JURNAL SOSIOLOGI ANTROPOLOGI JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI DI LINGKUNGAN SEKOLAH (STUDI FENOMENOLOGI TENTANG ALASAN DAN DAMPAK PEMAKAIAN JILBAB OLEH SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SRAGEN) Oleh : ELISA LISDIYASTUTI K8409021 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI DI LINGKUNGAN SEKOLAH (STUDI FENOMENOLOGI TENTANG ALASAN DAN DAMPAK PEMAKAIAN JILBAB OLEH SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SRAGEN) ELISA LISDIYASTUTI Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Elisa Lisdiyastuti. K8409021. JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Fenomenologi Tentang Alasan dan Dampak Pemakaian Jilbab Oleh Siswi Kelas XI SMA Negeri 3 Sragen). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2015. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui alasan siswi kelas XI SMA Negeri 3 Sragen mengenakan jilbab di sekolah (2) dan untuk mengetahui dampak pemakaian jilbab pada siswi kelas XI SMA Negeri 3 Sragen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Strategi penelitian dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, informan yaitu siswi kelas XI SMA Negeri 3 Sragen yang menggunakan jilbab. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam dan observasi langsung. Dalam menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi data atau sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : (1) alasan pemakaian jilbab oleh siswi kelas XI SMA Negeri 3 Sragen sangatlah beragam, diantaranya karena syariat agama, motivasi dari lingkungan sekitar, untuk menunjang penampilan, dan karena adanya paksaan dari orang tua. (2) berbagai dampak yang ditimbulkan dari antusiasme siswi untuk mengenakan jilbab di sekolah, baik dampak positif maupun negatif. Adapun dampak positifnya adalah adanya pembentukan citra diri atau identitas diri bagi siswi yang mengenakan jilbab sebagai perempuan yang alim, terhormat dan mulia. Jilbab juga dapat memberikan ketenangan bagi siswi, siswi merasa lebih terjaga dirinya dari godaan laki – laki. Sedangkan dampak negatifnya adalah pemakaian jilbab yang tidak sesuai dengan syariat agama, beberapa siswi mengenakan jilbab secara “buka-tutup”atau tidak rutin (hanya di sekolah atau kegiatan tertentu saja), pemakaian jilbab tidak membangun keaktifan mereka dalam organisasi yang dapat mengembangkan pengetahuan mereka dalam bidang keagamaan. Pemakaian jilbab oleh para siswi ini merupakan sebuah peneguhan identitas yang dimilikinya. Mereka mengenakan jilbab untuk menunjukkan bahwa jilbab dijadikan sebagai identitas keagamaan, pemakaian jilbab sebagai suatu tindakan sosial, dan pemakaian jilbab membentuk identitas diri pada pemakainya. Kata kunci : identitas diri, jilbab, tindakan sosial PENDAHULUAN mengenakan jilbab bagi muslimah tertera Berbicara tentang pakaian sesungguhnya jelas dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab berbicara sesuatu yang erat kaitannya ayat 59. dengan diri kita (Barnard, 1996 : 6). Ini Di Indonesia sebelum era menunjukkan bahwa apa yang kita pakai reformasi, perempuan yang mengenakan dalam jilbab masih jarang ditemui. Karena pada keseharian kita dapat menggambarkan kepribadian dalam diri masa itu penggunaan jilbab kita. Pakaian yang kita gunakan membuat dianggap tabu oleh masyarakat. Kemudian pernyataan tentang diri kita. Bahkan jika pada awal tahun 1990-an, disertai dengan kita merupakan orang yang tidak peduli pemahaman agama soal pakaian, orang yang berada di meningkat, kesadaran lingkungan kita tentunya menafsirkan untuk mengenakan jilbab sebagai penutup bahwa kita sedang ingin menunjukkan aurat juga semakin meningkat. yang wanita masih semakin muslim sebuah pesan dari pakaian yang sedang Pada awal tahun 2000 trend jilbab kita kenakan. Cara berpakaian seseorang mulai menjamur di Indonesia. Fenomena tentu mencirikan penampilan fisik. Nilai- pemakaian