IMPLEMENTASI TAYANGAN CITIZEN JOURNALISM & AGENDA MEDIA PADA PROGRAM WIDE SHOT DI METRO TV Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Muhamad Agil Aliansyah NIM : 108051100034 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M LEMBAR PERSBTUJUAN PEMBIMBING IMPLEMBNTASI TAYANGAN CITIZEN JOURNALISM & AGEI..{DA MEDIA PADA PROGRAM WIDE SHOT DI METRO TV Skripsi DiajukanKepadaFakultasIlmu Dakwahdan Ilmu Komunikasi untuk MemenuhiPersyaratan Memperoleh GelarSarjanaKomunikasiIslam(S.Kom.I) Oleh: Muhamad Aeil Aliansyah NIM 108051100034 Di BawahBimbingan 6tt292009121001 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434rlt2013 M PENGESAHANPANITIA UJIAN SkripsiyangberjudulIMPLEMENTASI TAYANGAN crrrzEN JOaRNALTSM & AGENDA MEDIA PADA PROGRAM WIDE SHOT DI METRO TV telah diujikan dalam sidangmunaqasyahFakultasIlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakartapada30 Januari2013. Skripsi ini telah diterima sebagaisalahsatu syaratmemperolehgelar SarjanaKomunikasiIslam (S.Kom.I) padaprogramstudiJurnalistik. Jakarta,30 Januai2013 Sidang Munaqasyah Ketua Sekretaris NIP: 197 822 1998032 001 Ade Rina Farida. M. Si NIP: 19770513 2007012 018 II 4 f3nsoii PengujiI /lrw M. Hudri. M. Ae NIP: 19720606 199803 I 003 NIP: 19830610 2009122 0Al Pembim MA :197611292009121 001 ABSTRAK Muhamad Agil Aliansyah Implementasi Tayangan Citizen Journalism & Agenda Media pada Program Wide Shot Metro TV Perkembangan teknologi dan komunikasi membawa perubahan yang sangat cepat pada setiap kehidupan di masyarakat tanpa terkecuali dunia komunikasi dalam bentuk praktik jurnalistik sehingga membentuk trend baru yang disebut dengan citizen journalism. Kegiatan praktik yang diakukan oleh citizen journalism sama halnya dengan aktifitas kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh jurnalis professional umumnya, dimana hal yang membedakannya hanyalah subjek yang melakukannya yaitu masyarakat umum tanpa berlatar pendidikan ilmu jurnalistik. Metro TV melalui program Wide Shot yang mengusung konsep tayangan citizen journalism dalam format siarannya menghadirkan sebuah informasi berita dari para citizen journalism tentu saja memiliki standar tertentu dalam setiap tayangan informasinya, maka untuk mengetahui hal itu diajukan beberapa pertanyaan yaitu: Bagaimana implementasi tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV? Apa agenda media yang diterapkan pada program Wide Shot Metro TV? Apa keunggulan dan kelemahan tayangan citizen journalism dengan program-program Wide Shot Metro TV? Untuk menjawab pertanyaan itu semua, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Agenda Setting McCombs dengan metode penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif. Adapun subjek penelitian ini adalah tim redaksi Wide Shot Metro TV sedangkan objek penelitiannya adalah tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian di analisis dengan cara kualitatif-deskriptif. Citizen journalism merupakan kegiatan praktik jurnalistik yang dilakukan masyarakat umum tanpa berlatar belakang ilmu pendidikan jurnalistik, perkembangan citizen journalism yang saat ini semakin menggiat sehingga membawa ciri dan perbedaan sendiri dalam setiap informasi beritanya selain juga untuk perbandingan informasi berita yang selama ini disajikan media massa pada umumnya. Informasi berita dari sebuah media massa merupakan bagian dari agenda media dalam proses untuk dapat menentukan kebijakan pada publik. Menurut McCombs, agenda setting merupakan proses yang terjadi ketika sebuah topik berita mendapat perhatian utama dari media massa, publik, dan elit pengambil kebijakan. Pada penelitian ini ditemukan oleh penulis bahwa Metro TV telah melakukan kerja dan mengimplementasikan citizen journalism dengan menerima informasi berita citizen journalism dari publik untuk program Wide Shot dengan cara melakukan penyeleksian berita tersebut dengan standarisasi apakah berita tersebut memiliki nilai berita yang layak tayang untuk dikonsumsi oleh penonton Metro TV, selanjutnya dalam penyeleksian tersebut Metro TV memiliki agenda media sendiri melalui kebijakan redaksi bahwa tayangan citizen journalism itu dapat berkontribusi kepada masyarakat awam mengenai pendidikan ilmu jurnalistik. Keyword: Perkembangan Media, Citizen Journalism, Agenda Media. i KATA PENGANTAR ﺑﺳﻡﷲﺍﻟﺭﺣﻣﻥﺍﻟﺭﺣﻳﻡ Alhamdulillaahirabbil’alamiin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada setiap hamba-Nya serta dengan kekuatannya bisa membuat semuanya ada tak lupa shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul IMPLEMENTASI TAYANGAN CITIZEN JOURNALISM & AGENDA MEDIA PADA PROGRAM WIDE SHOT DI METRO TV ini semoga dapat memberikan manfaat kepada semua pihak serta menambah wawasan bagi yang membacanya, khususnya pada ilmu komunikasi dan jurnalistik. Setelah bersyukur atas rahmat Allah yang telah memberi kekuatan dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, M.A, Pembantu Dekan I Bidang Akademik, Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pembantu Dekan II Bidang Administrasi Umum, Drs. Mahmud Jalal, M.A, serta Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Drs. Study Rizal, L.K, MA.\ 2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Ibu Rubiyanah, M.A beserta Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik, Ibu Ade Rina Farida, M.Si yang selalu berkenan membantu saya dalam keperluan akademisi. 3. Dosen Pembimbing, Rachmat Baihaqi, MA. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari Bapak. 4. Dosen Penguji, Fita Fathurokhmah, SS, M. Si. Terimakasih banyak selama arahan yang singkat ini. ii 5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis serta membantu penulis dalam keperluan akademis atau surat-menyurat, dan Staff Perpustakaan Dakwah dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu Penulis mempermudah dalam mendapatkan bahan untuk skripsi ini. 6. Seluruh Redaksi Wide Shot Metro Tv, khususnya Bapak Syaifudin sebagai Produser. Atas bantuan Bapak penulis mendapatkan kemudahan dalam melakukan penelitian. 7. Kedua orangtuaku (Bapak Ahmad Ali dan Ibu Komsyatun) terimakasih atas segala dukungan kalian yang kalian berikan baik moril maupun materi. 8. Kedua kakakku (Eli Metaliana dan Bayu Diah Ayunda) dan adikku (Virdha Famorria), semoga kita selalu menjadi keluarga yang baik dan dapat membahagiakan kedua orangtua kita. Amiiin ya Rabbal A’lamiiin. 9. Teman-teman Kelas Jurnalistik A angkatan tahun 2008. Sukses selalu untuk kalian semua. 10. Kepada Desi Aditia Ningrum atas waktu dan motivasinya selama ini untuk penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Jazakillah yaa ukhtiee... Ucapan terima kasih banyak penulis sampaikan juga kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dengan berkenan dan membantu penulis dalam mengerjakan karya ini. Wassalam Jakarta, Januari 2013 Penulis iii DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................. i KATA PENGANTAR . ........................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................... iv BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................ 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 5 D. Metodologi Penelitian ...................................................... 7 1. Metode Penelitian ....................................................... 7 2. Tempat Penelitian ....................................................... 7 3. Subjek dan Objek Penelitian ...................................... 7 4. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 8 5. Teknik Analisis Data .................................................. 9 6. Pedoman Penulisan .................................................... 9 E. Tinjauan Pustaka .............................................................. 9 F. Sistematika Penulisan ....................................................... 10 LANDASAN TEORI A. Kerangka Teori …………….............................................. 12 1. Agenda Setting McCombs …………………………… 12 B. Kerangka Konsep ............................................................. 17 1. Media Massa …………………………………………. 17 2. Jurnalistik .…………………………………………….. 25 3. Citizen Journalism dan Perkembangannya ..…………. 28 GAMBARAN UMUM A. Profil Metro TV ................................................................ 39 B. Penghargaan yang Diraih oleh Metro TV ........................ 43 C. Program-Program Berita Metro TV ................................. 44 iv BAB IV D. Profil Wide Shot Metro TV ............................................... 48 E. Struktur Redaksi Wide Shot Metro TV ............................. 50 TEMUAN PENELITIAN A. Implementasi Tayangan Citizen Journalism pada Program Wide Shot Metro TV ........................................................ 51 B. Agenda Media Metro Tv dalam Program Wide Shot Metro TV Terhadap Tayangan Citizen Journalism ........................... 55 a. Standarisasi Citizen Journalism pada Program Wide Shot Metro TV .......................................................................... 62 b. Kriteria Liputan Citizen Journalism pada Program Wide Shot Metro TV ………………………………………… ..... 64 C. Keunggulan dan Kelemahan Tayangan Citizen Journalism dengan Program-program Wide Shot Metro TV ………………… BAB V 64 PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... 70 B. Saran ................................................................................. 72 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 73 LAMPIRAN ............................................................................................ 76 v 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kelahirannya sampai saat ini perkembangan media massa sudah sangat jauh mengalami kemajuan, hal itu dapat dilihat dari beragamnya media massa dalam setiap memberikan informasinya. Dahulu informasi yang diberikan media massa hanya melalui media cetak dan elektronik seperti koran dan televisi, seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju informasi yang diberikan media massa saat ini lebih menggunakan media mainstream yaitu media online (internet). Dalam realitanya berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi membawa perubahan baru di dunia industri komunikasi. Perkembangan tersebut membawa ciri utama media massa lama yang menyebarluaskan informasi secara dominan menjadi hilang karena arus informasi yang berlangsung menjadi semakin beragam, dimana setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan. Perubahan media massa saat ini tidak hanya memperkaya informasi yang diberikan, media massa saat ini memberikan kesempatan baru yang lebih berkembang mulai dari penyediaan fasilitas alat yang modern, hingga sumber daya manusia yang yang terampil, semua itu merupakan salah satu tahapan awal dari sebuah media agar mampu bersaing dengan media lainnya. Hal ini disebut dengan media massa baru, dimana selain dapat memberikan informasi audiensnya 1 2 juga dapat memberikan informasinya kembali, sehingga komunikasi satu arah yang selama ini dilakukan media massa lama tidak efektif lagi. Pengaruh yang disebabkan oleh perkembangan teknologi dan informasi tersebut membuat media massa semakin beragam ikut berperan dalam memberikan ruang kepada publik yang semula hanya bisa menerima informasi sekarang bisa ikut berperan dalam memberikan informasi. Dalam hal ini media massa yang semula hanya tertuju pada media cetak berkembang pada media elektronik dan saat ini ramai juga dengan media online (internet) yang dianggap lebih mempunyai nilai dan akses yang dapat diperoleh dimanapun. Namun seiring perubahan zaman yang terus berubah diikuti pula dengan perkembangan teknologi dan informasi yang maju teori dasar jurnalistik tetaplah tidak berubah, dimana informasi berita merupakan gabungan dari unsur apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan wartawan tetap sama yaitu mencari, membuat, dan melaporkan berita.1 Lebih lanjut media massa baik cetak maupun elektronik sekarang ini berlomba-lomba untuk memberikan informasi yang tersaji dengan cepat dan penyebarannya menyeluruh kepada masyarakat, dimana informasi yang diberikan tidak hanya melalui televisi maupun surat kabar saat ini media membuat kebijakan dengan melakukan perubahan dalam penyebaran informasinya yaitu dengan memberikan akses kepada publik melalui sarana yang dibuat media seperti website, akun sosial media baik facebook ataupun twitter dari media tersebut. 1 Zaenuddin HM, The Journalist: Buku Basic Wartawan Bacaan Wajib Para Wartawan, Editor, Dan Mahasiswa Jurnalistik (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. vi 3 Ikut berperannya publik tersebut merupakan salah satu bentuk kegiatan praktik jurnalistik yang disebut dengan citizen journalism atau jurnalisme warga, dimana praktik ini merupakan suatu bentuk kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh warga biasa yaitu warga yang bukan berstatus sebagai jurnalis professional. Dalam praktiknya kegiatan yang dilakukan oleh citizen journalism tetap sama seperti yang dilakukan oleh wartawan profesional pada umunya, yaitu mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi baik tulisan, gambar, foto, atau video.2 Melihat perkembangan yang demikian kegiatan ini termasuk produk jurnalistik baru dimana dalam dunia komunikasi melakukan andil yang cukup besar. Selain sebagai warna baru dalam dunia jurnalistik yaitu memberikan banyak informasi dengan sumber yang berbeda melalui berbagai media yang ada, dan juga sebagai kontrol terhadap kekuasaan media, tanpa pengaruh dalam pihak manapun. Melihat saat ini informasi yang diberikan oleh institusi media sudah tidak dapat dianggap sepenuhnya benar, karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti pemilik media yang dapat mengatur media tersebut untuk kepentingannya sendiri. Meskipun praktik ini membawa perubahan yang sangat signifikan dalam dunia komunikasi tetapi kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh warga tidak memiliki dasar ilmu jurnalistik terkadang mendapat keraguan tentang keabsahan informasinya karena ditengah berkembangnya kegiatan citizen journalism ada sejumlah pertanyaan terhadap jalannya kegiatan ini seperti kebenarannya 2 Imam FR Kusumaningati, Jadi Jurnalis Itu Gampang (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), h. 5 4 informasi, keakuratannya data mengenai informasi yang diberikan, pertanggung jawaban dari informasi berita tersebut atau etika media dalam citizen journalism itu sendiri. Pada media massa elektronik salah satunya televisi sebuah karya dari citizen journalism atau konsep dari citizen journalism pada media massa jarang yang menyiarkan atau mengangkat secara langsung. Salah satu tayangan televisi yang menayangkan laporan dari citizen journalism adalah ”Kanal Citizen Journalism” dalam Program Liputan 6 SCTV, namun dalam tayangan tersebut terkadang tidak menampilkan secara langsung karya citizen journalismnya. Metro TV sebagai salah satu media stasiun televisi tanah air mempunyai program yang menayangkan dan mengambil konsep laporan dari citizen journalism yang menampilkan atau menayangkan aneka video kiriman karya dari warga masyarakat secara langsung. Program yang bernama Wide Shot tersebut mengangkat konsep dan menayangkan secara langsung hasil liputan dari citizen journalism itu sendiri. Tetapi penayangan hasil liputan yang disiarkan secara langsung tersebut, mempunyai beberapa kendala yang perlu diperhatikan sehingga masuk kedalam redaksi program Wide Shot Metro TV. Dengan masalah tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang diberi judul “Implementasi Tayangan Citizen Journalism & Agenda Media Pada Program Wide Shot di Metro TV”. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah 5 Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebar, maka penulis menitikberatkan masalah penelitian ini pada format tayangan citizen journalism dan agenda media Metro TV dalam program Wide Shot, dimana untuk mengetahui bagaimana implementasi tayangan citizen journalism pada program Wide Shot di Metro TV dan agenda media Metro TV dalam program Wide Shot di Metro tv terhadap tayangan citizen journalism. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV? 2. Apa agenda media Metro TV dalam program Wide Shot Metro TV terhadap tayangan citizen journalism? 3. Apa keunggulan dan kelemahan tayangan citizen journalism dengan program-program Wide Shot Metro TV? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Secara Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV dan perkembangan citizen journalism di televisi berita. 6 b. Secara Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui implementasi tayangan citizen ournalism pada program Wide Shot di Metro TV 2) Untuk mengetahui agenda media Metro TV dalam program Wide Shot Metro TV terhadap tayangan citizen journalism 3) Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan tayangan citizen journalism dengan program-program Wide Shot Metro TV 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai citizen journalism, dimana dapat berkontribusi pada pengembangan keilmuan komunikasi, khususnya bagi perkembangan ilmu jurnalistik. Serta kepada orang yang ingin dan sedang terjun dalam dunia jurnalisme. b. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini dapat menjadi gambaran mengenai format implementasi tayangan kegiatan liputan citizen journalism pada media massa khususnya televisi berita, dan pengetahuan baru mengenai dunia jurnalistik. dapat memberikan 7 D. Metodologi Penelitian 1. Metode penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti menggunakan metodologi deskriptif-kualitatif. Deskriptif diartikan melukiskan variable demi variable, satu demi satu. Dimana penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah, membuat perbandingan.3 Sedangkan dalam penerapannya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman bersifat umum, yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.4 2. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung di Metro TV, yang beralamat: Kompleks Delta, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta barat. 3. Subjek dan Objek Penelitian 3 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24-25 4 Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003), h. 215 8 Subjek dari penelitian ini adalah tim redaksi Wide Shot Metro TV, sedangkan yang menjadi Objek penelitian ini adalah tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik dan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: a. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung kondisi yang terjadi dilapangan yang memiliki relevansi terhadap permasalahan yang dikaji. Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan untuk jenis penelitian kualitatif.5 Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan cara menonton tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro tv untuk memperoleh data dalam penelitian ini. b. Wawancara, dalam riset kualitatif yang disebut sebagai wawancara mendalam atau wawancara intensif dan kebanyakan tak berstruktur.6 Dengan tujuan mendapatkan data yang mendalam. Wawancara ini juga akan dilakukan bersama narasumber yang merupakan redaksi Wide Shot Metro TV. c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini atau sumber-sumber tertulis dari bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang 5 Antonious Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h.186 6 Rachmat Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), Cet ke-2, h. 96 9 dimaksud. Dalam penelitian ini juga diperoleh data tertulis dari redaksi Wide Shot Metro TV. 5. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data deskriptif kualitatif yaitu memaparkan data lebih dulu lalu mendeskripsikan berdasarkan teori agenda setting McCombs. Untuk mengolah data yang ada dilakukan melalui empat tahap: pengumpulan data dengan format yang telah disiapkan, analisis kualitatif untuk mempelajari data-data yang telah terekam dalam format kemudian ditafsirkan, deskripsi temuan dengan memaparkan temuan yang telah diperoleh berdasarkan kategori masing-masing, dan rekapitulasi temuan untuk menyederhanakan hasil temuan. 6. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. E. Tinjauan Pustaka Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beberapa judul skripsi yang membuat peneliti terinspirasi untuk mengangkat judul “Implementasi Tayangan Citizen Journalism & Agenda Media pada Program Wide Shot di Metro TV” yaitu: 10 Skripsi yang ditulis oleh Ratnawati Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2008, dengan judul “Implementasi Jurnalisme Investigasi Dalam Program “Reportase Investigasi” di Trans TV”. Penulis memilih skripsi tersebut untuk dijadikan sebagai acuan karena objek yang diteliti sama dengan yang penulis lakukan, namun terdapat perbedaan antara skripsi tersebut dengan yang penulis lakukan, yakni mengenai permasalahan yang diangkat. Adapun skripsi lain yang berhubungan dan menjadi acuan penulis yaitu skripsi berjudul “Implementasi Regulasi Penyiaran Dalam Program Drama Reality Show “Realigi” di Trans TV” karya Silvia Maulina Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2011, yang menjelaskan mengenai implementasi Undang-undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 khususnya mengenai Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) pada program Realigi episode Boneka Cantik dan episode Ibu Juga Manusia. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memaparkan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI 11 Menjelaskan mengenai kerangka teori yang membahas agenda setting Mc. Combs, menjelaskan kerangka konsep yang membahas mengenai media massa, jurnalistik, citizen journalism dan perkembangannya. BAB III GAMBARAN UMUM Bagian ini peneliti memfokuskan pada gambaran umum yang terdiri dari profil Metro TV, penghargaan yang diraih oleh Metro TV, program-program berita Metro TV, profil Wide Shot Metro TV, dan struktur redaksi Wide Shot Metro TV. BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA Mendeskripsikan bagian mengenai analisis tentang bagaimana implementasi tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV, apa agenda media dalam program Wide Shot Metro TV terhadap tayangan citizen journalism, keunggulan dan kelemahan tayangan citizen journalism dengan program-program Wide Shot Metro TV. BAB V PENUTUP Merupakan tahapan akhir dari penelitian skripsi ini yang berisikan mengenai kesimpulan mulai dari tahap awal sampai akhir penelitian dan penutup saran dari penulis. 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Agenda Setting McCombs Secara umum fungsi media massa memberikan informasi kepada publik berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan, membuat informasi berita dari media massa saat ini mempunyai pengaruh dan peranan yang sangat besar dalam setiap kehidupan masyarakat. Agar media massa mampu menjaga eksistensi dan independensi di tengah-tengah masyarakat, maka fakta informasi yang diberikan media massa tersebut sangatlah diperlukan. Penentuan agenda dalam sebuah media pada dasarnya melihat kepada konsep penentuan agenda dalam media itu sendiri. Kemampuan media mengangkat sebuah isu dari publik sehingga persepsi publik terbentuk mengacu kepada media tersebut baik dalam proses dalam meliput berita, mengolah, lalu menyebarluaskannya kepada publik. Agenda publik sendiri adalah isu atau peristiwa yang menjadi bahan pemikiran dan pembicaraan masyarakat. Agenda tersebut dapat ditentukan dari apa yang di konsumsi di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal itu dilihat dari apa yang dipikirkan individu itu sendiri (intrapersonal), apa yang dibicarakan antar individu satu dengan individu lain (interpersonal), dan apa yang dianggap mereka, juga menjadi anggapan semua orang, sehingga menjadi pembicaraan khalayak umum. 12 13 Sedangkan agenda setting ialah suatu proses yang dilalui massa, dalam menentukan pemberitaan bertujuan untuk dapat mempengaruhi publik. McCombs mengatakan bahwa jika media masssa memberikan perhatian lebih kepada isu tertentu dan mengabaikan isu lainnya maka akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum, dimana orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan media massa dan menerima susunan prioritas yang diberikan media massa terhadap isu-isu yang berbeda.1 Konsep Agenda Setting McCombs dijelaskan dengan bagan dibawah ini: “The Second theory of Agenda Setting”.2 Agenda PR Agenda Agenda Agenda Media Publik Kebijakan Agenda Kebijakan 1 Hasiono Afjani, Efek Psikologis Pemberitaan Media Massa Terhadap Khalayak Ditinjau Dari teori Peluru, Agenda Setting dan Uses And Gratification. 2 David L. Protess. AGENDA SETTING Reading on Media, Public Opinion and Policymaking Northwestern University Maxwell McCombs University of Texas at Austin. New Jersey Hove and Londons: LAWRENCE ERLBAUM ASSOCIATES, PUBLISHERS Hillsdale, 1991 14 Maksud dari bagan diatas ialah sesuai dengan Agenda Setting McCombs dimana agenda publik merupakan persepsi publik terhadap suatu isu penting. Adapun isi dari konsep agenda setting:3 1. Prominance: jumlah kumpulan topik isu dari tiap tokoh 2. Visibility: ketertarikan atau daya tarik isu-isu tersebut 3. Audiens Silence: dari sifat isu-isu relevan atau tidak dengan kepentingan publik Dalam hal ini khalayak tidak hanya mempelajari berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan pada topik tersebut misalnya dalam merefleksikan apa yang dikatakan oleh kandidat dalam suatu kampanye pemilu, dimana media massa menetapkan agenda kampanye tersebut.4 Kemampuan media massa dalam menentukan agenda tersebut untuk memengaruhi perubahan dalam setiap individu merupakan aspek terpenting dalam komunikasi massa. Asumsi agenda setting ini memiliki kelebihan karena mudah dipahami dan relatif mudah diuji, dimana dasar pemikirannya adalah diantara berbagai topik yang dimuat di media massa ada topik yang mendapat lebih banyak 3 A FIRST LOOK AT COMMUNICATION THEORY FIFTH EDITION EM GRFFIN Wheaton College Special Consultant: Glen McClish Sar Diego State University McGill 4 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, KOMUNIKASI MASSA Suatu Pengantar Edisi Revisi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 77 15 perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi khalayak dan akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu. Menurut Lippman, agenda setting merupakan proses yang terjadi ketika sebuah topik berita mendapat perhatian utama dari media massa, publik, dan elit pengambil kebijakan.5 Ketika sebuah isu yang ada di dalam tataran suatu masyarakat dilihat oleh media cukup menarik untuk diangkat sebagai bahan pemberitaan maka harapan media massa setelah itu isu tersebut mendapat respon dari masyarakat sehingga terbentuk opini alhasil harapan selanjutnya ialah terjadinya aksi kongkret dari pembertitaan isu tersebut. Penelitian yang dilakukan G. Ray Funkhouser (1973), tentang hubungan antara liputan sebuah berita dengan persepsi publik terhadap isu-isu. Menyimpulkan bahwasannya, informasi berita diyakini oleh banyak orang sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya, meskipun dalam penelitiannya Funkhouser mengatakan tidak selamanya informasi tersebut dapat diterima secara utuh.6 Dalam melakukan penelitiannya tersebut, Funkhouser mendapati, sebagian besar masyarakat saat itu mengakui kalau informasi berita yang diperoleh dari sebuah media, diterima secara utuh tanpa menyaringnya kembali. Tetapi sebagian kecil masyarakat juga tidak melulu menerima informasi tersebut secara menyeluruh, 5 Antoni , Riuhnya Persimpangan Itu, Profil dan Pemikiran Para Penggagas Kajian Ilmu Komunikasi (Solo: Katalog Dalam Terbitan (KDT), 2004), h. 76 6 Werner J. Severin, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 266 16 melainkan menyeleksi kembali dengan media berbeda, namun tetap dalam berita yang sama. Asumsi-asumsi yang terjadi di masyarakat menjadi bahan Apriadi Tamburaka dalam penelitiannya mengenai agenda sebuah media.7 Dalam penelitian itu dijelaskan. Bahwasannya ada dua asumsi yang mendasar dalam penentuan agenda. 