PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE

advertisement
96
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE BELAJAR
KOOPERATIF MODEL STAD DI KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI
KRANDEGAN GANDUSARI TRENGGALEK TAHUN 2012/2013
Oleh:
Arik Harmiati
SD Negeri Krandegan, Gandusari, Trenggalek
Abstrak. Di dalam pembelajaran PKn, siswa sebagai center dari pembelajaran harus aktif dan
tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan
dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar. Metode
kooperatif STAD adalah model pembelajaran yang menggunakan cara sederhana dalam satu kelas
dipecah menjadi kelompok yang tiap kelompok berisi 4 siswa. Dalam pelaksanaan metode
kooperatif STAD menggunakan beberapa model, penataan kelas atau meja laboratorium, meja
berbaris dan lainnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Keberhasilan dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri Krandegan Kecamatan Gandusari Kabupaten
Trenggalek Tahun pelajaran 2012/2013, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap
siklusnya berarti bahwa penelitian telah berhasil.
Kata Kunci: kooperatif model STAD, PKn
Pembelajaran kooperatif STAD adalah suatu
penyajian bahan pelajaran dengan cara
siswa membahas, bertukar pendapat mengenai topik/masalah tertentu, untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan.
Tujuan penggunaan pembelajaran kooperatif
STAD ialah agar siswa aktif dalam kegiatan
belajar mengajar dengan cara membahas
dan memecahkan masalah tertentu. Penggunaan pembelajaran kooperatif STAD baik
untuk: (a) Menimbulkan dan membina sikap
serta perbuatan siswa yang demokratis. (b)
Menumbuhkan dan mengembangkan sikap
dan cara berfikir kritis, analitis dan logis. (c)
Memupuk rasa kerjasama, sikap toleran dan
rasa sosial. (d) Membina kemampuan untuk
mengemukakan pendapat dengan bahasa
yang baik dan benar.
Langkah-langkah penggunaan, persiapan: menentukan topik yang akan didiskusikan, merumuskan Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK), bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelompok-kelompok yang lebih
kecil, merumuskan butir-butir pengarahan,
petunjuk dan tindakan-tindakan yang lain
untuk kelancaran jalannya diskusi (kapan
memberikan pujian, teguran, meluruskan
pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya).
Pelaksanaan: menjelaskan Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK), mengkonsumsikan topik diskusi, memberikan pengarahan diskusi, bila kelas besar dibagi dalam
kelompok yang lebih kecil sesuai dengan
kebutuhan, masing-masing kelompok memilih pimpinan diskusi, sekretaris ataupun
pelapor, siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Guru berkeliling mendatangi tiaptiap kelompok untuk menjaga ketertiban
atau membantu kegiatan diskusi, misalnya
mengarahkan diskusi, membantu menjawab
pertanyaan dan sebagainya. (1) Kelompokkelompok diskusi melaporkan hasil yang
telah didiskusikan. Hasil diskusi tersebut
kemudian ditanggapi oleh kelompok lain,
bila perlu juga dapat membantu memberikan
jawaban. (2) Hasil diskusi antar kelompok
kemudian dicatat, ditulis dalam laporan. (3)
Laporan hasil diskusi disampaikan kepada
guru, oleh pimpinan diskusi atau pelapor.
Pada tahun 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara
Arik Harmiati, Peningkatan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Belajar Kooperatif... 97
(GBHN) yang ditegaskan bahwa: “Pendidikan Kewarganegaraan dimasukkan dalam
kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta”.
(Tap. MPR. No. IV/MPR/ 1973).
Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai
bidang studi tersendiri. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa:
“Pendidikan Kewarganegaran adalah usaha
yang dilakukan secara sadar, teratur dan
terus menerus yang terjadi di dalam proses
belajar mengajar yang diciptakan hubungan
antara guru dengan siswa menurut aturan
moral Pancasila. Proses belajar mengajar
menanamkan norma Pancasila dengan
adanya perubahan sikap dan tingkah laku
siswa menurut tuntutan moral Pancasila”.