jilbab kini tidak hanya di nilai tuntutan kalangan perempuan-perempuan muslim lingkungan, nilai kenyamanan, semua itu yang taat beragama saja, namun semakin mempengaruhi merambah ke seluruh lapisan masyarakat, agama, kebiasaan, cara kita berdandan (Mulyana, 2008: 29). baik Salah satu cara berpakaian yang berkaitan dengan nilai agama dan yang sering menjadi pusat perhatian adalah mengenakan jilbab. Jilbab adalah pakaian yang wajib hukumnya bagi perempuan muslim. Agamalah yang mewajibkan mereka untuk menutup aurat mereka dengan jilbab. Tentu saja dengan larangan seperti ini menjadikan alasan mereka mengenakan jilbab karena agama. Berjilbab adalah sebuah hukum dan syariat agama Islam yang berakar kuat dalam AlQur’an dan Sunnah Nabi SAW. Perintah yang aktif mengikuti kegiatan keagamaan maupun tidak, baik kalangan atas maupun kalangan menengah ke bawah. Jika dulu jilbab identik dengan kampungan, kini tidak lagi karena banyak sekali model-model jilbab dengan desain baru dan menawan. Jilbab menjadi trend baru yang begitu digandrungi oleh masyarakat semua kalangan. Pada masa sekarang bermunculan banyak (kerudung) fonemena khususnya pelajar. Banyak opini tentang pada jilbab kalangan yang terlontar mengenai perlu atau penting dan tidaknya sebuah kerudung bagi kaum hawa. Kini jilbab tidak hanya dikenakan pada saat sesuai menghadiri acara-acara keagamaan saja sekolah.Untuk warna harus polos, tidak namun merambah ke berbagai ranah boleh ada renda atau payet. Bentuk jilbab aktivitas kehidupan masyarakat. Saat ini harus segi empat, tidak boleh mengenakan jilbab sudah menjadi pemandangan yang jilbab langsung (jilbab yang langsung umum kita lihat di ruang-ruang publik. pakai). Hampir tidak ada satupun tempat, jadwal pemakaian Meskipun seragam penggunaan jilbab tidak merupakan salah satu syari’at dalam tersentuh jilbab. Di kantor-kantor, lembaga agama Islam, tapi penggunaan jilbab yang pemerintahan, rumah sakit, artis, pejabat dilakukan oleh para siswi tidak selalu negara, buruh, pengusaha semua telah sesuai dengan aturan-aturan penggunaan tersentuh oleh pemakaian jilbab. Bahkan jilbab yang benar sesuai syari’at agama jilbab juga mamasuki ranah pendidikan Islam. Banyak dijumpai para siswi yang mulai Sekolah menggunakan jilbab tak sesuai dengan Menengah Pertama, Sekolah Menengah aturan agama, misalnya menggunakan Atas dan Perguruan Tinggi. Selain itu juga jilbab hanya sampai di atas dada atau tidak terlihat peningkatan pemakaian jilbab oleh menutupi bagian dada. Selain itu jilbab siswi dari berbagai sekolah di wilayah yang Sragen, seperti di SMA Negeri 3 Sragen menerawang. kalangan atau dari lembaga Sekolah yang Dasar, yang bukan merupakan sekolah berbasis digunakan Seperti terlihat halnya tipis dalam atau trend agama Islam, sudah banyak siswinya yang pemakaian jilbab di SMA Negeri 3 Sragen, mengenakan jilbab pada waktu sekolah. meskipun sekolah tersebut bukan sekolah Di SMA Negeri 3 Sragen tidak ada berbasic agama Islam, pada umumnya peraturan yang mengharuskan siswinya siswinya memakai jilbab tidak dipakai mengenakan jilbab pada waktu sekolah. setiap hari, namun hanya dipakai pada saat Setiap mengenakan di sekolah saja. Di luar lingkungan sekolah pakaiannya di sekolah, dalam arti bebas mereka sudah melepas jilbab, sehingga untuk terkesan bahwa jilbab hanya sebagai media siswi berjilbab bebas atau tidak berjilbab. Namun, karena banyaknya siswi yang mengenakan jilbab di sekolah maka mempercantik diri. Berdasarkan latar belakang sekolah menganjurkan pemakaian jilbab masalah di atas, maka peneliti tertarik secara seragam. Jilbab seragam ini berupa untuk melakukan penelitian dengan judul warna jilbab yang disesuaikan dengan "JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI pakaian seragam yang mereka kenakan DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Fenomenologi Tentang Alasan dan dari pemakainya. Jilbab