HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN MP-ASI YANG TERLALU DINI DI DESA BLANG KANDIS KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2014 FACTORS THAT RELATED TO THE PROVISION OF MP-ASI TOO EARLY IN THE BLANG KANDIS VILLAGE BANDAR PUSAKA DISTRICT ACEH TAMIANG YEAR 2014 Lina*, Nuswatul Khaira*, Emilda AS* Prodi D III Keperawatan Banda Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh Email: [email protected] Abstrak: Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI yang terlalu dini. Jenis penelitian ini adalah bersifat studi korelasi dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan yang terdapat di Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang yang berjumlah 42 responden dengan alat ukur kuesioner. Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden memberikan MP-ASI yang terlalu dini yaitu sebanyak 27 responden (64,3%), mayoritas responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 33 responden (78,6%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 2 responden (4,8%), mayoritas responden mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 40 responden (95,2%). Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pemberian MP-ASI yang terlalu dini dengan pengetahuan dengan P Value 0,530 (P > 0,05) dan tidak ada hubungan antara pemberian MP-ASI yang terlalu dini dengan sikap dengan P Value 0,530 (P>0,05). Hal ini dikarenakan kurang lancarnya pengeluaran ASI ibu, selain itu anjuran dari ibu atau mertua mereka seperti memberikan pisang yang dilumatkan. Pemberian makanan tambahan selain ASI sudah mulai diberikan pada bayi sejak berumur 3 bulan. Hal ini sangat disayangkan, karena seharusnya anak yang berusia 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif Kata Kunci : MP-ASI, ASI, MP-ASI Dini Abstract: Starting at age 6 months, babies got Complementary feeding (MP-ASI) nutritious accordance with the growth needs. The purpose of this study was to determine the factors associated with the provision of complementary feeding too early. This type of research is the study of the correlation is the cross-sectional design. The population in this study were all mothers with infants aged 0-12 months who are in the village of Blang Kandis Heritage District of Bandar Aceh Tamiang totaling 42 respondents to the questionnaire measuring instruments. The results showed the majority of respondents gave the MP-ASI is too early as many as 27 respondents (64.3%), the majority of respondents either knowledgeable as many as 33 respondents (78.6%) and minority respondents are less knowledgeable as many as 2 respondents (4.8 %), the majority of respondents have a positive attitude as many as 40 respondents (95.2%). The results showed no association between the provision of complementary feeding too early with knowledge of the P Value 0.530 (P> 0.05) and there was no relationship between the provision of complementary feeding too early with the attitude with P Value 0.530 (P>0, 05). This is because the milk is less smooth expenditure, other than that the suggestion of the mother or in-laws as they provide a distraction crushed bananas breastfeeding. Addition to breast milk feeding has begun to be given to infants from the age of 3 months. This is unfortunate, because it is supposed children aged 0-6 months exclusively breastfed. Keyword: MP-ASI, ASI, Early complementary feeding 176 177 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188 memegang peranan dalam menghasil PENDAHULUAN Usia 0-24 bulan merupakan masa kan manusia yang berkualitas. Dengan pertumbuhan dan perkembangan yang bertambahnya usia bayi, bertambah pula pesat, diistilahkan kebutuhan akan zat-zat gizi. Oleh sebagai periode emas sekaligus periode karena itu mulai umur 6 bulan, selain kritis. Periode emas dapat diwujudkan ASI bayi perlu diberi makanan lain. apabila pada masa ini bayi dan anak Makanan sehingga kerap memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Untuk ini disebut Makanan 2 Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI merupakan dalam Global Strategy for Infant and kewajiban