(Tim Pembina Bidang Kewarganegaraan
Depdikbud, 2002 :24).
Dari definisi di atas dapat diuraikan
bahwa hakekat bidang studi PKn adalah
pendidikan moral yang berlandaskan Pancasila. Dengan demikian penekanannya lebih
menitik beratkan pada aspek moral (afektif)
dan perbuatan (psikomotor) di samping
secara integratif perlu diperhatikan aspek
pengetahuan (kognitif). Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya
dengan sejarah dan perkembangan PKn terutama tentang Pendidikan Masalah Moral.
Dengan adanya materi yang disediakan itu
diharapkan dihayati dan diamalkan. Perintah
yang ada dalam Pancasila yang berdasarakan UUD 1945 oleh setiap peserta
didik dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan
berbagai metode penyajian yang bervariasi
sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam
pelaksanaan program pengajaran PKn hendaknya dapat menjamin pengembangan
keseluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan keterampilan, terutama pengembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan) nilai-nilai yang terkandung dalam
UUD 1945. Memilih dan menerapkan berbagai metode penyajian PKn yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum hendaknya dilandasi oleh sistem agung. Berikut azas
yang diajarkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro yang terkenal
yaitu: “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani”.
Dari azaz tersebut kiranya sungguh
tepat dalam penyajian PKn, karena bercirikan sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro dalam membangun pendidikan yang
ada di Indonesia. Sasaran akhir PKn adalah
dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh
setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam pada itu
D. Djamal mengemukakan bahwa: “Tujuan
mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan
memahami tentang isi dan makna yang
terkandung dalam Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 atau dengan kata lain
untuk menjadi warganegara yang baik.
dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945”.
(Djamarah, 1994: 7).
Pada buku lain dirumuskan tujuan
PKn sebagai berikut: “Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan meneruskan dan mengembangkun jiwa semangat dan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai
yang mendorong semangat merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik”. (Depdikbud, 1984 :3)
PKn juga membentuk peserta didik
yang sadar akan hak dan kewajibannya. Sebagai peserta didik yang taat akan peraturan
kedisiplinan sekolah dan peraturan lainnya.
Tujuan penyusunan penelitian tindakan ini
dimaksudkan untuk: (1) Untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif STAD. (2)
Untuk mengetahui efektifitas penggunaan
pembelajaran kooperatif STAD terhadap
pemahaman peserta didik pada pelajaran
PKn. (3) Untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik pada konsep-konsep PKn.
98
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian yang akan digunakan adalah SD Negeri Krandegan Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Peneliti dalam hal ini adalah guru kelas SD Negeri Krandegan Kecamatan Gandusari
Kabupaten Trenggalek. Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Kelas
VI Semester I SD Negeri Krandegan Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
20 siswa. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada penelitian ini
terdiri dari: instrumen Lembar Observasi
Guru dalam PBM, instrumen Lembar
Observasi Kerja Siswa dalam PBM,
kuesioner untuk siswa, soal tes kinerja
siswa.
Prosedur penelitian pada tahap
persiapan: (1) Menentukan topik yang akan
didiskusikan. (2) Merumuskan Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK). (3) Bila kelas
terlalu besar dibagi dalam kelompokkelompok yang lebih kecil. (4) Merumuskan
butir-butir pengarahan, petunjuk dan
tindakan-tindakan lain untuk kelancaran
jalannya diskusi (kapan memberikan pujian,
teguran, meluruskan pembicaraan yang
menyimpang, dan sebagainya).
Tahap Pelaksanaan: (1) Menjelaskan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). (2)
Mengkomunikasikan topik diskusi. (3)
Memberikan pengarahan diskusi. (4) Bila
kelas besar dibagi dalam kelompok yang
lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. (5)
Masing-masing kelompok memilih pimpinan diskusi, sekretaris ataupun pelapor. (6)
Siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Guru
berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok
untuk menjaga ketertiban atau membantu
kegiatan diskusi, misalnya mengarahkan
diskusi, membantu menjawab pertanyaan
dan sebagainya. (7) Kelompok-kelompok
diskusi melaporkan hasil yang telah
didiskusikan. Hasil diskusi tersebut kemudian ditanggapi oleh kelompok lain, bila perlu
juga dapat membantu memberikan jawaban.