juga dapat Dampak Pemakaian Jilbab Oleh Siswi mencerminkan status sosial serta Kelas XI SMA Negeri 3 Sragen)". karakter seseorang. Dari jilbab yang dikenakan kita dapat melihat seseorang tersebut menganut agama apa dan METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pendekatan yang melihat fenomena-fenomena kehidupan yang masyarakat terjadi dan karakter seseorang tersebut seperti apa. Seseorang melihat jilbab akan di memiliki pemaknaan yang berbeda- meneliti beda, seperti yang diungkapkan oleh tentang masalah-masalah sosial yang informan terjadi di Data yang menafsirkan jilbab menjadi beragam digunakan dalam penelitian ini terdiri dari diantaranya, sebagai penutup aurat, data primer, yaitu data yang diperoleh perlindungan melalui wawancara dengan narasumber penampilan, guru dan siswi, dan data sekunder yaitu kepribadian seseorang. Dari pernyataan data pendukung berupa arsip dan dokumen tersebut dari sekolah. Teknik pengambilan sampel berikut : yang digunakan yaitu teknik purpossive a. Penutup aurat masyarakat. dalam penelitian diri, menunjang identitas dapat ini dan dijelaskan cermin sebagai sampling. Sedangkan teknik pengumpulan Jilbab dikenakan untuk menutupi data dengan cara observasi, wawancara tubuh terutama bagian-bagian yang dan dokumentasi. Dalam menguji validitas tidak data, kepada lawan jenis. peneliti menggunakan metode triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Tahapan analisis interaktif seharusnya diperlihatkan b. Perlindungan diri Dengan mengenakan penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian seseorang akan data dan penarikan gangguan binatang, kecelakaan yang kesimpulan atau verifikasi. HASIL terlindung jilbab dari tidak terduga, atau bahkan gangguan PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Jilbab sebagai identitas keagamaan dari manusia lainnya (lawan jenis). c. Penunjang Penampilan Jilbab dapat digunakan untuk Jilbab merupakan pakaian penutup menunjang penampilan seseorang aurat bagi kaum hawa yang beragama agar terlihat indah, anggun dan lebih Islam. Jilbab yang dikenakan oleh menarik sehingga dapat menambah seseorang dapat menjadi cerminan diri rasa percaya diri dan rasa nyaman. d. Cermin kepribadian Jilbab dapat dirinya berdasarkan keanggotaan dalam digunakan untuk suatu kelompok sosial. Seorang siswi mengartikan kepribadian seseorang. akan mendefinisikan dirinya sebagai Orang muslimah, sehingga ia akan mematuhi yang religius biasanya mengenakan jilbab yang lebih besar peraturan dan lebar. Orang yang ceria biasanya mengenakan jilbab yang sesuai dengan suka memakai jilbab yang warna- ajaran agama Islam. warni dan mencolok. yang ada, misalnya Menurut Weber ( George Ritzer, e. Identitas 2010 : 137) bahwa tindakan sosial Identitas merupakan suatu ciri atau dibagi menjadi 4, yaitu yang pertama, sifat yang adalah rasionalitas sarana-tujuan, atau yang tindakan yang ditentukan oleh harapan khas dari membedakannya sesuatu dengan lainnya. Menurut Atwater (1987) terhadap menyebutkan bahwa “konsep diri lingkungan dan perilaku manusia lain; adalah keseluruhan gambaran diri, harapan – yang meliputi persepsi seseorang sebagai syarat tentang diri, perasaan, keyakinan, mencapai tujuan – tujuan actor lewat dan nilai-nilai yang berhubungan upaya dan perhitungan yang rasional. dengan dirinya”. Identitas dipandang Yang kedua adalah rasionalitas nilai, melalui atau tindakan yang ditentukan oleh bentuk ekspresi dari representasi berbagai yang dapat perilaku harapan objek ini atau dalam digunakan sarana untuk keyakinan penuh kesadaran akan nilai – dikenali oleh orang lain dan kita perilaku sendiri. Identitas bisa dimaknai dari religious atau bentuk perilaku lain, yang berbagai latar belakang misalnya terlepas dari prospek keberhasilannya. cultural, gender, profesi, negara dan Yang juga pakaian yang dikenakan. ditentukan oleh kondisi emosi actor. Identitas dibagi