BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jerawat merupakan masalah yang sering dihadapi remaja dan dewasa
muda. Jerawat ditandai dengan peradangan, komedo, papula, pustula dan
nodul (Latifah & Kurniawaty, 2015). Prevalensi penderita akne sebanyak 80
– 85% pada remaja dengan puncak insidens usia 15 – 18 tahun. Sedangkan
insiden jerawat 80-100% pada usia dewasa muda, yaitu 14-17 tahun pada
wanita, dan 16-19 tahun pada pria (Ramdani & Sibero, 2015). Bakteri utama
yang menyebabkan jerawat yaitu Propionibacterium acnes (P. acnes) yang
dapat memecah trigliserida, salah satu komponen sebum menjadi asam lemak
bebas sehingga terjadi kolonisasi P. acnes yang memicu inflamasi (Movita,
2013).
Pengobatan jerawat secara topikal dilakukan untuk mencegah
pembentukkan
komedo,
menekan
peradangan
dan
mempercepat
penyembuhan lesi (Afriyanti, 2015). Bahan topikal untuk pengobatan akne
sangat beragam diantaranya sulfur, sodium sulfasetamid, resorsinol, dan asam
salisilat. Adapun antibiotik yang biasa digunakan untuk mengobati jerawat
seperti tetrasiklin, klindamisin, sefalosporin, trimetopin, sulfonamid dan
eritromisin (Ramdani & Sibero, 2015). Eritromisin dan klindamisin berfungsi
untuk mengurangi jumlah mikroba dalam folikel akne vulgaris (Afriyanti,
2015). Namun obat sintetik ini jelas memiliki efek samping, jika penggunaan
antibiotik ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
Untuk mengurangi resistensi terhadap antibiotik maka dibutuhkan
alternatif lain untuk mengobati jerawat yaitu dengan memanfaatkan bahan
alam, salah satunya jintan hitam. Jintan hitam memiliki banyak manfaat
salah satunya sebagai antibakteri (Paarakh, 2010). Telah banyak penelitianpenelitian sebelumnya bahwa minyak jintan hitam mempunyai aktivitas
antibakteri
pada
Staphylococcus
aureus,
Pseudomonas
aeruginosa,
Eschericia coli dan P. acnes.
1
Potensi Krim Antijerawat..., Roro Rosalina Afridani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Menurut penelitian Nurkhikmah (2016), krim yang mengandung
minyak jintan hitam dengan konsentrasi terkecil 5% diketahui telah memiliki
aktivitas antibakteri terhadap P. acnes. Krim tersebut belum dapat digunakan
pada manusia jika belum di uji secara in vivo. Oleh sebab itu, diperlukan uji
secara in vivo krim antijerawat minyak jintan hitam pada kulit kelinci yang
diinduksi bakteri P.acnes. Penelitian ini bertujuan untuk menguji krim
antijerawat yang mengandung minyak jintan hitam melalui pengujian secara
in vivo pada kulit kelinci yang diinduksi bakteri P. acnes secara intradermal.
Hasil ini diharapkan dapat menunjukkan potensi antibakteri sebagai krim
antijerawat
sebelum
di
aplikasikan
pada
manusia
sehingga
dapat
meningkatkan kualitas sediaan obat bahan alam menjadi obat herbal
terstandar.
B. Perumusan Masalah
Apakah krim yang mengandung minyak jintan hitam memiliki potensi
sebagai antijerawat terhadap P. acnes?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui potensi krim yang mengandung minyak jintan hitam sebagai
antijerawat terhadap P. acnes?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi bagi perkembangan
ilmu pengetahuan di bidang farmasi dan menambah produk herbal terstandar
krim minyak jintan hitam sebagai antijerawat yang aman digunakan.
2
Potensi Krim Antijerawat..., Roro Rosalina Afridani, Fakultas Farmasi UMP, 2017
Download