BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Perancangan Pemodelan Proses Persalinan Perancangan pemodelan proses persalinan normal dibuat berdasarkan user requirement antara lain : user memerlukan suatu media simulasi yang murah, interaktif, dapat menggambarkan suatu proses persalinan normal yang komprehensif, yaitu dapat memperlihatkan tiap tahapan dalam proses persalinan serta pemantauan yang dilakukan selama proses persalinan berlangsung. Proses persalinan normal sangat kompleks. Oleh karena itu, penulis membuat model yang dapat memenuhi user requirement tetapi dengan penyederhanaan model. Adapun perbandingan kompleksitas dan penyederhanaan model proses persalinan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel kompleksitas proses persalinan dan penyederhanaan model Kompleksitas Persalinan Penyederhanaan Persalinan Proses fisiologis Terdapat berbagai organ dan sistem organ khususnya organ sistem reproduksi wanita (uterus, serviks, vagina, tulang panggul, vulva, dan lain-lain) Janin dan lingkungan hidupnya dalam uterus (fetus, selaput ketuban, cairan amnion, tali pusar, plasenta, dan lain-lain) Proses yang terjadi secara fisiologis dan mekanis juga dipengaruhi oleh psikologis parturien. Fisiologis ditunjukkan oleh proses persalinan adanya kontraksi/relaksasi yang dipengaruhi oleh hormon (terdapat transport massa, energi, momentum, dan informasi) serta perubahan fisiologis yang dapat dimonitor dari Proses matematis Disederhanakan menjadi organ abdomen ibu Janin Perubahan fisiologis dimodelkan dengan pengukuran sesuai waktu dari pemantauan partograf Proses mekanis yang terjadi adalah pemodelan pengeluaran bayi dari uterus sampai lahir untuk menggambarkan kontraksi, perubahan gaya, perubahan posisi. Dilatasi serviks karena merupakan item yang dimonitor dalam partograf dimodelkan dengan perubahan dilatasi serviks terhadap lama persalinan. Kondisi awal dimodelkan dengan vital sign dalam batas normal yang menghasilkan energi tertentu 24 vital sign (tensi, suhu, nadi, dan DJJ) Proses mekanis yang terjadi adalah akibat kontraksi menyebabkan dilatasi, efasi, dan retraksi pada daerah segmen bawah rahim. Sehingga janin dan isinya keluar dari uterus (ada perpindahan posisi dan perubahan gaya) diwakili oleh penentuan energi awal. Dan besarnya energi ini dikonversi menjadi gaya yang besarnya 30 % dari energi. Dan energi ini dipengaruhi oleh waktu. Jadi, pemodelannya menggunakan formula yang ada. Kemudian nilai vital sign akan berubah sesuai dengan waktu pengukuran. Yang memiliki persyaratan besarnya sesuai kondisi normal/abnormal yang mempengaruhi besarnya energi. r1: value suhu/periode suhu besarnya perubahan energi adalah m_fEnergi : (Eo-∆t/ r1) catatan : tanda negatif jika abnormal. Jika normal menjadi positif. r2 : value tensi/periode tensi r3: value nadi/periode nadi r4: value DJJ/periode DJJ r5:value dorong/periode dorong rumus berikutnya menyesuaikan dengan r2, r3, r4, dan r5. Untuk makan (5%), minum (10%), dan support (15%) berbeda nilainya. Tahapan persalinan untuk kala I dapat dimodelkan dengan pemodelan fisiologis dan analitis menggunakan pendekatan matematika untuk memodelkan mekanisme yang terjadi pada organ-organ persalinan saat kala I. Dalam kala I organ yang berkaitan dengan pemodelan mekanisme kontraksi dan relaksasi adalah uterus, otot, leher rahim (serviks), air ketuban, selaput ketuban, diafragma, abdomen, dada, punggung, dan pelvis ibu. Mekanisme kontraksi adalah merupakan gerakan memberikan tekanan yang terjadi pada otot uterus khususnya didaerah miometrium. Gerakan ini terjadi akibat adanya hormon yang dapat merangsang adanya kontraksi yang disebut oksitosin. Secara alami hormon ini dapat keluar dari tubuh ibu sendiri apabila ibu sudah memasuki awal persalinan. Gerakan kontraksi otot-otot miometrium ini menyebabkan adanya 25 tekanan pada tempat hidup janin yaitu pada didaerah sekitar fundus uteri mendapat tekanan dan menjalar ke bagian serviks. Dengan kata lain, terjadi tekanan pada bagian segmen atas rahim yang bersifat aktif dan menyebar ke daerah serviks (segmen bawah rahim) yang bersifat pasif. Dengan adanya kontraksi ini maka akan terjadi traksi daerah serviks dan mengakibatkan daerah serviks mengalami efasi (penipisan) dan dilatasi (pembukaan) serviks. Adanya kontraksi berkontribusi adanya internal power bagi ibu yang jika diimbangi external power (dari mengejan) maka proses persalinan akan mendapat resultan gaya yang lebih besar dan dapat menyebabkan kelahiran bayi karena resultan menuju kearah vulva. Sedangkan dari aspek matematika resultan gaya tadi berasal dari F1 (F karena kontraksi) dan F2 (F karena mengejan). Konsep fisika yang bekerja pada proses kontraksi adalah adanya tekanan hidrolik pada daerah selaput ketuban yang berisi air atau dikenal dengan hydraulic actuator. Sedangkan gaya mengejan, konsep fisika yang dapat dianalisis adalah mekanisme mengejan yang dikoordinir oleh tarik nafas dan dorong. Tarik nafas adalah mengambil udara dari luar, yang menyebabkan diafragma mengembang yang menyebabkan adanya kontribusi energi bagi ibu, kemudian didorong. Ketika dorong nafas maka daerah diafragma memberi tekanan pada daerah fundus uteri yang menyebabkan pecahnya selaput ketuban dan adanya dorongan untuk mengeluarkan isi rahim yaitu bayi dan cairan ketuban. Konsep ini dikenal dengan istilah pneumatic actuator. Sementara untuk pemantauan selama persalinan kala I dan II meliputi beberapa pemeriksaan yang bersifat laporan (report) bagi penolong persalinan agar dapat mengambil tindakan yang sesuai agar persalinan dapat berjalan dengan baik. Evaluasi dari penolong persalinan sebagai user adalah mengevaluasi laporan untuk mengambil tindakan supaya proses persalinan kala I dan II dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pemantauan selama persalinan mengacu pada partograf standard WHO yang umum dilakukan oleh penolong persalinan (bidan, dokter). Untuk pemantauan kala I pemantauan partograf dimulai dari saat pasien ibu bersalin (parturien) datang kepada penolong persalinan, lebih lengkapnya dapat dilihat pada BAB II. 26 Pemodelan pada Partus Simulator menggunakan tiga azas dalam biomodeling, yaitu : riset, pengajaran dan pelatihan, dan aplikasi klinis. Kemudian untuk dapat memodelkan konsep fisiologis persaalinan tersebut dibangun dengan menggunakan bantuan komputer. Teknik menggunakan komputer untuk meniru, atau simulasi, operasi berbagai fasilitas dalam dunia nyata atau prosesnya, disebut dengan sistem dan untuk mempelajari secara ilmiah kita sering membuat serangkaian asumsi tentang bagaimana cara kerjanya. Asumsi ini biasanya berasal dari matematika atau hubungan logikanya, sebagai pengganti model yang digunakan untuk memperoleh pemahaman yang berhubungan dengan cara kerja sistem[15]. Asumsi inilah yang dibuat dalam bentuk skenario untuk pemodelannya atau merupakan aturan main (rules)[19]. Oleh karena proses persalinan sangat kompleks[3], maka proses persalinan dan pemantauannya akan disederhanakan dalam bentuk skenario yang dianalisis berdasarkan rumus fisika dasar. Berdasarkan asumsi yang dibuat dari rumus fisika dibuat model matematikanya atau hubungan logikanya agar didapatkan suatu pengganti model dari proses yang kompleks menjadi sederhana untuk memperoleh pemahaman tentang cara kerja sistem dalam proses persalinan normal dan pemantauannya saat kala I dan II. Tidak semua parameter dimodelkan dengan rumusan matematika, untuk pemantaunnya dimodelkan dengan dengan membuat penyederhanaan antara nilai pengukuran/pemeriksaan yang berkaitan berkaitan dengan pemantauan partograf dibuat berdasarkan data dan rentang nilai normal dan abnormal. Data rentang nilai pemeriksaan, misal : pengukuran tekanan darah (tensi), suhu, nadi, DJJ dibuat berdasarkan data yang sesungguhnya berdasar wawancara dan teori[9][29]. Tetapi untuk pengukuran penurunan kepala, dilatasi serviks, lama persalinan, penyusupan dibuat berdasarkan data dari literatur yang ada. Adapun waktunya untuk tiap tahapan berdasarkan literatur disesuaikan untuk proses persalinan normal yaitu kala I (fase laten : 8 jam, fase aktif : 6 jam) dan kala II sampai < 2 jam. Hubungan dalam pembuatan model cukup sedehana, dan dimungkinkan dengan metode matematika untuk memperoleh informasi pada masalah yang akan dibahas, 27 hal ini disebut dengan solusi analitik. Meskipun, sebagian besar sistem dunia nyata sangat kompleks untuk diikuti sebagai model nyata sehingga dapat dievaluasi secara analitiknya. Pada simulasi digunakan komputer untuk mengevaluasi model secara numerik, dan data terakumulasi digunakan untuk memperkirakan karakteristik sesungguhnya dari model[15]. Kita dapat fokus pada 3 hal diatas, dan ada kemungkinan memodelkan beberapa poin atau keseluruhan. Meskipun, tujuan utama desain model sangat penting dan dapat diusahakan untuk membuat cara mengindikasikan bagaimana model dibuat sesuai dengan keperluan studi tanpa mengabaikan bagian esensi/pokok atau menambah kompleksitas yang masih dapat ditangani. Pemodelan sistem fisiologi fokus pada beberapa jenis transport, seperti dibawah ini[20], transport momentum, transport massa, transport energi, transport informasi. Sedangkan perancangan biomodeling proses persalinan normal dan pemantauannya dapat dilihat berdasarkan skenario pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Skenario Proses Persalinan Normal dan Pemantauannya saat kala I dan II NO 1. PARAMETER PERSALINAN Sudah ada tanda persalinan (in partu) 2. Anamnesa 3. Dilatasi serviks URAIAN MODEL - keluarnya bercak darah (bloody show) - adanya kontraksi yang teratur dan lama, menyebabkan nyeri - pecahnya ketuban adalah pemeriksaan dasar yang dilakukan saat awal pasien datang kepada bidan/dokter Pemeriksaan yang dilakukuan antara lain : - pemeriksaan vital sign (tensi, suhu, nadi, DJJ) - pemeriksaan luar (abdomen palpation) : posisi kepala janin, kontraksi - pemeriksaan dalam (vaginal examination) : pemeriksaan selaput/air ketuban, dilatasi serviks, penurunan kepala, dan lain-lain. - tidak dimodelkan keluarnya bercak darah - Jika dilatasi serviks sampai < 4 cm disebut masuk fase - dimodelkan dengan laporan pada tampilan berdasarkan 28 - dimodelkan memberikan berdasar anamnesa. dengan nilai awal assessment laten kala I - Jika dilatasi serviks dari 4-10 cm, dikategorikan sebagai fase aktif kala I - Jika sudah masuk pembukaan serviks 10 cm, berarti masuk ke tahap berikutnya yaitu kala II a. Kala I terbagi menjadi 2 : - fase laten (8 jam), - fase aktif (6 jam). b. Kala II lamanya < 2 jam waktu 4. Waktu 5. Kala I Pemodelan bersifat internal. Pemantauan dilakukan sesuai dengan waktu pemeriksaan pada partograf - ada perubahan energi dan gaya. Tervisualisasi dalam edit box energi dan slider gaya. - dibuat berdasarkan data dan pemeriksaan untuk nilai normal dan abnormalnya dan nilai pengukuran yang ada. - untuk vital sign diacak, dengan penyimpangan 30%. 6. Kala II Pemodelan bersifat internal dan eksternal karena diakhiri dengan keluarnya bayi dan suara tangis bayi 7. Energi 8. Gaya Berdasarkan analisa bahwa performansi ibu yang merupakan representasi dari vital sign diberikan energi awal yang diatur pada sistem. Kemudian ada perubahan energi seiring berjalannya proses persalinan. Energi akan berkurang seiring waktu, dan akan bertambah bila ada input dari user baik berupa tarik nafas, dorong, makan, minum, support. Masing-masing parameter tersebut memiliki nilai pengurangan energi yang sudah ditentukan berdasarkan asumsi peneliti. Energi tersebut dikonversikan menjadi gaya. - adanya perubahan gaya dan energi secara dinamis digunakan rumus. - pemantauannya sesuai waktu. - vital sign seperti saat kala 1. - sedangkan pengukuran dilatasi serviks, penurunan kepala, penyusupan lebih dinamis berdasarkan waktu. - setelah bayi keluar, ditandai juga dengan tangis bayi. - modelnya dapat dilihat dari perubahan nilai energi yang dihitung oleh sistem berdasarkan input dan waktu. 29 - dimodelkan dengan reduction time 100 untuk kala I dan 1 untuk kala II. - Visualisasi dalam slider F0 (gaya awal yang akan berubah secara dinamis oleh waktu) dan F yang merupakan 9. Kontraksi 10. Relaksasi 11. Pemantauan Menunjukkan adanya kontraksi otot miometrium pada uterus. Ditunjukkan oleh edit box tanda silang (X) dengan keterangan „SEDANG KONTRAKSI „ Ketika ada tanda ini, maka user dapat memerintahkan atau member input : tarik nafas (slider AN akan bekerja) dan dorong (slider F0 dan F akan bekerja) Selain itu input user juga dapat berupa support. Combo box dapat dipilih untuk support, kemudian diklik tombol support. adalah kebalikan dari kontraksi yang menunjukkan otot miometrium sedang istirahat. Dalam edit box „SEDANG KONTRAKSI‟ menjadi blank. Pada saat relaksasi user dapat memberi input berupa makan, minum, atau support. - - - representasi dari Ftotal (atau resultan dari F0 dan Fintake) Intake dapat berupa makan, minum, support dimodelkan oleh keterangan edit box dan dinamisnya slider sesuai dengan kondisi waktu, dan input dari user. untuk mempermudah tombol yang diaktifkan dapat diklik oleh user. kontraksi dimodelkan untuk kala I ada 2 kali kontraksi tiap 10 menit, saat kala II terdapat 3 kali kontraksi dalam 10 menit dan waktu ini disesuaikan dengan waktu simulasi. - pemodelan relaksasi adanya kondisi edit box yang blank. - dan jika user memberikan input maka akan terjadi perubahan energi dan gaya. - jadi slider gaya dan edit box akan berubah - untuk mempermudah tombol yang diaktifkan dapat diklik oleh user. Vital sign : tensi, suhu, nadi, - untuk nilai vital sign diberikan DJJ) rentang normal dan penyimpangan abnormal sebesar 50% Air ketuban - air ketuban : adalah dinilai selaputnya jika U (utuh), dan jika J (jernih) karena diatur untuk normal Dilatasi serviks - dilatasi serviks dinilai tiap 4 jam dari pemeriksaan dalam. Jadi, pemodelannya diatur perubahannya tiap 4 jam. Penyusupan - Penyusupan, ini penilaian dari kala II dari pemeriksaan dalam dimodelkan dengan laporan rentang nilai penyusupan dan diacak dari 0-3 Penurunan kepala - Disimulasikan secara bertahap dalam kala II dari 5/5-0/5 Lama persalinan - Lama persalinan kala I memakai reduction time scale 1/100, maksudnya 1 jam aktual = 0,01 jam simulasi. 30 Tabel 3.3 Rentang nilai untuk pemantauan partograf Parameter Pemantauan Nilai Normal Suhu Tensi 36-38 100-140/70-90 Nadi DJJ Dilatasi serviks Penyusupan Sutura Penurunan Kepala Kontraksi : Frekuensi (f) 80-100 120-160 1-10 0, 1, 2, 3 5/5-0/5 Selaput/ Air Ketuban Lama Persalinan Mengejan/Meneran : Tarik Nafas Dorong Nilai Abnormal <36 dan >38 <100 dan > 130/<70 dan >100 <80 dan >100 < 120 dan > 160 Satuan °C mm Hg BPM BPM cm 2x/10 (KI) 3x/10 (KII) Utuh (K I), Jernih (K II) Kala I : 16 jam Kala II : < 2 jam menit 8-10 10-15 detik detik Keterangan : Energi awal : ditentukan diawal berupa performance ibu, KI : Kala I, KII : Kala I. Tabel 3.4 Nilai Konversi Energi Parameter Suhu Tensi Nadi DJJ Kontraksi Mengejan (tarik nafas dan dorong) Makan Minum Support Keterangan : R : Relaksasi K : Kontraksi 3.1.1 Normal +5% +5% +5% +5% + 20% Abnormal - 5% -5% -5% -5% -20% +30% -30% Syarat R R R R Sesuai kala dan fase & K K +5% +10% +15% -5% -10% -15% R R R/K Formula Proses Persalinan Normal Proses persalinan kala I, adalah tahapan untuk memodelkan dilatasi serviks yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot miometrium uterus, yang menyebabkan adanya tekanan intrauterine meningkat menekan daerah uterus yang menyebakan tekanan mengenai cairan amnion dalam selaput ketuban tempat dimana janin berada. 31 Sehingga, proses kontraksi ini dapat dimodelkan sebagai hydraulic actuator. Sedangkan akibat dari kontraksi ini juga menyebabkan terjadinya dilatasi dan penipisan serviks yang menyebakan terjadinya tekanan yang mendorong selaput ketuban kearah jalan lahir sehingga mampu menekan syaraf-syaraf persalinan dan menyebabkan ibu ingin mengejan. Proses mengejan ini dikoordinir oleh tarik nafas dan dorong. Ketika tarik nafas ibu menghirup udara dari luar kemudian mendorong, mekanismenya diafragma mengembang karena berisi udara dan ditekan untuk mengejan sehingga menyebabkan dorongan pengeluaran bayi. Proses ini disebut dengan pneumatic actuator. Pneumatic adalah suatu gaya yang disebabkan tekanan oleh udara. Dari kedua mekanisme tersebut dapat diformulasikan menjadi : ……(3.1) Keterangan : Ftotal : adalah gaya total atau gaya resultan, F1 : gaya yang timbul akibat kontraksi/hydraulic actuator, F2 : gaya yang timbul akibat dari mengejan/pneumatic actuator. Dalam pemodelan F1 ini disebabkan oleh adanya kontraksi otot miometrium pada uterus. Dalam pemodelan ini ada konversi energi menjadi gaya. Jadi langsung diberikan energi awal dan dikonversi menjadi gaya (Ftotal) yang diasumsikan sebagai energi yang sudah ada pada parturien ketika sudah masuk masa persalinan (in partu). Sedangkan dalam keadaan kontraksi saat kala I hanya mekanisme dilatasi/penipisan serviks. Mekanisme ini menyebabkan pula terjadinya F2 karena dorongan diafragma terhadap isi uterus. Hal ini konkritnya terjadi saat kala II. Kala I lebih bersifat pengumpulan energi dan konversi energi pada saat relaksasi seperti dari aktivitas makan, minum. Sedangkan support dapat dilakukan pada saat kontraksi/relaksasi. Saat kala II ada sinergi dari dua gaya dan simpanan gaya dari kala I dan adanya tambahan energi jika ada aktivitas makan, minum, support. Pengaturan untuk aktivitas tersebut sangat tergantung dari kondisi otot miometrium apakah kontraksi / relaksasi. Secara matematis F1 dan F2 dapat dijabarkan sebagai berikut : 32 Ftotal merupakan representasi dari gaya yang besarnya dapat dirumuskan menjadi : ….(3.2) ( ( ) ..…(3.3) ) ..…(3.4) Aktivitas fisiologis maupun perubahannya dapat merubah besarnya energi (E). Besarnya energi total dapat dirumuskan sebagai : …..(3.5) ..…(3.6) .…(3.7) ….(3.8) Keterangan : Ftotal = gaya resultan (Newton), E = energi (Joule), Eon = energi awal ke-n (n = 0,1,2,3, …), ΔE1 = perubahan energi yang disebabkan oleh kontraksi/relaksasi, ΔE2 = perubahan energi yang disebabkan oleh intake (makan, minum, support) besarnya value intake tergantung jumlah intake dan macam intake (lihat Tabel 3.4), ΔE3 = perubahan energi yang disebabkan oleh keadaan vital sign dan gaya dorong, Value_intake = tergantung intake yang dilakukan makan, minum, atau support value_x = nilainya tergantung periode vital sign (tensi, suhu, nadi, DJJ) dan dorong lihat Tabel 3.1. 33 3.1.2 Algoritma Proses Persalinan Normal Menurut teori saat kala I itu berlangsung panjang. Total saat kala I sekitar 14 jam. Dapat diperhitungkan bahwa jika kala I aktif berlangsung 6 jam. Maka kala I laten membutuhkan waktu = 14 jam – 6 jam = 8 jam. Jika pembukaan maksimal sampai 4 cm pada fase laten, dan lamanya fase laten 8 jam, maka diperoleh kecepatan (v) fase laten sebesar 0.5 cm/jam. Kala I aktif dimulai dari pembukaan 4 cm – 10 cm. Berarti kala I aktif memiliki panjang pembukaan 10 - 4 cm = 6 cm. Jika pembukaan kala I aktif : 6 cm, sementara kecepatan (v) diketahui maka diperoleh waktu (t) kala I aktif = 6 cm : 1 cm/jam = 6 jam. Jika kala I total waktu 14 jam. Algoritma switching adalah metoda yang digunakan untuk mengatur rule permainan (gameplay) dari aplikasi partus simulator. Algoritma switching adalah suatu metoda yang digunakan sebagai saklar (switch) yang dapat memproses rule game playing aplikasi partus simulator. Contoh : tombol load/reset dan kontraksi/relaksasi. Tombol ini pada aplikasi partus simulator berfungsi sebagai tombol load atau create obyek ibu yang sudah ada bayinya/ ibu hamil matang (at term). Sedangkan kontraksi adalah keadaan otot-otot miometrium sedang berkontraksi dan berlawanan dengan kerja otot yang lain yaitu relaksasi. Algoritma kontrol adalah metoda yang digunakan untuk mengatur rule permainan (gameplay) dari aplikasi partus simulator. Algoritma kontrol ini adalah suatu sistem yang mengatur/mengontrol aplikasi partus simulator untuk mensimulasikan proses persalinan normal. Contoh : pada proses persalinan normal ada pengaturan tentang kapan mulai (start), berhenti (stop), relaksasi, kontraksi, pengukuran vital sign dan pemeriksaan. Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi meliputi framework sistem seperti pada bab II dan identifikasi kebutuhan. Kemudian implementasi model matematis dalam obyek ibu dan bayi untuk mensimulasikan proses persalinan yang meliputi : posisi (Z0-Z), gaya(F dorong), perubahan gaya-kecepatan( F-v), perubahan gayaposisi (F-x). Berikutnya model proses persalinan normal yang meliputi : deteksi tumbukan antara bayi dengan jalan lahir, serta gaya dorong akibat kontraksi 34 (hydraulic actuator maupun pneumatic actuator) dan faktor pemantauan yang juga dipantau dalam partograf antara lain : dilatasi serviks/pembukaan jalan lahir, DJJ (Denyut Jantung Janin), kontraksi, penyusupan, penurunan kepala, lamanya persalinan, jumlah kontraksi tiap 10 menit, dan pengukuran vital sign (tensi, suhu, nadi) pada parturien sehingga dapat menggambarkan proses persalinan normal secara realistis. Secara umum pengukuran vital sign dilakukan setiap 4 jam sekali tetapi sesuai dengan kala yang sedang berlangsung, disesuaikan dengan tabel pemantauan pada penjelasan sebelumnya. Gambar 3.1 Framework rancangan model Partus Simulator Saat kala II adalah proses yang terjadi adalah mekanisme kontraksi dan mengejan yang menyebabkan terjadinya pengeluaran janin dari dalam rahim ibu. Konsep kontraksi antara saat kala I dan II pada dasarnya adalah sama, hanya saja memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal kontraksi yang menyangkut frekuensi, intensitas dan durasi kontraksi. Frekuensi saat kala II lebih sering dalam pengukuran setiap 10 menit terdapat sekitar 5 kontraksi, dengan intensitas yang kuat atau sangat kuat yang menyebabkan rasa nyeri dengan kekuatan > 50 mm Hg, dengan durasi lebih dari 45 detik. Dengan adanya kontraksi yang frekuensi, intensitas, dan durasi yang meningkat menyebabkan adanya kemajuan persalinan yang lebih intens. Dengan adanya kontraksi tersebut dapat menyebabkan kemajuan persalinan yang terpantau pada pemantauan untuk penurunan kepala, moulding/penyusupan, pergerakan kepala. Secara garis besar switching algorithm hampir sama dengan yang terjadi saat kala I, hanya saja pengaturan waktunya yang berbeda. Dalam hal waktu untuk kala I dan 35 kala II, yang lamanya 14 jam untuk kala I dan kala II (2 jam) menggunakan time reduction scale. Algoritma kontrol pada prinsipnya antara saat kala I dan II juga hampir sama. Perbedaannya adalah saat kala II ada tambahan pengaturan yaitu pemantauan tentang penurunan kepala, penyusupan, dan yang lainnya adalah pemantauan yang sama dalam kala I. 3.2 Statechart Diagram Partus Simulator Reset Tampilan Awal / second press button Energy / calculate / press button Load Intake / start / do intake / first press button Relaksasi / proses Load / if / proses Simulate Pemantauan / do Kala I / if Kontraksi / proses / do Kala II Pull breath / do Urge/push / finish Gambar 3.2 Statechart Diagram Pemodelan Proses Persalinan Normal dan Pemantauannya saat kala I dan II Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Sehingga dari statechart diagram diatas mendeskripsikan bahwa pemodelan ini menjadi dinamis terhadap perubahan waktu. 36 3.3 Implementasi Pemodelan saat tahap kala I lebih bersifat internal dan visualisasi perubahan pemantauannya disesuaikan dengan pemeriksaan dan pengukuran untuk pemantauan partografnya. Saat tahapan kala I, dengan aturan dapat mempersiapkan diri untuk kala II, istilahnya merupakan akumulasi energi yang diperlukan di kala II nantinya. Jadi input user berupa makan, minum, support yang disesuaikan dengan kondisi kontraksi atau relaksasi seperti pada skenario. Sedangkan saat tahap kala II lebih bersifat internal dan eksternal karena diawali dengan kontraksi-relaksasi dan diakhiri dengan lahirnya bayi dari rahim ibu. Terdapat pemantauan kontraksi/relaksasi yang bersifat internal. Pada periode kontraksi ibu dapat mengejan dengan cara tarik nafas dan dorong. Sedangkan pada saat relaksasi ibu dapat beristirahat, kemudian makan, minum, dan mendapatkan support dari penolong persalinan/keluarga. Pemantauan partograf yang biasa dilakukan pada persalinan normal. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada penjelasan pemantauan dalam skenario dan pada pemantauan pada BAB II. Dan pada dasarnya juga merupakan pemantauan tentang kemajuan persalinan yang sedang berlangsung. Update terhadap besarnya energi dilakukan setiap saat. Aktivitas makan, minum, support langsung dihitung hasilnya berupa F dan F0 yang selalu berubah seiring berjalannya waktu. Dan aktivitas yang dilakukan selama kontraksi/relaksasi berdasarkan input dari user. Dalam implementasi pada koding pemrograman : Pengaturan awal yang tampak setelah load gambar adalah laporan kondisi anamnesa seperti dibawah ini : m_fSTensi = 100.0; m_fDTensi = 80.0; m_fSuhu = 36.0; m_fNadi = 80.0; m_fDjj = 120.0; m_fVT = 0.0; m_fElapse = 0.0; m_nKetuban = L'U'; Sedangkan aturan yang digunakan dalam simulasi, energi awal diasumsikan berdasar kondisi awal parturien. Kemudian intake diberi suatu nilai yang besarnya dikalikan dengan nilai energi awal. Masing-masing intake memiliki nilai seperti pengaturan dibawah ini : 37 VALUE_MAKAN = 0.10; VALUE_MINUM = 0.15; VALUE_SUPPORT[0] = 0.15; VALUE_SUPPORT[1] = 0.15; VALUE_SUPPORT[2] = 0.15; VALUE_KONTRAKSI = 0.05; VALUE_RELAKSASI = 0.025; VALUE_SUHU = 0.05; VALUE_TENSI= 0.05; VALUE_NADI = 0.05; VALUE_DJJ = 0.05; VAlUE_NAFAS = 0.2; VALUE_DORONG = 0.2; VALUE_EtoF_FACTOR = 0.3; (nilai konversi energi terhadap gaya) Kemudian batasan dalam skenario gameplay antara lain: Z0 = 0.0; Z1 = -3.9; ZTHETA0 = Z0; ZTHETA1 = Z1; THETA0 = -NxPi/2; DTHETA = -1*NxPi; // ganti tanda jika arah putar terbalik MAX_ENERGY MIN_ENERGY MAX_GAYA = MIN_GAYA = = 5000.0; = 200.0; 3000.0; //lebih kecil dari energi 50.0; MAX_LAMANAFAS = 12.0; MAX_LAMADORONG = 10.0; MAXMAKAN = 10; MAXMINUM = 10; MAXSUPPORT[0] = 50; MAXSUPPORT[1] = 50; MAXSUPPORT[2] = 50; //perioda pengukuran monitor static const float PERIODE_TENSI[] = { 4 * 3600/TIMEREDUCTION_SCALE[0] /*KALA1*/, 2*3600/TIMEREDUCTION_SCALE[1]/*KALA2*/}; static const float PERIODE_SUHU[] = { 4 * 3600/TIMEREDUCTION_SCALE[0], 2*3600/TIMEREDUCTION_SCALE[1]}; static const float PERIODE_NADI[] = { 4 * 3600/TIMEREDUCTION_SCALE[0], 30*60/TIMEREDUCTION_SCALE[1]}; static const float PERIODE_DJJ[] = { 30 * 60/TIMEREDUCTION_SCALE[0], 5*60/TIMEREDUCTION_SCALE[1]}; static const float PERIODE_VT[] = { 4 * 3600/TIMEREDUCTION_SCALE[0], 2*3600/TIMEREDUCTION_SCALE[1]}; //batas normal monitor static const float NORMAL_SUHU[] = { 36.0f, 38.0}; static const float NORMAL_STENSI[] = { 100.0f, 130.0}; static const float NORMAL_DTENSI[] = { 70.0f, 100.0}; static const float NORMAL_NADI[] = { 80.0f, 100.0}; static const float NORMAL_DJJ[] = { 120.0f, 160.0}; 38