mejadi dua, yaitu perilaku ketiga, Keempat, etis, tindakan tindakan estetis, afektual tradisional identitas personal dan identitas sosial. ditentukan oleh cara bertindak actor Pada identitas personal atau identitas yang biasa dan telah lazim dilakukan. diri, seseorang akan mendefinisikan Dalam penelitian ini alasan dirinya berdasarkan atribut atau trait pemakaian jilbab oleh para siswi di yang dengan SMA Negeri 3 Sragen lebih dominan orang lain. Sedangkan pada identitas karena alasan rasionalitas nilai, mereka sosial, seseorang akan mendefinisikan menganggap membedakan dirinya bahwa berjilbab merupakan perintah dari agama yang mengenakan jilbab itu merupakan mereka siswi anut (Islam) yang harus dijalankan dengan keyakinan penuh kesadaran akan nilai yang mereka anut. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pengertian identitas jilbab dapat beragama Islam (muslimah). 2. Pemakaian jilbab sebagai tindakan social sebagai keagamaan yang Ketika individu memutuskan untuk mengenakan jilbab maka akanada dikelompokkan menjadi wujud simbol beberapa alasan yang melatarbelakangi identitas yang konkrit dan abstrak. individu tersebut untuk mengenakan a) Pengertian wujud simbol identitas jilbabnya. Berdasarkan hasil observasi konkrit dan wawancara yang telah dilakukan Jilbab sebagai simbol identitas yang oleh konkrit dapat dilihat dari model menunjukkan jilbab yang dikenakan oleh siswi. keberagaman alasan dalam pemakaian Siswi yang mengenakan jilbab yang jilbab di kalangan siswi SMA Negeri 3 besar, lebar dan menutup sampai Sragen. Alasan dari pemakaian jilbab bagian dada (jilbab syar’i) serta tersebut bermacam - macam yang mengenakan pakaian yang tidak bersifat internal dan eksternal. Alasan – ketat bisa dikatakan sebagai orang alasan tersebut antara lain karena yang religius. Seorang siswi yang adanya kesadaran syariat beragama, mengenakan jilbab biasa saja (tidak untuk menunjang penampilan, adanya sesuai syar’i) bisa dikatakan bukan dorongan orang yang religius dan mungkin seperti orang tua, teman dan guru serta saja hanya mengikuti trend yang adanya paksaan dari orang tua. sedang marak di lingkungan sosial mereka. peneliti dari para bahwa siswi terdapat lingkungan sekitar Meskipun sebagian besar siswi di SMA b) Pengertian wujud simbol identitas terhadap Negeri 3 Sragen telah mengenakan jilbab di sekolah, akan abstrak tetapi Jilbab sebagai simbol identitas yang keragaman dari model jilbab sebagai abstrak bisa dilihat bahwa pada akibat adanya keragaman alasan dalam dasarnya berjilbab itu merupakan pemakaian jilbab oleh para siswi. kewajiban setiap muslimah untuk Alasan dalam mengenakan jilbab sangat menutup auratnya. Sehingga bisa berpengaruh dalam model jilbab yang dikatakan dikenakan bahwa siswi yang peneliti oleh juga para menemukan siswi dalam kehidupan sehari – hari sehingga Dalam kehidupan sehari – hari, melahirkan adanya pengelompokan atau para siswi yang mengenakan jilbab klasifikasi model jilbab di kalangan dengan alasan untuk mengikuti syariat para siswi. Pemakaian jilbab di SMA agama, akan selalu senantiasa untuk Negeri 3 Sragen bukan merupakan hal menutup auratnya atau menggunakan yang wajib atau diharuskan bagi siswi jilbabnya setiap hari dimanapun mereka yang hal berada, baik di sekolah, di rumah demikian merupakan sebuah anjuran maupun di lingkungan tempat mereka dimana kebebasan tinggal sehingga jilbab menjadi bagian memilih untuk mengenakan jilbab atau dari hidup mereka. Bagi mereka, syariat tidak. agama merupakan aturan atau nilai dan beragama siswa tetapi memiliki Beberapa subyek mengemukakan mengenakan Islam penelitian norma yang harus dipatuhi oleh mereka dalam dalam kehidupan sehari – hari sebagai yang seorang perempuan yang memeluk alasannya jilbab. Alasan bersifat internal atau berasal dari dalam agama diri sendiri biasanya dilakukan karena dilakukan oleh para siswi tersebut adanya