seorang ibu yang mengasuh Young Child Feeding, World Health anaknya. Pemberian makanan tambahan Organization United berarti memberi makanan lain selain Children's ASI. Pemberian makanan tambahan Emergency Fund (UNICEF) mereko- yang terlalu dini berbahaya karena mendasikan empat hal penting yang seorang harus makanan Nations dan International dilakukan yaitu; pertama bayi alami bayi mencapai tumbuh kembang optimal, di (WHO) proses pada belum tambahan sebagai memerlukan saat ini dan memberikan air susu ibu kepada bayi makanan tersebut dapat menggantikan segera dalam waktu 30 menit setelah ASI lebih sedikit, menyebabkan risiko bayi lahir, kedua memberikan hanya air terjadi infeksi pada bayi meningkat, susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI selain itu tidak ditemukan bukti bahwa secara eksklusif sejak lahir sampai bayi pemberian makanan tambahan pada usia berusia 6 bulan, ketiga memberikan empat makanan pendamping air susu ibu (MP- menguntungkan, bahkan ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai dampak negatif untuk kesehatan bayi. 3 atau lima bulan lebih mempunyai 24 bulan, dan keempat meneruskan Cara pemberian makanan pada pemberian ASI sampai anak berusia 24 bayi yang baik dan benar adalah bulan atau lebih.1 menyusui bayi secara eksklusif sejak Air Susu Ibu (ASI) adalah lahir sampai dengan umur 6 bulan dan yang meneruskan menyusui anak sampai nilainya tidak bisa digantikan oleh umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, apapun bayi mendapat Makanan Pendamping makanan terbaik untuk bayi juga. Pemberian ASI ikut Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 178 ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai miskin. Pemberian MP-ASI kepada dengan keluarga kebutuhan tumbuh 4. kembangnya miskin memiliki karena mereka keterbatasan dalam ASI adalah makanan bayi ciptaan penyediaan pangan di rumah tangga. Tuhan sehingga tidak dapat digantikan Penentuan keluarga miskin dilakukan dengan makanan dan minuman yang oleh daerah sesuai dengan kriteria lain. ASI merupakan makanan bayi setempat. yang terbaik dan setiap bayi berhak mendapatkan ASI, dan untuk Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fithriatul Muthmainnah3 mempromosikan pemberian ASI, maka dengan Kementerian Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Kesehatan telah judul Faktor-faktor menerbitkan surat keputusan Menteri Dalam Kesehatan Pendamping Air Susu Ibu di Puskesmas nomor: 450/Menkes/SK/- Memberikan Yang makanan IV/2004 tentang Pemberian ASI secara Pamulang, eksklusif pada bayi di Indonesia. Pada variabel tahun 2012 telah dikeluarkan Peraturan pengetahuan ibu dalam memberikan Pemerintah (PP) nomor 33 tentang MP-ASI Pemberian ASI Eksklusif dan telah sedangkan diikuti dengan dikeluarkannya 2 (dua) berhubungan dengan pengetahuan ibu Peraturan Menteri Kesehatan yaitu : dalam memberikan MP-ASI adalah Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 variabel tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas (0,265), sosial ekonomi (0,246) dan Khusus Menyusui Dan Memerah Air sumber informasi (0,871). Susu Ibu dan Permenkes Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya Berdasarkan 1 didapatkan yang hasil bahwa berhubungan dengan adalah pekerjaan variabel umur Berdasarkan (0,041), yang (0,189), tidak pendidikan penelitian yang 5 dilakukan oleh Asdani Padang dengan judul Faktor-faktor Yang Mempenga- Umum ruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI di Pemberian Makanan Pendamping Air Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Susu Tengah tahun 2007, di dapatkan hasil Ibu Republik Pedoman Departemen Indonesia Kesehatan Tahun 2006, bahwa variabel sikap mempunyai sasaran MP-ASI adalah seluruh bayi pengaruh secara signifikan (0,048). dan anak usia 6-24 bulan dari keluarga Variabel pendukung yang mempunyai 179 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188 pengaruh terhadap pemberian MP-ASI ASI yang diberikan berupa pisang, adalah keterpapa-ran media (0,038), bubur instant dan bubur yang dibuat variabel pendorong yang mempunyai sendiri. pengaruh terhadap