1) Masyarakat pers dan media massa tidak mencerminkan kenyataan; mereka menyaring dan membentuk isu; 2) Konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditanyakan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain. 3) Terkadang media massa mengangkat suatu isu dalam pemberitaanya melihat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada suatu lingkungan masyarakat itu sendiri. Ketika berita yang disugukan tidak begitu menarik maka reaksi masyarakat juga tidak begitu antusias posisi masyarakat dalam hal ini tidak hanya menerima informasi secara utuh melainkan memfilter keakuratan informasi tersebut. Efek dari agenda setting sendiri melalui beberapa bentuk tahapan. Tahapan itu mulai dari efek langsung dan efek lanjutan. Efek langsung berkaitan dengan isu, mulai dari ada atau tidaknya isu tersebut dalam agenda publik sampai kepada agenda 7 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), h. 23 17 mana yang paling menarik bagi khalayak. Sedangkan efek lanjutan merupakan bentuk dari persepsi di masyarakat sehingga terjadi bentuk kongkret dari hal itu. Pengaruh media massa akan semakin kuat ketika berada pada masyarakat seperti sekarang ini, dikarenakan banyak informasi yang diperoleh dari media massa tetapi di saat yang sama informasi yang diberikan itu sulit untuk ditentukan kebenarannya. B. Kerangka Konsep 1. Media Massa Munculnya beragam media massa saat ini dengan berbagai bentuk informasi yang diberikan menunjukkan pada dasarnya manusia dalam kehidupannya tak lepas dari yang namanya komunikasi. Hal tersebut diperlukan manusia karena sebagai interaksi antar sesama manusia dan juga membawa dirinya ke dalam suatu bentuk sistem sosial. Di era sekarang ini peran media sangatlah menentukan dalam komunikasi. Sejarah Media Menurut McLuhan yang dijelaskan seperti dibawah ini: ZAMAN SEJARAH TEKNOLOGI YANG KOMENTAR UTAMA/INDRA YANG MCLUHAN DOMINAN Era Tribal Kontak Muka/Pendengaran Tatap “Masyarakat lisan atau tribal memilik alat 18 stabilitas melampaui segala yang mungkin bagi dunia yang visual atau beradab dan terfragmentasi”. Era Melek Huruf Abjad Fonetis/Penglihatan “Pria (wanita) Barat telah melakukan sedikit untuk mempelajari dampak-dampak abjadfonetis hal dari dalam menciptakan banyak dari pola dasar budayanya”. Era Cetak Percetakan/Penglihatan “Mungkin berkah paling berharga dari tipografi bagi manusia adalah sikap yang tidak terpengaruh dan ketidakterlibatan daya untuk bertindak tanpa bereaksi”. Era Elektronik Komputer/Penglihatan, “Komputer merupakan Pendengaran/sentuhan yang paling luar biasa dari 19 semua busana teknologi yang pernah diciptakan karena merupakan komputer kepanjangan dari sistem saraf pusat kita”. Tahapan yang dilalui media massa dalam perkembangannya melalui perjalanan yang cukup panjang. Indra merupakan faktor penentu utama dalam perjalanan tersebut. Pada era tribal budaya bicara dan mendengar merupakan elemen yang sangat penting sedangkan di era melek huruf budaya komunikasi tertulis berkembang pesat merupakan faktor penentu komunikasi saat itu dan organ mata menjadi elemen yang utama beralih ke era cetak informasi yang diterima melalui kata-kata tercetak merupakan hal yang biasa dalam era ini penglihatan merupakan elemen terdepan. Perkembangan masa perjalanan terakhir dari peralihan media massa ketika media elektronik dapat melingkupi semua indra manusia yang langsung memungkinkan orang secara massal dapat saling terhubung. McLuhan menjelaskan bahwasannya produksi massal menghasilkan anggota masyarakat yang mirip satu sama lainnya. Isi yang sama disampaikan berulang kali dengan cara yang sama. Zaman yang bergantung kepada indra ini menghasilkan 20 bentuk yang mempengaruhi akan orang tersebut karena masih tetap berada dalam suatu tempat saat menerima pesan media yang diproduksi secara massal.8 Perkembangan media massa di dalam masyarakat sekarang ini membawa dampak yang cukup signifikan, terlebih bagi Negara berkembang. Di mana salah satunya ialah hubungan jarak yang secara Psikologis serta Geografis bisa menjadi sempit. Misalnya kabar mengenai indikasinya pelanggaran etika yang dilakukan oleh pejabat di daerah Garut (Jawa Barat) dapat diketahui dan saksikan secara cepat melalui layar televisi, mendengar radio, maupun melihat di media online. Denis McQuail dalam karyanya mengatakan, yang diterjemahkan oleh Agus Dharma dan Aminuddin Ram. Bahwasannya, media massa didalam tataran suatu masyarakat memiliki peranan penting, hal itu dikarenakan.9 1) Media sebagai industri yang berubah dan berkembang untuk membuka lapangan kerja, barang, dan jasa, dan atau menghidupkan industri lain yang terkait. 2) Media massa ialah sumber kekuatan dalam masyarakat yang dapat dipergunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3) Media merupakan wadah yang semakin berfungsi untuk menampilkan kejadian-kejadian hidup manusia, baik bertaraf nasional maupun internasional. 8 Richard West dan Lynn H. Turner, PENGANTAR TEORI KOMUNIKASI Edisi 3: Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h. 144 9 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa suatu Pengantar (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987), h. 3 21 4) Media juga merupakan arena pengembangan kebudayaan. 5) Media adalah sumber utama bukan hanya untuk individu agar memperoleh gambaran citra realitas sosial namun juga bagi masyarakat atau kelompok secara banyak. 6) Media menghadirkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang disebarkan dengan berita ringan. Disini dijelaskan bila bersinggungan dengan lingkungan masyarakat fungsi utama media massa tidak hanya sebagai pemberi informasi namun demikian juga sebagai industri tetapi tetap ada aturan dan norma yang terkait erat dengan masyarakat atau bisa jadi industri sosial lainnya. Perkembangan media massa yang semakin maju saat ini membuat perannya dapat beralih fungsi menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menggantikan kekuatan dan sumber daya lainnya. Kata media massa sendiri berasal dari dua kata, yaitu media dan massa. media sendiri merupakan bentuk jamak dari kata medium dan massa, yang berarti sarana, saluran, atau alat. Sedangkan kata "massa" hubungannya dengan media adalah suatu sarana informasi yang diberikan terarah pada semua orang yang heterogen dan setiap orang tersebut mempunyai persepsi beraneka ragam dari informasi itu.10 10 Asep Syamsul M.Romli, KAMUS JURNALISTIK Daftar Istilah Penting Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 72 22 Menurut McLuhan media merupakan penjabaran dari manusia dan media yang heterogen dan mewakili pesan yang tidak sama. 11 Media melahirkan dan membuat cakupan dari bentuk hubungan serta kegiatan sesama manusia. Semula berkembangnya pengaruh media dari individu ke masyarakat begitu sempit, namun seiring perkembangan media yang semakin maju pengaruh tersebut menjadi luas. Sehingga media massa merupakan wadah komunikasi dan interaksi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Wawan Kurniawan mengartikan, media massa adalah sarana komunikasi didalam kehidupan bermasyarakat untuk mengemukakan pendapat antar manusia dengan beragam bentuk isi pesan.12 Media massa adalah tempat atau wadah untuk menyampaikan keinginan, isi informasi pesan tersebut baik yang bersifat umum terhadap sejumlah orang yang banyak, namun perhatiaanya tetap tertuju pada isi pesan itu, yaitu pesan dari media massa yang sama serta bertujuan untuk memberikan pengaruh kepada orang tersebut. Karakteristik media massa yang menyebarluaskan informasi kepada publik, pesannya yang bersifat umum mengenai segala aspek kehidupan dan semua peristiwa pada masyarakat, berita yang diberikan secara tetap dan berkala, informasinya berkelanjutan terus-menerus sesuai jadwal terbitnya, serta yang utama adalah actual dalam pemberitaannya tanpa menghilangkan nilai keakuratannya. 11 Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks di Media Massa (Jakarta: Kencana, 2005), h. 4 12 Wawan Kurniawan, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), h. 110 23 Media massa berperan sebagai sebuah sarana untuk menyampaikan berita, dimana informasi berita yang disampaikan media massa memiliki berbagai pertimbangan agar bernilai. Namun terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian berita. Dean M. Lyle Spencer menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca. Mitchel V. Charnley mendefinisikan berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.13 Tujuan utama menyajikan berita adalah menginformasikan peristiwa penting sebagai upaya untuk memberikan daya tarik agar orang mau membaca, mendengar, atau menonton sajian berita tersebut. pertimbangan nilai atas suatu berita dapat dilihat dari:14 1. Timelines yaitu waktu yang tepat, artinya memilih berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat. 2. Proximity artinya kedekatan dari segi lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan dan kebudayaan serta kepentingan suatu berita terhadap masyarakat penikmat berita. 3. Prominence yaitu orang yang terkemuka maksudnya semakin seseorang terkenal maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik. 13 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 21-22 14 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 85 24 4. Consequere yaitu berarti akibat, maksudnya segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan berita yang menarik. 5. Konflik memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik merupakan bagian dari kehidupan yang mana sisi lain berita sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan. 6. Development atau pembanagunan merupakan bahan berita yang menarik apabila sebuah media dapat mengulasnya dengan cermat. 7. Peristiwa bencana dan criminal merupakan materi berita yang akan mendapatkan tempat bagi para penonton. 8. Pelaporan mengenai keadaan cuaca menjadi kebutuhan bagi seseorang yang aktif melakukan pekerjaan di luar rumah agar dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. 9. Berita mengenai olahraga menajdi bagian yang menarik dalam pemberitaan, hal ini terbukti setiap stasiun televisi selalu menempatkan sebagian waktunya untuk menyiarkan berita olahraga. 10. Human interest yaitu berita yang dapat menyentuh perasaan, pendapat, dan pemikiran manusia. Objeknya bisa manusia, hewan, atau benda- benda lain. Hakikatnya media massa memiliki beberapa perspektif yang beragam. McQuail dalam bukunya Mass Communication Theories (1989) menjelaskan bahwa peran media massa dalam masyarakat modern memiliki arti: sebagai sarana belajar media massa memiliki fungsi sebagai alat untuk mengetahui 25 berbagai informasi dan peristiwa; sebagai refleksi fakta informasi, merupakan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi di masyarakat; sebagai penyaring berbagai informasi serta isu agar layak dan tidaknya perhatian dari publik; sebagai alternatif petunjuk arah yang kurang pasti dan beragam; sebagai sarana untuk mensosialisasikan idea tau informasi kepada publik agar memperoleh tanggapan; media massa tidak sekedar informasi semata, melainkan memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif.15 2. Jurnalistik Sebelum membahas jauh mengenai citizen journalism atau jurnalisme warga terlebih dahulu menjelaskan dasar bagaimana jurnalisme warga itu mulai berkembang, dimana berakar dari jurnalistik. Istilah jurnalistik atau jurnalisme awalnya digunakan untuk laporan yang dimuat pada media cetak, tetapi setelah ditemukannya media elektronik seperti radio dan televisi istilah jurnalisme tidak hanya mencakup sebagai media pemberi informasi dimana seiring perkembangan zaman yang modern informasi yang diberikan oleh insan pers menjadi kebutuhan didalam kehidupan masyarakat sekarang ini.16 15 Indah Suryawati, JURNALISTIK SUATU PENGANTAR Teori &Praktik (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 37 16 Zaenuddin HM, The Journalist: Buku Basic Wartawan Bacaan Wajib Para Wartawan, Editor, Dan Mahasiswa Jurnalistik (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 1-2 26 Menurut kamus Jurnalistik, jurnalisme ialah suatu paham, aliran, teknik, desain, atau gaya pelaporan atau pemberitaan peristiwa, ide, pemikiran, atau opini melalui media massa.17 Disini dalam teorinya jurnalisme merupakan suatu bidang ilmu dalam menuangkan pemikiran ke dalam tulisan baik ide maupun pendapat seseorang sedangkan dalam praktiknya journalisme merupakan kegiatan seseorang dalam hal membuat serta melaporkan sebuah peristiwa dalam bentuk berita ke media massa. Jurnalistik atau jurnalisme berasal dari perkataan journal yang artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, dan atau juga bisa berarti surat kabar. Journal dari perkataan lati diurnalis yang artinya harian atau tiap hari, dimana dari perkataan itulah lahir kata jurnalis yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.18 Jurnalisme merupakan kegiatan mengumpulkan, mengolah, serta menyebarluaskan informasi tersebut mengenai suatu kejadian kepada khalayak. Di Indonesia, istilah ini awalnya lebih dikenal dengan nama publisistik. Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana atau lebih dikenal dengan 5W+1H. Karya jurnalisme 17 Asep Syamsul M.Romli, KAMUS JURNALISTIK Daftar Istilah Penting Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 61 18 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusuma Ningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 15 27 meliputi beberapa media, seperti; koran, televisi, radio, majalah, dan internet sebagai pendatang baru. Menurut Onong Uchjana Effendi, istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda yaitu “journalistiek” atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata “journalism”, kedua kata itu dasarnya bersumber pada kata “journal” yang tak lain berasal dari bahasa latin “diurnal” yang berarti harian atau setiap hari.19 Dilihat dari segi kata, jurnalistik bermula pada terbitan Forum yaitu surat kabar yang disebut Acta Diurna yang terbit pada zaman romawi kuno. Pada saat itu informasi berita serta pengumuman disebarkan dengan cara ditempel atau dipasang ditengah kota.20 Unsur-unsur jurnalisme itu sendiri berkaitan dengan proses penyebaran informasi yang dahulunya dilakukan para jurnalis mainstream media( media utama) seperti jurnalis televisi, radio, dimana dalam memberikan informasinya dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, apa saja, dan dengan cara apa saja. Dalam dunia jurnalistik dikenal dengan berbagai produk jurnalistik yaitu berita, artikel, tajuk rencana, reportase, kolom, esai dan feature, dimana jika dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan oleh citizen journalism atau jurnalisme warga maka dasar trend jurnalistik ini muncul ketika beberapa kalangan masyarakat menuangkan pemikirannya kedalam bentuk tulisan seperti Feature di media online seperti Blog, 19 Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 95 20 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 10 28 dimana dalam tulisan tersebut baik berkisah tentang pengalaman pribadi sang penulis maupun sekedar informasi mengenai peristiwa yang sedang ramai diperbincangkan publik, namun semua itu tidak lepas dari unsur subjektifitas karena tulisan tersebut berdasarkan fakta dan data, dan atau mengandung unsur 5W+1H. Parisipasi jurnalistik merupakan kegiatan yang dilakukan warga atau grup waraga yang memainkan sebuah peran aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan analisi, dan penyebaran berita informasi, dimana maksudnya kegiatan ini adalah untuk menyediakan kebebasan, kenyataan, keakurasian, dan informasi yang berjarak luas serta relevan seperti yang dibutuhkan seperti sekarang ini. Sederhananya jurnalistik merupakan teknik mengolah berita yang diawali dari tahap pencarian berita, sampai akhirnya sebuah berita disampaikan kepada khalayak publik. Semua kejadian atau peristiwa yang terjadi baik fakta maupun pendapat seseorang, ketika hal itu menarik khalayak luas, maka akan dijadikan bahan dasar dalam kegiatan praktik jurnalistik. 