Efek Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap Proliperasi dan Diferensiasi Sel Otak Besar Anak Tikus Berumur 3 Hari in vitro Min Rahminiwati Ita Djuwita Yunita Ardini Latifah K Darusman Pusat Study Biopharmaka Bagian Farmakologi Bagian Embriologi Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Background Sel otak berperan dalam mengontrol perilaku, tumbuh kembang, reproduksi manusia dan hewan Komposisi otak : saraf dan sel glial (90 %) Bentuk sel glia: ependym Microglia cell Oligodendroglia, dan Astroglia. • Sel glia : sel penunjang yang berfungsi melindungi, merawat, dan sumber nutrisi sel saraf. • Astrosit ▫ mempertahankan sirkulasi darah di otak, mengatur kadar ion dan nutrien, memperbaiki dan mencegah jaringan saraf dari kerusakan • Oligodendrosit ▫ melapisi akson dengan menghasilkan myelin. • Sel Ependimal : ▫ produksi cairan cerebrospinal • Mikroglia ▫ fagositosis terhadapi sel-sel otak yang mati, bakteri.. Perubahan yang terjadi pada penyakit Alzheimer Kematian sel-sel saraf dapat menyebabkan kelemahan memori (Colville & Bassert 2002), Illustration by Bob Morreale, provided courtesy of the American Health Assistance Foundation Dokumentasi :http://www.ahaf.org/alzheimers/about/understanding/brain-nerve-cells.html Sel Saraf Degenerasi akson dapat menghambat penyaluran impuls (Messonnier 2002). Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Aktivitas Farmakologi Kurkumin • antiinflamasi Kurkumin • melindungi sel saraf dari kerusakan dan kematian sel pada tikus tua (Kim et al 2004) Kurkumin • menginduksi terjadinya proliperasi sel progenitor hipokampus otak tikus dewasa Xanthorrhizole • antiproliferasi pada sel kanker payudara, sel normal hati dan sel normal ginjal • (Cheah et al. 2006)Handayani 2008) Sel saraf • • Mikroglia yang teraktivasi akan mengeluarkan mediator kimia peradangan dan faktor neurotoksik • Peranan dari mikroglia adalah meningkatkan efek peradangan dan memperantarai degenerasi selular serta melindungi sel otak. • Kerusakan saraf terjadi karena adanya inflamasi. Sel Mikroglial Faktor Neurotoxik Temulawak Faktor Inflamasi Degenerasi sel saraf Alzheimer ‘s • Kurkumin menghambat enzim tirosinase. (Hong et al. 1999) yang berperan penting dalam mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. • Sel saraf dan sel glia diketahui sama-sama memiliki enzim tirosin kinase Tujuan Penelitian • Pengaruh ekstrak rimpang temulawak terhadap sel normal otak besar (Cerebrum ) anak tikus ? • Cerebrum : ▫ menginterpretasikan informasi sensoris ▫ menginisiasi rangsangan pada otot rangka ▫ mengintegrasikan aktivitas sel saraf yang berhubungan dengan komunikasi, ekspresi respon emosional, belajar, memori, daya ingat, dan kebiasaan lainnya yang dilakukan secara sadar (Colville & Bassert 2002). Tempat Penelitian Tempat • Laboratorium Embriologi, dan Laboratorium Farmakologi.Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi,Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor 1. Alat 2.Bahan Bahan : Ekstrak air Temulawak yang diperoleh dengan cara maserasi 3. Metoda Penelitian Isolasi sel otak anak tikus umur 3 hari (New born Sprague Dawley rat) suspensi secara homogen dalam PBS Pencucian suspensi dengan mPBS dan mDMEM DMEM diperkaya dengan 10% NEAA, NBCS, 50 µg/ml gentamycine sentrifuse Cawan petri dilapisi gelatin 0.1 % Pengamatan dicuci dengan PBS. Solitarisasi sel dengan tripsin 0,1% Inkubasi dalam 5% CO2 inkubator, pada 37oC, selama 6 hari Suspensi sel 6,5x104 sel/mL dimasukkan ke dalam cawan petri berisi mDMEM dan perlakuan sebanyak 100 µL/petri Evaluasi Hasil Kultur Sel Saraf Tingkat Proliferasi Berdasarkan Population Doubling Time (PDT) Komposisi Jumlah Sel Glia dan Sel Saraf Pertumbuhan Panjang Akson dan Dendrit Tingkat Proliferasi Berdasarkan PDT • Tingkat Proliferasi menghitung jumlah sel pada saat sebelum dikultur dan setelah kultur hari keenam. • Total