Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 GAMBARAN ILLNESS REPRESENTATION PADA REMAJA PENDERITA KANKER Florence Widya Jovita Maria Ferliana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta [email protected]; [email protected] Abstrak Cancer was stated as one of the most dangerous ill in the world. Patients who suffered cancer have an unique expereince that affecting their psychological,social and emotional aspect as well as the physical aspect. The aim of this research was to explore and to describe how teenage patient who suffered cancer dealing with it using illness representation framework. This was a qualitative approach using case study with two subjects who suffered blood and joints cancer. The result showed that subject with good understanding of their illness able to represent his/ her illness well through his/ her hope, spirit and positive thinking. Kata kunci : Illness representation, teenager, cancer. Pendahuluan Kesehatan merupakan harta tak ternilai bagi setiap orang. Walaupun demikian, tiap orang tak luput dari penyakit, mulai dari virus, seperti influenza hingga kanker. Jumlah penderita kanker di Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai data kanker yang dipublikasikan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga kanker. Bahkan menurut WHO (2012) pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan. Angka kejadian kanker pada anak di dunia dibawah umur 18, umumnya adalah 140 penderita baru per satu juta per tahun. Jakarta dan sekitarnya diperkirakan mencapai 650 pasien kanker anak per tahun, sedangkan di seluruh Indonesia, dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa diperkirakan terdapat kurang lebih 11.000 kasus baru per tahun. 154 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 Penyakit kanker sering disimbolkan sebagai kepiting atau dalam bahasa Yunani disebut carcinos. Seperti kepiting, bila supit atau kakinya di potong, hewan tersebut tidak mati tetapi akan tumbuh organ tubuh baru, demikian pula kanker. Oleh karena itu untuk mematikannya harus merusak seluruh badan. Penyakit kanker dapat menggerogoti semua organ tubuh manusia yang dikehendaki tanpa gejala yang jelas dan sulit untuk diketahui bila baru berada dalam stadium dini (Rahmawati, 2003). Perkembangan penyakit kanker di Indonesia berkaitan dengan peralihan Indonesia dari negara pertanian menjadi negara industri yang mengubah perilaku atau gaya hidup dan kebiasaan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol, serta sering mengkonsumsi makanan cepat saji yang berlemak tinggi dan berserat rendah, seperti makan fried chicken dan burger dapat memicu terjadinya kanker. Ada beberapa zat dan bahan kimia yang bersifat racun dan dapat merangsang terjadinya perubahan sel sehingga terbentuk kanker (karsinogen). Bahan karsinogen tersebut, antara lain racun tar pada rokok, zat pengawet dan pewarna makan, benzena yang banyak digunakan dalam pembuatan ban, sisa pembakaran zat arang atau CO yang banyak terdapat pada makanan yang dibakar. Juga beberapa bahan tambang, seperti abseston yang terhirup masuk ke paru-paru dan lambung (Rahmawati, 2003). Berkaitan dengan hal ini, Papalia dan Olds (2001) menjelaskan bahwa pada usia remaja merupakan tahap dimana remaja sangat memperhatikan penampilan fisiknya, sedangkan pada penderita kanker terutama pada penderita kanker stadium akhir akan menjalani kemoterapi yang mengakibatkan beberapa perubahan pada fisik, seperti kerontokan pada rambut, tubuh akan terasa lemas, hilangnya selera makan, dan rasa mual yang berlebihan (Junaidi, 2007). Ditinjau dari segi kognitif, remaja cenderung mengembangkan kondisi ideal dan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Pada remaja penderita kanker mereka akan membandingkan dirinya dengan teman-teman seusianya yang tidak menderita penyakit kanker dan berpikir bahwa dirinya tidak seberuntung mereka (Papalia & Olds, 2001). Dari segi perkembangan psikososial, remaja berada dalam tahap identity versus identity confusion. Jika remaja mengeksplorasi peran mereka sebagai remaja dengan cara yang sehat dan berada di jalur positif dalam hidup, maka mereka mencapai identitas yang positif, namun jika tidak, mereka akan mengalami 155 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 kebingungan dalam pencapaian identitas. Dilihat dari remaja penderita kanker, mereka cenderung kurang memiliki kepercayaan diri bahwa mereka memiliki identitas yang positif (Santrock, 2010). Rosenblum dan Lewis (dalam Santrock, 2007) mengatakan bahwa dari segi perkembangan emosi remaja sering mengalami fluktuasi emosi. Hal ini dijelaskan oleh Steinberg dan Levin (dalam Santrock, 2007) bahwa intensitas dari emosi para remaja berada di luar proporsi dari peristiwa yang membangkitkannya. Kondisi kanker yang diderita seorang remaja akan mempengaruhi emosi susana hati remaja tersebut. Ketika remaja diagnosa terkena penyakit terminal seperti kanker, mereka akan merasa terkejut, terhina dan merasa tidak adil. Setelah didiagnosa bahwa dirinya menderita kanker, remaja sering berada dalam tahap krisis yang ditandai dengan ketidakseimbangan fisik, sosial dan psikis. Penyakit seperti leukemia dapat mengakibatkan perubahan drastis dalam konsep diri dan harga diri penderita (Rizkiana & Retnaningsih, 2009). Kanker dan pengobatan yang dilakukan dapat mempengaruhi berbagai aspek penting kehidupan, diantaranya fungsi fisik, psikologis, hubungan keluarga, dan vokasional (Ganz dalam Kaplan, 1993). Penyakit kanker merupakan hal yang paling menimbulkan distres bagi penderitanya. Ada 4 dimensi stres yang berhubungan dengan penyakit kanker, yaitu kehilangan makna, mencemaskan penyakitnya, mencemaskan pengobatan medis, dan menarik diri dari lingkungan sosial (Noyes dalam Kaplan, 1993). Penderita kanker pada umumnya memiliki pandangan mengenai penyakit yang mereka derita. Pandangan itu disebut dengan illness representation. Illness representation adalah kepercayaan yang diyakini oleh pasien mengenai penyakitnya, termasuk bagaimana pasien mengerti mengenai penyakitnya dan tahu mengenai bagaimana mereka harus bersikap ketika mereka sakit (Leventhal dalam Ogden, 2004). Seperti dijelaskan oleh Sutrisno, Dharmayuda, dan Rena (dalam Peny, 2010) bahwa berbagai pengobatan yang dilakukan oleh penderita kanker memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup mereka dan perekomian keluarga. Menerima kenyataan bahwa diri seorang remaja menderita penyakit kanker bukanlah hal yang mudah, namun menurut hasil penelitian yang di lakukan, penderita kanker sebaiknya mengetahui mengenai penyakit yang di deritanya dengan jelas karena hal ini akan membawa pengaruh positif bagi proses kesembuhan. 156 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti ingin meneliti sejauh mana pemahaman remaja yang menderita kanker mengenai penyakit kanker yang di deritanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai illness representation permasalahan dalam pada remaja penelitian ini penderita adalah kanker, bagaimana sehingga rumusan gambaran illness representation pemahaman remaja mengenai penyakit kanker yang dideritanya? Illness Representation Leventhal (dalam Ogden, 2004) mendefinisikan illness representation sebagai pemahaman yang diketahui oleh pasien mengenai penyakitnya. Hal ini termasuk bagaimana pasien mengerti mengenai penyakitnya dan tahu mengenai bagaimana mereka harus bersikap ketika mereka sakit. Sebelum memiliki kepercayaan tersebut, illness representation didapatkan melalui media, pengalaman pribadi, dari teman, dan keluarga yang memiliki pengalaman mengenai kelainan atau penyakit terkait yang diderita pasien (Taylor, 2006). Terdapat 5 dimensi dalam menggambarkan menggambarkan illness representation yaitu identitas, penyebab penyakit yang diketahui pasien, rentang waktu, konsekuensi, kesembuhan dan pengendalian (Leventhal dalam Ogden, 2004). Dimensi identitas mengarah kepada pemberian label terhadap penyakitnya (diagnosa medis) dan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Dimensi penyebab penyakit yang diketahui oleh pasien, yaitu penyebab yang bisa saja bersifat biologis seperti virus atau luka, atau bersifat psikososial seperti stres atau tingkah laku yang terkait kesehatan seperti kebiasaan merokok atau minum minuman yang mengandung alkohol. Sebagai tambahan, pasien memiliki keyakinan lain mengenai penyebab penyakitnya, seperti merasa terkutuk atau tertular. Dimensi rentang waktu merupakan kepercayaan pasien mengenai berapa lama penyakit ini akan di deritanya, apakah akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang). Dimensi konsekuensi merupakan persepsi pasien mengenai efek-efek yang mungkin timbul karena penyakit yang di deritanya. Konsekuensi bisa mengarah pada keadaan fisik pasien, seperti kesakitan, ketidak lancaran dalam bergerak, atau bisa juga mengarah ke emosi pasien, seperti kehilangan kontak sosial, kesepian. Atau kombinasi keduanya, seperti sakit nya ini akan membuat dia tidak bisa bermain sepak bola. Dimensi kesembuhan dan pengendalian, yaitu pasien dapat merepresentasikan kepercayaan mereka mengenai apakah penyakit tersebut dapat 157 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 disembuhkan dan bagaimana hasil dari kesembuhan tersebut dapat dikendalikan, baik oleh mereka sendiri maupun orang lain. Kanker Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari selsel yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas kewajaran dan sangat liar. Keadaan kanker terjadi jika sel-sel normal berubah dengan pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga tidak dapat dikendalikan oleh tubuh dan tidak terbentuk. Kanker dapat terjadi di setiap bagian tubuh. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati, namun bila terjadi di dalam tubuh, kanker itu akan sulit di ketahui dan kadang-kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati. Kanker merupakan suatu penyakit yang sangat fatal dan dapat menjalar ke semua bagian tubuh, mulai dari kepala sampai kaki, dari kulit sampai ke organ dalam. Kanker itu sendiri sebenarnya adalah sebutan untuk tumor ganas, sedangkan yang tumor lainnya adalah tumor jinak yang kurang berbahaya. Tumor atau neoplasia atau neoplasma adalah suatu masa jaringan abnormal, yang pertumbuhannya bersifat otonom dan melebihi jaringan normal. Dilihat cara terjadinya, kanker dibagi menjadi 2. Pertama, kanker metastik yaitu kanker yang sudah menyebar yang berasal dari bagian tubuh yang lain dan kedua, kanker yang timbul dari jaringannya sendiri (Junaidi, 2007). Remaja Menurut Santrock (2010) remaja adalah periode transisi antara masa anakanak dan masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional. Remaja dibagi menjadi dua, yakni remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal berkisar seputar sekolah menengah pertama dan meliputi perubahan ke masa-masa pubertas, sementara remaja akhir mengacu pada masa dekade kehidupan kedua, seperti minat terhadap karir, kencan, dan eksplorasi identitas. Papalia dan Olds (2001) mengatakan bahwa masa remaja adalah masa mengatakan bahwa remaja adalah suatu periode yang berada di antara masa kanak-kanak dan masa dewasa ketika individual dihadapkan dengan serangkaian hambatan dan tantangan masa perkembangan. Masa remaja ini biasanya dimulai 158 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 pada usia 12 atau 13 tahun dan umumnya berakhir pada akhir belasan atau awal dua puluhan. Dinamika penelitian Kanker merupakan suatu penyakit yang dapat memberikan pengaruh besar bagi penderitanya, baik secara fisik maupun psikologis terutama pada remaja. Pada umumnya, seorang memasuki masa remaja berada pada fase pencarian identitas diri (Santrock, 2010), termasuk pada remaja yang mengidap kanker. Seorang remaja yang menderita kanker akan berada dalam sebuah fase berpikir mengenai penyebab, rentang waktu, konsekuensi, kesembuhan dan pengendalian sebelum akhirnya terbentuk identitas diri dan pemberian label terhadap penyakit dan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Pertama, seorang remaja akan berpikir mengenai penyebab dirinya terkena kanker. Penyebab seorang remaja terkena kanker dapat dilihat dari segi fisik, kognitif, emosi, dan psikososial. Secara fisik, kanker dapat disebabkan oleh faktor biologis seperti virus atau luka. Secara psikososial, remaja dapat terkena kanker oleh karena adanya kondisi stres atau tingkah laku yang terkait kesehatan seperti kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Kedua, seorang remaja akan berpikir mengenai rentang waktu yang merupakan kepercayaan mengenai berapa lama ia menderita penyakit ini, apakah akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang). Ketiga, seorang remaja akan berpikir mengenai konsekuensi ketika menderita kanker yaitu persepsi mengenai efek-efek yang mungkin terjadi, kesakitan yang dialami, ketidak lancaran dalam bergerak, kehilangan kontak sosial, ataupun rasa kesepian. Keempat, seorang remaja juga akan berpikir mengenai kesembuhan dan pengendalian yaitu sejauh mana penyakitnya dapat disembuhkan dan bagaimana hasil dari kesembuhan tersebut. Pada penelitian ini, penulis ingin menjelaskan dinamika perkembangan fisik seperti kerontokan rambut, tubuh terasa lemas, hilangnya selera makan, dan rasa mual yang berlebihan; dinamika kognitif seperti mengembangkan kondisi ideal dan membandingkan diri dengan remaja lain; serta dinamika emosi dan psikososial yang mempengaruhi illness representation pada remaja yang menderita kanker. Metode penelitan 159 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 Partisipan Subyek dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yaitu remaja usia 15 sampai dengan 18 tahun, pasien kanker remaja, telah menjalani perawatan minimal selama 6 bulan. Sampel yang di ambil merupakan pasien kanker remaja yang sedang menjalani perawatan di RS. Dharmais sebagai rumah sakit yang menjadi pusat studi dan merupakan rumah sakit yang menangani kanker secara khusus. Pasien yang di teliti adalah pasien yang sudah menjalani perawatan kanker selama minimal 6 bulan karena dalam kurun waktu 6 bulan dianggap cukup untuk memahami kondisi kanker yang di deritanya dan telah mendapatkan informasi yang cukup dapat dimengerti oleh pasien mengenai penyakitnya. Prosedur dan Pengukuran Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan metode wawancara mendalam (In-depth interview) dan observasi yang meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang di perlukan dalam mendukung penelitian yang sedang peneliti lakukan. Hasil penelitian Gambaran umum mengenai subyek penelitian yaitu pertama adalah Si, remaja laki-laki berusia 17 tahun, duduk di kelas XI SMA, dan beragama Kristen Protestan. Si adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, mengidap Synovial Sarcoma (stadium II) dan sudah menjalani pengobatan selama 13 bulan 6 hari. Subyek kedua adalah Sa, remaja perempuan berusia 12 tahun, duduk di bangku SD kelas VI, dan beragama Muslim. Sa adalah anak kedua dari tiga bersaudara, mengidap Leukimia (ALL II) dan sudah menjalani pengobatan selama 14 bulan 2 hari. Tabel 1. Analisis Inter Kasus Dalam Pemahaman Remaja Tentang Sakit Pemahaman tentang sakit Definisi sakit Subyek Si Keadaan yang menyebabkan penundaan aktivitas 160 Sa Mengganggu aktivitas dan keadaan yang tidak mengenakkan Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 Penyebab penyakit Faktor lingkungan, pola makan, dan keturunan Tidak dapat ditentukan dari pola makan, namun bisa saja dari faktor keturunan Perbedaan kanker yang diderita dengan jenis lain Berbeda dengan kanker tulang karena pertumbuhannya belum sampai ke dalam tulang, namun masih berada dalam lapisan kulit Tidak tumbuh benjolan seperti kanker jenis limfoma. Tabel 2.Analisis Interkasus Illness Representation Subyek Si dan Sa Dimensi Identitas Penyebab Waktu dan lama penyakit Konsekuensi Subyek Si Sa (a.) terlihat memahami penyakit yang (a.) terlihat memiliki pengetahuan di deritanya secara lebih jelas yang kurang baik mengenai (b.) terlihat memahami dalam penyakit yang dideritanya memberikan jawaban dari (b.) terlihat beberapa kali tidak pertanyaan yang diberikan mengerti pertanyaan yang peneliti diberikan oleh peneliti dan meminta bantuan ibunya untuk menjawab pertanyaan tersebut (a.) Merasa tidak nyaman pada (a.) Merasa tidak nyaman pada perubahan yang terjadi dan perubahan yang terjadi dan menghambat aktivitas menghambat aktivitas kesehariannya kesehariannya (b.) Ketidaknyamanan yang (b.) Ketidaknyamanan yang dirasakan karena mual-mual dan dirasakan karena temansariawan di sekitar mulutnya temannya yang menjauh karena Sa sudah jarang masuk sekolah dan tidak dapat bermain basket seperti dulu. Timbulnya benjolan ditangan Si Perubahan pada suhu tubuh yang sejak tahun 2008 yang lalu dan meningkat, sakit pada daerah mengetahui bahwa dirinya kepala sejak bulan Juli 2011 tidak mengidap kanker pada 5 mei 2011 lama langsung memeriksakan dan mengetahui dirinya mengidap kanker di bulan yang sama Mendapat perlakuan khusus dari Mendapat perlakuan khusus dari orang-orang sekitarnya seperti orang-orang sekitarnya seperti keluarga, saudara, dan teman. keluarga, saudara, dan teman. Tabel 3 Analisis Interkasus Illness Representation Subyek Si dan Sa Subyek Dimensi Kesembuhan dan Si (a.) Si mengatakan bahwa penyakitnya ini dapat Sa (a.) Sa mengatakan bahwa penyakitnya ini dapat 161 Jurnal NOETIC Psychology Pengendalian (Kontrol Terhadap Penyakit) ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 disembuhkan. (b.) menjalankan semua anjuran yang diberikan oleh dokter yang menangani agar memperoleh kesembuhan. Si menjaga kondisi badan dan pola makan secara teratur (c.) tidak pernah menjalani pengobatan di luar rumah sakit, seperti pengobatan herbal terapi ataupun yang lainnya. (d.) Penyebaran sampai ke organ paru-paru disembuhkan. (b.) menjalankan semua anjuran yang diberikan oleh dokter yang menangani agar memperoleh kesembuhan. Si menjaga kondisi badan dan pola makan secara teratur (c.) tidak pernah menjalani pengobatan di luar rumah sakit, seperti pengobatan herbal terapi ataupun yang lainnya. (d.) Tidak ada penyebaran ke organ lain Tabel 4. Perbandingan Illness Representation Subyek Si dan Sa No Dimensi 1. Identitas 2. Penyebab 3. Rentang Waktu 4. Konsekuensi 5. Kesembuhan dan Pengendalian Mampu menyebutkan nama penyakitnya secara medis Mampu menyebutkan ciri-ciri penyakitnya secara lengkap Mampu menjelaskan penyebab penyakitnya secara lengkap Mampu menyebutkan tingkah laku yang terkait dengan penyakitnya Mampu menyebutkan onset awal penyakitnya Mampu menyebutkan stadium penyakitnya dengan jelas Mampu menjelaskan efek-efek yang timbul dari penyakitnya Mampu menjelaskan perasaan yang dirasakan akibat penyakitnya Mampu menyebutkan keterbatasan aktivitas akibat penyakitnya Dapat menjelaskan mengenai kepercayaan yang mereka miliki terkait dengan kemungkinan kesembuhan dari penyakitnya Dapat menyebutkan pengendalian yang mereka lakukan dalam menghadapi penyakitnya secara lengkap Si √ √ √ Sa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pembahasan Penelitian ini memberikan gambaran tentang sejauh mana remaja yang menderita penyakit kanker mengetahui mengenai penyakit mereka dalam dimensi 162 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 identitas, dimensi penyebab, dimensi waktu dan lama penyakit, dimensi konsekuensi dan dimensi tingkat kesembuhan dan pengendalian terhadap penyakit. Peneliti ingin melihat apakah penyakit kanker yang diderita oleh remaja berpengaruh dalam kesehariannya dalam menjalani hidup dari remaja tersebut dan apakah perubahan yang dialaminya mempengaruhi pola pikir, pandangan, dan perasaan remaja dalam menjalani keseharian mereka. Karena seperti yang dijelaskan oleh (Sutrisno, H., Dharmayuda, T.G., Rena, R.A. dalam Peny, 2010) bahwa berbagai pengobatan yang dilakukan oleh penderita kanker memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup mereka dan perekomian keluarga. Menerima kenyataan bahwa diri seorang remaja menderita penyakit kanker bukanlah hal yang mudah. Peneliti menemukan bahwa salah satu dari subyek yang diteliti merasakan kesedihan ketika mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit kanker. Kanker darah yang diderita Sa menyebabkan kesedihan karena Sa juga sudah jarang masuk sekolah karena harus menjalani kemoterapi dan tidak bisa bermain basket seperti dulu lagi karena kondisi badannya yang lemah. Keadaan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkiana dan Retnaningsih (2009) yang mengatakan bahwa kondisi kanker yang diderita seorang remaja akan mempengaruhi emosi susana hati remaja tersebut. Ketika remaja diagnosa terkena penyakit terminal seperti kanker, mereka akan merasa terkejut, terhina dan merasa tidak adil Setelah didiagnosa bahwa dirinya menderita kanker. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa subyek yang bernama Si lebih dapat memahami mengenai penyakit kanker persendian yang dideritanya dibandingkan dengan subyek yang bernama Sa. Sa mengetahui penyakit kanker darah atau leukimia yang dideritanya hanya sebatas sakit yang sedang ia derita. Sementara Si mengatakan bahwa penyakit kanker sebagai suatu hal yang menunda aktivitas serta penyebaran penyakit kanker ada yang prosesnya cepat dan ada pula yang lambat. Namun kedua subyek juga sama-sama merasakan ketidaknyamanan dalam keseharian mereka karena aktivitas mereka terhambat, seperti sekolah, melakukan aktivitas olah raga seperti futsal dan basket, dan kegiatan mereka untuk bermain bersama teman-temannya. 163 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 Dalam dimensi penyebab, kedua subyek sama-sama memiliki jawaban yang cukup baik berdasarkan informasi yang mereka dapat dari dokter yang menangani mereka di rumah sakit. Pada usia remaja, menurut Piaget (dalam Santrock, 2010) remaja menjadi lebih sistematis, mengembangkan hipotesis tentang mengapa sesuatu terjadi kemudian menguji hipotesis tersebut. Kedua subyek mengatakan bahwa penyebab dari penyakit kanker ialah faktor keturunan, hanya saja Si menambahkan bahwa ada hal lain selain faktor keturunan, yaitu faktor lingkungan dan pola makan seseorang. Sementara Sa mengatakan bahwa hal yang menyebabkan seseorang terkena penyakit kanker tidak dapat ditentukan dari pola makan. Pada dimensi konsekuensi, kedua subyek merasakan ketidaknyamanan karena selain aktivitas keseharian mereka yang berubah, mereka juga harus merasakan perubahan kondisi tubuh pada saat mereka harus menjalani pengobatan kemoterapi. Kedua subyek merasakan mual dan tidak memiliki nafsu makan karena pengobatan kemoterapi tersebut, serta efek samping dari kemoterapi tersebut seperti kerontokan pada rambut mereka yang menyebabkan kebotakan. Kondisi fisik kedua subyek yang melemah juga mengakibatkan kedua subyek kehilangan masa remaja mereka untuk bermain bersama teman-teman sebayanya dan melakukan aktivitas bersama dengan teman-teman sebayanya. Daftar pustaka Dharmais Cancer Hospital [Web log post]. (2003, Agustus 15). Sekilas tentang kanker. Diunduh dari: http://www.dharmais.co.id Dwi Rahmawati. Waspadai kehadiran kanker. (2003, Januari 19) [Web log post]. Diunduh dari: http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/1/19/kes1.html. Junaidi, I. (2007). Kanker pengenalan, pencegahan, dan pengobatannya. Jakarta: PT Bhuana Il. Kanker pada anak dapat diobati dan diupayakan sembuh apabila diobati sejak dini. (2009, Juni 27). YOAI Foundation. Diunduh dari: http://www.yoai-foundation.org/profil.php. Kaplan, Robert, M. James F. S. Jr. & Thomas, L. P (1993). Health and human behavior. Singapore: McGraw-Hill, Inc. Ogden, J. (2004). Health psychology: A textbook (3rd ed.). New York: Open University Press. Papalia, D.E., Olds, S.W. & Feldman, R.D. (2001). Human development. (8th ed). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Rizkiana, U. & Retnaningsih. (2009). Penerimaan diri pada remaja penderita leukimia. Jurnal Psikologi volume 2 no. 2. Depok: Univeristas Gunadarma. Santrock, J. W. (2010). Adolescence (13th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Santrock, J.W. (2007). Life-span development (11th ed). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Statistik penderita kanker di Indonesia. (2012, Febuari 14). Diunduh dari: http://www.deherba.com/statistik-penderita-kanker-di-indonesia.html. 164 Jurnal NOETIC Psychology ISSN : 2088-0359 Volume 2 Nomor 2, Juni-Desember 2012 Sutrisno, H., Dharmayuda, T.G., Rena, R.A. (2010). Gambaran kualitas hidup pasien kanker limfoma non Hodgkin yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Peny volume 11 no. 2. Denpasar: RSUP Sanglah. Taylor, S. (2006). Health Psychology (6th ed). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. 165