(8) Hasil diskusi antar kelompok kemudian
dicatat, ditulis dalam laporan. (9) Laporan
hasil diskusi disampaikan kepada guru, oleh
pimpinan diskusi atau pelapor.
Tahap Penutup: (1) Guru menyimpulkan hasil penelitian dan mengumumkannya
kepada siswa. (2) Guru memberikan latihan
yang akan dikerjakan di rumah (PR).
Pelaksanaan penelitian ini berbentuk
siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan) dan replecting (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama
direfleksikan bersama tim peneliti dalam
suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari
penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk
diterapkan dalam siklus II.
Hal itu dilaksanakan terus dari satu
siklus ke siklus berikutnya sampai masalah
yang dihadapi dapat dipecahkan secara
tuntas, pada siklus dalam penelitian ini
tindakan yang diberikan berupa penggunaan
Pembelajaran kooperatif STAD dalam
proses belajar mengajar. Untuk mendapatkan hasil penelitian maka digunakan instrumen sebagai berikut. (1) Lembar perencanaan pembelajaran mata pelajaran PKn materi
Sistem Pemerintahan di Indonesia. (2)
Lembar kisi-kisi dan lembar soal ulangan
harian. (3) Lembar analisis penilaian formatif. (4) Lembar pelaksanaan program perbaikan/ pengayaan.
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema seperti yang
disarankan oleh data. Miles dan Hubermen
(1992) mengatakan anlisis data perlu dilakukan secara terus menerus selama penelitian
berlangsung. Selanjutnya Nasution (2000)
mengatakan bahwa analisis data adalah
proses menyusun, mengkategorikan data,
mencari pola atau tema dengan maksud
untuk memahami maknanya. Selanjutnya
Arik Harmiati, Peningkatan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Belajar Kooperatif... 99
Miles & Hubermen (1992) menerapkan tiga
alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang
menjadi satu kesatuan yang tak dapat
terpisahkan, yaitu: (1) Reduksi data, pada
teknik ini peneliti melakukan proses
pemilahan, pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengamatan, pengabstrakan,
dan transformasi data mentah atau data
kasar yang muncul dari catatan-catatan di
lapangan. (2) Penyajian data, teknik ini
memaparkan hasil temuan secara narasi, dan
(3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi,
teknik ini peneliti berusaha agar dapat
mengmedia pengajarankan kerepresentatifan
suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek.
Teknik analisis data dalam penelitian
ini, adalah analisis data kualitatif yang
bersifat linear (mengalir) maupun bersifat
sirkuler. Adapun teknik analisis data yang
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: (1) Menelaah seluruh data yang
telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan
dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan.
Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan, (2)
Mereduksi data yang di dalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan (3) Mengumpulkan dan
memferivikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan
selanjutnya diikuti kegiatan ferivikasi atau
pengujian terhadap penemuan penelitian.
Dalam kegiatan analisis data tersebut, akan
didapatkan dua jenis data yaitu, data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
berupa hasil observasi yang dilakukan pada
setiap tahap kegiatan, dan data kuantitatif
berupa prestasi belajar yang didapatkan oleh
siswa dalam melakukan proses pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran kooperatif STAD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Refleksi Awal
Peneliti
bersama
mitra
guru
mengidentifikasi permasalahan yang ada di
kelas VI SDN Krandegan yaitu tentang
rendahnya nilai hasil siswa pada mata
pelajaran PKn.
Planning (perencanaan)
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: Menentukan topik yang akan didiskusikan, merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK), bila kelas terlalu besar dibagi dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil,
merumuskan
butir-butir
pengarahan,
petunjuk dan tindakan-tindakan lain untuk
kelancaran jalannya diskusi (kapan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya).
Action (pelaksanaan)
Dalam kegiatan proses pembelajaran
ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit): (a)
Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang matrei yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran, (b) Siswa dibagi
beberpa kelompok kerja, (c) Mempersiapkan bahan yang akan diunakan untuk
diskusi
2. Kegiatan Inti (50 menit): (a) Siswa diberi
tugas membaca materi dari buku teks, (b)
Siswa mendiskusikan materi ssuai petunjuk guru secara kelompok, (c) Siswa
membuat laporan hasil diskusi, (d) Laporan hasil kerja kelompok, (e) Guru
mengklarifikasi hasil kerja kelompok, (f)
Membuat kesepakatan untuk menyimpulkannya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit): (a) Tanya
jawab sesuai materi secara lisan. (b)
Tindak lanjut memberikan tugas rumah.
Petemuan II
1. Pendahuluan (10 menit): (a) Siswa
menyimak penjelasan guru tentang
indicator yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran. (b) Menyiapkan perlatan
dan bahan diskusi.
2. Kegiatan Inti (50 menit): (a) Siswa menyimak petunjuk kerja yang diberikan
100
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
oleh guru. (b) Siswa mendiskusikan materi yang diberikan sesuai dengan petunjuk guru secara kelompok. (c) Membuat
diskusi materi yang diberikan sesuai dengan petunjuk guru secara kelompok. (d)
Membuat laporan hasil kerja kelompok.
(e) Guru mengklarifikasi hasil kerja siswa/ hasil diskusi. (f) Membuat rangkuman dari hasil klarifikasi
3. Kegiatan Penutup (10 menit), untuk
pendalaman materi siswa diberi tugas
mandiri.
Observation (pengamatan)
Hasil observasi dapat dilihat dari hasil
analisa data penilaian siswa. Dari hasil
evaluasi pada siklus I ini diperoleh nilai
hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri
Krandegan sebagai berikut:
Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Siswa
No
Nama Siswa
1
Bayu Nuranafi
Sheila Sefiana
Mandasari
Aldila Lembah Nastiti
Andri Riyanto
Feny Novia Rahayu
Fiotama Bagas Pangestu
Melinda Kristiani
Monica Ribut Damyanti
Niftakul Nafisah
Ramon Bayu Guritno
Santhi Gya Fredion
Setyarini Indah
Rahmawati
Sintha Gya Freanischa
Susilowati
Wahyu Budi Santoso
Wahning Rahayu
Wardhani Yulianto
Wiji Utami
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Yayuk Putri Lestari
Johan Rudianto
Jumlah
Rata-rata
Nilai
Akhir
80
Ketuntasan
Tidak
Tuntas
Tuntas
T
-
90
80
80
60
70
70
70
70
70
70
T
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
-
80
70
60
60
70
70
80
T
T
T
T
T
TT
TT
-
60
50
1410
70.00
15
75
TT
TT
5
25
Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui
bahwa rata-rata siswa pada siklus I sebesar
70,00 dengan ketuntasan belajar sebesar
75%. Ketuntasan belajar ini belum
memenuhi criteria ketuntasan klasikal
sebesar 85%.
Reflection (refleksi)
Dari hasil observasi ditemukan
kelemahan-kelemahan sebagai berikut. (a)
Guru kurang dalam memotivasi siswa. (b)
Teknik bertanya yang disampaikan oleh
guru masih kurang baik, sehingga
kemampuan siswa untuk menjawab
pertanyaan yang sifatnya memprediksi,
mengobservasi maupun menjelaskan suatu
fenomena masih sangat rendah. (c) Dalam
forum diskusi masih sedikit siswa yang
terlibat aktif. Dalam hasil temuan di atas
akan dipergunakan sebagai acuan untuk
melakukan
perbaikan
pada
siklus
berikutnya.
Siklus II
Planning (perencanaan)
Secara garis besar perencanaannya
sama dengan siklus I dengan materi yang
sama pada siklus I. Berdasar pada temuan
siklus I maka ada beberapa tambahan dalam
perencanaan sebagai berikut. (a) Meningkatkan perbaikan teknik bertanya. (b) Meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa.
Action (pelaksanaan)
Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I
dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan
memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
kegiatan diskusi. Langkah pembelajaran
pada siklus II peneliti sajikan berikut ini:
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit): (a)
Siswa memperhatika penjelasan guru
tentang matrei yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran, (b) Siswa dibagi
beberpa kelompok kerja, (c) Mempersiapkan bahan yang akan diunakan untuk
diskusi
2. Kegiatan Inti (50 menit): (a) Siswa diberi
tugas membaca materi dari buku teks, (b)
Siswa mendiskusikan materi ssuai petunjuk guru secara kelompok, (c) Siswa
membuat laporan hasil diskusi, (d)
Laporan hasil kerja kelompok, (e) Guru
mengklarifikasi hasil kerja kelompok, (f)
Arik Harmiati, Peningkatan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Belajar Kooperatif...
101
Membuat kesepakatan untuk menyimpulkannya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit): (a) Tanya
jawab sesuai materi secara lisan. (b)
Tindak lanjut memberikan tugas rumah.
Pertemuan II
1. Pendahuluan: (a) Siswa menyimak penjelasan guru tentang indicator yang akan
dicapai dalam proses pembelajaran. (b)
Menyiapkan perlatan dan bahan diskusi.
2. Kegiatan Inti: (a) Siswa menyimak petunjuk kerja yang diberikan oleh guru. (b)
Siswa mendiskuiskan materi yang diberikan sesuai dengan petunjuk guru secara
kelompok. (c) Membuat diskusi materi
yang diberikan sesuai dengan petunjuk
guru secara kelompk. (d) Membuat laporan hasil kerja kelompok. (e) Guru
mengklarifikasi hasil kerja siswa/hasil
diskusi. (f) Membuat rangkuman dari
hasil klarifikasi
3. Kegiatan Penutup, untuk pendalaman
materi siswa diberi tugas mandiri.
Observation (pengamatan)
Hasil observasi prestasi belajar siswa
pada siklus II ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No
Nama Siswa
1
Bayu Nuranafi
Sheila Sefiana
Mandasari
Aldila Lembah Nastiti
Andri Riyanto
Feny Novia Rahayu
Fiotama Bagas
Pangestu
Melinda Kristiani
Monica Ribut
Damyanti
Niftakul Nafisah
Ramon Bayu Guritno
Santhi Gya Fredion
Setyarini Indah
Rahmawati
Sintha Gya Freanischa
Susilowati
Wahyu Budi Santoso
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nilai
Akhir
80
Ketuntasan
Tidak
Tuntas
Tuntas
T
-
80
T
-
70
80
80
80
T
T
T
T
-
80
80
T
T
-
80
100
90
90
T
T
T
T
-
80
70
80
T
T
T
-
No
16
17
18
19
20
Nama Siswa
Wahning Rahayu
Wardhani Yulianto
Wiji Utami
Yayuk Putri Lestari
Johan Rudianto
Jumlah
Rata-rata
Nilai
Akhir
100
70
80
80
70
1620
81.05
Ketuntasan
Tidak
Tuntas
Tuntas
T
T
T
T
T
20
100
0
0
Reflection (refleksi)
Dari hasil observasi ditemukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut. (a) Guru
sudah bisa menjadikan suasana kelas
menjadi hidup sehingga siswa menjadi
semangat dan termotivasi untuk belajar. (b)
Teknik bertanya yang disampaikan oleh
guru sudah dapat diterima siswa dengan
baik, sehingga kemampuan siswa untuk
menjawab pertanyaan yang sifatnya
memprediksi,
mengobservasi
maupun
menjelaskan suatu fenomena sudah sangat
baik. (c) Dalam forum diskusi semua siswa
sudah terlibat dengan aktif.