sel (sel/mL) = jumlah sel pada 5 kotak x faktor pengenceran x 104 • PDT (hari) = 1 • (log jumlah sel akhir-log jumlah sel awal)x 3,32 Waktu Differensial Sel untuk Menentukan Sel Saraf dan Sel Glia Cover glass dicuci PBS eosin 5 menit Aquades 5 menit fiksasi Buffer paraformaldehid 4% aquades 5 menit Alkohol bertingkat simpan dalam alkohol 70% hematoxilin 10 menit Xylol rendam alkohol 50% 3 menit rendam aquades 5 menit Penempelan cover glas Pengamatan sel Panjang Akson dan Dendrit Kultur sel saraf difoto sebanyak 4 lapang pandang dengan perbesaran 10x10 Panjang akson dan dendrit diukur menggunakan perangkat lunak komputer Rancangan Percobaan • Perlakuan : • Kontrol Positif : mDMEM+Asiaticoside 30µg/mL • Kontrol negatif : mDMEM • Konsentrasi 1 : mDMEM+CZ 100 ppm • Konsentrasi 2 : mDMEM+CZ 200 ppm • Konsentrasi 3 : mDMEM+CZ 400 ppm • Parameter : • PDT • jumlah sel glia dan sel saraf • panjang akson dan dendrit Analisis Data • Data yang diperoleh dianalisa dengan Anova dan Duncan HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Proliferasi Berdasarkan Population Doubling Time (PDT) Tabel 1 Tingkat proliferasi sel saraf PDT (Population Doubling Time) (hari) Kontrol positif Kontrol negatif Konsentrasi CZ 100 ppm 200 ppm 400 ppm 3,27 ± 0,26a 3,78 ± 0,51a 4,39 ± 0,52b 5,15 ± 0,99b 6,62 ± 0,57c Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0.05). Keterangan : Kontrol positif (mDMEM+AC 30µg/mL; Kontrol negatif (mDMEM); Konsentrasi 1 (mDMEM+CZ 100 ppm); Konsentrasi 2 (mDMEM+CZ 200 ppm); Konsentrasi 3 (mDMEM+CZ 400 ppm) Komposisi Jumlah Sel Glia dan Sel Saraf Tabel 2 Persentase sel saraf dan sel glia pada masing-masing perlakuan Jenis sel Kontrol positif Kontrol negatif Konsentrasi CZ 100 ppm 200 ppm 400 ppm Sel saraf 69,03 ± 3,47-c 47,20 ± 9,96b 45,11 ± 2,44ab 36,18 ± 0,20a 37,25 ± 4,43a Sel glia 30,97 ± 3,47a 52,80 ± 9,96b 54,88 ± 2,44bc 63,81 ± 0,20c 62,75 ± 4,43c Pertumbuhan Panjang Akson dan Dendrit Tabel 3 Panjang akson dan dendrit pada masing-masing perlakuan (µm) Kontrol positif Kontrol negatif Konsentrasi CZ CZ 100 ppm CZ 200 ppm Akson 19,78 ± 4,25ab 18,44 ± 2,99a 18,72 ± 1,50 a 17,78 ± 1,79 a 20,90 ± 0,01b Dendrit 10,07 ± 2,04 a 10,93 ± 1,04a 10,35 ± 2,25a 11,66 ± 4,07 b 13,81 ± 0,64b CZ 400 ppm Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0.05). • Semakin panjang dan semakin banyak jumlah dendrit maka semakin besar kemungkinan untuk terjadinya sinaps dengan sel saraf yang lain. Dengan semakin banyaknya sinaps, maka kemampuan otak untuk menampung informasi menjadi lebih besar (Affari 2011). Kesimpulan Ekstrak rimpang temulawak memiliki efek memperlambat proliferasi selsel otak besar secara nyata pada konsentrasi mulai100 ppm, tetapi meningkatkan pertumbuhan sel glia pada konsentrasi mulai 200 ppm, panjang akson dan dendrit pada konsentrasi 400 ppm. References • • • • • • • Ahmed, T., and A.H Gilani.2009. Inhibitory effect of curcuminoids on acetylcholinesterase activity and attenuation of scopolamine-induced amnesia may explain medicinal use of turmeric in Alzheimer's disease. Pharmacology, Biochemistry and Behavior 91 :554–559 Sarah Perkins, S. et al. 2002. Chemopreventive Efficacy and Pharmacokinetics of Curcumin in the Min/ Mouse, a Model of Familial Adenomatous Polyposis1. Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention. Vol. 11, 535–540. HSIUNG PAN, M., TM. HUANG, and JK.LIN. 1998. Drug Metabolism and Disposition. Biotransformation of curcumin through Reducton and Glucuronidation in Mice. (. 27 ) 1 : 486—494. Hermann P. T,. Ammon and M A. Wahi‘.1991. . Pharmacology of Curcuma longa. Planta Med. 57 : 1-7 GL Wenk. 2006. Neuropathologic Changes in Alzheimer's Disease: Potential Targets for Treatment. J Clin Psychiatry 67: 3-7. DS Woodruff-Pak, TJ Gould. 2002. Neuronal nicotinic acetylcholine receptors: involvement in Alzheimer's disease a Behav Cogn Neurosci Rev 1: 5-20.