3. Citizen Journalism dan Perkembangannya Seiring perkembangan zaman, kegiatan jurnalisme mengalami perubahan dari segi bentuk dan medianya. Perubahan yang terjadi dari media cetak, maupun media elektronik, hingga berubah dan berkembang ke jurnalisme di dunia maya (internet). Internet yang berkembang menjadi media baru, bisa jadi pilihan untuk mempraktekkan kegiatan jurnalistik. Perkembangan teknologi ini juga memunculkan berbagai tren jurnalisme baru. 29 Stephen dan Mory mengatakan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi hal itu akan memberi perbedaan dalam setiap kegiatan praktik jurnalistik sehingga memunculkan trend baru dalam kegiatan tersebut, tren baru ini disebut dengan istilah citizen journalism atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan jurnalisme warga.21 Istilah citizen journalism itu sendiri terdiri dari dua kata yaitu kata citizen dan journalism. Kata citizen sendiri memiliki arti warga negara dan kata journalism memiliki arti Jurnalisme. Secara harfiah citizen journalism mempunyai arti jurnalisme warga, yaitu kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh warga pada umumnya yang bukan berlatar belakang ilmu jurnalistik dan bukan dilakukan oleh jurnalis profesional. Menurut Shayne Bowman dan Chris Willis, “partisipatory journalism atau citizen journalism merupakan peran aktif seorang warga atau kelompok warga negara dalam melakukan pengumpulan, pelaporan, menganalisis, dan menyebarluaskan berita dan informasi, yang bertujuan untuk menghasilkan berita secara independent, sesuai dengan yang dibutuhkan dalam demokrasi.22 Kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh citizen journalism pada dasarnya ialah sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan jurnalis professional pada 21 Pandan Yudhapramesti, Citizen Journalism sebagai Media Pemberdayaan Warga (Observasi Vol 5, 2007), h. 35 22 Shayne Bowman, Chris Willis, We Media: How Audiences Are Shaping The Future Of News and Information, (Reston, Va: the media center at the American press institute, 2003), h. 9-10 30 umumnya, di mana mencari, mengumpulkan, mengolah, serta menyebarluaskan informasi tersebut baik berupa tulisan, gambar, foto, video, ataupun informasi lisan. Dan Gillmor berpendapat bahwa konsep dasar citizen journalism yaitu menjadikan audiens sebagai produsen berita, yang tidak hanya menjadi konsumen pasif seperti selama ini terjadi dalam logika kerja jurnalisme tradisional berbasis massa, dimana dalam hal ini letak antara jurnalis sebagai pencari dan penulis berita serta narasumber sebagai asal berita dan audiens sebagai konsumen berita sudah menjadi satu hal yang melebur menjadi satu kesatuan. Sumber informasi yang dibutuhkan oleh khalayak umum tidak selamanya terpenuhi oleh media massa mainstream, bukan hanya informasi yang dibutuhkan khalayak tetapi juga butuh memberikan informasi fakta dan opininya, terkadang karya khalayak jauh lebih bagus ketimbang hasil karya media massa pada umunya. Inilah yang membuat perkembangan citizen journalism terus berakar. Pepih Nugraha menekankan, bahwasannya bekal menjadi seorang pewarta warga harus memiliki naluri berita yang tajam dalam mencium berita, yaitu kemampuan melihat segala kemungkinan suatu peristiwa untuk menjadi bentuk berita.23 Salah satu yang menjadi nilai lebih dari pemberitaan yang dilakukan citizen journalism itu sendiri terutama mengenai keaktualannya serta kepraktisannya dari 23 Pepih Nugraha, CITIZEN JOURNALISM Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012), h.75 31 media mainstream pada umumnya. Dalam praktiknya, para citizen journalism yang tersebar itu menjadi perbedaan dari jurnalis professional, karena seringkali informasi yang diberitakan mengenai suatu kejadian melalui media sosial seperti facebook ataupun twitter, lebih cepat daripada di media lainnya. Yenti dkk di Blogdetik (2008) menulis peran dan fungsi citizen journalism sama seperti peran dan fungsi jurnalistik pada umumnya, yaitu sebagai sumber informasi, hiburan, kontrol sosial, hingga agen perubahan. Dengan adanya citizen journalism jaringan informasi dan sumber informasi akan lebih luas. Bahkan citizen journalism sering menjadi sumber informasi penting untuk media mainstream.24 Saat jurnalis professional tidak selamanya mengetahui semua informasi, maka dengan adanya citizen journalism, informasi tersebut dapat sampai kepada masyarakat melalui media massa. Citizen journalism juga sering dimanfaatkan perusahaan media massa sebagai salah satu sumber berita disamping wartawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 5 bentuk:25 1. Partisipasi khalayak untuk media arus utama( mainstream) dimana komentar khalayak publik terhadap tulisan atau berita tertentu. 24 http://ruangdosen.wordpress.com/2012/12/13/citizen-journalism/ 25 http://media.kompasiana.com/new-media/2012/12/20/citizen-journalism-apa-dan-bagaimana/ 32 2. Situs berita dan informasi independent seperti situs consumer reports dan drudge report. 3. Situs atau blog sosial sepenuhnya seperti now publik, ohmy news, dan kompasiana. 4. Situs media kolaborasi dan kontribusi seperti slashdot dan newsvine. 5. Situs penyiaran pribadi seperti kenradio. Selain citizen journalism, nama lainnya yang sering muncul untuk menunjukkan kegiatan warga menulis sangat beragam. Steve Outing (2005) mengkategorikannya ke dalam beberapa bentuk.26 1. Opening Up to public Comment yaitu membuka ruang untuk komentar dari publik. Dalam hal ini para pembaca dapat berinteraksi baik memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalisme profesional pada media cetak jenis ini biasa dikenal dengan surat pembaca. 2. Bloghouse warga yaitu bentuk blog gratisan misalnya seperti wordpress, blogger, atau multiply, dengan melalui blog setiap orang bisa berbagi cerita mengenai dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya. 3. Newsroom citizen transparency blogs yaitu blog yang di sediakan media mainstream sebagai bentuk transparansi dari media tersebut, dalam hal ini 26 Nurudin, Jurnalisme Masa kini (Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2009), h. 217 33 pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yan ditampilkan media tersebut. 4. Stand-alone citizen journalism website yaitu bentuk tulisan warga yang sudah melalui proses editing, disini laporan informasi yang dalami warga diedit terlebih dahulu tetapi tanpa merubah isi pesan laporan tersebut, peran editor hanya untuk menjaga kualitas laporan itu yang tujuannya untuk mendidik agar memberikan laporan yang menarik dan layak untuk dilaporkan. 5. Hybrid: pro + citizen journalism yaitu suatu penggabungan dari tulisan jurnalis professional pada media dengan jurnalis. Sedangkan model Wiki yaitu seorang pembaca juga seorang editor, disini setiap orang bisa menulis artikel dan orang itu juga bisa memberi komentar terhadap artikelnya tersebut. Dalam dunia komunikasi informasi dari istilah citizen journalism kunci utamanya menitikberatkan pada warga itu sendiri, karena pada dasarnya citizen journalism ialah keingianan warga tersebut dalam memberikan informasi. Keinginan masyarakat ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu masyarakat sebagai warga negara yang berhak memperoleh informasi dan masyarakat yang mempunyai hak memberikan informasi. Unsur citizen journalism sendiri merupakan warga yang bukan berlatar belakang pendidikan jurnalistik dan bukan wartawan professional namun mempunyai semangat berbagi informasi, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, informasi 34 yang diberikan berdasarkan fakta dan peka terhadap peristiwa tersebut, memiliki dan dapat memanfaatkan teknologi yang ada misalnya telepon seluler. Menurut Budi Susanto SJ dalam membahas mengenai etika komunikasi seperti pada media massa tidak berarti memberikan petunjuk mengenai aturan yang benar terhadap media massa tersebut, terlebih melihat peran media saat ini khususnya media iklan yang tidak bisa secara benar diterima informasinya.27 Dalam hal ini media komunikasi seperti media iklan sangatlah berdampingan dengan masalah etika serta moral yang terdapat di masyarakat, anggapan selama ini mengenai media komunikasi sebagai sarana pendidikan dan pembentuk kebudayaan di masyarakat tidak bisa dibenarkan secara utuh yang terkadang menjadi penghambat media dalam fungsinya sebagai pemberi informasi. Salah satu praktisi komunikasi Wimar Witoelar mengatakan, bahwasannya dalam dunia maya (internet) merupakan kebebasan dalam mengaktualisasikan diri seseorang transparansi dan akuntabilitas merupakan kunci utama. Saat ini sesorang yang beraktifitas dalam dunia online (internet) tidak bisa dikatakan orang yang paling tahu, pendapat-pendapatnya bisa dikritisi oleh siapa pun lantaran sifat blog yang transparan hal ini merupakan paradigma baru dari blog karena melalui blog akan tercipta citizen journalism, di mana setiap orang bebas berpendapat mengeluarkan pendapatnya. Oleh sebab itu, menjadi citizen journalist juga memiliki etika, dimana 27 Sudirman Tebba, Filsafat dan Etika Komunikasi (Tangerang: Pustaka irVan, 2008), h. 115 35 etika citizen journalism kurang lebih sama dengan etika menulis di media online. Di antaranya sebagai berikut: .28 1. Tidak menyebarkan berita bohong 2. Tidak mencemarkan nama baik 3. Tidak memicu konflik SARA 4. Tidak memuat konten pornografi Disini laporan kebenaran dalam kegiatan jurnalisme merupakan etika yang mendasar agar tulisan itu bisa disebut sebagai produk jurnalistik, apabila laporan jurnalis tidak berdasarkan etika tersebut maka seorang jurnalis dapat dikategorikan gagal dalam melaporkan beritanya. Setiap laporan yang diberikan jurnalis juga harus bisa menjadi pengawas pada kekuasaan agar tidak terjadi penyalah gunaan kekuasaan, jurnalis juga harus menciptakan keseimbangan dengan cara dekat pada sumber informasi sehingga mendapatkan informasi yang akurat. Fakta dalam penyampaian informasi merupakan hal yang utama dan sangat penting dalam kegiatan praktik jurnalistik, hal itu diperlukan juga pada kegiatan citizen journalism agar tetap konsisten dalam memberikan informasi kepada publik. Lebih lanjut mengenai akurasi sebuah tulisan citizen journalism Dan Gillmor 28 http://media.kompasiana.com/new-media/2012/12/20/citizen-journalism-sebagai-media-demokrasi 36 mengungkapkan, “fakta merupakan salah satu cara agar jurnalisme warga tetap bertahan di dunia jurnalistik.”29 Kebebasan dalam kegiatan citizen journalism dalam memberikan informasinya terkadang menjadi pertanyaan dimana kurangnya pengawasan atas citizen journalism seringkali membuat kualitas penulisannya diragukan karena isi pesan yang disampaikan citizen journalism sendiri berupa peristiwa, pengalaman, dan laporan reportase yang termasuk kedalam berita harus terdapat unsur unsur apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana sehingga setiap kegiatan yang dilakukan citizen journalism sama halnya dengan pekerjaan yang dilakukan wartawan professional umumnya. Kegiatan citizen journalism sebenarnya merupakan salah satu praktik kegiatan jurnalistik yang tergolong baru kehadirannya bahkan bisa dikatakan masih belia. Namun dalam catatan sejarahnya kegiatan citizen journalism ini sebenarnya sudah cukup lama muncul di mulainya kegiatan praktik jurnalistik ini sendiri berasal dari eropa tepatnya pada masa Kolonialis Inggris pimpinan Napoleon Bonaparte, saat itu seorang kolumnis kritikus bernama Thomas Paine selalu menuangkan gagasan atau pemikirannya sebagai bentuk perlawanan intelektualnya melalui tulisan yang ia hasilkan mulai dari menulis, mengolah, hingga menyebarkan karyanya ke pelosok negeri melalui selembaran kertas yang di sebut pamphlet. 29 Dan Gillmor, We The Media: Grassroots Journalism By the People for the People (O’Reilly Media, 2004), h. 187 37 Rekam jejak lahirnya kegiatan citizen journalism di Indonesia sendiri terhitung lambat jika dibandingkan dengan kegiatan citizen journalism di eropa, berkembangnya kegiatan citizen journalism di Indonesia sendiri bukan dari media online (internet), yang mana merupakan media utama berkembangnya jurnalisme warga, melainkan dari media elektonik yaitu radio. Stasiun radio tersebut bernama elshinta yang berada di Jakarta yang aktif sejak tahun 2000 dalam melakukan kegiatan praktik jurnalistik dengan cara menerima laporan dari pendengarnya. 30 Keberhasilan radio elshinta pada saat itu dalam penyebaran informasi beritanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Dimana radio saat itu menjadi media utama sumber informasi dan hiburan utama di masyarakat. 2. Kecendrungan budaya masyarakat Indonesia yang lebih mendengar dan bicara dari pada membaca dan atau menulis. 3. Perkembangan alat komunikasi dan menjamurnya radio komunitas saat itu juga berperan dalam mendorong masyarakat untuk berpatisipasi aktif dalam memberikan informasi. Tetapi tonggak dimulainya kegiatan praktik jurnalistik baru ini yaitu pada saat salah satu warga tanah air tepatnya didaerah Aceh yang bernama Cut Putri yang merekam 30 detik-detik peristiwa bencana tsunami yang melanda sebagian daerah Imam FR Kusumaningati, Jadi Jurnalis Itu Gampang (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012) h. Xii 38 Aceh. Peristiwa yang diambil Cut Putri menjadi bahan informasi utama yang membahas mengenai bencana tersebut yang mana setelah terjadi moment itu beberapa stasiun swasta ditanah air secara rutin menyiarkan kejadian bencana tersebut. Di Asia tepatnya Korea Selatan konsep citizen journalism lahir pada tahun 2000 yang bernama OhmyNews diprakarsai oleh Oh Yeon Ho, situs ini juga dikenal sebagai pelopor media jurnalisme warga yang paling populer di dunia dimana sejak awal kemunculannya sampai tahun 2007 situs ini sudah memiliki 50.000 kontributor dari penjuru Korea Selatan yang setiap harinya memuat 300 informasi berita dan saat ini memiliki edisi bahasa Inggris dengan kontributor tetap sekitar 1.000 orang dari 100 negara.31 Sedangkan di Amerika Serikat berkembangnya konsep citizen journalism pada tahun 1988 berkembangnya terkait dengan gerakan yang dikenal dengan publik journalism (Jurnalisme Publik), gerakan ini lahir akibat kurangnya kepercayaan publik terhadap media cetak dan elektronik dan kondisi perpolitikan saat itu dimana sedang melaksanakan pemilihan presiden.32 31 Wikipedia, Statistis, Http://en.wikipedia.org/wiki/Special: Statistcs. See also Aaron Weiss, The Unassociated Press, N.Y TIMES, Des, 20, 2012, at G5) 32 Engkus Kuswarno, Komunikasi Kontekstual TEORI DAN PRAKTIK KOMUNIKASI KONTEMPORER (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) h. 469 39 BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Metro TV Metro TV merupakan salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yang resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta yang didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia. Televisi ini merupakan anak perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media pimpinan Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia dan Lampung Post. PT Media Televisi Indonesia sendiri memperoleh izin penyiaran atas nama "Metro TV" pada 25 Oktober 1999. Setelah itu, tepatnya 25 November 2000, Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di tujuh kota. Saat pertama kali mengudara siaran televisi ini hanya 12 jam sehari, tetapi sejak 1 April 2001, Metro TV mulai siaran selama 24 jam. Sejak awal kemunculannya stasiun televisi ini memiliki konsep agak berbeda dengan televisi lainnya, selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun televisi ini fokus memusatkan tayangannya hanya pada siaran warta berita saja. Sehingga televisi ini terdiri dari 70% unsur berita, yang di tayangkan dalam 3 bahasa; yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, serta 30% unsur non berita namun tetap edukatif. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun televisi ini kemudian memasukkan unsur hiburan dalam programnya seperti; informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya. 39 40 Stasiun televisi ini dapat di tangkap secara tereskterial di 280 kota yang tersebar di tanah air Indonesia yang di pancarkan dari 52 transmisi. Selain secara tereksterial, siaran Metro TV dapat tangkap melalui televisi kabel diseluruh Indonesia, melalui satelit Palapa 2 ke seluruh Negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Makau, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang. Metro TV juga memiliki 19 buah mobil satelit untuk dapat menayangkan secara langsung kejadian-kejadian yang berlangsung setempat. Peralatan tersebut berupa 12 Buah mobil SNG (Satelit News Gathering) dan 7 unit mobil ENG (Electronic News Gathering).1 Visi dan Misi Metro TV Visi Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan stasiun televisi lainnya, menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasangan iklan. Misi Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan bangsa serta negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika. Dan memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian 1 Wawancara Pribadi dengan Syaifudin, Produser Wide Shot, Jakarta, 17 Desember 2012, Pukul 13.00. 41 informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas. Serta dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah aset, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawanya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham. Logo Metro TV Setiap perusahaan memiliki logo sebagai simbol dari identitas diri perusahaan agar dapat dikenal oleh masyarakat. Demikian pula dengan PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) memiliki logo dengan ciri khas tertentu. Ciri khas Metro TV adalah simbol bidang elips emas kepala burung elang, dipertegas dengan Huruf M,E,T,R,T,V berwarna biru seperti tampak dalam gambar dibawah ini. Arti Logo Logo Metro TV dirancang tampil dalam citraan tipografis sekaligus kecitraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya gabungan antara tekstual (diwakili huruf–huruf: M-E-T-R-T-V) dengan visual (Diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada posisi huruf “O” dengan pertimbangan kesamaan stuktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk–bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. Hal itu mengingat, dirancang agar pelihat akan menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai Metro TV. Logo Metro TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi 42 Metro TV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangunan image yang tepat dan cepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV. Melalui tampilan logo masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami, serta meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai institusi. Logo Metro TV dalam rancang rupa bentuknya berlandaskan pada hal–hal berikut: 1) Simpel (Tidak Rumit) 2) Memberi kesan global dan modern 3) Menarik dilihat dan mudah diingat 4) Dinamis dan Lugas 5) Berwibawa namun Familiar 6) Memenuhi syarat–syarat teknis dan estesis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis. 7) Memenuhi syarat teknis dan estesis untuk metamorfossis dan animatif. Arti Logo Bidang Elips Emas Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamorphosis atas beberapa bentuk, yaitu: 1) Bola Dunia, sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV. 2) Telur Emas, sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan image suatu bentuk (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat, dan artistik sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas. 3) Elips, sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring 43 kekanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sendiri sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat berkait dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran. 4) Elang, simbol kewibawaan, kemandirian, keluasaan penjelajahan dan wawasan. Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan gerak hidupnya anggun.2 B. Penghargaan yang Diraih Metro TV Metro TV adalah salah satu media yang mengedepankan news sebagai pusat komersilnya. Dari sekian banyak televisi nasional atau lokal Metro TV ada dalam urutan pertama yang paling diminati untuk setiap pencarian berita yang aktual. Dengan begitu ada beberapa penghargaan yang diraih oleh setiap program ataupun Presenter Metro TV atas keberhasilan dalam menayangkan dan menyapaikan setiap informasi kepada publik. Pada tahun 2012 yaitu tepatnya 10 Oktober Metro TV berhasil mendapat penghargaan Kesetiakawanan Nasional Awards 2012 kategori media. Metro TV dinilai sebagai media yang berperan aktif melayani masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Selain itu, Metro TV pun dipuji lantaran aktif ikut serta dalam berbagai aksi kesetiawakanan sosial bersama beberapa lembaga. Salah satu aksi itu yaitu membuat rumah sehat tanpa kasir khusus masyarakat dhuafa di lima kota, seperti Makassar dan Jakarta. Dalam program lain penghargaan yang diraih oleh Metro TV yaitu pada program Eagle Awards, yang meraih penghargaan dari Badan Nasional 2 Wawancara Pribadi dengan Syaifudin, Produser Wide Shot, Jakarta, 17 Desember 2012, Pukul 13.00. 44 Penanggulangan Bencana. Penghargaan itu diberikan sebagai penghargaan khusus 'Citra Dharma Bhakti' untuk media massa yang memiliki program kebencanaan terbaik.3 Serta pada program yang sama pada tahun 2011 yang lalu Metro TV meraih penghargaan Internasional yaitu Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Prizes 2011 untuk kategori Television Special Jury Prize di New Delhi, India. Dari presenter sendiri ada Nazwa Shihab yang mendapat penghargaan sebagai Jurnalis terbaik Metro TV tahun 2006 dan menjadi pemenang kedua atau Highly Commended untuk kategori Best Current Affairs Presenter dalam program Mata Najwa (The Eyes of Najwa) Metro TV. Pada 8 Desember 2011 mendapat penghargaan di ajang 16th Asian Television Awards 2011 yang dilakukan di Shangri-La Hotel, Singapore. C. Program-program Berita Metro TV Metro TV merupakan saluran berita dunia pertama di Indonesia yang menayangkan tentang dunia ke Indonesia. Televisi ini juga merupakan satusatunya stasiun televisi yang menayangkan program berita dalam bahasa Mandarin. Hal yang menarik dalam program berita bahasa mandarin ini, pemirsa bisa belajar mengenai bahasa mandarin dengan berinteraksi secara langsung melalui media yang disediakan seperti telepon maupun media sosial (twitter) untuk menanyakan mengenai bahasa mandarin yang ingin ditanyakan. Meskipun konsep berita menjadi fokus utama dalam tayangannya, namun tetap ada program seperti talk show yang dikemas secara menarik sehingga tidak hanya memberikan 3 http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/10/04/108612/Metro-TV-Raih-PenghargaanKesetiakawanan-Nasional/3 45 informasi tetapi terdapat nilai edukasi sendiri dalam siarannya. Adapun programprogram berita yang ada pada Metro TV adalah sebagai berikut: Metro Hard News Metro Hard News merupakan salah satu sub program berita yang ada di Metro TV. Berikut adalah deskripsi dari program Metro Hard News: 1) Format dan Isi Live di studio, berisikan berita-berita hard news terkait dengan politik, hukum, ekonomi, dan sosial. Pada Metro Hard News Ini terdapat juga berita dari mancanegara dan info mancanegara (sumber di ambil dari ATPN dan Reuters). 2) Durasi & Jam Tayang Durasi dan Jam Tayang Acara News di PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV), sebagai berikut: Tabel 1 Durasi dan Jam Tayang Acara Metro Hard News di PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) NO ACARA HARI JAM DURASI 1. METRO MALAM SENIN-JUMAT 00:05-01:30 WIB 85 MENIT 2. METRO PAGI SENIN-MINGGU 04:30-07:05 WIB 155 46 MENIT 3. METRO SIANG SENIN-MINGGU 11:30-13:05 WIB 95 MENIT 4. METRO HARI INI SENIN-MINGGU 14:30-15:00 WIB 30 MENIT (Sumber: Comprof PT. Media Televisi Indonesia Metro TV, 2012) 3) Logo Program Metro Hard News di Metro TV PT. Media Televisi Indonesia memiliki 4 acara news yaitu Metro Malam, Metro Pagi, Metro Siang, dan Metro Sore. Setiap acara news yang ditayangkan memiliki logo yang berbeda. Logo pada Program Metro Hard News dapat dilihat pada Gambar 2 Salah satu logo program Metro Hard News (Sumber: Comprof PT. Media Televisi Indonesia Metro TV, 2012) Headline News Headline News merupakan salah satu Sub Program berita yang 47 ada di Metro TV. Berikut adalah deskripsi dari program Headline news: 1) Format dan Isi Berisikan berita yang up to date dari pelosok Indonesia baik berita Politik, Hukum, Ekonomi, Kriminal dan Sosial Budaya yang terliput oleh tim liputan berita yang ada di lapangan. 2) Durasi / Jam Tayang Durasi dan Jam Tayang Acara Headline News di PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV), sebagai berikut: Tabel 2 Durasi dan Jam Tayang Acara Headline News di PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) NO ACARA HARI JAM DURASI 1. HEADLINE NEWS SENIN- 00:05-01:30 85 MENIT MINGGU WIB (Sumber: Comprof PT. Media Televisi Indonesia Metro TV, 2012) 3) Logo Program News di PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) PT. Media Televisi Indonesia memiliki 4 acara news yaitu Metro malam, Metro pagi, Metro siang, dan Metro sore. Setiap acara news yang ditayangkan memiliki logo yang berbeda. Berikut adalah Logo Pada Program Headline News: Gambar 3 Logo Program Headline News 48 (Sumber: Comprof PT. Media Televisi Indonesia Metro TV, 2010) D. Profil Wide Shot Metro TV Acara Wide Shot di Metro TV merupakan program baru yang mengusung konsep citizen journalism. Artinya berita yang ditayangkan itu berasal dari liputan para jurnalis amatir atau warga biasa. Tujuannya adalah selain untuk meliput kejadian-kejadian sekitar kita yang tidak tersentuh oleh para jurnalis resmi stasiun televisi juga untuk melahirkan para jurnalis muda yang tertarik dan tertantang untuk merasakan dunia jurnalisme. Diluncurkan perdana bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-11 pada 25 November 2011 dan menyapa pemirsa selama 4 jam, yang tayang setiap Senin - Jumat mulai pukul 13.00 - 17.00 WIB, bersama tiga presenter wanita, yaitu Gilang Ayunda, Sumi Yang dan Putri Ayuningtias. Ketiganya hadir secara bersamaan serta berkolaborasi dalam satu layar dan membawakan berita dalam gaya yang lebih santai dengan percakapan yang rileks sehingga menyajikan keakraban dalam membawakan setiap paket berita di Wide Shot. Sebelumnya di Metro TV pernah ada program i-Witness yang juga mengusung konsep citizen journalism. Pemirsa dapat mengirimkan video maupun 49 foto tentang kejadian di sekelilingnya. Pengiriman dilakukan dengan fasilitas streaming yang ada di situs I-Witness. Wide Shot juga menggunakan sistem yang sama dengan yang pernah dilakukan pada I-Witness. Yaitu menerima video kiriman pemirsa yang memberikan ruang kepada publik untuk melakukan peliputan sendiri, merekam kejadian disekitar masyarakat, ataupun kejadian yang mengandung feature, human interest, penyimpangan terkait pelayanan publik, korupsi, funny, cerita inspirasi dan sebagainya. Karya berupa video ini dapat dikirim atau diupload melalui website www.metrotvnews.com/wideshot. Tim redaksi Wide Shot akan approval video yang masuk untuk selanjutnya on air di televisi yang tentu saja di dalam program Wide Shot. Berita yang ditayangkan Wide Shot Metro TV lebih banyak menayangkan berita yang bersifat positif, edukatif dan informatif sehingga cocok untuk ditonton siapapun dengan profesi apapun baik itu remaja maupun dewasa. Informasi seperti mengenai berita unik, berita olahraga, berita ekonomi dan bisnis, berita politik, berita entertaiment, serta berita tentang kondisi up to date yang terjadi di dalam Negeri. Serta beberapa program tayangan lain seperti tayangan musik dan bahasa Mandarin yang membuat acara ini lebih segar. Sehingga tidak heran bahwa jenis berita yang dipadukan seharmoni mungkin oleh team kreatifnya sehingga tidak terkesan monoton dan membuat bosan penontonnya. Paling utama hadirnya tayangan ini adalah banyaknya nilai edukasi yang bisa ditangkap dalam setiap berita yang ditayangkan.4 4 Wawancara Pribadi dengan Syaifudin, Produser Wide Shot, Jakarta, 17 Desember 2012, Pukul 13.00. 50 E. Struktur Redaksi Wide Shot Metro TV Eksekutif Produser Wide Shot Runner 1 Runner 2 Metro Siang Runner 3 Feature Jurnalisme Warga Reporter Staf Produksi Staf Produksi Eksekutif Produser : Rahmat Yunianto Produser Runner 1 : Rina Rahmadani Produser Runner 2 : Putri D. Produser Paket, News Flash : Nurfi Y. Produser XinWen : Sumi Yang Produser Public Corner : Eko Sunar Asisten Produser : Heri, Rahma, Riara, Galih, Angel, Ikram, Arie, Ade, Intan Reporter : Corysah Putri dan Azelia Trifiana Presenter : Gilang Ayunda, Putri Ayuningtias, SumiY 51 BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Implementasi Tayangan Citizen Journalism pada Program Wide Shot di Metro TV Citizen journalism merupakan salah satu bentuk kegiatan praktik jurnalisik yang dilakukan warga biasa dimana dalam setiap proses aktifitasnya sama halnya dengan kegiatan jurnalisme yang dilakukan jurnalis professional. Dalam proses pengerjaanya bisa memerlukan konsep yang matang dimana mulai dari rencana liputan hingga sampai proses akhir yaitu karya dari citizen journalism tersebut. Semula kegiatan yang dilakukan oleh citizen journalism oleh sebagian orang dipandang hanya sebelah mata, dikarenakan informasi yang diberikan tersebut merupakan karya warga biasa yang bukan berlatar belakang ilmu pendidikan jurnalistik, namun setelah beberapa informasi yang diberikan oleh citizen journalism ternyata juga dapat memberikan andil dalam suatu peristiwa yang mereka lihat dan berikan pada media barulah sebagian orang tersebut tahu bahwasannya karya dari citizen journalism tidak dapat dianggap sepele baik dalam hal menulis dan melaporkan informasinya, bahkan terkadang laporan dari citizen journalism tersebut lebih mendapat reaksi dari masyarakat karena secara kualitas informasi lebih baik walaupun pada awalnya laporan itu lebih merupakan kebetulan semata. Namun melihat perkembangan dunia teknologi informasi saat ini, laporan dari citizen journalism dapat menjadi bagian penting dalam sebuah informasi berita, 51 52 laporan berita yang dilakukan oleh citizen journalism terkadang mengangkat sebuah berita dari lingkungan atau tempat yang belum tentu bisa dilakukan oleh jurnalisme professional pada umumnya. Berita yang diangkat oleh citizen journalism terkadang menjadi pembicaraan di publik sehingga terjadi reaksi ditengah masyarakat dan mendapat aksi dari lembaga sosial atau pemerintah terhadap pemberitaan tersebut hal ini sesuai dengan prinsip kerja citizen journalism yang ingin memberikan sebuah fakta informasi berita berdasarkan realita yang ada tanpa dorongan dari pihak lain. Meski saat ini perkembangan teknologi informasi semakin maju dan modern yang memungkinkan memberikan kemudahan kepada citizen journalism dalam menyalurkan karyanya. Tetapi kendala tetap dialami oleh citizen journalism dalam menyalurkan karyanya kepada media massa karyanya dikarenakan kurangnya jaringan atau koneksi ke media tersebut terlebih isi pesan dari citizen journalism yang terkadang bersinggungan langsung dengan aturan-aturan dari media tersebut, bersinggungan dengan etika sosial dan bahkan terkait mengenai pemerintah. Setiap orang memiliki kualitas dalam hal memberikan informasi seperti yang dilakukan oleh jurnalis pada umumnya, aktifitas liputan yang dilakukan oleh citizen journalism terdapat unsur-unsur seperti warga biasa yang melakukan peliputan dan bukan wartawan professional, peka terhadap peristiwa yang terjadi serta informasi yang diberikan berdasarkan fakta, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki 53 kemampuan menulis dan melaporkan mengenai peristiwa yang terjadi, memiliki semangat berbagi informasi, dan dapat memanfaatkan teknologi yang dimiliki. Informasi berita yang diberikan oleh citizen journalism selayaknya tidak hanya memberikan informasi semata melainkan informasi yang diberikan oleh citizen journalism harus menjadi pembeda dari informasi yang dilakukan oleh jurnalis profesional umumnya. Terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh citizen journalism perhatian dari media massa dengan membentuk wadah sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja dari para citizen journalism tersebut sangatlah diperlukan agar para citizen journalism tersebut mendapat ruang untuk mengaktualisasikan dirinya dalam praktik jurnalistik. Ketika masyarakat saat ini tidak hanya menjadi bahan pemberitaaan dari sebuah media melainkan juga ikut berperan serta dalam memberitakan berita maka redaksi Wide Shot memandang kegiatan praktik jurnalistik yang dilakukan oleh warga tersebut dapat membawa dampak cukup besar dalam dunia komunikasi sehingga mengangkat sebuah program berita yang mengusung konsep citizen journalism dalam tayangannya. Penerapan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV sendiri lebih menekankan kepada isi pesan dari kiriman karya para citizen journalism itu sendiri yang mana dalam karya tersebut tidak hanya informasi yang diberikan, namun bagaimana informasi yang terdapat pada karya tersebut dapat menjadi konsumsi publik sehingga terbentuknya opini di masyarakat dan mendapatkan reaksi dari 54 masyarakat serta mendapat respon dari lembaga sosial atau pemerintah sebagai bentuk respon dari berita tersebut. Setelah setiap tayangan dari para citizen journalism yang mendapat tanggapan dari masyarakat dan lembaga sosial atau pemerintah dalam hal ini tidak hanya citizen journalism dan objek yang menjadi pemberitaan menjadi kosumsi publik lebih lanjut dalam hal ini merupakan agenda pada sebuah media dalam praktik sebagai insan pers melalui penonjolan isu dengan cara menaikkan berita dari citizen journalism tersebut yang mana akhir dari itu semua ialah untuk menaikkan ratting pada program tersebut dikarenakan redaksi program Wide Shot mengangkat konsep citizen journalism tidak serta merta dalam bentuk apresiasinya kepada citizen journalism melainkan cara lain untuk mendapatkan hati dimasyarakat, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Syaifudin yang merupakan Produser Wide Shot Metro TV saat wawancara dilakukan:1 Apakah tayangan citizen journalism dalam Program Wide Shot Metro TV hanya sebuah jargon untuk menaikkan rating? Jawaban: Dalam setiap program tidak munafik menginginkan rating yang terus menaik dari setiap tayangannya ya… Salah satu karya citizen journalism yang mendapat perhatian masyarakat dan mendapat respon dari lembaga sosial dan pemerintah ialah ketika informasi berita yang diberikan oleh citizen journalism tersebut memiliki nilai sosial yang tinggi seperti informasi dari citizen journalism mengenai pengemis cacat di daerah 1 ibid 55 Tangerang, dimana setelah dari pemberitaan tersebut pengemis itu mendapat banyak bantuan sosial dari masyarakat dan pemerintah setempat. Setiap tayangan citizen journalism yang salah satunya seperti pemberitaan mengenai pengemis cacat tidak serta merta sebagai bentuk dari untuk hal memberikan wadah bagi para citizen journalism untuk untuk mengaktualisasikan dirinya, namun juga merupakan bagian dari sebuah agenda media Metro TV yang mana setelah tayangan ini disiarkan media tersebut selain mendapat ratting yang naik juga pemasukan berupa iklan dari para produsen perusahaan untuk mengiklankan produknya dalam program ini. Sebab dalam hal ini sesuai dengan asumsi Metro TV dalam program Wide Shot yang mengusung konsep agenda setting McCombs dimana suatu kejadian atau peristiwa yang dianggap penting oleh media maka dianggap penting pula oleh publik. B. Agenda Media Metro TV dalam Program Wide Shot Metro TV Terhadap Tayangan Citizen Journalism Penentuan agenda dalam sebuah media pada dasarnya melihat kepada konsep penentuan agenda dalam media itu sendiri. Kemampuan media mengangkat sebuah isu dari publik sehingga persepsi publik terbentuk mengacu kepada media tersebut baik dalam proses dalam meliput berita, mengolah, lalu menyebarluaskannya kepada publik. Agenda publik sendiri adalah isu atau peristiwa yang menjadi bahan pemikiran dan pembicaraan masyarakat. Agenda tersebut dapat ditentukan dari apa 56 yang di konsumsi di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal itu dilihat dari apa yang dipikirkan individu itu sendiri (intrapersonal), apa yang dibicarakan antar individu satu dengan individu lain (interpersonal), dan apa yang dianggap mereka, juga menjadi anggapan semua orang, sehingga menjadi pembicaraan khalayak umum. Sedangkan agenda setting ialah suatu proses yang dilalui massa, dalam menentukan pemberitaan. Sehingga dapat mempengaruhi publik. Dalam hal ini Agenda Media Metro TV dalam Program Wide Shot Metro Tv terhadap tayangan citizen journalism sendiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan media pada umumnya yang mengadopsi informasi dari citizen journalism, perbedaan yang mendasar lebih kepada praktiknya saja, dimana dalam hal ini redaksi melakukan seleksi dari karya citizen journalism tersebut yang mana harus memiliki persyaratan terlebih dahulu.2 Metro TV memiliki sebuah agenda yang dikonsep dan dirancang berdasarkan kepentingan dan tujuan Metro TV itu tersendiri terhadap produk citizen journalism, Metro TV melakukan penyeleksian jenis, isi berita untuk ditayangkan di program Wide Shot diangkat berdasarkan isu atau peristiwa dari publik yang disesuaikan dengan agenda Metro TV itu sendiri, hal itulah dimaknai oleh McCombs dalam teori agenda settingnya bahwa agenda media sama dengan agenda publik atau persepsi publik, oleh karena itu persepsi publik mengenai suatu isu, peristiwa yang terjadi di masyarakat tanpa disadari dibentuk oleh kepentingan atau agenda Metro TV itu sendiri. 2 Wawancara Pribadi dengan Syaifudin, (Produser “Wide Shot” Metro TV), Jakarta, 17 Desember 2012, Pukul 13.00. 57 Karya citizen journalism yang dikirim ke redaksi Wide Shot Metro TV baik secara streaming maupun dikirim ke redaksi secara langsung melalui beberapa persyaratan yaitu: 1. Laporan yang diberikan citizen journalism harus berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan, komprehensif, faktual, objektif, patut dipertanggung jawabkan, serta tidak memihak dan berpihak pada kepentingan umum yang tujuan utamanya memberikan informasi kebenaran kepada publik yang sebelumnya tidak mengetahui informasi tersebut. 2. Dalam tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV redaksinya mempunyai satu syarat kepada citizen journalism tersebut, dimana kiriman informasi dari citizen journalism harus merupakan karya asli yang artinya informasi dari citizen journalism tanpa ada rekayasa dalam setiap isi beritanya. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya campur tangan dari pihak manapun dalam karya tersebut. 3. Setiap karya dari citizen journalism yang dikirm ke redaksi Wide Shot tidak hanya memberikan sebuah informasi semata melainkan harus juga terdapat unsur yaitu 5w+1h. Artinya isi dari berita tersebut tidak hanya informasi dalam setiap liputannya tetapi juga lebih menekankan pada adanya unsur nilai beritanya sehingga kegiatan yang dilakukan citizen journalism pada tayangan Wide Shot Metro TV seperti kegiatan praktik jurnalistik yang dilakukan jurnalisme professional pada umumnya. 58 4. Dalam pandangan redaksi Wide Shot Metro TV pesan yang disampaikan citizen journalism dapat menjadi kontrol sosial. Hal ini dikarenakan informasi yang diberikan oleh citizen journalism tanpa disadari mampu menjadi pembeda informasi dari media mainstream pada umumnya, dimana informasi itu dapat merubah pandangan dalam di suatu masyarakat sehingga nantinya akan terjadi suatu aksi dan reaksi baik dari masyarakat maupun dari pemerintah. 5. Kiriman dari para citizen journalism haruslah menarik sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat lainnya untuk ikut berperan dalam memberikan informasi sebagai bentuk perkembangan kegiatan citizen journalism. Setelah karya citizen journalism tersebut memenuhi persyaratan seperti diatas, redaksi melakukan penyeleksian terhadap tayangan yang dikirim oleh citizen journalism. Penyeleksian tersebut diantaranya: 1. Melihat gambar, gambar tersebut harus jelas cara pengambilannya, objeknya, tempatnya serta sesuai dengan tema yang diberikan citizen journalism. 2. Naskah, redaksi melihat apakah naskah tersebut sesuai dengan gambar atau tayangan, karena jika naskah dengan gambar tidak ada sinkronisasi maka redaksi tidak akan menayangkan karya tersebut. 3. Konfirmasi, tahapan ini untuk memastikan benar atau tidaknya karya tersebut murni dari citizen journalism yang mengirimkan dan apakah tayangannya pernah dikirim ke media lain atau hanya ke Wide Shot . 59 Setelah dari sekian banyaknya menerima karya dari para citizen journalism redaksi dalam melakukan penyeleksiannya tetap tidak merubah konten berita dari citizen journalism yang kirimkan dikarenakan redaksi hanya mengedit gambar itupun ketika gambar tersebut terlihat kurang jelas. Selain hanya melakukan penyeleksian dalam praktiknya sebagai insan pers dalam program Wide Shot seperti yang dijelaskan diatas, peran redaksi Wide Shot Metro TV dalam tayangan citizen journalism lebih utama bertujuan untuk memberikan pendidikan mengenai perkembangan citizen journalism ditanah air, dalam hal ini pendidikan yang dimaksud ialah praktik jurnalistik seperti bagaimana cara mengambil gambar yang bagus sehingga layak untuk ditayangkan, membuat naskah berita yang menarik, dan peka terhadap objek yang dilihat untuk dijadikan sebuah berita. Sedangkan dalam pendidikan yang diberikan kepada para citizen journalism yang telah memberikan karyanya nantinya akan mendapatkan pelatihan dasar jurnalsitik dari wartawan senior di Metro TV yaitu Desi Anwar. Namun selain bertujuan memberikan nilai edukasi mengenai perkembangan citizen journalism kepada masyarakat tidak dapat dipungkiri bahwasannya setiap tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV sama halnya dengan media pada umumnya, dimana lebih merupakan sebuah agenda media Metro TV dalam upayanya untuk mendapatkan hati di publik terhadap setiap tayangan programnya alhasil tidak hanya ratting dari program tersebut yang naik, lebih utama merupakan konsep agenda setting media itu yang terdiri dari: 1. Prominance: Jumlah kumpulan topik isu dari setiap tokoh 60 2. Visibility: Ketertarikan atau daya tarik isu-isu tersebut 3. Audiens Silence: Dari sifat isu-isu relevan atau tidak dengan kepentingan publik. Kemampuan Metro TV dalam menentukan agenda tersebut untuk memengaruhi perubahan dalam setiap individu merupakan aspek terpenting dalam komunikasi massa. Asumsi agenda setting ini memiliki kelebihan karena mudah dipahami dan relatif mudah diuji, dimana dasar pemikirannya adalah diantara berbagai topik yang dimuat di media massa ada topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi khalayak dan akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu. Tayangan citizen journalism yang terdapat unsur Prominance terlihat dari informasi berita mengenai pemberitaan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, dimana dalam tayangan tersebut menggambarkan kesederhaan dan kerakyatannya pemimpin DKI ini tanpa memandang dirinya bahwa dia adalah seorang pejabat kepala daerah. Sedangkan dari sisi Visibility tayangan citizen journalism yang mengandung unsur ini terlihat dari informasi berita mengenai perkampungan rumah apung didaerah Jakarta Utara, dalam tayangan tersebut dibawakan oleh citizen journalismnya secara langsung yang menerangkan bahwa didaerah ibukota masih ada tempat yang memang kurang layak untuk dihuni untuk warga yang notabenenya penduduk dari pusat pemerintahan dari suatu negara sehingga kurangnya perhatian dari pemerintah terkait mengenai hal ini dan kurangnya informasi mengenai daerah 61 ini juga membuat daerah ini tetap saja demikian selama bertahun-tahun, dalam hal ini informasi yang diberikan citizen journalism tersebut selain membawa dampak baik berupa pengetahuan mengenai daerah itu dan jelas membawa perbedaan informasi berita tersendiri dari yang disampaikan jurnalis profesional pada umumnya. Jika dilihat dari sisi Audiens Silence tayangan citizen journalism dalam memberikan informasi beritanya tersebut sangat erat hubungannya antara media dan persepsi yang ada di publik, jika dilihat informasi yang diberikan mengenai pemimpin kepala daerah dan lingkungan tempat didaerahnya ada tempat yang demikian menjadikan suatu isu yang menarik di publik, dimana saat itu pemberitaan mengenai informasi berita tersebut hanya mengenai kepala daerah tersebut sedangkan isu yang mengangkat daerah tempat itu belum ada apalagi diinformasikan oleh citizen journalism yang notabenenya masyarakat umum yang tidak mengetahui seluk beluk dunia kewartawanan. Dalam hal ini dapat digambarkan bagaimana agenda media Metro TV dalam tayangan citizen journalism dimana mengangkat konsep bahwa apa yang dianggap penting oleh publik dapat dianggap penting pula oleh media yang mana dalam hal ini Metro TV mengangkat suatu isu tersebut dari publik itu sendiri hal itu sesuai dengan yang dikatakan oleh McCombs, dimana jika media masssa memberikan perhatian lebih kepada isu tertentu dan mengabaikan isu lainnya maka akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum, dimana orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan media massa dan menerima susunan prioritas yang diberikan media massa terhadap isu-isu yang berbeda. 62 Dalam hal lain peran redaksi Wide Shot Metro TV terhadap tayangan citizen journalism lebih merupakan sebagai bentuk apresiasinya terhadap perkembangan citizen journalism yang saat ini terus berkembang yang dalam langkah selanjutnya untuk membentuk sebuah komunitas citizen journalism, dimana dalam wadah tersebut menjadi tempat berkumpulnya para citizen journalism yang memberikan karyanya kepada redaksi Wide Shot yang nantinya menjadi ajang bertukar informasi dari para citizen journalism tersebut mengenai informasi yang belum tentu didapatkan oleh para jurnalis profesional umumnya dan juga merupakan sebagai ajang pendidikan ilmu jurnalistik kepada masyarakat umum. 1. Standarisasi citizen journalism dalam program Wide Shot Metro TV Laporan informasi berita yang dilakukan oleh citizen journalism dapat berlatar belakang dari kalangan manapun sehingga tidak ada batasan dari segi apapun baik sosial maupun usia dikarenakan hal yang terpenting dalam informasinya ialah merupakan informasi berita mengenai yang menarik untuk diberitakan kepada publik tanpa melewatkan unsur-unsur citizen journalism seperti warga biasa yang melakukan peliputan dan bukan wartawan professional, peka terhadap peristiwa yang terjadi serta informasi yang diberikan berdasarkan fakta, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki kemampuan menulis dan melaporkan mengenai peristiwa yang terjadi, memiliki semangat berbagi informasi, dan dapat memanfaatkan teknologi yang dimiliki. 63 Meski sebagian orang mempertanyakaan kegiatan praktik journalistik yang dilakukan oleh citizen journalism namun tidak mengurangi antusiasme warga dalam mengirimkan karyanya ke media yang salah satunya ke redaksi Wide Shot Metro TV, dalam hal ini redaksi Wide Shot tidak membatasi kiriman dari para citizen journalism tersebut hal inilah yang menjadikan redaksi Wide Shot mendapatkan kiriman dari para citizen journalism yang berlatar belakang dari kalangan apapun, hal yang sama seperti diungkapkan oleh Produser Wide Shot Syaifudin yaitu: Dalam hal ini, citizen journalism yang melaporkan beritanya berlatar belakang dari kalangan apa saja ya, kami (redaksi) menerima karya dari citizen journalism tersebut dari masyarakat yang memberikan informasinya dari beberapa latar berlakang, ada anak SD, SMP, SMA, kalangan pekerja, mahasiswa, atau bahkan ada yang dari ibu rumah tangga. Tetapi memang dari itu semua kebanyakan dari kalangan mahasiswa yang memberikan laporannya.3 Setiap karya kiriman dari citizen journalism yang tayang program Wide Shot lebih menekankan pada nilai berita yang terdapat dalam karya tersebut tetapi unsur siapa, apa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana atau yang lebih dikenal dengan istilah 5w+1h menjadi penilaian hal yang utama dalam penilaiannya sehingga letak standarisasinya lebih kepada isi dari informasi berita yang diberikan citizen journalism itu sendiri. 3 ibid 64 2. Kriteria liputan citizen journalism dalam redaksi program Wide Shot Metro TV Setiap kiriman informasi berita yang dilakukan oleh para citizen pada redaksi Wide Shot Metro TV dan ditayangkan seperti yang dibahas sebelumnya kriteria utama informasi yang terdapat pada karya tersebut dapat menjadi konsumsi publik sehingga terbentuknya opini di masyarakat dan mendapatkan reaksi dari masyarakat serta mendapat respon dari lembaga sosial atau pemerintah sebagai bentuk respon dari berita tersebut, hal itulah yang harus menonjol pada kiriman karya citizen journalism. Sebab setiap kiriman karya citizen journalism yang sangat beragam membuat nilai sosial yang terkandung dalam karya tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi redaksi Wide Shot untuk menayangkan karya citizen journalism tersebut, dikarenakan setiap kiriman karya dari citizen journalism walaupun telah melalui tahapan seleksi seperti yang dijelaskan diatas namun dalam tayangan dari citizen journalism tersebut konten dari karya citizen journalism tidak diubah lebih kepada pengarahan kepada citizen journalism ketika karyanya ingin dapat ditayangkan secara langsung. C. Keunggulan dan Kelemahan tayangan citizen journalism dengan programprogram Wide Shot Metro Tv Setiap kegiatan yang dilakukan oleh citizen journalism tidak dibatasi dalam setiap liputannya yang mana tidak berdasarkan pengagendaan berita seperti yang terjadi pada kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh jurnalis umumnya sesuai dengan 65 prinsip tujuan citizen journalism yaitu untuk memberitahukan kapada publik apa adanya dan berdasarkan fakta peristiwa yang benar terjadi. Disini jelas bahwasannya kegiatan yang dilakukan oleh citizen journalism tercermin adanya tujuan moral yang ingin diberikan, dimana para citizen journalism itu dimotivasi oleh hasrat untuk memberikan kebenaran informasi berdasarkan fakta yang terjadi, menunjukkan adanya sebuah kesalahan yang selama ini terkadang diberikan pekerja media umumnya, selain itu kegiatan yang dilakukan citizen journalism adalah untuk mengajak publik dalam berperan serta aktif memberikan informasi. Setiap tayangan yang menampilkan liputan informasi berita dari citizen journalism memiliki keunggulan tersendiri dalam formatnya, dimana keunggulan utama dalam tayangan ini sudah sangat jelas bahwa isi pesan yang disampaikan dalam karya citizen journalism itu sendiri memberikan pembeda dari tayangan pada format lainnya, misalnya dengan tayangan Metro Xin Wen lebih mengutamakan citizen journalism itu sendiri yang melaporkan informasi mulai dari pengolahan kalimat hingga siaran yang diberikan terkadang secara langsung dibawakan citizen journalism secara langsung, sedangkan Metro Xin Wen tayangan infomasi berita mandarin yang disiarakn oleh presenter program Wide shot sendiri. Format acara dalam program Wide Shot Metro Tv dipandu oleh tiga orang presenter dimana dalam setiap tayangannya program ini mengutamakan tayangan citizen journalism dalam setiap siarannya sehingga setiap segmennya dalam alurnya 66 dapat berubah mengikuti mengikuti informasi lebih menarik dari citizen journalism itu. Waktu tayangnya setiap hari mulai pukul 13.00-17.00 WIB dengan durasi 15 menit termasuk commercial break dengan satu segmen diskusi publik dan satu segmen mengenai informasi berita mandarin. Komposisi tersebut membawa perbedaan tayangan program ini dengan program berita lainnya yang juga terdapat keunggulan dan kekurangan pada program ini. Keunggulan tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV 1. Dengan mengusung konsep citizen journalism pada programnya dan memberikan informasi berita dari citizen journalism dalam tayangannya bisa dikatakan merupakan terobosan pertama yang dilakukan dunia televisi berita. 2. Program Wide Shot Metro TV memberikan wawasan baru terhadap penonton mengenai siaran yang diberikan seperti informasi berita dari citizen journalism secara tidak langsung memberikan pemahaman mengenai dunia jurnalistik dan tayangan mandarin dalam salah satu segmennya yang membuat penonton untuk mengetahui pendidikan bahasa mandarin secara langsung. 3. Acara Wide Shot Metro TV merupakan program berita televisi pertama yang berdurasi lebih dari satu jam bisa dikatakan berani dalam siarannya dikarenakan jam tayang yang menyita waktu membuat redaksi harus berpikir lebih kreatif dalam setiap tayangannya. Metro TV dalam setiap program beritanya menampilkan sesuatu yang berbeda dari televisi lainnya, program barunya yang lebih dahulu dari televisi lain membawa 67 kelebihan tersendiri pada televisi ini. Salah satunya program Wide Shot yang dalam penyajiannya dikemas secara smart, dimana terlihat dari bagaimana para presenter dalam membawakan siarannya yang begitu menarik. Kelemahan tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV 1. Kekurangannya adalah pada tayangan citizen journalism, dimana informasi dalam siaran Wide Shot terkadang tidak setiap harinya menayangkan liputan dari para citizen journalism sehingga membuat keraguan terhadap pewarta citizen journalismnya. 2. Siaran waktunya yang merupakan jam saat sebagian masyarakat melakukan aktifitasnya membuat sebagian orang kurang mengetahui tayangan yang memberikan nilai lebih pada program ini. Tayangan pada program Wide Shot banyak yang memberikan nilai positif ditengah-tengah masyarakat, namun melihat jam tayangnya yang menyita waktu sehingga setiap tayangan pada program ini kurang diketahui oleh sebagian mayarakat. Dalam waktu kurang lebih empat jam itu wide shot memiliki beberapa segmen yang menarik diantaranya: 1. Jendela Dunia, segmen ini membahas mengenai berita seputar informasi dari mancanegara, misalnya kemenangan kedua presiden Amerika Serikat Barack Obama. Tujuan dari segmen ini untuk memberikan pengetahuan lebih luas terhadap masyarakat seputar dunia internasional agar masyarakat tidak hanya mengetahui peristiwa yang terjadi di Indonesia saja. 68 2. Public Corner, segmen ini lebih ke dialog dengan orang yang ahli pada bidangnya, misalnya politik. Membahas bagaimana politik yang terjadi sekarang mengeni korupsi, penyalahgunaan wewenang dan lain sebagainya. 3. Top Ten, segmen ini lebih ke hiburan masa tayangnya juga masih terbilang muda karena baru hadir pada awal Januari 2013. Pembahasannya mengenai tangga lagu Internasional yang sedang dinikmati oleh para pecinta music. Tujuan dari segmen ini lebih ke hiburan karena wide shot merupakan program yang tidak terfokus ke suatu berita headline namun ada pula beberapa segmen hiburan. 4. Xinwen, segmen ini salah satu segmen yang menarik karena dalam segmen ini penonton diajak untuk belajar bahasa Mandarin. Ada sesi interaktif dengan pemirsa di rumah, itu bertujuan agar penonton menguasai bahasa asing. 5. Sport, segmen ini memberikan informasi mengenai seputar berita olahraga baik lokal maupun internasional. Semua informasi berita yang ditayangkan Wide Shot Metro TV lebih banyak menayangkan berita yang bersifat positif, edukatif dan informatif sehingga cocok untuk ditonton siapapun dengan profesi apapun baik itu remaja maupun dewasa. Informasi seperti mengenai berita unik, berita olahraga, berita ekonomi dan bisnis, berita politik, berita entertaiment, serta berita tentang kondisi up to date yang terjadi di dalam negeri. Serta beberapa program tayangan lain seperti tayangan musik dan bahasa Mandarin yang membuat acara ini lebih segar. Sehingga tidak heran bahwa 69 jenis berita yang dipadukan seharmoni mungkin oleh team kreatifnya sehingga tidak terkesan monoton dan membuat bosan penontonnya. Paling utama hadirnya tayangan ini adalah banyaknya nilai edukasi yang bisa ditangkap dalam setiap berita yang ditayangkan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian pada program Wide Shot Metro TV, maka hasil dari penelitian mengenai Implementasi Tayangan Citizen Journalism & Agenda Media pada program Wide Shot di Metro TV ditemukan oleh penulis bahwa Metro TV telah melakukan kerja dan mengimplementasikan citizen journalism dengan menerima informasi berita citizen journalism dari publik untuk program Wide Shot dengan cara melakukan penyeleksian berita tersebut dengan standarisasi apakah berita tersebut memiliki nilai berita yang layak tayang untuk dikonsumsi oleh penonton Metro TV, selanjutnya dalam penyeleksian tersebut Metro TV memiliki agenda media sendiri melalui kebijakan redaksi bahwa tayangan citizen journalism itu bertujuan bahwa Metro TV memberikan kontribusi pada masyarakat untuk pendidikan ilmu jurnalistik bagi masyarakat awam. Berdasarkan ingin turut berpartisipasi dalam perkembangan dunia teknologi dan informasi dengan mengaktualisasikan dirinya pada media dalam bentuk memberikan informasi yang berlandaskan fakta informasi bahwasannya setiap orang memiliki kualitas dalam hal memberikan informasi seperti yang dilakukan oleh jurnalis pada umumnya, aktifitas liputan yang dilakukan oleh citizen journalism terdapat unsur-unsur seperti warga biasa yang melakukan peliputan dan bukan wartawan professional, peka terhadap peristiwa yang terjadi serta informasi yang 70 71 diberikan berdasarkan fakta, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki kemampuan menulis dan melaporkan mengenai peristiwa yang terjadi, memiliki semangat berbagi informasi, dan dapat memanfaatkan teknologi yang dimiliki. Implementasi tayangan citizen journalism pada program Wide Shot Metro TV dari segi praktik ditemukan bahwa redaksi Wide Shot memiliki standar dalam setiap tayangannya mengenai citizen journalism, dimana informasi yang diberitakan citizen journalism harus merupakan karya citizen journalism itu sendiri secara langsung jika tidak demikian maka dapat dikatakan meragukan keaslian nilai dari citizen journalism itu sendiri. Sedangkan kriteria liputan citizen journalism dalam redaksi program Wide Shot Metro TV lebih menekankan kepada nilai sosial yang terdapat dari pesan yang diberikan oleh citizen journalism. Agenda media Metro TV dalam program Wide Shot Metro TV terhdap tayangan citizen journalism dalam hal ini sendiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan media pada umumnya yang mengadopsi informasi dari citizen journalism, perbedaan yang mendasar lebih kepada praktiknya saja, dimana dalam hal ini redaksi melakukan seleksi dari karya citizen journalism tersebut yang mana harus memiliki persyaratan terlebih dahulu. Metro TV memiliki sebuah agenda yang dikonsep dan dirancang berdasarkan kepentingan dan tujuan Metro TV itu tersendiri terhadap produk citizen journalism, Metro TV melakukan penyeleksian jenis, isi berita untuk ditayangkan di program Wide Shot diangkat berdasarkan isu atau peristiwa dari publik yang disesuaikan dengan agenda Metro TV itu sendiri, hal itulah dimaknai oleh McCombs dalam teori agenda settingnya bahwa agenda media sama dengan 72 agenda publik atau persepsi publik, oleh karena itu persepsi publik mengenai suatu isu, peristiwa yang terjadi di masyarakat tanpa disadari dibentuk oleh kepentingan atau agenda Metro TV itu sendiri. Keunggulan tayangan citizen journalism dengan program-program Wide Shot Metro TV lebih kepada redaksinya yang kreatif dalam menayangkan berita dari citizen journalism karena baru program ini yang mengangkat konsep citizen journalism pada televisi berita. Sedangkan yang menjadi kelemahan dalam tayangan ini adalah pada kurangnya tayangan informasi berita yang diberikan dari citizen journalism secara langsung dan paruh waktu tayang yang terlalu lama dalam televisi berita sehingga terkadang membuat tayangan ini terlihat membosankan. B. Saran 1. Sebagai suatu program berita yang rutin tayang setiap lima hari sekali redaksi Wide Shot agar meningkatkan isi siaran pada setiap penayangan programnya karena waktu tayang yang menyita sehingga masyarakat tidak merasa bosan dalam menyaksikan tayangan ini. 2. Hendaknya sebagi program yang mengusung konsep citizen journalism informasi berita yang diberikan oleh citizen journalism harus lebih banyak lagi sehingga program ini dapat menjadi media pembelajaran mengenai citizen journalism utama di masyarakat. 73 DAFTAR PUSTAKA Buku: Antoni. Riuhnya Persimpangan Itu, Profil dan Pemikiran Para Penggagas Kajian Ilmu Komunikasi. Solo: Katalog Dalam Terbitan (KDT), 2004 Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007 Afjani, Hasiono, Efek Psikologis Pemberitaan Media Massa Terhadap Khalayak Ditinjau Dari teori Peluru, Agenda Setting dan Uses And Gratification. A First Look At Communication Theory Fifth Edition Em Griffin Wheaton College Special Consultant: Glen McClish Sar Diego State University McGill Birowo, Antonious. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Gintanyali, 2004 Bungin, Burhan. Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika dan Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta: Kencana, 2005 Bowman, Shayne dan Chris Willis. We Media: How Audiences Are Shaping The Future Of News and Information, Reston, Va: the media center at the American press institute, 2003 David L. Protess. Agenda Setting Reading on Media, Public Opinion and Policymaking Northwestern University Maxwell McCombs University of Texas at Austin. New Jersey Hove and Londons: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers Hillsdale, 1991 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003 Gillmor, Dan. We The Media: Grassroots Journalism By the People for the People O’Reilly Media, 2004 HM, Zaenuddin. The Journalist: Buku Basic Wartawan Bacaan Wajib Para Wartawan, Editor, Dan Mahasiswa Jurnalistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007 74 Kusumaningrat, Hikmat. Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006 Kusumaningati, Imam FR. Jadi Jurnalis Itu Gampang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012 Kuswarno, Engkus. Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Kriantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007 Kurniawan, Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996 M. Romli. dkk. Kamus Jurnalistik Daftar Istilah Penting Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008 McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987 Nurudin. Jurnalisme Masa kini, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009 Nugraha, Pepih. Citizen Journalism Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012 Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005 Ruslan, Rosady. Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003 Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar Teori & Praktik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011 Severin, Werner J. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007 Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012 Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru, Ciputat: Kalam Indonesia, 2005 ………………… Filsafat dan Etika Komunikasi, Tangerang: Pustaka irVan, 2008 75 West, Richard dan Lynn H Turner. Pengantar Teori Komunikasi Edisi 3: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2008 Yudhapramesti, Pandan. Citizen Journalism sebagai Media Pemberdayaan Warga, Observasi, 2007 Internet: http://ruangdosen.wordpress.com/2012/12/13/citizen-journalism/ http://media.kompasiana.com http://en.wikipedia.org/ http://www.metrotvnews.com/ Sumber lain: Wawancara Pribadi dengan Syaifudin, Produser Wide Shot, Jakarta, 17 Desember 2012, Pukul 13.00 76 Hasil Wawancara Narasumber : Syaifudin Jabatan : Produser Program Wide Shot Metro TV Waktu Wawancara : Senin, 17 Desenber 2012, Pukul 13.00 WIB Tempat Wawancara : Gedung Metro TV lantai 2 1. Apa pendapat Redaksi Program Wide Shot Metro TV mengenai citizen journalism? Jawaban: Citizen Journalism adalah ketika sebuah media massa itu tidak mampu lagi mengupdate semua hal yang kecil-kecil sifatnya dengan informasinya di masyarakat maka setiap orang dengan segala kelebihannya dan dengan alat yang dia punya sekarang setiap orang bisa jadi seorang jurnalis. 2. Sejak kapan Program Wide Shot Metro TV mulai tayang? Jawaban: Melihat perkembangan dunia komunikasi dan informasi salah satunya dunia informasi seperti berita sehingga program ini (wide shot) lahir dengan mengambil konsep citizen journalism tersebut, mengapa mengambil konsep tersebut seperti yang sudah dijelaskan diatas, dimana dunia informasian kini semakin berkembang sehingga siapa saja dapat mampu memberikan informasi tersebut tanpa harus berlatar belakang pendidikan formal sekalipun dalam hal ini pendidikan ilmu jurnalistik. 3. Apa tujuan dari tayangan Program Wide Shot? 77 Jawaban: Sebenarnya tujuan dari program ini sendiri adalah memberikan edukasi mengenai citizen journalism itu sendiri kepada masyarakat, terlebih mengenai informasi yang bisa diberikan oleh siapapun tanpa harus berlatar belakang jurnalistik, jadi program ini tidak hanya memberikan informasi semata lebih lanjut kami berharap program ini menjadi pelopor perkembangan citizen journalism karena memang baru program ini yang menayangkan konsep citizen journalism secara langsung. Ke depannya kami (redaksi) mungkin dapat membentuk wadah atau komunitas citizen journalism sendiri tujuannya ialah mendapatkan dan memberikan informasi yang tadinya tidak didapatkan dari media pada umumnya namun didapatkan melalui komunitas ini. 4. Mengapa dalam Program Wide Shot Metro TV mengambil konsep citizen journalism? Jawaban: Zaman yang makin berkembang teknologi yang makin maju maka setiapmoment itu semua bisa diabadikan oleh siapa aja kan…? Nah teknologi yang maju tersebut salah satunya memunculkan media baru yang disebut sosial media, dengan sosial media tersebut orang bisa berbagi informasi satu sama lain baik menerima maupun menyampaikan pesan yang tidak terjadi pada media massa sebelumnya. Maka setiap orang dengan segala kelebihannya itu bisa membuat dan melaporkan berita atau disebut citizen journalism, hal itulah yang membuat kami (redaksi) mengambil konsep citizen journalism dalam program ini. 5. Apakah tayangan citizen journalism dalam Program Wide Shot Metro TV hanya sebuah jargon untuk menaikkan rating? 78 Jawaban: Dalam setiap program tidak munafik menginginkan rating yang terus menaik dari setiap tayangannya ya… untuk progam wide shot sendiri yang notabenenya program pertama di Indonesia yang berdurasi lebih dari satu jam dan tayangnya di waktu yang cukup menyita ide, dimana pada saat jam tersebut saat-saat orang sedang bekerja anak-anak sedang sekolah paling ada hanya ibu rumah tangga jadi kami (redaksi) dituntut bagaimana harus benar-benar menampilkan tayangan yang menarik yang membuat alur dalam setiap paruhnya diubah seperti tayangan citizen journalism tersebut. 6. Apakah ada kriteria dari Pewarta Citizen Journalism itu sendiri? Jawaban: Dalam hal ini citizen journalism yang melaporkan beritanya berlatar belakang dari kalangan apa saja ya dan kami (redaksi) menerima karya tersebut dari masyarakat yang berlatar belakang; anak SD, SMP, SMA, Mahasiswa, kalangan pekerja, bahkan ada yang dari ibu rumah tangga. Tetapi dari sekian banyak kiriman citizen journalism itu semua kebanyakan dari kalangan mahasiswa yang memberikan laporannya. 7. Bagaimana melakukan seleksi dari karya Citizen Journalism tersebut? Jawaban: Dalam melakukan seleksi dari beberapa karya citizen journalism tersebut kami tidak hanya melihat dari sisi menariknya saja, tetapi harus terdapat unsur beritanya yaitu 5w+1h baru setelah itu melakukan seleksi seperti gambar, tulisan teksnya, lalu setelah lolos tahapan itu semua kami hubungi untuk mempertanyakan kebenarannya karya itu seperti apakah sudah pernah dipublikasikan sebelumnyan. 79 8. Apakah dalam Program Wide Shot Metro TV benar-benar pewarta Citizen Journalism murni? Jawaban: Jelas sekali ya bahwa kiriman dari citizen journalism itu hasil dari liputan pewarta citizen journalism itu sendiri (asli), dikarenakan sesuai dengan konsep kami mengenai citizen journalism dan sebelumnya pun kami melakukan tahapan seleksi seperti yang dijelaskan sebelumnya. 9. Lantas, apakah ada campur tangan dari pihak redaksi terhadap hasil kiriman dari Citizen Journalism tersebut? Jawaban: Mengenai kiriman karya dari cirtizen journalism tersebut tidak ada campur tangan dari pihak redaksi baik mengenai konten maupun isi dari liputan citizen journalism itu sendiri, tetapi misalkan ada gambar yang menurut kami (redaksi) tidak perlu maka akan di edit namun tanpa mengubah konten dari karya citizen journalism itu sendiri. 10. Apa yang didapatkan Citizen Journalism tersebut, dari karya kirimannya? Jawaban: Terhitung sejak sebulan ini karya yang lolos dan ditayangkan program wide shot mendapatkan satu buah handycam, tetapi untuk sebelumnya setiap hasil kiriman citizen journalism yang lolos hanya mendapatkan souvenir saja, nah mengenai kedepannya kami (redaksi) ingin membuat komunitas sehingga laporan-laporan dari karya-karya citizen journalism yang belum tentu mendapat dari atau diketahui oleh orang dapat ditayangkan dalam program ini. 80 11. Dalam setiap tayangan pasti ada yang menarik, nah tayangan Wide Shot sendiri yang paling menarik menurut pemirsa? Jawaban: Tayangan program wide shot yang paling menarik ialah ketika berita dalam tayangan tersebut mengandung nilai sosialnya seperti laporan citizen journalism mengenai pedagang makanan keliling tuna rungu sehingga mendapatkan reaksi dari pemirsa dengan menghubungi kami (redaksi) untuk menanyakan mengenai kebenaran berita tersebut dan keberadaan dari si pedagang itu sendiri bahkan pemerintah setempat pun akhirnya ikut bereaksi membantu dengan cara menyumbang pedagang tersebut. 12. Bagaimana dengan Segmentasi penonton terhadap tayangan Program ini? Jawaban: Kami (redaksi) pada saat program ini tayang menginginkan segmentasi kirakira berumur 20-30 tahunan ya kira-kira umur produktif. Tetapi pada kenyataannya saat kami melakukan survey penonton tayangan kami lebih banyak dikisaran umur 40 tahun. KEMENTERIAN AGAMA ..,#tutu. ,6ftii.ffib* UNIVERSITASISLAM NEGERI(UIN) ,u61$"Ii"};;"fu,., SYARIFHIDAYATULLAHIAKARTA * #Afo.'%i , t*ffiWw i rnxuLTAS ILMU DAKwAH DAN ILMU KoMUNIKASI Telepon/ Fax : (021')7432728/ 74703580 E-mail:[email protected] Website:m.fdkuiniakarta.ac.id. Jl. Ir. H. Juanda No. 95 CiputatT54I2lndonesia l N o n r o :r U n . OI/F 5 /K M.Ol 3 WU Lamp :1(satu)bundel Ilal : BimbinganSkripsi Jakata.9 Oktober2012 i 20^2 KepadaYth. RachmatBaihaky,MA DosenFakultasIlmu Dakwahdan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta Assalamu'alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswaFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakartasebagaiberikut, Nama Nomor Pokok Jurusan/Konsentrasi Semester Judul Skripsi MuhamadAgil Aliansyah 1080s10003443 Komunikasidan PenyiaranIslam (KPI) / Jurnalistik x ImplementasiJurnalismeWargaDalam Program" Wide Shot" Di Metro TV. Kami harap kesediaannyamembimbing mahasiswatersebut dalam penyusunandan penyelesaianskripsinyapadawaktu yang tidak terlalu lama. Atas perhatiandan kesediaannyakami mengucapkanterima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Nl, i bant{ Dekan Bidang Akademik ffahidinSaputra, 9700903199603I Tembusan: 1. Dekan 2. Ketua KonsentrasiJurnalistik FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITASISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA FAI(ULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax : (027)7432728/ 74703580 Jl. Ir. H. Jualda No. 95 Ciputat Website:wnu.fdkuinjakarta.ac.id,E-nuil : [email protected] 15412 Indonesia 3l I YY3n|n Nomor: Un.01/F5/KM.0l Jakarta,.d September2012 Lamp. : : Permohonan Penelitian/Wawancara Hal Kepada Yth. Assalamu'alaikumWr. wb. Dengan hormat kami sampaikanbahwa mahasiswaFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Svarif HidavatullahJakartadi bawahini : Nama NIM Jurusan Semester MuhamadAgil Aliansyah I 100034 10805 Komunikasidan PenyiaranIslam (KPI) / Jurnalistik x bermaksud melaksanakan penelitian/wawancaraberjudul Implementasi Jurnalisme Wergo" tlaiam Program "Wirl-, Shot" di Metro TV. Penelitian/wawancaratersebut dalamrangkapersiapanpenulisanskripsi. Sehubunganclenganitu kami memohonkepadaBapak/lbu/Sdr.'kiranyaberkenan climaksud. menerimamahasiswakami tersebutdalampenelitian/wawancara Atas perhatiandan perkenannyakami mengucapkanterima kasih. l4/assalamu' alaikum Wr. lYb. bhan, MA I 004 l l0 199303 Tembusan: l. PembantuDekanBidangAkadernik 2. KetuaKonsentrasiJurnalistik IImu Komunikasi Fakultasllmu Dakwah dar-r :q merRffirn INDONESIA PT,MEDIATELEVI5I J l .P i l a rM a s R a Y aK a v .A - D Kedoya- Kebon Jeruk J a k a r t a1 15 2 0 - I n d o n e s i a F +6221,583A0077 F +6221-58300066 SURATKETERANGAN Yangbertandatangan di bawah ini: Nama HennyPuspitasari Jabatan PR& PublicityManager NamaPerusahaan PT.MediaTelevisilndonesia(METROTV) AlamatPerusahaan Jl. PilarMas RayaKav.A-D Kedoya,Kebonieruk JakartaBarat11520 Menerangkanbahwa mahasiswaUniversitaslslam Neger'(UlN) SyarifHidayatullahJakartadi bawahini: Nama AgilAliansyah : Muhamad Nomor Indr-rkMahasiswa : 108051100034 Jurusan/ BidangKajian lslam{KPl)/iurnalistik danPenyiaran : llmuKomunikasi Telah melaksanakanpenelitiandan pengumpulandata dalam penyusunanskripsiyang berjudul olmpelementasilurnalisme Warga Dalom Program 'Widesho( di Metro TV'. Demikian surat ini kami buat untuk, atas perhatian dan kerjasamaBapak/lbu,kami ucapkan terima kasih. Jakarta,17 Desember2AL2 Hormat kami, t"rrnrr*6-pit"rar{ PR& Publicity Manager