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada siswa untuk mengetahui respond
an sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn dengan menerapkan metode belajar
kooperatif model STAD diperoleh prosentase sebesar 1,86% . dari hasil ini menunjukkan bahwa respon siswa sanagt positif
dalam mengikuti pembelajaran seperti ini.
Dari hasil data di atas, prestasi belajar
siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan pembelajaran kooperatif STAD menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari
setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata pada siswa Kelas VI SD Negeri
Krandegan Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek sebelum siklus: 63,68 siklus
I: 70 dan siklus II: 81,05. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan
prestasi belajar pada siswa Kelas VI
102
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
RATA-RATA;
SEB SIKLUS;
63,68
KETUNTASAN;
SEB SIKLUS; 50
KETUNTASAN;
SIKLUS I; 75
RATA-RATA;
SIKLUS I; 70
KETUNTASAN;
SIKLUS II; 100
RATA-RATA;
SIKLUS II; 81,05
RATA-RATA
KETUNTASAN
Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Semester I SD Negeri Krandegan Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Tahun pelajaran 2012/2013, dengan hasil
penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian telah
berhasil.
Berdasarkan pengamatan aktivitas guru dan siswa juga telah mengalami peningkatan. Hal ini bisa diketahui dari prosentase aktivitas guru pada siklus I sebesar
63,75% dan pada siklus II sebesar 83,75%.
sedangkan aktivitas siswa pada siklus I
sebesar 62,5% dan pada siklus II meningkat
menjadi 81,25%. dari hasil ini dapat diambil
kesimpulan bahwa penerapan metode belajar kooperatif STAD dapat meningkatkan
aktivitas guru dan siswa. Untuk dapat lebih
jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar
ini peneliti sajikan dalam bentuk Gambar 1.
PENUTUP
Kesimpulan
Minat siswa dalam belajar PKn secara
umum cukup tinggi disebabkan setelah pertemuan awal siswa mengetahui pembelajaran dengan Pembelajaran kooperatif STAD
ternyata cukup menyenangkan. Penggunaan
Pembelajaran kooperatif STAD dalam
pengajaran bidang studi PKn dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam
pengajaran tidak monoton.
Prestasi belajar dengan menggunakan
Pembelajaran kooperatif STAD menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari
setiap siklusnya. Hal ini menandakan
keberhasilan dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa Kelas VI SD Negeri Krandegan Kecamatan Gandusari Kabupaten
Trenggalek Tahun pelajaran 2012/ 2013,
dengan hasil penelitian yang selalu
meningkat setiap siklusnya berarti bahwa
penelitian telah berhasil.
Saran
Perlu adanya beberapa metode atau
metode bervariasi dalam penyampaian
materi pada setiap PBM, sebab dengan
metode yang bervariasi siswa tidak akan
jenuh dan bahkan menyenangi materi yang
disampaikan. Penulisan penelitian seperti ini
perlu
waktu
yang
cukup
untuk
mempersiapkan instrumen dan perangkat
untuk pengambilan data. Hendaknya terjadi
interaksi antara peserta didik dengan
pendidik agar KBM berjalan efektif.
Arik Harmiati, Peningkatan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Belajar Kooperatif...
103
DAFTAR RUJUKAN
Dardji Darmodihardjo. 1982. Psikologi
Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002.
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian
Kelas di SD, SDLB, SLB Tingkat
Dasar dan MI. Jakarta: DepdiknasDirjen Dikdasmen.
Djamarah, Syaiful B. 1994. Prestasi Belajar
dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Garis-Garis Besar Haluan Negara. 1999.
Jakarta: Sinar Wijaya.
Milles & Huberman, S.M. 1992. Analisis
Data Kualitatif. Terjemahan oleh
Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI
Press.
Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN.
1992. Evaluasi Prestasi belajar.
Surabaya : Usaha Nasional.
Slameto. 1998. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Wingkel. 1991. Psikologi
Jakar-ta: Grasindo.
Pengajaran.
Download