kesadaran yang muncul dari dikarenakan adanya keinginan untuk dalam diri sendiri. Pemakaian jilbab berperilaku sesuai dengan nilai dan dilakukan dengan cara – cara yang norma yang dianutnya. sesuai dengan perintah agama. Bagi (Islam). Tindakan yang Pemakaian jilbab merupakan sebuah mereka, pemakaian jilbab dilakukan tindakan sosial untuk menjalankan perintah agama, individu, bukan untuk mengikuti tren mode jilbab dijelaskan dengan menggunakan teori masa kini atau hanya sekedar ikut – tindakan sosial yang dikemukakan oleh ikutan Max Weber. teman untuk berjilbab. Kesadaran mereka tentang hal tersebut yang dilakukan oleh tindakan Dalam tersebut fenomena dapat tersebut, berpengaruh terhadap bagaimana cara pemakaian jilbab oleh para siswi dapat mereka dijelaskan pengguna mengenakan jilbab ini jilbab. tidak Para menggunakan konsep terlalu tindakan rasionalitas nilai. Tindakan terpengaruh oleh mode jilbab yang para siswi dalam mengenakan jilbab sedang menjadi tren pada saat itu didasarkan pada adanya nilai – nilai karena mereka hanya menggunakan tertentu yang dianut oleh para siswi jilbab sederhana yang dapat menutup tersebut. aurat mereka. merupakan suatu nilai yang bersifat Menggunakan jilbab religious karena didasarkan pada syariat dipengaruhi oleh adanya motivasi atau atau ajaran agama Islam. Pemakaian dorongan yang berasal dari luar diri sendiri jilbab tersebut dianggap sebagai suatu seperti dari anjuran orang tua, mayoritas kewajiban memang atau keharusan yang teman – teman berjilbab maupun adanya harus dijalankan oleh anjuran dari guru ngaji atau guru sekolah. Para Lingkungan sekitar dapat menjadi pemicu perempuan informan beragama yang berdasarkan Islam. mengenakan kesadaran jilbab yang mendorong siswi untuk pribadi, menggunakan jilbab sehingga keinginan memiliki tujuan dalam mengenakan siswi untuk mengenakan jilbab semakin jilbab yaitu agar dapat menjadi seorang menguat. Menguatnya keyakinan untuk perempuan berjilbab yang alim, mulia dan juga dipengaruhi adanya terhormat sesuai dengan nilai – nilai kesamaan nilai – nilai yang dianut. Selain agamanya (Islam). Beberapa informan adanya motivasi dari pihak – pihak luar, mengemukakan mengenakan nampaknya dalam mengenakan jilbab identitas terdapat siswi yang beralasan karena keislaman seorang perempuan. Hal dipaksa oleh orang tua. Adanya dorongan tersebut menggambarkan adanya suatu dari luar dan adanya paksaan merupakan bentuk suatu bentuk control sosial yang dapat jilbab bahwa mencerminkan peneguhan identitas yang ditunjukkan melalui simbol agama yaitu memberikan jilbab. Perempuan yang mengenakan sehingga individu jilbab juga akan dipandang sebagai tanggung jawab perempuan yang alim, mulia, dan sosialnya. Hal terhormat. menyebabkan individu untuk mengenakan Anggapan bahwa para pemakai jilbab merupakan perempuan yang alim, mulia menggambarkan pembentukan dan pada individu memiliki perasaan terhadap lingkungan tersebutlah yang jilbab. terhormat Di sisi lain, pemakaian jilbab bagi suatu para siswi dikarenakan adanya alasan pada bahwa adanya identitas tekanan diri individu. jilbab dapat menunjang penampilan bagi para pemakainya. Selain mengenakan jilbab karena Dalam hal ini subyek penelitian adanya kesadaran akan perintah dalam mengenakan jilbabya dengan tujuan agamanya, terdapat alasan lain secara ingin penampilannya terlihat modis, eksternal yang mendorong para siswi cantik dan menarik. Selain itu, jilbab untuk mengenakan jilbab. Alasan dalam juga pemakaian seseorang jilbab para siswi juga dapat menutupi sehingga kulit tubuh membuatnya menjadi lebih putih dan tidak mudah mengenakan jilbab merupakan hal yang hitam. Hal ini sangat dipengaruhi oleh berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. nilai – nilai yang melekat di dalam Alasan dan tujuan dalam mengenakan masyarakat bahwa orang yang berkulit jilbab putih dianggap lebih cantik dan menarik