pemberian MP-ASI Penelitian di menunjukkan dan kebiasaan memberikan MP-ASI di makanan pendamping ASI pada usia 4 masyarakat< 6 bulan (0,036). bulan, dan hampir semua ibu-ibu sudah mulai bayi Lanka dini adalah dukungan keluarga (0,019), Penelitian lain yang dilakukan 23% Sri memberikan menerima makanan padat oleh Ni Made DwiMariastuti (2010) seperti nasi tim, biskuit, dan tanpa saran dengan dari medis. Total dari 410 bayi, terdapat judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian 34% Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pendamping ASI sebelum usia 6 bulan6 Pada Bayi Umur 3-6 Bulan di UPT. bayi diberikan Berdasarkan makanan Monitoring Puskesmas Abiansemal I Kecamatan Evaluasi Abiansemal Bandung, Pelayanan Minimal Kesehatan Tahun didapatkan hasil bahwa dari 30 ibu, 27 2010, cakupan pemberian MP‐ASI pada ibu sudah memberikan MP-ASI kepada anak usia 6‐24 bulan keluarga miskin di bayinya saat berumur < 6 bulan, dan 3 Indonesia tahun2010 sebesar 32,07% ibu memberikan saat bayi berumur 6 yang berarti belum mencapai target bulan. Faktor-faktor yang mempenga- sebesar 100%. ruhi ibu dalam memberikan MP-ASI Provinsi Aceh pada bayi saat berumur < 6 bulan adalah MP‐ASI pada anak usia 6‐24 bulan bayi yang terus menangis dan dalam keluarga miskin tahun 2010 adalah pikiran ibu dianggap lapar sementara sebesar 32,07% ASI tidak cukup, ibu yang bekerja Data Kabupaten Data/Indikator Dan dari Standar Sedangkan cakupan Profil untuk pemberian Kesehatan sehingga tidak sempat memberi ASI, Provinsi Aceh (2012) menunjukkan anjuran orang lain (keluarga), bidan atau bahwa Cakupan pemberian Makanan rumah sakit tempat ibu melahirkan Pendamping ASI pada usia 6-23 bulan sudah memberikan susu formula sejak untuk keluarga miskin di Provinsi Aceh lahir, sosial budaya (upacara 1 bulan 7 tahun 2012 sebesar 50.57%, sementara hari dan 3 bulanan) sebagai simbol target pemberian makanan pertama. Jenis MP- persentase SPM 100%. bayi Sementara yang diberi itu ASI Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 180 eksklusif tahun 2012 baru mencapai diberikan makanan tambahan. Dari data 27%. Rendahnya cakupan ini banyak di Puskesmas Bandar Pusaka tahun dipengaruhi oleh budaya memberikan 2013 bahwa ibu yang memberikan makanan dan minuman terlalu dini makanan tambahan terlalu dini pada kepada bayi baru lahir, akibat dari bayinya yaitu mencapai 65%. pengetahuan keluarga tentang ASI yang masih sangat minim. Disamping itu METODE PENELITIAN gencarnya propaganda susu formula Penelitian ini dilakukan untuk terutama di perkotaan dan prilaku ibu mengetahui hubungan pengetahuan dan terhadap pemberian ASI. sikap ibu terhadap pemberian MP-ASI Berdasarkan laporan Dinas yang terlalu dini di Desa Blang Kandis Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten tahun 2013, dari 5.639 bayi lahir hanya Aceh Tamiang tahun 2014. 28,57% yang mendapat ASI Eksklusif Menurut Notoatmodjo7, Kerangka dari ibunya (Dinkes Aceh Tamiang, konsep penelitian pada dasarnya adalah 2014). kerangka hubungan antara konsep- Berdasarkan hasil pendataan di konsep yang ingin diamati atau diukur Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar melalui penelitian yang akan dilakukan, Pusaka maka kerangka konsep dalam penelitian Kabupaten menunjukkan Aceh bahwa Tamiang bayi yang ini dapat digambarkan sebagai berikut: diberikan ASI Eksklusif pada bulan Jenis penelitian ini adalah bersifat Januari sampai dengan bulan Mei rata- studi korelasi dengan rancangan cross rata 167 sectional yaitu suatu penelitian untuk bayidan57,4 % cenderung diberi susu mempelajari variabel dependent dan formula variabel independent secara bersamaan sebesar dan 71 (42,5%)dari makanan tambahan (Puskesmas Bandar Pusaka, 2014). untuk mengetahui hubungan Dari data di atas dapat diketahui pengetahuan dan sikap ibu terhadap bahwa ibu kurang memberikan ASI pemberian MP-ASI yang terlalu dini di Eksklusif pada bayinya dan sebagai Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar penggantinya para ibu memberikan Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang tahun makanan tambahan terlalu dini, dimana 2014. belum berusia enam bulan tetapi sudah 181 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188 Populasi dalam penelitian ini mempunyai bayi umur 0-12 bulan yang adalah seluruh ibu yang mempunyai terdapat bayi umur 0-12 bulan yang terdapat di Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar Aceh Tamiang dari tanggal 5 sampai 25 Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang yang Juni berjumlah faktor 42 orang. Teknik di Desa Blang Kandis 2014 untuk mengetahui faktoryang berhubungan pengambilan sampel dalam penelitian pemberian ini didapatkan hasil sebagai berikut : adalah total populasi. seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sebanyak 42 orang. MP-ASI dengan terlalu dini Hasil Penelitian didapat bahwa mayoritas ibu memberikan MP-ASI Hasil wawancara atau angket yang yang terlalu dini kepada bayi umur 0-12 diperoleh atau dikumpulkan melalui bulan yaitu sebanyak 27 responden kuesioner perlu disunting (edit) terlebih (64,3%). dahulu. Kalau ternyata masih ada data Menurut Kemenkes RI (2012), atau informasi yang tidak lengkap, dan cara pemberian makanan pada bayi yang tidak mungkin dilakukan wawancara baik dan benar adalah menyusui bayi ulang, tersebut secara eksklusif sejak lahir sampai Instrumen dengan umur 6 bulan dan meneruskan berupa kolom-kolom untuk merekam menyusui anak sampai umur 24 bulan. data secara manual. Lembaran atau Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat kartu kode berisi nomor responden, dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) nomor-nomor yang bergizi sesuai dengan kebutuhan maka dikeluarkan kuesioner (drop out). pertanyaan. Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar tumbuh kembangnya. kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. Berdasarkan Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Dan Membuat tabel-tabel data, sesuai Susu Ibu Departemen dengan tujuan penelitian atau yang Republik diinginkan oleh peneliti. sasaran MP-ASI adalah seluruh bayi Indonesia Kesehatan Tahun 2006, dan anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin. Pemberian MP-ASI kepada HASIL DAN PEMBAHASAN Dari dilakukan hasil terhadap penelitian 42 ibu yang keluarga yang memiliki miskin karena keterbatasan mereka dalam Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 182 penyediaan pangan di rumah tangga. Ada dua kerugian utama Penentuan keluarga miskin dilakukan memperkenalkan makanan padat oleh daerah sesuai dengan kriteria sebelum setempat. meningkatnya resiko diare dan infeksi usia 6 bulan yaitu Hasil penelitian ini sesuai dengan lainnya. Juga jumlah ASI yang diterima penelitian yang dilakukan oleh Ni Made bayi akan menurun, karena ASI lebih Dwi Mariastuti (2010), dengan judul bergizi dibandingkan dengan makanan Faktor-faktor yang Mempengaru-hi Ibu padat, dalam Pemberian Makanan Pendamping terganggu (Ramaiah, 2007).8 pertumbuhan bayi mungkin ASI (MP-ASI) Pada Bayi Umur 3-6 Menurut Krisnatuti dan Yenrina,9 Bulan di UPT. Puskesmas Abiansemal I tahun (2008), bayi belum siap menerima Kecamatan Kabupaten makanan semi padat sebelum berusia 6 Bandung, didapatkan hasil bahwa 27 ibu bulan, selain itu makanan tersebut sudah memberikan MP-ASI kepada belum diperlukan sepanjang bayi tetap bayinya saat berumur < 6 bulan, dan 3 mendapatkan ASI, kecuali pada keadaan ibu memberikan saat bayi berumur 6 tertentu. Banyak resiko yang ditemukan bulan. pada jangka pendek maupun panjang Abiansemal Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan jika MP-ASI pada bayisaat berumur < 6 pendamping terlalu dini. bulan adalah bayi yang terus menangis bayi diberikan makanan Menurut asumsi penelitian bahwa dan dalam pikiran ibudianggap lapar pada penelitian sementara ASI tidak cukup, ibu yang memberikan bekerja sehingga tidak sempatmemberi kepada bayi umur 0-12 bulan lebih ASI, anjuran orang lain (keluarga), banyak dibandingkan dengan ibu yang bidan atau rumah sakit tempat ibu tidak memberikan MP-ASI terlalu dini melahirkan sud ah memberikan susu kepada bayi umur 0-12 bulan, hasil ini formula sejak lahir, sosial budaya berdasarkan wawancara dan kuesioner (upacara 1bulan 7 hari dan 3 bulanan) yang sebagai simbul pemberian makanan kurang lancarnya pengeluaran ASI ibu, pertama. Jenis MPASI yang diberikan selain itu anjuran dari ibu atau mertua berupa pisang, bubur instant dan bubur mereka seperti memberikan pisang yang yang dibuat sendiri. dilumatkan sebagai selingan pemberian telah ini MP-ASI dibagikan ibu yang terlalu dini dikarenakan 183 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188 ASI. Pemberian makanan tambahan pada bayi umur 0-12 bulan mayoritas selain ASI sudah mulai diberikan pada berpengetahuan baik yaitu sebanyak 20 bayi sejak berumur 3 bulan. Hal ini responden (60,6%). Hasil penelitian ini sangat disayangkan, karena seharusnya menunjukkan anak hubungan antara pemberian MP-ASI yang berusia 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. bahwa tidak ada yang terlalu dini dengan pengetahuan. Menurut Notoatmodjo,7 pengeta- Hubungan Antara Pemberian MP- huan merupakan hasil dari tahu dan ASI terjadi Yang Terlalu Dini Dengan orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek Pengetahuan Ibu memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayi setelah tertentu. Penginderaan terjadi melalui umur 0-12 bulan panca indra manusia yakni melalui indra mayoritas berpengetahuan baik yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, sebanyak 20 responden (60,6%), lebih perasa dan peraba. Pengetahuan atau besar kognitif dibandingkan dengan yang merupakan domain sangat berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 5 penting dalam membentuk tindakan responden (71,4%) dan berpengetahuan seseorang. kurang yaitu sebanyak 2 responden ingatan yang dipelajari dan disimpan (100,0). dalam ingatan, hal tersebut meliputi Hasil uji chi-square (Person Chi- Pengetahuan mencakup fakta, kaidah, dan prinsip serta metode Square) pada derajat kepercayaan 95% yang menghasilkan P Value 0,482 (P>0,05) disimpan dalam ingatan akan digali dimana Ha ditolak dan Ho diterima. Hal pada saat yang dibutuhkan melalui ini menunjukkan bahwa secara statistik bentuk tidak ada hubungan antara pemberian kembali. MP-ASI yang terlalu dini dengan pengetahuan. diketahui. Pengetahuan mengingat atau yang mengenal Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman dari berbagai sumber, Hasil analisa bivariat dari tabel misalnya: media 4.4 didapat bahwa dari 27 ibu di Desa elektronik, buku Blang Bandar kesehatan, media poster, kerabat dekat, Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang yang dan sebagainya. Pengetahuan sangat memberikan MP-ASI yang terlalu dini berhubungan Kandis Kecamatan masa, media petunjuk, petugas dengan pendidikan, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 184 sedangkan pendidikan merupakan salah memberikan MP-ASI yang terlalu dini satu kebutuhan dasar manusia yang dikarenakan sangat dibutuhkan untuk mengembang- pemberian MP-ASI dipengaruhui oleh kan diri. Semakin tinggi pendidikan, kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam semakin pemberian mudah mengembangkan menerima serta pengetahuan dan tekhnologi.7 perilaku makanan ibu dalam kepada anak dibawah 6 bulan yang sudah mengakar secara turun menurun, selain itu Penelitian ini tidak sejalan dengan dikarenakan kurangnya produksi ASI penelitian yang dilakukan oleh Iin dari sebagian ibu-ibu di Desa Blang Indriyawati dengan judul Faktor-Faktor Kandis Ibu mereka akan ASI belum tercukupi. yang Berhubungan dengan sementara kebutuhan bayi Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dini Pada Bayi Usia < 6 Hubungan Antara Pemberian MP- Bulan. ASI Yang Terlalu Dini Dengan Sikap Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara status Memberikan MP-ASI yang terlalu pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu dini pada bayi terhadap pemberian ASI eksklusif 6 mayoritas bulan dengan pemberian MP-ASI dini. sebanyak 25 responden (62,5%) dan Menurut Yenrina 9 , masyarakat yang pengetahuannya kurang mengenai minoritas umur 0-12 bulan bersikap bersikap positif negatif yaitu yaitu sebanyak 2 responden (100,0%). kuat Hasil uji chi-square (Person Chi- yang