaktifkan peserta juga dimaksudkan memberi pesan bahwa suasana seperti itulah yang diharapkan terjadi di sekolah nanti. Penyusunan pembelajaran di tiap sesi dalam modul ini menggunakan kerangka sederhana yang disebut ICARE. Pendekatan ini meliputi lima unsur kunci pengalaman pembelajaran, yaitu: Introduction (Kenalkan), Connection (Hubungkan), Application (Terapkan), Reflection (Refleksi), dan Extension (Kegiatan Lanjutan). Penggunaan kerangka ICARE dimaksudkan untuk memastikan bahwa para peserta memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pendekatan ini adalah pendekatan yang hanya digunakan selama pelatihan. Pendekatan pengajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas tidak harus menggunakan pendekatan ini. Akhirnya keberhasilan peningkatan mutu pendidikan berada di semua tingkatan dengan semangat “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”, “Keberanian mencoba hal baru tanpa takut salah”, dan “Memulai oleh diri sendiri tanpa menunggu contoh dari orang lain”. ii USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kata Pengantar JADWAL PELATIHAN (contoh) Jadwal di bawah ini adalah (1) untuk pelatihan sekolah dan (2) untuk pelatihan fasilitator. Pelatihan fasilitator termasuk tiga unit tambahan dibanding pelatihan sekolah, yaitu unit 7 s.d. 9. Jadwal tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan setiap daerah, tetapi sebaiknya waktu tidak dikurangi karena akan mengurangi efektivitas pelatihan. Jadwal Pelatihan Sekolah Waktu Topik/Kegiatan Fasilitator Keterangan Hari 1 08.00 – 08.45 30’ • • Pembukaan· Pleno Penjelasan umum tentang proyek DBE3 dan pelatihan 08.45 – 10.00 90’ Unit 1: PAKEM/CTL dalam Pengembangan Kecakapan Hidup 10.00 – 10.15 15’ Istirahat 10.15 – 11.45 90’ Unit 2: Bagaimana Teknik Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Pleno Pleno 2a: Pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat/berpikir tingkat tinggi 11.45 – 12.15 30’ 2b: Menggunakan pertanyaan/tugas untuk kegiatan pemecahan masalah 12.15 – 13.30 75’ Istirahat 13.30 – 14.30 60’ 2b: Menggunakan pertanyaan/tugas untuk kegiatan pemecahan masalah (lanjutan) Pleno 14.30 – 16.30 120’ 2c: Pembelajaran Kooperatif Pleno 08.00 – 10.00 120’ Unit 3: Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Pleno 10.00 – 10.15 15’ Istirahat 10.15 – 12.15 120’ Unit 4:: Persiapan dan Praktik Mengajar Pleno Hari 2 1. Kesepakatan penekanan kegiatan dalam 2. 3. 4. 5. 6. mata pelajaran Modelling Penyusunan RPP/sesi parallel untuk KS dan PS (unit 5) Simulasi Modelling pendampingan Penyempurnaan RPP USAID DBE3 Relevant Education for Youth Pleno/ Kelompok Mata Pelajaran iii Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Waktu Topik/Kegiatan 12.15 – 13.30 75’ Istirahat 13.30 – 16.30 180’ Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar (lanjutan) Fasilitator Keterangan SESI KHUSUS KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS (diselenggarakan secara paralel dengan sesi mata pelajaran) 13.30 – 15.00 90’ Unit 5: Bagaimana Peran KS dan PS dalam meningkatkan Mutu Pembelajaran? 1. 2. 3. Pleno Apa yang harus dikerjakan KS dan PS untuk menunjang peningkatan mutu pembelajaran? Apa yang perlu dilakukan untuk peningkatan MGMP? Pengamatan guru mengajar - persiapan Hari 3 07.30 – 10.00 150’ Unit 4 (lanjutan): Praktik Mengajar 1. Praktik mengajar 10.00 – 10.15 15’ Istirahat 10.15 – 12.15 120’ 2. 12.15 – 13.30 75’ Istirahat 13.30 – 15.00 90’ Unit 6: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) 15.00 – 15.30 30’ Penutupan iv Praktik pendampingan, umpan balik dari praktik mengajar Di sekolah Di tempat pelatihan USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kata Pengantar 2. JADWAL PELATIHAN ToT (Pelatih Nasional dan Fasilitator Daerah) Waktu Topik/Kegiatan Fasilitator Keterangan Hari 1 08.00 – 08.45 30’ • • Pembukaan· Pleno Penjelasan umum tentang proyek DBE3 dan pelatihan 08.45 – 10.00 90’ Unit 1: PAKEM/CTL dalam Pengembangan Kecakapan Hidup 10.00 – 10.15 15’ Istirahat 10.15 – 11.45 90’ Unit 2: Bagaimana Teknik Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Pleno Pleno 2a: Pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat/berpikir tingkat tinggi 11.45 – 12.15 30’ 2b: Menggunakan pertanyaan/tugas untuk kegiatan pemecahan masalah 12.15 – 13.30 75’ Istirahat 13.30 – 14.30 60’ 2b: Menggunakan pertanyaan/tugas untuk kegiatan pemecahan masalah (lanjutan) Pleno 14.30 – 16.30 120’ 2c: Pembelajaran Kooperatif Pleno 08.00 – 10.00 120’ Unit 3: Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Pleno 10.00 – 10.15 15’ Istirahat 10.15 – 12.15 120’ Unit 4:: Persiapan dan Praktik Mengajar Pleno Hari 2 7. Kesepakatan penekanan kegiatan dalam mata pelajaran 8. Modelling 9. Penyusunan RPP/sesi parallel untuk KS dan PS (unit 5) 10. Simulasi 11. Modelling pendampingan 12. Penyempurnaan RPP 12.15 – 13.30 75’ Istirahat 13.30 – 16.30 180’ Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar (lanjutan) USAID DBE3 Relevant Education for Youth Pleno/ Kelompok Mata Pelajaran v Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Waktu 12.15 – 13.30 Topik/Kegiatan 75’ 13.30 – 16.30 180’ Fasilitator Keterangan Istirahat Unit 4: Persiapan dan Praktik Mengajar (lanjutan) Hari 3 08.30 – 09.30 90’ Unit 5: Bagaimana Peran KS dan PS dalam meningkatkan Mutu Pembelajaran? 1. Apa yang harus dikerjakan KS dan PS untuk menunjang peningkatan mutu pembelajaran? 2. Apa yang perlu dilakukan untuk peningkatan MGMP? 3. Pengamatan guru mengajar - persiapan 09.30 - 09.45 15’ Istirahat 09.45 - 11.15 90’ Unit 7 (T): Bagaimana Pendampingan yang Efektif? 11.15 - 12.15 60’ Unit 8 (T): Bagaimana Memberdayakan MGMP? 1. Apa sajakah yang sebaiknya masuk program MGMP? 2. Bagaimana pola kegiatan MGMP yang baik? 3. Simulasi berbagai legiatan MGMP 4. Organisasi MGMP (tk Kab/Rayon/Sekolah) 12.15 - 13.30 75’ Istirahat 13.30 - 14.30 60’ Unit 8 (T): Bagaimana Memberdayakan MGMP? (lanjutan) 14.30. - 16.00 90’ Unit 9 (T): Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif 16.00 - 16.30 30’ Pengecekan Persiapan untuk Praktek Mengajar (pada esok harinya) 150’ Unit 4 (lanjutan): Praktik Mengajar Pleno Di sekolah Di tempat pelatihan Pleno Hari 4 07.30 - 10.00 Di sekolah 1. Praktik mengajar 10.00 - 10.15 15' Istirahat 10.15 - 12.15 120' 2. Praktik pendampingan, umpan balik dari praktik mengajar 12.15 - 13.30 75' Istirahat 13.30 - 15.00 90' Unit 6: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) 15.00 - 15.30 30' Penutupan Di tempat pelatihan USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kata Pengantar Presentasi Pendahuluan USAID DBE3 Relevant Education for Youth vii Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 viii USAID DBE3 Relevant Education for Youth UNIT 1 Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup Unit 1 Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu siswa BERTAHAN HIDUP atau bahkan MEWARNAI KEHIDUPAN. Karena itu, pembelajaran di sekolah tidak seharusnya diarahkan untuk sekedar mengenal, mengingat, atau memahami ilmu pengetahuan. Siswa harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya untuk bekal mereka dalam mengenali dan mengatasi masalah kehidupan, atau bahkan dalam menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Kecakapan untuk bisa bertahan hidup atau bahkan mewarnai kehidupan ini dikenal dengan istilah Life Skills atau Kecakapan Hidup. Kecakapan Hidup ini dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: (a) Kecakapan Personal, (b) Kecakapan Sosial, (c) Kecakapan Akademis, dan (d) Kecakapan Vokasional (Kejuruan). Di dalam kesempatan ini, hanya ada 2 kelompok kecakapan hidup yang akan dikembangkan, yaitu Kecakapan Akademis dan Kecakapan Sosial. Dari Kecakapan Akademis akan dikembangkan Kecakapan dalam Memecahkan Masalah dan dalam Pengambilan Keputusan. Dari Kecakapan Sosial akan dikembangkan kecakapan bekerja dalam kelompok dan kecakapan belajar secara kooperatif. Selama ini, di jenjang SMP telah dikembangkan pola pembelajaran kontekstual. Pola pembelajaran kontekstual ini memiliki beberapa ciri, antara lain menuntut siswa untuk aktif dan kreatif, menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar, dan bekerja dalam kelompok. Tampak, pembelajaran kontekstual memiliki kontribusi untuk pengembangan kecakapan hidup. Akan tetapi, meskipun telah dilatihkan secara intensif, pembelajaran kontekstual belum diterapkan secara mantap. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, peserta diarahkan untuk menyadari pentingnya peranan pembelajaran kontekstual dalam pengembangan kecakapan hidup siswa. Secara khusus, peserta pelatihan diharapkan mampu: USAID DBE3 Relevant Education for Youth 3 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • Menentukan keterampilan/kecakapan hidup yang bisa dikembangkan melalui pembelajaran kontekstual. Menemukan strategi untuk meningkatkan komitmen guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual di kelas. • Pertanyaan Kunci Beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapatkan jawaban dari kegiatan ini antara lain: • • Kecakapan hidup apa saja yang bisa dikembangkan oleh pembelajaran kontekstual? Strategi apa yang bisa digunakan supaya guru mau menerapkan pembelajaran kontekstual secara terus-menerus di kelas? Petunjuk Umum Agar pelaksanaan sesi ini dapat berjalan dengan baik, berikut disampaikan beberapa petunjuk umum. • Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk aktif mengamati video pembelajaran IPA dan menemukan aspek kecakapan hidup yang terdapat di dalamnya. Manakala tidak ada video atau video tidak bisa ditayangkan, alternatif yang bisa dilakukan adalah: (1) Introduction: menyampaikan tujuan dan skenario; (2) Connection: presentasi tentang kecakapan hidup dan Pembelajaran Kontekstual; (3) Application: diskusi kelompok potensi Pembelajaran Kontekstual dalam pembentukan kecakapan hidup dan cara meningkatkan komitmen guru dalam menerapkan Pembelajaran Kontekstual di kelas; (4) Reflection: merenungkan kembali tujuan dan proses serta hasil yang telah dicapai; dan (5) Extension: membaca informasi tambahan dan materi-materi pembelajaran kontekstual dan kecakapan hidup untuk memantapkan pemahaman tentang kedua hal tersebut. Fasilitator hendaknya menyediakan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual secara tertulis, sehingga bisa dijadikan bahan oleh peserta untuk mengidentifikasi kontribusi pembelajaran kontekstual dalam pengembangan kecakapan hidup. Fasilitator hendaknya mendorong peserta untuk mengeluarkan pendapatnya secara objektif sehingga menghasilkan pemikiran yang tepat sasaran. • • • Sumber dan Bahan • • Rekaman video yang memuat kecakapan hidup Catatan tentang Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual 4 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup • • • • • • Handout Peserta 1.1: Identifikasi Aspek Kecakapan Hidup dalam Tayangan Video Handout Peserta 1.2: Identifikasi Potensi Pakem/CTL untuk Kecakapan Hidup Handout Peserta 1.3: Identifikasi Faktor dan Upaya Peningkatan Komitmen dalam Menerapkan Pembelajaran Kontekstual Informasi Tambahan 1.1: Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual Informasi Tambahan 1.2: Definisi Kecakapan Hidup Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting. Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 90 menit. Rincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian sesi ini. ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: • • • Proyektor LCD Laptop atau personal computer untuk presentasi Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 5 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Ringkasan Sesi Introduction 10 menit Connection 20 menit Application 50 menit Reflection 10 menit Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan, serta gambaran selintas tentang kecakapan hidup. Menyaksikan tayangan Video Menganalisis tayangan video Diskusi kelompok tentang: (a) kecakapan hidup dalam video, (b) potensi pembelajaran kontekstual untuk kecakapan hidup, (c) cara memotivasi penerapan pembelajaran kontekstual. Menilai sejauh mana kegiatan sesi telah mencapai tujuan Peserta menuliskan hasil refleksi dari unit ini. Extension Membaca sumber lain yang berhubungan dengan pembelajaran kontekstual dan kecakapan hidup. Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menyampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini (2) Fasilitator menyampaikan beberapa catatan terkait dengan kecakapan hidup untuk jenjang SMP (3) Fasilitator menyampaikan bahwa sebentar lagi peserta akan diajak menonton tayangan video. Mereka dituntut memperhatikan dan merekam aspek-aspek kecakapan hidup yang terdapat dalam tayangan video tersebut. (4) Fasilitator mengingatkan bahwa rekaman tersebut akan dimanfaatkan dalam diskusi selanjutnya. Connection (20 menit) (1) Fasilitator menyediakan dan membagikan Handout Peserta 1.1: Identifikasi Aspek Kecakapan Hidup dalam Tayangan Video untuk diisi oleh peserta. Format terdiri atas tiga kolom dan tiga 6 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup Catatan untuk Fasilitator Terdapat bermacam-macam kecakapan hidup yaitu: 1 a) b) c) d) Kecakapan personal, Kecakapan sosial, Kecakapan akademis, dan Kecakapan kejuruan atau vokasional. Untuk jenjang SMP, jenis kecakapan hidup yang menjadi fokus program pelatihan ini adalah: a) Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, b) Kerja kelompok dan belajar secara kooperatif. baris. Kolom pertama berisikan aspek kecakapan hidup. Kolom kedua berisi tempat untuk menuliskan deskripsi dari kejadian dalam tayangan video yang cocok dengan pengembangan aspek kecakapan hidup. Kolom ketiga berisi saran perbaikan pembelajaran apabila upaya pengembangan kecakapan hidup tidak tampak dalam tayangan video tersebut. (2) Fasilitator menayangkan suatu video pembelajaran mata pelajaran IPA, upayakan gambar dan suara dapat diterima dengan baik oleh seluruh peserta dari tempat duduknya. (3) Fasilitator memantau dan mendorong setiap peserta agar mengisi format yang telah diberikan. Application (50 menit) Kegiatan 1: Diskusi Tayangan Video (10 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk duduk berkelompok kecil (2) Fasilitator, secara klasikal, mengajak peserta untuk berbagi tentang temuan dari hasil pengamatan video, dan menekankan bahwa “Pembelajaran Kontekstual tampaknya mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan kecakapan hidup”. Kegiatan 2: Diskusi Potensi Pembelajaran Kontekstual (20 menit) (1) Fasilitator membagikan Informasi Tambahan 1.1 yang berisikan beberapa prinsip pembelajaran kontekstual (2) Faslitator membagikan Handout Peserta 1.2: Identifikasi Potensi Pakem/CTL untuk Kecakapan Hidup dan meminta peserta untuk mendiskusikan potensi pembelajaran kontekstual dalam pembentukan kecakapan hidup ditinjau dari masing-masing prinsip yang diberikan. (3) Tuliskan hasil diskusi di kertas flipchart untuk dipajangkan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 7 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Catatan untuk Fasilitator Beberapa prinsip dalam pembelajaran kontekstual antara lain: 1 1. mendorong anak belajar secara aktif (learning by doing). 2. mendorong anak berkreasi dengan menggunakan pikirannya sendiri, tidak sekedar meniru pikiran guru atau teman 3. mendorong anak melakukan inkuiri dan mempertanyakan (questioning) terhadap informasi yang dibutuhkan 4. mendorong anak belajar secara bersama-sama dalam masyarakat belajar 5. mendorong digunakannya asesmen yang otentik 6. mendorong anak untuk selalu melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilakukan (4) Fasilitator menekankan “Mengingat Pentingnya Peran Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup, dan Masih Rendahnya Komitmen Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Kontekstual, Perlu Diidentifikasi Faktor dan Upaya yang Bisa Dilakukan untuk Meningkatkan Komitmen Guru Menerapkan Pembelajaran Kontekstual” Kegiatan 3: Diskusi Upaya Peningkatan Komitmen Guru (20 menit) (1) Fasilitator membagikan Handout Peserta 1.3: Identifikasi Faktor dan Upaya Peningkatan Komitmen Menerapkan Pembelajaran Kontekstual dan diskusikan dalam kelompok. (2) Tuliskan hasil diskusi di kertas flipchart dan memajangkan hasilnya di dalam ruangan. (3) Fasilitator memandu peserta untuk berkeliling dan menemukan serta menuliskan ide yang muncul di setiap kelompok dan ide atau isyu yang unik di setiap kelompok. (4) Fasilitator selanjutnya memberikan penguatan tentang potensi pembelajaran kontekstual dalam pembentukan kecakapan hidup dan memotivasi peserta untuk menerapkan pembelajaran kontekstual demi dimiliki dan terkuasainya kecakapan hidup. Reflection (10 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk merenungkan kembali apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai atau belum. (2) Fasilitator mendorong peserta untuk menuliskan hal penting yang mereka pelajari saat itu, mengapa hal itu dipandang lebih penting dari hal lain yang juga dipelajari pada sesi itu, hal penting apa lagi yang masih diperlukan agar menjadi lebih baik lagi, serta apa rencana tindak lanjut terkait dengan telah dimilikinya hal penting tersebut. 8 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup Extension Fasilitator mendorong peserta untuk: (1) Menggali dan menemukan butir-butir penting lain tentang pembelajaran kontekstual dan kecakapan hidup. (2) Mempelajari dan mencermati Informasi Tambahan 1.2: Definisi Kecakapan Hidup yang disediakan di unit ini. (3) Mengidentifikasi salah satu pengalaman pembelajaran yang paling tinggi (paling rendah) kadar penerapan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstualnya. Mengapa bisa terjadi? (4) Mencari strategi bagaimana membantu guru mau dan mampu menerapkan pembelajaran yang kadar kontekstualnya lebih tinggi? Pesan Utama Pembelajaran Kontekstual memiliki potensi yang besar untuk pengembangan kecakapan hidup. Karena itu, guru perlu terus menerus berupaya menerapkan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran yang dilakukan sehari-hari secara efektif dan efisien. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 9 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 1.1 Identifikasi Aspek Kecakapan Hidup dalam Tayangan Video Petunjuk: Tuliskan secara deskriptif temuan aspek kecakapan dalam tayangan video pada kolom ke-2 dan ide pengembangan aspek kecakapan hidup pada kolom ke-3 Aspek Kecakapan Hidup yang Seharusnya Dikembangkan Terlihat dalam Tayangan Video, yaitu ketika .... Tidak Terlihat dalam Tayangan Video, tetapi Bisa Dikembangkan dengan ........... Pemecahan Masalah/ Pengambilan Keputusan Kerja Kelompok/ Pembelajaran Kooperatif 10 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup Handout Peserta 1.2 Identifikasi Potensi Pakem/CTL untuk Kecakapan Hidup Petunjuk: Berikan tanda centang ( ) pada kolom yang disediakan bila aspek PAKEM/CTL tersebut berkontribusi dalam pengembangan kecakapan hidup. KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL dalam PENGEMBANGAN: PRINSIP-PRINSIP CTL Kecakapan Akademis (Pemecahan Masalah, Pengambilan Keputusan, dll) Kecakapan Sosial (Bekerja dan Belajar secara Kooperatif, dll.) Anak belajar aktif (learning by doing) Anak menggunakan pikirannya sendiri Anak melakukan inkuiri dan selalu mempertanyakan Mengembangkan masyarakat belajar Menggunakan asesmen otentik Anak melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajarnya USAID DBE3 Relevant Education for Youth 11 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 1.3 Identifikasi Faktor dan Upaya Peningkatan Komitmen dalam Menerapkan Pembelajaran Kontekstual Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Kontekstual Upaya yang Perlu Dilakukan untuk Meningkatkan Komitmen Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Kontekstual Kemampuan Guru Kebijakan Sekolah Dukungan Komite Sekolah Dukungan Pengawas Dukungan Fasilitator Daerah Kebijakan Dinas Pendidikan Lainnya: ..................... 12 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup Informasi Tambahan 1.1 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual Beberapa prinsip dalam pembelajaran kontekstual antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mendorong anak belajar secara aktif (learning by doing); Mendorong anak berkreasi dengan menggunakan pikirannya sendiri, tidak sekedar meniru pikiran guru atau teman; Mendorong anak melakukan inkuiri dan mempertanyakan (questioning) terhadap informasi yang dibutuhkan; Mendorong anak belajar secara bersama-sama dalam masyarakat belajar; Mendorong digunakannya asesmen yang otentik; Mendorong anak untuk selalu melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilakukan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 13 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Informasi Tambahan 1.2 Definisi Kecakapan Hidup Definisi kecakapan hidup yang digunakan dalam unit ini adalah sesuai dengan definisi yang dirumuskan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Kecakapan Hidup:: kecakapan yang memungkinkan orang dapat secara positif dan adaptif mengatasi situasi dan tuntutan hidup sehari-hari, seperti berpikir kreatif dan kritis, mengambil keputusan yang tepat, memecahkan masalah, dan bersikap tanggung jawab. Kecakapan-kecakapan ini berkaitan dengan kesehatan pribadi remaja (fisik dan emosi), pengembangan keluarga dan masyarakat, partisipasi sebagai warga negara, juga partisipasi sebagai tenaga kerja. Sumber: Departemen Pendidikan Nasional Banyak guru di Indonesia memandang Pendidikan Kecakapan Hidup hanya berupa kecakapan vokasional atau pelatihan kerja. Akan tetapi, makna kecakapan hidup lebih dari itu. Kecakapan Personal, Sosial dan Akademik juga kecakapan hidup yang penting untuk perkembangan anak. Di Indonesia, Pendidikan Kecakapan Hidup didasarkan atas konsep bahwa anak muda perlu 1.) learn1 to know, 2.) learn to do, 3.) learn to live with others dan 4.) learn to be. Oleh karena itu, kecakapan hidup terbagi atas empat kategori: • • • • Kecakapan Kecakapan Kecakapan Kecakapan hidup Akademik (know) hidup Vokasional (do) hidup Personal (be), dan hidup Sosial (live with others) Kecakapan hidup dimasukkan dalam pendidikan dasar dan menengah, baik formal maupun nonformal sebagaimana ditetapkan dalam Sandar Nasional Pendidikan (pasal 13). Tujuan pendidikan kecakapan hidup menurut Depdiknas adalah memberdayakan anak muda (remaja)2 untuk mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang diperlukan untuk 1 National Plan of Action: Indonesia’s Education For All (2003) National Coordination Forum Education For All 2 Anak muda atau remaja: anak yang berusia antara 12 and 16 tahun. 14 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup bertahan hidup dalam semua lingkungan dengan menggunakan sumber-sumber yang ada dalam rangka meningkatkan kualitas hidup mereka. Depdiknas mendefinisikan siswa yang memiliki kecakapan hidup adalah mereka: • • • • yang memiliki kecakapan, pengetahuan, sikap dan kesiapan agar berhasil dalam bekerja dengan orang lain atau bekerja secara mandiri, yang akan membantu meningkatkan kualitas hidup mereka; yang memiliki motivasi dan etika tinggi agar berhasil dalam bekerja dan bersaing dalam lingkungan lokal, domestik dan internasional (global) dan memenuhi tuntutan pasar; yang memiliki kecakapan dan peluang untuk belajar sepanjang hayat sehingga mereka dapat mencapai status yang sama dengan orang lain; yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi mereka sendiri dan keluarga mereka dan kaitan antara pendidikan untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan sosial. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi yang biasa digunakan untuk menjelaskan kecakapan hidup: Definisi Kecakapan hidup: Istilah ini merujuk pada sekelompok besar kecakapan psiko-sosial dan interpersonal yang dapat membantu orang untuk mengambil keputusan yang tepat, berkomunikasi secara effektif, dan mengembangkan ketrampilan dalam mengatasi masalah dan manajemen diri yang dapat membantu mereka memperoleh hidup yang sehat dan produktif. Kecakapan hidup dapat diarahkan kepada tindakan pribadi dan tindakan kepada orang lain, juga tindakan untuk mengubah lingkungan sekitar agar kondusif terhadap kesehatan. Pendidikan berbasis kecakapan hidup: Istilah ini sering digunakan secara bergantian dengan istilah pendidikan kesehatan berbasis kecakapan. Perbedaan keduanya terletak pada jenis muatan atau topik yang dicakupi. Dengan menggunakan istilah “pendidikan berbasis kecakapan hidup”, tidak semua muatan program dianggap ‘’terkait dengan kesehatan.” Misalnya, muatannya mungkin meliputi baca tulis, berhitung, pendidikan tentang hidup secara damai atau hak asasi manusia. Kecakapan Mencari Nafkah: Kecakapan hidup mungkin dirancukan dengan kecakapan mencari nafkah; tetapi, keduanya tidak sama. Kecakapan mencari nafkah hanya terkait dengan memperoleh pendapatan dan kecakapan vokasional/teknis, merupakan salah satu bagian dari kecakapan hidup. Kecakapan mencari nafkah adalah kemampuan, sumber daya, dan kesempatan untuk memperoleh tujuan pribadi dan ekonomi keluarga. Kecakapan–kecakapan ini meliputi pertukangan kayu, menjahit, pemrograman komputer, mencari kerja (misalnya mengikuti wawancara), kecakapan mengelola bisnis, kecakapan wirausaha, dan kecakapan mengelola uang. Kecakapan hidup meliputi kecakapan personal, sosial, dan akademik di samping kecakapan mencari nafkah atau vokasional. Sumber: http://www.unicef.org/hidup USAID DBE3 Relevant Education for Youth skills/index_7308.html 15 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Pentingnya Kecakapan Hidup Di bawah ini disajikan dampak positif dari memperoleh kecakapan Personal, Sosial dan Akademik dan akibat yang ditimbulkannya karena tidak memiliki kecakapan-kecakapan tersebut. Kecakapan Sosial Kecakapan Sosial sangat penting untuk membantu anak untuk melakukan pilihan sosial yang akan memperkuat kecakapan interpersonal mereka dan mempermudah keberhasilan di sekolah. Manfaat dari memiliki kecakapan sosial yang baik adalah: •· •· •· Ketahanan dalam menghadapi krisis pada masa yang akan datang dan peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres Kemampuan untuk jalan keluar yang aman dan tepat untuk mengatasi sikap agresi dan frustasi Bertanggung jawab terhadap keselamatan sekolah, keberhasilan akademik dan perilaku positif Siswa yang kurang memiliki kecakapan sosial terbukti: •· •· • •· •· •· Menghadapi kesulitan dalam hubungan interpersonal dengan orang tua, guru, dan teman sebaya. Mengalami tingkat penolakan yang tinggi dari teman sebaya. Penolakan oleh teman sebaya ternyata beberapa kali ada kaitannya dengan kekerasan di sekolah. Menunjukkan tanda-tanda depresi, agresi dan kecemasan. Memiliki prestasi akademik yang rendah sebagai akibat tidak langsung. Sangat sering terlibat dalam tindak kriminal sesudah menjadi orang dewasa. Kecakapan Personal Kecakapan Personal sangat penting untuk membantu anak membangun harga diri yang tinggi, ahlak mulia, dan penghargaan dan kasih sayang kepada orang lain dalam masyarakat. Yang dikehendaki adalah orang yang tindakannya mencerminkan sikap berpendidikan, rasional, dan empati terhadap tanggung jawab sosial. Departemen Pendidikan Nasional merumuskan kecakapan personal sebagai kecakapan yang ditunjukkan oleh orang yang yang merefleksikan ahlak mulia dan yang mengoptimalkan potensi individunya. Mereka yang kecakapan personalnya tidak berkembang ternyata tidak menghargai perasaan orang lain, merendahkan orang yang kurang beruntung, menderita pelecehan fisik atau kata-kata dan kehilangan kesempatan karena rendahnya harga diri, dan menunjukkan prilaku yang tidak bermoral, tidak sopan atau melanggar hukum di negara mereka. Kecakapan Akademik Kecakapan Akademik diutamakan untuk membantu anak untuk menjadi siswa yang efektif dan 16 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup untuk mengembangkan kecakapan yang diperlukan untuk sukses dalam pendidikan yang lebih tinggi dan lingkungan profesional seperti kecakapan meneliti, memecahkan masalah dan teknologi. Kecakapan Akademik berguna untuk membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, untuk mengambil keputusan yang tepat, untuk menerapkan kecakapan meneliti, dan untuk menyerap pengetahuan baru dengan cepat. Orang yang kurang memiliki kecakapan akademik mengalami drop out sekolah, yang ternyata berkaitan dengan perilaku kriminal, kehamilan sebelum nikah, pengangguran, dan kemiskinan. Keberhasilan pengembangan kecakapan ini tergantung pada sejauh mana anak dapat melihat orang-orang yang memberi contoh tentang sifat-sifat tersebut dan lingkungan yang nyaman yang diberikan kepada anak untuk berlatih menggunakan kecakapan ini seperti di keluarga atau di kelas. Siswa harus diberi kesempatan yang tepat untuk mengembangkan, membangun, dan mempraktekkan kecakapan-kecakapan ini setiap hari agar mereka mampu secara efektif menggunakan kecakapan-kecakapan ini ketika mereka menghadapi tantangan-tantangan sehari-hari dalam hidup mereka. Siswa yang memiliki kecakapan hidup memberi manfaat bagi individu, masyarakat, dan pemerintah daerah. Individu Kecakapan, pengetahuan dan pemahaman untuk bekerja di perusahaan atau menjadi wirausahawan untuk mencari pekerjaan Kemampuan untuk secara sukses mendukung diri mereka sendiri dan keluarga mereka Memiliki kesempatan untuk mengembangkan kecakapan mereka lebih lanjut Masyarakat Menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam masyarakat Mengurangi kemiskinan Mengurangi kesenjangan sosial dan ancaman kejahatan yang terkait dengan masalah sosial dan masalah-maalah lainnya Pemerintah Daerah Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Menumbuhkan ekonomi daerah dan potensi pemasukan pajak Mengurangi urbanisasi USAID DBE3 Relevant Education for Youth 17 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Presentasi Unit 1 18 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup USAID DBE3 Relevant Education for Youth 19 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Beberapa Prinsip Pembelajaran Kontekstual 20 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 1 - Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kecakapan Hidup USAID DBE3 Relevant Education for Youth 21 UNIT 2 Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? UNIT 2A: Pertanyaan/Tugas yang Mendorong Siswa untuk Berbuat/Berpikir Tingkat Tinggi UNIT 2B: Pemecahan Masalah UNIT 2C: Pembelajaran Kooperatif (Jigsaw) Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Unit 2 Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Pendahuluan Kecakapan hidup dapat diperoleh melalui belajar. Oleh karena itu, pembelajaran kontekstual berbagai matapelajaran di sekolah perlu dirancang secara khusus untuk memperkuat kecakapan hidup siswa. Salah satu kategori kecakapan hidup yang perlu dikembangkan secara terus-menerus agar menjadi kebiasaan siswa adalah kecakapan akademik. Kecakapan akademik ini sangat penting untuk membantu siswa memperoleh kecakapan analitis, sintesis, ilmiah, dan teknologi yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam lembaga pendidikan formal dan tempat kerja. Selain itu, kecakapan personal dan sosial siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran kontekstual pula. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar bagi siswa dengan menerapkan model-model pembelajaran yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan sesamanya secara aktif. Guru dapat menerapkan kegiatan pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan, membangun, dan berlatih menggunakan kecakapan personal dan sosial secara berulang-ulang. Pada unit ini akan dikembangkan kecakapan hidup siswa, khususnya kecakapan akademik, personal, dan sosial melalui pertanyaan/tugas terbuka (Unit 2A), pemecahan masalah (Unit 2B), dan pembelajaran kooperatif (Unit 2C). Tujuan Tujuan umum Unit 2 ini adalah sebagai berikut. • Peserta mampu mengembangkan pertanyaan/tugas tingkat tinggi dalam rangka mengintegrasikan kecakapan hidup ke dalam pembelajaran di kelas • Peserta mampu menggunakan pertanyaan/tugas terbuka untuk kegiatan pemecahan masalah • Peserta mampu menerapakan teknik pembelajaran kooperatif yang dapat mengembangkan kecakapan hidup siswa. • Peserta mampu menyusun langkah pembelajaran yang menerapkan pemecahan masalah dan pembelajaran kooperatif. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 25 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Presentasi Umum Unit 2 26 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Unit 2A Pertanyaan/Tugas yang Mendorong Siswa untuk Berbuat/BerpikirTingkat Tinggi Pendahuluan Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Selain itu, apabila dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan baru sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut belum memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri. Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang perkembangan keterampilan berpikir siswa. memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif. diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk untuk menggali potensi belajar siswa. Pertanyaan analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu merumuskan pertanyaan/tugas yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Pertanyaan Kunci • • Apa saja jenis pertanyaan/tugas yang dapat memicu siswa berpikir tingkat tinggi? Bagaimana merumuskan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat atau berpikir tingkat tinggi? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 27 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Petunjuk Umum Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok mata pelajaran. Sumber dan Bahan • • • • • • Handout Peserta 2a.1: Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan Handout Peserta 2a.2: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom Handout Peserta 2a.3: Contoh Jenis Pertanyaan /Tugas berdasarkan Taksonomi Bloom Handout Peserta 2a.4: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas Spidol, kertas flipchart (kertas plano), kertas HVS: hijau, kuning, merah; gunting, lem, selotip. Pita kertas (Kertas HVS dibagi sama besar menjadi 12 bagian – arah panjang) Waktu Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit. ICT • • • • Proyektor LCD Laptop atau personal computer untuk presentasi Layar proyektor LCD Fasilitator harus tetap siap dengan persiapan alternatif apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. 28 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Ringkasan Sesi Introduction 5 menit Connection 10 menit Application 70 menit Reflection 5 menit Menjelaskan latar belakang dan tujuan sesi Berurun gagasan tentang tujuan bertanya Mengidentifikasi pertanyaan Merumuskan pertanyaan Pertanyaan/ tugas tingkat manakah yang sulit dirumuskan? Mengapa? Extension Berlatih merumuskan pertanyaan/ tugas berdasarkan Taksonomi Bloom Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (5 menit) (1) Fasilitator menjelaskan latar belakang dan tujuan sesi dengan menggunakan informasi dari bagian pendahuluan dan tujuan. (2) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengikuti kegiatan berikutnya. Connection (10 menit) Ungkap Pengalaman (1) Fasilitator menampilkan tayangan pertanyaan berikut satu per satu, dan mintalah peserta untuk menyampaikan gagasan mereka secara lisan. •· Apa yang ingin Saudara ketahui dengan bertanya kepada siswa? •· Proses berpikir apakah yang terpicu oleh pertanyaan Saudara? •· Apa tujuan Saudara mengajukan pertanyaan kepada siswa? •· Jika Saudara mengharapkan jawaban benar, bagaimana kemungkinan siswa berani menjawab bila mereka tidak yakin jawabannya benar? (Beri peserta waktu beberapa menit untuk menjawab tiap pertanyaan) USAID DBE3 Relevant Education for Youth 29 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Catatan untuk Fasilitator 1 Yang ingin diketahui dengan bertanya kepada siswa: •· pengetahuan siswa? •· proses berpikir siswa? Proses berpikir yang terpicu oleh pertanyaan yang Saudara ajukan: •· siswa mengulang gagasan yang Saudara telah kemukakan? •· siswa membangun gagasan sendiri? Tujuan mengajukan pertanyaan •· mengharapkan jawaban benar? •· merangsang siswa berpikir? Application (70 menit) Kegiatan 1: Mengidentifikasi 3 Tingkat/Jenis Pertanyaan (20 menit) (1) Fasilitator memberi bacaan yang dilengkapi dengan pertanyaan (Handout Peserta 2a.1). Dalam kelompok mata pelajaran, peserta membaca teks kemudian mengidentifikasi pertanyaan yang ada dalam bacaan, manakah yang termasuk: •· pertanyaan yang menuntut siswa menganalisis •· pertanyaan yang menuntut siswa mengevaluasi •· pertanyaan yang menuntut siswa mengkreasi (2) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2a.2: Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom dan Handout Peserta 2a.3: Contoh Jenis Pertanyaan/Tugas Berdasarkan Taksonomi Bloom. Kelompok (pasangan) memeriksa kembali apakah hasil identifikasi mereka sudah tepat. Catatan untuk Fasilitator Langkah Tambahan sebelum peserta dibagi handout 2a.3 (Jika diperlukan) 2 1. Bagilah tiap peserta 3 kartu: warna merah (berarti mengkreasi), kuning (berarti mengevaluasi), dan hijau (berarti menganalisis); 2. Tayangkanlah beberapa pertanyaan satu per satu dan mintalah peserta menentukan jenis pertanyaan tersebut dengan cara mengangkat kartu yang sesuai. (Usahakan pertanyaan mewakili semua jenis dan semua mata pelajaran. Pertanyaan dapat diambil dari Handout Peserta 2a.3). (3) Fasilitator menyatakan bahwa: · pertanyaan yang menuntut ‘menghafal’ digolongkan sebagai pertanyaan tingkat rendah; · pertanyaan yang menuntut berpikir ‘memahami’ dan ‘menerapkan’ sebagai pertanyaan tingkat 30 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? sedang ; dan pertanyaan yang menuntut berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi sebagai pertanyaan tingkat tinggi. (4) · · · Fasilitator memberi penegasan tentang ciri singkat ketiga jenis pertanyaan : Menganalisis — ada proses menghubung-hubungkan ; Mengevaluasi — ada proses membandingkan sesuatu dengan kriteria tertentu ; Mengkreasi — ada proses membangun/membentuk gagasan baru. Kegiatan 2 : Merumuskan Pertanyaan (50 menit) (1) Fasilitator memberikan Handout Peserta 2a.4: Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas dan peserta membacanya secara perorangan (10 menit). (2) Setiap peserta, masih dalam kelompok mata pelajaran, membuat 3 pertanyaan/ tugas (menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Setiap pertanyaan ditulis pada kertas kecil. Setelah itu, semua pertanyaan dikumpulkan di bagian tengah meja; (3) Ketua kelompok memimpin diskusi untuk menggolongkan semua pertanyaan ke dalam 3 tingkatan: menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi). Setelah selesai peserta meninjau kembali hasilnya kemudian menetapkannya; (4) Pertanyaan/tugas hasil setiap kelompok ditempel pada kertas HVS hijau (‘menganalisis’), kuning (‘mengevaluasi’), dan merah (‘mengkreasi’); (5) Selanjutnya semua kelompok diminta untuk saling mencermati hasil kerja kelompok lain. Mereka diberi kesempatan untuk saling berdiskusi dan memberi masukan. Catatan untuk Fasilitator 3 1. Diskusi difokuskan pada: “Apakah pengelompokan pertanyaan sudah tepat mana pertanyaan ‘menganalisis’, ‘mengevaluasi’, dan ‘mengkreasi’?” 2. Pertanyaan yang dibahas di sini dimaksudkan terutama untuk digunakan guru sebagai alat dalam membelajarkan bukan mengetes siswa. Reflection (5 menit) Fasilitator menanyakan kepada peserta: (1) Pertanyaan atau tugas tingkat manakah (menganalisis, mengevaluasi, atau mengkreasi) yang sukar dirumuskan? Mengapa? (2) Apakah ada cara lain yang lebih mudah merumuskan pertanyaan-pertanyaan tersebut? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 31 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Extension Peserta mempelajari lagi bahan bacaan “Taksonomi Bloom” dan berlatih terus merumuskan pertanyaan tingkat tinggi sesuai mata pelajarannya. Pesan Utama Guru harus selalu melengkapi pembelajarannya dengan pertanyaan tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi) walaupun merumuskannya tidak mudah. Kemampuan merumuskan pertanyaan yang baik, antara lain pertanyaan tingkat tinggi, merupakan salah satu kemampuan kunci bagi guru untuk mengembangkan potensi siswa. 32 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Handout Peserta 2a.1 Tugas Mengidentifikasi Pertanyaan Sampah Apa yang dimaksud dengan sampah? Semua barang yang tidak kita inginkan lagi dan akan dibuang kita sebut sebagai sampah. Coba perhatikan barang-barang di sekitarmu. Adakah barang-barang yang ingin kamu buang? Barang itu kamu sebut sebagai sampah. Demikian pula barang yang sudah kita buang tentu saja bisa kita sebut sebagai sampah. Benda yang kita sebut sebagai sampah belum tentu dianggap sampah oleh orang lain. Misalnya, kalau kamu tidak memakai lagi suatu buku dan ingin membuangnya, maka buku itu adalah sampah bagimu. Tapi bisa jadi adik kelasmu atau orang lain memerlukannya sehingga bagi mereka buku itu bukan sampah. Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. 1. Sampah organik Sampah organik adalah sampah yang bisa membusuk secara alami. Sampah ini biasanya berasal dari tumbuhan dan hewan. Kalau kamu mengubur tikus mati atau sayuran yang tidak terpakai di dalam tanah, maka sampah itu akan terurai dan membusuk. Sampah yang sudah terurai atau membusuk itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Selain sampah dapur, yang termasuk sampah basah adalah sisa-sisa masakan, nasi, buah, dan lainlain. 2. Sampah anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat membusuk secara alami. Kalau kamu mengubur plastik selama bertahun-tahun dan kemudian menggalinya, plastik itu akan tetap menjadi plastik tidak bisa menjadi tanah. Selain plastik, benda-benda yang termasuk sampah kering adalah logam, besi, kaca, dll. Setiap hari kita bisa menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Di Jakarta saja, dalam setahun jumlah sampahnya bisa mencapai 170 kali besar candi Borobudur. Banyak sekali, bukan? Sampah-sampah yang kita hasilkan akan diangkut dan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Apa yang akan terjadi di sini? Sampah-sampah ini akan ditumpuk. Semakin lama tumpukannya akan semakin tinggi. Bila sudah terlalu tinggi, sampah-sampah itu akan dibakar. Tentu saja hal itu tidak baik bagi lingkungan. Asap yang dihasilkan akan mengotori udara. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 33 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Untuk mengatasi masalah sampah, pemerintah menyediakan tempat sampah di pinggir-pinggir jalan. Untuk sampah organik, disediakan tempat sampah berwarna biru. Untuk sampah anorganik, disediakan tempat sampah berwarna jingga. Cara lain untuk mengatasi sampah adalah kegiatan daur ulang. Daur ulang adalah pemanfaatan kembali sampah menjadi barang yang berguna. Sampah organik yang terkumpul bisa diolah kembali atau didaur ulang menjadi pupuk. Pupuk hasil daur ulang ini bisa membuat tanaman tumbuh subur. Sampah anorganik yang terkumpul bisa didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat. Ban bekas, misalnya, bisa dijadikan pot bunga atau tempat sampah yang indah. Kaleng-kaleng bekas bisa diolah lagi di pabrik menjadi kaleng baru. Kalau kita ingin sehat, maka kita harus memiliki cara hidup yang baik. Beberapa cara hidup yang baik adalah tidak boleh membuang sampah sembarangan supaya sampah tidak tersebar dan lingkungan menjadi bersih. Lingkungan yang kotor penuh dengan kuman yang bisa membuat kita sakit. Selain itu kita juga harus berhemat dengan barang sehingga tidak mudah menghasilkan sampah. Sampah yang dibuang harus ditempatkan di tempat yang benar. Yang tidak kalah penting adalah kita juga perlu belajar cara memanfaatkan kembali sampah-sampah kita supaya kita bisa membantu mengurangi jumlah sampah. Tugas: 1. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik dan anorganik? 2. Amati keadaan di dalam dan di sekitar rumah, kelas, dan sekolahmu. Tuliskan sampahsampah yang kamu jumpai. Kemudian golongkanlah sampah-sampah tersebut menjadi dua golongan sampah yang telah kamu ketahui. Sebutkan alasanmu dalam menggolongkan sampah-sampah tadi. 3. Perhatikan sampah-sampah yang telah kamu golongkan tadi. Dari golongan sampah anorganik, ambil salah satu jenis sampah. Pikirkanlah bersama kelompokmu bagaimana cara memanfaatkan kembali barang yang telah dianggap sampah tersebut. 4. Perhatikan cara hidupmu dan anggota kelompokmu. Apakah kelompokmu termasuk banyak menghasilkan sampah atau tidak? Diskusikan apa sajakah yang biasanya kalian lakukan terhadap sampah. Apakah kelompokmu sudah memiliki cara hidup yang termasuk menjaga lingkungan tetap sehat atau tidak? Berikan alasan kalian. 34 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Handout Peserta 2a.2 Tingkatan Berpikir Taksonomi Bloom Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajarannya di dalam kelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Namun, apabila dicermati, jenis-jenis pertanyaan yang dilontarkan hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut sama sekali tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, yaitu kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri. Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar mereka. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif. Kondisi di atas akan terjadi apabila guru cukup selektif dalam menggunakan jenis pertanyaan yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Pada tahun 1950, Benjamin S. Bloom memperkenalkan konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir tersebut dapat dipakai guru dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan kepada siswa. Berikut adalah tingkatan berpikir Bloom versi perbaikan. Mengkreasi Menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu. Kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan. Mengevaluasi Menilai suatu keputusan atau tindakan. Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian. Menganalisis Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan. Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan. Menerapkan Menggunakan informasi dalam situasi lain. Kegiatan: menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan.. Memahami Menerangkan ide atau konsep. Kegiatan: menginterpretasi, merangkum, mengelompokkan, menerangkan. Mengingat Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 35 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 2a.3 Contoh Jenis Pertanyaan /Tugas Berdasarkan Taksonomi Bloom Matematika Bangun 3 Dimensi Mengkreasi Rancanglah suatu bangun baru yang memiliki bagian-bagian yang berasal dari bangun yang kamu pilih tadi. Beri nama untuk bangun barumu dan namailah bagian-bagiannya. Mengevaluasi Menurutmu, apakah bangun tersebut tepat digunakan di tempat kamu menemukannya tadi? Mengapa? Menganalisis Terangkan mengapa bangun tadi digunakan di tempat dimana kamu menemukannya. Menerapkan Gambarlah bangun yang kamu pilih tadi. Memahami Carilah benda-benda yang memiliki bentuk yang sama dengan bangun yang kamu pilih tersebut. Mengingat Sebutkan ciri-ciri dari bangun yang kamu pilih. Ilmu Pengetahuan Alam Serangga Mengkreasi Buatlah jenis serangga baru dari bagian-bagian tubuh serangga yang ada. Gambar dan beri nama bagian-bagian tersebut. 36 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Mengevaluasi Kalau kamu ingin menjadi serangga, serangga apa yang jadi pilihanmu? Sebutkan alasannya, paling sedikit lima alasan. Menganalisis Pilih dua macam serangga, bandingkan. Tulislah hasil perbandinganmu. Menerapkan Wawancarailah 10 orang untuk mengetahui serangga yang paling tidak disukai. Buatlah grafik dari hasil wawancara tersebut dan simpulkan hasilnya. Memahami Pilihlah satu nama serangga. Buatlah 10 pernyataan tentang serangga tersebut. 5 pernyataan tentang fakta dari serangga tersebut dan 5 lainnya merupakan opini. Tulis di atas kertas yang berbeda. Berikan kepada temanmu dan minta temanmu untuk memeriksa pekerjaanmu. Mengingat Buatlah daftar nama-nama serangga, kelompokkan berdasarkan jenis serangga yang membahayakan dan tidak membahayakan. Ilmu Pengetahuan Sosial Pasar Mengkreasi Buatlah usulan perubahan/perbaikan yang dapat membuat pasar di sekitar rumahmu menjadi lebih baik. Kirimkan surat itu kepada pemerintah setempat. Mengevaluasi Setujukah kamu apabila semua pasar tradisional diganti dengan pasar modern? Mengapa? Menganalisis Bandingkan kondisi beberapa jenis pasar, carilah apa saja kekuatan dan kelemahan masingmasing jenis pasar? Menerapkan Misalkan kamu adalah salah seorang anggota Panitia Peringatan Kemerdekaan RI di sekolahmu dan merencanakan untuk membuat pesta. Buatlah daftar barang-barang yang kamu butuhkan dan putuskan di pasar jenis apa kamu akan membelinya. Berikan alasanmu. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 37 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Memahami Cari nama-nama pasar yang kamu ketahui dan kelompokkan menurut jenisnya. Mengingat Sebutkan jenis-jenis pasar yang kamu ketahui dan ciri-cirinya. Bahasa Indonesia Sempurna Kau begitu sempurna Di mataku kau begitu indah Kau membuat diriku Akan selalu memujamu Di setiap langkahku ku kan selalu merindukan dirimu Tapi satu bayangkan hidup tanpa cintamu Janganlah kau tinggal diriku Ku tak akan mampu semua Hanya bersamamu ku akan bisa Kau adalah darahku Kau adalah jantungku Kau adalah hidupku Engkau di diriku, oh sayangku Engkau begitu sempurna Dinyanyikan oleh: Gita Gutawa Mengkreasi Tulislah sebuah puisi tentang seseorang yang kamu kirimi surat! Mengevaluasi Selama ini sikap baik apa yang sudah kamu lakukan kepada seseorang yang kamu kirimi surat? 38 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Menganalisis Bandingkan perasaanmu antara kepada temanmu dengan kepada seseorang yang kamu kirimi surat! Menerapkan Tulislah surat untuk seseorang, mungkin ibu atau gurumu yang sesuai dengan isi lagu tersebut! Memahami Rangkumlah isi lagu tersebut! Mengingat Temukan dua kata yang bermakna kias! USAID DBE3 Relevant Education for Youth 39 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Bahasa Inggris Kancil and Crocodile Kancil was a clever mousedeer. He had many enemies. One of them was Crocodile. Crocodile lived in a river in the forest. Now, one day, Kancil went to the river. It was a very hot day, and he wanted to have a bath. Kancil bathed and splashed about in the water. Crocodile saw Kancil. “A nice meal,” he thought. Then, he crawled behind Kancil and grabbed him. He caught one of Kancil’s legs. Kancil was terrified. Then, he had an idea. He saw a twig floating near him. He picked it up and said, “You stupid fool! So you think you’ve got me. You’re biting a twig - not my leg. Here, this is my leg.” And with that, he showed Crocodile the twig. Crocodile could not see well. He was a very stupid creature, too. He believed the cunning mouse-deer. He freed the mousedeer’s leg and snapped upon the twig. Kancil ran out of the water immediately.” Ha! Ha!” he laughed. “I tricked you!”. Mengkreasi Compose a letter of apology from Kancil to Crocodile. Mengevaluasi Do you think Kancil has done the right thing? Why? Menganalisis In what ways are Kancil and Crocodile different? Menerapkan Change the sentences in one of the paragraphs into the present tense. Memahami What examples from the story show that Kancil was a cunning animal? Mengingat Why did Kancil go to the river? 40 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Handout Peserta 2a.4 Daftar Kata Kerja untuk Membuat Pertanyaan/Tugas Pertanyaan tingkat rendah: Mengembangkan kemampuan mengingat Tujuan Tujuan: mengembangkan kemampuan siswa untuk mengingat. Pertanyaan jenis ini menugaskan siswa untuk menghafal, mengingat kembali, atau menceritakan kembali informasi / pengetahuan yang telah dipelajari. Jawaban atas pertanyaan ini biasanya sudah ada di buku atau catatan siswa sehingga siswa tinggal menghafal dan mengeluarkannya ketika ditanya. Kata kerja yang biasa dipakai • • • • • • • • Yang dilakukan guru: • berceramah / menerangkan • mengarahkano menunjukkan • menguji • melatih mengingat/ drill • memberi contoh • mengevaluasi kemampuan mengingat Kapan terjadinya .... (Kapan terjadinya peristiwa penangkapan Pattimura / Di manakah Pattimura ditangkap oleh Belanda?/ Siapa pelaku-pelaku dalam cerita?) Definisikan / artikan .... (Apa arti metamorfosa?) Berikan contoh-contoh .... {Berikan contoh – contoh kenampakan alam dan kenampakan buatan. (Jawaban bisa dicari di dalam teks). Hafalkan .... ( Hafalkan alat-alat pencernaan manusia.) Ceritakan kembali .... (Ceritakan kembali dongeng Batu Badaun yang telah kamu dengarkan.) Pasangkan .... Pasangkan istilah-istilah berikut ini dengan maknanya. Urutkan .... Urutkan gambar planet – planet sesuai dengan urutan tata surya yang benar. Beri nama .... Berilah nama gambar bagian-bagian bunga ini dengan istilah yang tepat. Yang dilakukan siswa: • mendengarkan • meyerap informasi • mengingat kembali • menghafal • mengurutkan • mengartikan / mendefinisikan • menyebutkan kembali • memberi nama • menceritakan kembali Peran siswa dalam kegiatan belajar yang banyak menggunakan pertanyaan tingkat rendah adalah sebagai peserta belajar yang menerima informasi secara pasif. Pertanyaan / penugasan jenis ini biasanya hanya memiliki satu jawaban benar. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 41 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Pertanyaan tingkat sedang : Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan Tujuan Kata kerja yang biasa dipakai Tujuan: Mengembangkan kemampuan siswa untuk menggunakan atau menerapkan informasi / pengetahuan yang dipelajarinya. Pertanyaan tingkat sedang ini sudah memasuki ranah kemampuan berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dan lebih menantang dari pada hanya menghafal. • • • • • • • • • • • Yang dilakukan guru: • • • • • menunjukkan memfasilitasi mengamati mengorganisasi mengevaluasi kinerja siswa Hitunglah .... Hitunglah soal-soal perkalian di bawah ini. Berapakah luas atau keliling kelas kita ini. Lakukan .... Lakukan drama satu babak tentang peristiwa penculikan Bung Karno hingga pembacaan teks Proklamasi. Buatlah .... Buatlah model-model gunung berapi di Indonesia. Terjemahkan…. Terjemahkan paragraf berikut ini. Operasikan .... Operasikan penggunaan pesawat telepon ini. Tunjukkan / demonstrasikan/peragakan .... Peragakan dengan gerakan kelompokmu urutan dan pergerakan planet-planet beserta satelitnya dalam sistim tata surya kita. Praktikkan .... Praktikkan bagaimana cara memperkenal diri dengan Bahasa Inggris dalam situasi formal dan tidak formal. Tuliskan .... Tulislah surat e-mail perkenalan untuk teman baru yang kamu temukan di website friendster. Ubahlah .... Ubahlah gambar lingkungan yang kumuh ini menjadi lingkungan yang sehat dan beri keterangan. Golongkan .... Golongkan sampah-sampah di sekolah ini menurut klasifikasi sampah yang kamu kenal. Memecahkan masalah .... Pecahkanlah masalah .... / Cari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Yang dilakukan siswa: • memecahkan masalah • mendemonstrasikan / menunjukkan penggunaan pengetahuan • menghitung • mempraktikkan • meragakan • menerapkan pengetahuan Dalam kegiatan belajar dengan pertanyaan jenis kedua ini siswa menjadi peserta pembelajaran yang aktif mencoba dan mempraktikkan pengetahuan mereka. 42 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Pertanyaan tingkat tinggi: Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengkreasi dan memberikan pendapat / penilaian pribadi Tujuan Kata kerja yang biasa dipakai Mengembangkan kemampuan siswa untuk menciptakan hal-hal baru (gagasan/ide, informasi, produk, cara pandang) dengan menggunakan pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya. • • • • • • Buatlah .... Ayo membuat gambar kue ulang tahun yang indah seindah yang kalian inginkan. Rancanglah .... Rancanglah beberapa menu sehat untuk 3 hari. Kembangkan .... Kembangkan sebuah rencana kampanye anti penggunaan narkoba (narkotik dan obat-obatan terlarang) beserta jinggle anti narkoba. Karang .... Karanglah sebuah cerita persahabatan dengan latar belakang perselisihan antar suku. Ciptakan .... Ciptakanlah sebuah rancang bangun kendaraan untuk akhir abad 21. Tulis .... Dengan memakai sudut pandang Malin Kundang, tulislah sebuah surat yang menceritakan konflik antara si Malin dengan ibunya. Yang dilakukan guru: Yang dilakukan siswa: • • • • • • • • • • memfasilitasi memberi kesempatan mendorong mengevaluasi mendisain membangun/membuat/mencipta mengusulkan menyempurnakan mengambil resiko (karena menciptakan hal baru) mengemukakan sudut pandang baru Tujuan Kata kerja yang biasa dipakai mengembangkan kemampuan siswa untuk membuat keputusan berdasarkan refleksi/ perenungan, kritik, dan penilaian yang sungguhsungguh dari siswa sendiri. • • USAID DBE3 Relevant Education for Youth Ramal .... (berdasarkan data / informasi / pengetahuan yang dimiliki) Hutan di desa diubah menjadi ladang jagung. Apa saja yang mungkin terjadi karena perubahan itu (Siswa membuat dugaan / ramalan: Jika hujan turun deras terus menerus, maka bukit akan longsor karena ....) Tentukan .... Tentukan alat ukur manakah yang lebih cocok untuk mengetahui berat sebutir buah jeruk. Berikan alasanmu. 43 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • • • Simpulkan.... Amatilah semua bagian sekolah ini. Simpulkan apakah para guru dan siswa di sekolah ini telah menjalankan ajaran “kebersihan adalah sebagian dari iman”. Berikan penjelasan untuk kesimpulan kalian. Nilailah (menilai) .... Menurut penilaianmu, apakah Malin Kundang satu-satunya yang bersalah dalam peristiwa tersebut? Mengapa? Usul…. Jajanan apakah yang bisa kamu usulkan ke pengelola kantin supaya kantin menjual makanan yang lebih sehat? Yang dilakukan guru: Yang dilakukan siswa: • • • • • 44 mendengarkan menerima mengklarifikasi membimbing • • • • • • memberikan pendapat, berbeda pendapat, mempertahankan pendapat, berdebat, menerima/mengubah pendapat membandingkan mengkritik, mempertanyakan membuat kesimpulan/rekomendasi /usulan menilai memberikan justifikasi (memberikan alasan untuk pembenaran) menjadi peserta aktif dalam pembelajaran USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Presentasi Unit 2a USAID DBE3 Relevant Education for Youth 45 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 46 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 47 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 48 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? UNIT 2B PEMECAHAN MASALAH Pendahuluan Pertanyaan/tugas tingkat tinggi dapat digunakan sebagai latihan memecahkan masalah. Pertanyaan/ tugas tingkat tinggi yang memenuhi kriteria sebagai masalah dapat dijadikan titik tolak untuk mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu kecakapan akademik yang perlu dikembangkan secara terus-menerus agar menjadi kebiasaan siswa. Pemecahan masalah ini sangat penting untuk membantu siswa memperoleh kecakapan analitis, sintesis, ilmiah, dan teknologi yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam lembaga pendidikan formal dan tempat kerja. Tujuan Tujuan Unit 2B ini adalah sebagai berikut. • • Peserta pelatihan mampu menganalisis masalah yang dihasilkan dari pertanyaan/tugas tingkat tinggi dalam kegiatan pemecahan masalah. Peserta pelatihan mampu merancang pemecahan masalah. Pertanyaan Kunci • Bagaimanakah mengembangkan langkah-langkah pembelajaran yang memungkinkan siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah? Petunjuk Umum • Kegiatan pada sesi ini merupakan kelanjutan dari sesi pertanyaan/tugas tingkat tinggi pada Unit 2A. Oleh sebab itu, nuansa pengembangan kecakapan akademik harus sudah tersirat dalam sesi ini. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 49 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • • Salah satu tugas yang harus dilakukan fasilitator adalah menciptakan suasana belajar yang memungkinkan peserta untuk bekerja secara individual dan kelompok sehingga selain kecakapan akademik, kecakapan personal dan sosial juga dikembangkan dalam sesi ini. Tempat duduk peserta sejak awal harus dipersiapkan agar mereka dapat dengan cepat berubah dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara kelompok. Sumber dan Bahan • • • • Handout Peserta 2b.1: Pemecahan Masalah Handout Peserta 2b.2: Langkah-langkah Pemecahan Masalah Kertas Flipchart atau kertas plano Spidol berwarna Waktu Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 90 menit. ICT • • Proyektor LCD Komputer atau laptop 50 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Ringkasan Sesi Introduction 15 menit Connection 25 menit Application 40 menit Reflection 10 menit Penjelasan tentang kegiatan pemecahan masalah Peserta memilih dan menganalisis masalah secara individual Peserta merancang pemecahan masalah dan memajangnya Peserta memperbaiki rancangan pemecahan masalahnya Extension Peserta menulis langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah untuk tugas lainnya Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (15 menit) (1) Fasilitator menggunakan penjelasan pada bagian Pendahuluan untuk memberikan pemahaman awal tentang pemecahan masalah. (2) Fasilitator menjelaskan tujuan sesi ini dan memaparkan hasil belajar yang hendak dicapai. Selain itu, fasilitator menjelaskan pula tentang pertanyaan kunci yang harus terjawab setelah peserta selesai mengikuti sesi ini. Connection (25 menit) (1) Fasilitator menayangkan slide ciri-ciri masalah. (2) Fasilitator meminta peserta untuk memilih 2 pertanyaan/tugas tingkat tinggi yang memenuhi kriteria sebagai masalah. (3) Setiap peserta memilih satu masalah dari 2 pertanyaan/tugas tingkat tinggi (sesuai mapel) yang telah mereka hasilkan pada Unit 2A dan secara individual peserta mengidentifikasi masalah dan menuliskannya pada Handout Peserta 2b.1: Pemecahan Masalah yang dibagikan kepada mereka. (4) Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mengidentifikasi masalah dengan cara mengenali aspek-aspek penting pada pertanyaan/tugas tersebut. (5) Fasilitator meminta kepada peserta untuk menuliskan strategi untuk memecahkan masalah tersebut. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 51 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Application (40 menit) (1) Fasilitator mengelompokkan peserta sesuai mapel yang terdiri atas maksimum 6 peserta. Fasilitator meminta setiap anggota kelompok (secara berputar) membaca 2 – 3 hasil analisis masalah dari anggota lainnya dalam kelompok. (2) Fasilitator memberi kesempatan kepada kelompok untuk menindaklanjuti analisis masalah tersebut, yakni dengan cara memperbaiki analisisnya. (3) Fasilitator membagikan kepada peserta selembar Handout Peserta 2b.2: Langkah-langkah Pemecahan Masalah. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk membaca handout tersebut. (4) Fasilitator meminta kepada kelompok untuk menyempurnakan strategi pemecahan masalah dan melanjutkan langkah-langkah pemecahan masalah seperti pada Handout 2b.2. (5) Fasilitator meminta kepada kelompok untuk menuliskan/menggambarkan rancangan pemecahan masalah di kertas plano. (6) Masing-masing kelompok diminta untuk memajangkan hasil karyanya. (7) Kelompok lain mengamati pajangan dan memberi komentar. Reflection (10 menit) (1) Berdasarkan komentar kelompok lain, fasilitator meminta setiap kelompok memperbaiki rancangan pemecahan masalahnya. (2) Fasilitator memberi kesempatan untuk menuliskan kembali langkah-langkah yang mereka tempuh dalam memecahkan pertanyaan/tugas tingkat tinggi tadi. (3) Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan kompetensi apa sajakah yang terkait dengan 3 kategori kecakapan hidup yang dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan dalam sesi ini. Extension (1) Peserta menulis langkah-langkah pembelajaran berbasis pemecahan masalah untuk pertanyaan/ tugas terbuka lainnya dalam rangka pengembangan empat kategori kecakapan hidup siswa. (2) Peserta mempraktikkan langkah-langkah pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang telah disusunnya pada KD yang sesuai. 52 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Pesan Utama Pengembangan kecakapan hidup siswa perlu dilakukan secara terencana melalui proses pembelajaran kontekstual yang dirancang untuk kepentingan tersebut. Pembelajaran matapelajaran melalui pemecahan masalah secara individu dan kelompok akan mampu mengembangkan kecakapan akademik dan sosial. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 53 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 2b.1 Pemecahan Masalah Identifikasi Pertanyaan/Tugas A. Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ B. C. Identifikasi Masalah (Aspek-aspek penting masalah) 1. _______________________________________________________________________ 2. _______________________________________________________________________ 3. _______________________________________________________________________ 4. _______________________________________________________________________ 5. _______________________________________________________________________ 6. dst Strategi Pemecahan ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ 54 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Handout Peserta 2b.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Masalah No. Pengidentifikasian Masalah Strategi Pemecahan Pemilihan Alternatif Terbaik Pengembangkan Alternatif Pelaksanaan Solusi Penelaah Solusi Langkah-Langkah Kegiatan 1 Pengidentifikasian masalah 2 Strategi Pemecahan 3 Pengembangkan alternatif • • • •· • •· • 4 Pemilihan alternatif terbaik Mengevaluasi dan memprioritaskan· • kecocokan· • kelayakan· • kelenturan/fleksibilitas 5 Pelaksanaan solusi •· • • 6 Penelaah solusi Mencermati kembali solusi USAID DBE3 Relevant Education for Youth Mengenali unsur masalah· Mengenali tujuan· Mengenali kesenjangan Menentukan pendekatan· Menentukan cara umum Melakukan curah pendapat· Menampung semua gagasan Mengembangkan rencana· Memaparkan pada tim· Melakukan Kompromi 55 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 2b.3 Pemecahan Masalah Bahasa Inggris Identifikasi Pertanyaan/Tugas Contoh 1 A. Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah Find out whether the eating habit of the class is healthy or not. B. Identifikasi Masalah (aspek-aspek penting masalah) 1. 2. 3. 4. C. Understanding the meaning of healthy eating habit. Composing the right questions to collect the data Making the conclusion Reporting the result. Strategi pemecahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 56 Finding out the meaning of healthy eating habit Finding out models of questions (ex: for asking preference) Composing some important questions in small groups Preparing the list of questions for an oral interview individually Doing the survey Classifying the result Preparing the oral report USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Contoh 2 A. Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah Prepare an announcement for a classroom meeting. B. Identifikasi Masalah (aspek-aspek penting masalah) 1. Composing an appropriate announcement 2. Selecting appropriate vocabulary and expressions 3. Choosing the correct grammar C. Strategi pemecahan 1. 2. 3. 4. 5. Finding out a model of announcement Identifying the characteristics of announcement Consulting a dictionary to find out the vocabulary needed Preparing the draft of the announcement collaboratively Writing down the announcement individually. Catatan: Pemecahan masalah dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, guru bisa memberikan masalah dari kehidupan sehari-hari yang sederhana kepada siswa, misalnya bagaimana menjaga kesehatan. Permasalahan juga bisa diambil dari mata pelajaran lain, seperti bilogi, IPS dan lain-lain. Permasalahan tersebut akan menjadi konteks siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. (Lihat Contoh 1). Kedua, pemecahan masalah dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat juga diartikan sebagai mengatasi masalah dalam menggunaan bahasa Inggris untuk berkomunikasi.. Jadi pemecahan masalah di sini lebih difokuskan pada ketepatan penggunaan bahasa. (Lihat Contoh 2). Dalam memberikan permasalahan, guru harus mempertimbangkan tingkat penguasaan bahasa Inggris siswa. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 57 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 2b.4 Pemecahan Masalah IPA Identifikasi Pertanyaan/Tugas A. Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah Bagaimana merancang alat sederhana untuk penjernihan air yang keruh? B. Identifikasi Masalah (Aspek-aspek penting masalah) 1. Bahan apa saja di sekitar kita yang cocok digunakan sebagai penyaring air? 2. Bahan apa saja di sekitar kita yang dapat digunakan untuk penjernihan air dengan cara pengendapan? 3. Berapa liter air yang ingin dijernihkan setiap jam? 4. Barang bekas apa saja yang dapat dipakai dalam rancangan alat ini? 5. dst… C. Strategi Pemecahan 1. Pilih beberapa bahan yang dapat ditembusi air disekitar kita, misalnya tanah, kerikil, ijuk, kain. Lakukan percobaan sederhana untuk menguji bahan mana yang paling mudah melewatkan air dengan hasil paling jernih (PENYARINGAN) 2. Pilih bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengendapkan padatan pada air. Lakukan percobaan sederhana untuk membandingkan beberapa bahan kimia yang cepat mengendapkan padatan (PENGENDAPAN). 3. Kaji bahan pustaka untuk memilih bahan-bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai penyaring. 4. dst... Catatan: Tidak perlu semua aspek pada bagian B perlu didiskusikan Strategi Pemecahannya, pada pelatihan ini. Seringkali kita cukup memilih salah satu aspek saja lalu diskusikan Strategi Pemecahannnya (contoh di atas, Strategi Pemecahan yang diusulkan hanya untuk aspek B.1.). Meskipun demikian kadang-kadang beberapa aspek pada B dapat dipecahkan dengan satu strategi yang tepat. 58 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Handout Peserta 2b.5 Pemecahan Masalah IPS Identifikasi Pertanyaan/Tugas A. Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah Bagaimana merancang langkah-langkah untuk meminimalisasi penyimpangan sosial yang negatif? B. Identifikasi Masalah (Aspek-aspek penting masalah) 1. Banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, pergaulan seks bebas, judi, tawuran antar sekolah, antar kampus, antar kampung atau desa, bahkan antar elit politik? 2. Mungkin disebabkan oleh gagalnya proses pendidikan di tanah air, atau karena ada kesenjangan sosial yang terlalu tajam, atau karena kita berada dalam kehidupan yang bersifat individualisme, egois, cuek, semau gue dan mau menang sendiri? 3. Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penyimpangan sosial? 4. dst… C. Strategi Pemecahan 1. Pilih beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak, agar penyimpangan sosial dapat diminimalisir. 2. Kaji bahan pustaka untuk memilih dan mengembangkan alternatif pemecahan yang dapat digunakan sebagai upaya merancang langkah-langkah untuk meminimalisir penyimpangan sosial yang negatif. 3. dst... Catatan: Tidak perlu semua Aspek pada bagian B perlu didiskusikan Strategi Pemecahannya, pada pelatihan ini. Seringkali cukup memilih salah satu aspek saja lalu diskusikan Strategi Pemecahannnya (contoh di atas, Strategi Pemecahan yang diusulkan hanya untuk aspek B.1.). Meskipun demikian kadangkadang beberapa aspek pada B dapat dipecahkan dengan satu strategi yang tepat. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 59 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 2b.6 Pemecahan Masalah Bahasa Indonesia Identifikasi Pertanyaan/Tugas A. Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah Bagaimana menulis poster dengan mempertimbangkan tujuan, ketepatan pilihan kata, kevariasian kalimat, dan kepersuasifan bahasa? B. Identifikasi Masalah (Aspek-aspek penting masalah) 1. 2. 3. 4. C. Mempertimbangan tujuan dalam penulisan poster. Mempertimbangkan ketepatan pilihan kata dalam penulisan poster. Mempertimbangkan kevariasian kalimat dalam penulisan poster. Mempertimbangkan kepersuasifan bahasa dalam penulisan poster. Strategi Pemecahan Strategi pemecahan untuk masalah Mempertimbangkan tujuan dalam penulisan poster: 1. Mengidentifikasi isi poster 2. Mengidentifikasi khalayak pembaca poster 3. Mengidentifikasi maksud penulis poster. 4. Mengidentifikasi kata dan kalimat dalam poster . 60 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Handout Peserta 2b.7 Pemecahan Masalah Matematika Analisis Pertanyaan/Tugas A. Pertanyaan/Tugas yang dipilih sebagai masalah Selama empat hari kegiatan diskon, toko Ramah berhasil menjual TV dengan rincian sebagai berikut. Jumlah TV terjual pada hari kedua adalah dua kali lipat jumlah yang terjual pada hari pertama. Jumlah TV yang terjual pada hari ketiga adalah 21, dan pada hari terakhir terjual sebanyak 13 TV. Jika selama kegiatan diskon tersebut seluruhnya terjual sebanyak 109 TV, berapa banyak TV yang terjual pada hari pertama? B. Analisis Masalah (Unsur-unsur penting masalah) 1. Yang diberikan dalam masalah di atas adalah: a. b. c. d. e. Kegiatan diskon berlangsung selama 4 hari Jumlah TV terjual 109 TV Jumlah TV terjual di hari kedua adalah 2 kali jumlah TV terjual pada hari pertama Jumlah TV terjual di hari ketiga adalah 21TV Jumlah TV terjual di hari keempat adalah 13 TV 2. Yang ditanyakan dalam masalah di atas adalah: a. C. Berapa banyak TV yang terjual pada hari pertama? Strategi Pemecahan Untuk memecahkan masalah ini beberapa strategi yang bisa digunakan misalnya: 1. 2. 3. 4. Membuat tabel Membuat ilustrasi/gambar Bekerja Mundur Menggunakan variabel USAID DBE3 Relevant Education for Youth 61 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 SEDIKIT PENJELASAN TENTANG STRATEGI Strategi 1: Membuat Tabel Jumlah TV yang terjual selama empat hari kegiatan diskon dapat digambarkan ke dalam tabel seperti berikut: HARI PERTAMA Belum tahu HARI KEDUA Dua kali terjual pada hari pertama HARI KETIGA 21 HARI KEEMPAT 13 Strategi 2: Membuat Ilustrasi/Gambar Hari Pertama Hari Kedua ? 2 kali terjual hari pertama Hari Ketiga Hari Keempat Strategi 3: Bekerja Mundur SEMUA HARUS 109 109 = 13 + 21 + HARI KEDUA + HARI PERTAMA 109 = 13 + 21 + (HARI PERTAMA + HARI PERTAMA) + HARI PERTAMA Strategi 4: Menggunakan Variabel Misalkan jumlah TV yang terjual pada hari pertama adalah P Maka jumlah TV yang terjual pada hari kedua adalah 2P Total 109, maka 109 = 13 + 21 + 2P + P 62 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Presentasi Unit 2b USAID DBE3 Relevant Education for Youth 63 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 64 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? UNIT 2C PEMBELAJARAN KOOPERATIF Pendahuluan Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Pembelajaran kooperatif juga dapat dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklusif, yaitu sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah. Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki perbedaan dari segi agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut. Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak saling berinteraksi untuk saling membelajarkan; mereka bekerja sendiri-sendiri. Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau mem-perhatikan dua prinsip inti berikut. Pertama adalah adanya saling ketergantungan yang positif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan pene-rapan yang sebenarnya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran dapat dihindari. Tujuan Setelah mengikuti pelatihan, para peserta diharapkan mampu: (1) mengidentifikasi langkah-langkah penerapan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, yaitu USAID DBE3 Relevant Education for Youth 65 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 jigsaw”, sebagai salah satu sarana membentuk kecakapan sosial siswa. (2) menentukan bentuk pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan mata pelajaran masingmasing untuk mengembangkan kecakapan sosial siswa (3) mengidentifikasi aturan-aturan penerapan pembelajaran kooperatif yang efektif. (4) menerapakan pembelajaran kooperatif di sekolah Pertanyaan Kunci (1) Bagaimanakah pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kecakapan personal dan sosial siswa? (2) Apa yang perlu diperhatikan supaya pembelajaran kooperatif berjalan secara efektif? Petunjuk Umum Dalam pelaksanaan pelatihan Unit 2C ini peserta dikelompokkan dalam kelompok campuran semua mapel. Pada tahap aplikasi peserta dikelompokkan menurut mapel. Sumber dan Bahan • • • • Handout Peserta 2c.1: Bacaan tentang Pemanasan Global Handout Peserta 2c.2: Pembelajaran Kooperatif Handout Peserta 2c.3: Lembar Pengamatan untuk Pembelajaran Kooperatif Kertas flipchart atau kertas plano, spidol, dan isolasi Waktu Waktu yang digunakan untuk unit ini adalah 120 menit. Perincian penggunaan waktu untuk sesi ini dapat dilihat pada ringkasan sesi. 66 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? ICT Penggunaan TIK dalam sesi ini sifatnya pilihan dan tergantung pada peralatan yang tersedia. Beberapa kemungkinannya adalah: (1) Proyektor LCD (2) Laptop untuk presentasi Ringkasan Sesi Introduction 10 menit Connection 50 menit Application 50 menit Reflection 10 menit Fasilitator menyampaikan topik dan tujuan serta pertanyaan kunci pada peserta. Fasilitator memodelkan salah satu model pembelajaran kooperatif (jigsaw) - Peserta membaca dan membahas handout - Peserta membahas hal-hal yang menjamin efektifitas pembelajaran kooperatif Peserta merangkum kegiatan belajar unit ini dan menjawab pertanyaan – pertanyaan kunci. Extension Peserta membaca bahan bacaan tentang pembelajaran kelompok dan mencoba mempraktikkan Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menjelaskan sepintas tentang apa itu pembelajaran kooperatif. Penjelasan yang terdapat di Pengantar dapat dikembangkan sebagai bahan tayangan yang dapat digunakan dalam sesi ini. (2) Fasilitator menyampaikan tujuan sesi ini. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 67 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Connection (50 menit) Kegiatan 1: Pemodelan Pembelajaran Kooperatif (1) Fasilitator sebagai model menyajikan contoh pembelajaran kooperatif model Jigsaw. (Model jigsaw perlu dimodelkan karena pengelolaan kelasnya lebih menantang daripada yang lain). (2) Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok. Kelompok Pengamat dan Kelompok siswa. (3) Kelompok Pengamat. Kelompok yang terdiri atas 4 orang dibentuk dan ditugaskan untuk menjadi pengamat. Kelompok ini bertugas mengamati perilaku para peserta yang berperan menjadi siswa dengan menggunakan handout 2C.2. (Kelompok ini hanya dibutuhkan untuk kepentingan pelatihan. Pada penerapan yang sebenarnya di sekolah kelompok ini tidak dibutuhkan). (4) Kelompok siswa: Buatlah beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri atas empat orang. Tiap anggota kelompok diberi nama A, B, C, D. Pada tahap ini kelompok disebut kelompok asal / induk (home group). (5) Fasilitator menginformasikan bahwa tiap anggota kelompok akan mendapat tugas mendalami bagian-bagian tertentu dari bacaan karena mereka harus menjadi ahli dalam bagian / topik tersebut: • • • • A B C D mempelajari Penyebab pemanasan global (bagian A) mempelajari Dampak Pemanasan Global (bagian B) mempelajari Dampak Sosial Politik Pemanasan Global (bagian C) mempelajari Pengendalian Pemanasan Global (bagian D) (6) Dengan demikian, di dalam setiap kelompok induk (home group) terdapat beberapa ahli, yaitu A ahli tentang penyebab pemanasan global, B ahli tentang dampak pemanasan global, C ahli tentang dampak juga, dan D ahli tentang pengendalian pemanasan global. (7) Fasilitator membagikan Handout Peserta 2c.1: Bacaan tentang Pemanasan Global pada setiap kelompok. Perhatikan cara membagi teks. Distribusikan bagian pengantar yang membahas pengertian pemanasan global kepada semua peserta. Bagian pengantar ini memberikan pengetahuan latar supaya diskusi tentang subtopik lancar. Kemudian bagikan sub-sub topik kepada kelompok-kelompok ahli sesuai dengan bagian topik masing-masing (baca langkah 5 dan 6). Peserta diminta untuk membaca bagian pengantar saja. (Kelompok Pengamat bisa mendapatkan teks lengkap). (8) Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok berikutnya (kelompok ahli.) Mintalah A berkumpul dengan A, B berkumpul bersama B, C dengan C, D dengan D, Pada tahap ini kelompok tersebut disebut kelompok ahli (expert group). 68 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? (9) Setelah berkumpul dalam kelompok ahli, tiap kelompok membaca dan mendiskusikan bagiannya. Fasilitator memberi tugas pada masing-masing kelompok ahli untuk membahas dan membuat ringkasan tentang topik masing-masing antara lain dapat dalam bentuk diagram/bagan alir (flow chart) yang bisa menjelaskan isi topik masing-masing dengan jelas pada orang lain. Tiap anggota harus aktif karena dalam kelompok ini mereka harus menjadi ahli dalam menjawab pertanyaan tentang topiknya. (10) Setelah tugas kelompok ahli selesai dilaksanakan, fasilitator meminta peserta berkumpul lagi ke kelompok asal (home group). (11) Fasilitator meminta setiap anggota kelompok asal untuk saling bertukar hasil bacaannya kemudian menyiapkan presentasi tentang pemanasan global dengan menggunakan diagram alur atau cara lain yang dianggap lebih komunikatif. Ringkasan yang telah dibuat tiap anggota ketika berada di kelompok ahli dimanfaatkan setelah dimodifikasi sesuai kesepakatan dalam kelompok asal. Fasilitator menambahkan pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Kebiasaan hidup apa saja yang kalian lakukan di rumah dan di sekolah yang mungkin ikut menyebabkan terjadinya pemanasan global? b. Apa saja dampak pemanasan global yang telah kalian rasakan di sekitar lingkungan rumah dan sekolah? c. Apa saja yang bisa kalian lakukan di lingkungan rumah dan sekolah untuk mengurangi dampak pemanasan global? (12) Fasilitator meminta kelompok asal memajangkan hasil kerjanya. Kegiatan 2: Diskusi Hasil Pengamatan (1) Fasilitator memberi kesempatan kepada pengamat untuk menyampaikan hasil pengamatannya, baik tentang kelancaran penerapan jigsaw maupun potensi jigsaw dalam mengembangkan kecakapan personal dan sosial siswa. (2) Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan hasil pengamatan terkait dengan dampak pembelajaran kooperatif terhadap pengembangan kecakapan sosial dan kecakapan hidup lainnya. Application (50 menit) (1) Fasilitator menyatakan bahwa terdapat banyak bentuk pembelajaran kooperatif yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan tujuan pembelajaran. Fasilitator membagikan Handout Peserta 2c.3: pembelajaran Kooperatif. (2) Fasilitator meminta peserta untuk membaca handout tersebut dan mendiskusikan secara singkat tingkat kemungkinannya untuk digunakan di kelas yang cocok dengan karakteristik mapel masing-masing. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 69 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 (3) Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjamin efektifitas proses pembelajaran kooperatif sehingga tidak hanya sekedar menjadi kumpulan siswa yang duduk berkelompok tapi tidak ada interaksi saling membelajarkan di antara mereka. (4) Fasilitator memimpin secara pleno dan meminta setiap kelompok menyampaikan setidaknya satu atau dua hal penting yang perlu dilakukan untuk membuat pembelajaran kooperatif efektif. Karena penerapan pembelajaran kooperatif dimaksudkan untuk mengaktifkan semua siswa, maka pendapat peserta perlu ‘diuji’: • · Apakah butir-butir yang dikemukakan (Hasil langkah 3) betul-betul membuat setiap siswa aktif? (5) Fasilitator menyajikan tayangan tentang prinsip-prisip pembelajaran kooperatif yang efektif untuk memperkuat hasil diskusi peserta. (6) Fasilitator membagikan Informasi Tambahan 2c.1: Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif. Reflection (10 menit) Peserta melakukan evaluasi diri dengan memikirkan sejauhmanakah tujuan kegiatan yang telah disebutkan di awal dapat dicapai. Extension Peserta membaca sekali lagi bahan bacaan tentang pembelajaran kooperatif dan mencoba satu persatu jenis-jenis pembelajaran kooperatif yang disebutkan. Mereka bisa pula saling bertukar ide dengan peserta lain tentang bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif yang lain. Pesan Utama Pembelajaran kooperatif yang dirancang dengan benar akan dapat mengembangkan kecakapan personal dan sosial siswa. 70 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Handout Peserta 2c.1 Pemanasan Global Pengantar Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan 2100. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 71 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 ‘Ahli’ A: Penyebab Pemanasan Global Efek rumah kaca Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global. Efek umpan balik Unsur penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan 72 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan. Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 73 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 ‘Ahli’ B: Dampak Pemanasan Global (1) Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia. Iklim Mulai Tidak Stabil Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara ratarata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim. Peningkatan Permukaan Laut Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi 74 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negaranegara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawarawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Suhu Global Cenderung Meningkat Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gununggunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 75 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 ‘Ahli’ C Dampak Pemanasan Global (2) Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia. Gangguan Ekologis Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah. Dampak Sosial Dan Politik Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak pada perubahan iklim yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu) . Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi 76 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain. ‘Ahli’ D Pengendalian Pemanasan Global Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin. Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca. Menghilangkan karbon Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca. Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah USAID DBE3 Relevant Education for Youth 77 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan. Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbon dioksida sama sekali. Persetujuan internasional Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto. Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler untuk merundingkan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan hukuman yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para negoisator merancang sistem di mana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah. Diadaptasi dari Wikipedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global. Diakses pada tanggal 25 Desember 2008. 78 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Handout Peserta 2c.2 Lembar Pengamatan untuk Pembelajaran Kooperatif Petunjuk: 1. 2. 3. 4. Amatilah tindakan siswa (peserta) dalam kelompoknya. Baca dan tambahkan tindakan yang dilakukan siswa pada kolom 1. Berikan centang pada kolom 2 sesuai dengan tindakan yang teramati. Tuliskan nomor butir-butir kecakapan sosial (lihat daftar) yang mungkin berkembang karena tindakan-tindakan tersebut. 1 Daftar Butir Kecakapan Hidup Sosial 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bekerjasama Menunjukkan tanggung jawab sosial Mengendalikan emosi / mengatasi perasaan Berinteraksi dalam masyarakat. Mengelola konflik Berpartisipasi Membudayakan sikap sportif, disiplin, dan hidup sehat Memimpin Kecakapan hidup lain (personal dan akademik) 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Kecakapan berkomunikasi Mengambil keputusan Percaya diri Merumuskan masalah Berpikir rasional Bersikap ilmiah Berpikir strategis ........................... ........................... ........................... ........................... USAID DBE3 Relevant Education for Youth Tindakan yang dilakukan siswa 1. Mendengarkan dengan empati / perhatian 2. Menyampaikan gagasan dengan jelas 3. Menyela dengan santun 4. Membuat kesepakatan 5. Meyakinkan orang lain 6. Memimpin diskusi 7. Membuat aturan main 8. Mengatur pembagian tugas 2 YA 3 TDK Butir Kecakapan Hidup yang dikembangkan 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 79 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 2c.3 Pembelajaran Kooperatif Pengantar Belajar kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang ak-tif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran kooperatif juga bisa dipakai sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklu-sif, yaitu sikap yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pada diri sesama siswa di sekolah. Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki perbedaan dari segi agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut. Selain itu pembelajaran kooperatif juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Sayangnya, dalam pembelajaran sehari-hari pembelajaran kooperatif sering dipahami hanya sebagai duduk bersama dalam kelompok. Siswa duduk berkelompok tapi tidak sa-ling berinteraksi untuk saling membelajarkan. Siswa dalam duduk berkelompok bekerja sendiri-sendiri. Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif kalau memperha-tikan dua prinsip inti berikut. Yang pertama adalah adanya saling ketergantungan yang po-sitif. Semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok, misalnya: menyelesaikan tugas dari guru. Prinsip yang kedua adalah adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Kalau ada anggota kelompok yang tidak berkontribusi maka tujuan kelompok tidak akan tercapai. Karena itu penting bagi kita mempelajari beberapa bentuk pembelajaran kooperatif dan penerapannya yang sebenar-nya supaya kesalahpahaman tentang belajar kelompok/kooperatif dalam pembelajaran da-pat dihindari. Beberapa jenis pembelajaran kelompok/kooperatif 80 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? 1. Jigsaw Langkah-langkah: a. b. c. d. e. Siswa dibagi dalam kelompok–kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 4 s/d 5 orang. Sebaiknya kelompok terdiri atas siswa dengan beragam latar belakang, misalnya dari segi prestasi, jenis kelamin, suku, agama, status sosial dll. Kelompok ini disebut kelompok asal Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. Misalnya, untuk topik sistem pencernaan, ada subtopik tentang mulut; lambung; usus halus; usus besar, poros, dan dubur dibagitugaskan pada tiap anggota dalam kelompok. Setiap siswa yang mendapat subtopik mulut berkumpul bersama membentuk tim ahli mulut. Siswa lain yang mendapat subtopik lambung juga berkumpul bersama membentuk tim ahli lambung. Begitu seterusnya. Tim ahli membahas subtopik masing-masing dan menjadi ahli dalam topik itu. Setelah selesai berdiskusi dalam tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal masingmasing. Kemudian secara bergantian, tiap siswa yang telah menjadi ahli mengajar teman satu tim mereka tentang subtopik yang mereka kuasai. Kelompok asal mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, atau membuat rangkuman tentang, misalnya sistem pencernaan pada manusia. Guru bisa juga memberikan tes pada kelompok. Tapi pada saat mengerjakan tes siswa tidak boleh bekerja sama. Bagan pengelolaan siswa dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw. I II III A B A A D C A B A C A D A B C D A B C D A B B B B D D D D A B C D A B C D B D C C C C C A B C D I dan III : kelompok asal II : kelompok ahli USAID DBE3 Relevant Education for Youth 81 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 2. STAD (Student Teams Achievement Divisions) Langkah-langkah: a. b. c. d. e. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 4 s/d 5 orang. Sebaiknya kelompok terdiri atas siswa dengan beragam latar belakang, misalnya dari segi prestasi, jenis kelamin, suku, agama, dll Guru membahas topik pembelajaran, misalnya: sistem pencernaan manusia. Guru Guru memberi tugas kepada kelompok untuk mengerjakan latihan / membahas suatu topik lanjutan bersama-sama. Di sini anggota kelompok saling bekerja sama. Guru memberi kuis/pertanyaan/tes kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. Hasil tes diskor. Skor tiap siswa ditentukan berdasarkan skor/perbaikan tiap anggota kelompoknya. 3. Menulis Cerita Kelompok a. b. c. d. e. Setiap anggota kelompok memilih sebuah topik yang menarik untuk membuat ceri-ta secara berkelompok, misalnya gempa bumi atau banjir di suatu daerah, bermain di sungai, pengalaman pertama berkemah, semua menteri pemerintah dikejutkan oleh penyakit serius yang misterius, dan lain-lain. Setiap anggota kelompok menulis judul cerita yang mereka pilih serta tiga kalimat pertama untuk mengawali cerita. Anggota kelompok memutar cerita mereka ke arah kiri mereka. Setiap anggota yang menerimanya harus melanjutkan cerita. Setiap anggota memiliki waktu dua menit untuk membaca dan menulis. Kertas diputar hingga beberapa kali putaran dan pada akhirnya setiap anggota mendapatkan kembali kertasnya. Jika sudah selesai, kelompok berbagi cerita dan memilih salah satu cerita untuk dibacakan di kelompok. Kemudian, anggota-anggota kelompok menyunting cerita tersebut untuk meningkatkan kualitas cerita. Alternatif lain: tiap anggota kemudian mengembangkan kalimat-kalimat yang sudah ada menjadi cerita yang runtut. 4. Menemukan yang Salah Setiap siswa menuliskan tiga pernyataan yang terdiri atas dua pernyataan benar dan satu pernyataan salah. Di dalam kelompok seorang siswa membacakan pernyataannya dengan suara keras. Kelompok kemudian berdiskusi untuk menemukan pernyataan yang salah. Setelah itu siswa lain membacakan pernyataannya dan didiskusikan. Demikian seterusnya sampai semua siswa dalam kelompok mendapat giliran membacakan pernyataan yang telah ditulisnya. Langkah-langkah: a. Semua siswa menulis tiga pernyataan: 2 pernyataan benar dan 1 pernyataan sa-lah 82 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? b. c. d. e. f. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok Satu orang siswa membaca pernyataan Kelompok mendiskusikan pernyataan mana yang salah dan membetulkannya Satu orang siswa membaca pernyataan lagi Kelompok mendiskusikan pernyataan mana yang salah dan membetulkannya, dstnya. 5. Di Dalam dan di Luar Lingkaran Semua siswa berdiri membentuk dua lingkaran. Lingkaran yang kedua mengelilingi lingkaran yang pertama. Kedua lingkaran harus memiliki jumlah siswa yang sama sehingga siswa bisa saling berhadapan. Guru mengumumkan atau memberikan sebuah topik atau pertanyaan, dan siswa membahasnya dengan pasangan yang berada di depannya. Kemudian kedua lingkaran berotasi sehingga siswa terpasangkan dengan siswa lain untuk membahas topik atau pertanyaan berikutnya yang diberikan guru. Langkah-langkah: a. b. c. d. e. Siswa membentuk lingkaran Siswa membahas topik / pertanyaan dari guru dengan pasangannya Guru memberi aba-aba pada siswa untuk berotasi Jika memungkinkan, kegiatan akan lebih lancar kalau dilaksanakan di luar kelas Posisi yang dirotasi sebaiknya diragamkan, dan pergerakan rotasi kadang-kadang dibalikkan arahnya 6. Berpikir-Berpasangan-Berbagi dengan Kelas / B3K (Think-Pair-Share) Pembelajaran kooperatif model B3K ini sangat populer karena mudah pengelolaan kelasnya. a. b. c. d. Guru memberikan suatu permasalahan / pertanyaan pada kelas. Misalnya, guru bertanya,” Apa yang dimaksud dengan pemanasan global? Mengapa isu pemanasan global sedang ramai dibicarakan orang? Adakah tanda-tanda terjadinya pemanasan global di kota kita ini?” Setiap siswa secara individual diminta untuk merenungkan kemungkinan jawabannya terlebih dahulu. Guru memberikan waktu yang cukup. Tahap ini disebut tahap Berpikir/ Think.. Setelah siswa mencari / memikirkan jawaban atau tanggapan sendiri-sendiri, guru kemudian meminta siswa secara berpasangan mendiskusikan jawaban mereka. Pada kesempatan ini mereka bisa saling bertukar pikiran dan argumentasi tentang permasalahan yang disampaikan oleh guru. Tahap ini tahap berdiskusi berpasangan/in pairs Setelah diskusi berpasangan dirasakan cukup, guru mengundang tiap siswa/pasangan siswa untuk berbagi jawaban atau komentar secara pleno kelas terhadap permasalahan yang diajukan guru. Tahap ini disebut berbagi/share. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 83 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 7. Berpikir-Berpasangan-Berempat/B3 (Think-Pair-Square) Jenis pembelajaran kooperatif ini juga praktis pengelolaannya. Siswa tidak perlu berpindah dari tempat duduknya. Tahapan pembelajaran kooperatif model B3 ini sama dengan tahapan B3K di atas kecuali pada langkah d.. Untuk B3 langkah d diubah menjadi berdiskusi atau bertukar pendapat dan argumentasi dengan empat orang. Dengan demikian siswa berpikir/bekerja individual, kemudian berpasangan, setelah itu berempat. 8. Anggota Bernomer Bekerja Bersama / AB3 (Numbered-Heads together) a. b. c. d. e. f. Bentuklah kelompok-kelompok siswa yang terdiri atas empat anak. Setiap anggota kelompok mendapat nomor 1, 2, 3, dan 4. Guru (atau siswa atau kelompok) memberikan pertanyaan berdasarkan teks yang dibaca. Misalnya: Bagaimanakah proses terjadinya efek umpan balik dalam pemanasan global? Guru juga bisa memberikan bentuk tugas yang lain. Semua siswa dalam kelompok masing-masing bekerja sama mencari dan membahas jawaban / pemecahan atas pertanyaan/masalah yang diberikan. Kelompok memastikan bahwa setiap anggota menguasai jawaban/ jalan keluar atas masalah yang diberikan. Setelah diskusi di dalam kelompok di rasa cukup, guru memanggil siswa dengan nomornomor tertentu untuk menjawab atau melaporkan. Misalnya, jika guru memanggil nomor 4, itu berarti bahwa semua siswa bernomor 1 harus siap untuk terpilih memaparkan jawaban atas permasalahan yang diberikan guru. Guru meneruskan proses pembelajaran dengan memanggil nomor-nomor yang lain. 9. Bertukar Pasangan Karakteristik bertukar pasangan pada pembelajaran kooperatif ini adalah jumlah anggota kelompoknya dua orang. Langkah-langkah: a. b. c. d. e. Siswa dibagi dalam tim (kelompok) yang saling berpasangan. Setiap pasangan diberi tugas dan mengerjakannya. Setelah selesai, setiap pasangan bertukar dengan pasangan lainnya. Pasangan baru berdiskusi saling menanyakan dan mengukuhkan jawabannya Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan disampaikan kepada pasangan semula. 84 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? Informasi Tambahan 2c.1 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif Agar efektif, pembelajaran kooperatif perlu memenuhi ketentuan berikut: 1. Adanya saling ketergantungan yang positif (positive interdependence): semua anggota dalam kelompok saling bergantung dalam mencapai tujuan kelompok. Tugas kelompok hanya bisa diselesaikan melalui kerja semua anggota kelompok; 2. Adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability) yang terwujud dalam kontribusi aktif tiap anggota kelompok; 3. Ada tagihan kerja kelompok dan tagihan kerja individual; 4. Komposisi anggota dalam kelompok heterogen meskipun kadang-kadang siswa boleh membentuk kelompok sesuai pilihan sendiri; 5. Bentuk pembelajaran kooperatif cocok dengan jenis tugas. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 85 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Presentasi Unit 2c 86 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 2 - Bagaimana Merancang Pembelajaran untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 87 UNIT 3 Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Unit 3 Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Pendahuluan Lingkungan kelas sangat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk belajar. Penataan lingkungan kelas bisa berupa pengaturan meja-kursi siswa, penataan sumber dan alat bantu belajar, dan penataan pajangan hasil karya siswa. Penataan meja-kursi siswa paling sedikit memenuhi 4 hal: 1) Mobilitas, memudahkan siswa untuk bergerak dari satu pojok ke pojok lain, 2) Aksesibilitas, memudahkan siswa mengakses sumber dan alat bantu belajar, 3) Interaksi, memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan sesama teman dan gurunya, dan 4) Variasi kegiatan, memudahkan siswa melakukan berbagai kegiatan yang beragam, misal berdiskusi, melakukan percobaan, dan presentasi. Penataan sumber dan alat bantu belajar hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga sumber belajar mudah diakses oleh siswa maupun guru. Misal penempatan alat bantu belajar di tengah ruangan memungkinkan semua siswa memiliki jarak yang relatif sama dalam mengaksesnya daripada alat tersebut ditempatkan di salah satu pojok ruangan. Penataan pajangan hasil karya siswa selain perlu memenuhi aspek estetika (keindahan) juga perlu diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam jangkauan pandang/sentuh siswa agar mereka benar-benar memperoleh manfaat dari pemajangan hasil karya tersebut. Tujuan Para peserta menyadari pentingnya pemanfaatan lingkungan kelas sebagai sumber belajar yang efektif untuk pembelajaran. Setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: • • • Mengatur perabotan untuk mendorong pembelajaran kooperatif. Mengelola hasil karya siswa menjadi sumber belajar bersama. Memanfaatkan beragam jenis lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar, termasuk lingkungan fisik, sosial, dan peristiwa yang sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran untuk mendorong siswa belajar aktif, berpikir tingkat tinggi dan bekerjasama dalam memecahkan masalah. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 91 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Pertanyaan Kunci • Bagaimana menciptakan lingkungan kelas sebagai sumber belajar yang mendorong siswa aktif berpikir tingkat tinggi, berbuat, dan melakukan belajar kooperatif untuk kegiatan memecahkan masalah dalam mengembangkan kecakapan hidup. Petunjuk Umum • • • • Pengaturan perabotan dilakukan untuk mendorong terlaksananya pembelajaran kooperatif yang melatih kecakapan bekerjasama dan berkomunikasi dalam kelompok. Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa menjadi sumber belajar bersama yang dapat digunakan untuk bahan praktik presentasi yang baik, mendiskusikan berbagai jenis karya siswa, dan mengelolanya sebagai sumber belajar yang diatur sebagai pajangan di dalam atau di luar kelas, dan memamerkannya dalam perpustakaan hasil karya siswa atau portofolio. Penggunaan beragam lingkungan sebagai sumber belajar yang tepat dan bervariasi dalam pembelajaran dapat menghidupkan suasana belajar, memotivasi dan memudahkan peserta memahami dan membangun konsep-konsep yang rumit, mempercepat dan memperkaya terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Tentukan terlebih dahulu kompetensi dasar yang akan dicapai kemudian, tentukan sumber belajar yang paling cocok dan bervariasi. Sumber dan Bahan • • • • • • • • • Kertas flip chart, Spidol, Plester Handout Peserta 3.1: Pengaturan Perabotan untuk Mendorong Pembelajaran Kooperatif. Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa Handout Peserta 3.3: Kompetensi Dasar dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Handout Peserta 3.4: Mengidentifikasi Masalah, Alternatif Solusi, dan Rencana Tindak Lanjut Penerapan Film wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran kooperatif, memajangkan dan mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri. Informasi Tambahan 3.1: Beberapa Aspek yang Harus Dipertimbangkan dalam Menciptakan Lingkungan Kelas Sebagai Sumber Belajar Informasi Tambahan 3.2: Mengembangkan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar. 92 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Waktu Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah selama 120 menit. Perincian alokasi penggunaan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini. ICT Berikut ini adalah peralatan ICT yang harus disediakan, namun apabila tidak bisa ditemukan di tempat pelatihan, fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas flip chart. • Proyektor LCD • Komputer desktop atau laptop. • Layar proyektor LCD Energizer Anda dapat menggunakan energizer berikut ini pada awal sesi, yaitu permainan Persegi. Caranya peserta diminta menyebutkan jumlah persegi yang dapat mereka lihat dari tayangan power point atau gambar di papan tulis. Jawaban peserta akan bervariasi sesuai dengan persepsi masing-masing, Bila ada yang menjawab jumlahnya 16, maka mereka berarti tidak berani keluar dari 16 seperti orang pada umumnya melihat. Pesan utama dari Energizer ini adalah guru dalam mengajar sering berkutat pada hal-hal yang biasa terjadi atau masuk zona aman termasuk dalam hal mengatur lingkungan kelas. Guru tidak berani mencoba sesuatu yang inovatif, keluar dari kebiasaan. (Kunci, lihat catatan fasilitator – 1) USAID DBE3 Relevant Education for Youth 93 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Ringkasan Unit 3 Introduction 10 menit Connection 15 menit Application 90 menit Reflection 5 menit Fasilitator memandu kegiatan curah pendapat, menggunakan Energizer untuk memotivasi peserta, menyampaikan tujuan dan pertanyaan kunci. Peserta melihat pemodelan fasilitator, kemudian fasilitator menyampaikan model penyelesaian tugas untuk membahas tiga topik. Peserta bekerja dalam tiga kelompok besar untuk Membahas dan melaporkan hasil pekerjaan tugas tiga topik dan identifikasi permasalahannya ketika diterapkan. Merangkum kegiatan untuk memastikan ketercapaian tujuan dan menentukan apakah tujuan dari sesi ini sudah bisa dijawab peserta atau belum. Extension Peserta diharapkan menemukan contoh lain yang lebih bagus dan sederhana yang cocok dengan kompetensi dasar mata pelajaran dan menerapkannya. Pelatihan Unit 3 dilaksanakan secara pleno tetapi peserta dikelompokkan menjadi 3 kelompok sesuai topik yang akan dibahas. Secara rinci ditunjukkan skema berikut: 35’ 10’ 15’ Pendahuluan: Curah Pendapat, Menyampaikan Tujuan dan pertanyaan Pemodelan Fasilitator dan Penjelasan Tugas untuk Membahas 3 topik (1) (2) Penyusunan Alternatif Pengaturan Perabotan Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa Pembahasan Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pengaturan Perabotan Pengelolaan Pembelajaran Pengoptimalan Sudut Baca Identifikasi Masalah Pertanyaan 1-4 Pertanyaan 4-9 Identifikasi Masalah 55’ 5’ Presentasi Diskusi, Menonton Film, dan Kunjungan/ Belanja Refleksi dan Penutup (4) (5) Mapel IPA Mapel IPS Mapel Matematika Mapel Bahasa Indonesia Identifikasi Masalah (3) 94 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Lakukan curah pendapat dengan memberikan pertanyaan kepada peserta: bagaimana menciptakan lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar. (2) Kumpulkan jawaban-jawaban dari para peserta. (3) Gunakan Energizer untuk memotivasi para peserta tentang pentingnya keberanian guru melakukan inovasi dalam mengembangkan kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif. Catatan untuk Fasilitator 1 Energizer dilakukan untuk membuka persepsi guru agar tidak hanya melakukan hal yang sama saja. Waktu yang tersedia maksimal hanya 3 menit, untuk itu fasilitator perlu mengelola jawaban peserta dengan mempertimbangkan aspek waktu. Kaitkan jawaban peserta dengan banyak alternatif untuk melakukan inovasi dalam menciptakan kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif. Kunci Jawaban Persegi 1 x 1 ada 16 Persegi 2 x 2 ada 9 Persegi 3 x 3 ada 4 Persegi 4 x 4 ada 1 Jadi total ada 30 persegi. (4) Jelaskan pentingnya lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar. Memang aspek lingkungan kelas tersebut banyak ragam, tetapi pada unit ini terbatas kepada tiga hal yaitu: (1) Pengaturan perabotan untuk mendorong pembelajaran kooperatif, (2) Pemajangan dan pengelolaan hasil karya siswa menjadi sumber belajar bersama, (3) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar (fisik, sosial, peristiwa). Catatan untuk Fasilitator 2 Lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar, menarik minat dan menunjang anak dalam pembelajaran sangat penting karena bisa (1) menjelaskan informasi tentang fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sesuai dengan mata pelajaran, (2) pemudahan, penyederhanaan, pengongkretan, dan USAID DBE3 Relevant Education for Youth 95 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 penguatan konsep, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4) mempermudah dalam pencapaian tujuan belajar, (5) menghemat waktu, tenaga, dan biaya, (6) membawa situasi dari luar kelas, (7) jembatan berpikir dan bertindak bagi siswa (8) mendorong siswa dalam memberikan tanggapan, (8) mendorong siswa untuk melakukan praktik dengan benar, dan lain sebagainya. (5) Sampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini. Connection (15 menit) (1) Berikan satu pemodelan atau contoh cara menciptakan dan memanfaatkan lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk belajar. (2) Fasilitator menjelaskan ketiga tugas yang akan dibahas oleh peserta dalam penyajian unit ini. Tugas-tugas tersebut dapat dilihat pada Catatan untuk Fasilitator berikut ini. Catatan untuk Fasilitator 3 a) Pengaturan Perabotan:: Saat ini sebagian besar ruang kelas teratur secara klasikal. Anak duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pembelajaran PAKEM pengelolaan kegiatan murid lebih bervariasi, termasuk kerja kelompok, kerja perorangan dan klasikal. Tugas kelompok ini adalah untuk: •· Menyusun alternatif pengaturan perabotan yang menunjang pengelolaan siswa yang bervariasi, · • Menyebutkan jenis-jenis kegiatan yang cocok untuk dikerjakan dalam masing-masing pengelolaan tersebut, yaitu klasikal, kelompok dan individu. •· Menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan perpustakaan atau sudut baca di kelas. b) Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa:: Kelompok ini membahas lembar kerja tentang bagaimana mengelola hasil karya siswa menjadi sumber belajar bersama, pajangan di dalam dan di luar kelas, perpustakaan hasil karya siswa, dan portofolio. c) Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar: Pada umumnya sumber belajar saat ini terbatas pada guru dan buku paket. Padahal banyak sumber belajar lainnya baik di dalam maupun di luar kelas, antara lain: benda nyata atau benda model, poster, dan lingkungan. Identifikasi pada lembaran kerja yang disediakan yaitu potensi yang ada di lingkungan untuk setiap mata pelajaran antara lain lingkungan fisik, sosial, dan peristiwa sebagai sumber belajar. Satu contoh telah diisi. 96 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? d) Mengidentifikasi Masalah, Alternatif Solusi, dan Rencana Tindak Lanjut Penerapan: Setelah menyelesaikan tugas, setiap kelompok melakukan identifikasi masalah, mencari alternatif solusi dari masalah, dan membuat rencana tindak lanjut penerapan sesuai topik handout Peserta yang menjadi tugas kelompok. Fasilitator sebaiknya tidak terlalu lama dalam memberikan penjelasan ketiga tugas. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau memberikan komentar tentang tugas yang akan dibahas untuk lebih memahami yang akan dikerjakan. Application (90 menit) (1) Peserta bekerja dalam tiga kelompok besar: (a) Kelompok 1 dibagi menjadi tiga kelompok kecil, bekerja dengan menggunakan Handout Peserta 3.1: Pengaturan Perabotan untuk Mendorong Pembelajaran Kooperatif, (b) Kelompok 2 dibagi menjadi dua kelompok kecil, bekerja dengan menggunakan Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa, (c) kelompok 3 dibagi menjadi lima kelompok kecil sesuai mata pelajaran yang menjadi tugasnya, bekerja dengan menggunakan Handout Peserta 3.3: Kompetensi Dasar dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Catatan untuk Fasilitator 4 Mengingat tugas yang dikerjakan cukup kompleks, gunakan skema kegiatan untuk mendetailkan strategi dalam menyelesaikan tugas, terutama agar sesuai dengan waktu yang tersedia dan tujuan yang akan dicapai. Peran para fasilitator pendamping dalam mendampingi kerja kelompok sangat menentukan keberhasilan proses untuk pencapaian tujuan. Dampingi dan yakinkan bahwa peserta memahami tugas yang dikerjakan dan sesuai dengan tugas yang diberikan. (2) Di dalam kelompok kecil tersebut peserta membahas lembar kerja secara berkelompok kecil terlebih dahulu selama 20 menit. 15 menit kemudian peserta menyatukan hasilnya ke dalam kelompok utama untuk dipresentasikan kepada kelompok lainnya. (3) Tiap kelompok utama mempresentasikan hasilnya untuk mendapatkan tanggapan dan kelompok lain. Diskusi dilakukan dalam pleno. Berikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan. (4) Selesai presentasi dan diskusi, peserta menonton dua film, (1) film wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran kooperatif, memajangkan dan mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber USAID DBE3 Relevant Education for Youth 97 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 belajar, (2) film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri. (5) Seluruh peserta mengerjakan Handout Peserta 3.4: Mengidentifikasi Masalah, Alternatif Solusi, dan Rencana Tindak Lanjut Penerapan (6) Hasil kerja dalam kelompok yang telah disepakati, dipresentasikan, dan didiskusikan dipajangkan. Kemudian, selama 10 menit antar kelompok saling mengunjungi/belanja dan menanggapi pajangan tersebut. Catatan untuk Fasilitator 5 Pada saat kegiatan mengunjungi/belanja, ada 1-3 perwakilan kelompok yang menjaga hasil karyanya, anggota kelompok lainnya melakukan kunjungan untuk mencatat dan menanggapi hasil kelompok lainnya. Reflection (5 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk mengecek apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai atau belum. (2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menulis hal-hal penting yang sudah dipelajari dari unit ini. Extension • • Berikan tugas kepada setiap kelompok untuk mendisain media fasilitasi lingkungan kelas yang akan digunakan pada kegiatan praktik pembelajaran sebaya (peer teaching). Peserta diharapkan terus mengidentifikasi pengelolaan perabotan dan lingkungan sebagai sumber belajar untuk untuk mendorong siswa belajar aktif, berpikir tingkat tinggi dan bekerjasama dalam memecahkan masalah. Pesan Utama Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sangat diperlukan terutama untuk menciptakan lingkungan kelas untuk mendorong siswa untuk belajar. Banyak dampak positif yang diberikan seperti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah, memotivasi peserta, menciptakan iklim belajar yang kondusif, dan lain sebagainya. Sumber belajar tidak harus media yang mahal dan rumit, tetapi yang paling utama adalah cocok dengan pencapaian kompetensi dasar, Di samping harus sederhana, murah, mudah diperoleh, dan mudah digunakan. 98 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Handout Peserta 3.1 Pengaturan Perabotan untuk Mendorong Pembelajaran Kooperatif Pengaturan Perabotan:: Saat ini sebagian besar ruang kelas diatur secara klasikal. siswa duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pembelajaran PAKEM yang berorientasi pada penguasaan pendidikan kecakapan hidup, pengelolaan kegiatan murid lebih bervariasi, termasuk kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal, serta pemanfaatan perpustakaan. Tugas kelompok ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun alternatif letak perabotan yang menunjang pengelolaan siswa yang bervariasi. Contoh letak perabotan untuk 40 siswa yang biasanya digunakan di kelas-kelas. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 99 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Contoh pengaturan kelas tradisional, perbedaan individu kurang diperhatikan. Contoh letak perabotan untuk 40 siswa yang menunjang pengaturan perabotan bervariasi dan mendorong pembelajaran kooperatif. 100 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Contoh letak perabotan yang menunjang pengaturan perabotan bervariasi dan mendorong pembelajaran kooperatif. MODEL KELOMPOK UNTUK KELOMPOK: Susunan ini memungkinkan melakukan diskusi, bermain peran, berdebat atau observasi aktivitas kelompok. USAID DBE3 Relevant Education for Youth MODEL WORKSTATION: Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium. Tempat berhadap-hadapan mendorong partner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama. 101 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 2. Menuliskan jenis kegiatan pembelajaran yang cocok dikerjakan dalam setiap pengelolaan tersebut, yaitu: klasikal, kelompok, dan individual. Jenis Pengelolaan Jenis Kegiatan Pembelajaran Klasikal Kelompok Individual 102 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? 3. Menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan perpustakaan Peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan mencari informasi untuk terjun ke dunia modern yang penuh persaingan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang menguasai informasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan sekolah (informatif, edukatif, bersifat riset, dan rekreatif) banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kendala yang dihadapi sekolah antara lain adalah: kurangnya minat baca siswa, kurangnya sarana/prasarana perpustakaan, jumlah dan ragam buku yang tidak memadai, dan kurang serta rendahnya keterampilan tenaga pustaka. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan, identifikasi ide-ide kegiatan yang relevan dengan panduan lembar kerja di bawah ini. No Topik 1 Ide-ide pembelajaran yang berkaitan dengan penggunaan perpustakaan 2 Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan di kelas untuk meningkatkan minat baca siswa USAID DBE3 Relevant Education for Youth Ide-Ide Kegiatan 103 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 3.2 Pengelolaan dan Pemajangan Hasil Karya Siswa Sering kali karya-karya siswa setelah dinilai tidak dimanfaatkan lagi keberadaannya. Padahal karyakarya siswa dapat menjadi sumber belajar bersama dan dipajangkan baik di dalam maupun di luar kelas. Karya-karya tersebut bisa juga ditempatkan di perpustakaan karya siswa, atau disimpan khusus sebagai penilaian portofolio yang menjadi koleksi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan (merefleksi) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut. Tugas kelompok ini adalah sebagai berikut: No Pertanyaan 1. Apa saja karya siswa yang dapat dijadikan sumber belajar? 2. Bagaimana memanfaatkan karya siswa menjadi sumber belajar? 3. Bagaimana mengembangkan karya siswa menjadi portofolio? 4. Apa saja karya siswa yang akan dipajang? 5. Apa saja karya siswa yang seharusnya tidak dipajang? 6. Bagaimana cara memajangkan hasil kerja siswa? 7. Kriteria apa yang digunakan untuk memajangkan hasil kerja siswa. 8. Kapan pajangan sebaiknya diganti? Jawaban Catatan: Bisa ditambahkan seperlunya 104 USAID DBE3 Relevant Education for Youth USAID DBE3 Relevant Education for Youth No. Mendiskripsikan hakikat, norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat Kompetensi Dasar Mata Pelajaran : Kelas : Peristiwa Kliping Koran Kompas Tanggal 28 Juni 2008 Artikel Kehidupan Masyarakat Minangkabau. Sosial Lingkungan tempat tinggal siswa yang dapat digali informasi tentang hakekat, norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku di masyarakat sekitar sekolah. Fisik Narasumber tokoh masyarakat yang tinggal di lingkungan sekolah dan memahami kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar • ·• •· Mencari informasi tentang norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku di masyarakat melalui membaca kliping koran atau menggali informasi langsung di masyarakat, atau melalui narasumber yang hadir di sekolah. Mendiskusikan perbedaan macam-macam norma yang berlaku di masyarakat. Mempresentasikan akibat dari tidak mematuhi norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku di masyarakat dsb. Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Dasar dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Handout Peserta 3.3 Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? 105 106 Kompetensi Dasar Catatan: Bisa ditambahkan seperlunya No. Fisik Sosial Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Peristiwa Kegiatan Pembelajaran Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Handout Peserta 3.4 Mengidentifikasi Masalah, Alternatif Solusi, dan Rencana Tindak Lanjut Penerapan TULISKAN TOPIK YANG DIBAHAS SEBELUMNYA: ....................................................................................................................................... No. Mengapa Tidak Bisa Diterapkan? Alternatif Solusi 1. 2. 3. 4. 5. Catatan: Sesuai topik Handout Peserta dan Bisa ditambahkan seperlunya Rencana Tindak Lanjut Penerapan di Sekolah: USAID DBE3 Relevant Education for Youth 107 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Informasi Tambahan 3.1 Beberapa Aspek yang Harus Dipertimbangkan dalam Menciptakan Lingkungan Kelas Sebagai Sumber Belajar Untuk memutuskan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar perlu dipertimbangkan beberapa hal agar bisa digunakan dengan efektif sesuai dengan fungsinya. Penggunaan lingkungan yang tidak cocok dan berlebihan bukan hanya akan memboroskan waktu, tetapi juga dapat mengganggu perhatian siswa, sehingga dapat menyebabkan kompetensi dasar tidak dapat dicapai dengan baik. Kompetensi Dasar Lingkungan yang dipilih harus mendukung untuk pencapaian kompetensi dasar. Misalkan saja, dalam mata pelajaran IPA antara lain: Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik. Sumber belajar yang cocok adalah lingkungan fisik berupa lingkungan di sekitar sekolah yang menunjukkan informasi gejala alam biotik dan abiotik. Tentukan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran terlebih dahulu baru menentukan sumber belajar yang akan digunakan dan bukan sebaliknya. Metode Pembelajaran Lingkungan sebagai sumber belajar harus sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam PBM. Misalkan saja, suatu sesi mempunyai tujuan “siswa dapat membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek abiotik melalui pengamatan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pengamatan atau inkuiri. Jumlah Peserta Jumlah siswa yang banyak (sekitar 40 siswa) diperlukan perhatian guru yang ekstra. Sebaiknya dalam pemanfataan lingkungan sebagai sumber belajar siswa dibentuk dalam kelompok. Tugas dan peran setiap siswa dalam kelompok perlu dikelola dengan suatu panduan untuk menguatkan aktivitas siswa dan menghindari kegiatan yang tidak relevan. 108 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Karakteristik Siswa Karena siswa sudah menginjak remaja sudah membawa pengalaman dan pengetahuan yang relevan, maka lingkungan yang digunakan akan berbeda dengan media untuk anak-anak yang belum begitu banyak mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang topik yang dibicarakan. Waktu Efisiensi waktu perlu dipertimbangkan dengan baik dalam proses pemilihan lingkungan sebagai sumber belajar. Bila waktu yang digunakan untuk mengoperasikan sumber belajar cukup lama padahal waktu PBM sangat terbatas, maka perlu dipertimbangkan kembali penggunaan lingkungan tersebut sebagai sumber belajar. Misalkan saja, siswa yang melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah memerlukan waktu paling sedikit 60 menit, sedangkan waktu PBM di SMP hanya 2 jam pembelajaran atau berdurasi 90 menit, waktu sisa 30 menit mungkin dirasa kurang untuk memberikan kesempatan pada siswa membuat laporan dan mempresentasikan hasil pengamatannya. Untuk itu guru perlu memanajemen waktu pembelajaran, misalnya dalam KTSP 1 jam pembelajaran praktik di luar kelas sama dengan 2 jam pembelajaran di dalam kelas, sehingga guru dapat menambah waktu jam pembelajaran. Biaya Bila biaya yang tersedia tidak mencukupi maka lingkungan merupakan sumber belajar yang didisain cukup yang sederhana. Yang paling penting adalah kemampuan media untuk meningkatkan pemahaman peserta terhadap materi yang sedang didiskusikan. Membawa daun sungguhan akan lebih murah untuk menjelaskan bagian-bagian daun, daripada fasilitator harus menggambar daun. Modifikasi atau adaptasi sumber belajar yang sudah tersedia di lingkungan sekolah akan sangat membantu dalam mengurangi biaya penggunaan sumber belajar. Jarak lokasi lingkungan atau tempat yang digunakan juga mempengaruhi biaya yang digunakan. Bila sekolah memiliki dana yang besar, sekali waktu dapat memanfaatkan lingkungan yang lokasinya mungkin agak jauh dari sekolah dan memerlukan biaya transportasi. Misalnya kunjungan ke museum, taman wisata, terminal, dan lain sebagainya. Kemampuan Guru Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar harus disesuaikan dengan kemampuan guru. Kalau memang guru harus menggunakan sumber belajar yang tidak dikuasai, maka diperlukan satu asisten yang dapat membantu agar PBM dapat berjalan lancar. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 109 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Bermanfaat bagi Siswa Siswa harus bisa memetik manfaat yang paling banyak dari penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar terutama yang berdampak dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Manfaat yang paling utama adalah lingkungan memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang sedang didiskusikan (kognitif), membentuk sikap dan perilaku peserta (afektif), meningkatkan ketrampilan (psychomotor), meningkatkan motivasi belajar, menghibur peserta, dan lain-lain. Hindari penggunaan lingkungan yang kurang memberikan manfaat atau kurang memberikan pengaruh positif terhadap siswa. Gangguan Minimal Perlu diperhitungkan tingkat gangguan yang ditimbulkan oleh penggunaan lingkungan tertentu. Kalau ternyata gangguan terhadap PBM terlalu besar, maka perlu dipertimbangkan lagi penggunaannya. Diusahakan agar penggunaan lingkungan pembelajaran dengan tingkat gangguan yang paling rendah. Keluwesan Makna keluwesan adalah makna luas, artinya penggunaan lingkungan itu dapat dijalankan dan dapat dihentikan kapan saja agar dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memberikan respon. Keluwesan juga bermakna bahwa media tersebut dapat diadaptasikan dengan respon para siswa. 110 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? Informasi Tambahan 3.2 Mengembangkan Portofolio Siswa Sebagai Sumber Belajar Portofolio merupakan koleksi dari pekerjaan pekerjaan siswa sebagai bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatannya sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa. Portofolio merupakan satu cara agar dalam diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa dia mampu mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan diri pada diri siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan portofolio siswa, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. Asesmen portofolio dilakukan sebagai pengajaran praktik dan mempunyai beberapa standar perencanaan yang kuat, yakni mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait seperti interaksi antar siswa, guru dan masyarakat yang saling melengkapi serta menggambarkan belajar siswa secara mandalam, yang pada akhirnya dapat membantu siswa menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik. Guru dapat menggunakan asesmen portofolio untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil kontruksi dapat dinilai dan dikomentari guru. Siswa mengerjakan tugas tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya jika dalam pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat revisi tugas tersebut. Seorang telah mengerjakan tugas yang sama beberapa kali akan mengetahui bahwa usaha yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang dilakukannya. Hal ini akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan tugas tugas yang diberikan. Pengumpulan dan asesmen dilaksanakan berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai fokus sentral kegiatan pembelajarannya. Portofolio digunakan secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode atau pada waktu waktu tertentu. Portofolio merupakan kegiatan yang mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen dokumen) mereka untuk menyakinkan supervisor, guru dan orang tua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam kelas. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 111 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Apa yang Perlu Dimasukkan ke dalam Portofolio? Isi dari portofolio dapat bervariasi menurut tujuannya, di mana akan digunakan, dan jenis jenis kegiatan penilaian yang digunakan dalam kelas. Johnson dan Johnson (2002: 103) menyebutkan butir butir yang relevan dimasukkan ke dalam portofolio, diantaranya (1) pekerjaan rumah, tugastugas di kelas, (2) tes (buatan guru, curriculum supplied), (3) komposisi (essay, laporan, cerita), (4) presentasi (rekaman, observasi), (5) ivestigasi, penemuan, proyek, buku harian atau jurnal, (6) ceklis observasi (guru, teman sekelas), (7) seni visual (melukis, pahatan, puisi), (8) refleksi diri dan ceklis, (9) hasil-hasil kelompok, (10) bukti kecakapan sosial, (11) bukti kebiasaan dan sikap kerja, (12) catatan anekdot, laporan naratif, (13) hasil-hasil tes baku, (14) foto, sketsa otobiografi, dan (15) kinerja. Sedangkan Nur (2003: 10) dalam makalahnya memberikan daftar singkat item-item yang terdapat pada portofolio yaitu (1) tabel isi, (2) tulisan atau catatan yang diambil dari buku catatan siswa atau jurnal sains siswa, (3) ulangan harian, (4) asesmen kinerja, (5) pengorganisasi grafis, seperti peta konsep, outline, atau diagram alir, (7) model asli buatan siswa, (8) kegiatan-kegiatan pengembangan keterampilan proses, (9) lembar evaluasi-diri, (10) gambar, foto, karya seni, (10) soal-soal, (11) rekaman video, rekaman audio, (12) data eksperimen atau pengamatan, (13) karangan, (14) laporan tentang topik-topik sains, dan (15) penelitian ilmiah. Siapakah yang menentukan isi dari suatu portofolio? a. b. c. Siswa. Siswa dapat memutuskan apa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio mereka. Kelompok pembelajaran kooperatif siswa. Kelompok ini dapat merekomendasikan tentang apa yang akan dimasukkan dalam portofolio. Guru dan sekolah. Guru IPA misalnya menghendaki demonstrasi tentang kemampuan siswa menghubungkan sifat-sifat cahaya dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimana Menggunakan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar? Portofolio siswa merepresentasikan kualitas pembelajaran siswa. Meskipun guru memberi tes, pekerjaan rumah, tugas tugas, dan proyek portofolio dapat menyajikan secara keseluruhan. Pandangan yang lebih menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari dan diselesaikan oleh siswa. Aspek aspek penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio terjadi pada (a) sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai, (b) selama pengajaran dan pemberian nilai berlangsung, dan (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai. Langkah pertama, adalah persiapan untuk menggunakan portofolio. Pedoman untuk ini diberikan sebagai berikut. a. b. Putuskan jenis portofolio apa yang akan digunakan. Apakah secara individu atau kelompok. Identifikasi tujuan dari portofolio. 112 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? c. d. e. Pilihlah kategori kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan dalam portofolio. Mintalah siswa memilih hal hal yang akan dimasukkan dalam portofolio. Putuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai dan dievalusi. Dalam merencanakan penggunaan portofolio sebagai bagian dari proses penilaian jangan mencoba terlalu banyak dengan suatu program portofolio. Sebaiknya dimulai secara perlahan. Langkah kedua, adalah mengatur portofolio selama penelitian. Portofolio diatur dengan cara berikut ini. a. b. c. d. Proses portofolio. Guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh pekerjaan siswa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Rubriks. Guru mengembangkan rubriks penilaian untuk menilai dan mengevaluasi pekerjaan siswa. Tugas tugas. Siswa menyelesaikan tugas-tugas mengetahui bahwa beberapa atau semua dari mereka akan dimasukkan ke portofolio final. Semua tugas tugas mungkin dapat ditempatkan di portofolio. Penilaian Diri. Siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang kualitas dan kuantitas pekerjaannya dan kemajuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Langkah ketiga, adalah mengatur proses portofolio pada akhir dari pemberian nilai. Portofolio harus lengkap, penilaian terhadap portofolio harus dibuat dan diorganisasi dalam suatu representasi atau kerja kelompok. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 113 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Presentasi Unit 3 114 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 3 - Bagaimana Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa untuk Belajar? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 115 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 116 USAID DBE3 Relevant Education for Youth UNIT 4 Persiapan dan Praktik Mengajar Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Unit 4 Persiapan Dan Praktik Mengajar Pendahuluan Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual, guru perlu melakukan persiapan yang memadai dan latihan yang cukup. Di lain pihak, pembina pendidikan, yaitu pengawas, kepala sekolah, dan fasilitator atau pelatih perlu memantau pelaksanaan pembelajaran kontekstual dan ikut mengembangkan pembelajaran tersebut. Dengan cara itu pembelajaran kontekstual dapat dipraktikkan secara berkelanjutan. Unit ini dirancang untuk memberikan kesempatan bagi peserta untuk berlatih menyiapkan pembelajaran kontekstual dan mempraktikannya dalam kelas nyata. Dalam menyiiapkan pembelajaran kontekstual, aspek-aspek yang sudah dibahas pada Unit 2 dan 3 yaitu bagaimana membuat pertanyaan yang mendorong siswa berbuat atau berpikir tingkat tinggi, bagaimana menyusun langkah-langkah pemecahan masalah, pembelajaran kooperatif, dan pengelolaan kelas seharusnya diintegrasikan dalam sebuah skenario pembelajaran kontekstual. Meskipun skenario pembelajaran dari setiap mata pelajaran sama, yaitu menekankan pada keaktifan siswa, namun karakteristik mata pelajaran dapat berbeda. IPA akan menekankan pada aspek Kerja Ilmiah, IPS akan menekankan pada aspek keterampilan informasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, Matematika akan menekankan pada aspek pemecahan masalah sedangkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris akan menekankan pada aspek komunikasi. Kegiatan pada unit ini diawali dengan contoh model pembelajaran kontekstual. Setelah itu peserta akan melakukan persiapan praktek mengajar meliputi penyusunan langkah-langkah pembelajaran, simulasi dan perbaikan langkah-langkah pembelajaran dan akhirnya mengujicobakan langkahlangkah pembelajaran tersebut pada kelas nyata. Tujuan Tujuan dari sesi ini adalah memberikan pemahaman dan ketrampilan minimal kepada para peserta agar peserta dapat: • Menggunakan cara: menyusun pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, menyusun langkah pemecahan masalah, menata pembelajaran kooperatif dan mengelola kelas, dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran. 120 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar • • Menerapkan langkah-langkah pembelajaran dalam sebuah simulasi dan kelas nyata. Melakukan simulasi pendampingan dalam proses pengembangan pembelajaran kontekstual. Pertanyaan Kunci • • • Bagaimana mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif dengan mengintegrasikan pertanyaan tingkat tinggi, pemecahan masalah, dan pembelajaran kooperatif serta pengelolaan kelas? Bagaimana menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang dipersiapkan pada kelas nyata? Bagaimana memperoleh dan memberi umpan balik atas langkah-langkah pembelajaran kontekstual dan cara menerapkannya dalam kelas nyata? Petunjuk Umum • • • • Sesi ini akan berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran. Fasilitator pada setiap mata pelajaran menyiapkan satu model pembelajaran kontekstual yang akan dimodelkan pada sesi modeling. Sesi modeling perlu dipersiapkan secara matang karena sesi ini adalah sesi percontohan. Keterampilan bertanya, bagaimana langkah-langkah pemecahan masalah, pembelajaran koorperatif dan pengelolaan kelas, yang dibahas pada sesi 2 dan 3 perlu ditampilkan secara jelas dalam model pembelajaran tersebut. Praktik mengajar di kelas dilaksanakan pada hari berikutnya. Pastikan bahwa sekolah tempat melakukan praktik mengajar telah dihubungi agar kelas yang diperlukan tersedia. Sumber dan Bahan Sumber-sumber berikut ini harus disiapkan dengan baik oleh fasilitator agar proses pelatihan dapat berjalan dengan lancar. • • • • • Handout Handout Handout Handout Handout Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta 4.1: Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran 4.2: Penilaian Langkah-langkah Pembelajaran 4.3: Pengematan Pembelajaran Kontekstual 4.4: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa Inggris 4.5: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran IPA USAID DBE3 Relevant Education for Youth 121 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • • • • • Handout Peserta 4.6: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran IPS Handout Peserta 4.7: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa Indonesia Handout Peserta 4.8: Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Standard isi Alat dan bahan sesuai mata pelajaran dan model Kertas flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting. Waktu Sesi ini membutuhkan waktu 610 menit yang terbagi atas dua hari. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian sesi ini. ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: • • • Proyektor LCD Laptop atau personal computer untuk presentasi Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Jika hal itu terjadi maka fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. Energizer Energizer berikut ini terkait dengan teknik menyampaikan informasi. Akan ditunjukkan bahwa sebuah informasi dapat mengalami perubahan jika disampaikan dengan cara lisan saja. Dalam pembelajaran, informasi atau konsep yang disampaikan satu arah, yaitu dari guru kepada siswa, melalui ceramah sering diterima siswa dengan cara berbeda. Akibatnya informasi atau konsep yang disampaikan itu berbeda dengan apa yang dimaksud guru. 122 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Penyimpangan Informasi melalui Ceramah Siapkan sebuah gambar sederhana lalu mintalah salah satu peserta yang paling berpengalaman dalam mengajar dengan cara ceramah. Tugasnya adalah menerangkan gambar tersebut dengan hanya menggunakan kata-kata saja sedemikian rupa sehingga peserta mencoba melukiskan gambar yang dimaksud. Pada kegiatan ini peserta tidak boleh bertanya dan gambar aslinya tidak boleh ditunjukkan pada peserta. Setelah selesai cocokkan antara gambar asli dan gambar yang dibuat berdasarkan informasi lisan. Diskusikan mengapa antara gambar asli dan gambar yang dibuat peserta bisa berbeda. Ringkasan Sesi Introduction 10 menit Connection 60 menit Application 520 menit Reflection 10 menit Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar. Mengingatkan penekanan yang dipilih pada setiap mata pelajaran. Menunjukkan hubungan kegiatan unit ini dengan kegiatan sebelumnya. Melakukan modeling dan mendiskusikan temuantemuan dalam model tersebut . Penyusunan langkah pembelajaran, Presentasi hasil penyusunan langkah pembelajaran, Melakukan simulasi dan diskusi, Praktek pembelajaran di kelas dan diskusi Diskusi tentang hasil praktik mengajar. Menanyakan ketrcapaian tujuan. Apa yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual. Pemberian penguatan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Extension Langkahlangkah pembelajaran dikembangkan dalam RPP lengkap untuk setiap Kompetensi Dasar. 123 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Fasilitator mengangkat isu yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran antara lain: (a) pengawas dan kepala sekolah banyak yang belum memantau pelaksanaan pembelajaran kontekstual dan belum melakukan langkah-langkah praktis pengembangan pembelajaran kontekstual di sekolah. (b) Pemahaman dan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran kontekstual dan melaksanakannya masih terbatas. (2) Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar dan diskusikan secara singkat bagaimana mencapai tujuan serta hasil belajar tersebut. (3) Menyampaikan beberapa poin yang terdapat dalam Pendahuluan dari sesi ini. Catatan untuk Fasilitator Unit ini berlangsung secara pleno pada bagian ‘Introduction’. Mulai ‘Conection’, kegiatan dilakukan di kelompok mata pelajaran. 1 Aspek yang dibahas pada unit 2 dan 3 akan diterapkan dalam penyusunan langkah pembalajaran. Di samping itu perlu disampaikan pula penekanan yang dipilih untuk setiap mapel, yaitu: • • • • • IPA Kerja Ilmiah. IPS Informasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan. Matematika Pemecahan masalah. Bahasa Indonesia Komunikasi. Bahasa Inggris Komunikasi: memahami dan menciptakan teks. Connection (60 menit) (1) Curah pendapat tentang hal-hal apa saja yang telah dipelajari pada unit sebelumnya. (2) Pada unit 4 ini peserta akan merancang satu pembelajaran kontekstual berkaitan dengan kecakapan hidup seperti pada Unit 1 dengan mengintegrasikan hal-hal yang diperoleh dari Unit 2 dan 3 dalam langkah-langkah pembelajaran dan mensimulasikannya. (3) Fasilitator memodelkan pembelajaran kontekstual. 124 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Catatan untuk Fasilitator • 2 • Model pembelajaran yang akan disampaikan oleh fasilitator sangat penting karena akan menjadi contoh bagi peserta dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran dan mensimulasikannya. Oleh sebab itu pastikan bahwa model pembelajaran ini disiapkan dengan baik, mulai dari skenario, bahan dan alat yang akan digunakan. Modeling dirancang untuk lama pembelajaran 30 menit. Setelah fasilitator melakukan modeling, lakukan diskusi untuk menggali halhal positif apa yang diamati, kecakapan hidup mana yang ditonjolkan, bagaimana jenis pertanyaannya, kerja kooperatif dan lingkungan kelas seperti apa yang digunakan. (4) Berikan kesempatan kepada beberapa peserta untuk berkomentar tentang hal-hal baru apa saja yang mereka temukan dalam modeling tersebut, termasuk bagaimana langkah-langkah pembelajarannya dikaitkan dengan aspek yang pernah dibahas yaitu: pertanyaan tingkat tinggi, pemecahan masalah, pembelajaran kooperatif, dan pengelolaan kelas. Gunakan Handout 4.3 Pengamatan Pembelajaran Kontekstual sebagai panduan diskusi. Application (250 menit) Kegiatan 1: Penyusunan langkah-langkah pembelajaran (100 menit) (1) Mintalah peserta bekerja berkelompok (2-3 orang). (2) Masing-masing kelompok menyusun satu skenario langkah-langkah pembelajaran. Tiap kelompok dapat memilih satu kompetensi dasar (KD) kemudian menyusun langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari 2 jam pelajaran. Kelompok boleh memilih KD yang sama atau berbeda dengan kelompok lain. (3) Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada ciri-ciri pembelajaran kontekstual dan berbagai keterampilan yang telah dikembangkan pada Unit 2 dan 3. Format langkah-langkah pembelajaran terlampir (Handout Peserta 4.1: Pengembangan Langkah-Langkah Pembelajaran). Catatan untuk Fasilitator • 3 • Untuk memudahkan peserta, unit ini hanya meminta peserta untuk mengembangkan langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang melatih kecakapan hidup seperti yang telah dibahas pada Unit 1 dan 2. Mengintegrasikan semua aspek yang bahas pada unit 2 dan 3 dalam dalam satu rencana pembelajaran dan satu pertemuan tidak selalu mudah. Oleh USAID DBE3 Relevant Education for Youth 125 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • • sebab itu tidak perlu semua aspek dipaksakan muncul dalam satu rencana pembelajaran yang disampaikan dalam satu kali tatap muka. Topik yang akan dikembangkan dalam langkah-langkah pembelajaran sebaiknya berdasarkan standard isi yang KD-nya sesuai dengan semester yang sedang berjalan. Mata pelajaran dan topik tertentu memerlukan alat/bahan untuk uji coba selama proses pengembangan langkah pembelajaran dan simulasi. Jika memungkinkan informasikan kepada peserta satu hari sebelumnya tentang rencana Unit ini agar peserta membawa standard isi dan menyiapkan bahan yang berkaitan dengan KD yang akan dipilih. Kegiatan 2: Presentasi hasil penyusunan langkah-langkah pembelajaran (60 menit) (1) Pajangkan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun. (2) Minta peserta dari kelompok lain untuk membaca, memberi penilaian dan komentar pendek tentang langkah-langkah pembelajaran yang dipajangkan. Gunakan Handout Peserta 4.2: Penilaian Langkah-langkah Pembelajaran. (3) Pilih 2 rencana pembelajaran (disarankan 2 yang terbaik) untuk disimulasikan. Catatan untuk Fasilitator 4 Pelatih nasional/fasilitator daerah perlu membantu para peserta saat perbaikan langkah-langkah pembelajaran dengan membaca rencana tersebut dan memberi masukan kritis karena langkah-langkah pembelajaran ini akan digunakan pada praktek mengajar pada kelas nyata. Kegiatan 3: Simulasi Pembelajaran dan pendampingan (90 menit) (1) Dua rencana pembelajaran yang telah ditentukan pada Kegiatan 2 disimulasikan. Pada saat simulasi, satu kelompok (2-3 orang) berperan sebagai pengamat menggunakan Handout Peserta 4.3: Pengamatan Pembelajaran Kontekstual. Sisa kelompok lain berperan sebagai siswa. (2) Satu rencana pembelajaran disimulasikan selama 30 menit dan ditindaklanjuti dengan komentar dan diskusi. (3) Komentar dan diskusi dilangsungkan dengan suasana yang saling membangun. Beri kesempatan terlebih dahulu kepada pesimulasi untuk menyampaikan refleksinya, kemudian dilanjutkan dengan komentar pengamat. (4) Fasilitator memberikan masukan untuk perbaikan dan penyempurnan langkah-langkah pembelajaran dengan memperhatikan prinsip-prinsip pendampingan seperti pada Unit 7. 126 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Catatan untuk Fasilitator 5 Peserta harus menyadari bahwa simulasi ini bertujuan untuk memberikan umpan balik atas langkah-langkah pembelajaran yang dibuat dan merupakan latihan dalam praktik mengajar. Oleh sebab itu, peserta harus diyakinkan bahwa simulasi ini bukan merupakan tempat untuk mepermalukan peserta dengan menonjolkan kelemahan-kelemahannya. Prinsip-prinsip pendampingan memang baru akan dibahas pada Unit 7, namun sebagai fasilitator, Unit 7 tersebut tentu sudah harus dipelajari sebelumnya. Kegiatan 3 merupakan akhir dari sesi hari ini. Fasilitator dapat langsung loncat pada kegiatan Reflection.. Kegiatan 4 akan ditunda pada hari berikutnya (lihat jadwal pelatihan) Kegiatan 4: Praktik Mengajar di Kelas (240 menit) (1) Peserta melakukan praktik mengajar di sekolah dan pada kelas nyata. (2) Salah seorang peserta dalam satu kelompok berpraktik mengajar sedangkan satu atau dua teman lainnya mengamati dengan menggunakan Handout Peserta 4.3: Pengamatan Pembelajaran Kontekstual. (3) Praktik mengajar dilaksanakan secara bergantian. (4) Kepala sekolah dan pengawas diminta mengamati menggunakan Handout Peserta 4.3: Pengamatan Pembelajaran Kontekstual. Catatan untuk Fasilitator 6 Persiapkan jumlah sekolah dan kelas sesuai dengan jumlah peserta yang akan berpraktik. Untuk melakukan ini, fasilitator perlu melakukan koordinasi beberapa hari sebelumnya. Guru kelas sebaiknya diundang untuk mengamati praktik mengajar. Sarankan juga untuk menggunakan Handout Peserta 4.3. Setelah pembelajaran selesai, guru, kepala sekolah dan pengawas berkumpul dengan peserta pelatihan yang telah melakukan praktik mengajar untuk mendiskusikan apa yang telah mereka amati dan memberi saran perbaikan. Dalam berdiskusi, jangan lupa berpatokan pada Handout Peserta 4.3. Kegiatan 5: Diskusi tentang hasil kegiatan praktik mengajar (30 menit) Praktik mengajar ditindaklanjuti dengan diskusi antara peserta yang telah berpraktik mengajar dengan pengamat. Diskusi dilaksanakan di sekolah praktik. Sebaiknya kepala sekolah dan guru setempat terlibat dalam diskusi. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 127 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 (1) Minta peserta praktik untuk mengemukakan refleksinya tentang apa yang telah dicapai, apa yang belum tercapai, serta bagaimana rencana perbaikan. (2) Minta peserta praktik membawa (beberapa) contoh pekerjaan siswa untuk didiskusikan bersama. (3) Pengamat memberi komentar berdasarkan Handout Peserta 4.3: Pengamatan Pembelajaran Kontekstual, mengemukakan fakta-fakta dan menyampaikan saran konkret yang membangun. Reflection (10 menit) (1) Tanyakan kepada peserta apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan kunci dan sudah mencapai tujuan yang diharapkan pada sesi ini. (2) Tanyakan kepada peserta apa yang perlu mereka perhatikan jika pembelajaran kontekstual diterapkan dalam pembelajaran mereka sehari-hari. (3) Berikan penguatan kepada peserta agar mereka termotivasi untuk mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual ini di kelasnya. Extension Rencana pembelajaran yang telah dikembangkan dan dipraktikkan oleh kelompok lain sangat bemanfaat. Oleh sebab itu, peserta dapat saling menukar rencana pembelajaran tersebut dan memperbaikinya sesuai dengan keadaan sekolah atau kelas sehingga dapat digunakan secara lebih efektif di kelasnya masing-masing. Pesan Utama Untuk mewujudkan pembelajaran kontekstual, guru tidak hanya berhenti pada pembuatan langkah-langkah pembelajaran selama pelatihan. Langkah-langkah pembelajaran harus dapat dikembangkan sendiri untuk rencana pembelajaran yang lain. Rencana pembelajaran kontekstual yang baik harus dapat diimplementasikan di kelas nyata dan memiliki fleksibilitas dalam melakukan penyesuaian dengan kondisi kelas dan alat/bahan yang tersedia di lingkungan sekolah. Akhirnya, rancangan pembelajaran kontekstual harus dapat melatih siswa meningkatkan kecakapan hidup. 128 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 4.1 Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Waktu : : : : : Standar Kompetensi : __________________________________________________________ ________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________ Kompetensi Dasar : __________________________________________________________ ________________________________________________________________________________ SKENARIO PEMBELAJARAN: No. Langkah-langkah Pembelajaran Kecakapan Hidup yang Dikembangkan 1 2 3 4 Keterangan: 1. Kooperatif; 2. Problem Solving; 3. Pertanyaan Tinggi; 4. Karya Siswa USAID DBE3 Relevant Education for Youth 129 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 4.2 Penilaian Langkah-langkah Pembelajaran No Aspek yang Diamati 1. Pertanyaan yang merangsang siswa berpikir tingkat tinggi 2. Langkah-langkah pemecahan masalah 3. Pembelajaran kooperatif yang digunakan 4. Pengelolaan kelas Skala Penilaian 4 3 2 1 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = kurang; 1 = kurang sekali Catatan khusus: 130 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 4.3 Pengamatan Pembelajaran Kontekstual No. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa untuk berbuat 2. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi 3. Mengajukan pertanyaan secara klasikal dalam konteks yang tepat 4. Mengajukan pertanyaan secara individual 5. Melakukan langkah pembelajaran untuk mencapai kecakapan sosial 6. Melakukan langkah pembelajaran untuk mencapai kecakapan akademik 7. Memfasilitasi siswa untuk menemukan solusi 8. Mengatur pengelompokan siswa yang mendukung pembelajaran kooperatif 9. Menggunakan karya siswa sebagai sumber belajar 10. Menggunakan sumber belajar yang bervariasi 11. Memberi pembelajaran yang menghasilkan karya siswa USAID DBE3 Relevant Education for Youth Ya Tidak Uraian/Deskripsi 131 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 4.4 Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa Inggris Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Jenis teks Waktu : SMP ................................ : Bahasa Inggris : VIII/2 : Narrative (Goldilocks and the Three Bears) : 30 menit Standar Kompetensi : 11. Memahami makna dalam esei pendek sederhana berbentuk recount dan narrativeuntuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Kompetensi Dasar: 11.1 Membaca nyaring bermakna esei pendek sederhana berbentuk narrative dengan ucapan, tekanan dan intonasi yang berterima yang berkaitan dengan lingungan sekitar. 11.3 Merespon makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana secara akurat, lancar dan berterima yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dalam teks berbentuk narrative. SKENARIO PEMBELAJARAN: ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Siswa menjawab pertanyaan awal: What will you do if you find a stranger in your house.? 2. Siswa mendengarkan guru membaca teks. 3. Siswa membaca nyaring teks dengan ucapan dan intonasi yang benar. (Siswa bekerjasama secara berpasangan untuk saling memberi masukan). 132 Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran 4. Siswa bertanya jawab tentang kosa kata, tata bahasa, dan langkah retorika dalam teks. 5. Siswa menjawab berbagai pertanyaan pemahaman tentang teks secara berpasangan. 6. Siswa menjawab berbagai pertanyaan pemahaman tentang teks secara individual. 7. Siswa bermain peran tentang isi teks. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan setiap kelompok memerankan satu bagian dari teks 8. Siswa membuat pertanyaan dan memberi jawaban secara spontan. Siswa mengumpamakan dirinya sebagai reporter TV yang sedang menginterview the three bears tentang kejadian di rumah mereka dan teman lainnya menjawab.(Dalam kelompok ) 9. Siswa merangkum cerita dengan katakata sendiri secara berpasangan. 10. Siswa merangkum cerita dengan katakata sendiri secara tertulis. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa 133 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Teks untuk contoh pengembangan langkah-langkah pembelajaran bahasa Inggris Goldilocks and the Three Bears 1 Once upon a time, there were three bears. There was Mama Bear. There was Papa Bear. There was Baby Bear. They all lived in a house in the woods. One day, Mama Bear made some porridge. Mama Bear put the porridge on the table for the three bears. 2 The three bears wanted the porridge to cool off. The three bears went for a walk. While they were gone, Goldilocks walked by the bears’ house. Goldilocks looked into the window. Goldilocks opened the door. She walked inside. She saw the porridge on the table. 3 Goldilocks ate some of Papa Bear’s porridge. She said, “This porridge is too hot:” She ate some of Mama Bear’s porridge. She said, “This porridge is too cold:” She ate some of Baby Bear’s porridge. She said, “This porridge is just right;” And she ate it all up. 4 Next, Goldilocks went into the living room. She sat in Papa Bear’s chair. She said, “This chair is too hard.” Next, she sat in Mama Bear’s chair. She said, “This chair is too soft:” Next, she sat in Baby Bear’s chair. She said, “This chair is just right:” She sat in Baby Bear’s chair and it broke. 5 Next, Goldilocks went into the bedroom. She lay down in Papa Bear’s bed. She said, “This bed is too hard:” Next, she lay down in Mama Bear’s bed. She said, “This bed is too soft:” Next, she lay down in Baby Bear’s bed. She said, “This bed is just right:” She lay down in Baby Bear’s bed and fell asleep. 6 The three bears came home. Papa Bear said, “Someone ate my porridge.” Mama Bear said, “Someone ate my porridge.” Baby Bear said, “Someone ate my porridge all up:” The three bears went into the living room. Papa Bear said, “Someone sat in my chair:” Mama Bear said, “Someone sat in my chair:” Baby Bear said, “Someone sat in my chair and broke it:” 7 The three bears went into the bedroom. Papa Bear said, “Someone lay down on my bed:” Mama Bear said, “Someone lay down on my bed.” Baby Bear said, “Someone lay down on my bed and here she is:” Goldilocks got up and ran away. 134 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 4.5 Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran IPA Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Waktu : : : : : SMP ……………………….. IPA VIII/ 1 Makanan dan Kesehatan 2 x 40 menit Standar Kompetensi 4. Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan Kompetensi Dasar 4.3. Mendeskripsikan bahan kimia alami dan buatan dalam kemasan yang terdapat dalam bahan Makanan. SKENARIO PEMBELAJARAN: ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Siswa membaca kliping koran tentang berita puluhan siswa‘keracunan makanan kemasan’ 2. Guru memandu siswa untuk menyampaikan informasi yang mereka peroleh dari bahan bacaan terutama menggali mengapa siswa bisa mengalami keracunan. 3. Melalui kelompok kooperatif, siswa melakukan pengamatan komposisi dalam makanan kemasan yang menggunakan bahan kimia alami dan buatan, terutama yang mengandung pewarna, penguat rasa (pemanis & USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa 135 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa penyedap) serta pengawet dalam makanan kemasan yang biasa dijual di kantin sekolah. 4. Siswa melakukan studi pustaka untuk menafsirkan kandungan bahan kimia yang ada dalam makanan kemasan yang diamati dan dampaknya terhadap kesehatan 5. Siswa membuat poster peringatan bahaya bahan kimia buatan dan ajakan mengganti bahan kimia buatan dengan yang alami beserta subtitusi penggantinya. 6. Siswa mempresentasikan poster dengan membuat argumentasi yang logis, kritis, dan kreatif berdasarkan hasil pengamatan, serta mengkritisi presentasi teman-temannya. 136 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 4.6 Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran IPS Nama Sekolah : SMPN I Sukamaju Mata Pelajaran : IPS Kelas/Semester : IX/1 Tema : Perubahan Sosial Waktu : 30 menit Standar Kompetensi : Memahami perubahan sosial-budaya. Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat. SKENARIO PEMBELAJARAN: ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi pertanyaan lisan dan instruksi apa yang harus dilakukan siswa. Apa modernisasi? Apa ukurannya? Apakah semua perubahan sosial merupakan wujud modernisasi? Apa syarat yangg harus ada demi terwujudnya modernisasi. (10’) 2. Kerja individual dilanjutkan kerja berkelompok untuk menjawab Lembar Kerja yang diberikan 1. Apa perbedaan tipe perilaku masyarakat tradisional dan modern? 2. Unsur-unsur budaya luar apa saja yang mudah dan sukar diterima masyarakat? USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa 137 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran 3. Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa Jika Anda menjadi Bupati dalam proses modernisasi/globalisasi di daerahnya lebih banyak dampak negatifnya, apa yang dilakukan? (Kelompok 1, 2 membahas bidang politik, kelompok 3, 4 bidang ekonomi, dan kelompok 5,6 bidang sosial budaya? (20’) 3. Kunjung karya dan diskusi untuk bertanya, mencatat hasil karya kelompok lain (20’) 4. Refleksi dan pengembangan (10’) 138 Kooperatif USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 4.7 Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa Indonesia Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Waktu : SMP .................................... : Bahas Indonesia : VIII/2 : : 2 Jam pelajaran Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster . Kompetensi Dasar Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi serta persuasif. SKENARIO PEMBELAJARAN: ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Guru menginformasikan kompetensi dasar dan indikator serta memberi pertanyaan lisan. “Menurut kamu poster yang ada selama ini sudah persuasif?” (5 menit) 2. a. Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa Diskusi kelompok menyunting poster dan menentukan nilai persuasif suatu poster dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu tentang penentuan keperluan poster dengan nilai persuasi sebuah poster? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 139 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 ASPEK No. 3. 140 Langkah-langkah Pembelajaran b. Mendiskusikan hasil diskusi kelompok lain, “Apa yang kamu peroleh dari kelompok lain? c. Diskusi kelas, menyimpulkan ciriciri hubungan keperluan poster, pilihan kata, variasi kalimat, dan nilai persuasif poster. “Bagaimana keterkaitan antara keperluan poster dengan pilihan kata, variasi kalimat, dan nilai persuasif d. Diskusi kelompok membahas konteks poster yang diberikan melalui langkah menentukan masalah, mengidentifikasi, memilih masalah yang akan diposterkan. e. Secara individul menulis poster sesuai dengan konteks. f. Kunjung karya dengan cara membaca poster teman yang konteksnya sama, dengan cara memberi komentar atas keterkaitan keperluan poster, pilihan kata, variasi kalimat, dan nilai persuasif poster, g. Memilih poster terbaik. (30 menit) Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa Refleksi dan penguatan (5 menit) USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 4.8 Contoh Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Waktu : : : : : SMPN ................... Matematika VIII/2 30 menit Standar Kompetensi 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas SKENARIO PEMBELAJARAN: ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pengantar Fasilitator memberitahukan secara klasikal bahwa dalam kegiatan selama 30 menit ini, peserta akan: a. menemukan 5 cara membuat kotak/bentuk baru yang volumenya ½ kali dari kotak yang dipilih; b. mengidentifikasi kotak/bangun baru dengan bahan yang paling sedikit (5 menit) USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa 141 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 ASPEK No. Langkah-langkah Pembelajaran 2. Kegiatan Inti Peserta bekerja dalam kelompok untuk menemukan lima cara membuat kotak/bentuk baru yang volumenya ½ kali dari kotak yang dipilih, berpandu pada pertanyaan: ’Bagaimana cara membuat kotak baru yang volumenya ½ kali dari kotak asal?’. ( 20 menit) 3. Peserta secara berpasangan mengidentifikasi kotak/ bangun baru dengan bahan paling sedikit. ’Kotak baru manakah yang memerlukan bahan paling sedikit?’ (5 menit) 4. Peserta menemukan rumus yang dapat digunakan untuk menentukan bahan yang diperlukan paling sedikit untuk membuat kotak baru dengan volume yang sama (1/2 kali volume kotak asal), berpandu pada pertanyaan: ’Bagaimanakah rumus yang menunjukkan jumlah bahan yang paling sedikit untuk membuat kotak tersebut?’ (PR) 142 Kooperatif Problem Solving Pertanyaan Tingkat Tinggi Karya Siswa USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar Presentasi Unit 4 USAID DBE3 Relevant Education for Youth 143 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 144 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 4 - Persiapan dan Praktik Mengajar USAID DBE3 Relevant Education for Youth 145 UNIT 5 Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Unit 5 Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Pendahuluan Peran Pengawas Sekolah/Madrasah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) sangat penting dalam menciptakan iklim sekolah dan mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan. Peran tersebut terkait dengan posisi mereka sebagai pengelola dan/atau pelaku supervisi pendidikan. Namun, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya PS dan KS sering menghadapi banyak kendala karena banyaknya tuntutan kompetensi yang harus dimiliki PS dan KS. Selama ini forum MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah) dan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) sebagai forum untuk meningkatkan kompetensi PS dan KS, belum optimal dimanfaatkan. Kebanyakan program dan kegiatan yang dicanangkan pada forum tersebut belum difokuskan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Dengan kata lain, program dan kegiatan PS dan KS belum difokuskan untuk membantu guru menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif yang mampu membuat siswa senang dan bersemangat dalam belajar. Agar program dan kegiatan PS dan KS lebih berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran, pelatihan ini dilaksanakan. Selain itu, pelatihan ini juga mengajak PS dan KS untuk memanfaatkan forum MKPS, MKKS, dan MGMP untuk merencanakan dan melaksanakan program dengan lebih berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran. Dalam unit ini akan dibahas contoh peran kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah yang aktif mendorong kemajuan pendidikan di sekolah/ madrasahnya, berdasarkan pengalaman nyata di lapangan. Tujuan Para peserta (Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Fasilitator) diharapkan mampu: • Memahami peran pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/ madrasah dalam memimpin dan melakukan proses pembinaan untuk menunjang peningkatan mutu pembelajaran. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 149 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • • Memahami program dan kegiatan Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam menunjang peningkatan MGMP. Melaksanakan pendampingan guru (membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran, mengamati pembelajaran, memberi umpan balik pasca pembelajaran). Pertanyaan Kunci • • • • Bagaimana peran Pengawas Sekolah (PS) dalam membimbing dan mendampingi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran? Bagaimana peran Kepala Sekolah (KS) sebagai pengelola sekolah dan pemimpin akademik ( academic leader ) dalam meningkatkan mutu pembelajaran? Bagaimana merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan MKPS dan MKKS dalam menunjang program dan kegiatan MGMP? Mengapa dukungan Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) penting dalam menunjang peningkatan mutu pembelajaran? Petunjuk Umum • • • Pada hakikatnya peran PS dan KS di sini lebih difokuskan agar mampu menciptakan iklim yang menunjang peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Keberadaan, program dan kegiatan MKPS dan MKKS memegang peran kunci dalam menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif (anak senang, bersemangat dalam belajar), PS dan KS dapat menjadi bagian penting dalam mengaktifkan dan mengembangkan MGMP untuk mendukung peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Dalam melakukan pendampingan kepada guru, PS dan KS hendaknya dimulai dari kegiatan menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, proses belajar mengajar, sampai merefleksikan hasil pembelajaran. Sumber dan Bahan • • • Tayangan video peran PS dan KS dalam peningkatan mutu pembelajaran. Handout Peserta 5.1: Bedah Kasus untuk PS dan KS Handout Peserta 5.2: Format Penilaian Strategi 150 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? • • • • Informasi Tambahan 5.1: Permendiknas No 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah Informasi Tambahan 5.2: Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah Informasi Tambahan 5.3: Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru Kertas flipchart, pena, isolasi. Waktu Waktu yang diperlukan untuk sesi ini adalah 90 menit. Perincian penggunaan waktu dari unit ini dapat dilihat pada langkah-langkah kegiatan. ICT Penggunaan TIK dalam sesi ini sifatnya opsional dan tergantung pada peralatan yang tersedia. Beberapa kemungkinannya adalah: • Proyektor LCD • Laptop atau komputer desktop • OHP, white bord dan spidol • Video Peran PS dan KS dalam meningkatkan mutu pembelajaran. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 151 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Ringkasan Unit 5 Introduction 10 menit Connection 10 menit Application 60 menit Reflection 10 menit Fasilitator menjelaskan isu & tujuan kegiatan dan mengajukan pertanyaan panduan. Peserta mengamati video dan mendiskusikan tentang Peran PS dan KS. Peserta bekerja dalam kelompok untuk memecahkan kasus masingmasing dan memajangkan hasilnya. Kelompok lain menilai pajangan tersebut. Mendiskusikan hasil penilaian dan perbaikan strategi. Mengklasifikasi pencapaian tujuan dari unit ini. Menuliskan hasil belajar dari unit ini. Extension Identifikasi strategi yang harus dilakukan PS KS untuk meningkatkan mutu pembelajaran Peserta merancang program peningkatan mutu pembelajaran. Mempelajari informasi tambahan. n Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Fasilitator melakukan curah pendapat dengan memberikan dua pertanyaan kepada peserta: (a) Peran apa saja yang selama ini sudah dilakukan oleh (PS dan KS) dalam meningkatkan mutu pembelajaran? (b) Kendala/ masalah apa saja yang dihadapi oleh PS & KS dalam membantu meningkatkan mutu pembelajaran? (2) Berikan kesempatan pada peserta untuk menuliskan jawabannya, kemudian minta beberapa peserta membacakan jawabannya. (3) Fasilitator menyampaikan tujuan kegiatan yang dilakukan dalam sesi ini. Connection (10 menit) (1) Fasilitator menjelaskan berbagai isu berkenaan dengan peran PS dan KS dalam peningkatan mutu pembelajaran. 152 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Catatan untuk Fasilitator • 1 • • Peran PS dan KS sangat penting dalam menciptakan iklim sekolah dan dinamika peningkatan mutu pendidikan. PS dan KS mengalami banyak kendala dalam melaksanakan tugasnya. Kendala tersebut berkaitan dengan tuntutan kompetensi yang harus dipenuhi. Kendala lain adalah belum berfungsinya MKPS dan MKKS secara optimal sebagai wadah peningkatan profesionalisme kepala sekolah dan pengawas sekolah. Application (60 menit) (1) Peserta (PS dan KS) masih dikelompokkan menjadi empat kelompok untuk menentukan strategi pemecahan kasus yang berbeda-beda. (2) Fasilitator membagi Handout Peserta 5.1: Bedah Kasus untuk PS dan KS dan peserta berdiskusi untuk memecahkan satu kasus tertentu. (3) Hasil kerja kelompok dipajangkan dan dijaga oleh seorang anggota kelompok yang bertugas mempresentasikan pada kelompok lain yang berkunjung. Sedangkan anggota lainnya mengunjungi karya kelompok lain. (4) Pengunjung memberi penilaian dan komentar secara kelompok terhadap pajangan dengan menggunakan lembar penilaian (Handout Peserta 5.2: Format Penilaian Strategi). (5) Setelah selesai, peserta kembali ke kelompok semula untuk mengamati tayangan video tentang peran KS dan PS mendampingi guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan memonitor pembelajaran. Peserta mencatat peran PS & KS dalam merencanakan, melaksanakan, dan memonitor pembelajaran berdasarkan tayangan video. (6) Peserta memperbaiki hasil kerja kelompok sesuai masukan dari kelompok lain dan berdasarkan catatan yang diperoleh dari pengamatan video. Hasil kerja kelompok yang telah diperbaiki dipajangkan Reflection (10 menit) (1) Fasilitator menayangkan kembali tujuan unit ini dan menanyakan kepada peserta apakah tujuan tersebut sudah dapat dicapai dengan kegiatan yang baru saja dilakukan. (2) Fasilitator memberikan waktu kepada peserta untuk menuliskan di buku jurnal tentang apa yang baru saja dipelajari dari unit ini. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 153 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Extension (1) Peserta menindaklanjuti berbagai strategi yang sebaiknya dilakukan oleh PS dan KS berkait dengan gagasan-gagasan pembaharuan/peningkatan mutu pembelajaran yang telah dihasilkan oleh berbagai kelompok agar dapat diimplementasikan di sekolah masing-masing. (2) PS dan KS merancang program dan kegiatan yang realistis agar peningkatan mutu pembelajaran dapat dilakukan. (3) Peserta merancang program dan kegiatan agar PS dan KS mampu mendorong guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran. (4) Mempelajari informasi tambahan dari unit ini. Pesan Utama Peningkatan mutu pembelajaran merupakan prasyarat meningkatnya mutu pendidikan. Guru sebagai garda terdepan mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam mewujudkannya. Agar hal ini dapat tercapai maka peran PS dan KS sangat menentukan arah dan laju peningkatan mutu pembelajaran tersebut. 154 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Handout Peserta 5.1 Bedah Kasus untuk PS dan KS Kasus 1 Salah seorang guru di sekolah Anda telah berhasil mengikuti pelatihan pembelajaran. Guru tersebut mencoba menerapkan hasilnya. Sementara guru lain bukannya mencoba mencari tahu dan belajar darinya tetapi malah mencemoohkannya. Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh PS, KS, fasilitator agar guru lain mau meniru dan mencoba pembaharuan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru tersebut? 1. Rapat dewan guru untuk bertukar pikiran mengapa itu terjadi dan mendorong agar guru lain untuk mencoba melakukan pembaharuan pembelajaran. 2. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 3. Mengajak guru-guru melakukan kunjungan ke sekolah lain yang sudah melakukan inovasi pembelajaran. 4. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 5. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 6. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 7. Mengadakan lomba inovasi pembelajaran dengan memberikan reward tertentu dan guru yang sudah menerapkan inovasi menjadi juri. 8. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 155 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Kasus 2 Beberapa guru kelas VII, VIII dan IX telah mengikuti pelatihan pembelajaran. Namun hanya guruguru kelas VII saja yang menerapkan hasil pelatihan, dan tampak tanda-tanda terjadinya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Semetara guru-guru kelas VIII dan IX tidak mau menerapkan hasil pelatihannya. Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh PS, KS, agar guru-guru kelas VIII dan IX pun menerapkan hasil pelatihan? 1. Sosialisasi tentang tujuan dan manfaat mengikuti pelatihan. 2. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 3. Kunjungan antar kelas untuk ....................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 4. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 5. Pertemuan mingguan antar rumpun mata pelajaran untuk merefleksikan proses dan hasil pembelajaran ................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 6. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 7. Mengadakan showcase/pameran setiap kelas secara periodik, misalnya tiap bulan. 8. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 156 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Kasus 3 Beberapa orang guru mata pelajaran telah berulang kali mengikuti pelatihan pembelajaran inovatif. Namun kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru tersebut tidak menampakkan pembaharuan/tidak terlihat adanya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh PS, KS, fasilitator agar guru-guru yang bersangkutan mau berubah? 1. Melakukan kunjungan ke sekolah lain yang sudah menunjukkan inovasi pembelajaran................. 2. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 3. Melakukan pertemuan secara simultan antar guru dalam rumpun mata pelajaran untuk merefleksikan hasil peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. 4. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 5. Memodelkan hasil uji coba penerapan model, penggunaan variasi sumber belajar/media pembelajaran ................................................................................................................................................... 6. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 7. Mengembangkan instrumen rubrik, lembar pengamatan untuk mengases proses dan hasil belajar siswa .................................................................................................................................................... 8. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 9. Melakukan tim teaching antara PS/KS dengan guru. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 157 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Kasus 4 Suatu waktu PS, KS, dan fasilitator mengujungi Sekolah X yang relatif lebih maju. KS Sekolah X menjelaskan bahwa program dan kegiatan yang selalu dilakukan di sekolah tersebut adalah melaksanakan open house, melakukan kunjungan antar kelas, dan melaksanakan program magang. Sementara itu PS dan KS yang mengunjungi sekolah tersebut menyadari bahwa di sekolahnya program dan kegiatan semacam itu belum dilaksanakan. Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh PS, KS dan fasilitator agar guru-gurunya mau melakukan hal yang sama? 1. Rapat dewan guru untuk merencanakan program kegiatan agar dapat meniru program kegiatan sekolah yang dikunjungi. 2. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 3. Memfasilitasi berbagai keperluan yang terkait dengan program kegiatan yang telah disepakati bersama. 4. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 5. ............................................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. 6. Mengajak guru melakukan kunjungan ke sekolah lain yang sudah melakasanakan program kegiatan tersebut. 158 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Handout Peserta 5.2 Format Penilaian Strategi Kelompok ................ KASUS 4 RENTANG PENILAIAN 3 2 1 1 2 3 4 Keterangan: Nilai 4 diberikan bila, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran sangat baik, rasional & realistis. Nilai 3 diberikan bila, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran baik, rasional & realistis. Nilai 2 diberikan bila, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran cukup, rasional & realistis. Nilai 1 diberikan bila, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran kurang baik, kurang rasional dan realistis. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 159 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Informasi Tambahan 5.1 Permendiknas no 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah No 1. 2. 3. 160 Dimensi Kompetensi Kompetensi Kepribadian Kompetensi Supervisi Kompetensi Supervisi Akademik Kompetensi 1.1. Memiliki tanggung jawab sebagai pengawas satuan pendidikan. 1.2. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas jabatannya. 1.3. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok & tanggungjawabnya. 1.4. Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya dan pada stakeholder pendidikan. 2.1. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah yang sejenis. 2.2. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan program pendidikan di sekolah menengah yang sejenis. 2.3. Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah menengah yang sejenis. 2.4. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjuti untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah menengah yang sejenis. 2.5. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah menengah sejenis. 2.6. Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah menengah yang sejenis. 2.7. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah menengah yang sejenis. 2.8. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah menengah yang sejenis. 3.1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? No 4. Dimensi Kompetensi Kompetensi Evaluasi Pendidikan Kompetensi 3.2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di sekolah menengah yang sejenis. 3.3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis atau mata pelajaran di sekolah menengah yang sejenis berdasarkan standar isi, standar kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. 3.4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 3.5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 3.6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran / bimbingan ( di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 3.7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 3.8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 1.1. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menegah yang sejenis. 1.2. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 1.3. Menilai kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 1.4. Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 161 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 No 5. 6. 162 Dimensi Kompetensi Kompetensi Penelitian dan Pengembangan Kompetensi Sosial Kompetensi 1.5. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. 1.6. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah di sekolah menengah yang sejenis. 5.1. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan. 5.2. Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas kepengawasan maupun untuk pengembangan kariernya sebagai pengawas. 5.3. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. 5.4. Melaksanakan penelitian pendidikan untuk memecahkan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. 5.5. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun kuantitatif. 5.6. Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya. 5.7. Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah menengah yang sejenis. 5.8. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah. 6.1. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. 6.2. Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Informasi Tambahan 5.2 Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah No 1. Dimensi Kompetensi Kompetensi Kepribadian Kompetensi 1.1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/ madrasah. 1.2. Memiliki integritas keribadian sebagai pemimpin. 1.3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. 1.4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. 1.5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah. 1.6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan 2.1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat perencanaan. 2. Kompetensi Manajerial 2.2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. 2.3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal. 2.4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif. 2.5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. 2.6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. 2.7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. 2.8. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah. 2.9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik dan penempatan serta pengembangan kapasitas peserta didik. 2.10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. 2.11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 163 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 No Dimensi Kompetensi Kompetensi 2.12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. 2.13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/ madrasah. 2.14. Mengelola system informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. 2.15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah. 2.16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. 3. 4. 5. 164 Kompetensi Kewirausahaan Kompetensi Supervisi Kompetensi Sosial 3.1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/ madrasah. 3.2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif. 3.3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. 3.4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah. 3.5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produk/ jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. 3.5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produk/ jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. 1.7. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 1.8. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik yang tepat. 1.9. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 5.1. Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/ madrasah. 5.2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 5.3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? Informasi Tambahan 5.3 Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru A. Tupoksi Pengawas Sekolah dalam Pengawasan Akademik 1. Memantau (monitoring) a. Proses dan hasil belajar siswa b. Penilaian hasil belajar c. Ketahanan pembelajaran d. Standar mutu hasil belajar siswa e. Pengembangan profesi guru f. Pengadaan dan pemanfaatan sumber-sumber belajar 2. Supervisi a. Kinerja guru b. Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran c. Pelaksanaan pembelajaran d. Praktikum/studi lapangan e. Kegiatan ekstra kurikuler f. Penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar g. Kemajuan belajar siswa h. Lingkungan belajar 2. Menilai a. Proses pembelajaran dan bimbingan b. Lingkungan belajar c. Sistem penilaian d. Pelaksanaan inovasi pembelajaran e. Kegiatan peningkatan kemampuan profesi guru 3. Pembinaan/pengembangan a. Guru dalam pengembangan media dan alat bantu pembelajaran b. Memberikan contoh inovasi pembelajaran c. Guru dalam pembelajaran/bimbingan yang efektif d. Guru dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar e. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas f. Guru dalam meningkatkan kompetensi pribadi, sosial dan pedagogik USAID DBE3 Relevant Education for Youth 165 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 4. Melaporkan dan tindak lanjut a. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran b. Kemajuan belajar siswa c. Pelaksanaan dan hasil inovasi pembelajaran d. Pelaksanaan tugas kepengawasan akademik e. Tindak lanjut hasil pengawasan untuk program pengawasan selanjutnya. B. Tupoksi Kepala Sekolah dalam Pengawasan Akademik 1. Edukator : a. Kemampuan membimbing guru b. Kemampuan membimbing karyawan c. Kemampuan membimbing siswa d. Kemampuan membimbing staf 2. Manajer : a. Menyusun program kerja / pengembangan sekolah b. Menyusun organisasi sekolah dengan menempatkan personal yang tepat c. Menggerakkan staf d. Mengoptimalkan sumber daya sekolah 3. Administrator : a. Mengelola administrasi KBM b. Mengelola administrasi siswa c. Mengelola administrasi ketenagaan d. Mengelola administrasi keuangan e. Mengelola administrasi sarana prasarana 4. Supervisor : a. Menyusun dan melaksanakan program supervisi b. Menggunakan hasil supervisi sebagai bahan pembinaan 5. Leader : a. Memiliki kepribadian yang bisa diteladani b. Memahami kondisi guru, karyawan, dan staf c. Memiliki dan memahami visi-misi yang jelas d. Mampu berkomunikasi dengan pihak lain dengan baik 6. Inovator : a. Mampu memunculkan ide baru b. Mampu melakukan pembaruan di sekolah 7. Motivator : a. Mampu mengatur lingkungan kerja yang baik b. Mampu mengatur lingkungan non fisik c. Memberikan penghargaan dan sanksi 166 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? C. Tupoksi Guru 1. Membuat perencanaan : a. Membuat program tahunan, semester b. Membuat pemetaan materi c. Menyusun silabus, RPP d. Membuat program penilaian beserta instrumennya e. Membuat program bimbingan f. Menentukan KKM mata pelajaran 2. Melaksanakan KBM : a. Melaksanakan pembelajaran berdasar RPP dengan pendekatan Pakem b. Mengelola kelas berdasar aktivitas belajar c. Memberikan tugas pengembangan hasil belajar d. Mengatur ruang belajar yang menyenangkan 3. Melaksanakan bimbingan : a. Memberikan bimbingan dalam proses belajar b. Memberikan bimbingan permasalahan siswa c. Melakukan pendampingan sesama guru 4. Melakukan penilaian : a. Melakukan penilaian dalam proses belajar b. Melakukan penilaian portofolio, proyek, tes beserta instrumennya c. Memberikan latihan uji kompetensi 5. Melakukan analisis : a. Menganalisis hasil penilaian b. Menentukan kelompok siswa yang perlu remedial dan pengayaan berdasar KKM indikator dan KD 6. Melakukan remidial dan pengayaan : a. Membuat soal-soal remidi dan pengayaan b. Melakukan remidi dan pengayaan berdasar kelompok siswa hasil analisis. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 167 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Presentasi Unit 5 168 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 5 - Bagaimana Peran Pengawas Sekolah (PS) dan Kepala Sekolah (KS) dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 169 UNIT 6 Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? Unit 6 Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? Pendahuluan Tujuan Program Pelatihan ini adalah menghasilkan peningkatan mutu pendidikan di sekolah secara berkesinambungan. Oleh karena itu, pelatihan ini perlu ditindaklanjuti oleh berbagai pihak dengan langkah-langkah nyata di lapangan. Sekolah harus mengembangkan kegiatan tindak lanjut dari pelatihan dan mewujudkan indikator kemajuan sekolah sebagai bukti adanya penerapan hasil pelatihan. Indikator yang perlu diwujudkan adalah berupa 5 komponen yang terdapat dalam pelatihan termasuk di dalamnya perubahan (1) Lingkungan kelas; (2) Cara guru mengajar; (3) Cara siswa belajar; (4) Kepemimpinan Kepala Sekolah; dan (5) Sistem pembinaan profesionalisme guru melalui MGMP. Sebenarnya, secara sadar maupun tidak, sekolah sudah melaksanakan kelima komponen tersebut, namun tingkat intensitas pelaksanaannya dari setiap sekolah masih bervariasi. Demikian juga dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dalam rangka pelaksanaan komponen tersebut juga berbeda. Oleh karena itu semua peserta dari masing-masing sekolah, termasuk guru dan kepala sekolah, diharapkan untuk duduk bersama menyusun RTL sekaligus membuat indikator perubahan yang akan diwujudkan di sekolah mereka. Tujuan Secara garis besar tujuan dari unit ini adalah untuk membantu para peserta pelatihan dalam mengidentifikasi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan implementasi lima komponen sekaligus mengidentifikasi pemecahan masalah tersebut dengan mengimplementasikan kegiatankegiatan yang nampak dalam RTL. Secara khusus, setelah unit ini selesai diharapkan peserta mampu untuk: • • Menenetukan sejauhmana sekolah sudah melaksanakan lima komponen yang disampaikan sekaligus mampu mengidentifikasi berbagai hambatan dalam pelaksanaannya. Menyusun indikator yang diharapkan tampak di sekolah masing-masing setelah dilaksanakan program kegiatan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 173 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • Menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk masing-masing sekolah. Pertanyaan Kunci • • • • Sejauhmana pelaksanaan lima komponen di masing-masing sekolah? Hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh sekolah dalam rangka pelaksanaan lima komponen tersebut? Perubahan apa saja yang diharapkan tampak di sekolah setelah melaksanakan suatu program kegiatan? Bagaimana rencana tindak lanjut dari sekolah yang dirinci berdasarkan kegiatan sekaligus waktu pelakasanaanya? Petunjuk Umum • • Sebaiknya fasilitator sudah membaca dan sekaligus mencermati Handout Peserta 6.2: Indikator Hasil DBE3 2009-2010. Pada waktu pelaksanaan kegiatan diskusi gugus atau kabupaten, pengawas sekolah akan memimpin kegiatan tersebut. Sumber dan Bahan • • • • • Handout Peserta 6.1: Evaluasi Diri Handout Peserta 6.2: Indikator Hasil Proyek DBE3 2009-2010 Handout Peserta 6.3: Indikator Perubahan di Sekolah Handout Peserta 6.4: Rencana Tindak Lanjut (RTL) Kertas Flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting. Waktu Unit ini membutuhkan waktu 90 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian unit ini. 174 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? ICT Penyajian unit ini membutuhkah beberapa peralatan ICT yaitu Laptop atau Desktop, proyektor LCD, dan Layar LCD. Namun demikian, fasilitator harap menyiapkan penyajian dengan menggunakan OHP atau flipchart. Ringkasan Sesi Introduction 5 menit Connection 25 menit Application 55 menit Reflection 5 menit Menyampaikan tujuan dan pertanyaan kunci. Menyampaikan poin-poin pendahuluan. Melakukan evaluasi diri terhadap pelaksanaan lima komponen sekaligus identifikasi kendala yang dihadapi. Diskusi penyusunan indikator keberhasilan. Diskusi penyusunan RTL. Diskusi gugus atau kabupaten untuk berbagi program Menanyakan pencapaian tujuan. Mencatat halhal penting yang harus dilakukan dalam implementasi RTL. Extension Menindaklanjuti RTL yang sudah dibuat bersama di sekolah masing-masing. Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (5 menit) (1) Menyampaikan tujuan dari unit ini. (2) Menyampaikan informasi dari pendahuluan unit ini. Poin-poin informasi tersebut berada di catatan untuk fasilitator nomor 1. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 175 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Catatan untuk Fasilitator • • 1 • Pelatihan untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan nyata. Untuk memantau peningkatan mutu pendidikan digunakan lima komponen yang harus diperjelas dengan indikator-indikator. Sebenarnya sekolah sudah melaksanakan kelima komponen, tetapi intensitasnya berbeda. (3) Menjelaskan bahwa peserta diharapkan menyusun indikator perubahan yang realistis dan sesuai keadaan sekolah yang akan nampak dalam waktu 3 sampai 6 bulan setelah pelatihan ini selesai. Indikator tersebut merupakan perubahan dari keadaan saat ini. (4) Menjelaskan bahwa waktu pelaksanaan program untuk mencapai indikator tersebut adalah 3-6 bulan setelah pelatihan. Connection ( 25 menit) Evaluasi Diri (1) Sampaikan kepada peserta bahwa mereka diharapkan bekerja dalam kelompok sekolah. (2) Tunjuk kepala sekolah atau salah satu peserta untuk memimpin rapat. (3) Berikan Handout Peserta 6.1: Evaluasi Diri. Handout ini digunakan untuk mengevaluasi sejauhmana pelaksanaan lima komponen di setiap sekolah sekaligus mengidentifikasi kendalakendala yang dihadapi. (4) Berikan waktu 15 menit untuk mengerjakan di kertas flipchart. (5) Berikan kesempatan untuk menempelkan hasil kerja mereka dan mempresentasikan secara garis besar. Application (55 menit) Kegiatan 1: Menyusun Indikator Keberhasilan Sekolah (20 menit) (1) Peserta masih duduk dalam kelompok sekolah. (2) Berikan Handout Peserta 6.2: Indikator Hasil Proyek DBE3 2009-2010 dan Handout Peserta 6.3: Indikator Perubahan di Sekolah. (3) Jelaskan bahwa sekolah harus menyusun indikator perubahan di sekolah yang didasarkan pada Indikator Hasil proyek DBE3-2009-210. (4) Tuliskan hasilnya pada kertas flipchart . (5) Fasilitator selalu berkeliling ke setiap kelompok untuk memberikan fasilitasi yang diperlukan 176 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? oleh peserta. Kegiatan 2: Menyusun Rencana Tindak Lanjut (20 menit) (1) Peserta masih duduk dalam kelompok sekolah. (2) Jelaskan bahwa peserta akan membuat RTL yang informasinya diambilkan dari indikator perubahan di sekolah yang telah disusun pada kegiatan 1. (3) Jelaskan kepada para peserta bahwa mereka diharapkan dapat mendisain kegiatan dan sekaligus menentukan waktu pelaksanaannya untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan pada kegiatan 1 tersebut di atas. (4) Jelaskan kepada peserta bahwa Indikator perubahan adalah hasil yang harus nampak setelah kegiatan tindak lanjut selesai, sedangkan kegiatan adalah proses untuk mencapai hasil. (5) Berikan Handout Peserta 6.4: Rencana Tindak Lanjut dan mintalah peserta untuk menyelesaikannya. (6) Tuliskan hasilnya pada kertas flipchart untuk bahan diskusi dalam kegiatan berikutnya. Kegiatan 3: Diskusi Gugus/Kabupaten (15 menit) (1) Peserta berkelompok berdasarkan gugus atau kabupaten. (2) Berikan tanggungjawab diskusi kepada pengawas sekolah sebagai moderator. Jelaskan pada semua peserta bahwa mereka diharapkan bisa berbagi hasil diskusi dengan cara mempresentasikan hasil diskusi dari kegiatan 1 dan 2 di tingkat sekolah. (3) Peran fasilitator adalah memantau dan memberikan fasilitasi yang diperlukan oleh peserta. (4) Berikan penghargaan kepada kelompok sekolah yang mempunyai RTL yang paling bagus. Reflection ( 5 menit) (1) Tanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (2) Berikan kesempatan kepada peserta untuk menuliskan hal-hal penting yang harus dilaksanakan dalam implementasi RTL yang telah disusun. Extension (1) Semua peserta menindaklanjuti semua kegiatan yang sudah dibuat dalam RTL di sekolah masing-masing. (2) Terus melakukan monitoring dan mengevaluasi terhadap implementasi kegiatan yang ada dalam RTL USAID DBE3 Relevant Education for Youth 177 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Pesan Utama Pelatihan tidak akan ada manfaatnya apabila tidak ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan yang nyata di sekolah masing-masing. 178 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? Handout Peserta 6.1 Evaluasi Diri No Komponen 1. Lingkungan Kelas 2. Cara Guru Mengajar 3. Cara Siswa Belajar 4. Kepemimpinan Kepala Sekolah 5. Sistem pembinaan profesionalisme guru melalui MGMP Pelaksanaan Komponen Selama ini USAID DBE3 Relevant Education for Youth Kendala yang Dihadapi 179 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 6.2 Indikator Hasil Proyek DBE3 2009-2010 Berikut ini terdapat daftar indikator monitoring dan evaluasi yang telah disepakati dengan USAID (sebagai donor) untuk Program DBE 3. Peserta menilai kembali keberhasilan pelaksanaan program peningkatan mutu di sekolah mereka dengan melihat indikator-indikator yang ada dalam daftar. Sekolah yang sudah berhasil dapat menambahkan indikator baru berdasarkan masukan dari pelatihan. Sekolah yang belum begitu berhasil dapat tetap menggunakan indikator tsb dan menyesuaikannya dengan keadaan di setiap sekolah. 1. Kepala sekolah di sekolah target yang memberikan kepemimpinan instruksional (‘instructional leadership’) dan profesional kepada para guru. Persentase sekolah dimana kepala sekolah dan/atau staf manajemen senior lainnya di sekolah target memberikan kepemimpinan instruksional dan profesional kepada para guru, yang memenuhi kriteria berikut ini: a. Mengadakan rapat/pertemuan dengan para guru untuk mendiskusikan masalah kurikuler sedikitnya sekali sebulan b. Melakukan monitoring kelas secara regular c. Sekolah memiliki kegiatan pertemuan pengembangan profesional yang diselenggarakan sedikitnya sebulan sekali 2. Guru memperlihatkan perbaikan perilaku mengajar di kelas Persentase guru yang diamati yang memperlihatkan perbaikan perilaku mengajar di kelas, yang memenuhi tiga dari kriteria berikut ini: a. Guru memberikan pekerjaan kelompok/berpasangan di kelas b. Guru memberikan pertanyaan sedikitnya 3 pertanyaan non hafalan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab c. Guru menggunakan pendekatan belajar yang bervariasi (lebih dari sekedar metode ceramah dan berdasarkan buku pelajaran semata), termasuk dalam hal menggunakan lingkungan dan alat bantu dalam mengajar d. Guru memantau dan membantu siswa secara individual dalam menyelesaikan tugas (penilaian formatif) selama pelajaran yang diamati 3. Perbaikan lingkungan kelas untuk mendukung kegiatan belajar siswa Persentase ruang kelas dimana lingkungannya telah diperbaiki sehingga lebih menarik bagi siswa untuk belajar, yang memenuhi dua dari kriteria berikut ini: 180 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? a. Ruang kelas disusun sedemikian rupa sehingga siswa duduk berkelompok b. Hasil kerja siswa dipajang di dalam dan/atau di luar ruang kelas c. Penggunaan alat bantu mengajar yang sesuai selama pelajaran 4. Siswa menunjukkan perilaku belajar yang baru di kelas Persentase kelas dimana siswa memperlihatkan sedikitnya tiga dari perilaku belajar dalam kelas berikut ini: a. Siswa memperlihatkan kemampuan kecakapan hidup personal, sosial, dan akademis (berdasarkan panduan diknas), yang meliputi: · • Bekerja sama dalam kelompok · • Pemecahan masalah b. Karya siswa merupakan hasil pemikiran siswa sendiri c. Siswa menggunakan sumber daya setempat (lingkungan sekitar untuk kegiatan luar kelas atau sumber daya lokal seperti orang dan materi) d. Siswa mengutarakan perasaan, pengalaman dan pendapatnya selama pelajaran e. Siswa berpartisipasi aktif di dalam eksperimen dan/atau diskusi 5. Pertemuan MGMP yang efektif untuk memenuhi kebutuhan pengembangan profesional guru Persentase kabupaten dimana MGMP-nya mengadakan pertemuan yang efektif, dengan kriteria sebagai berikut: a. Pertemuan MGMP dilaksanakan minimal sebulan sekali b. Pertemuan MGMP dihadiri secara rutin sedikitnya oleh 50% guru-guru mata pelajaran pokok pada tingkat cluster, rayon atau kabupaten c. Ada bukti bahwa kegiatan yang dikembangkan/didiskusikan di MGMP telah diterapkan sedikitnya pada satu kelas di setiap sekolah yang dipantau. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 181 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 6.3 Indikator Perubahan di Sekolah Indikator Komponen Guru •· • Guru menciptakan pembelajaran yang menantang· ......................... Siswa •· • Siswa mengungkapkan pendapatnya sendiri dalam pembelajaran· .............................. Lingkungan Kelas •· • Pajangan dibuat dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar· ................................. Peran Kepala Sekolah •· Kepala sekolah mengadakan MGMPS (atau kegiatan pembinaan profesional lainnya) Kepala sekolah mengadakan kesepakatan dengan guru (termasuk guru yang tidak mengikuti pelatihan ini) tentang perubahan yang harus tampak di sekolah.· ................................. • • MGMP ·• • 182 Kegiatan MGMP diadakan setiap bulan sekolah dan dihadiri semua guru mapel· ................................. USAID DBE3 Relevant Education for Youth USAID DBE3 Relevant Education for Youth 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. Guru 1. 2. 3. 4. 5. Kegiatan Nama Sekolah: …………………… 2 3 4 1 4 1 3 .................. .................. 2 Bulan Bulan 1 2 3 4 .................. Bulan 1 2 3 4 .................. Bulan Jadwal Pelaksaaan Rencana Tindak Lanjut Handout Peserta 6.4 Bulan 1 2 3 4 1 2 3 4 .................. .................. Bulan Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? 183 184 3. 4. 5. Peran Kepala Sekolah 1. 2. 3. 4. 5. MGMP 1. 2. 3. 4. 5. Kegiatan 2 3 4 1 4 1 3 .................. .................. 2 Bulan Bulan 1 2 3 4 .................. Bulan 1 2 3 4 .................. Bulan Jadwal Pelaksaaan Bulan 1 2 3 4 1 2 3 4 .................. .................. Bulan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 6 - Bagaimana Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL)? Presentasi Unit 6 USAID DBE3 Relevant Education for Youth 185 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 186 USAID DBE3 Relevant Education for Youth UNIT 7 Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif? (Unit 7 ini Khusus untuk Pelatihan Fasilitator) Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif? Unit 7 Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan untuk menerapkan hal-hal yang telah dipelajari selama pelatihan. Situasi dan kondisi pelatihan seringkali berbeda dengan situasi dan kondisi kelas. Perbedaan ini membuat guru tidak bisa begitu saja mentransfer apa yang diperolehnya dalam pelatihan ke dalam praktik di kelas. Guru memerlukan bantuan untuk merealisasikannya di dalam kelas. Fasilitator pelatihan merupakan satu komponen penting bagi suksesnya suatu pelatihan. Di samping memfasilitasi pelatihan, fasilitator perlu memberikan pendampingan kepada guru sebagai kegiatan tindak lanjut dari pelatihan tersebut. Fasilitator perlu mendampingi guru agar mampu “membumikan” apa yang telah dipelajari selama pelatihan ke dalam pembelajaran nyata di kelas. Dengan pendampingan yang baik, guru akan memiliki kepercayaan diri yang lebih baik dalam melaksanakan inovasi pembelajaran. Selain itu, guru memiliki peluang untuk mengetahui kelemahan pembelajarannya, menemukan ide-ide perbaikannya, mencobakan ide tersebut, dan merevisinya. Karena itu, pendampingan merupakan hal yang penting dan perlu diwujudkan keberadaannya. Pendampingan perlu menjadi tindak lanjut dari setiap pelaksanaan pelatihan. Dalam sesi ini, para peserta akan diajak berlatih melakukan pendampingan. Mereka diharapkan belajar mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu pembelajaran, mengidentifikasi fokus pendampingan, dan melaksanakan praktik pendampingan sesuai dengan kaidah pendampingan yang baik. Tujuan Seperti dinyatakan dalam bagian pendahuluan, tujuan dari unit ini adalah untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan melakukan pendampingan yang sesuai dengan kaidahkaidah pendampingan yang baik. Oleh karena itu, setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: USAID DBE3 Relevant Education for Youth 189 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • • • Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam suatu pembelajaran; Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. Pertanyaan Kunci • Bagaimana melakukan pendampingan yang baik agar orang yang didampingi dapat menerima dan menjalankan program perbaikan yang disepakati secara optimal dan penuh percaya diri? Petunjuk Umum • Fasilitator perlu menyiapkan video tentang pendampingan atau memodelkan pendampingan yang bisa diamati oleh peserta. Sumber dan Bahan • • • • Kertas flipchart Handout Peserta 7.1: Lima Langkah Pendampingan Video pembelajaran dengan fokus guru (2 buah: video yang berkaitan dengan video pendampingan; dan video pembelajaran lainnya ) Video pendampingan Waktu Unit ini membutuhkan waktu 90 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian unit ini. 190 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif? ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: • Proyektor LCD • Laptop atau personal computer untuk presentasi • Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Misalnya fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction 5 menit Connection 25 menit Fasilitator menyampaikan tema, tujuan dan hasil belajar, pertanyaan kunci, dan skenario sesi ini. Fasilitator menggali pengalaman peserta tentang pendampingan yang pernah mereka alami. Peserta Mengamati video pembelajaran-1. Peserta mengamati video pendampingan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Application 55 menit Reflection 5 menit Peserta: 1. Peserta Mengamati video pembelajaran2. 2. Melakukan simulasi pendampingan bebas, 3. Menyimak penjelasan 5 langkah pemberian umpan balik, 4. Melakukan simulasi pendampingan berpandu pada langkah pendampingan yang baik. Peserta memeriksa ketercapaian tujuan, dan menuliskan dalam jurnal refleksi. Extension Mempelajari informasi tambahan. 191 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (5 menit) (1) Menyampaikan tema, tujuan dan hasil belajar, pertanyaan kunci, dan skenario sesi ini. (2) Manfaatkan catatan untuk fasilitator berikut untuk menyampaikan pesan dari kegiatan pada sesi ini Catatan untuk Fasilitator • 1 • • Penerapan hasil pelatihan di dalam kelas nyata memiliki nuansa dan tantangan yang berbeda dengan ketika bersimulasi di pelatihan. Pendampingan oleh fasilitator kepada guru merupakan unsur penting untuk menjamin guru bersedia, berani, dan mampu menjalankan inovasi pembelajaran. Pendampingan bisa berjalan dengan baik bila pendamping mengetahui praktik pembelajaran yang biasa dilakukan guru serta mengetahui cara memberikan pendampingan yang baik. Connection (25 menit) Urun Pengalaman (5 menit) (1) Fasilitator menggali pengalaman peserta tentang pendampingan yang pernah mereka alami, baik sebagai pendamping maupun terdamping. • Bagaimana suasananya: kesejawatan atau atasan-bawahan? • Apakah efektif: menumbuhkan percaya diri, sikap reflektif, semangat memperbaiki diri? (2) Fasilitator menampilkan pertanyaan-pertanyaan penting yang perlu diperhatikan ketika peserta mengamati video pendampingan Catatan untuk Fasilitator 2 192 Pertanyaan-pertanyaan yang perlu disampaikan antara lain: • Apa saja hal-hal yang dilakukan oleh pendamping dan guru yang didampingi dalam kegiatan pendampingan tersebut? • Pertanyaan apa saja yang diajukan pendamping ketika bertanya jawab dengan guru yang didampingi? USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif? • • Bagaimana sikap pendamping dalam memberikan pendampingan? Apa saran Anda berkait dengan pendampingan setelah melihat pendampingan seperti itu? Kegiatan 1: Pengamatan Video Pembelajaran – 1 (15 menit) (1) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengamati video pembelajaran. (2) Tayangan video pembelajaran ini sebagai konteks kegiatan pendampingan pada video berikutnya. (3) Peserta mengamati tayangan video pembelajaran-1 dengan fokus pada pertanyaan berikut: · · • • Apa saja kegiatan guru dan siswa? Kekuatan dan kelemahan apa saja yang tampak dalam pembelajaran tersebut? Kegiatan 2: Pengamatan Video Pendampingan (5 menit) (1) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengamati video pendampingan. (2) Peserta mengamati tayangan video pendampingan dengan fokus pada pertanyaan berikut: · • · · • • Apa saja yang dilakukan pendamping dan terdamping dalam kegiatan pendampingan tersebut? Pertanyaan/komentar apa saja yang diajukan pendamping kepada terdamping? Bagaimana sikap pendamping dalam melakukan pendampingan? Application (55 menit) Kegiatan 1: Pengamatan Video Pembelajaran – 2 (15 menit) (1) Fasilitator menyiapkan peserta untuk mengamati video pembelajaran. (2) Peserta mengamati tayangan video pembelajaran-2 dengan fokus pada: · · • • Apa saja kegiatan guru dan siswa? Kekuatan dan kelemahan apa saja yg tampak dalam pembelajaran tersebut? Kegiatan 2: Simulasi Pendampingan (40 menit) (1) Peserta duduk dalam kelompok (mata pelajaran). Kepala sekolah dan pengawas dapat menyebar ke kelompok-kelompok mata pelajaran. (2) Di setiap kelompok, peserta secara berpasangan melakukan simulasi pendampingan dengan mengacu pada tayangan video pendampingan. Satu orang berperan sebagai guru yang ada dalam video pembelajaran - 2; sedangkan 1 orang lainnya berperan sebagai pendamping. (3) Fasilitator membagikan handout peserta 7.1: Lima Langkah Pendampingan yang Efektif dan USAID DBE3 Relevant Education for Youth 193 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 menjelaskannya. (4) Peserta secara berpasangan dan bergantian peran (pendamping dan ‘terdamping’) melakukan simulasi pendampingan dengan menggunakan panduan ‘Lima Langkah Pendampingan yang Efektif’. (5) Dalam kelompok (mata pelajaran), peserta mendiskusikan perbedaan pendampingan tanpa panduan dan dengan panduan. Reflection (5 menit) (1) Fasilitator mengajak peserta untuk mencermati kembali apa yang sudah dilakukan selama proses pelatihan. Bagaimana ketercapaian tujuan dari unit ini dengan menggunakan kegiatan yang baru saja dilakukan? Peserta diharapkan menganalisis hal-hal apa saja yang perlu dikuasai lagi dan bagaimana mencapai mencapainya? (2) Fasilitator mendorong peserta untuk menuliskan hasil analisis tersebut ke dalam jurnal belajar mereka. Extension (1) Fasilitator mendorong peserta untuk mengamati secara lebih jeli video pendampingan yang tersedia, (2) Fasilitator mendorong peserta untuk memanfaatkan waktu luangnya berlatih melakukan pendampingan. Pesan Utama Pendampingan perlu dijalankan dengan baik dan benar agar guru yang didampingi merasa nyaman, tertarik, dan tertantang untuk melakukan inovasi dengan penuh percaya diri. Pendampingan yang berhasil adalah pendampingan yang membuat guru yang didampingi merasa pendampingan merupakan suatu dukungan profesional yang benar-benar dibutuhkan. 194 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif? Handout Peserta 7.1 Lima Langkah Pendampingan yang Efektif 1. Pendamping Memberi Penghargaan “Saya sungguh-sungguh menghargai bagian A, B, dan C Bagian A menunjukkan … Bagian B menunjukkan … Bagian C menunjukkan …” 2. Pedamping (Terdamping) Melakukan Sendiri Refleksi Kritis “Menurut pendapat Saudara, apa isi terpenting dari pembelajaran tadi? Mengapa?” 3. Pedamping (Terdamping) Melakukan Sendiri Perbaikan-perbaikan “Kalau Saudara melaksanakan lagi pembelajaran tersebut, apa saja yang akan Saudara ubah? Mengapa? Menurut Saudara apa yang akan meningkatkan hasil belajar siswa? Meningkatkan kualitas pengelolaan siswa?” 4. Pendamping Memberikan Usul, Saran atau Mendiskusikan Hal-hal yang dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran “Ada beberapa siswa di bangku belakang yang kurang terlibat dalam kegiatan, bagaimana caranya agar lain kali mereka terlibat penuh?” 5. Mengembangkan Rencana Tindak Lanjut “Apa yang perlu kita lakukan sekarang?” USAID DBE3 Relevant Education for Youth 195 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Presentasi Unit 7 196 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 7 - Bagaimana Melakukan Pendampingan yang Efektif? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 197 UNIT 8 Bagaimana Memberdayakan MGMP? (Unit 8 ini Khusus untuk Pelatihan Fasilitator) Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Unit 8 Bagaimana Memberdayakan MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Namun demikian, hasil studi DBE3 menunjukkan bahwa MGMP belum mencapai kinerja yang optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain ukuran organisasi yang masih terlalu besar, manajemen yang belum mapan, ketersediaan anggaran yang belum mencukupi, serta dukungan para stakeholder yang masih kurang. Di samping itu, pembentukan MGMP dan pelaksanaan kegiatannya masih diatur dari atas, bukan merupakan organisasi dan kegiatan yang benar-benar dibutuhkan oleh guru sendiri. MGMP sebenarnya merupakan organisasi yang sangat strategis untuk mengembangkan dan meningkatkan profesionilsme guru. Namun, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh MGMP ini masih belum memenuhi kebutuhan para guru untuk meningkatkan profesionalisme mereka. Oleh karena itu, unit ini akan membahas bagaimana mengembangkan kegiatan praktis MGMP yang mampu memenuhi kebutuhan guru sehingga diharapkan organisasi ini akan lebih dinamis dan lebih fungsional. Tujuan Tujuan dari unit ini adalah peserta pelatihan dapat: • Mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh MGMP sebagai wadah untuk meningkatkan profesionalisme guru. • Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh guru dalam MGMP. • Mempraktikkan kegiatan MGMP yang menarik. • Mengidentifikasi berbagai kegiatan praktis lainnya yang bisa dilakukan oleh MGMP untuk meningkatkan profesionalisme guru. • Mengidentifikasi tips untuk menggairahkan MGMP USAID DBE3 Relevant Education for Youth 201 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Pertanyaan Kunci • • • • • Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh MGMP sebagai wadah untuk meningkatkan profesionalisme guru? Kegiatan-kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan oleh guru dalam MGMP? Bagaimana mempraktikkan kegiatan MGMP yang menarik? Apa saja kegiatan praktis lainnya yang bisa dilakukan oleh MGMP untuk meningkatkan profesionalisme guru? Tips apa saja yang bisa digunakan untuk menggairahkan MGMP? Petunjuk Umum • • • Fasilitator membutuhkan bantuan nara sumber yang ahli dalam bidang MGMP untuk memberikan gambaran mengenai kondisi MGMP saat ini. Apabila tidak ada narasumber, maka fasilitator dapat menggunakan tayangan video tentang MGMP. Apabila ada nara sumber MGMP, maka pada tahap connection, fasilitator berperan sebagai moderator diskusi antara peserta dengan nara sumber. Fasilitator sudah menyiapkan beberapa topik diskusi untuk simulasi pertemuan MGMP. Sumber dan Bahan • • • • • • • • • • • • • Video tentang MGMP Handout Peserta 8.1: Catatan Diskusi dengan Narasumber Handout Peserta 8.2: Pertanyaan Pemandu Handout Peserta 8.3: RPP Mata Pelajaran Matematika Handout Peserta 8.4: RPP Mata Pelajaran IPS Handout Peserta 8.5: Penilaian RPP Handout Peserta 8.6: Tugas yang Menarik dan Menantang Mata Pelajaran IPA Handout Peserta 8.7: Hasil Karya Siswa Kelas V SD dari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Handout Peserta 8.8: Hasil Karya Siswa Kelas II SMP dari Mata Pelajaran Bahasa Inggris Handout Peserta 8.9: Analisis Hasil Karya Siswa Handout Peserta 8.10: Contoh Rubrik Handout Peserta 8.11: Kegiatan Praktis MGMP Lainnya Handout Peserta 8.12: Tips untuk Menggairahkan MGMP 202 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? • • Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, gunting, Lilin, gelas, dan piring kecil. Informasi Tambahan 8.1: Deskripsi Percobaan IPA Waktu Sesi ini membutuhkan waktu 120 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian sesi ini. ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: • Proyektor LCD • Laptop atau personal computer untuk presentasi • Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Misalnya fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 203 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Ringkasan Unit 8 Introduction 10 menit Connection 35 menit Application 70 menit Reflection 5 menit Menyampaikan tema, tujuan dan hasil belajar, pertanyaan kunci, dan skenario sesi ini. Mencermati presentasi narasumber dan tanya jawab atau menonton dan menganailisis video MGMP Identifikasi kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh MGMP dan Masalah yang menghambat pelaksanaan. Mempraktikkan kegiatan MGMP. Diskusi Identifikasi kegiatan praktis MGMP Lainnya Ide untuk menggairahkan kegiatan MGMP. Mengecek pencapaian tujuan dari unit ini. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencatat di jurnal. Extension Menyusun perencanaan kegiatan MGMP Mempelajari bahan yang berhubungan dengan pengembangan MGMP. Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menyampaikan tujuan dan pertanyaan kunci. Sampaikan juga bahwa pada akhir sesi para peserta harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci tersebut. (2) Fasilitator menyampaikan beberapa hal pokok yang terdapat dalam pendahuluan dari sesi ini. Hal pokok tersebut terdapat pada catatan di bawah ini. Catatan untuk Fasilitator 1 204 • • • • Kewajiban guru untuk terus meningkatkan profesionalisme. Salah satu wadah untuk peningkatan profesionalisme adalah MGMP MGMP menghadapi berbagai kendala Kegiatan MGMP yang dilaksanakan saat ini perlu dikembangkan lebih lanjut. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Connection (35 menit) Kegiatan 1a: Diskusi dengan Nara Sumber (15 Menit) (1) Diskusi dengan narasumber yang ahli dalam bidang MGMP dan peserta diharapkan untuk memanfaatkan Handout Peserta 8.1: Catatan Diskusi dengan Narasumber. (2) Fasilitator memandu Tanya jawab peserta dan sekaligus memberikan simpulan hasil diskusi. Catatan untuk Fasilitator • 2 • Fasilitator diharapkan memilih salah satu kegiatan 1a atau 1b, tergantung dari ketersediaan sumber. Apabila sudah melakukan kegiatan 1a tidak perlu melakukan kegiatan 1b dan sebaliknya. atau Kegiatan 1b: Tayangan Video (15 Menit) (1) Fasilitator memutarkan video tentang MGMP dan membagikan Handout Peserta 8.2: Pertanyaan Pemandu – Video. (2) Setelah peserta selesai menonton video, mereka diharapkan menjawab pertanyaan pemandu tersebut dan mendiskusikannya. Kegiatan 2: Kegiatan MGMP yang Sudah Dilakukan (20 menit) (1) Peserta dalam kelompok mata pelajaran mendiskusikan tentang kegiatan-kegiatan yang sudah mereka lakukan di MGMP dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan MGMP tersebut. (2) Peserta mengerjakan tugas tersebut pada flipchart dan hasilnya diedarkan ke kelompok lain lalu dipajangkan. Application (70 menit) Kegiatan 1: Praktik Kegiatan MGMP (40 menit) (1) Peserta dibagi dalam kelompok mata pelajaran dan mereka diberi satu jenis dokumen yang harus dibahas. Pembagian dokumen berdasarkan catatan di bawah ini: USAID DBE3 Relevant Education for Youth 205 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Catatan untuk Fasilitator No Handout yang Diberikan Kelompok Mapel 1 Matematika Handout Peserta 8.3: RPP Mata Pelajaran Matematika. Handout peserta 8.5: Penilaian RPP 2 IPS Handout Peserta 8.4: RPP Matapelajaran IPS Handout Peserta 8.5: Penilaian RPP 3 IPA Handout Peserta 8.6: Tugas yang Menarik dan Menantang Mata Pelajaran IPA (Fasilitator perlu membaca Informasi Tambahan 8.1. Deskripsi Percobaan IPA) 4 Bahasa Indonesia Handout Peserta 8.7: Hasil Karya Siswa Kelas V SD dari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Handout Peserta 8.9: Analisis Hasil Karya Siswa Handout Peserta 8.10: Contoh Rubrik 5 Bahasa Inggris Handout Peserta 8.8: Hasil Karya Siswa Kelas II SMP dari Mata Pelajaran Bahasa Inggris Handout Peserta 8.9: Analisis Hasil Karya Siswa Handout Peserta 8.10: Contoh Rubrik 3 (2) Fasilitator memimpin contoh pelaksanaan kegiatan praktis MGMP dengan alur yang disediakan di catatan berikut: Catatan untuk Fasilitator • 4 Untuk RPP langkah-langkahnya adalah sbb: (a) mendiskusikan kriteria RPP yang baik, (b) menilai kualitas RPP dengan menggunakan kriteria yang telah disepakati, (c) menentukan ide perbaikan agar RPP tersebut memenuhi kualitas. Kalau waktunya mencukupi, kegiatan MGMP bisa dilanjutkan dengan (d) menyusun RPP untuk pembelajaran yang akan datang, (e) mendiskusikan proses dan hasil penerapan RPP, (f) merevisi RPP sesuai dengan hasil diskusi. Diskusi Kriteria RPP Menilai Kualitas RPP Identifikasi Ide Perbaikan Pertemuan berikutnya Revisi RPP 206 Diskusi Proses & Hasil Penerapan Menyusun RPP USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? • Untuk Tugas Menarik dan Menantang, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (a) sajikan tugas yang menarik dan menantang untuk dikerjakan oleh para peserta MGMP, (b) mendiskusikan kekuatan dari tugas yang menarik dan menantang, (c) mengembangkan tugas yang menarik dan menantang berdasarkan KD tertentu, (d) berbagi hasil kerja. Bila waktunya memungkinkan, kegiatan masih bisa dilanjutkan dengan meminta para peserta MGMP menerapkan di kelas, mendiskusikan proses dan hasil penerapannya, serta merevisi atau membuat baru tugas yang menarik dan menantang. Mengerjakan Tugas Diskusi Kekuatannya Mengembangkan Tugas Pertemuan berikutnya Revisi Tugas Menantang • Diskusi Proses dan Hasil Penerapan Berbagi Hasil Untuk Hasil Karya Siswa, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (a) berikan masing-masing hasil karya siswa kepada peserta yang berbeda dan minta mereka menentukan nilai yang pantas diberikan untuk karya tersebut, (b) beri peserta hasil karya yang lain dan minta memberikan nilai, (c) mendiskusikan pentingnya rubrik, (d) melakukan penilaian ulang dengan menggunakan rubrik yang sudah disediakan. Kegiatan bisa dilanjutkan dengan meminta para peserta untuk (e) mengkaji ciri-ciri dari rubrik, (f) mengembangkan rubrik baru, (g) menerapkan rubrik pada tugas yang sesuai, dan lain-lain. Menilai Tanpa Rubrik Diskusi tentang Rubrik Menilai Ulang dengan Rubrik Pertemuan berikutnya Diskusi Proses dan Hasil Penerapan Mengembangkan Rubrik Diskusi Ciri Rubrik (3) Diskusikan hasil analisis di kelompok masing-masing dan hasilnya dipajangkan untuk bisa dibaca oleh anggota kelompok lainnya. (4) Fasilitator meminta pendapat kepada setiap kelompok tentang perbedaan antara kegiatan yang baru dilakukan dengan kegiatan yang biasa dilakukan di MGMP selama ini. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 207 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Kegiatan 2 (30 Menit) (1) Gunakanlah Handout Peserta 8.11: Kegiatan Praktis MGMP Lainnya dan Handout Peserta 8.12: Tips untuk Menggairahkan MGMP. Fasilitator meminta setiap kelompok menemukan bentuk-bentuk kegiatan praktis MGMP lainnya dan tips untuk menggairahkan pelaksanaan MGMP (2) Tuliskan hasil diskusi di kertas flipchart dan meminta setiap kelompok memajangkan hasil diskusi tersebut. (3) Fasilitator memimpin diskusi pleno untuk mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan praktis MGMP lain yang bisa dilakukan serta tips untuk menggairahkan. (4) Fasilitator memberikan penguatan tentang “Macam-Macam Kegiatan Praktis MGMP yang Mungkin Dilakukan” Reflection (5 menit) (1) Tanyakan pada para peserta apakah kegiatan yang dilakukan dalam unit ini sudah bisa mencapai tujuan. (2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menulis hal-hal penting yang sudah dipelajari dari unit ini. Peserta diharapkan membuat rencana yang berhubungan dengan hal-hal penting tersebut. Extension (1) Peserta mempelajari cara menyusun perencanaan kegiatan MGMP dengan mengadopsi hasil diskusi kegiatan-kegiatan praktis yang sudah diidentifikasi. (2) Peserta membaca bahan-bahan yang berhubungan dengan pengembangan MGMP. Pesan Utama Kegiatan MGMP adalah kegiatan yang bersifat praktis, artinya kegiatan yang bisa diterapkan langsung oleh guru dalam melaksanakan tugas mereka. Kegiatan praktis adalah kegiatan yang benar-benar dibutuhkan oleh guru, sehingga guru akan merasa perlu untuk selalu hadir dalam setiap kegiatan MGMP yang diselenggarakan. 208 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Handout Peserta 8.1 Catatan Diskusi dengan Narasumber No Isu/Permasalahan MGMP Alternatif Pemecahan Simpulan USAID DBE3 Relevant Education for Youth 209 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 8.2 Pertanyaan Pemandu - Video No Pertanyaan 1 Apa saja masalah yang dihadapi MGMP tersebut? 2 Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan MGMP tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya? 3 Apa sajakah yang dikerjakan oleh MGMP tersebut selama ini? Jawaban Simpulan 210 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Handout Peserta 8.3 RPP Mata Pelajaran Matematika A. Gambaran Umum Pada pelajaran ini, para siswa akan mendefinisikan dan menemukenali hubungan antara sisi dan sudut dari poligon dan menemukan suatu rumus. Para siswa akan diajak membuat prediksi yang didasarkan atas temuan mereka, dan mendefinisikan hubungan antara titik sudut, rusuk, dan permukaan polyhedron. Pengembangan terjadi melalui penggunaan alat peraga manipulatif, diskusi kelompok, diskusi kelas, dan penemuan terarah. Pelajaran diakhiri dengan membuat dan menerbangkan layang-layang tetrahedron. B. Durasi Pelajaran Pelajaran ini dapat diselesaikan dalam 2 sampai 3 kali pertemuan, tetapi dapat pula diselesaikan dalam 3 hingga 4 kali pertemuan dengan menambahkan kegiatan diskusi, prediksi, dan analisis C. Prasyarat Untuk bisa melakukan pelajaran ini, dibutuhkan pengetahuan prasyarat tentang pengukuran, konsep dasar geometri (yakni luas, luas permukaan, dan volum), definisi poligon dan polihedron, dan kemampuan membaca pola. D.Tujuan Pelajaran Pada akhir dari pelajaran ini, para siswa diharapkan dapat: •· •· •· •· •· •· •· Mengenali bangun-bangun poligon dan polihedron sederhana, dan menggunakannya di dalam diskusi Membentuk bangun-bangun poligon dan polihedron Menentukan hubungan antar berbagai atribut (yakni: rusuk, permukaan, dll) Menghitung luas, volume, dan luas permukaan dari beberapa bangun Menemukan pola dan rumus untuk memprediksikan bangun-bangun yang tidak teratur Mendiskusikan temuan mereka secara matematis Membuat dan menerbangkan layang-layang polihedron USAID DBE3 Relevant Education for Youth 211 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 E. Bahan yang Diperlukan •· Kertas konstruksi, kertas untuk menulis, kertas grafik, gunting, lem, penggaris, pensil, dan jangka Satu lembar kertas tisyu, 24 sedotan, dan tali sepanjang 288 inchi, Benang, dan petunjuk pembuatan layang-layang Transparansi tentang Pattern Block LK Poligon dan Polihedron •· •· •· •· F. Penyajian 1. Pertemuan Pertama •· •· •· •· •· Mengenalkan perbandingan antara poligon dengan non poligon sebagai kegiatan pemanasan, dengan menggunakan transparansi pattern blocks, kurva tertutup sederhana, dan bangun lainnya. Secara klasikal, mereka diajak menyetujui karakteristik yang membedakannya. Memimpin diskusi kelas tentang kesepakatan cara menamai poligon Mendistribusikan LK kepada kelompok. Mengingatkan siswa bahwa jumlah sudut dalam setiap segitiga adalah 180 derajat. Ajak para siswa untuk menghubungkan satu titik sudut tertentu dengan setiap titik sudut lainnya dengan menggunakan penggaris. Minta para siswa untuk mengisi bagan diskoveri poligon. Minta kelompok-kelompok untuk melengkapi informasi di dalam bagan untuk poligon yang tidak tergambarkan di dalam Lembar Kerja. Lakukan diskusi kelas untuk membicarakan temuan kelompok. Minta para siswa untuk mengusulkan pola untuk membuat prediksi. 2. Pertemuan Kedua ·• Dengan menggunakan jangka, penggaris, kertas konstruksi, dan informasi yang diperoleh dari bagan diskoveri poligon, secara individual siswa membangun poligon sederhana yang memiliki panjang yang sama. •· Minta siswa memotong poligon tersebut dan suruh mereka menjiplaknya pada kertas grafik. •· Minta mereka mendiskusikan estimasi keliling dan luasnya berdasarkan anggapan bahwa satu blok sama dengan satu unit. •· Minta siswa menyelidiki pola yang mungkin untuk membantu prediksi luas dari poligon lainnya •· Para siswa dapat juga mengkaji polihedron lainnya melalui kombinasi sederhana beberapa poligon. •· Minta siswa mengembangkan satu LK yang mirip dengan LK tentang poligon. •· Berikan kesempatan kepada siswa untuk menyarankan isi yang mereka rasa sebagai isi terbaik untuk membantu mereka menggali hubungan antar polihedron 3. Pertemuan Ketiga •· 212 Distribusikan petunjuk dan bahan untuk membuat layang-layang. Minta para siswa untuk bekerja USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? berpasangan untuk membuat layang-layang tersebut. · Silahkan terbangkan layang-layang yang sudah dibuat. • G. Evaluasi •· • •· Guru berkeliling untuk menjamin siswa tetap fokus terhadap tugasnya. Diskusi kelas membantu siswa menilai kesimpulan individu dan kelompoknya. Prediksi siswa menunjukkan pemahaman mereka tentang konsep dan pola H. Kegiatan Lebih Lanjut •· •· •· • Menciptakan polihedron lainnya dari berbagai macam poligon. Apakah hubungan yang telah didiskusikan masih berlaku? Membandingkan dan mengkontraskan hubungan tersebut dengan hubungan dalam poligon? Menghitung dan mengestimasi luas permukaan dan volume polihedron. Meminta kelompok membuat desain eksperimental tentang layang-layang, dan mengkompetisikan hasilnya. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 213 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Poligon Beraturan I. Tugas · • · • · • 214 Bagilah setiap poligon tersebut menjadi segitiga-segitiga dengan menggambar garis dari satu titik sudutnya ke titik-titik sudut lainnya. Gunakan gambar tersebut dan fakta bahwa jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 untuk melengkapi bagan diskoveri poligon berikut Coba temukan suatu pola atau rumus yang bisa membantu kita menyelesaikan bagan tersebut tanpa harus menggambarkan poligon lainnya. Apakah metode ini berlaku untuk poligon yang tidak beraturan? Jelaskan USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Polygon Discovery Chart # of Sides Name of Regular Polygon # of Triangles Sum of Interior Angles (# Triangles x 180) 3 Triangles 1 180 degrees 4 Square Measure of each Interior Angle (Sum of angles/#of angles) 60 degrees 5 6 7 8 9 10 12 20 USAID DBE3 Relevant Education for Youth 215 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 8.4 RPP Mata Pelajaran IPS SMP : : Mata Pelajaran : Kelas/Semester Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar Alokasi Waktu A. ......................................... Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) VIII / 1 1. Memahami permasalahan sosial yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.4 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan kependudukan dan dampaknya terhadap pembangunan. : 4 x 40 menit (2 x pertemuan) Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa dapat : 1. Menjelaskan permasalahan penduduk (kuantitas dan kualitas) 2. Mengidentifikasi dampak permasalahan penduduk terhadap pembangunan B. Materi Pembelajaran 1. Permasalahan penduduk Indonesia 2. dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan C. Metode 1. Ceramah bervariasi 2. Diskusi 3. Tanya jawab D. Langkah-langkah kegiatan 1. Pertemuan 1 a. Pendahuluan Apersepsi : Mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu. Motivasi : Bertanya kepada siswa tentang masalah kependudukan yang ada di Indonesia. b. Kegiatan Inti 1. Guru membagi dalam 2 kelompok 2. Kelompok 1 membahas mengenai permasalahan kepadatan penduduk yang tidak merata, serta Kelompok 2 membahas tentang dampak dan upaya penyelesaiannya. 3. Mempresentasikan hasil diskusi. 216 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? c. Penutup 1. Membuat kesimpulan hasil diskusi secara bersama-sama. 2. Memberikan tes. 3. Guru senantiasa memberikan apresiasi kepada seluruh siswa agar termotivasi. 2. Pertemuan 2 a. Pendahuluan Apersepsi : Mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu. Motivasi : Bertanya kepada siswa tentang dampak dari permasalahan kependudukan terhadap pembangunan di Indonesia. b. Kegiatan Inti 1. Guru membagi kelas ke dalam 3 kelompok. 2. Kelompok 1 membahas masalah kependidikan, Kelompok 2 membahas masalah kesehatan dan pendapatan Kelompok 3 membahas tentang dampak permasalahan kependudukan terhadap pembangunan. 3. Mempresentasikan hasil diskusi. c. Penutup 1. Membuat kesimpulan hasil diskusi secara bersama-sama. 2. Memberikan tes. 3. Guru senantiasa memberikan apresiasi kepada seluruh siswa agar termotivasi. E. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Buku yang relevan 2. Artikel F. Penilaian 1. teknik penilaian - tes tertulis 2. bentuk instrumen - tes uraian Instrumen Evaluasi 1. 2. 3. 4. 5. Sebutkan permasalahan kependudukan dari segi kuantitasnya! Jelaskan permasalahan pendidikan apa saja yang dihadapi Indonesia Sebutkan upaya apa saja untuk meningkatkan perekonomian rakyat Indonesia! Jelaskan pengaruh kepadatan penduduk yang tidak merata bagi pembangunan Sebutkan dampak apa saja yang dihadapi Indonesia dalam bidang pembangunan akibat dari permasalahan pembangunan! USAID DBE3 Relevant Education for Youth 217 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 G. Sumber Belajar Artikel MASALAH KEPENDUDUKAN ANCAM PEMBANGUNAN NASIONAL Jumlah penduduk di Indonesia memang tidak sebanyak di Cina yang hampir mencapai 1,3 miliar, namun sama saja di Indonesia juga mengalami peningkatan bahkan telah mencapai 200 juta orang lebih. Agung Laksono, Ketua DPR, menjelaskan bahwa sekarang ini jumlah penduduk di Indonesia mencapai 220 juta jiwa, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 247,5 juta orang di tahun 2015 dan mungkin bisa mencapai lebih dari 273 juta jiwa pada tahun 2025 mendatang. Menurut Agung, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat justru mungkin dapat menghambat pembangunan nasional. Hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk sekitar 1,175% per tahun, dan angka tersebut masih sangat besar bila harus mengikuti tantangan kemajuan pembangunan di masa depan, tambahnya. Agung menambahkan bahwa dilihat dari pertumbuhan dari tahun ke tahun, maka penduduk Indonesia dimungkinkan akan memiliki masalah besar, terutama menyangkut kebutuhan pokok, sandang, pangan, papan, dan ketersediaan lapangan pekerjaan, pendidikan, juga kesehatan. Untuk menghambat laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin pesat, menurut Agung, maka program KB (Keluarga Berencana) harus lebih diperketat lagi seperti pada penggunaan program KB beberapa tahun yang lalu. Diharapkan, program KB dapat menjadi salah satu kunci sukses untuk menekan laju kependudukan, seperti waktu itu, tambahnya. Agung menuturkan, permasalahan kependudukan ini harus segera ditangani, dan diharapkan semua pihak dapat ikut membantu menekan laju pertumbuhan penduduk dengan ber-KB. Agung menambahkan, jika masalah ini tidak segera ditangani, maka dikhawatirkan semakin banyak penduduk, maka semakin lambat dan mungkin dapat menghambat pembangunan. 218 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Handout Peserta 8.5 Penilaian RPP No Ciri-ciri RPP yang Baik Contoh Mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan belajar. Hasil Penilaian terhadap RPP Proses kegiatan belajar mengajar yang direncanakan masih cenderung berpusat pada guru, sehingga kurang aktif terlibat. 1 2 3 4 5 6 USAID DBE3 Relevant Education for Youth 219 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 8.6 Tugas yang Menarik dan Menantang Mata Pelajaran IPA Fenomena: Sebuah lilin yang menyala diletakkan dalam wadah yang berisi air seperti pada Gambar 1 di bawah ini. Lilin tersebut kemudian ditutup dengan sebuah gelas kosong seperti pada Gambar 2. Gambar 1 Gambar 2 Pertanyaan: 1. Apa yang akan terjadi dengan nyala lilin tersebut? 2. Apa yang akan terjadi dengan air yang berada di luar gelas? Catatan: Peserta menemukan jawaban pertanyaan 1 dan 2 dengan cara mencoba. 3. Mengapa nyala lilin mati beberapa saat setelah lilin tersebut ditutup dengan gelas? 4. Apakah air tersebut juga akan masuk dalam gelas jika percobaan itu diulangi tetapi lilin tidak dinyalakan? 5. Apa fungsi nyala lilin? 6. Apa yang terjadi dengan udara di dalam gelas sebelum ditutupkan pada nyala lilin, sementara ditutup dan setelah ditutupkan pada nyala lilin? 7. Jika demikian, jelaskan secara sederhana mengapa air dapat masuk ke dalam gelas? 8. Konsep kunci apa yang terlibat dalam percobaan ini? 9. Bagaimana konsep dan percobaan ini diaplikasikan dalam pembelajaran? 10. Kecakapan hidup apa yang dapat dikembangkan dengan percobaan ini? 220 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? 1. Ciri-ciri Tugas yang Menarik dan Menantang 1 Tidak rutin... 2 Memiliki jawaban yang banyak (open ended) 3 4 5 2. Contoh-contoh Tugas yang Menarik dan Menantang 1 2 3 4 5 3. Kegiatan Guru untuk membantu siswa menyelesaikan tugas yang menarik dan menantang 1 2 3 4 5 USAID DBE3 Relevant Education for Youth 221 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 8.7 Hasil Karya Siswa Kelas V SD dari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 222 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 223 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 224 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Handout Peserta 8.8 Hasil Karya Siswa Kelas II SMP dari Mata Pelajaran Bahasa Inggris USAID DBE3 Relevant Education for Youth 225 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 226 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Handout Peserta 8.9 Analisis Hasil Karya Siswa Jenis Karya Permasalahan yang Terjadi Terkait Dengan Perbedaan Penilaian USAID DBE3 Relevant Education for Youth Upaya Untuk Mengatasinya 227 228 Tata bahasa Tanda baca dan ejaan Urutan dan struktur bahasa Mengekspresikan ide Informasi fakta Kategori Sebagian besar ide dikembangkan dan diekspresikan dengan jelas, mudah bagi pembaca untuk memahami isi cerita. Sebagian besar kalimat disusun dengan baik, rincian sebagian besar diletakkan sesuai dengan urutan. Terdapat beberapa kesalahan (kurang dari lima) dalam penggunaan huruf besar dan tanda baca, namun cerita masih mudah untuk dibaca. Penulis membuat sedikit kesalahan dalam tata bahasa (kurang dari 5) namun tidak mengganggu pembaca dalam memahami isi cerita. Seluruh ide dikembangkan dan diekspresikan sangat jelas. Sangat mudah bagi pembaca untuk memahami isi cerita Seluruh kalimat disusun dengan baik, rincian diletakkan sesuai dengan urutan. Tidak terdapat kesalahan dalam penggunaan huruf besar dan tanda baca, sehingga cerita sangat mudah dibaca. Penulis tidak membuat kesalahan dalam tata bahasa yang dapat mengganggu pemahaman isi cerita. Penulis membuat sejumlah kesalahan dalam tata bahasa yang dapat mengganggu pemahaman isi cerita. Terdapat sejumlah kesalahan dalam penggunaan huruf besar dan tanda baca sehingga cerita agak sulit dibaca. Beberapa kalimat disusun dengan baik, beberapa rincian tidak diletakkan sesuai urutan. Beberapa ide dikembangkan dan diekspresikan dengan jelas. Agak mudah bagi pembaca untuk memahami isi cerita. Tingkatan 3 2 Informasi fakta meliputi Informasi fakta tidak apa, siapa, dimana dan lengkap, fakta terkadang mengapa. Fakta pada jelas dan akurat. umumnya jelas dan akurat. 