fenomena meskipun pada dasarnya setiap warna identitas bagi diri seseorang dalam kulit tidak ada bedanya. kehidupan Keadaan memunculkan baru adanya yang sosial. suatu menciptakan Berdasarkan seperti ini sangat membawa pengaruh fenomena tersebut maka pemakaian bagi siswi dalam gaya berjilbabnya jilbab di kalangan siswi SMA Negeri 3 hingga muncul fenomena jilbab “buka- Sragen menjadi sebuah realitas sosial tutup”. Jilbab hanya sekedar dipakai yang merupakan suatu bentuk tindakan saat sekolah atau dalam acara – acara sosial tertentu. Fenomena jilbab “buka-tutup” pembentukan identitas diri siswi serta menunjukkan bahwa jilbab dipakai meneguhkannya. sebagai bentuk sehingga tidak tingkat trend lagi keislaman atau mode mencerminkan berakibat dalam 3. Pembentukan identitas diri pada pemakai jilbab Para Setiap siswi yang berjilbab di SMA alasan Negeri 3 Sragen memang memiliki demikian memiliki tujuan agar bisa pandangan yang berbeda – beda tentang disebut sebagai perempuan yang cantik, jilbab, baik dari segi latar belakang atau menarik dan modis. alasan berjilbab, model jilbab yang pengguna jilbab seseorang. dan dengan Berkaitan dengan alasannya, maka pemakaian seseorang penggunaan jilbab yang benar sesuai memiliki maksud atau tujuan tertentu dengan standar agama (syar’i). Meski seperti mengenakan jilbab karena ingin demikian setiap siswi di SMA Negeri 3 terlihat modis atau menarik, ingin Sragen menjalankan ingin diatur oleh tata tertib sekolah sehingga menjadi putih, ataupun ingin menuruti dalam model jilbab yang digunakan di keinginan orang tua. Dalam hal ini, sekolah beberapa untuk perbedaan yang mencolok. Jilbab yang tidak dikenakan di sekolah harus mengikuti dari peraturan – peraturan tertentu yaitu orang tersebut untuk mengenakan jilbab harus polos, tidak boleh berhias payet, sehingga antara alasan dan tujuan dalam manic ataupun berrenda. Jilbab yang mengenakan jilbab bagi dipakai maupun dengan bagaimana cara syariat alasan agama, individu jilbab langsung menunjukkan secara tujuan dalam tidak menggunakan terlalu jilbab memiliki digunakan juga harus jilbab yang pemakaian jilbab merupakan hal yang dipasang diperintahkan dengan menggunakan oleh agama Islam pengunci di bagian dagu seperti peniti sehingga jilbab tersebut dapat menjadi ataupun sebuah jarum penthul karena symbol status penggunaan jilbab model langsungan menunjukkan tidak diperbolehkan di sekolah. Aturan yaitu sebagai perempuan muslim. Jilbab – aturan yang diberlakukan di sekolah merupakan suatu bentuk symbol agama mengenai tata cara dalam menggunakan dimana jilbab adalah nilai – nilai dan norma bentuk praktik keagamaannya (Islam). yang merupakan sebuah fakta sosial identitas yang penggunaan pemakainya jilbab adalah Pandangan yang berbeda – beda yang berada di luar individu tetapi mengenai sangat mempengaruhi perilaku individu berpengaruh pada model jilbab dan cara tersebut. pemakaian jilbab. model jilbab yang Pada dasarnya setiap orang akan memiliki alasan tersendiri dalam aurat digunakan oleh mencerminkan juga sangat seseorang ajaran dapat Islam yang memutuskan untuk memakai jilbab. dijalankan oleh orang tersebut. Bagi Meskipun pandangan mengenai hakikat orang – orang yang menggunakan jilbab jilbab memiliki beberapa penafsiran sesuai dengan syariat agama yang benar yang berbeda - beda, akan tetapi secara maka akan menggunakan jilbab yang umum jilbab diartikan sebagai kain terulur penutup aurat bagi perempuan. Jilbab Perempuan merupakan penutup aurat yang dapat menggunakan menunjukkan sangat identitas bagi hingga – menutup dada. perempuan yang jilbab menjaga semacam dirinya ini dalam pemakainya. Berkaitan dengan identitas pergaulan, mereka akan sangat berhati – diri, Watson mengemukakan bahwa hati dalam bergaul. Bagi mereka jilbab ”identitas merupakan suatu konsep tidak hanya dipakai untuk menutup yang kompleks, di dalamnya terdapat tubuh saja