Square) pada derajat kepercayaan 95% berhubungan dengan pemberian MP- menghasilkan P Value 0,530 (P>0,05) ASI. pengetahuan dimana Ha ditolak dan Ho diterima. Hal meningkatkan ini menunjukkan bahwa secara statistik MP-ASI, akan mempertahankan lebih tradisi-tradisi Pemberian diharapkan dapat kesadaran masyarakat dan dapat mengubah pola fikir masyarakat agar tidak ada hubungan antara pemberian MP-ASI yang terlalu dini dengan sikap. setiap bayi yang berusia kurang dari 6 Menurut Notoatmodjo7, sikap bulan tidak diberikan makanan selain merupakan reaksi atau respon yang ASI. masih tertutup dari seseorang terhadap Menurut asumsi penelitian bahwa pada penelitian ini banyak ibu yang suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesediaan dan kesiapan 185 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188 untuk bertindak dan bukan merupakan cenderung mengikuti orang tuanya, pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum karena orang tua sebagai orang yang merupakan penting dalam kehidupannya. aktivitas, suatu akan tindakan tetapi atau merupakan Hasil penelitian ini tidak sejalan predisposisi tindakan suatu perilaku. dengan penelitian yang dilakukan oleh Sikap untuk Asdani Padang (2007),5 dengan judul bereaksi terhadap objek di lingkungan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu tertentu sebagai Dalam terhadap objek. merupakan kesiapan suatu penghayatan MP-ASI di seseorang Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli mengetahui stimulus atau objek, proses Tengah tahun 2007, didapatkan hasil selanjutnya akan menilai atau bersikap bahwa terhadap stimulus atau objek kesehatan pengaruh secara signifikan (0,048). tersebut. Variabel pendukung yang mempunyai Banyak Setelah Pemberian faktor-faktor variabel sikap mempunyai yang pengaruh terhadap pemberian MP-ASI Azwar10, adalah keterpaparan media (0,038), faktor-faktor variabel pendorong yang mempunyai yang mempengaruhi pembentukan sikap pengaruh terhadap pemberian MP-ASI adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, dini adalah dukungan keluarga (0,019), orang lain yang dianggap penting, dan kebiasaan memberikan MP-ASI di media massa, institusi atau lembaga masyarakat < 6 bulan (0,036). mempengaruhi menyimpulkan sikap. bahwa pendidikan dan lembaga agama, serta Perbedaan ini mungkin faktor emosi dalam diri individu. Pada disebabkan oleh berbedanya tempat umumnya, individu cenderung untuk penelitian. Tempat yang berbeda tentu memiliki sikap yang konformis atau akan searah yang masing. Kecamatan Pandan Kabupaten dianggapnya penting. Kecenderungan Tapanuli Tengah umumnya mempunyai ini antara lain dimotivasi oleh keinginan tradisi masyarakat batak dan pesisir untuk berafiliasi dan keinginan untuk sedangkan menghindari konflik dengan orang yang Kecamatan Bandar Pusaka umumnya dianggap penting tersebut. Dalam hal ini mempunyai tradisi masyarakat Jawa dan pengaruh orang Melayu. terhadap menantu dengan sikap tua orang atau atau mertua anak.Anak membedakan di Desa tradisi Blang masing- Kandis Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 186 Menurut asumsi peneliti, masih ada dijumpai ibu-ibu yang mempunyai presponden dengan nilai P value = 0,530 (P>0,05). bayi 0-12 bulan yang bersikap positif memberikan MP-ASI terlalu dini, ibu SARAN yang memberikan MP-ASI terlalu dini 1. Kepada peneliti selanjutnya, untuk dikarenakan adanya pengaruh yang mengkaji dan melakukan penelitian lebih kuat, yaitu anjuran orang tua dan lebih kebutuhan bayi akan ASI yang banyak. dengan penelitian yang dilakukan lanjut yang berhubungan penulis dan memperluas kajian ini dari sisi lainnya, seperti tradisi, KESIMPULAN Berdasarkan pada analisa hasil sosial budaya, pendidikan orang tua penelitian serta pembahasan maka dapat dan lain sebagainya. Kepada Dinas diperoleh kesimpulan tentang Faktor- Kesehatan dan Petugas Kesehatan Faktor khususnya Provinsi Aceh Tamiang Yang Berhubungan Dengan Pemberian MP-ASI Yang Terlalu Dini untuk Di Desa Blang Kandis Kecamatan mengenai Bandar seminar-seminar Pusaka Kabupaten Aceh membuat program penyuluhan kerja ataupun mengenai Tamiang Tahun 