respon mahasiswa komunikasi dan penyiaran

advertisement
RESPON MAHASISWA
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
TERHADAP METODE DAKWAH USTADZ ARIFIN ILHAM
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun oleh :
FAHRIZAL
NIM : 109051000193
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H
RESPON MAHASISWA
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM TERHADAP
METODE DAKWAH USTADZARIF,IN ILHAM
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Disusun oleh
:
FAHRIZAL
NIM:
109051000193
Pembimbing:
LDr. Sunandar,IVIA
NIP: 1962 0626 1994 031 002
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
TINIVERSITAS ISLAM
NE'
GERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/143s
H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
SKTiPSi YANg bCTJUdUI
..RESPON MAHASISWA
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN
ISLAM TERHADAP METODE DAKWAH USTADZ ARIFIN ILHAM''
tEIAh diUJiKAN
dalam sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, padatanggal 25 Februari2014. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.l.) pada .Iurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
akarta, 25 Februari 201 4
J
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang
n"
Drs. Jumroni" M.Si
NIP: I 9630515199203 1006
NIP:
I 97 08161997
032002
Anggota
Penguji I
Penguji 2
WatiNilamsari. M.Si
nuns Khairivah
NIP: 1 97 1 0 5201999032002
NIP: 1 972012520070120 I 8
Pembimbing
unandar
t96206261994031002
ABSTRAK
FAHRIZAL
109051000193
RESPON MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
TERHADAP METODE DAKWAH USTADZ ARIFIN ILHAM
Dakwah merupakan kewajiban setiap individu muslim kapan pun dan
dimana pun berada. Berdakwah tidak dapat dilaksanakan dengan asal-asalan,
melainkan harus dengan metode. Karena yang diseru adalah manusia yang
mempunyai pikiran dan pendirian. Dakwah juga merupakan kegiatan utama dalam
syiar Islam. Keberhasilan syiar Islam ditentukan pada keberhasilan dakwah.
Ustadz Arifin Ilham merupakan salah satu da’i yang populer di
masyarakat. Salah satu faktor yang menarik ratusan hingga ribuan jamaah karena
beliau dalam berdakwah bertutur kata baik, lembut dan banyak memberi nasehatnasehat kepada jamaahnya. Ciri-ciri dakwah tersebut termasuk dalam bentuk
metode dakwah mauidzah al hasanah. Dalam surat an-Nahl ayat 125, metode
dakwah terdapat tiga bentuk, yaitu bi al hikmah, mau’idzoh hasanah, dan
mujadalah.
Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa pertanyaan yang menjadi
rumusan masalah penelitian ini yaitu, bagaimana respon kognitif, afektif, dan
konatif mahasiswa KPI angkatan tahun 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap metode dakwah mauidzah al hasanah Ustadz Arifin Ilham?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori SOR yaitu
kepanjangan dari Stimulus-Organism-Respon menerangkan bahwa efek yang
muncul tergantung diterima atau ditolak. Komunikasi sendiri berlangsung jika ada
perhatian dari komunikan mengerti, mengolah dan menerimanya sehingga muncul
efek dengan wujud kesediaan merubah sikap.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa metode
dakwah Mauidzah al Hasanah yang digunakan Ustadz Arifin Ilham mampu
menghasilkan respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif yang baik pada
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011-2012.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmaannirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memeberikan nikmat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah SAW,
yang tidak pernah lelah mengajak umatnya kepada jalan kebenaran untuk
menyelamatkan umatnya di dunia dan di akhirat.
Alhamdulillah, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Terhadap Metode Dakwah Ustadz Arifin Ilham”. Walaupun cukup banyak
halangan dan rintangan yang dihadapi, baik itu bersifat malas, lalai dan lainnya.
Sungguh sebuah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini, walaupun penelitian ini mungkin masih banyak
kekurangan. Semua ini
dapat terwujud karena banyaknya dukungan serta
motivasi kepada penulis.
Untuk itu penulis mengucakan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed selaku Pembantu Dekan I bidang akademik,
Drs. Jumroni, M.Si selaku pembantu Dekan II bidang administrasi umum dan
Dr. Sunandar, MA selaku Pembantu Dekan III bidang kemahasiswaan.
2. Pembimbing skripsi, Dr. H. Sunandar, MA yang dalam kesibukannya beliau
masih berkenan untuk membimbing penulisan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Rachmat Baihaky, MA.
ii
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Umi Musyarofah,
MA.
4. Seluruh staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membantu mempermudah segala urusan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Pengurus dan staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang banyak
membantu penulis dalam mendapatkan bahan skripsi. Pengurus Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis
mendapatkan bahan dan memberikan tempat yang nyaman bagi penulis dalam
mengerjakan skripsi ini.
6. Orang tua tercinta, ayahanda Alm. H. Bahrudin dan ibunda Hj. Muanah. Serta
seluruh keluarga besar yang telah memberi dukungan penuh hingga selesainya
skripsi ini.
7. Kakak Aan Aulia Rahman, Dewi Pratiwi, Herdian, Alinda Jaya dan adik saya
Ahmad Bustomi yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk
menyelesaikan skipsi ini.
8. Dini Nurul Haq, Amd yang tidak lelah memberi semangat, dukungan dan
masukan saat terdapat kejenuhan dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal
sampai akhir.
9. Teman-teman KPI angkatan 2009 yang khususnya pada KPI F, Echa, Slamet,
Eron, Indra, Imam, Aryo, Amir, Rama, Abil, Ilham, Kamaludin, Anas, Ari,
Andhika, Afriza, Rizki, Ucim, Silvi, Finti, Yanti, Popi, Yunita, Tuti, kalian
sungguh luar biasa!
10. Teman-teman KKN EKSIS yang telah mengajarkan arti kebersamaan,
iii
kekeluargaan dan tanggung jawab.
11. Teman-teman Dep-Sel Matic Center, PONDSEL, dan J-RACING yang selalu
menghibur dan memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
semua pihak yang telah memberi bantuan kepada penulis walaupun tidak
disebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berdo’a dan berharap kepada Allah
SWT, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 4 Februari 2014
Fahrizal
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK
..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
5
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................
6
E. Metodelogi Penelitian ...............................................................
7
F. Sumber Data .............................................................................
12
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
13
H. Teknik Pengolahan Data...........................................................
14
I.
15
Sistematika Penulisan ...............................................................
TINJAUAN TEORI
A.
B.
Ruang Lingkup Respon ...........................................................
17
1. Pengertian Respon ...............................................................
17
2. Teori S-O-R .........................................................................
18
3. Macam-Macam Respon .......................................................
20
4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Respon .......................
20
Ruang Lingkup Dakwah ..........................................................
21
1. Pengertian Dakwah ..............................................................
21
2. Unsur-Unsur Dakwah ..........................................................
23
v
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sekilas Tentang Ustadz H. Muhammad Arifin Ilham ..............
34
1. Riwayat Hidup .....................................................................
34
2. Aktivitas Dakwah ................................................................
36
3. Watak dan Akhlak ..............................................................
40
4. Karya-Karya Ustadz Arifin Ilham ......................................
43
B. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDIKOM) ..............................................................................
44
1. Sejarah berdirinya FIDIKOM ..............................................
44
2. Visi dan Misi FIDIKOM .....................................................
45
3. Sejarah Singkat Jurusan KPI ...............................................
46
4. Visi dan Misi Jurusan KPI ...................................................
47
5. Tujuan dan Sasaran jurusan KPI..........................................
48
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA LAPANGAN
A. Identitas Responden .................................................................
51
B. Uji Validitas..............................................................................
54
C. Uji Reliabilitas ..........................................................................
55
D. Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Terhadap Metode Dakwah Ustadz Arifin Ilham ......................
BAB V
56
PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
57
B. Saran .........................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Komposisi Porsi Penarikan Sampel ....................................................10
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................49
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ......................................49
Tabel 4
Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Latar
Belakang
Pendidikan ...........................................................................................50
Tabel 5
Uji Validitas ........................................................................................54
Tabel 6
Uji Reliabilitas.....................................................................................55
Tabel 7
Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap
Metode Dakwah Ustadz Arifin Ilham .................................................57
Tabel 8
Chi Square Test Respon Kognitif, Afektif dan Konatif ......................58
Tabel 9
Chi Square Test Terhadap Responden Perempuan .............................58
Tabel 10
Chi Square Test Terhadap Responden Laki-Laki ...............................58
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan kewajiban setiap individu muslim kapan pun dan
diamana pun berada. Berdakwah tidak dapat dilaksanakan dengan alasanalasan, melainkan harus dengan metode. Karena yang diseru adalah manusia
yang mempunyai pikiran dan pendirian.1
Dakwah adalah ajaran yang ditujukan sebagai rahmat untuk semua,
yang membawa nilai-nilai positif, seperti rasa aman, dan tentram, sejuk.
Dakwah juga merupakan kegiatan utama dalam syiar Islam. Keberhasilan
syiar Islam ditentukan pada keberhasilan dakwah. Namun, bukanlah suatu hal
yang mudah untuk mencapai keberhasilan dakwah. Maka, untuk mencapai
keberhasilan dalam dakwah perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu apa yang
diserukan atau disampaikan oleh siapa, kepada siapa, dengan cara bagaimana,
melalui media apa, dan untuk apa. Hal ini sejalan dengan definisi komunikasi,
yakni “Who says what to whom in which channel with what effect.”2
Berdakwah dalam Islam merupakan kegiatan yang mempunyai cakupan
yang sangat luas. Berdakwah di dalamnya terdapat unsur-unsur penting yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, yaitu da’i, mad’u,
metode, materi dan tujuan. Dan dalam pelaksanaannya dapat melalui berbagai
cara, yaitu: melalui lisan (bil lisan), tulisan (bil qalam), dan perbuatan nyata
(bil hal).3
1
Nana Rukman, Masjid dan Dakwah, (Jakarta : Almawardi, 2002), Cet. Ke-1, h. 164
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan
Wawasan (Bandung: CV.PUSTAKA SETIA, 2002), h.23
3
Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung:
Dipenogoro, 1981), h.47
2
1
2
Menyeru manusia ke jalan Allah SWT merupakan kewajiban sekaligus
ibadah yang bisa mengantar pelakunya untuk dekat dengan Tuhannya.
Dakwah juga mengantar pelakunya bahwa kedudukannya di hadapan Allah
SWT adalah tinggi, Allah akan mengangkat kedudukannya di dunia maupun
di akhirat.4 Maka sangat beruntunglah bagi mereka yang telah mengikhlaskan
dirinya untuk meniti jalan dakwah sebagai upaya mencapai ridha-Nya dunia
dan akhirat.
Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran
dakwah agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam tataran
kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah
pribadi, keluarga, maupun sosial kemasyarakatannya. Agar terdapat kehidupan
yang penuh dengan keberkahan di dunia maupun di akhirat, serta jauh dari
siksa neraka.
Tujuan umum tersebut harus dirumuskan ke dalam tujuan yang lebih
operasional dan dapat dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah
dicapainya. Misalnya, tingkat keistiqomahannya didalam mengerjakan shalat,
tingkat keamanahan dan kejujuran, berkurangnya angka kemaksiatan,
ramainya zikir bersama, dan lain sebagainya.
Dalam berdakwah aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi sarana dan
prasarana. Dalam hal ini berdakwah bisa dilakukan dengan kegiatan apa saja
yag bernilai positif. Pemilihan cara atau metode yang tepat, menjadi bagian
strategis dari kegiatan dakwah itu sendiri.5 Sehingga seorang da’i hendaknya
memiliki cara atau metode tertentu dalam penyampaian dakwah yang disukai
dan mudah dipahami oleh mad’u.
4
Muhammad Sulton, Menjawab Tantangan Zaman: Desain Ilmu Dakwah Kajian
Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2003) Cet. 1, h.14
5
Ibid,.
3
Salah satu da’i yang melakukan dakwah dan ditambahkan dengan zikir
adalah Ustadz Arifin Ilham. Beliau tidak hanya berdakwah bil lisan tetapi
juga mengajak para jamaahnya untuk berzikir bersama disaat ia sedang
berdakwah. Itulah salah satu ciri khas yang membuat ustadz kelahiran 8 juni
1969 di Banjarmasin itu bisa mempunyai banyak jamaah yang tersebar di
Indonesia.
Putra dari pasangan H. Ilham Marzuki dan Hj. Nurhayati. “Ipin”,
begitulah panggilan kecilnya. Ia tumbuh selayaknya anak-anak biasa.
Ayahnya masih keturunan ke tujuh Syeikh Al-Banjar, Ulama Kalimantan,
sementara ibunya Hj. Nurhayati kelahiran haruya, kabupaten Barabay.