melainkan sebagai suatu identitas bentuk praktik kegamaan yang wajib individu yang terhubung dengan identitas kelompok sebagai untuk dijalankan dalam kehidupan bagian dari karakteristik-karakteristik sehari – hari. Jilbab merupakan suatu umum seperti nasionalitas, gender, bentuk tanggung jawab bagi perempuan sosial ekonomi, keluarga, agama, etnis muslim yang harus diiringi dengan dan budaya” (2007: 269). Seperti yang perilaku yang senantiasa selalu menjaga telah kita ketahui sebelumnya bahwa diri dalam koridor – koridor agama seperti dengan menjalankan kewajiban identitas keislaman seorang perempuan. agama dengan baik. Model jilbab yang Seperti yang kita tahu bahwa dalam digunakan oleh kelompok ini sangat pemakaian jilbab, masyarakat memiliki sederhana, pada umumnya tidak terlalu latar belakang alasan yang berbeda – banyak menggunakan asesoris yang beda. mencolok. berbagai macam karakter atau model Meskipun seorang beragama Islam tetapi Hal tersebut menimbulkan perempuan jilbab yang dikenakan pula. Dalam dia perkembangannya kini tidak jilbab tidak menggunakan jilbab, maka orang lain hanya berkaitan dengan hal – hal yang tidak akan tahu apakah perempuan bersifat agamis saja tetapi juga disarati tersebut beragama Islam atau tidak, dengan adanya aspek sosial budaya. tetapi jika perempuan menggunakan Selain jilbab maka sudah dapat dipastikan keagamaan, penggunaan jilbab juga bahwa adalah dipengaruhi oleh aspek sosial budaya. seorang muslim sehingga jilbab yang Kini pemakaian jilbab juga karena dipakaianya meneguhkan identitasnya adanya keinginan untuk memberikan sebagai seorang muslimah (perempuan kesan penampilan yang menarik, modis Islam). Hal tersebut sesuai dengan dan cantik. Bagi kelompok tertentu pernyataan yang telah dipaparkan oleh jilbab memiliki nilai yang sacral karena beberapa jilbab hal tersebut merupakan bagian dari menunjukkan identitas mereka sebagai ibadah dalam perintah agama. namun di perempuan Islam. Selain itu para kalangan tertentu jilbab memiliki nilai pemakai jilbab juga dianggap sebagai budaya perempuan yang alim, taat pada agama, pengguna jilbab dalam kelompok ini, mulia, dan terhormat sehingga jilbab ingin dianggap menjadi perempuan yang dipakai oleh seseorang dapat yang cantik, menarik dan juga modis. menjadi sebuah penanda atau symbol Pemakaian jilbab kini tidak hanya yang merepresentasikan karakteristik memiliki nilai atau makna yang sacral identitas kolektif dari nilai – nilai dan tetapi kian bergeser pada hal yang norma – norma serta perilaku sosio- bersifat profan yang terlihat dari cara kultural kelompok pemakainya. siswi berjilbab tetapi tidak sesuai perempuan tersebut informan Seiring bahwa perkembangan merefleksikan dan juga symbol estetika. Para zaman, dengan syariat agama, memakai jilbab ternyata jilbab kini tidak hanya menjadi dengan sekedarnya, jilbab yang dipakai sebuah tidak symbol yang menunjukkan menutup dada dan bahkan pemakaiannya hanya pada saat - saat SMA Negeri 3 Sragen. Siswi - tertentu saja. siswi Berdasarkan hal tersebut diatas pemakai jilbab tersebut mengenakan jilbab dengan alas an bahwa syari’at agama, karena adanya hanya motivasi dari lingkungan sekitar, menunjukkan identitas budaya atau untuk menunjang penampilan, dan sebagai karena adanya paksaan dari orang maka dapat penggunaan disimpulkan jilbab symbol tidak yang bersifat keagamaan yang bersifat sakral seperti adanya pandangan perempuan berjilbab adalah perempuan agama tetapi juga menunjukkan adanya berbagai identitas lain yang dipengaruhi – nilai 2. Dampak pemakaian jilbab bagi yang terhormat, mulia, alim dan taat dalam perintah nilai tua. sosio cultural yang berkembang saat ini seperti adanya pandangan bahwa perempuan berjilbab adalah perempuan yang cantik, modis dan menarik. para siswi Pemakaian jilbab bagi para siswi kelas XI di SMA Negeri 3 Sragen membawa beberapa dampak. Adapun dampak positif