2014, yaitu: Penelitian pentingnya ini menemukan mayoritas responden ekslusif dan pemberian MP-ASI. memberikan MP-ASI yang terlalu dini Kepada ibu-ibu yang mempunyai yaitu sebanyak 27 responden (64,3%), bayi usia 0-12 bulan agar dapat Penelitian ini menemukan mayoritas meningkatkan responden berpengetahuan baik yaitu mengenai cara pemberian MP-ASI sebanyak 33 responden (78,6%) dan yang minoritas berpengetahuan dengan petugas kesehatan tentang kurang yaitu sebanyak 2 responden perencaan pemberian MP ASI yang (4,8%). Tidak ada hubungan antara baik kepada bayi responden pemberian MP-ASI yang terlalu dini dengan pengetahuan responden dengan nilai P value = 0,482 (P>0,05). Tidak ada hubungan antara pemberian MPASI yang terlalu dini dengan sika benar memberikan ASI pengetahuan dengan konsultasi 187 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188 DAFTAR PUSTAKA 1 2 3 4 5 6 Depkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu. Hindah, M. (2008). Makanan Pendamping Asi untuk Bayi Mulai Usia 6 Bulan. Jakarta: Gramedia Muthmainah, Fithriatul. (2010). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Dalam Memberikan makanan Pendamping Air Susu Ibu di Puskesmas Pamulang. Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Prodi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kemenkes RI. (2012). Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2011. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Direktorat Bina Gizi. Padang, Asdani. (2007). Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana USU Medan. Astuti, IkaWidi. (2012). Pengalaman Ibu Usia Remaja Dalam Menjalani IMD (Inisiasi Menyusu Dini) Dan Memberikan ASI Eksklusif di Kota Denpasar. Tesis. Fakultas 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ilmu Keperawatan Prodi Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Maternitas Universitas Indonesia. Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu Dan Seni. Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ramaiah, Savitri. (2007). ASI dan Menyusui. Jakarta: Buana Ilmu Populer. Yenrina. (2008). Menyiapkan Makanan Pendamping. Jakarta: Puspa Swara. Azwar, S. (2007). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar. Muhammad, Iman. (2013). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan. Bandung: Citapustaka Media Perintis Arisman.(2009). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Depkes RI. (2006). Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Lokal. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI. (2008). Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta: Depkes RI. El-jauza Salwa Salsabila. (2009). Cara Merawat bayi. Jogjakarta: Luna Publisher. Gibney, M. J. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 188 17 18 19 20 21 22 Machfoedz, I. (2007). Statistika Deskriptif: Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan (Bio Statistik). Yogyakarta: Fitramaya. Mariastuti, Ni Made Dwi. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi Umur 3-6 Bulan di UPT. Puskesmas Abiansemal I Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Skripsi. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Martini.(2009). Hubungan Pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian makanan pendamping ASI di wilayah kerja Puskesmas tawang mangu kabupaten Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah STIKes Karang Anyar. [email protected] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. RinekaCipta. ______________(2010). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: EGC. 23 24 25 26 Pratiwi, Atika. (2009). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Tentang Pemberian MP-ASI Pada BalitaUsia 6-24 Bulan Di Posyandu Dusun Tlangu Desa Bulan Kec. Wonosari Klaten. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret . Setiawan, A. (2009). Pemberian MPASI Dini dan Hubungannya dengan Kejadian Infeksi pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesamas Cipayung, Kota Depok Tahun 2009. Skripsi FKM UI. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung. Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.