Setahun setelah menikah, pasangan ini dikaruniai seorang putri pada tahun
1967, karena anak mereka perempuan betapa bahagianya ketika anak yang
kedua lahir adalah seorang bayi laki-laki.
Kalau diruntut asal usul/keturunannya, ia merupakan keturunan ketujuh
dari seorang ulama terkenal dari Banjar, Kalimantan Selatan yang bernama
Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, yang lahir pda tanggal 13 Safar 1122
H bertepatan dengan tahun 1710 M dan wafat pada tahun 1227 yang punya
silsilah sampai kepada Rasulullah.
Sejak kecil Muhammad Arifin Ilham dan saudara-saudaranya diajarkan
untuk mencintai ilmu. Beliaupun memiliki cita-cita tinggi untuk majukan
Islam. Pendidikan yang diterima dari orang tuanya menjadikan beliau orang
yang selalu prihatin pada keadaan disekelilingnya. Sejak kecil beliau terkenal
dengan jiwa sosialnya dan inilah yang menyebabkan beliau kokoh untuk
mengembangkan dakwah Islam.6
6
M.Arifin Ilham, Menggapai Kenikmatan Zikir, (Jakarta: Mizan,2004), cet.ke-1, h.35
4
Dakwah yang diselingi dengan zikir bukan hanya mengingatkan tetapi
bisa lebih mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. Karena disaat berzikir, kita
lebih merasakan penyesalan atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat sehingga
kita memohon agar diberi ampunan Allah agar dijauhkan dari azab yang
pedih.
Maka dari itu, berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut di atas,
peneliti tertarik untuk meneliti metode dakwah Ustadz Arifin Ilham dengan
judul penelitian “Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Terhadap Metode Dakwah Ustadz Arifin Ilham”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
di
atas
fokus,
maka
permasalahannya pada respon mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI) angkatan tahun 2011 terhadap metode dakwah Mauidzah al
Hasanah Ustadz Arifin Ilham. Dengan melihat tingkat respon kognitif,
respon afektif, dan respon konatif setelah responden menyaksikan video
ceramah Ustadz Arifin Ilham yang di download dari situs Youtube.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana respon kognitif, afektif, dan konatif mahasiswa KPI
angkatan tahun 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap metode
dakwah mauidzah al hasanah Ustadz Arifin Ilham?
2. Bagaimana respon afektif mahasiswa KPI angkatan tahun 2011 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap metode dakwah mauidzah al
5
hasanah Ustadz Arifin Ilham?
3. Bagaimana respon konatif mahasiswa KPI angkatan tahun 2011 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap metode dakwah mauidzah al
hasanah Ustadz Arifin Ilham?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Adapun Tujuan dari Penelitian ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui respon kognitif mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam angkatan tahun 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
metode dakwah mauidzah al hasanah Ustadz Arifin Ilham.
b. Untuk mengetahui respon afektif mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam angkatan tahun 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
metode dakwah mauidzah al hasanah Ustadz Arifin Ilham.
c. Untuk mengetahui respon konatif mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam angkatan tahun 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
metode dakwah mauidzah al hasanah Ustadz Arifin Ilham.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi kontribusi positif,
umumnya bagi para mahasiswa fakultas Dakwah dan Komunikasi
(FDK) dan khususnya bagi mahasiswa jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) dalam mempelajari metode dakwah khususnya
mauidzah al hasanah.
6
b. Manfaat Praktis
Agar dapat menambah wawasan sekaligus menjadi masukan bagi
para pengaji dan peneliti sebagai pijakan para pengembang dakwah
yang siap memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang dakwah
mauidzah al hasanah.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian dan penulisan, penulis terlebih dahulu
melakukan tinjauan pustaka di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDKOM) dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, sebelumnya telah ada judul skripsi berjudul :
1. “Telaah Retorika Dakwah Muhammad Arifin Ilham” yang disusun oleh
Hifzanul Hanif dengan NIM 105051001969 pada tahun 2013 Fakultas
Dakwah jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Membahas tentang retorika
yang dibawakan Ustadz Arifin Ilham.
2. “Analisis Produksi Program Dakwah Cahaya Ibadah Ustad Arifin Ilham”
yang disusun oleh Muhammad Ilyas Ali dengan NIM 108051000186 pada
tahun 2013 Fakultas Dakwah jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Membahas tentang analisis produksi program Dakwah Cahaya Ibadah.
3. “Respon Jamaah Majelis Dzikir As-Samawat Terhadap Metode Dakwah
KH. Sa’adih Al-Batawi di Puri Kembangan Jakarta Barat”, yang disusun
oleh Lianasari dengan NIM 1040510011908 pada tahun 2008 Fakultas
Dakwah jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Membahas tentang
bagaimana respon Jamaah Majelis Dzikir As-Samawat Terhadap Metode
Dakwah KH. Sa’adih Al-Batawi.
7
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
penelitian
kuantitatif,
karena
pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah
perhitungan angka yang tepat. Pendekatan kuantitatif ini merupakan salah
satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang
dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.7
Metode kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
respon Mahasiswa dan Mahasiswi KPI terhadap metode dakwah mauidzah
al hasanah Ustadz Arifin Ilham.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini pada bulan September 2013
hingga bulan Desember 2013 dan bertempat di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah metode dakwah Ustadz Arifin
Ilham. Sedangkan objeknya adalah respon mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam Angkatan 2011. Dalam menentukan objek ini penulis
menggunakan pengambilan sampel proporsional.
4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan objek pengamatan atau fenomena
yang diteliti.8 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel
bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
7
Syamsir Salam dan Jaenal Arifin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 36.
8
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada), cet. Ke-1, h.156.
8
Variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel terikat atau variabel dependent adalah variabel yang sedang
dianalisis tingkat kepengaruhannya oleh variabel independent. Dalam
hal ini variabel terikatnya adalah Respon Mahasiswa Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam angkatan tahun 2011.
Respon mahasiswa
Suatu tanggapan , sikap dan reaksi terhadap stimulus atau rangsangan
yang diterima oleh komunikan dari komunikator, dalam hal ini
tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan dalam bahasan kali ini
respon ada tiga bagian yang meliputi:
1. Respon kognitif
a. Definisi operasional
Adalah respon secara pengetahuan, terjadi bila ada perubahan
pada apa yang diketahui dan dipahami.
b. Indikator
Pengetahuan
Informasi
2. Respon Afektif
a. Definisi operasional
Merupakan perasaan yang timbul bila ada perubahan pada
apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci.
b. Indikator
Perasaan
Emosi
9
3. Respon konatif
a. Definisi operasional
Merupakan tingkah laku atau sikap yang merujuk pada perilaku
yang nyata dapat diamati yang meliputi pola tindakan,
kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.
b. Indikator
Tindakan
Kebiasaan
b. Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang sedang
dianalisis pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam hal ini variabel
bebasnya adalah metode dakwah Ustadz Arifin Ilham.
Metode dakwah mauidzah al hasanah
ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik diamana ia dapat
bermanfaat bagi orang yang mendengarkan.
1. Santun
a. Indikator
Lembut
Ramah
2. Nasehat
Mendidik
Mengingatkan
3. Berprasangka baik
Baik
Tidak sombong
10
5. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang
lingkup yang dapat diteliti.9
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan
mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun angkatan 2011-2012, yang mana pada setiap kelasnya
masing-masing terdiri dari, Komunikasi Penyiaran Islam kelas A
berjumlah 32 orang, kelas B berjumlah 37 orang, kelas C berjumlah 33
orang, kelas D 31 orang, kelas E berjumlah 29 orang. Jika keseluruhan
dijumlah
maka
menghasilkan
sebanyak
162
mahasiswa
jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam. Untuk mendapatkan jumlah nilai sampel
dari total populasi, maka penulis menggunakan rumus Slovin10
Keterangan
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Standar Deviasi
Berdasarkan rumus Slovin diatas, maka diperoleh jumlah sampel yang
dapat mewakili populasi dengan menggunakan standar deviasi sebesar
10% (biasa digunakan dalam penelitian) yaitu sebesar:
9
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Analisis isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011) edisi revisi, h. 74
10
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Gralia Indonesia, 2003), h.174
11
= 62 orang
Dari perhitungan rumus slovin maka diperoleh jumlah sample
penelitian yang akan digunakan yaitu berjumlah 62 mahasiswa.
Hasil perhitungan yang diperoleh jumlah sampel yang dapat mewakili
populasi yaitu sebesar 62 mahasiswa, Sampel adalah bagian dari populasi
yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.11 Peneliti
dalam menentukan sampel menggunakan teknik pengambilan random
sampling, yaitu peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi
sehingga semua subjek dianggap sama.12 Dalam memudahkan dan
pemetaan penarikan jumlah sampel dari masing-masing kelas maka
dilakukan pembangian kuota sebagai berikut:
11
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Analisis isi dan analisis data sekunder,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2011) edisi revisi , h.74
12
Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT.
Rieneka Cipta, 2006) edisi revisi h.130
12
Dari hasil diatas diperoleh nilai sebesar 38,27% menunjukan bahwa
setiap jurusan diambil sampel sebanyak 38,27% dari total mahasiswanya,
sehingga diperoleh sampel untuk setiap jurusan adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Komposisi Porsi Penarikan Sampel
No
Jurusan dan Kelas
Jumlah populasi
Jumlah Sampel
1
Komunikasi Penyiaran Islam kelas A
32
12
2
Komunikasi Penyiaran Islam kelas B
37
14
3
Komunikasi Penyiaran Islam kelas C
33
13
4
Komunikasi Penyiaran Islam kelas D
31
12
5
Komunikasi Penyiaran Islam kelas E
29
11
TOTAL
62
F. Sumber Data
Adapun data-data yang penulis gunakan sebagai berikut:
1. Data Primer
Yaitu data yang langsung diterima oleh responden melalui penelitian
lapangan dengan cara menyebarkan angket.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang dikumpulkan melalui penelitian keperpustakaan, untuk
mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan masalah data
pendukung skripi ini seperti buku-buku, surat kabar, internet.
13
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan metode yang
bersumber pada penelitian lapangan dengan menggunakan:
1. Angket atau kuisioner, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada responden.
2. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapat, agenda
dan sebagainya.13 Dokumen ini diambil apabila data tidak bisa diperoleh
dari hasil interview.
Data-data yang telah diperoleh kemudian diproses dengan beberapa
tahapan, yaitu:
1. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti,
ditelaah dan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data yang
benar-benar sempurna.
2. Tabulating, yaitu mentabulasikan atau memindah jawaban-jawaban
responden kedalam table, kemudian dicari prosentasenya untuk dianalisa.
3. Analis dan interpretasi, yaitu membunyikan kata kuantitatif dalam bentuk
verbal (kata-kata), sehingga presentase menjadi bermakna.
4. Kesimpulan, yaitu penulis memberiukan kesimpulan dari hasil analisa dan
interpretasi data.
Adapun teknik penulisan skripsi, penulis menggunakan buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi,
dkk, yang diterbitkan CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006) edisi revisi, h.231
14
H. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan jenis atau tipe
deskriptif, untuk menggambarkan populasi yang diteliti. Yang digambarkan
adalah respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, angkatan
2011-2012 terhadap tayangan video ceramah agama Ustadz Arifin Ilham.
Analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan cara
mengklasifikasikan, mentabulasikan dan dilakukan dengan perhitungan data
statistik. Adapun teknik analisisnya menggunakan rumus :
1. Frekuensi Relatif
Keterangan :
Fr
: Jumlah Frekuensi
F
: Frekuensi Jawaban Responden
: Jumlah Pengamatan
2. Mean adalah nilai rata-rata dari sebuah total bilangan. Jumlah nilai seluruh
pengamatan dibagi dengan banyaknya data.
Keterangan :
X = score rata-rata mean
Fi = Frekuensi pengamatan
15
Xi = Pengamatan14
3. Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan Skala Likert ketentuan
sebagaimana berikut:
a. Untuk pertanyaan positif diberikan skor sebagai berikut:
1) Sangat Setuju (SS) diberi skor 4
2) Setuju (S) diberi skor 3
3) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
4) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
b. Adapun nilai negatif diberikan skor sebagai berikut:
1) Sangat Setuju (SS) diberi skor 1
2) Setuju (S) diberi skor 2
3) Tidak Setuju (TS) diberi skor 3
4) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4
4. Chi Kuadrat
Analisis Chi kuadrat digunakan untuk menentukan apakah terdapat
hubungan dari objek peelitian yaitu antara jenis kelamin dengan kategori
skala kognitif, afektif dan konatif.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap atau pengetahuan
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap metode dakwah
Ustadz Arifin Ilham maka peneliti menggunakan rumus chi kuadrat.
I. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan dari penelitian ini,
maka penulis membuat sistematika penulisan penelitian sebagai berikut:
14
h. 203
Yusuf Wibisono, Metode Statistic, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005),
16
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini menguraikan permasalahan masalah (latar belakang
masalah, rumusan masalah, dan batasan masalah), tujuan dan
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan
gambaran umum penulisan penelitian.
BAB II
: Tinjauan Teoritis
Bab ini memuat ruang lingkup respon dan ruang lingkup dakwah.
BAB III
: Gambaran Umum
Bab ini memuat profil jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan profil Ustadz Arifin Ilham.
BAB IV
: Temuan Data dan Hasil Penelitian
Bab ini membahas tentang deskripsi responden, metode dakwah
Ustadz Arifin Ilham, respon mahasiswa KPI angkatan 2011
terhadap metode dakwah Ustadz Arifin Ilham dan analisa metode
dakwah Ustadz Arifin Ilham.
BAB V
: Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang
penulis lakukan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Respons
Ruang lingkup respons terbagi atas pengertian responss, teori stimulus
respons, macam-macam respons, dan faktor-faktor terbentuknya stimulus
respons.
1. Pengertian Respons
Respons menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan,
reaksi dan jawaban terhadap segala suatu gejala atau peristiwa yang
terjadi.1
Sedangkan dalam kamus lengkap psikologi, respons adalah suatu
proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh suatu perangsang, atau
berarti suatu jawaban, khususnya satu jawaban bagi pertanyaan tes atau
satu kuisioner, atau bisa juga berarti sebarang tingkah laku, baik yang jelas
kelihatan atau yang tersembunyi.2
Menurut beberapa tokoh mengenai definisi respons seperti Ahmad
Subandi, respons adalah sebagai istilah umpan balik (feed back) yang
memiliki peran atau pengaruh yang besar baik atau tidaknya suatu
komunikasi.3
Dan menurut Jalaludin Rakhmat, respons adalah suatu kegiatan dari
organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap
1
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), edisi ke-
3, h.838
2
J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet
ke-9,h.432
3
Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet ke-19,h.50
17
18
jenis kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat disebut juga
respons. Secara umum respons atau tanggapan dapat diartikan sebagai
hasil atau kesan yang didapat dari pengamatan tentang subjek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan-pesan.4
Jadi, dapat disimpulkan respons merupakan timbal balik dari apa yang
dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi.
Komunikasi memperlihatkan jalinan sistem yang utuh dan berkiatan satu
dengan yang lain, sehingga proses komunikasi hanya akan berjalan secara
efektif dan efsisien apabila unsur-unsur didalamnya sesuai dan memahami
pesan yang disampaikan.
Dalam proses dakwah, respons akan terjadi pada para mad’u. Respons
tersebut timbul dari penyerapan pesan dari materi dakwah yang
disampaikan oleh da’i. Respons tersebut bisa bersifat positif dan bisa juga
negatif tergantung dari materi dakwah yang disampaikan itu sesuai atau
tidak dengan kebutuhan mad’u-nya.
2. Teori S-O-R
Dalam penelitian mengenai respon mahasiswa Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam terhadap metode dakwah Ustadz Arifin Ilham
tentunya berkaitan dengan teori respon.
Teori S-O-R (stimulus, organism, respons) yang berasal dari psikologi
dan kemudian menjadi teori komunikasi. Karena objek material dari
psikologi dan komunikasi. Karena objek material dari psikologi dan
4
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999),h.51
19
komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konatif.
Menurut teori S-O-R, bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat
stimulus
tertentu,
sehingga
seseorang
dapat
mengharapkan
dan
memperkirakan pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan.5
Model dapat terlihat pada gambar berikut :
Stimulus
Organisme:
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Penerimaan
Respons
(Perubahan Sikap)
Gambar di atas menunjukkan bahwa komunikasi dapat berlangsung
apabila komunikan menaruh perhatian, pengertian, dan penerimaan
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Setelah itu akan
dilanjutkan ke dalam proses berikutnya yaitu perubahan sikap, ini dapat
diartikan juga suatu respons atau tanggapan pesan tersebut.
Sedangkan stimulus yang dimaksud di atas dapat berupa kata-kata
verbal atau pun non verbal dari komunikator kepada komunikan.6
5
Onong Ucjhana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditiya
Bakti, 2003),h.254-255
6
Ibid h. 256
20
3. Macam – macam Respon
Menurut Jalaludin Rahmat, “respons dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
a. Kognitif, yaitu respons yang timbul setelah adanya pemahaman
terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan.
Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, atau dipersepsi
oleh khalayak.
b. Afektif, yaitu respons timbul karena adanya perubahan perasaan
terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai. Timbul
bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci
oleh khalayak.
c. Konatif, yaitu respons yang berupa tindakan, kegiatan atau kebiasaan
yang terkait dengan perilaku nyata. Merujuk pada perilaku nyata yang
dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau
kebiasaan berperilaku.”7
Jadi, respons merupakan tanggapan yang muncul karena adanya suatu
gejala atau peristiwa yang mendahuluinya. Dengan adanya stimulus
terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan terhadap khalayak
tentu akan timbul repons atau tanggapan.
4. Faktor-faktor penyebab terjadinya respons
Menurut Bimo Walgito dalam buku Psikologi Belajar, bahwa
terdapat dua faktor yang menyebabkan individu melakukan respon, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia
7
Ibid h.218
21
terdiri dari dua unsur yaitu; jasmani dan rohani, maka seseorang yang
mengadakan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi oleh
eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu kedua unsur
tersebut, maka akan melahirkan respons yang berbeda intensitasnya
pada diri individu yang melakukan repons, atau akan berbeda
responsnya tersebut di antara satu orang dengan orang lain.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada linkungan. Faktor ini biasa
dikenal juga dengan faktor stimulus. Faktor ini berhubungan dengan
objek yang dimati, sehingga menimbulkan stimulus, kemudian
stimulus tersebut sampai pada indera yang menggunakannya.8
Jadi, dengan indera yang dimiliki, setiap individu dapat mengamati
segala suatu hal, atau suatu kegiatan yang ditimbulkan oleh daya stimulus,
sehingga timbullah suatu bayangan yang tertinggal dalam ingatan setelah
adanya pengamatan, dan kemudian dapat ditimbulkan kembali sebagai
jawaban atau tanggapan. Oleh karena itulah, setiap individu dapat
mengingat kembali segala sesuatu yang telah dilihat, didengar maupun
dirasakan.
B. Ruang Lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara bahasa (etimologi) kata dakwah berasal dari bahasa Arab (da’a,
yad’u, da’wah) yang berarti menyeru, memanggil, mengajak.9 Dalam
8
9
h.127
Bimo Walgito, Psikologi Belajar, (Jakarta: Reneka Cipta, 1997), h.6
Mahud Yunus, Terjemahan Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung),
22
kamus Al-Munawwir, dakwah berasal dari kata da’wah yang berarti
menyeru, memanggil ataupun mengajak.10 Dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, dakwah adalah penyiaran, propaganda, seruan untuk memeluk,
mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.11
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dakwah secara
bahasa berarti seruan atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang sejalan
dengan ajaran agama Islam.
Sedangkan dakwah secara istilah menurut Syamsuri Siddiq adalah:
“Segala usaha dan kegiatan yang disengaja dan berencara dalam wujud
sikap, ucapan dan perbuatan yang mengandung ajakan dan seruan, baik
langsung atau tidak langsung yang ditujukan kepada perorangan,
masyarakat atau golongan supaya tergugah jiwanya, terpanggil hatinya
kepada ajaran Islam untuk selanjutnya mempelajari dan menghayati serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.” 12
Dalam Ensiklopedi Islam, dakwah secara istilah adalah setiap kegiatan
yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan
taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis akidah, syariat dan akhlak
Islamiyah.13
Syaikh Ali Mahfudz yang dikutip oleh Syamsuri Siddiq, memberi
batasan mengenai dakwah sebagai membangkitkan kesadaran manusia atas
10
A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), Cet.
Ke-2, h.127
11
Frista Amanda W., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media), h.232
12
Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, (Bandung: PT. Al-Ma'arif, 1981),
Cet. Ke-1, h.8
13
Hasan Muarif Ambari, Nurcholis Madjid, dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ikrar
Mandiri Abadi, 2001), Cet. Ke-9, h. 145
23
kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah
dari pekerjaan yang munkar supaya mereka memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akhirat.14
Dalam hal ini, pengertian yang diberikan oleh Quraish Shihab tentang
dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha
mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat.15
Dari beberapa pendapat tokoh di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa dakwah adalah penyampaian ajaran agama Islam yang bertujuan
agar orang lain melaksanakan ajaran agama dengan sepenuh hati. Dakwah
Islam dapat dipandang sebagai proses dan peristiwa. Dakwah dikatakan
sebagai proses, karena dakwah merupakan usaha untuk merubah suatu
keadaan menjadi keadaan yang lebih baik dan sempurna menurut tolok
ukur Islam. Sedangkan dakwah sebagai peristiwa adalah aktualisasi iman
manusia yang dimanifestasikan ke dalam suatu kegiatan dalam bidang
kemasyarakatan sebagai usaha mewujudkan ajaran Islam pada semua segi
kehidupan manusia.
2. Unsur-unsur Dakwah
Dakwah memiliki beberapa unsur yang saling terkait satu sama lain.
Unsur-unsur tersebut akan selalu ada disetiap kegiatan dakwah. Adapun
unsur-unsur dakwah meliputi: subjek dakwah (da’i), objek dakwah
(mad’u), materi dakwah, metode dakwah, dan tujuan dakwah.
14
KHA. Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, h.8
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. Ke-19, h. 191
15
24
a. Subjek Dakwah (da’i)
Orang yang melakukan dakwah disebut subjek dakwah. Istilah
yang sering digunakan untuk orang yang melakukan dakwah (subjek
dakwah) adalah da’i. Da’i (isim fail) artinya orang yang menyeru.
Tetapi karena proses memanggil atau menyeru tersebut juga
merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan
tertentu maka pelakunya dikenal juga dengan istilah muballigh.16 Di
Indonesia orang yang berdakwah selain dipanggil dengan istilah da’i
dan muballigh, juga digunakan istilah ustadz, ustadzah, kiyai, dan lainlain.
Da’i sebagai subjek dakwah dapat dibedakan menjadi dua bagian,
pertama da’i dalam kriteria umum dan yang kedua da’i dalam kriteria
khusus.Dalam pengertian umum, maka tiap-tiap pribadi muslim
menjadi da’i bagi dakwah islamiyah. Hal ini dapat dilihat
kesesuaiannya dengan Surat At-Taubah ayat 71:
16
Dra. Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer (Yogyakarta: Mitra Pusaka, 2000),
Cet. Ke-1 h. 2
25
Artinya:
“Dan orang-orang yang beriman, pria dan wanita, bergotong
royong satu sam lain, menyuruh yang ma’ruf dan melarang yang
munkar, mendirikan shalat, membayar zakat, dan taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. Kepada mereka itu Allah akan member rahmat,
sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
Dalam arti khusus, dakwah juga harus dilakukan oleh tenaga
khusus yang memiliki spesifikasi dan profesional di bidangnya.
Sebagaimana dapat dipahami dari makna Surat Al Imran yang artinya:
“Hendaklah ada dari kalanganmu sekelompok umat yang bertugas
dalam bidang dakwah, meyeru ke jalan kebaikan, menyuruh yang
makruf, melarang yang munkar.” 17
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa da’i mengandung dua
pengertian:
1) Secara umum adalah setiap muslim yang berdakwah sebagai
kewajiban yang melekat tak terpisahkan dari missinya sebagai
penganut Islam, sesuai dengan perintah “Ballighu anni walau
ayah” yang artinya sampaikanlah walau satu ayat.
2) Secara khusus adalah yang mereka yang mengambil keahlian
khusus (muthakassis) dalam bidang dakwah Islam, dengan
kesungguhan luar biasa dan niat baik.
17
Ibid., h. 25
26
Dalam berdakwah seorang da’i harus memiliki akhlaqul
karimah sebagaimana yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan AlSunnah, seperti jujur, ikhlas, sabar, rendah hati dan sebagainya
sebagaimana diwariskan oleh Rasulullah.
Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ada tiga sifat
yang diperlukan seorang da’i, pertama berilmu (mengetahui)
sebelum memerintah dan melarang, kedua besikap lembut dan
ketiga sabar.”
b. Objek Dakwah
Dalam dakwah selain terdapat subjek dakwah ada juga yang
dinamakan objek dakwah. Objek dakwah adalah orang yang menjadi
sasaran dalam berdakwah (mad’u). Dalam menyampaikan dakwahnya
seorang da’i harus memperhatikan mad’u-nya agar pesan dakwah
mudah diterima oleh mad’u yang kemudian dapat dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Mad’u merupakan peserta dakwah, baik laki-laki atau perempuan,
baik anak-anak atau orang dewasa, perorangan atau kolektif. Mad’u
bersifat heterogen, baik dari sudut ideologi, status sosial, kesehatan,
pendidikan, dan lain-lain.18
c. Materi dakwah
Salah satu hal yang terpenting dalam dakwah adalah materi (pesan)
dakwah itu sendiri. Materi dakwah adalah isi dakwah yang akan
18
Ibid., h. 32
27
disampaikan oleh da’i kepada mad’u mengenai berbagai ajaran-ajaran
Islam, hukum Islam, sejarah Islam, dan lain sebagainya yang
bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah agar mereka mengetahui,
memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan seharihari.
d. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari kata “meta” (melalui) dan
“hodos” (jalan, cara).19 Jadi metode dakwah adalah suatu cara untuk
mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien.
Bentuk-bentuk metode dakwah terdapat di Al-Qur’an yang ada
dalam surat an-Nahl ayat 125:
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.
Sesungguh-Nya Tuhanmu adalah yang Maha Mengetahui terhadap
orang-orang yang sesat dari jalan-Nya, dan Dia mengetahui orang-
19
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. Ke-1, h. 61
28
orang yang diberi petunjuk.”
Berdasarkan kandungan ayat di atas, terdapat tiga metode yang
dapat digunakan dalam berdakwah yaitu: bi al hikmah, mau’idzoh
hasanah, dan mujadalah.
1) Bi al hikmah
Kata bi al-hikmah mempunyai banyak pengertian dan lebih
sering kali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu suatu
pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu
melaksanakan apa yang didakwahkan, atas kemauan sendiri, tidak
merasa adanya paksaan, konflik maupun rasa tertekan.20
Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud An-Nasafi: bi
al-hikmah ialah dakwah dengan menggunakan perkataan yang
benar dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan
menghilangkan keraguan.
Dakwah bi al-hikmah yng berarti dakwah bijak, mempunyai
makna selalu memperhatikan suasana, situasi, dan kondisi mad’u.
Hal ini berarti menggunakan metode yang relevan dan realistis
sebagaimana
tantangan
dan
kebutuhan,
dengan
selalu
memperhatikan tingkat kemampuan pemikiran dan intelektual,
suasana psikologis dan sosial kultural mad’u.21
Dengan demikian dakwah bi al-hikmah yang merupakan
metode dakwah bijak, akan selalu memperhatikan kondisi mad’u
20
Siti Muriah, “Metodologi Dakwah Kontemporer”, (Yogyakarta: Mitra Pusaka, 2000),
Cet. Ke-1, h. 29
21
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Presfektif Al-Qur’an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan
Wawasan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 164
29
dalam hal:
a) Keadaan psikologis mad’u yang menjadi objek dakwah
b) Kadar pemikiran, tingkat pendidikan, dan intelektualitas mad’u
c) Suasana dan situasi sosial kultural mad’u.
2) Mauidzah al Hasanah (nasehat yang baik)
Ali Mustafa Yaqub menyatakan bahwa mauidzah al hasanah
adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik diamana ia
dapat bermanfaat bagi orang yang mendengarkan, atau argumenargumen
yang
memuaskan
sehingga
pihak
mad’u
dapat
membenarkan apa yang disampaikan oleh da’i.”22
Siti Muri’ah berpendapat bahwa mau’idzah al hasanah adalah
tutur kata, pendidikan dan nasehat yang baik. Nasehat yang baik
maksudnya adalah memberikan nasehat kepada orang lain dengan
cara baik, berupa petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan
bahasa yang baik, yang dapat mengubah hati, agar nasehat tersebut
dapat diterima oleh mad’u.23
Penyampaian mau’idzah hasanah dapat dilakukan melalui
berbagai bentuk, antara lain:
a) Dalam bentuk menuturkan tentang kisah-kisah keadaan umat
masa lalu, baik yang taat menjalankan perintah Allah SWT,
seperti Rasul, para sahabat Nabi, orang-orang shaleh, dan lainlainnya.
22
Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1997), h. 121
23
Siti Muriah, “Metodologi Dakwah Kontemporer”, (Yogyakarta: Mitra Pusaka, 2000),
Cet. Ke-1, h. 43
30
b) Dalam bentuk memberi peringatan atau mengabarkan berita
gembira (ancaman atau janji).
c) Dalam bentuk melukiskan keadaan surga dan penghuninya
serta keadaan neraka dan penghuninya.
d) Dalam bentuk mengungkapkan perumpamaan-perumpamaan,
mencari kesamaan-kesamaan. Misalnya, untuk meyakinkan
bahwa bumi, langit, dan isinya merupakan ciptaan Allah SWT,
sebab tidaklah mungkin ada suatu ciptaan tanpa ada yang
menciptakannya.24
Menurut Asep Muhiddin, dakwah mau’idzah hasanah perlu
memperhatikan faktor-faktor berikut:
a) Tutur kata yang lembut.
b) Menghindari sikap sinis dan kasar.
c) Tidak menyebut-nyebut kesalahan atau bersikap menghakimi
orang yang diajak bicara.
Dari beberapa pernyataan di atas, dapat dimengerti bahwa
dakwah mau’idzah hasanah adalah yang paling mudah dilakukan
dengan memberi nasehat-nasehat yang baik dengan penyampaian
menggunakan tutur kata yang lembut sehingga lebih mudah
dipahami oleh mad’u.
3) Mujadalah (berdiskusi dengan cara yang baik)
Metode dakwah yang ketiga ini juga disebutkan dalam Al-
24
Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1997),
Cet. Ke-1, h. 26-29
31
Qur’an surat An-Nahl ayat 125 yakni wa jadilhum bi al-lati hiya
ahsan. Metode ini merupakan upaya dakwah melalui jalan
bantahan, diskusi, atau berdebat dengan cara yang baik, sopan
santun, saling menghargai dan tidak arogan.25
Mujadalah berarti berdiskusi dengan cara yang paling baik dari
cara-cara berdiskusi yang ada. Cara ini biasanya dilakukan untuk
manghadapi mad’u yang bersifat kaku dan keras, sehingga ia
mungkin mendebat, membantah dan lain sebagainya. Mujadalah
adalah cara terakhir yang digunakan dalam berdakwah, manakala
dua cara sebelumnya tidak mampu. Biasanya cara ini digunakan
untuk orang-orang yng taraf berpikirnya maju dan kritis.26
Dakwah dengan cara mujadalah ini hendaklah dilakukan
dengan menyebutkan segi-segi persamaan antara pihak-pihak yang
berdiskusi, kemudian dibahas masalah-masalah perbedaan dari
kedua belah pihak. Dengan demikian, kedua belah pihak akan lebih
saling menghargai. Dan juga tidak saling menjelek-jelekkan atau
merendahkan pihak lawan karena tujuan berdiskusi hanya untuk
mencari kebenaran sesuai dengan ajaran Allah SWT.
e. Media Dakwah
Media berarti perantara yang berasal dari bahasa Yunani “media”
jamaknya “median”. Adapun menurut istilah adalah segala sesuatu
25
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Presfektif Al-Qur’an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan
Wawasan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 167
26
Siti Muriah, “Metodologi Dakwah Kontemporer”, (Yogyakarta: Mitra Pusaka, 2000),
Cet. Ke-1, h. 48-49
32
yang dapat dijadikan alat atau perantara untuk mencapai tujuan
tertentu.27
Hamzah Ya’qub mengartian media sebagai alat objektif yang
menjadi saluran yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen
yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah.
Antara metode dengan media dakwah sangatlah berkaitan erat,
karena apapun metode yang dilakukan pastilah di dalamnya
membutuhkan media sebagai alat perantara.
Media dakwah menjadi lima golongan besar, yaitu:
1) Lisan, seperti khutbah, pidato, ceramah, diskusi, dan lain-lain.
2) Tulisan, seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain.
3) Lukisan, seperti gambar hasil seni lukis, foto, dan lain-lain.
4) Audio visual, seperti televisi, wayang, dan lain-lain.
5) Perilaku atau suri tauladan, berbuat baik, menjenguk orang yang
sakit, menolong sesama, dan lain-lain.28
f. Tujuan Dakwah
Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin
dicapai
atau
diperoleh
keseluruhan
tindakan
dakwah.
Untuk
tercapainya tujuan utama inilah, penyusunan semua rencana dan
tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.
Tujuan utama dakwah sebagaimana telah dirumuskan ketika
memberikan
pengertian
tentang
dakwah
adalah
terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang
27
Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), h. 163
Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung:
Diponegoro, 1981), h. 47
28
33
diridhai Allah SWT.29
Jadi, dengan tercapainya tujuan dakwah kita mempunyai
kepribadian muslim yang kuat sehingga kita bisa mendapatkan
kehidupan bahagia yang diridhai Allah SWT baik di dunia maupun di
akhirat.
29
27
Abdul Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 21-
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Sekilas Tentang Muhammad Arifin Ilham
1. Riwayat Hidup
H. Muhammad Arifin Ilham, dilahirkan di Banjarmasin pada 8 Juni
1969. Putra dari pasangan H. Ilham Marzuki dan Hj. Nurhayati. “Ipin”,
begitulah panggilan kecilnya. Ia tumbuh selayaknya anak-anak biasa.
Ayahnya masih keturunan ke tujuh Syeikh Al-Banjar, Ulama Kalimantan,
sementara ibunya Hj. Nurhayati kelahiran Haruya, kabupaten Barabay.
Setahun setelah menikah, pasangan ini dikaruniai seorang putri pada tahun
1967, karena anak mereka perempuan betapa bahagianya ketika anak
yang kedua lahir adalah seorang bayi laki-laki.
Sejak kecil Muhammad Arifin Ilham dan saudara-saudaranya diajarkan
untuk mencintai ilmu. Beliaupun memiliki cita-cita tinggi untuk majukan
Islam. Pendidikan yang diterima dari orang tuanya menjadikan beliau
orang yang selalu prihatin pada keadaan disekelilingnya. Sejak kecil beliau
terkenal dengan jiwa sosialnya dan inilah yang menyebabkan beliau kokoh
untuk mengembangkan dakwah Islam.1
Masa kecil Arifin dihabiskan di kampung halamannya, Banjar
Banjarmasin Kalimantan. Pendidikan dasar keagamaannya ia dapatkan
langsung dari ayahnya. Saat berusia lima tahun Arifin Ilham dimasukkan
ke TK Aisiyah dan setelah itu langsung ke sekolah SD Muhammadiyah
tidak jauh dari rumahnya yang di Banjarmasin.
1
M.Arifin Ilham, Menggapai Kenikmatan Zikir, (Jakarta: Mizan,2004), cet.ke-1, h.35
34
35
Di SD Muhammadiyah ini beliau hanya sampai kelas tiga karena
berkelahi dengan teman sekelasnya. Kemudian oleh ayahnya Arifin
dipindahkan ke SD Rajawali Banjarmasin. Meskipun nakal Arifin berhasil
lulus SD dengan baik. Nilai pendidikan agamanya biasa-biasa saja namun
pengetahuan umumnya cukup bagus sehingga ia bisa masuk SMP Negeri I
Banjarmasin, sekolah favorit di ibu kota Kalimantan Selatan itu.
Semenjak kecil Arifin sudah menjadi anak masjid. Ia menikuti jejak
ayahnya, maklum ayahnya seorang aktifis masjid Sabil Al-Muhtadin dan
masjid Al-Jihad di Banjarmasin. Sehingga menular kepada anak laki satusatunya dari lima bersaudara itu. Di masjid ini ada ustad yang menjadi
tauladan Arifin namanya KH. Rofi’i Hamdi, ustad ini dikenal dengan tutur
kata dan perilaku yang lembut. Kelembutan yang mengesankan Arifin
kecil hingga ia kelak ingin menjadi seorang penceramah seperti ustad
Rofi’I atau setidak-tidaknya seorang guru.2
Selepas menyelesaikan sekolah dasar (SD) Arifin sempat mengenyam
sekolah menengah pertama (SMP) selama setahun di Banjar. Karena tidak
kerasa oleh ayahnya Arifin dikirim ke salah satu pesantren di daerah
Bintaro Jakarta Selatan, tepatnya di Pesantren Darun Najah pada tahun
1983 dan dilanjutkan di Asyafi’iyah pada tahun 1988 sampai 1989.3
Setahun kemudian ia berhasil lulus Aliyah dan mendapatkan rangking
ketiga. Di pondok ini keahlian pidatonya semakin mahir dan banyak
2
M.Arifin Ilham, Menggapai Kenikmatan Zikir, (Jakarta: Mizan,2004), cet.ke-1, h.35
Syamsul Yakin, Menghampiri Ilahi Melalui Zikir Taubah: Ikhtiar M. arifin Ilham
Membangun Masyarakat Spiritual Humanis, (Depok: Dar al-Akhyar Semesta Ilmu (DASI),
2002),cet.ke-2, h.17
3
36
dikenal orang. Beberapa kali ia meraih juara pidato baik di Asyafi’iyah
maupun
anata
pesantren
se-Indonesia
dan
internasional.