adalah adanya pembentukan identitas diri bagi siswi yang memakai jilbab sebagai perempuan yang alim, terhormat dan mulia, jilbab juga dapat memberikan ketenangan bagi para siswi, para siswi juga akan mendapatkan nilai tambahan dalam PENUTUP Berdasarkan seluruh mata pelajaran agama Islam. Sedangkan pembahasan yang ada di dalam dampak negatif adalah masih ada beberapa penelitian ini, maka dapat ditarik siswi yang menggunakan jilbab tanpa kesimpulan fenomena memandang syariat agama, penggunaan jilbab sebagai identitas diri, alasan jilbab “buka-tutup”, penggunaan jilbab siswi memakai jilbab dan dampak tidak sepenuhnya dapat mengembangkan pemakaian jilbab oleh siswi sebagai keaktifan berikut: keagamaan yang ada di sekolah (ROHIS). 1. Alasan pemakaian jilbab bagi SARAN mengenai siswi siswi dalam organisasi Dari hasil temuan data dan Berdasarkan hasil analisis terhadap alasan pemakaian penelitian diketahui bahwa terdapat jilbab keberagaman pemakaian jilbab bagi para siswi kelas XI jilbab di kalangan siswi kelas XI di SMA Negeri 3 Sragen, terdapat alasan dan dampak pemakaian beberapa hal yang dapat dijadikan syari’at masukan yaitu sebagai berikut: melakukan 1. Bagi siswi pemakai jilbab terhadap Apapun alasan atau motivasi pemakaian jilbab oleh para agama, serta pengawasan siswa-siswi di lingkungan sekolah. 3. Bagi masyarakat siswi, hendaknya pemakaian Masyarakat sebaiknya melihat jilbab dilakukan dengan cara antusisme oleh para siswi untuk yang dengan mengenakan jilbab ini sebagai sesuai hal yang positif. Fenomena syari’at benar sesuai agama dan dengan peraturan sekolah. 2. Bagi sekolah pemakaian jilbab di kalangan pelajar yang menjadi identitas Sekolah diharapkan melakukan diri untuk melihat sisi positif sosialisasi terkait penggunaan dari pemakaian jilbab yang jilbab yang benar sesuai dengan dikenakan peraturan sekolah dan sesuai diri. sebagai identitas DAFTAR PUSTAKA Al-Ghifari. (2005). Kudung Gaul (Berjilbab Tapi Telanjang). Bandung : Mujahid Barnard, Malcolm. (1996). Fashion sebagai Komunikasi : Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas dan Gender. Bandung : Jalasutra Bungin,Burhan. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Grafindo Persada Bungin, Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Calvin, S. Hall & Gardner, Lindzey. (1993). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta : Kanisius Cobb, J. Nancy. (2001). Adolence : Continuity, Change and Diversity. California : Mayfield Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Universitas Sebelas Maret, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta : UNS Press Detty Widiastuti. (2010). Konstruksi Sosial Pemakaian Jilbab. http://unib.ac.id/koleksi/Detty%20WAbstrak%20FISIP%20Agust.2010.pdf. Diakses pada tanggal 15 Februari 2015 Fitri, I & Khasanah, N. (2013). 110 Kekeliruan dalam Berjilbab. Jakarta : Al-Maghfiroh Hadari, Nawawi. (1998). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press Hariwijaya, M. & P. B. Triton. (2007). Pedoman Penulisan Ilmiah : Proposal & Skripsi. Yogyakarta : Oryza http://septakampang.blogspot.com/2006/01/fenomena-jilbab-dikalangan-remaja.html Diakses pada tanggal 12 Februari 2015) Moleong, J. Lexy. (1999). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Moleong, J. Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Ritzer, George. (2008). Teori Sosiologi. Yogyakarta : Kreasi Kencana Santrock, Jhon. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga Seifert, L. Kelvin & Hoffnung, R. J. (1994). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton Mitflin Company Shihab, M. Quraish. (2010). Jilbab Pakaan Wanita Muslimah. Jakarta : Lentera Hati Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Sulaiman, Ibrahim. (2010). Jilbab Gaul.http://onieahmad.blogspot.com/.Diakses pada tanggal 13 Februari 2015 Sutopo, H. B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya