BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jintan hitam (Nigella sativa) merupakan salah satu tanaman obat yang telah dikenal luas di masyarakat, namun untuk khasiat dan kegunaannya sendiri belum banyak digunakan. Padahal jintan hitam, telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Awalnya tanaman ini tumbuh liar di negara-negara Mediterania, dan dikembangbiakkan di Mesir dan Siria. Kini tumbuhan ini tumbuh di berbagai belahan dunia, termasuk Saudi, Afrika Utara, dan sebagian Asia (Krisnansari, 2006). Jintan hitam kaya akan kandungan nutrisi monosakarida (molekul gula tunggal) dalam bentuk glukosa rhamnose, xylose, dan arabinose yang dengan mudah dapat diserap oleh tubuh sebagai sumber energi, juga mengandung non-starch polisakarida yang berfungsi sebagai sumber serat yang sangat berguna untuk diet. Mengandung lima belas asam amino pembentuk protein. Kandungan arginin sangat penting untuk masa pertumbuhan. Jintan hitam juga sebagai sumber kalsium, zat besi, sodium, dan potassium yang berperan penting dalam membantu peran enzim. Juga mengandung asam lemak, terutama asam lemak esensial tak jenuh (Nurhayati, 2010). Selain itu, kandungan jintan hitam yang lain adalah minyak volatil. Komponen utama minyak volatil, adalah timokuinon, timohidrokuinon, ditimokuinon, timol, dan tannin terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi, meskipun mekanisme aksi antimikroba 1 2 dari senyawa-senyawa ini belum jelas. Pada tahun 1992, para peneliti di Departemen Farmasi University of Dhaka, Bangladesh, memimpin sebuah studi aktivitas antimikroba minyak volatil jintan hitam dengan lima macam antibiotik: ampisilin, tetrasiklin, kotrimoksazol, gentamisin, dan asam nalidiksat. Minyak jintan hitam terbukti paling efektif melawan bakteri termasuk bakteri yang dikenal sangat kuat daya tahannya terhadap obat-obatan, seperti Vibrio cholerae dan Shigella sp (Asniyah,2009). Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan utama. Secara global, pada kategori penyakit infeksi, diare termasuk kolera menduduki peringkat ketiga, setelah penyakit ISPA dan HIV/AIDS (Mandal, 2004). Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia WHO, secara global pada tahun 2011, diperkirakan terdapat 3-5 juta kasus dan 100.000-120.000 kematian setiap tahunnya akibat kolera (WHO, 2011). Sejak adanya bencana gempa di Haiti pada Januari 2010, angka kejadian penyakit ini terus meningkat, dengan insiden lebih dari 1000 orang masuk rumah sakit, dan lebih dari 70 orang meninggal akibat dehidrasi dan diare (Charles, 2010). Dari hasil analisis Departemen Kesehatan pada tahun 1995-2001 menyatakan bahwa penyebab kasus diare di Indonesia didominasi oleh Vibrio cholerae, Shigella sp., Salmonella typhi dan Escherichia coli. Selain itu, kolera telah menjadi pandemi ketujuh pada tahun 1961, dan telah terjadi kejadian luar biasa di Papua, sebab dilaporkan lebih dari 100 meninggal dunia (Lesmana, 2003). 3 Karena penyakit kolera masih merupakan penyebab infeksi menular yang memiliki kontribusi penting di bidang kesehatan, serta ditinjau dari jintan hitam yang merupakan obat tradisional dengan efek samping minimal, dan dikenal khasiatnya sebagai zat antimikroba, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Efek Antimikroba Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Pertumbuhan Vibrio cholerae”. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) mempunyai efek antimikroba terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae ? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan efek antimikroba ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio cholera. 1.3.2 Tujuan Khusus Mengetahui Kadar Bunuh Minimal (KBM) ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio cholera. 1.4 Manfaat Penelitian a. Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran untuk mengetahui keefektifan obat tradisional (jintan hitam) terhadap bakteri Vibrio cholerae. b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang manfaat jintan hitam (Nigella sativa L.) 4 c. Dapat digunakan sebagai penelitian dasar yang dipakai untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio cholera, dengan menggunakan metode dilusi tabung. Namun karena tubiditas dari Kadar Hambat Minimal (KHM) tidak dapat dinilai, maka hanya nilai KBM yang akan dilaporkan.