Karena
kemamapuannya berceramah meski usianya masih remaja Arifin kerap
keluar kandang mengisi pengajian di luar pesantren.
Setamat dari Aliyah, Arifin melanjutkan studi ke Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Nasional Jakarta, Jurusan Hubungan
Internasional. Gelar S1 diraihnya pada tahun 1995. Semasa kuliah ia
sering pindah-pindah tempat kos dari Grogol, Kebon Jeruk, Cibubur
sampai Pasar Minggu. Perjuangannya untuk menyelesaikan kuliah ternyata
tidak kecil. Misalnya buku-buku pelajarannya dibeli dari uang ngamen di
terminal, bahkan ia tak malu berjualan baju bekas agar bisa membayar
uang kuliah, pernah pula ia menjadi kenek (kondektur) angkutan umum
jurusan Cililitan-Cibubur pada malam. Arifin juga pernah mencoba
peruntungan dengan berdagang mie rebus di terminal Pasar Minggu. Dari
dagang mie rebus itulah ia berhasil mengumpulkan uang untuk
menunaikan ibadah haji pada tahun 1994 setahun sebelum wisuda.
2. Aktifitas Dakwah
Setelah meraih gelar S-I, aktifitasnya mulai lancar yaitu mengajak
orang-orang untuk
meninggalkan segala macam
perbuatan
yang
bertentangan dengan nilai-nilai atau ajaran yang terkandung dalam AlQur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Yang lebih terkenal dengan
sebutan dakwah Islam. Ia berdakwah bukan hanya di kota Jakarta tetapi
sudah melalang buana ke berbagai daerah, diantaranya: Lampung, Batam,
37
Balik Papan, Samarinda, dan Banjarmasin. Bahkan ia pernah berceramah
di Singapura. Sampai pada tahun 1996 beliau digigit ular peliharaannya,
Karena beliau adalah termasuk orang yang penyayang binatang.
Sebelum digigit ular beliau sudah bermimpi akan digigit ular dua kali
berturut-turut. Setelah digigit ular, ustadz Arifin Ilham mengalami koma
yang cukup lama hampir setengah bulan. Selama dua puluh satu hari
dalam keadaan koma yang cukup lama tersebut banyak perubahan yang
terjadi pada dirinya, seperti diceritakan oleh Ustadz Arifin Ilham, selama
kritis beliau mendapat pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Di
alam bawah sadarnya ia merasa berada di sebuah kampung, ditemuinya
sebuah masjid lalu ia masuk ke dalam masjid tersebut. Di dalam masjid itu
telah menunggu tiga shaf para jamaah dengan menggunakan pakaian
putih-putih. Salah satu jamaah dari mereka memintanya untuk memimpin
mereka berdzikir.
Keesokan harinya ia bermimpi kembali, hanya saja sedikit berbeda
kali ini ia merasa berada di tengah kampung yang penduduknya berlarian
ketakutan karena kedatangan beberapa orang yang dianggap sebagai
jelmaan setan. Melihat kehadiran dirinya, para penduduk meminta dirinya
menjadi penolong mereka untuk mengusir setan-setan itu.
Hari berikatnya ia bermimpi, kali ini ia diminta oleh seorang bapak
untuk mengobati istrinya yang sedang kesurupan. Mendengar permintaan
bapak tersebut ustadz Arifin bergegas menolong dan mengobatinya.
38
Berkat izin Allah, istri bapak tersebut tertolong dan sembuh. 4
Setelah sembuh dari koma dan berbekal pengalaman-pengalaman gaib
yang dialaminya, Ustadz Arifin Ilham memantapkan hatinya untuk
menjadi pengingat manusia agar tidak lupa berdzikir. Ternyata lewat
proses gigitan ular, Allah SWT menjadikan anak muda ini memimpin
majelis dzikir yang jamaahnya kini mencapai ribuan, dari segala status dan
segala penjuru. Walaupun kondisinya tidak jauh lebih baik, Ustadz Arifin
Ilham mengalmi perubahan suaranya, tetapi tidak ada yang mengetahui
rencana Allah, justru dengan suaranya itu Ustadz Arifin Ilham semakin
mudah dikenal para jamaah dan masyarakat luas.
Musibah (digigit ular) tersebut, kemudian dia pahami sebagai sebuah
teguran dari Allah atas kesombongannya selama menjadi da’i sebelum ia
digigit ular. Sebab selama itu ia merasa paling pintar, paling takwa, paling
beriman dan paling soleh. Kesadaran ruhani inilah oleh Ustadz Arifin
Ilham dijadikan landasan dzikir yang dilakukan sampai saat ini.
Pada awalnya kegiatan dzikir tersebut hanya dilakukan sendiri saja
karena manfaatnya yang dirasakannya besar maka ia mengajak kepada
masyarakat setempat untuk melakukan dzikir setiap hari seperti yang
beliau lakukan. Pada mulanya jamaah yang hadir berjumlah tujuh orang
saja, berkat keistiqomahan para jamaah dan kegigihan Ustadz Arifin Ilham
kegiatan dzikir ini kemudian berkembang dan mendapat respon positif dari
masyarakat dan para jamaah yang hadirpun semakin bertambah hingga
memenuhiruangan Masjid Al-Amru Bi al-Taqwa.
4
Endang Mintarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, h. 40-41
39
Masjid Al-Amru Bi al-Taqwa sebelumnya adalah sebuah taman yang
digunakan untuk sarana bermain oleh sebagian masyarakat perumahan
tersebut. Karena daerah tersebut belum memiliki sarana ibadah maka
masyarakat setempat sepakat agar taman tersebut dijadikan sebuah masjid
sebagai saran ibadah dan dakwah di daerah tersebut. Maka pada tahun
1995 didirikanlah sebuah masjid yang diberi nama Masjid Al-Amru Bi alTaqwa. Nama masjid tersebut diambil dari nama salah satu guru Ustadz
Arifin Ilham yang bernama Ustadz Irfan Amara Bi al-Taqwa.
Pada saat itu kegiatan dzikir hanya bertempat di Masjid Al-Amru Bi
al-Taqwa dan bentuknya hanya sebuah majelis. Pada tahun 2000 Ustadz
Arifin Ilham muli mengembangkan kegiatan dzikir tersebut. Seiring
dengan perjalanan dakwah dan sosial melalui ceramahnya beliau
memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk megikuti kegiatan dzikir
dan do’a yang dilakukannya.
Banyak para jamaah yang menginginkan agar kegiatan dzikir ini tidak
hanya berfokus pada satu kajian saja tetapi lebih mengembangkan kegiatan
dakwahnya. Atas usulan dari para jamaah tersebut maka Ustadz Arifin
Ilham mendirikan majelis dzikir yang bernama al-dzikra. Kata al-dzikra
itu sendiri artinya “mengingatkan”, maksudnya adalah mengingatkan
kembali kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah yang kemudian dzikir ini
dikenal dengan dzikir taubat artinya bahwa orang yang bertaubat berarti ia
telah kembali dari sesuatu yang dicela oleh agama Islam menuju sesuatu
yang disenangi oleh Islam.
Setelah kurang lebih setahun mengalami pasang surut terhadap
40
kehadiran para jamaahnya, maka pada bulan Ramadhan 1422 H
diselenggarakan dzikir akbar di Masjid Agung At-Tin Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur pada tanggal 18 Agustus 2001 dan
jumlah jamaah yang hadir sekitar 7000 orang. Sejak saat itulah dzikir
Ustadz Arifin Ilham dikenal oleh masyarakat banyak sehingga setiap kali
dzikir dilaksanakan selalu hadir banya jamaah.
Kegiatan dzikir yang pada awalnya hanya dilakukan di satu tempat
dan waktunya hanya satu bulan sekali, kini berkembang pesat dan
jamaahnya dari berbagai tempat. Nuansa putih pun selalu menyelimuti
majelis dzikir al-dzikra, mulai dari tempat hingga pakaian para jamaah
yang melambangkan kesucian.
3. Watak dan Akhlak
sebagai seorang da’i (orang yang mengajak ke jalan kebenaran)
Ustadz Arifin Ilham tentu saja memuliki watak dan akhlak, tujuan dari
pemaparan tentang Ustadz Arifin Ilham adalah agar umat Islam
mengetahui dengan pasti bagaimana watak dan akhlak beliau. Di antara
watak dan akhlak beliau yang ada pada dirinya adalah sebagai berikut:
Pertama, berkemauan keras. Berdasarkan pengakuan namanya, Ustadz
Arifin Ilham itu orangnya keras dalam berkemauan, sehingga dia akan
berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan kemauannya. Seperti halnya
dia berkeinginan untuk melanjutkan ke pesantren modern. 5
Kedua, pekerja keras. Ketika masa-masa berkecimpung sebagai
mahasiswa, Arifin sudah enggan menerima bantuan keuangan dari orang
tua. Untuk itu beliau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
5
Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, h. 41
41
dengan menjadi knek angkutan umum, bahkan pernah menjadi pengamen.
Sampai saat ini, Ustadz Arifin Ilham terus melanjutkn tradisi sebagai
pekerja dengan membuka sebuah ruko di kawasan Depok dan menjadi
salah satu komisaris pada salah satu perusahaan travel dan logistik.
Menurut
pengamatan
penulis,
penghasilan
dari
dakwahnya
dan
ceramahnya selalu disedekahkan. Sedangkan kebutuhan sehari-hari beliau
peroleh dari berbisnis.6
Ketiga, dermawan. Sejak kecil, menurut namanya sifat dermawan
Ustadz Arifin Ilham sudah kelihatan. Sang mamah menceritakan bahwa
pada suatu kali ada temannya yang suka dan tertarik pada baju Ustadz
Arifin Ilham yang dibelikan mamanya. Setelah temannya berterus terang
pada Arifin Ilham, Ustadz Arifin Ilham memberikannya baju tersebut.
Sampai saat ini, Ustadz Arifin Ilham selalu membiasakan bersedekn setiap
hari sebagai zakat amaliah dari zikir tobatnya.7
Keempat, ikhlas. Ikhlas adalah inti dari ibadah. Tanpanya ibadah tidak
akan bernilai dihadapan Allah. Walaupun sifat ikhlas merupakan pekerjaan
hati dan sangat rahasia, akan tetapi efeknya dapat dilihat dari perilaku
seseorang. Diantara hasil pengamatan penulis terhadap cermin atau
refleksi keikhlasan Ustadz Arifin Ilham dalam berdakwah, dapat diterka
dari adanya tarif yang dikenakan pada setiap ceramah dan zikirnya.
Bahkan di satu acara halal bihalal pada salah satu jamaahnya, Ustadz
Arifin Ilham tidak meminta imbalan apapun. Informasi ini didapat dari
6
7
Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, h. 32
Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah.
42
jamaah yang mengadakan acara tersebut dan ketiadaan ujrah tersebut telah
disampaikan pada hari sebelum pelaksanaan acara. Ustadz Arifin Ilham
dalam beberapa kesempatan selalu menyampaikan bahwa yang beliau cari
adalah ridha Allah dan surge-Nya. Memang benar, da’i muda ini tidak
menggantungkan hidupnya dari hasil zikir dan ceramahnya. Sebagaimana
telah diungkapkan sebelmnya, dia punya usaha sendiri dalam memenuhi
kebutuhannya.8
Kelima, sederhana. Pada pagi hari seusai sholat subuh, penulis sempat
berbincang-bincang di rumahnya yang memang cukup sederhana untuk
seseorang yang punya penghasilan Ustadz Arifin Ilham. Salah satu isi
perbincangan tersebut ialah mengenai kesederhanaan dan kemewahan.