4 Informasi fakta meliputi apa, siapa, dimana dan mengapa. fakta jelas dan akurat Contoh Rubrik Handout Peserta 8.10 Penulis membuat banyak kesalahan dalam tata bahasa yang mengganggu pemahaman isi cerita. Terdapat banyak kesalahan dalam penggunaan huruf besar dan tanda baca sehingga cerita sulit untuk dibaca. Kalimat tidak tersusun dengan baik, rincian tidak diletakkan sesuai urutan. Ide – ide tidak dikembangkan secara jelas, tidak mudah bagi pembaca untuk memahami isi cerita. 1 Informasi fakta tidak lengkap atau disebutkan. Fakta tidak jelas dan tidak akurat. Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Tingkatan 3 Kategori 4 Format Rubrik 2 1 Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 229 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 8.11 Kegiatan Praktis MGMP Lainnya No Nama Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 230 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? Handout Peserta 8.12 Tips untuk Menggairahkan Kegiatan MGMP No Tips USAID DBE3 Relevant Education for Youth Alasan 231 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Informasi Tambahan 8.1 Deskripsi Percobaan IPA Deskripsi berikut ini bertujuan untuk menjelaskan secara sederhana peristiwa padamnya lilin ketika ditutup dengan gelas seperti kegiatan saat menggunakan Handout Peserta 8.6: Tugas yang Menarik dan Menantang Mata Pelajaran IPA. Sebuah lilin yang menyala mula-mula diletakkan dalam wadah yang berisi air seperti pada Gambar 1. Lilin tersebut selanjutnya ditutup dengan sebuah gelas kosong seperti pada Gambar 2. Beberapa saat kemudian nyala lilin mati dan air di luar gelas masuk ke dalam gelas serta naik sampai pada ketinggian tertentu (Gambar 1c). Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Peristiwa ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Ketika gelas dalam posisi akan menutup nyala lilin (Gambar 1) maka suhu udara di dalam gelas naik secara cepat karena pemanasan oleh nyala lilin yang tepat berada di bawah mulut gelas. Akibatnya, udara di dalam gelas memuai sehingga sebagian udara di dalam gelas tersebut mengalir keluar. Ini terjadi karena udara panas dalam gelas cenderung menyamakan tekanannya dengan udara dingin di luar gelas selama mulut gelas masih terbuka. Ketika gelas ditutupkan pada nyala lilin seperti pada Gambar 2b maka nyala lilin akan menyebabkan gas oksigen (O2) dari udara di dalam gelas berikatan dengan Karbon (C) pada lilin sehingga berubah menjadi karbon dioksida (CO2). Semakin sedikit O2 semakin redup nyala lilin. Ketika seluruh O2 terikat dengan C (membentuk CO2) maka nyala lilin padam. Ketika lilin padam maka udara dalam gelas akan mendingin kembali dan tekanan udara dalam gelas turun sampai lebih kecil dari tekanan udara di luar gelas. Akibat dari perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar gelas ini maka muncul dorongan dari luar gelas meuju bagian dalam gelas. Dorongan seperti yang dihasilkan pada No 4 itulah yang menyebabkan air terdesak masuk 232 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? 5. ke dalam gelas. Air di dalam gelas cenderung naik melebihi tinggi daripada air di luar gelas karena udara di dalam gelas perlu menyusut sampai kerapatannya menyamai kerapatan udara di luar gelas. Ingat bahwa ruang di dalam gelas yang ditinggalkan oleh udara yang mengalir ke luar selama proses pemuaian (peristiwa sesaat sebelum gelas ditutupkan pada nyala lilin) sekarang perlu ditempati kembali. Yang menempati itu adalah air. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 233 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 234 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 8 - Bagaimana Memberdayakan MGMP? USAID DBE3 Relevant Education for Youth 235 UNIT 9 Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? (Unit 9 ini Khusus untuk Pelatihan Fasilitator) Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? Unit 9 Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? Pendahuluan Seorang fasilitator harus menguasai berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan agar mampu memberikan fasilitasi yang optimal kepada peserta pelatihan. Secara garis besar, ada tiga tahapan yang harus dilakukan oleh fasilitator yang efektif yaitu (1) Tahap persiapan; (2) Tahap pelaksanaan, dan (3) Tahap pasca-pelaksanaan. Pada tahap persiapan, seorang fasilitator harus mampu menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk memperlancar pelaksanaan pelatihan. Persiapan di sini termasuk penyiapan dari segi fisik maupun non fisik yang digunakan selama proses pelatihan. Persiapan yang baik dan matang akan sangat mempengaruhi keberhasilan tahap berikutnya sekaligus memberikan kontribusi yang berarti terhadap keberhasilan pelatihan secara menyeluruh. Walaupun perencanaan sudah dilakukan dengan baik, namun apabila pelaksanaannya tidak sesuai dengan rencana, maka sangat mungkin tujuan pelatihan tidak akan bisa dicapai dengan baik. Banyak hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator selama pelaksanaan pelatihan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal. Setelah pelaksanaan pelatihan selesai, bukan berarti semua proses telah selesai. Fasilitator masih mempunyai tugas lain yang harus dilakukan. Fasilitator harus mengetahui sejauh mana ketercapaian pelatihan, menemukenali berbagai permasalahan yang muncul selama pelatihan, menindaklanjuti hasil dan masalah yang terjadi selama pelatihan, dan lain sebagainya. Tujuan Tujuan dari unit ini adalah memberikan pemahaman dan ketrampilan minimal kepada para peserta agar bisa menjadi fasilitator yang efektif. Secara khusus, setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan diharapkan dapat: • Menemukenali hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap persiapan. • Menemukenali hal-hal penting yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator selama tahap pelaksanaan pelatihan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 239 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 • Menemukenali hal-hal apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator setelah proses pelatihan berakhir. Pertanyaan Kunci • • • Apa saja yang yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator selama tahap persiapan pelatihan? Apa saja yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator selama tahap pelaksanaan pelatihan agar pelatihan dapat mencapai tujuan? Apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh fasilitator setelah proses pelatihan berakhir? Petunjuk Umum • • • • Gunakanlah contoh-contoh fasilitasi yang sudah dilakukan oleh fasilitator lainnya pada unitunit sebelumnya. Unit ini harap dipersiapkan secara matang, karena sesi ini penuh dengan materi dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan. Unit ini harap disampaikan dengan sebaik mungkin, karena sesi ini adalah sesi pemodelan untuk menjadi fasilitator yang efektif. Waktu yang disediakan untuk sesi ini sangat terbatas sehingga fasilitator harus mengelola waktu sebaik mungkin. Sumber dan Bahan Sumber-sumber berikut ini harus dipersiapkan dengan baik oleh fasilitator agar proses pelatihan dapat berjalan dengan lancar. • Handout Peserta 9.1: Kegiatan Fasilitator pada Tahap Persiapan Pelatihan • Handout Peserta 9.2: Kegiatan fasilitator pada Tahap Pelaksanaan Pelatihan • Handout Peserta 9.3: Kegiatan fasilitator pada Tahap Pasca-Pelatihan • Informasi Tambahan 9.1: Hal penting yang Harus Dilakukan oleh Fasilitator • Informasi Tambahan 9.2: Tugas dan Aktivitas Fasilitator Pelatihan • Kertas Flipchart, spidol, pulpen, post it berwarna, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan 240 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? gunting. Waktu Sesi ini membutuhkan waktu 60 menit. Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian unit ini. ICT Penggunaan TIK untuk mendukung unit ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: • Proyektor LCD • Laptop atau personal computer untuk presentasi • Layar proyektor LCD Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Misalnya fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction 5 menit Connection 20 menit Application 30 menit Reflection 5 menit Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan belajar. Menyampaikan beberapa poin yang terdapat dalam pendahuluan unit ini Brainstorming hal-hal yang harus dilakukan oleh fasilitator yang efektif. Menemukenali kegiatankegiatan yang sebaiknya dilakukan dan yang sebaiknya tidak dilakukan di tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap pasca pelaksanaan pelatihan. Mengecek ketercapaian tujuan pelatihan. Menulis pesan utama dari sesi ini dalam jurnal refleksi. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Extension Melakukan praktik fasilitasi dan melakukan pengayaan materi teori fasilitasi Mempelajari Informasi Tambahan 241 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (5 menit) (1) Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar. (2) Menyampaikan beberapa hal pokok yang terdapat dalam pendahuluan dari sesi ini. Hal-hal tersebut terdapat pada catatan untuk fasilitator di bawah ini. Catatan untuk Fasilitator • 1 • • • Fasilitator efektif harus mampu mengidentifikasi hal-hal penting yang harus dilakukan agar pelatihan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahap persiapan meliputi semua hal yang berhubungan dengan fisik maupun non-fisik. Persiapan yang baik dan matang akan sangat mempengaruhi keberhasilan pelatihan yang akan dilakukan. Tahap pelaksanaan pelatihan merupakan tahapan yang paling penting, karena tahap ini akan berdampak langsung terhadap kualitas dan keberhasilan pelatihan. Tahap pasca pelatihan adalah tahap dimana fasilitator akan mencari informasi sejauh mana pelatihan yang dilakukan telah mencapai tujuan secara keseluruhan. Fasilitator juga harus mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul untuk ditindaklanjuti. Connection (20 menit) (1) Curah pendapat tentang apa yang harus dilakukan fasilitator yang efektif. (2) Tuliskan hasil curah pendapat di kertas post it dan tempelkan pada kertas flipchart yang disediakan di depan. (3) Baca dengan keras hasil curah pendapat sebelum ditempelkan. (4) Fasilitator memberikan kesimpulan mengenai hasil curah pendapat. Catatan untuk Fasilitator • 2 242 • Banyak sekali hal yang harus dilakukan oleh fasilitator agar pelatihan dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun demikian, hasil identifikasi tersebut masih belum lengkap dan belum terorganisasi dengan baik. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? Application (30 menit) (1) Peserta bekerja dalam kelompok mata pelajaran. Pengawas sekolah dan kepala sekolah bisa bergabung pada kelompok yang dianggap sesuai. Pada tiap kelompok mata pelajaran dibentuk tiga sub-kelompok yaitu sub-kelompk A, B, dan C. (2) Fasilitator menyampaikan Handout Peserta 9.1: Kegiatan Fasilitator pada Tahap Persiapan, Handout Peserta 9.2: Kegiatan Fasilitator pada Tahap Pelaksanaan Pelatihan, Handout Peserta 9.3: Kegiatan Fasilitator pada Tahap Pasca Pelatihan. Pastikan bahwa setiap peserta memperoleh ketiga handout tersebut. (3) Sub-kelompok A mengerjakan Handout Peserta 9.1, Sub-kelompok B mengerjakan Handout Peserta 9.2, dan Sub-kelompok C mengerjakan Handout Peserta 9.3. (4) Peserta menuliskan hasil diskusi di kertas flipchart dan hasilnya diputar ke sub-kelompok lainnya dalam kelompok mata pelajaran untuk dicermati dan komentari. (5) Fasilitator memberikan kesempatan kepada tiga kelompok mata pelajaran untuk mempresentasikan hasil diskusi. Setiap kelompok tersebut hanya menyajikan salah satu hasil diskusi tahapan tertentu yang belum disajikan oleh kelompok lain. (6) Fasilitator merangkum hasil diskusi dan memberikan penguatan tentang “kegiatan fasilitator pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelatihan”. Reflection (5 menit) (1) Tanyakan pada para peserta apakah mereka sekarang sudah mampu menjawab pertanyaan kunci? (2) Tanyakan pada peserta apakah kegiatan dan materi yang sudah didiskusikan selama sesi ini sudah mencapai tujuan yang sudah dipaparkan pada tahap ‘Introduction’? (3) Berikan waktu kepada para peserta untuk menuliskan pesan utama dari sesi ini dalam jurnal refleksi. Extension (1) Melakukan praktik fasilitasi. (2) Membaca informasi tambahan yang disediakan di unit ini. (3) Melakukan pengayaan materi teori fasilitasi dengan materi-materi lain yang berhubungan. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 243 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Pesan Utama Untuk menjadi fasilitator yang efektif diperlukan kemampuan dalam melakukan kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelatihan. Pada tahap persiapan fasilitator harus mampu menyiapkan perangkat lunak maupun keras yang akan digunakan selama pelatihan. Pada tahap pelaksanaan, fasilitator harus mampu menggunakan metode fasilitasi, media, pengelolaan waktu, penyegaran, dan lain sebagainya. Pada tahap pasca pelatihan, fasilitator harus mampu melakukan refleksi dan evaluasi terhadap proses dan hasil pelatihan sekaligus mengidentifikasi berbagai permasalahan yang muncul dalam pelatihan untuk ditindaklanjuti. 244 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? Handout Peserta 9.1 Kegiatan Tahap Persiapan Pelatihan No Kegiatan yang Sebaiknya Dilakukan Fasilitator Selama Tahap Persiapan No Kegiatan yang Sebaiknya Dihindari Fasilitator Selama Tahap Persiapan USAID DBE3 Relevant Education for Youth 245 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Handout Peserta 9.2 Kegiatan Tahap Pelaksanaan Pelatihan No Kegiatan yang Sebaiknya Dilakukan Fasilitator Selama Tahap Pelaksanaan No Kegiatan yang Sebaiknya Dihindari Fasilitator Selama Tahap Pelaksanaan 246 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? Handout Peserta 9.3 Kegiatan Tahap Pasca Pelatihan No Kegiatan yang Sebaiknya Dilakukan Fasilitator Selama Tahap Pelatihan No Kegiatan yang Sebaiknya Dihindari Fasilitator Selama Tahap Pelatihan USAID DBE3 Relevant Education for Youth 247 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Informasi Tambahan 9.1 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan oleh Fasilitator Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang fasilitator dalam melaksanakan program pelatihan: 1. Sedapat mungkin patuhilah rencana sekuen panduan pelatihan Setelah sekuen panduan disusun dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang mungkin timbul dan mempengaruhi tercapai tidaknya program panduan. Karena itu, hindarilah penyimpangan dari rencana sekuen panduan, terutama bagi pemandu pemula. Pemandu yang telah berulang kali menjalankan program panduan, sering kali mampu menyiapkan dan mengembangkan alternatif sekuen panduan, menukar sekuen latihan karena melihat peluang-peluang belajar yang timbul selama proses pelatihan berlangsung. 2. Hafalkan nama peserta Berusahalah untuk memanggil peserta dengan nama mereka (siapkan label nama peserta yang terbaca). Hal ini mengurangi rasa formil yang seringkali menimbulkan ketegangan dan secara tidak langsung menghambat proses pembelajaran. 3. Libatkan peserta secara aktif Usahakan agar peserta terlibat aktif mulai mencari, menggali data, menganalisis alternatif temuan, memecahkan masalah, mengambil keputusan atau simpulan. Biarkan peserta mengambil simpulan sendiri, pertanyakan argumentasinya mengapa peserta mengambil simpulan itu, kuatkan dan tekankan simpulan itu. 4. Jangan tergesa-gesa menjawab pertanyaan • •· •· 248 jangan jawab pertanyaan yang tidak dipahami maksudnya. jangan jawab pertanyaan yang tidak diketahui jawabnya. jangan jawab pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh pemandu. Bila jawaban itu mungkin diberikan oleh peserta lain, biarkan peserta lain menjawab pertanyaan itu. Bila jawaban terhadap pertanyaan itu dapat diberikan peserta dan mereka tidak menyadari data tertentu, ingatkan peserta pada data tersebut, dan biarkan mereka menjawab itu. USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? 5. Hindari perdebatan dengan peserta Hal ini dimaksudkan agar sekuen panduan yang telah disusun dapat tercapai tidak menyimpang dan waktu habis untuk berdebat. Selain itu, aktivitas peserta akan terhambat gara-gara kita terpancing perdebatan. Lemparkan saja pada peserta lain bila ada perbedaan persepsi terhadap suatu masalah tertentu. 6. Ajukan pertanyaan sesering mungkin Kenyataan bahwa peserta dapat belajar melalui kegiatan menjawab pertanyaan, dan hal ini memberikan peserta lebih banyak kepuasan daripada jika ia langsung diberitahukan materi pembelajaran yang harus ia terima begitu saja. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan. •· Ajukan pertanyaan yang dapat dijawab peserta. Jangan mengajukan pertanyaan yang terlalu sulit, sehingga peserta menjadi “resah” karena tidak bisa menjawab. •· Jangan ajukan pertanyaan yang terlalu mudah. Dengan pertanyaan yang terlalu mudah mengurangi motivasi peserta untuk memberikan jawabannya, dan seringkali peserta jadi ragu apakah jawaban yang ia pikirkan adalah jawaban yang benar. · • Ajukan pertanyaan secara sistematis. Jawaban terhadap pertanyaan pertama hendaknya merupakan data yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan kedua, dan jawaban terhadap pertanyaan kedua hendaknya merupakan data bagi jawaban terhadap pertanyaan ketiga demikian seterusnya. Sebaliknya, bila suatu pertanyaan tidak dapat segera dijawab oleh para peserta, ajukan pertanyaan lain yang lebih mudah. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan yang lebih sukar. 7. Gunakan umpan balik (feed back) Dalam melaksanakan program pelatihan, kita perlu mencari tahu apakah peserta telah menangkap hal-hal yang telah kita sampaikan. Karena itu, kita perlu mencari dan memanfaatkan umpan balik (feed back). Umpan balik bisa berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta, sikap mereka dalam mengikuti program pelatihan, saran-saran yang mereka kemukakan, bahkan dari ’air muka’ mereka. 8. Sadari keterbatasan Anda Jangan melakukan hal-hal di luar batas kemampuan Anda. Jangan mencoba menjelaskan hal-hal yang tidak Anda pahami. Persiapkan diri Anda sebelum memulai kegiatan dan yang paling penting: Jangan Pernah Mengira bahwa Andalah Orang Terpandai di dalam Kelas. Dalam beberapa hal tertentu, mungkin ada peserta yang lebih menguasai bahan dari pada Anda. Jangan musuhi orang ini, gunakan dia sebagai pembantu Anda. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 249 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Informasi Tambahan 9.2 Tugas dan Aktivitas Fasilitator Pelatihan Sebagai koordinator dan anggota tim pelatihan, seorang fasilitator mempunyai tugas yang sangat kompleks. Mulai dari tugas menyiapkan bahan pelatihan, melaksanakan pelatihan, mengevaluasi hasil pelatihan dan jurnal. Adakalanya seorang fasilitator memberi perintah, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, melakukan pencatatan, mengundang tanggapan, memberi konfirmasi, memancing data, merangkai induksi, memberi konsekuensi. 1. Menyiapkan bahan pelatihan. Banyak fasilitator pemula yang mengira bahwa tugas menyiapkan bahan pelatihan hanya terbatas pada pengecekan peralatan yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan mereka memasuki ruang pelatihan tampak sungguh-sungguh siap untuk memandu proses belajar, yang sebetulnya membutuhkan persiapan yang betul-betul matang. Berikut ini ada beberapa tugas minimal yang seharusnya dikerjakan fasilitator sebagai bagian dari persiapan pelatihan. a. Mempelajari rencana pelatihan Karena tidak semua tujuan pelatihan telah terumuskan secara baik, fasilitator tidak cukup hanya membaca apa yang yang tersurat dalam tujuan pelatihan. Fasilitator harus mempelajari rencana pelatihan dengan lebih seksama untuk mengantisipasi berbagai hal yang mungkin muncul selama kegiatan pelatihan berlangsung. Antisipasi itu perlu agar fasilitator tidak mengalami kesulitan dalam memandu pelatihan sesuai rencana. b. Menyiapkan kerangka diskusi Diskusi yang berlangsung antara fasilitator dengan peserta, peserta dengan peserta selama pelatihan, bukan diskusi bebas tetapi bertujuan. Untuk itu, diskusi (pasangan, kelompok, kelas/ pleno) seharusnya mengikuti alur yang sudah direncanakan, yaitu: •· mengumpulkan fakta-fakta / temuan-temuan. •· penyaringan fakta/temuan yang relevan dengan tujuan pelatihan • mengaitkan fakta/temuan menjadi suatu simpulan •· mengaitkan simpulan dengan kehidupan sehari-hari Agar diskusi berjalan sesuai dengan alur yang direncanakan, maka fasilitator bertugas menyiapkan kerangka diskusi dengan mempertimbangkan: •· fakta / temuan apa yang seharusnya dimunculkan/terungkap dalam diskusi? • pertanyaan-pertanyaan apa yang perlu dikemukakan untuk memperbesar 250 terungkapnya USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? fakta/temuan tersebut? • bagaimana cara menghubungkan fakta/temuan tersebut menjadi suatu simpulan? •· mengungkap contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari peserta untuk memperjelas pemahaman terhadap konsep yang dibahas. c. Menyiapkan kerangka observasi Penyiapan kerangka observasi akan lebih mudah dilakukan bila fasilitator benar-benar memahami struktur dari kegiatan yang akan berlangsung. d. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan Di kalangan fasilitator senior ada pomeo yang berbunyi “Seorang fasilitator harus mampu menggunakan peralatan apapun untuk menjalankan ide-idenya”. Hal ini tidak salah, karena seorang fasilitator tidak boleh terlalu tergantung pada peralatan. Akan tetapi, bila peralatan itu tidak sukar untuk diperoleh, sebaiknya tidak menggunakan pomeo itu untuk menutupi kemalasannya. 2. Melaksanakan pelatihan fasilitator Dalam melaksanakan pelatihan tugas fasilitator dapat dirinci a.l. sebagai berikut: memberi perintah/instruksi, mengamati kegiatan peserta, memimpin diskusi dan memberi ceramah singkat, memberikan komentar, mempertanyakan pendapat, memuji, memberi penguatan, dan memberi umpan balik. 3. Memberi instruksi/perintah Karena progam pelatihan umumnya merupakan progam belajar melalui kegiatan, maka dengan sendirinya ada sejumlah besar kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta. Kegiatan yang akan dilakukan peserta sesungguhnya kegiatan-kegiatan yang sengaja diberikan dengan harapan agar muncul sejumlah temuan/fakta yang dapat digunakan untuk mendukung simpulan-simpulan tertentu. Untuk memperbesar kemungkinan munculnya temuan/fakta yang diharapkan, fasilitator harus memberikan instruksi (untuk melakukan kegiatan ybs.) secara seksama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian instruksi al: a. b. c. d. e. peserta perlu tahu hasil (out-put) yang diharapkan dari mereka. peserta perlu tahu sistem-skoring yang berlaku (kalau ada perhitungan nilai) peserta perlu tahu tata-tertib yang berlaku, baik yang menyangkut batas waktu, maupun aturan lain seperti boleh tidaknya mereka berbicara dengan teman, boleh tidaknya bertanya pada fasilitator setelah mulai bekerja dsb. Peserta harus mendapat jawaban/penjelasan mengenai hal-hal yang mereka tanyakan. Instruksi perlu disampaikan sesingkat mungkin tanpa mengurangi kelengkapan dan kejelasannya. USAID DBE3 Relevant Education for Youth 251 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 f. Bila mungkin, instruksi sebaiknya disampaikan secara tertulis g. Sedapat mungkin jangan menggabungkan dua atau lebih satuan instruksi yang sesungguhnya dapat dipisahkan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan satu satuan instruksi adalah sejumlah penjelasan yang dibutuhkan peserta agar mereka dapat mengerjakan tugas yang tidak boleh diinterupsi oleh informasi baru. 4. Mengawasi Kegiatan Pelatihan Selama peserta melakukan kegiatan yang diintruksikan kepada mereka fasilitator harus aktif melakukan pencatatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan ini antara lain: a. Fasilitator harus ingat bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan fakta/ temuan yang akan digunakan dalam pembahasan konsep atau prinsip-prinsip. b. Fasilitator harus mengingat tujuan dari kegiatan dan fakta/temuan apa saja yang diharapkan muncul untuk dijadikan bahan pembahasan. c. Fasilitator sebaiknya mencatat fakta/temuan yang berhasil dijumpainya. Catatan harus meliputi: kapan suatu tingkah laku masing-masing peserta, dan mengapa mereka mereka menampilkan tingkah laku tersebut. d. Fasilitator sudah harus membayangkan cara-cara yang akan digunakan. Untuk mengolah fakta/temuan tersebut dalam diskusi kelas yang seharusnya dilakukan sebagai lanjutan kegiatan ini. 5. Memimpin diskusi Memimpin diskusi (pasangan, kelompok, kelas) merupakan salah satu tugas utama fasilitator. Selama memimpin diskusi, fasilitator sesungguhnya melakukan sejumlah interaksi dengan peserta. Kalau diperhatikan lebih seksama, maka unit-unit interaksi dapat dihimpun ke dalam unit-unit aktivitas. Satu unit interaksi adalah serangkaian interaksi yang dimulai dengan suatu persoalan/ pertanyaan baik yang diajukan oleh fasilitator atau peserta yang berakhir dengan munculnya persoalan baru. Suatu unit interaksi bisa saja berakhir secara tidak mulus/tuntas, yakni bila interaksi berakhir tanpa terpecahkannya persoalan yang diajukan. Tuntas tidaknya unit-unit interaksi dalam diskusi, merupakan salah satu faktor yang turut menentukan efektif tidaknya fasilitator dalam memimpin diskusi (proses dan hasil pelatihan). Satu unit interaksi dalam pembelajaran dapat tersusun dari sejumlah unit aktivitas (unitas) yaitu kesatuan terkecil dari tingkah laku seorang fasilitator. Ada sejumlah besar unit aktivitas yang mungkin dilakukan seorang fasilitator, diantaranya; a. Memberi instruksi 252 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? b. Fasilitator memerintahkan peserta untuk melakukan aktivitas tertentu. Misal, “tutup mata anda dan bayangkan anda berada di padang pasir”. Contoh lain,“sekarang jumlahkan kolom ketiga dan ke empat, kemudian tuliskan hasilnya di kolom lima”. Menjawab pertanyaan Fasilitator memberikan jawaban langsung/melemparkan ke peserta lain terhadap pertanyaan yang diajukan peserta. Contoh, “motivasi itu apaan sih pak? Adakah diantara kalian yang tahu arti motivasi? Jadi, motivasi itu artinya …… c. Mengundang tanggapan Aktivitas fasilitator melontarkan pertanyaan yang umum atau memberi kesempatan peserta mengajukan komentar. Biasanya aktivitas ini berupa pertanyaan tentang kesan-kesan peserta yang dilanjutkan dengan kata-kata, “ada komentar lain, ada yang mau menambahkan? Undangan untuk memberi tanggapan dapat ditujukan pada salah satu fasilitator (tim teaching), atau kepada peserta lain yang dinilai kurang aktif. Contoh, Bu Siska barangkali punya pandangan lain? Mba Siti punya pendapat? d. Menjelaskan definisi Fasilitator menguraikan arti suatu istilah/konsep/pengertian dari sesuatu yang kurang dipahami peserta, tanpa memberi contoh konkret. Contoh,“Jadi, yang dimaksud prestasi adalah.. Perbedaan antara asessment dengan evaluasi adalah ……. e. Mengajukan contoh Aktivitas ini umumnya merupakan kelanjutan dari aktivitas menjelaskan definisi. Fasilitator berusaha mengajukan contoh dari hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya. f. Memberikan konfirmasi Aktivitas fasilitator meng-iya-kan atau penguatan, baik dugaan suatu konsep, tindakan yang harus dilakukan, atau dugaan hubungan kausalitas. Peserta : Kalau begitu, Pakem identik dengan belajar kelompok? Fasilitator : Salah satu prosesnya iya, bisa juga berpasangan. g. Menanyakan maksud peserta Aktivitas fasilitator untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dari hal-hal yang dilontarkan peserta. Dapat pula untuk menemukan latar belakang dari pertanyaan itu. Peserta : Jadi, dalam Pakem lebih mengaktifkan fisik daripada mental-intelektual? Fasilitator : Yang kamu maksud aktif fisik dan mental-intelektual itu apa? Peserta : Dalam Pakem yang penting karya siswa (pajangan)? Fasilitator : Ehm, mengapa kamu menyimpulkan begitu? h. Mengendalikan arah diskusi Seringkali fasilitator terbawa arus oleh perdebatan yang berlarut-larut antar peserta, atau bila USAID DBE3 Relevant Education for Youth 253 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 jawaban peserta lain menyimpang. Untuk itu, fasilitator harus berusaha mengembalikan arah diskusi ke jalur yang direncanakan. Contoh 1: “mengapa kita harus berlarut-larut membicarakan hal yang sebetulnya tidak bermakna? Contoh 2: “ yang saya minta, buat diagram, bandingkan, dan uraikan dengan menggunakan katakata anda sendiri kan? i. Menekankan jawaban peserta Unit aktivitas ini merupakan usaha fasilitator agar peserta memusatkan perhatian atau meningkatkan kesadaran pada suatu simpulan/temuan oleh peserta lain. Penekanan ini biasanya diiringi dengan penulisan inti pertanyaan/jawaban peserta di papan tulis. j. Memancing data Aktivitas fasilitator yang berusaha memperoleh fakta/temuan yang nantinya dibutuhkan untuk pembuktian suatu simpulan. ‘Unitas’ ini biasanya berupa rangkaian pertanyaan yang “menggiring” peserta ke arah jawaban tertentu. Boleh jadi, rangkuman/simpulan bukan datang dari fasilitator. Contoh: Fasilitator dari hasil observasinya telah mencatat bahwa peserta membutuhkan waktu lebih lama untuk mengerjakan soal A daripada waktu yang dibutuhkan untuk menjawab soal B. Padahal, soal lebih banyak mengandung unsur yang tidak diketahui. Fasilitator : Tugas mana yang memerlukan waktu lebih? Peserta: Tugas A Fasilitator : Tugas mana yang mengandung lebih banyak unsur yang tidak diketahui? Peserta: Tugas B Fasilitator: Apa yang bisa anda simpulkan dari kedua fakta itu? Peserta : ………. (tidak menjawab) Fasilitator : Apakah tugas yang lebih banyak unsur yang tidak diketahui selalu membutuhkan lebih banyak waktu? Peserta : Tidak Fasilitator : Jadi……….? k. Merangkai induksi Aktivitas monolog fasilitator yang menghubungkan berbagai temuan yang diperoleh peserta untuk merancang simpulan. Contoh : tadi kalian sudah menyimpulkan bahwa A lebih besar dari B. Kita juga sudah buktikan bahwa A lebih kecil dari C. Simpulannya: (bahwa C > dari B … peserta yang menyimpulkan). l. Memberi konsekuensi Aktivitas fasilitator yang secara khusus diberikan untuk menghargai atau “mencela” tindakan tertentu dari peserta/kelompok peserta, bisa juga diberikan pada seluruh peserta. Aktivitas ini dilakukan secara khusus, agar peserta benar-benar merasa dipuji/dicela. (pujian bisa acungan jempol/tepuk tangan. Aktivitas ini mirip dengan konfirmasi, kalau konfirmasi hanya 254 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? membenarkan dugaan peserta, tanpa memberikan penghargaan pada temuanya. Dari berbagai unit aktivitas, unitas yang sebaiknya dikurangi (menjelaskan definisi, menjawab pertanyaan, memberi konfirmasi). Ada unitas yang sebaiknya ditambah (memancing data, mengendalikan arah diskusi, menanyakan maksud peserta). Ada pula unitas yang sangat tergantung dari respons peserta, walau stimulus sudah cukup diberikan. 6. Memberi ceramah singkat Berbeda dengan kegiatan memimpin diskusi, ceramah singkat merupakan kegiatan monolog, untuk menjelaskan konsep/prinsip yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Satu ceramah sesungguhnya terdiri dari sejumlah unit penjelasan yang bertujuan menjelaskan memberikan pemahaman terhadap satu prinsip/konsep. Satu ceramah singkat yang utuh sebaiknya terdiri dari: a. Rumusan : inti dari konsep/prinsip yang diajukan. Contoh: Persepsi bersifat subyektif b. Elaborasi : penjelasan lebih jauh dari rumusan yang diajukan Contoh: artinya persepsi itu tidak tergantung pada objek yang dipersepsikan, melainkan dari subjek yang mempersepi. c. Argumentasi : pembuktian terhadap rumusan yang diajukan. Bila pembuktian ini tidak dapat dilakukan dengan mudah, fasilitator dapat meminjam otoritas para ahli yang membuktikan rumusan tersebut. Menurut hasil penelitian R.J.Marzano, bahwa persepsi…. d. Contoh : yang konkret dari kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep/ prinsip yang dibahas. e. Humor : digunakan bilamana perlu untuk lebih menguatkan habits of mind. Untuk mengingat ke lima unsur ini, ingatlah bahwa setiap ceramah singkat seharusnya berusaha untuk menjangkau (R-E-A-C-H) para peserta (pendengarnya). Jadi ceramah singkat tidak diharamkan dalam pelatihan, justru penting karena berfungsi menjelaskan konsep yang sulit untuk dipahami melalui pengalaman terkendali/diskusi kelompok. Di samping itu, ceramah singkat dapat digunakan sebagai media untuk meminjam otoritas para ahli dalam mendukung kebenaran yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman terkendali. 7. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran serta jurnal belajar Salah satu cara untuk mengevaluasi proses dan hasil pelatihan (dalam waktu yang singkat) adalah mengevaluasi kegiatan pelatihan (walaupun sesungguhnya evaluasi itu harus dilakukan terhadap hasil pelatihan). Caranya dengan melihat adakah perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan norma dalam wujud tingkah laku yang ditampilkan oleh peserta dalam waktu pendampingan (3 bulan setelah pembelajaran). USAID DBE3 Relevant Education for Youth 255 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 Ada beberapa cara untuk mengevaluasi efektivitas fasilitator dalam menjalankan tugas dan aktivitasnya: a. Sejauh mana fasilitator menyimpang dari rencana panduan (hasil rapat koordinasi tim fasilitator sebelum pelatihan). b. membandingkan proporsi modus-modus panduan pelatihan. Gunakan rumus: • waktu instruksi harus lebih singkat dari waktu kerja (pasangan-klp) · • waktu kerja harus lebih singkat dari waktu diskusi · • waktu diskusi harus lebih panjang dari waktu ceramah. c. Beri kesempatan kepada peserta untuk setiap akhir pertemuan menuliskan jurnal belajar (apa yang sudah diketahui, apa yang ingin diketahui lebih lanjut, dan kesulitan apa yang dihadapi selama pelatihan). d. sejauh mana fasilitator telah memberikan instruksi, memimpin diskusi, dan memberi ceramah dengan baik. 256 USAID DBE3 Relevant Education for Youth Unit 9 - Bagaimana Menjadi Fasilitator yang Efektif? Presentasi Unit 9 USAID DBE3 Relevant Education for Youth 257 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna - Paket Pelatihan 2 258 USAID DBE3 Relevant Education for Youth