2 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan dalam keperluan hidup pemeliharanya. Ayam peliharaan merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang dikenal sebagai ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (Wong 2004). Ayam broiler komersial sebelum masa perkembangannya hanya mempunyai tingkat produktivitas rendah karena selain menghasilkan daging juga menghasilkan telur. Para ahli genetik melakukan penelitian, persilangan, dan seleksi terus menerus hingga dihasilkan varietas ayam murni yang khusus menghasilkan daging (Fadillah 2004). Tipe pedaging yang dimaksud adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan dipanen dan diambil dagingnya sebagai sumber protein hewani bagi konsumen. Broiler umumnya dipanen pada umur 32 hari dengan berat sekitar 1.5 kg (Murwani 2010). Menurut SNI (2008), bobot DOC minimal 37 gram atau 65% dari berat awal telur tetas. Vaksinasi Sistem pemeliharaan ayam broiler secara intensif akan meningkatkan resiko terjadinya wabah penyakit sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam yang dipelihara terhadap berbagai penyakit infeksi (Belgis et al. 2010). Penyakit yang sering menginfeksi ayam di Indonesia antara lain salmonellosis, colibacillosis, dan Newcastle disease (ND) (Kabir 2010; CFSPH 2006; Alzeer 2008). Dibutuhkan vaksinasi untuk mencegah terjadinya penyakit pada ayam. Vaksin pada ayam broiler yang biasa diberikan di Indonesia antara lain vaksin ND, vaksin IBD, vaksin AI, dan vaksin Marek’s disease (Medion 2008). Sistem Pencernaan Ayam Alat pencernaan ayam terdiri dari mulut, kerongkongan (esofagus), tembolok (crop), lambung kelenjar (proventrikulus), lambung otot (ventrikulus), usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum), caecum (usus buntu), colon (usus besar), dan kloaka (Sturkie dan Whittow 2000). Ayam memiliki lidah tetapi tidak memiliki gigi. Langit-langit mulutnya lunak tetapi memiliki rahang atas dan bawah yang menulang untuk menutup mulut. Paruh digunakan untuk mengambil makanan kemudian didorong ke esophagus. Kemudian dengan gerak peristaltik makanan disalurkan menuju tembolok. Tembolok merupakan bagian setelah esofagus yang melebar di salah satu sisinya berbentuk kantung berperan sebagai tempat penyimpanan makanan sementara. Sedikit bahkan tidak ada proses pencernaan di dalam tembolok kecuali pencampuran sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan pada bagian ini (Polana dan Fadillah 2004). Lambung ayam terdiri dari dua bagian, yaitu lambung kelenjar (glandular stomach) atau proventrikulus dan lambung otot (muscular stomach) atau 3 ventrikulus. Bagian proventrikulus menghasilkan asam klorida (HCl) dan beberapa enzim pencernaan seperti pepsin (Lelland 1990). Epitel dari proventrikulus adalah silindris sebaris. Terdapat lamina propria tipis sebagai pemisah dari lobulus kelenjar submukosa. Kelenjar satu dengan lainnya saling berhimpitan yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Setiap lobulus kelenjar berisi rongga sentral dengan tubulus sekresi yang langsung terhubung ke jaringan ikat interlobular. Sebuah saluran ekskretoris mengalir ke permukaan mukosa lambung. Kelenjar hanya berisi satu jenis sel yang mengeluarkan asam dan pepsinogen. Muskularis eksterna tersusun atas otot polos dengan bagian dalam berbentuk melingkar dan lapisan luar berbentuk longitudinal (Aughey dan Frye 2010). Bagian pencernaan ayam setelah proventrikulus adalah ventrikulus atau gizzard. Ventrikulus sering juga disebut muscular stomach (lambung otot). Lokasinya berada di antara proventrikulus dan bagian usus halus. Ventrikulus memiliki dua pasang otot yang sangat kuat sehingga ayam mampu menggunakan tenaga yang kuat. Partikel pakan yang lebih besar menyebabkan kontraksi semakin cepat. Biasanya di dalam ventrikulus terkandung material yang bersifat membantu dalam penggilingan, seperti grit, karang, dan kerikil. Material halus akan masuk dan keluar lagi dalam beberapa menit kemudian menuju saluran usus, tetapi pakan berupa material kasar akan tinggal di dalam ventrikulus untuk beberapa jam (Murwani 2010). Secara histologi ventrikulus tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan koilin, submukosa, dan lapisan otot polos. Permukaan ventrikulus dibatasi dengan produk sekresi dari kelenjar mukosa yang berupa lapisan permukaan keras membentuk kutikula atau koilin. Epitel tersusun dari silindris rendah dan bersambung dalam tubular sederhana dari kelenjar mukosa di lamina propria. Terdapat pula lapisan submukosa dan lapisan otot polos yang tebal (Aughey dan Frye 2010). Intestinum merupakan salah satu organ sistem pencernaan. Fungsi utama saluran pencernaan, yaitu mencerna dan memecah makanan menjadi lebih kecil dan sederhana sehingga dapat diserap oleh sirkulasi tubuh guna menunjang kehidupan organisme (Frappier 2006). Bagian usus halus pada ayam memiliki panjang yang seragam, terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum memiliki vili paling panjang dan menebal pada bagian pangkal (Bacha LM dan Bacha WJ 2000). Usus halus pada ayam mirip dengan mamalia tetapi panjangnya lebih seragam. Jaringan limfatik tersebar di dalam lamina propria dan submukosa. Lapisan ketiga dari usus adalah muskularis eksterna yang terdiri dari otot polos melingkar (Aughey dan Frye 2010). Ayam memiliki kelenjar eksokrin dan endokrin, yaitu pankreas. Pankreas menempel pada duodenal loop. Pankreas mensekresikan pancreatic juice yang mengandung enzim amilase, lipase, dan tripsin. Selain itu pankreas berfungsi juga sebagai kelenjar endokrin dengan mensekresikan hormon insulin, somatotropin, dan glukagon (Fadillah 2004). Kelenjar eksokrin pankreas burung mirip dengan mamalia, tetapi memiliki sedikit jaringan ikat interlobular. Bagian endokrin pankreas atau Pulau Langerhans memiliki tiga jenis sel, yaitu sel beta (bagian terang), sel alpha (bagian gelap), dan campuran (Aughey dan Frye 2010). 4 Colon relatif berbentuk lurus dan pendek dan terhubung ke kloaka. Kloaka merupakan gabungan saluran urogenital, tempat keluar feses, dan saluran reproduksi (Frandson et al. 2009). Jintan Hitam (Nigella sativa) Jintan hitam atau black cumin (Nigella sativa) merupakan tanaman asli Eropa Selatan dan banyak ditemukan di India. Tanaman ini ditumbuhkan di berbagai daerah di dunia, khususnya Timur Tengah (Nergiz dan Otles 1993). Klasifikasi Nigella sativa (Hutapea 1994) sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Ranunculales Family : Ranunculaceae Genus : Nigella : Nigella sativa Species Kandungan thymoquinone (TQ) di dalam minyak dan biji jintan hitam telah menunjukkan potensi obat dalam pengobatan tradisional (Salem 2005). Di Timur Tengah, jintan hitam biasa digunakan sebagai obat tradisional untuk memperbaiki kondisi kesehatan manusia (Al Saleh et al. 2006). Jintan hitam dapat meningkatkan rasio sel CD4+ dan CD8+ 55% dan peningkatan fungsi sel natural killer sebanyak 30%, sehingga jintan hitam dapat berfungsi sebagai immunomodulator (Salem 2005). Jintan hitam sangat penting bagi Negara Arab dan pengobatan tradisional secara Islam untuk mengobati berbagai macam penyakit terutama mengobati gangguan perut dan kolik. Jintan hitam juga dianggap efektif mengatasi kejang, asma, sakit kepala, dan kecacingan (Van Wyk dan Wink 2004). Menurut El-Dakhakhny et al. (2002), jintan hitam memiliki khasiat sebagai peningkat kekebalan tubuh, antiradang, dan antibakteri. Selain itu, jintan hitam juga dapat menghilangkan cacing dan parasit dalam usus (Topozoda et al. 1965). Penelitian yang dilakukan oleh Al-Beitawi dan Ghousein (2008) menunjukan bahwa pemberian jintan hitam pada ayam broiler dapat meningkatkan berat hidup, pertambahan berat badan, dan konsumsi pakan. METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011 sampai bulan Juni 2012. Bertempat di Fasilitas Kandang Hewan Percobaan Fakultas Kedokteran Hewan dan Laboratorium Histopatologi Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.