Menurut Ustadz Arifin Ilham memanfaatkan kemewahan dalam Islam
tidak dilarang. Tetapi, dia lebih memilih kesederhanaankarena itu gaya
hidup Nabi dan sahabatnya. Adapun dua rumah yang dimilikinya, salah
satunya adalah hadiah dari jamaahnya dan dipergunakan tamu yang
menginap untuk mengikuti acara zikir keesokan harinya. Begitu pula
dengan dua mobil, salah satunya merupakan hadiah dari kolega
perusahaannya dan dipergunakan untuk kepentingan dakwah, sedangkan
yang satunya lagi digunakan untuk kepentingan keluarga.9
Keenam, rendah hati. Dalam setiap kesempatan Ustadza Arifin Ilham
selalu mengatakan bahwa di majelis Al-dzikra yang dipimpinnya, beliau
tidak berkedudukan sebagai mursyid atau guru. Dia selalu menegaskan
8
9
Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah,
Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, h. 43
43
bahwa Ustadz Arifin Ilham sama seperti jamaah lai yang masih butuh
belajar. Oleh karena itu pada setiap pengajian malam Rabu, yang dia sebut
sebagai malam terbiah, Ustadz Arifin belajar bersama-sama dengan para
jamaah kepada seorang Ustadz yang mengisi pengajian yang terdiri dari
para pakar keagamaan sebagai Pembina sekaligus pengawas majelis dan
Ustdaz Arifin Ilham. Dari situlah kerendahan hatinya sebagai seorang
pemimpin majelis zikir dapat terlihat.10
Ketujuh, terbuka untuk dikritik. Hal ini sebetulnya merupakan
konsekuensi logis dari kerendahan hatinya, sebab Ustadz Arifin Ilham
sendiri betul-betul menyadari akan kebutuhan dan kekurangan ilmu yang
dimilikinya. Kendatipun, Ustadz Arifin Ilham merupakan sosok yang
gemar belajar, banyak membaca, dan dia juga menguasai bahasa Arab dan
Inggris. Jadi, sebetulnya cukup mumpuni dalam bidang keagamaan.
Namun itulah sosok da’i yang rendah hati. Beliau selalu bersikap ramah
dan senang menerima kritik setajam apapun, karena baginya kritik itu bisa
mengingatkan dan memacu untuk terus belajar.11
4. Karya-Karya Ustadz Arifin Ilham
Dalam kurun waktu yang tidak lama di tengah-tengah kesibukan
dalam memimpin majelis zikir, Ustadz Arifin Ilham dapat menerbitkan
beberapa buku diantaranya: hakikat zikir (jalan taat menuju Allah), dalam
buku ini memberikan panduan, kiat-kiat untuk mensucikan jiwa, yang
pada akhirnya bermuara pada satu titik akhir adalah bahwa naungan ridha
10
11
Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, h. 44.
Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah,
44
Allah. Menggapai kenikmatan zikir (fenomena Muhammad Arifin Ilham
dan majelis zikir Al-zikra), buku ini mengupas tentang perjalanan hidup
dan aktifitas Ustadz Arifin Ilham serta Majelis zikir Al-zikra yang beliau
pimpin. Indonesia Berzikir (risalah anak bangsa untuk negeri tercinta),
renungan-renungan zikir, amalia zikir taubat, mendirikan mata hati.
B. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
1. Sejarah Berdirinya FIDIKOM
Sebelum berdirinya sebagai fakultas, fakultas Ilmu Dakwa dan Ilmu
Komunikasi mulanya adalah sebuah jurusan di Fakultas Ushuluddin.
Setelah menginduk kurang lebih 25 tahun, maka pada tahun 1989 Jurusan
Dakwah memisahkan diri dan mandiri sebagai sebuah fakultas. Pada saat
berdiri, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi memiliki dua
jurusan: Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam.
Pada tahun akademik 1997-1998, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi membuka Jurusan Menejemen Dakwah (MD). Setahun
kemudian tepatnya tahun akademik 1998-1999, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi membuka Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
(PMI).
Semakin besarnya tuntutan
kebutuhan terhadap sarjana-sarjana
Muslim yang memiliki kemampuan dalam menangani masalah-masalah
sosial maka pada tahun akademik 2003-2004, Fakultas Ilmu Dakwah dan
45
Ilmu Komunikasi membuka Konsentrasi Kesejakteraan Sosial (Kessos) di
bawah jurusan PMI. Pada tahun akademik 2003-2005, sejalan dengan
semakin besarnya minat calon mahasiswa KPI khususnya untuk bidang
komunikasi dan media massa, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi membuka Konsentrasi Jurnalistik yang berada dibawah
jurusan KPI.
Dari namanya sudah jelas bahwa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi bertugas menghasilkan ahli-ahli dakwah yang kompeten dan
siap mengabdi kepada masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada
khususnya. Fakultas ini berusaha mengenbangkan ilmu dakwah dan
menerapkannya dalam konteks tempat dan zaman. Jurusan di Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah banyak melahirkan alumni yang
diakui kapabilitas dan reputasinya di tengah masyarakat.12
2. Visi dan Misi FIDIKOM
Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah: “menjadikan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pusat keunggulan
dalam kajian ilmu-ilmu dakwah, mengembangkan masyarakat Islam dan
komunikasi kotemporer”. Sedangkan misinya adalah:
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pelajaran yang berkualitas dan
mumpuni dalam ilmu dakwah dan komunikasi.
b. Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka mengembangkan
ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublikasikannya, baik
nasional, regional dan internasional.
12
Info Fakultas, diakses 23 Oktober 2013, dari www.uinjkt.ac.id
46
c. Melakukan pengabdian kepada masyarakat secara konsinsten dan
berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi.
d. Mengembangkan spiritual, moral dan etika pembangunan bangsa.
e. Melakukan secara aktif kerjasama yang produktif dengan lembaga dan
instansi terkait, baik dalam maupun luar negeri untuk kepentingan
pengembangan dakwah dan masyarakat Islam.
f. Melakukan pembinaan akhlak mulia, kreatifitas dan life skill
mahasiswa.
g. Menjalin silaturahmi secara intensif dengan alumni dan wali
mahasiswa untuk membangun kejayaan fakultas.13
3. Sejarah Singkat Jurusan KPI
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) atau yang biasa juga
disebut Program Studi KPI merupakan salah satu dari enam jurusan yang
berada pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) UIN
Syarif HIdayatullah Jakarta.
Awal mula jurusan KPI bernama Jurusan Penerangan dan Penyiaran
Agama (PPA) dan pertama kali dibuka pada tahun akademik 1990/1991.
Juran PPA merupakan jurusan yang mengiringi dibukanya Fakultas
Dakwah di lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fakultas Dakwah adalah fakultas yang merupakan pengembangan dari
Jurusan Dakwah pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah yang
mengacu kepada rencana kemajuan dan kebutuhan IAIN ke depan. Hal
13
Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2012, h. 175
47
demikian juga merupakan konsekwensi dari terbitnya Surat Keputusan
Presiden RI. Nomor 9 tahun 1987 tanggal 22 April 1987 yang
menyatakan, bahwa pada 14 tempat IAIN yang ada di Indonesia, yang
memiliki Fakultas Dakwah berada pada 9 tempat, yaitu: IAIN Sunan
Kalijogo di Jogjakarta, Syarif Hidayatullah di Jakarta, Raniry di Banda
Aceh, Antasari di Banjarmasin, Sunan Ampel di Surabaya, Alauddin di
Ujung Padang, Imam Bonjol di Padang dan Wali Songo di Semarang.
Selanjutnya
berdasarkan
Surat
Keputusan
Dirjen
Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam tentang penyelenggaraan jurusan dan program
studi IAIN Syarif Hidayatullah No. E/48/1999, Fakultas Dakwah memiliki
4 jurusan, yaitu: KPI, BPI, MD, dan PMI. Serta program ektensi.14
4. Visi dan Misi
Visi dari jurusan KPI adalah menjadika Jurusan/Program Studi KPI
unggul, berdaya saing tinggi dan terdepan dalam keilmuan, keislaman, dan
keterampilan dibidang komunikasidan penyiaran Islam melaui lisan,
tulisan maupun media massa pada tahun 2015. Sedangkan Misi dari
Jurusan KPI adalah:
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang ilmu
komunikasi dan penyiaran Islam.
b. Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran
Islam.
c. Melaksanakan
14
pengabdian
kepada
masyarakat
dalam
http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/sejarah, diakses pada 23 Oktober 2013
rangka
48
mengamalkan ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.
d. Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga yang terkait dengan
aktivitas komunikasi dan penyiaran Islam, baik lembaga negeri
ataupun swasta.15
e. Mengintegrasikan keilmuan agama dan keilmuan komunikasi.
5. Tujuan dan Sasaran
Tujuan Jurusan KPI adalah:
a. Menyiapkan peserta didik memiliki ilmu komunikasi dan penyiaran
Islam
serta
terampil
berkomunikasi
dan
berdakwah
secara
professional, baik melalui lisan, tulisan ataupun dengan menggunakan
media massa.
b. Menyiapkan
peserta
didik
memahami
dasar-dasar
metodologi
penelitian dan mampu melakukan penelitian dalam bidang ilmu
komunikasi dan penyiaran Islam guna mengembangkan bidang
keilmuan dan bertindak sebagai sarjana komunikasi dan penyiaran
Islam.
c. Menyiapkan peserta didik memahami masalah-masalah keagamaan
dan kemasyarakatan dan mampu melaksanakan pengabdian kepada
masyarakat sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang diperoleh dalam
perkuliahan.
d. Menyiapkan
peserta
didik
memahami
asas-asas
pengolahan
komunikasi dan penyiaran melalui media tradisional, konvensional
ataupun modern dan memiliki keahlian teoritis dan praktis untuk dapat
15
http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/visi-dan-misi
49
dipergunkan dalam kompetensi dan kompetisi di dunia kerja serta
mampu memangku jabatan-jabatan sesuai dengan bidang keahliannya.
e. Menyiapkan peserta didik yang berkepribadian islami yang dapat
menjadi tauladan dalam kehidupan yang bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Sasaran Jurusan KPI adalah:
a. Peserta didik memiliki pengetahuan, kepahaman, dan kemampuan
teoritis dan praktis dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran Islam
secara lisan, tulisan ataupun dalam menggunakan media massa.
b. Peserta didik memahami metodologi penelitian dan dapat melakukan
penelitian dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam sebagai
kontribusi terhadap pengembangan kelimuan, kemasyarakatan ataupun
kenegaraan.
c. Peserta didik dapat melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam
masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan sebagai sumbangsih
untuk membangun peradaban masyarakat, bangsa dan negara.
d. Peserta didik menjadi sarjana yang kompeten secara teoritis dan praktis
dalam bidang komunikasi dan penyiaran serta mampu berkompetisi
dalam mengisi lapangan kerja ataupun menciptakan lapangan kerja
baru serta mampu
memangku
jabatan-jabatan sesuai
keahliannya.16
16
http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/tujuan-dan-saran
dengan
50
Profil Salah Satu Mahasiswa yang Berprestasi Dalam Organisasi
Nama
: Hairul Saleh
Alamat
: Pondok Pinang Timur RT 003/03
Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 01 Desember 1991
Riwayat Pendidikan
: 1. MI AL-Fauzain (1997-2003)
2. SMP N 87 Jakarta (2003-2006)
3. SMA N 74 Jakarta (2006-2009)
4. UIN Jakarta (2009-Sekarang)
Hobi
: Badminton dan Naik Gunung
Pengalam Organisasi
:
1. Pengurus Osis SMPN 87 Jakarta tahun 2004
2. Pengurus Osis SMAN 74 Jakarta tahun 2008
3. Pengurus Karang Taruna Pondok Pinang 2010
4. Pengurus BEMJ KPI Periode 2010-2011
5. Pengurus HMI Komfakda Periode 2010-2011
6. Ketua KMLA Garuda Fidkom Periode 2011-2012
7. Wakil Ketua Forum Komunikasi Alumni SMA N 74 Jakarta Angkatan
2009
8. Presiden BEM Fidkom Periode 2012-2013
9. Pengurus HMI Cabang Ciputat Periode 2013-2014
BAB IV
TEMUAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis data dengan menggunakan
prosedur yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Data-data untuk
menjelaskan identitas responden berdasarkan jenis kelamin, jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam angkatan 2011 – 2012 dan keaktifan responden dalam
berorganisasi disajikan dalam bentuk tabel distribus frekuensi. Sedangkan untuk
mengetahui respon mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam 2011 – 2012 terhadap
metode dakwah Ustadz Arifin Ilham yang terbagi dalam tiga jenis respon, yaitu
respon kognitif, afektif dan konatif juga ditampilkan disertai dengan rata-rata
jawaban responden serta standar deviasinya.
Untuk mengukur respon mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
angkatan 2011 – 2012 dengan populasi sebanyak 162 orang, dan didapati sampel
dengan random sampling 62 orang. Sampel yang digunakan terdiri dari
Komunikasi Penyiaran Islam kelas A berjumlah 12 orang, kelas B berjumlah 14
orang, kelas C berjumlah 13 orang, kelas D 12 orang, kelas E berjumlah 11
orang.
A. Identitas Responden
Dari 62 kuesioner yang telah terkumpul, penulis mendapatkan data mengenai
responden berdasarkan jenis kelamin. Dalam penelitian ini, jenis kelamin
ditunjukan agar dapat dilihat apakah ada hubungannya dengan respon mahasiswa
baik laki-laki ataupun perempuan terhadap metode dakwah Ustadz Arifin Ilham.
Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel berikut:
51
52
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
F
Fr
1
Perempuan
33
53.22%
2
Laki-laki
29
46.78%
Jumlah
62
100%
Berdasarkan tabel 3 diatas bahwa identitas responden berdasarkan jenis
kelamin dengan mahasiswa perempuan sebanyak 33 orang (53.22%) dan laki-laki
sebanyak 29 orang (46.78%). Dengan begitu terlihat bahwa jumlah responden
perempuan lebih banyak dari jumlah responden laki-laki .
Selanjutnya, karakteristik responden berdasarkan kelas pada mahasiswa
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2011 – 2012 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini, datanya
dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas
No
Jurusan dan Kelas
F
Fr
1
Komunikasi Penyiaran Islam kelas A
12
19.35%
2
Komunikasi Penyiaran Islam kelas B
14
22.58%
3
Komunikasi Penyiaran Islam kelas C
13
20.97%
4
Komunikasi Penyiaran Islam kelas D
12
19.35%
5
Komunikasi Penyiaran Islam kelas E
11
17.74%
62
100%
Jumlah
53
Berdasarkan tabel 4 diatas, didapati bahwa responden Komunikasi Penyiaran
Islam kelas A sebanyak 12 orang (19.35%), kelas B sebanyak 14 orang (22.58%),
kelas C sebanyak 13 orang (20.97%), kelas D sebanyak 12 orang (19.35%), kelas
E sebanyak 11 orang (17.74%), dengan total responden keseluruhan sebanyak 62
orang.
Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan.
Latar belakang pendidikan responden ditunjukan lebih rinci karena dalam
penelitian ini ingin melihat apakah ada hubungan latar belakang pendidikan
responden dengan respon mahasiswa terhadap metode dakwah Ustadz Arifin
Ilham. Datanya dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
No
Latar Belakang Pendidikan
F
Prosentase
1
SMA/SMK
43
69.35%
2
MA/Ponpes
19
30.65%
Jumlah
62
100%
Berdasarkan tabel 5 diatas, didapati bahwa responden yang berlatar belakang
pendidikannya SMA/SMK sebanyak orang 43 orang (69.35%) dan yang berlatar
belakang pendidikannya MA/Ponpes
sebanyak 19 orang (30.65%). Dengan
begitu dapat terlihat bahwa jumlah responden yang berlatar belakang SMA/SMK
lebih banyak dari jumlah responden yang berlatar belakang MA/Ponpes.
54
B. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner.
Tabel 5
Uji validitas
Scale Mean
Scale
Corrected
Cronbach's
if Item
Variance if
Item-Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
VAR00001
45.5882
27.141
.077
.806
VAR00002
46.7500
26.190
.047
.832
VAR00003
45.7353
25.212
.467
.780
VAR00004
45.6765
22.461
.692
.755
VAR00005
45.7353
22.496
.701
.755
VAR00006
45.7206
22.234
.764
.750
VAR00007
46.0441
23.177
.459
.778
VAR00008
45.7353
22.168
.615
.760
VAR00009
45.5735
24.995
.538
.777
VAR00010
46.3235
22.819
.581
.765
VAR00011
45.9118
25.007
.232
.802
VAR00012
45.6912
23.232
.444
.779
55
Berdasarkan tabel diatas item 11 harus dieliminasi karena r hitung lebih kecil dari
pada r tabel 0,232 lebih kecil dari 0,250 dan item yang lain dinyatakan valid.
C. Uji Reliabilitas
Hasil dari pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah
instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda. Reliabilitas dapat menjadi alat ukur suatu kuesioner yang merupakn
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,6 atau lebih. Hasil dari pengujian reliabilitas disjikan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 6
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha
Standardized Items
N of Items
.794
.817
12
Jadi reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik sedangkan 0,7 dapat diterima
dan diatas 0,8 adalah baik karena diketahui nilai cronbach’ alpha adalah 0,794
maka reliabilitas dapat diterima.
56
D. Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap Metode
Dakwah Ustadz Arifin Ilham
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert dalam angket yang
telah digunakan. Dengan nilai untuk pertanyaan bersifat positif, dengan STS=
sangat tidak setuju (1), TS= tidak setuju (2), RR= ragu-ragu (3), S= setuju (4),
SS= sangat setuju (5). Sedangkan untuk pertanyaan bersifat negatif, dengan STS=
sangat tidak setuju (5), TS= tidak setuju (4), RR= ragu-ragu (3), S= setuju (2),
SS= sangat setuju (1). Dimana setiap jawaban yang dipilih sesuai dengan tabel
yang ada, maka hasilnya dikalikan dengan skala nilai tersebut diatas.
Dalam mengkategorikan respon, berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Steve M. Cahte, respon dibagi menjadi 3 kategori, yaitu1:
1. Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap metode dakwah Ustadz Arifin
Ilham dalam kategori Skala Kognitif
Berdasarkan respon Kognitif (pendapat), yaitu respon yang berkaitan erat
dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu hal.
Respon ini muncul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau
presepsi oleh khalayak. Dari data yang terkumpul, didapati respon kognitif
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syrif Hidayatullah
Jakarta terhadap metode dakwah Ustadz Arifin Ilham dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
1
h. 218
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),
57
Tabel 7
Respon Mahasiswa terhadap Metode Dakwah Ustadz Arifin Ilham dari
Skala Kognitif, Afektif dan Konatif
No
1
2
3
4
5
6
Pertanyaan Skala Kognitif, Afektif dan Konatif
Nilai
Rangking
276
1
264
6
268
3
264
7
265
5
244
10
264
8
271
2
227
11
253
9
267
4
JUMLAH
2331
11
Skor Rata-rata
211,9
Saya mendapat pengetahuan agama dari ceramah Ustadz
Arifin Ilham.
Ceramah Ustadz Arifin Ilham memberikan informasi
yang baik.
Setelah mendengar ceramah Ustadz Arifin Ilham saya
merasa tenang.
Saya akan menjaga sikap baik setelah mendengar
ceramah Ustadz Arifin Ilham.
Saya akan membiasakan diri untuk menjalankan ibadah
setelah mendengar ceramah Ustadz Arifin Ilham.
Saya akan lebih menahan emosi setelah mendengar
ceramah Ustadz Arifin Ilham.
Dengan saya mendengarkan ceramah Ustadz Arifin
7
Ilham, saya dapat mengetahui mana yang dilarang dan
mana yang tidak dilarang.
8
9
10
11
Saya menyukai bahasa Ustadz Arifin Ilham yang
lembut.
Saya menyukai sikap Ustadz Arifin Ilham yang ramah.
Ustadz Arifin Ilham mengingatkan agar kita tidak
berbuat dosa dan menjalankan amal yang baik.
Saya akan berprasangka baik kepada orang lain setelah
mendengar ceramah Ustadz Arifin Ilham
58
Chi-Square test respon kognitif, afektif dan konatif
Tabel 8
Test Statistics
VAR00001
Chi-Square
VAR00002
19.290
Df
Asymp. Sig.
a
VAR00003
30.129
b
59.935
19
20
20
.438
.068
.000
Perempuan
Tabel 9
Test Statistics
VAR00001
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
18.784
VAR00002
a
12.054
VAR00003
b
11.162
c
15
14
17
.224
.602
.848
Laki-laki
Tabel 10
Test Statistics
VAR00001
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
17.194
VAR00002
a
b
7.387
VAR00003
b
7.935
c
17
13
16
.441
.881
.951
59
Berdasarkan tabel 7 dimensi respon kognitif, afektif dan konatif terdapat
pada point 1 sampai dengan 7 sedangkan pada dimensi metode dakwah mauidzah
al hasanah terdapat pada point 8 sampai dengan 11.
Respon kognitif dapat dilihat pada poin 1, 2 dan 7 adalah skala kognitif.
Kognitif adalah respons yang timbul setelah adanya pemahaman terhadap sesuatu
yang terkait dengan informasi atau pengetahuan. Terjadi bila ada perubahan pada
apa yang diketahui, atau dipersepsi oleh khalayak.
Pada point 1 pada skala kognitif yaitu pengetahuan. Pengetahun yang
dimaksud ialah responden wawasannya bertambah tentang Agama Islam setelah
Ustadz Arifin Ilham berceramah yang ditampilkan pada saat sebelum pengisian
kuesioner, karena Ustadz Arifin Ilham membahas materi yang mengangkat tema
Dzikir yang merupakan salah satu ajaran Islam, sehingga responden merasa
bertambah wawasannya tentang salah satu ajaran Agama Islam, bahwa dengan
berdzikir kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pada point 2 skala kognitif yaitu informasi. Informasi yang dimaksud ialah
informasi yang baik seperti ajaran - ajaran agama Islam yang menuntun responden
untuk melakukan hal yang positif. Contohnya selalu beramal, menolong orang,
menjalankan ibadah dan lain – lain.
Pada point 7 skala kognitif yaitu pengetahuan. Pengatahuan yang
dimaksud ialah dapat mengetahui mana yang dilarang dan mana yang tidak
dilarang oleh agama sehingga respon lebih berhati – hati dalam memilih tindakan.
Apakah tindakan itu dilarang oleh agama atau tidak, apakah barang yang itu
dilarang agama atau tidak. Dengan bisa mengetahui mana yang dilarang atau tidak
responden bisa tenang dalam memilih sesuatu.
60
Selanjutnya, berdasarkan respon afektif yang terdapat pada point 3, 4 dan
6. Respon afektif (perasaan), yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap
dan penilaian seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada
perubahan pada apa yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu hal. Pada
point 3 skala afektif yaitu perasaan tenang. Perasaan tenang yang dimaksud adalah
diamana setelah responden mendengarkan ceramah Ustadz Arifin Ilham mereka
merasa tenang karena mendapat siraman rohani dari Ustadz Arifin Ilham yang
membuat tenang.
Pada point 4 skala afektif yaitu sikap. Sikap yang dimaksud dalam point 4
adalah sikap untuk berusaha menjaga sikap baik atau selalu melakukan hal yang
baik dan positif. Sehingga resonden selalu mendapat pahala dalam sikap baik
yang mereka kerjakan.
Kemudian pada point 6 skala afektif yaitu emosi. Emosi yang dimaksud pada
point 6 adalah responden bisa menahan emosi untuk berbuat hal yang buruk.
Karena jika emosi tidak ditahan bisa saja responden melakukan hal buruk
terhadap orang lain sehingga responden mendapatkan dosa dari perbuatan buruk
akibat tidak bisa menahan emosi.
Selanjutnya, berdasarkan respon konatif yang terdapat pada point 5.
Respon konatif (perilaku), yaitu respon yang berhubungan dengan dorongan dan
prilaku nyata khalayak yaitu meliputi tindakan atau kebiasaan dalam kehidupan
sehati-hari. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi
oleh khalayak terhadap sesuatu hal.
Pada point 5 skala konatif yaitu kebiasaan. Kebiasaan yang dimaksud
adalah responden akan membiasakan diri untuk menjalankan ibadah setelah
61
mendengar ceramah Ustadz Arifin Ilham sehingga ibadah responden terjaga.
Sudah seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan Allah untuk selalu menjalankan
ibadah kepada Allah bukan saja sebagai yang diperintahkan-Nya tetapi bisa juga
sebagai rasa syukur kita terhadap segala nikmat yang Allah berikan.
Selanjutnya masuk kepada dimensi metode dakwah mauidzah al hasanah.
Pada point 8 dan 9 terdapat indikator lembut dan ramah. Yang dimaksud pada
point 8 indikator lembut adalah responden menyukai tutur kata Ustadz Arifin
Ilham yang lembut. Karena perkataan yang lembut lebih enak didengar, lebih
mudah dipahami, lebih jelas maksudnya dan member ketenangan kepada
pendengarnya.
Pada point 9 terdapat indikator ramah. Ramah yang dimaksud adalah
responden menyukai sikap ramah dari Ustadz Arifin Ilham. Karena sebagai
ustadz, Ustadz Arifin Ilham harus ramah sehingga sebagai contoh kepada
jamaahnya agar jamaahnya meniru sikap ramahnya kepada setiap orang. Karena
sikap ramah membuat orang lain senang, tenang dan kembali ramah terhadap
orang yang menjaga sikap ramah.
Kemudian pada point 10 terdapat indikator nasehat. Nasehat yang
dimaksud pada point 10 adalah Ustadz Arifin Ilham mengingatkan kepada
responden agar responden menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar yaitu
menjalankan amal yang baik dan mencegah keburukan. Karena dalam agama
Islam diajarkan untuk selalu melakukan amal yang baik dan mencegah keburukan.
Mencegah keburukan dalam Islam tidak dianjurkan dengan kekerasan. Bisa
dengan kekuasaan, apabila dengan kekuasaan tidak bisa maka dengan kekuatan.
Apabila dengan kekuatan juga maka cara terakhir adalah dengan hati.
62
Yang terakhir pada point 11 terdapat indikator berprasangka baik.
Berprasangka baik pada point 11 maksudnya adalah
responden tidak boleh
berprasangka buruk kepada orang lain. Karena berprasangka buruk itu bisa
membuat keburukan bagi diri sendiri dan orang lain. Sehingga sering terjadinya
salah paham dengan orang lain.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, akan diuraikan kesimpulan dari hasil temuan dan analisis
penelitian yang dilihat dari bab sebelumnya. Dalam bab ini juga disertai saransaran dari peneliti bagi pihak akademisi maupun praktisi yang merupakan objek
manfaat dari penelitian ini. Lebih jelasnya akan diuraikan berikut.
A. Kesimpulan
Penelitian ini tentang Respon Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap Metode Dakwah Ustadz Arifin Ilham telah selesai silakukan oleh
penulis. Maka dari itu, setelah melakukan penelitian skripsi ini berdasarkan
hasil analisis penulis dapat disimpulkan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, didapati respon positif terhadap metode dakwah Ustadz
Arifin Ilham, dapat diketahui bahwa:
1. Ustadz Arifin Ilham menyampaikan metode dakwah Mauidzah al
Hasanahnya dengan retorika yang baik, menggunakan bahasa yang
lembut, sopan dan santun tanpa paksaan, dilengkapi contoh yang nyata,
dan juga memberikan keteladanan.
2. Metode dakwah Mauidzah al Hasanah yang digunakan Ustadz Arifin
Ilham mampu menghasilkan respon kognitif, respon afektif, dan respon
konatif yang baik pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2011-2012.
63
64
B. Saran
1. Untuk Ustadz Arifin Ilham semoga tetap istiqomah dalam berdakwah
karena beliau sangat dibutuhkan oleh umat dan tidak sedikit masyarakat
yang sangat mengharapkan dan menunggu dakwah yang disampaikan oleh
beliau.
2. Untuk para akademisi. Khususnya kepada mahasiswa bidang Komunikasi
dan Penyiaran Islam, coba lebih memahami ilmu dakwah dan ajaran Islam
lebih dalam lagi, agar dimasa yang akan datang bisa menjadi penerus para
Nabi dan Ulama dalam berdakwah ajaran Islam.
3. Untuk masyarakat. Perbanyaklah mendengarkan ceramah-ceramah agama
agar mempertebal iman dan Islam sehingga bisa dipraktekan dalam
kehidupan sehari-hari dan berusaha mengamalkan amalan 7 sunna Rosul,
yaitu istigfar setiap saat, tidak pernah putus wudhu, membaca dan
memahami Al-Qur’an, serta bersedekah setiap hari.
4. Untu para Muballigh. Dalam berdakwah hendaknya tidak komersial,
ikhlas dalam berdakwah, menjadi tauladan yang baik bagi umat dan
istiqomah terhadap jadwal-jadwal dakwah yang sudah disepakati.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU
A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002),
Cet. Ke-2.
Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet ke-19.
Amanda W., Frista, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media).
Ambari, Muarif, Hasan, Nurcholis Madjid, dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT.
Ikrar Mandiri Abadi, 2001), Cet. Ke-9.
Amin, Mansyur, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press,
1997), Cet. Ke-1,
Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. Ke-1.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2006) edisi revisi.
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Presfektif Al-Qur’an: Studi Kritis atas Visi, Misi,
dan Wawasan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002).
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996),
edisi ke-3.
Effendy, Ucjhana, Onong, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra
Aditiya Bakti, 2003),
Hajar Ibnu, Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada), cet. Ke-1.
Ilham, Muhammad Arifin, Menggapai Kenikmatan Zikir, (Jakarta: Mizan, 2004),
cet.ke-1.
J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), cet ke-9.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999)
Martono Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif, Analisis isi dan analisis data
sekunder, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2011) edisi revisi,
Muhiddin Asep, Dakwah dalam Presfektif Al-Qur’an: Studi Kritis atas Visi, Misi,
dan Wawasan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002),
Muriah, Siti, “Metodologi Dakwah Kontemporer”, (Yogyakarta: Mitra Pusaka,
2000), Cet. Ke-1,
Nazir, Moh., Metode Penelitian (Jakarta: Gralia Indonesia, 2003), h.174
Rukman, Nana, Masjid dan Dakwah, (Jakarta : Almawardi, 2002), Cet. Ke-1.
Salam, Syamsir, dan Jaenal Arifin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006).
Saleh, Rosyad, Abdul, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1993).
Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. Ke-19.
Siddiq, Syamsuri, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, (Bandung: PT. Al-Ma'arif,
1981), Cet. Ke-1,
Sulton, Muhammad, Menjawab Tantangan Zaman: Desain Ilmu Dakwah Kajian
Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis, (Semarang: Pustaka Pelajar,
2003) Cet. 1.
Syukri, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995).
Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2012,
Walgito, Bimo, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1997).
Wibisono, Yusuf, Metode Statistic, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2005).
Ya’qub, Hamzah, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung:
Dipenogoro, 1981).
Yakin, Syamsul, Menghampiri Ilahi Melalui Zikir Taubah: Ikhtiar M. arifin Ilham
Membangun Masyarakat Spiritual Humanis, (Depok: Dar al-Akhyar
Semesta Ilmu (DASI), 2002),cet.ke-2.
Yaqub. Ali, Mustafa, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1997).
Yunus, Mahud, Terjemahan Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya
Agung).
SUMBER INTERNET
http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/tujuan-dan-saran,
diakses
pada
23
Oktober 2013
http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/visi-dan-misi, diakses pada 23 Oktober
2013
http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/sejarah, diakses pada 23 Oktober 2013
DOKUMENTASI
Aktivitas Dakwah Ust. Arifin Ilham
1
2
3
4
Pengisian Kuesioner Oleh Responden
5
Daftar Kuesioner
Pendahuluan
Assalammu’alaikum wr.wb
Dengan ini saya mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN syarif Hidayatullah Jakarta dibawah ini:
Nama
: Fahrizal
Jurusan/Semester
: Komunikasi Penyiaran Islam / VIII
Bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Respon
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap Metode Dakwah
Ustadz Arifin Ilham”, penelitian tersebut dalam rangka penulisan karya Ilmiah
(skripsi).
Sehubungan dengan itu, saya mohon kepada mahasiswa/i jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam kiranya berkenan mengisi pertanyaan-pertanyaan
dalam kuesioner yang saya ajukan dengan sebenar-benarnya.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih
Wassalammu’alaikum wr.wb
Jakarta, 3 Maret 2014
(Fahrizal)
I.
Pada bagian ini Anda diminta untuk menuliskan beberapa informasi
mengenai diri anda
1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
: lingkari salah satunya
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Kelas
:
4. Angkatan
: 2011-2012
5. Latar Belakang Pendidikan: lingkari salah satunya
a. SMA/SMK
b. MA/PonPes
II.
Pada bagian ini Anda diminta untuk menjawab semua pertanyaan mengenai
respon Anda terhadap metode dakwah Ustadz Arifin Ilham . Jawaban yang
Anda berikan diharapkan sesuai dan ditulis dengan sebenar-benarnya.
Beri tanda ceklis (√) pada salah satu jawaban yang tersedia dibawah ini.
Keterangan
SS
S
RR
TS
STS
III.
No
1
2
3
4
5
6
: Sangat Setuju
: Setuju
: Ragu-ragu
: Tidak Setuju
: Sangat Tidak Setuju
Daftar pernyataan
A. Pernyataan skala kognitif, afektif dan konatiF
Pertanyaan Skala Kognitif, Afektif dan Konatif
Nilai
Rangking
276
1
264
6
268
3
264
7
265
5
244
10
264
8
271
2
227
11
253
9
267
4
JUMLAH
2331
11
Skor Rata-rata
211,9
Saya mendapat pengetahuan agama dari ceramah Ustadz
Arifin Ilham.
Ceramah Ustadz Arifin Ilham memberikan informasi
yang baik.
Setelah mendengar ceramah Ustadz Arifin Ilham saya
merasa tenang.
Saya akan menjaga sikap baik setelah mendengar
ceramah Ustadz Arifin Ilham.
Saya akan membiasakan diri untuk menjalankan ibadah
setelah mendengar ceramah Ustadz Arifin Ilham.
Saya akan lebih menahan emosi setelah mendengar
ceramah Ustadz Arifin Ilham.
Dengan saya mendengarkan ceramah Ustadz Arifin
7
Ilham, saya dapat mengetahui mana yang dilarang dan
mana yang tidak dilarang.
8
9
10
11
Saya menyukai bahasa Ustadz Arifin Ilham yang
lembut.
Saya menyukai sikap Ustadz Arifin Ilham yang ramah.
Ustadz Arifin Ilham mengingatkan agar kita tidak
berbuat dosa dan menjalankan amal yang baik.
Saya akan berprasangka baik kepada orang lain setelah
mendengar ceramah Ustadz Arifin Ilham
Hasil angket pada skala Kognitif, Afektif dan Konatif
No
Jenis Kelamin
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
JUMLAH
1
Perempuan
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
45
2
Perempuan
5
4
4
3
2
4
4
3
3
3
2
40
3
Perempuan
5
4
4
4
3
3
4
4
2
4
4
43
4
Perempuan
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
49
5
Perempuan
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
52
6
Perempuan
5
4
4
2
4
4
2
4
4
5
3
44
7
Perempuan
4
4
5
4
4
3
5
5
4
5
4
49
8
Perempuan
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
3
43
9
Perempuan
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
5
48
10
Perempuan
4
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
54
11
Perempuan
5
4
5
4
5
4
5
5
4
4
5
52
12
Perempuan
4
5
3
3
4
1
5
5
3
3
5
46
13
Perempuan
5
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
45
14
Perempuan
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
55
15
Perempuan
3
5
5
5
5
2
5
5
4
5
4
49
16
Perempuan
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
48
17
Perempuan
4
4
3
4
3
4
4
4
3
2
4
41
18
Perempuan
5
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
46
19
Perempuan
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
5
53
20
Perempuan
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
57
21
Perempuan
4
4
5
4
4
3
5
5
4
5
5
50
22
Perempuan
4
4
4
4
3
2
3
4
3
2
1
35
23
Perempuan
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
47
24
Perempuan
5
4
2
4
4
4
2
4
4
5
4
44
25
Perempuan
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
45
26
Perempuan
5
4
4
4
3
2
3
4
3
2
4
41
27
Perempuan
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
52
28
Perempuan
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
47
29
Perempuan
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
55
30
Perempuan
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
48
31
Perempuan
5
5
5
5
5
4
5
4
2
4
4
52
32
Perempuan
5
4
4
4
4
2
4
4
3
5
5
47
33
Perempuan
5
4
4
4
4
2
4
4
3
5
5
47
34
Laki-laki
3
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
49
35
Laki-laki
4
4
5
4
5
4
5
5
4
3
5
50
36
Laki-laki
5
4
5
5
5
4
4
5
2
5
5
54
37
Laki-laki
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
52
38
Laki-laki
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
55
39
Laki-laki
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
4
52
40
Laki-laki
4
4
3
5
4
3
3
4
2
4
4
44
41
Laki-laki
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
5
46
42
Laki-laki
5
4
5
4
4
4
2
4
3
5
4
48
43
Laki-laki
4
4
4
5
5
4
5
4
3
2
4
47
44
Laki-laki
4
4
4
5
5
4
5
4
3
2
4
46
45
Laki-laki
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
50
46
Laki-laki
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
5
45
47
Laki-laki
5
4
2
2
2
4
2
4
2
4
4
40
48
Laki-laki
4
4
5
4
5
5
5
4
4
3
4
52
49
Laki-laki
5
4
4
4
4
4
5
4
4
3
3
48
50
Laki-laki
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
59
51
Laki-laki
5
4
5
5
4
4
4
5
4
3
4
51
52
Laki-laki
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
57
53
Laki-laki
4
4
5
5
5
5
5
4
4
3
4
51
54
Laki-laki
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
56
55
Laki-laki
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
47
56
Laki-laki
5
4
5
4
4
5
5
4
3
5
5
52
57
Laki-laki
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
58
58
Laki-laki
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
56
59
Laki-laki
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
55
60
Laki-laki
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
5
56
61
Laki-laki
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
59
62
Laki-laki
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
57
276
264
268
264
265
244
264
271
227
253
267
3061
Jumlah Item
Download