BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu Pengetahuan dan teknologi menurut manusia Untuk Berusaha dengan segala upaya guna memenuhi kebutuhan yang makin hari makin maju.Hal ini dirasakan sebagai tantangannya yang cukup besar yang disertai berbagai usaha disegala bidang salah satunya adalah bidang Pendidikan. Bidang pendidikan merupakan kunci utama dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dimana untuk mencerdaskan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengubah tingkah laku manusia dalam mencapai manusia Indonesia seutuhnya, yang bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara. (Verawati Karim parman 2009 hal 15). Manusia merupakan makhluk yang bergelut secara intens dalam pendidikan itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal Educandus secara sekaligus, yaitu sebagai makhluk yang didik, dan makhluk yang mendidik. Dengan kata lain Manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun terhadap dirinya. Dalam arti inilah organisasi pendidikan,ilmu pengetahuan, kebudayaan PBB. (UNESCO) sebagai badan internasional yang dengan berbagai masalah pendidikan dan kebudayaan mencanangkan konsep ”Pendidikan sepanjang hayat “ (Life Long Education). Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah lantaran mengikuti perkembangan jaman, tekhnologi dan budaya masyarakat, oleh sebab itu perubahan yang terjadi di tengah masyarakat adalah diakibatkan oleh majunya dunia pendidikan, pendidikan tidak hanya merambah dunia nyata akan tetapi merambah kedunia maya yang menurut pemikiran lama masihdalam bentuk khayalan dan angan-angan sekarang sudah dalam bentuk kenyataan.Sekarang orang sudah dapat mengakses informasi-informasi melalui media (internet) dari jarak jauh dan tidak mutlak dilakukan dengan tatap muka atau berhadapan, seketika orang sudah mendapat informasi melalui televisi. Perkembangan dan perubahan pendidikan yang maju menuntut kita untuk mempersiapinya dengan matang pula, tenaga pengajar dituntut untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan pengetahuan, ketrampilan keahlian agar Guru tidak ketinggalan oleh majunya pendididkan. Dengan kemajuan jaman dan tantangannya semakin pesat seperti sekarang ini guru idealnya terus belajar, kreatif dalam mengembangkan diri serta terus–menerus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajar mereka dengan penemuan baru dalam dunia pendidikan, psikologi, dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, pemahaman beragam unsur dan kendala dalam pendidikan dapat di antisipasi. Apabila hal tersebut sulit dilakukan maka permasalahan yang timbul dalam pembelajaran sedapat mungkin diatasi sehingga yang sebagai permasalahan hanyalah yang bersifat sederhana. Singkatnya beragam permasalahan dalam pendidikan apabila tidak dapat dihillangkan sama sekali, paling tidak hal itu perlu diperkecil, sehingga persoalan-persioalan yang muncul tidak mengganggu tercapainya tujuan pendidikan umumnya, atau tujuan pembelajaran khususnya. Salah satu cara dapat menghilangkan atau memperkecil permasalahan yang timbul adalah dengan berpijak pada teori-teori pendidikan. Pijakan ini diharapakan memberikan kejelasan yang terkait dengan hakikat pendidikan, sejarah pendidikan, aliran–aliran dalam pendidikan, mutu pendidikan dan teori-teori pendidikan. Dengan demikian penguasaan atas dasar-dasar pendidikan menjadi bobotan menjadi bekal bagi pelaku pendidikan. Dalam rangka memperkecil persoalan pendidikan dan memecahkan beragam permasalahan pendidikan. Oleh karena itu, banyak unsur yang terkait dalam pendidikan, maka tidaklah mengherankan, apabila dalam proses pendidikan pada umumnya, dan pembelajaran khususnya, sering pula muncul beragama masalah. Masalah tersebut dapat muncul dari kesalahan pelaku-pelaku pendidikan itu sendiri atau mungkin pula mengemukakan karena waktu- waktu begitu cepat bergulir yang beriringan dengan zaman yang berbeda beda dengan waktu-waktu sebelumnya. Dengan adanya jaman semakin moderen erat kaitanya dengan proses belajar mengajar yang diterapkan dalam kelas hanya menggunakan ceramah, yang terpenting yaitu Peran aktif siswa untuk membentuk generasi kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Guru diharuskan menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. SMP Negeri 1 Botumoito merupakan sekolah yang mempunyai input siswa dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan belajar mengajar PKn di SMP Negeri 1 Botumoito kelas VIII-3 dengan jumlah 21 siswa diperoleh hasil bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung monoton, siswa mengantuk, siswa bersikap pasif, banyak siswa yang ngobrol dan bercanda dengan teman lain,tidak ada interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa artinya siswa hanya duduk dan mendengarkan guru menjelaskan materi, saat guru member pertanyaan siswa tidak mau menjawab jika tidak ditunjuk oleh guru. Siswa banyak yang tidak mencatat dan tidak mengerjakan soal yang diberi guru. Siswa hanya diam dan tidak mau bertanya pada guru bila ada materi yang belum dipahami, sebagian besar siswa tidak membawa buku panduan, banyak yang tidak mengumpulkan tugas. Keadaan tersebut karena dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran. kurang Berdasarkan hasil observasi tersebut masalah yang mendesak dan memungkinkan untuk diselesaikan adalah masalah keaktifan. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif untuk mempelajari PKn dan sehingga hasil belajarnya kurang memuaskan. Bertitik tolak dari hal yang dikemukakan di atas, penulis berkewajiban meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Dari fenomena yang ada, siswa menunjukkan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka merubah perilaku peserta didik dengan model pembelajaran yang sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang diambil dalam penilitian ini adalah model pembelajaran STAD dimana Model Pembelajaran STAD yaitu Student Team Achievement Divisions. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih memahami menerima pelajaran dengan baik, dan memungkinkan siswa untuk aktif dalam meningkatkan aktivitas belajar pada pembelajaran tersebut terutama pada mata pelajaran PKn. Selain itu juga memungkinkan terciptanya kondisi pembelajaran bagi siswa untuk belajar, bekerjasama dengan teman satu tim berinteraksi dengan guru sehingga pembelajaran PKn dapat berlangsung secara aktif dan menyenangkan. Model pembelajaran seperti ini perlu di ubah sehingga lebih aktif maka peneliti memilih dan tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisionst (STAD) agar siswa lebih aktif dalam belajar Tim. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik dan meneliti tentang Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisionst (STAD) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas maka masalah penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran masih di dominasi oleh guru 2. Hasil belajar siswa belum tercapai dengan maksimal khusunya pemahaman siswa terhadap pembelajaran masih kurang. 3. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar 4. Rendahnya kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar 1.3 Rumusan Masalah Apakah dengan menggunakan Model pembelajaran Student Teams Achievmen Divisions ( STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa SMP Negeri I Botumoito? 1.4 Cara Pemecahan Masaalah Untuk memecahkan masalah yang ada dalam penelitian ini maka dilakukan pendekatan pembelajaran melalui Model pembelajaran Student Team Achievement Divisions untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan langkah-langkahnya sebagai berikut: o Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran,menurut presentase,jenis kelamin,suku dll) o Guru menyajikan pelajaran o Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota- anggota kelompok. Anngotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai anggota dalam anggota itu mengerti o Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu o Memberi Evaluasi o Kesimpulan. 1.5 Tujuan penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan tujuan penelitian tindakan kelas ( PTK) yaitu Untuk peningkatan aktivitas belajar siswa melalui Model pembelajaran Student Teams Achievemen Divisions ( STAD ) . 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan manfaat terhadap hal- hal berikut: a) Bagi siswa, peneliti ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran siswa SMP Negeri 1 Botumoito b) Bagi guru, menambah wawasan Guru SMP Negeri I Botumoito dalam memahami dan menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions c) Bagi sekolah, memberikan kontribusi kepada sekolah untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajaran.